ANALISIS TINGKAT KOGNITIF SISWA SMP DENGAN KEMAMPUAN RENDAH BERDASARKAN TAKSONOMI REVISI BLOOM PADA PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
|
|
- Ida Budiaman
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS TINGKAT KOGNITIF SISWA SMP DENGAN KEMAMPUAN RENDAH BERDASARKAN TAKSONOMI REVISI BLOOM PADA PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA 1) Teguh Wibowo, 2) Riawan Yudi Purwoko, 3) Wiwit Hermansyah 1) Pendidikan Matematika Matematika, Universitas Muhammadiyah Purworejo 2) Pendidikan Matematika Matematika, Universitas Muhammadiyah Purworejo 3) Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kognitif siswa berdasarkan taksonomi revisi Bloom pada pemecahan masalah matematika operasi bentuk aljabar di SMP Negeri 2 Purworejo Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Purworejo Subjek berjumlah 2 siswa dengan kemampuan rendah Teknik pengambilan subjek menggunakan purposive sampling dan snowball sampling Instrumen yang digunakan adalah soal tes matematika, dan pedoman wawancara Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan Pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi Teknik analisis data menggunakan model Miles and Huberman melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kognitif siswa dengan kemampuan rendah berada pada tingkat C3/menerapkan (apply) Kata kunci: Tingkat kognitif, Taksonomi revisi Bloom 1 PENDAHULUAN Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut untuk menjadikan pendidikan yang bermutu maka didalam pembelajaran mencakup 3 hal yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor Namun pada pelaksanaannya ranah kognitif merupakan aspek utama yang dikembangkan dalam pembelajaran, sedangkan aspek afektif dan psikomotor sebagai aspek pendukung aspek kognitif Ranah kognitif dapat menggambarkan sejauh mana proses pembelajaran yang dilakukan di kelas dapat meningkatkan intelektual siswa Setiap siswa memiliki ranah kognitif yang telah berkembang sejak lahir Syah (2015: 60) mengungkapkan bahwa kualitas hasil proses perkembangan manusia itu banyak terpulang pada apa dan bagaimana ia belajar Oleh karena itu belajar mempunyai peranan penting dalam proses perkembangan siswa terutama ranah kognitif yang berpusat pada otak Pencapaian kemampuan kognitif siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari cara siswa memecahkan suatu permasalah yang diberikan dalam bentuk tes Makagiansar, dkk (dalam Sulistyorini, 2013: 22) menerjemahkan bahwa dengan pengadaan suatu tes akan mampu didapatkan berbagai informasi yang sekiranya dibutuhkan dalam proses pembelajaran Seperti halnya hasil pencapaian kognitif siswa yang dapat terlihat dari hasil tes, dengan melihat hasil tes yang diberikan kepada siswa seorang guru mampu melihat kemampuan kognitif seorang siswa dengan cara memberikan soal tes yang telah diklasifikasikan tingkat kognitifnya 334 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Integrasi Budaya, dan Pembelajarannya
2 Ranah kognitif siswa dalam dapat dikelompokan ke dalam beberapa kategori, dimulai dari kategori yang paling sederhana sampai yang paling komplek Salah satunya yaitu pengelompokkan yang dilakukan oleh Bloom Namun pada perjalannya taksonomi Bloom mengalami revisi, disesuaikan dengan tujuan-tujuan pendidikan Revisi dilakukan oleh Kratwohl & Anderson (dalam Palupi & Gunawan, 2012: 98-99), taksonomi menjadi: mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create) Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kognitif siswa SMP berdasarkan taksonomi revisi Bloom pada pemecahan masalah matematika 2 KAJIAN LITERATUR a Kognitif Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang padanannya knowing, berarti mengetahui Dalam perkembangannya, istilah kogntif menjadi menjadi populer sebagai salah satu domain atau wilayah atau ranah psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan kejiwaan (Syah, 2015: 22) Menurut Bloom (dalam Sudijono, 2015: 49) segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif Jadi ranah kognitif berpusat pada otak dan berfungsi sebagai pengendali bagi ranah kejiwaan yang lain yaitu ranah afektif dan ranah psikomotor Ranah kognitif memegang peranan penting sebagai pengontrol perasaan dan perbuatan manusia Oleh karena itu, pendidikan dan pengajaran perlu diupayakan sedemikian rupa agar ranah kognitif para siswa dapat berfungsi secara positif dan bertanggungjawab dalam artian tidak menimbulkan nafsu serakah yang tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga orang lain Syah (2016: 116) menjelaskan tanpa ranah kognitif, sulit dibayangkan seorang siswa dapat berpikir Selanjutnya, tanpa berpikir bagaimana seorang siswa dapat menangkap materi pelajaran yang diberikan, bagaimana siswa dapat memecahkan persoalan baik dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kognitif adalah ranah psikologis manusia berpusat pada otak dan meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, dan kesengajaan b Perkembangan Kognitif Menurut hasil riset para ahli psikologi kognitif, aktifitas ranah kognitif manusia pada prinsipnya sudah berlangsung sejak masih bayi, yakni rentang usia antara 0-2 tahun (Syah, 2016: 117) Hal ini berarti bahwa seorang bayi manusia sudah mempunyai kemampuan untuk menyimpan informasi-informasi yang berasal dari pengelihatan, pendengaran, dan informasi yang didapat dari indera yang lain Seorang pakar terkemuka, Jean Piaget (dalam Syah, 2016: 117) mengelompokan perkembangan kognitif anak kedalam empat tahapan yaitu sensori-motor (sensory-motor) usia 0-2 tahun, pra-operasional (preoperational) usia 2-7 tahun, konkretoperasional (concret operational) usia 7-11 tahun, formal-operasional (formaloprational) usia tahun c Tingkat Kognitif Seiring dengan bertambahnya usia seseorang siswa maka berkembang pula ranah kognitifnya Berkembangnya ranah kognitif sangat bergantung pada proses belajar siswa Tanpa adanya proses belajar mustahil seorang siswa mampu berpikir secara kompleks dan baik Syah (2015: 60) mengungkapkan bahwa kualitas hasil proses perkembangan manusia itu banyak terpulang pada apa dan bagaimana ia belajar Oleh karena itu belajar mempunyai peranan penting Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo, Ruang Seminar UMP, Sabtu, 12 Mei
3 dalam proses perkembangan siswa terutama ranah kognitif yang berpusat pada otak Di dalam otak manusia terdapat memori yang dapat menyimpan berbagai macam informasi Menurut Bruno (dalam Syah, 2015: 72) memori adalah proses mental yang meliputi pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi, dan pengetahuan yang semuanya terpusat dalam otak Jadi ketika seorang siswa belajar informasi yang tersimpan di dalam otak melalui proses pengkodean dan penyimpanan serta dapat dipanggil kembali ketika siswa membutuhkan informasi tersebut untuk soal atau sekedar menjawab pertanyaan Ranah kognitif siswa dalam dapat dikelompokan ke dalam beberapa kategori, dimulai dari kategori yang paling sederhana sampai yang paling komplek Salah satunya yaitu pengelompokkan yang dilakukan oleh Bloom Bloom (dalam Palupi & Gunawan, 2012: 98) membagi ranah kognitif siswa ke dalam 6 kategori, yaitu pengetahuan (knowledge), Pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation) Pengelompokan ini sering dikenal dengan taksonomi Bloom, sesuai dengan nama penciptanya Namun pada perjalannya taksonomi ini mengalami revisi, disesuaikan dengan tujuan-tujuan pendidikan Revisi dilakukan oleh Kratwohl & Anderson (dalam Palupi & Gunawan, 2012: 98-99), taksonomi menjadi: mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create) Oleh karena itu peneliti mengasumsikan tingkat kognitif kedalam 6 tingkatan yaitu mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create) d Taksonomi Revisi Bloom Taksonomi ialah pengelompokkan benda menurut ciri tertentu Taksonomi dalam dunia pendidikan, digunakan untuk klasifikasi tujuan instruksional; ada yang menamakan tujuan pembelajaran, tujuan penampilan, atau sasaran belajar, yang digolongkan dalam 3 klasifikasi umum