III. METODE PENELITIAN. apa adanya (Arikunto, 1996 : 234). Dalam penelitian ini, metode deskriptif

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. METODE PENELITIAN. apa adanya (Arikunto, 1996 : 234). Dalam penelitian ini, metode deskriptif"

Transkripsi

1 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang menggambarkan objek penelitian sesuai dengan apa adanya (Arikunto, 1996 : 234). Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan menari Melinting siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah tahun pelajaran 2011/ Populasi dan Sampel Populasi adalah jumlah keseluruhan subjek yang akan dijadikan sasaran penelitian. Sampel adalah sebagian atau representatif dari populasi yang akan diteliti. Adapun populasi dan sampel dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut. a. Populasi Populasi dalam peneltian ini ialah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012 yang memilih cabang seni tari karena ada dua cabang seni yang diajarkan di SMA Negeri 1 Kotagajah yaitu

2 36 seni musik dan seni tari. Kedua cabang seni ini tidak diajarkan kepada seluruh siswa tetapi siswa memilih akan mengambil pelajaran seni musik atau seni tari, sehingga pada saat pembelajaran seni budaya, siswa berada pada dua tempat yang berbeda antara siswa yang memilih cabang seni musik dan cabang seni tari. Dengan demikian populasi penelitian ini berjumlah 121 siswa yakni siswa mengambil cabang seni tari, dari keseluruhan jumlah siswa kelas XI yakni 218 siswa. Berikut tabel yang menunjukkan jumlah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah yang memilih cabang seni tari. Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah Tahun Pelajaran 2011/2012 yang Memilih Cabang Seni Tari No Kelas L P Jumlah 1 XII IPA XII IPA XII IPA XII IPA XII IPA XII IPA XII IPS Jumlah (Sumber: data kelas dan jumlah siswa SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah tahun pelajaran 2011/2012) b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Menurut pendapat (Arikunto, 1996 : 107) bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

3 37 populasi. Akan tetapi, jika jumlah subjeknya lebih dari 100, dapat diambil antara 10-1% atau 20-2% atau lebih, bergantung pada (a) kemampuan penulis dilihat dari waktu, tenaga dan dana; (b) sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data; (c) besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh penulis. Untuk penelitian yang besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik.. Berdasarkan pendapat di atas, sampel yang diambil untuk penelitian ini sebesar 20% dari 121 siswa yakni 24 sampel. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan teknik proporsional-cluster random sampling dengan cara undian. Proporsional-cluster random sampling adalah gabungan antara teknik pengmabilan sampel proporsional sampling dan teknik cluster sampling Proporsional sampling adalah teknik sampling yang memperhatikan proporsi (perbandingan), sesuai dengan proporsi sehingga mengahasilkan sampel yang proporsional, jika random namanya proposional random sampling. Sedangkan cluster sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan memperhatikan kelompok-kelompok dalam populasi, tidak memperhatikan individu, namun kelompoknya. Dengan demikian, dapat disimpulkan teknik pengambilan sampel proporsional-cluster random sampling adalah teknik sampling yang memperhatikan proporsi kelompok-kelompok dalam populasi yang diambil secara acak sehingga akan menghasilkan sampel yang proporsional dari masing-masing kelompok (Rizky, 2010).

4 38 Langkah-langkah pengambilan sampel sebagai berikut. 1. Seluruh siswa di setiap kelas diberi kode berupa angka sesuai dengan namanya yang tercantum dalam absen. 2. Kode yang berupa angka tersebut ditulis di kertas dan digulung, kemudian dimasukkan ke dalam kotak. Diambillah sebanyak distribusi sampel masing-masing kelas. 3. Jumlah kelas XI terbagi dalam tujuh kelas sehingga keseluruhan sampel sesuai dengan distribusi sampel masing-masing kelas, seperti yang ada dalam distribusi sampel dari jumlah siswa yang memilih cabang seni tari kelas XI tertera dalam tabel berikut. Tabel 3.2 Distribusi sampel dari Jumlah Siswa Kelas XI SMAN 1 Kotagajah Tahun Pelajaran 2011/2012 yang Memilih Cabang Seni Tari NO Kelas Jumlah Siswa 20% dari Sampel yang Jumlah Siswa ditetapkan 1 XI IPA ,20 3 siswa 2 XI IPA 2 1 3,00 3 siswa 3 XI IPA ,20 3 siswa 4 XI IPA ,80 3 siswa XI IPA 2,00 siswa 6 XI IPA ,20 3 siswa 7 XI IPS 19 3,80 4 siswa Jumlah ,20 24 siswa 3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan teknik tes praktik tari Melinting. Tes dilaksanakan secara praktik dalam bentuk menarikan tari

