LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI CV

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI CV"

Transkripsi

1 LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI CV. ARJUNA COAL SITES KELURAHAN MAKROMAN DAN SAMBUTAN, KECAMATAN SAMARINDA ILIR, KOTA SAMARINDA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: SISKA SEPTIYANI PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2013

2 HALAMAN PENGESAHAN Judul Laporan PKL : Laporan Hasil Praktek Kerja Lapang di CV. Arjuna Coal Sites, Kelurahan Makroman dan Sambutan, Kecamatan Samarinda Ilir, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Nama : Siska Septiyani NIM : Program Studi : Manajemen Lingkungan Jurusan : Manajemen Pertanian Pembimbing, Penguji I, Penguji II, Martha E. Siahaya, S.Hut., MP. NIP Ir. Herijanto Thamrin, MP. NIP Kemala Hadidjah, ST.,M.Si NIP Menyetujui/Mengesahkan, Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Ir. Dadang Suprapto, MP NIP Lulus ujian pada tanggal:...

3 KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktu yang ditentukan. Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapang dari tanggal 6 Maret sampai 6 Mei yang bertujuan untuk memenuhi syarat Praktik Kerja Lapang ( PKL ). Dalam penyelesain laporan ini, penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan. Kiranya ada kekurangan dalam laporan ini penulis mengharap kritik dan saran yang membangun agar laporan ini bisa bermanfaat bagi pembacanya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Pihak tersebut diantaranya: 1. Orang tua, sahabat-sahabat dan keluarga penulis yang telah banyak memberikan dukungan berupa materil, saran dan moril. 2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 3. Bapak Ir. H. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian. 4. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Kepala Program Studi Manajemen Lingkungan. 5. Ibu Martha Eka Wati Siahaya, S. Hut, MP selaku Pembimbing Praktik Kerja Lapang. 6. Bapak Ir. Herijanto Thamrin, MP selaku Penguji I. 7. Ibu Kemala Hadidjah, ST.,M.Si selaku Penguji II. 8. Bapak Ir. Hardi Darman Sebagai Kepala Teknik Tambang yang telah memberi kesempatan bagi penulis dalam melaksanakan Kegiatan Praktik Kerja Lapang di CV. Arjuna Coal Sites. 9. Bapak Sunardi, selaku pembimbing lapangan yang telah sabar memberikan waktu tenaga dan pikiran dalam membimbing penulis dalam menjalankan Praktik Kerja Lapang. 10. Staff/karyawan CV. Arjuna Coal Sites yang telah membantu memberikan informasi yang dibutuhkan penulis

4 11. Seluruh staff pengajar, instruktur dan teknisi Jurusan Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, penulis ucapkan terima kasih. 12. Dan seluruh rekan-rekan mahasiswa semester VI. Tetap semangat. Demikian Laporan ini Penulis ajukan agar dapat bermanfat bagi para pembaca dan rekan-rekan mahasiswa Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Penulis menyadari masih banyak hal yang perlu untuk disempurnakan dalam Laporan ini, maka diharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca. Siska Septiyani Kampus Sei Keledang, Mei 2013

5 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN.... KATA PENGANTAR..... DAFTAR ISI.... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv v vi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. 1 B. Tujuan 2 C. Hasil Yang Diharapkan.. 2 II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan. 3 B. Manajemen Perusahaan. 4 C. Lokasi Dan Waktu PKL 4 III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG A. Persiapan Lahan Tambang. 6 B. Konstruksi Pertambangan Batubara 11 C. Operasi Pertambangan Batubara D. Pasca Operasi Pertambangan Batubara IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.. 41 B. Saran. 41 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

6 DAFTAR TABEL Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapang Peralatan yang dimobilisasi Posisi dan jumlah tenaga kerja Fasilitas-fasilitas. 21

7 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lampiran Halaman 1. Pembersihan Lahan (Land Clearing) Kegiatan diskusi di kantor CV. Arjuna Coal Sites Pembuatan settling pond Perawatan alat berat Settling pond Papan monitoring Proses pemompaan AAT Proses loading overburden ke DT Pengukuran ph air menggunakan kertas lakmus Kegiatan meratakan jalan hauling menggunakan Grader Pengisian solar Diskusi dengan pembimbing dari Balai K Pengambilan sampel kualitas udara Pengambilan sampel kualitas kebisingan Analisa kualitas udara di Laboratorium Balai K Lahan yang direklamasi Lahan yang direvegetasi Penanaman benih Aktifitas warga sekitar tambang Survei masyarakat sekitar tambang Pembuatan sumur bor Realisasi bantuan saluran air bersih Papan informasi realisasi bantuan Posyandu penerima bantuan Perbaikan settling pond Hauling overburden Benching system Papan informasi safety Impinger... 58

8 30. Dump Truck Excavator Water Tank Peta lokasi CV. Arjuna Coal Site Struktur Jabatan. 61

9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalimantan Timur merupakan provinsi yang terluas di Indonesia, dengan luas wilayah ± ,80 Km² atau sekitar satu setengah kali Pulau Jawa dan Madura atau 11 % dari total luas wilayah Indonesia. Kalimantan Timur dikenal memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang relatif besar baik berupa pertambangan seperti emas, batubara, minyak dan gas bumi, hasil-hasil hutan serta kekayaan keaneragaman hayati (biodiversity). Salah satu contoh pemanfaatan SDA di Kalimantan Timur adalah adanya perusahaan tambang batubara, misalnya di Samarinda. Usaha pemanfaatan sumber daya alam batubara di Samarinda saat ini, secara resmi (legal), dilakukan oleh beberapa perusahaan besar, menengah, dan skala kecil (koperasi) serta perorangan. Penambangan batubara yang berada di Samarinda harus mendapat perhatian yang lebih dari instansi terkait dikarenakan secara geografis Samarinda terletak dibawah permukaan air laut dapat berpotensi banjir. Banjir merupakan salah satu dampak penambangan dari banyak dampak yang harus diperhatikan dalam kegiatan penambangan. Tenaga ahli lingkungan sangat diperlukan saat ini karena kegiatan penambangan tidak lepas dari dampak lingkungan yang cukup merugikan bagi generasi sekarang serta generasi yang akan datang, dengan adanya tenaga ahli lingkungan diharapkan dapat memberikan solusi dari dampak penambangan tersebut. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program Praktik Kerja Lapang dengan harapan agar para lulusannya mampu mengembangkan

10 pengetahuan dan keterampilannya serta dapat mengaplikasikannya secara langsung dengan ketentuan yang ada dilapangan. B. Tujuan Praktik Kerja Lapang ini dilaksanakan bertujuan agar mahasiswa dapat mempelajari serta memahami proses pengelolaan dan pemantauan lingkungan khususnya di sektor pertambangan batubara. C. Hasil yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari praktik kerja lapang ini yaitu dapat mengetahui dan mempelajari bagaimana proses pengelolaan dan pemantauan lingkungan di sektor pertambangan batubara.

11 BAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan CV. Arjuna Coal Sites (CV. Arjuna) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara yang mempunyai wilayah Kuasa Pertambangan seluas? Ha dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) No. 545/189/HK-KS/IV/2011 tentang persetujuan penyesuaian Kuasa Pertambangan (KP) eksploitasi menjadi Izin Usaha Pertambangan yang secara administratif terletak di wilayah Kelurahan Sambutan, Makroman dan Pulau Atas, Kecamatan Samarinda Ilir, Kota Samarinda, Propinsi Kalimantan Timur dan secara geografis terletak pada titik 117 o s/d Bujur Timur dan s/d Lintang Selatan. Kantor Pusat CV. Arjuna berada di Jl. Tebet Barat Raya no. 61E Jakarta Selatan, sedangkan untuk Kantor Cabang berada di Jl. Arif Rahman Hakim No. 68 Samarinda (Anonim, 2006a). CV. Arjuna memiliki 4 kontraktor yaitu: 1. PT. Dewa Jaya Persada (DJP) 2. PT. Bustan Indonesia (BI) 3. PT. Surya Dinamika Lestari (SDL) 4. PT. Prayoga Artha Utama (PAU) CV. Arjuna memiliki karyawan sebanyak 137 orang yang terdiri dari 11 karyawan Jakarta dan 126 karyawan lokal dengan 2 shift dan 8 jam kerja.

12 B. Manajemen Perusahaan CV. Arjuna memiliki karyawan sejumlah 137 orang terdiri dari Kepala Cabang, Staff Adm. HRD, Staf Adm. Finance, Staff Adm. Umum dan lima divisi sebagai berikut: 1) Divisi Produksi, terdiri dari Manager Produksi, Supervisior Produksi, Staff Adm. Produksi dan Helper Produksi. 2) Divisi Enviro/comdev, terdiri dari Supervisor Enviro/comdev, Staff enviro/comdev, dan Staff Adm. Enviro/comdev. 3) Divisi Engineering/eksplorasi, terdiri dari Engineering, Surveyor, Helper Survei, Tim Survei, Geologist, Wellsite, Driller, dan Tim Driller. 4) Divisi Equipment, terdiri dari Supervisor Equipment, Staff Adm. Equipment, Mekanik, Operator, dan Helper Operator. 5) Divisi Stockpile dan Jetty, terdiri dari Manajer Operasional, Supervisor Jetty, Staff Adm. Jetty, dan Helper Jetty. C. Lokasi dan Waktu PKL Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di CV. Arjuna yang berada di Kelurahan Makroman, Sambutan, Pulau Atas, Kecamatan Samarinda Ilir, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Praktik Kerja Lapang ini dilaksanakan sejak tanggal 6 Maret sampai 6 Mei 2013.

