STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MANUSIA DI INDONESIA 1. Oleh: Widiyanto, SP, M.Si 2
|
|
- Herman Yuwono
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MANUSIA DI INDONESIA 1 Oleh: Widiyanto, SP, M.Si 2 Abstrak Menurut Human Development Report (HDR) tahun 2006, Indonesia menempati urutan 108 dari 177 negara dengan indeks HDI 0,711 pada level medium human development. Berbagai strategi disusun dalam rangka menaikkan Indek Pembangunan Manusia (IPM) melalui Peningkatan Manusia Indonesia (PMI). Namun demikian, IPM Indonesia masih dibawah anggota Asean lainnya yaitu Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Oleh karena itu, diperlukan tiga kata kunci untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu : visi, komitmen, dan disiplin. Key word : HDI, strategi, kualitas, manusia, Indonesia PENGANTAR: Kualitas Hidup Manusia Indonesia masih Rendah Pada tahun 2005, Indonesia menempati urutan 110 dari 177 negara, dengan indeks 0.697, turun dari posisi sebelumnya di urutan 102 dengan indeks pada tahun Posisi ini cukup jauh dibandingkan negara-negara tetangganya, seperti Malaysia (urutan 61/0.796), Thailand (urutan 73/0.778), Filipina (urutan 84/0.758) dan Vietnam (urutan 108/0.704). Pada tahun 2006 Indonesia mengalami kemajuan dengan angka IPM mencapai dan berada diurutan 108, mengalahkan Vietnam yang mempunyai nilai (Tabel 1). Kecenderungan dari angka IPM Indonesia adalah terus menerus naik (0.677 pada 1999, pada 2005, dan pada 2006) dan semakin mempersempit ketinggalanya dibanding negara-negara lain. Pada tahun 2007 laporan yang dikeluarkan oleh UNDP pada 27 November 2007 melansir angka IPM Indonesia yang kembali naik menjadi yang menempatkannya pada peringkat 108 (Gambar 1) ,7 69,7 71,1 72, IPM (dibagi 100) Ranking Gambar 1. Perkembangan IPM dan Ranking Indonesia 1 Artikel gagasan 2 Anggota Peer Group Pusat Penelitian Kependudukan (PPK) LPPM UNS Solo
2 Tabel 1. Urutan HDI Negara-negara Asean Tahun 2006 No Negara Urutan Indeks 1 Brunei Darussalam 34 0,871 2 Kamboja 129 0,583 3 Indonesia 108 0,711 4 Laos 133 0,553 5 Malaysia 61 0,805 6 Myanmar 130 0,581 7 Filipina 84 0,763 8 Singapura 25 0,916 9 Thailand 74 0, Vietnam 109 0,709 Sumber: Human Development Report 2006, UNDP. Sesuai penjelasan pada bagian sebelumya bahwa ukuran Human Development Index (HDI) adalah kesehatan dan kependudukan, pendidikan serta ekonomi. Berikut ini adalah akan disampaikan bagaimana kondisi Indonesia dibandingkan Negara anggota ASEAN berdasarkan ketiga indicator tersebut. 1. Aspek Kesehatan dan Kependudukan Untuk melihat kualitas hidup penduduk Indonesia dari aspek kesehatan dan kependudukan akan dibatasi pada Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita, dan Angka Harapan Hidup (AHH). Namun, sebelum berbicara pada strategi apa yang diterapkan oleh pemerintah perlu diketahui bagaimana sebenarnya kondisi nyata di Indonesia. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Untuk mengetahui bagaimana tren angka kematian bayi di Indonesia dari tahun 1971 s.d dapat dilihat pada gambar 2. Sumber : 1971, 1980, 1990 population census, 1994 (IDHS and 1997 ADHS) Gambar 2. Tren Angka Kematian Bayi di Indonesia Untuk mengetahui bagaimana posisi Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita Indonesia dibandingkan Negara lain anggota ASEAN dapat dilihat pada table 2, gambar 3, dan gambar 4. 1
3 Tabel 2. Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita Negara-negara Asean No Negara Angka Kematian Bayi Angka Kematian Balita Brunei Darussalam Kamboja Indonesia Laos Malaysia Myanmar Filipina Singapura Thailand Vietnam Sumber: Human Development Report 2006, UNDP Gambar 3. Kondisi Angka Kematian Bayi di Negara-negara Anggota ASEAN Gambar 4. Kondisi Angka Kematian Balita di Negara-negara Anggota ASEAN 2
4 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia cenderung menurun. Menurut hasil SKRT tahun 1992 angka kematian ibu sebesar 425 per kelahiran hidup, hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 1994 menunjukkan angka 390 per kelahiran hidup. Sedangkan pada hasil SKRT 1995 angka kematian ibu Maternal sebesar 373 per kelahiran Hidup, dan pada tahun 2006 menurun menjadi 307 per kelahiran hidup atau terjadi 2 orang ibu bersalin meninggal dunia setiap jam. Namun jika dibandingkan dengan negara-negara lain AKI di Indonesia relatif masih tinggi. Hal ini misalnya dibandingkan dengan AKI Malaysia jumlahnya 36 per kelahiran hidup, di Singapura 6 per kelahiran hidup, bahkan Vietnam hanya 160 per kelahiran hidup. Sumber : SKRT 1992, SDKI 1994, SKRT 1995 Gambar 5. Perkembangan AKI di Indonesia Kondisi AKI dipengaruhi oleh penyebab langsung seperti pendarahan, hipertensi, infeksi, partus lama, dan komplikasi keguguran. Namun, yang sering terlupakan adalah adanya penyebab tidak langsung yang dapat memperburuk kematian ibu, yaitu rendahnya taraf pendidikan perempuan, terbatasnya pengetahuan kesehatan reproduksi, kurangnya kemampuan ekonomi, lemahnya kedudukan dan peran perempuan dalam keluarga, serta kurang tersedianya pelayanan kesehatan yang memadai. Selain aspek kesehatan, indicator kependudukan merupakan salah satu ukutan yang perlu mendapatkan perhatian penting. Salah satu aspek kependudukan yang menjadi bagian dari komponen pengukungan HDI adalah usia harapan hidup. Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan. Semakin tinggi angka harapan hidupnya berarti dapat menekan mortalitas. Untuk melihat estimasi Angka Harapan Hidup tahun dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 6. 3
5 Tabel 3. Estimasi Angka Harapan Hidup (E0), Periode Propinsi (2002) (2007) (2012) (2017) (2022) Indonesia 67,21 69,34 71,13 72,43 73,38 Sumber : Proyeksi penduduk BPS (2002) (2007) (2012) (2017) (2022) Sumber : Proyeksi Penduduk BPS Gambar 6. Estimasi Angka Harapan Hidup (E0) Berdasarkan Gambar 6. Dapat dilihat bahwa usia harapan hidup dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Peningkatan usia harapan hidup penduduk tersebut merupakan bukti keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya. Sementara jika dibandingkan dengan negara lain di ASEAN berdasarkan laporan UNDP pada tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 7. Tabel 4. Usia Harapan Hidup Negara-negara ASEAN No Negara Usia Harapan Hidup 1 Brunei Darussalam 76,3 2 Kamboja 56,6 3 Indonesia 66,5 4 Laos 54,5 5 Malaysia 73,0 6 Myanmar 60,1 7 Filipina 70,2 8 Singapura 78,6 9 Thailand 69,7 10 Vietnam 70,4 Sumber: Human Development Report 2006, UNDP. 4
