L ( MM ) 1 ½ x 1/ x 3/4" x x 1 ¼ x 1/ x 3/4" x x 1 ¼ L ( MM ) x 1 ½ 58 20

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "L ( MM ) 1 ½ x 1/ x 3/4" x x 1 ¼ x 1/ x 3/4" x x 1 ¼ L ( MM ) x 1 ½ 58 20"

Transkripsi

1 UKURAN ( INCH ) L ( MM ) F ( MM ) 1 ½ x 1/ x 3/4" x x 1 ¼ x 1/ x 3/4" x x 1 ¼ x 1 ½ BUSHING UKURAN ( INCH ) L ( MM ) F ( MM ) 3/4" x 1/2" x 1/2" x 3/4" ¼ x 1/ x 3/4" x ½ x 1/ x 3/4" x x 1 ¼ x 1/

2 x 3/4" x x 1 ¼ x 1 ½ PLUGS UKURAN ( INCH ) L ( MM ) F ( MM ) 1/2" /4" ¼ ½

3 11. NIPPLES, EQUAL UKURAN ( INCH ) L ( MM ) F ( MM ) 1/2" /4" ¼ ½ BENDS 90 o, MALE AND FEMALE, PLAIN UKURAN A B F1 F2 ( INCH ) ( MM ) ( MM ) ( MM ) ( MM ) 1/2" /4" ¼ ½

4 Membuat Ulir dengan Sney Tujuan Instruksional Umum Peserta mempunyai kemampuan dalam memahat besi Tujuan Instruksional Khusus Setelah pelajaran selesai peserta dapat : Memahat dengan pahat besi benda kerja sesuai dengan gambar kerja Waktu : 50 MENIT X 6 = 300 Menit / 6 Jam Peralatan : No. Nama Alat No. Nama Alat 1. Ragum Pipa 2. Pemotong Pipa Galvanis 3. Reamer 4. Kikir Bulat 5. Kikir Datar 6. Sney 7. Oil Can 8. Oil Pan 9. Sikat Kawat / Baja 10. Kain Majun / Lap 11. Penggores 12. Meteran Baja 13. Kuas ½ Bahan : No. Nama Bahan Jumlah 1. Pipa Galvanis Ø ½ panjang 50 cm 1 buah 2. Pipa Galvanis Ø ¾ panjang 50 cm 1 buah 3. Pipa Galvanis Ø 1 panjang 1 meter 1 buah 4. Oil SAE 40 1 liter untuk 3 peserta 130

5 Langkah kerja 1. Pipa galvanis diukur dan dipotong (dengan pemotong pipa). 2. Ujung bekas potongan pipa tersebut harus rata mendatar dan periksalah dengan siku-siku 90. Jika tidak rata dan mendatar, maka harus dipotong lagi atau meratakan dengan kikir. 3. Menghilangkan bram pada ujung pipa Bagian luar pipa Pada bagian ujung ini bram tidak perlu dihilangkan karena untuk memudahkan dalam awal pembuatan ulir. Bagian dalam pipa Pada bagian ujung ini bram dapat dihilangkan dengan reamer atau kikir bulat. Perlu diperhatikan, hanya bram saja yang dibersihkan dari permukaan dalam pipa, dan jangan sampai permukaan dalam pipa terkikis waktu menghilangkan bram. 131

6 Pipa setelah dipotong Cara menghilangkan bram Benar Salah Catatan : Apabila bagian dalam permukaan pipa ikut terkikis maka bagian tersebut tidak terlindungi lagi dengan lapisan galvanis dan akan menjadi tempat pengumpulan kotoran yang terbawa air sehingga memudahkan bagian tersebut korosi. 132

7 4. Penguliran Pipa yang telah siap diulir dijepit pada ragum pipa kemudian ujung dari pipa diberi minyak pelumas. Mulailah dengan penguliran pertama dengan menekan badan dan sney itu tegak lurus pada ujung pipa dengan tangan kiri sampai terdapat satu ulir pada ujung pipa kemudian dilakukan mengulir tanpa penekanan pada badan sney. Selama mengulir harus selalu diberi olie secukupnya agar penguliran berjalan lancar dan alat tidak menjadi panas. 133

8 Pemutaran alat sney dihentikan, bila sisi dalam dari mata ulir telah mencapai batas pennguliran yang telah ditentukan. Kemudian alat pengubah arah diputar dengan arah berlawanan (90 ) Setelah itu alat sney diputar dan alat sney diambil. Alat sney dilepas, maka ulir yang ada masih kotor dengan olie dan serpihan bram. Oleh karena itu ulir dibersihkan dengan sikat baja atau dengan lap bersih. 134

9 Keselamatan kerja Hindarkan bekas hasil penguliran (bram) tercecer di lantai, karena bisa merusak sepatu dan melukai kaki. Hindarkan bekas oli tercecer di lantai. Bersihkan serpihan bram yang menempel di bekas uliran dengan kain majun. Selalu beri oli pada sney sebelum melakukan penguliran. Bersihkan bram yang ada pada sney dengan kuas bila sudah kelihatan kotor. Pada alat sney terutama bagian pemegang mata ulir banyak terdapat serpihan bram. Serpihan bram bahaya sekali dapat dengan mudah membuat luka pada tangan. Oleh karena itu untuk membersihkan ujung pipa yang baru selesai diulir dan pemegang mata ulir harus harus hati-hati sekali. Untuk mengencangkan alat sanitar, dan lain-lain, yang memakai mur, maka digunakan kunci yang sesuai dengan fungsinya. 135

10 Gambar kerja 1 Pipa Galvanis ½ 50 cm 1 Pipa Galvanis ¾ 50 cm 1 Pipa Galvanis 1 1 meter Jumlah Nama Bagian No.Bag. Bahan Ukuran Keterangan I II III Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Skala Digambar Membuat Ulir Pipa Galvanis Diperiksa Dilihat 136

11 Membuat Socket Pipa PVC Tujuan Instruksional Umum Peserta mempunyai kemampuan dalam membuat bentuk Tujuan Instruksional Khusus Setelah pelajaran selesai peserta dapat : Membuat socket pipa PVC sesuai dengan gambar kerja Waktu : 50 MENIT X 2 = 100 Menit / 2 Jam Peralatan : No. Nama Alat 1. Pemanas Elektric 2. Pemotong Pipa PVC 3. Gergaji Pipa PVC 4. Kikir Datar 5. Ember / Timba No. Nama Alat 6. Kabel Roll 7. Spidol Permanen 8. Meteran Baja 9. Penggores 10. Gergaji Besi Bahan : No. Nama Bahan Jumlah 1. Pipa PVC ½ 0,5 meter 2. Pipa PVC 3/4 0,5 meter 3. Pipa PVC 1 1 meter 4. Pipa PVC 11/4 1 meter 5. Air 1 ember 137

12 Langkah kerja Berikut ini adalah langkah kerja pembuatan socket dengan cara penyemprotan udara panas: 1. Pengukuran/penandaan Setelah kita melihat gambar kerja maka kita ukur pipa yang akan digunakan untuk selanjutnya kita tandai dan dipotong. 2. Persiapan dan cetakan Pipa yang telah ditandai dan dipotong dimajalkan pada bekas potongannya. Siapkan cetakan dan oleskan minyak pelumas pada permukaan cetakan. 3. Pemanasan Sebelum pemanasan dilakukan dikontrol terlebih dahulu mengenai ukuran, penandaan dan pengatur suhu pada blower. Setelah itu baru kita panasi pada ujung pipa yang akan direnggangkan dengan blower. Pada pemanasan dengan blower harus kita perhatikan jaraknya agar pipa tidak terbakar. Dan arah pemanasannya mendatar, searah panjang pipa. 138

13 4. Pencetakan Setelah pipa dipanasi kita perhatikan pembakaran pada pipa PVC. Apabila pipa PVC warnanya sudah keputih-putihan/abu-abu dan pipa sudah menjadi lentur dan lembek, baru dimasukkan dalam cetakan dengan jalan sedikit ditekan sampai pada stoper dan biarkan untuk beberapa saat dalam cetakan dengan kita tempelkan kain yang dibasahi untuk membantu proses pendinginan. Setelah dingin, lepas pipa dari cetakan dengan jalan ditarik atau dipukul pelan-pelan. 5. Pengontrolan Setelah selesai pembuatan socket, kita kontrol kembali apakah hasil yang dibuat sudah tegak dan sesuai dengan ukuran yang ada dalam job sheet. 139

14 Pembuatan Socket Pipa PVC Untuk membuat socket dari pipa PVC dengan cara pemanasan, kita harus mengetahui sifat dari pipa PVC. Salah satu sifatnya yang harus kita perhatikan yaitu apabila dipanasi sampai suhu tertentu akan berubah sifat dan bentuk fisiknya. Apabila pipa PVC dipanasi maka perubahan sifatnya dapat dilihat dalam diagram 1. Dari diagram dapat dilihat bahwa pipa PVC pada pemanasan sampai suhu 800C sudah mengalami perubahan kekuatan yang sangat drastis, dan apabila dipanasi terus, maka kekuatan bahan pipa PVC semakin menurun sampai minimum (0) pada suhu 1500 C. Dengan demikian kita dapat menentukan berapa derajat suhu pemanasan agar dapat membuat socket dengan mudah dan baik. Dari hasil percobaan bahwa dengan suhu pemanasan 1300C akan sangat ideal untuk pembuatan socket. Adapun pemanasan untuk membuat socket dari pipa PVC ini ada beberapa cara, yaitu : 1. Penyemprotan udara panas 2. Dengan api 3. Oli yang dipanaskan 1. Penyemprotan Udara Panas Untuk menyemprotkan udara panas kita gunakan alat yang disebut BLOWER, alat ini menggunakan tenaga listrik sebagai sumbernya. Di dalam alat ini dapat kita atur berapa suhu yang diinginkan. Sehingga udara panas yang keluar dari ujung blower dapat kita arahkan pada permukaan pipa dengan jarak tertentu agar didapat pemanasan yang cukup dan tidak merusak bahan / pipa. 2. Dengan Api Yang dimaksud api disini yaitu dengan menggunakan brander untuk solder yang menggunakan tenaga bahan bakar LPG atau Propan Gas. Adapun cara kerja alat ini hampir sama dengan Blower, hanya 140

15 pada brander ini yang keluar dari ujungnya adalah nyala api. Sehingga dalam pemanasan pipa harus hati-hati agar pipa yang dipanasi tidak terbakar (jangan terlalu dekat). 3. Dengan Oli Panas Pemanasan pipa dengan dicelupkan pada oli panas ini sering digunakan oleh tukang-tukang di lapangan. Yaitu dengan cara memanaskan oli pada suatu tempat sampai oli itu mendidih baru kita celupkan bagian pipa yang akan kita panasi untuk diregang pada pembuatan socket. Jenis oli yang digunakan lebih baik yang mempunyai kekentalan yang tinggi : misalnya SAE 40, SAE 90 dan lain-lain. Keselamatan kerja Ingatkan peserta agar hati-hati dalam menggunakan dan meletakkan pemanas karena panas dan bahaya luka bakar Jauhkan oli pada saat pemanasan dengan pemanas Setelah selesai memanasi matikan pemanas dan letakkan di tempat yang aman karena masih panas Dinginkan dahulu pemanas baru digulung dan disimpan Bersihkan semua alat dan simpan ditempat semula 141

16 Gambar kerja 1/2 30 3/ Toleransi ± 2mm 1 Pipa PVC ½ 0,5 meter 1 Pipa PVC ¾ 0,5 meter 1 Pipa PVC 1 1 meter 1 Pipa PVC 11/4 1 meter Jumlah Nama Bagian No.Bag. Bahan Ukuran Keterangan I II III Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Membuat Socket Pipa PVC Skala Digambar Diperiksa Dilihat 142

17 Membengkok Pipa PVC Tujuan Instruksional Umum Peserta mempunyai kemampuan dalam membuat bentuk Tujuan Instruksional Khusus Setelah pelajaran selesai peserta dapat : Membengkok pipa PVC dengan cara panas sesuai gambar Waktu : 50 MENIT X 4 = 200 Menit / 4 Jam Peralatan : No. Nama Alat No. Nama Alat 1. Pemanas Elektrik 2. Palu Penitik Pejal (Solid Punches) Kain Majun 5. Mal (Pipa Galvanis 2 ) 6. Kabel Roll 7. Pemotong Pipa PVC 8. Gergaji Pipa PVC 9. Kikir Datar 10. Mistar Baja 11. Mistar Lipat 12. Penggores Papan Landasan (multiplex) 1,5 x 30 x 50 cm Spidol Permanen 15. Gergaji Besi 16. Ember Cor Bahan : No. Nama Bahan Jumlah 1. Pipa PVC ½ 1 meter 2. Pipa PVC 3/4 1 meter 3. Pipa PVC 1 1 meter 4. Pipa PVC 1 ¼ 1 meter 5. Pasir - 6. Air 1 ember 143

18 Langkah kerja Alat bantu yang dipersiapkan dalam membengkok pipa antara lain: Kikir halus/kasar Pengerat Ampelas Alat pemanas Alat pemanas ini (dryer) dengan tenaga listrik mampu menghasilkan udara panas 1000C. Alat pembakar (LPG) Alat pemanas gas ini juga dapat dipergunakan untuk memanaskan pipa yang akan dibengkok, dengan penyetelan nyala api lunak, dan lidah api tidak boleh menyentuh bahan/pipa. 144

19 Persiapan bahan : 1. Pipa yang akan dibengkok dihitung dahulu panjangnya 2. Ujung pipa bekas potongan harus diratakan Memotong pipa dengan gergaji potong Gambar 1 Memotong pipa dengan gergaji besi Gambar 2 145

20 3. Persiapan pada pipa PVC Permukaan pipa yang akan dibengkok ditandai Pipa diisi dengan pasir (yang telah disaring/ayak dengan halus, hingga mendapatkan butir-butir yang rata). Setelah diisi pasir, bagian badan/batang diketuk-ketuk dan digetarkan supaya pasir merapat dan semua rongga terisi. Kedua sisi (ujung) dari pipa ditutup dengan kain majun (pasak) 4. Mempersiapkan sablon atau mal dari kayu (bentuk silinder) dengan diameter yang berbeda-beda sesuai dengan gambar kerja. 5. Pembengkokan/pemanasan pipa PVC Udara panas atau brander dari LPG dinyalakan Panas dari alat diarahkan ke arah permukaan pipa dengan jarak tidak boleh terlalu dekat, supaya pipa tidak terbakar. Arah pembakar pada permukaan pipa. Untuk brander (LPG), dengan nyala api lunak. Untuk udara panas tidak boleh terlalu dekat dan panas. Pipa PVC, waktu dipanaskan harus secara merata (pada permukaan yang telah ditandai). Pipa harus diputar dengan cara perlahan dan rata. Udara panas/nyala api tidak boleh terlalu dekat dengan obyek (pipa), supaya pipa tidak terbakar/rusak/ meleleh. 146

