SKRIPSI OLEH : LUH PUTU DIANI SUKMA NPM :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI OLEH : LUH PUTU DIANI SUKMA NPM : 07.8.03.51.30.1.5.1069"

Transkripsi

1 i SKRIPSI MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA SISWA KELAS V SDN 8 DAUH PURI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH : LUH PUTU DIANI SUKMA NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR DENPASAR 2012

2 ii SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN MEMPEROLEH GELAR SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM S1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR Telah melalui proses bimbingan dan disetujui Pada tanggal : 8 Agustus 2012 MENYETUJUI, Pembimbing I, Pembimbing II, Drs. I Gusti Ngrh. Nila Putra, M. Pd Drs. I Ketut Suwija, M. Si NIP NIP MENGETAHUI, KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR Drs. I Gusti Ngurah Nila Putra, M. Pd NIP.: ii

3 iii TIM PENGUJI UJIAN SKRIPSI SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM S1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR PENGUJI UTAMA, Drs. I Made Wena, M. Si NIP.: Penguji Pembantu I, Penguji Pembantu II, Drs. I Gusti Ngrh. Nila Putra, M. Pd Drs. I Ketut Suwija, M. Si NIP NIP iii

4 iv DITERIMA OLEH PANITIA UJIAN SKRIPSI SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM S1 POGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 9 September 2010 PADA HARI : Senin TANGGAL : 13 Agustus 2012 MENGESAHKAN: KETUA, SEKRETARIS, Drs. I Wayan Suandhi, M. Pd NIP.: Drs. I Gusti Ngurah Nila Putra, M. Pd NIP.: iv

5 v MOTTO KUNCI KESUKSESAN ADALAH KERJA KERAS DAN BERUSAHA v

6 vi Puji Syukur Kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Dengan Setulus Hati Karya Ini Kupersembahkan Untuk Orang Tuaku, Adikku, Made Nubawa, S.Pd, Dan Seluruh Keluarga Besar Yang Selalu Memberikan Motivasi. vi

7 vii KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala berkah dan rahmat-nya sehingga Tugas Akhir (Skripsi) yang berjudul Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI pada Siswa Kelas V SDN 8 Dauh Puri Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam proses penyusunan skripsi ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi. Berkat bimbingan, dorongan, arahan dan saran dari berbagai pihak, maka hambatan tersebut dapat diatasi. Untuk itu, pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: 1. Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar beserta staf, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan selama mengikuti pendidikan program S1. 2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar beserta staf, atas petunjuk dan saran-saran yang bermanfaat yang diberikan selama mengikuti pendidikan program S1. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Drs. I Gusti Ngurah Nila Putra, M.Pd, selaku Pembimbing 1 yang dengan penuh kesabaran, kecermatan, ketelitian, dan meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukan beliau untuk memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, saran dan kritik dalam menyelesaikan skripsi ini hingga selesai. 5. Bapak Drs. I Ketut Suwija, M.Si, selaku pembimbing 2 yang telah memberikan motivasi, petunjuk-petunjuk, saran dan meluangkan waktunya untuk membimbing dalam proses menyelesaikan skripsi ini hingga selesai. 6. Segenap dosen dan pegawai di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar yang telah memberikan bantuan, vii

8 viii bimbingan dan motivasi selama mengikuti perkuliahan di program studi Pendidikan Matematika dan dalam menyusun skripsi ini. 7. Ibu Dra Ida Ayu Putu Tirta, selaku Kepala Sekolah SDN 8 Dauh Puri yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian pada sekolah yang dipimpin. 8. Ibu AA. Sg. Mayun Suryati, S.Pd, selaku Guru Bidang Studi Matematika kelas V SDN 8 Dauh Puri yang telah membantu saat pengambilan data. 9. Ni Putu Siska Agustini selaku teman sejawat yang telah banyak membantu dalam pengambilan data. 10. Seluruh keluarga tercinta kedua orang tuaku, kedua adikku dan seseorang yang senantiasa dengan tulus memberikan cinta kasih, doa, motivasi dan dukungan moril maupun materiil hingga dapat menyelesaikan studi di UNMAS Denpasar. 11. Teman-teman terbaikku angkatan 2007, serta kakak dan adik-adik mahasiswa matematika UNMAS Denpasar yang telah banyak memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis selama mengikuti studi di UNMAS Denpasar. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas segala dukungannya selama ini. Dengan menyadari keterbatasan kemampuan yang dimiliki, kritik dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini sangat diharapkan. Semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi pengembangan dunia pendidikan di masa yang akan. Denpasar, Agustus 2012 Peneliti viii

9 ix DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PERSETUJUAN TIM PENGUJI... iii PENGESAHAN PANITIA UJIAN... iv MOTTO... v KATA PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii ABSTRAK... xiv BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Fokus Penelitian... 4 C. Rumusan Masalah... 4 D. Tujuan Penelitian... 4 E. Manfaat Penelitian... 5 F. Penjelasan Istilah... 5 LANDASAN TEORI A. Hakekat Matematika dan Pembelajarannya... 8 B. Aktivitas Belajar Siswa C. Prestasi Belajar D. Teori Konstruktivisme E. Pembelajaran Kooperatif F. Bilangan Bulat BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian B. Lokasi dan Subyek Penelitian C. Kehadiran Penelitian D. Data dan Sumber Data E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data G. Prosedur Penelitian H. Pengecekan Keabsahan Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian B. Pembahasan ix

10 x BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran x

11 xi DAFTAR TABEL Tabel Halaman 01. Tahapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Rumus Skala Kategori Aktivitas Belajar Siswa Skala Kategori Aktivitas Belajar Siswa Jadwal Pelaksanaan Penelitian Hasil Analisis Aktivitas Belajar Siswa Hasil Analisis Prestasi Belajar Siswa xi

12 xii DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 01. Garis Bilangan Letak Bilangan Bulat pada Garis Bilangan Penjumlahan Dua Bilangan Positif pada Garis Bilangan Penjumlahan Dua Bilangan Negatif pada Garis Bilangan Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif dengan Bilangan Bulat Positif atau Sebaliknya Pengurangan Dua Bilangan Bulat Positif pada Garis Bilangan Pengurangan Dua Bilangan Bulat Negatif pada Garis Bilangan Perkalian Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan Bulat Negatif pada Garis Bilangan Desain PTK Model Kemmis & Mc Taggart xii

13 xiii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 01. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Daftar Nama Subyek Penelitian Daftar Nama Anggota Kelompok Program Pembelajaran (PP) Rincian Materi Pelajaran untuk Masing-masing Siklus RPP Pertemuan I Siklus I Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Siswa Lembar Observasi Data Aktivitas Belajar Siswa pada Pertemuan I Siklus I RPP Pertemuan II Siklus I Lembar Observasi Data Aktivitas Belajar Siswa pada Pertemuan I Siklus I Pengembangan Tes Akhir Siklus I Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus I Kunci Jawaban Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus I Hasil Prestasi Belajar Siswa pada Siklus I Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Siklus I Catatan Lapangan Siklus I RPP Pertemuan I Siklus II Lembar Observasi Data Aktivitas Belajar Siswa pada Pertemuan I Siklus II RPP Pertemuan II Siklus II Lembar Observasi Data Aktivitas Belajar Siswa pada Pertemuan II Siklus II Pengembangan Tes Akhir Siklus II Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus II Kunci Jawaban Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus II Hasil Prestasi Belajar Siswa pada Siklus II Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Siklus II Catatan Lapangan Siklus II Persentase Peningkatan Rata-rata Skor Kelas (M), Daya Serap (DS), dan Ketuntasan Belajar (KB) Analisis Data Peningkatan Skor Rata-rata, Daya Serap, dan Ketuntasan Belajar Surat Pernyataan Keaslian Tulisan Daftar Riwayat Hidup xiii

14 xiv ABSTRAK Sukma, Luh Putu Diani Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI pada Siswa Kelas VB SDN 8 Dauh Puri Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi, Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP UNMAS Denpasar. Pembimbing: (1) Drs. I Gusti Ngurah Nila Putra, M. Pd, (2) Drs. I Ketut Suwija, M.Si. Kata Kunci: prestasi belajar, aktivitas belajar siswa, pendekatan pembelajaran, kooperatif tipe TAI Dari hasil wawancara dengan guru matematika di kelas V SDN 8 Dauh Puri, didapatkan informasi bahwa siswa pada jaman sekarang khususnya pada kelas yang beliau tangani, siswanya masih kurang dalam menangkap dan menerima pelajaran matematika di kelas, sehingga hal ini berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa. Menurut data yang diperoleh dari guru tersebut bahwa nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran matematika siswa kelas V SDN 8 Dauh Puri yaitu 60. Ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa masih tergolong sangat rendah karena rata-rata masih di bawah standar minimal 65. Rumusan masalah penelitian ini adalah: Apakah terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada kelas V SDN 8 Dauh Puri tahun pelajaran 2012/2013 dan apakah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada kelas V SDN 8 Dauh Puri tahun pelajaran 2012/2013. Tujuan Penelitian ini adalah: Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada kelas V SDN 8 Dauh Puri tahun pelajaran 2012/2013 dan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada kelas V SDN 8 Dauh Puri tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif, jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 8 Dauh Puri tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 48 siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah: data aktivitas belajar siswa yang dikumpulkan melalui dengan teknik observasi, dan data prestasi belajar siswa dikumpulkan dengan teknik tes akhir siklus. Data yang telah terkumpul dianalisis secara deskritif komparatif. PTK ini dilakukan sampai dua siklus. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dengan rata-rata skor aktivitas belajar beserta kategorinya pada siklus I dan siklus II berturut-turut yaitu: 10,27 dan 14,37dengan kategori cukup aktif dan aktif. Berdasarkan hasil analisis prestasi belajar siswa diperoleh bahwa terjadi peningkatan rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ), ketuntasan belajar (KB), dan daya serap (DS) pada siklus I xiv

15 xv sebesar 63,19; 63,19%; dan 60,42%; dan pada siklus II sebesar 72,02; 72,02%; dan 91,67%. Dengan persentase peningkatan rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ), ketuntasan belajar (KB), dan daya serap (DS) dari siklus I ke siklus II berturut-turut sebesar 13,84%; 13,84% dan 51,72%. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada kelas V SDN 8 Dauh Puri tahun pelajaran 2012/2013 yang ditunjukkan dengan peningkatan kategori aktivitas belajar siswa dari karegori cukup aktif pada siklus I menjadi kategori aktif pada siklus II dan terjadi peningkatan presatasi belajara siswa dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada kelas V SDN 8 Dauh Puri tahun pelajaran 2012/2013 yang ditunjukkan dengan peningktan rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ), daya serap (DS) dan ketuntasan belajar (KB) dari siklus I ke siklus II berturut-turut sebesar: 13,84%; 13,84% dan 51,72%. Sehingga disarankan kepada sekolah diharapkan dapat memberikan sumbangan keragaman strategi pembelajaran yang bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran di sekolah sebagai upaya peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa juga bagi guru-guru SDN 8 Dauh Puri disarankan agar mempertimbangkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI sebagai salah satu alternatif dalam pemilihan model pembelajaran di SDN 8 Dauh Puri sebagai upaya peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa dan disarankan kepada peneliti selanjutnya, diharapkan untuk senantiasa melakukan penelitian lebih lanjut mengenai metode pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam pembelajaran matematika baik di sekolah yang berbeda atau pada pokok bahasan yang berbeda sehingga aktivitas dan prestasi belajar siswa dapat terus ditingkatkan. xv

16 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat seiring dengan kemajuan zaman. Perkembangan ini menyangkut semua aspek kehidupan termasuk didalamnya tujuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan akan dapat dicapai dengan baik apabila dalam kegiatan pembelajaran melibatkan seluruh komponen pendidikan antara lain kurikulum, siswa, guru, metode, sarana dan prasarana, evaluasi, materi pembelajaran, tujuan, serta lingkungannya. Guru dan metode pembelajaran merupakan dua komponen penting yang menentukan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar. Usaha untuk meningkatkan kualitas belajar siswa merupakan suatu keharusan bagi tenaga kependidikan karena bidang pendidikan memegang peranan penting dan merupakan salah satu wahana untuk menciptakan kualitas sumber daya manusia khususnya peserta didik. Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan telah dilakukan tetapi asilnya belum sesuai dengan yang diharapkan, keadaan ini tercermin dari rendahnya nilai ulangan harian matematika yang dicapai siswa, hal ini terungkap saat penulis melakukan penelitian terhadap nilai matematika siswa kelas V SDN 8 Dauh Puri pada tanggal 16 Juli Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika di kelas V SDN 8 Dauh Puri, diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata pelajaran matematika sebesar 60 sedangkan nilai KKM sebesar 65 berarti nilai siswa tergolong rendah. Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi dengan dua poin yang diamati antara lain cara guru mengajar di kelas, dan kondisi siswa dalam mengikuti PBM.

17 2 Dalam kegiatan belajar-mengajar pada pembelajaran matematika guru mengajar masih kurang bervariasi, guru belum mampu mengarahkan siswa untuk fokus mengikuti kegiatan belajar-mengajar dan guru lebih mengutamakan penggunaan rumus dibandingkan dengan pemahaman rumus itu sendiri. Sedangkan dari kondisi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran terlihat bahwa proses belajar mengajar banyak didominasi oleh siswa-siswa pintar saja. Anak-anak yang kemampuannya kurang secara akademis sepertinya kurang percaya diri untuk ikut berpartisipasi dalam proses belajar mengajar (PBM). Masih rendahnya keberanian siswa-siswa yang kurang secara akademis untuk terlibat dalam PBM disebabkan karena mereka bersaing dengan siswa yang pintar. Suasana kelas kelihatannya hidup, tetapi hanya dihidupkan oleh siswasiswa yang pintar saja. Di pihak lain, siswa-siswa yang kemampuannya kurang hanya diam menunggu. Hal ini sangat jelas terlihat pada saat mengerjakan soal-soal, siswa yang terlibat aktif mengerjakan soal hanyalah siswa yang pintar, sedangkan siswa yang kemampuannya kurang hanya menunggu jawaban dari siswa yang pintar. Ini terlihat juga ketika mereka mencocokkan jawaban yang mereka peroleh dari latihan-latihan soal. Sementara siswasiswa yang kemampuannya kurang hanya membaca soal dan tidak bisa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Ini tampak disebabkan karena teman yang diajak duduk satu bangku atau teman yang duduk di depan dan dibelakangnya tidak dapat mengerjakan soal. Akhirnya mereka hanya menunggu dan mencatat hasil yang diperoleh setelah dikerjakan di papan tulis. Hal ini berlangsung terus, oleh karenanya dipandang perlu untuk diupayakan pemecahannya. Para guru juga mengatakan bahwa konsep pembelajaran matematika harus dijelaskan secara berulang-ulang. Ini akan menjadi suatu yang membosankan bagi anak yang pintar. Akhirnya menjadi suatu fenomena tersendiri, jika dalam suatu PBM materi

18 3 yang sama harus dijelaskan secara berulang-ulang, maka siswa yang pintar mengeluh karena jenuh, tetapi jika dipercepat siswa yang kemampuannya kuran akan ketinggalan. Tampaknya diperlukan upaya yang memungkinkan untuk memposisikan siswa yang pintar dengan siswa yang kemapuannya kurang menjadi teman sebaya sedemikian, sehingga siswa yang pintar dapat membantu siswa kurang pintar dan akhirnya dapat terus terfokus dalam pembelajaran. Dengan demikian diharapkan siswa yang pintar terhadap matematika dapat terlayani dengan baik sementara siswa yang kurang tetap dapat belajar dengan baik melalui bantuan teman yang lain dengan sistem kooperatif. Team Assisted Individualization merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menggunakan tim tim pembelajaran dengan empat atau lima anggota berkemampuan heterogen dan memberikan sertifkat untuk tim yang berkinerja tinggi (Slavin dalam Monika, 2009:05). Jika dibandingkan dengan tipe kooperatif yang lain seperti STAD dan TGT maka ketiganya memiliki persamaan dalam hal jumlah anggota kelompok dan pemberian penghargan kelompok, bedanya adalah bila STAD dan TGT menggunakan sebuah pengajaran tatanan tunggal untuk kelas, TAI menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individual. Dalam model ini, diterapkan bimbingan antar teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang lemah. Disamping itu dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok kecil. Siswa yang pintar dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan permasalahzan yang dihadapi. Berdasarkan uraian di atas untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SDN 8 Dauh Puri, dalam pembelajaran bilangan bulat dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe

19 4 TAI. Maka terdorong melakukan penelitian dengan judul Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat pada Siswa Kelas V SDN 8 Dauh Puri Tahun Pelajaran 2012/2013. B. Fokus Penelitian Fokus dalam penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada siswa kelas V SDN 8 Dauh Puri tahun pelajaran 2012/2013. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang serta fokus penelitian tersebut di atas, maka permasalahan yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada kelas V SDN 8 Dauh Puri tahun pelajaran 2012/2013? 2. Apakah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada kelas V SDN 8 Dauh Puri tahun pelajaran 2012/2013? D. Tujuan Penelitian Sesuai permasalahan yang ingin dikaji sebagaimana uraian di atas,maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada kelas V SDN 8 Dauh Puri tahun pelajaran 2012/2013.

20 5 2. Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada kelas V SDN 8 Dauh Puri tahun pelajaran 2012/2013 E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Siswa Penerapan metode kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan ketertarikan dan rasa ingin tahu siswa dalam belajar, dapat menambah keaktifan belajar siswa sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa 2. Bagi Guru Guru dapat memilih model pembelajaran yang efektif pada pokok bahasan bilangan bulat dan sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga memberikan layanan yang terbaik bagi siswa. 3. Bagi Sekolah Model Pembelajaran Kooperatif TAI yang dirancang dapat dijadikan bahan masukan bagi sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. F. Penjelasan Istilah 1. Meningkatkan Aktivitas Meningkatkan adalah menjadi lebih baik Daryanto (dalam Panida, 2007:5), sedangkan menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2005:1198) Meningkatkan adalah menaikkan, mempertinggi, memperbesar.

21 6 Aktivitas adalah keaktifan, kegiatan, kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilakukan dalam tiap bagian di dalam perusahaan. (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, 2005:23) Dengan demikian yang dimaksud dengan meningkatkan aktivitas adalah menaikkan keaktifan dari suatu kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani ataupun rohani. 2. Prestasi Belajar Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar, menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2005:895) Prestasi adalah hasil yang dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan. Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, 2005:17) Jadi sesuai dengan uraian di atas yang dimaksud dengan prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil nilai (skor) yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan dan mengalami suatu perubahan dalam penguasaan pengetahuan dan keterampilan karena pengalaman yang baru dinyatakan dalam cara sikap, kebiasaan dan tingkah laku. 3. Penerapan Model Pembelajaran Tipe TAI Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. TAI merupakan suatu program yang menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individual untuk memenuhi kebutuhan dari berbagai kelas yang berbeda (Slavin dalam Dwijayanti, 2010:10). Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual, ciri khas tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah disiapkan oleh guru.

22 7 4. Bilangan Bulat Darhim (1922:450) mengemukakan bahwa bilangan bulat adalah merupakan gabungan antara bilangan asli dengan negatifnya serta bilangan nol. Dan ini, bila ditulis dalam suatu bentuk himpunan bilangan bulat akan di dapat B =..., 4, 3, 2, 1,0,1,2,3,4,.... Arti titik-titik yang terdapat dalam himpunan B menunjukkan bahwa bilangan bulat selalu dimulai dari bilangan bulat negatif tak terhingga sampai dengan bilangan bulat positif tak terhingga.

23 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Hakekat Matematika dan Pembelajarannya 1. Hakikat Matematika Pendefinisian matematika sampai saat ini belum ada kesepakatan yang bulat, namun demikian dapat dikenal melalui karakteristiknya. Sedangkan karakteristik matematika dapat dipahami melalui hakekat matematika. Menurut Soedjadi (dalam Monika, 2009:14) walaupun berbagai definisi matematika yang tampak berlainan, tetapi dapat ditarik ciri-ciri yang sama tentang matematika yakni: (a). matematika memiliki objek kajian yang abstrak, (b). matematika mendasarkan diri pada kesepakatan-kesepakatan, (c). matematika sepenuhnya menggunakan pola pikir deduktif, (d). matematika dijiwai dengan kebenaran konsistensi. Sedangkan menurut Endang dan Nur (2003:3) pada hakekatnya belajar mengajar matematika adalah segala upaya yang dilakukan untuk dapat membelajarkan siswa dan dapat mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Sehingga dalam proses belajar mengajar terdapat dua kegiatan pokok yaitu mengajar yang merupakan kegiatan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Mempelajari materi matematika tidak cukup hanya dipelajari dengan membaca saja. Suatu theorem, dalil sifat maupun suatu definisi untuk dapat memahaminya memerlukan waktu dan ketekunan, seseorang akan mudah mempelajari suatu materi matematika yang baru bila didasarkan kepada apa yangtelah diketahui. Pengalaman belajar yang lalu akan mempengaruhi proses belajar matematika selanjutnya yang tersusun secara hirarkis dari akal (rasio) yang berhubungan dengan benda-benda pikiran yang abstrak. 8

24 9 Metode mencari kebeneran yang dipakai oleh matematika adalah metode deduktif. Para ahli pendidikan matematika menyadari siswa-siswa Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas masih sukar menggunakan akalnya dalam belajar matematika yang menggunakan penalaran deduktif. Berdasarkan perkembangan ini, maka dalam program pengajaran matematika sekarang ini banyak dipakai pendekatan induktif. Dalam matematika formal dipakai induksi lengkap atau induksi matematika. Dengan menggunakan induksi lengkap ini kesimpulan yang ditarik berlaku umum, Pembuktian secara induksi matematika sebenarnya cara pembuktian metode deduktif. (Karso, dkk. dalam Panida, 2007:9) Penalaran deduktif menarik kesimpulan dari hal yag umum menjadi hal khusus. Sedangkan penalaran induktif menarik kesimpulan dari hal-hal khusus menjadi hal yang umum dan biasa disebut generalisasi. 2. Pembelajaran Matematika Fungsi mata pelajaran matematika menurut Monika (2009:15) adalah sebagai: alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan. Ketiga fungsi matematika tersebut hendaknya dijadikan acuan dalam pembelajaran matematika sekolah. Dengan mengetahui fungsi-fungsi matematika tersebut diharapkan kita sebagai guru atau pengelola pendidikan matematika dapat memahami adanya hubungan antara matematika dengan berbagai ilmu lain atau kehidupan. Sebagai tindak lanjutnya sangat diharapkan agar para siswa diberikan penjelasan untuk melihat berbagai contoh penggunaan matematika sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam mata pelajaran lain, dalam kehidupan kerja atau dalam kehidupan sehari-sehari.

