PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT DENGAN SISTEM BUDIDAYA AQUAPONIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT DENGAN SISTEM BUDIDAYA AQUAPONIK"

Transkripsi

1 PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT DENGAN SISTEM BUDIDAYA AQUAPONIK Leni Handayani Fakultas Pertanian, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Abstrak Sistem aquaponik merupakan solusi bagi mereka yang ada didaerah yang lahan sempit atau tidak memiliki lahan yang luas untuk budidaya ikan maupun tanaman. Sistem aquaponik yang saat ini banyak diterapkan oleh para petani memiliki banyak keuntungan dan kelebihan yang menjadi alasan penggunaan sistem ini. Tidak hanya berfokus pada budidaya ikan, sistem aquaponik yang merupakan gabungan antara aquakultur dan hidroponik, juga memfokuskan budidaya pada tanaman yang dapat digunakan untuk konsumsi sendiri maupun tuhuan komersil dalam skala besar. Program kerja PKM yang ditawarkan pengusul berupa pemanfaatan lahan sempit untuk menambah pendapatan petani dengan sistim budidaya aquaponik. Sistem teknologi aquaponik diupayakan sebagai jawaban atas adanya permasalahan semakin sulitnya mendapatkan sumber air yang sesuai untuk budidaya ikan, khususnya di lahan yang sampit. Aquaponik merupakan salah satu teknologi hemat lahan dan air yang dapat dikombinasikan dengan berbagai tanaman sayuran. Luaran dari PKM ini akan menghasilkan produk ikan dan sayuran dalam satu proses budidaya. Kata Kunci : Lahan Sempit, Budidaya, Aquaponik Abstract The aquaponic system is a solution for those who are in areas with narrow field or no extensive land for fish and plant cultivation. The aquaponic system that is currently widely applied by farmers has many advantages and advantages wwhich is the reasonhich for the use of this system. not only focus on fish farming, aquaponic system which is a combination of aquaculture and hydroponics, also focuses cultivation on plants that can be used for self consumption as well as commercial plants on a large scale. PKM program offered by proposers in narrow land use to increase farmer's income with aquaponic cultivation system with aquaponic cultivation system. The aquaponic technology system strived as an answer to the increasingly difficult problem of obtaining appropriate water sources for fish farming, particularly in narrow land. Aquaponics is one technology saving land and water that can be combined with various vegetable crops. The output of this PKM produces fish and vegetable products in a cultivation process. Keywords: Narrow Land, Aquaculture, Aquaponik 1. PENDAHULUAN Sistem Aquaponik merupakan metode budidaya gabungan antara perikanan dengan tanaman dalam satu wadah. Budidaya ikan merupakan usaha utama hasil sayuran usaha sampingan atau tambahan (Saparinto dan Susianan, 2014). Aquaponik memanfaatkan metode budidaya gabungan antara perikanan dengan tanaman dalam satu wadah. Budidaya ikan merupakan usaha utama, hasil sayuran merupakan usaha sampingan atau tambahan (Saparinto dan Susianan, 2014) Aquaponik memanfaatkan secara terus menerus air dari pemeliharaan ikan ke tanaman dan sebaliknya dari tanaman ke kolam ikan. Inti dari sistem teknologi ini adalah penyediaan air yang optimum untuk masing-masing komoditas dengan memanfaatkan sistem resirkulasi (Hidayat, 118

2 2011). Dalam CMS (2011) dinyatakan bahwa aquaponik adalah kombinasi menarik antara akuakultur dan hidroponik yang mapu mendaur ulang nutrisi, dengan menggunakan sebagian kecil air daur ulang hingga memungkinkan pertumbuhan ikan dan tanaman secara terpadu. Sistem ini memerlukan campur tangan teknologi sederhana dan tepat guna. Budidaya dengan sistem aquaponik menjamin kadar oksigen air dan menekan racun ammonia yang dihasilkan dari kotoran ikan. Menggandengkan hidroponik dan aquakultur akan mendekati sistem yang alami dalam budidaya tanaman maupun ikan. Sehingga kedua sistem itu saling melengkapi satu sama lain dengan sempurna. Ikan menghasilkan amoniak yang merupakan nutrisi bagi tanaman. Tanaman mineralisasi atau mengurangi amoniak yang dapat mereacuni ikan. Kadar oksigen dipelihara dengan berlangsungnya daur ulang air melalui sistem yang ada. Sistem aquaponik dalam skala kecil bermanfaat untuk rumah tangga. Namun dalam skala besar bisa untuk kebutuhan komersial. Istilah hidroponik kerap rancu dengan istilah aquaponik. perbedaannya aquaponik mengandalkan nutisi untuk tanaman diperoleh dari air limbah organik ikan atau organisme air lainnya. Hidroponik mengandalkan nuhisi yang diperoleh dari pupuk berupa campuran batran-bahan kimia (Syarietq et al., 2014). Permasalahan Mitra Berbagai permasalahan yang dapat diidentifikasikan yaitu : Petani tidak memiliki lahan yang cukup luas untuk budidaya ikan dan tamaan yang dapat menambah pendapatan keluarga. a. Petani tidak memiliki dana yang cukup untuk menambah luas lahannya b. Petani tidak dapat memanfaatkan lahan yang ada untuk menghasilkan produksi ikan dan sayuran sekaligus. 2. Akses pemasaran lebih ditekankan pada informasi bukan pada kelembagaan. a. Ketika seorang petani mau berpindah ke institusi yang lebih tinggi maka salah satu kendala adalah akses informasi dan link pemasaran. Aspek informasi dan link pemasaran ini, tidak mudah dimiliki seseorang karena aspek kepercayaan (trust). Kekuatan institusi yang terlibat di jalur pemasaran disebabkan karena pengalaman dan rasa percaya yang telah terbina sekian lama, ini yang sulit diakses oleh pendatang baru. 2. Teknologi budadaya yang tradisional. a. Teknologi pembuatan wadah sangat minim dikarenakan modal petani juga terbatas 3. Kurangnya pelatihan dari pemerintah dan universitas a. Tidak adanya informasi dan teknologi yang bisa dicontoh oleh petani aquaponik yang dapat digunakannya untuk melakukan pengembangan teknologi aquaponik. Pelatihan pelatihan ini sangat jarang dilakukan ataupun jika dilakukan hanya bersifat umum tanpa ada tindak lanjut jangka panjang. 4. Kurangnya modal di tingkat petani a. kurangnya modal petani yang menerapkan sistem aquaponik di karenakan adanya kebutuhan hidup yang semakin hari semakin tinggi,