21 Bila pipa telah lunak (elastis), maka untuk membengkoknya, pipa tersebut diletakkan pada model, dan kita menekannya supaya mendapat lengkungan yang diharapkan. Membuat lengkungan (profil U) Membuat belokan 2 x 450 Contoh pembengkokan: Suatu bentuk profil, dimana dicantumkan ukuran yang diinginkan, demikian pula dengan model yang dipergunakan. 147

22 Bila pipa telah mencapai titik plastis, maka dipasangkan pada pelurus/model, yang kita telah persiapkan, kemudian didinginkan dengan memakai lap basah/busa. Contoh lain adalah bila membengkok pipa dengan sudut 900, caranya seperti di atas, kemudian kita letakkan pada bentuk kayu (papan sablon). Kemudian didinginkan dengan kain basah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memengkok pipa: Dalam memanaskan harus hati-hati dan perlu diperhatikan jarak pemanas dengan pipanya Pipa harus diputar dengan perlahan Pemanasan pada tempat yang ditandai saja,dan merata Pipa harus terisi dengan pasir dan harus dipadatkan Keselamatan kerja Ingatkan peserta agar hati-hati dalam menggunakan dan meletakkan pemanas karena panas dan bahaya luka bakar Jauhkan oli pada saat pemanasan dengan pemanas Setelah selesai memanasi matikan pemanas dan letakkan di tempat yang aman karena masih panas Dinginkan dahulu pemanas baru digulung dan disimpan Bersihkan semua alat dan simpan ditempat semula 148

23 Gambar kerja R d 1 Pipa PVC ½ 1 meter 1 Pipa PVC ¾ 1 meter 1 Pipa PVC 1 1 meter 1 Pipa PVC 11/4 1 meter Jumlah Nama Bagian No.Bag. Bahan Ukuran Keterangan I II III Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Membengkok Pipa PVC Skala Digambar Diperiksa Dilihat 149

24 Membuat Sambungan Lem Pipa PVC Tujuan Instruksional Umum Peserta mempunyai kemampuan dalam menyambung pipa Tujuan Instruksional Khusus Setelah pelajaran selesai peserta dapat : Membuat sambungan pipa PVC dengan sambungan lem sesuai dengan lembar kerja Waktu : 50 MENIT X 2 = 100 Menit / 2 Jam Peralatan : No. Nama Alat 1. Pemotong Pipa PVC 2. Gergaji Pipa PVC 3. Spidol Permanen 4. Kuas ½ 5. Kikir Datar 6. Kain Majun 7. Mistar Baja 8. Mistar Lipat 9. Penggores Bahan : No. Nama Bahan Jumlah 1. Lem PVC 0,5 kg per 5 peserta 2. Thiner A 0,5 liter per 5 peserta 3. Pipa PVC ½ 1 meter 4. Pipa PVC ¾ 1 meter 5. Tee PVC ½ 1 buah 6. Knee PVC ½ 3 buah 150

25 Langkah kerja 1. Bahan pipa PVC (Polyvinylchlorid) dipersiapkan, termasuk fitting yang diperlukan (lihat gambar kerja). 2. Panjang pipa yang akan dipergunakan ditandai dan dipotong (dengan pemotong PVC atau dengan gergaji) 3. Permukaan bekas potongan harus diratakan (dikikir dengan kikir plastik) dan disiku keratannya. Kondisi permukaan pipa setelah diratakan dengan kikir dan disiku. 4. Bagian ujung (dalam dan luar) dimajalkan. Bagian dalam dari pipa dimajalkan dengan menggunakan pisau. Hal ini dilakukan agar bekas pipa begian dalam yang terdorong oleh tekanan pisau pemotong pipa tidak menghalangi aliran. Bagian dalam pipa Pada bagian ujung ini bram dapat dihilangkan dengan reamer atau kikir bulat. Perlu diperhatikan, hanya bram saja yang dibersihkan dari permukaan dalam pipa, dan jangan sampai permukaan dalam pipa terkikis waktu menghilangkan bram. 151

26 Bagian luar juga dimajalkan, menggunakan pisau maupun kikir, dengan sudut ± 15 o. Jarak b : bisa dilihat pada tabel dibawah. 5. Pipa yang akan disambungkan diberi tanda terlebih dahulu dengan menggunakan isolasi yang akan dipasangkan pada sekeliling pipa. Isolasi Isolasi Kedalaman Garis ( tanda ) Untuk mendapatkan berapa kedalaman pipa yang harus disambungkan, masukkan pipa kedalam fitting, kemudian beri tanda pada bagian luar pipa. Tabel jarak ( b ) untuk isolasi supaya bekas lem rata. No. Diameter Pipa Jarak b mm 1-2 mm mm 2-4 mm mm 4 6 mm 152

27 6. Melapisi lem (permukaan pipa) Persiapan pengeleman Lem harus diperiksa kekentalannya Diaduk supaya rata Periksa kekentalan lem Pada persiapan pengeleman maka permukaan pipa dan fitting yang akan disambungkan harus dibersihkan, pembersih permukaan PVC dapat berupa: Zat pembersih cair (misal: Thinner A) Kertas gosok (ampelas) Untuk menggosok pipa PVC diperlukan kertas gosok yang halus dan bagian pipa/ fitting yang digosok yaitu ujung luar pipa dan bagian dalam fitting. 153

28 Pelaksanaan pengeleman Untuk fitting (bagian dalam)»» Mengoleskan lem pergunakan kuas kecil/besar (tergantung besar pipa)»» Arah mengelem pipa dalam, yaitu dari arah dalam keluar, berupa satu garis lurus. Salah Betul Untuk pipa (bagian luar)»» Mengoleskan tidak boleh secara melingkar.»» Arah olesan yang benar, yaitu searah sumbu, menuju ke ujung pipa.»» Selain itu harus dijaga, bahwa ujung kuas harus tetap bersih, tidak boleh ada pasir/kotoran yang menempel. Salah Betul 154

29 7. Menyambung Setelah kedua bagian yaitu pipa dan fitting telah diolesi lem, maka kedua bagian tersebut siap untuk disambungkan. Dalam menyambung kedua bagian pipa (pipa dalam fitting) perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: pipa dan fitting pada waktu memasukkan tidak boleh diputar. selama memasukkan pipa maka tanda yang dibuat harus pas (tepat). bekas lem yang lebih, hasil kikisan fitting secepatnya dibersihkan. pipa dan fitting ditekan beberapa saat. 8. Kontrol Selesai pengeleman tunggu hingga kering Untuk pengetesan diperlukan tekanan dalam waktu 1 jam. Keselamatan kerja Segera tutup kembali tutup kaleng lem setelah digunakan untuk menghindari tumpah dan pengerasan lem. Letakkan kuas yang baru saja dipakai pada tempat tertentu, agar lem yang menempel di kuas tidak tercecer dan mengotori tempat kerjamaupun lengket di pakaian kerja. Jangan membau bau lem langsung dari kaleng lem yang terbuka, karena hal ini tidak baik untuk kesehatan. 155

30 Gambar kerja 1 Pipa PVC ¾ 1 meter 1 Pipa PVC Ø ½ 1 meter Jumlah Nama Bagian No.Bag. Bahan Ukuran Keterangan I II III Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Membuat Sambungan Lem Pipa PVC Skala Digambar Diperiksa Dilihat Referensi : 1. Lesson Plan/Job Sheet PPPPTK/VEDC Malang 156

31 Membuat Sambungan Las Pipa PVC Tujuan Instruksional Umum Peserta mempunyai kemampuan dalam menyambung pipa Tujuan Instruksional Khusus Setelah pelajaran selesai peserta dapat : Membuat sambungan las pipa PVC sesuai gambar Waktu : 50 MENIT X 4 = 200 Menit / 4 Jam Peralatan : No. Nama Alat 1. Pemanas Elektrik 2. cutter 3. Kabel roll 4. Kain Majun 5. Pemotong Pipa PVC 6. Kikir Datar 7. Mistar Baja 8. Penggores Papan Landasan (multiplex) 1,5 x 30 x 50 cm Spidol Permanen 11. Gergaji Besi 12. Ember Cor Bahan : No. Nama Bahan Jumlah 1. Pipa PVC ½ 50 cm 2. Pipa PVC 4 30 cm 3. Bahan tambah las PVC 3 buah 4. Air 1 ember 157

32 Langkah kerja 1. Mempersiapkan bahan Letakkan benda kerja pada ragum meja dan kencangkan ragum meja secukupnya. 2. Mempersiapkan alat Persiapkan pemanas. Apabila jarak stop kontak jauh, maka siapkan pula kabel rol. Nyalakan pemanas. Atur temperatur pemanas dengan cara memutar pengatur panas. Untuk awal penyalaan pemanas, posisikan pengatur panas pada nomor 5 (pada posisi ini, temperatur tidak terlalu panas). 3. Memotong ujung bahan tambah las (filler/rod) Potong ujung bahan tambah dengan cutter. Pemotongan pada ujung bahan dimaksudkan untuk memudahkan pada waktu memulai pengelasan. Juga untuk menghindari benjolan hasil pengelasan, terutama apabila saat memulai pengelasan di tengah benda kerja. Sudut pemotongan kurang lebih 60 o. 158

33 4. Memanaskan permukaan PVC Panaskan permukaan PVC yang akan diberi bahan tambah secukupnya. Arah pemanasan merata sepanjang permukaan benda kerja yang akan diberi bahan tambah. Namun maksimal 30 cm. Jangan melebihi jarak tesebut agar panas yang terserap oleh PVC tidak hilang menguap. 5. Melakukan pengelasan Untuk mengawali pengelasan, tempelkan bahan tambah las pada tepi atau awal benda kerja. Tekan secukupnya dan panaskan pada pojok atau pertemuan antara benda kerja dengan bahan tambah las. Atur pemanasan, jangan terlalu banyak memanaskan pada ujung bawah bahan tambah, karena bisa menyebabkan bahan tambah menjadi lunak lebih dulu dan tidak bisa ditekan. ditekan Sudut bahan tambah adalah 900, sedangkan sudut keluarnya udara panas adalah 450. Apabila sudut bahan tambah kurang dari 900, maka akan menyebabkan retak-retak pada hasil pengelasan. 159

34 Apabila sudut bahan tambah lebih dari 90 o, maka akan menyebabkan benjolan pada hasil pengelasan. Lakukan pengelasan secara konsisten. Tiga hal penting yang harus diperhatikan agar hasil pengelasan menjadi baik, yaitu tekanan terhadap bahan tambah, pengaturan temperatur pemanas dan kecepatan jalannya bahan tambah. 6. Kontrol Hasil pengelasan yang baik tidak berwarna kecoklatan atau kehitaman. Sedangkan bentuk visual hasil pengelasan yang baik dapat digambarkan seperti di bawah ini. Hasil pengelasan seperti gambar di samping sudah termasuk kategori baik. Karena antara bahan tambah dengan PVC sudah terjadi sambungan, meskipun kedalaman masuknya bahan tambah baru ¼ diameter. ¾ d BAIK diameter bahan tambah (d) ¼ Hasil pengelasan seperti gambar di samping termasuk kategori paling baik. Bahan tambah dan pelat PVC sudah menyatu dengan kedalaman masuknya bahan tambah ½ diameter bahan tambah. Disamping itu, di sebelah kiri dan kanan alur bahan tambah terdapat alur kecil dari hasil pemanasan pelat PVC. diameter bahan tambah (d) ½ d ½ d PALING BAIK 160

35 Kesalahan pengelasan 1. Kurang panas sehingga bahan tambah hanya menempel saja. Tidak ada hubungan antara bahan tambah dengan pelat PVC 2. Bahan tambah terlalu masuk ke dalam pelat PVC, karena terlalu banyak panas pada pelat PVC 3. Bahan tambah sudah lunak tetapi pelat PVC belum panas, sehingga tidak ada hubungan atau sambungan antara bahan tambah dengan pelat PVC Keselamatan kerja Arahkan udara panas dari pemanas ke udara bebas. Hindarkan mengarahkan keluarnya udara panas dari pemanas mengenai benda, apalagi benda yang mudah tebakar. Hati-hati dengan ujung pemanas, jangan sampai tersentuh ketika masih panas. Tempatkan pemanas pada tempat yang aman, ketika pemanas masih dalam keadaan panas. Jaga kabel listrik untuk pemanas. Jangan sampai terkena udara panas dari pemanas. Gambar kerja 161

36 1 Pipa PVC 4 30 cm 1 Pipa PVC ½ 50 cm Jumlah Nama Bagian No.Bag. Bahan Ukuran Keterangan I II III Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Membuat Sambungan Las Pipa PVC Skala Digambar Diperiksa Dilihat Referensi : Lesson Plan/Job Sheet PPPPTK/VEDC Malang 162

37 Membuat Instalasi Terbuka ( Pipa Galvanis ) Tujuan Instruksional Umum Peserta mempunyai kemampuan dalam menyambung pipa Tujuan Instruksional Khusus Setelah pelajaran selesai peserta dapat : Membuat instalasi terbuka (pipa galvanis) sesuai gambar kerja Waktu : 50 MENIT X 8 = 400 Menit / 8 Jam Peralatan : No. Nama Alat 1. Ragum Pipa 2. Meteran Baja 3. Meteran Lipat 4. Penggores 5. Pemotong Pipa Galvanis 6. Reamer 7. Kikir Datar 6. Reamer 13. Sikat Baja No. 7. Kikir Nama DatarAlat 14. No. Kain Nama Majun Alat / Kain Lap 8. Kikir Bulat 15. Pengerat 9. Sney 16. Kunci Pipa Oil Can 17. Test Pump 11. Oil Pan 18. Kunci F 12. Kuas ½ 19. Mata Gergaji Besi 13. Sikat Baja 20. Vaseline Case/Wadah Vase 14. Kain Majun / Kain Lap Bahan : No. Nama Bahan Jumlah 1. Pipa Galvanis ¾ 75 cm 2. Pipa Galvanis ½ 1 meter 3. Socket Reducing ¾ x ½ 1 buah 4. Knee Reducing ¾ x ½ 2 buah 5. Knee ½ 2 buah 6. Tee ½ 1 buah 7. Plug ½ 2 buah 8. Olie SAE 40 1 liter untuk 3 peserta 9. Hanef 1 kg untuk 15 peserta 10. Vaseline Putih 1 kg untuk 15 peserta 11. Spidol Permanen 3 buah 163

