HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
|
|
- Benny Tedjo
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ubi Jalar Cilembu Ubi jalar cilembu (Ipomoea batatas L.) merupakan tanaman yang tergolong tanaman semusim (berumur pendek) dengan susunan utama terdiri dari batang, ubi dan daun. Ubi jalar cilembu merupakan komoditas pertanian yang memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan terutama melalui program diversifikasi pangan (Tatang Kostaman, 2010). Ubi jalar cilembu merupakan salah satu contoh ubi jalar yang sangat potensial karena memiliki beberapa keunggulan dibandingkan jenis ubi jalar yang lain sehingga diperlukan suatu sistem penyimpanan yang baik untuk menunjang ubi cilembu. Ubi jalar cilembu yang sudah berumur kurang lebih 3 minggu setelah tanam biasanya sudah membentuk ubi. Bentuk ubi yang ideal dan berkualitas baik adalah bulat lonjong agak panjang dan tidak banyak lekukan dengan berat antara Ș g per ubi ( Rukmana, 1997). Gambar 1. Ubi Cilembu Ubi cilembu adalah kultivar ubi jalar merupakan ras lokal asal Kecamatan Pamulihan Sumedang Jawa Barat. Ubi jalar cilembu ini populer dikalangan konsumen semenjak tahun 1990-an. Ubi cilembu lebih istimewa dari pada ubi biasanya karena ubi ini bila dioven akan mengeluarkan sejenis cairan lengket gula 7 FTIP001649/020
2 8 madu yang manis rasanya. Karena itu, ubi cilembu disebut juga dengan ubi si madu. Bila ubi pada umumnya juga manis, rasa manis ubi cilembu ini lebih manis dan lengket seperti gula madu (Rukmana, 1997). Ubi cilembu ini tidak cocok untuk digoreng, karena kandungan gulanya yang tinggi membuat ubi ini sangat mudah gosong dan juga tidak cocok untuk direbus karena aroma dari madunya akan berkurang bahkan hilang. Pada umumnya produk ubi cilembu diperdagangkan dalam bentuk ubi bakar selain diolah dalam bentuk kripik, tape, dodol, keremes, selai, saus, tepung dan aneka kue, mie, sirup. Ubi cilembu memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena rasa yang khas manis seperti madu dan legit, struktur dagingnya kenyal sehingga sangat digemari oleh konsumen. Selain rasa yang sangat manis, warna daging ubi juga cukup menarik dimana kulit dan daging ubi berwarna krem kemerahan diwaktu mentah dan berwarna kuning bila dimasak dan bentuk ubi panjang berurat. Bentuknya panjang dan kulitnya tak mulus karena ada urat-urat panjang yang menonjol. Ketika dipanggang, dibakar atau dioven, dari kulitnya yang berwarna gading akan muncul lelehan-lelahan seperti madu. Selain itu ubi cilembu memiliki kandungan gizi yang baik untuk tubuh. Kandungan gizi yang terdapat di dalam ubi cilembu dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kandungan Gizi pada Ubi cilembu SENYAWA Energi (kj/100 gram) Protein (%) Lemak (%) Pati (%) Gula (%) Serat makanan (%) Kalsium (mg/100 gram) Fosfor (mg/100 gram) Besi (mg/100 gram) Vitamin A (mg/100 gram) KOMPOSISI 71,10 1,43 0,17 22,40 2,40 1,60 29,00 51,00 0,49 0,01 Sumber : (Hasbullah, 2000) FTIP001649/021
3 Penurunan Kualitas Pasca Panen Penurunan kualitas pasca panen selain berpengaruh terhadap kuantitas dan mengurangi jumlah atau berat produk pasca panen, juga dapat menyebabkan berkurangnya kualitas produk, yaitu menurunnya nilai nutrisi produk. Menurut (Soesanto, 2006), akibat yang ditimbulkan oleh patogen pasca panen pada ubi cilembu sering menyebabkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Kehilangan susut bobot yang diakibatkan oleh penyakit dan hama. 2. Muncul bau tidak sedap dari ubi yang busuk akibat serangan patogen pasca panen. 3. Berkurangnya minat konsumen akibat terjadinya perubahan warna dan bentuk dari produk pasca panen yang sudah tidak segar. 