13 Tabel 1. Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di CV. Arjuna No. 1. Jenis Kegiatan Mempelajari aspek legalitas perusahaan serta dokumendokumen yang terkait Tanggal Pelaksanaan 6-7 Maret 2013 Lokasi Kantor CV. Arjuna Keterangan Teori 2. Mobilisasi peralatan Maret 2013 Kantor CV. Arjuna Teori 3. Informasi geografis dan fasilitas di lokasi tambang Maret 2013 Kantor CV. Arjuna Teori 4. Proses penambangan batubara konvensional 26 Maret - 29 April 2013 PIT 7 Observasi 5. Proses pengapalan batubara 28 Maret 2013 Jetty (pelabuhan) Observasi Proses pengangkutan batubara ke stockpile Pembangunan, pengelolaan, dan pemantauan kualitas air di Settling Pond 28 Maret - 3 April 2013 Jalan Hauling 2 April 2013 PIT C 8. Pembersihan lahan 3 April 2013 PIT C Observasi Praktik dan observasi Teori dan observasi 9. Kegiatan reklamasi lahan 3 April 2013 PIT D Teori dan observasi 10. Revegetasi lahan 3 April 2013 PIT D Praktik dan teori 11. Survei masyarakat sekitar tambang 15 April 2013 Pemukiman masyarakat Praktik dan observasi 12. Rekruitmen tenaga kerja 1 Mei Penyusunan laporan 16 April - 6 Mei 2013 Kantor CV. Arjuna Kantor CV. Arjuna Teori Teori

14 BAB III HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG A. Persiapan Lahan Tambang Batubara 1. Aspek Legalitas a. Tujuan Tujuan dari adanya aspek legalitas perusahaan adalah untuk memberikan perizinan usaha tambang, nomor kuasa pertambangan dan mendapatkan informasi mengenai perizinan di instansi terkait. b. Dasar teori Aspek legalitas merupakan aspek yang sangat penting dan harus ada pada setiap perusahaan seperti di CV. Arjuna. Aspek legalitas diperoleh setelah IUP dikeluarkan oleh Walikota Samarinda. Aspek legalitas meliputi: i) Izin lokasi ii) Izin usaha yang meliputi akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau berbentuk badan hukum lainnya, NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), Surat tanda daftar perusahaan, Surat izin tempat usaha dari pemda setempat, Surat tanda rekanan dari pemda setempat, IUP setempat, Surat tanda terbit yang dikeluarkan oleh Kanwil Departemen Pertambangan ( Anonim, 2006a). c. Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk mendapatkan perizinan usaha tambang, perizinan di instansi terkait dan untuk mengetahui sistem manajemen administrasi terkait yaitu: - Surat Keputusan Walikota Samarinda Nomor: 660/752/-BPDL-IV- TA/IXII/2006 tentang penetapan kelayakan lingkungan hidup rencana

15 kegiatan tambang batubara CV.Arjuna Blok I dan II (KW 04BB007 dan KW 04BB008). - Surat Keputusan Walikota Samarinda Nomor: 545/189/HK-KS/IV/2011 tentang persetujuan penyesuaian kuasa pertambangan (IUP) operasi produksi kepada CV. Arjuna. - Surat Keputusan Walikota Samarinda Nomor: 545/142/KPE/IX/2004 tentang pemberian KP eksplorasi (KW 04.BB.018) kepada CV. Arjuna Blok I. - Surat Keputusan Walikota Samarinda Nomor: 545/143/KPE/IX/2004 tentang pemberian KP eksplorasi (KW 04.BB.019) kepada CV. Arjuna Blok II. - Surat Keputusan Walikota Samarinda Nomor: 545/150/KPE/IX/2004 tentang pemberian KP Pengolahan dan Kuasa Pertambangan Pemurnian kepada CV. Arjuna. - Surat Keputusan Walikota Samarinda Nomor: 545/153/KPE/IX/2004 tentang pemberian KP pengangkutan dan kuasa pertambangan penjualan batubara kepada CV. Arjuna. d. Prosedur kerja Adapun Prosedur kerja dari proses aspek legalitas perusahaan sebagai berikut: - Mempelajari dokumen KA Andal. - Berdiskusi dengan pembimbing lapangan tentang aspek legalitas perusahaan CV. Arjuna. - Menulis hasil diskusi tersebut.

16 e. Hasil yang dicapai Dengan adanya aspek legalitas perusahaan, maka perusahaan dapat melakukan penambangan batubara selama masih mempunyai Izin Usaha Pertambangan (IUP) yaitu ± 3 tahun 5 bulan dan dapat diperpanjang sampai 2 kali (Anonim, 2006). f. Pembahasan Perijinan usaha tambang di CV. Arjuna mengacu pada IUP yang di keluarkan oleh Walikota Samarinda yang dikeluarkan pada tanggal 21 April 2011 yang berisikan tentang keputusan Walikota Samarinda nomor 545/189/HK- KS/IV/2011 tentang persetujuan penyesuaian kuasa pertambangan (IUP) operasi produksi kepada CV. Arjuna, jangka waktu berlaku IUP produksi yaitu ± 3 tahun 5 bulan. Setelah perizinan diberikan maka di informasikan ke instansi terkait seperti Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas Pertambangan dan Energi (DISTAMBEN). 2. Survei Masyarakat di Sekitar Lokasi Tambang a. Tujuan Tujuan dilakukan survei masyarakat di sekitar lokasi tambang adalah untuk mengetahui kondisi masyarakat sekitar tambang sebelum dan sesudah adanya kegiatan tambang serta mengetahui persepsi masyarakat sekitar tambang tentang adanya kegiatan tambang. b. Dasar teori Survei masyarakat adalah penelitian yang dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai kondisi masyarakat dan mencari keterangan secara nyata mengenai aktifitas yang terjadi (sosial, ekonomi, kesehatan dan budaya) dalam masyarakat.

17 Dampak potensial yang ditimbulkan akibat kegiatan tambang bagi masyarakat sekitar tambang terdiri dari dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif seperti tersedianya fasilitas sosial dan fasilitas umum, kesempatan kerja karena adanya penerimaan tenaga kerja, meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat sekitar tambang, dan adanya kesempatan berusaha, sedangkan dampak negatif yang terjadi seperti kerusakan lingkungan, menurunkan kualitas air, udara, dan tanah. c. Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk survei masyarakat yaitu kamera dan alat tulis. d. Prosedur kerja Untuk mengetahui kondisi masyarakat sekitar tambang, Prosedur kerjanya sebagai berikut: - Mengamati kondisi masyarakat di sekitar lokasi tambang batubara. - Menyiapkan alat tulis - Berdiskusi dengan tokoh masyarakat (Ketua RT) tentang kondisi masyarakat sekitar tambang batubara. - Menulis hasil yang diperoleh dari diskusi tersebut. e. Hasil yang dicapai Masyarakat di sekitar tambang memiliki taraf hidup ekonomi yang baik. Mayoritas masyarakat sekitar tambang bekerja sebagai petani, sedangkan beberapa masyarakat lainnya bekerja di tambang atau membuka usaha seperti warung, bengkel dan lain-lain. Kondisi jalan menuju ke daerah masyarakat sekitar tambang terbilang belum baik karena ada beberapa kondisi jalan yang belum diperbaiki masih berbatu dan rusak. Sedangkan untuk segi kesehatan,

18 masyarakat sekitar memanfaatkan obat warung untuk mengobati penyakitnya. Hal itu dikarenakan akses menuju Puskesmas cukup jauh. Masyarakat harus menempuh jarak sekitar 3 km untuk ke Puskesmas. Selain Puskesmas, sarana kesehatan yang lain adalah Posyandu untuk lansia dan balita. Sedangkan untuk persepsi masyarakat dengan adanya perusahaan tambang ini yaitu sangat membantu dalam pembangunan di masyarakat sekitar tambang. f. Pembahasan Dengan berdirinya CV. Arjuna, tingkat pengangguran masyarakat sekitar tambang menurun, mereka dapat memiliki mata pencaharian seperti adanya warung makan, pertokoan, dan lapangan pekerjaan. CV. Arjuna juga membantu masyarakat dalam program CSR (Corporate Social Responsibility) seperti pembuatan jalan, pemberian pupuk dan pemberian konstribusi. B. Tahap Konstruksi Pertambangan Batubara 1. Pembersihan Lahan (Land Clearing) a. Tujuan Tujuan kegiatan pembersihan lahan (land clearing) sebagai berikut: - Mengetahui alat berat dan peralatan apa saja yang digunakan pada proses pembersihan lahan. - Mengetahui bagaimana proses penimbunan hasil pembersihan lahan. - Mengetahui pemantauan dampak lingkungan dari proses pembersihan lahan. b. Dasar teori Pembersihan lahan merupakan pembersihan permukaan tanah dengan cara membuang berbagai macam tumbuhan atau pohon-pohon serta bongkahan

19 batuan yang menghalangi pekerjaan-pekerjaan selanjutnya. Selain itu, pembersihan lahan merupakan langkah awal pada tahap konstruksi pertambangan batubara yang bertujuan untuk membersihkan lahan yang akan ditambang sehingga akan mempermudah proses pada saat penambangan (Anonim, 2012a), selanjutnya tanah pucuk (top soil) yang diperoleh harus dipindahkan ke tempat tertentu, kemudian ditanami tanaman atau rerumputan agar tidak terjadi erosi sehingga tanah tersebut dapat dimanfaatkan untuk kegiatan reklamasi lahan bekas tambang. Pembersihan lahan dilakukan pada setiap lokasi yang akan dilakukan penambangan. c. Alat dan bahan Alat yang digunakan pada proses pembersihan lahan yaitu excavator PC 200 dan bulldozer D85. d. Prosedur kerja Dalam proses pembersihan lahan, prosedur kerjanya adalah: - Membersihkan tumbuh-tumbuhan yang ada di area menggunakan excavator - Meratakan area tersebut menggunakan bulldozer e. Hasil yang dicapai Hasil yang dicapai dari proses pembersihan lahan adalah lahan menjadi bersih dari semak belukar dan pepohonan sehingga lahan siap untuk dilakukan penambangan. Hasil pembersihan lahan yang berupa sisa-sisa semak belukar dan pepohonan yang telah dibersihkan tersebut kemudian ditimbun atau ditumpuk di batas Pit (boundary). Dampak yang timbul dari pembersihan lahan adalah erosi dan sedimentasi. Untuk memantau dampak tersebut yaitu dengan membuat settling pond dan sediment pond sementara saat melakukan

20 pembersihan lahan dalam proses pembuatan jalan dimana sebelum jalan tersebut terbentuk dan dilapisi perkerasan maka erosi akan menghasilkan sedimentasi. Erosi dan sedimentasi akan berangsur berkurang dan hilang bila area reklamasi sudah berhasil atau jalan sudah berhasil terkonstruksi dan dilapisi dengan perkerasan sehingga sediment pond tersebut tidak berfungsi lagi (Mardiono, 2010). f. Pembahasan Alat yang digunakan untuk pembersihan lahan biasanya menggunakan chainsaw tetapi di CV. Arjuna ini menggunakan Bulldozer dan excavator. Hal itu dikarenakan rona awal tambang CV. Arjuna berupa lahan perkebunan yang tidak terdapat pohon-pohon besar seperti di hutan. 2. Mobilisasi Peralatan a. Tujuan Tujuan dari kegiatan mobilisasi peralatan adalah mendapatkan informasi mengenai kapan dilakukannya mobilisasi peralatan, mendapat informasi mengenai jalur mobilisasi peralatan dan bagaimana Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). b. Dasar teori Mobilisasi peralatan merupakan kegiatan untuk memindahkan peralatan dari dan ke dalam lokasi proyek yang dilakukan pada awal dan akhir kegiatan konstruksi. Mobilisasi peralatan ini meliputi pengangkutan peralatan-peralatan berat yang akan digunakan untuk kegiatan pembukaan lahan, pembuatan jembatan, pembuatan jalan dan pembangunan sarana dan prasarana (Anonim, 2012b).