25 10 Namun tentunya harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, sehingga diharapkan dapat membantu proses pembelajaran matematika di sekolah. Siswa diberi pengalaman menggunakan matematika sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan suatu informasi misalnya melalui persamaan-persamaan, atau tabeltabel dalam model-model matematika yang merupakan penyederhanaan dari soal-soal cerita atau soal-soal uraian matematika lainnya (Monika, 2009:19). Bila seorang siswa dapat melakukan perhitungan, tetapi tidak tahu alasannya, maka tentunya ada yang salah dalam pembelajarannya atau ada sesuatu yang belum dipahami. Belajar matematika bagi para siswa, juga merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan di antara pengertian-pengertian itu. Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstrak). Dengan pengamatan terhadap contoh-contoh dan bukan contoh diharapkan siswa mampu menangkap pengertian suatu konsep. Selanjutnya dengan abstraksi ini, siswa dilatih untuk membuat perkiraan, terkaan, atau kecenderungan berdasarkan kepada pengalaman atau pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh khusus (generalisasi). Di dalam proses penalarannya menurut Monika (2009:20) dikembangkan pola pikir induktif maupun deduktif. Namun tentu kesemuanya itu harus disesuaikan dengan perkembangan kemampuan siswa, sehingga pada akhirnya akan sangat membantu kelancaran proses pembelajaran matematika di sekolah. Fungsi matematika yang ketiga adalah sebagai ilmu atau pengetahuan, dan tentunya pengajaran matematika di sekolah harus diwarnai oleh fungsi yang ketiga ini. Kita sebagai guru harus mampu menunjukkan betapa matematika selalu mencari kebenaran, dan bersedia meralat

26 11 kebenaran yang telah diterima, bila ditemukan kesempatan untuk mencoba mengembangkan penemuan-penemuan sepanjang mengikuti pola pikir yang sah. Sebagai manusia, guru tidak luput dari kekurangan, kekhilapan, bahkan kesalahan. Kita harus bersedia menerima dengan rasa tawakal dan penuh pengertian dari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam proses pembelajaran seandainya kesalahan tersebut ditunjukkan kebenarannya oleh siswa kita. Kita harus dengan hati terbuka dan lapang dada, malahan merasa bangga untuk menerima cara-cara pengerjaan soal matematika yang dikembangkan oleh siswa yang berbeda dengan caracara yang kita berikan kepada para siswa tersebut. Itulah salah satu fungsi matematika sebagai ilmu. Dari ketiga fungsi matematika tersebut di atas, kita sebagai guru disadarkan akan perannya sebagai motivator dan pembimbing siswa dalam pembelajaran matematika di sekolah. Tujuan pembelajaran matematika di sekolah mengacu kepada fungsi matematika serta kepada tujuan pendidikan nasional yang telah dirumuskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). Dalam pembelajaran matematika bagian yang paling sulit adalah pada saat guru akan menanamkan suatu konsep matematika pada anak didiknya. Sebab menanamkan konsep matematika tidaklah mudah, dibutuhkan teknik-teknik mengajar yang tepat untuk menanamkannya. Belajar matematika akan lebih bermakna bagi siswa jika siswa memahami ide-ide yang terkandung dalam konsep-konsep yang dipelajari. Sehingga siswa dapat dengan mudah menyelesaikan persoalan matematika dengan mudah walaupun tanpa menghapalnya dan siswa juga mampu menyelesaikan persoalan walaupun dalam bentuk lain. Jadi yang utama dalam pembelajaran matematika adalah pengertian bukan hapalan.

27 12 B. Aktivitas Belajar Siswa 1. Pengertian Aktivitas Belajar Daryanto (1998:27) menyatakan bahwa aktivitas adalah kegiatan, kektifan atau suatu kegiatan yang dilaksanakan pada tiap bagian. Menurut Winataputra, dkk. (2006:2.14), belajar itu sendiri adalah aktivitas yaitu aktivitas mental dan aktivitas emosional. Bila pikiran dan perasaan siswa tidak terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut tidak belajar. Menurut Tim Instruktur PKG (1992:2), aktivitas belajar siswa dapat dibedakan menjadi 6 indikator perilaku siswa dan setiap indikator memuat 4 deskriptor. Adapun indicator beserta diskriptor dari perilaku siswa tersebut diuraikan sebagai berikut: 1). Antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk menilai indikator ini perlu diperhatikan deskriptor sebagai berikut: siswa memperhatikan guru dengan seksama, siswa tidak mengerjakan pelajaran lain, siswa spontan bekerja apabila diberi tugas, siswa tidak terpengaruh dengan situasi lain di luar kelas selama pembelajaran berlangsung, 2). Interaksi siswa dengan guru. Untuk menilai indikator ini perlu diperhatikan deskriptor sebagai berikut: siswa mengajukan pertanyaan minimal satu kali pada guru terkait mengenai materi yang belum jelas, siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru, siswa memanfaatkan guru sebagai sumber, siswa memanfaatkan guru sebagai fasilitator, 3). Interaksi siswa dengan siswa. Untuk menilai indikator ini perlu diperhatikan deskriptor sebagai berikut: siswa bertanya dengan teman dalam satu kelompok, siswa menjawab pertanyaan teman dalam satu kelompok, siswa bertanya pada teman dikelompok lain, siswa menjawab pertanyaan temannya dikelompok lain, 4). Kerjasama kelompok. Untuk menilai indikator ini perlu diperhatikan deskriptor sebagai berikut: siswa membantu temannya dalam kelompok yang menghadapi masalah, siswa meminta bantuan pada teman jika menghadapi masalah, siswa

28 13 mencocokkan jawaban dengan teman satu kelompok, adanya pembagian tugas dalam satu kelompok, 5). Aktivitas siswa dalam kelompok. Untuk menilai indikator ini perlu diperhatikan deskriptor sebagai berikut: siswa mengemukakan pendapatnya, siswa menanggapi pendapat dari temannya, siswa mengerjakan tugas kelompoknya, siswa menjelaskan pendapatnya atau pekerjaanya. Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil belajar. Untuk menilai indikator ini perlu diperhatikan deskriptor sebagai berikut: siswa mengacungkan tangan untuk ikut menyimpulkan materi yang telah dibahas, siswa merespon pernyataan temannya, siswa melengkapi kesimpulan yang dinyatakan oleh temannya, siswa mencatat kesimpulan atau rangkuman yang dianggap penting dari guru. Jadi aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan baik fisik maupun nonfisik yang menghaslkan perubahan-perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruh, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. C. Prestasi Belajar Siswa 1. Pengertian Prestasi Belajar Definisi prestasi belajar menurut Yandianto (2009:752) berarti penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan dari mata pelajaran, lasimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Di Indonesia, alat ukur evaluasi prestasi belajar disebut Tes Hasil Belajar (THB). Kedua tes ini digunakan untuk mengukur taraf keberhasilan sebuah program pengajaran dan untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan kemampuan kognitifnya. Prestasi belajar merupakan suatu hasil pembelajaran yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: kemampuan dasar (intelegensi), bakat, cara belajar, motivasi/dorongan, kondisi fisik anak, fasilitas belajar, lingkungan fisik, keadaan psikologis di rumah, hubungan peserta didik dengan orang tua, hubungan peserta didik

29 14 dengan guru, serta hubungannya antar sesama teman (Monika, 2009:25). Minat dan motivasi dapat menjadi pendorong semangat remaja untuk meningkatkan prestasinya sehingga tercapai apa yang diinginkannya. Berdasarkan uraian di atas, prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai siswa setelah kegiatan pembelajaran. Pengukuran hasil yang dicapai setelah proses pembelajaran adalah melalui evaluasi dengan menggunakan alat ukur yang kualitasnya baik. Alat ukur tersebut adalah tes prestasi yang mengacu kepada ranah kognitif dalam bentuk tertulis. Prestasi belajar adalah cermin keberhasilan siswa dalam proses belajar di sekolah. Demikian pentingnya arti prestasi belajar, maka usaha dalam pendidikan diarahkan pada peningkatan prestasi belajar. D. Teori Konstruktivisme Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan di kelompok dalam teori pembelajaran konstruktivis (constructivist theories of learning). Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai (Trianto, 2010:28). Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekadar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa untuk menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. 1. Teori Konstruktivisme Piaget Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun

30 15 sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksiinteraksi mereka. Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif yaitu: (1) sensorimotor, (2) praoperasional, (3) operasi konkret, (4) operasi formal (Nur dalam Trianto, 2010:29). Piaget menemukan bahwa penggunaan operasi formal bergantung pada keakraban dengan daerah subyek tertentu. Apabila siswa akrab dengan suatu objek tertentu, lebih besar kemungkinannya menggunakan operasi formal (Nur dalam Trianto, 2010:30). Menurut Piaget (dalam Trianto, 2010:30), perkembangan kognitif sebagian besar bergantung pada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. 2. Teori Konstruktivisme Vygotsky Menurut Vygotsky (dalam Setyono, 2005:24) bahwa siswa membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa sendiri melalui bahasa. Vygotsky berkeyakinan bahwa perkembangan tergantung baik pada faktor biologis menentukan fungsi-fungsi elementer memori, atensi, persepsi, dan stimulus-respons, faktor sosial sangat penting artinya bagi perkembangan fungsi mental lebih tinggi untuk perkembangan konsep, penalaran logis, dan pengambilan keputusan. Teori Vygotsky ini, lebih menekankan pada aspek sosial dari pembelajaran. Menurut Vygotsky bahwa proses pembelajaran akan terjadi jika anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas tersebut masih berada dalam jangkauan mereka disebut dengan zone of proximal development, yakni jarak antara tingkat kemampuan pembelajar sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat kemampuan perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah

31 16 dibawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu (Setyono, 2005:24). Teori Vygotsky yang lain adalah scaffolding yaitu pada awal pembelajaran guru memberikan sejumlah bantuan kepada siswa, selanjutnya secara bertahap bantuan tersebut dikurangi dan memberikan kesempatan siswa untuk mengambil alih tanggungjawab yang semakin besar sehingga pada akhirnya siswa dapat menyelesaikan masalah secara mandiri (Setyono, 2005:24). Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan, langkah-langkah pemecahan masalah, memberikan contoh, dan tindakan lain yang memungkinkan siswa mandiri. Vygotsky menggunakan istilah zoped yaitu suatu wilayah tempat bertemu antara pengertian spontan anak dengan pengertian sistematis logis orang dewasa (Setyono, 2005:24). Wilayah ini berbeda pada setiap anak dan ini menunjukkan kemampuan anak dalam menangkap logika dari pengertian ilmiah. Dengan demikian, pentingnya interaksi baik secara individu ataupun sosial dalam konstruktivisme menempatkan interaksi teman sebaya menjadi penting. Bentuk interaksi ini selanjutnya dalam pembelajaran diwujudkan melalui pembelajaran kooperatif. E. Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian pembelajaran kooperatif Menurut Holubec (dalam Monika, 2009:15) pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) memerlukan pendekatan pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mencerdaskan sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa. Menurut

32 17 Abdurrahman (dalam Monika, 2009:16) Secara ringkas, pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah (saling mencerdaskan), silih asih (saling menyayangi), dan silih asuh (saling tenggang rasa) antar sesama siswa sebagai latihan hidup dai dalam masyarakat nyata. Salah satu ciri pembelajaran kooperatif adalah kemampuan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil yang heterogen. Masing-masing anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara. Pembelajaran kooperatif merupakan stategi pembelajaran yang mendorong siswa aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui ketrampilan proses. Siswa belajar dalam kelompok kecil yang kemampuannya heterogen. Dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota saling bekerja sama dan saling membantu dalam memahami suatu bahan ajar. Pembelajaran kooperatif sebagai salah satu strategi belajar mengajar adalah suatu cara mengajar dimana siswa dalam kelas dipandang sebagai kelompok atau dibagi dalam beberapa kelompok. 2. Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemenelemen yang saling terkait. Menurut Ibrahim (dalam Monika, 2009:17 ) mengatakan bahwa unsur-unsur pembelajaan kooperatif adalah a). siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama, b) siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri, c) siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama, d) siswa harus membagai tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya, e) siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/ penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok, f) siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan ketrampilan untuk belajar

33 18 bersama selama proses belajarnya, dan g) siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Menurut Abdurrahman (dalam Monika, 2009:17) adapun berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: a. Saling ketergantungan positif Guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan inilah yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan tersebut dapat dicapai melalui: Saling ketergantungan pencapaian tujuan, saling ketergantungan bahan atau sumber, saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas, peran, saling ketergantungan hadiah. b. Interaksi tatap muka Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. c. Akuntabilitas individual Penilaian kelompok yang didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara individual disebut dengan akuntabilitas individual. d. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi Keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, berani mempertahankan pikiran logis, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja di ajarkan.

34 19 3. Manfaat pembelajaran kooperatif Manfaat diterapkannya strategi pembelajaran kooperatif menurut Lundgren (dalam Monika, 2009:18) adalah sebagai berikut: a) meningkatkan pencurahan waktu pada tugas, b) rasa harga diri menjadi lebih tinggi, c) memperbaiki sikap terhadap ilmu pengetahuan alam dan sekolah, d) memperbaiki kehadiran, e) angka putus sekolah menjadi rendah, f) penerimaan terhadap perubahan individu menjadi lebih besar, g) perilaku mengganggu menjadi lebih kecil, h) konflik antar pribadi berkurang, i) pemahaman yang lebih mendalam, j) motivasi lebih besar, k) hasil belajar lebih tinggi, l) retensi lebih lama, dan m). meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi. 4. Ragam pembelajaran kooperatif Ragam model pembelajaran kooperatif menurut Suyitno (2004:37) antara lain: STAD (Student Teams Achievement Divisions), TGT (Teams Games Tournament), TAI (Teams Assisted Individualization), Jigsaw I, Jigsaw II, dan CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition). 5. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI a. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI TAI singkatan dari Team Assisted Individualization. TAI termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin (dalam Widdiharto, 2006:19) dalam model pembelajaran TAI, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen dan selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya. Dengan pembelajaran kelompok, diharapkan para siswa dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Sebelum dibentuk kelompok, siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam satu kelompok. Siswa diajari menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada teman sekelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerja

35 20 sama, menghargai pendapat teman lain, dan sebagainya. Salah satu ciri pembelajaran kooperatif adalah kemampuan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil yang heterogen. Masing-masing anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara. Karena pada pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka siswa yang pandai ikut bertanggung jawab membantu temannya yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian, siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut. Slavin (dalam Widdiharto, 2006:19) membuat model ini dengan beberapa alasan. Pertama, model ini mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan program pengajaran individual. Kedua, model ini memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif. Ketiga, TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal kesulitan belajar siswa secara individual. b. Komponen Model Pembelajaran Tipe TAI Komponen dalam pembelajaran tipe TAI (dalam Suyitno, 2006:08) terdiri dari 8 komponen. Adapun komponen tersebut disajikan seperti tabel 01 berikut: Tabel 01. : Komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Komponen Tingkah laku Komponen 1 Teams yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa Komponen 2 Placement Test yaitu pemberian pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu Komponen 3 Student Creative yaitu melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan dimana keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya Komponen 4 Team Study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkan Komponen 5 Team Score and Team Recognition yaitu pemberian score terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas

36 21 Komponen 6 Komponen 7 Komponen 8 Teaching Group yaitu pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok. Fact test yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa Whole-lass Units yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhiri waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah F. Bilangan Bulat 1. Pengertian Bilangan Bulat Bilangan adalah angka atau rangkaian dari angka-angka yang menunjukkan jumlah atau nilai tertentu. Salah satunya adalah bilangan bulat. Jika membicarakan bilangan bulat, pembahasannya tidak dapat dilepaskan dengan pemahaman mengenai bilangan pada suatu garis bilangan. Kita akan dapat menentukan letak urutan bilanganbilangan berdasarkan urutan titik-titiknya. Dalam hal ini, untuk bilangan bulat positif akan berada di sebelah kanan 0 (nol) dan untuk bilangan negatif akan berada di sebelah kiri 0 (nol) pada garis bilangan, seperti gambar berikut: Gambar 01. : Garis Bilangan Garis bilangan pada gambar tersebut memperlihatkan bahwa titik pada garis bilangan mempunyai jarak antara satu titik dengan titik lainnya adalah sama. Hal ini berarti adanya korespondensi satu-satu antara bilangan (angka) yang ada di bawah garis bilangan dengan titik-titik yang terletak pada garis bilangan tersebut dalam Darhim (1992:448). Darhim juga mengemukakan bahwa dengan cara membilang angka satu (1), dua (2), tiga (3),... dan seterusnya, maka akan didapatkan suatu himpunan bilangan yang disebut himpunan bilangan asli, yaitu: A = 1,2,3,4,.... Selanjutnya bila ke dalam himpunan bilangan asli tersebut dimasukkan 0 (nol), maka akan diperoleh suatu himpunan bilangan yang disebut himpunan bilangan cacah, yaitu:

37 22 C = 0,1,2,3,4,.... Dengan demikian jika diperhatikan kembali angka-angka tersebut pada suatu garis bilangan maka akan ditemukan adanya bilangan lain selain: 0, 1, 2, 3, 4,... dan seterusnya. Bilangan lain dimaksudkan dalam hal ini adalah berupa bilangan negatif satu (-1), negatif dua (-2), negatif tiga (-3), dan seterusnya. Menggabungkan semua kelompok bilangan negatif yang berada di sebelah kiri titik-titik 0 (nol) ke dalam himpunan bilangan cacah. Berdasarkan prosedur tersebut akan diperoleh suatu himpunan bilangan yang disebut himpunan bilangan bulat. Darhim (1992:450) mengemukakan bahwa bilangan bulat adalah merupakan gabungan antara bilangan asli dengan negatifnya serta bilangan nol. Dan ini, bila ditulis dalam satu bentuk himpunan bilangan bulat akan didapat B =... 4, 3, 2, 1,0,1,2,3,4,.... Artinya titik-titik yang terdapat di dalam himpunan B menunjukkan bahwa bilangan bulat selalu dimulai dari bilangan bulat negatif tak terhingga sampai dengan bilangan bulat positif tak terhingga. Suatu bilangan yang berada di kanan dari sebuah bilangan bernilai lebih besar dari pada bilangan lainnya yang ada disebelah kiri pada garis bilangan. Jika bilangan bulat diurutkan dalam suatu garis bilangan, maka besar nilainya dapat ditemukan dengan garis bilangan. Pengertian bilangan bulat di atas mencerminkan bahwa harus pula diperhatikan arti kedudukan dari suatu bilangan negatif atau bulat negatif karena, adapula bilangan negatif lainnya yang tidak bulat yaitu yang terletak di antara bilangan-bilangan bulat seperti: 1 1 Bilangan ini adalah berada di antara 0 dengan negatif satu (-1), akan berada di antara negatif dua (-2) dengan negatif tiga (-3) dan lain-lain. Bilanganbilangan tersebut dinamakan bilangan pecah negatif (Darhim, 1922:450).

