IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH"

Transkripsi

1 57 IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Kepulauan Aru adalah salah satu kabupaten di Provinsi Maluku yang merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Maluku Tenggara yang disahkan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun Menurut astronomi, Kabupaten Kepulauan Aru terletak antara 5 o 8 o Lintang Selatan dan 133,5 o 136,5 o Bujur Timur, dengan luas wilayah ± ,22 Km 2 yang terdiri dari luas daratan ± 6.426,77 Km² (11,63%) dan luas lautan ± ,45 (88,37%), serta terdiri dari 187 pulau besar maupun kecil, dimana 89 pulau sudah dihuni dan 98 pulau belum dihuni. Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Kepulauan Aru adalah sebagai berikut : a) Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Arafura b) Sebelah Utara berbatasan dengan bagian Selatan Irian Jaya c) Sebelah Timur berbatasan dengan bagian Selatan Irian Jaya d) Bagian Barat berbatasan dengan bagian Timur Pulau Kei Besar dan Laut Arafura Iklim dipengaruhi oleh Laut Banda, Laut Arafura dan Samudera Indonesia juga dibayangi oleh Pulau Papua di Bagian Timur dan Benua Australia di Bagian Selatan, sehingga sewaktu-waktu terjadi perubahan. Berdasarkan klasifikasi Agroklimat menurut Oldeman, Irsal dan Muladi (1981), Kepulauan Aru terbagi dalam dua Zona Agroklimat C2 yaitu bulan basah sebanyak 5-6 bulan dan bulan kering sebanyak 2-3 bulan. Menurut Peta Geologi Indonesia (1965), Kepulauan Aru terbentuk/tersusun dari tanah 2 jenis tanah, yaitu Podzolik dan Rensina serta 5 jenis batuan, yaitu Neogen, Aluvium Undak, Terumbul Coral, Paleozoikum dan Seklis Habluk. Secara administratif, Kabupaten Kepulauan Aru terbagi atas 3 kecamatan, 2 kelurahan dan 117 desa. Kecamatan yang memiliki wilayah paling luas adalah Kecamatan Aru tengah, yaitu seluas km 2, diikuti Kecamatan P.P. Aru seluas 2.208,64 km 2. Sedangkan Kecamatan dengan luas wilayah paling kecil adalah Aru

2 58 Selatan yaitu km 2. Topografi Kepulauan Aru pada umumnya datar dan berawa-rawa. Kepulauan Aru dipengaruhi oleh beberapa musim yang berlangsung sepanjang tahun, yaitu : 1. Keadaan musim teratur, Musim Timur berlangsung dari bulan April sampai Oktober. Musim ini adalah Musim Kemarau. Musim Barat berlangsung dari bulan Oktober sampai Pebruari. Musim hujan pada bulan Desember sampai Pebruari dan yang paling deras terjadi pada bulan Desember dan Pebruari. 2. Musim Pancaroba berlangsung dalam bulan Maret/April dan Oktober/ Nopember. 3. Bulan April sampai Oktober, bertiup Angin Timur Tenggara. Angin kencang bertiup pada bulan Januari dan Pebruari diikuti dengan hujan deras dan laut bergelora. 4. Bulan April sampai September bertiup Angin Timur Tenggara dan Selatan sebanyak 91% dengan Angin Tenggara dominan 61%. 5. Bulan Oktober sampai Maret bertiup Angin Barat Laut sebanyak 50% dengan Angin Barat Laut dominan 28%. Dengan kondisi geografis seperti diuraikan diatas, dimana lebih dari 75% wilayah Kepulauan Aru adalah laut, dengan potensi perikanan yang luar biasa mengakibatkan penyerapan tenaga kerja terbanyak adalah pada sub sektor perikanan, dimana pada tahun 2007 tercatat jumlah penduduk di Kepulauan Aru yang berprofesi sebagai nelayan sebanyak orang Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi Kepulaun Aru Struktur Ekonomi Struktur ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru sejak tahun 2000 masih didominasi oleh 3 (tiga) sektor utama. Ketiga sektor tersebut adalah Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran serta Sektor Jasa-Jasa. Secara keseluruhan memberikan kontribusi yang mencapai besaran sekitar 94,74 persen, sedangkan 6 (enam) sektor lainnya hanya mampu menyumbang sebesar 5,26 persen.

