3. Maksud dan Tujuan B. Sasaran

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "3. Maksud dan Tujuan B. Sasaran"

Transkripsi

1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN SOSIAL BAGI PERINTIS KEMERDEKAAN/ PAHLAWAN NASIONAL, VETERAN DAN KELUARGANYA TAHUN 2018 A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, yang diraih Bangsa Indonesia merupakan berkat dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu semuanya diraih melalui perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa baik jiwa, raga maupun harta dari masyarakat dan para pejuang serta pahlawan bangsa. Perjuangan Bangsa Indonesia yang dilakukan tersebut dilandasi dengan nilai-nilai Kepahlawanan, Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial. Semangat dan nilai-nilai luhur Kepahlawanan, Keperintisan, dan Kesetiakawanan Sosial seperti rasa cinta tanah air, rela berkorban, pantang menyerah, jujur, adil dan lain sebagainya tersebut hendaknya perlu diteladani, ditumbuhkembangkan dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara oleh seluruh Warga Negara Indonesia. Demikian halnya dengan para pejuang yang telah merebut dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan pengorbanan jiwa, raga maupun harta sudah sepantasnya mendapatkan penghargaan terhadap jasa-jasa perjuangan dan pengabdiannya dari Pemerintah dengan meningkatkan kesejahteraannya. Oleh karena itu dalam rangka pelestarian nilai-nilai Kepahlawanan, Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial serta peningkatan kesejahteraan para pejuangnya, Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah mengalokasikan anggaran untuk Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya khususnya Kegiatan Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial bagi Perintis Kemerdekaan/ Pahlawan Nasional, Veteran dan Keluarganya. 2. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 5 Prps Tahun 1964 tentang Pemberian Penghargaan/ Tunjangan kepada Perintis Pergerakan Kebangsaan/ Kemerdekaan; b. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial; c. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan; d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; e. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1996 tentang Peraturan Pemberian Penghargaan dan Jaminan Sosial kepada Warakawuri beserta Yatim Piatu Pahlawan yang ditinggalkan gugur; f. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom;

2 g. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan; h. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2012 tentang Pemberian Tunjangan Perintis Pergerakan Kebangsaan Kemerdekaan; i. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah; j. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 28/HUK/1988 tanggal 20 April 1998 tentang Pembinaan dan Pemberian Bantuan kepada Pahlawan dan Keluarga Pahlawan; k. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 12/ HUK/ 1996 tentang Prosedur Pengakuan Penetapan sebagai Perintis Pergerakan Kebangsaan Kemerdekaan; l. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 53/ HUK/ 1998 tentang Ketentuan- Ketentuan Mengenai Penetapan Perintis Pergerakan Kebangsaan/ Kemerdekaan Indonesia; m. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 36/ HUK/ 2004 tentang Pedoman Penganugerahan Tanda Kehormatan Satya Lencana Kebaktian Sosial; dan n. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 63 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah. 3. Maksud dan Tujuan a. Maksud 1) Terselenggaranya Lomba Karya Ilmiah Pahlawan Nasional, Memberikan Bantuan Sosial kepada Warakawuri Pahlawan Nasional, Janda Perintis Kemerdekaan, Veteran dan Keluarganya, terlaksananya sarasehan dan ziarah wisata kepahlawanan, Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional, Tanda Kehormatan Satya Lencana Kebaktian Sosial, serta terselenggaranya Peringatan Hari Pahlawan dan Peringatan HKSN; dan 2) Memberikan wahana sosialisasi sekaligus implementasi Nilai Kesetiakawanan Sosial dalam kehidupan sehari-hari kepada masyarakat. b. Tujuan 1) Meningkatkan pengamalan, penghayatan nilai-nilai Kepahlawanan, Keperintisan, dan Kesetiakawanan Sosial oleh generasi muda; 2) Terpenuhinya kebutuhan sehari-hari para Warakawuri Pahlawan Nasional, Janda Perintis Kemerdekaan, Veteran dan keluarganya; dan 3) Mendayagunakan peran aktif masyarakat luas secara melembaga dan berkelanjutan dalam mengatasi dan menanggulangi permasalahan sosial. B. Sasaran Kegiatan Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial bagi Perintis Kemerdekaan/ Pahlawan Nasional, Veteran dan Keluarganya merupakan salah satu bentuk kepedulian dan perhatian Pemerintah terhadap kesejahteraan para pejuang yang telah mengorbankan jiwa dan raga, pengenalan, penghayatan dan

3 pengamalan nilai-nilai kepahlawanan bagi generasi muda. Anggaran pelaksanaan Kegiatan Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial bagi Perintis Kemerdekaan/Pahlawan Nasional, Veteran dan Keluarganya sebesar Rp ,- (satu milyar tiga ratus juta rupiah) melalui beberapa kegiatan antara lain : 1. Lomba Karya Ilmiah Pahlawan Nasional diperuntukan bagi Pelajar SLTA. 2. Bantuan bagi 1 orang Warakawuri Pahlawan Nasional dan Keluarganya sebesar Rp ,- (lima juta rupiah). 3. Bantuan bagi Janda Perintis Kemerdekaan dan Keluarganya sejumlah 31 Rp ,- (satu juta rupiah). 4. Bantuan bagi Veteran dan keluarganya sejumlah 280 Rp ,- (Satu juta rupiah). 5. Sarasehan nilai-nilai Kepahlawanan. 6. Ziarah Wisata Kepahlawanan. 7. Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional, Tanda Kehormatan Satya Lencana Kebaktian Sosial. 8. Peringatan Hari Pahlawan. 9. Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional. Sasaran kegiatan Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial bagi Perintis Kemerdekaan/ Pahlawan Nasional, Veteran dan Keluarganya adalah : 1. 1 orang Warakawuri Pahlawan Nasional dan Keluarganya orang Janda Perintis Kemerdekaan dan Keluarganya orang Veteran dan Keluarganya orang Pelaku sejarah dan Generasi Muda. C. Jadwal dan Lokasi Kegiatan 1. Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial bagi Perintis Kemerdekaan/Pahlawan Nasional, Veteran dan Keluarganya sebagai berikut : 1. Lomba Karya Ilmiah Pahlawan : Bulan Mei Nasional 2. Bantuan bagi Warakawuri Pahlawan : Bulan Agustus Nasional, Janda Perintis Kemerdekaan dan Keluarganya 3. Bantuan bagi Veteran dan : Bulan Juli Keluarganya 4. Sarasehan nilai-nilai Kepahlawanan : Bulan April 5. Ziarah Wisata Kepahlawanan : Bulan Mei 6. Pengusulan Gelar Pahlawan : Tentatif Nasional, Tanda Kehormatan Satya Lencana Kebaktian Sosial 7. Peringatan Hari Pahlawan : Bulan November 8. Rangkaian Peringatan Hari : Bulan Desember Kesetiakawanan Sosial Nasional