38 23 Berdasarkan uraian tersebut maka pada suatu garis bilangan, selain dapat diperoleh himpunan bilangan bulat, juga dapat disusun himpunan bilangan bulat negatif yang banyak anggotanya tak terhingga dimulai dari -1, maka dapat dinayatakan dengan H =... 3, 2, 1. Untuk himpunan bilangan bulat positif yang bila dinyatakan dengan notasi himpunan adalah G maka G = 1,2,3,.... Dengan penggambaran di atas dapat dikemukakan bahwa setiap bilangan bulat kecuali nol akan bisa diperoleh adanya suatu bilangan yang merupakan lawan bilangannya. Dalam hal ini lawan bilangan yang dimaksud adalah negatif dari bilangan seperti yang disebutkan pada himpunan G. 2. Sifat-sifat Operasi Hitung Bilangan Bulat a. Sifat komutatif (pertukaran) 1). Sifat komutatif pada penjumlahan Perhatikan contoh berikut ini: = = 340 Ternyata walaupun letaknya ditukar hasilnya tetap sama. Jadi, = ). Sifat komutatif pada perkalian Perhatikan contoh berikut ini: 2 3 = = 6 dan 3 2 = = 6 Ternyata hasilnya sama walaupun tempatnya ditukar. Jadi, 2 3 = 3 2 b. Sifat assosiatif (pengelompokan) 1). Sifat assosiatif pada penjumlahan Perhatikan contoh berikut ini: (3 + 2) + 4 = = 9 Bandingkan dengan 3 + (2 + 4) = = 9

39 24 Jadi (3 + 2) + 4 = 3 + (2 + 4) 2). Sifat assosiatif pada perkalian Perhatikan contoh berikut ini: (2 3) 4 = 6 4 = 24 Bandingkan dengan 2 (3 4) = 2 12 = 24 Jadi (2 3) 4 = 2 (3 4) c). Sifat distributif (penyebaran) 1). Sifat distributif pada penjumlahan Perhatikan contoh berikut ini: 3 (4 + 6) = 3 10 = 30 Bandingkan dengan (3 4) + (3 6) = = 30 Jadi 3 (4 + 6) = (3 4) + (3 6) 2). Sifat distributif pada pengurangan Perhatikan contoh berikut ini: 2 (20 5) = 2 15 = 30 Bandingkan dengan (2 20) (2 5) = = 30 Jadi 2 (20 5) = (2 20) (2 5) 3. Membulatkan Bilangan dalam Puluhan dan Satuan Terdekat Pada pembulatan dalam puluhan terdekat yang satuannya kurang dari lima di hilangkan dan satuan lima atau lebih dibulatkan ke sepuluh. Contoh: (i). 21 dibulatkan menjadi 20 (ii). 34 dibulatkan menjadi 30 (iii). 45 dibulatkan menjadi 50 (iv). 87 dibulatkan menjadi 90

40 25 (v). 45 dibulatkan menjadi Menaksir Hasil Operasi Hitung Dua Bilangan Bulat Menaksir hasil operasi hitung dua bilangan dengan taksiran rendah dan taksiran tinggi. a. Taksiran Rendah Menaksir dengan taksiran rendah dengan membulatkan bilangan satuan ke nol Contoh: a) = = 100 b) = = 140 b. Taksiran tinggi Menaksir hasil oprasi hitung dua bilangan dengan taksiran tinggi dengan membulatkan bilangan satuan (10). Contoh: a) = = 130 b) = = 70 c. Taksiran baik Menaksir dengan taksiran baik hasilnya mendekati hasil sesungguhnya (nyata). Pembulatan pada menaksir dengan taksiran baik dengan cara satuan yang kurang dari lima dibulatkan ke nol (0) dan satuan yang lebih dari lima dan sama dengan lima dibulatkan ke sepuluh (10). Contoh: 1) = =120 2) = = 140 3) = = 110 d. Membaca dan Menulis Lambang Bilangan Bulat Sebelum mempelajari operasi penjumlahan bilangan bulat, perlu kita ingat kembali tentang garis bilangan dan pembelajaran bilangan bulat di kelas IV. Lambang bilangan bulat yaitu:..., -3, -2,-1,0, 1, 2, 3,...

41 26 Letak bilangan bulat pada garis bilangan adalah: negatif positif nol Gambar 02. : Letak Bilangan Bulat pada Garis Bilangan Bilangan bulat yang berada di sebelah kiri nol bernilai negatif. Bilangan bulat yang berada di sebelah kanan nol bernilai positif. Bilangan-bilangan di sebelah kiri nol adalah lawan dari bilangan-bilangan di sebelah kanan nol dan sebaliknya. Cara membaca dan menulis bilangan bulat adalah: -2 dibaca negatif dua atau minus dua -5 dibaca negatif lima atau minus lima 25 dibaca positif dua puluh lima atau dua puluh lima Negatif sembilan ditulis -9 Minus tujuh belas ditulis -17 Tiga puluh enam ditulis Operasi Hitung Bilangan Bulat a. Penjumlahan Bilangan Bulat 1). Penjumlahan dua bilangan bulat (keduanya positif atau keduannya negatif) Contoh 1: = Gambar 03. : Penjumlahan Dua Bilangan Bulat Positif pada Garis Bilangan Berdasarkan garis bilangan di atas, langkahnya adalah mulai dari nol ke kanan 4 satuan dan dilanjutkan dari 4 ke kanan 3 satuan lagi.

42 27 Jadi, = 7 Contoh 2: -3 + (-4) = Gambar 04. : Penjumlahan Dua Bilangan Bulat Negatif pada Garis Bilangan Berdasarkan garis bilangan di atas langkahnya adalah mulai dari nol ke kiri 3 satuan dan dilanjutkan dari 3 ke kiri 4 satuan lagi. Jadi, -3 + (-4) = -7 2). Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif Contoh: 4 + (-6) = Gambar 05. : Penjumlahan Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan Bulat Negatif pada Garis Bilangan Berdasarkan garis bilangan di atas, langkahnya adalah mulai dari nol ke kanan 4 satuan dan dilanjutkan dari 4 ke kiri 6 satuan lagi. Jadi, 4 + (-6) = -2 Untuk penjumlahan lebih dari dua bilangan bulat tetap dilakukan seperti penjumlahan dua bilangan bulat yaitu dikerjakan dari kiri ke kanan. Contoh: 1) = 9 2) (-6) + (-10) = -36

43 28 b. Pengurangan Bilangan Bulat 1). Pengurangan dua bilangan bulat positif Pengurangan dua bilangan positif sama halnya dengan menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. Contoh: 6 2 = Gambar 06. : Pengurangan Dua Bilangan Bulat Positif pada Garis Bilangan Berdasarkan garis bilangan di atas, langkahnya adalah mulai dari nol ke kanan 6 satuan dan dilanjutkan dari 6 ke kiri 2 satuan lagi. Jadi, 6 2 = 4 2). Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif 5 4 = = = = = 5 5 (-1) =... Dari pola di atas terlihat bahwa bila pengurangannya berkurang 1 maka hasil pengurangan bertambah satu. Oleh karena itu, 5 (-1) = 6 5 (-1) = 6 sama artinya dengan = 6 Dari penjelasan di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa...-(-...) berubah menjadi

44 29 3). Pengurangan dua bilangan bulat negatif contoh: (-3) (-5) = Gambar 07. : Pengurangan Dua Bilangan Bulat Negatif pada Garis Bilangan Jawab: Karena (-3) (-5) = (-3) + 5 Jadi, (-3) (-5) = 2 c. Perkalian Bilangan Bulat 1). Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif Contoh: 2 6 = = 15 Jadi, bilangan positif bilangan positif = bilangan positif 2). Perkalian bilangan bulat positif dengan bulat negatif Perkalian adalah penjumlahan berulang. Contoh: 2 (-3) = (-3) + (-3) = -6 Atau bisa kita gambarkan langkahnya seperti garis bilangan di bawah berikut: Gambar 08. : Perkalian Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan Bulat Negatif pada Garis Bilangan

45 30 Untuk perkalian dalam bentuk seperti: (-2) 3, dapat menggunakan sifat pertukaran (komutatif) pada perkalian, yaitu: (-2) 3 = 3 (-2) = (-2) + (-2) + (-2) = -6 Jadi, bilangan positif bilangan negatif = bilangan negatif atau sebaliknya yaitu: bilangan negatif bilangan positif = bilangan negatif 3). Perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif 3 (-3) = -9 2 (-3) = -6 1 (-3) = -3 0 (-3) = 0 (-1) (-3) = Dari pola di atas, hasil kalinya bertambah 3 sehingga bila diteruskan menjadi: ( -1) (-3) = 3 (-2) (-3) = 6 dan seterusnya Jadi, bilangan negatif bilangan negatif = bilangan positif d. Pembagian Bilangan Bulat 1). Pembagian bilangan positif dengan bilangan bulat positif Untuk menjawabnya, perlu diingat tentang mengubah bentuk pembagian ke bentuk pengurangan berulang. Contoh: 18 : 6 = 18 6 = 12 1 kali 12 6 = 6 2 kali 6 6 = 0 = 3 kali pengurangan 3 kali Jadi 18 : 6 = = 18

46 31 2). Pembagian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif atau sebaliknya Contoh: (i). 6 : (-3) = -2 (ii). -6 : 3 = -2 3). Pembagian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif Contoh: (i). -10 : (-5) = 2 (ii). -25 : (-5) = 5 e. Pengerjaan Hitung Campuran Bilangan Bulat Operasi hitung campuran ditemukan dalam suatu soal, bila soal tersebut mengandung sekurang-kurangnya dua jenis operasi hitung yang berbeda. Ketentuanketentuannya adalah sebagai berikut: 1. Penjumlahan dan pengurangan adalah setingkat maka pengerjaan dilakukan dari kiri ke kanan. 2. Pembagian dan perkalian juga setingkat sehingga pengerjaannya dilakukan dari kiri ke kanan. 3. Perkalian dan pembagian lebih tinggi tingkatnya daripada penjumlahan dan pengurangan sehingga perkalian dan pembagian harus dikerjakan terlebih dahulu. 4. Perkalian, pembagian, penjumlahan dan pengurangan tidak setingkat jika pada perkalian, pembagian, penjumlahan dan pengurangan berlaku tanda kurung, dimana soal yang di dalam tanda kurung harus dikerjakan terlebih dahulu. Contoh: a. 4 - (-2) + (-2) =... b. 4 - (-2) 5 =... c. 12 : (-4) + 8 = (-2) = 4 4 (-10) = = 5

47 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana menurut Lincoln dan Guba (dalam Moleong,1991:24) pendekatan kualitatif adalah suatu antologi alamiah yang menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Secara singkat Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara profesional (Suyanto,1996/1997:4). Menurut Kemmis dan Taggart (dalam Depdikbud,1999:3) mengatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan proses praktis pembelajaran sehingga menjadi lebih baik. Selain itu menurut Depdikbud (1999:8) karakteristik dari penelitian tindakan kelas adalah self-evaluatif yaitu kegiatan modifikasi praktis yang dilakukan secara kontinu, kemudian hasil yan diperoleh akan terus dievaluasi sejalan dengan situasi yang terus berjalan sehingga mencapai tujuan yaitu perbaikan terhadap system pembelajaran sesuai dengan kenyataan agar diperoleh suatu peningkatan mutu pembelajaran. Model PTK Kemmis dan Taggart terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, evaluasi, dan refleksi. Langkah-langkah tersebut dimaksudkan sebagai berikut: 1). Rencana adalah hal-hal apa saja yang akan dilaksanakan oleh peneliti disusun menjadi sebuah jadwal yang sistematis namun 32

48 33 fleksibel sehingga dapat memperbaiki, meningkatkan, atau merubah perilaku dan sikap sebagai solusi, 2). Tindakan adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki, meningkatkan, ataupun merubah segala sesuatu secara bertahap agar menjadi lebih baik, sedangkan observasi adalah mengadakan pengamatan atau monitoring terhadap hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan oleh siswa, 3). Refleksi adalah peneliti mulai mengkaji, melihat dan mempertimbangkan serta mengevaluasi atas hasil dari tindakan dengan cara kolaborasi yaitu diskusi terhadap berbagai masalah dengan teman sejawat dan guru terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Sehingga terjadi suatu replanning atas tindakan sebelumnya. Ketiga komponen tersebut digambarkan sebagai berikut. REFLEKSI TINDAKAN / OBSERVASI REFLEKSI TINDAKAN / OBSERVASI RENCANA AWAL SIKLUS I RENCANA YANG DIREVISI SIKLUS II Dst. Gambar 09. : Desain PTK Model Kemmis & Mc Taggart B. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD No 8 Dauh Puri Denpasar Barat di Jalan PB Sudirman Denpasar Barat. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD No 8 Dauh Puri Denpasar Barat tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 48 orang.

49 34 C. Kehadiran Peneliti Di atas telah disebutkan bahwa cirri penelitian kualitatif mempunyai latar alami, ketika penelitian dilaksanakan peneliti berusaha masuk ke tempat peneliti dan menjadi bagian keutuhan kelas (Moleong dalam Juniasa, 2010:29). Agar dapat memenuhi syarat tersebut, peneliti berperan sebagai guru selama penelitian dilaksanakan, disamping sebagai pengumpul data dan penganalisis data. Jadi kehadiran peneliti di lapangan adalah sebagai guru, pengumpul data dan penganalisis data selama penelitian dilakukan. D. Data dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini disesuaikan dalam rumusan masalah dalam bab pendahuluan penelitian ini, sehingga data utama yang akan dikumpulkan adalah data tentang aktifitas belajar siswa dan data tentang prestasi belajar siswa, selain dua data utama tersebut juga dikumpulkan data mengenai kemampuan awal siswa dengan melihat peringkat yang diperoleh siswa. Data aktivitas belajar siswa bersumber dari siswa yang dikumpulkan dengan teknik observasi dengan menggunakan instrument berupa lembar observasi. Data tentang prestasi belajar diperoleh dari hasil tes siswa dalam menjawab tes setiap akhir siklus. Data kemampuan awal bersumber dari, hasil tes siswa yang dikumpulkan dengan menggunakan Pre-tes berbentuk essay, sedangkan catatan lapangan diperoleh dari pengamatan di tempat penelitian yang dibuat selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan disusun kembali setelah pembelajaran selesai. Tes awal dilapangan untuk membentuk kelompok-kelompok belajar Kooperatif yang heterogen dalam kemampuan, maka data yang berupa skor awal dirancang dari peringkat tertinggi sampai peringkat terendah, masing-masing kelompok disusun berdasarkan peringkat tersebut.

50 35 E. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Aktivitas Belajar Siswa Data mengenai aktivitas belajar siswa dikumpulkan dengan teknik Observasi. Teknik Observasi yang digunakan adalah teknik observasi berstruktur dimana segala kegiatan petugas observasi telah ditetapkan berdasarkan kerangka kerja yang memuat faktor-faktor yang telah diatur kategorisasinya, kerangka kerja yang dimaksud adalah berupa lembar observasi yang harus diamati pada diri siswa. Teknik ini dipilih karena dalam penelitian dilakukan pengamatan secara langsung bagaimana aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika, menurut tim instruktur PKG (dalam Dwijayanti, 2010:30) siswa dikatakan aktif apabila ditemukan ciri-ciri perilaku berikut: (1) antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan belajar dengan deskriptornya yaitu: a) siswa memperhatikan penjelasan guru, b) siswa tidak mengerjakan pekerjaan lain, c) siswa spontan bekerja apabila diberi tugas, d) siswa tidak terpengaruh situasi diluar kelas. (2) Interaksi siswa dengan guru dengan deskriptornya yaitu: a) siswa bertanya kepada guru, b) siswa menjawab pertanyaan guru, c) siswa memanfaatkan guru sebagai narasumber, d) siswa memanfaatkan guru sebagai fasilitator. (3) interaksi siswa dengan siswa dengan deskriptornya yaitu: a) siswa bertanya dengan teman satu kelompok, b) siswa menjawab pertanyaan satu kelompok, c) siswa bertanya kepada teman di kelompok lain, d) siswa menjawab pertanyaan teman di kelompok lain. (4) kerjasama kelompok dengan diskriptornya yaitu: a) siswa membantu teman dalam kelompok yang menghadapi masalah, b) siswa meminta bantuan kepada temen-temennya jika menghadapi masalah, c) siswa mencocokan jawaban atau konsepsinya dalam satu kelompaok, d) adanya pembagian tugas. (5) Partisipasi dalam menyimpulkan hasil pembahasan dengan deskriptornya yaitu: a) siswa mengacungkan tangan untuk ikut menyimpulkan, b) siswa merespon pernyataan (kesimpulan) temannya, c) siswa

51 36 menyempurnakan kesimpulan yang dinyatakan oleh temanya, d) siswa menghargai pendapat temannya, setiap deskriftor yang diamati observasi dicatat dengan tanda rumput. Setiap indikator memiliki deskriptor tersendiri secara khusus. Banyaknya deskriptor dari kelima indikator tersebut adalah 20 deskriptor. Setiap deskriptor dari masing-masing indikator aktivitas belajar siswa yang tampak selama observasi dicatat dalam lembar observasi. Apabila sebuah deskriptor tampak maka diberi skor 1 dan jika tidak tampak diberi skor 0. Jika semua deskriptor yang tampak pada siswa maka akan menjadi skor maksimal ideal, yaitu 20. Jika semua deskriptor tidak tampak pada siswa, maka menjadi skor minimal ideal, yaitu 0. Sesuai dengan kegiatan pembelajaran kooperatif yang akan diterapkan maka dalam penelitian ini aktivitas yang akan diamati terdiri dari 5 prilaku aktivitas belajar siswa seperti yang telah disebut di atas. 2. Teknik Pengumpulan Data Prestasi Belajar Siswa Data prestasi belajar siswa dikumpulkan dengan metode tes. Tes diberikan pada setiap pertemuan akhir suatu siklus. Bentuk tes yang digunakan adalah tes uraian. Item tes disusun oleh peneliti berdasarkan indikator-indikator yang belum dicapai pada pembelajaran operasi hitung bilangan bulat. Nilai prestasi belajar masing-masing siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor pada setiap butir soal kemudian mengolah skor tersebut menjadi nilai. F. Teknik Analisis Data 1. Data Aktivitas Belajar Siswa Setelah data tentang aktivitas belajar siswa terkumpul maka akan dilakukan analisis data. Analisis data dilakukan berdasarkan atas rata-rata skor aktifitas belajar siswa ( A ), Mean ideal (MI), standar devisi ideal (SDI) dan skor maksimal ideal (SMI)

52 37 rumus umum untuk MI dan SDI menurut Nurkancana dan Sunarta (1992:100) adalah sebagai berikut : A = jumlahskoraktivitasbelajarsiswa banyaknyasiswa MI = 2 1 (Skor tertinggi ideal + skor terendah ideal) SDI = 3 1 MI Aktivitas subyek penelitian digolongkan dalam 5 kategori yaitu kategori sangat aktif, aktif, cukup aktif, kurang aktif dan sangat kurang aktif dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 02. Rumus skala kategori aktivitas belajar siswa Skor Kategori MI + 1,5 SDI A MI + 0,5 SDI A < MI + 1,5 SDI MI - 0,5 SDI A < MI + 0,5 SDI MI - 1,5 SDI A < MI - 0,5 SDI A < MI - 1,5 SDI Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Atif Sesuai dengan yang diuraikan pada sub bab teknik pengumpulan data aktivitas belajar siswa, maka skor maksimal ideal aktivitas belajar siswa adalah 20, yang diperoleh dari jumlah deskriptor yang menyatakan bahwa siswa aktif, sedangkan skor terendah adalah 0 (nol) yang diperoleh dari tidak munculnya prilaku siswa dengan demikian dapat dihitung mean ideal (MI) dan standar deviasi ideal (SDI) yaitu: MI = 1 (20 + 0) = 10 2 SDI = 3 1 (20 + 0) = 3,33 Sehingga penggolongan aktivitas belajar siswa seperti pada tabel 02 menjadi seperti pada tabel 03 berikut: Tabel 03. Skala kategori aktivitas belajar siswa Skor Katagori 18 A Sangat Aktif 14 A < 18 Aktif Cukup Aktif 10 A < 14

53 38 6 A < 10 Kurang Aktif A < 6 Sangat Kurang Atif Dalam penelitian ini pembelajaran dikatakan telah optimal apabila aktivitas siswa minimal telah mencapai katagori aktif. 2. Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Data prestasi belajar siswa dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistic deskritif, yaitu dengan menghitung rata-rata nilai prestasi belajar ( X ), daya serap (DS) dan ketuntasan belajar (KB) masing-masing dengan rumus sebagai berikut. a. Rata-rata Nilai Prestasi Belajar Siswa ( X ) X X = N Keterangan: X = Rata-rata nilai prestasi belajar siswa X = Jumlah nilai prestasi belajar siswa N = Banyaknya siswa yang mengikuti tes b. Daya Serap (DS) Daya serap siswa (DS) dihitung dengan rumus: x DS = 100% NilaiMaksimalIdeal Keterangan: DS X = Daya Serap = Rata-rata nilai prestasi belajar siswa c. Ketuntasan Belajar (KB) Ketuntasan belajar siswa (KB) dihitung dengan rumus: Ni 100% KB = N Keterangan: KB = Ketuntasan Belajar Ni = Banyaknya siswa yang memperoleh nilai 65 N = Banyaknya siswa yang mengikuti tes Hasil perhitungan terhadap rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ), daya serap (DS) dan ketuntasan belajar (KB) selanjutnya dikomparasikan dengan standar acuan yang

54 39 ditetapkan Dekdikbud, yaitu proses pembelajaran optimal, jika rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ) 65; daya serap (DS) 65% dan ketuntasan belajar (KB) 85% (Depdikbud dalam Darma, 2010:40). G. Prosedur Penelitian 1. Refleksi Awal Berdasarkan hasil pengamatan dikelas V SDN 8 Dauh Puri, ada beberapa permasalahan yang dihadapi sehingga menghambat peningkatan hasil belajar siswa yakni bahwa proses belajar mengajar banyak didominasi oleh siswa-siswa pintar saja. Anak-anak yang kemampuannya kurang secara akademis sepertinya kurang percaya diri untuk ikut berpartisipasi dalam proses belajar mengajar (PBM). Masih rendahnya keberanian siswa-siswa yang kurang secara akademis untuk terlibat dalam proses belajar mengajar (PBM) disebabkan karena mereka bersaing dengan siswa yang pintar. Suasana kelas kelihatannya hidup, tetapi hanya dihidupkan oleh siswa-siswa yang pintar saja. Di pihak lain, siswa-siswa yang kemampuannya kurang hanya diam menunggu. Hal ini sangat jelas terlihat pada saat mengerjakan soal-soal, siswa yang terlibat aktif mengerjakan soal hanyalah siswa yang pintar, sedangkan siswa yang kemampuannya kurang hanya menunggu jawaban dari siswa yang pintar. Ini terlihat juga ketika mereka mencocokkan jawaban yang mereka peroleh dari latihan-latihan soal. Sementara siswasiswa yang kemampuannya kurang hanya membaca soal dan tidak bisa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Ini tampak disebabkan karena teman yang diajak duduk satu bangku atau teman yang duduk di depan dan dibelakangnya tidak dapat mengerjakan soal. Akhirnya mereka hanya menunggu dan mencatat hasil yang diperoleh setelah dikerjakan di papan tulis. Berdasarkan situasi di atas maka diperlukan adanya dorongan atau upaya dari guru guna meningkatkan partisipasi siswa untuk ikut dalam proses penalaran dan

