Judul : Prosedur Pengauditan Kas dan Setara Kas pada Kantor Akuntan Publik Drs Wayan Sunasdyana Nama : Ni Luh Putu Rani Aprilia NIM :

Transkripsi

1 Judul : Prosedur Pengauditan Kas dan Setara Kas pada Kantor Akuntan Publik Drs Wayan Sunasdyana Nama : Ni Luh Putu Rani Aprilia NIM : ABSTRAK Dalam meningkatkan kepercayaan terhadap kualitas laporan keuangan perusahaan, maka perlu dilakukan pengauditan atas laporan keuangan yang dihasilkan melalui auditor independen. Pada umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil pasti mempunyai kas untuk memenuhi kebutuhan dan kegiatan perusahaan, baik dalam jumlah besar maupun dalam jumlah kecil. Kas dan setara kas merupakan salah akun yang terdapat di laporan keuangan. Kas dan setara kas adalah komponen aktiva yang paling likuid dan sangat mempengaruhi setiap transaksi yang terjadi. Sehingga pengauditan terhadap kas diperlukan prosedur-prosedur memadai dalam melindungi pengeluaran dan pemasukan kas baik dalam kegiatan audit maupun pengendalian internal. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pengauditan kas dan setara kas yang diterapkan oleh Kantor Akuntan Publik Drs Wayan Sunasdyana. Dalam penelitian yang dilakukan, jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan skunder. Semua data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data komperatif. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Kantor Akuntan Publik Drs. Wayan Sunasdyana telah menerapkan prosedur pemeriksaan kas dan setara kas yang memadai dalam setiap tugas audit. Prosedur pemeriksaan kas dan setara kas yang diterapkan oleh Kantor Akuntan Publik Drs. Wayan Suansdyana juga telah sesuai dengan prosedur pemeriksaan kas dan setara kas yang ditetapkan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di indonesia. Meskipun ada beberapa prosedur yang berbeda serta perbedaan istilah dengan teori prosedur pemeriksaan kas dan setara kas namun hal ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada proses audit. Berdasarkan pelaksanaan audit atas akun-akun dalam pos kas dan setara kas tersebut, auditor sudah dapat menyatakan pendaptanya atas kewajaran laporan keuangan klien dengan cukup memadai. Kata Kunci : Prosedur audit, kas, setara kas iv

2 DAFTAR ISI Isi JUDUL HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK.. DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN. Halaman i ii iii iv v vii viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan.. 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pengertian Prosedur Pengertian Audit Tujuan Audit Jenis jenis Audit Tipe Auditor Standar Auditing Prosedur Audit Pengertian Laporan Keuangan Tujuan Laporan Keuangan Pemakai Laporan Keuangan Komponen dalam Laporan Keuangan Pengertian Kas dan Setara Kas Tujuan Pemeriksaan Kas dan Setara Kas Prosedur Pemeriksaan Kas dan Setara Kas Pengertian Kantor Akuntan Publik Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya.. 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Obyek Pnelitian Identifikasi Variabel Definisi Oprasional Variabel Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data v

3 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum KAP Drs Wayan Sunasdyana Sejarah KAP Drs Wayan Sunasdyana Bidang Kegiatan Institusi KAP Drs Wayan Sunasdyana Struktur Organisasi dan Uraian Jabatan Pembahasan Hasil Penelitian Perbandingan antara prosedur audit kas dan setara kas yang diterapkan oleh KAP Drs Wayan Sunasdyana dengan teori-teori yang ada BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Saran.. 56 DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN vi

4 DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 4.1 Struktur Organisasi KAP Drs Wayan Sunasdyana.. 46 vii

5 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Program Audit Kas dan Setara Kas pada KAP Drs Wayan Sunasdyana. Surat Konfirmasi Bank Berita Acara Pemeriksaan Kas viii