6 Gambar 7. Usia Harapan Hidup Negara-negara ASEAN 2. Aspek Pendidikan Salah satu indikator bidang pendidikan untuk mengukur IPM adalah Angka Melek Huruf (AMH) yang mempunyai definisi sebagai persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari. AMH dapat digunakan untuk: a. Mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf, terutama di daerah pedesaan di Indonesia dimana masih tinggi jumlah penduduk yang tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD. b. Menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi dari berbagai media. c. Menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Sehingga angka melek huruf dapat berdasarkan kabupaten mencerminkan potensi perkembangan intelektual sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah. Program wajib belajar disertai dengan subsidi pendidikan menjadi katalis perkembangan SDM Indonesia. Kemajuan ini patut diberi apresiasi setinggi-tingginya sekaligus juga diawasi dalam pelaksanaannya. Tabel 5. Perkembangan Angka Melek Huruf Negara-negara ASEAN No Negara Brunei Darussalam 85,5 92,7 2 Kamboja 62 73,6 3 Indonesia 79,5 90,4 4 Laos 56,5 68,7 5 Malaysia 80,7 88,7 6 Myanmar 80,7 89,9 7 Filipina 91,7 92,6 8 Singapura 88,8 92,5 9 Thailand 92,4 92,6 10 Vietnam 90,4 90,3 Sumber: Human Development Report 2006, UNDP. 5
7 Gambar 8. Perkembangan Angka Melek Huruf Negara-negara ASEAN 3. Aspek Ekonomi Untuk mengukur kualitas hidup berdasarkan kondisi ekonomi penduduk, dapat menggunakan indek kemiskinan manusia/ Human Poverty Index (HPI). Untuk melihat secara jelas mengenai bagaimana kondisi Indonesia dibandingkan negara-negara anggota ASEAN dapat dilihat pada table 6. Tabel 6. Human Poverty Index (HPI) Negara-negara ASEAN No Negara Urutan Human Poverty Index 1 Brunei Darussalam Kamboja 73 39,3 3 Indonesia 41 18,5 4 Laos 63 36,3 5 Malaysia 15 8,3 6 Myanmar 47 21,6 7 Filipina 31 15,3 8 Singapura 7 6,3 9 Thailand 19 9,3 10 Vietnam 33 15,7 Sumber: Human Development Report 2006, UNDP ,3 36,3 Kamboja Indonesia 30 Laos ,5 8,3 21,6 HPI 15,3 6,3 9,3 15,7 Malaysia Myanmar Filipina Singapura Thailand Vietnam Gambar 9. Human Poverty Index (HPI) Negara-negara ASEAN 6
8 Berdasarkan table 6. dan gambar 9 dapat dilihat bahwa Human Poverty Index (HPI) Indonesia (18,5) masih lebih besar jika dibandingkan Singapura (6,3); Malaysia (8,3); Thailand (9,3); Filipina (15,3); dan Vietnam (15,7). Hal ini menunjukkan bahwa kemiskinan masih menjadi permasalahan bagi bangsa Indonesia. Berbagai upaya untuk mengurangi kemiskinan dilakukan, namun demikian jumlah penduduk miskin masih relative banyak. FAKTOR PENGHAMBAT PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MANUSIA INDONESIA Persoalan rendahnya kualitas hidup manusia Indonesia dipicu oleh berbagai factor yang bersifat komplek dan rumit. Berikut ini akan diuraikan mengenai berbagai permasalahan bangsa Indonesia yang dapat menghambat perkembangan kualitas hidup manusia Indonesia. Uraian ini berdasarkan pada indicator kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. 1. Aspek Kesehatan a. Disparitas status kesehatan. Meskipun secara nasional kualitas kesehatan masyarakat telah meningkat, akan tetapi disparitas status kesehatan antar tingkat sosial ekonomi, antar kawasan, dan antar perkotaan-perdesaan masih cukup tinggi. b. Beban ganda penyakit, pola penyakit yang diderita oleh masyarakat sebagian besar adalah penyakit infeksi menular seperti tuberkulosis paru, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), malaria, diare, dan penyakit kulit. Namun demikian, pada waktu yang bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta diabetes mellitus dan kanker c. Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah. Masih rendahnya kinerja pelayanan kesehatan dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti proporsi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, proporsi bayi yang mendapatkan imunisasi campak, dan proporsi penemuan kasus (Case Detection Rate) tuberkulosis paru. Pada tahun 2002, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan baru mencapai 66,7 persen, dengan variasi antara 34,0 persen di Propinsi Sulawesi Tenggara dan 97,1 persen di Propinsi DKI Jakarta. Pada tahun 2002, cakupan imunisasi campak untuk anak umur bulan baru mencapai 71,6 persen, dengan variasi antara 44,1 persen di Propinsi Banten dan 91,1 persen di Propinsi D.I. Yogyakarta. Sedangkan proporsi penemuan kasus penderita tuberkulosis paru pada tahun 2002 baru mencapai 29 persen d. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung peningkatan status kesehatan penduduk. Perilaku masyarakat yang tidak sehat dapat dilihat dari kebiasaan merokok, rendahnya pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif, tingginya prevalensi gizi kurang dan gizi lebih pada anak balita, serta kecenderungan meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS, penderita penyalahgunaan narkotika, psikotropika, zat adiktif (NAPZA) dan kematian akibat kecelakaan e. Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan. Salah satu faktor penting lainnya yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat adalah kondisi lingkungan yang tercermin antara lain dari akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi 7