4. Berkurangnya masa simpan produk tanaman yang mudah rusak akibat dari perpanjangan pemasakan dan penuaan yang dipicu oleh etilen dari bagian buah yang sakit dalam ruang simpan. Gejala penyakit dan hama lain juga sering dijumpai pada produk pasca panen yang disimpan dan juga di pemasaran. Selain disebabkan oleh hama dan penyakit juga bisa disebabkan oleh keadaan lingkungan seperti pengaruh suhu tinggi. Beberapa produk pasca panen khususnya yang berasal dari daerah tropis. sangat peka terhadap pengaruh suhu simpan. Suhu yang terlalu rendah dapat merusak produk yang disimpan (Juanda dan Cahyono, 2000) Penanganan Pasca Panen Ubi Jalar Penanganan pasca panen ubi jalar biasanya ditujukan untuk mempertahankan daya simpan. Ubi jalar mulai dapat dipanen pada saat berumur 3-3,5 bulan setelah ditanam. Penundaan waktu panen hanya dapat dilakukan paling lama 1 bulan, karena jika melebihi batas waktu tersebut maka risiko adanya serangan hama lanas cukup tinggi. Disamping itu, penundaan waktu panen tersebut tidak akan meningkatkan hasil panennya. Proses penanganan pasca panen ubi jalar umumnya meliputi proses pembersihan, curing dan penyimpanan (Rukmana, 1997). FTIP001649/022
4 Pembersihan dan Pemanenan Pembersihan adalah mengeluarkan atau memindahkan benda asing (kotoran) dan bahan-bahan yang tidak diinginkan dari bahan utama (produk yang diinginkan). Pembersihan pada ubi cilembu dilakukan dengan metode pembersihan kering (dry method), dimana pembersihan tanah atau kotoran yang melekat pada permukaan ubi cilembu tersebut dilakukan dengan cara disikat. jarang sekali dengan cara dicuci (Zain dkk, 2005). Penyikatan dilakukan dengan sikat halus yang cukup untuk sekedar menghilangkan kotoran tanpa merusak ubi cilembu (Pantastico, 1997). Sedangkan untuk pemanenan ubi cilembu dilakukan dengan cara memotong dan memisahkan batang tanaman dari ubinya, selanjutnya dilakukan pembersihan permukaan ubi dengan menggunakan lap kering (Rukmana, 1997). Ubi jalar kotor Pembersihan Dilakukan dengan 2 cara: - dengan tangan langsung - dengan lap atau sikat halus Sortasi Ubi yang ukuran seragam Penyimpanan ubi jalar bersih pada 27oC-30oC, RH 85%-90% Gambar 2. Diagram Proses Penanganan Pasca panen Ubi Jalar (Juanda dan Cahyono, 2000) Sortasi Ubi Sortasi adalah kegiatan penanganan bahan hasil pertanian untuk memisahkan produk utama dari bahan pencampur (pengotor) berdasarkan sifat fisik yang terbaik. Ditujukan untuk memisahkan ubi yang baik dan sehat dari ubi FTIP001649/023
5 11 yang cacat atau rusak, baik yang rusak cacat karena serangan hama penyakit maupun yang rusak atau cacat karena terpotong oleh peralatan panen (Juanda dan Cahyono, 2000) Curing Curing adalah proses pembentukan lapisan gabus pada kulit sehingga seluruh permukaan kulit ubi mengalami penebalan dan pengerasan. Proses curing yang dilakukan dengan baik akan membantu menghambat penguapan air dan masuknya mikroorganisme kontaminan ke dalam ubi (Winarto, 1994). Menurut Onwueme (1978), proses curing untuk ubi jalar dilakukan selama 4-7 hari pada suhu 27-29,5oC dan RH 85-90% atau lebih tinggi di ruang penyimpanan. Kisaran suhu dan RH tersebut merupakan kondisi normal daerah tropis sehingga curing di daerah tropis biasanya terjadi secara alamiah Penyimpanan Ĉ Penyimpanan ubi cilembu sangat diperlukan untuk mempertahankan persediaan serta meningkatkan kualitas ubi. Penyimpanan ubi cilembu yang diterapkan di Indonesia pada umumnya adalah dengan menempatkan ubi di dalam gudang penyimpanan dan menggunakan wadah berupa keranjang anyaman dan karung. Hal paling penting adalah kondisi tempat penyimpanan memiliki ventilasi baik serta memiliki kisaran suhu dan RH ruang yang sesuai. Kondisi penyimpanan yang baik untuk ubi jalar adalah suhu 27-30oC dan RH 85-90% (Rukmana, 1997). Penyimpanan ubi cilembu sebaiknya tidak dilakukan pada ruang terbuka karena dapat meningkatkan kerusakan saat penyimpanan (Wargiono, 1980; Soemartono, 1990). Untuk menghindari terjadinya kerusakan selama penyimpanan ubi cilembu dapat dilakukan berbagai cara. Apabila ubi cilembu hasil panen tersebut tidak langsung dijual, ubi jalar dapat diangin-anginkan selama 2-3 hari di atas lantai yang kering dan kemudian disimpan dalam ruang atau gudang penyimpanan yang kering secara rapi. FTIP001649/024