3 59 Pert & Pengg 0.77 Indst. Peng 0.27 List, Gas & Air Bersih Bangunan Pdg, Htl & Rest Pertanian Jasa 6.35 Peng & Kom 1.16 Keu, Persw & Jasa Per Gambar 5. Kontribusi 9 Sektor dalam Pembentukan (Persentase) Tahun PDRB Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa struktur ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2007 didominasi oleh tiga sektor, yaitu sektor pertanian sebesar 60,78%, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 27,61%, dan sektor jasa-jasa sebesar 6,35%. Sedangkan enam sektor lain hanya mampu memberikan kontribusi sebesar 5,26%, yang terdiri dari sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 1,73%, sektor angkutan dan komunikasi sebesar 1,16%, sektor bangunan sebesar 1,03%, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,77% %, sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 0,29 dan sektor industri pengolahan sebesar 0,27%. Pada tahun 2004 Sektor Pertanian memberi kontribusi terhadap PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 60,26 persen dan pada tahun 2005 meningkat menjadi 61,33 persen kemudian pada tahun 2006 turun menjadi 61,28 persen dan turun kembali menjadi 60,78 persen pada tahun Kontribusi terbesar pada sektor

4 60 ini berasal dari Sub Sektor Perikanan yang mampu menyumbang sekitar 41,38 persen dari Sektor Pertanian pada tahun 2004, tahun 2005 menyumbang sebesar 42,77 persen, tahun 2006 menyumbang sebesar 43,43 persen dan pada tahun 2007 menyumbang sebesar 43,48 persen. Sementara sektor usaha lain yang menduduki peringkat kedua adalah Sektor Perdangan Hotel dan Restoran dalam pembentukan PDRB. Sektor ini berperan sebagai penunjang kegiatan ekonomi yang menghasilkan produk barang dan jasa. Pada tahun 2004 peranan Sektor Perdangan Hotel dan Restoran sebesar 27,26 persen namun kemudian pada tahun 2005 turun menjadi 26,79 persen dan pada tahun 2006 sedikit mengalami kenaikan dengan menyumbang sebesar sebesar 27,00 persen. Pada tahun 2007 sektor ini kembali meningkat menjadi 27,61 persen. Tabel 10. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun No Sektor Pertanian 60,26 61,33 61,28 60,78 2 Pertambangan dan Penggalian 0,84 0,80 0,77 0,77 3 Industri Pengolahan 0,26 0,25 0,26 0,27 4 Listrik dan Air Bersih 0,31 0,30 0,31 0,29 5 Bangunan 1,02 1,00 1,00 1,03 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 27,26 26,79 27,00 27,61 7 Angkutan & Komunikasi 1,24 1,20 1,18 1,16 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Per. 1,92 1,83 1,79 1,73 9 Jasa-jasa 6,89 6,51 6,41 6,35 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi persentase PDRB Kabupaten Kepulauan Aru menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tidak mengalami perubahan dari tahun , dominasi tiga sektor utama tidak mengalami perubahan kemudian diikuti oleh keenam sektor lainnya, bahkan

5 61 beberapa sektor menunjukkan pertumbuhan negatif, seperti pertambangan dan penggalian, listrik dan air bersih, angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Sektor industri pengolahan yang merupakan sektor yang peranan besar dalam memberikan nilai tambah bagi perekonomian daerah Kabupaten Kepulauan Aru juga tidak mengalami perkembangan yang signifikan karena minimnya industri pengolahan yang ada di daerah tersebut, dimana pada tahun 2004 sektor ini hanya mampu memberikan kontribusi sebesar 0,26% kemudian menurun pada tahun 2005 menjadi 0,25%. Pada tahun 2006 mengalami sedikit peningkatan menjadi 0,26% dan tahun 2007 menjadi 0,27% Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2007 yang ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan peningkatan sebesar 5,47 persen bila dibandingkan dengan tahun 2006 yang tumbuh sebesar 5,39 persen dari tahun Nilai pertumbuhan ini diharapkan mampu terus meningkat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun-tahun mendatang. Secara sektoral di tahun 2007 seluruh ekonomi mengalami pertumbuhan positif, pertumbuhan tertinggi secara berturut-turut adalah Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 8,56 persen, pada tahun 2006 sektor ini juga menempati peringkat teratas dengan pertumbuhan sebesar 7,74; Sektor Bangunan sebesar 8,16 persen pada tahun 2007 dan menduduki peringkat kedua, meningkat dari tahun 2006 yang berada di peringkat keempat dengan menyumbang sebesar 4,30 persen; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 8,06 persen menduduki peringkat ketiga pada tahun 2007, sedangkan pada tahun 2006 sektor ini merupakan peringkat kedua dari struktur ekonomi yang ada di Kabupaten Kepulauan Aru dengan menyumbang sebesar 7,61 persen; Sektor Pertambangan dan Penggalian melonjak ke peringkat keempat dengan pertumbuhan sebesar 7,40 persen pada tahun 2007, angka ini meningkat dari tahun 2006 yang hanya mampu menyumbang sebesar 5,37 persen; Sektor Jasa-jasa tahun 2007 menduduki urutan kelima dengan menyumbang sebesar 6,10 persen, pada tahun 2006 juga