38 Langkah kerja 1. Menghitung panjang pipa yang akan dipotong Perlu diperhatikan bahwa dalam perhitungan pipa ini ukuran dari tengah-tengah (kedua titik penyambung). Cara menghitung adalah dimulai dari ujung pipa, kemudian berputar kearah jarum jam. 2. Persiapan alat. 3. Persiapan bahan. 4. Mengukur pada pipa. Dalam pengukuran pada pipa, perlu diperhatikan bahwa pengukuran dimulai pada ujung pipa dengan dimajalkan lebih dulu. Kemudian diukur dan ditandai dengan pensil. 5. Pipa yang telah ditandai dijepit pada ragum rantai dan diikat erat, kemudian dipotong dengan memakai pemotong pipa (kalau tidak ada dapat dengan gergaji). 6. Bekas potongan pada pipa harus diratakan (dimajalkan) dengan menggunakan reamer. Juga bekas potongan bagian luar dihilangkan dengan kikir. 7. Penguliran dilaksanakan dengan mempergunakan sney tangan (pelaksanaan sesuaikan dengan pelajaran cara pembuatan ulir pipa galvanis). 8. Memasang hanep Untuk menjaga kebocoran pada sambungan maka sebelum pipa disambungkan harus diberi penyekat, dalam pekerjaan pipa dipergunakan hanep (dari bahan serat rosela/nanas) Hanep dipasangkan pada permukaan ulir yang terlebih dahulu dikerat kasar. Arah pemasangan adalah searah jarum jam (untuk ulir kanan). 9. Menyambung Pipa Untuk menyambung pipa dengan fitting. Jepit pipa pada ragum rantai dan fitting dipasangkan, kemudian diputar dengan tangan hingga keras. Kemudian baru dengan mempergunakan kunci pipa. dalam hal ini jaga sedapat mungkin permukaan bahan tidak banyak mengalami cacat bekas kunci maupun jepitan pada ragum. 10. Kontrol Ukuran Setelah selesai memasang fitting, maka harus dikontrol ukuran dan harus sesuai dengan gambar kerja. 164

39 Keselamatan kerja Hindarkan bekas hasil penguliran (bram) tercecer di lantai, karena bisa merusak sepatu dan melukai kaki. Hindarkan bekas oli tercecer di lantai. Bersihkan serpihan bram yang menempel di bekas uliran dengan kain majun. Selalu beri oli pada sney sebelum melakukan penguliran. Bersihkan bram yang ada pada sney dengan kuas bila sudah kelihatan kotor. Gambar kerja 3/4 " 22 3/4 " 3/4 " 1/2 "1/2 1/2 " 20 Knee + Plug

40 1 Plug ½ - 2 buah 1 Socket Reducing ¾ x ½ - 1 buah 1 Knee ½ - 2 buah 1 Knee Reducing ¾ x ½ - 2 buah 1 Tee ½ - 1 buah 1 Pipa Galvanis ½ 1 meter 1 Pipa Galvanis ¾ 75 centimeter Jumlah Nama Bagian No.Bag. Bahan Ukuran Keterangan I II III Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Membuat Instalasi Terbuka (Pipa Galvanis) Skala Digambar Diperiksa Dilihat Referensi : 1. Lesson Plan/Job Sheet PPPPTK/VEDC Malang 166

41 Membuat Instalasi Tertutup ( Pipa Galvanis ) Tujuan Instruksional Umum Peserta mempunyai kemampuan dalam menyambung pipa Tujuan Instruksional Khusus Setelah pelajaran selesai peserta dapat : Membuat instalasi tertutup (pipa galvanis) sesuai gambar kerja Waktu : 50 MENIT X 10 = 500 Menit / 10 Jam Peralatan : No. Nama Alat 1. Ragum Pipa 2. Meteran Baja 3. Meteran Lipat 4. Penggores 5. Pemotong Pipa Galvanis 6. Reamer 7. Kikir Datar 8. Kikir Bulat No. Nama Alat No. Nama Alat 9. Sney 17. Plong Seal 10. Oil Can (Tempat Oli) 18. Palu Kayu 1000 gr 11. Oil Pan (Penadah Oli) 19. Landasan Kayu 6x12x30 cm 12. Kuas ½ 20. Kunci F 13. Sikat Baja 21. Test Pump 14. Kain Majun/Kain Lap 22. Mata Gergaji Besi 15. Pengerat 23. Vaseline Case/Wadah Vaseline 16. Kunci Pipa 14 Bahan : No. Nama Bahan Jumlah 1. Pipa Galvanis ¾ 60 cm 2. Pipa Galvanis ½ 1,5 meter 3. Tee Reducing ¾ x ½ 1 buah 4. Knee Reducing ¾ x ½ 2 buah 5. Knee ½ 2 buah 6. Water Mur ½ 1 buah 7. Oil SAE 40 1 liter untuk 3 peserta 8. Hanef 1 kg untuk 15 peserta 9. Vaseline Putih 1 kg untuk 15 peserta 10. Spidol Permanen 3 buah 11. Karet Seal 1 meter untuk 15 peserta 167

42 Langkah kerja 1. Menghitung panjang pipa yang akan dipotong Perlu diperhatikan bahwa dalam perhitungan pipa ini ukuran dari tengah-tengah (kedua titik penyambung). Cara menghitung adalah dimulai dari ujung pipa, kemudian berputar kearah jarum jam. 2. Persiapan alat. 3. Persiapan bahan. 4. Mengukur pada pipa. Dalam pengukuran pada pipa, perlu diperhatikan bahwa pengukuran dimulai pada ujung pipa dengan dimajalkan lebih dulu. Kemudian diukur dan ditandai dengan pensil. 5. Pipa yang telah ditandai dijepit pada ragum rantai dan diikat erat, kemudian dipotong dengan memakai pemotong pipa (kalau tidak ada dapat dengan gergaji). 6. Bekas potongan pada pipa harus diratakan (dimajalkan) dengan menggunakan reamer. Juga bekas potongan bagian luar dihilangkan dengan kikir. 7. Penguliran dilaksanakan dengan mempergunakan sney tangan (pelaksanaan sesuaikan dengan pelajaran cara pembuatan ulir pipa galvanis). 8. Memasang hanep Untuk menjaga kebocoran pada sambungan maka sebelum pipa disambungkan harus diberi penyekat, dalam pekerjaan pipa dipergunakan hanep (dari bahan serat rosela/nanas) Hanep dipasangkan pada permukaan ulir yang terlebih dahulu dikerat kasar. Arah pemasangan adalah searah jarum jam (untuk ulir kanan). 9. Menyambung Pipa Untuk menyambung pipa dengan fitting. Jepit pipa pada ragum rantai dan fitting dipasangkan, kemudian diputar dengan tangan hingga keras. Kemudian baru dengan mempergunakan kunci pipa. dalam hal ini jaga sedapat mungkin permukaan bahan tidak banyak mengalami cacat bekas kunci maupun jepitan pada ragum. 10. Kontrol Ukuran Setelah selesai memasang fitting, maka harus dikontrol ukuran dan harus sesuai dengan gambar kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat instalasi pipa: Buatlah packing/seal dari klingerit atau karet yang besarnya sama dengan ukuran water moer/barrel union (pergunakan pelubang/pem- 168

43 buat packing). Pemasangan hanep pada ulir tidak boleh terlalu tebal (sebelum diberi hanep permukaan ulir dikerat terlebih dahulu). Pipa tidak boleh masuk seluruhnya pada fitting. Pemasangan water moer/barrel union harus diberi packing/karet seal. Keselamatan kerja Hindarkan bekas hasil penguliran (bram) tercecer di lantai, karena bisa merusak sepatu dan melukai kaki. Hindarkan bekas oli tercecer di lantai. Bersihkan serpihan bram yang menempel di bekas uliran dengan kain majun. Selalu beri oli pada sney sebelum melakukan penguliran. Bersihkan bram yang ada pada sney dengan kuas bila sudah kelihatan kotor. Gambar kerja socket 1/2 " /2 " 1/2 " 1/2 " 1/2 " 1/2 " 1/2 "

44 1 Water Mur ½ - 1 buah 1 Knee ½ - 2 buah 1 Knee Reducing ¾ x ½ - 1 Tee Reducing ¾ x ½ - 2 buah 1 buah 1 Pipa Galvanis ½ 1,5 meter 1 Pipa Galvanis ¾ 60 centimeter Jumlah Nama Bagian No.Bag. Bahan Ukuran Keterangan I II III Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Membuat Instalasi Tertutup (Pipa Galvanis) Skala Digambar Diperiksa Dilihat Referensi : 1. Lesson Plan/Job Sheet PPPPTK/VEDC Malang 170

45 Membuat Instalasi Tertutup ( Pipa PVC ) Tujuan Instruksional Umum Peserta mempunyai kemampuan dalam menyambung pipa Tujuan Instruksional Khusus Setelah pelajaran selesai peserta dapat : Membuat instalasi tertutup (pipa PVC) dengan sambungan lem sesuai gambar kerja Waktu : 50 MENIT X 10 = 500 Menit / 10 Jam Peralatan : No. Nama Alat 1. Pemotong Pipa PVC 2. Gergaji Pipa PVC 3. Spidol Permanen 4. Kuas ½ 5. Kikir Datar 6. Kain Majun 7. Mistar Baja 8. Mistar Lipat 9. Penggores Bahan : No. Nama Bahan Jumlah 1. Lem PVC 0,5 kg per 5 peserta 2. Thiner A 0,5 liter per 5 peserta 3. Pipa PVC ½ 1 meter 4. Tee PVC ½ 1 buah 5. Knee PVC ½ 3 buah 6. Socket Drat Dalam PVC ½ 1 buah 7. Pipa PVC ½ (Bending 90 o dan di socket) 1 buah 171

46 Langkah kerja 1. Persiapan bahan dan fitting 2. Memotong bahan pipa 3. Meratakan permukaan pipa 4. Memajalkan (bagian dalam dan luar) 5. Menandai pipa (yang akan dilem) 6. Melapis lem (permukaan pipa & fitting) 7. Menyambung 8. Kontrol ukuran dan sambungan Keselamatan kerja Segera tutup kembali tutup kaleng lem setelah digunakan untuk menghindari tumpahdan pengerasan lem. Letakkan kuas yang baru saja dipakai pada tempat tertentu, agar lem yang menempeldi kuas tidak tercecer dan mengotori tempat kerjamaupun lengket di pakaian kerja. Jangan membau bau lem langsung dari kaleng lem yang terbuka, karena hal ini tidakbaik untuk kesehatan. Gambar kerja socket drat dalam 3/4 " /2 " 1/2 " 1/2 "

47 1 Elbow long ½ 1 buah Dari hasil praktek 1 Socket drat dalam PVC ½ 1 buah 1 Knee PVC ½ 3 buah 1 Tee PVC ½ 1 buah 1 Pipa PVC ½ 1 meter Jumlah Nama Bagian No.Bag. Bahan Ukuran Keterangan I II III Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Membuat Instalasi Tertutup (Pipa PVC) Skala Digambar Diperiksa Dilihat Referensi : 1. Lesson Plan/Job Sheet PPPPTK/VEDC Malang 173

48 Solder Pipa Tembaga I Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus Setelah pelajaran selesai peserta dapat : Waktu : 50 MENIT X 18 = 900 Menit / 16 Jam Alat Bantu / Persiapan : No. Nama Bahan No. Nama Bahan 1. Set gas LPG 6. Pasta 2. Mistar baja 7. Kikir 3. Pensil penanda 8. Skrap timah 4. Stahl wool 9. Reamer 5. Bahan tambah solder 10. Kalibrasi Kepustakaan : Lesson Plan / Job Sheet PPPGT/VEDC Malang 174

49 Struktur Materi / Pekerjaan Solder Pipa Tembaga I Menjelaskan Tujuan Pelajaran Menjelaskan Materi Umpan Balik PembagianTahap Mengajar Metode Pengajaran Alat Bantu Mengajar Waktu 1. Motivasi Elaborasi Konsolidasi 3.1. Menugaskan peserta melakukan pekerjaan dengan langkah kerja yang telah ada 4. Evaluasi 4.1. Sikap Kerja (dilakukan selama peserta melaksanakan praktek) 4.2. Hasil praktek peserta (ukuran, kerapian, dll.) Kerja mandiri

50 Penilaian Pekerjaan Kriterian Penilaian Skore Maksimum Perolehan Skor (PS) Bobot (B) Jumlah perolehan (PS X B) 1. Ukuran 2. Bentuk / kerapihan 3. Waktu Nilai Akhir Keterangan : Klasifikasi Skor/Nilai : Sangat Baik Baik Cukup Kurang : 3,4 4,0 : 2,70 3,39 : 2,00 2,69 : < 2,00 NA = (PS X B) Bobot 176

51 KERJA PIPA PATERI Solder Pipa Tembaga I Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus Setelah pelajaran selesai peserta dapat : Gambar Kerja : Lihat halaman 1-3 Waktu : 50 MENIT X 18 = 900 Menit / 16 Jam Alat Bantu / Persiapan : No. Nama Bahan No. Nama Bahan 1. Set gas LPG 6. Pasta 2. Mistar baja 7. Kikir 3. Pensil penanda 8. Skrap timah 4. Stahl wool 9. Reamer 5. Bahan tambah solder 10. Kalibrasi Bahan : No. Nama Bahan Jumlah Pipa tembaga : 3 /8, 5 / 8 panjang 5 cm Fitting : - Elbow - Tee - Socket 177

52 Keselamatan kerja Jangan menggunakan api keras karena akan mendapatkan temperatur tinggi dalam waktu singkat sehingga melebihi titik cair dari pada timah sehingga bahan tambah solder diberikan akan terbakar sehingga peristiwa solder tidak berlangsung dan timbul pada permukaan semacam kerak hitam ini akibat dari pada membersihkan tidak bersih dan bahan tambah ( timah ) terbakar. Gambar kerja Elbow, Tee, Socket Pipa tembaga 3 / 8 ; 5 / 8 Jumlah Nama Bagian No.Bag. Bahan Ukuran Keterangan I II III Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : SOLDER PIPA I Skala Digambar Diperiksa Dilihat Langkah kerja 1. Mempersiapkan bahan 2. Menghitung panjang pipa 3. Memotong pipa 4. Membersihkan permukaan luar pipa dan permukaan dalam fitting 5. Mensolder LPG 6. Memeriksa hasil solder Petunjuk kerja Solder : Solder adalah penyambungan 2 material yang sama atau berbeda dengan cara panas menggunakan bahan tambah ( timah ) yang mana titik cair material lebih tinggi dari pada bahan tambah. Penyambungan tersebut terjadi akibat adanya gaya kapiler antara dua ruang yang dirapatkan. Sedangkan temperatur kerja adalah 4500 C, dimana pada temperatur tersebut bahan tambah ( timah ) telah mencair ( patri lunak ). 178

53 Cara kerja 1. Persiapan alat dan bahan yang akan disolder 2. Pipa yang akan disolder diperhitungkan panjangnya Memotong pipa dengan alat potong pipa yaitu : Gergaji basi G Cutter pipa C Permukaan dalam dan luar ujung pipa bekas potongan dibersihkan bramnnya dengan reamer. Lubang luar dan dalam kontrol dengan kalibrasi Permukaan luar ujung pipa yang dibersihkan dengan stahwool atau amplas halus. Permukaan dalam fitting dibersihkan dengan stahwool, sikat bundar. 179

