Arsitektur Post Modern Arsitektur Post Modern by Agung.S Arsitektur Post Modern Arsitektur Post modern pada tahun 1970-an mulai dikenal sebagai salah
|
|
- Agus Iskandar
- 1 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Arsitektur Post Modern Arsitektur Post Modern by Agung.S Arsitektur Post Modern Arsitektur Post modern pada tahun 1970-an mulai dikenal sebagai salah satu bentuk perkembangan gaya yang terbaru dalam seni. Gaya post modern seperti ini tidak hanya dikenal pada dunia arsitektur namun dikenal juga pada seni lainnya seperti seni lukis, patung, film, maupun seni tari. Antistesis dari modernisme merupakan isi dari post modern. Kedua hal tersebut sebenarnya sangat sulit dispisahkan seperti 2 buah mata uang logam dan memiliki sifat keterkaitan. Dalam sejarah, perkembangan modernisme merupakan titik awal yang mempengaruhi gaya post modernisme. Lebih lanjut, gerakan arsitektur post modernisme kini banyak mulai menjadi konsep awal beberapa bangunan unik yang terlihat seperti pada gambar diatas. Sangat atraktiv dan menarik untuk dipandang bukan? Secara bentuk, anda mungkin akan bertanya-tanya, mengapa bentuknya aneh seperti itu? Apa gak ribet masuk ruangannya? Dimana pintu masuknya dan sebagainya. Dari segi bentuk, hal inilah yang menjadi ciri tersendiri dalam gaya arsitektur post modern ini.
2 Arsitektur Post Modern Salah satu tokoh yang tidak asing tentang Post-Modern adalah Robert Venturi. Beliau adalah seorang arsitektur dan juga merupakan orang yang mengemukakan teooritisi awal dari konsep arsitektur post-modern. Dahulu hal ini dikemukakan melalui sebuah buku yang cukup terkenal dengan judul Complexity and Contradiction in Architecture pada tahun Dalam buku itu, beliau mengemukakan bahwa elemen gaya hibrida merupakan keutamaan dalam gaya ini dibandingkan suatu kemurnian. Selain itu, ia menilai suatu gaya post modern lebih mengutamakan inkonsistensi serta bentuk-bentuk distorsi dibandingkan bentuk-bentuk yang utuh. Selain beliau, seorang tokoh bernama Charles Jenks juga mengemukakan suatu gaya modernisme merupakan konsep yang bersisitem. Teorinya yaitu, ideologi adalah juga merupakan konsep yang dapat memberikan arahan dalam gaya ini. Dalam bentuk nyata, bangunan-bangunan dengan gaya ini akan memberikan simbolik tertentu yang sesuai dengan daerah masih maupun hal-hal lainnya. Gaya arsitektur ini merupakan gaya yang memberikan kebebasan secara luas, baik itu dari elemen apapun dalam desain arsitektur. Ingin bagun rumah minimalis? Baca artikel menarik tentang Gambar Denah Rumah Unik
3 Arsitektur Post Modern Salah satu tokoh yang tidak asing tentang Post-Modern adalah Robert Venturi. Beliau adalah seorang arsitektur dan juga merupakan orang yang mengemukakan teooritisi awal dari konsep arsitektur post-modern. Dahulu hal ini dikemukakan melalui sebuah buku yang cukup terkenal dengan judul Complexity and Contradiction in Architecture pada tahun Dalam buku itu, beliau mengemukakan bahwa elemen gaya hibrida merupakan keutamaan dalam gaya ini dibandingkan suatu kemurnian. Selain itu, ia menilai suatu gaya post modern lebih mengutamakan inkonsistensi serta bentuk-bentuk distorsi dibandingkan bentuk-bentuk yang utuh. Selain beliau, seorang tokoh bernama Charles Jenks juga mengemukakan suatu gaya modernisme merupakan konsep yang bersisitem. Teorinya yaitu, ideologi adalah juga merupakan konsep yang dapat memberikan arahan dalam gaya ini. Dalam bentuk nyata, bangunan-bangunan dengan gaya ini akan memberikan simbolik tertentu yang sesuai dengan daerah masih maupun hal-hal lainnya. Gaya arsitektur ini merupakan gaya yang memberikan kebebasan secara luas, baik itu dari elemen apapun dalam desain arsitektur. Ingin bagun rumah minimalis? Baca artikel menarik tentang Gambar Denah Rumah Unik
