1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAI\I. (1) senyawa-senyawa yang bersifat lafuogogue (dapat menstimulir produksi

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAI\I 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan kekayaan hayati terbesar kedua setelah Brazil. Diperkirakan sekitar jenis tumbuhan ditemukan di dalam hutan Indonesia dan sekitar jenis tumbuhan berkhasiat sebagai obat. Pada saat ini, sekitar 180 jenis tumbuhan telah digunakan untuk berbagai keperluan industri farmasi dan jamu. Tumbuhan yang berpotensi sebagai obat saat ini masih sedikit yang dibudidayakan. Oleh karena itu, hutan lndonesia masih rnerupakan sumber plasma nutfah tumbuhan berkhasiat obat yang potensinya perlu digali secara sungguh-sungguh (Supriadi, 2A0 D. Daun bangun-bangun {Coleus amboinicus Lour.) merupakan tanaman yang sangat banyak populasinya di kecamatan Parrnaksian kabupaten Toba Samosir provinsi Sumatera Utata, pada umumnya masyarakat menjadikan daun bangun-bangun tersebut hanya sebagai sayur terlebih lagi ketika seorang ibu yang sedang melahirkan atau sedang menyusui sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi tanarnan tersebut karena menurut masyarakat sekitar secara urnum suku Batak sangat bagus untuk meningkatkan produksi air susu. Lawrence dkk. (2005) pemah melaporkan dalam daun bangun-bangun ditemukan tiga komponen utama yaitu (1) senyawa-senyawa yang bersifat lafuogogue (dapat menstimulir produksi kele4iar air susu pada induk laktasi), (2) zat gizi dan (3) senyawa-senyawa farmakoseutika. Senyawa-senyawa farmakoseutika yang dimaksud antara lain senyawa-senyawa yang bersifat antibakterial, antioksidan, pelumas, pelentur, pewarna dan penstabil. Ivani5ovi4 dkk. (2013) mengatakan banyak tanaman yang telah diuji secara in vivo aktivitas antioksidan alaminya memberikan efek positif untuk kesehatan dalam penggunaannya. Antioksidan adalah senyawa yang menghambat atau menunda oksidasi. Antioksidan berperan dalam menstabilkan/menonaktifkan radikal bebas atau mengurangi stress oksidatif (radikal bebas). Antioksidan dapat melindungi sel dari

2 kerusakan yang disebabkan oleh molekul tidak stabil yang dikenal sebagai radikal bebas. Antioksidan berinteraksi dengan radikal bebas sehingga dapat mencegah kerusakan yang ditimbulkan radikal bebas. Antioksidan dibedakan menjadi dua yaitu antioksidan sintetik dan antioksidan alami. Antioksidan sintetik seperti BHT (butylated lrydroxyl toluene) dan BHA (butylated hydroryl anisole) sangat efektif menghambat proses reaksi oksidasi. Penggunaan antioksidan sintetik sangat mengkhawatirkan karena rnenimbulkan efek samping seperti pernbengkakan organ hati, mempengaruhi kerja enzim, menimbulkan pendarahan yangfatalpada rongga pleural, juga organ testes epididymis dan pankreas. Berbagai studi mengenai BHA dan BHT menunjukkan bahwa penggunaan antioksidan sintetik dalam waktu jangka panjang dapat menimbulkan tumor pada hewan uji (Andarwulan dkk., 1996). Contoh yang termasuk antioksidan alami seperti, betakaroten, likopen, asam askorbat (vitamin C), tokoferol (vitamin E) dan zatlainnya (Sies, 1997). Perhatian besar beberapa tahun terakhir ini banyak diberikan kepada pengembangan antioksidan alami sebagai altematif yang aman digunakan, karena tidak menimbulkan efek samping, menguntungkan bagi pembudidayaan tanaman potensial, serta meningkatkan perekonomian masyarakat. Peningkatan minat mendorong untuk mendapatkan antioksidan alami, karena disarnping memiliki aktivitas melindungi tubuh dari radikal bebas, juga mampu mencegah terjadinya penyakit kronik yang disebabkan srress oksidatif. Antioksidan alami juga mampu menghambat oksidasi lipida yang menyebabkan ketengikan dan kerusakan makanan (Zupko dkk., 2001; Kulisic dkk.,2003). Radikal bebas banyak menarik perhatian peneliti dan ilmuarl terutama radikal bebas yang berasal dari spesi oksigen reaktif (ROS) dan spesi nitrogen reaktif ENS) (Aher dkk., 2011; Pham-Huy dkk., 2008; dan Al-FartosS 2011). Stress oksidatif (radikal bebas) merupakan atom atau molekul yang memiliki elektron yang tidak berpasangan dan sangat reaktif, mampu terlibat dalam reaksi perubahan cepat yang mengacaukan molekul lain dan menghasilkan lebih banyak radikal bebas. Jika hal ini terjadi pada makanan, maka dengan cepat mengalami pembusukan (teroksidasi) dan jika terjadi dalam tubuh, maka akan mengganggu