55 40 pengkonstruksian ilmu yang dalam hal ini diwujudkan melalui penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tife TAI pada pembelajaran matematika. 2. Siklus I Siklus I dilakukan dalam 3 kali pertemuan yaitu 2 kali pertemuan untuk penyajian materi untuk pokok bahasan Menggunakan sifat komutatif (pertukaran), sifat assosiatif (pengelompokan), sifat distributif (penyebaran) pada operasi hitung bilangan bulat juga membulatkan bilangan dalam puluhan dan ratusan terdekat, menaksir hasil operasi hitung dua bilangan bulat dan 1 kali pertemuan untuk pelaksanaan tes akhir siklus I terdiri dari 3 tahapan yaitu tahap tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi serta tahap refleksi. a. Tahap Perencanaan Tindakan Untuk mencapai hasil yang optimal sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti mempersiapkan hal-hal sebagai berikut: (1) Data kemampuan awal siswa kelas dengan menggunakan hasil ulangan umum siswa sebagai dasar pembentukan kelompok atau tim, (2) Mensosialisasikan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TAI kepada siswa sebelum pelajaran dimulai, (3) Menyusun Program Pembelajaran, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (4) Membentuk kelompok belajar yang masingmasing kelompok 4 sampai 5 orang siswa. Kelompok-kelompok tersebut bersifat heterogen, (5) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS), (6) Menyusun Tes Prestasi Belajar, (7) Menyusun Lembar Observasi, (8) Menyusun Tes Akhir Prestasi Belajar Siklus I, (9) Menyiapkan catatan harian. b. Tahap PelaksanaanTindakan/Observasi Tindakan yang dilaksanakan pada siklus I disajikan sebagai berikut: 1) Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 2) memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada siklus I, 3) Membentuk

56 41 kelompok-kelompok belajar yang masing-masing kelompok 4 sampai 5 orang siswa. Kelompok-kelompok tersebut bersifat heterogen, 4) Melakukan pencatatan harian selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi dilaksanakan selama berlangsungnya pelaksanaan tindakan. Observasi terhadap aktivitas belajar siswa dilakukan dengan daftar cek, sedangkan hal-hal lainnya yang terjadi selama berlangsungnya proses pembelajaran dicatat pada jurnal. Tindakan/observasi dilakukan saat siswa dalam kelompoknya berdiskusi untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, dengan,mengamati pemunculan prilaku-prilaku yang terdapat pada daftar cek. Pada akhir pelaksanaan tindakan/observasi pada siklus I ini, siswa diberi tes prestasi belajar yang dikerjakan secara individual selama 2x35 menit. c. Tahap Refleksi Refleksi adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan satu PTK yang dilaksanakan (Depdiknas 1999:28). Setelah dilaksanakan tindakan/observasi atau evaluasi, maka dilakukan refleksi terhadap tindakan yang dilaksanakan pada siklus I. Pada tahap ini refleksi diarahkan untuk mengidentifikasi keberhasilan dari tindakan. Selanjutnya mencari penjelasan atas kekurangan atau kelebihan yang diperoleh, sebagai dampak dilaksanakannya pembelajaran kooperatif tipe TAI. Melalui refleksi, peneliti berupaya memperbaiki proses pembelajaran secara berkelanjutan, artinya tidak hanya berhenti pada proses refleksi ini, tetapi hal-hal yang masih merupakan kelemahan ditinjaklanjuti dengan membuat perencanaan tindakan untuk dilakukan pada siklus II. 3. Siklus II Pada dasarnya langkah-langkah pada siklus II sama dengan kegiatan pada siklus I. Siklus II dilaksanakan untuk menindaklanjuti kendala yang ditemui pada siklus

57 42 sebelumnya. Siklus II dilakukan dalam 3 kali pertemuan yaitu 2 kali pertemuan untuk penyajian materi untuk pokok bahasan membaca dan menulis lambang bilangan bulat, melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan bulat dan mengerjakan operasi hitung campuran pada bilangan bulat dan 1 kali pertemuan untuk pelaksanaan tes akhir siklus II terdiri dari 3 tahapan yaitu tahap tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi serta tahap refleksi. a. Tahap Perencanaan Sesuai dengan permasalahan yang muncul pada refleksi awal serta pemecahannya dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TAI, maka hal yang perlu dipersiapkan dalam penelitian ini yaitu: (1) Data kemampuan awal siswa kelas dengan menggunakan hasil ulangan umum siswa sebagai dasar pembentukan kelompok atau tim, (2) Mensosialisasikan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TAI kepada siswa sebelum pelajaran dimulai, (3) Menyusun Program Pembelajaran, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (4) Membentuk kelompok belajar yang masing-masing kelompok 4 sampai 5 orang siswa. Kelompok-kelompok tersebut bersifat heterogen, (5) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS), (6) Menyusun Tes Prestasi Belajar, (7) Menyusun Lembar Observasi, (8) Menyusun Tes Akhir Prestasi Belajar Siklus II, (9) Menyiapkan catatan harian. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan/Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan selama berlangsungnya pelaksanaan tindakan. Observasi terhadap aktivitas belajar siswa dilakukan dengan daftar cek, sedangkan halhal lainnya yang terjadi selama berlangsungnya proses pembelajaran dicatat pada jurnal. Observasi dilakukan saat siswa dalam kelompoknya berdiskusi umtuk menyelesaikan

58 43 tugas yang diberikan oleh guru, dengan mengamati pemunculan perilaku-perilaku yang terdapat daftar cek. Pada akhir siklus dilakukan evaluasi untuk mengetahui prestasi belajar siswa dengan memberikan tes prestasi belajar berupa tes objektif dan tes uraian sesuai dengan materi yang dipelajari yang dikerjakan secara individu. c. Tahap Refleksi Seperti pada siklus I, maka pada tahap ini peneliti mengkaji hasil tindakan yang telah diberikan. Sebagai acuan dalam refleksi ini adalah hasil observasi dan evaluasi. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi terkait dengan proses pelaksanaan tindakan pada pada siklus II, maka akan terlihat kekurangan selama proses pembelajaran. Kekurangan tersebut dicari solusinya dan diperbaiki sehingga tidak terlalu berdampak serius terhadap hasil belajar siswa, dan pembelajaran dianggap sudah memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. H. Pengecekan Keabsahan Data Pengecekan keabsahan data dilakukan setelah data terkumpul. Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi, pemeriksaan rekan sejawat melalui diskusi dan konsultasi dengan dosen pembimbing. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatuu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2010:330). Triangulasi dilakukan dengan memadukan hasil observasi, tes, dan hasil pencatatan sehingga memperoleh data yang bersifat representatif. Teknik pemeriksaan rekan sejawat melalui diskusi dilakukan dengan cara mengumpulkan hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat.

59 44 Dalam penelitian ini, teknik triangulasi dan pemeriksaan rekan sejawat dilakukan melalui diskusi secara terpadu oleh peneliti bersama dua rekan sejawat. Peranan rekan sejawat dalam diskusi adalah menyediakan pandangan tentang hasil penelitian sehingga bersama rekan sejawat, peneliti dapat me-riview persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan. Hasil diskusi tersebut dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mendapat arahan dan revisi bila diperlukan dalam upaya mendapatkan data sesuai dengan derajat keabsahan yang diharapkan.

60 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 8 Dauh Puri tahun pelajaran 2012/2013 dengan melibatkan 48 orang siswa sebagai subyek, dari tanggal 17 Juli sampai dengan 24 Juli PTK ini dilaksanakan sampai dua siklus dengan jadwal pelaksanaan penelitian seperti tabel berikut: Tabel 04. Jadwal Pelaksanaan Penelitian No. Tindakan Hari/Tanggal 1. Pertemuan ke-1 Siklus I Selasa, 17 Juli Pertemuan ke-2 Siklus I Rabu, 18 Juli Pertemuan ke-3 Siklus I Jumat, 20 Juli Pertemuan ke-1 Siklus II Sabtu, 21 Juli Pertemuan ke-2 Siklus II Senin, 23 Juli Pertemuan ke-3 Siklus II Selasa, 24 Juli 2012 Data yang dikumpulkan meliputi data aktivitas belajar siswa dan data prestasi belajar siswa dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat. Data aktivitas belajar disajikan pada Lampiran 08, Lampiran 10, Lampiran 19, Lampiran 21 dan data hasil prestasi belajar disajikan pada Lampiran 14 dan Lampiran 25. Hasil analisis data disajikan sebagai berikut: 1. Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Adapun hasil analisis data aktivitas belajar siswa yang disajikan pada Lampiran 16 dan perhitungan persentase peningkatan aktivitas belajar siswa disajikan pada Lampiran 30 selama penelitian dilaksanakan adalah sebagai berikut:

61 46 Tabel 05. Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa SIKLUS RATA-RATA SKOR KATEGORI I 10,27 Cukup Aktif II 14,37 Aktif Peningkatan Siklus I ke Siklus II 39,92 % - 2. Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ), daya serap (DS), dan ketuntasan belajar (KB) yang telah dilakukan yang disajikan pada Lampiran 16 dan Lampiran 25. Maka dapat disajikan hasil pengolahan data mengenai prestasi belajar siswa dan persentase peningkatan rata-rata skor prestasi belajar siswa ( X ), daya serap (DS), dan ketuntasan belajar (KB) yang disajikan pada Lampiran 29 pada Tabel 06 berikut. Tabel 06. Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Prestasi Belajar Siklus Rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ) Daya Serap (DS) Ketuntasan Belajar (KB) I 63,19 63,19% 60,42% II 72,02 72,02% 91,67% Peningkatan Siklus I ke Siklus II 13,84% 13,84% 51,72% B. Pembahasan Sebelum penelitian ini dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu mengadakan perkenalan dan mensosialisasikan kegiatan dan teknis pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siswa kelas V SDN 8 Dauh Puri. Perkenalan dan sosialisasi pada penelitian ini pada prinsipnya ialah untuk memberikan gambaran awal pada siswa tentang guru yang akan mengajar model pembelajaran yang akan mereka ikuti. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI serta teknis pelaksanaan penelitian yang akan

62 47 dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini berjalan lebih lancar. Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I, maka model pembelajaran kooperatif pada rancangan tindakan siklus I cukup berhasil mengajak siswa untuk berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dilihat dari rata-rata nilai aktivitas belajar siswa yaitu 10,42 yang tergolong kategori cukup aktif yang terperinci disajikan pada Lampiran 16. Kemudian dari analisis data prestasi belajar siswa diketahui bahwa X pada siklus I sebesar 61,25, DS sebesar 61,25%, dan KB sebesar 60,42% yang terperinci disajikan pada Lampiran 12 dan siswa mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 65 pada siklus I sebanyak 29 orang. Akan tetapi jika didasarkan pada kriteria keberhasilan penelitian yang telah di ulas pada BAB III. Penelitian ini belum memenuhi kriteria pembelajaran yang optimal karena KB < 85% sehingga harus dilaksanakan siklus berikutnya. Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti, teman sejawat, dan guru kelas, dan dilihat dari catatan lapangan belum tercapainya ketuntasan belajar yang optimal disebabkan oleh adanya kendala-kendala yang ditemukan pada pelaksanaan pada siklus I, diantaranya: (1) Siswa yang berkemampuan rendah masih malu bertanya kepada teman atau guru, (2) Dalam menjawab pertanyaan guru maupun dalam pembahasan masih didominasi oleh siswa yang pandai, dan siswa yang memiliki kemampuan rendah cendrung pasif. Catatan lapangan tersebut terperinci disajikan pada Lampiran 17. Dari refleksi terhadap tindakan pada siklus I, dilaksanakan penyempurnaan tindakan pada siklus II. Tindakan yang dimaksud dalam hal ini pada prinsipnya sama dengan siklus I, namun diadakan upaya-upaya perbaikan dari kendala-kendala ang ditemukan pada siklus I. Adapun upaya-upaya yang dilaksanakan adalah sebagai

63 48 berikut: pertama, memantapkan kembali perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI,. kedua, memberi anjuran kepada siswa yang lebih pintar agar mau membantu temannya dalam proses pembelajaran, baik untuk menjawab LKS, memberi masukan pada temannya, dan menyimpulkan materi pembelajaran. Dan untuk merangsang kekompakan siswa dalam mengerjakan tugas secara kelompok, guru harus benar-benar berperan sebagai seorang fasilitator, menampung semua pertanyaan yang terjadi dalam kelompok kemudian memberi petunjuk dalam pemecahan masalahnya, atau jika kelompok terlihat pasif dan kurang kompak, guru dapat mempertanyakan sejauh mana siswa telah mengerjakan tugasnya, atau mempertanyakan hal apa yang akan dilakukan selanjutnya dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan, ketiga, memberi dorongan yang lebih kepada siswa agar mau menyampaikan pertanyaan, gagasan, pendapat, maupun jawabannya di depan kelas, salah satunya ialah dengan cara memberi nilai tambah bagi siswa yang mau menyampaikan jawabannya di depan kelas, keempat, guru memberikan bimbingan kepada siswa baik secara individual maupun kelompok dalam melaksanakan proses pembelajaran, termasuk dalam menyimpulkan materi ajar, kemudian guru memberikan kesimpulan secara umum pada tiap-tiap akhir proses pembelajaran. Penyempurnaan pelaksanaan tindakan pada siklus I menunjukan hasil yang dapat dilihat pada siklus II. Rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus II adalah 14,37 yang tergolong kategori aktif. Rata-rata Skor aktivitas belajar siswa pada siklus II yang terperinci disajikan pada Lampiran 27. Untuk prestasi belajar siswa, setelah pelaksanaan tindakan siklus II menunjukkan hasil yang cukup meningkat dari siklus sebelumnya. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ) sebesar 72,02 daya serap (DS) sebesar 72,02%, dan ketuntasan belajar (KB) sebesar 91,67%. Rata-

64 49 rata nilai prestasi belajar siswa pada siklus II terperinci disajikan pada Lampiran 23. Jika dibandingkan dengan prestasi belajar siswa pada siklus I, prestasi belajar siswa pada siklus II telah terjadi peningkatan yaitu rata-rata nilai prestasi belajar ( ) sebesar 72,02%, daya serap (DS) sebesar 72,02% dan ketuntasan belajar (KB) sebesar 91,67% dan terjadi peningkatan banyak siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65 atau terjadi peningkatan jumlah siswa yang mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 65 sebanyak 29 orang pada pelaksanaan siklus I dan siswa mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 65 pada siklus II sebanyak 44 orang, maka terjadi peningkatan sebanyak 15 orang dari siklus sebelumnya. Dari hasil-hasil yang diperoleh dan pengamatan akan kegiatan yang telah dilasanakan, maka secara keseluruhan penelitian ini dapat diakatakan berhasil. Karena pada siklus II seluruh kriteria keberhasilan dalam penelitian ini telah terpenuhi. Sehingga penelitian dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI pada siswa kelas V SDN 8 Dauh Puri tahun pelajaran 2012/2013 ini dihentikan sampai siklus II. Kendala-kendala yang ada pada proses pembelajaran pun sudah dapat teratasi dengan cukup baik. Siswa lebih berani dalam menyampaikan pendapat, gagasan, maupun pertanyaan pada peneliti jika ada kesulitan yang dihadapi,,bahkan beberapa siswa yang sebelumnya tidak berani untuk menyampaikan jawabannya justru menganjurkan diri dalam menjawab soal-soal yang diberikan. Dalam kegiatan belajar kelompok, telah terjadi interaksi yang baik antar siswa dalam kelompok, hal ini terlihat dari telah terjadinya diskusi yang baik dalam setiap kelompok dan siswa tidak ada keraguan lagi dalam menjawab soal-soal yang dibacakan oleh temannya.

65 50 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian pada bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada kelas V SDN 8 Dauh Puri tahun pelajaran 2012/2013 Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan kategori aktivitas belajar siswa dari kategori cukup aktif pada siklus I menjadi kategori aktif pada siklus II. 2. Terjadi peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada kelas V SDN 8 Dauh Puri tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ), Daya Serap (DS), dan Ketuntasan Belajar (KB) dari siklus I ke siklus II berturut-turut sebesar: 13,84%, 13,84%, dan 51,72%. B. Saran Adapun saran-saran yang disampaikan sehubungan dengan kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kepada sekolah diharapkan dapat memberikan sumbangan keragaman strategi pembelajaran yang bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran di sekolah sebagai upaya peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa. 2. Bagi guru-guru SDN 8 Dauh Puri disarankan agar mempertimbangkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI sebagai salah satu alternatif dalam pemilihan model 50

66 51 pembelajaran di SDN 8 Dauh Puri sebagai upaya peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa. 3. Disarankan kepada peneliti selanjutnya, diharapkan untuk senantiasa melakukan penelitian lebih lanjut mengenai metode pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam pembelajaran matematika baik di sekolah yang berbeda atau pada pokok bahasan yang berbeda sehingga aktivitas dan prestasi belajar siswa dapat terus ditingkatkan.

67 52 DAFTAR PUSTAKA Darhim Workshop Matematika. Denpasar Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataan Guru SLTP serta D-III. Daryanto Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Apolo. Depdikbud Penelitian Tindakan. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas Misi Pendidikan Nasional dalam Undang-undang No 20 Tahun Jakarta: Depdiknas. Dwijayanti, IGA Implmntasi Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Bangun Datar Segiempat Pada Siswa Kelas VIIF SMP Saraswati Denpasar Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Jurusan Pendidikan Matematikan Universitas Mahasaraswati Endang dan Nur Perkembangan Peserta Didik. Malang: Universitas Muhamadiyah. Juniasa, Putu Implementasi Sim Berbantukan Lks Terstruktur Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Bangun Datar pada Siswa Kelas Vii Smp Negeri 4 Denpasara Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi(Tidak Diterbitkan). Denpasar: FKIP UNMAS. Moleong,Lexy J Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Monika, Listyratna Safitri Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Untuk Mengatasi Permasalahan Heterogenitas Kemampuan Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Pada Kelas VII SMP 1 Nogosari 2008/ Skripsi (Tidak Diterbitkan). Surakarta: Universitas Muhamadiyah. Nurkancana, Wayan dan PPN. Sunartana Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional. Panida, Arya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Volume Bangn Ruang Melalui Bantuan Alat Peraga pada Siswa Kelas V SD Bhuana Giri Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Jurusan Pendidikan Matematikan Universitas Mahasaraswati. Setyono, Tri Djoko Cooperatif Learning Pembelajaran Berdasarkan Kontruktivisme (Diktat Materi Kuliah Strategi Pembelajaran). Denpasar: Universitas Mahasaraswati Denpasar. 52

68 53 Suyanto. 1996/1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Suyitno, Amin Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang: FMIPA UNNES. Suyitno, Amin Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Tim Instruktur PKG Penilaian. Yogyakarta: Depdikbud. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ktiga Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Trianto Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif. Jakarta: Kencana. Widdiharto, Rachmadi Model-model Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika. Winataputra, dkk Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Yandianto Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Revisi. Bandung:M2S.

