PAMERAN ARSITEKTUR INTERNASIONAL VENICE BIENNALE 2014 ARCHITECTURE INTERNATIONAL EXHIBITION VENICE BIENNALE 2014
|
|
- Yandi Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PAMERAN ARSITEKTUR INTERNASIONAL VENICE BIENNALE 2014 ARCHITECTURE INTERNATIONAL EXHIBITION VENICE BIENNALE 2014
2 PAVILIUN INDONESIA KETUKANGAN: KESADARAN MATERIAL, BAWAH SADAR ARSITEKTURAL INDONESIA PAVILION CRAFTSMANSHIP: MATERIAL CONSCIOUSNESS, ARCHITECTURAL UNCONSCIOUS
3 Tema Fundamentals. Absorbing Modernity:
4 Tema Kami ingin negara-negara peserta pameran untuk menanggapi satu tema Absorbing Modernity: dan menunjukkan, dengan caranya masingmasing, proses terkikisnya karakter nasional karena diadopsinya sifat universal sebuah bahasa modern yang melahirkan sebuah repertoar tunggal dari kancah tipologi yang beraneka ragam.
5 Tema Siapakah kita dalam sejarah (arsitektur)? Bagaimana bentuk persinggungan dengan modernitas yang terjadi? Apakah benar modernitas mengikis karakter (arsitektur) nasional kita? Apakah kita memiliki karakter (arsitektur) nasional? Apa yang fundamental dalam perjalanan seratus tahun arsitektur di Indonesia yang berurusan dengan modernitas?
6 Konsep Modernitas datang di Indonesia dengan wajah penjajah. Sejak itu, Indonesia seperti berada dalam rumah kaca, di mana polemik tentang identitas adalah sesuatu yang selalu membayangi.
7 Konsep Ketika memandang Indonesia, kita berpikir tentang dunia Barat, dan begitu pula sebaliknya. Benedict Anderson (dalam The Spectre of Comparisons) mengambarkannya sebagai "kesadaran ganda yang baru dan resah," a new, restless double-consciousness. Kesadaran kebangsaan (nationhood) bermula dari situ.
8 Konsep Tapi yang terjadi hari demi hari adalah praxis yang tidak sepenuhnya mengikuti gagasan mengenai identitas dan tak bisa dibatasi oleh proyek-proyek pengukuhan identitas. Dalam hal ini, arsitektur merupakan contoh yang baik.
9 Konsep Praxis menunjukkan tidak semua hal mengikuti kehendak, menolak, atau mengadopsi modernitas. Ide dan rencana yang dirumuskan dengan sadar pada akhirnya dibentuk oleh proses yang tak bisa diperhitungkan, bahkan sebelumnya tak disadari.
10 Konsep Dalam pengalaman kerja arsitektur Indonesia ada yang bisa kita sebut "the architectural unconscious." Yaitu: "KETUKANGAN".
11 Konsep Dalam sejarahnya, "ketukangan" yang merupakan proses kerja para tukang (artisan) tidak jarang berkembang menjadi "kekriyaan" (craftmanship). Kerja yang dilakukan dengan tubuh dan tangan yang berbeda dengan kerja mendesain berkembang menjadi kerja yang bersifat canggih.
12 Konsep Richard Sennett dalam The Craftsman: "Kekriyaan," atau dalam cakupan yang lebih luas ketukangan, ditandai oleh komitmen untuk mengerjakan sesuatu sebaik-baiknya. Artinya "ketukangan" tidak terbatas pada ketrampilan kerja tangan. "Ketukangan", bahkan juga "seni" (fine arts) dan juga arsitektur, merupakan campuran (hibriditas) antara berbagai jenis kerja tetapi tetap dengan dasar "kesadaran material".
13 Konsep Kesadaran material, atau "material conciousness": Kesadaran bekerja melalui dan dengan perkakas yang ada pada kita. Dengan kata lain, kesadaran seorang craftsman untuk menghasilkan sesuatu yang berkualitas disertai kepekaan kepada apa yang terpaut dengan perkakas itu. Artinya kepekaan kepada tenaga manusia, bahan, lingkungan alam, dan semua yang konkrit, berubah, dan majemuk.
