PENDEKATAN LAPANG Strategi Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDEKATAN LAPANG Strategi Penelitian"

Transkripsi

1 PENDEKATAN LAPANG Strategi Penelitian Penelitian tentang karakteristik organisasi petani dalam tesis ini sebelumnya telah didahului oleh penelitian untuk menentukan klasifikasi organisasi petani yang ada di Jawa. Penelitian yang difasilitasi oleh lembaga penelitian internasional tersebut menghasilkan dua tipologi besar organisasi petani yaitu organisasi berbasis konflik (conflict based organizations) dan organisasi berbasis produksi (production based organization). Tipologi pertama merujuk tipe organisasi yang terbentuk karena anggota dihadapkan pada isu konflik agraria sebagai isu awal pembentukan. Karakter yang menonjol untuk tipe ini adalah pembentukan seringkali dibidani oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) sehingga kegiatan lebih banyak diarahkan pada advokasi dan pendekatan hukum. Embrio organisasi tipe ini telah ada sejak kasus agraria muncul, jauh sebelum reformasi. Namun demikian, pendekatan pengorganisasian secara lebih tersistematisir baru terinspirasi pada era reformasi. Tipologi kedua memperlihatkan tipe organisasi yang terbentuk karena isu produksi dimana ide awal pembentukan lebih pada pengelolaan pertanian dan isu peningkatan kesejahteraan. Tipe organisasi ini biasanya dibidani oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak pada isu produksi. Embrio organisasi tipe produksi biasanya telah ada dalam bentuk kelompok PKK, karang taruna, atau kelompok tani bentukan pemerintah. Pendekatan pengorganisasian yang dikembangkan cenderung mengadopsi model-model CD meskipun dalam hal ini menjadi jauh lebih maju terutama dengan diterapkannya pendekatan CO yang lebih berbasis lokal. Teori yang dibangun dalam memahami fenomena organisasi petani berangkat dari kesadaran bahwa realitas yang ada harus dipahami secara kritis. Pada ranah metodologis, penelitian ini menggunakan pendekatan kritis dengan menggunakan teknik interpretatif-kritis tanpa mengabaikan makna-makna dibalik respon petani atas permasalahan struktural yang dialami. Fenomena keberadaan organisasi petani diinterpretasikan secara kritis dari realitas sosial yang ada. Secara ontologi, teori ini berangkat dari sebuah paradigma kritis, suatu tradisi

2 37 paradigma dalam ilmu sosial yang ingin memperlihatkan upaya membuka kebenaran. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan meminjam pendekatan kuantitatif untuk mendapatkan pemahaman utuh tentang organisasi petani setelah sebelumnya dilakukan pemilihan secara purposive terhadap organisasi tani sekunder yang akan diteliti. Metode kualitatif dilakukan untuk memperoleh data-data yang terkait dengan mengapa dan bagaimana respon petani terhadap permasalahan struktural. Untuk memperoleh data kualitatif digunakan panduan pertanyaan yang diarahkan pada sejarah munculnya organisasi serta bagaimana keberlanjutan organisasi tersebut. Metode kuantitatif dipergunakan dengan meminjam penggunaan kuesioner terbuka (yang sesungguhnya menampilkan wawancara terstruktur) dengan data yang diperoleh merupakan data kualitatif. Dengan demikian, kuesioner yang berisi pertanyaan terbuka tetap dalam tujuan menangkap data-data kualitatif. Kualitatif sebagai sebuah metode penelitian yang didalamnya menerapkan perangkat interpretatif atas realitas sosial bermuara pada dapat digunakannya seperangkat metode untuk menerangkan makna. Dalam hal, ini kualitatif sebagai upaya interpretasi atas realitas sosial melibatkan alur proses yang didalamnya melibatkan kegiatan ontologi (pilihan teori), epistemologi (pilihan atas metode) dan metodologi (pilihan atas analisis). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode penelitian kualitatif mendasarkan pada sebuah aktivitas interpretatif dengan multi-metode Strategi yang digunakan adalah studi kasus dimana tipe organisasi yaitu production based organization menjadi subyek penelitian. Studi kasus dilakukan dengan alasan penelitian tentang organisasi petani memerlukan gambaran utuh dalam menangkap fenomena organisasi petani yang telah banyak tumbuh di Indonesia. Yin (1996) mengemukakan bahwa studi kasus adalah studi aras mikro yang bersifat multi-metode dengan titik berat pada metode-metode non-survei. Lokasi dan Waktu Penelitian Dari hasil penelitian sebelumnya, ditetapkan bahwa penelitian ini difokuskan pada sebuah organisasi petani yang dibangun atas permasalahan