6 12 Selain itu dengan cara seluruh tumpukan ubi cilembu tersebut ditutup dengan pasir kering atau abu hingga ketebalan antara cm. Penyimpanan dengan cara demikian dapat memperpanjang masa segar ubi cilembu 5-6 bulan. Semakin lama penyimpanan dilakukan (dalam batas tertentu) ubi cilembu akan semakin memiliki rasa yang enak dan manis. 2.2 Suhu Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan populasi hama lanas di tempat penyimpanan. Menurut (Ryall dan Lipton, 1979), Hama lanas tidak dapat mengatur suhu badannya sendiri, sehingga suhu badannya akan mengikuti naik turun suhu lingkungannya. Menurut (Wargiono, 1980), hama lanas masih bisa hidup dan berkembang dengan baik pada suhu di bawah 27oC. Sebagian besar hama lanas gudang hidup dan berkembang biak pada kisaran suhu 10-30ºC. Menurut (Sitepu, 2004), bahwa pada suhu di bawah 10ºC hama lanas tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya dan di atas 30ºC mortalitas hama lanas Ĉ sangat tinggi. (Onwueme, 1978), Pada batas 15ºC ke bawah kegiatan hama lanas mulai berkurang akibat laju pertumbuhan populasi sangat lambat. Setiap spesies mempunyai suhu optimal laju pertumbuhan populasi maksimum Suhu efektif hama lanas melakukan aktivitas berada pada kisaran suhu 25-29ºC, bila melebihi dari 30ºC kumbang tidak dapat bertelur (Soetoyo dan Susilo, 1980). Pada suhu 15oC di laboratorium, serangga dewasa dapat hidup lebih dari 200 hari jika makanan tersedia dan hanya 30 hari jika tidak ada makanan (Capinera, 1998). 2.3 Hama Lanas Hama lanas atau Cylas formicarius fabricius merupakan salah satu hama yang menyerang ubi jalar dan tersebar diseluruh dunia. Hama lanas merusak ubi di lapangan dan di tempat penyimpanan (Capinera, 1998; Komi, 2000; Morallo dan Rejesus, 2001). (Menurut CIP, 1991), menyatakan bahwa hama lanas adalah hama utama dan termasuk 10 kendala utama yang perlu mendapat perhatian. Di Kenya (Afrika), hama ini merupakan kendala pertama dalam peningkatan kualitas FTIP001649/025
7 13 ubi jalar. Di Florida (Amerika Serikat), hama ini selalu ada sepanjang tahun (Waddil, 1982). begitu pula di Indonesia. (Waluyo. 1992; Nonci et al., 1994; Supriyatin, 2001). Menurut (Morallo dan Rejesus, 2001), siklus pertumbuhan hama lanas dimulai dari telur yang diletakkan di dalam rongga kecil yang dibuat oleh kumbang betina dengan cara menggerek akar, batang dan ubi. Telur diletakkan di bawah kulit secara tunggal pada satu rongga dan ditutup kembali sehingga sulit dilihat (Morallo dan Rejesus, 2001). Menurut (Supriyatin, 2001), telur hama lanas ini sulit dilihat karena ditutup dengan bahan semacam gelatin yang berwarna coklat. Warna jaringan di sekitar lubang gerekan pada ubi akan berubah menjadi lebih gelap dan membusuk, sehingga ubi tidak layak dikonsumsi karena rasanya pahit. Bila dikonsumsi ubi tersebut akan merangsang pembentukan senyawa toksik yang dapat mempengaruhi kerja hati dan paru-paru manusia. Telur hama lanas dapat dilihat pada Gambar 3. Ĉ Gambar 3. Telur C. formicarius F. Perbesaran 40 kali (AVRDC, 2004) Telur tersebut kemudian akan menetas dan berubah menjadi larva. Larva yang telah menetas ukurannya lebih besar dari pada telur, larva tersebut juga menyerang akar batang dan ubi dengan cara yang sama seperti telur tetapi sisa gerekan ditumpuk disekitar lubang gerekan dengan bau yang khas. Ubi yang rusak menghasilkan bau yang tidak sedap sehingga timbul rasa pahit dan tidak dapat dikonsumsi walaupun kerusakannya rendah (Jansson et al., 1987). Larva terdiri FTIP001649/026
