ANALISIS DAMPAK GROSS DOMESTIC PRODUCT DAN KONSUMSI ENERGI TERHADAP EMISI KARBONDIOKSIDA DI INDONESIA PADA PERIODE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DAMPAK GROSS DOMESTIC PRODUCT DAN KONSUMSI ENERGI TERHADAP EMISI KARBONDIOKSIDA DI INDONESIA PADA PERIODE"

Transkripsi

1 ANALISIS DAMPAK GROSS DOMESTIC PRODUCT DAN KONSUMSI ENERGI TERHADAP EMISI KARBONDIOKSIDA DI INDONESIA PADA PERIODE JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Danar Wisnu Ardhi JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

2

3 ANALISIS DAMPAK GROSS DOMESTIC PRODUCT DAN KONSUMSI ENERGI TERHADAP EMISI KARBONDIOKSIDA DI INDONESIA PADA PERIODE Danar Wisnu Ardhi Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Brawijaya ABSTRAK Pertumbuhan perekonomian yang pesat akan membawa dampak tersendiri. Salah satu dampak negatif yang timbul adalah kerusakan lingkungan seperti meningkatnya jumlah emisi karbon dioksida. Perekonomian Indonesia sendiri sangat bergantung dengan konsumsi energi, yang sebagian besar masih didominasi bahan bakar fosil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari Gross Domestic Product (GDP) dan konsumsi energi terhadap emisi karbondioksida di Indonesia pada periode Data yang digunakan adalah data sekunder dengan berjenis kuantitattif tahunan Metode yang digunakan adalah regresi linier berganda Ordinary Least Square (OLS). Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah GDP dan konsumsi energi bepengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat emisi karbondioksida. Kata kunci: Indonesia, Gross Domestic Product, Konsumsi Energi, Emisi Karbondioksida, Ordinary Least Square A. PENDAHULUAN Indonesia saat ini menjadi sebuah negara dengan perekonomian yang besar di dunia, menempati peringkat ke 9 di dunia berdasar GDP-PPP pada Hal ini membuat Indonesia memiliki peran yang nyata terhadap perekonomian dunia, yang tentunya di satu sisi juga membawa dampak tersendiri. Salah satu isu yang mengemuka adalah dampak ekonomi terhadap lingkungan, seperti gas rumah kaca. Diantara 6 gas yang dominan dalam gas rumah kaca, emisi Karbondioksida (CO2) dianggap memiliki dampak yang paling besar dan juga konsentrasi CO2 ini dapat bertahan di atmosfer bumi dalam jangka waktu yang lama. Dilihat dari persentase nya, CO2 mewakili 76% dari total volume gas rumah kaca, sangat besar jika dibandingkan dengan komponen gas lain seperti CH4 sebesar 16% dan N02 sebesar 6%. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, maka konsumsi masyarakat akan meningkat. Industri pun akan tumbuh subur untuk mengimbangi pola konsumsi yang meningkat. Pertumbuhan industri secara otomatis akan menyebabkan peningkatan jumlah energi yang dipasok ke industri tersebut sebagai salah satu input produksi. Peningkatan konsumsi energi akan berdampak pada bertambahnya jumlah emisi yang dihasilkan, terutama dalam bentuk gas CO2. Indonesia ternyata memang terus mengalami kenaikan jumlah emisi CO2, dari 21,4 kilo ton pada 1960 hingga mencapai 479,4 kilo ton pada 2013 (World Bank Data, 2016).Indonesia juga menempati peringkat enam dalam daftar negara penghasil emisi per kapita (WDI, 2016), yang menggambarkan besarnya tanggung jawab Indonesia pada lingkungan. Di Indonesia, penggunaan energi meningkat hampir 300% dalam 42 tahun, yaitu dari setara 297 kg minyak per kapita pada 1971 hingga mencapai setara 850 kg minyak per kapita pada 2013 (World Bank Data, 2016). Disini, proses industrialisasi berperan besar dalam meningkatnya konsumsi energi, terutama industri di bidang manufaktur, dikarenakan energi yang dibutuhkan untuk menjalankan mesin-mesin di sektor ini sangatlah besar. Pada satu sisi, konsumsi energi memberikan kontribusi besar pada penerimaan pemerintah melalui ekspor, sehingga menjadi salah satu komponen dalam akumulasi modal pembangunan pada pertumbuha ekonomi. Namun disisi lain, konsumsi energi yang berlebih dan tidak efisien akan berdampak buruk bagi lingkungan. Hal ini dapat menjadi gambaran bahwa hubungan antara pertumbuhan ekonomi, konsumsi energi dan kelestarian lingkungan sangatlah dilematis, sehingga harus ditemukan titik keseimbangan dimana ke tiga hal ini mampu berjalan beriringan tanpa saling merugikan. Pertumbuhan ekonomi seyogianya bisa tetap berjalan tanpa mengorbankan lingkungan. Terdapat teori yang dapat menjelaskan hubungan antara kerusakan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi. Diantaranya adalah Teori IPAT (Impact of Population, Affluence and Technology) oleh Barry Commoner, Paul R, Ehrlich dan John Holdren (1970). Menurut mereka dampak (Impact) manusia terhadap lingkungan dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu populasi (Population), kemakmuran (Affluence), dan tingkat teknologi (Technology). Dietz dan Rosa (1997) melakukan analisis hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan tingkat teknologi terhadap tingkat emisi CO2 di 111 negara pada Dengan menggunakan model IPAT, hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi dan teknologi berkontribusi signifikan terhadap tingkat emisi CO2, sedangkan populasi tidak memiliki signifikansi yang tinggi. 1