3 kebutuhan hidup yang semakin hari semakin tinggi, lebih berdampak pada menyusutnya cadangan tabungan petani. Ketika tabungan menyusut untuk membiayai tambahan pengeluaran maka dana untuk investasi menjadi lebih berkurang, karena dana tabungan dapat digunakan untuk investasi jangka pendek seperti benih ikan dan sayuran. 5. Jumlah produksi ikan dan sayur Per musim panen, hal ini disebabkan oleh a. Petani aquaponik tidak dapat memproduksi dalam jumlah besar karena jumlah produksi ditentukan oleh permintaan konsumen yang membeli hasil produk perusahaan tersebut. Dengan dibatasinya jumlah produksi tersebut merupakan kendala bagi usaha aquaponik dalam mendapatkan profit yang lebih tinggi. 6. Kurangnya promosi/sistem penjualan produk aquaponik a. Akses ke saluran distribusi merupakan kendala budidaya aquaponik. Promosi/sistem penjualan produk yang dijalankan petani aquaponik didaerah penelitian lebih banyak ditujukan ke konsumen, karena para petani aquaponik tidak memiliki akses ( link) ke usaha yang lebih besar. Hal ini merupakan kendala bagi usaha tersebut untuk memperluas jaringan pemasaran hasil panennya. TINJAUAN PUSTAKA Deustche Welle Indonesia (2009) menyatakan Ikan air tawar memproduksi kotoran yang merupakan pupuk bagi tanaman. Dengan memanfaatkan air limbah dari kolam ikan, kebutuhan air dan pupuk bagi tanarnan tidak lagi meiadi masalah. Sistem teknologi aquaponik muncul sebagai jawaban atas adanya permasalahan 120 semakin sulitnya mendapatkan sumber air yang sesuai untuk budidaya ikan, khususnya di lahan yang sempit. Aquaponik merupakansalah satu teknologi hemat lahan dan air yang dapat dikombinasikan dengan berbagai tanaman sayuran (Hidayat, 2011). Selanjutnya Hidayat (2011) mengemukakan bahwa berkaitan dengan pemeliharaan ikan agar dalam aquaponik adalah padat tebar ikan, Padat tebar pada Ikan Mas : ekor/m 2, Ikan Nila : ekor/m 2, Ikan Gurame : 5 10 ekor/m 2, Ikan Lele : ekor /m 2 dan Ikan Patin : ekor/m 2 Teknik pengelolaan air dengan aquaponik pada budidaya ikan dan tanaman, akan dihasilkan kotoran nitrogen dan posfor) yang akan menjadi pupuk bagi tanaman melalui pemanfaatan air limbah dari bak aquaponik sehingga kebutuhan pupuk dan air tidak lagi menjadi masalah dan akan menekan biaya produksi. Biaya yang terpangkas dari prognm ini selain berasal dari biaya bahan baku air dan pupuk juga tiadanya upah tenaga kerja untuk pemeliharaan. Di lain juga berpotensi meningkatkan produksi ikan berlebih lagi. Apabila dilakukan dengan pengolahan yang intensif misalnya dengan suplementasi probiotik yang dapat meningkatkan kecernaan pakan dan menekan bakteri pathogen. Percobaan yang dilakukan menemukan bahwa pertumbuhan bobot ikan lele yang meningkat lebih berat 12,7 gram dibandingkan tanpa pemberian probiotik. Pada saat ini masyarakat juga sudah menyadari pentingnya bahan pangan yang sehat. Pengelolaan air yang terkontrol dalam aquaponik akan menghasilkan tanaman dan ikan organik. Masyarakat juga menghargai manfaat produk organik dengan nilai jual yang

4 tinggi dibandingkan yang non organic. 2. METODE PELAKSANAAN Pembuatan sistem ini diawali dengan pembangunan atau pembuatan kolam penampung ikan selanjutnya dilanjutan dengan mengatur pompa dan timer serta pipa PVC yang digunakan untuk meletakkan tanaman (jika tanaman menggunakan metode NTF dan Ebb and Flow). Setelah pipa sirkulasi dapat berfungsi, bibit ikan dapat diletakkan pada kolam dan tanaman yang telah disemai sebelumnya dan telah menjadi bibit, dapat diletakkan pada pipa tanam.wadah pemeliharaan ikan prinsipnya mempunyai pembuangan air yang dapat menyedot kotoran ikan ataupun sisa pakan yang digunakan untuk dialirkan ke dalam bak filter yang juga berfungsi sebagai tempat untuk menaman tanaman. Air yang sudah difilter tersebut dialirkan kembali ke dalam kolarn ikan dan dialirkan secara terus menerus, sehingga amoniak yang berada di kolam akan tersaring sampai 80 % jarak oleh tanaman tersebut. Jenis tanaman yang sudah dicoba dan berhasil cukup baik adalah kangkung, tomat, sawi dan fetchin atau pokchai. Adapaun tanam sebaiknya : Kangkung, Cabai, Tomat, Tetong sayur. untuk ikan antara lain : Ikan Mas, Ikan Nila, Ikan Gurame, Ikan Lele, dan Ikan Patin. Ada Tiga Model Sistem Aquaponik a). RAFT. Sistem ini meletakkan tanaman langsung diatas air dengan mamakai stereofoam. Artinya tanaman di masukkan dalam stereofoam yang telah dilubangi dan membiarkan akar tanaman mengambang dalam air. Kelebihan sistem ini adalah akar tanaman langsung bisa menyerap zat hara organik yang ada di dalam air. Hal 121 ini membuat tanaman tumbuh lebih cepat jika dibandingkan dengan sistem lain. Gambar 1. Model AquaponikRAFT. b). EBB & FLOW. Sistem aquaponik ini memiliki prinsip membanjiri media tanam. lalu setelah penuh, air dibuang secara otomitis dengan alat yang bernama bell siphon. Gambar 2. Model Aquaponik EBB & FLOW c).nft. Adalah sistem aquaponik dengan mengaliri media tanam dengan lapisan tipis air. Sama seperti raft aquaponik, sistem ini tidak menggunakan media tanam Akar tanaman dibiarkan menyentuh dasar tempat berdirinya tanaman lalu dialiri air. Air yang mengalir tidak boleh tergenang, harus selalu mengalir cepat membentuk lapisan tipis. Kelebihan