14 Konsep Dalam perjalanan sejarah arsitektur Indonesia yang tak bisa menghindar dari gulungan modernitas, ketukangan merupakan jalan alternatif ke arah memanusiakan kembali kerja yang menjadi terasing karena kapitalisme. Kita tahu, dalam kapitalisme, kerja bukanlah kesenangan, melainkan komoditi. Di sinilah ketukangan merupakan jawaban ekonomis, estetis, bahkan etis terhadap materialitas.
15 Konsep Ketukangan bukan saja hal yang fundamental dalam wacana modernitas dan arsitektur saat ini tapi juga adalah masa depan kita. Hanya melalui keterlibatan yang mendalam terhadap budaya material (material culture), sebuah pemahaman yang lebih baik mengenai bagaimana kita menproduksi sesuatu, kita dapat menjadi lebih sadar akan dampak dan pengaruh dari apa yang kita hasilkan terhadap manusia, lingkungan hidup dan kehidupan kita secara menyeluruh.
16 Konsep Dengan ketukangan, arsitektur di era modern memiliki kesempatan untuk memperbaiki keretakan antara manusia dan alam, tidak hanya sebagai pengguna namun sebagai subyek aktif yang mencipta dan membuat.
17 Denah Instalasi yang kami desain adalah representasi dari rumah kaca, sebuah kritik terhadap konstruksi identitas. Karakter kaca yang opasitasnya bisa berubah dari transparansi ke refleksi, tergantung dari intensitas cahaya di kedua sisinya, memungkinkan the ambiguity of seeing; dipandang juga memandang, dan memandang ke luar juga ke dalam.
18 Referensi Instalasi akan berupa kotakkotak kaca transparan yang dipisahkan oleh kolam-kolam refleksi.
19 Referensi
20 Potongan Pada bidang-bidang dindingnya akan diproyeksikan gambar, teks, dan video tentang segala aspek ketukangan, sebuah praxis yang dalam setiap kondisi adalah tanggapan yang kreatif, kadang subversif, terhadap modernitas. Potongan A-A Potongan C-C Potongan D-D
21 Referensi Bidang yang menyusun kotakkotak kaca adalah Hollographic Projection Screen, bidang proyeksi yang tetap dapat mempertahankan transparansinya, tanpa mengurangi kualitas gambarnya. Proyeksi gambar, teks, dan video diatur dalam interval tertentu sehingga batas ruang visual terus menerus berubah. Ada juga masa-masa jeda, di mana kotakkotak kaca dibiarkan transparan, dan gambar-gambar atau video justru disorotkan pada bidangbidang dinding yang jauh.
22 Referensi Warna dasar seluruh ruang adalah abu-abu tua untuk memberi kontras pada proyeksi. Air yang memisahkan kotakkotak kaca akan memberi gema visual bagi tiap gambar yang diproyeksikan.
23 Referensi
24 Diagram Pembagian Era Melampaui Batas Peran dan Identitas Ragam Peran Dan Peluang Monumen-monumen Kecil Bagi Bangsa Kami menyusun paparan tentang Ketukangan tersebut dalam periodisasi kesejarahan, seperti tema biennale yang akan datang, meskipun dalam hal Ketukangan waktu bersifat relatif, tidak deterministik Arsitek Belanda, Tukang Hindia Prolog: Ketukangan Pemaparan mengenai masingmasing periode, akan diproyeksikan ke bidang horisontal (lantai/air), sementara ketukangan secara spesifik akan diproyeksikan ke bidang-bidang vertikal penyusun kotak-kotak kaca.
25 Periode Pertama
26 Periode Kedua
27 Periode Ketiga
28 Periode Keempat
29 Storyboard
30 Storyboard
31 Storyboard
32 Sekuens
33 Perspektif
34 Perspektif
35 Perspektif
36 Perspektif
37 Perspektif
38 Perspektif
39 Simulasi Kami mencoba membuat satu simulasi dari paparan dalam satu rumah kaca dalam bentuk yang sangat sederhana. Tapi sebelumnya, kami akan menunjukkan dua video yang kami jadikan rujukan dan gambaran tentang bagaimana gambar-gambar dan video pada instalasi kami nantinya.