4 2. Lokasi Kegiatan Lokasi Kegiatan Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial bagi Perintis Kemerdekaan/ Pahlawan Nasional, Veteran dan Keluarganya tersebar di 30 (tiga puluh) Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah, yaitu : 1. Kota Semarang. 2. Kab. Semarang. 3. Kab. Kendal. 4. Kota Salatiga. 5. Kab. Boyolali. 6. Kota Surakarta. 7. Kab. Sukoharjo. 8. Kab. Sragen. 9. Kab. Karanganyar. 10. Kab. Temanggung. 11. Kab. Purworejo. 12. Kab. Kebumen. 13. Kab. Purbalingga. 14. Kab. Banyumas. 15. Kab. Cilacap. 16. Kab. Jepara. 17. Kab. Grobogan. 18. Kab. Magelang. 19. Kab. Rembang. 20. Kab. Batang. 21. Kota Pekalongan. 22. Kab. Pati. 23. Kab. Kudus. 24. Kab. Pekalongan. 25. Kab. Klaten. 26. Kab. Wonogiri. 27. Kab. Banjarnegara. 28. Kota Magelang. 29. Kota Tegal. 30. Kab. Brebes. D. Hasil yang Diharapkan 1. Output a. Terpenuhinya kebutuhan sehari-hari para Warakawuri Pahlawan nasional, Janda Perintis Kemerdekaan, Veteran dan Keluarganya. b. Semakin dikenal, dipahami dan diaplikasikan dalam sikap sehari-hari nilai Kepahlawanan, Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial oleh generasi muda dan masyarakat luas. 2. Outcome a. Terlaksananya Lomba Karya Ilmiah Pahlawan Nasional sebanyak 1 kegiatan. b. Terpenuhinya bantuan bagi Warakawuri Pahlawan Nasional sebanyak 1 orang. c. Terpenuhinya bantuan bagi 31 orang Janda Perintis Kemerdekaan. d. Terpenuhinya bantuan bagi Veteran dan Keluarganya sebanyak 280 orang. e. Terlaksananya Sarasehan nilai-nilai Kepahlawanan sebanyak 9 kegiatan. f. Terlaksananya Ziarah Wisata Kepahlawanan sebanyak 9 kegiatan. g. Terlaksananya usulan Gelar Pahlawan Nasional, Tanda Kehormatan Satya Lencana Kebaktian Sosial. h. Terlaksananya Peringatan Hari Pahlawan sebanyak 1 kegiatan. i. Terlaksananya Rangkaian Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional sebanyak 1 kegiatan. E. Penutup 1. Kesimpulan Kegiatan Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial bagi Perintis Kemerdekaan/ Pahlawan Nasional, Veteran dan Keluarganya merupakan salah satu wujud apresiasi/ penghargaan atas jasa-jasa perjuangan dan pengabdian para pendahulu bangsa khususnya Pahlawan Nasional, Perintis Kemerdekaan dan

5 Veteran dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Rekomendasi a. Perlu adanya kesinambungan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/ Kota dalam perlindungan dan pemberdayaan sosial bagi Warakawuri Pahlawan Nasional, Janda Perintis Kemerdekaan, Veteran dan keluarganya. b. Adanya dukungan anggaran di kabupaten/ kota dalam perlindungan dan pemberdayaan sosial bagi Warakawuri Pahlawan Nasional, Janda Perintis Kemerdekaan, Veteran dan keluarganya. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) menjadi tolok ukur dan penilaian kinerja penyelenggaraan pelayanan di bidang kesejahteraan sosial dan diharapkan dapat menjadi acuan/ pedoman di dalam pelaksanaan kegiatan. Semarang, Februari 2017 KEPALA BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL WADYO BASUKI, SH., MM. Pembina Tingkat I NIP

6 KAK memuat : 1. Nama Program dan Kegiatan 2. Lokasi Pelaksanaan Kegiatan 3. Sasaran (Jenis PMKS/PSKS dan Volume) 4. Detail teknis tahapan pelaksanaan kegiatan atau pengorganisasian kegiatan OUTLINE KAK : 1. Pendahuluan (uraian pentingnya kegiatan harus dilaksanakan dan dasar hukum, maksud dan tujuan) 2. Sasaran 3. Waktu dan lokasi Kegiatan 4. hasil yang diharapkan (output dan outcome) 5. Penutup (kesimpulan dan rekomendasi)

7 KAK Bidang Rehabilitasi Sosial KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2018 I. LATAR BELAKANG Bidang Rehabilitasi Sosial pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu bidang yang memiliki tugas dan fungsi melaksanakan rehabilitasi sosial terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) sebagaimana telah diatur di dalam Peraturan Gubernur Nomor 63 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah. Adapun sasaran PMKS yang menjadi bagian tanggung jawab penanganan oleh Bidang Rehabilitasi Sosial meliputi adalah : Lanjut Usia Terlantar Anak Jalanan Anak Nakal/ ABH Anak dan Remaja Terlantar Penyandang Disabilitas Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (BWBLP) Eks Pekerja Seks Komersil (PSK) Pengemis, Gelandangan, dan Orang Terlantar (PGOT) PMKS yang mendapatkan fasilitasi kegiatan melalui warung sosial Korban Tindak Kekerasan Pekerja Migran (KTK PM) dan Korban Perdagangan Orang (KPO) Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) diselenggarakan melalui sistem kelembagaan dan berbasis masyarakat. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial melalui sistem kelembagaan sebagaimana diatur di dalam Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 109 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah dilaksanakan pada Panti Pelayanan Sosial, Sasana Pelayanan Sosial dan Panti Persinggahan 1

8 KAK Bidang Rehabilitasi Sosial Sosial, sedangkan pelayanan oleh panti swasta dapat dilaksanakan di dalam maupun di luar panti. Sedangkan penyelenggaraan kesejahteraan sosial berbasis masyarakat dilakukan dengan cara pemberian pelayanan kesejahteraan sosial kepada PMKS yang masih berada di tengah-tengah keluarganya maupun lingkungan masyarakat dengan melibatkan segenap potensi sumber kesejahteraan sosial (PSKS) yang ada. Dengan cara demikian diharapkan seluruh stakeholder terkait (keluarga, tokoh masyarakat, tokoh agama, perangkat wilayah, unsur PSKS) dapat mengambil peran dan tugasnya masing masing dalam rangka mewujudkan kesejahteraan sosial. II. DASAR HUKUM 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah; 2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 4. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial; 5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah; 2