4 Teori Arsitektur Tantan tangan dalam am dunia arsite itektur dapat at diliha ihat dari prakte ktek dan karya arsite itektur itu sendir diri. i. Teori yang berkem kembang di dunia Arsite itektur berasa asal dari kritik tikan, penafs afsiran, dan deskripsi dari hasil pekerjaan yang telah dihasilkan ilkan dan berhasil membangun opini masyarakat sehingga timbul pemahaman baru. Dalam perkembangan dunia arsitektur, muncul aliran post modern yang meneka ekankan pada kunci domina inansi nsi persoa soalan tungga ggal, hal ini berbeda dengan arsite itektur modern yang bersif sifat formal malisme, dan gagasan an fungsi gsionalism isme, kebutuh tuhan pemecahan radikal dan ungkapan jujur bahan dan struktur. Seja jak pert rtengaha han tahu hun an, teor ori arsi sitektur bena nar-bena tela lah menj njadi interdisip disipliner ; bergantung pada kritis. is. Proyek perbaikan modernisme ini disajikan ikan sebagai pembuatan teori agenda baru untuk arsitektur, dilihat dari sudut pandang politik, etika, ilmu bahasa, estetika, dan fenomenologi. Teori dapat digolongkan menjadi beberapa pokok pikiran masalah berdasarkan subjeknya diantarany aranya : Preskript kriptif, if, proskriptif, if, Afirmati matif, atau Kritis. is. Yang kesemuanya itu berbeda dari sudut pandang deskriptif yang netral. Teori preskriptif menawarkan penjelasan baru mengenai masalah khusus yang berfungsi untuk uk menent entukan norma baru yang digunak unakan an sebaga agai pedoman dalam am prakte ktek. k. Jadi ini menaikan standart metode desain. Jenis ini dapat at bersifat kritis dalam situasi status quo. Sedangkan teori proskritif yang menawarkan keadaan standart apa yang dihindarkan dalam desain. Urbanisme dalam sudut pandang proskriptif didefinisikan tidak secara negatif tetapi lebih kepada pemeca ecahan atau pembel belajaran untuk uk mengat gatasi asi hal terseb sebut, contohny ohnya dengan menentukan zona fungsional. Seperti kode perencanaan kota untuk Seaside, Florida oleh Andreas Duany dan Elizabeth Plater Zyberk. Teori kritis menilai perkembangan dunia arsitektur dan hubungannya dengan masyarakat. Jenis tulisan yang berpolemik ini sering memiliki orientasi politik atau etika yang dinyatakan
5 untuk uk mendor dorong ong peruba ubahan. Teori kriti tis secara ideolo ologi didasa asarkan pada marxis xisme atau feminisme. Contoh yang bagus dari teori kritis adalah Critical Regionalisme karya arsitektur kennet neth Framp ampton yang mengus gusulkan ketaha ahanan terhada hadap homogen ogenisasi si lingku ngkungan ngan visual melalui tradisi bangunan lokal. Teori kritis bersifat spekulatif, mengandung pertanyaan dan terkadang utopia. Inti dari teori teori yang ada pokokny knya mengena genai masala alah pelaks aksanaan dan seni. Berasitektur dinyatakan sebagai cikal bakal seni bangunan yang halus. Hal ini sangat berbeda dengan prinsip ilmu matematika dan ilmu yang lainnya. Dilihat dari subjek dasar, prinsip dalam dunia arsitektur dapat digolongkan menjadi 5 point, diantaranya: 1. Arsitektur yang memiliki tingkatan mutu yang diharuskan oleh seorang arsitek dalam hal kepribadian, pendidikan, dan pengalaman. 2. Apresiasi arsitektur baik berupa seni maupun kesenangan sebagai salah satu kriteria arsitektur. 3. Teori desain atau metode konstruksi. Meliputi: teknik, bagian, jenis, bahan, dan prosedur unsur pokok. 4. contoh contoh senjata arsitektur, pemilihan, dan penyajian yang menyatakan sikap menulis terhadap sejarah. 5. Sikap tentang hubungan antara teori dan praktek. Pandangan yang tentang subyek pokok ini dinyat yatakan akan oleh arsite itektur Bernar nard Tschum humi. Bagi Tschum humi arsit itek bukanlah seni dan teori yang mengambarkan. Tulisannya menunjukan bahwa peran teori merupakan penafsiran dan propokasi. Jika teori harus membawa hasil sesuai dengan yang diperkirakan maka satu satunya teori yang dapat diterima Preskriptif atau Proskriptif. Kedua aspek dalil ini ditantang oleh para pembuat teori postmodern seperti Alberto Perez Gomez yang berpendapat bahwa kekuatan kritis dari proyek yang tidak dibangun untuk arsitektur kertas. Teori juga menyelamatkan hubungan arsitektur dengan alam paradikma pilosofi dan ilmiah sebagian besar telah membentuk