3 kerja asam nukleat, protein dan enzim tubuh. Tubuh secara alamiah telah memproduksi antioksidan (antioksidan endogen) dan membentuk reaksi kesetimbangan dengan radikal bebas, ketika jumlah radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh dalam tingkat fisiologis normal. Tetapi, ketika kesetimbangan bergeser lebih ke arah radikal bebas, akan meningkatkan beban antioksidan yang ada dalam tubuh hal ini karena kondisi lingkungan atau jumlah antioksidan yang diproduksi dalam tubuh dalam jumlah relatif kecil, sehingga mengarah pada stress oksidatif yang merusak sistem jaringan dan selanjutnya menimbulkan penyakit (Finkel dan Holbrook, 2000). Menurut Pham-Huy dkk (2008) s#ess oksidatif memainkan peranan utama dalam pengembangan penyakit kronis dan degeneratif seperti kanker, arthritis, penuaan, gangguan autoimun, jantung dan penyakit neurodegeneratif. Penambahan antioksidan sangat efisien untuk menghambat laju proses oksidasi (Maestri dkk., 2006), mencegah dan memperbaiki kerusakan karena dapat meningkatkan pertahanan kekebalan tubuh dan menurunkan resiko kanker dan penyakit degeneratif (Pham-Huy dkk., 2008). Antioksidan bertindak sebagai penghambat atau menunda proses oksidasi, bahkan pada konsentrasi yang relatif kecil memiliki peran fisiologis mencegah dampak buruk dari oksidan pada fungsi fisiologis (Mandal dkk.,2009). Metode pengarnbilan atau isolasi senyawa antioksidan bahan aktif sudah banyak dilakukan, antara lain maserasi, perkolasi dan soxhletasi dengan menggunakan pelarut tertentu. Pelarut yang banyak digunakan antara lain, metanol, etil asetat z-heksan4 benzena dan lain-lain. Hasil ekstrak yang diperoleh mengandung bahan aktif yang mempunyai aktivitas dkk., 1998). Eksplorasi bahan antioksidan yang bersifat alami menjadi perhatian banyak orang untuk merespon dilarangnya penggunaan bahan antioksidan sintetik, karena bersifat karsinogenik. Berbagai metode pengujian aktivitas antioksidan seperti pengujian aktivitas antioksidan melalui peristiwa autooksidasi asam linoleat yang diuji dengan metode asam tiobarbiturat (TBA) dan bilangan dkk., 2001), metode penangkapan radikal DPPH. Metode DPPH memiliki keuntungan diantaranya cepat, murah, selektif serta dapat digunakan untuk sampel padat cair

4 dan tidak spesifik terhadap komponen antioksidan tertentu tetapi berlaku terhadap semua kekuatan antioksidan sampel. Berdasarkan informasi yang diperoleh, maka dilakukan penelitian isolasi rnetabolit sekunder dari daun bangun-bangan (Coleus amboinicus Lour.) serta melakukan uji aktivitas sebagai antioksidan. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana mengisolasi senyawa aktif metabolit sekunder sebagai antioksidan dari daun bangun-bangun? 2. Bagaimana potensi aklivitas senyawa hasil isolasi dari ekstrak aktif daun bangun-bangun sebagai antioksidan? 3. Bagaimana stnrktur senyawa isolat aktif antioksidan yang diisolasi dari daun bangun-bangun dengan analisis IR, Uv, GC-MS, 'H-NIUR dan 13C-M18.? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian yang diharapkan adalah: l. Mengisolasi senyawa aktif metabolit sekunder sebagai antioksidan dari daun bangun-bangun. 2. Mengidentifikasi dan menentukan potensi aktivitas senyawa aktif hasil isolasi dari ekstrak aktif daun bangun-bangun sebagai antioksidan. 3. Menentukan struktur senyawa isolat aktif antioksidan hasil isolasi dari daun bangun-bangun dengan analisis spektrometri IR, UV, GC-MS, rh-nnm. dan t3c-nn{r. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Meningkatkan nilai ekonomi tanarnan bangun-bangun sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani yang membudidayakan tanaman bangunbangun.

5 2. Memberikan bukti ikniah tentang pemanaamn daun bangun-bangun sebagai antioksidan alami. 3. S hagni smnhgsih pemikiran tshadap pulcffibangffi ihtu penget*huan khususryra kimia organik baltan alam. 4. Meningkatkan pengembangan antioksidan alami dari tanaman bangun-bangun sehingga memberikan salah satu solusi pengurangan penggunaaan antioksidan sintstik-