5 39 Melinting secara individu dan kelompok. Pengambilan data dilaksanakan di dalam ruangan aula SMA Negeri 1 Kotagajah. Langkah-langkah pengumpulan data tersebut diuraikan sebagai berikut. a. Seluruh siswa memakai pakaian praktik dan memegang kipas. b. Siswa dipanggil satu persatu untuk menarikan 10 motif tari Melinting untuk siswa laki-laki dan 9 motif tari Melinting untuk siswa perempuan. c. Pada saat siswa menarikan motif demi motif tari Melinting, penulis menilai secara langsung siswa yang tampil. Dalam hal ini penulis dibantu oleh satu orang penilai, yakni guru seni tari SMA Negeri 1 Kotagajah. d. Setelah siswa menarikan motif demi motif gerak tari Melinting, kemudian siswa menarikan tari Melinting secara kelompok lengkap dengan musik iringannya. Dengan alokasi waktu ± 8 menit untuk masing-masing kelompok. e. Pada saat siswa menarikan tari Melinting secara utuh ini, penulis menilai setiap kelompok yang tampil. Agar penilaian lebih objektif dan valid penulis dibantu oleh seorang penilai yakni guru seni tari SMA Negeri 1 Kotagajah. f. Selain menilai secara langsung, penulis juga mendokumentasikan melalui kamera foto dan video dengan menggunakan ponsel. Kamera foto dan video digunakan untuk mereview kembali hasil tes perbuatan menari Melinting yang dilakukan oleh siswa. Selain itu video juga digunakan untuk mencocokkan hasil dari penilaian yang telah dilakukan pada saat pengambilan nilai secara langsung, sehingga data yang diperoleh lebih akurat.

6 40 Dalam penilaian ini siswa diharapkan mampu menarikan tari Melinting secara baik dengan memperhatikan indiktor wiraga, wirama dan wirasa dalam tari Melinting. Ketiga indikator ini adalah indikator yang digunakan dalam menilai kemampuan menari seseorang (Nursantara, 2007 : 44). Untuk merumuskan indikator dalam kemampuan menari Melinting siswa digunakan pedoman tari Melinting yang disusun oleh Novrida dan Nurhayati Taman Budaya Provinsi Lampung (2004). Alokasi waktu untuk menari Melinting ± 8 menit untuk setiap penampil. Untuk lebih jelas tentang rincian indikator penilaian dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.3 Indikator Tes Kemampuan Menari Melinting No Indikator Sub Indikator Deskriptor Skor 1 Aspek Wiraga a. Teknik Gerak Semua gerak dilakukan dengan teknik yang benar Terlihat 1-2 gerak dilakukan dengan teknik yang tidak benar Terlihat 3-4 gerak dilakukan dengan teknik yang tidak benar Terlihat -6 gerak dilakukan dengan teknik yang tidak benar Terlihat lebih dari 7 gerak dilakukan dengan teknik yang tidak benar Skor Maksimal

7 41 b. Urutan Gerak Semua urutan gerak dilakukan dengan lancar Terlihat 1-2 urutan gerak dilakukan tidak lancar Terlihat 3-4 urutan gerak dilakukan tidak lancar Terlihat -6 urutan gerak dilakukan tidak lancar Terlihat lebih 7 urutan gerak yang tidak lancar Aspek Wirama c. Penggunaan Properti a. Tempo/ Ketukan Gerak Semua gerak dilakukan dengan teknik penggunaan properti yang benar Terlihat 1-2 gerak dilakukan dengan teknik penggunaan properti yang tidak benar Terlihat 3-4 gerak dilakukan dengan teknik penggunaan properti yang tidak benar Terlihat -6 gerak dilakukan dengan teknik penggunaan properti yang tidak benar Terlihat lebih dari 7 gerak dilakukan dengan teknik penggunaan properti yang tidak benar Tidak terdapat kesalahan dalam tempo gerak baik tenaga, ruang, dan kecepatan seluruh gerak Terdapat kesalahan 1-2 tempo gerak baik tenaga, ruang dan kecepatan Terdapat kesalahan 3-4 tempo gerak baik tenaga, ruang dan kecepatan Terdapat kesalahan -6 tempo gerak baik tenaga, ruang dan kecepatan Terdapat kesalahan lebih dari 7 tempo gerak baik tenaga, ruang dan kecepatan

8 42 b. Kesesuian dengan Musik Semua gerak dilakukan sesuai dengan musik terdapat 1-2 gerak dilakukan tidak sesuai dengan musik Terdapat 3-4 gerak dilakukan tidak sesuai musik Terdapat -6 gerak dilakukan tidak sesuai musik Terdapat lebih dari 7 gerak dilakukan tidak sesuai musik Aspek Wirasa (Ekspresi Wajah) Dari awal hingga akhir ekspresi wajah selalu senyum Terlihat 1-2 kali ekspresi wajah tanpa senyum/bingung Terlihat 3-4 kali ekspresi wajah tanpa senyum/bingung Terlihat -6 kali ekspresi wajah tanpa senyum/bingung Terlihat lebih dari 7 kali ekspresi wajah tanpa senyum/bingung Penjelasan tentang subindikator dari penilaian di atas diuraikan sebagai berikut. a. Teknik Gerak Teknik gerak yang dimaksud dalam subindikator penilaian adalah penggunaan teknik yang sesuai dengan teknik gerak motif-motif gerak tari Melinting, seperti yang telah dipaparkan pada Bab II tentang elemen gerak tari Melinting. Bahwa setiap motif tari Melinting mempunyai teknik gerak masing-masing. Contoh kesalahan dalam teknik gerak menari Melinting, yakni siswa menggerakkan gerakan kaki nginjek lado yang seharusnya, telapak kaki kanan ditepukkan ke lantai, angkat dan letakkan tumit ke arah kanan, tepukkan telapak kaki kiri ke arah kanan, angkat dan letakkan tumit kaki kiri kearah kanan, lakukan berulang-ulang