69 54 Lampiran 01 JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN No. Hari Tanggal/Bulan /Tahun Jam Pelajaran Ke- Tindakan 1 Selasa 17 Juli Pertemuan ke-1 Siklus I 2 Rabu 18 Juli Pertemuan ke-2 Siklus I 3 Jumat 20 Juli Pertemuan ke-3 Siklus I 4 Sabtu 21 Juli Pertemuan ke-1 Siklus II 5 Senin 23 Juli Pertemuan ke-2 Siklus II 6 Selasa 24 Juli Pertemuan ke-3 Siklus II

70 Lampiran DAFTAR NAMA SUBYEK PENELITIAN No. NIS Nama Siswa L/P Anak Agung Sagung Massita Jenika Putri P Aisyah Amalia Fitri P Anak Agung Ayu Meisya Dewi P Anak Agung Gede Wisnu Bawatanaya L Andika Nur Yudhistira L Arcelia Maleeka Haifa Maajid P Dheana Radhakrishna P Dina Indira Amrita Dewi P Dyan Amritasanti Arimbawa P Gede Mulana Mahendradivya L Gede Vemby Yuntha Essa Sakti L I Dewa Gede Deva Pradnyana Putra L I Gede Arya Indra Adhisthanaya L I Gede Pradipta Garendra Pasupati L I Gusti Agung Wisnanda Dalem Kusuma L I Gusti Ayu Regita Nirmala Swari P I Gusti Putu Agung Rama Mahottama L I Made Vijay Anggitama Suwitra L I Putu Agus Yudiantara L I Putu Krisna Anantha Suciawan L Ida Ayu Pradnya Sari Devi P Ida Ayu Yogiswari P Ida Bagus Gede Adnyana Putra L Ida Bagus Putu Rama Wiguna L Jashinta Philasti Putri Haryadi P Kadek Dio Meisa Putra L Komang Maya Sukmawati Winarta P Komang Rendy Riyan Apristha L Lalu Muhammad Bagus Satriawan L Luh Putri Kirana Maharani P Made Gilang Putra Nugraha Kencana L Ni Kadek Regitha Putri Balina Budi P Ni Komang Nita Nirmala Dewi P Ni Nyoman Ary Dewanthi P Ni Nyoman Dilla Triana Sartika P Ni Putu Dewi Fortuna Widiasari P Nurul Fatim Nada Septia P Nyoman Dewi Ayu Ratih Arya Dewanti P Nyoman Tyas Damayanti P Putu Anggita Kania Larassati Darmawan P Putu Bagus Krishna Adivanandhika Prawidi L Putu Haridas Chandra Gayatri P

71 Putu Nanda Diva Pradnyani P Diva Zahra P Taufik Rachman Anshori L I Gede Giri Putra Wijaya L Ida Bagus Bagas Widura Putra CM L Made Astarani Krisna Putri P Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Matematika Peneliti, A.A. Sg. Mayun Suryati, S.Pd Luh Putu Diani Sukma NIP NPM:

72 Lampiran KELOMPOK BELAJAR KOOPERATIF TIPE TAI NO ABSEN KELOMPOK I NAMA SISWA 10 Mulyana Mahendradivya 6 Arcelia Maleeka Haifa 24 Putu Rama Wiguna 31 Gilang Putra Nugraha 47 Bagas Widura Putra NO ABSEN KELOMPOK III NAMA SISWA 34 Ary Dewanthi 8 Dina Indira Amrita 14 Pradipta Garendra Pasupati 37 Nurul Fatim Nada 23 Gede Adnyana Putra NO ABSEN KELOMPOK V NAMA SISWA 11 Vemby Yuntha Essa 3 Ayu Meisya Dewi 18 Anggitama Suwitra 27 Maya Sukmawati 46 Giri Putra Wijaya NO ABSEN KELOMPOK II NAMA SISWA 12 Deva Pradnyana Putra 1 Massita Jenika Putri 33 Nita Nirmala Dewi 26 Dio Meisa Putra 40 Anggita Kania Larassati NO ABSEN KELOMPOK IV NAMA SISWA 35 Dilla Triana Sartika 21 Pradnya Sari Dewi 17 Agung Rama Mahottama 30 Putri Kirana Maharani 43 Nanda Diva Pradnyani NO ABSEN KELOMPOK VI NAMA SISWA 7 Dheana Radhakrishna 13 Indra Adhisthanaya 25 Philasti Putri Haryadi 44 Diva Zahra 48 Astarani Krisna Putri NO ABSEN KELOMPOK VII NAMA SISWA 45 Taufik Rachman Anshori 39 Tyas Damayanti 29 Bagus Satriawan 16 Regita Nirmala Swari 5 Andika Nur Yudhistira NO ABSEN 20 Krisna Anantha Suciawan KELOMPOK IX NO NAMA SISWA ABSEN 36 Dewi Fortuna 42 Haridas Chandra 2 Aisyah Amalia 19 Agus Yudiantara 22 Yogiswari 15 Wisnanda Dalem KELOMPOK VIII NAMA SISWA 41 Krisna Adivanandhika 38 Dewi Ayu Ratih 28 Rendi Riyan Apristha 32 Regitha Putri Balina 4 Gede Wisnu Bawatanaya 9 Dyan Amritasanti

73 58 Lampiran 04 PROGRAM SATUAN PEMBELAJARAN (PSP) NAMA SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS/SEMESTER JUMLAH JAM PELAJARAN BANYAK PERTEMUAN : SDN 8 DAUH PURI : MATEMATIKA : V/I : MENIT : 6 x PERTEMUAN I. STANDAR KOMPETENSI Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah II. KOMPETENSI DASAR Melakukan operasi hitung bilangan bulat MATERI POKOK : Bilangan bulat dan pengerjaan hitung bilangan bulat 1. Menggunakan sifat-sifat pengerjaan hitung pada bilangan bulat 2. Melakukan operasi hitung pada bilangan bulat III. INDIKATOR 1. Menggunakan sifat komutatif (pertukaran) pada penjumlahan dan perkalian bilangan bulat 2. Menggunakan sifat assosiatif (pengelompokan) pada penjumlahan dan perkalian bilangan bulat 3. Menggunakan sifat distributif (penyebaran) pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat 4. Membulatkan bilangan dalam puluhan dan ratusan terdekat 5. Menaksir hasil operasi hitung dua bilangan bulat 6. Membaca dan menulis lambang bilangan bulat 7. Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat 8. Melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan bulat 9. Mengerjakan operasi hitung campuran pada bilangan bulat

74 59 IV. TABEL PROGRAM Siklus Pertemuan RPP Sub Materi Indikator Waktu ke: Nomor Pokok SIKLUS 1 RPP:01 1 1,2,3 2 x 35 menit I 2 RPP:02 1 4,5 2 x 35 menit 3 Tes Siklus I 1 1,2,3,4,5 2 x 35 menit SIKLUS 1 RPP:03 2 6,7 2 x 35 menit II 2 RPP:04 2 8,9 2 x 35 menit 3 Tes Siklus II 2 6,7,8,9 2 x 35 menit

75 60 Lampiran 05 RINCIAN MATERI PELAJARAN UNTUK MASING-MASING SIKLUS SIKLUS PERTEMUAN TUJUAN Waktu I I 1. Menggunakan sifat komutatif (pertukaran) pada penjumlahan dan perkalian bilangan bulat 2. Menggunakan sifat assosiatif (pengelompokan) pada penjumlahan dan perkalian bilangan bulat 3. Menggunakan sifat distributif (penyebaran) pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat 2 x 35 menit II 4. Membulatkan bilangan dalam puluhan dan ratusan terdekat 5. Menaksir hasil operasi hitung dua bilangan bulat 2 x 35 menit III Tes akhir Siklus 2 x 35 menit II I II 6. Membaca dan menulis lambang bilangan bulat 7. Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat 8. Melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan bulat 9. Mengerjakan operasi hitung campuran pada bilangan 2 x 35 menit 2 x 35 menit bulat III Tes Akhir Siklus 2 x 35 menit

76 61 Lampiran 06 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-01) SIKLUS I Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan Alokasi Waktu : SDN 8 Dauh Puri : Matematika : V / Ganjil : I : 2 x 35 Menit A. Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah B. Kompetensi Dasar : Melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat C. Indikator : 1. Menggunakan sifat komutatif (pertukaran) pada penjumlahan dan perkalian bilangan bulat 2. Menggunakan sifat assosiatif (pengelompokan) pada penjumlahan dan perkalian bilangan bulat 3. Menggunakan sifat distributif (penyebaran) pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat D. Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran usai diharapkan siswa dapat: 1. Menggunakan sifat komutatif (pertukaran) pada penjumlahan bilangan bulat 2. Menggunakan sifat komutatif (pertukaran) pada perkalian bilangan bulat 3. Menggunakan sifat assosiatif (pengelompokan) pada penjumlahan bilangan bulat 4. Menggunakan sifat assosiatif (pengelompokan) pada perkalian bilangan bulat 5. Menggunakan sifat distributif (penyebaran) pada penjumlahan bilangan bulat 6. Menggunakan sifat distributif (penyebaran) pada pengurangan bilangan bulat

77 62 E. Materi Pembelajaran 1. Sifat-sifat Operasi Hitung Bilangan Bulat a. Sifat komutatif (pertukaran) 1). Sifat komutatif pada penjumlahan Perhatikan contoh berikut ini: = = 340 Ternyata walaupun letaknya ditukar hasilnya tetap sama. Jadi, = ). Sifat komutatif pada perkalian Perhatikan contoh berikut ini: 2 3 = = 6 dan 3 2 = = 6 Ternyata hasilnya sama walaupun tempatnya ditukar. Jadi, 2 3 = 3 2 b. Sifat assosiatif (pengelompokan) 1). Sifat assosiatif pada penjumlahan Perhatikan contoh berikut ini: (3 + 2) + 4 = = 9 Bandingkan dengan 3 + (2 + 4) = = 9 Jadi (3 + 2) + 4 = 3 + (2 + 4) 2). Sifat assosiatif pada perkalian Perhatikan contoh berikut ini: (2 3) 4 = 6 4 = 24 Bandingkan dengan 2 (3 4) = 2 12 = 24 Jadi (2 3) 4 = 2 (3 4) c. Sifat distributif (penyebaran) 1). Sifat distributif pada penjumlahan Perhatikan contoh berikut ini: 3 (4 + 6) = 3 10 = 30 Bandingkan dengan (3 4) + (3 6) = = 30 Jadi 3 (4 + 6) = (3 4) + (3 6)

78 63 2). Sifat distributif pada pengurangan Perhatikan contoh berikut ini: 2 (20 5) = 2 15 = 30 Jadi 2 (20 5) = (2 20) (2 5) Bandingkan dengan (2 20) (2 5) = = 30 F. Metode Pembelajaran: Diskusi Kelompok, Tanya Jawab, Pemberian Tugas Kelompok G. Strategi Tatap Muka 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI 2. Belajar Kelompok Kooperatif dengan LKS 3. LKS disusun dengan metode penemuan 4. Metode: Kooperatif tipe TAI 5. Pendekatan: Induktif 6. Life Skill: Bekerjasama H. Strategi Non Tatap Muka 1. Pekerjaan Rumah I. Langkah Kegiatan Pembelajaran Tahap komponen PENDAHULUAN Teams KEGIATAN INTI Guru 1. PENGELOLAAN KELAS Melakukan absensi Mengumumkan penempatan siswa dalam kelompok Kegiatan 2. APERSEFSI Mengingatkan kembali tentang bilangan bulat. 3. EKSPLORASI Sosialisasi kompetensi dasar dan indikator. Menyampaikan pokok-pokok materi inti Siswa Mendengarkan guru dan memberikan tanda hadir Siswa berbaur dalam kelompoknya masingmasing Mendengarkan guru Mendengarkan penjelasan guru Waktu (menit) 5 Placement Test Student Creative 4. KONSOLIDASI Memberikan Pre-test kepada siswa, dengan tujuan agar guru mengetahui kelemahan siswa Memberikan tugas kepada kelompok dengan mengerjakan LKS No. 01 dengan disertai pengerjaan cara penyelesaiannya Siswa menjawab Pretest yang diberikan guru Siswa mengerjakan LKS tersebut secara individu dalam satu kelompok

79 64 Team Study Team Score Membimbing serta mengarahkan siswa dalam mengerjakan tugas kelompok dan memberikan bantuan kepada siswa secara individual, bagi siswa yang membutuhkan Setelah selesai menjawab, meminta siswa duduk melingkar dalam kelompok masing-masing. Memberikan score terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang berasil mengerjakan tugas secara cemerlang dan yang kurang berasil menyelesaikan tugas Siswa aktif bertanya dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru Siswa duduk melingkar dalam kelompok masing-masing. Siswa menerima Score dari tugas kelompok yang mereka kerjakan dan menerima apapun asilnya karena itu adalah nilai yang mereka peroleh dari kerja kelompok mereka masing-masing 60 Teaching Group Pemberian materi secara singkat Bersama guru merangkum pelajaran yang baru diberikan. Fact Test Memberikan tes Siswa menjawab tes sesuai fakta yang ada Whole-lass Units 5. PEMBENTUKAN Pemberian materi oleh guru kembali diakhir waktu dan memberikan strategi pemecahan masalah dan menanamkan nilai bekerjasama dan mandiri yang terkandung dalam belajar matematika untuk membentuk life skill. Siswa menyimak materi dan jawaban atas pertanyaan yang di berikan oleh guru dan menerapkannya di dalam pelajaran PENUTUP 6. Memberikan tugas / PR yang seharusnya dikerjakan oleh siswa di rumah Mencatat tugas yang diberikan guru 5 J. Sarana dan Sumber Belajar Sarana : - Lembar Kerja Siswa (LKS) Sumber : - Buku Matematika Kelas V - Buku-buku lain yang relevan

80 65 K. Penilaian Pengamatan dengan menggunakan lembar observasi. Tes Tertulis (terlampir)

81 66 Lembar Kerja Siswa (LKS-01) Pertemuan I (Siklus I) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Smt Materi Waktu : SDN 8 Dauh Puri : Matematika : V / I : Operasi Hitung Bilangan Bulat : 15 menit Hari / Tanggal : Nama : Nomor Urut Absen : A. Petunjuk 1. Sebelum mengerjakan soal, isilah identitas yang lengkap! 2. Setiap siswa mengerjakan tugas tersebut secara individu. 3. Sebelum mengerjakan tugas, bacalah terlebih dahulu materi pelajaran yang diberikan. 4. Setelah selesai menjawab soal-soal yang diberikan, dilakukan diskusi kelompok dengan materi sesuai dengan tugas masing-masing. 5. Buatlah perbaikan jika ada. B. Soal = Pengerjaan operasi hitung di atas menggunakan sifat Lengkapilah pengerjaan sifat operasi hitung di bawah ini! 25 ( ) = (25 22) + (......) 3. Gunakan sifat asosiatif pada penjumlahan berikut! ((3 + (-2)) + 5 = Sifat asosiatif tidak berlaku pada operasi hitung...

82 = (-7 11) + (-7 9) =... ( ) = (2 (-3)) 5 = 2 (... 5) 9. 5 (-15) = (45 5) = (... 45) (9...) ****SELAMAT BEKERJA****

83 68 Kunci jawaban 1. Sifat komutatif (pertukaran) ( ) = (25 22) + (25 18) 3. ((3 + (-2)) + 5 = 3 + ((-2) + 5) 4. Pengurangan dan pembagian = (-7 11) + (-7 9) = -7 (11 + 9) = (2 (-3)) 5 = 2 ((-3) 5) 9. 5 (-15) = (-15) (45 5) = (9 45) (9 5)

84 Lampiran PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA ]No Aspek yang diamati 1 Antusiasme siswa dalam proses pembelajaran a. Siswa memperhatikan pelajaran dengan seksama selama proses belajar mengajar berlangsung b. Siswa tidak terpengaruh oleh situasi di luar kelas c. Siswa tampak mencoba menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam menyampaikan pendapat d. Siswa tidak mengganggu teman pada saat proses pembelajaran berlangsung 2 Interaksi siswa dengan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung a. Siswa bertanya kepada guru terkait dengan materi pelajaran yang belum dipahami b. Siswa berusaha menjawab pertanyaan guru c. Siswa berusaha memperbaiki jawaban yang dijawab salah sebelumnya dari pertanyaan yang diberikan guru d. Siswa mengemukakan pendapat kepada guru 3 Interaksi siswa dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung a. Siswa bertanya kepada teman b. Siswa menjawab pertanyaan teman c. Siswa mendengar/ memperhatikan jawaban teman d. Siswa menanggapi jawaban teman 4 Kerjasama siswa dalam kelompok belajar a. Siswa membantu teman yang menghadapi masalah dalam satu kelompok belajar b. Siswa meminta bantuan teman jika menghadapi masalah dalam satu kelompok belajar c. Siswa mengerjakan tugas secara bersama-sama dalam kelompok belajar d. Siswa membantu memperbaiki jawaban yang salah dari teman satu kelompoknya 5 Partisipasi siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran a. Siswa mencoba menyimpulkan materi pelajaran b. Siswa memperhatikan penjelasan teman saat memberikan kesimpulan c. Siswa melengkapi kespulan yang dinyatakan teman d. Siswa mencatat kesimpulan yang diberikan oleh guru

85 70 Lampiran 08 No. LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PERTEMUAN I SIKLUS I Nama Siswa Hari/Tanggal : Selasa, 17 Juli 2012 Observasi : 1. Ni Putu Rina Listyadewi, S.Pd 2. Ni Putu Siska Agustini, S.Pd 3. I Wayan Sudiarta, S.Pd Indikator a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d Jumlah Skor 1 Massita Amalia Meisya Wisnu Andika Arcelia Dheana Dina Dyan Mulana Vemby Pradnyana Arya Pradipta Wisnanda Regita Rama M Anggitama Agus Krisna Pradnya Sari Yogiswari Adnyana Rama W Jashinta Dio Maya Rendy Lalu

86 71 30 Kirana Gilang Regita Nita Ary Dilla Fortuna Nurul Ratih Tyas Anggita Prawidi Haridas Nanda Diva Taufik Giri Widura Astarani Jumlah 450 Observer 1, Peneliti, Ni Putu Siska Agustini,S.Pd Luh Putu Diani Sukma NPM: NPM: Observer 2, Observer 3, Ni Putu Rina Listyadewi, S.Pd I Wayan Sudiarta, S.Pd NPM: NPM: Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Matematika A.A. Sg. Mayun Suryati, S.Pd NIP

87 72 Lampiran 09 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-02) SIKLUS I Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan Alokasi Waktu : SDN 8 Dauh Puri : Matematika : V / Ganjil : II : 2 x 35 Menit A. Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah B. Kompetensi Dasar : Melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat C. Indikator : 4. Membulatkan bilangan dalam puluhan dan ratusan terdekat 5. Menaksir hasil operasi hitung dua bilangan bulat D. Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran usai diharapkan siswa dapat: 4. Membulatkan bilangan dalam puluhan terdekat 5. Membulatkan bilangan dalam ratusan terdekat 6. Menaksir hasil operasi hitung dua bilangan bulat E. Materi Pembelajaran 5. Membulatkan Bilangan dalam Puluhan dan Satuan Terdekat Pada pembulatan dalam puluhan terdekat yang satuannya kurang dari lima di hilangkan dan satuan lima atau lebih dibulatkan ke sepuluh. Contoh: (i). 21 dibulatkan menjadi 20 (ii). 34 dibulatkan menjadi 30 (iii). 45 dibulatkan menjadi 50 (iv). 87 dibulatkan menjadi 90 (v). 45 dibulatkan menjadi 50

88 73 6. Menaksir Hasil Operasi Hitung Dua Bilangan Bulat Menaksir hasil operasi hitung dua bilangan dengan taksiran rendah dan taksiran tinggi. 1) Taksiran Rendah Menaksir dengan taksiran rendah dengan membulatkan bilangan satuan ke nol (0). Contoh: a) = = 100 b) = = 140 2) Taksiran tinggi Menaksir hasil oprasi hitung dua bilangan dengan taksiran tinggi dengan membulatkan bilangan satuan. Contoh: a) = = 130 b) = = 70 3) Taksiran baik Menaksir dengan taksiran baik hasilnya mendekati hasil sesungguhnya (nyata). Pembulatan pada menaksir dengan taksiran baik dengan cara satuan yang kurang dari lima dibulatkan ke nol (0) dan satuan yang lebih dari lima atau sama dengan lima dibulatkan ke sepuluh (10). Contoh: 1) = =120 2) = = 140 3) = = 110 F. Metode Pembelajaran : Diskusi Kelompok, Tanya Jawab, Pemberian Tugas Kelompok G. Strategi Tatap Muka 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI 2. Belajar Kelompok Kooperatif dengan LKS 3. LKS disusun dengan metode penemuan 4. Metode: Kooperatif tipe TAI 5. Pendekatan: Induktif 6. Life Skill: Bekerjasama

89 74 H. Strategi Non Tatap Muka 1. Pekerjaan Rumah I. Langkah Kegiatan Pembelajaran Tahap Komponen PENDAHULUAN Teams KEGIATAN INTI Guru 7. PENGELOLAAN KELAS Melakukan absensi Mengumumkan penempatan siswa dalam kelompok Kegiatan 8. APERSEFSI Mengingatkan kembali tentang bilangan bulat. 9. EKSPLORASI Sosialisasi kompetensi dasar dan indikator. Menyampaikan pokok-pokok materi inti Siswa Mendengarkan guru dan memberikan tanda hadir Siswa berbaur dalam kelompoknya masingmasing Mendengarkan guru Mendengarkan penjelasan guru Waktu (menit) 5 Placement Test Student Creative Team Study Team Score 10. KONSOLIDASI Memberikan Pre-test kepada siswa, dengan tujuan agar guru mengetahui kelemahan siswa Memberikan tugas kepada kelompok dengan mengerjakan LKS No. 02 dengan disertai pengerjaan cara penyelesaiannya Membimbing serta mengarahkan siswa dalam mengerjakan tugas kelompok dan memberikan bantuan kepada siswa secara individual, bagi siswa yang membutuhkan Setelah selesai menjawab, meminta siswa duduk melingkar dalam kelompok masing-masing. Memberikan score terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang berasil mengerjakan tugas secara cemerlang dan yang kurang berasil menyelesaikan tugas Siswa menjawab Pretest yang diberikan guru Siswa mengerjakan LKS tersebut secara individu dalam satu kelompok Siswa aktif bertanya dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru Siswa duduk melingkar dalam kelompok masing-masing. Siswa menerima Score dari tugas kelompok yang mereka kerjakan dan menerima apapun asilnya karena itu adalah nilai yang mereka peroleh dari kerja kelompok mereka masing-masing 60 Teaching Group Pemberian materi secara singkat Bersama guru merangkum pelajaran yang baru diberikan.

90 75 Fact Test Whole-lass Units Memberikan tes 11. PEMBENTUKAN Pemberian materi oleh guru kembali diakhir waktu dan memberikan strategi pemecahan masalah dan menanamkan nilai bekerjasama dan mandiri yang terkandung dalam belajar matematika untuk membentuk life skill. Siswa menjawab tes sesuai fakta yang ada Siswa menyimak materi dan jawaban atas pertanyaan yang di berikan oleh guru dan menerapkannya di dalam pelajaran PENUTUP 12. Memberikan tugas / PR yang seharusnya dikerjakan oleh siswa di rumah Mencatat tugas yang diberikan guru 5 J. Sarana dan Sumber Belajar Sarana : - Lembar Kerja Siswa (LKS) Sumber : - Buku Matematika Kelas V - Buku-buku lain yang relevan K. Penilaian Pengamatan dengan menggunakan lembar observasi. Tes Tertulis (terlampir)

91 76 Lembar Kerja Siswa (LKS-02) Pertemuan I (Siklus II) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Smt Materi Waktu : SDN 8 Dauh Puri : Matematika : V / I : Operasi Hitung Bilangan Bulat : 15 menit Hari / Tanggal : Nama : Nomor Urut Absen : A. Petunjuk 1. Sebelum mengerjakan soal, isilah identitas yang lengkap! 2. Setiap siswa mengerjakan tugas tersebut secara individu. 3. Sebelum mengerjakan tugas, bacalah terlebih dahulu materi pelajaran yang diberikan. 4. Setelah selesai menjawab soal-soal yang diberikan, dilakukan diskusi kelompok dengan materi sesuai dengan tugas masing-masing. 5. Buatlah perbaikan jika ada. B. Soal 1. Tulislah lambang dari bilangan a. Negatif empat puluh satu b. Minus tujuh puluh lima 2. a. 8,025 dibaca... b. -92 dibaca Lawan dari bilangan a. -40 adalah... b. 69 adalah...