54 Dalam membersihkan permukaan pipa sampai bersih benar (Mengkilat) sehingga mudah dalam proses mensolder dan berlangsungnya kapilerisasi dari pada cairan timah. Kedua ujung pipa yang telah bersih dari kotoran dioleskan pasta solder hingga rata dan tipis. Kemudian ujung pipa tersebut dimasukkan ke dalam fitting. 180

55 Fitting dipanasi dengan api propan sampai batas titik cair timah. Kemudian timah ( bahan tambah solder ) di masukkan dengan berputar sepanjang bibir dari pada fitting sampai mendapatkan hasil solder yang baik. PETUNJUK : Cairan timah rata pada seluruh permukaan antara pipa dan fitting ( penetrasi ) Kebersihan dari pada bahan tambah solder ( timah ), ujung permukaan pipa dan permukaan dalam pipa Menggunakan bahan tambah solder yanng benar untuk pipa tembaga Ketepatan dalam mengira temperatur sehingga bahan tambah timah ditempel pada permukaan luar pipa akan mencair sendiri dan proses kapiler berlangsung Agar kapileritet berjalan baik maka kelonggaran antara pipa dan fitting seharusnya adalah 0,05 0,2 mm. Cara penyolderan lihat urutan pengerjaan Untuk fitting ( Tee ) harus bagian yang bawah dahulu Pipa tembaga dan fitting harus betul betul bersih dari oksid / kerak. 181

56 Penilaian Pekerjaan Kriterian Penilaian Skore Maksimum Perolehan Skor (PS) Bobot (B) Jumlah perolehan (PS X B) 1. Ukuran 2. Bentuk / kerapihan 3. waktu Keterangan : Klasifikasi Skor/Nilai : Sangat Baik : 3,4 4,0 Baik : 2,70 3,39 Cukup : 2,00 2,69 Kurang : < 2,00 (PS X B) NA = Bobot... Penilai : Paraf peserta Tanggal : 182

57 Penilaian Pekerjaan Solder Pipa Tembaga I Keterangan N = Nilai B = Bobot H = Hasil ( B x N ) Paraf Petatar/Peserta Nilai Akhir H B Jumlah Hasil B= N H B= N H B= N H H B= Nilai N H B= N H B= N H B= N H Waktu B= 2 H N Bentuk / kerapihan B= 3 H N Ukuran B= 4 No H N Kriteria Penilaian Nama Petatar/Peserta 183

58 Solder Pipa Tembaga II Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus Setelah pelajaran selesai peserta dapat : Gambar Kerja : Lihat halaman 1-3 Waktu : 50 MENIT X 7 = 350 Menit / 6 Jam Alat Bantu / Persiapan : No. Nama Bahan No. Nama Bahan 1. Peralatan solder (1set) 5. Kaliber pipa 2. Alat bengkok pipa 6. Sikat fitting 3. Mistar baja / mistar kayu 7. Pensil 4. Siku 90 o Kepustakaan : Lesson Plan / Job Sheet PPPGT/VEDC Malang 184

59 Struktur Materi / Pekerjaan Solder Pipa Tembaga II Menjelaskan Tujuan Pelajaran Menjelaskan Materi Umpan Balik Pembagian Tahap Mengajar Metode Pengajaran Alat Bantu Mengajar Waktu 1. Motivasi Elaborasi Konsolidasi 3.1. Menugaskan peserta melakukan pekerjaan dengan langkah kerja yang telah ada 4. Evaluasi 4.1. Sikap Kerja (dilakukan selama peserta melaksanakan praktek) 4.2. Hasil praktek peserta (ukuran, kerapian, dll.) Kerja mandiri

60 Penilaian Pekerjaan Kriterian Penilaian Skore Maksimum Perolehan Skor (PS) Bobot (B) Jumlah perolehan (PS X B) 1. Ukuran 2. Lengkungan 3. Bentuk / kerapihan 4. Waktu 5. Solder Nilai Akhir Keterangan : Klasifikasi Skor/Nilai : Sangat Baik : 3,4 4,0 Baik : 2,70 3,39 Cukup : 2,00 2,69 Kurang : < 2,00 NA = (PS X B) Bobot 186

61 KERJA PIPA PATERI LUNAK Solder Pipa Tembaga II Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus Setelah pelajaran selesai peserta dapat : Gambar Kerja : Lihat halaman 1-3 Waktu : 60 MENIT X 6 = 360 Menit / 6 Jam Alat Bantu / Persiapan : No. Nama Alat Bahan : 1. Peralatan solder ( 1 set ) 2. Alat bengkok pipa Mistar baja / mistar kayu Siku Kaliber pipa 6. Sikat fitting 7. Pensil No. Nama Bahan Jumlah 1. Pipa tembaga 1 buah 2. Fitting tembaga 1 buah 187

62 Keselamatan kerja Perhatikan dalam hal hal yang membahayakan keselamatan kerja Pipa harus baik dan tepat ukurannya Gambar kerja Pipa tembaga Fitting tembaga Jumlah Nama Bagian No.Bag. Bahan Ukuran Keterangan I II III Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : SOLDER PIPA TEMBAGA II Skala Digambar Diperiksa Dilihat Langkah kerja 1. Persiapan alat dan bahan 2. Perhitungan jumlah bahan yang diperlukan 3. Memotong bahan 4. Membengkok pipa 5. Memajalkan / kalibrasi 6. Kontrol bentuk ( ukuran ) 7. Menyambung ( solder / dengan pemberian fet ) 188

63 Petunjuk kerja Setelah memotong, bekas potongan harus di reamer ( dimajalkan ) Sebelum diberi fet, permukaan dibersihkan lebih dahulu dengan lap kuning, baru dikaliberasikan, supaya betul betul bulat Pemanasan alat soldernya harus berlawanan dengan arah pemberian bahab tambah (kawat solder ) Pendinginan tidak boleh serentak ( dikejut ) Penilaian Pekerjaan Kriterian Penilaian Skor Maksimum Perolehan Skor (PS) Bobot (B) Jumlah perolehan (PS X B) 1. Ukuran 2. Lengkungan 3. Bentuk / kerapihan 4. Waktu 5. Sold er Keterangan : Klasifikasi Skor/Nilai : Sangat Baik Baik Cukup Kurang : 3,4 4,0 : 2,70 3,39 : 2,00 2,69 : < 2,00 NA = (PS X B) Bobot... Penilai : Paraf peserta Tanggal : 189

64 Penilaian Pekerjaan Sambungan Pipa ( solder lunak ) Keterangan N = Nilai B = Bobot H = Hasil ( B x N ) Paraf Petatar/Peserta Nilai Akhir H B Jumlah Hasil B= N H B= N H H B= Nilai N H B= N H B= N H Solder B= 2 H N Waktu B= 1 H N Bentuk / kerapihan B= 1 H N lengkungan B= 2 H N Ukuran No B= 4 H N Kriteria Penilaian Nama Petatar/Peserta 190

65 KERJA PIPA PATERI KERAS (BRASSING) Solder Pipa Tembaga II Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus Setelah pelajaran selesai peserta dapat : Gambar Kerja : Lihat halaman 1-3 Waktu : 60 MENIT X 8 = 480 Menit / 8 Jam Alat Bantu / Persiapan : No Nama Bahan Las gas dan perlengkapannya Tang las Kacamata las Tang penjepit Kepustakaan : Lesson Plan / Job Sheet PPPGT/VEDC Malang 191

66 Sambungan Las ( Brassing ) Menjelaskan Tujuan Pelajaran Menjelaskan materi Umpan Balik Pembagian Tahap Mengajar Metode Pengajaran Alat Bantu Mengajar Waktu 1. Motivasi Elaborasi Konsolidasi 3.1. Menugaskan peserta melakukan pekerjaan dengan langkah kerja yang telah ada 4. Evaluasi 4.1. Sikap Kerja (dilakukan selama peserta melaksanakan praktek) 4.2. Hasil praktek peserta (ukuran, kerapian, dll.) Kerja mandiri

67 Penilaian Pekerjaan Kriteria Penilaian Skore Maksimum Perolehan Skor (PS) Bobot (B) Jumlah perolehan (PS X B) 1. Brassing / penetrasi 2. Kerapihan / bentuk 3. Waktu Nilai Akhir Keterangan : Klasifikasi Skor/Nilai : Sangat Baik : 3,4 4,0 Baik : 2,70 3,39 Cukup : 2,00 2,69 Kurang : < 2,00 NA = (PS X B) Bobot 193

68 KERJA PIPA PATERI KERAS (BRASSING) Sambungan Las ( brassing ) Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus Setelah pelajaran selesai peserta dapat : Gambar Kerja : Lihat halaman 1-3 Waktu : 60 MENIT X 8 = 480 Menit / 8 Jam Alat - Alat : No. Nama Alat 1. Las gas dan perlengkapannya 2. Tang las 3. Kaca mata las 4. Tang penjepit Bahan : No. Nama Bahan Jumlah 1. Pipa tembaga 10 / 12 x 80 mm 3 buah 2. Tee tembaga 10 / 12 1 buah 3. Plat St. 37 dengan ulir 2 buah 4. Pelat hitam St x 30 x 1,2 mm 3 lembar 194

69 Keselamatan kerja Sambungan yang dikerjakan atau pelat tipis Lebar pematerian ± l = 5 x t Arah pemanas tidak boleh langsung ke arah bahan tambah Hasil yang baik berwarna kuning muda Gambar kerja 1 Tee 2 CU 10 / 12 x 1 Pipa tembaga 1 CU 10 / 12 x 80 m Jumlah Nama Bagian No.Bag. Bahan Ukuran Keterangan I II III Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : SAMBUNGAN PIPA ( BRASSING ) Skala Digambar Diperiksa Dilihat 195

70 Gambar kerja 3 Pelat 3 tembaga 80 x 30 x 1 m 3 Pelat 2 St x 30 x 1,2 3 Pelat 1 Kuningan 80 x 30 x 0,6 Jumlah Nama Bagian No.Bag. Bahan Ukuran Keterangan I II III Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : SAMBUNGAN TUMPANG Skala Digambar Diperiksa Dilihat Langkah kerja 1. Persiapan bahan dan peralatan las 2. Membersihkan benda kerja 3. Memateri 4. Membersihkan hasil pateri 196

71 Petunjuk kerja Pateri Keras (brassing) Pateri keras atau brassing diartikan sebagai : Penyambungan logam sejenis atau berbeda jenis ( besi, nikel, tembaga ) menggunakan pengikat batang pateri ( sebagai pengantarnya ), dimana temperatur atau titik cair dan batang tersebut lebih rendah dibandingkan dengan benda yang akan diikatnya. Pateri keras atau brassing, penembusan yang terjadi dimana merupakan rembesan. ( kapiler ) dari bahan tambahnya. Untuk mendapatkan hasil pematrian yang berkwalitas maka dalam persiapan benda kerja harus : Tepat Daerah yang akan dipateri harus bersih dan rata Di samping hal hal tersebut diatas maka dalam persiapan itu sendiri ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain : 1. Bidang yang akan di brassing harus tepat dan rata 2. Bidang antara ( ruag kapiler ) dari kedua bidang tersebut ± 0,05 0,2 mm tergantung dari tinggi rambat ( kecepatan ) yang terjadi 3. Kedua sisi bekas potongan ( bidang pateri ) harus dimajalkan. ( sedikit, untuk mempermudah aliran cairan yang masuk ) 4. Bidang permukaan harus bebas dari kerak atau karat ( metalis ) Berarti : Tidak boleh ada oksidasi Tidak boleh ada kotoran Tidak boleh berminyak 5. Temperatur pematrian ± 4500 C 6. Titik cair bahan tambah harus dicapai sesuai dengan temperatur pematrian 7. Borax harus dioleskan pada permukaan bidang pematrian dan bahan tambah 8. Nyala api merupakan nyala api lunak, berupa karburasi hingga netral, tergantung dari penggunaan pematrian 9. Nyala api las ( lunak ) mencairkan bahan tambah dan mendorong, sesuai dengan temperatur pada bidang. Pemanasan pada bidang lasan tidak boleh terlalu lama, akibatnya bahan tambah dapat terbakar 10. Setelah pengelasan maka benda : Tidak boleh digerakkan ( bergerak ) Tidak boleh di dinginkan secara memaksa 197

72 Karena pada pematrian ini bahan dasarnya tidak sama maka pemuaian yang terjadi juga tidak sama. CARA KERJA : Sambungan pipa 1. Bahan dan benda kerja dipersiapkan 2. Pipa tembaga yang di pateri ( brassing ) harus dibersihkan dahulu permukaannya dari oksidasi dengan memakai pengerat / ampelas Ujung bagian yang akan di pateri harus betul betul bersih Setelah di ampelas / dibersihkan tidak boleh dipegang tangan langsung 3. Memateri Pipa yang akan di pateri diberi cairan pembersih / borak Masukkan satu persatu pada fitting yang telah disediakan ( dimana sebelumnya juga di beri borak / pembersih juga ). Untuk tee, pematriannya adalah hampir bersamaan karena waktu panas pada pipa bersamaan, dan pemasukan bahan tambah ke dalam celah fitting harus merata dan baik ( gambar ). 198

73 PETUNJUK : 1. Setelah pipa di potong kedua ujungnya harus di reamer ( dimajalkan ) 2. Kemudian dikaliper ( agar diameter tetap sama besar ) 3. Bagian luar pipa dibersihkan 4. Bagian dalam fitting juga harus dibersihkan dengan sikat kawat 5. Untuk saluran gas, pipa pipa tembaga hanya disambunng dengan pateri saja, baik pateri keras maupun lunak ( gas, air panas ). CARA-CARA KERJA : Sambungan pipa 1. Benda kerja yang telah dipersiapkan ditandai untuk sambungan tumpanng berlaku ketentuan Lebar sambungan L = 5 x t T = tebal pelat 2. Kedua permukaan benda kerja harus dibersihkan dengan baik, kalau perlu diampelas atau diberi cairan pembersih, untuk menghilangkan karat dan lapisan oksid di atas permukaan benda kerja 3. Pemanasan / memateri Panaskan dulu kedua permukaan benda kerja ( tumpang ), yang telah diberi cairan ( borak ), hingga cairan mengering dan permukaan benda kerja mulai merah Pemanasan benda kerja hingga memerah dan agak mengeluarkan cairan ( semacam keringat ) Bila telah mulai memerah bahan tambah masukkan ke atas permukaan bidang pateri ( jangan langsung terkena apinya ). Maka melalui aliran panas bidang tersebut, bahan tambah akan mencair. Kemudian dorong cairan tersebut dan ikuti arah alirannya sepanjang sambungan ( kampuh ) Bila pematerian ( Brassing ) telah selesai, maka ambil benda kerja dan bersihkan serta kontrol hasil pengerjaan. 199