9 43 Tetapi siswa menggerakkan kaki nginjek lado, telapak kaki kanan ditepukkan ke lantai tumit tidak diangkat dan langsung menepukkan telapak kaki kiri sehingga jelas siswa bergerak tidak sesuai teknik gerak kaki nginjek lado. Apabila dalam menari Melinting siswa dapat menarikan dengan teknik gerak yang benar maka siswa akan mendapat skor. Jika terlihat 1-2 gerak tekniknya tidak tepat diberi skor 4. Jika terlihat 3-4 gerak tekniknya tidak tepat maka skor yang diperoleh siswa adalah 3. Skor 2 diperoleh siswa jika dalam menari terlihat -6 teknik gerak yang tidak tepat dan skor 1 diperoleh apabila siswa dalam menari Melinting terlihat 7 atau lebih gerak yang tidak tepat yang tidak sesuai dengan teknik gerak tari Melinting. b. Urutan Gerak Urutan gerak yang dimaksud dalam subindikator penilaian adalah urutan gerak tari Melinting mulai dari awal sampai pada akhir tarian. Contoh urutan gerak yang kurang tepat, yakni pada saat siswa menarikan tari Melinting seharusnya gerak nginyau bias 2x8 tetapi yang digerakkan gerak melayang 2x8. Hal ini terjadi bisa karena lupa atau kurang latihan sehingga pada saat menari Melinting siswa tidak sesuai urutan geraknya, yang berdampak pada tidak seragamnya gerakan dengan teman kelompoknya. Apabila dalam menari Melinting siswa dapat menarikan dengan urutan yang tepat maka siswa akan mendapat skor. Jika terlihat 1-2 gerak urutannya tidak tepat maka skor yang diperoleh siswa adalah 4. Jika terlihat 3-4 urutan geraknya tidak

10 44 tepat maka skor yang diperoleh siswa adalah 3. Skor 2 diperoleh siswa jika dalam menari terlihat -6 urutan gerak yang tidak tepat dan skor 1 diperoleh apabila siswa dalam menari Melinting terlihat 7 atau lebih urutan gerak yang tidak tepat yang tidak sesuai dengan urutan gerak yang dibuat dalam tari Melinting. c. Penggunaan Properti Properti yang digunakan dalam tari Melinting ialah sepasang kipas, yang digunakan di tangan kanan dan tangan kiri penari. Cara memegang kipas ini kipas harus berdiri tegak di kedua tangan. Tekniknya yakni dengan memegang pegangan kipas tersebut dengan empat jari kecuali ibu jari, kegunaannya agar ibu jari dapat menahan berdiri tegaknya kipas dikedua tangan. Penggunaan kipas ini harus mengikuti gerak pergelangan tangan seperti gerak memutar maka kipas harus berputar sempurna seperti tangan. Begitu juga saat mendorong tangan ke depan kipas harus berdiri tegak serta pada saat gerakan babar kipas kipas juga harus tetap berdiri tegak namun tetap luwes mengikuti gerakan tangan (Novrida, Nurhayati, 2004). Contoh penggunaan properti kipas yang kurang tepat, yakni ketika siswa menari Melinting, kipas tidak berdiri tegak, sehingga terlihat kurang estetis. Apabila dalam menari Melinting siswa dapat menggunakan properti dengan benar maka siswa akan mendapat skor. Jika terlihat 1-2 gerak penggunaan properti tidak maka skor yang diperoleh siswa adalah 4. Jika terlihat 3-4 gerak penggunaan properti tidak tepat maka skor yang diperoleh siswa adalah 3. Skor 2 diperoleh siswa jika dalam menari terlihat -6 gerak penggunaan properti yang tidak tepat

11 4 dan skor 1 diperoleh apabila siswa dalam menari Melinting terlihat 7 gerak atau lebih penggunaan properti tidak tepat yang tidak sesuai dengan teknik gerak tari Melinting. b. Tempo Gerak Tempo gerak yang dimaksud dalam subindikator penilaian adalah kerja sama antara tenaga, ruang gerak, dan kecepatan gerak. Setiap motif gerak harus digerakkan sesuai dengan teknik gerak masing-masing sehingga tenaga, ruang gerak, dan kecepatan gerakan akan tepat, tidak terlalu lemah, terlalu melebar atau menyempit dan terlalu cepat atau terlalu lambat karena itu tempo gerak dalam menari Melinting harus tepat. Contoh tempo gerak yang kurang tepat, yakni ketika siswa menari Melinting, siswa menggerakkan gerakan sughung sekapan, misal yang harusnya hitungan keempat adalah tangan kiri dan kaki kanan tapi siswa menggerakkan satu ketukan lebih cepat atau lebih lambat dari hitungan yang seharusnya. Apabila dalam menari Melinting siswa dapat menarikan dengan tempo yang tepat, maka siswa akan mendapat skor. Jika terlihat 1-2 gerak temponya tidak tepat atau terlalu cepat maupun lambat maka skor yang diperoleh siswa adalah 4. Jika terlihat 3-4 gerak temponya tidak tepat atau terlalu cepat maupun lambat maka skor yang diperoleh siswa adalah 3. Skor 2 diperoleh siswa jika dalam menari terlihat -6 tempo gerak yang tidak tepat, tidak bertenaga atau gerak tidak sesuai teknik dan skor 1 diperoleh apabila siswa dalam menari Melinting terlihat 7 atau

