BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG"

Yuliana Yuwono
5 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia bermain adalah dunia yang penuh warna dan menyenangkan. Para pelaku permainan akan merasa terhibur dan senang dengan melakukannya. Dari kata bermain saja sudah menunjukan bahwa kegiatan ini berdampak memberikan penyegaran pikiran dari berbagai aktifivitas yang menjenuhkan. Bagi anak-anak, bermain memiliki peranan yang sangat penting. Beberapa pakar psikologi berpendapat bahwa kegiatan bermain dapat menjadi sarana untuk perkembangan anak. Dengan melakukan permainan, anak-anak akan terlatih secara fisik. Dengan demikian kemampuan kognitif dan sosialnyapun akan berkembang. Singkatnya, permainan dimasa kecil akan mempengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan jiwa anak kelak. Suhendi (2001:8) yang menjelaskan bahwa: Setiap diri manusia, baik anak-anak maupun orang dewasa terdapat hasrat untuk bermain. Seperti halnya kebutuhan bersosialisasi dan berkelompok, bermain merupakan hasrat yang mendasar pada diri manusia. Anak-anak ingin bermain karena saat itulah mereka mendapatkan berbagai pengalaman lewat bermain melalui eksplorasi alam di sekitarnya. Dari kegiatan tersebut, mereka dapat mengenal alam dan teman sepermainan dalam suasana yang menyenangkan. Sementara orang dewasa membutuhkan permainan sebagai sarana relaksasi dan menghibur diri. Setiap anak pasti memiliki hobi yang menjadi kesenangan sebagai hiburan untuk mengembangkan kreatifitasnya. Orang tua menyadari bahwa perkembangan anak pada jaman sekarang ini begitu cepat karena dipengaruhi perkembangan teknologi dengan akibat positif dan negatif, sehingga anak-anak memerlukan pengarahan untuk perkembangan yang lebih positif. Salah satu hal yang praktis dan dapat menghibur dan mengoptimalkan kreatifitas anak-anak adalah bermain. Namun tidak selamanya bermain menjadi suatu hal yang negatif. Bermain sekaligus sebagai metode pembelajaran adalah strategi yang cocok untuk anak usia dini. Hal tersebut mengarahkan anak untuk bangkit dan memiliki rasa ingin tahu yang besar menggunakan kreativitasnya dalam upaya menemukan hal-hal atau ide-ide baru agar mandiri, penuh percaya diri, dan berfikir kritis. 1

2 Semakin sempitnya lahan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan anak akan bermain di rumah maka anak-anak membutuhkan ruang bermain untuk mengoptimalkan dan mengembangkan kreatifitas mereka baik secara fisik maupun psikologi. Kegiatan bermain diluar ruangan (out door activity) dan didalam ruangan (indoor activity) sama pentingnya. Kegiatan diluar ruangan memang dianjurkan tetapi harus diimbangi dengan kegiatan didalam ruangan anak agar dapat belajar disiplin diri dan dapat mengenal peraturan yang merupakan bekalnya nanti untuk bermasyarakat. ( Griya Asri, 2002:61) Kondisi kota Surakarta saat ini sebagai kota yang mengalami perkembangan yang cukup pesat, dan masyarakatnya memiliki minat pada fasilitas commercial space seperti hiburan dengan sasaran penggunanya adalah anak-anak atau keluarga. Kids Space dirasa cocok untuk dihadirkan di kota Surakarta sebagai fasilitas bermain anak dengan menerapkan fungsi edukasi. Kids Space adalah salah satu fasilitas bermain untuk anak usia dini yang menerapkan fungsi edutaiment bertujuan merangsang tumbuh kembang anak secara terpadu melalui program unik yang interaktif, mengajak anak untuk bereksplorasi secara aktif, sehingga anak dapat menggali kreativitas, rasa ingin tahu, dan imajinasi. Anak-anak pun dapat bermain sekaligus belajar. Pada umumnya tujuan tersebut yaitu mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Peran desainer interior dalam proyek ini adalah menciptakan sebuah Kids Space yang nyaman bagi pengunjung baik anakanak atau dewasa, dan menarik dalam segi estetisnya. Untuk itu banyak aspek-aspek interior (dimensi, bentuk furniture, material, warna yang diterapkan dalam interior) yang harus dipertimbangkan agar tujuan untuk membimbing, mendidik, serta mendukung perkembangan anak dapat tercapai. B. BATASAN MASALAH 1. Batasan pada perancangan kali ini adalah merancang interior sebuah bangunan yang berfungsi sebagai Kids Space yang mempunyai luasan sekitar 800m² m². 2. Obyek yang dikerjakan dibatasi oleh area private, semi private, public, dan service. 3. Tujuan pemasaran adalah anak-anak usia 2-4 tahun dan anak usia 4-6 tahun. 2