9 dasar. Pada tahun 2002, persentase rumah tangga yang mempunyai akses terhadap air yang layak untuk dikonsumsi baru mencapai 50 persen, dan akses rumah tangga terhadap sanitasi dasar baru mencapai 63,5 persen f. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata. Indonesia mengalami kekurangan pada hampir semua jenis tenaga kesehatan yang diperlukan. Pada tahun 2001, diperkirakan per penduduk baru dapat dilayani oleh 7,7 dokter umum, 2,7 dokter gigi, 3,0 dokter spesialis, dan 8,0 bidan. Untuk tenaga kesehatan masyarakat, per penduduk baru dilayani oleh 0,5 Sarjana Kesehatan Masyarakat, 1,7 apoteker, 6,6 ahli gizi, 0,1 tenaga epidemiologi dan 4,7 tenaga sanitasi (sanitarian). Banyak puskesmas belum memiliki dokter dan tenaga kesehatan masyarakat. Keterbatasan ini diperburuk oleh distribusi tenaga kesehatan yang tidak merata. g. Rendahnya status kesehatan penduduk miskin. Angka kematian bayi pada kelompok termiskin adalah 61 dibandingkan dengan 17 per kelahiran hidup pada kelompok terkaya. Penyakit infeksi yang merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak balita, seperti ISPA, diare, tetanus neonatorum dan penyulit kelahiran, lebih sering terjadi pada penduduk miskin. Penyakit lain yang banyak diderita penduduk miskin adalah penyakit tuberkulosis paru, malaria dan HIV/AIDS. Rendahnya status kesehatan penduduk miskin terutama disebabkan oleh terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan karena kendala geografis dan kendala biaya (cost barrier). 2. Aspek Pendidikan a. Tingkat Pendidikan Penduduk Relatif Masih Rendah, Sampai dengan tahun 2003 rata-rata lama sekolah penduduk berusia 15 tahun ke atas baru mencapai 7,1 tahun dan proporsi penduduk berusia 10 tahun keatas yang berpendidikan sekolah menengah pertama SMP) keatas masih sekitar 36,2 persen. Sementara itu angka buta aksara penduduk usia 15 tahun keatas masih sebesar 10,12 persen (SUSENAS 2003). SUSENAS 2003 menunjukkan bahwa Angka Partisipasi Sekolah (APS) rasio penduduk yang bersekolah menurut kelompok usia sekolah untuk penduduk usia 7-12 tahun sudah mencapai 96,4 persen, namun APS penduduk usia tahun baru mencapai 81,0 persen, dan APS penduduk usia tahun baru mencapai 51,0 persen. Data tersebut mengindikasikan bahwa masih terdapat sekitar 19,0 persen anak usia tahun dan sekitar 49,0 persen anak usia tahun yang tidak bersekolah baik karena belum/tidak pernah sekolah maupun karena putus sekolah atau tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi b. Masih terdapat kesenjangan tingkat pendidikan yang cukup lebar antar kelompok masyarakat seperti antara penduduk kaya dan penduduk miskin, antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan, antara penduduk di perkotaan dan perdesaan, dan antardaerah c. Fasilitas pelayanan pendidikan khususnya untuk jenjang pendidikan menengah pertama dan yang lebih tinggi belum tersedia secara merata. Fasilitas pelayanan pendidikan di daerah perdesaan, terpencil dan kepulauan yang masih terbatas menyebabkan sulitnya anak-anak terutama anak perempuan untuk mengakses layanan pendidikan d. Kualitas pendidikan relatif masih rendah dan belum mampu memenuhi kebutuhan kompetensi peserta didik. Hal tersebut terutama disebabkan oleh (1) ketersediaan pendidik yang belum memadai baik secara kuantitas maupun kualitas, (2) 8
10 kesejahteraan pendidik yang masih rendah, (3) fasilitas belajar belum tersedia secara mencukupi, dan (4) biaya operasional pendidikan belum disediakan secara memadai. e. Anggaran pembangunan pendidikan belum tersedia secara memadai. Apabila dibandingkan dengan negara-negara lain, alokasi anggaran pendidikan di Indonesia masih sangat rendah. Data Human Development Report 2004 mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu Indonesia hanya mengalokasikan anggaran pemerintah (public expenditure) sebesar 1,3 persen dari produk domestik bruto (PBD). Sementara dalam kurun waktu yang sama Malaysia, Thailand, dan Filipina secara berturut-turut telah mengalokasikan anggaran sebesar 7,9 persen, 5,0 persen, dan 3,2 persen dari PDB 3. Aspek Ekonomi Permasalahan kemiskinan akan dilihat dari aspek pemenuhan hak dasar, beban kependudukan, serta ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender. a. Kegagalan pemenuhan hak dasar, antara lain : (1) terbatasnya kecukupan dan mutu pangan; (2) Terbatasnya Akses dan Rendahnya Mutu Layanan Kesehatan; (3) Terbatasnya Akses dan Rendahnya Mutu Layanan Pendidikan; (4) Terbatasnya Kesempatan Kerja dan Berusaha; (5) Terbatasnya Akses Layanan Perumahan dan Sanitasi; (6) Terbatasnya Akses terhadap Air Bersih; (7) Lemahnya Kepastian Kepemilikan dan Penguasaan Tanah; (8) Memburuknya Kondisi Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Alam, serta Terbatasnya Akses Masyarakat Terhadap Sumber Daya Alam; (9) Lemahnya Jaminan Rasa Aman; (10) Lemahnya Partisipasi. b. Beban kependudukan Beban masyarakat miskin makin berat akibat besarnya tanggungan keluarga dan adanya tekanan hidup yang mendorong terjadinya migrasi. Menurut data Badan Pusat Statistik, rumahtangga miskin mempunyai rata-rata anggota keluarga lebih besar daripada rumahtangga tidak miskin. Rumahtangga miskin di perkotaan ratarata mempunyai anggota 5,1 orang, sedangkan rata-rata anggota rumahtangga miskin di perdesaan adalah 4,8 orang. Dengan beratnya beban rumah tangga, peluang anak dari keluarga miskin untuk melanjutkan pendidikan menjadi terhambat dan seringkali mereka harus bekerja untuk membantu membiayai kebutuhan keluarga. c. Ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender Laki-laki dan perempuan memiliki pengalaman kemiskinan yang berbeda. Dampak yang diakibatkan oleh kemiskinan terhadap kehidupan laki-laki juga berbeda dari perempuan. Sumber dari permasalahan kemiskinan perempuan terletak pada budaya patriarki yang bekerja melalui pendekatan, metodologi, dan paradigma pembangunan. Praktek pemerintahan yang bersifat hegemoni dan patriarki, serta pengambilan keputusan yang hirarkis telah meminggirkan perempuan secara sistematis dalam beberapa kebijakan, program dan lembaga yang tidak responsif gender. Angka yang menjadi basis pengambilan keputusan, penyusunan program dan pembuatan kebijakan, tidak mampu mengungkap dinamika kehidupan perempuan dan laki-laki. Data tersebut dikumpulkan secara 9