12 46 lebih tempo gerak yang tidak tepat yang tidak sesuai dengan teknik gerak tari Melinting. c. Kesesuaian Gerak dengan Musik Dalam tari Melinting sudah ada pedoman tentang penggunaan musik/tabuhan apa saja yang digunakan dalam menari Melinting. Dalam menari, gerak harus sesuai dan menyatu dengan musik sehingga tarian yang dibawakan akan lebih indah untuk dinikmati. Contoh kesesuaian gerak dengan musik yang kurang tepat, yakni ketika siswa menari pada saat adegan pembukaan yang diiringi dengan musik arus, tapi gerakan siswa tidak sesuai dengan karakter musik arus yang cepat dan tegas, gerakan siswa justru lebih cenderung pelan dan lembut, sehingga kurang menyatu dengan musik. Apabila dalam menari Melinting siswa dapat menarikan dengan musik yang tepat maka siswa akan mendapat skor. Jika terlihat 1-2 gerak dilakukan tidak sesuai dengan musik maka skor yang diperoleh siswa adalah 4. Jika terlihat 3-4 gerak dilakukan tidak sesuai dengan musik maka skor yang diperoleh siswa adalah 3. Skor 2 diperoleh siswa jika dalam menari terlihat -6 gerak dilakukan tidak sesuai dengan musik dan skor 1 diperoleh apabila siswa dalam menari Melinting terlihat 7 atau lebih gerak dilakukan tidak sesuai dengan musik.

13 47 f. Ekspresi Wajah Tari Melinting pada dasarnya adalah tari Keratuan Melinting yang ditarikan oleh putra-putri Keratuan Keratuan Melinting, yang ditarikan pada upacara adat saja. Dalam perkembangannya tari Melinting boleh ditarikan oleh siapa saja dan tidak hanya dalam upacara adat saja, seperti menyambut tamu agung sehingga pembawaan dan ekspresi penari harus layaknya putra putri Keratuan Melinting yang gagah dan anggun, ramah yang ditunjukkan selalu menebar senyum, selain itu ekspresi wajah sangat penting dalam menari karena akan menambah karakter dan kharisma tarian tersebut. Dalam menari Melinting harus selalu terlihat ramah dengan senyumannya. Sebaliknya, penari tidak boleh terlihat bingung dan tatapan mata tidak terarah atau selalu melihat ke bawah. Contoh kesalahan dalam ekspresi wajah ialah pada saat sedang menari Melinting siswa lupa gerakan karena belum hafal urutan gerak sehingga ekspresi wajah siswa akan terlihat bingung dan selalu melihat kearah temannya yang lain. Apabila dalam menari Melinting siswa dapat menarikan dengan ekspresi yang benar, maka siswa akan mendapat skor. Jika terlihat 1-2 gerak ekspresinya tidak tepat atau terlihat bingung maka skor yang diperoleh siswa adalah 4. Jika terlihat 3-4 gerak ekspresinya tidak tepat atau selalu menatap ke bawah maka skor yang diperoleh siswa adalah 3. Skor 2 diperoleh siswa jika dalam menari terlihat -6 gerak dengan ekspresi wajah tidak tepat, bingung atau tidak wajar dan skor 1 diperoleh apabila siswa dalam menari Melinting terlihat 7 atau lebih gerak dengan ekspresi yang tidak tepat, bingung atau selalu menatap ke bawah.

14 Teknik Analisis Data Cara yang digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian adalah sebagai berikut. a. Memeriksa kembali hasil yang sudah didapat. b. Memberi skor hasil kemampuan menari Melinting berdasarkan indikator yang dijadikan acuan. Skor terendah 1 dan skor tertinggi untuk setiap indikator. Hasil tes siswa dikoreksi oleh dua penskor, yaitu penskor I (penulis) dan penskor II (guru seni tari SMAN 1 Kotagajah). c. Menjumlah skor menarikan tari Melinting per indikator per siswa dengan mengambil skor rata-rata dari hasil penskor 1 dan hasil skor penskor II. d. Menentukan nilai persentase kemampuan menari Melinting siswa pada indikator yang dinilai berdasarkan rumus berikut. N = Skor Perolehan Skor Maksimal X 100% e. Menghitung rata-rata tingkat kemampuan menari Melinting siswa dengan rumus berikut. X = X N X 100% Keterangan: X X N = Skor rata-rata = Jumlah skor yang diperoleh siswa = Jumlah sampel

15 49 f. Menentukan tingkat kemampuan menari Melinting siswa berdasarkan penilaian yang dikemukakan oleh Nurgiantoro (2001:339) seperti yang terdapat pada tabel berikut. Tabel 3.4 Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menari Melinting Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah. Interval Persentase Tingkat Kemampuan 8%-100% 7%-84% 9%-74% 40%-8% 0%-39% (Modifikasi dari Nurgiantoro 2001:399) Keterangan Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Deskriptif adalah penelitian yang hanya benar-benar memaparkan apa