4 Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang serupa dengan Teori IPAT, akan tetapi tidak sedikit pula penelitian yang hasilnya bertentangan. Beberapa yang mendukung teori IPAT, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Zarzoso, Morancho dan Lage (2006) pada negara di Uni Eropa, Farhani (2015) pada negara Timur Tengah dan Afrika Utara (Middle East and North Africa/MENA), Hubacek (2008) pada China, Ghouali dan Belmokaddem (2015 pada negara Brazil, Russia, India, Cina dan Afrika Selatan (BRICS), Hang dan Yuan-sheng (2011) di China. Sedangkan beberapa penelitian lain yang justru memiliki hasil yang tidak sejalan dengan teori IPAT secara sebagian maupun keseluruhan, diantaranya, Wang, Nie dan Shi (2010) di China, Shahbaz (2015) pada Australia, Bozkurt dan Akan (2014) di Turki. Mercan dan Karakanya (2014) di 11 negara OECD. Pada uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa terdapat research gap diantara beberapa penelitian terdahulu. Maka dari itu penelitian ini berusaha untuk mengetahui bagaimana dampak GDP dan konsumsi energi terhadap tingkat emisi karbondioksida di Indonesia. B. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Ekonomi Simon Kuznets (1971) dalam (Todaro, 2000) mengartikan pertumbuhan ekonomi sebagai kapasitas suatu negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya dalam jangka panjang. Kapasitas ini akan meningkat seiring kemajuan teknologi, kelembagaan dan ideologis. Pengertian ini juga bertumpu pada 3 komponen utama, yaitu : 1. Kenaikan output secara kontinu adalah bentuk dari sebuah pertumbuhan ekonomi, sedangkan kapabilitas untuk menyediakan berbagai barang itu sendiri adalah wujud dari kematangan ekonomi suatu negara 2. Pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan tersebut juga sangat memerlukan kondisi teknologi yang berkembang dan maju 3. Penyesuian terhadap kelembagaan, sikap dan ideologi juga diperlukan demi merealisasikan kemampuan pertumbuhan yang terkandung dalam teknologi Kerusakan Lingkungan dan Emisi Karbondioksida Pada intinya, kerusakan lingkungan merupakan suatu keadaan dimana kualitas lingkungan yang menurun disebabkan karena komponen-komponen lingkungan yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kerusakan lingkungan hidup juga dapat diartikan sebagai perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, seperti yang dinyatakan dalam Pasal 1 Angka 17 (UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup). Dalam kajian ini, akan lebih difokuskan pada kerusakan lingkungan yang berupa pencemaran udara. Pencemaran udara sendiri dapat diartikan sebagai hadirnya satu atau lebih suatu zat (gas polutan) dalam kuantitas yang dapat menimbulkan bahaya bagi kehidupan mahluk hidup, menggangu kenyamanan, atau bersifat merusak. Gas polutan dapat dibedakan menjadi dua (Thomas, 2011), yaitu : 1. Gas polutan yang muncul secara alami. Polutan ini lebih cenderung bersifat menyeimbangkan ekosistem pada jangka panjang, seperti polutan yang dikeluarkan oleh gunung berapi. 2. Gas polutan anthropogenic. Polutan jenis ini muncul tidak secara alami, melainkan karena efek yang ditimbulkan oleh kegiatan manusia,, seperti limbah udara yang dihasilkan oleh industri, maupun gas buang kendaraan bermotor. Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan dan Sustainable National Income Pembangunan ekonomi berkelanjutan adalah sebuah proses dalam mencapai tujuan ekonomi, namun tetap memperhatikan dan mempertimbangkan kemampuan alam untuk menyediakan sumberdaya dan servis ekosistem yang mana menjadi landasan bagi ekonomi itu sendiri untuk berkembang. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan menjadi salah satu pilar dalam 3 Pilar Pembangunan Berkelanjutan (Munasinge, 2004). Definisi pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini merupakan sebuah proses yang menggambarkan harapan masa depan kondisi kehidupan manusia, namun kebutuhan sumber daya dapat terus dipenuhi (Brundtland Report - Our Common Future, 1987). Gambar 1 Tiga Pilar Pembangunan Berkelanjutan 2

5 Sumber : Munasinghe (2004) Dimensi pembangunan berkelanjutan sendiri mencakup 3 hal, atau yang sering disebut dengan 3 pilar, yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial (ecology, economy and equity). Tiga variabel tersebut saling mendukung dan berhubungan satu sama lain dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Menurut Munasinghe (2004), pendekatan pembangunan berkelanjutan dapat dilihat dari 3 poin utama. Pertama, dari pendekatan ekonomi, pembangunan berkelanjutan berarti memaksimalkan pendapatan dengan stabil, namun tetap mempertahankan bahkan jika mungkin meningkatkan stok kapital. Dapat diakatakan bahwa secara ekonomi, berarti peningkatan kesejahteraan manusia melalui peningkatan konsumsi barang dan jasa. Kedua, dari pendekatan lingkungan, pembangunan berkelanjutan berarti tetap menjaga kelestarian dan ketahanan alam. Ketiga, dari pendekatan sosial,pembangunan berkelanjutan berarti tetap mempertahankan kestabilan sistem budaya dan hubungan antar manusia. Interaksi antara ke tiga pilar ini juga menjadi penting sebagai pertanda bahwa telah terjadi keseimbangan dan sinergi. Permasalahan seperti kemiskinan dan perubahan iklim diletakan ditengah segitiga untuk menggambarkan hubungan langsung permasalahan ini dengan masing-masing dimensi. Pearce dan Warford mengemukakan sebuah cara untuk menghitung pertumbuhan yang mempertimbangkan lingkungan. Dalam aset fisik, mereka tidak hanya memasukkan modal manufaktur (mesin, pabrik, jalan-jalan), namun juga memasukkan modal manusia (pengetahuan, keterampilan dan pengalaman) dan modal lingkungan hidup, yaitu hutan, kualitas tanah, rentang kehijauan dan hal lain yang sejenis (Pearce & Watford, 1993). Dalam (Todaro, 2000), menyebutkan syarat pembangunan berkelanjutan adalah meningkatnya seluruh modal seiring berjalannya waktu, termasuk modal lingkungan hidup. Sehingga perhitungan GNP harus diubah menjadi NNP (sustainable national income) atau bisa disebut juga dengan pendapatan nasional neto yang berkesinambungan. Environmental Kuznets Curve Perlu diketahui lebih dahulu, bahwa Environmental Kuznets Curve (EKC) ini pada awalnya berasal dari Kurva Kuznet. Kurva Kuznet sendiri dipaparkan pertama kali oleh Simon Kuznet dalam pertemuan The American Economic Association pada tahun Kurva ini menggambarkan hubungan antara ketimpangan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi, dimana ketimpangan ekonomi akan meningkat pada awal pertumbuhan ekonomi dan akan menurun setelah mencapai titik pertumbuhan ekonomi tertentu (Kuznets, 1955). EKC sendiri ditemukan Kuznet setelah ia melihat kecenderungan yang sama (kurva berbentuk huruf u terbalik) pada hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan kerusakan lingkungan. Posisi Indonesia sendiri dalam EKC masih termasuk dalam tahap kenaikan dalam ekonomi industri. Hal ini jika melihat GDP Indonesia sebagian besar bertumpu pada sektor industri sebesar 41.3% dan servis sebesar 44.7%, sedangkan pertanian hanya menyumbang 13.7% (CIA World Factbook, 2016). Gambar 2. Environmental Kuznets Curve 3