6 62 menduduki peringkat kelima dengan menyumbang sebesar 5,90 persen; Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2007 yang ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan peningkatan sebesar 5,47 persen bila dibandingkan dengan tahun 2006 yang tumbuh sebesar 5,39 persen dari tahun Nilai pertumbuhan ini diharapkan mampu terus meningkat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun-tahun mendatang. Secara sektoral di tahun 2007 seluruh ekonomi mengalami pertumbuhan positif, pertumbuhan tertinggi secara berturut-turut adalah Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 8,56 persen, pada tahun 2006 sektor ini juga menempati peringkat teratas dengan pertumbuhan sebesar 7,74; Sektor Bangunan sebesar 8,16 persen pada tahun 2007 dan menduduki peringkat kedua, meningkat dari tahun 2006 yang berada di peringkat keempat dengan menyumbang sebesar 4,30 persen; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 8,06 persen menduduki peringkat ketiga pada tahun 2007, sedangkan pada tahun 2006 sektor ini merupakan peringkat kedua dari struktur ekonomi yang ada di Kabupaten Kepulauan Aru dengan menyumbang sebesar 7,61 persen; Sektor Pertambangan dan Penggalian melonjak ke peringkat keempat dengan pertumbuhan sebesar 7,40 persen pada tahun 2007, angka ini meningkat dari tahun 2006 yang hanya mampu menyumbang sebesar 5,37 persen; Sektor Jasa-jasa tahun 2007 menduduki urutan kelima dengan menyumbang sebesar 6,10 persen, pada tahun 2006 juga menduduki peringkat kelima dengan menyumbang sebesar 5,90 persen; Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 5,40 persen pada tahun 2007 menduduki peringkat keenam, pada tahun 2006 sektor ini juga berada pada peringkat yang sama dengan menyumbang sebesar 5,87 persen; Sektor Industri Pengolahan sebesar 4,84 persen pada tahun 2007 turun dari tahun 2006 yang mampu menyumbang sebesar 5,47 persen; Pertanian pada tahun 2007 menduduki peringkat kedelapan dengan menyumbang sebesar 3,84 persen, pada tahun 2006 sektor ini menjadi juru kunci dengan menyumbang sebesar sebesar 4,17 persen; Sektor Listrik, dan Air Bersih pada tahun 2007 menduduki peringkat terakhir dengan menyumbang sebesar 3,28 persen, jauh menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mampu menyumbang sebesar 6,96 persen.

7 63 Secara keseluruhan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru dapat ditunjukan pada dibawah ini. Tabel 11. Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kabupaten Kepulauan Aru No Sektor Laju Pertumbuhan (%) Pertanian 4,17 3,84 2 Pertambangan dan Penggalian 5,37 7,40 3 Industri Pengolahan 5,47 4,84 4 Listrik dan Air Bersih 6,96 3,28 5 Bangunan 6,72 8,16 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 7,74 8,56 7 Angkutan & Komunikasi 7,61 8,06 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 5,87 5,40 9 Jasa-jasa 5,90 6, Produk Domestik Regional Bruto Kemampuan suatu daerah/region untuk mengelola potensi ekonominya dapat digambarkan lewat penggunaan indikator-indikator ekonomi. Indikator yang paling sering digunakan adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada tahun kelima pembentukan Kabupaten, PDRB Kabupaten Kepulauan Aru menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007 tercatat sebesar ,89 milyar rupiah. Bila dibandingkan dengan tahun 2006 yang tercatat sebesar ,29 milyar rupiah maka terdapat kenaikan sebesar ,60 milyar rupiah atau 11,87%, dimana sektor primer yang terdiri dari sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian masih mendominasi struktur ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru. Atas Dasar Harga Konstan 2000 PDRB Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2007 tercatat sebesar ,49 milyar rupiah, sedangkan tahun 2006 tercatat

8 64 sebesar ,53 milyar rupiah atau naik sebesar 5,47%. PDRB Kepulauan Aru dapat digambarkan seperti grafik dibawah ini : Kabupaten 2,00 37,00 61,00 Primer Sekunder Tersier Gambar 6. PDRB Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Keragaan Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru Data yang diperoleh dari BPS Kepulauan Aru pada tahun 2008 menunjukkan bahwa produksi perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru mengalami peningkatan yang sangat signifikan, baik produksi perikanan berupa ikan maupun non ikan dari berbagai jenis, dari yang bernilai ekonomi tinggi maupun rendah. Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan permintaan pasar akan hasil produksi perikanan yang semakin besar dengan harga yang lebih kompetitif sehingga memacu para nelayan maupun pengusaha di bidang perikanan untuk meningkatkan produksinya. Besarnya permintaan akan produksi perikanan ini mempengaruhi masyarakat untuk menjadikan nelayan sebagai mata pencaharian semakin besar dan berkembang dari tahun ke tahun, walaupun sebagian besar nelayan lokal hanya menggunakan alat tangkap yang tradisional.