6 pandangan arsitektur tentang daerah aktifitas dimana alam menjadi pemandangan alam melalui upaya desainer. Pengertian Postmodern Postmodern adalah istilah yang memiliki arti yang berbeda dalam konteks yang berbeda, dilihat dari tiga sudut yakni: sebagai periode sejarah dengan hubungan khusus ke modern; sebagai golongan paradikma siknifikan untuk pertimbangan persoalan dan obyek budaya; sebagai kelompak tema. Postmodern dikenal sebagai kapitalisme akhir, kapitalisme multi nasional, masyarakat konsumen pada pertengahan tahun 1960-an tantangan terhadap ideologi gerakan modern dan terhadap arsitektur modern yang menurunkan nilai dipercepat serta berkembang biak sehingga dikenal sebagai kritik postmodern. Perusakan kompleks perumahan pruitti-igoe di St Louis misauri pada tahun 1972 secara luas diterima sebagai berakhirnya visi arsitektur modern. Lembaga teori di New York pada tahun dan Venice, keduanya menjalankan publikasi yang sangat banyak yang menawarkan program pengajaran, konfrensi, simposium, panel dan pameran hal tersebut juga dilakukan oleh Insitute Arcsitekture and Urban Studies (IAUS) di Manhattan. IAUS menerbitkan surat kabar Skyline dua jurnal, dan serangkaian buku dibawah terbitan opposition. Penekanan berat lembaga tersebut pada teori berkarakteristik post modern. Publikasi: Majalah, Jurnal Akademi, polemik. Respon lainnya terhadap arsitektur modern adalah berkembangnya literatur teoritis seperti majalah mandiri baru dan jurnal akademi. Disamping itu Venice institute, italia menghasilkan tiga majalah arsitek lain semuanya di cetak lotus, asabela, dan domus. Dua yang terakhir didirikan mulai tahun 1928 sedangkan lotus didirikan Selama sepuluh tahun ( ) para arsitek Denmark dibawah pengaruh Kopenhagen Henning Larsen yang menebitkan nordic magazine of architekture and art artikel wawancara dalam bahasa Denmark dan Inggris dilengkapi dengan Layout berukuran besar menggunakan desain grafis yang kuat dan ilustrasi. Postscrip merupakan sebuah puncak modernisasi yang membahas mengenai tata kota, tampak (fasade), hal yang menyangkut kebudayaan. Stern mengungkapkan bahwa arsitektur merupakan kombinasi dari respek budaya dan sejarah, dan merupakan sebuah fragmen dari
7 kontektualisasi. Pada tahun 1977 Charles jencks memaparkan akan bahasa Arsitektur Postmodern. Karena terbesit kata postmodern pada telinga para arsitek, maka sekelompok arsitek mengadakan sebuah konferensi yang membahas seluk beluk dari arsitektur modern. Tokoh dalam arsitektur modern yang dibahas antara lain Peter Eisenman, Michael Groves, Charles Gwathmey, John Hajduk,Richard Merier yang seringkali tenar dengan nama The New York Five, tetapi dari bahasan ini timbulah berbagai pendapat bahwa topik arsitektur modern yang diangkat merupakan suatu yang tidak membuat kehidupan semakin membaik, tetapi kehidupan berjalan sebagi mana mestinya. Perkembangan arsitektur menuju kearah yang lebih baik pada saat diadakannya pameran di New York museum Moma, pada pameran ini banyak karya arsitektur mulai dari sytle klasik, hirarki, poche, proporsi dan pameran transformasi yang dipaparkan oleh Charles Jenks. Kalimat postmodern dalam dunia arsitektur berarti suatu gaya kontemporer yang mengembalikan kembali aspek sejarah yang pernah hilang pada arsitektur modern. Paradigma arsitektur postmodern merupakan suatu fenomena, kecantikan, teori bahasa tubuh (semiotik, strukturalisme, poststrukturalisme dan dekonstruksi), marxism, dan feminism. PARADIGMA 1 : PHENOMENOLOGI - Aspek dari keteraturan akan menghasilkan suatu kebenaran dari teori arsitektur pada metode filosofi yang dikenal dengan nama phenomenologi, yang dapat diartikan sebagai suatu ancaman filosofis yang didasarkan atas kebiasaan postmodern melalui tempat, pandangan, pembuatan yang seringkali terlihat berlebihan dan sulit untuk diartikan. Phenomenologi mengkritik logika dari para ilmuwan yang dapat membawa aspek kemanusiaan. - Salah satu tokoh yang sangat ekstrim mengritik modernisasi ialah Heidengger, ia mengemukakan bahwa orang-orang pada era modern diangap tidak mampu merefleksikan hidupnya sebagai manusia. Nortberg-Schulz mengacu pada lingkungan dan karakter yang dimanifestasikan kedalam sebuah bangunan. Sedangkan Mies