8 14 dari tiga instar, larva instar akhir membentuk pupa pada ubi atau batang. Larva hama lanas dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Larva Cylas formicarius (Castner dalam Capinera, 1998) Setelah melalui 28 hari larva akan membentuk pupa, kemudian tinggal di dalam pupa tersebut selama 1-2 hari kemudian larva tersebut akan bermetamorfosis menjadi kumbang dewasa dan keluar dari pupa. Kumbang betina dapat hidup 113 hari dan selama hidupnya mampu bertelur butir. Siklus hidup setiap generasi berlangsung 33 hari dari telur hingga menjadi kumbang dewasa, sehingga dalam setahun terdapat 9 generasi (Supriyatin, 2001). Hama lanas merupakan kendala utama dalam peningkatan kualitas ubi Ĉ jalar (CIP, 1991). Di Florida, hama ini selalu ada sepanjang tahun dan dapat menghasilkan 6-9 generasi setiap tahun (Waddil, 1982). Kumbang dewasa makan, bertelur berlindung pada akar, batang dan ubi. Kumbang menyerang epidermis akar atau batang dan permukaan luar ubi dengan cara membuat lubang gerekan. Hama lanas jantan dan betina dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Hama Lanas Hasil pengujian laboratorium di Jepang menunjukkan bahwa akar tanaman ubi jalar yang terserang kumbang hama lanas selama 24 jam akan menghasilkan FTIP001649/027
9 15 bau yang tidak sedap. (Supriyatin, 2001), mengemukakan bahwa warna jaringan di sekitar lubang gerekan pada ubi akan berubah menjadi lebih gelap dan membusuk, sehingga ubi tidak layak dikonsumsi karena rasanya pahit. Bila dikonsumsi akan merangsang pembentukan senyawa toksik yang mempengaruhi kerja hati dan paru-paru manusia. 2.4 Pengkondisian Udara Di Dalam Gudang Penyimpanan Termodinamika Udara Udara merupakan campuran beberapa gas-gas, termasuk diantaranya udara kering dan uap air yang berada di zona atmosfer bumi ( 2008). Identifikasi termodinamika udara merupakan kegiatan pengkondisian udara sebagai bentuk pengendalian iklim pada bangunan dalam menyediakan kenyamanan bagi manusia, hewan, tanaman maupun proses-proses industri ( 1998). Menurut (Zain dkk, 2005), terdapat delapan sifat termodinamika untuk mengidentifikasi udara, yaitu: a) Suhu Bola Kering Suhu bola kering atau dry bulb temperature (Tdb) merupakan suhu campuran udara kering dan uap air yang diukur melalui skala termometer raksa secara langsung. Suhu udara bola kering tidak dipengaruhi oleh jumlah uap air yang terkandung dalam udara. Dalam proses kesetimbangan kalor, suhu bola kering mempengaruhi intensitas kalor yang diproduksi melalui penguapan (respirasi/evaporasi) maupun melalui konveksi, salah satunya dari sistem ventilasi. b) Suhu Titik Embun Suhu titik embun atau dew point temperature (Tdp) merupakan suhu dari campuran udara saat terjadi kondensasi, ketika udara didinginkan. Kondensasi terjadi pada kelembaban mutlak dan tekanan parsial yang konstan, dikarenakan kalor yang terkandung dalam campuran udara dilepaskan. FTIP001649/028
10 16 c) Suhu Bola Basah Suhu bola basah atau wet bulb temperature (Twb) merupakan suhu dimana kesetimbangan terjadi antara campuran udara dengan uap air. Suhu bola basah akan dicapai, jika udara secara adiabatik telah jenuh oleh penguapan uap air. Menurut (Taftan.com, 1998) pengukuran suhu bola basah dapat dilakukan melalui termometer raksa yang terbalut kain basah pada ujung sensornya, dengan tujuan untuk mengurangi efek radiasi dalam udara. d) Tekanan Uap Parsial Tekanan uap parsial (Pv) dihasilkan oleh uap air yang terkandung di dalam udara lembab, pada suhu yang sama. Apabila udara mencapai kondisi jenuh, maka tekanan uap tersebut disebut tekanan uap jenuh (Pvs). e) Entalpi Entalpi (h) merupakan sifat termal dari campuran udara dan uap air yang menunjukkan intensitas kalor total, yang terdiri dari kalor sensible dan kalor laten dalam udara lembab per satuan massa udara kering, di atas suhu acuan (kj/kguk). f) Volume Spesifik Volume spesifik (v) merupakan volume udara di dalam ruangan yang diisi oleh 1 kg udara kering (m3/kguk). g) Kelembaban Relatif Kelembaban relatif atau relative humidity (RH) merupakan salah satu sifat termodinamika udara yang menyatakan perbandingan tekanan parsial uap air (Pv) terhadap tekanan uap jenuh (Pvs), pada suhu konstan. Kelembaban relatif merupakan hasil perbandingan antara massa aktual uap air dari campuran udara FTIP001649/029