5 sistem ini adalah air yang dipakai untuk mengairi tanaman sangat kecil. Oleh karena itu, pompa yang dipakai pun relatif kecil Gambar 3. Model Aquaponik NFT 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Rasio pakan ikan adalah perbandingan jumlah pakan ikan yang diberikan pada ikan yang berada di kolam. Rasio pakan ikan ini akan menentukan seberapa banyak jumlah tanaman yang harus ditanam untuk dapat memfilter atau menyaring sisa makanan yang tertinggal dalam air serta kotorannya. Misalnya saja rasio yang digunakan dalam sistem deep water culture atau floating raft dimana ikan diberi makan 1000 gram perhari maka jumlah tanaman yang ditanam secara keseluruhan adalah 17 m 2. Agar lebih teratur maka usahakan pemberian makanan dilakukan dalam waktu yang sama dan jumlah yang sama setiap harinya. Hal ini berperan dalam menjaga pertumbuhan ikan dan mengurangi resiko ikan yang mati. Tanaman yang ditanam dengan metode aeroponik memang mendapat pasokan nutrisi dari air yang berasal dari kolam ikan, akan tetapi beberapa nutrisi 122 seperti zat besi, kalsium dan potassium sangat rendah kadarnya sehingga petani dapat memberikan suplemen langsung pada pada tanaman. Dalam sistem akuaponik, aerator adalah salah satu alat yang penting untuk menjaga kadar oksigen dalam air. Tanpa aerasi yang baik, tanaman dan ikan rentan mengalami kematian, oleh sebab itu cek selalu apakah aerasi pada kolam ikan berjalan dengan lancar. Air kolam yang digunakan untuk menampung ikan memang disaring oleh media tanam dan tanaman yang tumbuh diatasnya namun bukan berarti anda tidak harus membersihkannya. Sisa makanan dan kotoran yang menumpuk di dasar kolam harus dibersihkan terutama jika kolam berukuran kecil. Kotoran yang mengendap dalam kolam dapat menyebabkan timbulnya bakteri dan menyebabkan penyakit pada ikan dan tanaman. Beberapa media tanam cocok digunakan dalam sistem akuaponik namun media tersebut harus dikontrol secara rutin apakah terjadi penyumbatan atau tidak karena penyumbatan media tanam dapat menyebabkan minimnya penyaringan dan matinya akar tanaman karena tidak mendapat cukup oksigen. Pada beberapa sistem akuaponik yang menggunakan pipa seperti NTF atau EBB and flow sebaiknya gunakan pipa yang cukup besar sehingga tanaman mendapat tempat dan rongga yang cukup untuk tumbuh dan air yang berasal dari kolam dapat mengalir dengan lancar. Hindari penggunaan pestisida kimia pada pertanian yang menggunakan sistem akuaponik karena bahan kimia yang digunakan dapat mengendap pada tanaman dan terbawa aliran air. Zat kimia tersebut jika terakumulasi dapat meracuni

6 ikan dan menyembabkan kematian. Sebaiknya gunakan pestisida organik jika tanaman memang terkena hama yang tidak dapat dikontrol. ph adalah salah satu parameter yang paling penting dalam sistem akuaponik karena ph mempengaruhi proses penyerapan nutrisi tanaman d an pertumbuhan ikan. ph air kolam penampungan haruslah berkisar 6 hingga 7 karena jika ph terlalu tinggi atau melebihi 7 nutrisi tidak akan terserap dengan baik sehingga tanaman dapat mengalami defisiensi nutrisi. Sementara itu jika ph terlalu rendah, amonia yang dihasilkan terlalu banyak dan dapat menyebabkan keracunan pada ikan. Pakar akuaponik dari California Amerika Serikat, Dean farrel menyarankan untuk menggunakan satu pompa air untuk keseluruhan sistem agar dapat berjalan dengan efisien dan tentunya lebih hemat. Pompa dan salurannya dapat diatur sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada tanaman sekaligus menyaring air yang nanti akan kembali ke kolam ikan. Jika kesepuluh hal tersebut dapat diperhatikan dengan baik maka bisa dipastikan hasil tanaman dan ikan yang diperoleh juga memuaskan, selamat mencoba Sistem akuaponik dikenal sebagai tanam yang menggabungkan sistem akuakultur atau budidaya ikan dengan sistem hidroponik yang digunakan untuk membudidayakan tanaman. Sistem ini memiliki berbagai manfaat dan kelebihan sehingga banyak menarik perhatian para petani. Selain mudah diaplikasikan oleh para petani, sistem ini juga efisien dalam menghemat lahan dan air yang digunakan. Tidak hanya itu, petani atau 123 pembudidaya ikan dan tanaman tidak perlu membeli nutrisi yang digunakan untuk menanam tanaman secara hidroponik karena tanaman yang ditanam dalam sistem ini dapat memperoleh nutrisi dari air yang mengandung kotoran atau sisa makanan ikan yang ada pada kolam. Kotoran tersebut dapat meracuni dan mencemari air tempat tumbuh ikan sehingga tanaman yang ditanam pada bagian atasnya akan berfungsi sebagai filter atau penyaring racun sisa kotoran tersebut. Sebelum mulai menrangkai dan menggunakan sistem ini sebaiknya ketahui terlebuh dahulu alat dan bahan yang biasa digunakan dalam sistem akuaponik. Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan sistem tersebut antara lain : 1. Bibit Ikan Pada sistem akuaponik bibit ikan adalah salah satu bahan yang dibutuhkan karena nantinya ikan ini dibudidayakan sebagai sumber protein hewani yang kotoran atau sisanya akan dimanfaatkan oleh tanaman. Bibit ikan yang dipilih haruslah bermutu baik dan disesuaikan dengan kondisi air dan lingkungan tempat budidaya. Perhatikan dengan baik dan pelajari bagaimana cara memilih bibit ikan dengan kualitas yang unggul. 2. Bibit Tanaman Bibit tanaman pada sistem akuaponik tidak berbeda jauh dari bibit tanaman yang digunakan dalam sistem hidroponik. Sistem ini menggunakan bibit yang terlebih dahulu disemai pada suatu wadah dan dipindahkan ke perangkat atau sistem akuaponik setelah bibit tanaman tumbuh dan memiliki akar serta daun sejati. Pilihlah bibit tanaman dengan

7 kualitas baik dan perhatikan cara penyemaiannya. 3. Media Tanam dan Wadah Tanam Pada sistem akuaponik dibutuhkan perangkat yang terseusun secara baik. Biasanya tanaman akan ditanam diatas kolam atau wadah penampung air. Wadah tanaman yang biasa digunakan dalam sistem akuaponik adalah netpot atau bisa juga diganti dengan botol atau gelas bekas air mineral yang sudah dilubangi. Wadah tanaman tersebut nantinya akan diletakkan pada pipa PVC yang sebelumnya sudah dirancang diatas kolam ikan dan dilubangi. Sedangkan media tanam yang dapat digunakan untuk menyangga tanaman pada metode akuaponik ini sama dengan media tanam hidroponik antara lain rockwool, kerikil, hydroton dan lain sebagainya. 4. Wadah Pemeliharaan Ikan Wadah pemeliharaan ikan atau kolam ikan adalah satu hal yang penting dalam sistem akuaponik. Kolam ini digunakan untuk menampung ikan sekaligus air yang nantinya akan dialirkan pada tanaman. Kolam atau wadah pemeliharaan ikan dapat dibangun sesuai dengan luas lahan dan kondisi lingkungan. Kolam ini juga akan mempengaruhi panjang pipa PVC atau wadah tanaman yang akan digunakan untuk budidaya hidroponik. 5. Suplemen Ikan dan Kolam Meskipun tanaman yang tumbuh dalam metode atau sistem tanam akuaponik ini tidak memerlukan pupuk atau nutrisi seperti pada sistem atau metode tanam hidroponik, suplemen 124 ikan dapat diberikan untuk menambah nutrisinya dan juga untuk meningkatkan kualitas ikan yang dibudidayakan. dan suplemen kolam untuk meningkatkan kualitas air pada kolam agar pertumbuhan ikan maksimal. 6. Aerator dan Pompa Untuk mengalirkan air dan nutrisi terlarut pada kolam ikan dibutuhkan pompa jet pump. Air yang dipompa ke pipa bagian atas kolam akan mengaliri pipa dan menyentuh akar tanaman sehingga tanaman dapat memperoleh nutrisi dan sekaligus menyaring kotoran pada air sehingga air dapat dikembalikan ke lkolam dengan keadaan bersih. Sementara itu aerator berfungsi untuk menambah kadar oksigen dalam air yang digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan. 7. Timer Untuk mengatur sirkulasi air pada tanaman dan kolam ikan, petani biasanya akan membutuhkan timer yang mengontrol kapan air akan dialirkan untuk disaring dan memberikan nutrisi pada tanaman. Demikian alat dan bahan yang biasa digunakan dalam sistem akuaponik, sistem itu dapat dengan mudah dirakit dan tentunya alat dan bahan tersebut tidaklah sulit untuk diperoleh. Jika anda memiliki lahan yang cukup luas atau terbatas sekalipun namun anda ingin memulai budidaya ikan sekaligus tanaman maka sistem akuaponik dapat menjadi solusinya. Sistem ini memadukan budidaya ikan dengan tanaman dan memiliki banyak kelebihan yang ditawarkan. Sebelum memulai proses penanaman atau budidaya