11 terpusat tanpa memperhatikan kontekstualitas dan tidak mampu mengungkap dinamika kehidupan perempuan-laki-laki sehingga kebijakan, program, dan lembaga yang dirancang menjadi netral gender dan menimbulkan kesenjangan gender di berbagai bidang kehidupan. Budaya patriarki mengakibatkan perempuan berada pada posisi tawar yang lemah, sementara suara perempuan dalam memperjuangkan kepentingannya tidak tersalurkan melalui mekanisme pengambilan keputusan formal. Masalah keterwakilan suara dan kebutuhan perempuan dalam pengambilan keputusan untuk merumuskan kebijakan publik tersebut sangat penting karena produk kebijakan yang netral gender hanya akan melanggengkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan terhadap perempuan yang berakibat pada pemiskinan kaum perempuan. STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MANUSIA INDONESIA Strategi yang disusun pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia sudah semestinya memperhatikan berbagai permasalahan yang telah diuraikan di atas. Teratasinya berbagai masalah di atas diharapkan akan mampu meningkatkan Human Development Index (HDI). Strategi yang sekarang diterapkan untuk menaikkan IPM adalah melalui konsep Pembangunan Manusia Indonesia (PMI). Strategi ini meliputi beberapa langkah sebagai berikut: 1. Memantapkan sistem dan metode dengan kriteria yang akan dipakai agar menghasilkan data yang akurat, jujur, adil, dan benar. 2. Keterlibatan pihak non-pemerintah, seperti korporat, LSM, media massa, serta lembaga dan organisasi lainnya seperti keagamaan dan lain-lain. 3. Terwujudnya momentum kesadaran bersama yang mendalam untuk menempatkan PMI sebagai program utama. 4. Membangkitkan keterlibatan semua stakeholders (pemerintah, legislatif, yudikatif, partai politik, korporat, masyarakat madani termasuk LSM dan media massa). 5. Menjadikan keberhasilan PMI sebagai acuan keberhasilan program pembangunan pemerintah (pusat, propinsi, dan kabupaten/kota). Pembangunan Manusia Indonesia yang sudah mempunyai piagam (lihat Kotak 1) dan langkah-langkah strategi diatas mempunyai visi sebagai berikut: 1. Indonesia harus mengembalikan paradigma pembangunannya sesuai dengan yang diamanatkan UUD Harus diarahkan untuk menjadi aset utama bangsa dengan derajat kemandirian yang tinggi dalam rangka menghadapi persaingan di masa de-pan yang lebih dominan pada per-saingan antar individu. 3. Harus diprioritaskan untuk mengurangi kesenjangan derajat kesejahteraan antar daerah maupun kesenjangan antar kelompok sosial. 4. Merupakan suatu proses memper-banyak pilihan-pilihan warga negara, seperti hidup sehat, berumur panjang, berilmu pengetahuan, akses terhadap sumberdaya, dan dapat berpartisipasi dalam menentukan kebijakan. 5. Harus dipandang sebagai upaya untuk mengisi dan melengkapi upaya-upaya pencapaian tujuan nasional. 10
12 Visi tersebut berangkat atas arah ke depan Pembangunan Manusia Indonesia sebagai berikut: 1. Mewujudkan dan mencapai tujuan nasional bangsa dan negara Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD Negara wajib memenuhi, menghormati, dan melindungi hak-hak dasar warga. 3. Pembangunan manusia dilaksanakan dengan tetap memelihara dan mengembangkan nilai-nilai keagama-an, keberagaman, dan hak-hak asasi manusia. 4. Melihat pemenuhan, penghormatan dan perlindungan hak-hak dasar dari berbagai dimensi ekonomi, sosial, budaya, dan politik. 5. Memberi perhatian khusus kepada kelompok rentan (perempuan, anakanak, penyandang cacat, fakir miskin, dan kelompok minoritas). 6. Memerlukan perubahan orientasi dan perilaku pemerintah pusat dan daerah dari provider menjadi enabler dan facilitator. 7. Memperkuat kapasitas pelaku pembangunan di daerah baik secara individu maupun institusi. 8. Agama, etika dan nilai-nilai budaya harus mampu memberi arahan (guidance), inspirasi dan motivasi untuk pembangunan manusia Indonesia. Berbagai strategi tersebut di atas, kemudian diterjemahkan dalam Rencana Aksi Nasional Pembangunan Manusia Indonesia sebagai berikut : 1. Hak atas pangan: berkurangnya kejadian rawan pangan, busung lapar, gizi kurang pada balita, menjadi 20 %, serta kemandirian pangan di tingkat Kabupaten/Kota. 2. Hak atas kesehatan: membaiknya akses masyarakat miskin terhadap pelayanan kesehatan, menurunnya angka kematian ibu kurang dari 226/ Kotak 1: PIAGAM PEMBANGUNAN MANUSIA INDONESIA Kami, bangsa Indonesia, dengan semangat kedaulatan sebagai bangsa yang merdeka, menyatakan dan menegaskan bahwa: Segala upaya pembangunan di Indonesia dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan nasional seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD Pembangunan nasional bertumpu pada pembangunan manusia yang dicapai melalui pembangunan ekonomi dan penegakan demokrasi. Pembangunan manusia merupakan upaya untuk mengembangkan daya kemampuan manusia Indonesia agar hidup sehat dan berumur panjang, berilmu pengetahuan dan kreatif, memiliki akses terhadap sumber daya untuk hidup layak, serta berperan aktif dalam penentuan kebijakan yang mempengaruhi kehidupannya dan menentukan pilihan hidupnya. Juga agar manusia Indonesia bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki budi pekerti luhur, bijaksana dalam mengelola lingkungan dan mengahrgai sesama manusia. Dengan demikian, seluruh upaya pembangunan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia berdasarkan pada ukuran kualitas kehidupan danlingkungan, yang pada akhirnya mewujudkan manusia sebagai makhluk bermartabat. Kita harus meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi sehingga Indonesia semakin mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hanya dengan peningkatan kesejahteraan rakyat maka kita dapat mencapai pembangunan manusia seutuhnya. Karena itu kami bertekad untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak dasar warga negara, terutama hak atas pangan, kesehatan, pendidikan, kesempatan kerja, dan rasa aman sebagai titik awal pembangunan manusia Indonesia. Dan kami, bangsa Indonesia, bertekad untuk mewujudkan dan memajukan nilai-nilai pembangunan manusia bagi semua waraga, menegaskan kembali peran negara dalam menjalankan kewajibannya, memperkuat peran pemerintah dalam menjamin keberlanjutan pembangunan manusia, serta mengembangkan kemitraan antar pemangku kepentingan di seluruh tanah air. Jakarta, 10 Nopember