74 PETUNJUK : Nyala api yang dipergunakan adalah nyala api lunak karburasi Pada waktu memateri / brassing, panas api jangan langsung diarahkan pada bahan tambah dan hasil pematerian. Jadi cukup benda kerja yang dipanaskan, sedang temperatur kerja saat memasukkan benda tambah dapat diketahui pada permukaan benda kerja yang dipanaskan Bila bahan tambah mencair, biarkan saja cairan tersebut sampai pada celah pateri, supaya hasilnya rata Benda kerja tidak boleh di dinginkan secara mendadak dapat mengakibatkan retak. Penilaian Pekerjaan Kriterian Penilaian Skore Maksimum Perolehan Skor (PS) Bobot (B) Jumlah perolehan (PS X B) 1. Brassing / penetrasi 2. Kerapihan / bentuk 3. Waktu Keterangan : Klasifikasi Skor/Nilai : Sangat Baik Baik Cukup Kurang : 3,4 4,0 : 2,70 3,39 : 2,00 2,69 : < 2,00 NA = (PS X B) Bobot... Penilai : Paraf peserta Tanggal : 200

75 Penilaian Pekerjaan Sambungan Tumpang ( Brassing ) Keterangan N = Nilai B = Bobot H = Hasil ( B x N ) Paraf Petatar/Peserta Nilai Akhir H B Jumlah Hasil B= N H B= N H B= N H H B= Nilai N H B= N H B= N H B= N H Waktu B= 1 H N Kerapihan / bentuk B= 2 H N Brassing / penetrasi Kriteria Penilaian B= 3 No H 7 N Nama Petatar/Peserta

76 Pemeriksaan dan Pengetesan Instalasi Pipa Tujuan Instruksional Umum Peserta memahami pemeriksaan dan pengetesan instalasi pipa. Tujuan Instruksional Khusus Setelah pelajaran selesai peserta dapat : Menjelaskan cara pemeriksaan instalasi pipa Menjelaskan cara pengetesan instalasi pipa dengan test pump Waktu : 50 MENIT X 2 = 100 Menit / 2 Jam A. Pemeriksaan Instalasi Pipa Pengujian dan pemerikasaan pada sistem plambing harus dilakukan setelah pemasangan selesai dan sebelum diserahkan pada pemilik gedung. Tujuan dari pengujian atau pemeriksaan ini adalah agar supaya fungsi pada semua instalalsi plambing sesuai dengan yang diharapkan oleh perancang yaitu rapat air pada setiap sambungan dan kecepatan aliran air sama pada setiap peralatan plambing. Pemeriksaan instalasi pipa dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Pemeriksaan sebagian Pemeriksaan sebagian dilakukan sebelum bagian dari instalasi pipa ditutup oleh bagian gedung. Biasanya pada pemeriksaan sebagian ini adalah Memeriksa setiap sambungan Membersihkan hanef 2. Pemeriksaaan keseluruhan Setelah seluruh sistem selesai dipasang barulah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh baik sambungan, pemasangan atau penempatan katup-katup, pengikat pipa dan pencocokan kembali dengan gambar perencanaan instalasi. B. Pengetesan Instalasi Pipa Langkah pengetesan instalasi pipa: Semua instalasi air bersih (dari logam/galvanis) sepanjang masih dapat diamati, pengetesan tekanan harus dilakukan. 202

77 Untuk mendapatkan hasil pengetesan secara sempurna, instalasi air bersih harus diisi air secara perlahan sampai penuh dengan membuka krankran pada ujung instalasi agar udara di dalam instalasi dapat keluar (tidak terperangkap). Pada awal pemompaan, manometer harus menunjukkan angka nol. Kemudian penekanan instalasi pompa air sampai pada manometer menunjukkan angka tekanan air yang ada di dalam instalasi. Pengetesan tekanan adalah 1½ kali tekanan kerja, tetapi minimal 15 bar. Tekanan boleh turun, tetapi dalam satu jam tidak boleh lebih dari 0,1 bar. 203

78 Untuk instalasi dengan menggunakan bahan-bahan pipa tertentu, maka kita harus melihat spesifikasi tentang kekuatan bahan tersebut dari pihak industri. Setelah selesai pengetesan tekanan, maka air di dalam instalasi harus dikeluarkan seluruhnya, agar semua bahan-bahan asing dalam instalasi juga dapat keluar. Untuk membersihkan instalasi air bersih, harus dengan debit yang maksimal atau dapat juga menggunakan cairan yang dapat membersihkan instalasi tersebut (misalnya: dengan air panas) Referensi : 1. Lesson Plan/Job Sheet PPPPTK/VEDC Malang 204

79 Memasang Shower Tray (Dus) Tujuan Instruksional Umum Peserta mempunyai kemampuan dalam memasang alat saniter badan Tujuan Instruksional Khusus Setelah pelajaran selesai peserta dapat : Memasang shower tray (dus) Waktu : 50 MENIT X 6 = 300 Menit / 6 Jam Peralatan : No. Nama Alat No. Nama Alat 1. Ragum Pipa 2. Pemotong Pipa PVC 3. Meteran 4. Palu 5. Kikir bulat 6. Obeng + 7. Obeng - 8. Waterpas 9. Pensil 10. Kain Majun / Lap 11. Penggores 12. Meteran Baja 13. Siku berpelurus Bahan : No. Nama Bahan Jumlah 1. Shower Tray (Dus) 1 set 2. Kran campuran 1 set 3. Head shower 1 set 4. Siphon 1set 205

80 Langkah Kerja 1. Pastikan semua pipa air kotor selesai terpasang dengan benar (outlet air kotor, perangkap dan peluap). Tandai tempat pemasangan outlet. Dudukan shower bisa menggunakan kaki yang bisa diatur, seperti gambar di samping. Dudukan shower juga bisa menggunakan spesi, seperti gambar di samping. Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa kita harus menyediakan lubang untuk outlet air kotor. 206

81 2. Pasang kran campuran (air panas dan air dingin) dan kran pancuran. 3. Bersamaan dengan pemasangan kran, kita bisa menguji kebocoran instalasi pipa, sebelum instalasi pipa pada shower tersebut ditutup. Caranya yaitu tutup ujung instalasi pipa/kran tersebut dan bukalah stop kran yang ada pada jalur tersebut. Kemudian periksalah kebocoran pada instalasi pipa dan sambungan kran. 4. Pastikan di sekeliling shower dalam kondisi kedap air, sebelum kita memasang spesi, bak shower maupun ubin. 5. Kemudian pasang ubin pada dinding agar kedap air sebelum kita memasang bak shower. 207

82 6. Selanjutnya buatlah dudukan bak shower yaitu dengan menggunakan spesi dengan campuran 1 PC : 4 pasir. Selama membuat dudukan, aturlah keenceran spesi dengan menambahkan air agar spesi tetap terjaga plastisitasnya. Tinggi dudukan sekitar cm. 7. Pasang bak shower pada tempatnya. Kontrol kedataran keempat sisi bak shower dan diagonalnya. Apabila ada bagian/sisi dari bak shower yang belum datar maka atur kakinya dengan menggunakan kunci. 208

83 8. Kemudian pasang outlet air kotor dari bak shower dan sambungkan bagian tersebut dengan perangkap (trap/siphon). Penyambungan pada bagian tersebut harus kokoh agar tidak terjadi kebocoran. 9. Apabila kita memasang bak shower yang menggunakan kaki, maka kita harus memberi ruang yang cukup di bawah bak shower untuk memasang atau menyambung outlet dengan perangkap (trap/siphon) Beri silikon pada pertemuan antara ujung bak shower dengan ujung keramik. Maksud pemberian silikon ini adalah agar air tidak masuk kedalam dinding melalui celah yang ada pada pertemuan antara bak shower dengan dinding. 209

84 Keselamatan kerja Untuk mengencangkan alat sanitar, dan lain-lain, yang memakai mur, maka digunakan kunci yang sesuai dengan fungsinya. Hati-hati sewaktu mengangkat bak shower, jangan sampai terkena benturan atau terjatuh karena bahannya mudah pecah. Gambar kerja Ukuran : A = 36 B = 36 C = 18 D =

85 Jumlah Nama Bagian No.Bag. Bahan Ukuran Keterangan I II III Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Skala Digambar Memasang Shower Tray (Dus) Diperiksa Dilihat Referensi : Lesson Plan/Job Sheet PPPPTK/VEDC Malang 211

86 Memasang WC Jongkok Tujuan Instruksional Umum Peserta dapat membaca gambar detail pemasangan WC jongkok sesuai gambar kerja dengan benar. Tujuan Instruksional Khusus Setelah pelajaran selesai peserta dapat : Memahami pemasangan WC jongkok Memahami gambar detail pemasangan WC jongkok Waktu : 50 MENIT X 8 = 400 Menit / 8 Jam A. Pengertian Kloset jongkok dibagi menjadi dua jenis : Kloset yang berada di permukaan lantai, dan Kloset yang berada di bagian lantai yang ditinggikan sekitar 30 cm. Bagi pria, mungkin lebih mudah untuk buang air kecil sambil berdiri di kloset yang berada di lantai yang ditinggikan. Keuntungan dari kloset jongkok adalah mudah dibersihkan, lebih murah, dan menggunakan lebih sedikit air dalam sekali bilasan dibandingkan dengan kloset model Barat. Tidak adanya kontak dengan dudukan kloset membuat kloset jongkok lebih disukai sebagai orang karena dianggap lebih higienis. Walaupun demikian, dudukan kloset tidak mengundang risiko kesehatan yang serius, sementara pemakai kloset jongkok risiko terkena kotoran sendiri di bagian kaki. Lubang kloset jongkok di Jepang tidak diisi air sehingga memperkecil risiko terciprat air kotor. Selain itu menurut penelitian, kloset jongkok memberi sejumlah keuntungan bagi kesehatan. Posisi jongkok menurut penelitan tersebut memperkuat otototot pelvis wanita, dan mengurangi kemungkinan inkontinensia. Selain itu, kloset jongkok memperkuat otot-otot pinggul, memperbaiki pernapasan dan konsentrasi. Posisi jongkok juga memungkinkan kotoran untuk lebih cepat dikeluarkan dan tidak tersisa yang merupakan faktor risiko utama kanker usus besar. Penelitian lain membuktikan berjongkok mencegah dan mengobati wasir. 212

87 B. Macam-macam WC Jongkok Gambar 1 Kloset jongkok putih Gambar 2 3d squat toilet 600x450 Gambar 3 Kloset Jongkok KW 1 469x625 Gambar 4 Toilet tradisional gaya Jepang (gambar 4) termasuk ke dalam jenis toilet Asia yang umum ditemukan di berbagai negara di Asia. Sebagian besar kloset jongkok di Jepang dibuat dari porselen. Di toilet kereta api, misalnya, kloset dibuat dari baja tahan karat. Orang yang menggunakan toilet berjongkok di dekat lubang, dan umumnya menghadap ke tembok. Kloset jongkok seperti ini memiliki sistem air penyiraman (pembilasan) seperti kloset duduk model Barat, dan tidak perlu disiram dengan gayung. Air kotor dialirkan ke dalam sistem pembuangan limbah. Di toilet seperti ini terdapat tuas atau pedal untuk mengeluarkan air bilas. Toilet jongkok juga memiliki dua jenis air bilas, kecil dan besar bergantung jumlah air yang diperlukan. 213

88 C. Secara garis besar kloset / WC jongkok ada 2 jenis, yaitu : Squatting Toilet (Kloset Jongkok biasa) Flush Toilet /Top Spud Squat (Kloset Jongkok dengan Flushing Valve) Produk TOTO Gambar 1 CE 6 Gambar 2 CE 9 Gambar 3 RAPI EX Squart Gambar 4 RAPI DX Top Spud Squat 214

89 D. Cara memasang kloset / WC jongkok 1. Pasang terlebih dahulu instalasi pipa PVC yang digunakan sebagai saluran pembuangan, pipa yang dapat digunakan minimal berukuran 4 dengan ujung pipa yang terhubung dengan kloset jongkok adalah lurus saja tanpa sambungan. 2. Buat gambar pemasangan keramik lantai dan dinding, tentukan posisi kloset jongkok berada diantara nad keramik yang simetris misalnya diperempatan keramik atau ditengah badan keramik 3. Buat marking atau pengukuran posisi kloset jongkok diruang toilet sesuai dengan gambar kerja yang telah dibuat sebelumnya. 4. Pastikan posisi ujung pipa berada pada posisi tengah klost jongkok yang telah direncanakan dan dilakukan pengukuran. 5. Buat adukan beton dengan campuran 1 semen : 3 pasir untuk membuat dudukan kloset dan membuat cekungan pada ujung pipa sesuai dengan bentuk kloset jongkok yang akan dipasang. 6. Dalam posisi adukan yang belum mongering lakukan peletakan kloset jongkok pada posisi yang tepat. 7. Ukur kedataran kloset jongkok dengan water pass. 8. Tunggu adukan sampai benar benar kering sebelum mulai membuat percobaan penyiraman kloset jongkok dengan air. 9. Setelah urutan cara memasang kloset jongkok no 1 s/d 8 ini dilakukan maka kloset jongkok terpasang dengan bagus dan siap dilakukan pekerjaan lainnya seperti pemasangan keramik lantai dengan ukuran pemotongan keramik sesuai dengan gambar toilet yang sudah dibuat sebelumnya dan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pemasangan kloset jongkok. E. Gambar detail pemasangan kloset / WC jongkok 1. Kloset CE 6 : 215

90 2. Kloset CE 9 : 3. Kloset RAPI EX Squat : 216

91 4. RAPI DX Top Spud Squat : Referensi : American Standard Catalouge Catalog plambing dan sanitasi PPPPTK/VEDC Malang. Katalog Toto 217

92 Memasang WC Duduk Tujuan Instruksional Umum Peserta dapat membaca gambar detail pemasangan WC duduk sesuai gambar kerja dengan benar. Tujuan Instruksional Khusus Setelah pelajaran selesai peserta dapat : Memahami gambar detail pemasangan WC duduk Membaca gambar detail pemasangan WC duduk Waktu : 50 MENIT X 8 = 400 Menit / 8 Jam Peralatan : Kunci Pipa Kunci F (universal) Obeng Bahan : Kloset / WC Duduk 218

93 Gambar detail pemasangan kloset / WC duduk 1. Kloset Amora : Kloset yang berada di permukaan lantai, dan Kloset yang berada di bagian lantai yang ditinggikan sekitar 30 cm. Amora, kloset keramik duoblok, S-Trap, sistem bilas: Wash-down. Dudukan dan tutup kloset type round front dari plastik solit. Konsumsi air / bilas: 6 liter. Kloset sudah dilengkapi dengan dudukan dan tutup. Ukuran rough-in: 510 mm 219

94 2. Kloset Concord : Concord, kloset keramik duoblok, S-Trap, sistem bilas: Wash-down. Dudukan dan tutup kloset desain khusus dari plastik solit. Konsumsi air / bilas: 6 liter. Kloset sudah dilengkapi dengan dudukan dan tutup. Ukuran rough-in: 240 mm 220