8 mempunyai paradigma bahwa Tuhan merupakan sumber dari detail yang dibuat dalam desain arsitektural, karena setiap tatanan kehidupan dan sumber alam yang dihasilkan berasal dari Tuhan. - Peres Gomes mengemukakan akan konsep dari Heidengger yang memungkinkan orientasi keberadaan, pengenalan budaya, dan hubungan dengan sejarah. Phenomenologi terakhir disampaikan oleh Juhani Pallasmoa yang mengartikan arsitektur merupakan fisik dari ide yang dihasilkan yang meliputi persepsi, mimpi, memori yang terlupakan dan imajinasi. - Didalam uraian Francois Coli yang mengemukakan bahwa arsitektur merupakan suatu pemandangan yang tak nyata, yang nantinya akan diulas lebih lanjut melalui suatu pola pemikiran fisik, mistik, dan legenda. Menurut pendapat dari kelompok kami mengenai phenomonologi ialah: Phenomenologi merupakan sebuah konteks yang membicarakan mengenai arsitektur dalam kaitannya dengan segala keteraturan yang ada di alam. Keteraturan tersebut membentuk suatu pemaknaan yang menimbulkan berbagai macam filosofi, sebenarnya bila dikaji lebih mendalam unsur dari metafisika dapat masuk kedalam paradigma ini. Jadi konsep tersebut diatas phenomenologi menjadi suatu pegangan dalam proses perancangan. Mengenai ulasan phenomenologi ini yang mendasari asal mula ide tersebut muncul yang didasari oleh segala macam keseimbangan yang ada. Menurut kelompok kami dapat disimpulkan bahwa paradigma phenomenologi ini : - merupakan keterkaitan dengan tradisi masa lalu, yang dapat diartikan sebagai memorial - Tidak terbatas akan teori saja tetapi dapat menembus disiplin dari keilmuan. - Menunjukan makna bahwa adanya keberadaan manusia yang telah diabaikan oleh modernisasi.
9 Aplikasi bentukan : 1. Stone house oleh Gunther Domenig Bangunan ini memiliki suatu unsur yang tidak mempunyai kaitan dengan segala keteraturan yang ditimbulkan dari aspek phenomonologi. Hal ini dapat dilihat dari bentukan yang ada, kurang dirasakan adanya kesinambungan dengan lingkungan sekitar posisi bangunan terhadap lingkungan dan juga tidak terdapat unsur budaya dan sejarah yang melandasi perancangan. PARADIGMA 2 : AESTHETIC OF SUBLIME - Pada pembahasan ini lebih menampilkan akan artikulasi dari sebuah kategori oestetik yang penting pada periode postmodern. Untuk menuju titik yang radikal sejarah dari modernisasi, haruslah merombak teori aestetik secara utuh. Dalam teori aestetik tabula rasa dibahas mengenai polemic modernist beirisikan akan aplikasi antara ilmu dan desain yang saling terkait. Dalam arsitektur fragmentasi merupakan suatu hal yang sangat
10 penting dari sejarah modern karena mengandung suatu penolakan dari bentukan desain yang umumnya ada. - Dalam bukunya Robert Am Stern mengemukakan bahwa tubuh dari aliran clasic tidak mengarah pada politik dan moral, tetapi lebih mengarah pada bahasa. Dan bahasa clasic yang dipakai bukan merupakan sesuatu hal yang pasti tetapi haruslah dapat memberikan suatu kemurnian bentuk. Sedangkan menurut Aldo Rosi yang mengemukakan pendapatnya bahwa bangunan clasic memiliki sesuatu yang praktis. Menurut Pandangan kami terhadap sublisme ialah : Sublime dalam hal ini berbicara mengenai arsitektur gaya-gaya klasik yang dipadukan dengan unsur modern. Pada sublime ini terlihat akan perpaduan antara unsur klasik dengan modern dapat melalui ornamennya, dan yang terpenting ialah tidak meninggalkan tradisi sejarah secara utuh tetapi mengadopsikan hal tersebut pada bangunan, sublime juga berbicara mengenai keindahan / kecantikan dari bangunan. Aplikasi bentukan : 1. Single Family Residence Catalonia, Spanyol, Architect : Oscar Tusquets