9 KAK Bidang Rehabilitasi Sosial 8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Lanjut Usia; 9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas; 10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial; 11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah; 12. Peraturan Gubernur Nomor 63 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah; 13. Peraturan Gubernur Nomor 109 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah. III. MAKSUD DAN TUJUAN 1. MAKSUD Maksud dilaksanakan program dan kegiatan pada Bidang Rehabilitasi Sosial adalah : Melaksanakan Kegiatan Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas; Melaksanakan Kegiatan Fasilitasi Unit Pelayanan Sosial Keliling (UPSK) terhadap PMKS; Melaksanakan Kegiatan Perlindungan Sosial Terhadap Lanjut Usia; Melaksanakan Kegiatan Rehabilitasi Sosial Terhadap Anak Nakal/ABH; 3

10 KAK Bidang Rehabilitasi Sosial Melaksanakan Kegiatan Rehabilitasi Sosial Terhadap Anak Jalanan; Melaksanakan Kegiatan Penanganan Terhadap Anak dan Remaja Terlantar; Melaksanakan Kegiatan Pelayanan Sosial Terhadap Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (BWBLP) ; Melaksanakan Kegiatan Pelayanan Sosial Terhadap Eks Wanita Tuna Susila (WTS); Melaksanakan Kegiatan Penjaringan dan Pendampingan Pengemis, Gelandangan, Orang Terlantar (PGOT) dan Kelompok Rentan; Melaksanakan Kegiatan Penanganan dan Pemberian Bantuan Sosial Terhadap Pekerja Migran dan Korban Tindak Kekerasan; Melaksanakan Kegiatan Pembinaan PMKS melalui Warung Sosial. 2. TUJUAN Meningkatkan kesejahteraan sosial anak dan lanjut usia; Meningkatkan kesejahteraan dan fungsi sosial penyandang disabilitas; Meningkatkan kesejahteraan dan fungsi sosial PMKS Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang. 4

11 KAK Bidang Rehabilitasi Sosial IV. LOKASI KEGIATAN Lokasi kegiatan pada Bidang Rehabilitasi Sosial Tahun 2018 sebagaimana terlampir pada tabel 4.1 di bawah ini: Tabel 4.1 Lokasi Kegiatan Bidang Rehabilitasi Sosial Tahun 2018 NO KEGIATAN LOKASI SASARAN 1 Rehabsos Penyandang Disabilitas 2 Fasilitasi UPSK terhadap PMKS 1. Kabupaten Kudus 2. Kabupaten Grobogan 3. Kabupaten Tegal 4. Kabupaten Kendal 5. Kabupaten Purworejo 6. Kabupaten Wonogiri 7. Kabupaten Pemalang 8. Kota Semarang 9. Kabupaten Banyumas 10. Kabupaten Jepara 11. Kabupaten Semarang 12. Kabupaten Temanggung 13. Kabupaten Pati 14. Kabupaten Sragen 15. Kabupaten Blora 16. Kabupaten Magelang 17. Kota Surakarta 18. Kabupaten Cilacap 19. Kabupaten Demak 20. Kabupaten Boyolali 21. Kabupaten Karanganyar 22. Kabupaten Pekalongan 1. Kabupaten Grobogan 2. Kabupaten Rembang 3. Kota Surakarta 4. Kabupaten Boyolali 5. Kota Pekalongan 6. Kabupaten Purworejo 7. Kabupaten Kebumen org org 5

12 KAK Bidang Rehabilitasi Sosial 8. Kabupaten Pekalongan 9. Kabupaten Tegal 10. Kabupaten Brebes 3 Perlindungan Sosial Terhadap Lanjut Usia 4 Rehabsos Terhadap Anak Nakal/ABH 5 Rehabsos Terhadap Anak Jalanan 6 Penanganan Terhadap Anak dan Remaja Terlantar 7 Pelayanan Sosial Terhadap BWBLP 1. Kabupaten Sragen 2. Kabupaten Cilacap 3. Kabupaten Purworejo 4. Kabupaten Semarang 5. Kabupaten Rembang 6. Kabupaten Kebumen 7. Kabupaten Kendal 8. Kabupaten Pemalang 1. Kota Surakarta 2. Kabupaten Jepara 3. Kabupaten Magelang 4. Kabupaten Brebes 5. Kabupaten Klaten 6. Kabupaten Demak 7. Kota Semarang 8. Kabupaten Banyumas 1. Kota Semarang 2. Kabupaten Semarang 3. Kabupaten Grobogan 4. Kabupaten Jepara 5. Kabupaten Sukoharjo 6. Kabupaten Demak 7. Kabupaten Magelang 8. Kabupaten Kebumen 9. Kabupaten Pekalongan 10. Kota Surakarta 1. Kota Magelang 2. Kabupaten Tegal 3. Kota Salatiga 4. Kabupaten Boyolali 5. Kabupaten Purworejo 1. Kabupaten Purworejo 2. Kabupaten Purbalingga 3. Kabupaten Banjarnegara 4. Kabupaten Pekalongan 990 org dan 1 lembaga Komda Lansia Prov. Jateng 430 org org 560 org 140 org 6

13 KAK Bidang Rehabilitasi Sosial 8 Pelayanan Sosial Terhadap Eks Wanita Tuna Susila 1. Kabupaten Banyumas 2. Kabupaten Wonosobo 3. Kabupaten Pati 4. Kabupaten Jepara 5. Kabupaten Purbalingga 140 org 9 Penjaringan dan Pendampingan PGOT 10 Penanganan dan Pemberian Bansos Terhadap Pekerja Migran dan Korban Tindak Kekerasan 11 Pembinaan PMKS melalui warung sosial 1. Kabupaten Wonogiri 2. Kabupaten Pekalongan 3. Kabupaten Kebumen 4. Kabupaten Magelang 5. Kabupaten Banyumas Jawa Tengah Panti Pemerintah Kota Surakarta org 150 org 20 org V. RUANG LINGKUP KEGIATAN Ruang lingkup kegiatan pada Bidang Rehabilitasi Sosial Tahun 2018 sebagaimana terlampir pada tabel 5.1 di bawah ini : Tabel 5.1 Ruang Lingkup Kegiatan Bidang Rehabilitasi Sosial Tahun 2018 NO KEGIATAN URAIAN TAHAPAN 1 Rehabsos Penyandang Disabilitas Bimbingan Pemantapan dan Keterampilan Praktis Penyerahan Bantuan Pembinaan Lanjut Seleksi penerima manfaat tahun