95 3. Kloset Laguna : Laguna, kloset keramik institusi type gantung, P-Trap, sistem bilas: Wash-down, supply air dari belakang (back-spud). Dudukan dan tutup kloset type Granada round front dari plastik solit. Konsumsi air / bilas: 6 liter. Kloset set lengkap, sudah dilengkapi dengan dudukan dan tutup. Tanpa kran tekan. Yang harus dilengkapi pada pemasangan: Kran tekan: sloan 152 atau sloan royal 143 (versi 6 liter). 221

96 4. Kloset Nevada : Nevada back-supply, kloset keramik S-Trap, sistem bilas: Wash-down. Dudukan dan tutup kloset type Granada round front dari plastik solit dengan engsel khusus (multi-dimensi). Konsumsi air / bilas: 6 liter. Kloset sudah dilengkapi dengan dudukan dan tutup. Tanpa kran tekan. Ukuran rough-in: 240 mm Yang harus dilengkapi pada pemasangan: Kran tekan: sloan 120 XYVYG (versi 6 liter) atau KST A

97 5. Kloset Plaza : Plaza, kloset keramik monoblok, elongated, S-Trap, sistem bilas: Siphon-vortex. Dudukan dan tutup kloset desain khusus dari plastik solit. Konsumsi air / bilas: 11 liter. Kloset sudah dilengkapi dengan dudukan dan tutup. Ukuran rough-in: 305 mm (12 ). 223

98 Memasang Urinal Tujuan Instruksional Umum Peserta dapat membaca gambar detail pemasangan urinal sesuai gambar kerja dengan benar. Tujuan Instruksional Khusus Setelah pelajaran selesai peserta dapat : Memahami pemasangan urinal Memahami gambar detail pemasangan urinal Waktu : 50 MENIT X 6 = 300 Menit / 6 Jam A. RINAL (Peturasan / Urinoir) 1. Fungsi Urinal Alat saniter ini dipergunakan untuk buang air kecil bagi kaum pria, Sesuai dengan fungsinya maka pada dasarnya pembilasan pada urinal memerlukan air yang cukup (karena benda yang terbilas bukan merupakan benda yang padat). Air bilasan pada urinal ini harus dialirkan melalui pipa instalasi air kotor menuju ke septick tang atau ada juga yang dialirkan ke pusat pengolahan air limbah (Water Treatment). Bentuk fisik urinal pada dasarnya merupakan bentuk yang sudah dicetak dengan dilengkapi perangkap bau (trap/siphon/perangkap), tetapi ada juga pemasangan perangkap/trap ini secara terpisah. Sebelum urin dan air pembilasnya masuk kedalam perangkap/trap, biasanya pada urinal tersebut sudah disediakan filter (filter kasar). Filter ini dimaksudkan untuk menjaga agar pada trap dan instalasi tidak kemasukan barang yang dianggap cukup besar. Pembilasan pada urinal biasanya dilayani dengan katup pembilas yang khusus (flush valve/katup gelontor), tetapi pada sistem yang lama ada juga yang masih mempergunakan tangki gelontor/pembilas. Dengan pembilasan yang tertentu diharapkan urin yang ada sudah terbilas dan terbawa ke dalam 224

99 instalasi pipa air kotor, tetapi pada pembilasan ini (kenyataannya ), sisa bilasan masih meninggalkan bau, dan untuk mengurangi bau yang tertinggal biasanya diberi wewangian (pengharum ruangan). Pemberian wewangian pada urinal kadang-kadang juga dapat menimbulkan permasalahan apabila kurang tepat pada pemilihan bahannya. 2. Pemasangan Pemasangan urinal ada 2 (dua) cara yaitu : a. Menggantung di dinding b. Menumpu pada lantai 225

100 3. Cara Pemasangan a. Cara Pemasangan U 104 Type Finished Good yang Digunakan 1. T 60 RN 2. T T 64 BW 4. T 9 RA 5. U 104 Langkah-langkah 1. Memahami gambar teknik U

101 2. Persiapkan titik air bersih dan air kotor 3. Persiapan pemasangan flange 227

102 4. Pemasangan flange type T 64 BW 5. Pemasangan inlet Spud type T

103 6. Pemasangan spud 7. Pemasangan hanger type T 9 RA 229

104 8. Pemasangan seal gasket 9. Pemasangan body urinal 10. Pemasangan flush valve type T 60 RN 230

105 11. Pemeriksaan kebocoran 4. Penggelontoran Cara penggelontoran ada dua yaitu : a. Katup gelontor Referensi : Catalog plambing dan sanitasi PPPPTK/VEDC Malang. 231

106 Memasang Tempat Cuci ( Wash Through/Laundry Tub ) Tujuan Instruksional Umum Peserta mempunyai kemampuan dalam memasang alat saniter badan. Tujuan Instruksional Khusus Setelah pelajaran selesai peserta dapat : Memasang tempat cuci Waktu : 50 MENIT X 10 = 500 Menit / 10 Jam Peralatan : No. Nama Alat 1. Ragum Pipa 2. Pemotong Pipa Galvanis 3. Reamer 4. Kikir Bulat 5. Kikir Datar 6. Sney 7. Oil Can 8. Oil Pan 9. Sikat Kawat / Baja 10. Kain Majun / Lap 11. Penggores 12. Meteran Baja 13. Kuas ½ 232

107 Bahan : No. Nama Bahan Jumlah 1. Pipa Galvanis Ø ½ panjang 50 cm 1 buah 2. Fitting Galvanis ½ 1 set 3. Oil SAE 40 1 liter untuk 3 peserta Langkah Kerja 1. Pasang instalasi pipa air kotor, pipa air dingin dan pipa air panas. 2. Pastikan posisi outlet air kotor, air dingin dan air panas. 3. Ambil tempat cuci dan bersihkan permukaannya. Pasang sepatu kaki tempat cuci dan pasang mur dan baut. Fungsi mur dan baut ini untuk mengencangkan antara sepatu kaki tempat cuci dengan kakinya. Disamping itu mur da baut juga berfungsi untuk mengatur kedataran permukaan tempat cuci. 4. Pasang kran air panas dan air dingin. 233

108 5. Kemudian baliklah tempat cuci dan sambung mur pipa flexible pada bagian ujung kran air panas dan dingin yang sudah terpasang pada badan tempat cuci. 6. Pasang keempat kaki pada tempat cuci. Kemudian tempatkan tempat cuci pada tempat yang telah ditentukan. Akan lebih baik apabila sepatu kaki diperkuat dengan sekrup dan fisher yang tertanam ke dalam lantai. 7. Pasang P-trap pada badan tempat cuci dan kemudian pasangkan ke pipa outlet air kotor. Apabila diperlukan potong bagian A dan B jika kedua bagian tersebut terlalu panjang. Gunakan kertas gosok atau kikir untuk membersihkan sisa logam setelah digergaji. Biarkan semua bagian dalam posisi kendor. Kemudian atur posisi P-trap dan bagian-bagiannya sesuai ketentuan. Pengaturan P-trap ini dilakukan dengan tangan. Yang perlu diperhatikan bahwa sewaktu pengencangan bagian-bagian P-trap ini jangan terlalu kencang karena akan bisa merusak seal maupun bagian-bagian dari P-trap itu sendiri. 234

109 8. Tempat cuci yang sudah terpasang akan nampak seperti gambar di samping. Keselamatan Kerja Hindarkan bekas hasil penguliran (bram) tercecer di lantai, karena bisa merusak sepatu dan melukai kaki. Hindarkan bekas oli tercecer di lantai. Bersihkan serpihan bram yang menempel di bekas uliran dengan kain majun. Untuk mengencangkan alat sanitar, dan lain-lain, yang memakai mur, maka digunakan kunci yang sesuai dengan fungsinya. 235

110 Gambar Kerja 1. Tempat Cuci 2. Kaki Tempat Cuci (4 buah) 3. Kran Air Panas dan Air Dingin 4. Pipa flexible 5. P Trap (Perangkap P) 6. Pengatur Kedataran Kaki 7. Mur 8. Baut 9. Penutup 236

111 Jumlah Nama Bagian No.Bag. Bahan Ukuran Keterangan I II III Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : Skala Digambar Memasang Tempat Cuci Diperiksa Dilihat Referensi : Lesson Plan/Job Sheet PPPPTK/VEDC Malang 237

112 Memasang Perangkap Lemak Tujuan Instruksional Umum Peserta memahami pemasangan perangkap lemak. Tujuan Instruksional Khusus Setelah pelajaran selesai peserta dapat : Menjelaskan pemasangan sink (bak cuci piring) Menjelaskan perangkap lemak Waktu : 50 MENIT X 12 = 600 Menit / 12 Jam A. Memasang Sink ( bak cuci piring ) 1. Usahakan posisi meja di lemari atu kitchen set tingginya sesuai dengan yang kita inginkan. 2. Pasang unit wastafel ke dasar lemari dan periksa dek wastafel dengan permukaan meja dan pastika berada pada elevasi yang sama. Jika perlu gunakan wastafel framing untuk sementara agar unit wastafel pas berada pada tempatnya. 238

113 3. Gunakan sekrup kayu untuk memasang dukungan wastafel framing. 4. Pasang keran wastafel, dispenser sabun dan alat penyaring pada sink (bak cuci piring). 5. Oleskan manic silicon pada tepi meja disepanjang pemukaan tempat sink akan diletakkan. 239

114 6. Pasang wastafel atau sink pada tempat yang sudah di olesi manik silicon. 7. Pasang manic silicon sepanjang tepi wastafel atau bak cuci piring agar wastafel semakin rapat. 8. Pasang atu letakkan meja kedua pada tempatnya 240

115 B. Perangkap Lemak 1. Pendahuluan Grease (lemak) dari dapur adalah salah satu limbah domestik yang tidak bisa diurai secara alami. Sumber lemak adalah dari minyak goreng, mentega, susu, keju, daging, dan lain-lain. Jika limbah lemak ini tidak ditangani secara tepat, maka akan menyebabkan: Saluran pipa akan tertutup oleh lemak yang membeku. Jika sampai keluar ke saluran kota, akan menyebabkan bau yang tidak sedap (pencemaran) dan dapat menimbulkan penyakit. Jika sampai masuk kedalam septictank, akan menganggu proses septictank Untuk menangani masalah lemak ini, salah satunya dengan cara memasang Grease Trap Portable (Perangkap Lemak Fabrikasi). Grease Trap Portable ini dipasang di bawah sink (bak cuci piring). Kelebihan Grease Trap Portable adalah: Harga murah dengan kualitas terbaik (lulus berbagai macam tes yang dilakukan oleh laboratorium independen) Ramah lingkungan karena bisa didaur ulang 100% Bau limbah (tidak sedap) yang ada di dalam grease trap sama sekali tidak akan lolos keluar karena grease trap dilengkapi dengan double seal yang sangat presisi dan kedap udara Design dan bentuknya juga sangat menarik Pengelolaan limbah minyak dan lemak dengan menggunakan Grease Trap adalah salah satu bagian yang terpenting dari waste water management (pengelolaan air limbah) dan saat ini telah digunakan di hampir semua proyek konstruksi perumahan, apartemen, perkantoran, ruko/rukan, restoran, perkantoran, salon, dan pabrik. Grease Trap Portable biasanya dipasang di bawah sink (bak cuci piring) dan berfungsi untuk menyaring minyak/lemak dan sampah padat agar tidak mengalir masuk ke dalam saluran pembuangan, sehingga mencegah terjadinya penyumbatan pipa saluran, pencemaran lingkungan dan mengganggu masyarat sekitar karena limbah minyak/lemak berbau sangat tidak sedap dan akan menyebar kemana-mana apabila sampai mengalir ke saluran got yang terbuka. Grease Trap Portable dipasang di bawah sink (bak cuci piring). 241

116 2. Pengertian dan Persyaratan a. Pengertian Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman (real estate), rumah makan (restauran), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Bak cuci piring (sink) merupakan alat saniter yang digunakan untuk membersihkan /mencuci dan membilas bahan dan peralatan dapur. Effluent sink merupakan air bilasan dari kegiatan dapur (menyiapkan, proses, dan finishing kegiatan membuat makanan) yang mengandung bahan ikutan (sisa/potongan bahan/sisa makanan, minyak, lemak, larutan sabun, dan air. Perangkap lemak (Grease Trap) merupakan peralatan pre-treatment pengolahan limbah untuk mengumpulkan lemak yang berasal dari effluent sink, dan memisahkan grease/lemak dengan air. Influent grease trap merupakan air limbah yang masuk ke dalam (input) peralatan grease trap. Effluent grease trap merupakan air limbah output dari proses peralatan grease trap. a. Persyaratan Air yang keluar dari sink tidak boleh bertemperatur > 600 C, jika temperatur aliran air sink melebihi 600 C, maka lemak yang terkandung pada aliran akan ikut mengalir pada sistem instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan akan mengumpul/melekat pada bagian dalam pipa dan IPAL. Ketika temperatur aliran menurun, maka hal tersebut akan menyebabkan penyumbatan dan menimbulkan bau pada instalasi. Gambar. Lemak yang melekat dan mengumpul pada pipa instalasi. 242 Influent grease trap harus terbebas dari bahan ikutan berupa potongan/ sisa bahan/makanan, maka grease trap harus dilengkapi dengan penyaring, dan bahan ikutan yang tersaring pada saringan tersebut harus diambil setiap hari (tidak boleh didiamkan lebih dari sehari). Maintenance berupa pembersihan peralatan grease trap harus dilakukan secara berkala 30 hari sekali, prinsipnya lebih sering lebih baik.