3 38 ekonomi-produksi. Dengan pertimbangan tersebut dipilih organisasi petani di Salatiga, Jawa Tengah. Serikat Paguyuban Petani Qoryah Thoyibah (SPPQT) merupakan organisasi yang beranggotakan paguyuban petani di tiap kawasan yang masing-masingnya beranggotakan kelompok tani lokal. SPPQT mewakili sebuah bentuk organisasi yang dibangun atas permasalahan ekonomi yang dialami oleh anggotanya. Dengan kata lain, organisasi ini merupakan sebuah organisasi petani berbasis produksi. Fokus penelitian ini diarahkan pada karakteristik serikat, paguyuban dan kelompok tani yang menjadi anggota paguyuban. Serikat, paguyuban dan kelompok tani menjadi studi kasus sebagai media menangkap karakter organisasi petani yang berada di tingkat basis/lokal. Sebagai bagian dari sebuah proyek, penelitian ini dilakukan secara bertahap dari tahun 2002 hingga Dalam periode waktu tersebut, total waktu efektif yang digunakan untuk melakukan penelitian lapang sekitar tiga bulan. Penelitian tahap akhir dilakukan pada bulan Januari sampai Pebruari Dalam proses penulisan tesis, peneliti merasa perlu kembali terjun ke lapang guna melakukan pendalaman dan triangulasi hasil studi yang dilakukan pada tanggal 16 Agustus hingga 3 September Unit Analisis dan Teknik Penentuan Subyek Penelitian Organisasi tani sebagai unit analisis dipilih berdasarkan kriteria ada tidaknya kegiatan produksi atau ekonomi dalam organisasi tersebut. Pilihan organisasi atas dasar basis pembentukan menjadi penting karena unit analisis penelitian ini adalah organisasi. Dengan demikian pemilihan secara purposive atas tipe organisasi menjadi dasar validitas data. Pilihan unit analisis penelitian ini membutuhkan kejelian untuk menangkap karakter perlawanan yang ditampilkan. Penggalian informasi, dinamika dan karakter organisasi secara utuh mengharuskan peneliti melakukan pengamatan di tiga aras organisasi sekaligus. Terkait dengan hal tersebut, serikat, paguyuban dan kelompok tani menjadi subyek tineliti dalam waktu yang relatif berurutan. Paguyuban yang menjadi subyek tineliti sebanyak 4 paguyuban yang masing-masingnya diambil tiga kelompok tani yang mewakili kekhas -an karakter setelah sebelumnya didiskusikan dengan SPPQT.

4 39 Teknik Pengambilan Data Sebagai sebuah penelitian dengan metode kualitatif, teknik pengambilan data dapat dilakukan dengan menerapkan berbagai cara. Penelitian kualitatif merupak an suatu metode berganda dalam fokus, yang melibatkan suatu pendekatan interpretatif dan wajar terhadap setiap pokok permasalahannya (Salim, 2001). Ini berarti metode kualitatif bekerja secara emic dalam upaya memahami, memberi tafsiran pada realitas sosial yang terlihat dan disampaikan oleh subyek tineliti. Realitas sosial yang ingin ditangkap pada dasarnya merupakan bagian dari pertanyaan penelitian yang ingin dijawab. Dengan demikian, untuk mendapatkan jawaban atas masalah yang diteliti, penelitian ini menggunakan secara inheren strategi yang merupakan multi-metode yang dikerangkai oleh satu fokus yaitu masalah penelitian. Permasalahan yang kompleks dalam hal pengakuan, penguatan dan perlindungan memunculkan sebuah keinginan untuk menggali lebih lanjut kaitan antara keberadaan organisasi petani dengan perjuangan menegakkan kesetaraan. Disamping itu, penggalian tentang organisasi petani akan lebih bermakna ketika diarahkan pada upaya pengelolaan sumber-sumber agraria yang suatu saat berbenturan dengan pemerintah sehingga memaksa petani membangun organisasi dalam bentuk yang lebih kokoh agar dapat melakukan serangkaian kegiatan advokasi atas hak -haknya di masa depan. Data-data primer diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian yang terdiri dari panduan pertanyaan dan kuesioner singkat. Data tersebut diperoleh melalui wawancara mendalam atau interview yang dilakukan terhadap informan kunci dan responden. Perkiraan kebutuhan data yang dianggap penting untuk membangun kerangka teori dan menjawab masalah yang diajukan, disusun dengan menggunakan panduan pertanyaan. Panduan pertanyaan digunakan untuk memperoleh data kualitatif tanpa bermaksud mengarahkan tineliti untuk menjawab dengan jawaban tertentu. Dengan demikian pertanyaan yang ada bersifat pertanyaan terbuka (Lihat Lampiran 1 dan 2.). Keperluan atas data-data primer diperoleh dari kuesioner singkat yang disusun berdasarkan kebutuhan data. Penggunaan kuesioner penting terutama