9 65 Keragaan perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru dari tahun dapat digambarkan pada tabel-tabel dibawah ini : Tabel 12. Perkembangan Hasil Penangkapan dan Nilai Ikan/Non Ikan Menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun, Kecamatan Produksi (Ton) Nilai (Ribuan) Pulau-pulau Aru , ,0 Aru Tengah , ,0 Aru Selatan , , , , , , , ,0 Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa hasil penangkapan ikan maupun non ikan di Kabupaten Kepulauan Aru dari tahun mengalami peningkatan yang sangat signifikan, dimana pada tahun 2005, hasil tangkapan ikan maupun non ikan hanya sebesar 6.521,5 ton, kemudian meningkat tajam pada tahun 2006 menjadi ,9 ton. Peningkatan hasil tangkapan sangat tinggi terjadi pada tahun 2007 yang mencapai ,1 ton. Upaya peningkatan produksi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor penunjang yang dapat mendorong proses produksi. Dalam bidang perikanan, peningkatan hasil tangkapan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah tenaga kerja/ nelayan, armada, maupun peralatan tangkap yang digunakan. Tabel 13. Banyaknya Perahu/Kapal Motor Penangkap Ikan di Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Jenis dan Kecamatan, Tahun 2007 Jenis P.P. Aru Aru Tengah Aru Selatan Perahu Tanpa Motor Motor Tempel Kapal Motor

10 66 Dari tabel diatas dapat dilihat jumah perahu/kapal motor penangkap ikan yang ada pada tiga kecamatan di Kabupaten Kepulauan Aru, dimana armada tangkap yang dimiliki oleh nelayan masih didominasi oleh peralatan tradisional berupa perahu tanpa motor sebanyak buah, diikuti oleh kapal motor sebanyak buah, dan yang paling sedikit jumlahnya adalah motor tempel, sebanyak 254 buah. Sedangkan menurut wilayah, armada tangkap paling banyak berada di Kecamatan Pulau-pulau Aru dan Aru Tengah, karena memiliki potensi perikanan yang lebih besar dibandingkan dengan Kecamatan Aru Selatan. Fakta lain yang ditemui saat ini adalah bahwa nelayan lokal sampai saat ini hanya mampu memiliki armada tangkap berupa perahu, motor tempel maupun kapal motor berukuran kecil. Dengan peralatan seperti ini, kapasitas produksinya menjadi sangat kecil jika dibandingkan dengan pengusaha yang bergerak di bidang perikanan, yang telah menggunakan armada tangkap maupun peralatan yang jauh lebih modern. Sebagai armada tangkap, perahu/kapal motor penangkap ikan yang ada di Kabupaten Kepulauan Aru dilengkapi dengan peralatan tangkap sebagaimana dapat terdapat pada tabel dibawah ini. Tabel 14. Banyaknya Alat Penangkapan Ikan di Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Jenis dan Kecamatan, Tahun No Jenis P.P. Aru Aru Tengah Aru Selatan 1 Pukat Udang Pukat Ikan Jaring Insang Jaring Angkat Pancing Lainnya Alat Pengumpul Kerang Sero Alat Pengumpul Rumput Laut Bubu Lain-lain - - -

11 67 Data dari tabel diatas menunjukkan bahwa jenis alat penangkapan ikan dan non ikan di Kabupaten Kepulauan Aru didominasi oleh tiga jenis, yakni pancing, alat pengumpul kerang dan jaring insang, sementara alat tangkap lain seperti pukat udang, jaring angkat, sero dan bubu lebih sedikit jumlahnya dibandingkan ketiga alat tangkap tersebut. Sementara peralatan lain seperti pukat ikan dan alat pengumpul rumput laut sampai tahun 2007 belum digunakan. Untuk mengoperasikan armada dan alat tangkap sebagaimana tersebut diatas diperlukan tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar. Banyaknya nelayan dan kelompok nelayan di Kabupaten Kepulauan Aru dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 15. Banyaknya Nelayan dan Kelompok Nelayan di Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Kecamatan, Tahun Kecamatan Nelayan Kelompok Nelayan Pulau-pulau Aru Aru Tengah Aru Selatan Data dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah nelayan maupun kelompok nelayan di Kabupaten Kepulauan Aru mengalami peningkatan, yaitu dari tahun 2004 sebanyak nelayan, kemudian meningkat menjadi nelayan. Pada tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi nelayan, kemudian pada tahun 2008 turun menjadi nelayan. Sedangkan kelompok nelayan yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Aru adalah sebanyak 275 kelompok pada tahun 2004, kemudian meningkat menjadi 305 pada tahun 2005.