14 KAK Bidang Rehabilitasi Sosial Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) Tk. Provinsi Jawa Tengah 2 Fasilitasi UPSK terhadap PMKS Seleksi Kader RBM Koordinasi Persiapan Pelaksanaan UPSK Pembukaan UPSK Pelaksanaan UPSK Monitoring Rujukan Penerima Manfaat 3 Perlindungan Sosial Terhadap Lanjut Usia a. Kegiatan Lanjut Usia Sosialisasi Teknis Kegiatan Penyerahan Bantuan Monitoring dan Evaluasi Seleksi penerima manfaat tahun 2019 Verifikasi usulan penghargaan lanjut usia Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) Tk. Provinsi Jawa Tengah b. Fasilitasi Komda Lansia Prov.Jateng Kunker Fasilitasi Pemberdayaan Komda Lansia Monitoring dan Evaluasi Komda Lansia Kab/Kota 4 Rehabsos Terhadap Anak Nakal/ABH 5 Rehabsos Terhadap Anak Jalanan Sosialisasi Teknis Kegiatan Penyerahan Bantuan Monitoring dan Evaluasi Seleksi penerima manfaat tahun 2019 Sosialisasi Teknis Kegiatan 8

15 KAK Bidang Rehabilitasi Sosial Penyerahan Bantuan Monitoring dan Evaluasi Seleksi penerima manfaat tahun Penanganan Terhadap Anak dan Remaja Terlantar Sosialisasi Teknis Kegiatan Penyerahan Bantuan Monitoring dan Evaluasi Seleksi penerima manfaat tahun 2019 Pembinaan Panti Asuhan Swasta Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Tk. Provinsi Jawa Tengah 7 Pelayanan Sosial Terhadap BWBLP 8 Pelayanan Sosial Terhadap Eks Wanita Tuna Susila 9 Penjaringan dan Pendampingan PGOT 10 Penanganan dan Pemberian Bansos Terhadap Pekerja Migran dan Korban Tindak Kekerasan Bimbingan Sosial Penyerahan Bantuan Pembinaan Perorangan Seleksi penerima manfaat tahun 2019 Bimbingan Sosial Penyerahan Bantuan Pembinaan Perorangan Seleksi penerima manfaat tahun 2019 Bimbingan Sosial Penyerahan Bantuan Pembinaan Perorangan Seleksi penerima manfaat tahun 2019 Seleksi Bimbingan Teknis Pemantapan Pembinaan dan Evaluasi 9

16 KAK Bidang Rehabilitasi Sosial Penjangkauan KTK PMBS Pendampingan Penyerahan Bantuan Penjemputan PMBS 11 Pembinaan PMKS melalui warung sosial Sinkronisasi Program Warung Sosial Launching/Peresmian Warung Sosial Supervisi Warung Sosial VI. SUMBER DANA Pelaksanaan kegiatan pada Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah. VII. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN Kegiatan pada Bidang Rehabilitasi Sosial dilaksanakan selama satu tahun anggaran atau 12 (dua belas) bulan. VIII. SPESIFIKASI RINCIAN ANGGARAN Rincian Anggaran Kegiatan pada Bidang Rehabilitasi Sosial Tahun 2018 adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas (Rp ,-). Belanja Pegawai : Rp Belanja Barang Jasa a. Belanja Bansos : Rp b. Proses kegiatan : Rp c. Peringatan HDI : Rp

17 KAK Bidang Rehabilitasi Sosial 2. Kegiatan Fasilitasi Unit Pelayanan Sosial Keliling (UPSK) terhadap PMKS (Rp ,-). Belanja Pegawai : Rp Belanja Barang Jasa a. Belanja Bahan Material : Rp b. Proses kegiatan : Rp Kegiatan Perlindungan Sosial Terhadap Lanjut Usia (Rp ,-). Belanja Pegawai : Rp Belanja Barang Jasa a. Belanja Bansos : Rp b. Peringatan HLUN : Rp c. Komda Lansia & proses kegiatan : Rp Kegiatan Rehabilitasi Sosial Terhadap Anak Nakal/ABH (Rp ,-). Belanja Pegawai : Rp Belanja Barang Jasa a. Belanja Bansos : Rp b. Proses kegiatan : Rp Kegiatan Rehabilitasi Sosial Terhadap Anak Jalanan (Rp ,-). Belanja Pegawai : Rp Belanja Barang Jasa a. Belanja Bansos : Rp b. Proses kegiatan : Rp

18 KAK Bidang Rehabilitasi Sosial 6. Kegiatan Penanganan Terhadap Anak dan Remaja Terlantar (Rp ,-). Belanja Pegawai : Rp Belanja Barang Jasa a. Belanja Bansos : Rp b. Proses kegiatan : Rp c. Peringatan HAN : Rp Kegiatan Pelayanan Sosial Terhadap Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan/BWBLP (Rp ,-). Belanja Pegawai : Rp Belanja Barang Jasa a. Belanja Bansos : Rp b. Proses kegiatan : Rp Kegiatan Pelayanan Sosial Terhadap Eks Wanita Tuna Susila (WTS) Rp ,-. Belanja Pegawai : Rp Belanja Barang Jasa a. Belanja Bansos : Rp b. Proses kegiatan : Rp Kegiatan Penjaringan dan Pendampingan Pengemis, Gelandangan, Orang Terlantar (PGOT) dan Kelompok Rentan (Rp ,-) Belanja Pegawai : Rp Belanja Barang Jasa a. Belanja Bansos : Rp b. Proses kegiatan : Rp