6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang berkembang, Indonesia harus terus melakukan pembangunan di berbagai sektor, salah satunya adalah sektor ekonomi. Salah satu alat untuk mengukur pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan-perusahaan yang ada di tanah air, baik itu berkembang secara sehat atau tidak, dan yang bergerak dibidang jasa, dagang ataupun industri. Jika pertumbuhan perusahaan sehat jelas akan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia, sehingga pemerintah turut ikut serta dalam mengawasi keadaan ini. Dalam melihat kinejanya, perusahaan-perusahan biasanya selalu membuat laporan keuangan untuk melihat hasil dari kinerjanya dalam satu periode. Menurut (IAI:2015) laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Selain itu laporan keuangan juga merupakan sarana yang bisa digunakan oleh entitas untuk mengkomunikasikan keadaan terkait dengan kondisi keuangannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan baik yang berasal dari internal entitas maupun eksternal entitas. Laporan keuangan inilah yang nantinya akan dijadikan acuan bagi kelangsungan hidup perusahaan kedepan dan sekaligus menunjukan kondisi perusahaan dalam keadaan sehat atau tidak. 1

7 Agar laporan keuangan dapat lebih dipercaya lagi dan meningkatkan keyakninan terhadap kualitas laporan keuangan, maka perlu dilakukan pengauditan atas laporan keuangan yang dihasilkan melalui auditor independen. Tujuan dari audit sendiri adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk mencapai tujuan ini, auditor perlu menghimpun bukti kompeten yang cukup, auditor perlu mengidentifikasi dan menyusun sejumlah audit spesifik untuk setiap akun laporan keuangan. Pada umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil pasti mempunyai kas untuk memenuhi kebutuhan dan kegiatan perusahaan, baik dalam jumlah besar maupun dalam jumlah kecil. Terlebih dalam menuju perdagangan bebas di era milenium ketiga, menyebabkan perusahaan yang bergerak disegala bidang harus meningkatkan strategi untuk mencapai tujuan usahanya, yaitu memaksimalkan laba dan menekan biaya seefisien mungkin agar mampu bersaing dengan perusahaan lain. Kas dan setara kas merupakan salah akun yang terdapat di laporan keuangan. Kas dan setara kas adalah komponen aktiva yang paling likuid dan sangat mempengaruhi setiap transaksi yang terjadi. Kas dan setara kas menurut PSAK No. 2 tahun 2015 menjelaskan bahwa kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand deposits). Sedangkan setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. Setara kas terdiri dari : cek, deposito,dll. Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi 2

8 harus dapat segera diubah menjadi kas dalam jumlah yang diketahui tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. Karenanya, suatu investasi baru dapat memenuhi syarat sebagau setara kas hanya segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya. urat-surat berharga yang bisa diakui dengan setara kas harus mempunyai syarat-syarat yaitu, setiap saat dapat ditukar dengan kas, tanggal jatuh temponya sangat singkat, dalam waktu tiga bulan atau kurang, dan resiko perubahan nilai yang kecil atau kurang berarti. Pengauditan terhadap kas diperlukan prosedur-prosedur memadai dalam melindungi pengeluaran dan pemasukan kas baik dalam kegiatan audit maupun pengendalian internal. Prosedur yang digunakan berbeda-beda tergantung kebijakan dari perusahaan. Mengingat kas dan setara kas merupakan asset lancar yang penggunanya mudah untuk diselewengkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Penyelewengan terhadap aset yang berupa kas bisa dilakukan dengan cara penggelapan kas, mencuri cek dari pelanggan, menahan cek pembayaran untuk vendor. Penyelewengan ini terjadi, juga disebabkan oleh karakteristik yang dimilki oleh kas itu sendiri yaitu, yang pertama kas tidak memiliki identitas kepemilikan, sehingga mudah dipindah tangankan, dengan kondisi ini maka manajemen harus yakin bahwa setiap pengeluaran kas harus sesuai dengan tujuan, semua uang yang seharusnya diterima, benar-benar diterima dan tidak ada penyalahgunaan terhadap uang milik perusahaan. Kedua adalah karakteristik kas yang mudah dipecah-pecah, hal ini dengan mudah bisa diselewengkan oleh pihak yang tidak bertanggugjawab untuk mengambil sedikit demi sedikit kas yang dimiliki. Contohnya adalah uang elektronik yang pecahan terkecilnya bisa dipecah sampai Rp. 1. Dan karakteristik kas yang ketiga adalah semua orang menyukainya, jadi tak heran jika kas merupakan akun 3