40
41 Simulasi
42 Simulasi
43 TERIMA KASIH
k etukangan kesadaran material bawah sadar arsitektural Ketukangan Kesadaran Material, Bawah Sadar Arsitektural
k etukangan kesadaran material bawah sadar arsitektural Modernitas datang di Indonesia dengan wajah penjajah. Sejak itu, sejarah bicara dalam suara sumbang, dengan kaca cembung. Meminjam metafor Pramoedya
Lebih terperincik etukangan kesadaran material bawah sadar arsitektural Ketukangan Kesadaran Material, Bawah Sadar Arsitektural
k etukangan kesadaran material bawah sadar arsitektural Ketukangan Kesadaran Material, Bawah Sadar Arsitektural KETUKANGAN: KESADARAN MATERIAL, BAWAH SADAR ARSITEKTURAL Modernitas datang di Indonesia dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Persoalan identitas, baik itu yang bersifat kolektif atau personal, telah menjadi isu penting dalam perdebatan yang dimunculkan oleh teori posmodern. Ideologi-ideologi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ARSITEKTUR II
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Neo Vernacular Architecture (Materi pertemuan 8) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Arsitektur
Lebih terperinciSimbol dan Repetisi bersama Albert Yonathan Febrina Anindita (F) berbincang dengan seniman Albert Yonathan (A)
Simbol dan Repetisi bersama Albert Yonathan Febrina Anindita (F) berbincang dengan seniman Albert Yonathan (A) Dikenal sebagai seniman perwakilan Indonesia di Venice Biennale 2013, Albert Yonathan menunjukkan
Lebih terperinciPatung dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia
Patung dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia Anusapati SENI PATUNG DALAM WACANA SENI RUPA KONTEMPORER INDONESIA 1* Anusapati Patung dan aspek-aspek utamanya Di dalam ranah seni klasik/tradisi, pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuntutan atau permintaan pihak pemberi tugas. Tahapan perencanaan yang. kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing.
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Perencanaan interior merupakan proses kreatif menciptakan elemen elemen pembentuk ruang, pengisi ruang dan perlengkapan lain agar mempunyai fungsi bagi kegiatan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengarang untuk memperkenalkan kebudayaan suatu daerah tertentu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya sastra merupakan suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Werren dan Wellek, 2014:3). Sastra bisa dikatakan sebagai karya seni yang bersifat
Lebih terperinciThreshold Space sebagai Pendekatan Desain Ruang Terbuka di Kawasan Kota Tua Jakarta
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Threshold Space sebagai Pendekatan Desain Ruang Terbuka di Kawasan Kota Tua Jakarta Steven Nio (1), Julia Dewi (1) stevennio93@gmail.com, julia.dewi@uph.edu (1) Arsitektur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Olahraga dapat menjadi batu loncatan sebagai pemersatu bangsa, daerah dan negara lainnya, baik di dalam skala nasional maupun internasional. Dalam setiap skala, negara-negara
Lebih terperinciBAB I GALERI SENI RUPA DI YOGYAKARTA
BAB I GALERI SENI RUPA DI YOGYAKARTA A. Latar Belakang 1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Dalam sejarah kehidupan manusia seni atau karya seni sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. kebutuhan akan seni
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS
SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS Pertemuan Ke Sub dan TIK 1 1. Pengantar Perkuliahan 1.1. Materi Pokok Studio Perancangan Arsitektur 2 Mahasiswa dapat menguraikan materi
Lebih terperinciFungsi Apresiasi dan Kritik dalam Pendidikan Seni Rupa
Kegiatan Pembelajaran 3 Fungsi Apresiasi dan Kritik dalam Pendidikan Seni Rupa A. Apresiasi dalam Pendidikan Seni Rupa Salah satu aspek pembelajaran yang cukup penting dalam pendidikan seni rupa adalah
Lebih terperinci1.1 GAMBAR SEBAGAI BAHASA TEKNIK
PENDAHULUAN 1.1 GAMBAR SEBAGAI BAHASA TEKNIK Walaupun orang di seluruh dunia berbicara dengan bahasa yang berbeda-beda, suatu bahasa gambar yang umum telah ada sejak awal waktu. Bentuk tulisan yang paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
Lebih terperinciHOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah :
BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Pengertian Tema Pengertian Ekspresi, adalah : Ungkapan tentang rasa, pikiran, gagasan, cita-cita, fantasi, dan lain-lain. Ekspresi merupakan tanggapan atau rangsangan atas
Lebih terperinciBAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN
BAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN A. Objek Bahasan 1. Objek materi Filsafat Indonesia ialah kebudayaan bangsa. Menurut penjelasan UUD 1945 pasal 32, kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang
Lebih terperinciKotak 0. Bidang 2 Video, 3 m x 1,6875 m. Bidang 1 Video (slide & teks) 3 m x 1,6875 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 60 detik Magic/ intelligent glass
Kotak 0 Video (slide & teks) 3 m x 1,6875 m Proyeksi 3 x 60 detik, jeda 60 detik Magic/ intelligent glass Gagasan instalasi dan sudut pandang djelaskan lewat teks dan grafis: mengenai ketukangan, kaca,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gereja merupakan bangunan ibadat umat kristiani yang mewadahi kegiatan spiritual bagi jemaatnya. Berbagai bentuk desain gereja telah tercipta sejak berabad-abad silam
Lebih terperinciDAFTAR ISI. R. Arry Swaradhigraha, 2015 MUSEUM SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DI BANDUNG
v DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL TUGAS AKHIR... PENGESAHAN... PERNYATAAN... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR DIAGRAM... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciMemahami Gagasan Primitive Future
Memahami Gagasan Primitive Future Bagi Sou Fujimoto, seorang arsitek muda Jepang, alam selalu hadir dan menjadi bagian dari lingkungan dimana kita berpijak. Manusia membuat segala sesuatu untuk mempermudah,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah sesuatu yang tidak dipisahkan dari negara Indonesia yang terkenal akan keanekaragamannya. Keanekaragaman ini menjadi unsur perekat kesatuan dan persatuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini kata modern merupakan kata yang tidak asing lagi didengar, terutama dalam dunia arsitektur. Hal ini yang kemudian memunculkan sebuah arsitektur yang disebut
Lebih terperinciBAB VIII PENUTUP. Bab ini memuat simpulan dari pembahasan masalah-masalah pokok yang
BAB VIII PENUTUP Bab ini memuat simpulan dari pembahasan masalah-masalah pokok yang telah disajikan pada Bab V, Bab VI, dan Bab VII. Pada bab ini juga dicantumkan saran yang ditujukan kepada Pemerintah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN LITERATUR
BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Pengertian Pelestarian Filosofi pelestarian didasarkan pada kecenderungan manusia untuk melestarikan nilai-nilai budaya pada masa yang telah lewat namun memiliki arti penting
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur proses pengadaan barang/jasa yang dibiayai oleh APBN/APBD.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan arsitektur di Eropa sedikit banyak memberikan pengaruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan arsitektur di Eropa sedikit banyak memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan arsitektur di dunia maupun di Indonesia sendiri. Indonesia
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar
1 1. Pengantar Perkuliahan 1.1. Materi Pokok Studio Perancangan Arsitektur 6 Mahasiswa dapat menguraikan materi tugas perancangan arsitektur 4, yaitu : fungsi kegiatan mejemuk dan komplek dalam suatu kawasan
Lebih terperinciBAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN
BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis. Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya. Hal itu di awali
Lebih terperinciTEKNIK KOMUNIKASI ARSITEKTURAL TEKNIK MEMBACA GAMBAR BANGUNAN PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR 2015
TEKNIK KOMUNIKASI ARSITEKTURAL TEKNIK MEMBACA GAMBAR BANGUNAN PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR 2015 A. PENGANTAR UMUM PENJELASAN ISTILAH-ISTILAH PENTING TENTANG CARA MEMBACA GAMBAR BANGUNAN: 1. CARA ARTINYA
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan
116 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis semiotika dengan unsur tanda, objek, dan interpretasi terhadap video iklan pariwisata Wonderful Indonesia episode East Java, serta analisis pada tiga
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA
BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA 3.1 Tema dan Penggayaan Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia merupakan sebuah sarana yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan
160 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarlan pemaparan dari Bab II, III, dan IV, penelitian ini bermuara pada kesimpulan, yaitu: Pertama, konsep dasar arsitektur postmodernisme adalah membangkitkan kembali
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan
BAB III TINJAUAN PUSTAKA Dalam Bab III, Tinjauan Pustaka, penulis akan menerangkan tentang penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan dengan pembuatan design 3D interior
Lebih terperinciKata Kunci: Teknologi Simulasi, Simulasi Desain, Realitas Virtual, Citra, Posrealitas.