atau ranah (domain), yaitu: (1) ranah kognitif, berkaitan dengan tujuan belajar yang berorientasi pada kemampuan berpikir; (2) ranah afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati); dan (3) ranah psikomotor (berorientasi pada keterampilan motorik atau penggunaan otot kerangka) Tingkatan-tingkatan taksonomi Bloom ranah kognitif merupakan salah satu kerangka dasar untuk pengkategorian tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes, dan kurikulum diseluruh dunia Kerangka pikir ini memudahkan guru memahami, menata, dan mengimplementasikan tujuan-tujuan pendidikan Berdasarkan hal tersebut taksonomi Bloom menjadi sesuatu yang penting dan mempunyai pengaruh yang luas dalam waktu yang lama Namun pada tahun 2001 terbit sebuah buku A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom s Taxonomy of Educatioanl Objectives yang disusun oleh Lorin W Anderson dan David R Krathwohl Skema perubahan dari kerangka pikir asli ke revisi seperti pada Gambar 1 di bawah ini Gambar 1 Perubahan Kerangka Pikir Asli ke Revisi (Palupi & Gunawan, 2012: 108) Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui perubahan taksonomi dari kata benda (dalam taksonomi Bloom) 336 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Integrasi Budaya, dan Pembelajarannya
4 menjadi kata kerja (dalam taksonomi revisi Bloom) Perubahan ini dibuat agar sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan Tujuan-tujuan pendidikan kan bahwa siswa akan dapat melakukan sesuatu (kata kerja) dengan sesuatu (kata benda) Kategori pengetahuan (knowledge) dalam Bloom berubah menjadi mengingat (Remember), kategori Pemahaman (comprehension) dalam Bloom berubah menjadi memahami (understand), kategori penerapan (application) dalam Bloom berubah menjadi menerapkan (apply) dan kategori analisis (analysis) menjadi menganalisis (analyze) Kategori sintesis (synthesis) menjadi mencipta (create) Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah kesatuan yang koheren dan fungsional yang akhirnya dapat menghasilkan sebuah produk baru yang belum pernah ada sebelumnya Kategori evaluasi (evaluation) menjadi mengevaluasi (evaluate) dalam kategori ini hanya terjadi perubahan kata benda menjadi kata kerja Perubahan pengetahuan dalam taksonomi Bloom menjadi dimensi tersendiri yaitu dimensi pengetahuan dalam taksonomi revisi Karena diasumsikan bahwa setiap kategorikategori dalam taksonomi membutuhkan pengetahuan sebagai apa yang harus dipelajari oleh siswa Konsep-konsep pembelajaran yang berkembang terfokus pada prosesproses aktif, kognitif dan konstruktif dalam pembelajaran yang bermakna Pembelajaran diasumsikan sebagai pelaku yang aktif dalam aktifitas belajar, mereka memilih informasi yang akan mereka pelajari, dan mengonstruksi makna berdasarkan informasi Ini merupakan perubahan dari pandangan pasif tentang pembelajaran kepandangan kognitif dan konstruktif yang menekankan apa yang siswa ketahui (pengetahuan) dan bagaimana mereka berpikir (proses kognitif) tentang apa yang mereka ketahui ketika aktif dalam pembelajaran Urutan sintesis dan evaluasi ditukar Taksonomi revisi mengubah urutan dua kategori proses kognitif dengan menempatkan mencipta sebagai kategori yang paling kompleks Sehingga taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvisi Anderson & Krathwohl (dalam Palupi & Gunawan, 2012: 105) yakni: mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create) 3 METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah fenomenologi Secara sederhana, fenomenologi lebih memfokuskan diri pada konsep suatu fenomena tertentu dan bentuk dari studinya adalah untuk melihat dan memahami arti dari suatu pengalaman individual yang berkaitan dengan suatu fenomena tertentu (Ghony & Almanshur, 2016: 58) Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2017 sampai dengan bulan Maret 2018 di SMP Negeri 2 Purworejo tahun pelajaran 2017/2018 Subjek penelitian adalah 2 siswa kelas VII yang dipilih berdasarkan tingkat kemampuan siswa yaitu siswa dengan kemampuan