8 sebaiknya pelajari terlebih dahulu bagaimana cara merancang sistem ini agar dapat digunakan secara efisien dan menghasilkan ikan dan tanaman yang anda inginkan. Berikut ini adalah langkah-langkah atau cara merancang sistem akuaponik sederhana, simak penjelasannya 1. Menentukan Luas Lahan yang Akan Digunakan Sistem akuaponik dibangun untuk budidaya tanaman dan ikan sekaligus oleh sebab itu sebelum mulai proses budidaya maka tentukan luas lahan yang akan digunakan terlebih dahulu. Penentuan luas lahan ini akan berpengaruh pada jumlah ikan yang akan dibudidaya, jumlah tanaman dan volume air yang nantinya diperlukan dalam menjalankan sistem ini. Jika lahan anda tidak terlalu luas maka wadah penampung ikan dan nutrisi dapat disebuaikan dan dibangun sesuai luas lahan tersebut. 2. Menentukan Jenis Ikan Setalh menentukan luas lahan yang akan digunakan, tahap berikutnya adalah menentukan jenis ikan yang akan dibudidaya dalam sistem akuaponik yang dirancang. Pemilihan jenis ikan akan berpengaruh pada jumlah ikan yang akan dibudidaya mengingat jumlah ikan tersebut akan mengikuti luas kolam atau wadah penampung ikan. Jumalh ikan yang ada pada wadah penampung juga akan sekaligus berdampak pada nutrisi atau pakan ikan yang digunakan. Beberapa jenis ikan yang biasa dibudidayakan dengan sistem aquponik antara lain ikan lele ( ekor/meter2), ikan gurame (5-10 ekor/meter2), ikan mas ( ekor/meter2), ikan nila ( ekor/meter2) dan lain sebagainya. Jenis ikan yang digunakan nantinya juga akan berpengaruh terhadap jumlah tanaman yang dibudidayakan. 3. Menenentukan Wadah Penampung Ikan Wadah atau kolam ikan yang digunakan dalam sistem akuaponik ditentukan sesuai luas lahan yang digunakan. Pada area yang luas, kolam dapat dibangun secara permanen maupun menggunakan kolam terpal sedangkan pada area yang sempit dapat dibangun kolam berukuran kecil atau memanfaatkan drum bekas. Pastikan kolam dibangun ditempat yang terkena cukup sinar matahari. 4. Menentukan Jenis dan Jumlah Tanaman Penentuan jenis dan jumlah tanaman harus dilakukan sebelum memulai budidaya dengan sistem akuaponik karena jenis dan jumlah tanaman akan berpengaruh dalam menentukan media tanam serta jarak tanaman yang nantinya akan dipasang pada perangkat. Jenis tanaman yang biasa digunakan dalam sistem akuaponik diantaranya tanaman sayur seperti kangkung air, bayam, sawi, dan lain sebagainya. Sebelum dipindahkan pada media akuaponik biasanya benih tanaman harus melalui proses penyemaian terlebih dahulu. 5. Menetukan Media Tanam dan Sistem Hidroponik yang Digunakan Ada berbagai jenis media tanam yang dapat digunakan dalam media akuaponik diantaranya adalah kerikil, pasir, cocopeatm rockwool, hydroton dan lain sebagainya. Sebaaiknya pilih media

9 tanam yang dapat berfungsi sebagai filter biologi atau penyaring kotoran. Tahap selanjunya adalah mengetahui sistem apa yang akan digunakn untuk mengalirkan atau memberi nutrisi pada tanaman. Sistem hidroponik yang dapat diadaptasi untuk sistem akuaponik ini diantaranya adalah sistem floating atau water culture dimana tanaman diletakkan mengapung pada styrofoam dan akar tanaman tercelup dalam air maupun dengan sistem NTF dimana wadah tanaman diletakkan dalam pipa PVC kemudian nutrisi atau air akan mengalir dengan lapisan tipis maupun dengan sistem pasang surut atau EBB and flow. 4. KESIMPULAN Secara umum aquaponik dapat memecahkan masalah krisis pangan yaitu menghasilkan ikan dan tanaman dengan efisiensi lahan dan air. Keuntungan sistem aquaponik yang lain adalah mudatr danbiaya rendah, dapat dikembangkan dengan berbagai suplemen dan materi lain, menghemat waktu karena dapat dilatokan di lokasi yang kita inginka& srlrana hiburan dan pendidikan keluarga dan sudah pasti adalah menghasilkan produk alami yang berkualitas serta ramah lingkungan. Teknologi aquaponik budidaya ikan dan tanaman sangat membantu pemerintah untuk mengatasi rendahnya konsumsi ikan dan sekaligus meningkatkan kesehatan masyarakat. Teknologi aquaponik sangat memungkinkan untuk dicobakan pada berbagai jenis ikan dan tanaman dan dapat dikembangkan dalam skala yang lebih besar. REFERENSI CMS, Aquaponik, CMS Made Simple, Aquaponik Deustche Welle Indonesia, Pertanian Aquaponik Modern, Sain Teknologi Hidayat, A Mengulas Teknik Aquaponik Saparinto C dan R. Susiana, Panduan Lengkap Budidaya Ikan dan Sayuran dengan Sistem Aquaponik, Yogyakarta Syarietq et al., Hidroponik Praktis, PT. Trubus Swadaya, Jakarta 126

bio.unsoed.ac.id ini adatah penyediaan air yang optimum untuk masing-masing komoditas dengan

bio.unsoed.ac.id ini adatah penyediaan air yang optimum untuk masing-masing komoditas dengan SISTEM AQUAPONIK SEBAGAI SOLUSI BUDIDAYA IKAI{ DAN SAYURAN PADA LAHAI\I DA}[ AIR TERBATAS Oleh: Dr. Endang Widyastutr, M.S. PENDAHULUAN Perminkan bahan pangan dipastikan meningkat seiring pertambahan penduduk