5 40 untuk memudahkan peneliti menganalisis berdasarkan kategori data. Data akan lebih cepat ditangkap ketika pertanyaan dimunculkan secara lebih sistematis. Untuk data sekunder, peneliti mengambil laporan-laporan kegiatan organisasi petani sekaligus untuk melakukan cross-cek data tersebut dengan data lapang. Data-data sekunder diperoleh dari jurnal kegiatan organisasi. Jurnal tersebut memperlihatkan kegiatan -kegiatan organisasi yang terkait dengan tujuan pembentukan organisasi petani yakni memperkuat kedudukan petani. Data sekunder juga diperoleh dari media-media komunikasi yang dikeluarkan oleh organisasi. Pada organisasi yang berciri sistematis, media menjadi sarana yang tepat dalam mempublikasikan kegiatan-kegiatan organisasi sekaligus sebagai sarana mensosialisasikan eksistensi sebuah organisasi. Kegiatan organisasi tergambar dalam media sehingga memudahkan penelusuran perkembangan organisasi. Sebagai sebuah penelitian kualititatif, penelitian ini menggunakan metode berganda yang melibatkan suatu pendekatan interpretatif dan wajar terhadap setiap pokok permasalahannya. Untuk mendapatk an pemahaman yang lebih mendalam mengenai fenomena yang sedang diteliti, diterapkan triangulasi sebagai alternatif terhadap pembuktian untuk menambah kekuatan, keluasan dan kedalaman suatu penelitian. Sebagai sebuah penelitian studi kasus, penelitian ini memadukan metode pengamatan berperanserta, wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD) dan studi analisis data dokumen. Berbagai teknik dan strategi pengambilan data sekaligus dipergunakan untuk lebih mengarahkan dan mempertajam pokok-pokok informasi yang ingin diperoleh dalam penelitian ini. Data awal bagi penulisan tesis ini sesungguhnya telah diperoleh dari rangkaian kegiatan penelitian PKA-IPB. Namun demikian, ada beberapa hal yang menjadi fokus kajian dari tesis ini yang belum tercakup dalam penelitian tersebut. Atas pertimbangan tersebut maka penulis memutuskan untuk kembali melakukan penelitian ditengah proses penulisan tesis. Turun lapang kedua lebih memfokuskan pada kelengkapan data terkait dengan hasil analisis sementara yang dilakukan penulis. Dalam kepentingan tersebut, penelitian diarahkan pada aspek filosofis dari bangunan organisasi. Wawancara diarahkan pada pendiri dan inisiator organisasi untuk memperoleh gambaran arah organisasi.

6 41 Teknik Pengolahan dan Analisis Data Ilmu sosial yang bermuara pada output pencarian makna memperbolehkan ilmuwannya menggunakan berbagai metode baik kualitatif maupun kuantitatif (Salim, 2001) agar makna atas segalanya dapat saling mendukung. Penelitian ini, meskipun menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif, namun data dianalisis secara kualitatif. Penggunaan kuesioner terbuka memungkinkan digunakannya pertanyaan terbuka sehingga jawaban diperoleh dalam bentuk kualitatif. Gambaran realitas sosial dianalisis dengan menggunakan teori kritis dalam ranah interpretatif-kritis. Dengan dukungan teoritis, secara kritis realitas sosial ditarik pada satu kesimpulan yang berupaya memahami makna dibalik realitas/fenomena sosial. Analisis kritis juga dikembangkan dengan melibatkan proses dialogis-komunikatif. Proses dialo gis-komunikatif mutlak diperlukan dalam paradigma kritis karena secara filosofis realitas sosial tidak hakiki melainkan hasil interpretasi individu yang bersifat relatif-subyektif terkait dengan pengalaman individu. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data (Miles dan Huberman, 1992: 15-21). Tiga alur tersebut dilakukan selama peneliti masih berada di lapang sehingga jika ada bagian -bagian yang masih belum lengkap dapat dilakukan pencarian data kembali. Reduksi data merupakan kegiatan pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis lapangan. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memungkinkan penarikan kesimpulan. Data yang diperoleh dari realitas sosial dipahami secara mendalam untuk mendapatkan gambaran yang mendekati persepsi subyek tineliti. Dalam hal ini, kesamaan persepsi atas sebuah realitas sosial dapat saja terjalin antara penelitisubyek tineliti, namun peneliti akan menggunakan kerangka teoritis untuk menginterpretasikan realitas sosial kedalam sebuah pemahaman yang lebih jauh dapat menggambarkan posisi sosial atas sebuah realitas. Ini merupakan refleksi lebih lanjut, tidak hanya sekedar menafsir, menginterpretasi dan memaknai, melainkan sebuah upaya melihat realitas dari sudut pandang kritis,