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Deskriptif adalah penelitian yang hanya benar-benar memaparkan apa 8 BAB III METODE PENELITIAN.. Metode Penelitian Metode Deskriptif adalah penelitian yang hanya benar-benar memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah lapangan atau wilayah tertentu yang bertujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk menggambarkan dan memberikan gejala-gejala,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dialog interaktif dalam rekaman televisi pada siswa kelas IX SMP Negeri 19

BAB III METODE PENELITIAN. dialog interaktif dalam rekaman televisi pada siswa kelas IX SMP Negeri 19 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang menggambarkan objek penelitian sesuai dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Budaya adalah cermin suatu bangsa dan bangsa yang besar ialah bangsa yang

I. PENDAHULUAN. Budaya adalah cermin suatu bangsa dan bangsa yang besar ialah bangsa yang ` I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya adalah cermin suatu bangsa dan bangsa yang besar ialah bangsa yang dapat menjaga budaya asli bangsanya. Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan kesenian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif. Menurut (Sugiyono, 2013: 3) metode penelitian adalah cara

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif. Menurut (Sugiyono, 2013: 3) metode penelitian adalah cara BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut (Sugiyono, 2013: 3) metode penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu. 2 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah metode yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadiankejadian

BAB III METODE PENELITIAN. adalah metode yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadiankejadian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-faktafakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data 3 BAB III METODE PENELITIAN 3. Desain Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat tiga

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMAN 10 BANDAR LAMPUNG (JURNAL) Oleh FATIMAH AZZAHRAH

PEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMAN 10 BANDAR LAMPUNG (JURNAL) Oleh FATIMAH AZZAHRAH PEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMAN 10 BANDAR LAMPUNG (JURNAL) Oleh FATIMAH AZZAHRAH 1013043036 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kata-kata. Bogdan, Tylor, dan Moleong dalam Margono (2007: 36)

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kata-kata. Bogdan, Tylor, dan Moleong dalam Margono (2007: 36) 6 BAB III METODE PENELITIAN. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena data yang terkumpul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur BAB III METODE PENELITIAN. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian yaitu pembelajaran tari piring dua belas dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian yaitu pembelajaran tari piring dua belas dengan 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan judul penelitian yaitu pembelajaran tari piring dua belas dengan menggunakan metode demonstrasi di SMA Negeri 4 Bandar Lampung, maka metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen menggunakan suatu percobaan yang dirancang secara khusus guna

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

III. METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu 48 III. METODE PENELITIAN 3. Desain Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dan dapat dibuktikan suatu

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Sehubungan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, digunakan kerangka

II. LANDASAN TEORI. Sehubungan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, digunakan kerangka II. LANDASAN TEORI Sehubungan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, digunakan kerangka teori dalam penelitian ini yang meliputi teori seni tari, tari Melinting, pembelajaran dan kemampuan menari.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Mahmud, 2011: 23). Metode penelitian juga digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Mahmud, 2011: 23). Metode penelitian juga digunakan BAB III METODE PENELITIAN. Desain Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Mahmud, 0: ). Metode penelitian juga digunakan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara melakukan penelitan. Desain

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara melakukan penelitan. Desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara melakukan penelitan. Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada

BAB III METODE PENELITIAN. objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada 7 BAB III METODE PENELITIAN.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu

Lebih terperinci

DESAIN PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian, yaitu kemampuan mengidentifikasi struktur alur

DESAIN PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian, yaitu kemampuan mengidentifikasi struktur alur III. DESAIN PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan judul penelitian, yaitu kemampuan meng struktur alur cerpen Gadis Berjaket Merah karya Donatus A. Nugroho pada siswa kelas X SMA Tri Sukses Natar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif BAB III METODE PENELITIAN. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan, menggambarkan dan menjelaskan masalah yang diteliti secara sistematis. Penelitian

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENARI BEDANA SISWI KELAS XI DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER. (Jurnal) Oleh. Nia Daniati

KEMAMPUAN MENARI BEDANA SISWI KELAS XI DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER. (Jurnal) Oleh. Nia Daniati 1 KEMAMPUAN MENARI BEDANA SISWI KELAS XI DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER (Jurnal) Oleh Nia Daniati 0913043026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Maksudnya,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Maksudnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Maksudnya, kegiatan belajar-mengajar merupakan suatu peristiwa yang terikat, terarah pada tujuan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif, yakni

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif, yakni 38 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif, yakni membandingkan dua atau lebih gejala (Emzir, 2010:82). Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain analisis deskriptif yang sesuai dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain analisis deskriptif yang sesuai dengan tujuan III. METODE PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain analisis deskriptif yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu bermaksud mendeskripsikan kemampuan menulis narasi berdasarkan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MELALUI METODE DEMONSTRASI DI SMAN 9 BANDAR LAMPUNG. Oleh RAHMAWATI (Jurnal)