92 77 4. Kerjakan penjumlahan dan pengurangan berikut dengan bantuan garis bilangan! a =... b = Selesaikanlah penjumlahan dan pengurangan yang ditunjukkan pada garis bilangan berikut! a b ****SELAMAT BEKERJA****

93 78 Kunci jawaban 1. a. -41 b a. delapan ribu dua b. negatif sembilan puluh dua 3. a. 40 b a b a = 6 b =

94 Lampiran No LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PERTEMUAN II SIKLUS I Nama Siswa Hari/Tanggal : Rabu, 18 Juli 2012 Observasi : 1. Ni Putu Rina Listyadewi, S.Pd 2. Ni Putu Siska Agustini, S.Pd 3. I Wayan Sudiarta, S.Pd Indikator a b c d A b c d a b c d a b c d a b c d Jumlah Skor 1 Massita Amalia Meisya Wisnu Andika Arcelia Dheana Dina Dyan Mulana Vemby Pradny ana Arya Pradipt a Wisnan da Regita Rama M. Anggita ma Agus Krisna Pradny a Yogisw Sari ari Adnyan a Rama W. Jashinta Dio Maya Rendy Lalu Kirana

95 80 31 Gilang Regita Nita Ary Dilla Fortuna Nurul Ratih Tyas Anggita Prawidi Haridas Nanda Diva Taufik Giri Widura Astaran Jumlah i Observer 1, Peneliti, Ni Putu Siska Agustini,S.Pd Luh Putu Diani Sukma NPM: NPM: Observer 2, Observer 3, Ni Putu Rina Listyadewi, S.Pd I Wayan Sudiarta, S.Pd NPM: NPM: Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Matematika A.A. Sg. Mayun Suryati, S.Pd NIP

96 81 Lampiran 11 PENGEMBANGAN TES AKHIR SIKLUS I Nama Sekolah : SDN 8 Dauh Puri Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Operasi Hitung Bilangan Bulat Kelas/ Semester : V/ I A. Standar Kompetensi: Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah B. Kompetensi Dasar: Melakukan operasi hitung bilangan bulat C. Indikator: 1. Menggunakan sifat komutatif (pertukaran) pada penjumlahan dan perkalian bilangan bulat 2. Menggunakan sifat assosiatif (pengelompokan) pada penjumlahan dan perkalian bilangan bulat 3. Menggunakan sifat distributif (penyebaran) pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat 4. Membulatkan bilangan dalam puluhan dan ratusan terdekat 5. Menaksir hasil operasi hitung dua bilangan bulat D. Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran usai diharapkan siswa dapat: 1. Menggunakan sifat komutatif (pertukaran) pada penjumlahan bilangan bulat 2. Menggunakan sifat komutatif (pertukaran) pada perkalian bilangan bulat 3. Menggunakan sifat assosiatif (pengelompokan) pada penjumlahan bilangan bulat 4. Menggunakan sifat assosiatif (pengelompokan) pada perkalian bilangan bulat 5. Menggunakan sifat distributif (penyebaran) pada penjumlahan bilangan bulat 6. Menggunakan sifat distributif (penyebaran) pada pengurangan bilangan bulat 7. Membulatkan bilangan dalam puluhan terdekat 8. Membulatkan bilangan dalam ratusan terdekat 9. Menaksir hasil operasi hitung dua bilangan bulat

97 82 E. Kisi-Kisi Tes Akhir Siklus I No. Indikator No. Item Tes C 1 (20%) 1 1 Ranah C 2 (50%) C 3 (30%) Jumlah Keterangan : C 1 = Ingatan C 2 = Pemahaman C = Aplikasi 3 Dengan Rasio, C 1 : C2 : C3 = 20% : 50% : 30% F. TEKNIK PENSKORAN I. Penskoran Tes Objektif Tes objektif terdiri dari 5 soal, setiap soal yang dijawab benar mendapatkan skor 1, jika salah mendapat skor 0, sehingga skor maksimalnya adalah 10

98 83 II. Penskoran Tes Uraian Penskoran tes uraian didasarkan pada model jawaban siswa seperti nampak pada tabel berikut ini: No. Item Model Jawaban Siswa Skor tiap Aspek Tidak menjawab sama sekali 2. Konsep menjawab salah dan penyelesaian salah total 3. Konsep menjawab salah tetapi jawaban benar 4. Konsep menjawab benar tetapi jawaban salah 5. Konsep menjawab benar dan jawaban benar Skor Maksimal Ideal 20 Dari 5 soal uraian, maka skor maksimal ideal adalah 4 5 = 20. Skor maksimal ideal untuk kedua tes adalah 10 untuk skor objektif dan 20 untuk skor tes uraian, maka jumlah skor maksimal ideal adalah = 30. Menurut Sudijono (2009:318) untuk menentukan nilai individu yang diperoleh oleh individu peserta tes dilakukan dengan rumus sebagai berikut: SkorMentah Nilai = 100% SkorMaksimalIdeal Contoh: Seorang siswa mendapat skor 8 untuk tes objektif dan 16 untuk tes uraian, maka nilai 8 16 yang diperoleh siswa tersebut adalah x = 100% 80 30

99 84 Lampiran 12 Tes Prestasi Belajar Siklus I Mata Pelajaran Kelas / Smt Materi Waktu : Matematika : V / I : Operasi Hitung Bilangan Bulat : 60 mnt A. Petunjuk: 1. Tulis Nama, no. absen dan kelas terlebih dahulu pada lembar jawaban yang tersedia. 2. Kerjakan soal-soal yang dianggap mudah terlebih dahulu. 3. Bacalah soal dengan teliti, jika ada yang kurang jelas tanyakan pada pengawas! 4. Jawablah pertanyaan yang diberikan, pada tempat yang telah disediakan. 5. Untuk soal essay jawaban dibuat secara lengkap, karena yang dinilai adalah proses dan hasilnya. 6. Selama mengerjakan soal tidak boleh bekerja sama dan meniru pekerjaan teman dan selamat bekerja B. Soal I. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap benaar dari masing-masing soal dibawah ini dengan cara menyilang (x) huruf a, b, c, atau d pada lembar jawaban yang telah disediakan! 1. Pertukaran suku pada penjumlahan dan perkalian dengan tidak mempengaruhi hasil pengerjaan adalah sifat... a. Assosiatif c. Pengelompokan b. Komutatif d. Distributif = a. 60 c. -60 b. 70 d. -70

100 85 3. Sifat assosiatif tidak berlaku pada pengerjaan... a. penjumlahan dan perkalian c. penjumlahan dan pembagian b. penjumlahan dan pengurangan d. pengurangan dan pembagian 4. ((3 + (-5)) + 4 =... + (-5 + 4) Angka yang tepat untuk melengkapi titik-titik di atas adalah... a. -5 c. 4 b. 3 d (15 + 5) = (18 15) + (18 5) Cara pengerjaan hitung di atas menggunakan sifat... a. Distributif pada pengurangan c. Distributif pada penjumlahan b. Asosiatif d. Komutatif 6. (20 5) + (20 25) =... ( ) a. 5 ( ) c. 20 ((-5) + (-25)) b. 25 (5 + 20) d. 20 (5 + 25) 7. Hasil pembulatan bilangan 67 ke puluhan terdekat adalah... a. 70 c. 65 b. 80 d Bilangan 789 jika dibulatkan ke ratusan terdekat menjadi... a. 800 c. 790 b. 700 d Hasil taksiran tinggi dari adalah... a. 110 c. 100 b. 120 d Botak membeli apel 27 buah dan mangga 13 buah. Jadi banyak buah yang dibeli Botak, jika dihitung menggunakan taksiran rendah adalah... a. 30 c. 35 b. 40 d. 45 II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! (-5) = ( ) +... =... + (5 + 8)

101 =... ( ) 4. Hasil pembulatan ke puluhan terdekat dari 443 adalah Pak Made membeli tepung sebanyak 7 karung. Tiap karung rata-rata beratnya 85 kg. Kira-kira berapa kg tepung yang dibeli Pak Made? ****SELAMAT BEKERJA****

102 87 Lampiran 13 Kunci Jawaban Tes Prestasi Belajar Siklus I I. Soal Objektif 1. b. komutatif 2. a d. pengurangan dan pembagian 4. b c. distributif pada penjumlahan 6. d. 20 (5 + 25) 7. a a d a.30 II. Soal Essay (-5) = ( ) + 8 = (5 + 8) = 8 (50 5) = Diketahui : banyak tepung = 7 karung beratnya 85 kg Ditanya : berapa kira-kira tepung yang dibeli Pak Made? Dijawab : tepung yang dibeli = 7 8 taksirannya = = 900 kg Jadi perkiraan tepung yang dibeli oleh Pak Made adalah 900 kg tepung

103 88 Lampiran 14 DATA PRESTASI BELAJAR SISWA PADA SIKLUS I No. NIS Nama Siswa Nilai Anak Agung Sagung Massita Jenika Putri Aisyah Amalia Fitri Anak Agung Ayu Meisya Dewi Anak Agung Gede Wisnu Bawatanaya Andika Nur Yudhistira Arcelia Maleeka Haifa Maajid Dheana Radhakrishna Dina Indira Amrita Dewi Dyan Amritasanti Arimbawa Gede Mulana Mahendradivya Gede Vemby Yuntha Essa Sakti I Dewa Gede Deva Pradnyana Putra I Gede Arya Indra Adhisthanaya I Gede Pradipta Garendra Pasupati I Gusti Agung Wisnanda Dalem Kusuma I Gusti Ayu Regita Nirmala Swari I Gusti Putu Agung Rama Mahottama I Made Vijay Anggitama Suwitra I Putu Agus Yudiantara I Putu Krisna Anantha Suciawan Ida Ayu Pradnya Sari Devi Ida Ayu Yogiswari Ida Bagus Gede Adnyana Putra Ida Bagus Putu Rama Wiguna Jashinta Philasti Putri Haryadi Kadek Dio Meisa Putra Komang Maya Sukmawati Winarta Komang Rendy Riyan Apristha Lalu Muhammad Bagus Satriawan Luh Putri Kirana Maharani Made Gilang Putra Nugraha Kencana Ni Kadek Regitha Putri Balina Budi Ni Komang Nita Nirmala Dewi Ni Nyoman Ary Dewanthi Ni Nyoman Dilla Triana Sartika Ni Putu Dewi Fortuna Widiasari Nurul Fatim Nada Septia Nyoman Dewi Ayu Ratih Arya Dewanti Nyoman Tyas Damayanti Putu Anggita Kania Larassati Darmawan Putu Bagus Krishna Adivanandhika Prawidi Putu Haridas Chandra Gayatri 67

104 Putu Nanda Diva Pradnyani Diva Zahra Taufik Rachman Anshori I Gede Giri Putra Wijaya Ida Bagus Bagas Widura Putra CM Made Astarani Krisna Putri 70 Jumlah 3033 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Matematika Peneliti, A.A. Sg. Mayun Suryati, S.Pd Luh Putu Diani Sukma NIP NPM: Menyetujui, Kepala SDN 8 Dauh Puri Dra. Ida Ayu Putu Tirta NIP

105 90 Lampiran 15 ANALISIS DATA AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS I Skor tertinggi ideal = 20 Skor terendah ideal = 0 MI = 2 1 (Skor tertinggi ideal + skor terendah ideal) = 2 1 (20 + 0) = 10 SDI = 3 1 MI 1 = 10 3 = 3,33 a. Untuk observasi pada pertemuan 1 (lihat lampiran 08) diperoleh: Jumlah skor aktivitas belajar siswa ( A) = 450 Banyaknya siswa (N)= 48 Skor rata-rata aktivitas belajar siswa untuk observasi pada pertemuan 1 dalam siklus I sebagai berikut. A 11 = A N 450 = 48 = 9,38 b. Untuk observasi pada pertemuan 2 (lihat lampiran 10) diperoleh: Jumlah skor aktivitas belajar siswa ( A) = 535 Banyaknya siswa (N) = 48 Skor rata-rata aktivitas belajar siswa untuk observasi pada pertemuan 2 dalam siklus I sebagai berikut.

106 91 A 12 = A N 535 = 48 = 11,15 Rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah: A11 A12 A I = 2 9,38 11,15 = 2 = 10,27 Dari hasil analisis data aktivitas belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar siswa sebesar 10,27 tergolong kategori cukup aktif, berkenaan dengan itu penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II.

107 92 Lampiran 16 ANALISIS DATA PRESTASI BELAJAR SISWA SIKLUS I Berdasarkan data pada Lampiran 14 diperoleh: X = 3033 N = 48 Ni = 29 a. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ): X = X N = = 63,19 b. Daya Serap (DS): x DS = 100% NilaiMaksimalIdeal 63,19 = 100% 100 = 63,19% c. Ketuntasan Belajar (KB): Ni 100% KB = N % = 48 = 60,42% Dari hasil analisis data prestasi belajar siswa pada siklus I, rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ) sebesar 63,19, Daya Serap (DS) sebesar 63,19%, sedangkan Ketuntasan Belajar (KB) sebesar 60,42% belum memenuhi kriteria ketuntasan optimal. Berkenaan dengan itu penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II.

108 Lampiran NO Observer 1 Observer 2 Observer 3 CATATAN LAPANGAN SIKLUS I : Ni Putu Siska Agustini, S.Pd : Ni Putu Rina Listyadewi, S.Pd : I Wayan Sudiarta, S.Pd KENDALA-KENDALA 1 Siswa yang kemampuannya masih rendah, masih malu bertanya kepada teman atau guru 2 Dalam menjawab pertanyaan guru maupun dalam pembahasan masih didominasi oleh siswa yang pandai, dan siswa yang memiliki kemampuan rendah cenderung pasif 3 Guru kurang tegas memberikan teguran kepada siswa yang menggangu temannya dalam proses pembelajaran berlangsung 4 Guru kurang memantau siswanya dalam mengerjakan LKS secara berkelompok Observer 1, Observer 2, Ni Putu Siska Agustini,S.Pd Ni Putu Rina Listyadewi, S.Pd NPM: NPM: Observer 3, I Wayan Sudiarta, S.Pd NPM:

109 94 Lampiran 18 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-03) SIKLUS II Nama Sekolah : SDN 8 Dauh Puri Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : V / Ganjil Pertemuan : 1 Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit A. Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah B. Kompetensi Dasar : Melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat C. Indikator : 1. Membaca dan menulis lambang bilangan bulat 2. Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat D. Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran usai diharapkan siswa dapat: 1. Membaca bilangan-bilangan bulat tertentu 2. Menulis lambang bilangan bulat 3. Menjumlahan dua bilangan bulat tertentu 4. Mengurangkan dua bilangan bulat tertentu E. Materi Pembelajaran 1. Membaca dan Menulis Lambang Bilangan Bulat a). Garis Bilangan Sebelum mempelajari operasi penjumlahan bilangan bulat, perlu kita ingat kembali tentang garis bilangan dan pembelajaran bilangan bulat di kelas IV. Lambang bilangan bulat yaitu:..., -3, -2,-1,0, 1, 2, 3,...

110 95 Letak bilangan bulat pada garis bilangan adalah seperti pada gambar berikut: negatif positif nol Gambar 03. : Letak Bilangan Bulat pada Garis Bilangan Bilangan bulat yang berada di sebelah kiri nol bernilai negatif. Bilangan bulat yang berada di sebelah kanan nol bernilai positif. Bilangan-bilangan di sebelah kiri nol adalah lawan dari bilangan-bilangan di sebelah kanan nol dan sebaliknya. Cara membaca dan menulis bilangan bulat adalah: -2 dibaca negatif dua atau minus dua -5 dibaca negatif lima atau minus lima 25 dibaca positif dua puluh lima atau dua puluh lima Negatif sembilan ditulis -9 Minus tujuh belas ditulis -17 Tiga puluh enam ditulis 36 b). Operasi Hitung Bilangan Bulat b. Penjumlahan Bilangan Bulat 1). Penjumlahan dua bilangan bulat (keduanya positif atau keduanya negatif) Contoh 1: = Gambar 04. : Penjumlahan Dua Bilangan Bulat Positif pada Garis Bilangan Berdasarkan garis bilangan di atas, langkahnya adalah mulai dari nol ke kanan 4 satuan dan dilanjutkan dari 4 ke kanan 3 satuan lagi. Jadi, = 7

111 96 Contoh 2: -3 + (-4) = Gambar 05. : Penjumlahan Dua Bilangan Bulat Negatif pada Garis Bilangan Berdasarkan garis bilangan di atas langkahnya adalah mulai dari nol ke kiri 3 satuan dan dilanjutkan dari 3 ke kiri 4 satuan lagi. Jadi, -3 + (-4) = -7 2). Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif Contoh: 4 + (-6) = Gambar 06. : Penjumlahan Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan Bulat Negatif pada Garis Bilangan Berdasarkan garis bilangan di atas, langkahnya adalah mulai dari nol ke kanan 4 satuan dan dilanjutkan dari 4 ke kiri 6 satuan lagi. Jadi, 4 + (-6) = -2 Untuk penjumlahan lebih dari dua bilangan bulat tetap dilakukan seperti penjumlahan dua bilangan bulat yaitu dikerjakan dari kiri ke kanan. Contoh: 1) = 9 2) (-6) + (-10) = -36 b. Pengurangan Bilangan Bulat 1). Pengurangan dua bilangan bulat positif Pengurangan dua bilangan positif sama halnya dengan menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.

112 97 Contoh: 6 2 = Gambar 07. : Pengurangan Dua Bilangan Bulat Positif pada Garis Bilangan Berdasarkan garis bilangan di atas, langkahnya adalah mulai dari nol ke kanan 6 dilanjutkan dari 6 ke kiri 2 satuan lagi. Jadi, 6 2 = 4 2). Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif 5 4 = = = = = 5 5 (-1) =... Dari pola di atas terlihat bahwa bila pengurangannya berkurang 1 maka hasil pengurangan bertambah satu. Oleh karena itu, 5 (-1) = 6 5 (-1) = 6 sama artinya dengan = 6 Dari penjelasan di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa...-(-...) berubah menjadi ). Pengurangan dua bilangan bulat negatif contoh: (-3) (-5) = Gambar 08. : Pengurangan Dua Bilangan Bulat Negatif pada Garis Bilangan

113 98 Jawab: Karena (-3) (-5) = (-3) + 5 Jadi, (-3) (-5) = 2 F. Metode Pembelajaran : Diskusi Kelompok, Tanya Jawab, Pemberian Tugas Kelompok G. Strategi Tatap Muka 7. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI 8. Belajar Kelompok Kooperatif dengan LKS 9. LKS disusun dengan metode penemuan 10. Metode: Kooperatif tipe TAI 11. Pendekatan: Induktif 12. Life Skill: Bekerjasama H. Strategi Non Tatap Muka 2. Pekerjaan Rumah I. Langkah Kegiatan Pembelajaran Tahap komponen PENDAHULUAN Teams Guru 13. PENGELOLAAN KELAS Melakukan absensi Mengumumkan penempatan siswa dalam kelompok Kegiatan Siswa Mendengarkan guru dan memberikan tanda hadir Siswa berbaur dalam kelompoknya masingmasing Waktu (menit) 5 KEGIATAN INTI Placement Test Student Creative 14. APERSEFSI Mengingatkan kembali tentang bilangan bulat. 15. EKSPLORASI Sosialisasi kompetensi dasar dan indikator. Menyampaikan pokok-pokok materi inti 16. KONSOLIDASI Memberikan Pre-test kepada siswa, dengan tujuan agar guru mengetahui kelemahan siswa Memberikan tugas kepada kelompok dengan mengerjakan LKS No. 03 dengan disertai pengerjaan cara penyelesaiannya Mendengarkan guru Mendengarkan penjelasan guru Siswa menjawab Pretest yang diberikan guru Siswa mengerjakan LKS tersebut secara individu dalam satu kelompok

114 99 Team Study Team Score Membimbing serta mengarahkan siswa dalam mengerjakan tugas kelompok dan memberikan bantuan kepada siswa secara individual, bagi siswa yang membutuhkan Setelah selesai menjawab, meminta siswa duduk melingkar dalam kelompok masing-masing. Memberikan score terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang berasil mengerjakan tugas secara cemerlang dan yang kurang berasil menyelesaikan tugas Siswa aktif bertanya dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru Siswa duduk melingkar dalam kelompok masing-masing. Siswa menerima Score dari tugas kelompok yang mereka kerjakan dan menerima apapun asilnya karena itu adalah nilai yang mereka peroleh dari kerja kelompok mereka masing-masing 60 Teaching Group Pemberian materi secara singkat Bersama guru merangkum pelajaran yang baru diberikan. Fact Test Whole-lass Units Memberikan tes 17. PEMBENTUKAN Pemberian materi oleh guru kembali diakhir waktu dan memberikan strategi pemecahan masalah dan menanamkan nilai bekerjasama dan mandiri yang terkandung dalam belajar matematika untuk membentuk life skill. Siswa menjawab tes sesuai fakta yang ada Siswa menyimak materi dan jawaban atas pertanyaan yang di berikan oleh guru dan menerapkannya di dalam pelajaran PENUTUP 18. Memberikan tugas / PR yang seharusnya dikerjakan oleh siswa di rumah Mencatat tugas yang diberikan guru 5 J. Sarana dan Sumber Belajar Sarana : - Lembar Kerja Siswa (LKS) Sumber : - Buku Matematika Kelas V - Buku-buku lain yang relevan

115 100 K. Penilaian Pengamatan dengan menggunakan lembar observasi. Tes Tertulis (terlampir)