19 KAK Bidang Rehabilitasi Sosial 10. Kegiatan Penanganan dan Pemberian Bantuan Sosial Terhadap Pekerja Migran dan Korban Tindak Kekerasan (Rp ,-). Belanja Pegawai : Rp Belanja Barang Jasa a. Belanja Bansos : Rp b. Proses kegiatan : Rp Kegiatan Pembinaan PMKS melalui Warung Sosial (Rp ,-). Belanja Pegawai : ---- Belanja Barang Jasa : Rp ,- IX. PELAPORAN Adapun sistematika penyusunan laporan masing-masing kegiatan pada Bidang Rehabilitasi Sosial adalah sebagai berikut : Pendahuluan Memuat Latar Belakang, Dasar Pelaksanaan Kegiatan, serta Maksud dan Tujuan. Pelaksanaan Kegiatan Memuat nama kegiatan ( indikator kinerja, sasaran, lokasi kegiatan, jadwal pelaksanaan kegiatan) dan Proses Pelaksanaan Kegiatan (penggunaan anggaran, dan sistem pelaksanaan anggaran). Hasil Pelaksanaan Kegiatan Memuat unsur hasil berupa : analisis efektivitas capaian fisik, analisis efektivitas capaian keuangan, pengukuran kinerja kegiatan, pengukuran capaian sasaran, analisa kinerja kegiatan, analisa dampak/manfaat dan unsur faktor yang 13

20 KAK Bidang Rehabilitasi Sosial mempengaruhi berupa : faktor pendukung, faktor penghambat, dan peluang serta tantangan. Penutup Memuat kesimpulan dan saran kegiatan. X. PENUTUP Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan pada Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah sebagai dasar penyusunan anggaran kegiatan Tahun KEPALA BIDANG REHABILITASI SOSIAL SOESMIASIH PRAWIRO, SH NIP

21 KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PEMUTAKHIRAN DATA KEMISKINAN I. LATAR BELAKANG Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan untuk memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah. Kondisi ketidakmampuan ini ditandai dengan rendahnya kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok baik berupa pangan, sandang, maupun papan. Kemampuan pendapatan yang rendah ini juga akan berdampak berkurangnya kemampuan untuk memenuhi standar hidup rata-rata seperti standar kesehatan masyarakat dan standar pendidikan. Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan,antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender,dan kondisi lingkungan. Kemiskinan dalam perspektif kesejahteraan sosial dimaknai sebagai kemiskinan yang pada awalnya disebabkan oleh rendahnya taraf ekonomi, kemudian dikarenakan terlalu lama dalam kondisi tersebut baik karena faktor tidak disengaja, disengaja maupun karena dipelihara menyebabkan efek domino yaitu tumbuhnya patologi atau masalah-masalah sosial. Sedangkan resiko ketika kemiskinan sudah menjadi masalah sosial adalah selain harus menyelesaikan masalah ekonomi itu sendiri juga mengatasi masalah sosial yang timbul. Contohnya adalah: munculnya kriminalitas, budaya malas, korupsi, disparitas sosial yang menyebabkan konflik, dan ketergantungan pada pihak lain. Program pengentasan kemiskinan akan berjalan dengan baik, apabila pemerintah daerah memiliki data tentang rumah tangga miskin yang akurat dan up-to-date sehingga program yang akan diberikan kepada rumah tangga miskin menjadi tepat sasaran. Kata kuncinya adalah tersedianya data rumah tangga miskin yang baik akan dijadikan database kemiskinan. Keberadaan data penduduk miskin itu sendiri sangatlah penting, karena dengan adanya sistem informasi tersebut pemerintah daerah dapat

22 mengetahui berapa jumlah peduduk miskin yang ada di daerahnya, seberapa parah tingkat kemiskinan yang dialami dan siapa sajakah yang telah menerima bantuan dari pemerintah. Pengolahan data kemiskinan bertujuan untuk menyajikan informasi yang berkaitan penduduk miskin yang ada di Provinsi Jawa Tengah dan data tersebut dapat digunakan oleh stakeholder sebagai acuan dalam menentukan program kegiatan yang akan dilaksanakan. Permasalahan yang sering terjadi dalam programprogram pengentasan kemiskinan adalah tidak selarasnya antara program yang dicanangkan dengan masalah yang dihadapi oleh masyarakat,bahkan mungkin sama sekali tidak tersentuh, sehingga hasil yang diperoleh sudah barang tentu jauh dari harapan masyarakat. Hal ini pada umumnya terjadi karena data penduduk miskin tidak tertata dengan baik, sehingga program pengentasan kemiskinan belum tepat objek dan sasaran yang berhak menerimanya. Seksi Pengolahan Data kemiskinan Bidang Penanganan fakir Miskin merupakan Seksi yang baru terbentuk di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Peraturan Gubernur No. 63 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah. Seksi ini mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan data kemiskinan II. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah 4. Peraturan Gubernur No. 63 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah.

23 III. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya Kerangka Acuan Kerja Kegiatan pemutakhiran Data Kemiskinan adalah untuk menghasilkan data dan informasi sebagai bahan perumusan strategi, arah kebijakan serta program kegiatan penanggulangan kemiskinan secara terarah, efektif, efisien dan terpadu dalam mendorong terwujudnya Visi dan Misi Dinas Sosial provinsi Jawa Tengah b. Tujuan 1) Menjabarkan program kegiatan yang lebih rinci, terarah, terukur dan dapat dilaksanakan selama Tahun 2018; 2) Untuk meningkatkan koordinasi, integrasi, sinergi dan sinkronisasi data kemiskinan di tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam rangka upaya penanganan fakir miskin 3) mewujudkan efisiensi dan efektifitas dalam perencanaan alokasi sumber daya serta produktif dalam rangka peningkatan kinerja khususnya dalam penanganan fakir miskin. 4) Menciptakan kepastian dan sinergitas perencanaan program kegiatan pengolahan data kemiskinan sebagai database kegiatan penanganan fakir miskin di Jawa Tengah; IV. SASARAN a. Dinas Sosial Kabupaten/Kota b. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) c. Fakir Miskin V. LOKASI KEGIATAN Kegiatan Pemutakhiran Data Kemiskinan dilaksanakan di 35 Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah

24 VI. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Tahapan Kegiatan a. Pengumpulan Data Awal Pengumpulan data merupakan langkah mendasar dari upaya pemantauan dan evaluasi penanggulangan kemiskinan. Data dan informasi yang dikumpulkan mencakup berbagai indikator sosial ekonomi yang dapat memberikan pemahaman akurat tentang kondisi masyarakat miskin, dan data/informasi kinerja kebijakan/program penanggulangan kemiskinan yang dapat memberikan gambaran status dan pencapaian upaya pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin. Data awal yang digunakan adalah Basis Data terpadu yang dikeluarkan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia yang bisa diakses melalui website Siskadasatu.kemensos.go.id BDT pada tahun 2015 telah dilakukan pemutakhiran data dengan b. Rapat Koordinasi Tingkat Provinsi 1. Tujuan Rapat Koordinasi Tingkat Provinsi bertujuan untuk membangun / memantapkan kesamaan pemahaman/persepsi tentang pentingnya keberadaan data yang representatif dalam upaya penanganan kemiskinan serta sinergisitas kesipaan Kabupaten/Kota dalam melakukan verifikasi dan validasi data kemiskinan 2. Peserta 70 orang terdiri dari : a) 35 Dinas Sosial Kabupaten/Kota b) 35 Koordinator Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan 3. Waktu Rapat Koordinasi Tingkat Provinsi dilaksanakan pada bulan Pebruari 2018 di Provinsi