7 42 mempertanyakan dan membangun dasar teoritis yang kuat untuk membangun jawaban atas pertanyaan kritis. Penelitian ini relatif tidak memiliki tingkat kesulitan dalam mengumpulkan data dan menganalisis realitas empiris. Hal tersebut didukung oleh keberadaan SPPQT sebagai organisasi formal, bersifat terbuka sehingga pendekatan relatif mudah dilakukan. Kendala yang mengemuka justru ketika harus melakukan wawancara di empat paguyuban yang letaknya berjauhan, terlebih ketika harus menentukan studi kasus kelompok tani dari masing-masing paguyuban. Terkait dengan organisasi sebagai unit analisis, diakui ada bias dalam proses pengumpulan informasi dimana wawancara banyak diarahkan pada pengurus organisasi. Hal ini tidak dapat dihindari karena pertanyaan yang disusun mengarah pada sejarah, tujuan dan perkembangan organisasi yang lebih banyak diketahui pengurus dibanding anggota organisasi. Kegiatan FGD yang dilakukan kurang dapat merangsang anggota organisasi untuk bicara dan mengungkapkan pengetahuan tentang organisasi. Dengan demikian proses FGD lebih banyak didominasi oleh pengurus organisasi. Menempatkan realitas empiris dalam kerangka teoritis memerlukan curahan waktu dan pikiran lebih mengingat sifat unik organisasi (Lampiran 7). Informasi tentang organisasi yang dikumpulkan sebagian besar berada pada ranah pembangunan, namun setelah melakukan diskusi lebih lanjut dan melakukan kegiatan turun lapang tahap dua, diperoleh gambaran bahwa kegiatan tersebut hanya sebatas strategi dan langkah taktis untuk membungkus gerakan. Dibutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk memahami posisi SPPQT dalam ranah gerakan sosial petani. Sistematika Penulisan Tesis ini terdiri atas delapan bab dalam usahanya menggambarkan karakter perlawanan petani. Masing-masing bab mewakili fokus pembahasan yang berbeda sehingga mempermudah pemahaman pembaca. Bab I (pendahuluan) berisi pemaparan mengenai mengapa perlawanan petani menarik untuk dikaji. Pilihan fokus penelitian didasarkan atas fakta bahwa keterpurukan petani disebabkan ketidakberpihakan kebijakan pemerintah. Konteks sosial politik dan ekonomi

8 43 menjadi arena percaturan yang melahirkan gagasan perlawanan petani. Dalam perkembangan baru tampak bahwa perlawanan petani diwujudkan dalam bentuk organisasi petani. Bab ini menggambarkan kearah mana alur penelitian ini akan dibawa melalui rumusan pertanyaan penelitian. Bab II (tinjauan teoritis) sarat dengan pendekatan teori tentang aspek yang akan dikaji dalam tesis. Berbicara tentang perlawanan petani tentunya tidak akan lepas dari uraian tentang siapa sesungguhnya petani dan bagaimana karakternya. Gerakan sosial menjadi bagian dari basis ide kesadaran kolektif. Perlawanan petani terjadi sebagai respon atas kondisi yang dihadapi. Terkait dengan hal tersebut, pengorganisasian petani dapat dianggap sebagai strategi dalam melawan struktur yang ada. Secara khusus bab II juga memaparkan kerangka pemikiran sebagai panduan analisis tesis. Bab III (pendekatan lapang) merupakan pendekatan yang dikembangkan untuk bisa menjawab pertanyaan penelitian. Bab ini berisi strategi penelitian, lokasi dan waktu penelitian, unit analisis, teknik pengambilan data, dan teknik pengolahan dan analisis data. Strategi analisis dilakukan dengan menggunakan kerangka gerakan sosial dalam pendekatan neo-marxian. Fakta yang diperoleh dengan cara dialogis diinterpretasi secara kritis. Bab IV (kendala struktural petani dalam berorganisasi) mengemukakan sesuatu yang menjadi kendala struktural petani dalam berorganisasi. Disisi lain, kendala tersebut dapat dilihat sebagai sesuatu yang mendorong lahirnya pengorganisasian petani. Persoalan mendasar yang paling bersentuhan dengan petani adalah ekonomi dan politik. Perkembangan kebijakan yang terkait dengan dua hal tersebut menciptakan keterpurukan petani. Bab ini berbicara tentang mekanisme faktor tersebut dalam sumbangannya melahirkan organisasi. Disamping itu, terdapat gambaran tentang perkembangan faktor sosio -ekonomi politik yang menghambat pengorganisasian petani sehingga organisasi petani relatif baru muncul pada masa reformasi. Bab V (karakteristik organisasi produksi) bicara tentang karakter organisasi komunitas yang menggunakan strategi CD. Didalamnya terdapat gambaran perkembangan internal organisasi produksi. Pola pengorganisasian organisasi tipe ini diperlihatkan untuk memperoleh pemahaman tentang keterkaitan organisasi antar aras. Pilihan kegiatan yang dikembangkan tampak berbeda dengan organisasi yang berangkat