DESAIN DENGAN CITRA SIMULASI, SEBUAH INTEGRASI TEKNOLOGI SECARA ESTETIK Oleh I Gede Mugi Raharja Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar ABSTRAK Sejak
Lebih terperinciISLAMIC CENTER DI TUBAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBOLISM YANG BERFILOSOFI ISLAM LAPORAN TUGAS AKHIR
ISLAMIC CENTER DI TUBAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBOLISM YANG BERFILOSOFI ISLAM LAPORAN TUGAS AKHIR DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK MEMPEROLEH GELAR S-1 JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR Diajukan
Lebih terperinciARS-401 Perancangan Arsitektur 5
Satuan Acara Pembelajaran (SAP) ARS-401 Perancangan Arsitektur 5 Judul Mata Kuliah : Perancangan Arsitektur 5 Kode / SKS Penanggung Jawab Deskripsi Singkat Tujuan Instruksional Umum : ARS-401 / 6 sks :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Arsitektur merupakan bidang studi yang selalu berkaitan dengan kegiatan manusia, apalagi kebutuhannya terhadap ruang. Secara garis besar, ruang untuk kegiatan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan
BAB III TINJAUAN PUSTAKA Dalam Bab III, Tinjauan Pustaka, penulis akan menerangkan tentang penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan dengan pembuatan design 3D interior
Lebih terperinciBAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK
BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1. Profil Perusahaan PT. Tata Nusa Tiara International bergerak dalam bidang konsultan arsitektur dan Menejement Konstruksi. Berkantor di Jl. Taman Cilandak IV No. 54 Kelurahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkup sosio-kultural yang lebih sempit, salah satu manfaat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Friedman (2000) mengatakan, dalam perspektif global saat ini tidak banyak dipertentangkan tentang fakta bahwa homogenisasi dunia barat, tetapi kebanyakan masyarakat
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasar pada paparan hasil dan temuan penelitian, makna perubahan bentuk
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasar pada paparan hasil dan temuan penelitian, makna perubahan bentuk kriya kayu karya Soekarno serta komparasi dengan kebudayaan sekitar diperoleh simpulan sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Kajian perancangan dalam seminar ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau uraian secara sistematis
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
6.1 Konsep Perencanaan BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1.1 Konsep Perencanaan Tapak Perencanaan tapak didasarkan pada tanggapan tapak terhadap lingkungan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan
533 BAB VI KESIMPULAN A. Kesimpulan Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan sebagai landasan relasi manusia-tuhan-alam semesta.
Lebih terperinciSkripsi Museum Keroncong
III.1 Pengertian Metafora BAB III TINJAUAN KHUSUS Dalam bidang arsitektur, metafora berarti mengumpamakan bangunan sebagai sesuatu yang lain. Cara menampilkan perumpamaan tersebut adalah dengan memindahkan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 / 4 SKS
SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 / 4 SKS Pertemuan Ke Sub dan TIK 1 1. Pengantar Perkuliahan 1.1. Materi Pokok Studio Perancangan Arsitektur 1 Mahasiswa dapat menguraikan materi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memang sudah umum dilakukan oleh semua orang. Hal ini dilakukan agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengabadikan sebuah fenomena yang terjadi di sekitar kita memang sudah umum dilakukan oleh semua orang. Hal ini dilakukan agar memiliki kenangan untuk mengingat kembali
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan
Lebih terperinci2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara kaya akan sumber daya alam mineral. Berbagai macam bahan mineral yang banyak ditemukan diantaranya berupa batuan sedimen,
Lebih terperinciArsitektur Modern Indonesia (1940-Abad 20) BY: Dian P.E Laksmiyanti, S.T, M.T
Arsitektur Modern Indonesia (1940-Abad 20) BY: Dian P.E Laksmiyanti, S.T, M.T Arsitektur Awal Kemerdekaan Arsitektur awal kemerdekaan berakar dari usaha pengembalian pemerintah Hindia Belanda setelah Jepang
Lebih terperinciBab 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perancangan ini menjawab permasalahan tentang bagaimana penerapan dekonstruksi dalam desain City Hotel, dengan makna batik Kawung sebagai referensi desain. Dekonstruksi
Lebih terperinciApa yang harus dipahami Desainer Grafis?