rendah Pengambilan subjek penelitian ini menggunakan purposive sampling dan bersifat snowball sampling Instrumen yang digunakan terdiri dari instrumen utama dan instrumen pendukung Instrumen utama adalah peneliti itu sendiri, sedangkan instrumen pendukungnya yaitu soal tes matematika, dan pedoman wawancara Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan Pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi Sedangkan teknik analisis data yang digunakan mengacu pada model Miles and Huberman (Sugiyono, 2011: 246) yaitu: (1) Data Reduction (reduksi data), (2) Data Display (penyajian data), (3) Conclusion Drawing/Verification (penarikan kesimpulan) 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data dimulai dari hasil Hasil analisis data dimulai dari membagi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo, Ruang Seminar UMP, Sabtu, 12 Mei
5 N o 1 2 siswa kedalam tiga kelompok kemampuan sebagai berikut Tabel 1 Patokan Penentuan kemampuan Tinggi, Sedang, Rendah Kriteria Nilai (Mean + SD) (Mean SD) Nilai < (Mean + SD) Nilai < (Mean SD) Katego ri Tinggi Sedang Rendah Pada tahap pelaksanaan, peneliti mengelompokkan siswa ke dalam tiga kelompok yaitu siswa dengan kempuan tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan nilai penilaian tengah semester (PTS) Dari hasil tersebut, dipilih 2 subjek dengan kemampuan rendah Tes yang dilakukan berupa tes soal matematika yang telah di klasifikasikan tingkat kognitifnya Adapun hasil analisis data tes, hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi disajikan ke dalam tiga jenis sesuai dengan masing-masing tingkat kognitif dari subjek penelitian Siswa dengan kemampuan rendah, berdasarkan analisis data tes, hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dapat disajikan pada tabel dibawah ini: Tabel 2 Subjek dengan Kemampuan Rendah Pertama: AAM (Sr1) Tingkat kognitif Mengingat (Remember ) Memahami (Understan d) Pemenuh Indikator an Indikator mengingat kembali konsep unsur-unsur bentuk aljabar yang telah diajarkan persamaan antara konsep operasi bentuk aljabar dari permasalahan yang diberikan 3 4 N o Menerapka n (Apply) Menganalis is (analyze) masalah yang diberikan dan mampu menetapkan dengan pasti prosedur yang akan digunakan untuk permasalahan berdasarkan hal-hal yang telah diketahui unsur yang penting dan relevan dengan permasalahan, kemudian melanjutkan dengan membangun hubungan yang sesuai dari informasi yang telah diberikan Kesimpulan Tabel 3 Subjek dengan Kemampuan Rendah Kedua: KLB (Sr2) Tingkat kognitif Mengingat (Remember ) Memahami (Understan d) Menerapka n (Apply) - Menera pkan (Apply) Pemenuh Indikator an Indikator mengingat kembali konsep unsur-unsur bentuk aljabar yang telah diajarkan persamaan antara konsep operasi bentuk aljabar dari permasalahan yang diberikan masalah yang diberikan dan mampu menetapkan 338 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Integrasi Budaya, dan Pembelajarannya
6 4 Menganalis is (analyze) dengan pasti prosedur yang akan digunakan untuk permasalahan berdasarkan hal-hal yang telah diketahui unsur yang penting dan relevan dengan permasalahan, kemudian melanjutkan dengan membangun hubungan yang sesuai dari informasi yang telah diberikan Kesimpulan - Menera pkan (Apply) Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa kedua siswa dengan kemampuan rendah mampu memenuhi tiga indikator tingkat kognitif Maka dapat disimpulkan bahwa siswa dengan kemampuan rendah memiliki tingkat kognitif menerapkan (apply) Pada soal nomor satu merupakan soal dengan tingkat kognitif mengingat (remember) Mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang (Anderson & Krathwohl, 2017: 99) Pada soal nomor satu Sr1 mampu menjawab soal dengan benar Sedangankan Sr2 tidak mampu menjawab dengan benar soal nomor satu secara sempurna dimana Sr2 tidak mampu menjawab dengan benar soal nomor satu pada poin b yaitu pada lembar jawab dan wawancara Sr2 menjawab 5, 4, 7, 23 ini artinya jawaban tersebut masih kurang tepat, untuk