6 Sumber : Kuznets (1955) Pada awal pertumbuhan ekonomi, transisi dari negara agraris menuju industrialis, menyebabkan peningkatan kerusakan alam yang disebabkan oleh meningkatnya penggunaan sumber daya alam. Hal ini bisa terjadi karena pertumbuhan hanya berfokus pada kecepatan, dan kelestarian lingkungan belum menjadi bahan pertimbangan yang utama. Kerusakan lingkungan akan mulai turun setelah pertumbuhan mencapai tingkatan tertentu, dimana seiring pendapatan masyrakat yang semakin tinggi, maka kesadaran akan pentingnya pertumbuhan yang berkelanjutan mulai muncul, terutama terkait tuntutan kesehatan. Sehingga pemerintah dan pelaku pasar mulai membuat dan melakukan aturan yang sekiranya mampu mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan berdampak pada semakin efisien dan efektifnya penggunaan sumber daya, sehingga kerusakan lingkungan dapat semakin ditekan. Model IPAT (Impact of Population, Affluence and Technology) Penyebab utama berputarnya roda perekonomian adalah keinginan manusia yang tidak terbatas. Namun sumberdaya yang tersedia untuk memenuhi keinginan tersebut sangatlah terbatas. Disini teknologi menjadi solusi untuk menyesuaikan ketimpangan tersebut, karena dangan teknologi yang semakin baik, maka semakin efektif dan efisien pula penggunaan sumber daya tersebut. I = P x A x T Notasi : I = Dampak populasi terhadap sumber daya alam dan kemampuan alam untuk menyerap limbah; P = Populasi; A =Tingkat kemakmuran yang dinyatakan dengan GDP perkapita, sebagai pendekatanyang sah dalam ketersediaan barang dan jasa; T = teknologi yang terlibat dalam menunjang kemakmuran tersebut. Kemajuan teknologi yang berdampak pada meningkatnya keinginan yang terpenuhi, akan secara otomatis berefek positif pada kemakmuran manusia. Hal ini tentu saja memiliki konsekuensi semakin bertambahnya populasi manusia secara pesat. Sudah menjadi kodrat manusia, yaitu untuk bertahan hidup dan memiliki keturunan, sehingga pertambahan populasi ini tidak mampu dihindarkan. Populasi manusia yang meningkat pesat sangat mungkin menjadi faktor signifikan penyebab hilangnya keseimbangan ekosistem, daya dukung alam untuk menunjang kehidupan semakin tergerus, diperparah dengan zat sisa yang sulit terurai secara alami, sebagai hasil dari aktivitas ekonomi manusia, semakin menambah beban pada lingkungan yang pada akhirnya akan merugikan manusia sendiri (Giambona, Jacono, & Scuderi, 2005).Berdasarkan uraian diatas, bahasan mengenai dampak lingkungan akibat aktivitas ekonomi manusia dapat dibatasi menjadi 3 faktor penyebab utama, yaitu populasi, tingkat kemakmuran serta teknologi. Hal ini sesuai dengan faktor yang terdapat pada Model IPAT (Holdren & Ehrlich, 1974) yang mampu menggambarkan korelasi populasi, tingkat kemakmuran dan teknologi terhadap lingkungan.. Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan dan Sustainable National Income Pembangunan ekonomi berkelanjutan adalah sebuah proses dalam mencapai tujuan ekonomi, namun tetap memperhatikan dan mempertimbangkan kemampuan alam untuk menyediakan sumberdaya dan servis ekosistem yang mana menjadi landasan bagi ekonomi itu sendiri untuk berkembang. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan menjadi salah satu pilar dalam 3 Pilar Pembangunan Berkelanjutan (Munasinge, 2004). Definisi pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini merupakan sebuah proses yang menggambarkan harapan masa 4

7 depan kondisi kehidupan manusia, namun kebutuhan sumber daya dapat terus dipenuhi (Brundtland Report - Our Common Future, 1987). Hipotesis Berdasar pada ulasan teori serta hasil penelitian yang terdahulu, juga variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka dirumuskan dua hipotesis. Pertama, GDP berpengaruh positif terhadap tingkat emisi CO2 di Indonesia. Kedua, konsumsi energi berpengaruh positif terhadap tingkat emisi CO2 di Indonesia. C. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan deskriptif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang berdasar pada hitungan yang telah disesuaikan, sehingga penyelesaian masalah yang terjadi dasar pengujiannya terdiri dari angka, yang dihasilkan dari perhitungan statistika variabel yang termasuk pada model (Creswell, 2003). Sedangkan menurut (Ndraha, 1987) pendekatan deskriptif merupakan pendekatan yang meneliti dan menemukan informasi seluas-luasnya mengenai variabel yang dibahas. Penelitian ini mengambil tempat di Indonesia. Waktu penelitian ini mengacu pada waktu yang tertera pada data yaitu dari tahun 1971 hingga tahun Variabel independen, sering disebut juga variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat (Sugiyono, 2010). Penelitian ini menggunakan dua variabel bebas yaitu, Gross Domestic Product (GDP) per kapita dan konsumsi energi per kapita. Variabel dependen atau sering disebut juga variabel terikat, merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen, sehingga dapat dikatakan merupakan sebuah akibat oleh variabel bebas (Sugiyono, 2010). Penelitian ini menggunakan Emisi Karbondioksida (CO2) sebagai variabel dependen. CO2 merupakan senyawa yang terbentuk dari 1 atom karbon (C) dan 2 atom oksigen (O). Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat secara tidak langsung, melainkan melalui pihak perantara, meliputi data kuantitatif variabel periode 1971 hingga 2013 dan data kualitatif lainnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data time series, sehingga akan lebih baik menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Data runtut waktu (time series) adalah data dari suatu variabel yang dikumpulkan berdasarkan waktu tertentu (Riduwan & Kuncoro, 2011). Sedangkan analisis time series mempelajari pola gerakan nilai-nilai variabel pada satu interval waktu (Gujarati, 2004). OLS atau Ordinary Least Square adalah suatu metode ekonometrik dimana terdapat variabel independen yang merupakan variabel penjelas dan variabel dependen yaitu variabel yang dijelaskan dalam suatu persamaan linier. Bila diurutkan, maka keseluruhan tahapan yang harus dilakukan adalah pembentukan model, uji autokorelasi, uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, uji linearitas, uji signifikansi simultan (uji f), uji koefisien regresi secara individu (uji t), koefisien determinasi (adjusted R-square) dan yang terakhir interpretasi model. Untuk bentuk model sendiri, sesuai dengan teori dasar penelitian ini yaitu teori IPAT yang telah direvisi menjadi IAT (Dietz & Rosa, 1997), maka terbentuklah fungsi: LnCO2t = βi + β 1LnGDP t + β2lnkent + εt dimana CO2 t adalah emisi CO2 Indonesia pada tahun T, GDP t adalah GDP Indonesia pada tahun T, KEN t adalah konsumsi energi Indonesia pada tahun T, ε t adalah gangguan stokastik, β 1 dan β 2 adalah koefisien regresi, β i adalah konstanta. D. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Gross Domestic Product, Konsumsi Energi dan Emisi CO2 di Indonesia dari tahun 1971 hingga 2013 Bila ketiga variabel tersebut diolah dalam bentuk yang telah terstandarisasi (log) lalu digabungkan, maka menghasilkan grafik seperti dibawah. Secara analisa visual, dapat diperhatikan bahwa pergerakan emisi karbondioksida dan GDP memiliki pola yang sama. Hal ini berarti memperkuat dugaan bahwa GDP berdampak positif terhadap tingkat emisi karbondioksida. Sedangkan meskipun pergerakan konsumsi energi cenderung tidak memiliki pola yang sama dengan variabel lain, namun pergerakannya secara umum juga naik. Tetapi terkait dengan dugaan bahwa konsumsi energi berdampak positif pada tingkat emisi karbondioksida perlu dibuktikan lebih lanjut dengan analisa statisitik. Gambar 3. Perkembangan Emisi Karbondioksida, GDP dan Konsumsi Energi Indonesia pada