9 44 dari kasus agraria. Organisasi produksi mempunyai tanggung jawab dalam hal peningkatan kesejahteraan anggota melalui pendekatan ekonomi. Dengan demikian dinamika organisasi mengarah pada kegiatan yang berorientasi persoalan ekonomi dan produksi sebagai basis organisasi ini. Bab VI (people-center oriented: pilihan gerakan) berisi state of the art organisasi yang dibangun atas dasar kebutuhan ekonomi produksi namun berujung pada perlawanan. Bab ini berusaha memaparkan bahwa paradigma yang dikembangkan oleh organisasi petani adalah people-center oriented. Pilihan atas paradigma yang diusung lebih mendekatkan pada upaya mencapai kedaulatan petani. Didalamnya juga diperlihatkan perbandingan antara production-center oriented dengan people-center oriented. Perbedaan diantara keduanya menyebabkan petani lebih memilih pendekatan kedua dalam berorganisasi. Perbedaan antara CO dengan CD yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada tulisan Hollnsteiner (1979). Untuk lebih memahami perbedaan diantara keduanya, dikemukakan contoh dalam konteks lain. Bab VII (perlawanan tersamar organisasi petani) mengarahkan pada hasil analisis tiga bab terdahulu yang menceritakan tentang kendala struktural berorganisasi, karakter organisasi produksi dan pilihan paradigma petani. Organisasi petani dengan cita-cita menggapai kedaulatan petani harus mempunyai strategi yang tepat ketika berhadapan dengan aktor yang lebih kuat. Bab ini berisi kritikan atas paradigma pembangunan pertanian yang berorientasi productioncenter development. Sebagai organisasi produksi, perlawanan tersamar mengindikasikan cara-cara petani menampilkan model baru pemberdayaan petani namun dengan menerapkan mainstream lama agar terhindar dari resistensi pemerintah. Sebuah istilah yang mungkin mendekati tepat dengan realitas sosial yang muncul adalah upaya memindahkan jalur perlawanan dari pola radikal ke pola yang lebih halus. Dalam kerangka ini, terjadi pemindahan strategi perlawanan yang kemudian menghasilkan perlawanan tersamar organisasi petani. Tersamarkan oleh jargon pembangunan yang diusung namun disadari maupun tidak, bermuara pada efektifitas perlawanan terhadap kekuatan struktural.

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana strategi studi kasus dipilih dan bersifat multi metode. Strategi studi kasus ini dianggap memadai dengan tiga dasar pertimbangan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, pengumpulan data, analisis, dan penyajian hasil penelitian. Penulisan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, pengumpulan data, analisis, dan penyajian hasil penelitian. Penulisan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan proses yang dilakukan secara bertahap, yakni dari perencanaan dan perancangan penelitian, menentukan fokus penelitian, waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dikarenakan yang menjadi sasaran peneliti adalah organisasi yang rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif (survey). Pendekatan kualitatif menekankan pada proses-proses

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB III. Metodologi Penelitian BAB III Metodologi Penelitian 3. 1 Paradigma dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih paradigma konstruktivisme sebagai landasan filosofis untuk memahami realitas sosial di masyarakat.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian 3.2 Penentuan Subyek Penelitian dan Sumber Data

BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian 3.2 Penentuan Subyek Penelitian dan Sumber Data BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan pendekatan kualitatif. Bagi peneliti kualitatif, realitas sosial adalah wujud bentukan (konstruksi) para subyek penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 30 METODOLOGI PENELITIAN Metode Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pilihan strategi studi kasus. Menurut Moleong (2005), penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di beberapa SPBU di Daerah Kabupaten Sleman tepatnya di SPBU Jl.Seturan, SPBU Kalasan, SPBU Jl. Magelang km 5, SPBU Jl. Monjali,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di daerah Desa Progowati, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat penelitian dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kualitatif, dimana penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan

III. METODE PENELITIAN. kualitatif, dimana penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, jenis metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dimana penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan mengkaji kasus-kasus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Boyolali yang terletak di jantung Kota Boyolali merupakan salah satu pasar

BAB III METODE PENELITIAN. Boyolali yang terletak di jantung Kota Boyolali merupakan salah satu pasar BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Boyolali khususnya di Pasar Kota Boyolali. Alasan pemilihan tempat penelitian yaitu Pasar Kota Boyolali yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN III. METODOLOGI KAJIAN 36 3.1 Metode Kajian Metode kajian yang digunakan merupakan metode kajian komunitas eksplanasi, yaitu proses pencarian pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang berbagai aspek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Dengan pertimbangan sebagai berikut : 1. Lokasi penelitian mudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah merupakan sebuah konsep teoritik yang membahas mengenai beberapa metode yang digunakan dalam penelitian. Beberapa hal yang berhubungan dengan metodologi

Lebih terperinci

PERLAWANAN TERSAMAR ORGANISASI PETANI

PERLAWANAN TERSAMAR ORGANISASI PETANI PERLAWANAN TERSAMAR ORGANISASI PETANI Rubin and Rubin (2001) menggarisbawahi kontinuum lanjut dari bergabungnya banyak aktor dan banyak organisasi dalam melawan ketidakadilan dan ketimpangan akan melahirkan

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan dalam memperoleh data, jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitiaan yang digunakan dalam penelitiaan Nasionalisme