25 c. Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten/Kota 1. Tujuan Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten/Kota bertujuan untuk melakukan konsolidasi keterpaduan dan sinergisitas kesiapan semua stakeholder di tingkat Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan verifikasi dan validasi data kemiskinan tingkat Kabupaten/Kota 2. Peserta 25 Orang terdiri dari : a) Dinas Sosial Kab./Kota b) TKSK c) Stakeholder terkait 3. Waktu Rapat Koordinasi Tingkat Provinsi dilaksanakan pada bulan Maret 2018 di kabupaten/kota d. Verifikasi dan Validasi data Kemiskinan 1. Tujuan Verifikasi dan validasi data kemiskinan dilaksanakan untuk meminimalisir adanya inclusion error dan exclusion error sehingga menghasilkan informasi yang representatif 2. Petugas Petugas verifikasi dan validasi data kemiskinan terdiri dari : a) Petugas Dinas Sosial Kab./Kota b) Aplikator Dinas Sosial Kab./Kota c) TKSK 3. Waktu Verifikasi dan Validasi dilaksanakan pada bulan Maret Oktober 2018

26 e. Workshop Pengolahan Data Kemiskinan 1. Tujuan Workshop dilaksanakan untuk mengolah data menjadi satu informasi yang nantinya dapat dijadikan dasar dalam penyusunan program penanganan kemiskinan. Workshop dilakukan dengan melakukan pengolahan data penerima manfaat program-program kemiskinan yang telah dilaksanakan dengan data yang dihasilkan dari hasil verifikasi dan validasi. Hasil yang diharapkan adalah tersedianya informasi 2. Peserta 70 Orang terdiri dari : a) 35 Petugas Dinas Sosial Kab./Kota b) 35 Aplikator Dinas Sosial Kab./Kota 4. Waktu Workshop pengolahan data dilaksanakan pada bulan November 2018 f. Pelaporan Pelaporan bertujuan untuk mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan kegiatan Pemutakhiran data kemiskinan B. Rencana Anggaran Biaya Rencana Anggaran Biaya Terlampir VII. OUTPUT DAN OUTCOME A. Output a. Tersedianya data Kemiskinan yang representatif b. Tersedianya Informasi kemiskinan sebagai dasar penyusunan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan B. Outcome a. Memberikan umpan balik bagi perbaikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.

27 b. Terwujudnya pengarusutamaan dan sinkronisasi berbagai kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan VIII. PENUTUP Demikianlah Kerangka Acuan Kerja program Pemutakhiran Data kemiskinan ini kami susun dengan harapan akan menjadi acuan dalam melaksanakan langkah-langkah kegiatan di Seksi Pengolahan Data Kemiskinan, sehingga perkembangan kegiatan ini akan lebih jelas dan terarah dalam pencapaian tujuan. Semarang, 16 Pebruari 2017 Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin ADJI HADIPRAKOSO, AKS.MP. NIP

28

29 TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN KEGIATAN JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEPT OKT NOP DES Rapat Koordinasi Provinsi Rapat Koordinasi Kab./Kota Verifikasi dan Validasi Data Workshop Pengolahan data kemiskinan Pelaporan

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH No Program Anggaran Sub Sasaran Lokasi 1. Program Rp. 1.000.000.000 Pelayanan dan Sosial Kesejahteraan Sosial Penyandang

Lebih terperinci

Oleh : Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah

Oleh : Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah Oleh : Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah POPULASI PENDUDUK DI JAWA TENGAH SEBANYAK 33.270.207 JIWA JUMLAH PMKS SEBESAR 5.016.701 JIWA / 15,08 % DARI PENDUDUK JATENG PERINCIAN : KEMISKINAN 4,468,621

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 56 TAHUN 201256 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 78 TAHUN 2013 TAHUN 2012 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 71 A TAHUN 201356 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DEFINITIF DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH

LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH OUT LINE 1. CAPAIAN PRODUKSI 2. SASARAN LUAS TANAM DAN LUAS PANEN 3. CAPAIAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya. KATA PENGANTAR Sektor pertanian merupakan sektor yang vital dalam perekonomian Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Jawa Tengah memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016 BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang dinamakan dengan nawacita.

Lebih terperinci

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 447 60 8 364 478 2.632 629 4.618 57.379 8,05 2 Purbalingga 87 145 33 174 119 1.137

Lebih terperinci

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM. Dinas Sosial 1.

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM. Dinas Sosial 1. 57 Dinas Sosial 1. KEPALA DINAS LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM Kepala Dinas Sosial Kabupaten Karangasem mempunyai tugas

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal LP2KD Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Kendal TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

USULAN PERUBAHAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN BELANJA LANGSUNG DINAS SOSIAL TAHUN ANGGARAN perkantoran

USULAN PERUBAHAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN BELANJA LANGSUNG DINAS SOSIAL TAHUN ANGGARAN perkantoran USULAN PERUBAHAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN BELANJA LANGSUNG DINAS SOSIAL TAHUN ANGGARAN 2016 Kode Program / Kegiatan Indikator Outcome/ output Target Lokasi Pagu 2016 PPAS P 2016 Program Pelayanan Administrasi

Lebih terperinci

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 748 34 3 790 684 2,379 1,165 5,803 57,379 10.11 2 Purbalingga 141 51 10 139 228

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH No. 56/08/33 Th.IX, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 167,79 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 107,95 RIBU TON,

Lebih terperinci

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN No Kelompok Pola Harapan Nasional Gram/hari2) Energi (kkal) %AKG 2) 1 Padi-padian 275 1000 50.0 25.0 2 Umbi-umbian 100 120 6.0

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 No. 50/08/33/Th. VIII, 4 Agustus 2014 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 145,04 RIBU TON, CABAI RAWIT 85,36 RIBU TON, DAN BAWANG