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Neo Vernacular Architecture (Materi pertemuan 8) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Arsitektur
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
214 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. Kesimpulan VI.1.1. Esensi Arsitektur Frank Lloyd Wright Sebagai hasil proses indentifikasi ideologi, konsep dan metode Arsitektur Frank Lloyd Wright yang telah peneliti
Lebih terperinciPROSES BERARSITEKTUR DALAM TELAAH ANTROPOLOGI: Revolusi Gaya Arsitektur dalam Evolusi Kebudayaan
PROSES BERARSITEKTUR DALAM TELAAH ANTROPOLOGI: Revolusi Gaya Arsitektur dalam Evolusi Kebudayaan Mashuri Staf Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Arsitektur- Universitas Tadulako Abstrak Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam latar belakang ini, ada beberapa hal yang akan disampaikan penulis. hal tersebut terkait masalah yang diangkat. masalah atau isu yang diangkat tentunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara. yang Berhubungan dengan Arsitektur.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Deskripsi Proyek Judul : Topik : Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara Ekspresionisme Tema : Pengolahan Bentuk Kampus yang Ekspresif dalam Menaungi Kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Kusrianto, Adi Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset halaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Sejarah Perkembangan Desain Komunikasi Visual di Dunia Pada awalnya, media desain grafis hanya terbatas pada media cetak dwi matra. Namun, seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciMUSEUM BUDAYA DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan zaman menjadi salah satu faktor munculnya teknologi baru dalam segala bidang. Beberapa teknologi dibuat karena adanya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah kualitatif eksploratif, yakni penelitian yang menggali makna-makna yang diartikulasikan dalam teks visual berupa film serial drama
Lebih terperinciBAB II ORISINALITAS (STATE OF THE ART)
BAB II ORISINALITAS (STATE OF THE ART) Kajian tentang poin State of the Art merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu proses penulisan karya ilmiah, mengingat bahwa di poin State of the Art inilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti keahlian, namun pada perkembangannya seni juga dapat diartikan sebagai sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang 1.1.1. Latarbelakang Pengadaan Proyek Perkembangan negara Jepang yang sangat maju dalam waktu yang singkat merupakan titik pandang tersendiri baik bagi dunia Barat
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada dasarnya manusia hidup di dunia harus memenuhi lima kebutuhan pokok untuk bertahan hidup, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dari jaman dahulu komunikasi merupakan salah satu aktifitas yang terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya komunikasi dapat memberikan suatu informasi
Lebih terperincimemiliki lokalitas kuat, yaitu kedekatannya dengan alam dan arsitektur asli Amerika (antara lain rumah pertanian, padang rumput dan memori peradaban
2 memiliki lokalitas kuat, yaitu kedekatannya dengan alam dan arsitektur asli Amerika (antara lain rumah pertanian, padang rumput dan memori peradaban suku Indian) dan hidup dalam masa transisional menuju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PUSAT PENDIDIKAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL MODERN DI YOGYAKARTA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Latar Belakang Pusat Pendidikan Desain Komunkasi Visual Modern di Yogyakarta Desain Komunikasi Visual atau sering disingkat DKV semakin luas dikenal oleh masyarakat.
Lebih terperinciMODUL-1 TOPIK-2 PERAN ARSITEK DALAM TIAP TAHAPAN PROYEK PROYEK ARSITEKTUR DAN JASA ARSITEK. Lanjutan...