117 Gambar. Kondisi grease trap jika tidak dibersihkan berkala. Peralatan grease trap harus dilengkapi dengan manhole maentenance dan pengambilan sampel air limbah. Lumpur dan lemak dari proses pembersihan peralatan grease trap harus dimasukkan ke dalam wadah (plastic bag), tertutup / terkemas rapat, dan harus dibuang ke tempat penampungan sampah. 3. Peralatan Perangkap Lemak (Grease Trap) a. Prinsip kerja peralatan grease trap Sistem pada grease trap menggunakan sistem perbedaan massa jenis dari influent grease trap. Sistem pengolahan pada grease trap jika dikelompokkan berdasarkan massa jenisnya akan membentuk kelompok mengapung dan mengendap diantara air (wastewater). Kelompok men- Gambar. Layers pada Grease trap. 243

118 gapung terdiri dari Fats, Oils, dan Grease (FOG), dan kelompok yang mengendap terdiri dari bahan ikutan (pasir/tanah) serta sludge (lumpur) yang terbentuk selama proses pengolahan (padat/solids). FOG dan solids tersebut harus diambil/dibersihkan dari greas trap secara berkala. a. Jenis Perangkap Lemak (Grease Trap) 1. Grease Trap konvensional Grease trap konvensinal dibuat secara manual dengan konstruksi kedap air dan dilengkapi dengan 2 penyekat ruang (baffled chamber), dengan udara pada chamber harus saling terhubung, dan dilengkapi dengan manhole (lubang maintenance). 1. Grease trap fabrikasi Grease trap fabrikasi merupakan grease trap buatan pabrik dengan kapasitas tertentu. Pemilihan kapasitas grease trap ini disesuaikan dengan Untuk pemasangan langsung disambungkan pada pipa effluent sink, dan output dari greas trap dapat langsung dikoneksikan ke saluran buangan. Untuk saat ini ada dua jenis grease trap fabrikasi yang tersedia di pasaran, yaitu: a. Grease trap, dan b. Grease trap dilengkapi dengan pemanas (heating). Greas trap jenis GST ini terdiri dari filter/perangkap dan 3 baffled. Perangkap berfungsi untuk menyaring sisa makanan/bahan ikutan, filter ini harus dibersihkan setiap hari untuk menghindari bau dari sisa makanan yang membusuk. Pada baffled ke-1 dan ke-2 akan terbentuk lapisan (layer) FOG pada bagian teratas, air limbah pada bagian tengah, dan layer solids pada bagian bawah. Untuk baffled ke-1 dan ke-2 harus dilakukan pembersihan minimal 1 bulan sekali. Pada baffled terakhir, jika penggunaan dilakukan sesuai petunjuk penggunaan greas trap maka hanya ada air limbah (tanpa layer FOG dan solids). Gambar. Grease trap GST

119 Greas trap jenis GST ini terdiri dari filter/perangkap dan 3 baffled. Perangkap berfungsi untuk menyaring sisa makanan/bahan ikutan, filter ini harus dibersihkan setiap hari untuk menghindari bau dari sisa makanan yang membusuk. Pada baffled ke-1 dan ke-2 akan terbentuk lapisan (layer) FOG pada bagian teratas, air limbah pada bagian tengah, dan layer solids pada bagian bawah. Untuk baffled ke-1 dan ke-2 harus dilakukan pembersihan minimal 1 bulan sekali. Pada baffled terakhir, jika penggunaan dilakukan sesuai petunjuk penggunaan greas trap maka hanya ada air limbah (tanpa layer FOG dan solids). Gambar. Grease trap Big Dipper W-200-IS Sistem grease trap Big Dipper berbeda dengan grease trap normal. Pada grease trap Big Dipper terdapat 1 ruang filter/perangkap sisa makanan/bahan ikutan serta solids, 1 baffled dengan layer FOG pada bagian teratas dan air limbah pada bagian bawah (tanpa solids), serta 1 baffled terakhir hanya ada air limbah yang sudah terbebas dari FOG. 245

120 Pada ruang filter grease trap Big Dipper terdapat dua sekat filter, sekat pertama merupakan filter sisa makanan/bahan ikutan, dan sekat kedua filter solids. Untuk filter sisa makanan harus dibersihkan setiap hari, sedangkan filter solids dapat dibersihkan setiap 3 minggu sekali. Baffled ke-1 merupakan ruang pemisah lemak yang dilengkapi dengan skimming well. Skimming well dilengkapi dengan sistem pemanasan yang berfungsi mengencerkan/mencairkan FOG/lemak yang sudah mengental/mengeras, dan skimming well ini bekerja sesuai dengan timer (waktu) yang sudah disetting. FOG yang terencerkan mengalir ke dalam wadah plastik (seperti jerigen), jika wadah penampung FOG ini sudah penuh dapat digantikan dengan wadah yang baru, dan wadah yang sudah penuh dengan FOG ditutup rapat dan dapat dibuang ke tempat penampungan sampah sementara (TPS). a. Perhitungan kapasitas kebutuhan peralatan grease trap Untuk menentukan kapasitas/volume greas trap dapat dilihat pada Tabel. Kapasitas grease trap berdasarkan jumlah trap sink. Tabel. Kapasitas grease trap berdasarkan jumlah trap sink. No. Jumlah Trap/Outlet Sink (unit) Debit rata-rata (gpm) Kapasitas Grease Trap (lbs) a. Pembersihan dan Perawatan Pembersihan grease trap meliputi pembersihan filter dan pembersihan baffled pemisah. Untuk pembersihan filter/penyaring dilakukan setiap hari, bahan yang tersaring pada filter diangkat dan dibuang ke tempat sampah. Dan untuk pembersihan berkala baffled pemisah dapat dilakukan sesuai Tabel. Waktu pembersihan baffled pemisah grease trap., FOG dan solids dari grease trap dikemas dalam wadah plastik (tidak boleh bocor) dan dapat dibuang ke TPS. 246

121 Tabel. Waktu pembersihan baffled pemisah grease trap No. Waktu Pembersihan (hari) Kondisi grease trap 1 25 Baik Cukup Baik 3 > 50 Buruk Perawatan peralatan grease trap meliputi mengganti filter/penyaring pada grease trap dan sink setiap 6 bulan sekali atau jika filter sudah rusak, dan mengganti trap sink jika trap sudah penuh dengan FOG. Gambar. Clogging pada saluran trap sink Referensi : Brosur alat saniter Amarican Standard. Brosur alat saniter WAVIN Trap_1.jpg Big Dipper brochure. Oregon Association of Clean Water Agencies FOG Best Management Practice Manual Lesson Plan / Job Sheet PPPPTK/VEDC Malang. 247

122 Memasang Wastafel Tujuan Instruksional Umum Peserta mempunyai kemampuan alat saniter cucian (air bekas). Tujuan Instruksional Khusus Setelah pelajaran selesai peserta dapat : Memasang wastafel dengan benar Waktu : 50 MENIT X 6 = 300 Menit / 6 Jam Peralatan : No. Nama Alat 1. Ragum Pipa 2. Pemotong Pipa PVC 3. Meteran 4. Palu 5. Kikir bulat 6. Obeng + 7. Obeng - 8. Waterpas 9. Pensil 10. Kain Majun / Lap 11. Penggores 12. Meteran Baja 13. Siku berpelurus 248

123 Bahan : No. Nama Bahan Jumlah 1. Wastafel lengkap 1 set 2. Pipa PVC Ø 1 1/14 panjang 100 cm 1 buah 3. Pipa PVC Ø 2 panjang 200 cm 1 buah Langkah Kerja 1. Tentukan pipa air pemasukan air (inlet) dan pipa pembuangan (outlet) 2. Tentukan ketinggian wastafel, kemudian pasang penggantungnya. 249

124 3. Pasang kran dan perlengkapannya sebelum dipasang di dinding. 4. Pasang wastafel pada penggantung yang telah terpasang di dinding. 5. Sambungkan pipa flexible yang menhubungkan kran wastafel dengan kran sudut. 250

125 Keselamatan kerja Untuk mengencangkan alat sanitar, dan lain-lain, yang memakai mur, maka digunakan kunci yang sesuai dengan fungsinya. Hati-hati sewaktu mengangkat wastafel, janga sampai terkena benturan atau terjatuh karena bahannya mudah pecah. Gambar kerja 251

126 1 Wastafel keramik 1 Siphon botol 1 plastik 1 Pipa PVC D 4 1 1/4 1 Elbow PVC D 5 1 1/4 1 Socket reducing 6 2 x11/4 1 Pipa PVC D 7 2 Jumlah Nama Bagian No.Bag. Bahan Ukuran Keterangan I II III Perubahan Pengganti dari : Memasang Wastafel Skala Diganti dengan : Digambar Diperiksa Dilihat Referensi : 1. Brosur alat saniter Amarican Standard 2. Lesson Plan/Job Sheet PPPPTK/VEDC Malang 252

127 Daftar Pustaka pekerjaan plumbing Andreas Bachman & Heinz Waldvogel, Drinking Water Installations and Drainage Requirements in Nepal, MTC, Balaju, Kathmandu/Nepal (SKAT, St. Gallen/Switzerland), Alfons Gassner, Der Sanitaerinstallateur, Technishe Kommunikation, Fachzeichnen Arbeitsplanung, Fachstufe, Verlag Handwerk und Technik, Hamburg, Geberit Handbuch für Sanitärplaner. Des Geberit Beratungsdienstes Rapperswil/Jona. Alfons Gassner, Technologie fur Sanitärintallateure Fachtufe. Hamburg: Verlag Handwerk und Technik G.m.b.H. Schweizer Norm Planung und Erstellung von Anlagen Für die Liegenschaftsentwässerung. Zürich: Verband Schweizerischer Abwasserfachleute Grütlistrasse. W 3 d Leitsätze für die Erstellung von Wasser-Installationen. Zürich: Verband Schweizerischer Abwasserfachleute Grütlistrasse. Fux, uws Handbuch. VSSH Noerbambang, SM dan Morimura T Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing. Jakarta : Pradnya Paramita. 253

128 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Balai Material dan Peralatan Konstruksi Jalan Dr. Suratmo No. 1 - Jakarta Pusat Tlp / Fax

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA 1 ¾ ¾ ½ ¾ ½ ¾ 45 0 KATA PENGANTAR Modul dengan judul Membuat Macam-macam Sambungan Pipa merupakan salah satu modul untuk membentuk kompetensi agar mahasiswa dapat melakukan

Lebih terperinci

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA BAG- TKB.001.A-76 45 JAM 1 ¾ ¾ ½ ¾ ½ ¾ 45 0 Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB VI PELAKSANAAN KERJA PERPIPAAN

BAB VI PELAKSANAAN KERJA PERPIPAAN BAB VI PELAKSANAAN KERJA PERPIPAAN A. TINJAUAN UMUM Praktek kerja perpipaan dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan secara lebih akurat kepada mahasiswa tentang tata cara perpipan untuk mendukung atau

Lebih terperinci

SOAL TES. Pilihlah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d.

SOAL TES. Pilihlah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d. Lampiran 1. Instrumen Penelitian 69 SOAL TES Mata pelajaran Kelas Alokasi waktu : Fabrikasi Las Gas : X : 30 menit Pilihlah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberikan tanda silang (X)

Lebih terperinci

PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO

PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO RAGUM berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar, artinya penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 82 F/7.5.1.P/T/WKS4/17 12 Juli 2010 SMK NEGERI 2 PENGASIH PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 PENGASIH Jalan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNIK Semester II PENCAIRAN LOGAM INDUK 300 menit JST/MES/MES315/01 Revisi : 01 Tgl: 21 Juni 2010 Hal : 1 dari 3 1. KOMPETENSI Mahasiswa mampu membuat jalur lasan dengan ketentuan a. Menggunakan

Lebih terperinci

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu

Lebih terperinci

3.7 Proses Pengadaan Alat, Bahan, dan Pembuatan Alat

3.7 Proses Pengadaan Alat, Bahan, dan Pembuatan Alat LAMPIRAN II 3.7 Proses Pengadaan Alat, Bahan, dan Pembuatan Alat 1. Tungku Berdasarkan hasil survey dan pengamatan dipasaran, tersedia berbagai macam tungku yang dapat digunakan untuk rangkaian yang akan

Lebih terperinci

JOB SHEET I. KOMPETENSI

JOB SHEET I. KOMPETENSI JOB SHEET I. KOMPETENSI : MENYAMBUNG PLAT (LOGAM LEMBARAN) II. SUB KOMPETENSI : MENYAMBUNG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LIPATAN DAN PENGUAT TEPI SECARA MANUAL III. Tujuan Pembelajaran: Setelah proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulis membuat laporan ini untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Fabrikasi Logam setelah melakukan praktek di workshop. Pembuatan laporan ini bersifat wajib

Lebih terperinci

PERALATAN KERJA PEMIPAAN

PERALATAN KERJA PEMIPAAN M O D U L PERALATAN KERJA PEMIPAAN Oleh: Drs. Ricky Gunawan, MT. Ega T. Berman, S.Pd., M.Eng. BIDANG KEAHLIAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktek Las dan Tempa Disusun Oleh: FAJAR RIZKI SAPUTRA K2513021 PTM A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PELAT

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PELAT MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PELAT BAG- TKB.001.A-75 63 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Program Keahlian : Otomotif Perbaikan Kendaraan Ringan Kelas / Semester : XI / II Standar Kompetensi : Melaksanakan Prosedur Pengelasan,

Lebih terperinci

Palu Besi. Rivet 3. Penggaris Busur 4.

Palu Besi. Rivet 3. Penggaris Busur 4. NO. 1. GAMBAR Palu Besi 2. Rivet 3. Penggaris Busur 4. Penggaris Siku 5. Patri FUNGSI Alat untuk memukul atau membengkokan benda yang kerja yang keras sasuai dengan bentuk yang kita inginkan. Yaitu tangan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. identifikasi dari masing-masing komponen Mesin Pemoles pada casing

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. identifikasi dari masing-masing komponen Mesin Pemoles pada casing BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja 1. Identifikasi Ukuran Identifikasi ukuran komponen merupakan langkah untuk menentukan ukuran dalam pembuatan casing mesin pemoles. Berdasarkan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester V DAFTAR ISI No. JST/MES/MES345/00 Revisi : 0 Tgl. : 5 September 0 Hal dari NOMOR DOKUMEN No. JST/MES/MES345/0 No. JST/MES/MES345/0 URAIAN MENYAMBUNG PIPA LURUS DENGAN LAS MIG MENYAMBUNG PIPA

Lebih terperinci

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU 1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU A. Tujuan 1. Menyebutkan macam-macam jenis alat tangan dan fungsinya. 2. Menyebutkan bagian-bagian dari alat-alat tangan pada kerja bangku. 3. Mengetahui bagaimana cara

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pembuatan dan pengujian alat yang selanjutnya akan di analisa, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan untuk

Lebih terperinci

BAB III PENELITIAN DAN ANALISA

BAB III PENELITIAN DAN ANALISA BAB III PENELITIAN DAN ANALISA 3.1 Dimensi Benda Uji Spesifikasi benda uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Benda uji dibuat dengan ukuran Diameter pipa x Panjang (12 x 1350

Lebih terperinci

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Metode yang digunakan adalah untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat. Skripsi ini menggunakan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB V PERKAKAS ELEKTRONIKA. Gergaji ialah alat yang digunakan untuk memotong sesuatu.