21 Mobilisasi peralatan dapat dilakukan melalui jalur darat dan sungai. Peralatan penambangan terbagi menjadi dua yaitu: - Peralatan utama penambangan adalah peralatan yang berhubungan langsung dengan operasi penambangan. - Peralatan pendukung penambangan adalah peralatan yang tidak langsung berhubungan dengan operasi penambangan. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja maka perlu adanya sistem manajemen K3. c. Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai mobilisasi peralatan yaitu alat tulis. d. Prosedur kerja Untuk mendapat informasi mengenai mobilisasi peralatan, Prosedur kerjanya sebagai berikut: - Berdiskusi dengan pembimbing lapangan mengenai mobilisasi peralatan. - Menulis hasil yang diperoleh dari diskusi tersebut. e. Hasil yang dicapai Kegiatan mobilisasi peralatan di CV. Arjuna dilakukan pada malam hari yang bertujuan untuk mengurangi dampak-dampak yang ditimbulkan pada saat kegiatan tersebut berlangsung seperti kemacetan dan timbulnya debu. Selain bentuk pengelolaan tersebut, adanya sistem manajemen K3 dalam kegiatan mobilisasi sangat penting. Sistem manajemen K3 yang diterapkan dalam kegiatan mobilisasi peralatan di CV. Arjuna meliputi sistem komunikasi, evaluasi, dan pemantauan serta perlindungan terhadap lingkungan. Peralatan yang

22 dimobilisasi di CV. Arjuna sebanyak 19 unit seperti terlihat pada Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Peralatan yang dimobilisasi No. Jenis Alat Jumlah ( unit ) 1. Excavator 4 2. Dozer 3 3. Motor grader 1 4. Dump truck 7 5. Fuel truck 1 6. Water truck 1 7. Water lamp 1 8. Water pump 1 f. Pembahasan Jalur mobilisasi peralatan di CV. Arjuna melewati pemukiman, sehingga kegiatan mobilisasi dilakukan pada malam hari pada saat jam-jam tidak padat lalu lintas, hal tersebut bertujuan untuk menghindari agar tidak terjadi kemacetan. Sistem manajemen K3 yang diterapkan di CV. Arjuna adalah dengan membuat rambu-rambu serta peraturan K3 lainnya serta penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ketika melakukan mobilisasi. 3. Rekrutmen Tenaga Kerja a. Tujuan Tujuan dari kegiatan rekrutmen tenaga kerja adalah mendapat informasi mengenai kualifikasi tenaga kerja di CV. Arjuna, mengetahui posisi dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan di CV. Arjuna, serta mengetahui dampak sosial apa saja yang terjadi dari proses rekrutmen. b. Dasar teori Rekrutmen adalah proses mencari, menemukan dan menetapkan sejumlah orang sebagai calon tenaga kerja dengan kualifikasi tertentu seperti

23 yang telah ditetapkan dalam perencanaan sumber daya manusia. Hasil yang didapatkan dari proses rekrutmen adalah sejumlah tenaga kerja yang akan memasuki proses seleksi, yakni proses untuk menentukan calon tenaga kerja mana yang paling layak untuk mengisi posisi tertentu yang tersedia di perusahaan. Pelaksanaan rekrutmen dan seleksi merupakan tugas yang sangat penting dan membutuhkan tanggung jawab yang besar. Hal ini karena kualitas sumber daya manusia yang akan digunakan perusahaan sangat tergantung pada bagaimana prosedur rekrutmen dan seleksi dilaksanakan. c. Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai proses rekrutmen tenaga kerja yaitu menggunakan alat tulis untuk mendata dari perekrutan tenaga kerja. d. Prosedur kerja Untuk memperoleh informasi mengenai proses rekrutmen tenaga kerja, Prosedur kerjanya sebagai berikut: - Mempelajari data dari kepala HRD mengenai rekrutmen tenaga kerja. - Menulis hasil yang diperoleh mengenai rekrutmen tenaga kerja. e. Hasil yang dicapai Hasil yang dicapai dari proses penerimaan tenaga kerja yaitu 80% karyawan lokal dan 20% non lokal. Hasil dari kualifikasi tenaga kerja yaitu kebanyakan dari tingkat SMA: 70%, tingkat D3 20% dan tingkat Sarjana (S1) 10%. Untuk posisi dan jumlah tenaga kerja di CV. Arjuna adalah sebagai berikut:

24 Tabel 3. Posisi dan Jumlah Tenaga Kerja di CV. Arjuna Jabatan Jumlah Kantor Samarinda Kepala Cabang 1 orang Staff. Adm. HRD 1 orang Staff. Adm. Finance 2 orang Staff. Adm. Umum 1 orang Divisi Produksi Manajer Produksi 1 orang Supervisor Produksi 6 orang Staff. Adm. Produksi 1 orang Helper Produksi 12 orang Divisi Enviro/comdev Supervisor Enviro/comdev Staff. Enviro/comdev Staff. Adm. Enviro/comdev Divisi Engineering Engineering Surveyor Helper Survei Tim Survei Geologist Wellsite Driller Tim Driller Divisi Equipment 1 orang 5 orang 1 orang 2 orang 1 orang 2 orang 8 orang 1 orang 2 orang 3 orang 30 orang Supervisor Equipment 1 orang Staff Adm. Equipment 1 orang Mekanik 8 orang Operator 9 orang Helper Operator 3 orang Divisi Stockpile/jetty Manajer Operasional 1 orang Supervisor Jetty 2 orang Staff. Adm. Jetty 1 orang Helper Jetty 30 orang

25 f. Pembahasan CV. Arjuna merekrut tenaga kerja dengan kualifikasi yaitu pendidikan dan pengalaman kerja untuk menentukan posisi dan jumlah yang dibutuhkan. Perekrutan tenaga kerja yang diutamakan adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian yang sesuai dengan bidang yang dibutuhkan untuk menempati posisi tertentu. 4. Pembangunan Sarana dan Prasarana di Lokasi Tambang a. Tujuan Tujuan dari pembangunan sarana dan prasarana di lokasi tambang adalah melengkapi fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk pekerja b. Dasar teori Sarana adalah segala sesuatu (bisa berupa syarat atau upaya) yang dapat digunakan sebagai alat atau media dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan dan proyek). Sarana dan prasarana merupakan alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam perusahaan, apabila kedua hal ini tidak tersedia maka kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai Hasil yang Diharapkan sesuai dengan rencana sebelumnya (Anonim, 2012a). Fungsi dari fasilitas yang ada yaitu sebagai berikut: - Bengkel, bengkel merupakan perawatan dan perbaikan peralatan tambang sehingga alat-alat tersebut dapat beroperasi secara kontinyu dan tidak mengalami penurunan produktivitas. Bengkel yang dibangun dengan ukuran 0,019 hektar.

26 - Gudang, tempat ini berfungsi menyimpan suku cadang peralatan tambang. Bangunan ini dibangun dekat dengan bengkel dengan luas 30 m 2 - Tempat cuci dan parkir kendaraan, tempat ini berfungsi untuk tempat parker kendaraan roda empat, khususnya Light Vehicle (LV) dan dump truck, dengan luas bangunan 70 m 2. - Sarana perkantoran, tempat ini merupakan pusat pengendalian dari kegiatan-kegiatan penambangan, baik kegiatan administrasi maupun kegiatan operasional lapangan. Sarana perkantoran dibagi 2, yaitu kantor administrasi dan umum serta kantor departemen produksi dan enginerring dengan masing-masing luas 115 m 2. - Perumahan/mess, sarana ini berfungsi sebagai tempat tinggal para pekerja selama kegiatan penambangan berlangsung. Mess ini dilengkapi dengan air bersih. - Pos keamanan, tempat ini ditempatkan di pintu masuk daerah tambang dan pelabuhan. - Tangki bahan bakar, lokasi tangki bahan bakar dipilih dekat dengan lokasi penambangan, terlindungi dari bahaya petir dan diberi pagar kawat berduri. Luas bangunan 100 m 2. - Pembangkit listrik tenaga diesel, pembangkit listrik tenaga diesel merupakan sumber pembangkit listrik untuk keperluan penerangan lokasi sekitar perkantoran dan perumahan serta sebagai sumber energi listrik yang didistribusi ke beberapa tempat. Lokasi pembangunannya dekat dengan fasilitas bengkel agar memudahkan dalam pengawasan dan

27 perawatannya, adapun untuk besar daya pembangkitnya disesuaikan dengan kebutuhan pemakaiannya. - Pembangunan jalan angkut, jalan pengangkutan terjauh berjarak kurang lebih 2,5 km dari front penambangan menuju pelabuhan. Jalan tersebut bersifat permanen dan diberi lapisan batu agregat yang telah dipadatkan. Dimensi jalan pengangkutan batubara yang sesuai dengan standar pengangkutan. c. Alat dan bahan Alat yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai fasilitasfasilitas di CV. Arjuna dan letak geografis CV. Arjuna yaitu alat tulis kerja dan dokumen-dokumen mengenai fasilitas-fasilitas di lokasi tambang. d. Prosedur kerja Untuk mendapatkan informasi mengenai fasilitas-fasilitas yang ada di lokasi tambang yaitu sebagai berikut: - Menyiapkan alat tulis. - Mempelajari dokumen mengenai fasilitas-fasilitas di lokasi tambang. - Berdiskusi dengan pembimbing lapangan mengenai fasilitas yang ada. - Menulis hasil yang diperoleh dari diskusi tersebut. e. Hasil yang dicapai Hasil yang dicapai dari fasilitas-fasilitas di CV. Arjuna yaitu fasilitas di CV. Arjuna masih kurang memadai. Fasilitas-fasilitas yang ada di CV. Arjuna adalah sebagai berikut:

28 Tabel 4. Fasilitas-fasilitas di CV. Arjuna No. Fasilitas-fasilitas Jumlah 1. Jalan hauling + 9 km 2. Jalan tambang + 5 km 3. Workshop/Bengkel 1 unit 4. Gudang 1 unit 5. Tangki BBM 1 unit 6. Stockpile 1 unit 7. Tempat cuci dan parker 1 unit 8. Sarana kantor 1 unit 9. Perumahan/Mess karyawan 2 unit f. Pembahasan Berdasarkan letak geografis CV. Arjuna terletak 117º s/d 117º Bujur Timur dan 00º s/d 00º Lintang Selatan di Kelurahan Makroman, Sambutan dan Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Fasilitas-fasilitas di CV. Arjuna kurang memadai dikarenakan tidak ada beberapa fasilitas yang dapat menunjang kinerja karyawan seperti pos satpam, mushola dan tempat pembuangan sampah limbah bahan berbahaya dan beracun. 5. Pembangunan Settling Pond a. Tujuan Tujuan pembangunan settling pond adalah mengetahui cara pembangunan settling pond b. Dasar teori Settling pond merupakan cekungan yang sengaja dibangun menjadi kolam-kolam dengan posisi jajar dan memanjang dengan aliran zig-zag yang