12 68 Tahun 2006 bertambah menjadi 593 dan pertambahan kelompok nelayan terjadi sangat tinggi pada tahun 2007 menjadi kelompok nelayan. Data mengenai produksi dan nilai produksi ikan dan non ikan di Kabupaten Kepulauan Aru menurut jenis dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 16. Produksi dan Nilai Produksi Ikan di Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Jenis, Tahun 2007 No. Jenis Ikan Produksi (Ton) Nilai (Ribuan) 1. Ikan Kuwe , Ikan Tenggiri , Ikan Kerapu 330, Ikan Kembung , Ikan Baronang 1.035, Ikan Kakap Merah , Ikan Tembang 357, Ikan Biji Nangka 18, Ikan Bawal , Ikan Kakap Putih , Ikan Terbang 382, Ikan Julung-julung 169, Ikan Gulama , Ikan Sebelah 65, Ikan Cucut 6.827, Ikan Cakalang , Ikan Tongkol 9.120, Ikan Tuna 1.137, Ikan Beloso 412, Ikan Pari 357, Ikan Lencam , Ikan Belanak 517, Ikan Merah , Jumlah ,

13 69 Tabel 17. Produksi dan Nilai Produksi Non Ikan di Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Jenis, Tahun 2007 No. Jenis Ikan Produksi (Ton) Nilai (Ribuan) 1. Cumi-cumi 811, Sotong 64, Udang Tiger 794, Udang Banana 1.032, Lobster 29, Rajungan 650, Kepiting Bakau 843, Teripang 23, Kerang Darah 452, Kerang Mutiara 354, Rumput Laut 22, Binatang Lunak Lainnya 1, Telur ikan 473, Jumlah 5.553, Kebijakan Pembangunan Perikanan Arah dan Kebijakan Pembangunan Arah dan kebijakan pembangunan perikanan yang ditempuh Kabupaten Kepulauan Aru sebagaimana tercantum dalam RPJM Tahun adalah sebagai berikut : 1. Mengelola dan mendayagunakan potensi sumberdaya laut, pesisir dan pulaupulau kecil secara lestari; 2. Menata dan mengembangkan usaha-usaha produktif yang mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir dan nelayan, melalui penyiapan sarana dan prasarana perikanan dan kelautan; 3. Menata wilayah pengembangan perikanan dan kelautan dalam suatu arahan tata ruang dan tata guna lahan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil; 4. Membina kemitraan usaha masyarakat pesisir dan nelayan dalam suatu sistem agribisnis yang merata dan berkeadilan;

14 70 5. Menjaga dan memelihara keseimbangan fungsi ekosistem pesisir, laut dan pulau-pulau kecil 6. Meningkatkan pelayanan teknis dan kapasitas kelembagaan perikanan dan kelautan yang maju, dan berkelanjutan Program Pembangunan Program pembangunan perikanan yang akan dilaksanakan di Kabupaten Kepulauan Aru sebagaimana tercantum pada RPJM Tahun adalah sebagai berikut : 1. Program Pengelolaan dan Pengembangan Perikanan dan Kelautan Program ini bertujuan untuk mendayagunakan potensi perikanan dan kelautan secara optimal, adil dan lestari bagi pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. kegiatan pokokyang dilakukan adalah : a. Penyusunan profil potensi dan profil investasi perikanan dan kelautan; b. Peningkatan produksi perikanan tangkap dan budidaya melalui pola perikanan yang produktif; c. Pengembangan usaha yang memiliki nilai tambah; d. Pengembangan sarana dan prasarana produksi perikanan; e. Pengembangan dan pengendalian mutu produk perikanan; f. Peningkatan jaringan distribusi dan pemasaran hasil perikanan 2. Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Nelayan Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat pesisir dan nelayan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah : a. Peningkatan kapasitas berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir dan nelayan; b. Pembinaan masyarakat pesisir dan nelayan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, penguasaan informasi, dan manajemen usaha aquabisnis; c. Pengembangan kemitraan usaha dengan lembaga terkait baik pemerintah, swasta, koperasi dan lembaga masyarakat dala pemberdayaan masyarakat pesisir dan nelayan;

15 71 3. Program Penataan Wilayah Pengembangan Perikanan serta Pengelolaan Wilayah Pesisir, Laut dan Pulau-Pulau Kecil Program ini bertujuan untuk menata sentra-sentra perikanan dan mekanisme pengelolaan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah : a. Penataan ruang dan pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil secara terpadu; b. Penataan sentra-sentra perikanan tradisional, menengah dan besar untuk meningkatkan produktivitas dan profesionalisme usaha perikanan; c. Penataan sistem pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil. 4. Program Pengawasan, Pengendalian, Rehabilitasi dan Konservasi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Program ini bertujuan untuk menata dan meningkatkan efektifitas pengawasan, pengendalian, perlindungan sumberdaya perikanan dan ekosisitem pesisir. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah : a. Penataan kawasan konservasi laut, rehabilitasi dan perlindungan sumberdaya perikanan, pesisir, laut dan pulau-pulau kecil; b. Peningkatan pengawasan dan pengendalian sumberdaya laut, jasa kelautan, ekosistem laut dan pencemaran laut; c. Pengembangan sistem, prasarana dan sarana pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan dan perikanan; d. Penataan sistem dan penegakan hukum; e. Pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya perikanan dan kelautan. 5. Program Pengembangan Teknologi dan Sistem Informasi Perikanan dan Kelautan Program ini bertujuan untuk mengembangkan teknologi dan sistem informasi yang dapat diakses masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pengembangan perikanan dan kelautan. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah :

16 72 a. Desiminasi riset dan teknologi tepat guna untuk kepentingan pengembangan perikanan dan kelautan melalui kerjasama dengan Perguruan Tinggi; b. Penataan data base dan sistem informasi perikanan dan kelautan untuk peningkatan pelayanan internal maupun eksternal; c. Penataan bentuk prasarana dan sarana informasi perikanan dan kelautan. 6. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM Perikanan dan Kelautan Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas aparatur dan penguatan kelembagaan perikanan dan kelautan. Kegiatan pokok program ini meliputi : a. Peningkatan peran Petugas Penyuluh Spesialis (PPS) dan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL); b. Pembinaan kapasitas teknis dalam bentuk diklat dan magang; c. Pemantapan organisasi dan manajemen kelembagaan perikanan. Data dan informasi mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru, khususnya dinas terkait tidak dapat penulis sajikan karena hingga pengambilan data dilapangan yang dilakukan oleh penulis, data dan informasi tersebut belum tersedia, sehingga penulis melakukan observasi lapangan untuk memperoleh informasi, apakah program-program tersebut tersebut sudah dijalankan dan sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai dan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama yang memiliki kaitan langsung dengan perikanan. Dari hasil observasi yang dilakukan diperoleh informasi bahwa sebagian program tersebut telah dilaksanakan akan tetapi tidak mencapai hasil seperti yang diharapkan. Misalnya, karena minimnya pengawasan dari pihak terkait sehingga bantuan yang diberikan kepada masyarakat nelayan berupa armada tangkap tidak digunakan sebagaimana mestinya melainkan digunakan sebagai alat transportasi. Hal ini dapat menghambat pencapaian tujuan yang telah direncanakan.

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU 48 IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU 4.1 Geografi dan Pemerintahan 4.1.1 Geografi Secara geografi Kabupaten Kepulauan Aru mempunyai letak dan batas wilayah, luas wilayah, topografi, geologi dan

Lebih terperinci

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR 5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR 5.1 Sumberdaya Ikan Sumberdaya ikan (SDI) digolongkan oleh Mallawa (2006) ke dalam dua kategori, yaitu SDI konsumsi dan SDI non konsumsi. Sumberdaya ikan konsumsi

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 25 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Cirebon 4.1.1 Kondisi geografis dan topografi Kabupaten Cirebon dengan luas wilayah 990,36 km 2 merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN IV KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4. 1 Letak Geografis, Luas, Batas Wilayah, Iklim dan Topografi Kabupaten Kepulauan Aru merupakan salah satu diantara kabupaten yang dimekarkan dalam wilayah administrasi

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Daerah Penelitian Kabupaten Kupang merupakan kabupaten yang paling selatan di negara Republik Indonesia. Kabupaten ini memiliki 27 buah pulau, dan 19 buah pulau

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah) 3.14. KECAMATAN NGADIREJO 3.14.1. PDRB Kecamatan Ngadirejo Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Ngadirejo selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.14.1

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang lebih luas dari daratan, tiga per empat wilayah Indonesia (5,8 juta km 2 ) berupa laut. Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 20 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah 4.1.1 Geografi, topografi dan iklim Secara geografis Kabupaten Ciamis terletak pada 108 o 20 sampai dengan 108 o 40 Bujur Timur (BT) dan 7 o

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 50 50 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara, menurut geografis terletak pada koordinat 131-133,5 0 Bujur Timur dan 5-6,5 Lintang Selatan,

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 40 V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1. Kondisi Fisik Geografis Wilayah Kota Ternate memiliki luas wilayah 5795,4 Km 2 terdiri dari luas Perairan 5.544,55 Km 2 atau 95,7 % dan Daratan 250,85 Km 2 atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberlakuan Otonomi Daerah yang diamanatkan melalui Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang termaktub pada pasal 117, yang berbunyi : "Ibukota Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Aceh Singkil beriklim tropis dengan curah hujan rata rata 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim timur maksimum 15 knot, sedangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan

I. PENDAHULUAN. Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan industri bioteknologi kelautan merupakan asset yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 4.1. Gambaran Umum inerja perekonomian Jawa Barat pada tahun ini nampaknya relatif semakin membaik, hal ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Jawa

Lebih terperinci

ARAHAN LOKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI KAWASAN PESISIR UTARA KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR TUGAS AKHIR

ARAHAN LOKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI KAWASAN PESISIR UTARA KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR TUGAS AKHIR ARAHAN LOKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI KAWASAN PESISIR UTARA KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR TUGAS AKHIR Oleh : FRANSISKUS LAKA L2D 301 323 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki luas perairan wilayah yang sangat besar. Luas perairan laut indonesia diperkirakan sebesar 5,4 juta km 2 dengan garis pantai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan transportasi sangat diperlukan dalam pembangunan suatu negara ataupun daerah. Dikatakan bahwa transportasi sebagai urat nadi pembangunan kehidupan politik,

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan 16 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Urusan rumah tangga sendiri ialah urusan yang lahir atas dasar prakarsa

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA

IV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA IV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA 4.1 Sejarah Kota Sibolga Kota Sibolga dahulunya merupakan bandar kecil di teluk Tapian Nauli dan terletak di pulau Poncan Ketek. Pulau kecil ini letaknya tidak jauh dari

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka 2011 258 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam bab ini disajikan data dalam bentuk tabel dan grafik dengan tujuan untuk mempermudah evaluasi terhadap data

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Berdasarkan data PBB pada tahun 2008, Indonesia memiliki 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 95.181 km, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. udang, kakap, baronang, tenggiri, kerang, kepiting, cumi-cumi dan rumput laut yang tersebar

BAB I PENDAHULUAN. udang, kakap, baronang, tenggiri, kerang, kepiting, cumi-cumi dan rumput laut yang tersebar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas usaha perikanan tangkap umumnya tumbuh di kawasan sentra nelayan dan pelabuhan perikanan yang tersebar di wilayah pesisir Indonesia. Indonesia memiliki potensi

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografis dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang berada di selatan pulau Jawa Barat, yang jaraknya dari ibu kota Propinsi

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan 2.2 Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan 2.2 Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan Pengembangan merupakan suatu istilah yang berarti suatu usaha perubahan dari suatu yang nilai kurang kepada sesuatu yang nilai baik. Menurut

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013 BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 08/07/1205/Th. VI, 06 Oktober 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara yang diukur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Seram Bagian Timur memiliki luas wilayah 20.656.894 Km 2 terdiri dari luas lautan 14,877.771 Km 2 dan daratan 5,779.123 Km 2. Dengan luas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

I. PENDAHULUAN. dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan ekonomi adalah peningkatan pendapatan nasional dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dikembangkan dan dikelola sumberdaya

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT 4.1 Wilayah Kabupaten Lampung Barat dengan Ibukota Liwa terbentuk pada tanggal 24 September 1991 berdasarkan Undang-undang Nomor 06 tahun 1991. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 73 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Penyebaran kuesioner terhadap kelompok nelayan dan pengusaha dalam penelitian ini dilakukan terhadap 100 responden, dimana masing-masing mewakili

Lebih terperinci

AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP

AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP Cilacap merupakan salah satu wilayah yang berpotensi maju dalam bidang pengolahan budi daya perairan. Memelihara dan menangkap hewan atau tumbuhan perairan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu wilayah yang termasuk ke dalam pesisir laut di Sumatera Utara adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah 5.625 km 2. Posisinya sangat strategis

Lebih terperinci

Potensi Terumbu Karang Luwu Timur

Potensi Terumbu Karang Luwu Timur Potensi Terumbu Karang Luwu Timur Kabupaten Luwu Timur merupakan kabupaten paling timur di Propinsi Sulawesi Selatan dengan Malili sebagai ibukota kabupaten. Secara geografis Kabupaten Luwu Timur terletak

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE 4.1 Kondisi Wilayah Pulau Simeulue merupakan salah satu pulau terluar dari propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Ο Ο Ο Ο berada pada posisi 0 0 03-03 0 04 lintang Utara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Pada bab IV ini Penulis akan menyajikan Gambaran Umum Obyek/Subyek yang meliputi kondisi Geografis, kondisi ekonomi, kondisi ketenagakerjaan, kondisi penanaman modal

Lebih terperinci

rovinsi alam ngka 2011

rovinsi alam ngka 2011 Buku Statistik P D A rovinsi alam ngka 2011 Pusat Data Statistik dan Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan 2012 1 2 DAFTAR ISI Daftar Isi... i Statistilk Provinsi Dalam Angka Provinsi Aceh... 1