8 Sumber: Data diolah, Eviews 9 LOGCO2 LOGGDP LOGKEN Hasil Uji Autokorelasi Ada tidaknya autokorelasi bisa dilihat pada nilai Durbin-Watson pada hasil regresi, lalu dibandingkan dengan tabel DW. Pada bagian di bawah ini merupakan nilai Durbin-Watson pada model sekaligus juga nilai pada tabel DW. Gambar 4. Pengujian Durbin-Watson Metode OLS Autokorelasi Daerah Daerah Autokorelasi Tidak ada autokorelasi positif Keragu-raguan keragu-raguan negatif 0 1, , , , , Hasil regresi pada model memiliki nilai DW sebesar 1, Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan model tidak memiliki masalah autokorelasi. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel yang digunakan dalam sebuah model memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik akan memiliki data yang terdistribusi mendekati titik normal. Pada penelitia ini akan menggunakan pengujian normalitas dengan metode Jarque-Bera. Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Jarque-Bera Jarque-Bera Probabilty Chi-square 1, , ,99146 Dari hasil uji normalitas diatas, diketahui bahwa nilai p value jarque-bera lebih kecil dari nilai chi square. Maka dapat disimpulkan bahwa data telah terdistribusi normal. Uji Multikolinearitas 6

9 Multikolinearitas merupakan sebuah kondisi dimana satu atau lebih variabel independen memiliki korelasi dengan variabelk independen lainnya, sehingga meimbulkan hubunga linear antar variabel independen. Pada penelitian ini, multikolinearitas dapat dilihat melalui metode hasil Variance Inflation Factors pada Eviews. Tabel 2. Hasil Variance Inflation Factors Variabel Centered VIF GDP 4, KEN 4, C NA Dari table diatas, dapat dilihat bahwa nilai centered VIF tidak lebih besar daripada 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas pada model. Uji Heterokedastisitas Uji ini perlu dilakukan agar bisa diketahui ada tidaknya penyimpangan yaitu ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Dalam penelitian ini, digunakan uji heterokedastisitas dengan metode Breusch-Pagan-Godfrey. Tabel 3. Hasil Uji Heterokedastisitas Breusch-Pagan-Godfrey Obs*R-squared Prob. Chi-Square 4, ,0939 Dari table diatas, dapat dilihat bahwa nilai Prob.Chi-Square lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah heterokedastisitas pada model, atau bisa dikatakan model bersifat homokedastisitas. Uji Linearitas Berdasar Uji linearitas bisa menunjukkan bahwa variabel bebas memiliki hubungan yang linear dengan variabel terikat. Pada peneltian ini metode yang digunakan adalah Ramsey RESET Test. Tabel 4. Hasil Linearitas Ramsey RESET Test F-Statistic Probability 2, ,1466 Dari table diatas, dapat dilihat bahwa nilai Probabilty lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas memiliki hubunga yang memang benar-benar linear terhadap variabel terikat. Hasil Estimasi Setelah dilakukan dilakukan uji asumsi klasik, maka akan didapatkan hasil estimasi sebagi berikut: Tabel 5. Hasil Estimasi dengan OLS F-Statistic Probability 2, ,1466 Berdasarkan hasil estimasi diatas, maka bisa dibuat model log sebagai berikut: Log CO2 = 1, , * LogGDP + 1, * LogKEN Keterangan : 7