Lanjutan... MODUL-1 PROYEK ARSITEKTUR DAN JASA ARSITEK http://hotpulsa.page.tl/1.htm TOPIK-2 PERAN ARSITEK DALAM TIAP TAHAPAN PROYEK Dr. Cut Nuraini, ST., MT. Architecture Program, Institut Teknologi Medan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini kata modern merupakan kata yang tidak asing lagi didengar, terutama dalam dunia arsitektur. Hal ini yang kemudian memunculkan sebuah arsitektur yang disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Orde post-modern, dalam gagasan estetiknya, tengah melumrahkan atau secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Orde post-modern, dalam gagasan estetiknya, tengah melumrahkan atau secara tegas bahkan memang sedang mempersilahkan agar setiap karya seni hendaknya memiliki atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas
Lebih terperinciKesalahan Umum Penulisan Disertasi. (Sebuah Pengalaman Empirik)
Kesalahan Umum Penulisan Disertasi (Sebuah Pengalaman Empirik) Setelah membimbing dan menguji disertasi di sejumlah perguruan tinggi selama ini, saya memperoleh kesan dan pengalaman menarik berupa kesalahan-kesalahan
Lebih terperinciPENDEKATAN LAPANG Strategi Penelitian
PENDEKATAN LAPANG Strategi Penelitian Penelitian tentang karakteristik organisasi petani dalam tesis ini sebelumnya telah didahului oleh penelitian untuk menentukan klasifikasi organisasi petani yang ada
Lebih terperinciIII. DATA PERANCANGAN A. Kelompok Data berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Media cetak adalah sebuah media yang memiliki fungsi sebagai penyampaian informasi yang memiliki manfaat dan terkait
Lebih terperinciBAB III ELABORASI TEMA
BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Tema Perancangan Metafora Layang layang 3.1.1 Tinjauan Teoritis Tentang Metafora Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu melalui persamaan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Pertama, poligami direpresentasikan oleh majalah Sabili, Syir ah dan NooR dengan
BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Hasil analisa wacana kritis terhadap poligami pada media cetak Islam yakni majalah Sabili, Syir ah dan NooR ternyata menemukan beberapa kesimpulan. Pertama, poligami direpresentasikan
Lebih terperinciILMU, TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ARSITEKTUR. PENGANTAR ARSITEKTUR Minggu ke - 3
ILMU, TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ARSITEKTUR PENGANTAR ARSITEKTUR Minggu ke - 3 ILMU, TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ARSITEKTUR Hingga kini masih banyak ragam pandangan yang berbeda-beda tentang arsitektur. Keragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi pikiranya kepada orang lain. Bahasa memiliki komponen penting yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan suatu hal yang sangat penting bagi masyarakat. Dengan bahasa seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain, serta menyampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan informasi di era globalisasi ini, komunikasi menjadi sebuah kegiatan penting. Informasi sangat dibutuhkan dalam mendukung
Lebih terperinciPAMERAN ARSITEKTUR INTERNASIONAL VENICE BIENNALE 2014 ARCHITECTURE INTERNATIONAL EXHIBITION VENICE BIENNALE 2014
PAMERAN ARSITEKTUR INTERNASIONAL VENICE BIENNALE 2014 ARCHITECTURE INTERNATIONAL EXHIBITION VENICE BIENNALE 2014 PAVILIUN INDONESIA KETUKANGAN: KESADARAN MATERIAL, BAWAH SADAR ARSITEKTURAL INDONESIA PAVILION
Lebih terperinciPERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK
31 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 31-36 PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK Fadhil Hikmawan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada fadhil_hikmawan@rocketmail.com
Lebih terperinciBAB 3 TINJAUAN KHUSUS TEMA
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS TEMA 3.1 Alasan Pemilihan Tema Rencana pengembangan suatu bangunan atau suatu site, tentu tidak akan dengan begitu saja merubah secara keseluruhan baik fisik bangunan atau keadaan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar
1 1. Pengantar Perkuliahan 1.1. Materi Pokok Studio Perancangan Arsitektur 6 Mahasiswa dapat menguraikan materi tugas perancangan arsitektur 4, yaitu : fungsi kegiatan mejemuk dan komplek dalam suatu kawasan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan
25 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penciptaan Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu untuk browsing internet atau menonton televisi dan film-film yang cenderung menampilkan
Lebih terperinciBAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Data Berkaitan Fungsi Produk Rancangan Buku sumber bahan ajar adalah sarana untuk mendukung penyampaian materi pembelajaran. Buku sumber bahan ajar dapat berbagai
Lebih terperinciKARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS
KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciValiditas Posisi Yang Dimiliki Arsitektur
Validitas Posisi Yang Dimiliki Arsitektur NELSON SIAHAAN Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Terjadi fenomena yang menarik berkaitan dengan kualitas arsitektur dalam dekade terakhir ini
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan
533 BAB VI KESIMPULAN A. Kesimpulan Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan sebagai landasan relasi manusia-tuhan-alam semesta.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transformasi dalam arsitektur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Transformasi dalam arsitektur Transformasi dalam arsitektur bukanlah hal baru karena selalu berkait dengan masalah klasik tentang pembentukan citra lingkungan.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Arsitektur Post Modern (Materi pertemuan 2)