29 berfungsi sebagai penampung air dan sedimentasi dari kegiatan pembersihan lahan dan penambangan batubara sebelum dialirkan ke perairan umum. c. Alat dan bahan Alat yang digunakan untuk pembangunan settling pond adalah Long arm 320D d. Prosedur kerja Pada proses pembuatan settling pond, prosedur kerjanya adalah: - Melakukan pengukuran terlebih dahulu di areal pembuatan settling pond - Mengangkat kayu-kayu dan sejenisnya yang berada di areal pembuatan settling pond menggunakan Long Arm 320D - Mengangkat material, lumpur dan pasir menggunakan Long Arm 320D dari kedalaman 2 sampai 4 meter dengan luas 15 x 10 meter e. Hasil yang dicapai Settling Pond mempunyai 4 sampai 8 kompartemen sesuai dengan luas pit dan debit air. Setiap kompartemen memiliki kedalaman yang berbeda, kompartemen pertama biasanya memiliki kedalaman 4 meter, dan untuk kompartemen 2 dan 3 memiliki kedalaman hingga 3 meter, sedangkan untuk kompartemen 4 memiliki kedalaman 2 meter. Untuk semua luas kompartemen memiliki luas yang sama yaitu 15 x 10 m. f. Pembahasan Dalam pembangunan settling pond, semakin banyak settling pond yang dibuat semakin baik karena hasil yang keluar dari settling pond tersebut lebih akurat.

30 6. Proses Pengelolaan dan Pemantauan Limbah di Settling Pond a. Tujuan Tujuan dari proses pengelolaan limbah di settling pond adalah mengetahui bagaimana proses pengelolaan dan pemantauan limbah di settling pond. b. Dasar teori Settling pond merupakan cekungan yang sengaja dibangun menjadi kolam-kolam dengan posisi jajar dan memanjang dengan aliran zig-zag yang berfungsi sebagai penampung air dan sedimentasi dari kegiatan pembersihan lahan dan penambangan batubara sebelum dialirkan ke perairan umum. Pemantauan kualitas air yaitu kegiatan pemantauan kualitas air meliputi ph, TSS, Fe dan Mn. c. Alat dan bahan Bahan yang digunakan untuk pengelolaan limbah di settling pond yaitu kapur dolomite, tawas dan indikator universal. d. Prosedur kerja Pada proses pengelolaan dan pemantauan kualitas air di settling pond, prosedur kerjanya yaitu: - Pemberian kapur dan atau tawas pada settling pond - Mengamati dan mengukur kualitas air yang masuk dan keluar dari settling pond dengan menggunakan indikator universal (ph diketahui dengan kisaran warna pada kemasan alat) - Melakukan pemantauan ph selama 1 minggu sekali

31 e. Hasil yang dicapai Pengelolaan Settling Pond dilakukan dengan cara air yang masuk kedalam Settling Pond akan diberi perlakuan dengan kapur dolomite dan atau tawas kemudian dilakukan analisa visual dan teknis untuk mengetahui tingkat keasaman dan kekeruhan. Apabila sudah sesuai dengan standar baku mutu, air akan dialirkan ke perairan umum, sedangkan untuk pemantauanya yaitu dilakukan secara periodik selama 1 minggu sekali. Pemantauan kualitas air yaitu kegiatan pemantauan kualitas air yang dilakukan seminggu sekali untuk mengukur tingkat keasaman air (ph) dengan memakai indikator universal sedangkan pemeriksaan kualitas air melalui laboratorium independent dilakukan setiap triwulan. Pemeriksaan laboratorium ini meliputi ph. TSS, Fe dan Mn. Pemantauan kualitas air dilakukan di areal tambang, di stockpile, di sungai tempat outlet setlling pond. f. Pembahasan Pengelolaan air dengan menggunakan tawas bertujuan untuk menjernihkan air di dalam settling pond, sedangkan penggunaan kapur dolomite bertujuan untuk menetralkan ph di dalam settling pond. Pemantauan kualitas air di settling pond lebih baik dilakukan setiap hari agar hasil yang didapat lebih baik dan akurat namun di CV. Arjuna pemantauan kualitas air dilakukan selama 1 minggu sekali, hal tersebut dikarenakan terkendala oleh kendaraan dan cuaca.

32 C. Tahap Operasi Pertambangan Batubara 1. Proses Pengerukan dan Penimbunan Tanah Pucuk (top soil) dan Tanah Penutup (overburden) a. Tujuan Tujuan proses pengerukan dan penimbunan tanah pucuk dan tanah penutup adalah mengetahui proses pengerukan dan penimbunan tanah pucuk dan tanah penutup. b. Dasar teori Pengupasan tanah penutup (stripping) yaitu kegiatan yang dilakukan setelah land clearing yaitu kegiatan pengupasan tanah penutup yang dimaksudkan untuk membuang tanah penutup agar batubara mudah ditambang. Tanah penutup (OB) terdiri dari top soil dan non top soil. Top soil adalah tanah yang terdapat pada bagian atas yang banyak mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman (humus). Sedangkan non top soil adalah tanah penutup yang kurang/tidak mengandung humus yang dapat berupa batuan. Dalam kegiatan penambangan top soil dikupas dan ditempatkan di daerah yang aman karena top soil tersebut akan digunakan kembali untuk kegiatan reklamasi nantinya. c. Alat dan bahan Peralatan yang digunakan untuk pengerukan dan penimbunan top soil dan overburden yaitu bulldozer/ripper, excavator dan dump truck. Bahan yang digunakan adalah solar dan oli. d. Prosedur kerja yaitu: Untuk pengerukan dan penimbunan tanah penutup dan tanah pucuk

33 - Mendorong atau mengumpulkan tanah penutup dan tanah pucuk mengunakan bulldozer. - Pemuatan tanah penutup dan tanah pucuk ke dump truck mengunakan excavator - Pengangkutan tanah penutup dan tanah pucuk mengunakan dump truck e. Hasil yang dicapai Untuk pengerukan tanah penutup menggunakan 2 cara yaitu: - Back filling digging method yaitu tanah penutup dibuang ke tempat yang batubaranya sudah diambil. - Benching system, yaitu sistem melakukan pengupasan tanah penutup sambil membuat jenjang (benching). f. Pembahasan Dalam penanganan top soil yaitu dengan mengumpulkan top soil ke tempat yang aman kemudian diangkut ke lahan bekas penambangan yang telah ditutup dengan tanah penutup (overburden) dan langsung diratakan menggunakan bulldozer tanpa dikumpulkan terlebih dahulu. 2. Proses Pengerukan Batubara a. Tujuan Tujuan dari proses pengerukan batubara yaitu untuk memperoleh informasi mengenai proses pengerukan batubara. b. Dasar teori Proses pengerukan batubara adalah kegiatan yang dilakukan setelah kegiatan pengerukan tanah yang bertujuan untuk mendapatkan batubara.

34 c. Alat dan bahan Alat yang digunakan untuk proses pengerukan batubara adalah excavator PC 200 dan dump truck d. Prosedur kerja Untuk pengerukan batubara Prosedur kerjanya adalah sebagai berikut: - Mengeruk atau mengambil batubara mengunakan excavator PC Mengangkut batubara yang akan dibawa ke Jetty dengan menggunakan dump truck. e. Hasil yang dicapai Proses pengerukan batubara dilakukan menggunakan excavator PC 200 yang kemudian dimuat ke dalam dump truck untuk selanjutnya dibawa ke Jetty (pelabuhan). f. Pembahasan Dalam proses pengerukan batubara menggunakan excavator PC 200. Jika dalam keadaan sedang mrngejar target produksi maka pengerukan batubara menggunakan excavator PC 400 karena dengan menggunakan excavator tersebut pengantrian dump truck tidak akan terjadi. Jika terjadi pengantrian, maka akan mengakibatkan kerugian. 3. Pengukuran Kualitas Udara dan Kebisingan a. Tujuan Pengukuran kualitas udara dan kebisingan bertujuan untuk mengetahui kualitas udara dan kebisingan di CV. Arjuna. b. Dasar teori Pemantauan kualitas udara yaitu kegiatan pemantauan kualitas udara yang mencakup pemantauan konsentrasi debu kerja, Pb, H 2 S, CO, O 2, NO 2, dan

35 SO 2 yang bersumber dari zona pernafasan pekerja dimana kegiatan-kegiatan dilakukan. Pemantauan Kualitas Kebisingan yaitu kegiatan pemantauan kualitas kebisingan yang bersumber dari kegiatan transportasi dan suara manusia. c. Alat dan bahan Alat yang digunakan untuk mengukur kualitas udara adalah Impinger, sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur kualitas kebisingan adalah Sound Level Meter. d. Prosedur kerja Untuk mengukur kualitas udara dan kebisingan, prosedur kerjanya yaitu: - Menyiapkan Impinger dan Sound Level Meter untuk dibawa ke titik yang ditentukan - Meletakkan Impinger di titik yang ditentukan dengan memasang penjerap terlebih dahulu - Tunggu pengukuran hingga ± 1 jam - Setelah ± 1 jam kemudian hasil tersebut dibawa ke laboratorium untuk dianalisa e. Hasil yang dicapai Pengukuran kualitas udara dan kebisingan di CV. Arjuna dilakukan oleh pihak dari Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Pengukuran tersebut dilakukan di titik zona pernapasan pekerja dimana aktifitas-aktifitas dilakukan yaitu di pit, jalan hauling dan pemukiman penduduk sekitar tambang. Hasil dari pengukuran tersebut adalah CV. Arjuna sudah memenuhi baku mutu yang ada.