116 101 Lembar Kerja Siswa (LKS-03) Pertemuan II (Siklus I) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Smt Materi Waktu : SDN 8 Dauh Puri : Matematika : V / I : Operasi Hitung Bilangan Bulat : 15 menit Hari / Tanggal : Nama : Nomor Urut Absen : A. Petunjuk 1. Sebelum mengerjakan soal, isilah identitas yang lengkap! 2. Setiap siswa mengerjakan tugas tersebut secara individu. 3. Sebelum mengerjakan tugas, bacalah terlebih dahulu materi pelajaran yang diberikan. 4. Setelah selesai menjawab soal-soal yang diberikan, dilakukan diskusi kelompok dengan materi sesuai dengan tugas masing-masing. 5. Buatlah perbaikan jika ada. B. Soal 1. Bilangan 67 dibulatkan ke puluhan terdekat menjadi 2. Hasil taksiran rendah dari adalah 3. Bilangan 678 dibulatkan ke ratusan terdekat menjadi 4. Bilangan dibulatkan ke ratusan terdekat menjadi 5. Hasil taksiran tinggi dari adalah 6. Taksiran dari kira-kira

117 Taksiran dari kira-kira 8. Taksiran dari 216 : 11 kira-kira 9. Bilangan 578 dibulatkan ke puluhan terdekat menjadi 10. Bilangan dibulatkan ke ratusan terdekat menjadi ****SELAMAT BEKERJA****

118 103 Kunci jawaban dibulatkan ke puluhan terdekat menjadi Hasil taksiran rendah dari adalah 63 raksiran rendahnya taksiran rendahnya adalah 50 Jadi = dibulatkan ke ratusan terdekat menjadi dibulatkan ke ratusan terdekat menjadi Hasil taksiran tinggi dari adalah 26 taksiran tingginya adalah taksiran tingginya adalah 40 Jadi = Taksiran dari kira-kira Taksiran dari 24 adalah 20 Taksiran dari 39 adalah 40 Jadi taksiran kira-kira dari adalah = Taksiran dari kira-kira Taksiran dari 43 adalah 40 Taksiran dari 27 adalah 30 Jadi taksiran kira-kira dari adalah = Taksiran dari 216 : 11 kira-kira Taksiran dari 216 adalah 220 Taksiran dari 11 adalah 10 Jadi taksiran kira-kira dari 216 : 11 adalah = dibulatkan ke puluhan terdekat menjadi dibulatkan ke ratusan terdekat menjadi 2.200

119 104 Lampiran 19 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PERTEMUAN I SIKLUS II Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Juli 2012 Observasi : 1. Ni Putu Rina Listyadewi, S.Pd 2. Ni Putu Siska Agustini, S.Pd 3. I Wayan Sudiarta, S.Pd No. Nama Siswa Indikator Jumlah Skor a b c d a B c d A b c d a b c d a b c d 1 Massita Amalia Meisya Wisnu Andika Arcelia Dheana Dina Dyan Mulana Vemby Pradnyana Arya Pradipta Wisnanda Regita Rama M Anggitama Agus Krisna Pradnya Sari Yogiswari Adnyana Rama W Jashinta Dio Maya Rendy Lalu Kirana

120 Gilang Regita Nita Ary Dilla Fortuna Nurul Ratih Tyas Anggita Prawidi Haridas Nanda Diva Taufik Giri Widura Astarani Jumlah 675 Observer 1, Peneliti, Ni Putu Siska Agustini,S.Pd Luh Putu Diani Sukma NPM: NPM: Observer 2, Observer 3, Ni Putu Rina Listyadewi, S.Pd I Wayan Sudiarta, S.Pd NPM: NPM: Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Matematika A.A. Sg. Mayun Suryati, S.Pd NIP

121 106 Lampiran 20 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-04) SIKLUS II Nama Sekolah : SDN 8 Dauh Puri Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : V / Ganjil Pertemuan : 2 Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit A. Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah B. Kompetensi Dasar : Melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat C. Indikator : 1. Melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan bulat 2. Mengerjakan operasi hitung campuran pada bilangan bulat D. Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran usai diharapkan siswa dapat: 1. Melakukan operasi hitung perkalian bilangan bulat 2. Melakukan operasi hitung pembagian bilangan bulat 3. Melakukan operasi hitung campuran pada bilangan bulat E. Materi Pembelajaran a. Perkalian Bilangan Bulat 1). Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif Contoh: 2 6 = = 15 Jadi, bilangan positif bilangan positif = bilangan positif 2). Perkalian bilangan bulat positif dengan bulat negatif Perkalian adalah penjumlahan berulang.

122 107 Contoh: 2 (-3) = (-3) + (-3) = -6 Atau bisa kita gambarkan langkahnya seperti garis bilangan di bawah berikut: Gambar 09. : Perkalian Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan Bulat Negatif pada Garis Bilangan Untuk perkalian dalam bentuk seperti: (-2) 3, dapat menggunakan sifat pertukaran (komutatif) pada perkalian, yaitu: (-2) 3 = 3 (-2) = (-2) + (-2) + (-2) = -6 Jadi, bilangan positif bilangan negatif = bilangan negatif atau sebaliknya yaitu: bilangan negatif bilangan positif = bilangan negatif 3). Perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif 3 (-3) = -9 2 (-3) = -6 1 (-3) = -3 0 (-3) = 0 (-1) (-3) = Dari pola di atas, hasil kalinya bertambah 3 sehingga bila diteruskan menjadi: ( -1) (-3) = 3 (-2) (-3) = 6 dan seterusnya Jadi, bilangan negatif bilangan negatif = bilangan positif b. Pembagian Bilangan Bulat 1). Pembagian bilangan positif dengan bilangan bulat positif Untuk menjawabnya, perlu diingat tentang mengubah bentuk pembagian ke bentuk pengurangan berulang. Contoh:

123 : 6 = 18 6 = 12 1 kali 12 6 = 6 2 kali 6 6 = 0 3 kali = 3 kali pengurangan Jadi 18 : 6 = = 18 Jadi, bilangan bulat positif : bilangan bulat positif = bilangan bulat positif 2). Pembagian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif atau sebaliknya Contoh: (i). 6 : (-3) = -2 (ii). -6 : 3 = -2 Jadi, bilangan positif : bilangan negatif = bilangan negatif 3). Pembagian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif Contoh: (i). -10 : (-5) = 2 (ii). -25 : (-5) = 5 Jadi, bilangan negatif : bilangan negatif = bilangan positif c. Pengerjaan Hitung Campuran Bilangan Bulat Operasi hitung campuran ditemukan dalam suatu soal, bila soal tersebut mengandung sekurang-kurangnya dua jenis operasi hitung yang berbeda. Ketentuanketentuannya adalah sebagai berikut: 1. Penjumlahan dan pengurangan adalah setingkat maka pengerjaan dilakukan dari kiri ke kanan. 2. Pembagian dan perkalian juga setingkat sehingga pengerjaannya dilakukan dari kiri ke kanan. 3. Perkalian dan pembagian lebih tinggi tingkatnya daripada penjumlahan dan pengurangan sehingga perkalian dan pembagian harus dikerjakan terlebih dahulu.

124 Perkalian, pembagian, penjumlahan dan pengurangan tidak setingkat jika pada perkalian, pembagian, penjumlahan dan pengurangan berlaku tanda kurung, dimana soal yang di dalam tanda kurung harus dikerjakan terlebih dahulu. Contoh: a. 4 - (-2) + (-2) =... b. 4 - (-2) 5 =... c. 12 : (-4) + 8 = (-2) = 4 4 (-10) = = 5 F. Metode Pembelajaran : Diskusi Kelompok, Tanya Jawab, Pemberian Tugas Kelompok G. Strategi Tatap Muka 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI 2. Belajar Kelompok Kooperatif dengan LKS 3. LKS disusun dengan metode penemuan 4. Metode: Kooperatif tipe TAI 5. Pendekatan: Induktif 6. Life Skill: Bekerjasama H. Strategi Non Tatap Muka 1. Pekerjaan Rumah I. Langkah Kegiatan Pembelajaran Tahap komponen PENDAHULUAN Teams KEGIATAN INTI Kegiatan Guru 19. PENGELOLAAN KELAS Melakukan absensi Mengumumkan penempatan siswa dalam kelompok 20. APERSEFSI Mengingatkan kembali tentang bilangan bulat. 21. EKSPLORASI Sosialisasi kompetensi dasar dan indikator. Menyampaikan pokok-pokok materi inti Siswa Mendengarkan guru dan memberikan tanda hadir Siswa berbaur dalam kelompoknya masingmasing Mendengarkan guru Mendengarkan penjelasan guru Waktu (menit) 5 Placement Test 22. KONSOLIDASI Memberikan Pre-test kepada siswa, dengan tujuan agar guru mengetahui kelemahan Siswa menjawab Pretest yang diberikan guru

125 110 Student Creative Team Study Team Score Teaching Group siswa Memberikan tugas kepada kelompok dengan mengerjakan LKS No. 04 dengan disertai pengerjaan cara penyelesaiannya Membimbing serta mengarahkan siswa dalam mengerjakan tugas kelompok dan memberikan bantuan kepada siswa secara individual, bagi siswa yang membutuhkan Setelah selesai menjawab, meminta siswa duduk melingkar dalam kelompok masing-masing. Memberikan score terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang berasil mengerjakan tugas secara cemerlang dan yang kurang berasil menyelesaikan tugas Pemberian materi secara singkat Siswa mengerjakan LKS tersebut secara individu dalam satu kelompok Siswa aktif bertanya dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru Siswa duduk melingkar dalam kelompok masing-masing. Siswa menerima Score dari tugas kelompok yang mereka kerjakan dan menerima apapun asilnya karena itu adalah nilai yang mereka peroleh dari kerja kelompok mereka masing-masing Bersama guru merangkum pelajaran yang baru diberikan. 60 Fact Test Whole-lass Units Memberikan tes 23. PEMBENTUKAN Pemberian materi oleh guru kembali diakhir waktu dan memberikan strategi pemecahan masalah dan menanamkan nilai bekerjasama dan mandiri yang terkandung dalam belajar matematika untuk membentuk life skill. Siswa menjawab tes sesuai fakta yang ada Siswa menyimak materi dan jawaban atas pertanyaan yang di berikan oleh guru dan menerapkannya di dalam pelajaran PENUTUP 24. Memberikan tugas / PR yang seharusnya dikerjakan oleh siswa di rumah Mencatat tugas yang diberikan guru 5

126 111 J. Sarana dan Sumber Belajar Sarana : - Lembar Kerja Siswa (LKS) Sumber : - Buku Matematika Kelas V - Buku-buku lain yang relevan K. Penilaian Pengamatan dengan menggunakan lembar observasi. Tes Tertulis (terlampir)

127 112 Lembar Kerja Siswa (LKS-04) Pertemuan II (Siklus I) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Smt Materi Waktu : SDN 8 Dauh Puri : Matematika : V / I : Operasi Hitung Bilangan Bulat : 15 menit Hari / Tanggal : Nama : Nomor Urut Absen : A. Petunjuk 1. Sebelum mengerjakan soal, isilah identitas yang lengkap! 2. Setiap siswa mengerjakan tugas tersebut secara individu. 3. Sebelum mengerjakan tugas, bacalah terlebih dahulu materi pelajaran yang diberikan. 4. Setelah selesai menjawab soal-soal yang diberikan, dilakukan diskusi kelompok dengan materi sesuai dengan tugas masing-masing. 5. Buatlah perbaikan jika ada. B. Soal 1. Hasil dari 9 x 3 adalah : 25 = x (-4) 20 = 4. (6 x 5) : (-10) + 15 = : x (-2) = 6. Kadek membeli 14 buku tulis. Harga satu buku tulis Rp ,00 Kadek membayar dengan selembar uang dua puluhan dan selembar uang lima ribuan. Berapakah uang kembalian yang diterima kadek?

128 : 12 = 8. 4 x (-5) = x (-4) x (-11) = 10. Bawe membeli pensil 14 batang dengan harga Rp ,00 Berapa harga sebatang pensil yang dibeli Bawe? ****SELAMAT BEKERJA****

129 114 Kunci jawaban (-100) 20 = = : (-10) + 15 = = (-10) = diketahui : 1 buah buku tulis = Rp , Ditanya Dibayar dengan uang Rp ,- : Berapa uang kembalian Kadek, jika Kadek membeli 14 buah buku tulis? Dijawab : Harga 14 buah buku tulis = 14 x Rp 1.500, x (-11) = Harga sebarang pensil = = Rp ,00 Uang kembalian Kadek = Rp ,00 Rp ,00 = Rp ,00 Jadi uang kembalian Kadek adalah Rp ,00 Rp = Rp Jadi harga sebatang pensil yang dibeli Bawe adalah Rp ,00

130 115 Lampiran 21 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PERTEMUAN II SIKLUS II Hari/Tanggal : Selasa, 24 Juli 2012 Observasi : 1. Ni Putu Rina Listyadewi, S.Pd 2. Ni Putu Siska Agustini, S.Pd 3. I Wayan Sudiarta, S.Pd No. Nama Siswa Indikator Jumlah Skor a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d 1 Massita Amalia Meisya Wisnu Andika Arcelia Dheana Dina Dyan Mulana Vemby Pradnyana Arya Pradipta Wisnanda Regita Rama M Anggitama Agus Krisna Pradnya Sari Yogiswari Adnyana Rama W Jashinta Dio Maya Rendy Lalu Kirana

131 Gilang Regita Nita Ary Dilla Fortuna Nurul Ratih Tyas Anggita Prawidi Haridas Nanda Diva Taufik Giri Widura Astarani Jumlah 675 Observer 1, Peneliti, Ni Putu Siska Agustini,S.Pd Luh Putu Diani Sukma NPM: NPM: Observer 2, Observer 3, Ni Putu Rina Listyadewi, S.Pd I Wayan Sudiarta, S.Pd NPM: NPM: Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Matematika A.A. Sg. Mayun Suryati, S.Pd NIP

132 117 Lampiran 22 PENGEMBANGAN TES AKHIR SIKLUS II Nama Sekolah : SDN 8 Dauh Puri Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Operasi Hitung Bilangan Bulat Kelas/ Semester : V/ I A. Standar Kompetensi: Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah B. Kompetensi Dasar: Melakukan operasi hitung bilangan bulat C. Indikator: 3. Membaca dan menulis lambang bilangan bulat 4. Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat 5. Melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan bulat 6. Mengerjakan operasi hitung campuran pada bilangan bulat D. Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran usai diharapkan siswa dapat: 5. Membaca bilangan-bilangan bulat tertentu 6. Menulis lambang bilangan bulat 7. Menjumlahan dua bilangan bulat tertentu 8. Mengurangkan dua bilangan bulat tertentu 9. Melakukan operasi hitung perkalian bilangan bulat 9. Melakukan operasi hitung pembagian bilangan bulat 10. Melakukan operasi hitung campuran pada bilangan bulat

133 118 E. Kisi-Kisi Tes Akhir Siklus II No. Tujuan No. Item Tes C 1 Ranah C 2 (50%) C 3 (30%) (20%) Jumlah Keterangan : C 1 = Ingatan C 2 = Pemahaman C = Aplikasi 3 Dengan Rasio, C 1 : C2 : C3 = 20% : 50% : 30% F. TEKNIK PENSKORAN I. Penskoran Tes Objektif Tes objektif terdiri dari 5 soal, setiap soal yang dijawab benar mendapatkan skor 1, jika salah mendapat skor 0, sehingga skor maksimalnya adalah 10 II. Penskoran Tes Uraian Penskoran tes uraian didasarkan pada model jawaban siswa seperti nampak pada tabel berikut ini:

134 119 No. Item Model Jawaban Siswa Skor tiap Aspek Tidak menjawab sama sekali 7. Konsep menjawab salah dan penyelesaian salah total 8. Konsep menjawab salah tetapi jawaban benar 9. Konsep menjawab benar tetapi jawaban salah 10. Konsep menjawab benar dan jawaban benar Skor Maksimal Ideal Dari 5 soal uraian, maka skor maksimal ideal adalah 4 5 = 20. Skor maksimal ideal untuk kedua tes adalah 10 untuk skor objektif dan 20 untuk skor tes uraian, maka jumlah skor maksimal ideal adalah = 30. Menurut Sudijono (2009:318) untuk menentukan nilai individu yang diperoleh oleh individu peserta tes dilakukan dengan rumus sebagai berikut: SkorMentah Nilai = 100% SkorMaksimalIdeal Contoh: Seorang siswa mendapat skor 8 untuk tes objektif dan 16 untuk tes uraian, maka 8 16 nilai yang diperoleh siswa tersebut adalah x = 100% 80 30

135 120 Lampiran 23 Tes Prestasi Belajar Siklus II Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Smt : V / I Materi : Operasi Hitung Bilangan Bulat Waktu : 60 mnt A. Petunjuk: 1. Tulis Nama, no. absen dan kelas terlebih dahulu pada lembar jawaban yang tersedia. 2. Kerjakan soal-soal yang dianggap mudah terlebih dahulu. 3. Bacalah soal dengan teliti, jika ada yang kurang jelas tanyakan pada pengawas! 4. Jawablah pertanyaan yang diberikan, pada tempat yang telah disediakan. 5. Untuk soal essay jawaban dibuat secara lengkap, karena yang dinilai adalah proses dan hasilnya. 6. Selama mengerjakan soal tidak boleh bekerja sama dan meniru pekerjaan teman dan selamat bekerja B. Soal I. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap benaar dari masing-masing soal dibawah ini dengan cara menyilang (x) huruf a, b, c, atau d pada lembar jawaban yang telah disediakan! 1. Bilangan bulat yang berada disebelah kiri nol bernilai... a. Ganjil c. Positif b. Genap d. Negatif 2. Bilangan -17 dibaca... a. Tujuh belas negatif c. Negatif tujuh belas b. Tujuh belas positif d. Positif tujuh belas

136 Hasil dari adalah... a. 33 c. 17 b. -33 d (-13) = n ; nilai n adalah... a. 10 c. 20 b. -10 d (-8) =... a. 2 c. 14 b. -2 d Hasil perkalian dua bilangan bulat yang berbeda tanda adalah... a. Negatif c. Ganjil b. Positif d. Genap 7. Hasil perkalian dari bilangan 6 dan -6 adalah... a. 0 c. 12 b. -36 d : 9 = n ; nilai n adalah... a. 5 c. 10 b. 8 d (4 3) + (20 : 5) 6 =... a. 8 c. 12 b. 10 d Vita membeli 4 buah buku tulis, dengan harga satu buah buku tulis Rp 1.100,00 Vita membayar dengan selembar uang lima ribuan. Berapa rupiah uang kembalian yang diterima Vita? a. Rp 4.400,00 c. Rp b. Rp 600,00 d. Rp 400,00 II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! 1. Lambang bilangan dari negatif empat puluh dua adalah (-16) = n; dimana nilai n adalah...

137 Ayah membeli 15 buah jeruk yang akan diberikan kepada 5 orang anaknya. Masing-masing anak mendapat bagian yang sama banyak. Berapa banyak apel yang diterima tiap anak? 4. Seorang petani membeli 7 sapi dengan harga Rp ,00 Sapi tersebut kemudian dijual dengan harga Rp ,00 tiap ekor. Berapa rupiah keuntungan yang diterima Petani tersebut? 5. Agus mempunyai telur ayam10 butir, kemudian diberikan kepada Vita 3 butir, dibelikan lagi oleh Ayah telur ayam 5 butir dan kemudian dibagi rata dengan Komang. Berapa telur ayam yang dimiliki oleh Agus sekarang? ****SELAMAT BEKERJA****

138 123 Lampiran 24 Kunci Jawaban Tes Prestasi Belajar Siklus I I. Soal Objektif 1. d. negatif 2. c. negatif tujuh belas 3. d c a a. negatif 7. b c b b. Rp 600,00 II. Soal Essay = 46, maka nilai n adalah Diketahui : ada 15 buah jeruk Ayah mempunyai 5 orang anak Ditanya : berapa buahkah yang diterima masing-masing anak? 15 Dijawab : tiap anak mendapatkan = = 3 buah jeruk 5 Jadi masing-masing anak mendapatkan 3 buah jeruk 4. Diketahui : Petani mempunyai 7 ekor sapi dengan harga Rp sapi akan dijual dengan harga Rp ,00 Ditanya : Berapa keuntungan yang diterima Petani? Dijawab : sapi yang dibeli = Rp ,00 7 = Rp ,00 sapi yang akan dijual = Rp ,00 Rp ,00 = Rp ,00

139 124 Jadi jumlah keuntungan dari 7 ekor sapi yang dijual Petani adalah Rp ,00 7 ekor sapi = Rp ,00 5. Diketahui : Agus punya 10 butir Diberikan kepada Vita 3 butir Dibelikan oleh Ayah 5 butir Kemudian dibagi sama banyak dengan Komang Ditanya : berapa telur ayam yang dimiliki oleh Agus sekarang? Dijawab : Telur Agus = (10 butir 3 butir) + 5 butir = 12 butir Telur Agus bibagi sama rata dengan Komang = 12butir 2 = 6 butir Jadi banyak telur ayam Agus sekarang adalah 6 butir

140 125 Lampiran 25 DATA PRESTASI BELAJAR SISWA PADA SIKLUS II No. NIS Nama Siswa Nilai Anak Agung Sagung Massita Jenika Putri Aisyah Amalia Fitri Anak Agung Ayu Meisya Dewi Anak Agung Gede Wisnu Bawatanaya Andika Nur Yudhistira Arcelia Maleeka Haifa Maajid Dheana Radhakrishna Dina Indira Amrita Dewi Dyan Amritasanti Arimbawa Gede Mulana Mahendradivya Gede Vemby Yuntha Essa Sakti I Dewa Gede Deva Pradnyana Putra I Gede Arya Indra Adhisthanaya I Gede Pradipta Garendra Pasupati I Gusti Agung Wisnanda Dalem Kusuma I Gusti Ayu Regita Nirmala Swari I Gusti Putu Agung Rama Mahottama I Made Vijay Anggitama Suwitra I Putu Agus Yudiantara I Putu Krisna Anantha Suciawan Ida Ayu Pradnya Sari Devi Ida Ayu Yogiswari Ida Bagus Gede Adnyana Putra Ida Bagus Putu Rama Wiguna Jashinta Philasti Putri Haryadi Kadek Dio Meisa Putra Komang Maya Sukmawati Winarta Komang Rendy Riyan Apristha Lalu Muhammad Bagus Satriawan Luh Putri Kirana Maharani Made Gilang Putra Nugraha Kencana Ni Kadek Regitha Putri Balina Budi Ni Komang Nita Nirmala Dewi Ni Nyoman Ary Dewanthi Ni Nyoman Dilla Triana Sartika Ni Putu Dewi Fortuna Widiasari Nurul Fatim Nada Septia Nyoman Dewi Ayu Ratih Arya Dewanti Nyoman Tyas Damayanti Putu Anggita Kania Larassati Darmawan Putu Bagus Krishna Adivanandhika Prawidi 80

141 Putu Haridas Chandra Gayatri Putu Nanda Diva Pradnyani Diva Zahra Taufik Rachman Anshori I Gede Giri Putra Wijaya Ida Bagus Bagas Widura Putra CM Made Astarani Krisna Putri 70 Jumlah 3457 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Matematika Peneliti, A.A. Sg. Mayun Suryati, S.Pd Luh Putu Diani Sukma NIP NPM: Menyetujui, Kepala SDN 8 Dauh Puri Dra. Ida Ayu Putu Tirta NIP

142 127 Lampiran 26 ANALISIS DATA AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS II Skor tertinggi ideal = 20 Skor terendah ideal = 0 MI = 2 1 (Skor tertinggi ideal + skor terendah ideal) = 2 1 (20 + 0) = 10 SDI = 3 1 MI 1 = 10 3 = 3,33 c. Untuk observasi pada pertemuan 1 (lihat lampiran 19) diperoleh: Jumlah skor aktivitas belajar siswa ( A) = 675 Banyaknya siswa (N) = 48 Skor rata-rata aktivitas belajar siswa untuk observasi pada pertemuan 1 dalam siklus II sebagai berikut. A 21 = 675 = 48 = 14,6 A N d. Untuk observasi pada pertemuan 2 (lihat lampiran 21) diperoleh: Jumlah skor aktivitas belajar siswa ( A) = 704 Banyaknya siswa (N) = 48 Skor rata-rata aktivitas belajar siswa untuk observasi pada pertemuan 2 dalam siklus II sebagai berikut. A 22 = A N

143 = 48 = 14,67 Rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus II adalah: A21 A22 A II = 2 14,06 14,67 = 2 = 14,37 Dari hasil analisis data aktivitas belajar siswa pada siklus II diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar siswa sebesar 14,37 tergolong kategori aktif, berkenaan dengan itu penelitian ini diakhiri sampai siklus II.