Lebih terperinci

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH Rapat Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Penanganan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah Surakarta, 9 Februari 2016 Kemiskinan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan Halaman : 1 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2017 Formulir RKA-SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 2.02. - Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan suatu proses perubahan terencana yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang berperan di berbagai sektor yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Padahal sebenarnya, kemiskinan adalah masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Padahal sebenarnya, kemiskinan adalah masalah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan seringkali dipahami dalam pengertian yang sangat sederhana yaitu sebagai keadaan kekurangan uang, rendahnya tingkat pendapatan dan tidak terpenuhinya kebutuhan

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Fisik Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua Provinsi besar, yaitu

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang

Lebih terperinci

Memberikan jaminan sosial kepada warga masyarakat, khususnya penyandang masalah sosial;

Memberikan jaminan sosial kepada warga masyarakat, khususnya penyandang masalah sosial; 22. URUSAN SOSIAL Konsep pembangunan sosial merupakan bentuk evaluasi dan kritik terhadap konsep pembangunan ekonomi yang hanya terfokus pada kemajuan ekonomi dan tidak memperhatikan aspek sosial, dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH. 1. Penetapan kebijakan bidang sosial skala nasional. 1. Penyusunan perencanaan bidang sosial skala nasional.

PEMERINTAH. 1. Penetapan kebijakan bidang sosial skala nasional. 1. Penyusunan perencanaan bidang sosial skala nasional. - 290 - M. PEMBAGIAN URUSAN AN SOSIAL 1. Kebijakan Bidang 1. Penetapan kebijakan bidang sosial skala 1. Penetapan kebijakan bidang sosial skala provinsi mengacu pada kebijakan 1. Penetapan kebijakan bidang

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL, PENGENDALIAN PENDUDUK

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH Kondisi umum Provinsi Jawa Tengah ditinjau dari aspek pemerintahan, wilayah, kependudukan dan ketenagakerjaan antara lain sebagai berikut : A. Administrasi Pemerintah,

Lebih terperinci

PEMERINTAH. 1. Penetapan kebijakan bidang sosial skala nasional. 1. Penyusunan perencanaan bidang sosial skala nasional.

PEMERINTAH. 1. Penetapan kebijakan bidang sosial skala nasional. 1. Penyusunan perencanaan bidang sosial skala nasional. - 379 - M. PEMBAGIAN URUSAN AN SOSIAL SUB 1. Kebijakan Bidang 1. Penetapan kebijakan bidang sosial skala 1. Penetapan kebijakan bidang sosial skala provinsi mengacu pada kebijakan 1. Penetapan kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL

TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah) A. Kepala Dinas Kepala Dinas

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH TARGET INDIKATOR LKPD YANG OPINI WTP Dalam Perpres No 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 telah ditetapkan prioritas nasional pencapaian

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t PROVINSI JAWA TENGAH Data Agregat per K b t /K t PROVINSI JAWA TENGAH Penutup Penyelenggaraan Sensus Penduduk 2010 merupakan hajatan besar bangsa yang hasilnya sangat penting dalam rangka perencanaan pembangunan.

Lebih terperinci

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial 22. URUSAN SOSIAL Pembangunan Bidang Kesejahteraan Sosial adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan pembangunan nasional. Sasaran utama pembangunan Kesejahteraan Sosial adalah Penyandang Masalah Kesejahteraan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara atau wilayah di berbagai belahan dunia pasti melakukan kegiatan pembangunan ekonomi, dimana kegiatan pembangunan tersebut bertujuan untuk mencapai social

Lebih terperinci

PROGRAM KB NASIONAL BAGI MHS KKN UNDIP

PROGRAM KB NASIONAL BAGI MHS KKN UNDIP PROGRAM KB NASIONAL BAGI MHS KKN UNDIP 1 SITUASI KEPENDUDUKAN DAN PROGRAM KB NASIONAL JAWA TENGAH 2 DISTRIBUSI dan KEPADATAN PENDUDUK = 0 50 Pddk/Km2 = 51 100 Pddk/Km2 = 101 500 Pddk/Km2 = >500 Pddk/Km2

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN No. 62/11/33/Th.V, 07 November 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2011 mencapai 16,92 juta

Lebih terperinci

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial 22. URUSAN SOSIAL UUD 45 telah mengamanatkan bahwa Negara wajib memberi perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial. Beberapa masalah yang masih perlu mendapat perhatian diantaranya masih rendahnya kualitas

Lebih terperinci

RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN APBN TA Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Surakarta, Oktober 2015

RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN APBN TA Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Surakarta, Oktober 2015 RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN APBN TA 2016 Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Surakarta, 29-30 Oktober 2015 1 1. 2 REALISASI ANGGARAN APBN TA 2015 SATKER PAGU ANGGARAN

Lebih terperinci

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 728 112 20 1,955 2,178 2,627 1,802 9,422 57,379 16.42 2 Purbalingga 70 50 11 471

Lebih terperinci

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial 22. URUSAN SOSIAL Perlindungan dan kesejahteraan sosial diperlukan bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945. Meskipun telah banyak dicatat beberapa keberhasilan, beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertanian merupakan salah satu basis perekonomian Indonesia. Jika mengingat bahwa Indonesia adalah negara agraris, maka pembangunan pertanian akan memberikan

Lebih terperinci

Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) , Fax (0370) Kode Pos TELAAHAN STAF

Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) , Fax (0370) Kode Pos TELAAHAN STAF PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Jl. Sukarno Hatta Giri Menang Gerung Telp.( 0370 ) 681150, 681156 Fax (0370) 681156 Kode Pos 83363 TELAAHAN STAF Kepada : Bapak

Lebih terperinci

PENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016

PENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016 PENEMPATAN TENAGA KERJA A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016 NO KAB./KOTA L P JUMLAH 1 KABUPATEN REMBANG 820 530 1.350 2 KOTA MAGELANG 238 292 530 3 KABUPATEN WONOGIRI 2.861

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA KERANGKA ACUAN KERJA Rakor Pengurangan Melalui Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tahun 2016 BIRO BINA SOSIAL SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 0 A. LATAR BELAKANG 1. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH,

GUBERNUR JAWA TENGAH, GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 5 wsm 2^17 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. PERENCANAAN STRATEGIS DAN RENCANA KINERJA Rencana Strategis Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat secara lengkap termuat dalam Rencana Strategis (Renstra) yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara

Lebih terperinci

PENEMPATAN TENAGA KERJA

PENEMPATAN TENAGA KERJA PENEMPATAN TENAGA KERJA A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2015 NO. KAB./KOTA 2015 *) L P JUMLAH 1 KABUPATEN SEMARANG 3,999 8,817 12816 2 KABUPATEN REMBANG 1,098 803 1901 3 KOTA.