13 kelahiran, meningkatnya angka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih menjadi 90 %, menurunnya angka kematian bayi dan balita menjadi 25 %, meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat, menurunnya angka prevalensi HIV/AIDS, malaria, dan TBC 3. Hak atas pendidikan : penuntasan Wajar DIknas 9 tahun, menurunnya jumlah BA usia 15 tahun ke atas menjadi 5 %, peningkatan APS menengah atas dan kejuruan laki-laki dan perempuan dari keluarga miskin menjadi 35 % dan 28,5 %, pengurangan kesenjangan mutu pendidikan antar wilayah. 4. Hak atas rasa aman : berkurangnya ketegangan social, kejadian konflik komunal, korban perdagangan manusia akibat bencana, ancaman terhadap peluang kerja dan berusaha. 5. Hak atas Wawasan Kebangsaan. Publikasi UNDP mengenai pemeringkatan HDI dapat dijadikan pendorong terhadap kebijakan peningkatan kualitas manusia. Ada tiga kata kunci untuk mengimplementasikan berbagai strategi di atas; masing-masing adalah visi, komitmen, dan disiplin (Supriyoko, 2003). Jika dilihat dari visi dari PMI sudah tersusun dengan baik dan melibatkan partisipasi stakeholders. Hanya saja visi tersebut belum diterjemahkan dalam misi yang konsisten. Hal ini terbukti dari banyaknya visi dan misi yang selalu muncul setiap pergantian kepemimpinan. Dalam hal misi bisa belajar dari Malaysia misalnya. Negeri Jiran yang satu ini semenjak pertengahan tahun '90-an sudah membuat visi yang dikenal dengan Malaysia Pada pertengahan tahun '90-an pemerintah Malaysia sudah memiliki gambaran masyarakat Malaysia seperempat abad ke depan sehingga programprogram pembangunan di negara tetangga itu difokuskan pada pencapaian visi. Siapapun yang berkuasa dan memimpin negeri akan selalu berpegang pada visi yang telah menjadi kesepakatan bangsa. Dengan demikian segala upaya disinergikan untuk mencapai visi. Komitmen dalam PMI yang menuntut keterlibatan semua pihak perlu diwaspadai karena hal tersebut tidak mudah. Semua pihak yang diharapkan keterlibatannya harus selalu diingatkan dan dituntut untuk melaksanakan kesepakatan bersama. Ketika Thailand dan Indonesia sama-sama dibantai krisis pertengahan 1997 ternyata kedua negara benarbenar porak-poranda. Bangsa Thailand mempunyai komitmen yang kuat untuk mengakhiri krisis. Komitmen ini diimplementasi ke tingkat operasional. Pernah dalam periode tertentu kegiatan seminar, lokakarya, pertemuan, dan sebagainya, yang biasa dijalankan dengan berlebihan lalu dilaksanakan secara sederhana; jauh dari hotel mewah, jauh dari cost yang tinggi, dan sebagainya. Kedisiplinan merupakan hal yang kelihatannya masih sangat berat bagi bangsa Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari saja budaya disiplin kita masih jauh panggang dari pada api. KESIMPULAN: Untuk mengukur kualitas hidup manusia dapat dipergunakan berbagai pendekatan seperti Human Development Index/HDI (Indeks Pembangunan Manusia), Physical Quality Life Index (Indeks Mutu Hidup); Basic Needs (Kebutuhan Dasar); dan GNP/Kapita (Pendapatan Perkapita). Untuk tulisan ini akan fokus pada HDI dengan pertimbangan ketersediaan data dan perkembangan pemakaiannya yang semakin meluas dibanding indikator yang lainnya. Indikator utama dari HDI adalah dari aspek kesehatan dan kependudukan, pendidikan, dan ekonomi. Menurut Human Development Report (HDR) tahun 2006, Indonesia menempati urutan 108 dari 177 negara dengan indeks HDI 0,711 pada level medium human development. Jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN masih dibawah 12
14 Singapura (urutan 25), Brunei Darussalam (urutan 34), Malaysia (urutan 61), Thailand (urutan 74), dan Filipina (urutan 84). Hal tersebut diatas diakibatkan masih adanya berbagai hambatan dari ketiga aspek yang merupakan indicator pengukuran Human Development Index (HDI). Oleh karena itu diperlukan strategi yang untuk menaikkan Indek Pembangunan Manusia (IPM) melalui Pembangunan Manusia Indonesia. Strategi tersebut di implementasikan dalam Rencana Aksi Nasional Pembangunan Manusia Indonesia yang berpusat pada (1) pemenuhan hak atas pangan, (1) hak atas kesehatan, (3) hak atas pendidikan, (4) hak atas rasa aman, dan (5) hak atas wawasan kebangsaan. Untuk melaksanakan berbagai strategi dan rencana aksi tersebut diperlukan tiga kata kunci pokok yaitu visi, komitmen, dan disiplin. Melalui upaya tersebut diharapkan berbagai strategi yang disusun dapat terlaksana dengan baik dengan berlandaskan visi yang sama, adanya komitmen semua stakeholder, dan dilaksanakan secara disiplin. REFERENSI: Anonim Indek Pembangunan Manusia. Diakses dari Kongres Nasional Pembangunan Manusia dan Rapat Koordinasi Nasional Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Tahun Seputar Indonesia: 17 Desember Presiden RI Peraturan Presiden RI Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun Jakarta Ritonga, Razali Kualitas Hidup Terancam Memburuk. Diakses dari Supriyoko, K Benarkah Kualitas Manusia Indonesia Rendah?. diakses dari Suyono, H , Kualitas Penduduk Indonesia Terendah di ASEAN. diakses dari Supari, Siti Fadlah Angka Kematian Ibu Indonesia 50 Per Hari. Diakses dari pada tanggal 16 UNDP Human Development Report 2006-Beyond scarcity:power, poverty and the global water crisis,.united Nations Development Programme:1 UN Plaza, New York, New York, 10017, USA
BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN
BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG BERKUALITAS Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS
BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945, pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,
Lebih terperinciBAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS
BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945,
Lebih terperinciTUJUAN 4. Menurunkan Angka Kematian Anak
TUJUAN 4 Menurunkan Angka Kematian Anak 51 Tujuan 4: Menurunkan Angka Kematian Anak Target 5: Menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiganya, antara 1990 dan 2015. Indikator: Angka kematian balita.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana. pergaulan yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata baik materil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciPEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2006 PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA (BIDANG KESEHATAN) Disampaikan dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI Jakarta, 23 November 2005 AGENDA PEMBANGUNAN AGENDA PEMBANGUNAN
