Masalah Gizi di Indonesia dan Posisinya secara Global
|
|
- Teguh Cahyadi
- 9 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Masalah Gizi di Indonesia dan Posisinya secara Global Endang L. Achadi FKM UI Disampaikan pd Diseminasi Global Nutrition Report Dalam Rangka Peringatan Hari Gizi Nasional 2015 Diselenggarakan oleh Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian PMK dan Kemenkes RI Di Jakarta, 9 Februari 2015
2 TUJUAN Menyampaikan informasi tentang masalah gizi di Indonesia, dan posisi Indonesia secara global Sebagai masukan dalam penyusunan RPJMN Memberikan indikasi bahwa masalah gizi harus ditangani segera Menekankan perlunya upaya Bersama
3 Rujukan: Target World Health Assembly Menurunkan Jumlah Anak Stunting (pendek & sangat pendek) pd Balita, 40% 2. Menurunkan Anemia pada WUS, sebesar 50% Hambatan Perkembangan Kecerdasan Anak Penyakit khronis/ptm Kurang produktif Bila hamil: risiko perdarahan kematian Melahirkan bayi BBLR, dengan risiko anemia usia dini dan rendahnya IQ 3. Menurunkan Bayi Lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR,) sebesar 30% Stunting Hambatan Perkembangan Kecerdasan Anak Penyakit khronis/ptm
4 Rujukan: Target WHA Tidak ada kenaikan proporsi Overweight, pada Balita 5. Meningkatkan ASI eksklusif bayi 0-6 bulan sp 50% 6. Menurunkan & mempertahankan Wasting pd Balita menjadi < 5% Penyakit kronis pd usia dewasa dll Asupan zat gizi tidak adekuat Mudah Infeksi Stunting, dst Risiko gizi buruk Risiko infeksi dan akibatnya
5 Proporsi Stunting (pendek atau sangat pendek) dan penurunan per-tahun Posisi Indonesia: prevalensi Stunting tinggi, kecepatan penurunan per-tahun rendah
6 Negara yang mempunyai Prevalensi tinggi Stunting, Wasting, dan/atau Overweight pd Balita 37.2% Stunting 12.1 % Wasting 11.9% Overweight Indonesia termasuk didalam 17 negara, diantara 117 negara, yg mempunyai ketiga masalah
7 Negara dengan prevalensi tinggi: Stunting pd Balita, Anemia pd WUS dan Overweight pd Dewasa Indonesia termasuk didalam 47 negara dari 122 negara yang mempunyai masalah Stunting pd balita dan Anemia pada WUS 22. 7% WUS menderita Anemia
8 Negara dg Cakupan Rendah dalam 5 Intervensi Spesifik Gizi (IMD, EBF 0-6 bulan, Meneruskan ASI sd 12 bln, Suplementasi vit A, TTD u/ Bumil) Posisi Indonesia: Cakupan untuk 3 Intervensi (IMD, ASI eksklusif, TTD u/ibu Hamil) dari 5 Intervensi, rendah Untuk Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Merupakan 1 dari 3 negara, diantara 37 negara lainnya, yang mempunyai proporsi IMD terendah
9 Analisis thd Faktor yg mendasari terjadinya Stunting Akses thd Air Bersih Akses thd fasilitas sanitasi Partisipasi perempuan di SLTP Suplai Energi dari Diet, per kapita (kcal) Poporsi sumber energi dari nonmakanan pokok dll
10 MODEL Angka Penurunan Perbaikan Faktor yang mendasari terjadinya Stunting yg Dibutuhkan, untuk Menurunkan Stunting, dari perkiraan 29.2% (2010) menjadi 15% (2025) Kenaikan per-tahun yg harus dicapai utk Menurunkan Stunting pd Balita menjadi 15% Akses terhadap air bersih 0.92% Akses terhadap fasilitas sanitasi 2.28% Partisipasi perempuan di SLTP 3.11% Suplai Energi dari Diet per kapita (kcal) 0.54 Poporsi sumber energi dari non makanan pokok 0.81%
11 Faktor Regional yg Mempengaruhi Stunting di Indonesia Analisis dari 345 kabupaten dan kota yg datanya lengkap: proporsi stunting pd Balita lebih tinggi di Kabupaten/Kota dg GDP per kapita yg rendah, daerah yg pimpinan daerahnya (desa) mempunyai pendidikan rendah dan urbanisasi yg rendah