Pertemuan III Apa yang harus dipahami Desainer Grafis? Desainer grafis setidaknya adalah individu menguasai suatu keterampilan dan pemahaman konsep yang luas. Pada lazimnya, desainer bekerja dengan cara
Lebih terperinciBAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA. 1 Merencanakan Konsep Design. diwujudkan ke dalam buku yang kemudian dari situlah menjadi. 2 Membuat Sketsa Layout
51 BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA 4.1. Proses Perancangan Buku 1 Merencanakan Konsep Design Proses perancangan buku ini berawal dari pengembangan konsep desain yang mencakup informasi apa saja yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada Al-quran dan hadist-hadist diantaranya dalam surat An-Nuur ayat ke-36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keutamaan untuk beribadah dan memakmurkan mesjid banyak dijabarkan pada Al-quran dan hadist-hadist diantaranya dalam surat An-Nuur ayat ke-36 Bertasbih kepada Allah
Lebih terperinciKerajinan Fungsi Hias
Kerajinan Fungsi Hias KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan
Lebih terperinciREDESAIN INTERIOR KANTOR PT DIGINET MEDIA YOGYAKARTA
REDESAIN INTERIOR KANTOR PT DIGINET MEDIA YOGYAKARTA PENCIPTAAN/PERANCANGAN ENDRA ADE WINATA 1211846023 Tugas Akhir ini diajukan kepada Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta Sebagai Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG 2011 Page 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia sebagai Negara berkembang menjadi sebuah hal yang aktual. Pembangunan di segala bidang termasuk dalam perkembangan kota menjadi sebuah kota
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok pikiran seseorang. Ketika seseorang mengemukakan gagasan, yang perlu diperhatikan bukan hanya
Lebih terperinciBAB III: TINJAUAN KHUSUS
BAB III: TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Metafora Dalam bidang arsitektur, metafora berarti mengumpamakan bangunan sebagai sesuatu yang lain. Cara menampilkan perumpamaan tersebut adalah dengan memindahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar sebagai media seni rupa. Peninggalan manusia sejak masa prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Existensi proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Existensi proyek Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu propinsi yang memiliki keistimewaan. Dikatakan istimewa, karena kota ini adalah salah satu dari beberapa
Lebih terperinciKuratorial Pameran; On Material(ity) pasir dan semen yang dijual di toko material. Material disini bermaksud on material ; diatas-material.