36 f. Pembahasan Pengukuran kebisingan menggunakan alat sound level meter dengan satuan dba kemudian dibandingkan dengan batas ambang yang dijinkan. Sedangkan pemantauan konsentrasi debu dilakukan dengan cara menghitung jumlah debu per panjang jalan dalam satuan lb/mile. Dari hasil pengukuran debu ditabulasikan dan mengacu kepada baku mutu udara. Lokasi pemantauan dilakukan pada jalan angkut batubara, pit penambangan dan lokasi yang berdekatan dengan pemukiman penduduk. 4. Proses Pengolahan Batubara a. Tujuan Tujuan dari proses pengolahan batubara adalah mengetahui proses pengolahan batubara sebelum diberikan ke buyer (pembeli) dan cara pengelolaan dan pemantauan dampak partikel batubara. b. Dasar teori Pengolahan batubara adalah kegiatan mengenai proses pengolahan batubara mulai dari batubara yang masih asli dari tambang hingga diolah sesuai keinginan pembeli (buyer). c. Alat dan bahan Alat yang digunakan untuk pengolahan batubara yaitu: - Alat-alat berat, meliputi: 2 excavator, 5 wheel loader dan 5 PS - Alat pembentuk batubara, meliputi: crusher tetap dan crusher mobile d. Prosedur kerja Prosedur kerja pengolahan batubara adalah sebagai berikut: - Mengangkut batubara menggunakan excavator dari run of mine

37 - Masukkan batubara tersebut ke crusher sesuai dengan keinginan konsumen - Setelah proses penghancuran selesai dan diletakkan di stockpile kemudian batubara tersebut dimuat ke PS e. Hasil yang dicapai Pengolahan batubara diolah sesuai dengan permintaan buyer (pembeli). Pembeli biasanya ada yang memilih batubara yang berbentuk Raw Coal dan ada juga yang memilih untuk membeli Crush Coal. Raw Coal adalah batubara asli yang berasal dari tambang langsung dimuat di tongkang, sedangkan Crush Coal adalah batubara yang berasal dari tambang kemudian dihancurkan menggunakan crusher sebelum dimuat ke tongkang. f. Pembahasan Dalam penjaminan mutu batubara, CV. Arjuna melakukan pengujian kualitas di Laboratorium Sucofindo. Sebelum melakukan pengujian, dilakukan pengambilan sampel batubara secara acak. Setelah pengujian tersebut diperoleh hasil maka hasil tersebut diperlihatkan kepada buyer (pembeli) untuk dilihat kualitasnya. Kualitas batubara di CV. Arjuna yaitu k/kal. Sedangkan untuk pemantauan dampak partikel batubara dapat dilakukan per 3 6 bulan sekali. Pengelolaan dampak partikel debu batubara selama proses pengelolaan batubara yaitu dengan cara menyemprotkan air dengan menggunakan pipa-pipa air yang sudah terpasang dalam Crusher karena debu-debu tersebut berasal dari proses pemecahan batubara.

38 5. Proses Pengangkutan Batubara ke Stockpile a. Tujuan Tujuan dari proses pengangkutan batubara ke stockpile adalah: - Untuk mengetahui jalur pengangkutan batubara menuju stockpile - Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari proses pengangkutan - Untuk mengetahui pengelolaan dari dampak yang ditimbulkan dari proses pengangkutan. b. Dasar teori Kegiatan pengangkutan batubara merupakan kegiatan yang dilakukan setelah kegiatan pengerukan batubara dari areal tambang kemudian diangkut menuju stockpile. c. Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan yaitu Water tank dan bahan yang digunakan yaitu air sungai/danau. d. Prosedur kerja Prosedur kerja untuk mengelola dampak yang ditimbulkan pada proses pengangkutan batubara yaitu: - Mengisi water tank menggunakan air sungai atau air danau dengan cara memompa air tersebut. - Menyiram jalur pengangkutan yang berdebu. e. Hasil yang dicapai Jalur pengangkutan batubara ke stockpile melalui beberapa daerah diantaranya Makroman, Sungai Tempurung, dan Anggana (Kutai Lama). Jarak pengangkutan dari Simpang Walet ke Jetty (pelabuhan) yaitu Km. f. Pembahasan

39 Sebagian jalur pengangkutan yang dilewati oleh CV. Arjuna juga dilewati oleh PT. Lana Harita Indonesia (LHI) dan Buana Riski. Dampak yang ditimbulkan pada proses pengangkutan batubara menuju stockpile meliputi jalan rusak, timbulnya getaran dan debu. Pengelolaan dampak seperti jalan rusak dapat dilakukan dengan penimbunan menggunakan laterit. Namun dampak tersebut sangat minim dirasakan masyarakat karena jalur pengangkutan yang dilalui jauh dari pemukiman. 6. Proses Pengapalan Batubara a. Tujuan Tujuan proses pengapalan batubara adalah mendapatkan informasi mengenai jumlah produksi batubara yang dihasilkan perbulan dan pasar tujuan batubara di CV. Arjuna. b. Dasar teori Pengiriman batubara dilakukan sesuai dengan permintaan konsumen yaitu Raw Coal (batubara dalam bentuk asli dari tambang) dan Crush Coal (batubara dalam bentuk sudah pecahan) yang kemudian siap dipasarkan ke berbagai tempat (luar negeri atau dalam negeri). c. Alat dan bahan Alat yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai jumlah produksi batubara yang dihasilkan perbulan dan pasar tujuan batubara di CV. Arjuna adalah alat tulis. d. Prosedur kerja Untuk mengetahui informasi jumlah produksi batubara perbulannya dan informasi pasar tujuan batubara Prosedur kerjanya yaitu:

40 - Berdiskusi dengan pembimbing di lapangan mengenai informasi jumlah produksi batubara yang dihasilkan perbulan dan informasi pasar tujuan batubara. - Menulis hasil diskusi tersebut e. Hasil yang dicapai Jumlah produksi batubara di CV. Arjuna adalah Mt/bulan. Pasar tujuan batubara CV. Arjuna yaitu 80% penjualan di dalam negeri, sedangkan 20% di luar negeri. f. Pembahasan Jumlah produksi batubara yang tidak mencapai target dikarenakan terkendala oleh cuaca seperti hujan di area pertambangan. Sedangkan pasar tujuan batubara CV. Arjuna meliputi 2 tempat yaitu di dalam negeri dan di luar negeri. Untuk pasar tujuan di dalam negeri yaitu PLTU Paiton dan PLTU Suralaya, Sedangkan pasar tujuan ke luar negeri tidak langsung dari CV. Arjuna, melainkan melalui perantara. D. Tahap Pasca Operasi Pertambangan Batubara 1. Kegiatan Reklamasi Lahan a. Tujuan Untuk mendapatkan informasi lahan yang telah dan akan direklamasi serta untuk mengetahui pengelolaan dan pemanfaatan kolam/lubang sisa tambang.

41 b. Dasar teori Reklamasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang terganggu akibat kegiatan usaha pertambangan batubara, agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya. c. Alat dan bahan Alat yang digunakan untuk kegiatan reklamasi yaitu: - Excavator - Bulldozer - Dump truck Bahan yang digunakan untuk kegiatan reklamasi yaitu: - Solar - Oli d. Prosedur kerja Prosedur kerja kegiatan reklamasi lahan yaitu: - Meratakan tanah di lahan yang akan direklamasi menggunakan bulldozer. - Memuat top soil ke dump truck menggunakan excavator. - Mengangkut top soil ke lahan yang akan direklamasi menggunakan dump truck. - Menebar top soil ± cm. - Meratakan top soil menggunakan bulldozer. e. Hasil yang dicapai Hasil yang dicapai yaitu lokasi lahan reklamasi CV. Arjuna sama dengan lahan yang akan direvegetasi. Dan kebanyakan lahan yang digunakan untuk penambangan batubara tersebut merupakan lahan yang digunakan dengan sistem sewa.

42 Lahan yang telah dan akan direklamasi antara lain: - Pit 6 yang telah dilakukan Back filling digging seluas + 3 Ha - Disposal Pit 6 rekonturing seluas 12 Ha - Pit 1 seluas + 20 Ha - Pit 4 seluas 3 Ha - Pit 2 utara seluas 8 Ha - Pit 2 selatan seluas 2 Ha - Disposal gabungan Pit B, C, dan D seluas 16,3 Ha - Pit D seluas 2 Ha f. Pembahasan CV. Arjuna memanfaatkan kembali lubang sisa tambang untuk pembuatan settling pond. Selain dimanfaatkan untuk settling pond, kolam/lubang sisa tambang tersebut dikelola dengan cara reklamasi lahan yang dilakukan oleh perusahaan. Setelah direklamasi maka lahan tersebut dimanfatkan sesuai dengan kesepakatan antara pemilik lahan dengan pihak perusahaan. Sistem kesepakatan antara pemilik lahan dengan pihak perusahaan meliputi sistem fee batubara, sistem beli lahan dan sistem sewa (peminjaman dengan jangka waktu 3 tahun). 2. Kegiatan Revegetasi Lahan a. Tujuan Tujuan kegiatan revegetasi yaitu: - Mendapatkan informasi jenis tanaman apa saja yang akan digunakan dalam kegiatan revegetasi lahan - Mendapatkan informasi lahan yang telah dan akan di revegetasi - Mengetahui pengelolaan dan pemanfaatan lahan revegetasi

43 b. Dasar teori Revegetasi merupakan suatu usaha atau kegiatan penanaman kembali lahan bekas tambang. Untuk lahan yang akan direvegetasi terlebih dahulu dipastikan lahan tersebut siap tanam dan tidak terdapat Overburden. Tanaman akan ditanam apabila telah selesai ditebar top soil. c. Alat dan bahan Alat yang digunakan pada proses revegetasi lahan pasca tambang yaitu sebagai berikut: - Cangkul - Tali pancang - Parang - Kayu berdiameter ± 3-4 cm Adapun bahan yang digunakan adalah benih kacang-kacangan. d. Prosedur kerja Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, Prosedur kerjanya sebagai berikut: - Berdiskusi dengan pembimbing lapangan mengenai informasi jenis tanaman yang digunakan, dan informasi lahan yang telah dan akan direvegetasi. - Mengamati proses revegetasi lahan pasca tambang. - Membatasi lahan yang akan direvegetasi menggunakan tali pancang. - Mengukur jarak tanam menggunakan tali pancang lalu membuat lubang menggunakan cangkul, kemudian ditancap kayu sebagai tanda tempat yang akan ditanam. - Menanam variasi tanaman di tempat yang telah ditentukan.