11 17 terhadap massa uap air yang menjadi jenuh pada suhu yang sama, yang dinyatakan dalam satuan %. h) Kelembaban Mutlak Kelembaban mutlak atau rasio kelembaban (W) adalah massa uap air (mu) yang terkandung dalam udara lembab per satuan massa udara kering (ma) Alat-alat Pengukur Peubah Udara Untuk menentukan karakteristik termodinamika udara di dalam ruangan dapat dilakukan juga dengan menggunakan metode psikrometrik, menggunakan alat sling psikrometer dan diagram psikrometrik (Hanafi, 1988), Psikrometrik merupakan suatu bahasan tentang sifat-sifat campuran udara dengan uap air dan ini mempunyai arti yang sangat penting dalam pengkondisian udara karena udara pada atmosfer merupakan percampuran antara udara kering dan uap air, jadi tidak benar-benar kering. Kandungan uap air dalam udara untuk suatu keperluan harus dibuang atau malah ditambahkan. Psikrometrik juga merupakan media identifikasi campuran udara yang dapat dimodifikasi sebagai output dari proses pengendalian iklim, untuk menyediakan kenyamanan bagi manusia, hewan, tanaman, maupun proses-proses industri (Bahan Standarisasi Nasional, 2001). Sling psikrometer merupakan alat ukur parameter suhu bola basah dan suhu bola kering, yang memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi dan dapat digunakan pada kecepatan antara 2-5 m/s (Smith, 2008). Sedangkan diagram psikrometrik merupakan diagram penyederhanaan dari sifat-sifat udara ataupun penyajian secara grafis dari sifat-sifat termodinamika udara. Dalam upaya identifikasi termodinamika udara menggunakan diagram psikrometrik, sedikitnya dibutuhkan dua parameter untuk menduga sifat udara yang lain, melalui titik temu dari dua variabel tersebut. Pada bagan psikrometrik ada dua hal yang penting yaitu penguasaan akan dasar-dasar bagan dan kemampuan menentukan sifat-sifat pada kelompok-kelompok keadaan lain, misalnya tekanan barometrik yang tidak standar. FTIP001649/030
BAB III METODOLOGI. 3.2 Alat dan Bahan Alat Penelitian Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini ditampilkan pada Tabel 2.
BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2012. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Jurusan Teknik dan Manajemen Industri Pertanian. Fakultas Teknologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dikenal adalah ubi jalar (Ipomoea batatas). Ubi jalar merupakan jenis umbi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jenis umbi-umbian banyak terdapat di Indonesia. Salah satu jenis umbi yang dikenal adalah ubi jalar (Ipomoea batatas). Ubi jalar merupakan jenis umbi dengan masa panen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan
Lebih terperinci5/30/2014 PSIKROMETRI. Ahmad Zaki M. Teknologi Hasil Pertanian UB. Komposisi dan Sifat Termal Udara Lembab
PSIKROMETRI Ahmad Zaki M. Teknologi Hasil Pertanian UB Komposisi dan Sifat Termal Udara Lembab 1 1. Atmospheric air Udara yang ada di atmosfir merupakan campuran dari udara kering dan uap air. Psikrometri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya
2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih
Lebih terperinciGambar 1. Beberapa varietas talas Bogor
II. TINJAUAN PUSTAKA A. TALAS Talas Bogor (Colocasia esculenta (L.) Schott) termasuk famili dari Araceae yang dapat tumbuh di daerah beriklim tropis, subtropis, dan sedang. Beberapa kultivarnya dapat beradaptasi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ubi Jalar Cilembu
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ubi Jalar Cilembu Salah satu jenis ubi jalar yang dapat dikonsumsi langsung setelah dipanggang dengan menggunakan oven adalah Ubi Cilembu. Ubi Cilembu sering disebut
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat
16 TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Hama Sitophylus oryzae Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Coleoptera :
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PSIKROMETRI Psikrometri adalah ilmu yang mengkaji mengenai sifat-sifat campuran udara dan uap air yang memiliki peranan penting dalam menentukan sistem pengkondisian udara.