Lebih terperinci

ffiwq bio.unsoed.ac.id

ffiwq bio.unsoed.ac.id BUDIDAYA IKA}{ DAN TANAMAN DENGA}I SISTEM AKUAPONIK PEI\TDAHULUAI\ Oleh I GustiAgungAyuRatu *)Staf pengajar Fakultas Biologi Universitas Akuaponik merupakan kombinasi ffiwq \g., ).\,, /Vn^ dari teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk dan pesatnya pembangunan menyebabkan sumber air bersih berkurang, khususnya di daerah perkotaan. Saat ini air bersih menjadi barang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lele (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang banyak dibudidayakan di Indonesia karena permintaannya terus meningkat setiap

Lebih terperinci

AKUAPONIK. Sutrisno Estu Nugroho Anang Hari Kristanto,

AKUAPONIK. Sutrisno Estu Nugroho Anang Hari Kristanto, AKUAPONIK Sutrisno Estu Nugroho Anang Hari Kristanto, 1 PENDAHULUAN Budidaya perikanan umumnya memerlukan lahan yang luas dan sumber air yang melimpah Keterbatasan lahan dan air merupakan kendala, terutama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Budidaya ikan lele

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Budidaya ikan lele I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan lele dumbo merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Budidaya ikan lele dumbo berkembang pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Akuakultur merupakan sektor yang berkembang dengan pesat. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Akuakultur merupakan sektor yang berkembang dengan pesat. Pada tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akuakultur merupakan sektor yang berkembang dengan pesat. Pada tahun 1990, akuakultur hanya mampu menyumbang 13% total produksi ikan dunia, namun pada tahun 2010,

Lebih terperinci

MODUL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DENGAN BUDIDAYA IKAN DAN TANAMAN SAYUR SECARA TERPADU MENGGUNAKAN SISTEM AKUAPONIK

MODUL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DENGAN BUDIDAYA IKAN DAN TANAMAN SAYUR SECARA TERPADU MENGGUNAKAN SISTEM AKUAPONIK MODUL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DENGAN BUDIDAYA IKAN DAN TANAMAN SAYUR SECARA TERPADU MENGGUNAKAN SISTEM AKUAPONIK DI SUSUN OLEH SUMOHARJO, S.Pi.,M.Si JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN

Lebih terperinci

Click for the next show

Click for the next show Click for the next show APA SIH HIDROPONIK?? Hidroponik adalah salah satu sistem bercocok tanam, tanpa tanah, di lahan yang sempit. Dengan hidroponik, kita dapat menghilangkan penggunaan media tanah dan

Lebih terperinci

BUDIDAYA AKUAPONIK (YUMINA-BUMINA)

BUDIDAYA AKUAPONIK (YUMINA-BUMINA) BUDIDAYA AKUAPONIK (YUMINA-BUMINA) IMAM TAUFIK email: imam_opik67@yahoo.co.id HP: 08128333142 BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR TAWAR BOGOR PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN BADAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agribisnis merupakan serangkaian kegiatan yang terkait dengan upaya peningkatan nilai tambah kekayaan sumber daya alam hayati, yang dulu lebih berorientasi kepada

Lebih terperinci

Hidroponik Untuk Pemula. Feri Ferdinan

Hidroponik Untuk Pemula. Feri Ferdinan Hidroponik Untuk Pemula Feri Ferdinan A. 0813-1100-5930 Hidroponik Bercocok tanam menggunakan media air, hidroponik adalah bercocoktanam tanpa menggunakan media tanah. Soilless 2 Media Tanam Rockwool,

Lebih terperinci

IbM POSDAYA KUSUMA JAYA KELURAHAN MUKTIHARJO KIDUL KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG. Abstract

IbM POSDAYA KUSUMA JAYA KELURAHAN MUKTIHARJO KIDUL KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG. Abstract IbM POSDAYA KUSUMA JAYA KELURAHAN MUKTIHARJO KIDUL KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG Eko Retno Mulyaningrum, Suwarno Widodo, dan Muniroh Munawar Universitas PGRI Semarang Abstract Each Posdaya (Pos Pemberdayaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2013 bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2013 bertempat di 15 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2013 bertempat di Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Lebih terperinci

Setelah mengikuti mata kuliah Hortikultura ini diharapkan mahasiswa memahami konsep Sistem Budidaya Hidroponik

Setelah mengikuti mata kuliah Hortikultura ini diharapkan mahasiswa memahami konsep Sistem Budidaya Hidroponik Standar Kompetisi : Setelah mengikuti mata kuliah Hortikultura ini diharapkan mahasiswa memahami konsep Sistem Budidaya Hidroponik Kompetisi Dasar Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan

Lebih terperinci

METODE Aquaponik UNTUK MEWUJUDKAN KELUARGA MANDIRI PANGAN MASYARAKAT. Teknik Mesin Politeknik Negeri Sambas Sambas, Kalimantan Barat 2

METODE Aquaponik UNTUK MEWUJUDKAN KELUARGA MANDIRI PANGAN MASYARAKAT. Teknik Mesin Politeknik Negeri Sambas Sambas, Kalimantan Barat 2 METODE Aquaponik UNTUK MEWUJUDKAN KELUARGA MANDIRI PANGAN MASYARAKAT Ellys Mei Sundari* 1, Lang Jagat 2, Andiono 3 1 Teknik Mesin Politeknik Negeri Sambas Sambas, Kalimantan Barat 2 Manajemen Informatika

Lebih terperinci

WORKSHOP HIDROPONIK. Ir. Karno, M.Appl.Sc., Ph.D. (Prodi S1 Agroekoteknologi)

WORKSHOP HIDROPONIK. Ir. Karno, M.Appl.Sc., Ph.D. (Prodi S1 Agroekoteknologi) WORKSHOP HIDROPONIK Ir. Karno, M.Appl.Sc., Ph.D. (Prodi S1 Agroekoteknologi) HMJ Pertanian Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro 2017 HIDROPONIK HIDROPONIK HIDROPONIK Hydro (air) Ponos

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dikembangkan di Indonesia karena kecocokkan terhadap iklim, cuaca, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dikembangkan di Indonesia karena kecocokkan terhadap iklim, cuaca, dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sawi Sawi bukan termasuk tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari Asia. Sawi dikembangkan di Indonesia karena kecocokkan terhadap iklim, cuaca, dan tanahnya. Sawi dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Hidroponik Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soilless culture). Media tanam