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MELALUI METODE DEMONSTRASI DI SMAN 9 BANDAR LAMPUNG. Oleh RAHMAWATI (Jurnal) PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MELALUI METODE DEMONSTRASI DI SMAN 9 BANDAR LAMPUNG Oleh RAHMAWATI (Jurnal) Pembimbing 1 : Dr. Muhammad Fuad, M.Hum Pembimbing 2 : Dr. I Wayan Mustika, M.Hum Pembahas :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu, sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan BAB III METODE PENELITIAN. Desain Penelitian Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut istilah paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut istilah paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan menurut istilah paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa atau mencapai tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. 6 BAB III METODE PENELITIAN. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberi, fakta-fakta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Jenis deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Jenis deskriptif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Jenis deskriptif kualitatif sering disebut jenis penelitian naturalistik karena penelitiannya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki 7 III. METODE PENELITIAN. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif murni atau

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif murni atau 49 III. METODE PENELITIAN. Desain Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif murni atau survei. Penelitian deskriptif murni atau survei merupakan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Judul penelitian yaitu pembelajaran gerak tari berdasarkan metode imitasi di kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Judul penelitian yaitu pembelajaran gerak tari berdasarkan metode imitasi di kelas BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian Judul penelitian yaitu pembelajaran gerak tari berdasarkan metode imitasi di kelas matahari tahun pelajaran 0/0. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Menurut

Lebih terperinci

Media Audio Visual dalam Pembelajaran Tari Melinting di MTs Negeri 2 Bandar Lampung

Media Audio Visual dalam Pembelajaran Tari Melinting di MTs Negeri 2 Bandar Lampung Media Audio Visual dalam Pembelajaran Tari Melinting di MTs Negeri 2 Bandar Lampung Bunga Tri Wahyuni 1*, Agung Kurniawan 2, Riyan Hidayatullah 3 1 FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro

Lebih terperinci

I. METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan gejala-gejala, fakta-fakta atau

I. METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan gejala-gejala, fakta-fakta atau I. METODE PENELITIAN. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan gejala-gejala,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menggambarkan tingkat kemandirian dan faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menggambarkan tingkat kemandirian dan faktor-faktor yang mempengaruhi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian dirancang dengan menggunakan metode deskriptif, dengan maksud untuk menggambarkan tingkat kemandirian dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2013 : 160) Metode penelitian adalah cara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2013 : 160) Metode penelitian adalah cara 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (013 : 160) Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Lebih lanjut dikatakan

Lebih terperinci

GLOSARIUM. : Acara resmi Keluarga Keratuan Melinting. : Tutup kepala yang dipakai penari putra

GLOSARIUM. : Acara resmi Keluarga Keratuan Melinting. : Tutup kepala yang dipakai penari putra 71 Lampiran 1 GLOSARIUM Babar Kipas : Gerak formasi pertukaran tempat penari putra Bidak : Kain busana penari putra yang dipakai diluar celana Buturan : Kalung yang dipakai oleh penari putri Cak Ambung

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 25 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal) Oleh NADIA APRINA

PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 25 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal) Oleh NADIA APRINA PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 25 BANDAR LAMPUNG (Jurnal) Oleh NADIA APRINA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013 LEARNING

Lebih terperinci

PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA SISWA SMP XAVERIUS METRO ELISABETH HESTI ARIYANTI ABSTRAK

PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA SISWA SMP XAVERIUS METRO ELISABETH HESTI ARIYANTI ABSTRAK PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA SISWA SMP XAVERIUS METRO ELISABETH HESTI ARIYANTI Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan guru dalam pembelajaran gerak tari bedana siswa

Lebih terperinci

Desain dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

Desain dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah .1 Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. hal ini, penulis memaparkan tentang kecepatan efektif membaca siswa kelas X

III. METODE PENELITIAN. hal ini, penulis memaparkan tentang kecepatan efektif membaca siswa kelas X III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yakni metode yang memaparkan atau menggambarkan suatu hal secara empirik. Dalam hal ini,

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

I. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action I. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Arikunto dkk (2007: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung pada proses belajar mengajar dan mengajar yang dialami siswa dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung pada proses belajar mengajar dan mengajar yang dialami siswa dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah jenis deskriptif kualitatif. Penelitian akan mengamati fakta, gejala-gejala

BAB III METODE PENELITIAN. adalah jenis deskriptif kualitatif. Penelitian akan mengamati fakta, gejala-gejala 59 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian pendidikan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah jenis deskriptif kualitatif. Penelitian akan mengamati fakta, gejala-gejala

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan III. METODE PENELITIAN. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan membacakan teks berita yang diperdengarkan pada siswa kelas VIII SMP Negeri Lampung Barat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal Agustus 2010 di kelas X SMA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal Agustus 2010 di kelas X SMA IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 16 Agustus 21 di kelas X SMA Muhammadiyah 2 Bandarlampung tahun ajaran 21/211. Pelaksanaan penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN TARI MELINTING DI MTS MA ARIF NU 08 MATARAM BARU. (Jurnal) Oleh WINDA PRASTIKA NINGRUM