koefisien x 4 y = 5 sudah betul, kofisien y 2 = 4 kurang tepat harusnya ( 4), untuk koefisien x = 7 sudah betul dan terakhir koefisien dan x 2 y = 23 adalah salah seharusnya 1 Berdasarkan jawaban Sr2 secara keseluruhan pada nomor satu peneliti menilai subjek tersebut telah mampu menjawab soal nomor satu dengan benar sebesar 80% Menurut Harso & Rosyidi (2013) penarikan kesimpulan diperoleh dari indikator proses berpikir yang dominan Artinya, subjek disimpulkan mempunyai proses berpikir tertentu jika minimal memenuhi 75% indikator proses berpikir tersebut Dalam hal ini tingkat kognitif siswa dianggap mencapai tingkat kognitif memahami/ C1 apabila memenuhi minimal 75% indikator pada soal nomor satu Berdasarkan hal tersebut kedua subjek tersebut telah memenuhi indikator pada soal nomor satu sehingga kedua subjek Sr1 dan Sr2 telah mencapai tingkat kognitif mengingat (remember)/c1 Soal nomor dua merupakan soal dengan tingkat kognitif memahami (understand)/ C2, Siswa dikatakan memahami bila mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, ataupun layar komputer (Anderson & Krathwohl, 2017: 105) Pada soal nomor dua ini Sr1 dan Sr2 mampu persamaan ide atau kejadian (membandingkan) antara permasalahan sehari-hari dengan konsep aljabar dengan baik sehingga kedua subjek Sr1 dan Sr2 telah mencapai tingkat kognitif memahami (understand)/c2 Pada soal nomor tiga Sr1 dan Sr2 mampu menerapkan konsep bentuk aljabar untuk soal berdasarkan hal-hal yang diketahui pada soal Namun Sr1 dan Sr2 tidak mampu mengerjakan soal nomor empat dengan benar Sehingga Sr1 dan Sr2 hanya mampu mencapai tingkat kognitif mengaplikasikan (apply)/c3 5 KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka penelitian mengenai analisis tingkat kognitif siswa berdasarkan taksonomi revisi Bloom pada pemecahan masalah matematika di SMP Negeri 2 Purworejo diperoleh simpulan sebagai berikut: subjek dengan kemampuan rendah telah mencapai tingkat kognitif yang ketiga yaitu menerapkan (apply) 6 REFERENSI Anderson, LW & Krathwohl, D R 2017 Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen Yogyakarta: Pustaka Pelajar Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo, Ruang Seminar UMP, Sabtu, 12 Mei
7 Ghony, M D & Almanshur, F 2016 Metodologi penelitian kualitatif Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Harso, Y Y & Rosyidi, A H 2013Tipe Berpikir Siswa SMP N 6 Surabaya dalam Memecahkan Masalah Berbentuk Cerita Persamaan Linear Satu Variabel MATHEdunesa ISSN: Volume 2 No 1 dapat diaksesmelalui jurnalmahasiswaunesaacid/indexph p/mathedunesa/article/diakses pada tanggal 3 Januari 2018 Palupi A R & Gunawan I 2012 Taksonomi Bloom Revisi Ranah Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Penilaian Premiere Educandum E- ISSN: Volume 2 No 02 dapat diakses melalui ejournalikippgrimadiunacid/indexp hp/pe/article/view/50diakses pada tanggal 23 Desember 2016 Syah, M 2015 Psikologi Belajar Jakarta: Rajawali Pers 2016 Telaah singkat perkembangan peserta didik Jakarta: Rajawali Pers Sudijono, A 2015 Pengantar Evaluasi Pendidikan Jakarta: Rajawali pers Sugiyono 2011 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Bandung: Alfabeta Sulistyorini, A K 2013 Analisis Pencapaian Kompetensi kognitif tingkatan aplikasi (C3) dan Analisis (C4) Dalam pembelajaran Fisika Pada Siswa Kelas XI SMA Program RSBIJurnal pendidikan FisikaISSN: Volume 1 No 1 dapat diakses melalui digilibunsacid/dokumen/detail/ Diakses pada 17 Juli Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Integrasi Budaya, dan Pembelajarannya
BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembukuan Undang-Undang Dasar 1945, secara fundamental merupakan pernyataan dan tekad untuk membangun bangsa. Salah satu wujud nyata yang harus ditempuh dalam
Lebih terperinciBAB II STUDI LITERATUR. A. Kemampuan Matematis dan Revisi Taksonomi Bloom. Kemampuan matematis adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki
10 BAB II STUDI LITERATUR A. Kemampuan Matematis dan Revisi Taksonomi Bloom Kemampuan matematis adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa dalam mata pelajaran matematika. Dalam penelitian ini, kemampuan
Lebih terperinciMODEL BERPIKIR INDUKTIF:ANALISIS PROSES KOGNITIF DALAM MODEL BERPIKIR INDUKTIF
MODEL BERPIKIR INDUKTIF:ANALISIS PROSES KOGNITIF DALAM MODEL BERPIKIR INDUKTIF Winahyu Arif Wicaksono, Moh Salimi, Imam Suyanto Universitas Sebelas Maret arifwinahyu@students.uns.ac.id Abstrak Model berpikir
Lebih terperinciKEMAMPUAN KOGNITIF SISWA DALAM MEMBACA TEKS EKONOMI KELAS XI- IPS K3 DI SMA NEGERI 10 MALANG
KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA DALAM MEMBACA TEKS EKONOMI KELAS XI- IPS K3 DI SMA NEGERI 10 MALANG Riris Dwi Novianti Mit Witjaksono Agung Haryono Abstract Cognitive ability is a behavior that emphasizes the
Lebih terperinciANALISIS CARA MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA
ANALISIS CARA MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA Sri Wahyuningsih, Teguh Wibowo Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemakaian Buku Teks (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), 50. Pendidikan (Jakarta: Depdikbud, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran di kelas biasanya menggunakan fasilitas pendukung seperti buku paket. Menurut Muclish buku paket dapat diartikan sebagai buku yang berisi uraian
Lebih terperinciPENGERTIAN TUJUAN PEMBELAJARAN
PENGERTIAN TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan pembelajaran adalah tahapan penting dalam merancang analisis kebutuhan Tujuan pembelajaran merupakan pengikat aktivitas guru dan siswa ALASAN TUJUAN PEMBELAJARAN DIRUMUSKAN
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK AFEKTIF SISWA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 2 METRO
HUBUNGAN KARAKTERISTIK AFEKTIF SISWA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 2 METRO Mariya Fitriani & Nyoto Suseno Jurusan Pendidikan MIPA/Fisika, FKIP UM Metro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Sejak ratusan tahun sebelum Nabi Isa, manusia telah menjadi salah satu objek filsafat, baik itu
Lebih terperinciPENDAPAT PESERTA DIDIK TENTANG HASIL BELAJAR PARIWISATA DI SMK NEGERI 3 CIMAHI
1 PENDAPAT PESERTA DIDIK TENTANG HASIL BELAJAR PARIWISATA DI SMK NEGERI 3 CIMAHI Adinda Anisa 1, Sri Subekti 2, Yulia Rahmawati 3 Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi adanya permasalahan hasil belajar
Lebih terperinciTINGKAT KOGNITIF REVISI TAKSONOMI BLOOM PADA SOAL-SOAL DALAM BUKU TEKS MATEMATIKA SMP
TINGKAT KOGNITIF REVISI TAKSONOMI BLOOM PADA SOAL-SOAL DALAM BUKU TEKS MATEMATIKA SMP Dina Wahyu Purwanti; Budiyono; Puji Nugraheni Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciKEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIS
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIS Tatik Liana Program Studi Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: nhalyana1@gmail.com Abstrak Penelitian
Lebih terperinci3/30/2010 Rustaman file 1
3/30/2010 Rustaman file 1 3/30/2010 Rustaman file 2 MATERI PERKULIAHAN Pertemuan 3 Prosedur dan Alat Penilaian: Ranah 17 09-2009 kognitif (C1-C6) relevansi dengan tujuan pembelajaran Pertemuan 4 Perbandingan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VII F SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
Lebih terperinciLEVEL KOGNITIF SOAL PADA BUKU TEKS MATEMATIKA KURIKULUM 2013 KELAS VII UNTUK PENDIDIKAN MENENGAH. Intan Sari Rufiana Universitas Muhammadiyah Ponorogo
LEVEL KOGNITIF SOAL PADA BUKU TEKS MATEMATIKA KURIKULUM 2013 KELAS VII UNTUK PENDIDIKAN MENENGAH Intan Sari Rufiana Universitas Muhammadiyah Ponorogo Email: rufiana13@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini
Lebih terperinciAnalisis Buku Siswa Matematika SMP Ruang Lingkup Statistika dengan Kesesuaian Unsur Unsur Karakteristik Berpikir Kreatif
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 PM - 121 Analisis Buku Siswa Matematika SMP Ruang Lingkup Statistika dengan Kesesuaian Unsur Unsur Karakteristik Berpikir Kreatif R. Ach.