Lebih terperinciRENCANA STRATEJIK TAHUN
RENCANA STRATEJIK TAHUN 2008-2013 Formulir RS Instansi Visi Misi Ke - 1 : Pemerintah Provinsi Jawa Barat : Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera : Mewujudkan Sumberdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kekayaan suatu negara yang dijadikan sebagai modal dasar pembangunan. Pembangunan bertujuan untuk menciptakan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan, ekonomi dan kesehatan. Masalah kesehatan sampai saat ini masih belum dapat diselesaikan. Salah
Lebih terperinciBRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA
BRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA (Disampaikan dalam Diplomat Briefing, Jakarta 11 Maret 2013) Kata Pengantar Refleksi tentang Pencapaian MDG ini merupakan
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU Tujuan utama pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan pada indikator sosial maupun ekonomi menuju kearah yang lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses untuk melakukan perubahan pada indikator sosial maupun ekonomi menuju kearah yang lebih baik dan berkesinambungan
Lebih terperinciINDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014
12 IndikatorKesejahteraanRakyat,2013 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 No. ISSN : 0854-9494 No. Publikasi : 53522.1002 No. Katalog : 4102004 Ukuran Buku Jumlah Halaman N a s k a
Lebih terperinciApa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?
Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia? Di beberapa negara terutama negara berkembang, kesehatan ibu dan anak masih merupakan permasalahan besar. Hal ini terlihat dari masih tingginya angka kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. senantiasa berada di garda terdepan. Pembangunan manusia (human development)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perencanaan pembangunan dewasa ini, pembangunan manusia senantiasa berada di garda terdepan. Pembangunan manusia (human development) dirumuskan sebagai perluasan
Lebih terperinciPeningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan Gender
XVII Peningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan Gender Salah satu strategi pokok pembangunan Propinsi Jawa Timur 2009-2014 adalah pengarusutamaan gender. Itu artinya, seluruh proses perencanaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu langkah dalam membuat sesuatu yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu langkah dalam membuat sesuatu yang belum ada menjadi ada atau membuat suatu perubahan yaitu membuat sesuatu menjadi lebih baik atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah aset yang paling berharga yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk menjalankan segala aktivitas dalam kehidupan. Mendapatkan pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Jumlah penduduk Indonesia meningkat terus dari tahun ke tahun. Sensus penduduk
Lebih terperinciWALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN
WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPengambangan Program Pembangunan SDM dalam Rencana Kerja Pembangunan
Pengambangan Program Pembangunan SDM dalam Rencana Kerja Pembangunan Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat BAPPENAS Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis PMT-AS Jakarta, 15 September 2005 1 AGENDA
Lebih terperinciDr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK
Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Millennium Development Goals (MDGs) Komitmen Negara terhadap rakyat Indonesia dan global Komitmen Indonesia kepada masyarakat Suatu kesepakatan dan kemitraan global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan pada era 1950-an hanya berfokus pada bagaimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pembangunan pada era 1950-an hanya berfokus pada bagaimana suatu negara dapat meningkatkan pendapatannya guna mencapai target pertumbuhan. Hal ini sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara maka membutuhkan pembangunan. Pembangunan adalah alat yang digunakan untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciPembangunan Manusia Berbasis Gender
Pembangunan Manusia Berbasis Gender Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan di Indonesia saat ini masih tertinggal dari negara-negara lain. Berdasarkan laporan Human Development Report dari United Nations Development Programme
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER
BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER IPM (INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA) KABUPATEN PASER TAHUN 2011 Pencapaian pembangunan manusia di Kabupaten Paser pada kurun 2007 2011 terus mengalami peningkatan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat dengan pesat dalam 4 dekade
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat dengan pesat dalam 4 dekade terakhir ditandai dengan perbaikan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pada tahun 2010, pendapatan
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan
Lebih terperinciMILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003
MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003 MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM) 1. Menanggulangi Kemiskinan
Lebih terperinciPerencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
Lebih terperinciBAB 12 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN
BAB 12 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN DAN PERAN PEREMPUAN SERTA KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Permasalahan mendasar dalam pembangunan pemberdayaan perempuan dan anak yang terjadi selama ini adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk meningkatkan pengetahuan manusia, kreativitas dan keterampilan serta kemampuan orang-orang dalam masyarakat. Pengembangan
Lebih terperinciAngka Kematian Ibu Melahirkan (AKI)
Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAFTAR ISI Kondisi Umum Program Kesehatan... 1 1. Jumlah Kematian Balita dan Ibu pada Masa Kehamilan, Persalinan atau NifasError! Bookmark not