44 e. Hasil yang dicapai Hasil yang dicapai dari proses revegetasi lahan yaitu terdapat banyak lahan yang sudah direvegetasi yaitu Pit 6 yang telah dilakukan Back filling digging seluas + 3 Ha, Disposal Pit 6 rekonturing seluas 12 Ha, Pit 1 seluas + 20 Ha, Pit 4 seluas 3 Ha, Pit 2 utara seluas 8 Ha, Pit 2 selatan seluas 2 Ha, Disposal gabungan Pit B, C, dan D seluas 16,3 Ha, dan Pit D seluas 2 Ha. Jenis tanaman yang digunakan dalam revegetasi ada empat jenis tanaman, sedangkan pemanfaatan lahan revegetasi hanya digunakan sebagai lahan penghijauan f. Pembahasan Jenis tanaman yang digunakan dalam proses revegetasi lahan yaitu menggunakan tanaman Sengon, Trembesi, Akasia, dan Gamal dengan jarak tanam pada setiap tanaman yaitu 4 x 4 meter yang disesuaikan dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Lahan revegetasi tersebut dikelola dengan memberikan pupuk 3 minggu sekali (tergantung cuaca), jenis pupuk yang digunakan yaitu pupuk organik dan pupuk kimia. 3. Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) a. Tujuan Tujuan kegiatan CSR yaitu mengetahui prioritas program kemasyarakatan dan cara penyampaian keluhan masyarakat di sekitar lokasi tambang. b. Dasar teori CSR yaitu upaya dari perusahaan untuk menaikkan citranya di mata publik dengan membuat program-program amal baik yang bersifat eksternal maupun internal. Program eksternal yaitu dengan menjalin hubungan yang baik dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) untuk

45 menunjukkan kepedulian perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Sedangkan secara internal yaitu mampu berproduksi dengan baik, mencapai keuntungan yang maksimal dan mensejahterakan karyawannya. c. Alat dan bahan Alat yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai prioritas program kemasyarakatan dan cara penyampaian keluhan masyarakat di sekitar lokasi tambang yaitu alat tulis dan kamera. d. Prosedur kerja Untuk mendapatkan informasi mengenai program-program CSR yang sudah berjalan di CV. Arjuna, prosedur kerjanya adalah: - Mengamati kondisi masyarakat di sekitar lokasi tambang batubara. - Berdiskusi dengan tokoh masyarakat (Ketua RT) tentang kegiatan CSR yang telah diberikan. - Menulis hasil yang diperoleh dari diskusi tersebut. e. Hasil yang dicapai Hasil yang dicapai yaitu perusahaan memprioritaskan bantuan kepada masyrakat sekitar tambang berupa infrastruktur karena daerah di sekitar perusahaan merupakan daerah yang masih dalam tahap pengembangan sehingga membutuhkan fasilitas-fasilitas masyarakat yang lebih baik dan lebih banyak lagi. Bantuan- bantuan infrastruktur tersebut misalnya pembuatan sumur bor karena di daerah tersebut masih kesulitan air bersih, sebelum ada perusahaan tambang, masyarakat memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari. Karena masyarakat sekitar tambang mayoritas adalah petani maka perusahaan memberikan bantuan berupa pupuk per 6 bulan/kk sebanyak 1 karung.

46 f. Pembahasan Karena tidak ada Peraturan Daerah yang mengatur seberapa besar bantuan dana yang harus diberikan kepada masyarakat, oleh karena itu perusahaan melakukan kegiatan CSR dengan cara melakukan pertemuan kepada pihak-pihak terkait seperti RT setiap bulan untuk dilakukan musyawarah mengenai bantuan yang diperlukan.

47 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Praktik kerja lapang (PKL) merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda pada semester akhir yang bertujuan untuk pembekalan keterampilan di masa akan datang. Dari praktik kerja lapang yang dilaksanakan di CV. Arjuna terhitung sejak 6 Maret sampai 6 Mei 2013 dapat disimpulkan bahwa CV. Arjuna telah mengacu pada Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang dikeluarkan oleh Walikota Samarinda Nomor: 545/189/HK-KS/IV/2011, sedangkan untuk pengelolaan dan pemantauan lingkungannya sudah cukup baik misalnya dibuatkan settling pond untuk menampung limbah dan mengelolanya agar tidak terjadi dampak seperti erosi dan kualitas air yang keluar dari outlet settling pond tersebut sudah memenuhi baku mutu yang ada. B. Saran Adapun saran-saran dari hasil Praktik Kerja Lapang di CV. Arjuna adalah sebagai berikut: 1. CV. Arjuna sebaiknya menambah sarana dan prasarana perusahaan baik di kantor maupun di lapangan. 2. Mahasiswa harus aktif dalam mencari informasi agar data yang didapatkan menjadi lebih jelas dan bermanfaat bagi pembaca. 3. Mahasiswa harus mampu bekerjasama dalam tim untuk dapat menyelesaikan masalah dan lebih kreatif dalam melakukan hal baru.

48 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2006a. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL). CV. Arjuna. Samarinda. Anonim. 2006b. Dokumen Rencana pengelolaan Lingkungan (RKL). CV. Arjuna. Samarinda. Anonim. 2006c. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan(RPL). CV. Arjuna. Samarinda. Anonim. 2012a. Laporan Triwulan Bagian III. CV. Arjuna. Samarinda. Anonim. 2012b. Laporan Triwulan Bagian IV. CV. Arjuna. Samarinda. Anonim. 2012c. Dokumen Rencana Kerja Tahunan Teknis & Lingkungan (RKTTL). CV. Arjuna. Samarinda. Anonim. 2012d. Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB). CV. Arjuna. Samarinda. Mardiono D Pemilihan Kolam Pengendapan di Daerah Tambang. infotambang.blogspot.com. Diakses pada tanggal 19 Mei 2013

49 LAMPIRAN

50 Gambar. 1 Pembersihan lahan (land clearing) Gambar. 2 Kegiatan diskusi di Kantor CV. Arjuna Coal Sites

51 Gambar. 3 Pembuatan settling pond Gambar. 4 Perawatan alat berat

52 Gambar. 5 Settling pond Gambar. 6 Papan monitoring

53 Gambar. 7 Proses pemompaan Air Asam Tambang (AAT) Gambar. 8 Proses loading overburden (OB) ke dump truck

54 Gambar. 9 Pengukuran ph air menggunakan kertas lakmus Gambar. 10 Kegiatan meratakan jalan hauling menggunakan Grader

55 Gambar. 11 Pengisian solar Gambar. 12 Diskusi dengan pembimbing dari Balai K3

56 Gambar. 13 Pengambilan sampel kualitas udara di Simpang Bustan dan SDL Gambar. 14 Pengambilan sampel kualitas kebisingan di PIT 7

57 Gambar. 15 Analisa kualitas udara di Laboratorium Balai K3 Gambar. 16 Lahan yang direklamasi

58 Gambar. 17 Lahan yang direvegetasi Gambar. 18 Penanaman benih

59 Gambar. 19 Aktifitas warga sekitar tambang Gambar. 20 Survei masyarakat sekitar tambang

60 Gambar. 21 Pembuatan sumur bor Gambar. 22 Realisasi bantuan saluran air bersih

61 Gambar. 23 Papan informasi realisasi bantuan Gambar. 24 Posyandu penerima bantuan dari CV. Arjuna

62 Gambar. 25 Perbaikan settling pond Gambar. 26 Hauling Overburden

63 Gambar. 27 Benching system Gambar. 28 Papan informasi safety

64 Gambar. 29 Impinger Gambar. 30 Dump Truck

65 Gambar. 31 Excavator Gambar. 32 Water Tank

66 Gambar. 33 Peta Lokasi CV. Arjuna Coal Sites

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI CV. ARJUNA KECAMATAN SAMARINDA ILIR, KOTA SAMARINDA. KALIMANTAN TIMUR. Oleh:

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI CV. ARJUNA KECAMATAN SAMARINDA ILIR, KOTA SAMARINDA. KALIMANTAN TIMUR. Oleh: LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI CV. ARJUNA KECAMATAN SAMARINDA ILIR, KOTA SAMARINDA. KALIMANTAN TIMUR Oleh: ARDIAN SISKA NINGTYAS 100 500 151 PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI CV. ARJUNA DESA MAKROMAN KECAMATAN SAMARINDA ILIR, KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI CV. ARJUNA DESA MAKROMAN KECAMATAN SAMARINDA ILIR, KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI CV. ARJUNA DESA MAKROMAN KECAMATAN SAMARINDA ILIR, KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: SUPRAYITNO NIM. 090500120 PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI CV. ARJUNA KECAMATAN SAMARINDA ILIR. KOTA SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI CV. ARJUNA KECAMATAN SAMARINDA ILIR. KOTA SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR i LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI CV. ARJUNA KECAMATAN SAMARINDA ILIR. KOTA SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR Oleh: SAID AHMAD F.N 100 500 178 PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN

Lebih terperinci

PASCA TAMBANG. IZIN USAHA PERTAMBANGAN EKSPLORASI NOMOR: 545 / Kep. 417 BPMPPT / 2014

PASCA TAMBANG. IZIN USAHA PERTAMBANGAN EKSPLORASI NOMOR: 545 / Kep. 417 BPMPPT / 2014 RENCANA REKLAMASI PASCA TAMBANG BAHAN GALIAN BATUAN ANDESIT IZIN USAHA PERTAMBANGAN EKSPLORASI NOMOR: 545 / Kep. 417 BPMPPT / 2014 Bahan Galian Batuan Andesit Seluas 11 Ha Desa Karang Sari, Kecamatan Cipongkor

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI CV. BERKAT NANDA, KELURAHAN BANTUAS, KECAMATAN PALARAN, KOTA SAMARINDA. Oleh: ASRI NIM.

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI CV. BERKAT NANDA, KELURAHAN BANTUAS, KECAMATAN PALARAN, KOTA SAMARINDA. Oleh: ASRI NIM. LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI CV. BERKAT NANDA, KELURAHAN BANTUAS, KECAMATAN PALARAN, KOTA SAMARINDA Oleh: ASRI NIM. 110500121 PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) PT. SINAR KUMALA NAGA DESA KUTAI LAMA, KECAMATAN ANGGANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) PT. SINAR KUMALA NAGA DESA KUTAI LAMA, KECAMATAN ANGGANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) PT. SINAR KUMALA NAGA DESA KUTAI LAMA, KECAMATAN ANGGANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR OLEH : WIDI HARYANTO NIM. 090500122 PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2013

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2013 i LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN BATUBARA PT. ANUGERAH BARA KALTIM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : RUDI TITUS 100500177 PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi penambangan batubara PT Milagro Indonesia Mining secara administratif terletak di Desa Merdeka Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara,

Lebih terperinci

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan Cadangan Batubara yang terdapat dalam daerah penambangan Sangasanga mempunyai kemiringan umum sekitar 10-15 dan dengan cropline yang berada di sisi barat daerah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BARA JAYA ENERGY KELURAHAN BANTUAS, KECAMATAN PALARAN, KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BARA JAYA ENERGY KELURAHAN BANTUAS, KECAMATAN PALARAN, KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BARA JAYA ENERGY KELURAHAN BANTUAS, KECAMATAN PALARAN, KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh: ANDIKA NIM. 110500118 PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB VI POLA EKSTRAKSI AKTUAL DAN ANALISA EKONOMI PENAMBANGAN PASIR BESI

BAB VI POLA EKSTRAKSI AKTUAL DAN ANALISA EKONOMI PENAMBANGAN PASIR BESI BAB VI POLA EKSTRAKSI AKTUAL DAN ANALISA EKONOMI PENAMBANGAN PASIR BESI 6. 1 Pola Ekstraksi Aktual Pasir Besi Kabupaten Tasikmalaya Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi pasir besi di Kabupaten Tasikmalaya

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG CV. SANGA-SANGA PERKASA JL. Yos Sudarso, RT 24 Diskrik 4, Kelurahan, Sanga-Sanga Kec, Sanga-Sanga, Kabupaten, Kutai Kartanegara KALIMANTAN TIMUR Oleh: AHMAD AWALUDDIN NIM.