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitiaan yang digunakan dalam penelitiaan Nasionalisme 123 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitiaan yang digunakan dalam penelitiaan Nasionalisme Generasi Muda dalam Era Otonomi Khusus Papua ini adalah metode kualitatif. Digunakannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat. Alasan peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat. Alasan peneliti BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Perumahan Bulak Kapal Permai Bekasi Timur yang terletak di RW 014 Kelurahan Jatimulya Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo. Peneliti memilih lokasi ini karena di daerah tersebut tradisi pemasangan tuwuhan sudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif. Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Perspektif Pendekatan Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh gambaran yang mendalam tentang kemampuan masyarakat pesisir memahami serta berpartisipasi terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, matematika diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci

commit to user BAB III METODE PENELITIAN

commit to user BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini masuk ke dalam penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang pemecahan masalahnya dengan menggunakan data empiris. (Masyhuri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar paradigma naturalistik. Sugiyono (2007) menegaskan bahwa: Metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dipergunakan guna menjawab tujuan penelitian (Soehartono, 1999: 9). Oleh karena itu, pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dipergunakan guna menjawab tujuan penelitian (Soehartono, 1999: 9). Oleh karena itu, pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara kerja atau prosedur untuk memperoleh data yang dipergunakan guna menjawab tujuan penelitian (Soehartono, 1999: 9). Oleh karena itu, pada bab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini akan meneliti mengenai dampak ibu bekerja sebagai TKW di luar negeri terhadap berubahnya peran dan fungsi anggota keluarga. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Strategi Kajian Batas-Batas Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Strategi Kajian Batas-Batas Kajian III. METODE KAJIAN 3.1. Strategi Kajian 3.1.1. Batas-Batas Kajian Kajian pengembangan aktifitas usaha kecil ini adalah dengan memberdayakan kekuatan sumber daya lokal sebagai potensi dalam proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Pengantar Dalam setiap penelitian ilmiah diperlukan metodologi untuk mengarahkan peneliti sesuai dengan tujuan penelitian dan agar target dari penelitian dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian kualitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian kualitatif adalah 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini mengkaji dan mendeskripsikan tentang nilai-nilai pendidikan karakter pada ekstrakurikuler pramuka di SDN Lorejo 2 Kabupaten

Lebih terperinci

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat.

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data deskriptif. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui eksistensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini meneliti tentang fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar SMA Negeri 8 Surakarta, dengan mengambil lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. daerah ini masih banyak terdapat perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan

BAB III METODE PENELITIAN. daerah ini masih banyak terdapat perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Desa Sikumpul, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Peneliti memilih lokasi ini, karena di daerah ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan lokasi di Panti asuhan ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan lokasi di Panti asuhan ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian mengenai tipe-tipe interaksi sosial di Panti asuhan ini, peneliti mengambil lokasi di Panti asuhan Santa Maria, Ganjuran, Bantul,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Interaksi sosial orang dengan HIV/AIDS dalam pemudaran stigma diteliti dengan pendeketan kualitatif. Pendeketan ini dipilih karena aspek interaksi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Dampak Sosial Relokasi Pasar pada Pedagang burung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Dampak Sosial Relokasi Pasar pada Pedagang burung BAB III METODE PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Penelitian Dampak Sosial Relokasi Pasar pada Pedagang burung dari Ngasem Ke Dongkelan. Lebih tepatnya mengambil lokasi di pasar burung Dongkelan jalan Bantul

Lebih terperinci

perumusan dan pelaksanaan kebijakan program kerja PGRI, (c) peluang

perumusan dan pelaksanaan kebijakan program kerja PGRI, (c) peluang 70 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian deskriptif dilaksanakan dengan memfokuskan pada upaya

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. Tabel 1. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kajian Pengembangan Masyarakat di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung

METODE KAJIAN. Tabel 1. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kajian Pengembangan Masyarakat di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung METODE KAJIAN Kajian pengembangan masyarakat ini dilaksanakan di kelurahan Campaka kecamatan Andir kota Bandung dengan pertimbangan Kelurahan Campaka merupakan kelurahan yang telah tersentuh program-program

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986:9) pada

BAB III RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986:9) pada BAB III RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986:9) pada mulanya bersumbar pada pengamatan kualitatif yang dipertentangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua masalah pokok, yakni 1) bagaimana mengadaptasikan dengan benar kurikulum dan metode pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Lexy J. Moleong (2005), 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Lexy J. Moleong (2005), 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan berdasarkan subjek penelitan, data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Pendekatan Ditinjau dari segi fokus penelitian, maka jenis penelitian yang tepat adalah penelitian kualitatif, yaitu rangkaian kegiatan atau proses menjaring

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Seperti telah dikemukakan dalam tujuan dari penelitian ini,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. pribadi dan sosial para partisipan (Smith, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN. dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. pribadi dan sosial para partisipan (Smith, 2009). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. Menurut Moleong (2012), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai Minggu pertama bulan Januari 2015 dan direncanakan berakhir pada akhir bulan Februari 2015. Tempat yang peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif. Penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkip wawancara,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kriteria pengambilan data yang akan dilakukan. untuk mengumpulkan data-data sekaligus untuk dianalisis lebih

BAB III METODE PENELITIAN. kriteria pengambilan data yang akan dilakukan. untuk mengumpulkan data-data sekaligus untuk dianalisis lebih BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian mengenai pola asuh keluarga broken home dalam perkembangan anak ini, peneliti mengambil lokasi di Desa Sumberejo, Kecamatan Madiun.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif artinya data yang diperoleh akan dikumpulkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dengan menginterpretasikan data kualitatif. Menurut Ronny Kountur (2003:105),