Lebih terperinciKOMITMEN MASYARAKAT INTERNASIONAL TERHADAP PENDIDIKAN KEAKSARAAN
KOMITMEN MASYARAKAT INTERNASIONAL TERHADAP PENDIDIKAN KEAKSARAAN Dasar Hukum Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 : Setiap warga negara mempuyai hak untuk memperoleh pengajaran Undang-Undang Nomor 20 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinciSAMBUTAN PADA FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 20 April 2016
SAMBUTAN PADA FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 20 April 2016 Yang saya hormati : Sdr. Ketua Fraksi PKS DPR RI Sdr. Peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan bangsa dan sekaligus sebagai
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh
Lebih terperinciIPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014
IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014 LATAR BELAKANG Sebelum tahun 1970-an, pembangunan semata-mata dipandang sebagai fenomena ekonomi saja. (Todaro dan Smith)
Lebih terperinciPOINTERS KEYNOTE SPEAKER PADA FESTIVAL KARTINI KE-IV TAHUN 2016 Jepara, 16 April 2016
POINTERS KEYNOTE SPEAKER PADA FESTIVAL KARTINI KE-IV TAHUN 2016 Jepara, 16 April 2016 Yang terhormat : Sdr. Bupati Kabupaten Jepara Musyawarah Pimpinan Daerah Kabupaten Jepara, dan Para Peserta dan Hadirin
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.
KATA PENGANTAR Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bulan September 2000, sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk Indonesia sepakat untuk mengadopsi Deklarasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak umur bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, terutama penyakit infeksi (Notoatmodjo, 2011). Gangguan kesehatan
Lebih terperinciTabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data
Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari Analisa Data Secara Integratif Untuk Menghasilkan Database Kecamatan dan Atlas adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sejauh mana pencapain dari 7
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia selama empat dekade terakhir ini mencatat berbagai kemajuan dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) dengan adanya indikasi membaiknya berbagai indikator SDM yang
Lebih terperinciKonsep dan Implementasi Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan: Upaya Mendorong Terpenuhinya Hak Rakyat Atas Pangan
Konsep dan Implementasi Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan: Upaya Mendorong Terpenuhinya Hak Rakyat Atas Pangan Arif Haryana *) Pendahuluan Kemiskinan dapat didefinisikan sebagai kondisi dimana
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Daerah Dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2016-2021 tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Gubernur
Lebih terperinciKOMPONEN IPM 5.1 INDIKATOR KESEHATAN. Keadaan kesehatan penduduk merupakan salah satu modal
KOMPONEN IPM Pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan-pilihan yang dimiliki manusia (masyarakat). Di antara berbagai pilihan, yang terpenting yaitu berumur panjang dan sehat,
Lebih terperinciPERAN DAN FUNGSI LEGISLATIF DALAM MENDORONG PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN ABAD MILENIUN/MDGs. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI
PERAN DAN FUNGSI LEGISLATIF DALAM MENDORONG PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN ABAD MILENIUN/MDGs Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI Disampaikan dalam Seminar Pembangunan Abad Milenium/Millenium Development Goals
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 merupakan kelanjutan rencana pembangunan tahun sebelumnya yang difokuskan pada upaya perbaikan dan penataan kembali
Lebih terperinciKATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3
DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciPusat Penelitian Ekonomi. Latif Adam. 26 April. Daya Saing TK Indonesia Di Kawasan ASEAN. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Daya Saing TK Indonesia Di Kawasan ASEAN Latif Adam 26 April Penentu Daya Saing Perkembangan Produktivitas TK di ASEAN Produktivitas (Ribuan
Lebih terperinciKEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI & KEWENANGAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK UU NO. 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI & KEWENANGAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK UU NO. 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA Penduduk Indonesia 231 Juta 49,9% Perempuan Aset dan Potensi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) adalah sebuah komitmen bersama masyarakat internasional untuk mempercepat pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan. MDGs ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun. Salah satu aspek penting untuk mendukung strategi
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, selain indikator Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk menilai kesejahteraan suatu negara dilihat dari derajat kesehatan masyarakatnya, selain indikator
Lebih terperinciESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk
Lebih terperinciMORTALITAS. 1. Pengantar
MORTALITAS 1. Pengantar Mortalitas atau kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan dan dimana saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL 14 NOVEMBER 2016
SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL 14 NOVEMBER 2016 Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera Bagi Kita Semua, Saudara-saudara sekalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada September 2000 sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada September 2000 sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk Indonesia, sepakat untuk mengadopsi deklarasi Millenium Development Goals (MDG) atau Tujuan Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Indeks Pembangunan Manusia Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Pembangunan manusia menempatkan
Lebih terperinciAkhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.
KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciTUJUAN 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu
TUJUAN 5 Meningkatkan Kesehatan Ibu 57 Tujuan 5: Meningkatkan Kesehatan Ibu Target 6: Menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara 1990 dan 2015. Indikator: Angka kematian ibu. Proporsi
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tidak terlepas
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.5.1 Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke arah mana dan bagaimana Kabupaten Situbondo akan dibawa dan berkarya agar konsisten dan eksis, antisipatif, inovatif
Lebih terperinciPenyebab dan Akar Masalah
Membedah Angka Kematian Ibu: Penyebab dan Akar Masalah Tingginya Angka Kematian Ibu Konferensi INFID, 26-27 November 2013 Institut KAPAL Perempuan Jl. Kalibata Timur Raya No.5 Jakarta Selatan Telp/Fax:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan merupakan faktor
Lebih terperinciMENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL EMAS TAHUN 2014
1 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL EMAS TAHUN 2014 TANGGAL 16 NOVEMBER 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu
Lebih terperinciBAB IV P E N U T U P
BAB IV P E N U T U P 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari Analisa Data Secara Integratif Untuk Menghasilkan Database Kecamatan dan Atlas adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sejauh mana pencapain
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciRingkasanKajian. MDG, Keadilan dan Anak-anak: Jalan ke depan bagi Indonesia. Gambaran umum Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) berusaha mengangkat
UNICEF INDONESIA OKTOBER 2012 RingkasanKajian MDG, Keadilan dan Anak-anak: Jalan ke depan bagi Indonesia MDG dan Keadilan Bagi Anak-anak di Indonesia: Gambaran umum Mencapai MDG dengan Keadilan: tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menciptakan manusia Indonesia seutuhnya serta untuk membangun masyarakat Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur merupakan hakikat pembangunan nasional yang dilaksanakan
Lebih terperinciPENCAPAIAN TARGET MDGs DALAM RPJMN
PENCAPAIAN TARGET MDGs DALAM RPJMN 2010-2014 NINA SARDJUNANI Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bidang SDM dan Kebudayaan Disampaikan dalam Rakornas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS
BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS 4.1 Permasalahan Pembangunan Capaian kinerja yang diperoleh, masih menyisakan permasalahan dan tantangan. Munculnya berbagai permasalahan daerah serta diikuti masih banyaknya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia tertinggal dari pembangunan ekonominya. Padahal pembangunan sosial sangat penting, karena pembangunan
Lebih terperinciKEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG
KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG PEMENUHAN HAK KESEHATAN REPRODUKSI DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR EVALUASI KINERJA DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN INDIKATOR-INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS DI KABUPATEN JEMBER
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH EVALUASI KINERJA DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN INDIKATOR-INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS DI KABUPATEN JEMBER Kerjasama Penelitian : BADAN
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan review dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam usaha menyejahterakan rakyat Indonesia.
Lebih terperinciManggal Karya Bakti Husuda
LAPORAN INDIKATOR INDONESIA SEHAT 2010 DAN PENETAPAN INDIKATOR KABUPATEN SEHAT SEBAGAI TARGET KABUPATEN POLEWALI MANDAR SEHAT (Keputusan Menkes RI No. 1202 /Menkes/SK/VIII/2003) Disajikan Dalam Rangka
Lebih terperinciIndeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia Kuliah Pengantar: Indeks Pembangunan Sub Bidang Pembangunan Perdesaan Di Program Studi Arsitektur, ITB Wiwik D Pratiwi, PhD Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manusia
Lebih terperinciKementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
i ii Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ISSN : 2089-3531 Ukuran Buku : ISO B5 (17 x 24 Cm ) Naskah : Badan Pusat Sta s k Layout dan Gambar Kulit : Badan Pusat Sta s k Diterbitkan
Lebih terperinciVISI PAPUA TAHUN
ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2013-2018 ototus Oleh : DR.Drs. MUHAMMAD MUSAAD, M.Si KEPALA BAPPEDA PROVINSI PAPUA Jayapura, 11 Maret 2014 VISI PAPUA TAHUN 2013-2018 PAPUA BANGKIT PRINSIP
Lebih terperinciPeningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Kesehatan
VI Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan sangat penting untuk peningkatan produktivitas sumber daya manusia, sebab
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a.bahwa setiap warga negara berhak untuk
Lebih terperinciKONTRIBUSI KB DALAM PENINGKATAN HDI PROVINSI DIY. Oleh ASISTEN PEMERINTAHAN DAN KESRA
KONTRIBUSI KB DALAM PENINGKATAN HDI PROVINSI DIY Oleh ASISTEN PEMERINTAHAN DAN KESRA UU 17/2007: RPJPN Program Pembangunan Nasional periode 2005 2025 dilaksanakan sesuai dengan RPJP Nasional. Arah pembangunan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2007-2008 ISBN : Nomor Publikasi : Katalog : Ukuran buku Jumlah halaman : 17.6 x 25 cm : x + 100 halaman Naskah : Sub Direktorat Konsistensi Statistik Diterbitkan oleh : Badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala bidang yang dilakukan pemerintah bersama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan di segala bidang yang dilakukan pemerintah bersama masyarakat melalui tahapan pelita demi pelita telah banyak membawa kemajuan bagi bangsa Indonesia. Namun
Lebih terperinciterdapat di tingkat SD/Sederajat. lebih tinggi di luar Temanggung. waktu satu tahun per kelahiran hidup.
1. 2. 3. SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat 94,26 81,30 26,98 94,28 81,35 27,42 94,60 80,15 32,75 95,35 82,86 35,64 95,40 83,63 35,80 95,42 83,64 38,99 Sumber : BPS Kabupaten Temanggung 2013 Selama
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang Permasalahan Universitas Indonesia
1 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Proses perencanaan pembangunan mutlak memerlukan integrasi antara variabel demografi dan variabel pembangunan. Perubahan yang terjadi dalam jumlah,
Lebih terperinciPROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,
PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINANDI KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : a. bahwa kemiskinan
Lebih terperinci