Lebih terperinci

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran K-13 Geografi K e l a s XI BARANG TAMBANG INDONESIA II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami kegiatan pertambangan. 2. Memahami

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Sejahtera Alam Energy adalah salah satu perusahaan di bidang pengembangan energi panas bumi yang memiliki wilayah kerja panas bumi di Baturraden,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.138, 2010 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERTAMBANGAN. Reklamasi. Pasca Tambang. Prosedur. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5172) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR / 94 / 2012 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR / 94 / 2012 TENTANG GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 188.44 / 94 / 2012 TENTANG KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP KAWASAN PERTAMBANGAN BATUBARA PT. PERSADA KAPUAS PRIMA SELUAS 4.944 HEKTAR, KAPASITAS

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id Menimbang : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Rencana Penataan Lahan Bekas Kolam Pengendapan Timah Di Pit Tb 1.42 Pemali PT.Timah (Persero) Tbk, Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Rencana Penataan Lahan Bekas Kolam Pengendapan Timah Di Pit Tb 1.42 Pemali PT.Timah (Persero) Tbk, Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Rencana Penataan Lahan Bekas Kolam Pengendapan Timah Di Pit Tb 1.42 Pemali PT.Timah (Persero) Tbk, Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Ika Tri Novianti Siregar, Riko Suryanata, Indri Febriyanti,

Lebih terperinci

A.A Inung Arie Adnyano 1 STTNAS Yogyakarta 1 ABSTRACT

A.A Inung Arie Adnyano 1 STTNAS Yogyakarta 1 ABSTRACT PENILAIAN TINGKAT KEBERHASILAN REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG PIT 2 PT. PIPIT MUTIARA JAYA DI KABUPATEN TANA TIDUNG KALIMANTAN UTARA A.A Inung Arie Adnyano STTNAS Yogyakarta arie_adnyano@yahoo.com, ABSTRACT

Lebih terperinci

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012 ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN 0000-0000,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012 ANALISA TEKNIS PRODUKSI ALAT BERAT UNTUK PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA PIT X PT. BINTANG SYAHID

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG PADA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN TANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/ j/! /1I.05/HK/2015

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/ j/! /1I.05/HK/2015 GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/ j/! /1I.05/HK/2015 TENTANG KELAYAKAN LINGKUNGAN BIDUP RENCANA KEGIATAN PENAMBANGAN EMAS DAN MINERAL PENGlKUTNYA DI KECAMATAN BARADATU, BANJIT, BLAMBANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Tata Ruang Lahan Daerah Penelitian. Menurut penataan ruang Kaupaten Lebak lokasi penambangn ini

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Tata Ruang Lahan Daerah Penelitian. Menurut penataan ruang Kaupaten Lebak lokasi penambangn ini BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tata Ruang Lahan Daerah Penelitian Menurut penataan ruang Kaupaten Lebak lokasi penambangn ini diperuntukan untuk perkebunan dan budidaya. Disebelah timur lokasi tambang pada jarak

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. KARBON KARTANEGARA KECAMATAN SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. KARBON KARTANEGARA KECAMATAN SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. KARBON KARTANEGARA KECAMATAN SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh PRANSISCA NIM. 090500116 PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumber daya alam atau biasa disingkat SDA adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang

Lebih terperinci

4.1. Pengolahan Data BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data-data yang diperlukan sebagai bahan penulis untuk melakukan analisa untuk melakukan analisa sesuai

Lebih terperinci

MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI,

MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI, Keputusan Menteri Pertambangan Dan Energi No. 1211 k Tahun 1995 Tentang : Pencegahan Dan Penaggulangan Perusakan Dan Pencemaran Lingkungan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Umum MENTERI PERTAMBANGAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Pulau Sebuku terletak pada koordinat 116,3384 o 116,3640 o BT dan 03,5209 o 03,5771 o LS (Bakosurtanal) di selatan garis ekuator, sebelah tenggara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan industri pada sektor usaha bidang pertambangan batubara adalah suatu upaya pemerintah dalam meningkatkan devisa negara dan bila ditinjau dari segi pola kehidupan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG Dalam rangka terciptanya pembangunan berkelanjutan, kegiatan usaha pertambangan harus

Lebih terperinci

Proposal Kerja Praktek Teknik Pertambangan Universitas Halu Oleo

Proposal Kerja Praktek Teknik Pertambangan Universitas Halu Oleo A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi sumber daya alam khususnya sumber daya mineral. Dalam pekembangannya, telah berbagai macam teknik dan teknologi yang dipergunakan

Lebih terperinci

Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk

Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk April 2018 KATA PENGANTAR PT Toba Bara Sejahtra Tbk adalah perusahaan pertambangan batubara yang melakukan kegiatan penambangan di daerah Sangasanga,

Lebih terperinci

[TAMBANG TERBUKA ] February 28, Tambang Terbuka

[TAMBANG TERBUKA ] February 28, Tambang Terbuka Tambang Terbuka I. Pengertian Tambang Terbuka Tambang Terbuka (open pit mine) adalah bukaan yang dibuat dipermukaan tanah, betujuan untuk mengambil bijih dan akan dibiarkan tetap terbuka (tidak ditimbun

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROCEDURE

STANDART OPERASIONAL PROCEDURE STANDART OPERASIONAL PROCEDURE I. TUJUAN 1. Memberikan panduan standar operasional penambangan bagi kontraktor 2. Menghilangkan atau mencegah terjadinya kecelakaan kerja II. SASARAN Memastikan operasional

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN Hj. Rezky Anisari rezky_anisari@poliban.ac.id Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik

Lebih terperinci

Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk

Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk Maret 2018 KATA PENGANTAR PT Toba Bara Sejahtra Tbk adalah perusahaan pertambangan batubara yang melakukan kegiatan penambangan di daerah Sangasanga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penambangan batubara pada umumnya di Indonesia adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penambangan batubara pada umumnya di Indonesia adalah sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem penambangan batubara pada umumnya di Indonesia adalah sistem tambang terbuka (open pit mining) dengan teknik back filling. Sistem ini merupakan metode konvensional

Lebih terperinci

VII. TATA LETAK PABRIK

VII. TATA LETAK PABRIK VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Lokasi pabrik sangat mempengaruhi kemajuan dan kelangsungan dari suatu industri. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan hidup pabrik

Lebih terperinci

REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN

REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PENDAHULUAN Masalah utama yang timbul pada wilayah bekas tambang adalah perubahan lingkungan. Perubahan kimiawi berdampak terhadap air tanah dan air permukaan. Perubahan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Singkat CV. Jawara Kasih Sejati CV. Jawara Kasih Sejati (Perusahaan) secara resmi didirikan pada tanggal 23 Desember 2005 di hadapan notaris publik Laurensia Emilia,S.H.

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) A. Latar Belakang Sejalan dengan laju pertumbuhan pembangunan nasional, pembangunan sektor transportasi juga menjadi bidang

Lebih terperinci

Tabel Hasil Proses Pelingkupan

Tabel Hasil Proses Pelingkupan Tabel 2.50. Hasil Proses No. menimbulkan A. Tahap Pra 1. Sosialisasi Permen 17 tahun 2012 tentang Keterlibatan Masyarakat Dalam ProsesAMDAL dan Izin Lingkungan terkena Sosial Budaya Munculnya sikap Evaluasi

Lebih terperinci

BAB III TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN PERTAMBANGAN TERHADAP LAHAN BEKAS TAMBANG

BAB III TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN PERTAMBANGAN TERHADAP LAHAN BEKAS TAMBANG BAB III TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN PERTAMBANGAN TERHADAP LAHAN BEKAS TAMBANG A. Kondisi Lahan Bekas Tambang Batu bara merupakan salah satu sumber energi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Batu

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000 TANGGAL : 3 November 2000

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000 TANGGAL : 3 November 2000 LAMPIRAN IX KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000 TANGGAL : 3 November 2000 PEDOMAN TATA CARA PENGAWASAN LINGKUNGAN SERTA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BIDANG PERTAMBANGAN

Lebih terperinci

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1 Gambaran Umum Perusahaan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT.Servo Meda Sejahtera yang selanjutnya disingkat SMS merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor

Lebih terperinci

VII. LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

VII. LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK 128 VII. LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap

Lebih terperinci

INDIKATOR RAMAH LINGKUNGAN UNTUK USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENAMBANGAN TERBUKA BATUBARA

INDIKATOR RAMAH LINGKUNGAN UNTUK USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENAMBANGAN TERBUKA BATUBARA INDIKATOR RAMAH LINGKUNGAN UNTUK USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENAMBANGAN TERBUKA BATUBARA Antung Deddy Asdep Keanekaragaman Hayati dan Pengendalian Kerusakan Lahan Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan

Lebih terperinci

Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk

Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk Februari 2018 KATA PENGANTAR PT Toba Bara Sejahtra Tbk adalah perusahaan pertambangan batubara yang melakukan kegiatan penambangan di daerah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Kuisioner Tahap I (Mencari Peristiwa Risiko Tinggi)

LAMPIRAN 1 Kuisioner Tahap I (Mencari Peristiwa Risiko Tinggi) LAMPIRAN 1 Kuisioner Tahap I (Mencari Peristiwa Risiko Tinggi) 101 KUESIONER PENELITIAN IDENTIFIKASI RISIKO DALAM ASPEK PRASARANA LINGKUNGAN PERUMAHAN YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA BIAYA DEVELOPER

Lebih terperinci

2 Menteri Kehutanan tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.56/Menhut-II/2008 tentang Tata Cara Penentuan Luas Areal Terganggu dan

2 Menteri Kehutanan tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.56/Menhut-II/2008 tentang Tata Cara Penentuan Luas Areal Terganggu dan No. 1445, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Luas Areal Terganggu. Reklamasi. Revegetasi. Pajak. Kawasan Hutan. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor P.84/Menhut-II/2014

Lebih terperinci

PELAKSANAAN REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG BATUBARA

PELAKSANAAN REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG BATUBARA PELAKSANAAN REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG BATUBARA D I S A M P A I K A N P A D A : K A J I A N T E K N O L O G I R E K L A M A S I L A H A N P A S C A T A M B A N G B A T U B A R A D I P R O V I N S I

Lebih terperinci

Stockpile Management berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan proses.