10 Log CO2 Log GDP Log KEN = Logaritma emisi CO2 = Logaritma Gross Domestic Product = Logaritma konsumsi energi Uji Signifikansi Simultan (uji F) Pengujian F-Statistik ini digunakan unutk mengukur tingkat signifikansi semua variabel secara keseluruhan. Tolak ukurnya adalah ketika nilai probability F-statistik lebih kecil dari 0,05. Tabel 6. Nilai Probabilitas F-stat, t-stat dan Adjusted R-Squared Variabel Variabel Prob t-stat Dependen Independen CO2 KEN 0,0000 GDP 0,0000 Prob F-stat Adjusted R- squared 0, , Dapat dilihat pada hasil diatas bahwa model yang diajukan memiliki nilai Prob F-stat yang lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap varabel dependen. Uji Koefisien Regresi Secara Individu (uji t) Uji ini dilakukan dengan tujuan mengetahui kemampuan masing-masing variabel independen secara individu dalam mempengaruhi variabel dependen. Berdasar tabel 6, nilai probabilitas t-statistik kedua variabel independen lebih kecil dari 0,05. Maka bisa disimpulkan bahwa seluruh variabel independen secara individu berpengaruh secara nyata dan signifikan terhadap variabel dependen pada tingkat kepercayaan 95%. Koefisien Determinasi (adjusted r-square) Koefisien determinasi menunjukkan nilai besaran pengaruh perubahan variabel independen dalam menjelaskan perubahan pada variabel terikat secara bersamaan, yang mana bertujuan untuk mengukur kebenaran hubungan anatar variabel dalam model yang digunakan. Semakin nilai koefisien mendekati 1, semakin tinggi pula kemampuan menjelaskan sebuah model. Berdasarkan nilai Adjusted R-squared pada tabel 6, yaitu sebesar 0,989683, maka dapat diartikan bahwa 98,96 % perubahan emisi karbondioksia disebabkan oleh variabel-variabel penentu dalam model. Sedangkan sisanya 1,04 % dijelaskan oleh faktor lain di luar model. Pembahasan Berdasar hasil regresi yang ditunjukkan pada tabel 4.6, maka bisa disimpulkan bahwa selama periode , GDP dan konsumsi energi mempengaruhi tingkat emisi CO2. Pada bagian ini, peneliti akan berfokus untuk menjelaskan arti dari koefisien masing-masing variabel. Selain itu peneliti juga akan menghubungkan hasil tersebut dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Seperti yang disampaikan pada uraian sebelumnya, GDP Indonesia pada secara umum terus mengalami peningkatan. Jika melihat pada koefisien variabel GDP yang sebesar 0, dengan tanda positif, maka interpretasinya akan seperti berikut, ketika GDP berubah sebesar 1%, akan menyebabkan kenaikan pada tingkat emisi sebesar 3,08%. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mesut Bahbey (2015), dimana penelitian yang dilakukan tentang dampak FDI dan GDP sebagai salah satu tolak ukur kemajuan ekonomi terhadap tingkat emisi di Turki pada periode , dihasilkan kesimpulan bahwa FDI dan GDP mempunyai peran yang signifikan terhadap kerusakan lingkungan. Hasil ini sesuai dengan hipotesa yang diajukan peneliti, serta sesuai juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dietz & Rosa (1997) pada 111 negara, dimana mereka menyimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi akan berdampak pada peningkatan emisi CO2. Hasil serupa juga didapatkan pada penelitian yang dilakukan oleh Hubacek (2008) dan Ghouali & Belmokaddem (2015). Sedangkan hasil yang berlawanan ditemukan pada penelitian Mercan & Karakanya (2014), dimana menurut hasil peneltian mereka dengan objek 11 negara OECD, pertumbuhan ekonomi justru berdampak negatif pada tingkat emisi CO2. Perbedaan hasil ini bisa dijelaskan dengan teori Enviromental Kuznets Curve (EKC) oleh Simon Kuznet. Menurut teori EKC, tingkat kerusakan lingkungan akan semakin berkurang seiring perekonomian yang semakin maju (Kuznets, 1955). Pada penelitian yang dilakukan oleh Dietz & Rosa, diketahui bahwa titik balik dimulainya penurunan tingkat kerusakan lingkungan adalah ketika GDP per 8

11 kapita mencapai USD (Dietz & Rosa, 1997). Penelitian yang dilakukan Mercan & Karakanya, 10 dari 11 negara objek penelitian yang dipilih tersebut termasuk pada kategori negara perekonomian maju dengan GDP per kapita lebih dari USD, dimana masyaraktanya sudah mulai meingkat kepeduliannya terhadap lingkungan. Sehingga dapat dikatakan bahwa 10 negara sudah memasuki periode dimana kerusakan lingkungan mulai menjadi isu penting dan telah dilakukan kebijakan maupun upaya yang signifikan untuk mencegah/mengurangi kerusakan lingkungan, sehingga pantaslah bila dihasilkan penelitian yang menyimpulkan bahwa pada 10 negara ini pertumbuhan ekonomi akan berdampak pada penurunan tingkat emisi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dietz & Rosa, Hubacek, Ghouali & Belmokaddem, dan juga termasuk penelitian yang sedang dilakukan ini, sebagian besar objeknya merupakan negara dengan GDP per kapita dibawah USD, atau sedikit diatasnya, sehingga isu kerusakan lingkungan belum terlalu penting dan ekonomi yang berkelanjutan belum diterapkan di negara itu, menyebabkan hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi menyebabkan kerusakan lingkungan. Bila kita tinjau secara khusus pada Indonesia mewakili kondisi negara-negara berkembang, tingkat GDP yang tinggi belum tentu akan diikuti dengan penurunan kerusakan lingkungan. Hal ini dikarenakan GDP ikut memperhitungkan produksi yang dihasilkan oleh perusahaan/warga negara asing, sehingga bisa jadi sebagian besar GDP yang besar tersebut disumbang sebagaian besarnya bukan oleh produksi nasional. Hal ini menimbulkan anggapan bahwa kemakmuran yang terjadi hanya semu belaka, dimana masyarakat belum merasakan dampak langsungnya. Tentunya jika masyrakat belum merasakan kemakmuran, maka kelestarian lingkungan belum menjadi suatu isu penting, bahkan tidak diperdulikan. Hal ini diperparah dengan kerusakan lingkungan yang terjadi selama masa pra industry menuju industry, dimana sebgaian besar disebabkan oleh upaya untuk meningkatkan produksi yang notabene adalah produksi asing, dan negara sedikit atau bahkan tidak mendapatkan keuntungan sedikitpun. Bisa jadi negara justru mengalami double loss, yaitu kerusakan lingkungan semakin parah, namun perbaikan ekonomi tak kunjung dirasakan masyarakat. Lalu variabel independen kedua yaitu konsumsi energi, dimana secara umum konsumsi energi Indonesia terus mengalami peningkatan secara konstan pada periode Sedangkan koefisen konsumsi energi sebesar 1,325309, berarti perubahan pada konsumsi energi sebesar 1%, akan menyebabkan kenaikan pada tingkat emisi sebesar 13,25%. Pada teori IPAT, teknologi dan inovasi umumnya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi, sehingga kemajuan ekonomi tetap terjaga namun dampaknya pada lingkungan bisa diminimalisir. Namun demikian, peningkatan efisiensi bisa menyebakan peningkatan konsumsi energi, bahkan cederung boros dan tidak tepat guna. Hal ini bisa terjadi karena peningkatan efisiensi biasanya diiringi dengan penurunan harga dan peningkatan pendapatan. Selain itu, peningkatan konsumsi energi secra langsung juga jelas berdamapak pada kenaikan tingkat emisi yang dihasilkan, terutama akibat gas buang yang dihasilkan selama konsumsi energi tersebut. Hal ini bisa menjelaskan hubungan konsumsi energi dan tingkat emisi, dimana hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesa yang diajukan peneliti, serta sesuai juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Dietz dan Rosa (1997), Hubacek (2008), Mercan & Karakanya (2014), Saidi & Hammami (2015) dan Ghouali & Belmokaddem (2015). Semua penelitian ini menyimpulkan bahwa konsumsi energi menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya emisi CO2. Namun demikian, hal ini bukan berarti peningkatan teknologi menjadi tidak penting dalam reduksi tingkat emisi CO2. Perbaikan teknologi tetap dibutuhkan, tetapi diharapkan juga konsumsi energi juga menurun atau paling tidak stagnan, terutama konsumsi energi yang berasal dari bahan bakar fosil. Hipotesis Berdasar pada ulasan teori serta hasil penelitian yang terdahulu, juga variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka dirumuskan dua hipotesis. Pertama, GDP berpengaruh positif terhadap tingkat emisi CO2 di Indonesia. Kedua, konsumsi energi berpengaruh positif terhadap tingkat emisi CO2 di Indonesia. E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan a. Kondisi GDP, konsumsi energi dan emisi karbondioksida Indonesia selama periode terus mengalami kenaikan. Terdapat beberapa penurunan ketika terjadi krisis maupun penerapan kebijakan baru, namun penurunan ini cenderung insignifikan bila dibandingkan dengan kenaikan secara keseluruahan, Secara sekilas, terlihat bahwa pergerakan antara tingkat GDP dan tingkat emisi karbondioksida lebih beriringan, daripada pergerakan tingkat konsumsi energi yang cenderung bergerak naik dengan sedikit fluktuasi. b. GDP memiliki dampak yang bersifat positif dan signfikan terhadap emisi karbondioksida. Hal in berarti di Indonesia, ketika GDP meningkat, maka emisi karbondioksida pun juga akan meningkat. Dibuktikan dengan 9