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN: PKM- KEWIRAUSAHAAN

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN: PKM- KEWIRAUSAHAAN LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MR. SIMBA : SIMBIOSIS MUTUALISME BAWAL AIR TAWAR (Collossoma macropomum) DAN SAYURAN HIJAU DENGAN METODE AKUAPONIK BIDANG KEGIATAN: PKM- KEWIRAUSAHAAN Disusunoleh:

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Parung Farm yang terletak di Jalan Raya Parung Nomor 546, Parung, Bogor, selama satu bulan mulai bulan April sampai dengan Mei 2011. Bahan

Lebih terperinci

Disebut Hidroponik, apabila menggunakan air bersih dan nutrisi sebagai media tanam

Disebut Hidroponik, apabila menggunakan air bersih dan nutrisi sebagai media tanam Disebut Hidroponik, apabila menggunakan air bersih dan nutrisi sebagai media tanam Disebut Organik, apabila menggunakan bahan organik bersih sebagai media tanam, misal : gambut, kompos, dll. Tipe Media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Penelitian Disain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga buah unit aquaponic, yang digunakan untuk menanam tanaman Genjer (Limnocharis flava), dengan

Lebih terperinci

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. Menyempitnya lahan-lahan pertanian ternyata bukan suatu halangan untuk mengusahakan budidaya tanaman sayuran. Sistem vertikultur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara Agraris yang memiliki keanekaragaman tumbuh-tumbuhan maupun buah-buahan. Sehingga sebagian masyarakat Indonesia berprofesi sebagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN ROMMY ANDHIKA LAKSONO

PENDAHULUAN ROMMY ANDHIKA LAKSONO PENDAHULUAN Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit

Lebih terperinci

PENERAPAN BUDIDAYA LELE SISTIM BIOFLOK UNTUK DAERAH LAHAN SEMPIT DAN KEKURANGAN AIR

PENERAPAN BUDIDAYA LELE SISTIM BIOFLOK UNTUK DAERAH LAHAN SEMPIT DAN KEKURANGAN AIR PENERAPAN BUDIDAYA LELE SISTIM BIOFLOK UNTUK DAERAH LAHAN SEMPIT DAN KEKURANGAN AIR Akhmad Jufriadi 1) Wignyo Winarko 2) Hena Dian Ayu 3) 1 Program Studi Pendidikan Fisika,Universitas kanjuruhan malang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35 kilogram sayuran per kapita per tahun. Angka itu jauh lebih rendah dari angka konsumsi

Lebih terperinci

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele. 17 3. METODE Rangkaian penelitian ini terdiri dari empat tahap penelitian. Seluruh kegiatan dilakukan dalam kurun waktu tahun 2009 sampai dengan 2011 di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (d/h Loka Riset

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Resirkulasi Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang sudah digunakan dengan cara memutar air secara terus-menerus melalui perantara sebuah

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada Bulan April 2013 hingga Mei 2013 bertempat di laboratorium budidaya perikanan Ciparanje Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNPAD.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan, 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas air memegang peranan penting dalam bidang perikanan terutama untuk kegiatan budidaya serta dalam produktifitas hewan akuatik. Parameter kualitas air yang sering

Lebih terperinci

Lingkungan dan Media tanam hidroponik ROMMY A LAKSONO

Lingkungan dan Media tanam hidroponik ROMMY A LAKSONO Lingkungan dan Media tanam hidroponik ROMMY A LAKSONO Apa Hidroponik itu? Hidroponik (Inggris : hydroponic) berasal dari kata Yunani hydro yang berarti air ponos yang artinya daya atau kerja Hidroponik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam sistem budidaya dapat dipengaruhi oleh kualitas air, salah

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam sistem budidaya dapat dipengaruhi oleh kualitas air, salah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan dalam sistem budidaya dapat dipengaruhi oleh kualitas air, salah satu unsur yang dapat mempengaruhi kualitas air yakni unsur karbon (Benefield et al., 1982).

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA AKUAPONIK PADA TANAMAN SAYUR DAN IKAN LELE SANGKURIANG. (Clarias gariepinus)

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA AKUAPONIK PADA TANAMAN SAYUR DAN IKAN LELE SANGKURIANG. (Clarias gariepinus) PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA AKUAPONIK PADA TANAMAN SAYUR DAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) SEBAGAI SOLUSI USAHA PERTANIAN LAHAN SEMPIT BIDANG KEGIATAN: PKM-KEWIRAUSAHAAN Diusulkan

Lebih terperinci

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I BUDI DAYA 122 Peta Materi IV Budi daya Tanaman Sayuran Jenis-Jenis Tanaman Sayuran Alternatif Media Tanam Tanaman Sayuran Tujuan Pembelajaran Prakarya 123 Bab IV Budi Daya Tanaman Sayuran Gambar 4.1 Tanaman

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik 38 PEMBAHASAN Budidaya Bayam Secara Hidroponik Budidaya bayam secara hidroponik yang dilakukan Kebun Parung dibedakan menjadi dua tahap, yaitu penyemaian dan pembesaran bayam. Sistem hidroponik yang digunakan

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PEMBUATAN MEDIA VELTIKULTUR UNTUK PENANAMAN TUMBUHAN OBAT DALAM PEMAKSIMALAN PEKARANGAN RUMAH

PENDAMPINGAN PEMBUATAN MEDIA VELTIKULTUR UNTUK PENANAMAN TUMBUHAN OBAT DALAM PEMAKSIMALAN PEKARANGAN RUMAH Seri Pengabdian Masyarakat 2013 ISSN: 2089-3086 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 2 No. 2, Mei 2013 Halaman 82-87 PENDAMPINGAN PEMBUATAN MEDIA VELTIKULTUR UNTUK PENANAMAN TUMBUHAN OBAT DALAM PEMAKSIMALAN

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Green House untuk melakukan fermentasi dari urin kelinci dan pengomposan azolla, dilanjutkan dengan pengaplikasian pada

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 di lahan percobaan Fakulas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Bahan dan Alat Penelitian Adapun

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MUREY-RES TECHNOLOGY : APLIKASI MULTI-STOREY AND RESIRCULATION TECHNOLOGY DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI DESA CARANGPULANG, DRAMAGA, BOGOR BIDANG KEGIATAN: PKM-PENGABDIAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA HIDROPONIK SEBAGAI PENGHASIL SAYUR-SAYURAN ORGANIK DENGAN MEDIA LIMBAH RUMAH TANGGA DI DESA BABAKAN, KECAMATAN DARMAGA Bidang Kegiatan : PKM Pengabdian Masyarakat

Lebih terperinci

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB 4. METODE PENELITIAN BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama sembilan bulan dari bulan Maret sampai September 2014 di Laboratorium UPT Kolam Pembenihan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Lebih terperinci

Baiklah sekarang saya lanjut mengenai cara menanam secara hidroponik.