12 Maharastra Negara bagian di India dg penduduk > 100 juta Menurunkan stunting dari 36.5% (pd thn ) menjadi 24.0% (pd thn 2012). (sebesar 34% dlm 6 th, rata-rata 5.8% per tahun) Bagaimana? Peningkatan usia kehamilan pertama, perbaikan gizi ibu, cakupan ANC, Lin Nakes, praktek pemberian makan pada anak Perbaikan berbagai faktor yg mendasari penyebab stunting (pengambilan keputusan pd wanita, Public Distribution sistem/pds, pendidikan perempuan, dll) Komitmen yg berkesinambungan sudah dimulai sebelumnya, merupakan upaya selama + 10 tahun
13 Potensi Indonesia
14 Rasio Manfaat-Biaya untuk paket inti intervensi spesifik gizi dengan cakupan >= 90% untuk menurunkan Stunting Indonesia: 48 Setiap investasi 1 USD u/ menurunkan Stunting akan memberikan manfaat 48 kalinya (48 USD)
15 Upaya yg Sudah Ada Berbagai strategi intervensi spesifik gizi sudah ada, tetapi cakupan belum optimal IMD (Inisiasi Menyusu Dini) ASI eksklusif Suplementasi vitamin A Meneruskan ASI sampai 12 bulan Imunisasi Bayi Pemberian TTD untuk ibu hamil dll
16 Berbagai strategi intervensi sensitif gizi sudah ada, tetapi cakupan belum optimal: Usaha Kesehatan Sekolah (UKS); Posyandu; Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) termasuk Pemanfaatan Pekarangan, Pernikahan Usia Remaja, 4 Terlalu, dll Akses thd Air Bersih; Akses thd fasilitas Sanitasi; Partisipasi Perempuan di SLTP; Suplai Energi dari Diet per kapita (kcal); Proporsi sumber energi dari non-makanan pokok, dll.
17 Potensial Bermanfaat Kartu Sehat Indonesia/JKN Kartu Pintar Indonesia PMT AS dll
18 Dalam Perbaikan Gizi di indonesia diperlukan Satunya Visi dan Platform semua Stakeholders terkait
19 Penguatan: Koordinasi dan Sinergi berbagai pemangku kepentingan untuk intervensi spesifik gizi Lingkungan yg mendukung dari semua stakeholders u/ intervensi sensitif gizi : sektor pemerintah terkait (Pertanian, Perikanan, DikBud, BKKBN, Agama, Perdagangan, Perindustrian, dll) ; Swasta; LSM; Masyarakat; Organisasi Internasional
20
KATA PENGANTAR. September 2012. Tim Penyusun. Pedoman Perencanaan Program Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan
Versi 8 Sept 12 KATA PENGANTAR Sasaran pembangunan pangan dan gizi dalam RPJMN 2010-2014 dan RAN-PG 2011-2015 adalah menurunkan prevalensi kekurangan gizi pada balita, termasuk stunting. Beberapa program
Lebih terperinciPEDOMAN PERENCANAAN PROGRAM
Versi 5 Sept 12 PEDOMAN PERENCANAAN PROGRAM GERAKAN SADAR GIZI DALAM RANGKA SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) REPUBLIK INDONESIA AGUSTUS 2012 KATA PENGANTAR Sasaran pembangunan pangan dan gizi dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan gizi kurang dapat ditemukan pada setiap kelompok masyarakat. Pada hakekatnya keadaan gizi kurang dapat dilihat sebagai suatu proses kurang asupan makanan ketika
Lebih terperinciPeriode Kritis 1000 Hari Pertama Kehidupan dan Dampak Jangka Panjang terhadap Kesehatan dan Fungsinya
Periode Kritis 1000 Hari Pertama Kehidupan dan Dampak Jangka Panjang terhadap Kesehatan dan Fungsinya Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Endang L. Achadi Departemen Gizi Kesmas, FKM UI
Lebih terperinciJakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA
1 SAMBUTAN Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan SDM seutuhnya dimana untuk mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas harus dimulai sejak usia dini. Berbagai studi menunjukkan bahwa periode