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 2 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan daerah kepulauan dengan luas wilayah perairan mencapai 4 (empat) kali dari seluruh luas wilayah daratan Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, di mana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Batas Administrasi Secara geografis Kabupaten Halmahera Utara terletak antara 127 O 17 BT - 129 O 08 BT dan antara 1 O 57 LU - 3 O 00 LS. Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap pembangunan terutama di daerah, salah satunya di Provinsi Jawa Barat. Pembangunan ekonomi daerah erat kaitannya dengan industrialisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya ikan merupakan sumberdaya yang dapat pulih (renewable resources) dan berdasarkan habitatnya di laut secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara geografis terletak pada 104 0 50 sampai 109 0 30 Bujur Timur dan 0 0 50 sampai 4 0 10 Lintang

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN IV TAHUN 2013 BPS PROVINSI LAMPUNG No.06/02/18/Th.XIV, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN IV TAHUN 2013 EKONOMI LAMPUNG TUMBUH 5,97 PERSEN SELAMA TAHUN 2013 Sebagai dasar perencanaan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011

BAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011 BAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011 7.1. Kondisi Wilayah Maluku Saat Ini Perkembangan terakhir pertumbuhan ekonomi di wilayah Maluku menunjukkan tren meningkat dan berada di atas pertumbuhan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN INDRAMAYU

1. Pendahuluan IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN INDRAMAYU Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 EISSN 2303-2480 IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN INDRAMAYU 1 Lely Syiddatul Akliyah,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012 BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 01/07/1204/Th. XII, 5 Juli 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2012 sebesar 6,35 persen mengalami

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada pertumbuhan tanaman, hewan, dan ikan. Pertanian juga berarti kegiatan pemanfaatan sumber daya

Lebih terperinci

Katalog BPS:

Katalog BPS: ht tp :// w w w.b p s. go.id Katalog BPS: 5402003 PRODUKSI PERIKANAN LAUT YANG DIJUAL DI TEMPAT PELELANGAN IKAN 2008 ISSN. 0216-6178 No. Publikasi / Publication Number : 05220.0902 Katalog BPS / BPS Catalogue

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa

Lebih terperinci

PROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011

PROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011 No. 44/10/31/Th. XIV, 1 Oktober 2012 PROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011 Laju pertumbuhan ekonomi yang diukur dari PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan total PDRB Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (nomor kep.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (nomor kep. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kelautan dengan kekayaan laut maritim yang sangat melimpah, negara kepulauan terbesar di dunia dengan garis pantai yang terpanjang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas 26 4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi 4.1.1 Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas Menurut DKP Kabupaten Banyuwangi (2010) luas wilayah Kabupaten Banyuwangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN Segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT di Bumi ini tiada lain untuk kesejahteraan umat manusia dan segenap makhluk hidup. Allah Berfirman dalam Al-Qur an Surat An-Nahl, ayat 14 yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan ekonomi nasional adalah sebagai upaya untuk membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu memajukan kesejahteraan umum,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI Perairan Selat Bali merupakan perairan yang menghubungkan Laut Flores dan Selat Madura di Utara dan Samudera Hindia di Selatan. Mulut selat sebelah Utara sangat sempit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infrastruktur Infrastruktur merujuk pada system phisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang memiliki lebih dari 17.508 pulau dan garis pantai sepanjang 81.000 km. Hal ' ini menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar

Lebih terperinci

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN BPS PROVINSI MALUKU No. 01/05/81/Th.XV, 05 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN PDRB Maluku pada triwulan IV tahun 2013 bertumbuh

Lebih terperinci

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 36 BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di tengah Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi Jawa Tengah terletak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2006

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2006 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2006 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

Rencana Pengembangan Berkelanjutan Kelautan dan Perikanan di Pulau Maratua

Rencana Pengembangan Berkelanjutan Kelautan dan Perikanan di Pulau Maratua Rencana Pengembangan Berkelanjutan Kelautan dan Perikanan di Pulau Maratua Pulau Maratua berada pada gugusan pulau Derawan, terletak di perairan laut Sulawesi atau berada dibagian ujung timur Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kondisi Fisik Nusa Tenggara Barat a. Peta wilayah Sumber : Pemda NTB Gambar 4. 1 Peta Provinsi Nusa Tenggara Barat b. Konsisi geografis wilayah Letak dan

Lebih terperinci

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten Subang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam konstelasi sistem agribisnis perikanan, pasar merupakan salah satu komponen penting yang menjadi ujung tombak bagi aliran komoditas perikanan setelah dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis III. KEADAAN UMUM 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bangka Selatan, secara yuridis formal dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri dari pulau-pulau yang memiliki penduduk yang beraneka ragam, dengan latar

Lebih terperinci

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / BAB IV TINJAUAN EKONOMI 2.1 STRUKTUR EKONOMI Produk domestik regional bruto atas dasar berlaku mencerminkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Pada tahun 2013, kabupaten Lamandau

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan

Lebih terperinci