Baiklah sekarang saya lanjut mengenai cara menanam secara hidroponik. BERKEBUN HIDROPONIK 5 LANGKAH MUDAH MEMBUAT KEBUN HIDROPONIK Hai sahabat Paket Berkebun kali ini saya akan membahas mengenai cara menanam yang modern banget nih, yaitu menanam secara hidroponik. Tentu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biotani Sistimatika Sawi Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL PRAKARYA 1

LEMBAR SOAL PRAKARYA 1 J A Y A R A Y A PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 78 JAKARTA Jalan Bhakti IV / 1 Komp. Pajak Kemanggisan Telp. (021) 5482914 JAKARTA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Amonia Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai dari parameter amonia yang disajikan dalam bentuk grafik. Dari grafik dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sayuran. Kebutuhan pupuk untuk pertanian semakin banyak sebanding dengan

Lebih terperinci

Gambar 4. Kelangsungan Hidup Nilem tiap Perlakuan

Gambar 4. Kelangsungan Hidup Nilem tiap Perlakuan Kelangsugan Hidup (%) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kelangsungan Hidup Nilem Pada penelitian yang dilakukan selama 30 hari pemeliharaan, terjadi kematian 2 ekor ikan dari total 225 ekor ikan yang digunakan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kailan (Brassica oleraceae var achepala) atau kale merupakan sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Kailan (Brassica oleraceae var achepala) atau kale merupakan sayuran yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kailan (Brassica oleraceae var achepala) atau kale merupakan sayuran yang masih satu spesies dengan kol atau kubis (Brassica oleracea) (Pracaya, 2005). Kailan termasuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. media tanamnya. Budidaya tanaman dengan hidroponik memiliki banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. media tanamnya. Budidaya tanaman dengan hidroponik memiliki banyak II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hidroponik Hidroponik merupakan cara budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Budidaya tanaman dengan hidroponik memiliki banyak keuntungan seperti: 1)

Lebih terperinci

HIDROPONIK, AEROPONIK, VERTIKULTUR DAN TABULAMPOT (BUDIDAYA TANAMAN NON KONVENSIONAL) 3 SKS (2-1)

HIDROPONIK, AEROPONIK, VERTIKULTUR DAN TABULAMPOT (BUDIDAYA TANAMAN NON KONVENSIONAL) 3 SKS (2-1) HIDROPONIK, AEROPONIK, VERTIKULTUR DAN TABULAMPOT (BUDIDAYA TANAMAN NON KONVENSIONAL) 3 SKS (2-1) MINGGU KE JADWAL KULIAH MK HIDROPONIK POKOK BAHASAN MATERI TIM DOSEN I Pendahuluan 1. Penjelasan aturan

Lebih terperinci

1. Pengertian Hidroponik. 2. Sejarah Hidroponik

1. Pengertian Hidroponik. 2. Sejarah Hidroponik 1. Pengertian Hidroponik Hidroponik (Inggris: hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya pengerjaan atau bercocok tanam. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sudah banyak yang melakukan penelitian mengenai analisis kualitas air dengan alat uji model filtrasi buatan diantaranya; Eka Wahyu Andriyanto, (2010) Uji

Lebih terperinci

ikan yang relatif lebih murah dibanding sumber protein hewani lainnya, maka permintaan akan komoditas ikan terus meningkat dari waktu ke waktu.

ikan yang relatif lebih murah dibanding sumber protein hewani lainnya, maka permintaan akan komoditas ikan terus meningkat dari waktu ke waktu. 1. PENDAHULUAN Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, maka kebutuhan ketahanan pangan termasuk di dalamnya kebutuhan akan protein hewani terus meningkat. Salah satu sumber protein yang

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Oleh Liferdi Lukman Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Perahu No. 517 Lembang Bandung 40391 E-mail: liferdilukman@yahoo.co.id Sesuai dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (± 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (± 45 hari), termasuk dalam famili Brassicaceae. Umumnya, pakchoy jarang dimakan mentah,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17 Maret 2014, bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan Program Studi Budidaya Perairan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2013 hingga Maret 2013 bertempat di Panti Pembenihan, Komplek Kolam Percobaan Ciparanje Fakultas

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Ikan nilem yang digunakan berasal dari Cijeruk. Pada penelitian ini digunakan ikan nilem berumur 4 minggu sebanyak 3.150 ekor dengan ukuran panjang 5,65 ± 0,62

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI AMONIA PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN ABSTRAK

EFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI AMONIA PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN ABSTRAK e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume III No 1 Oktober 2014 ISSN: 2302-3600 EFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI AMONIA PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN Riska Emilia Sartika

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI Kelurahan Tegalgede merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember yang berjarak sekitar 2 km dari kampus UNEJ. Batas-Batas wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hidroponik menjadi salah satu alternatif yang bagus untuk menanam sayuran di daerah perkotaan yang umumnya kekurangan lahan untuk pertanian. Hidroponik adalah budidaya

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Hatchery Ciparanje Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada bulan April sampai Mei 2013. Tahapan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kawasan industri, perumahan dan gedung- gedung. perkebunan dapat meningkatkan penghasilan penduduk. Apabila ditinjau dari

BAB I PENDAHULUAN. kawasan industri, perumahan dan gedung- gedung. perkebunan dapat meningkatkan penghasilan penduduk. Apabila ditinjau dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki tanah yang sangat subur dan bisa dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan, seperti padi, jagung, kopi, teh, cengkeh dan lain

Lebih terperinci

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi 1 Udang Galah Genjot Produksi Udang Galah Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi gaya rumah susun. Setiap 1 m² dapat diberi 30 bibit berukuran 1 cm. Hebatnya kelulusan hidup meningkat

Lebih terperinci

ini bisa dilakukan di medan yang tidak memungkinkan untuk II. Budidaya Ikan tele di Kolam Terpal Kolam terpal

ini bisa dilakukan di medan yang tidak memungkinkan untuk II. Budidaya Ikan tele di Kolam Terpal Kolam terpal BTIDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL Oleh: Dra. Sri Sukmaningrum' MSi I.Pendahuluan Di Indonesia ikan lole termasuk ikan yang paling mudah diterima masyarakat karena memiliki banyak kelebihan, diantaranya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perikanan. Bagi biota air, air berfungsi sebagai media baik internal maupun

I. PENDAHULUAN. perikanan. Bagi biota air, air berfungsi sebagai media baik internal maupun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok dalam pengembangan industri budidaya perikanan. Bagi biota air, air berfungsi sebagai media baik internal maupun eksternal. Sebagai media

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan yang dimaksud dengan

PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan yang dimaksud dengan PENDAHULUAN Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan yang dimaksud dengan perikanan adalah semua kegiatan

Lebih terperinci

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas Media Litbang Sulteng 2 (2) : 126 130, Desember 2009 1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu ISSN : 1979-5971 PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) merupakan ikan lele hasil persilangan antara induk betina F 2 dengan induk jantan F 6 sehingga menghasilkan F 26. Induk jantan