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PENCAPAIAN
BAGIAN 2. PERKEMBANGAN PENCAPAIAN 25 TUJUAN 1: TUJUAN 2: TUJUAN 3: TUJUAN 4: TUJUAN 5: TUJUAN 6: TUJUAN 7: Menanggulagi Kemiskinan dan Kelaparan Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua Mendorong Kesetaraan
Lebih terperinciSTRATEGI PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MANUSIA DI INDONESIA 1. Oleh: Widiyanto, SP, M.Si 2
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MANUSIA DI INDONESIA 1 Oleh: Widiyanto, SP, M.Si 2 Abstrak Menurut Human Development Report (HDR) tahun 2006, Indonesia menempati urutan 108 dari 177 negara dengan indeks
Lebih terperinciMENGAPA KITA PERLU MEMAHAMI SCALING UP NUTRITION (SUN)
MENGAPA KITA PERLU MEMAHAMI SCALING UP NUTRITION (SUN) OLEH: PROF. (EM) SOEKIRMAN Jogjakarta, November 2014 1 APA SCALING UP NUTRITION ITU? Atas desakan sejak 2008 dari 100 organisasi masyarakat, profesi,
Lebih terperinciAnalisis Lanskap Kajian Negara Indonesia
Analisis Lanskap Kajian Negara Indonesia Laporan Final 6 September 2 Analisis Lanskap Kajian Negara Indonesia Daftar Isi Ringkasan Eksekutif... 4. Pendahuluan... 6 2. Analisis Lanskap Proses Kajian Negara...
Lebih terperinciPEDOMAN PENANGGULANGAN ANEMIA GIZI UNTUK REMAJA PUTRI DAN WANITA USIA SUBUR
PEDOMAN PENANGGULANGAN ANEMIA GIZI UNTUK REMAJA PUTRI DAN WANITA USIA SUBUR I. PENDAHULUAN A. PENGERTIAN BERBAGAI ISTILAH SEHUBUNGAN DENGAN ANEMIA DAN KEK (KEKURANGAN ENERGI KRONIS) Anemia Gizi : adalah
Lebih terperinciAsisten Peneliti: Aini Aqsa Arafah, SP Yuli Fitriyani, SP Aris Zaenal Muttaqin, SP
Peneliti: DR. Drajat Martianto, MSi DR. Hadi Riyadi, MS DR. Dwi Hastuti, MSc Prof. Dr. Mien Ratu Oedjoe Ir. Edi Djoko Sulistijo, MP Ir. Ahmad Saleh, MP Asisten Peneliti: Aini Aqsa Arafah, SP Yuli Fitriyani,
Lebih terperinciRingkasanKajian. Masalah gizi, khususnya anak pendek, Gizi Ibu & Anak. Isu-isu penting. unite for children UNICEF INDONESIA OKTOBER 2012
UNICEF INDONESIA OKTOBER 2012 RingkasanKajian Gizi Ibu & Anak Isu-isu penting Masalah gizi, khususnya anak pendek, menghambat perkembangan anak muda, dengan dampak negatif yang akan berlangsung dalam kehidupan
Lebih terperinciKurang Gizi di Indonesia, by Zoe Connor ahli gizi, 2007
Kurang Gizi di Indonesia, by Zoe Connor ahli gizi, 2007 Di baagian dunia yang sudah berkembang, sebagian besar penduduk mengalami berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh kelebihan berat badan dan
Lebih terperinciINDONESIA 2005-2025 BUKU PUTIH
Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia INDONESIA 2005-2025 BUKU PUTIH Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bidang Kesehatan dan Obat Jakarta, 2006 MENTERI
Lebih terperinciRISET KESEHATAN DASAR RISKESDAS 2010
RISET KESEHATAN DASAR RISKESDAS 2010 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2010 i KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. wb. Puji syukur kepada Allah SWT selalu kami panjatkan,
Lebih terperinciIndeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat 1
Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat 1 DAFTAR ISI Halaman Judul Kata Pengantar Sambutan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Daftar Isi HAL BAB 1. PENDAHULUAN 1 Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 1 Survei
Lebih terperinciBab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba 2011 dan sistematika dari penyajiannya.