Lebih terperinci

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 70 Menimbang : Mengingat : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUASIN, a. bahwa setiap warga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi jangka panjang. Dari satu periode ke periode berikutnya kemampuan suatu negara untuk

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 15 29 December 2016 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL ACEH

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL ACEH 1 GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Untuk mencapai cita-cita tersebut pemerintah mengupayakan. perekonomian adalah komponen utama demi berlangsungnya sistem

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Untuk mencapai cita-cita tersebut pemerintah mengupayakan. perekonomian adalah komponen utama demi berlangsungnya sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang senantiasa memperbaiki struktur pemerintahan dan kualitas pembangunan nasional, guna mewujudkan cita-cita

Lebih terperinci

IR. SUGIONO, MP. Lahir : JAKARTA, 13 Oktober 1961

IR. SUGIONO, MP. Lahir : JAKARTA, 13 Oktober 1961 IR. SUGIONO, MP Lahir : JAKARTA, 13 Oktober 1961 1 BBPTU HPT BATURRADEN Berdasarkan Permentan No: 55/Permentan/OT.140/5/2013 Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturraden yang

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaah Terhadap Kebijakan Nasional Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018, Kementerian PPN/Bappenas memangkas prioritas nasional agar lebih fokus menjadi

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN SUBID ANALISA AKSES DAN HARGA PANGAN TA BADAN KETAHANAN PANGAN PROV. JATENG

PROGRAM DAN KEGIATAN SUBID ANALISA AKSES DAN HARGA PANGAN TA BADAN KETAHANAN PANGAN PROV. JATENG PROGRAM DAN KEGIATAN SUBID ANALISA AKSES DAN HARGA PANGAN TA. 2016 BADAN KETAHANAN PANGAN PROV. JATENG 1 I.Program Peningkatan Ketahanan Pangan (APBD) Peningkatan Akses Pangan Masyarakat dan Pemantauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama beberapa dekade terakhir terdapat minat yang terus meningkat terhadap desentralisasi di berbagai pemerintahan di belahan dunia. Bahkan banyak negara

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

FUNGSI a. pelaksanaan penyusunan rencana dan program kerja kesekretariatan ; b. pelaksanaan pelayanan kesekretariatan yang

FUNGSI a. pelaksanaan penyusunan rencana dan program kerja kesekretariatan ; b. pelaksanaan pelayanan kesekretariatan yang No Jabatan Tugas : Kepala Dinas memimpin, mengkoordinasikan dan melaksanakan urusan pemerintahan di bidang Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : Mengingat : a. bahwa Pancasila

Lebih terperinci

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Kab. Demak Nomor Tanggal : 12 TAHUN 2016 : 23 DESEMBER 2016 PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH : DINAS SOSIAL KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH PROVINSI NTB TAHUN ANGGARAN : 2016 SASARAN STRATEGIS

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 561.4/69/2010 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Tengah 1. Peta Provinsi Jawa Tengah Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 2. Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA.

BAB II PERENCANAAN KINERJA. BAB II PERENCANAAN KINERJA. A. RENCANA STRATEGIS Perencanaan Strategis Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2012 2017 adalah suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dan dilaksanakan

Lebih terperinci

PEMODELAN PROFIL KESRA PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PEMODELAN PROFIL KESRA PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS F.2. Pemodelan Profil Kesra Provinsi Jawa Tengah Dengan Sistem Informasi Geografis... (Budi Widjajanto) PEMODELAN PROFIL KESRA PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS F.10 Budi Widjajanto

Lebih terperinci

PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN

PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN Dinas Kesehatan PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2013 Berdasarkan PERMENKES RI No. 741/MENKES/PER/VII/2008 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24

Lebih terperinci

GUBERNURJAWATENGAH. PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOM0R '2 TAJroJii 2e15 TENTANG

GUBERNURJAWATENGAH. PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOM0R '2 TAJroJii 2e15 TENTANG GUBERNURJAWATENGAH PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOM0R '2 TAJroJii 2e15 TENTANG PERKIRAANALOKASIDANABAGI HASILCUKAIHASILTEMBAKAU BAGIANPEMERINTAHPROVINSIJAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATENjKOTADI JAWATENGAHTAHUNANGGARAN2016

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 36 BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di tengah Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi Jawa Tengah terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah yang bersangkutan dengan

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN BADAN KESBANGPOL DAN LINMAS PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN BADAN KESBANGPOL DAN LINMAS PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 JADWAL PELAKSANAAN BADAN KESBANGPOL DAN LINMAS PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 NO JUMLAH DAN LOKASI Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 1 Kegiatan PNS Kesbang Prov.Jtg

Lebih terperinci

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017 PAPARAN SEKRETARIS DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017 Ungaran, 19 Januari 2017 Struktur Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Pembangunan yang dilaksanakan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN

Lebih terperinci

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA Dinas Kesehatan PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG SEMESTER 1 TAHUN 2015 Berdasarkan PERMENKES RI No. 741/MENKES/PER/VII/2008 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL SALINAN NOMOR 29/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI SELATAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI SELATAN NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (1) (2) (3) (4) 1 2 Berkontribusinya menurunkan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KEPALA BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA KEPALA BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA KEPALA BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN Sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 09 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019 PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 9 Organisasi / SKPD :... -DINAS SOSIAL Halaman dari 4 Program.. SOSIAL.9.445.3.9... PROGRAM PELAYANAN

Lebih terperinci

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015 PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015 Berdasarkan PERMENKES RI No. 741/MENKES/PER/VII/2008 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RENCANA AKSI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 DINAS SOSIAL KABUPATEN GRESIK

RENCANA AKSI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 DINAS SOSIAL KABUPATEN GRESIK RENCANA AKSI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 DINAS SOSIAL KABUPATEN GRESIK I. SASARAN STRATEGIS -1 NO SASARAN STRATEGIS 1 Terwujudnya rehabilitasi sosial bagi rehabilitasi terhadap jumlah 0,29% 0,04% 0,12%

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA.

BAB II PERENCANAAN KINERJA. BAB II PERENCANAAN KINERJA. 2.1. RENCANA STRATEGIS Perencanaan Strategis Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2012 2017 adalah suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dan dilaksanakan

Lebih terperinci