Lebih terperinci

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA 825 Pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap... (Moch. Nurdin) PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA Mochamad

Lebih terperinci

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Menanam tomat dalam pot atau polybag dapat menjadi salah satu solusi pemanfaatan lahan sempit

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. aquades, larutan hara hidroponik standart AB Mix (KNO 3, Ca(NO 3 ) 2,K 2 SO 4,

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. aquades, larutan hara hidroponik standart AB Mix (KNO 3, Ca(NO 3 ) 2,K 2 SO 4, BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kompleks Citra Arkadia Jl. Bunga Wijaya Padang Bulan, Medan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2015 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I I. PENDAHULUAN

BAB I I. PENDAHULUAN BAB I I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Kondisi lahan pertanian yang kian hari semakin berkurang sementara disisi lain pemenuhan

Lebih terperinci

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.) Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.) Dian Puspitasari Program studi Budidaya Perairan, Fakultas pertanian, Universitas Asahan Email: di_dianri@yahoo.com

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tidak dimiliki oleh sektor lain seperti pertanian. Tidaklah mengherankan jika kemudian

TINJAUAN PUSTAKA. tidak dimiliki oleh sektor lain seperti pertanian. Tidaklah mengherankan jika kemudian TINJAUAN PUSTAKA Ikan Patin Sektor perikanan memang unik beberapa karakter yang melekat di dalamnya tidak dimiliki oleh sektor lain seperti pertanian. Tidaklah mengherankan jika kemudian penanganan masalah

Lebih terperinci

Sistem Cincin Semen Aquaponik Hemat Biaya Oleh Preston Coursey

Sistem Cincin Semen Aquaponik Hemat Biaya Oleh Preston Coursey ECHO Asia Notes, Issue 22 October 2014 Sistem Cincin Semen Aquaponik Hemat Biaya Oleh Preston Coursey Terjemahan Bahasa Indonesia: Tyas Budi Utami, ECHO Asia Foundation, Thailand Pengantar oleh Editor

Lebih terperinci

BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK. drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com

BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK. drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK WADAH BENIH AIR PERLAKUAN BIOFLOK PAKAN BOBOT WADAH / KOLAM WADAH / KOLAM Syarat wadah: Tidak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hidroponik Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam bahas asal yaituyunani, hidroponik berasal dari kata hydro (air) dan ponos (kerja) yang berarti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. inflasi, substitusi impor dan memenuhi permintaan dalam negeri (Direktorat Jendral

I. PENDAHULUAN. inflasi, substitusi impor dan memenuhi permintaan dalam negeri (Direktorat Jendral 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Bekalang Tingkat konsumsi sayur masyarakat Indonesia masih jauh dari angka ideal yang ditetapkan badan pangan dunia (FAO). FAO mensyaratkan konsumsi buah dan sayur idealnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang gurih. Selain itu ikan lele dumbo

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH RUMAH MAKAN UNTUK PAKAN IKAN LELE DI UPR MITRA CAMBAI PRABUMULIH

PEMANFAATAN LIMBAH RUMAH MAKAN UNTUK PAKAN IKAN LELE DI UPR MITRA CAMBAI PRABUMULIH PEMANFAATAN LIMBAH RUMAH MAKAN UNTUK PAKAN IKAN LELE DI UPR MITRA CAMBAI PRABUMULIH Ferdinand H. Taqwa*, Yulisman, A. D Sasanti, M. Fitrani, Muslim, D. Apriadi PS Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian-Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selada (Lactuca sativa L) merupakan salah satu komoditi sayuran hortikultura yang banyak dikonsumsi masyarakat. Selada banyak dipilih oleh masyarakat karena tekstur dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang banyak digemari

I. PENDAHULUAN. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang banyak digemari 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Ikan nila adalah memiliki resistensi yang relatif tinggi terhadap

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA FIT-FLOCS : APLIKASI TEKNOLOGI BIOFLOK RAMAH LINGKUNGAN DALAM PENINGKATAN PRODUKSI IKAN GURAMI BAGI PETANI DI DESA SUKARAPIH, BOGOR. BIDANG KEGIATAN: PKM-M

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2009 sampai dengan bulan September 2009 bertempat di Laboratorium Sistem Produksi dan Manajemen Akuakultur, Departemen

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikroorganisme Lokal (MOL) Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman di dalam larutan hara yang menyediakan semua unsur unsur hara yang

BAB I PENDAHULUAN. tanaman di dalam larutan hara yang menyediakan semua unsur unsur hara yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sistem hidroponik merupakan teknologi pertumbuhan dan perkembangan tanaman di dalam larutan hara yang menyediakan semua unsur unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2013 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelititan Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2013 bertempat di Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hidroponik (hydroponic) berasal dari kata hidro yang berarti air dan ponus

BAB I PENDAHULUAN. Hidroponik (hydroponic) berasal dari kata hidro yang berarti air dan ponus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidroponik (hydroponic) berasal dari kata hidro yang berarti air dan ponus yang berarti daya. Dengan demikian, hidroponik memiliki arti memberdayakan air. Hidroponik

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk yang diiringi dengan peningkatan kebutuhan pangan salah satunya protein ikan akan turut memicu perkembangan produksi akuakultur. Produksi ikan nila

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Limbah merupakan sisa suatu kegiatan atau proses produksi yang antara lain dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, industri, pertambangan dan rumah sakit. Menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan tempat Penelitian teknologi budidaya sepenuhnya meggunakan pakan komersil pada kolam air tenang (teknologi 1) dan teknlogi budidaya menggunakan pakan pengganti berupa

Lebih terperinci

PANDUAN LENGKAP MENANAM TOMAT HIDROPONIK

PANDUAN LENGKAP MENANAM TOMAT HIDROPONIK Ebook panduan menanam tomat hidroponik ini berisikan artikel penting yang akan membantu anda secara terperinci dan sistematis untuk mulai bercocok tanam hidroponik. -Author TomatHidroponik.Com- PANDUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman dan kelangsungan hidup mahluk hidup. Karakteristik unsur-unsur dalam

BAB I PENDAHULUAN. tanaman dan kelangsungan hidup mahluk hidup. Karakteristik unsur-unsur dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan sumber daya alam yang mempunyai peranan penting dalam berbagai segi kehidupan manusia, hewan dan tanaman. Tanah mengandung banyak bahan organik dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan. B. Alat dan Bahan Penelitian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. EVALUASI KELAYAKAN TEKNIS Parameter yang digunakan untuk melakukan evaluasi kelayakan teknis antara lain adalah keseragaman debit aliran, keseragaman konduktivitas listrik (EC),

Lebih terperinci

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi 56 Jurnal Akuakultur Indonesia 9 (1), 56 60 (2010) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih ikan mas (Cyprinus carpio) tergolong ikan ekonomis penting karena ikan ini sangat dibutuhkan masyarakat dan hingga kini masih belum dapat dipenuhi oleh produsen

Lebih terperinci