BAB V PERKAKAS ELEKTRONIKA. Gergaji ialah alat yang digunakan untuk memotong sesuatu. BAB V PERKAKAS ELEKTRONIKA Gergaji Gergaji ialah alat yang digunakan untuk memotong sesuatu. Gambar 54. Salah satu jenis gergaji. Ada banyak jenis gergaji. Beberapa merupakan peralatan tangan yang bekerja

Lebih terperinci

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Oleh : Drs. Sutrisno, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Oleh : Drs. Sutrisno, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Merancang Desain dan Study Literatur Proses Pembuatan Rangka -Pemotongan pipa -Proses pengelasan -Proses penggerindaan Proses Finishing -Proses

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis PEMBAHASAN A. Konstruksi Gunting Pemotong Plat Mesin pemotong plat mempunyai beberapa jenis, manual dengan menggunakan tuas maupun dengan tenaga hidrolis (gambar 1.1), pada mesin pemotong plat hidrolis

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL Bab ini berisikan tentang proses pembuatan sistem perpipaan untuk penyiraman bunga kebun vertikal berdasarkan hasil perancangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

a. Macam-macam palu yang kita jumpai : - Palu pena kepala bulat - Palu pena kepala lurus atau silang - Palu keling

a. Macam-macam palu yang kita jumpai : - Palu pena kepala bulat - Palu pena kepala lurus atau silang - Palu keling A. Teori Kerja Plat Yang dimaksud pengerjaan plat adalah pengerjaan membentuk dan menyambung logam lembaran (plat) sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sudah direncanakan. Pengerjaan plat dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB III METODE PEMBUATAN BAB III METODE PEMBUATAN 3.1. Metode Pembuatan Metodologi yang digunakan dalam pembuatan paratrike ini, yaitu : a. Studi Literatur Sebagai landasan dalam pembuatan paratrike diperlukan teori yang mendukung

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini penulis meneliti tentang pengaruh penahanan waktu pemanasan (holding time) terhadap kekerasan baja karbon rendah pada proses karburasi dengan menggunakan media

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND 4.1. Hasil Rancang Bangun Stand Engine Cutting Hasil dari stand engine sendiri adalah dimana semua akhir proses perancangan telah selesai dan penempatan komponennya

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning suatu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Mulai Studi Literatur Perencanaan dan Desain Perhitungan Penentuan dan Pembelian Komponen Proses Pengerjaan Proses Perakitan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

A. Kompetensi. Hal 1. Diperiksa Oleh: Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis Fakultas Teknik UNY.

A. Kompetensi. Hal 1. Diperiksa Oleh: Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis Fakultas Teknik UNY. A. Kompetensi FAKULTAS TEKNIK JST/TSP/04 00 10-01-08 1 dari 7 Mahasiswa mampu mengelas dengan mesin las gas yang merupakan dasar untuk pekerjaan nonstruktur teknik sipil. B. Sub Kompetensi Setelah melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancang bangun alat. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material Pusat Teknologi Nuklir Bahan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK A. DEFINISI - Pengangkutan Pekerjaan pemindahan pipa dari lokasi penumpukan ke

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun maksud

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : POROS BERTINGKAT A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : Mampu mengoprasikan mesin bubut secara benar. Mampu mebubut luar sampai halus dan rata. Mampu membubut lurus dan bertingkat.

Lebih terperinci

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO SMKN 2 WONOSARI

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO SMKN 2 WONOSARI BIDANG KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO SMKN 2 WONOSARI JOB SHEET PRAKTIK DASAR ELEKTROMEKANIK Penyambungan kabel dengan beberapa jenis sambungan Kelas X Jam Pertemuan 5

Lebih terperinci

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari Setelah mempelajari dan memahami konsep atom, ion, dan molekul, kini saatnya mempelajari ketiganya dalam bahan kimia sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah dapat melihat atom, ion,

Lebih terperinci

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2 c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082

Lebih terperinci

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah Proses Produksi Oleh : Akmal Akhimuloh 1503005 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI SEKOLAH TINNGI TEKNOLOGI GARUT

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MEMBUAT KUDA-KUDA DENGAN SAMBUNGAN BAUT NO REVISI TANGGAL HALAMAN JST/TSP/ dari 7

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MEMBUAT KUDA-KUDA DENGAN SAMBUNGAN BAUT NO REVISI TANGGAL HALAMAN JST/TSP/ dari 7 JST/TSP/09 00 10-01-08 1 dari 7 A. Kompetensi Mahasiswa mampu mempabrikasi struktur kuda-kuda baja. B. Sub kompetensi Setelah melakukan kegiatan praktik diharapkan mahasiswa memiliki keterampilan: 1. Memotong

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGIKAT PARTIKEL - PARTIKEL LOGAM YANG TERKANDUNG DALAM PELUMAS AKIBAT GESEKAN PADA MESIN

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGIKAT PARTIKEL - PARTIKEL LOGAM YANG TERKANDUNG DALAM PELUMAS AKIBAT GESEKAN PADA MESIN 1 PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGIKAT PARTIKEL - PARTIKEL LOGAM YANG TERKANDUNG DALAM PELUMAS AKIBAT GESEKAN PADA MESIN Dani Nurdarojat (2010013005) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Keg. Pembelajaran 2 : Praktik Mekanik dan Tindakan Keselamatan Kerja di Bengkel

Keg. Pembelajaran 2 : Praktik Mekanik dan Tindakan Keselamatan Kerja di Bengkel Keg. Pembelajaran 2 : Praktik Mekanik dan Tindakan Keselamatan Kerja di Bengkel 1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari materi kegiatan pembelajaran ini mahasiswa/peserta PPG akan dapat : 1)

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN DOKUMEN NEGARA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian : Teknik Pengelasan Kode Soal : 1227 Alokasi Waktu :

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK Pedoman Umum 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI Disusun Oleh: Nama : Yulianus Dodi NIM : 201531014 Fakultas/Jurusan : Teknik Mesin UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA KARYA MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN JUNI 2017

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PRAKARYA. by F. Denie Wahana

PRAKARYA. by F. Denie Wahana PRAKARYA by F. Denie Wahana (Produk Sederhana dengan Teknologi) Kompetensi Inti (KI) 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING DAFTAR ISI TUGAS I MEMBUBUT POROS LURUS ( 2 JAM KEGIATAN )... 2 TUGAS II MEMBUBUT BERTINGKAT ( 4 JAM KEGIATAN )...

Lebih terperinci

GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION

GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION PRAKTEK GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION 1. Tujuan Khusus Pembelajaran P e s e r t a b e l a j a r d a p a t Membongkar gigi kemudi type rak dan pinion Memeriksa bagian-bagian gigi kemudi type rak dan pinion

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN SETERIKA DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN SETERIKA DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN SETERIKA DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahuntahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan seksama,

Lebih terperinci

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la Pengelasan upset, hampir sama dengan pengelasan nyala, hanya saja permukaan kontak disatukan dengan tekanan yang lebih tinggi sehingga diantara kedua permukaan kontak tersebut tidak terdapat celah. Dalam

Lebih terperinci

JOOB SHEET MENGELAS TINGKAT LANJUT DENGAN PROSES LAS BUSUR KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN TINGKAT XII PENYUSUN : MUKHTAROM,S.T.

JOOB SHEET MENGELAS TINGKAT LANJUT DENGAN PROSES LAS BUSUR KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN TINGKAT XII PENYUSUN : MUKHTAROM,S.T. JOOB SHEET MENGELAS TINGKAT LANJUT DENGAN PROSES LAS BUSUR KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN TINGKAT XII PENYUSUN : MUKHTAROM,S.T. SAMBUNGAN TUMPUL KAMPUH V POSISI DI BAWAH TANGAN ( 1G ) TUJUAN : Setelah

Lebih terperinci

BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6]

BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6] BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK200-8 Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6] Universitas Mercu Buana 47 Gambar 5.1 Job Set Cylinder Assy

Lebih terperinci

MODUL 11 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (ALAT BANTU KERJA LI STRI K) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

MODUL 11 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (ALAT BANTU KERJA LI STRI K) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : MODUL 11 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (ALAT BANTU KERJA LI STRI K) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 1 1 Martil (Palu) Martil

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alur Penelitian

Gambar 3.1 Diagram alur Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alur Penelitian Penelitian dalam tugas akhir ini dilakukan dalam beberapa tahapan meliputi: menentukan tujuan penelitian, mengumpulkan landasan teori untuk penelitian,

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. kerja. Identifikasi ini berupa gambar kerja dari perancang yang ditujukan kepada

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. kerja. Identifikasi ini berupa gambar kerja dari perancang yang ditujukan kepada BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Identifikasi gambar kerja merupakan suatu langkah awal pengerjaan benda kerja. Identifikasi ini berupa gambar kerja dari perancang yang

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN PEGAS

BAB IV PROSES PEMBUATAN PEGAS BAB IV PROSES PEMBUATAN PEGAS 4.1. Bahan Pegas Bahan baja pegas yang digunakan diimpor dari jepang, yaitu dari Aichi steel work, ltd. Baja pegas yang digunakan adalah memakai standard JIS (Japanise Industrial

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode analisa, yaitu suatu usaha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode analisa, yaitu suatu usaha 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian, sehingga pelaksanaan dan hasil penelitian bisa untuk dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM 3.1.Peralatan dan Perlengkapan dalam Pengecoran Tahap yang paling utama dalam pengecoran logam kita harus mengetahui dan memahami peralatan dan perlengkapannya. Dalam Sand

Lebih terperinci

PRAKTEK PEMBENTUKAN BAHAN

PRAKTEK PEMBENTUKAN BAHAN HANDOUT PRAKTEK PEMBENTUKAN BAHAN AAN ARDIAN, M.Pd. ardian@uny.ac.id PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Pengertian Pengerjaan Pelat Pengerjaan pelat (sheet metal working)

Lebih terperinci

BAB 5 PEMUAIAN. Pemuaian. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi: Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 5 PEMUAIAN. Pemuaian. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi: Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari. BAB 5 PEMUAIAN Kompetensi Dasar: Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari. minyak air Standar Kompetensi: Memahami wujud zat dan perubahannya. Peta Konsep: Pemuaian

Lebih terperinci

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan Standar Nasional Indonesia ICS 93.010 Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN LPG - SECARA AMAN

MENGGUNAKAN LPG - SECARA AMAN MENGGUNAKAN LPG - SECARA AMAN APAKAH ELPIJI ITU ELPIJI adalah merek dagang dari produk Liquefied Petroleum Gas (LPG) PERTAMINA, merupakan gas hasil produksi dari kilang minyak (Kilang BBM) dan Kilang gas,

Lebih terperinci

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGEBOR DAN MELUASKAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGEBOR DAN MELUASKAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N () TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 9 Macam-macam bor Dibuat dari baja karbon tinggi

Lebih terperinci

BOOTCAMP SERTIFIKASI TEKNISI INSTALASI FIBER OPTIK (TIFO)

BOOTCAMP SERTIFIKASI TEKNISI INSTALASI FIBER OPTIK (TIFO) BOOTCAMP SERTIFIKASI TEKNISI INSTALASI FIBER OPTIK (TIFO) Page 1 Daftar isi : MODUL JUDUL MODUL KODE UNIT Modul-1 Menerapkan Prosedur K3 TIK.FO01.005.01 Modul-2 Menerapkan Pengetahuan Istilah Fiber Optik

Lebih terperinci

MESIN BOR. Gambar Chamfer

MESIN BOR. Gambar Chamfer MESIN BOR Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi

Lebih terperinci

MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MEMAHAT) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MEMAHAT) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N () TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 8 Bentuk-bentuk pahat Dibuat dari baja karbon

Lebih terperinci

JOB SHEET DAN LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PRAKTIKUM METALURGI LAS

JOB SHEET DAN LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PRAKTIKUM METALURGI LAS JOB SHEET DAN LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PRAKTIKUM METALURGI LAS PENYUSUN : HERI WIBOWO, MT. PENYUSUN LAPORAN : NAMA... NIM... KELOMPOK/ KELAS... JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

JOOB SHEET MENGELAS DENGAN PROSES LAS BUSUR KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN TINGKAT XI PENYUSUN : MUKHTAROM,S.T.

JOOB SHEET MENGELAS DENGAN PROSES LAS BUSUR KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN TINGKAT XI PENYUSUN : MUKHTAROM,S.T. JOOB SHEET MENGELAS DENGAN PROSES LAS BUSUR KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN TINGKAT XI PENYUSUN : MUKHTAROM,S.T. DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PURBALINGGA SMK NEGERI 3 PURBALINGGA JL.LETNAN SUDANI -

Lebih terperinci

PROSES PENGERJAAN PANAS. Yefri Chan,ST.MT (Universitas Darma Persada)

PROSES PENGERJAAN PANAS. Yefri Chan,ST.MT (Universitas Darma Persada) PROSES PENGERJAAN PANAS PROSES PENGERJAAN PANAS Adalah proses merubah bentuk logam tanpa terjadi pencairan (T proses : T cair > 0,5), volume benda kerja tetap dan tak adanya geram (besi halus sisa proses).

Lebih terperinci

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA 1997 / 1998 KATA PENGANTAR Upaya para nelayan dalam mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar 7 BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Dalam pembuatan suatu produk pastilah tidak terlepas dari pendekatan gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS 3.1 Perencanaan Alat Bab ini akan menjelaskan tentang pembuatan model sistem buka-tutup atap louvre otomatis, yaitu mengenai konstruksi atau rangka utama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu 3.1.1. TEMPAT Pengujian dilakukan di laboratorium Prestasi Mesin Universitas Medan Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

Lebih terperinci

commit to user BAB II DASAR TEORI

commit to user BAB II DASAR TEORI 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Kerja Bangku Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan benda kerja. Pekerjaan kerja bangku menekankan pada pembuatan benda kerja dengan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA

BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA 3.1 Proses Perpindahan Kalor 3.1.1 Sumber Kalor Untuk melakukan perpindahan kalor dengan metode uap dan air diperlukan sumber destilasi untuk mendidihkan

Lebih terperinci

SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER

SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER PENGETESAN KERJA TANPA BEBAN Jepitlah starter dengan catok untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. 1. Hubungkan starter

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN DOKUMEN NEGARA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian : Teknik Fabrikasi Logam Kode Soal : 1236 Alokasi Waktu

Lebih terperinci

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Mainan pedal airplane merupakan suatu produk mainan yang sederhana yang terbuat dari bahan bekas plat besi,

Lebih terperinci

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 6 Macam macam kikir Dibuat dari baja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND 4.1. Proses Perancangan Dalam suatu pembuatan alat diperlukan perencanaan yang matang agar hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam

Lebih terperinci

JOOB SHEET MENGELAS DENGAN PROSES LAS OKSI ASETILIN KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN TINGKAT X PENYUSUN : MUKHTAROM,S.T.

JOOB SHEET MENGELAS DENGAN PROSES LAS OKSI ASETILIN KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN TINGKAT X PENYUSUN : MUKHTAROM,S.T. JOOB SHEET MENGELAS DENGAN PROSES LAS OKSI ASETILIN KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN TINGKAT X PENYUSUN : MUKHTAROM,S.T. DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PURBALINGGA SMK NEGERI 3 PURBALINGGA JL.LETNAN SUDANI

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk permainan sekoci handcar anak ini termasuk permainan tradisional, yang awalnya terinspirasi dari sebuah kendaraan tradisonal Handcar. Digunakan sekitar

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PROSES PRODUKSI BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong kerupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan komponen

Lebih terperinci