BAB I PENDAHULUAN Sistem informasi kesehatan saat ini disadari masih jauh dari kondisi ideal,yaitu belum mampu menyediakan data dan informasi kesehatan yang evidence based sehingga belum mampu menjadi
Lebih terperinci1. Judul I. COMMUNITY HEALTH SERVICES 2. HEALTH DEVELOPMENT 3. PUBLIC HEATLH SERVICES
351.077 Ind p Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI 351.077 Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan. Pusat Promosi Kesehatan P Pedoman umum pengembangan desa dan keluarga siaga aktif: dalam rangka
Lebih terperinciPenuntun Hidup Sehat
Edisi Keempat Dengan Nasihat Tentang : Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir Perkembangan Anak & Pembelajaran Usia Dini Air Susu Ibu Gizi dan Pertumbuhan Imunisasi Diare Malaria HIV Perlindungan Anak dll i
Lebih terperinciRISET KESEHATAN DASAR RISKESDAS 2013
RISET KESEHATAN DASAR RISKESDAS 2013 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2013 i KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. wb. Puji syukur kepada Allah SWT selalu kami panjatkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang baik dan berkualitas sangat diperlukan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber Daya Manusia yang baik dan berkualitas sangat diperlukan dalam mengisi dan mempertahankan kemerdekaan karena kualitas Sumber Daya Manusia merupakan salah satu
Lebih terperinciSTRATEGI NASIONAL PENGENDALIAN TB DI INDONESIA 2010-2014
TEROBOSAN MENUJU AKSES UNIVERSAL STRATEGI NASIONAL PENGENDALIAN DI INDONESIA 2010-2014 Kementerian Kesehatan REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2011
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa hakikat
Lebih terperinciLaporan Penelitian INFID No. 1/2013. Jalan Terjal. Menurunkan Angka Kematian Ibu. editor: Irawan Saptono. didukung oleh:
Laporan Penelitian INFID No. 1/2013 Jalan Terjal Menurunkan Angka Kematian Ibu editor: Irawan Saptono didukung oleh: Jalan Terjal Menurunkan Angka Kematian Ibu INFID dan ISAI 2013 Jalan Terjal Menurunkan
Lebih terperinci50 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787
50 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PERBEDAAN TUMBUH KEMBANG ANAK 1 3 TAHUN DARI YANG DILAHIRKAN DAN NON DIWILAYAH PUSKESMAS MENINTING KABUPATEN LOMBOK BARAT Oleh: Maria Ulfah STIKES Yahya Bima Abstrak:
Lebih terperinciLAPORAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM DI INDONESIA 2011
REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM DI INDONESIA 2011 2012 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) ISBN 978-979-3764-79-5
Lebih terperinciBAB V ANALISIS, PENELUSURAN DATA KOHORT DAN RENCANA TINDAK LANJUT
BAB V ANALISIS, PENELUSURAN DATA KOHORT DAN RENCANA TINDAK LANJUT A. Analisis A n a lis is adal ah suat u pem eri ksaan dan evaluasi dari suat u inf or m asi yang sesuai dan r el evant dalam menyeleksi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POLA KONSUMSI, PENYAKIT INFEKSI DAN PANTANG MAKANAN TERHADAP RISIKO KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU
HUBUNGAN ANTARA POLA KONSUMSI, PENYAKIT INFEKSI DAN PANTANG MAKANAN TERHADAP RISIKO KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS CIPUTAT KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2011 Diajukan Sebagai Salah
Lebih terperinciGUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURANDAERAH PROVINSIMALUKU NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURANDAERAH PROVINSIMALUKU NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a. b. c. d. Mengingat : 1. 2.
Lebih terperinci