12 hasil estimasi dimana GDP memiliki koefisien yang positif. Selain itu Indonesia juga belum mencapai tingkatan dimana kerusakan lingkungan mulai menurun karena GDP belum mencapai USD. c. Konsumsi energi memiliki dampak yang bersifat positif dan signifkan terhadap emisi karbondioksida, Hal ini berarti di Indonesia, ketika konsumsi energi meningkat, maka emisi karbondioksida pun juga akan meningkat. Dibuktikan dengan hasil estimasi, dimana koefisien konsumsi energi memiliki hasil positif. Selain itu, konsumsi energi merupakan salah satu indikator dimana tingkat teknologi dapat diukur, yang mana maraknya penggunaan teknologi ramah lingkungan bisa mengurangi konsumsi energi bahan bakar fosil. Namun bisa juga meyebabkan kenaikan konsumsi energi melalui naiknya tingkat efisiensi, peningkatan pendapatan serta sifat manusia yang cenderung boros dan tidak tepat guna. Saran a. Setelah mengetahui bahwa pertumbuhan ekonomi (dalam penelitian ini GDP) dan konsumsi energi menjadi penyebab utama emisi karbondioksida, maka disini Indonesia perlu menerapkan konsep ekonomi keberlanjutan lebih jauh. Sehingga pertumbuhan ekonomi tidak perlu dikorbankan, namun disisi lain kelestarian lingkungan tetap terjaga. Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai macam upaya seperti RAN-GRK (Rencana Aksi Nasional penurunan Emisi Gas Rumah Kaca) serta program konversi kesumber energi yang lebih ramah lingkungan, namun dampaknya masih minimal pada penurunan tingkat laju kerusakan lingkungan. Diperlukan upaya lebih seperti aturan terkait emisi yang bersifat teknis, jelas dan detail, disertai penegakannya. Selain itu, kebijakan juga diperlukan untuk mendukung penelitian dan adopsi di bidang teknologi energi terbarukan mampu berkembang pesat. b. Untuk penelitian selanjutnya yang mengambil tema sama, hendaknya perlu dipertimbangkan untuk menambah faktor jangka waktu dalam model analisis data. Hal ini mengingat bahwa pertumbuhan ekonomi pada awalnya akan merusak lingkungan, namun berangsur angsur akan semakin berkurang seiring berjalannya waktu. Diharapkan dangan penambahan faktor jangka waktu, hasil penelitian menjadi lebih lengkap dan dapat memberikan informasi lebih tepat. DAFTAR PUSTAKA Badan Pembangunan Nasional Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca. Diakses tanggal 20 Maret Central Intelligence Agency CIA World Factbook. Diakses tanggal 11 Maret World Bank Data Diakses tanggal 11 Maret Badan Pusat Statistik Survei Sosial Ekonomi Nasional. Jakarta. Bargaoui, A., Liouane, N., & Nouri, F. Z Environmental Impact determinants: An empirical analysis based on the STIRPAT model. Procedia - Social and Behavioral Sciences: Elsevier. United Nations World Commission on Environment and Development (WCED) Brundtland Report - Our Common Future. Oxford: Oxford University Press. Creswell, J. W Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. London: SAGE Publications. Dewan Energi Nasional Indonesia Energy Outlook. Jakarta: Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Dietz, T., & Rosa, E. A Effects of Population and Affluence on CO2 Emissions. Farhani, S Renewable energy consumption, economic growth and CO2 Emissions; Evidence from selected MENA countries. IPAG Working Paper. Ghouali, Y. Z., & Belmokaddem, M Factors Affecting CO2 Emissions in the BRICS Countries: A Panel data Analysis. Procedia Economics and Finance: Elsevier. Giambona, F., Jacono, V. L., & Scuderi, R IPAT Model: an Empirical Evidence. Gujarati, D. N Basic Econometrics. New York: The McGraw-Hill. Hang, G., & Yuan-sheng, J The Relationship between CO2 Emissions, Economic Scale,Technology, Income and Population in China. Procedia Environmental Sciences. Holdren, J. P., & Ehrlich, P. R Human Population and the Global Environment. American Scientist. Hubacek The Drivers of Chinese CO2 Emissions from 1980 to Global Environmental Change. 10