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Arsitektur Post Modern (Materi pertemuan 2) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Arsitektur post
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kreativitas Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda sesuai sudut pandang masing-masing. Menurut Semiawan kreativitas adalah suatu kemampuan untuk
Lebih terperinciPersepsi Desain Grafis
ST3 Telkom Persepsi Desain Grafis S. Thya Safitri, MT Kawasan Pendidikan Telkom - Purwokerto Point Penting: Sebuah desain akan sukses apabila dipadukan dengan kombinasi. Kombinasi yang bagus tersebut adalah
Lebih terperinciPENERAPAN CIRI-CIRI ARSITEKTUR POSTMODERN PADA BANGUNAN MUSEUM TSUNAMI ACEH
TEORI ARSITEKTUR 2 PENERAPAN CIRI-CIRI ARSITEKTUR POSTMODERN PADA BANGUNAN MUSEUM TSUNAMI ACEH NUR KHOIRATRI DEWI I0212061 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asep Saeful Ulum, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alasan rasional dan esensial yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini di antaranya berdasarkan pada dua hal utama, yaitu 1) Opini masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dapat merubah pola hidup manusia maupun nilainilai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dapat merubah pola hidup manusia maupun nilainilai suatu budaya. Seseorang dapat dengan mudah memperoleh sesuatu yang ada dipikirannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya. Terlebih lagi jika ingin mendalami segala sesuatu yang berkaitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Makanan adalah salah satu kebutuhan yang pokok untuk memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya jika semua orang dapat memiliki kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda KONSERVASI PARTISIPASI KOMUNITAS SUNDA TAMAN BUDAYA SUNDA METODE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, kehidupan manusia semakin berkembang dan semakin majunya juga perkembangan teknologi yang diciptakan manusia, membuat pola
Lebih terperinciBAB III GAGASAN BERKARYA
BAB III GAGASAN BERKARYA 3.1 Tafsiran Tema Karya untuk Tugas Akhir ini mempunyai tema besar Ibu, Kamu dan Jarak. Sebuah karya yang sangat personal dan dilatar belakangi dari pengalaman personal saya. Tema
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN Definisi Buku
BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1. Definisi Buku Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Oxford Dictionary, buku adalah hasil
Lebih terperinciPUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK DIAJUKAN OLEH: IGNASIUS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan anekaragam budayanya, seperti tatakrama, pola hidup yang
Lebih terperinci79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)
627 79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) A. Latar belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar
Lebih terperinci59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)
487 59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan Rumah Susun pekerja ini menggunakan metode secara kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks permasalahan yang ada secara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Institut Seni
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Institut Seni Malang ini menggunakan metode perancangan yang berisi penjelasan secara deskriptif mengenai langkah-langkah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan peneliti berusaha menguraikan makna teks dan gambar dalam
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian, peneliti menggunakan paradigma kritis. Hal ini dikarenakan peneliti berusaha menguraikan makna teks dan gambar dalam
Lebih terperinciSkripsi Museum Keroncong
III.1 Pengertian Metafora BAB III TINJAUAN KHUSUS Dalam bidang arsitektur, metafora berarti mengumpamakan bangunan sebagai sesuatu yang lain. Cara menampilkan perumpamaan tersebut adalah dengan memindahkan
Lebih terperinciDesain Grafis Untuk Media Promosi Pada Nusantara English Centre
Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Desain Grafis Untuk Media Promosi Pada Nusantara English Centre Maimunah 1), Yusuf Hadi 2), Sartim 3) STMIK Raharja Jl.
Lebih terperinciDESAIN LOGO. TEKNIK DESAIN LOGO Mulok TKJ: COREL DRAW GRAPHIC SUIT
DESAIN LOGO A. Tahapan-Tahapan Dalam Desain Logo Ada beberapa kriteria membuat sebuah logo untuk desainer logo pemula maupun sekedar menambah wawasan untuk desainer logo yang berpengalaman. Pada kenyataannya
Lebih terperincipendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Salah satu pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini banyak penelitian yang dilakukan, baik
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Metode perancangan ini banyak penelitian yang dilakukan, baik menggunakan metode penelitian yang bersifat analisa kuantitatif-korelatif, yaitu mencari
Lebih terperinciBAB III: TINJAUAN KHUSUS
BAB III: TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Metafora Dalam bidang arsitektur, metafora berarti mengumpamakan bangunan sebagai sesuatu yang lain. Cara menampilkan perumpamaan tersebut adalah dengan memindahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya, matematika merupakan induk dari ilmu pengetahuan lain dan sekaligus berperan untuk membantu perkembangan ilmu tersebut (Suherman, 2012).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek Gambar 1.1. Diagram Kebutuhan Maslow
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Ketika kita mendengar kata atau istilah Seni Rupa, hal pertama yang terniang di benak kita adalah aktifitas menggambar. Padahal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu disiplin ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam kehidupan dan kehadirannya sangat terkait erat dengan dunia pendidikan adalah Matematika.