PENGGUNAAN METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN TARI MELINTING DI MTS MA ARIF NU 08 MATARAM BARU. (Jurnal) Oleh WINDA PRASTIKA NINGRUM PENGGUNAAN METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN TARI MELINTING DI MTS MA ARIF NU 08 MATARAM BARU (Jurnal) Oleh WINDA PRASTIKA NINGRUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil di SMAN 1 Kota Gajah,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil di SMAN 1 Kota Gajah, III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil di SMAN 1 Kota Gajah, SMAN 1 Kalirejo, SMAN 1 Sendang Agung, SMAN Anak Ratu Aji, SMAN 1 Seputih Mataram,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam III. METODE PENELITIAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 006: 36). Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam sebuah penelitian memerlukan suatu metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji kebenarannya, penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian dengan judul Pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro, maka penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi pusat perhatian adalah hubungan antara pemahaman

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi pusat perhatian adalah hubungan antara pemahaman III. METODE PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara pemahaman kosakata dengan kemampuan

Lebih terperinci

ABSTRAK PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SISWA DI SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG. Oleh Widya Tri Ningrum

ABSTRAK PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SISWA DI SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG. Oleh Widya Tri Ningrum 1 ABSTRAK PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SISWA DI SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG Oleh Widya Tri Ningrum Masalah dalam penelitian ini adalah pembelajaran gerak tari bedana pada

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Tes uji kerja. 1. Siswa mampu memeragakan. ragam. gerak tari melinting. 2. Siswa.

SILABUS PEMBELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Tes uji kerja. 1. Siswa mampu memeragakan. ragam. gerak tari melinting. 2. Siswa. 1 Lampiran I : Perangkat Pembelajaran SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : MTs Ma arif NU 08 Mataram Baru Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Tari) Kelas /Semester : VII/ Ganjil Standar Kompetensi : SENI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAKS... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR BAGAN... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI ABSTRAKS... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR BAGAN... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAKS... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR BAGAN... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... i ii v viii ix x xi xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa di sekolah yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa di sekolah yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa di sekolah yaitu melalui kegiatan di luar sekolah, kegiatan untuk membina bakat, minat, dan keterampilan siswa.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah kesulitan belajar yang dihadapi siswa dalam mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas XI jurusan IPS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik statistik inferensial, yaitu teknik statistik yang digunakan untuk

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM DALAM KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SMK. (Jurnal Penelitian) Oleh GITA SHERVINA

PEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM DALAM KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SMK. (Jurnal Penelitian) Oleh GITA SHERVINA 1 PEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM DALAM KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SMK (Jurnal Penelitian) Oleh GITA SHERVINA 1113043024 Pembimbing: 1. Agung Kurniawan, S.Sn., M.Sn 2. Susi Wendhaningsih,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk mencapai pemahaman. Metode penelitian yaitu cara-cara yang dilakukan tentang bagaimana

Lebih terperinci

BAB. Eksplorasi Gerak Tari: Konsep, Teknik, dan Prosedur. Di unduh dari : Bukupaket.com. Alur Pembelajaran

BAB. Eksplorasi Gerak Tari: Konsep, Teknik, dan Prosedur. Di unduh dari : Bukupaket.com. Alur Pembelajaran BAB 4 Eksplorasi Gerak Tari: Konsep, Teknik, dan Prosedur Alur Pembelajaran Pada Bab 4 ini, peserta didik diharapkan: 1. Mengamati konsep ragam gerak tari tradisional: Kepala, Badan, Tangan dan Kaki. 2.

Lebih terperinci

III.PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif murni atau sur-vei. Penelitian

III.PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif murni atau sur-vei. Penelitian III.PROSEDUR PENELITIAN.1 Metode Penelitian Penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif murni atau sur-vei. Penelitian deskriptif murni atau survei merupakan penelitian yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian Jenis penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Menurut Arikunto (2006: 170), penelitian korelasional merupakan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian yang telah ada. Buku-buku penelitian yang didapatkan tentang pembelajaran, metode drill, seni

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif adalah III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disekitar individu, belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disekitar individu, belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu, belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. No. 1 Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung Tengah. agar kebenaran yang diungkapkan benar-benar di bentengi dengan bukti

III. METODOLOGI PENELITIAN. No. 1 Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung Tengah. agar kebenaran yang diungkapkan benar-benar di bentengi dengan bukti 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar jalan A. Yani No. 1 Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung Tengah. B. Metode Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

III. METODE PENELITIAN. untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. 37 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, artinya penelitian yang dirancang untuk mengumpulkan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan pendidikan pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan pendidikan pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran (Sagala: 2013) mengemukakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN VISUAL- AUDITORY- KINESTETIK DALAM TARI MELINTING PADA EKSTRAKURIKULER SMPN 1 SEKAMPUNG UDIK. (Jurnal Penelitian) Oleh

PENERAPAN VISUAL- AUDITORY- KINESTETIK DALAM TARI MELINTING PADA EKSTRAKURIKULER SMPN 1 SEKAMPUNG UDIK. (Jurnal Penelitian) Oleh PENERAPAN VISUAL- AUDITORY- KINESTETIK DALAM TARI MELINTING PADA EKSTRAKURIKULER SMPN 1 SEKAMPUNG UDIK (Jurnal Penelitian) Oleh BAMBANG SUTEJO 1113043012 Pembimbing: Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd. Fitri