METODE PENELITIAN. dengan menginterpretasikan data kualitatif. Menurut Ronny Kountur (2003:105), III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh penulis adalah tipe penelitian deskriptif dengan menginterpretasikan data kualitatif. Menurut Ronny Kountur (2003:105), penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat di mana penelitian akan dilakukan yaitu di Kelompok Bermain Bunga Nusantara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengenai pelaksanaan pemberian kredit kendaraan bermotor roda empat serta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengenai pelaksanaan pemberian kredit kendaraan bermotor roda empat serta BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif dan sifatnya lebih mengarah untuk

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN Dalam bab ini diuraikan proses pengembangan model penilaian otentik dalam pembelajaran membaca pemahaman yang telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarakan permasalahan yang ada, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Hal ini dikarenakan peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian tentang volunterisme pemuda kota dalam KOPHI (Koalisi Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong,

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang faktor-faktor penyebab perceraian pada keluarga tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong, kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode, berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau

BAB III METODE PENELITIAN. Metode, berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Metode, berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode berkaitan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat hiburan khusus tempat tongkrongan anak- anak lesbi. Peneliti mengambil lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Tempat Penelitian Penelitian mengenai Evaluasi Program education expo SMA Karangturi Semarang tahun 2014 ini merupakan penelitian evaluatif CIPP dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Menurut Thomas Kuhn 22, paradigma adalah cara mengetahui realitas sosial yang dikonstruksi oleh mode of thought atau mode of inquiry tertentu, yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti. 1 Pemilihan lokasi atau site selection

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti. 1 Pemilihan lokasi atau site selection BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian adalah tempat yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian dan juga merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan salah satu bagian terpenting dalam melakukan penelitian. Keberadaan metode penelitian memberikan pedoman tentang cara seorang ilmuwan mempelajari,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Boliyohuto, Kabupaten Gorontalo Propinsi Gorontalo. Adapun alasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Boliyohuto, Kabupaten Gorontalo Propinsi Gorontalo. Adapun alasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu penelitan Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah Kecamatan Boliyohuto, Kabupaten Gorontalo Propinsi Gorontalo. Adapun alasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan teknik analisis data.

III. METODE PENELITIAN. pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan teknik analisis data. III. METODE PENELITIAN Bab ini membahas mengenai pendekatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Selain itu, bab ini juga mencakup penetapan tempat penelitian, fokus penelitian, jenis data penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian yang sempat menjadi isu utama pembangunan bangsa di Era Orde Baru kini menjadi sedikit terpinggirkan sebagai dampak perkembangan teknologi industri. Lahan-lahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan analisis data. Secara keseluruhan, keputusan ini melibatkan rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan analisis data. Secara keseluruhan, keputusan ini melibatkan rancangan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan peneitian merupakan rencana dan prosedur penelitian yang meliputi: dari asumsi asumsi luas sehingga metode rinci dalam pengumpulan dan analisis

Lebih terperinci

BAB V POLA KOMUNIKASI DALAM JAMAAH PRODUKSI SPPQT. 5.1 Jamaah Produksi dan Wacana Pertanian Modern

BAB V POLA KOMUNIKASI DALAM JAMAAH PRODUKSI SPPQT. 5.1 Jamaah Produksi dan Wacana Pertanian Modern BAB V POLA KOMUNIKASI DALAM JAMAAH PRODUKSI SPPQT 5.1 Jamaah Produksi dan Wacana Pertanian Modern Bachrudin paham betul bagaimana saat ini dunia menjadi semacam sebuah desa di mana era tekhnologi informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang akan digunakan dalam studi ini adalah sebuah pendekatan penelitian kualitatif yang merupakan sebuah pendekatan yang berusaha menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian yang peneliti lakukan Menggunakan pendekatan kualitatif yang dapat digunakan untuk memahami interaksi sosial, misalnya dengan wawancara mendalam sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mencari informasi faktual

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mencari informasi faktual 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mencari informasi faktual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, dan cara menarik kesimpulan yang bertujuan memperbaiki. prosedur dan kriteria baku dalam penelitian ilmiah.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, dan cara menarik kesimpulan yang bertujuan memperbaiki. prosedur dan kriteria baku dalam penelitian ilmiah. 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu pembelajaran tentang metode ilmiah yang meliputi penetapan masalah penelitian, premis, hipotesis, tujuan, kegunaan, tinjauan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Pantai Depok yang letaknya masih satu kompleks dengan Pantai Parangtritis dan Pantai Parangkusumo.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas 64 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di dua tempat, yaitu di Jakarta dan di Cilacap. Hal ini disebabkan lokasi PT Rekayasa Industri berada di Kalibata Timur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian yang berjudul Studi Kasus tentang Perilaku Gay dan Alternatif Penanganannya (Penelitian Kasus terhadap Tiga Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menentukan konsep utama dari permasalahan sehingga masalah-masalah dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menentukan konsep utama dari permasalahan sehingga masalah-masalah dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Batasan Masalah Pembahasan Batasan Masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk membatasi pembahasan pada pokok permasalahan penelitian saja. Ruang lingkup menentukan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam hal ini sasaran objek penelitian ini adalah meneliti pada komunitas anak langit yang merupakan sebuah komunitas anak jalanan saat melakukan aktivitas