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I A. Latar Belakang Penelitian Tingkat apresiasi masyarakat tumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti rutinitas dari kegiatan Seni Rupa ditengah masyarakat dan pendidikan Seni
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar, Fungsi dan Tujuan Sistim Pendidikan Nasional Tahun 2003 pada pasal 3 yang dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Pengertian Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul 1.1.1. Pengertian Galeri Pengertian dari kata Galeri berdasarkan KBBI ga le ri /n ruangan atau gedung tempat memamerkan benda atau karya seni dsb. Sedangkan menurut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu kehidupan, bentuk materi maupun non-materi mengalami sebuah siklus perubahan yang natural terjadi dalam segala aspek kehidupan yang mencakup mulai dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah bentuk tiruan kehidupan yang menggambarkan dan membahas kehidupan dan segala macam pikiran manusia. Lingkup sastra adalah masalah manusia, kehidupan
Lebih terperinciPeningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli
Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan paradigma kritis. Paradigma kritis menyajikan serangkaian metode dan perspektif yang memungkinkan untuk
Lebih terperinciBAB VIII PENUTUP. Bab ini memuat simpulan dari pembahasan masalah-masalah pokok yang
BAB VIII PENUTUP Bab ini memuat simpulan dari pembahasan masalah-masalah pokok yang telah disajikan pada Bab V, Bab VI, dan Bab VII. Pada bab ini juga dicantumkan saran yang ditujukan kepada Pemerintah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan
I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan Perancangan desain produk furnitur rak buku dengan gaya pop art, furnitur yang dibuat ialah furnitur rak buku dengan menampilkan berbagai macam
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. Proses kajian yang digunakan dalam merancang Green Park Mall di
BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Proses dan Metode Umum Proses kajian yang digunakan dalam merancang Green Park Mall di Gresik dilakukan dengan metode penelitian yang bersifat analisa kuantitatifkorelatif,
Lebih terperinciHOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah :
BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Pengertian Tema Pengertian Ekspresi, adalah : Ungkapan tentang rasa, pikiran, gagasan, cita-cita, fantasi, dan lain-lain. Ekspresi merupakan tanggapan atau rangsangan atas
Lebih terperinciREPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI
REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI Analisis Semiotika John Fiske pada Tayangan TVC Tri Always On versi Perempuan SKRIPSI Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Adapun jenis penelitiannya peneliti menggunakan jenis analisis semiotik dengan menggunakan model Semotika Halliday.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari proses belajar mengajar di sekolah, sebab sekolah. Dalam pembelajaran atau proses belajar mengajar di sekolah
14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan proses pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari proses belajar mengajar di sekolah, sebab sekolah merupakan salah satu pelaksana pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Kajian perancangan dalam seminar ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau uraian secara sistematis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah komunikasi dalam konteks pedagogi adalah hal yang penting karena ketika proses pembelajaran berlangsung didalamnya terdapat interaksi antara guru dengan siswa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu Universitas terkemuka di Indonesia serta termasuk ke dalam lima besar Universitas terbaik seindonesia, terletak di provinsi
Lebih terperinci2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi seni adalah sebagai media komunikasi, dimana dalam setiap unsur seni memiliki pesan yang ingin dikomunikasikan kepada penikmatnya, baik tersirat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Akhir-akhir ini dunia hobi sangat berkembang pesat di kota-kota besar Indonesia, termasuk di kota Jogjakarta. Salah satu hobi yang berkembang saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra adalah sebuah karya imajiner yang bermedia bahasa dan memiliki nilai estetis. Karya sastra juga merupakan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran bagi manusia sangat penting karena dengan dilakukannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan negara-negara lain di dunia, tak terkecuali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Saat ini, informasi menjadi kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat modern. Informasi bisa didapatkan dari berbagai macam bahan atau sumber, salah satunya adalah buku
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian ini menggunakan pendekatan kritis melalui metode kualitatif yang menggambarkan dan menginterpretasikan tentang suatu situasi, peristiwa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Keadaan Museum di Indonesia Keberadaan museum di dunia dari zaman ke zaman telah melalui banyak perubahan. Hal ini disebabkan oleh berubahnya fungsi dan tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Melalui pendidikan, manusia mendapatkan pembelajaran secara kognitif, afektif dan psikomotor yang kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai budaya terdapat di Indonesia sehingga menjadikannya sebagai negara yang berbudaya dengan menjunjung tinggi nilai-nilainya. Budaya tersebut memiliki fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2014 lalu merupakan tahun yang cukup penting bagi perjalanan bangsa Indonesia. Pada tahun tersebut bertepatan dengan dilaksanakan pemilihan umum yang biasanya
Lebih terperinci