13 Working Group III Contribution to the 5th Assesment Report Mitigation of Climate Change. Intergovernmental Panel on Climate Change Kuznets, S Economic Growth and Income Inequality. Martínez-Zarzoso, I., Bengochea-Morancho, A., & Morales-Lage, R The Impact of Population on CO2 Emissions: Evidence From European Countries. Social Science Research Network Electronic Paper Collection. Mercan, M., & Karakaya, E Energy Consumption, Economic Growth and Carbon Emission:Dynamic Panel Cointegration Analysis for Selected OECD Countries. Procedia Economics and Finance - Elsevier. Munasinge, M Sustainomic: A Trans-disciplinary Framework for Making Developmnet More Sustainable. International Society for Ecological Economies. Nathan, B., & Thomas, F Threshold Cointegration. International Economic review, Ndraha, T Pembangunan masyarakat : Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas. Jakarta: Bina Aksara. Pearce, D. W., & Watford, J. J World Without End : Economics, Environment, and Sustainable Development. Riduwan, & Kuncoro Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta. Saidi, K., & Hammami, S The Impact of CO2 Emissions aand Economic Growth on Energy Consumptions in 58 Countries. Elsevier. Shahbaz, M Growth-Globalisation-Emissions Nexus: The Role of Population in Australia. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tanjung, H., & Devi, A Metodologi Peneltian Ekonomi Islam. Bekasi: Gramatika Publishing. Thomas Air Quality Pollutant Inventories for England, Scotland, Wales and Northern Ireland: A report of the National Atmospheric Emissions Inventory. London: AEA Group. Todaro, M. P Economic Development. New York: The McGraw-Hill. Trismidianto Studi Penentuan Kosentrasi CO2 dan Gas Rumah Kaca (GRK) di Wilayah Indoneisa. Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia United Nations Framework Convention on Climate Change Report of the Conference of the Parties. COP 19. Copenhagen: United Nations Framework Convention on Climate Change. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Jakarta: Republik Indonesia Wang, D., Nie, R., & Shi, H.-y Scenario Analysis of China's Primary Energy Demand and CO2 Emissions Based on IPAT Model. Energy Procedia: Elsevier. World Bank World Development Indicators. Diakses tanggal 11 Maret

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Estimasi Fungsi Dampak Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian dan Industri Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Estimasi Fungsi Dampak Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian dan Industri Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca 49 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Estimasi Fungsi Dampak Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian dan Industri Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca Dalam penelitian ini berusaha untuk menganalisis 6 buah model

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting 12 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Istilah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peningkatan yang sangat pesat. Data survei resmi United Nation dalam The 2010

I. PENDAHULUAN. peningkatan yang sangat pesat. Data survei resmi United Nation dalam The 2010 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pertumbuhan penduduk dunia menunjukkan trend peningkatan yang sangat pesat. Data survei resmi United Nation dalam The 2010 Revision 1 mengestimasi bahwa jumlah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam ruang lingkup sektor pertanian. Waktu penelitian untuk mengumpulkan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antara tahun Data dalam penelitian ini adalah data dari 20 Negara

BAB III METODE PENELITIAN. antara tahun Data dalam penelitian ini adalah data dari 20 Negara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data kuantitatif tahunan pada rentang waktu antara tahun 1981-2008. Data dalam penelitian ini adalah data dari 20 Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi Jawa Timur ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis dan Hasil Regresi Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai Desember

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan data sekunder. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder sehingga metode pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Istilah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sekunder melalui

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian diambil di provinsi Jawa Timur dengan menggunakan data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur. B. Jenis dan Sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan terhadap ekonomi Indonesia dalam waktu 1996-2013, oleh karena

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder 42 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang mempunyai sifat runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 1998-2012 ARTIKEL PUBLIKASI Disusun oleh: M. Misbahul

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan rentang waktu dari tahun 2001 2012. Tipe data yang digunakan adalah data runtut

Lebih terperinci

3. METODE. Kerangka Pemikiran

3. METODE. Kerangka Pemikiran 25 3. METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu serta mengacu kepada latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka dapat dibuat suatu bentuk kerangka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada masalah-masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini antara lain untuk: 1. Mengetahui besarnya pengaruh tenaga kerja

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan masyarakatnya, suatu negara akan melakukan pembangunan ekonomi dalam berbagai bidang baik pembangunan nasional

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian 28 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif kuantitatif. Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yang meliputi data kuantitatif

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yang meliputi data kuantitatif 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder, yang meliputi data kuantitatif tahunan dan sekunder pada rentang waktu antara tahun 1980-2008. Data dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Suku Bunga Kredit Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi tentang satuan pengukuran,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data Primer Data primer yang digunakan adalah data yang didapat langsung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2001-2012.Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, dan Dinas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di Indonesia pada tahun 2007M01 2016M09. Pemilihan pada periode tahun yang digunakan adalah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang 38 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang didapat dari Bank Indonesia dan melalui pengolahan data yang dihitung

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 44 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Integrasi Pasar (keterpaduan pasar) Komoditi Kakao di Pasar Spot Makassar dan Bursa Berjangka NYBOT Analisis integrasi pasar digunakan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh bangsa tersebut. Hal ini di Indonesia yang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh bangsa tersebut. Hal ini di Indonesia yang salah satunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses mutlak yang dilakukan oleh suatu bangsa dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh bangsa tersebut.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Menurut Sugiono, metode penelitian kuantitatif merupakan suatu metode yang digunakan untuk meneliti suatu populasi dan sampel tertentu. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah residual berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji apakah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini menekankan pada pengujian teori melalui

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah nilai tukar rupiah, sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Negara Indonesia dari tahun 1985 sampai tahun 2014. Penentuan judul penelitian didasarkan pada pertumbuhan produksi beras Negara

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Kuncoro (2014), dalam jurnal Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran dan Pendidikan terhadap Tingkat Kemiskinan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN 1995 2013 Naskah Publikasi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Estimasi Variabel Dependen PDRB Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan metode pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hampir seluruh kegiatan ekonomi berpusat di Pulau Jawa. Sebagai pusat pertumbuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari 46 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainya. Dari satu periode ke periode lainnya

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Estimasi Parameter Model Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi Penanaman Modal Asing di Provinsi Jawa Timur adalah dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Pertanyaan beranjak dari benarkah semua indikator ekonomi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Perkebunan Aek Pamienke, Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara. Pemilihan provinsi Sumatera Utara sebagai lokasi penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Bruto Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia Tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada 46 III. METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian dan Sumber Data Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data angka yang diolah dengan metode statistika tertentu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Penelitian ini terdiri dari empat variabel yaitu Tema Lingkungan dan Energi (X1), Tema Tenaga Kerja (X2), Tema Konsumen dan Produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Termasuk dalam tujuan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang 52 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data tahunan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Antara Penerimaan DAU dengan Pertumbuhan PDRB Dalam melihat hubungan antara PDRB dengan peubah-peubah yang mempengaruhinya (C, I, DAU, DBH, PAD, Suku Bunga dan NX)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2014 dan mengambil data yang berasal dari situs resmi Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Jenis Penelitian ini termasuk penelitian kausal, yang bertujuan menguji hipotesis tentang pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Penelitian kausal