3 4. Secara umum perancangan akan memadukan perancangan bangunan entertain, edukatif, dan rekreatif melalui program permainan yang akan diterapkan didalam Kids Space. C. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana merancang interior Kids Space dengan konsep natural? 2. Bagaimana menciptakan Kids Space dengan fungsi rekreasi, entertain, dan edukasi? 3. Bagaimana memenuhi aspek kenyamanan dan keamanan dalam beraktivitas di Kids Space? D. TUJUAN 1. Merancang interior Kids Space dengan konsep Natural yang memiliki kesan alami. 2. Menciptakan desain interior Kids Space dengan perencanaan dan perancangan interior yang baik sesuai dengan fungsi rekreasi, intertain, dan edukasi untuk memenuhi kegiatan bermain anak-anak. 3. Merancang interior Kids Space dan furniture dengan memenuhi aspek kenyamanan dan keamanan dalam beraktivitas serta memperhatikan faktor ergonomis tanpa meninggalkan unsur estetis. E. MANFAAT 1. Bagi Desainer Untuk melatih dan mengasah kreativitas desainer dalam merencanakan dan merancang interior sebuah Kids Space, serta untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi desainer. Selain itu juga dapat menambah referensi dalam dunia desain. 2. Bagi Masyarakat Masyarakat ataupun pengunjung dapat terpenuhi kebutuhannya akan barang barang dan fasilitas yang ditawarkan, serta dapat terinspirasi oleh desainnya dan dengan desain yang unik secara psikologis pengunjung dapat merasa terhibur. 3. Bagi Pemilik dan Pengelola Perencanaan dan perancangan interior sebuah Kids Space ini diharapkan dapat menjamin kinerja maksimal pengelola termasuk para karyawan, selain itu sebagai sarana bermain sekaligus belajar untuk anak-anak usia 2-4 tahun keatas. 3

4 F. METODOLOGI DESAIN Metodologi yang diterapkan pada proyek ini disusun berdasarkan proses mendesain interior seperti yang dikemukakan oleh David K. Ballast (Ballast, K., David, 1992). Proses ini meliputi langkah langkah sebagai berikut: 1. Programming Pada tahap ini dikembangkan konsep umum dari desain Kids Space berdasarkan atas tujuan desain yang sudah ditetapkan dan kebutuhan user atau penggunanya. Setelah tujuan desain ditetapkan maka dilakukan langkah-langkah pengumpulan data melalui: Survey Survey terhadap obyek-obyek yang terkait dengan fasilitas tentang pelestarian, penelitian, pengembangan atau sejenisnya. Wawancara Wawancara atau interview dilakukan untuk mendapatkan data secara langsung dari para pemangku kepentingan, pengelola, dan pengguna dari fasilitas pelestarian atau sejenisnya. Observasi Pengamatan atau observasi dilakukan untuk mendapatkan data lapangan terkait fasilitas sejenis yang telah ada termasuk untuk menangkap suasana interior yang terwujud. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil gambar dengan kamera digital, handycam, dan sketsa pada ruang-ruang yang tidak diperkenankan diabadikan dengan peralatan. 2. Analisa data Data yang telah diperoleh kemudian dianalisa untuk disusun programmatic concepts (konsep programming) yang terdiri dari: Kebutuhan ruang Besaran ruang Pola hubungan antar ruang Organisasi ruang 4

5 Zoning Pengelompokan ruang 3. Metode Desain Konsep desain adalah respon desainer dalam memberikan solusi terhadap masalah yang telah dirumuskan dalam programming. Respon ini merupakan ekplorasi dan pengembangan imajinasi ruang yang sudah berorientasi fisik yang merupakan hasil eksplorasi ide gagasan. Pada proyek Kids Space ini, pengembangan ide gagasan dilakukan dengan menggunakan pengamatan terhadap beberapa unsur alam yang sesuai dengan konsep yaitu natural. Caranya adalah dengan membuat gambar sketsa perspektif 3 dimensi secara manual maupun digital untuk mewujudkan ruang yang diimajinasikan. Dari berbagai alternatif gambar yang dihasilkan baru kemudian dipilih salah satu sebagai keputusan desainnya untuk diajukan kepada pembimbing proyek. G. SISTEMATIKA PENULISAN Urutan sistematika penulisan ini terdiri dari beberapa bab, yakni sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Menjelaskan latar belakang yang menjadi dasar pemilihan atau penentuan judul, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan desain interior, manfaat desain, serta metode dan sistematika penulisan. Bab II : Kajian Literatur Pada bab ini berisi teori teori pendukung yang dipakai sebagai landasan atau acuan yang menunjang dalam mengumpulkan data, mengolah data, menganalisis data data yang diperoleh dari beberapa sumber, baik buku ataupun media elektronik, yaitu internet, dan dipakai untuk mencari alternatif pemecahan masalah. Bab III : Kajian Lapangan Menjelaskan data data tentang existing dan pembanding yang diperoleh berdasarkan survey lapangan yang berhubungan dengan desain interior, serta menganalisa existing dan beberapa hal yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan pada desain. 5

6 Bab IV : Analisa Desain Menjelaskan mengenai programming yaitu proses pemecahan masalah berdasarkan aspek - aspek terkait yang menunjang hingga pada tahapan proses pengembangan konsep desain. Bab V : Kesimpulan Memberikan rangkuman singkat kesimpulan serta rekomendasi desain mengenai desain interior Kids Space dengan konsep Natural. 6

dokumen-dokumen yang mirip

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang memegang peran penting dalam kehidupan. Hutan memberikan