Lebih terperinci

Kritik Seni Tari Tarunajaya Kembar dalam Tayangan VCD Balinese Dance Tari Bali Produksi Bali Record Vol.1

Kritik Seni Tari Tarunajaya Kembar dalam Tayangan VCD Balinese Dance Tari Bali Produksi Bali Record Vol.1 Kritik Seni Tari Tarunajaya Kembar dalam Tayangan VCD Balinese Dance Tari Bali Produksi Bali Record Vol.1 Oleh I Gede Parwata Mahasiswa Program Studi Seni Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Denpasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Sebuah penelitian memiliki rencana, struktur dan strategi penyelidikan yang hendak dilakukan guna mendapatkan jawaban dari pertanyaan atau permasalahan penelitian.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS DI SMA NEGERI 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH.

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS DI SMA NEGERI 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH. PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS DI SMA NEGERI 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH (Jurnal) Oleh Devi Nurmalasari 0913043021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG DENGAN KONSEP KOREOGRAFI NONLITERAL DI SMPN 1 METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh NOVA DELYANTI

PEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG DENGAN KONSEP KOREOGRAFI NONLITERAL DI SMPN 1 METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh NOVA DELYANTI PEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG DENGAN KONSEP KOREOGRAFI NONLITERAL DI SMPN 1 METRO (Jurnal Penelitian) Oleh NOVA DELYANTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sumedang memang dikenal memiliki beraneka ragam kesenian tradisional berupa seni pertunjukan yang biasa dilaksanakan dalam upacara adat daerah, upacara selamatan,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TARI BEDAYO TULANG BAWANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMP NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian)

PEMBELAJARAN TARI BEDAYO TULANG BAWANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMP NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) PEMBELAJARAN TARI BEDAYO TULANG BAWANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMP NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG (Jurnal Penelitian) Oleh ERA ARYANI SASIWI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER ARTIKEL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SENI TARI PADA SISWA-SISWI KELAS VIII MTS MIFTAHUSSALAM MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013 Disusun oleh : RAHAYU

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. adalah metode yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau

III. METODE PENELITIAN. adalah metode yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Metodologi penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif 6 BAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu menggambarkan dengan katakata menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan (Arikunto,00:).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian kualitatif diperlukan adanya suatu metode atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian kualitatif diperlukan adanya suatu metode atau BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam sebuah penelitian kualitatif diperlukan adanya suatu metode atau pendekatan yang berguna untuk pemecahan masalah yang diteliti. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hasil praktik yang diulang-ulang (Kimble, Garmezy dalam Thobroni

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hasil praktik yang diulang-ulang (Kimble, Garmezy dalam Thobroni BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang (Kimble, Garmezy dalam Thobroni dan Mustafa,

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 1. Metode dan Bentuk Penelitian a. Metode penelitian Setiap kegiatan penelitian memerlukan suatu metode yang tepat, agar penelitian dapat terlaksana dengan optimal. Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari di sekolah, antara lain disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1) cara belajar siswa

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TARI BEDANA MARAWIS PUTRI DI SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal) Oleh DEWI LESTARI

PEMBELAJARAN TARI BEDANA MARAWIS PUTRI DI SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal) Oleh DEWI LESTARI PEMBELAJARAN TARI BEDANA MARAWIS PUTRI DI SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG (Jurnal) Oleh DEWI LESTARI 0913043008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh

PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG (Jurnal Penelitian) Oleh FAJAR INDAH SARI 1013043002 Pembimbing: 1. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum 2. Dr.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah efektivitas

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah efektivitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah efektivitas proses. Adapun variabel bebasnya adalah kompetensi guru. Sedangkan yang menjadi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN GERAK DASAR TARI LAMPUNG MENGGUNAKAN MODEL GERLACH DAN ELY DI SMA. (Jurnal Penelitian) Oleh: FERLITA RORA SUMETA

PEMBELAJARAN GERAK DASAR TARI LAMPUNG MENGGUNAKAN MODEL GERLACH DAN ELY DI SMA. (Jurnal Penelitian) Oleh: FERLITA RORA SUMETA PEMBELAJARAN GERAK DASAR TARI LAMPUNG MENGGUNAKAN MODEL GERLACH DAN ELY DI SMA (Jurnal Penelitian) Oleh: FERLITA RORA SUMETA 1113043020 Pembimbing: Agung Kurniawan, S.Sn,. M.Sn Fitri Daryanti, S.Sn,. M.Sn

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Motion of Legong PENCIPTA : I Kadek Puriartha, S.Sn., M.Sn PAMERAN : Jalan Menuju Media Kreatif #4 Penguatan Budaya dan Karakter Bangsa Galeri Cipta III

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 1 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Setiap kegiatan penelitian, diperlukan langkah-langkah pengkajian untuk menentukan data yang valid. Penggunaan dari suatu metode itu sendiri harus juga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang ingin membandingkan dua atau tiga suatu masalah / hal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang ingin membandingkan dua atau tiga suatu masalah / hal dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan deskriptif komparatif yaitu suatu penelitian yang ingin membandingkan dua atau tiga suatu masalah / hal dengan melihat

Lebih terperinci