Kuratorial Pameran; On Material(ity) pasir dan semen yang dijual di toko material. Material disini bermaksud on material ; diatas-material. Pameran yang dilangsungkan di Galeri Hidayat kali ini menitik
Lebih terperinciMEDIA PEMBELAJARAN DUA DIMENSI NON PROJEKSI
MEDIA PEMBELAJARAN DUA DIMENSI NON PROJEKSI Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga Fakultas Teknik UNY Email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Kompetensi yang ingin dicapai Menyebutkan macam-macam
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Tema Ruang dan Sirkulasi III.1.a Latar Belakang Pemilihan Sebagian besar museum yang ada sekarang ini, tidak terlalu memperhatikan ruang dan sirkulasi. Ini bisa dilihat dari
Lebih terperinciKARYA ILMIAH: KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: VILLA LALU PENCIPTA: A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn.,M.Si PAMERAN. International exhibition ISACFA
KARYA ILMIAH: KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: VILLA LALU PENCIPTA: A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn.,M.Si PAMERAN International exhibition ISACFA International Studio For Arts and Culture FSRD ALVA ISI Denpasar,
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR PADA PUSAT KEBUDAYAAN BETAWI DIJAKARTA PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK TUGAS AKHIR YULI HELVINA
PERANCANGAN INTERIOR PADA PUSAT KEBUDAYAAN BETAWI DIJAKARTA PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK TUGAS AKHIR YULI HELVINA 1501204956 SCHOOL OF DESIGN INTERIOR DESIGN DEPARTMENT UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2015 2 BAB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan
1.1 Latar Belakang Penciptaan BAB I PENDAHULUAN Manusia dengan memiliki akal menjadikannya mahluk yang sempurna, sehingga dapat berkehendak melebihi potensi yang dimiliki oleh mahluk lainnya, hal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi. lulusan tersebut akan memiliki profesionalitas yang baik pula.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi tolak ukur kualitas dari lulusannya. Kompetensi lulusan yang baik dari lembaga pendidikan yang terpercaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perasaan, yaitu perasaan estetis. Aspek estetis inilah yang mendorong budi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah unsur kebudayaan yang bersumber pada aspek perasaan, yaitu perasaan estetis. Aspek estetis inilah yang mendorong budi daya manusia untuk menciptakan
Lebih terperinciGAMBAR PRODI PEND. TEKNIK ARSITEKTUR
GAMBAR PRODI PEND. ARSITEKTUR 1 TUGAS KE-1 MATA KULIAH MENGGAMBAR -TA. 220-4 SKS JURUSAN PENDIDIKAN ARSITEKTUR-S1 MENGGAMBAR HURUF DAN ANGKA Huruf dan angka merupakan dua komponen yang sangat penting dalam
Lebih terperinciBAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya
BAB V KAJIAN TEORI 5. V 5.1. Kajian Teori Penekanan /Tema Desain Tema desain yang digunakan pada bangunan Pusat Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam penggunaan tema arsitektur
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. muncul adalah orang yang beragama Hindu. Dan identitasnya seringkali terhubung
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Jika seseorang mendengar kata pura maka asosiasinya adalah pulau Bali dan agama Hindu. Jika seseorang mengaku berasal dari Bali maka asosiasi yang muncul adalah orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan zaman menjadi salah satu faktor munculnya teknologi baru dalam segala bidang. Beberapa teknologi dibuat karena adanya
Lebih terperinciMUSEUM DIRGANTARA AR 40Z0 - TUGAS AKHIR PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMESTER I 2007/2008. Oleh : Arvin Kustiawan
LAPORAN PERANCANGAN MUSEUM DIRGANTARA AR 40Z0 - TUGAS AKHIR PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMESTER I 2007/2008 Oleh : Arvin Kustiawan 152 03 019 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia, diantaranya adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) secara
Lebih terperinciWANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI
WANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Masyarakat dunia pada
Lebih terperinciBAB 1 MENYIAPKAN BIDANG KERJA PENGGAMBARAN
BAB 1 MENYIAPKAN BIDANG KERJA PENGGAMBARAN 1.1 Teknologi Virtual Building Virtual Building (A Virtual Building Solution) adalah sebuah konsep yang digunakan oleh perusahaan pembuat software ArchiCAD, di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja praktik Pengaruh perkembangan era globalisasi yang semakin pesat membuat mahasiswa dituntut untuk bisa memahami banyak hal dengan mengikuti perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia lekat dengan cerita rakyat. Salah satu cerita rakyat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia lekat dengan cerita rakyat. Salah satu cerita rakyat yang populer di Indonesia adalah legenda. Cerita rakyat atau legenda merupakan cerita pada
Lebih terperinciBAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA
BAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA 3.1 Gagasan Karya Setelah melihat fenomena-fenomena pada bab sebelumnya, maka gagasan karya penulis ini muncul sebagai ungkapan mengkritisi fenomena-fenomena tersebut.