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa 72 V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa Pulau Jawa merupakan salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data 1.1 Analisis Deskripsi Data BAB IV HASIL DAN ANALISIS Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun 1996-2012. Data tersebut

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang Produksi Pupuk Urea

V. PEMBAHASAN Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang Produksi Pupuk Urea V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang 5.1.1. Produksi Pupuk Urea ton 700.000 600.000 500.000 400.000 300.000 200.000 100.000 - Tahun Sumber : Rendal Produksi PT. Pupuk Kujang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan tujuan penelitian seperti yang telah disampaikan sebelumnya, maka metode

BAB III METODE PENELITIAN. dan tujuan penelitian seperti yang telah disampaikan sebelumnya, maka metode BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/ Subyek Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini sebenarnya secara rinci dan aktual dengan melihat masalah dan tujuan penelitian seperti yang telah disampaikan sebelumnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan analisis dari data-data penelitian yang telah diolah menggunakan Eviews, diikuti dengan pembahasan dari hasil pengolahan data.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data Tingkat Bagi Hasil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder dalam runtun waktu (time Series) yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik),

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian data ini adalah Pemerintah Daerah pada 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah. Subjek penelitiannya, yaitu data PAD, DAU, DAK, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Bursa Efek Malaysia (BEM) tahun 2013-2015.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data time series. Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data time series. Kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data time series. Kuantitatif adalah data-data yang dipergunakan dinyatakan dalam bentuk angka.

Lebih terperinci

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai pengaruh pertumbuhan variabel PMTDB, pertumbuhan variabel angkatan kerja terdidik, pertumbuhan variabel pengeluaran pemerintah daerah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berbentuk time series selama periode waktu 2005-2015 di Sumatera Barat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time 44 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time series periode 2001-2012 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik Estimasi model pertumbuhan ekonomi negara ASEAN untuk mengetahui pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi negara ASEAN yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi Dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang memproses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 13), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode regresi linier berganda sebagai alat analisis data. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perekonomian Provinsi Aceh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perekonomian Provinsi Aceh 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perekonomian Provinsi Aceh Sejak tahun 2009 hingga saat ini, Provinsi Aceh terdiri dari 23 kabupaten dan kota, banyaknya jumlah kabupaten dan kota

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Regresi 1. Uji Asumsi Klasik. Pengujian ini hanya akan menguji dua uji asumsi klasik karena menggunakan metode data panel, yaitu uji multikolinieritas dan uji heterokedastisitas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder. Objek penelitian ini dengan menggunakan laporan keuangan tahunan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa

Lebih terperinci

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE 1995-2010 Fitri Suciani Jaka Pratama Tetiyeni Dwi Lestari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 43 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi perkembangan variabel 1. Nilai Ekspor Nonmigas Indonesia Negara yang menjadi tujuan ekspor nonmigas terbesar adalah negara Jepang, nilai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. seksama untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Sedangkan penelitian yaitu,

BAB III METODE PENELITIAN. seksama untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Sedangkan penelitian yaitu, 36 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian berasal dari kata Metode, yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan Logos yang artinya ilmu atau pengetahuan. Sehingga metodologi artinya

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini penulis melakukan pengujian mengenai Luas panen, Jumlah Penduduk dan Harga terhadap produksi padi di Kabupaten Gunungkidul periode tahun 1982-2015.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Bank

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Bank 53 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Bank Indonesia selaku bank sentral berdasarkan pasal 4 ayat 1 UU RI No. 23 tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Daerah Penelitian dan definisi operasional variabel. Penelitian ini dilaksanakandi di Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung.

III. METODE PENELITIAN. A. Daerah Penelitian dan definisi operasional variabel. Penelitian ini dilaksanakandi di Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung. 60 III. METODE PENELITIAN A. Daerah Penelitian dan definisi operasional variabel Penelitian ini dilaksanakandi di Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung. Pemilihan Kota Bandar Lampung sebagai daerah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro, biasanya dilihat dari pertumbuhan angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI). S edangkan waktu yang digunakan dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI). S edangkan waktu yang digunakan dalam melakukan 48 BAB III METODE PENELITIAN III.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT Unilever Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). S edangkan waktu yang digunakan dalam

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP KESENJANGAN UPAH GENDER

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP KESENJANGAN UPAH GENDER PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP KESENJANGAN UPAH GENDER Dara Veri Widayanti 1 Nindy Sintya Indriani Rachman 2 Widya Mauretya 3 1,2 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Gambaran Umum Subyek penelitian Penelitian ini tentang pertumbuhan ekonomi, inflasi dan tingkat kesempatan kerja terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Analisis pengaruh PDRB per kapita, pengeluaran pemerintah sektor kesehatan, dan pengeluaran pemerintah sektor pendidikan terhadap indeks pembangunan manusia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI PANEL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/KOTA D.I.YOGYAKARTA

ANALISIS REGRESI PANEL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/KOTA D.I.YOGYAKARTA ANALISIS REGRESI PANEL TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN/KOTA D.I.YOGYAKARTA Mita Pangestika 1 *Jurusan Statistika FIMIPA Universitas Islam Indonesia *mitapanges@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. bagaimana hasilnya apakah signifikan atau tidak. terhadap variabel-variabel dependen.

BAB III. Metode Penelitian. bagaimana hasilnya apakah signifikan atau tidak. terhadap variabel-variabel dependen. BAB III Metode Penelitian 3.1 Variabel Penelitian 3.1.1 Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu likuiditas saham dan return saham. Alasan penulis memilih keduanya yaitu untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 72 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini alat analisis data yang digunakan adalah model regresi linear klasik (OLS). Untuk pembuktian kebenaran hipotesis dan untuk menguji setiap variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini yakni pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini yakni pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini yakni pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Gorontalo Utara yang beralamat di jln Kusnodanupoyo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang dilakukan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang dilakukan banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang dilakukan banyak negara di berbagai penjuru dunia dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan dari suatu masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan dari suatu masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran keadaan suatu perekenomian dari suatu daerah. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah ini dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Karakterisik Penelitian Jenis dan Sumber Data. Data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data primer dan

METODE PENELITIAN. 3.1 Karakterisik Penelitian Jenis dan Sumber Data. Data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data primer dan 49 III. METODE PENELITIAN 3.1 Karakterisik Penelitian 3.1.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pada data sekunder dalam runtun

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausal komparatif yang merupakan penelitian dengan karakteristik masalah berupa

Lebih terperinci