Lebih terperinciMeningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi
Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengering Udara Pengering udara adalah suatu alat yang berfungsi untuk menghilangkan kandungan air pada udara terkompresi (compressed air). Sistem ini menjadi satu kesatuan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya status ekonomi masyarakat dan banyaknya iklan produk-produk pangan menyebabkan perubahan pola konsumsi pangan seseorang. Salah satunya jenis komoditas pangan
Lebih terperinciPengeringan. Shinta Rosalia Dewi
Pengeringan Shinta Rosalia Dewi SILABUS Evaporasi Pengeringan Pendinginan Kristalisasi Presentasi (Tugas Kelompok) UAS Aplikasi Pengeringan merupakan proses pemindahan uap air karena transfer panas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakso merupakan salah satu produk olahan daging khas Indonesia, yang banyak digemari oleh semua lapisan masyarakat dan mempunyai nilai gizi yang tinggi karena kaya akan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split
BAB II DASAR TEORI 2.1 AC Split Split Air Conditioner adalah seperangkat alat yang mampu mengkondisikan suhu ruangan sesuai dengan yang kita inginkan, terutama untuk mengkondisikan suhu ruangan agar lebih
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Llatar Belakang, (2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Llatar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciBAB 9. PENGKONDISIAN UDARA
BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA Tujuan Instruksional Khusus Mmahasiswa mampu melakukan perhitungan dan analisis pengkondisian udara. Cakupan dari pokok bahasan ini adalah prinsip pengkondisian udara, penggunaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nanas (Ananas comosus L. Merr) Nanas merupakan tanaman buah yang banyak dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini mempunyai banyak manfaat terutama pada buahnya.
Lebih terperinciNama : Maruli Tua Sinaga NPM : 2A Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing :Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.
KAJIAN EKSPERIMEN ENERGI KALOR, LAJU KONVEKSI, dan PENGURANGAN KADAR AIR PADA ALAT PENGERING KERIPIK SINGKONG Nama : Maruli Tua Sinaga NPM : 2A413749 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buah berwarna menarik (biasanya merah), mempunyai aroma dan rasa yang. pengisi untuk meningkatkan kekentalan saus.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sangatlah kaya dengan sumber daya alam, misalnya saja kekayaan hayati atau tumbuhan. Melalui suatu proses pengolahan pangan yang baik akan dihasilkan produk-produk
Lebih terperinciPENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017
7 PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS Nafi Ananda Utama Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 Pengantar Manggis merupakan salah satu komoditas buah tropika eksotik yang mempunyai
Lebih terperinciTANAMAN PERKEBUNAN. Kelapa Melinjo Kakao
TANAMAN PERKEBUNAN Kelapa Melinjo Kakao 1. KELAPA Di Sumatera Barat di tanam 3 (tiga) jenis varietas kelapa, yaitu (a) kelapa dalam, (b) kelapa genyah, (c) kelapa hibrida. Masing-masing mempunyai karakteristik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai sifat mudah rusak. Oleh karena itu memerlukan penanganan pascapanen yang serius
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di Indonesia memungkinkan berbagai jenis buah-buahan tumbuh dan berkembang. Namun sayangnya, masih banyak
Lebih terperinciTANAMAN PENGHASIL PATI
TANAMAN PENGHASIL PATI Beras Jagung Sagu Ubi Kayu Ubi Jalar 1. BERAS Beras (oryza sativa) terdiri dari dua jenis, yaitu Japonica yang ditanam di tanah yang mempunyai musim dingin, dan Indica atau Javanica
Lebih terperinciCampuran udara uap air
Campuran udara uap air dan hubungannya Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan tentang campuran udara-uap air dan hubungannya membaca grafik psikrometrik
Lebih terperinciAir dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air.
KELEMBABAN UDARA 1 Menyatakan Kandungan uap air di udara. Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) berasal dari Amerika Tengah, pada tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia (Rukmana, 2001). Ubi jalar (Ipomoea
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu
I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciPENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN
PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN EFEK PENGERINGAN TERHADAP PANGAN HASIL TERNAK PERLAKUAN SEBELUM
Lebih terperinciHIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ke 6 (KELEMBABAN UDARA)
HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ke 6 (KELEMBABAN UDARA) Dosen : DR. ERY SUHARTANTO, ST. MT. JADFAN SIDQI FIDARI, ST. MT. js1 1. Kelembaban Mutlak dan Relatif Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua orang membutuhkan buah-buahan untuk memenuhi kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan tersebut. Salah satu buah yang diminati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diversifikasi pangan merupakan program prioritas Kementerian Pertanian sesuai dengan PP Nomor 22 tahun 2009 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis unggas, seperti ayam,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Karakteristik awal cabai merah (Capsicum annuum L.) diketahui dengan melakukan analisis proksimat, yaitu kadar air, kadar vitamin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan jenis makanan yang digemari oleh berbagai
Lebih terperinciPEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi
PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan dikembang secara luas oleh petani di Propinsi Aceh.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen
4 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Kentang (Solanum tuberosum L.) berasal dari wilayah pegunungan Andes di Peru dan Bolivia. Tanaman kentang liar dan yang dibudidayakan mampu bertahan di habitat tumbuhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki lahan pertanian cukup luas dengan hasil pertanian yang melimpah. Pisang merupakan salah
Lebih terperinciA. Pengertian Psikometri Chart atau Humidty Chart a. Terminologi a) Humid heat ( Cs
A. Pengertian Psikometri Chart atau Humidty Chart Psikrometri adalah ilmu yang mengkaji mengenai sifat-sifat campuran udara dan uap air yang memiliki peranan penting dalam menentukan sistem pengkondisian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan salah satu olahan semi padat dengan bahan utama susu. Es krim merupakan produk olahan susu sapi yang dibuat dengan bahanbahan utama yang terdiri atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaannya termasuk kekayaan tentang makanan tradisional, banyak makanan tradisional yang tidak dijumpai di negara lain
Lebih terperinciPengeringan Untuk Pengawetan
TBM ke-6 Pengeringan Untuk Pengawetan Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah dengan mengembangkan alternatif pangan. Program diversifikasi pangan belum dapat berhasil
Lebih terperinciGambar. Diagram tahapan pengolahan kakao
PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras. Disebut beras analog karena bentuknya yang oval menyerupai beras, tapi tidak terproses
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim
15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Buncis Buncis berasal dari Amerika Tengah, kemudian dibudidayakan di seluruh dunia di wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas. L) merupakan salah satu tanaman. bagian timur Indonesia dijadikan sebagai makanan pokok masyarakat.