Stockpile Management berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan proses. Pemantauan dampak lingkungan pada tempat penumpukan batubara (stockpile) dimaksudkan untuk melakukan pengkajian lingkungan akibat adanya dampak yang timbul dengan keberadaan dan kegiatan operasional penumpukan

Lebih terperinci

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW)

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW) DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW) DOKUMEN AMDAL Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL) Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) Rencana

Lebih terperinci

RENCANA TEKNIS PENATAAN LAHAN PADA BEKAS PENAMBANGAN BATU ANDESIT DI QUARRY 1 PT. HOLCIM BETON PASURUAN JAWA TIMUR

RENCANA TEKNIS PENATAAN LAHAN PADA BEKAS PENAMBANGAN BATU ANDESIT DI QUARRY 1 PT. HOLCIM BETON PASURUAN JAWA TIMUR RENCANA TEKNIS PENATAAN LAHAN PADA BEKAS PENAMBANGAN BATU ANDESIT DI QUARRY 1 PT. HOLCIM BETON PASURUAN JAWA TIMUR Oleh : Arif Gumilar Prodi Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta Contact: 085764131445,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. berhasil menguasai sebidang atau seluas tanah, mereka mengabaikan fungsi tanah,

TINJAUAN PUSTAKA. berhasil menguasai sebidang atau seluas tanah, mereka mengabaikan fungsi tanah, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertambangan Tanah merupakan salah satu faktor yang terpenting bagi kehidupan manusia. Akan tetapi sangat disayangkan bahwa pada umumnya setelah manusia berhasil menguasai sebidang

Lebih terperinci

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL PEMRAKARSA NAMA DOKUMEN PT. ASIATIC PERSADA Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit dan Pabrik Pengolahannya NO. PERSETUJUAN & TANGGAL Komisi Penilai AMDAL Propinsi Jambi Nomor:274/2003,

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT. PUTERA BARAMITRA BATULICIN KALIMANTAN SELATAN Oleh Riezki Andaru Munthoha (112070049)

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.84/Menhut-II/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.84/Menhut-II/2014 TENTANG Maret 2012 2012-1 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.84/Menhut-II/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P.56/MENHUT- II/2008 TENTANG TATA CARA PENENTUAN LUAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan Lokasi tambang Perusahaan terletak di daerah Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Luas areal Kuasa Pertambangan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA TENTANG REKLAMASI DAN PASCA TAMBANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA TENTANG REKLAMASI DAN PASCA TAMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA NOMOR TENTANG REKLAMASI DAN PASCA TAMBANG DISUSUN OLEH : BAGIAN HUKUM SETDA KOLAKA UTARA PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA

Lebih terperinci

Aplikasi Website Pendataan dan PelaporanPenggunaan Lahan Pertambangan

Aplikasi Website Pendataan dan PelaporanPenggunaan Lahan Pertambangan Aplikasi Website Pendataan dan PelaporanPenggunaan Lahan Pertambangan http://www.djmbp.esdm.go.id/index_dbt.php Latar Belakang 1 2 3 Tujuan Cara Mengakses website Step 1 Step 2 www.themegallery.com Cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya, setiap kegiatan industri menghasilkan suatu permasalahan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Salah satu permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 42 TAHUN : 2011 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG REKLAMASI TAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang :

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penambangan Batubara

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penambangan Batubara 4 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penambangan Batubara Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009, pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan

Lebih terperinci

PRINSIP DAN KRITERIA ISPO

PRINSIP DAN KRITERIA ISPO Hal. 1 NO. PRINSIP DAN KRITERIA INDIKATOR 1. SISTEM PERIZINAN DAN MANAJEMEN PERKEBUNAN 1.1 Perizinan dan sertifikat. 1. Telah memiliki izin lokasi dari pejabat yang Pengelola perkebunan harus memperoleh

Lebih terperinci

RINGKASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

RINGKASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG RINGKASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG UMUM Peraturan Pemerintah ini mengatur mengenai prinsip-prinsip dan tata laksana reklamasi dan pascatambang.

Lebih terperinci

Peraturan Reklamasi dan Pascatambang

Peraturan Reklamasi dan Pascatambang Peraturan Reklamasi dan Pascatambang Ir. Bambang Susigit, MT KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA Contents

Lebih terperinci

VII. TATA LETAK PABRIK

VII. TATA LETAK PABRIK VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG KRITERIA KERUSAKAN LAHAN PENAMBANGAN SISTEM TAMBANG TERBUKA DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) DOKUMEN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP MATRIKS PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PUSKESMAS KEBONDALEM 1. Kualitas Udara dan debu Sumber Aktivitas lalul lintas kendaraan diluar dan area parkir berpotensi

Lebih terperinci

(Pendugaan Dampak, Pegelolaan Dampak dan Pemantauan) Dosen: Dr. Tien Aminatun

(Pendugaan Dampak, Pegelolaan Dampak dan Pemantauan) Dosen: Dr. Tien Aminatun (Pendugaan Dampak, Pegelolaan Dampak dan Pemantauan) Dosen: Dr. Tien Aminatun AMDAL mrp alat utk merencanakan tindakan preventif thd kerusakan lingk yg akan ditimbulkan oleh suatu aktivitas pembangunan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan beberapa alat analisis, yaitu analisis Location Quetiont (LQ), analisis MRP serta Indeks Komposit. Kemudian untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penambangan batubara dapat dilakukan dengan dua cara: yaitu penambangan dalam dan penambangan terbuka. Pemilihan metode penambangan, tergantung kepada: (1) keadaan

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI DAN RENCANA IMPLEMENTASI

BAB IV STRATEGI DAN RENCANA IMPLEMENTASI BAB IV STRATEGI DAN RENCANA IMPLEMENTASI Analisis finansial dan resiko tiap alternatif investasi berdasarkan metode pembobotan menunjukkan bahwa loading port merupakan kegiatan investasi yang tepat sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di tahun 2006 menjadi lebih dari 268,407 juta ton di tahun 2015 (Anonim, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. di tahun 2006 menjadi lebih dari 268,407 juta ton di tahun 2015 (Anonim, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil tambang merupakan salah satu kekayaan alam yang sangat potensial. Penambangan telah menjadi kontributor terbesar dalam pembangunan ekonomi Indonesia selama lebih

Lebih terperinci

Pengelolaan Lingkungan Kegiatan Pertambangan. Oleh Dr. Ardi, SP, M.Si

Pengelolaan Lingkungan Kegiatan Pertambangan. Oleh Dr. Ardi, SP, M.Si Pengelolaan Lingkungan Kegiatan Pertambangan Oleh Dr. Ardi, SP, M.Si PENGANTAR Sumber daya mineral dan batubara merupakan kekayaan alam yang tidak dapat diperbaharui, sehingga pemanfaatannya harus direncanakan

Lebih terperinci

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA, Menimbang : a. bahwa kegiatan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Indonesia merupakan negara kepulauan dengan potensi luas perairan 3,1 juta km 2, terdiri dari 17.508 pulau dengan panjang garis pantai ± 81.000 km. (Dishidros,1992).

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PIPIT MUTIARA JAYA KECAMATAN SEBUKU, KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR OLEH :

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PIPIT MUTIARA JAYA KECAMATAN SEBUKU, KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR OLEH : LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PIPIT MUTIARA JAYA KECAMATAN SEBUKU, KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR OLEH : JAYADI ISKANDAR Nim: 090500109 PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 26/PRT/M/2014 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS PUHUBKOMINFO Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2016 PEKERJAAN UMUM Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Panjang

Lebih terperinci

BAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

BAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK 116 BAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik merupakan salah satu pertimbangan penting dalam upaya mendirikan suatu pabrik, karena harus dapat memberikan keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. batubara menjadi semakin meningkat. Hal ini terjadi karena batubara merupakan

BAB I PENDAHULUAN. batubara menjadi semakin meningkat. Hal ini terjadi karena batubara merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama dekade terakhir, industri pertambangan batubara menjadi primadona di bidang industri pertambangan. Sejalan dengan terjadinya peningkatan kebutuhan energi

Lebih terperinci

VII. TATA LETAK PABRIK

VII. TATA LETAK PABRIK VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan

Lebih terperinci

Pendapatan Produk Harga Ton Tahun ke Tahun ke mm (Rp) 1 2

Pendapatan Produk Harga Ton Tahun ke Tahun ke mm (Rp) 1 2 PENDAPATAN Produksi/Hari Produksi/Bulan Produksi/Tahun Tahun 1 2 Sasaran Produksi Pendapatan Produk Harga Ton Tahun ke Tahun ke mm (Rp) 1 2 - - Sub Total Ton Ton Ton 3 4 5 Tahun ke Tahun ke Tahun ke 3

Lebih terperinci

Disampaikan pada acara:

Disampaikan pada acara: GOOD MINING PRACTICE Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Evaluasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Perhitungan Kontribusi Penurunan Beban Pencemaran Lingkungan Sektor Pertambangan DIREKTORAT TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya sektor industri dan pemanfaatan teknologinya tercipta produk-produk untuk dapat mencapai sasaran peningkatan kualitas lingkungan hidup. Dengan peralatan

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; Lampiran III : Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor : 21 Tahun 2012 Tanggal : 20 Desember 2012 Tentang : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2012 2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... ix Daftar Grafik... xi BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. LAHAN DAN HUTAN... Bab I 1 A.1. SUMBER

Lebih terperinci

TENTANG LAHAN DENGAN. dan dan. hidup yang. memuat. dengan. pembukaan. indikator. huruf a dan. Menimbang : Tahun Swatantra. Tingkat.

TENTANG LAHAN DENGAN. dan dan. hidup yang. memuat. dengan. pembukaan. indikator. huruf a dan. Menimbang : Tahun Swatantra. Tingkat. PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG REKLAMASI LAHAN PASCAA TAMBANG BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 37 IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang merupakan kawasan hutan produksi yang telah ditetapkan sejak tahun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengembang, Kontraktor), maka diperoleh rating keseluruhan infrastruktur yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengembang, Kontraktor), maka diperoleh rating keseluruhan infrastruktur yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan review dari 30 responden yang merupakan praktisi dan akademisi teknik sipil (Pemerintah DPU, Konsultan, Pengembang, Kontraktor),

Lebih terperinci

RINTA ANGGRAINI

RINTA ANGGRAINI TUGAS AKHIR OPTIMALISASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN RELOKASI JALAN ARTERI RAYA PORONG (PAKET 4) KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR RINTA ANGGRAINI 3 040 67 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Kolaka merupakan salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Sulawesi Tenggara yang berada di wilayah pesisir dan memiliki potensi sumberdaya pesisir laut sangat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasal 33 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 mengamanatkan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besar

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN Nomor 11 Tahun 2014 WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUSAHAAN ATAU KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri pertambangan batubara dan mineral, dengan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri pertambangan batubara dan mineral, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT IR merupakan perusahaan induk dengan beberapa bisnis utama yang bergerak di bidang industri pertambangan batubara dan mineral, dengan kepemilikan beberapa konsesi

Lebih terperinci