Lebih terperinciPERTEMUAN 3 GAMBAR PROYEKSI
3.1. Penyajian gambar 3 dimensi PERTEMUAN 3 GAMBAR PROYEKSI Untuk menyajikan sebuah benda tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi diperlukan proyeksi. Pada sistem dua dimensi obyek gambar dapat langsung
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH
BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH 3.1. Tinjauan Pendekatan Arsitektur Organik 3.1.1. Definisi Arsitektur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang menjadi salah satu anggota dari ASEAN, para pemimpin ASEAN setuju dengan peraturan baru yang disahkan pada akhir desember 2015
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. Batasan Masalah Karya seni mempunyai pengertian sangat luas sehingga setiap individu dapat mengartikannya secara berbeda. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara. yang Berhubungan dengan Arsitektur.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Deskripsi Proyek Judul : Topik : Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara Ekspresionisme Tema : Pengolahan Bentuk Kampus yang Ekspresif dalam Menaungi Kegiatan
Lebih terperinciBentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 70 Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur Laksmi Dewayani dan Nur Endah Nuffida Departemen Arsitektur, Fakultas
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTEK
LAPORAN KERJA PRAKTEK PERENCANAAN KWITANG OFFICE PARK Jl. Prapatan No. 14, Kwitang Jakarta Pusat Diajukan sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah Kerja Praktek Jurusan Arsitektur - Jenjang
Lebih terperinciYOGYAKARTA SCHOOL OF PHOTOGRAPHY 8 DAFTAR ISI
YOGYAKARTA SCHOOL OF PHOTOGRAPHY 8 DAFTAR ISI Halaman Judul... 1 Halaman Pengesahan... 2 Kata Pengantar...3 Halaman Pernyataan Keaslian...5 Abstrak... 6 Daftar Isi... 8 Daftar Gambar... 10 Daftar Tabel...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi bebas tanpa hambatan tarif maupun non-tarif. Dari total. penduduk Indonesia. Indonesia dengan SDM dan SDA nya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia telah memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Suatu era dimana terjadinya pasar tunggal dan basis produksi bersama, yang tentunya akan membuat arus
Lebih terperinciCUBISM (materi pengayaan)
CUBISM (materi pengayaan) Bandung, 9 Juli 2013 SEMESTER PENDEK TAHUN AKADEMIK 2012/2013 FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN Bagaimanakah pengaruh aliran seni lukis kubism pada perkembangan arsitektur? Bagaimanakah
Lebih terperinciElemen Elemen Desain Grafis
Elemen Elemen Desain Grafis Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai nilai subyektivisme. Oleh
Lebih terperinciTeori Etologi. Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. Teori etologi Bowlby. Darwin dan Teori Evolusi. Etologi Modern. Evaluasi Teori.
Modul ke: Teori Etologi Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. Darwin dan Teori Evolusi Etologi Modern Teori etologi Bowlby Evaluasi Teori Eksperimen Lorenz Daftar
Lebih terperinciRANCAK KECAK PASOLA DI PURA LUHUR ULUWATU PERANG SAMBIL BERKUDA MEMBER OF INFLIGHT MAGAZINE OF BATIK AIR NOVEMBER 2017 NOVEMBER 2017
THE Inflight Magazine of Batik Air NOVEMBER 2017 RANCAK KECAK DI PURA LUHUR ULUWATU PASOLA PERANG SAMBIL BERKUDA TIDAK DIBAWA PULANG MEMBER OF i { ART } 40 NATEE UTARIT Kritik untuk Kapitalisme dan Modernisasi
Lebih terperinciESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR
ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui
Lebih terperinciMeng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X G-48 Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya Fanny Florencia Cussoy, dan I Gusti Ngurah Antaryama
Lebih terperinciArsitektur Futuristik
Arsitektur Futuristik Pengertian Arsitektur Futuristik Futuristik merupakan suatu paham kebebasan dalam mengungkapkan atau mengekspresikan ide atau gagasan ke dalam suatu bentuk tampilan yang tidak biasa,
Lebih terperinciBAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN
21 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Langkah-Langkah Proses Berkarya Legenda yang dulu lahir dan tumbuh dalam masyarakat sendiri perlahan hilang atau dilupakan karena tak ada pola pewarisan yang
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karaoke adalah satu bentuk nyanyian yang mengeluarkan suara dalam bentuk minus one seperti yang terdapat dalam video karaoke. Sekarang ini karaokecukup canggih, dan
Lebih terperinci