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas. L) merupakan salah satu tanaman pangan yang mempunyai gizi yang tinggi, bahkan di daerah tertentu khususnya bagian timur Indonesia dijadikan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis
16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur
Lebih terperinciIII. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat B. Bahan dan Alat C. Tahapan Penelitian 1. Persiapan bahan
III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2009 hingga Mei 2009. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Divisi Persuteraan Alam, Ciomas, Bogor. Waktu penelitian dimulai
Lebih terperinciKarakteristik mutu daging
Karakteristik mutu daging Oleh: Elvira Syamsir (Tulisan asli dalam Kulinologi Indonesia edisi Maret 2011) Mutu merupakan gabungan atribut produk yang dinilai secara organoleptik dan digunakan konsumen
Lebih terperinciTELUR ASIN PENDAHULUAN
TELUR ASIN PENDAHULUAN Telur asin,merupakan telur itik olahan yang berkalsium tinggi. Selain itu juga mengandung hampir semua unsur gizi dan mineral. Oleh karena itu, telur asin baik dikonsumsi oleh bayi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Split Air Conditioner (AC) split merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondikan udara didalam ruangan sesuai dengan yang diinginkan oleh penghuni.
Lebih terperinciPENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR. Cara-cara penyimpanan meliputi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI)
PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI) Cara-cara penyimpanan meliputi : 1. penyimpanan pada suhu rendah 2. penyimpanan dengan
Lebih terperinciKOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)
KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan
Lebih terperinciMODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.
MODUL 5 PIZZA IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat pizza ikan yang enak, bertekstur lembut dan rasa yang lezat. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan
Lebih terperinciINOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU
INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan
Lebih terperinciPENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG
PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (2017) TUJUAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)
I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBuletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan
PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN SEBAGAI PELUANG USAHA Oleh : Andi Mulia, Staff Pengajar di UIN Alauddin Makassar Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini
I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Buah labu kuning atau buah waluh (Jawa Tengah), labu parang (Jawa Barat),
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buah Waluh Buah labu kuning atau buah waluh (Jawa Tengah), labu parang (Jawa Barat), pumpkin (Inggris) merupakan jenis buah sayur-sayuran yang berwarna kuning dan berbentuk lonjong
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS
PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS Aniswatul Khamidah 1 dan Eliartati 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dimanfaatkan sebagian kecil masyarakat (Chasanah dkk., 2013).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belalang kayu adalah serangga herbivora berwarna coklat yang termasuk ordo Orthoptera. Belalang kayu banyak ditemui pada pohon turi, ketela, jati, dan lain sebagainya.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya
II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pisang Raja Pisang raja termasuk jenis pisang buah. Menurut ahli sejarah dan botani secara umum pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya
Lebih terperinciPENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.
PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai segar mempunyai daya simpan yang sangat singkat. Oleh karena itu, diperlukan penanganan pasca panen mulai
Lebih terperinciPENDAHULUAN. ekonomi yang masih lemah tersebut tidak terlalu memikirkan akan kebutuhan
PENDAHULUAN Latar Belakang Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Indonesia ternyata sampai sekarang konsumsi protein kita masih bisa dikatakan kurang, terutama bagi masyarakat yang mempunyai
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. dan termasuk ke dalam famili Solanacea. Buahnya merupakan sumber vitamin
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai beranekaragam biji-bijian kacang polong yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tempe seperti kacang merah, kacang hijau, kacang tanah, biji kecipir,
Lebih terperinciTeknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk
Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. familiar, selain familiar dodol juga terasa enak dan banyak macamnya. Di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indoesia merupakan negara yang terkenal dengan makanan tradisional. Banyak makanan Indonesia yang tidak dijumpai di negara lain termasuk dodol. Dodol adalah makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih bertumpu pada beras. Meskipun di beberapa daerah sebagian kecil penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cakupan pangan di Indonesia secara mandiri masih merupakan masalah serius yang harus kita hadapi saat ini dan masa yang akan datang. Bahan pokok utama masih bertumpu
Lebih terperinciKARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BIKA SINGKONG Mata Kuliah : Lingkungan Bisnis Kelompok G
KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BIKA SINGKONG Mata Kuliah : Lingkungan Bisnis Kelompok G Oleh Nama : Akhmad Noor NIM : 11.12.5525 Kelas : SI S1 03 Jurusan : Sistem Informasi SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA
Lebih terperinciTEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS
TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jajanan pasar adalah makanan tradisional Indonesia yang diperjual belikan di pasar, khususnya di pasar-pasar tradisional. Atau definisi lain dari jajanan pasar adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu keanekaragaman tersebut adalah bunga Tasbih (Canna edulis Ker.) dan ikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman hayati dan hewani Indonesia sangat berlimpah. Salah satu keanekaragaman tersebut adalah bunga Tasbih (Canna edulis Ker.) dan ikan Patin (Pangansius hypopthalmus).
Lebih terperinci1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.
1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ubi jalar (Ipomoea batatas) atau ketela rambat atau sweet potato diduga berasal
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ubi Jalar Ubi jalar (Ipomoea batatas) atau ketela rambat atau sweet potato diduga berasal dari Benua Amerika. Para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoae batatas L) atau ketela rambat atau sweet potato atau dalam bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ubi jalar (Ipomoae batatas L) atau ketela rambat atau sweet potato atau dalam bahasa lokal disebut Erom berasal dari Benua Amerika. Para akhli botani dan pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Jamur tiram (Pleurotus oestreatus) merupakan jamur konsumsi dari jenis jamur kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bakso Ayam Bakso merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari daging. Dihasilkan dengan mencampur daging, garam, bawang, dan tepung tapioka menjadi adonan
Lebih terperinciPASCA PANEN BAWANG MERAH
PASCA PANEN BAWANG MERAH Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali pelayuan dan pengeringan bawang merah
Lebih terperinciNamun diversifikasi pangan belum sepenuhnya menjawab atau mengimbangi. dalam bukunya An Essay on the Principle of Population, yang mengatakan bahwa
Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk sehingga menuntut dipenuhinya kebutuhan pokok rakyat, terutama pangan. Untuk memenuhi kebutuhan ini berbagai terobosan telah dilakukan untuk mendapatkan
Lebih terperinciPELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI
PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI Oleh : Nama : Rudi Novianto NIM : 10.11.3643 STRATA SATU TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 A. Abstrak Jambu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terasi Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan dan udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan jajanan sudah menjadi kebiasaan yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai golongan apapun
Lebih terperincisebesar 15 persen (Badan Pusat Statistik, 2015).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apel adalah salah satu buah yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Apel digemari karena rasanya yang manis dan kandungan gizinya yang tinggi. Buah apel mempunyai
Lebih terperinciPERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN
PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Program
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis
Lebih terperinciBAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hardware Sistem Kendali Pada ISD Pada penelitian ini dibuat sistem pengendalian berbasis PC seperti skema yang terdapat pada Gambar 7 di atas. Pada sistem pengendalian ini
Lebih terperinciTELUR ASIN 1. PENDAHULUAN
TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat
Lebih terperinciKARYA ILMIAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
KARYA ILMIAH BUDIDAYA JAMUR TIRAM Disusun oleh: Nama : JASMADI Nim : Kelas : S1 TI-2A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA JL. Ring road utara, condongcatur, sleman yogyakarta ABSTRAK Budidaya jamur tiram memiliki
Lebih terperinciBAB X PENGAWASAN MUTU
BAB X PENGAWASAN MUTU Pengawasan mutu merupakan aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dan jasa perusahaan dapat mempertahanan sebagaimana yang telah direncanakan
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN
Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Mie merupakan salah satu masakan yang sangat populer di Asia, salah satunya di Indonesia. Bahan baku mie di Indonesia berupa tepung terigu
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Roti tawar merupakan salah satu produk turunan dari terigu yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat perkotaan, namun tepung terigu yang
Lebih terperinci