9 yang paling riskan untuk diselewengkan dan dicuri. Sehingga prosedur audit terhadap kas dan setara kas sangat perlu dan selalu ada dalam pengauditan Laporan Keuangan guna untuk menghindari adanya kecurangan dalam aktivitas kas dan setara kas. Salah satu jenis kecurangan terhadap kas yaitu lapping. Lapping adalah suatu ketidakberesan yang dilakukan dengan sengaja untuk menyalahgunakan penerimaan kas untuk sementara waktu atau secara permanen. Lapping dapat dilakukan kalau seseorang memiliki wewenang menerima kas dan menyelenggarakan buku piutang. Auditor harus menilai kemungkinan terjadinya lapping dengan memperoleh pemahaman tentang pemisahan tugas dalam penerimaan dan pencatatan penagihan dari pelanggan. Tanda-tanda Lapping yaitu, berlebihan kesalahan penagihan, memperlambat perputaran piutang, berlebihan writeoffs piutang, keterlambatan dalam posting pembayaran pelanggan, akun tentang rincian piutang tidak sama dengan buku besar, penurunan pembayaran piutang dan banyak keluhan dari pelanggan. Sehingga auditor perlu melkukan prosedur-prosedur khusus untuk menangani kasusu lapping ini. Tanggung jawab Auditor Independen atau akuntan publik adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan. Praktik sebagai akuntan publik harus dilakukan melalui kantor akuntan publik (KAP) yang telah mendapat izin dari Dapartemen Keuangan. Kantor Akuntan Publik Drs Wayan Sunasdyana merupakan salah satu kantor akuntan publik yang terdapat di Bali dan berpusat di Denpasar. KAP Drs Wayan Sunasdyana telah berdiri selama 18 tahun dan telah mendaptkan izin pendirian atas Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : KEP-201/KM.17/1999 tanggal 11 Maret 1999 tentang pemberianijin usaha kepada Kantor Akuntan Publik Drs. Wayan Sunasdyana yang 4

10 bertindak selaku rekan pimpinan dengan nomor ijin Selama pendiriannya KAP Drs Wayan Sunasdyana telah banyak memberikan jasa audit bagi kliennya. Berdasarkan pembahasan tersebut diatas, penulis tertarik membahas lebih dalam lagi mengenai prosedur pengauditan atas kas dan setara kas yang dilakukan oleh KAP Drs Wayan Sunasdyana. Mengingat kas dan setara kas merupakan hal yang rentan dengan tindak penyelewengan, maka penelitian ini akan membahas lebih jauh lagi mengenai Bagaiman Prosedur Pengauditan Kas dan Setara Kas pada Kantor Akuntan Publik Drs Wayan Sunasdyana 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pengauditan kas dan setara kas yang diterapkan oleh kantor akuntan publik drs wayan sunasdyana. 1.3 Kegunaan Penelitian 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengembangan wawasan, khususnya mengenai prosedur pengauditan kas dan setara kas dan membandingkan pemahaman teori yang diperoleh selama dibangku kuliah dengan praktik yang ada di perusahaan. 2) Kegunaan Praktis Informasi yang diberikan dalam penelitian ini diharapkan berguna bagi pihak perusahaan sebagai masukan dan pertimbangan perusahaan khususnya berhubungan dengan Prosedur Pengauditan Kas dan Setara Kas. 1.4 Sistematika Penulisan 5

11 Adapun sistematika penulisan dalam penelitian tugs akhir Studi ini adalah terdiri dari lima bab yang dapat diuraikan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Bab ini menguraikan penjelasan mengenai latar belakang penelitian,tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penyajian. BAB II Kajian Pustaka Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan dari hasil penelitian sebelumnya yang mendukung penelitian. BAB III Metode Penelitian Bab ini menuraikan tentang lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis data dan sumber data, metode pengumpulan data dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian. BAB IV Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini Menjelsakan tentang gambaran umum/deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian BAB V Simpulan dan Saran Bab ini menyajikan simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan sesuai dengan penelitian, begitu juga dengan saran diberikan harus berdasarkan atas hasil pembahasan 6