144 129 Lampiran 27 ANALISIS DATA PRESTASI BELAJAR SISWA SIKLUS II Berdasarkan data pada Lampiran 25 diperoleh: X = 3457 N = 48 Ni = 44 d. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ): X = X N = = 72,02 e. Daya Serap (DS): x DS = 100% NilaiMaksimalIdeal 72,02 = 100% 100 = 72,02% f. Ketuntasan Belajar (KB): Ni 100% KB = N = % 48 = 91,67% Dari hasil analisis data prestasi belajar siswa pada siklus II rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ) sebesar 72,02, Daya Serap (DS) sebesar 72,02%, sedangkan Ketuntasan Belajar (KB) sebesar 91,67% sudah memenuhi kriteria ketuntasan optimal. Berkenaan dengan itu penelitian ini diakhiri sampai siklus II.

145 130 Lampiran 28 NO Observer 1 Observer 2 Observer 3 CATATAN LAPANGAN SIKLUS II : Ni Putu Siska Agustini, S.Pd : Ni Putu Rina Listyadewi, S.Pd : I Wayan Sudiarta, S.Pd KENDALA-KENDALA 1 Dalam mengerjakan LKS masih ada kelompok yang kurang kompak dalam mengerjakan soal-soal yang ada 2 Dalam menjawab pertanyaan guru maupun dalam pembahasan masih didomonasi oleh siswa yang pandai, dan siswa yang memilik kemampyuan rendah cenderung pasif 3 Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa yang kemampuannya rendah untuk menyimpulkan materi yang diajarkan Observer 1, Observer 2, Ni Putu Siska Agustini,S.Pd Ni Putu Rina Listyadewi, S.Pd NPM: NPM: Observer 3, I Wayan Sudiarta, S.Pd NPM:

146 131 Lampiran 29 PERHITUNGAN PERSENTASE PENINGKATAN RATA-RATA NILAI PRESTASI BELAJAR SISWA ( ), DAYA SERAP (DS), DAN KETUNTASAN BELAJAR (KB) SISWA DARI SIKLUS I KE SIKLUS II X 2 X 1 X = 100% X ,02 63,19 = 100% 63,19 = 13,84% DS2 DS1 DS = 100% DS ,02 63,19 = 100% 63,19 = 13,84% KB2 KB1 KB = 100% KB 1 91,67 60,42 = 100% 60,42 = 51,72%

147 132 Lampiran 30 PERHITUNGAN PERSENTASE PENINGKATAN SKOR RATA-RATA AKTIVITAS BELAJAR SISWA DARI SIKLUS I KE SIKLUS II A A II I AI II = 100% I A 14,37 10,27 = 100% 10,27 = 39,92%

148 133

149 134

150 135

151 Lampiran UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Status: TERAKREDITASI Sekretariat: Jln. Kamboja No. 11 Denpasar-Bali Telp/Fax: (0361) 24085/ (0361) SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini saya: Nama : Luh Putu Diani Sukma Tempat/tanggal lahir : Denpasar, 28 November 1988 NPM : Program Studi : Pendidikan Matematika Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan PTS : Universitas Mahasaraswati Denpasar Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis berupa skripsi ini yang berjudul Meningkatkan Aktivitas dan Presatasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI pada Siswa Kelas V SDN 8 Dauh Puri Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah memang benar asli karya tulis saya sendiri dan sama sekali bukan jiplakan dari karya tulis orang lain yang saya akui sebagai karya tulis saya sendiri. Apalagi ternyata dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut dimuka pengadilan sesuai dengan hukum dan perundang-perundangan yang berlaku, serta dengan tidak melibatkan lembaga FKIP Unmas Denpasar. Dengan Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Denpasar, 8 Agustus 2012 Yang membuat pernyataan, Luh Putu Diani Sukma NPM:

152 137 Lampiran 32 RIWAYAT HIDUP Luh Putu Diani Sukma lahir di Denpasar 28 November 1988, anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Drs. I Made Wasa dan Ibu Ni Ketut Mandriani Pada tahun 2001 ia berhasil menamatkan studi pendidikan sekolah dasar di SDN 8 Dauh Puri. Dilanjutkan dengan menempuh pendidikan sekolah menengah pertama selama tiga tahun dan ia berhasil menamatkan studi di SMP Negeri 9 Denpasar pada Tahun Dan melanjutkan ke sekolah menengah atas di SMA Perintis Denpasar dan lulus di tahun Dari Tahun 2007 sampai sekarang ia sedang melanjutkan studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar pada Program studi Pendidikan Matematika. Pada masa perkuliahan ia aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. Ia dipercaya untuk menjadi Sekretaris di UKM Ganeca Voice Universitas Mahasaraswati Denpasar periode 2008/2010. Ia juga sempat terlibat dalam kepanitian Unmas Mathematic Competition (UMC) I tahun 2009 sebagai Sie Sponsor, ia juga sering tampil sebagai paduan suara dalam acara-acara resmi di kampus seperti acara Wisuda Universitas Mahasaraswati Denpasar, Pelantikan Rektor, DIES NATALIS UNMAS dan dalam kegiatan-kegiatan sekitaran kampus. Ia juga sempat terlibat dalam, panitia bazzar HMPS Pendidikan Matematika sebagai anggota sie.pemasaran.

belajar sejarah siswa. Sehingga, model pembelajaran Team Assisted

belajar sejarah siswa. Sehingga, model pembelajaran Team Assisted 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Pengaruh Pengertian pengaruh menurut WJS. Poerwadarminto (2002:349) yaitu daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Proses Belajar - Mengajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kegiatan yang membawa perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN KELAS XI IPA MAN SUKOHARJO SKRIPSI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan, kemauan, minat, sikap, kemampuan untuk berpikir logis, praktis,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya di lingkungan itu" (Piaget dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru demi tercapainya keberhasilan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT UNTUK SISWA KELAS IV SD MELALUI KOOPERATIF TIPE STAD

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT UNTUK SISWA KELAS IV SD MELALUI KOOPERATIF TIPE STAD PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT UNTUK SISWA KELAS IV SD MELALUI KOOPERATIF TIPE STAD Trilius Septaliana Kusuma Rukmana, S.Pd. Mahasiswi Pascasarjana Universitas Sriwijaya Abstrak Dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan hasil belajar yang dilakukanya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam menyusun sebuah laporan Penelitian Tindakan Kelas, tentunya penulis tidak dapat hanya mengandalkan pengetahuan pribadi yang dimiliki tanpa bantuan sumber-sumber yang relevan

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLP) dan Pendidikan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLP) dan Pendidikan Menengah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Matematika dalam Kurikulum Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah adalah matematika sekolah. Matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di Pendidikan Dasar

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001:

KAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001: II. KAJIAN PUSTAKAN 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan menjadi lebih baik. Pada proses belajar siswa melakukan perubahan ke arah kebaikan berdasarkan segala pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri.

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri. BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Teori konstruktivisme dalam belajar adalah peserta didik agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaboratif

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku kecakapan, keterampilan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku kecakapan, keterampilan dan 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah proses perubahan dalam prilaku sebagai hasil dari pengalaman dalam berinteraksi. Hasil belajar tercermin dalam perubahan perilaku. pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan subyek, karena masing-masing memiliki kesadaran dan kebebasan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan subyek, karena masing-masing memiliki kesadaran dan kebebasan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran adalah proses pendidikan dalam lingkup persekolahan. Di dalamnya terjadi proses sosialisasi individu siswa dengan lingkungan sekolah, seperti guru,

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII A POKOK BAHASAN EKOSISTEM SMP MUHAMMADIYAH 7

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori 1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bertukar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu dalam bentuk tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Dalam Memahami Isi Cerita Pendek Pada Siswa Kelas V SDN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Aunurrahman ( 2012 : 35 ) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan 6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli Menurut Djamarah dan Syaiful (1999:22), Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan,

Lebih terperinci

Charlina Ribut Dwi Anggraini

Charlina Ribut Dwi Anggraini METODE PEMBELAJARAN TGT MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI BEDIWETAN KECAMATAN BUNGKAL KABUPATEN PONOROGO Charlina

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dengan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya.

BAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya. 2 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Menurut NCTM (2000) pemecahan masalah berarti melibatkan diri dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya. Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIN Anjir Muara KM20. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 20 orang.

Lebih terperinci

Ega Gradini 1. Abstrak

Ega Gradini 1. Abstrak Ega Gradini, Penerapan Model Pembelajaran,... Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Berbantukan Worksheet Untuk Meningkatkan Kemampuan Trigonometri Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Definisi belajar ada beraneka ragam karena hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

Lebih terperinci

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember PENGGUNAAN METODE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG MENGIDENTIFIKASI CIRI KHUSUS YANG DIMILIKI HEWAN PADA SISWA KELAS VI SDN DARUNGAN 02 TANGGUL Sumono 38 Abstrak. Penelitian ini diterapkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika di SD Pengertian matematika menurut Glover (2006) yaitu Matematika merupakan suatu pelajaran mengenai angka-angka, pola-pola, dan bangun.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam lampiran Permendiknas No 22 tahun 2006 di kemukakan bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Rusman (2011:201) Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori kontruktivisme. Soejadi dalam Teti Sobari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya prestasi belajar tersebut berkaitan dengan beberapa faktor. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya prestasi belajar tersebut berkaitan dengan beberapa faktor. Banyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar yang dicapai siswa memang sangat beragam. Ada yang mendapat prestasi baik, cukup bahkan ada pula yang sangat kurang. Tinggi rendahnya prestasi

Lebih terperinci

Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak

Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Biologi pada Siswa Kelas XI MA Madani Alauddin Pao-Pao Kabupaten Gowa Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi

Lebih terperinci

ISSN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 PENEBEL

ISSN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 PENEBEL ISSN 18295282 84 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 PENEBEL Oleh: I Wayan Kariata SMA Negeri I Penebel ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted 72 A. Deskripsi Data 1. Aktivitas Siswa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Aktivitas Siswa Siklus I Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran melalui model pembelajaran

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikutip oleh Winataputra (2003: 2.3) bahwa belajar adalah suatu proses

I. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikutip oleh Winataputra (2003: 2.3) bahwa belajar adalah suatu proses I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan perubahan perilaku individu dalam merespon suatu kondisi dan peristiwa yang terjadi di lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Gagne yang

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELILING DAN LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INTRUCTION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELILING DAN LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INTRUCTION MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELILING DAN LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INTRUCTION (TAI) SISWA KELAS III SDN DARSONO 02 SKRIPSI Oleh Erick

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembelajaran Matematika dari zaman ke zaman merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembelajaran Matematika dari zaman ke zaman merupakan salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigma pembelajaran Matematika dari zaman ke zaman merupakan salah satu mata pelajaran yang ditakuti oleh sebagian besar siswa, baik siswa yang masih duduk dibangku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan proses dan unsur dasar dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, proses belajarlah yang menjadi kegiatan paling pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang wajib dikuasai oleh siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses penyampaian pelajaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses penyampaian pelajaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses transfer atau perpindahan pengetahuan dari guru kepada siswa. Guru dituntut harus menjadi motivator, fasilitator, dan juga pengontrol

Lebih terperinci

PEDOMAN OBSERVASI PENDAHULUAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (TAI) TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN

PEDOMAN OBSERVASI PENDAHULUAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (TAI) TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN Lampiran 1 84 Lampiran 2 85 86 Lampiran 3 PEDOMAN OBSERVASI PENDAHULUAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (TAI) TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA

Lebih terperinci

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN

Lebih terperinci

Multiati¹, Dadan Djuanda², Julia³

Multiati¹, Dadan Djuanda², Julia³ Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) DENGAN TEKNIK AWAN KATA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MENULIS PUISI BERDASARKAN GAMBAR DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dunia pendidikan adalah untuk memajukan suatu negara dari segala bidang dan aspek, tujuan ini tidak akan tercapai tanpa adanya sumber daya manusia

Lebih terperinci

1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 42-47 STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TEAMS

Lebih terperinci

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII.1 SMPN 7 Kubung dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII.1 SMPN 7 Kubung dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Print ISSN: 2541-3163 - Online ISSN: 2541-3317 Mariani, S.Pd. 1 Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII.1 SMPN 7 Kubung dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Article

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk BAB I PENDAHULUAN Pada Bab Pendahuluan ini akan diuraikan secara singkat mengenai hal-hal yang menjadi latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match 2.1.1 Teori Vygotski Karya Vygotski didasarkan pada tiga ide utama : (1) bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman sendiri. Dengan belajar seseorang akan mengalami

Lebih terperinci

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar... PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA SIKATUBIL PADA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 1 GEMAWANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadipribadi manusia yang berkualitas. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Penalaran Matematis Shadiq (Depdiknas, 2009) menyatakan bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan dalam rangka membuat suatu pernyataan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Definisi Mata Pelajaran Matematika Matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari konsep-konsep abstrak yang disusun dengan menggunakan simbol dan merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Hasil Belajar Pakar psikologi melihat perilaku belajar sebagai proses psikologis individu dalam interaksinya dengan lingkungan hidup secara alami. Sedangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII, merupakan salah satu materi pokok dalam pelajaran biologi disekolah. Sistem gerak merupakan

Lebih terperinci

SKRIPSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

SKRIPSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI BEDIWETAN KECAMATAAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan

Lebih terperinci

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELANGKAAN DIKELAS X SMA NEGERI 2 BIREUEN Noventi, Nurul Mahasiswa Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TYPE CIRC (COOPERATIVE, INTEGRATED, READING AND COMPOSITION)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TYPE CIRC (COOPERATIVE, INTEGRATED, READING AND COMPOSITION) PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TYPE CIRC (COOPERATIVE, INTEGRATED, READING AND COMPOSITION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 5 SD NEGERI SURUH 02 KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa Rina Oktavianti Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

ISTIQOMAH KURNIAWATI A54B090117

ISTIQOMAH KURNIAWATI A54B090117 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERKALIAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS 3 SDN GEMAMPIR KECAMATAN KARANGNONGKO KABUPATEN KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BABH KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Matematika.

BABH KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Matematika. A. Pembelajaran Matematika. BABH KAJIAN PUSTAKA Proses pembelajaran matematika belakang ini telah mengarah kepada pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hal sesuai dengan pandangan teori belajar konstruktivis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Makna Belajar Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang hayat, artinya belajar adalah proses yang terus-menerus, yang tidak pernah

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION AND TEAM ACCELERATED INSTRUCTION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION AND TEAM ACCELERATED INSTRUCTION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION AND TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELAS VII Oleh Beni Asyhar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang berasumsi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang berasumsi dari 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang berasumsi dari pemikiran bahwa seseorang akan belajar dengan baik apabila mereka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang berdasarkan faham konstruktivis. 1 Menurut Hamid Hasan, kooperatif

BAB II LANDASAN TEORI. yang berdasarkan faham konstruktivis. 1 Menurut Hamid Hasan, kooperatif BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. 1 Menurut Hamid Hasan, kooperatif mengandung pengertian

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA SISWA KELAS V SDN INPRES CENGGU

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA SISWA KELAS V SDN INPRES CENGGU Hamzah dan Susilo, Peningkatan Prestasi Belajar Penjumlahan Pecahan, 81 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA SISWA KELAS V SDN INPRES CENGGU Hamzah,

Lebih terperinci

Tiamsa Napitupulu Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

Tiamsa Napitupulu Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI EKONOMI SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN Tiamsa Napitupulu Guru Mata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar, diantaranya adalah

TINJAUAN PUSTAKA. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar, diantaranya adalah 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Istilah belajar sebenarnya telah lama dan banyak dikenal. Bahkan banyak ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar, diantaranya adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berfikir, latihan atau praktek dan sebagainya.?atan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berfikir, latihan atau praktek dan sebagainya.?atan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar Belajar bukanlah proses dalam kehampaan. Tidak pula pernah sepi dari berbagai aktivitas. Tidak pernah terlihat orang belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Ada beberapa pendapat para ahli, yang dapat membantu kita untuk memahami tentang pengertian hasil belajar. Dari beberapa orang ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penulis mencoba mengungkap beberapa pendapat para ahli tentang Matematika. Menurut Karso dkk (1998: 14), Matematika

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. masalah matematika itu bisa merupakan kegiatan menyelesaikan soal cerita, menyelesaikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. masalah matematika itu bisa merupakan kegiatan menyelesaikan soal cerita, menyelesaikan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pemecahan Masalah Matematis Pemecahan masalah merupakan suatu proses untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi untuk mencapai suatu tujuan yang hendak dicapai.memecahkan

Lebih terperinci

PERAGA BENDA KONKRIT SEMESTER I TAHUN 2010/2011

PERAGA BENDA KONKRIT SEMESTER I TAHUN 2010/2011 Contoh PTK Matematika Kelas III SD: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI 2 JAPANAN KECAMATAN CAWAS, KAB.KLATEN MATERI PECAHAN MELALUI BANTUAN ALAT PERAGA BENDA KONKRIT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 93 A. Hasil Penelitian 1. Refleksi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VA SDN 25 Kota Bengkulu. Subyek penelitian ini yaitu guru dan seluruh siswa

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF Team Assisted Individualization (TAI) YANG DISERTAI PENYUSUNAN PETA KONSEP PADA PROSES PEMBELAJARAN BIOTEKNOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SKRIPSI OLEH: LATIF

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6 ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015 STKIP PGRI Banjarmasin UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa sejak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa sejak bangku sekolah dasar. Pentingnya akan pelajaran matematika membuat matematika menjadi

Lebih terperinci

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 7 MALANG Nenis Julichah 1, Marhadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X Kompetensi Keahlian 2 SMK Negeri 1 Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Matematika 2.1.1.1 Pembelajaran Matematika di SD BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar

Lebih terperinci

Kata Kunci : Hasil Belajar, Matematika, Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Kata Kunci : Hasil Belajar, Matematika, Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS III DI SDN CIPAYUNG 01 CIBINONG KAB BOGOR Rusi Rusmiati Aliyyah PGSD, FKIP Universitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif juga dapat diartikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif juga dapat diartikan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif

Lebih terperinci

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 MAN MOJOKERTO KABUPATEN MOJOKERTO Syifa ur Rokhmah Jurusan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN TEKNIK REFLEKSI SETTING KOOPERATIF PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 BAJENG KABUPATEN GOWA

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN TEKNIK REFLEKSI SETTING KOOPERATIF PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 BAJENG KABUPATEN GOWA UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN TEKNIK REFLEKSI SETTING KOOPERATIF PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 BAJENG KABUPATEN GOWA Jasruddin 1) D. M., Pariabti P. 1), Magfirah 1) Jurusan

Lebih terperinci

PENERAPAN TEORI BELAJAR VYGOTSKY DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR

PENERAPAN TEORI BELAJAR VYGOTSKY DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR PENERAPAN TEORI BELAJAR VYGOTSKY DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR Pendahuluan Perkembangan manusia adalah sesuatu yang tidak terpisahkan dari kegiatankegiatan sosial dan budaya, yang merupakan suatu proses-proses

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PEMBELAJARAN KOOPERATIF 1 PEMBELAJARAN KOOPERATIF Karakteristik Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar mahasiswa, membentuk

Lebih terperinci