Lebih terperinci

Sumber : (Griffin, 1997: 195) Secara keseluruhan temuan Petty dan Cacioppo mendukung lima. kesimpulan mengenai kemungkinan dimana seseorang akan

Sumber : (Griffin, 1997: 195) Secara keseluruhan temuan Petty dan Cacioppo mendukung lima. kesimpulan mengenai kemungkinan dimana seseorang akan 20 Sumber : (Griffin, 1997: 195) Secara keseluruhan temuan Petty dan Cacioppo mendukung lima kesimpulan mengenai kemungkinan dimana seseorang akan memperhatikan sebuah pesan, yaitu (Griffin, 1997:223)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Agar penelitian ini lebih terarah, pada penelitian ini penulis menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Agar penelitian ini lebih terarah, pada penelitian ini penulis menggunakan BAB III METODE PENELITIAN III.1. Pendekatan Penelitian Agar penelitian ini lebih terarah, pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif, dimana dalam penelitian yang dilakukan hanya bersifat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif dilakukan untuk menelusuri lebih jauh alur sejarah desa, pola pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian kualitatif bertujuan untuk menggambarkan realitas yang kompleks dan memperoleh pemahaman makna dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian kuantitatif karena tujuan pokok

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian kuantitatif karena tujuan pokok BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metoda deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Penggunaan metoda penelitian dengan pendekatan ini disesuaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bodgan dan Taylor (Lexy J. Moeloeng, 2011 : 4), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bodgan dan Taylor (Lexy J. Moeloeng, 2011 : 4), penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Bodgan dan Taylor (Lexy J. Moeloeng, 2011 : 4), penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1. Metode dan Strategi Kajian Metode kajian adalah kualitatif dalam bentuk studi kasus instrumental, yaitu studi yang memperlakukan kasus sebagai instrumen untuk masalah tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya. pemberdayaan dan modal sosial, namun bagaimanapun unsur-unsur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya. pemberdayaan dan modal sosial, namun bagaimanapun unsur-unsur BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pengertian Participatory Action Research Berbagai kajian dalam rumpun ilmu sosiologi membenarkan bahwa modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya pengembangan

Lebih terperinci

BAB II. Paradigma Sosiologi dan Posisi Teori Konflik

BAB II. Paradigma Sosiologi dan Posisi Teori Konflik BAB II. Paradigma Sosiologi dan Posisi Teori Konflik Pokok Bahasan Pada umumnya, dalam dunia ilmu pengetahuan orang mencoba untuk melihat dan menjelaskan suatu fenomena sosial menggunakan alur dan logika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam Penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. Pemilihan tempat ini karena masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab III ini, akan dibahas subbab-subbab sebagai berikut: jenis dan pendekatan penelitian, tempat dan waktu penelitian, prosedur penelitian, subjek penelitian, instrumen

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. A. Pengantar. B. Karakter Patronase di Alun-Alun Kidul Yogyakarta

BAB V. Kesimpulan. A. Pengantar. B. Karakter Patronase di Alun-Alun Kidul Yogyakarta BAB V Kesimpulan A. Pengantar Bab V merupakan bab terakhir dari seluruh narasi tulisan ini. Sebagai sebuah kesatuan tulisan yang utuh, ide pokok yang disajikan pada bab ini tidak dapat dipisahkan dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Peneliti berusaha untuk menggambarkan bagaimana persepsi elit partai

III. METODE PENELITIAN. Peneliti berusaha untuk menggambarkan bagaimana persepsi elit partai III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Peneliti berusaha untuk menggambarkan bagaimana persepsi elit partai politik di Provinsi Lampung terhadap wacana pemilihan gubernur oleh DPRD Provinsi, sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan serangkaian kegiatan ilmiah yang berfungsi untuk mencari kebenaran yang objektif terhadap suatu peristiwa, dimana kegiatan itu dilakukan secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 25 BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kampung Saporkren, Distrik Waigeo Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat (lampiran satu). Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan sebuah penelitian ilmiyah untuk mencapai tujuan yang sudah di. akan menghasilkan suatu penelitian yang maksimal.

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan sebuah penelitian ilmiyah untuk mencapai tujuan yang sudah di. akan menghasilkan suatu penelitian yang maksimal. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pendekatan dan jenis penelitian merupakan suatu cara untuk melakukan sebuah penelitian ilmiyah untuk mencapai tujuan yang sudah di tentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian/ riset adalah suatu usaha untuk menemukan suatu hal menurut metode yang ilmiah, sehingga riset memiliki tiga unsur penting, yaitu sasaran, usaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ditujukan untuk menganalisis secara mendalam dan mendeskripsikan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. ditujukan untuk menganalisis secara mendalam dan mendeskripsikan suatu 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan Kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PARADIGMA PENELITIAN Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma menunjukkan apa yang penting, absah, dan masuk akal. Paradigma juga

Lebih terperinci