Lebih terperinciAnterior Jurnal, Volume 13 Nomor 1, Desember 2013, Hal dari rencana pendidikan. Namun perlu dicatat
Anterior Jurnal, Volume 13 Nomor 1, Desember 2013, Hal 88 93 dari rencana pendidikan. Namun perlu dicatat PELAKSANAAN PENGUKURAN RANAH KOGNITIF, bahwa AFEKTIF, tidak DAN semua PSIKOMOTOR bentuk evaluasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Satrisman, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang berfungsi untuk mengembangkan
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN SOAL STRUKTUR ALJABAR II
ANALISIS KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN SOAL STRUKTUR ALJABAR II NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika
Lebih terperinciAnalisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Pada Materi Kubus Dan Balok
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Pada Materi Kubus Dan Balok Susi Romadhon Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: susiromadhon38@gmail.com Abstrak
Lebih terperincisuatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya, reaksi yang dimaksud digolongkan menjadi 2, yakni :
1. Hakekat Perilaku 1. Pengertian Perilaku suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya, reaksi yang dimaksud digolongkan menjadi 2, yakni : 1) dalam bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses kognisi siswa kelas X dalam mengonstruksi konjektur masalah generalisasi pola secara mendalam sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia yang pada intinya bertujuan untuk memanusiakan manusia, mendewasakan, dan mengubah perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sistem pendidikan di Indonesia telah lama menggunakan teori taksonomi pendidikan secara adaptif sebagai landasan pendekatan belajar. Implikasi dari penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan telah mendorong berbagai
Lebih terperinciANALISIS KEBUTUHAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS TAKSONOMI THE STRUCTURE OF OBSERVED LEARNING OUTCOME PADA MATERI KONSEP LARUTAN PENYANGGA
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Strategi Pengembangan Pembelajaran dan Penelitian Sains untuk Mengasah Keterampilan Abad 21 (Creativity and Universitas Sebelas Maret Surakarta, 26 Oktober 2017 ANALISIS
Lebih terperinciPedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2013, Volume 8 Nomor 2, ( )
PELAKSANAAN PENGUKURAN RANAH KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTOR PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS III SD MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA Oleh : Iin Nurbudiyani * Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan
Lebih terperinciPersepsi Siswa SMP di Kecamatan Kemiri terhadap Pembelajaran Matematika
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Persepsi Siswa SMP di Kecamatan Kemiri terhadap Pembelajaran Matematika Anintya Dyas Retnoningsih 1, Budiyono 2 Fakultas Keguruan dan Ilmu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian
Lebih terperinciKEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA Dini Hardaningsih 1, Ika Krisdiana 2, dan Wasilatul Murtafiah 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Matematika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Inkuiri Terbimbing Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering digunakan oleh para guru. Khususnya pembelajaran biologi, ini disebabkan karena kesesuaian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi
8 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi Berpikir menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan
Lebih terperinciANALISIS PERTANYAAN BACAAN BUKU SISWA DI KELAS III SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM
ANALISIS PERTANYAAN BACAAN BUKU SISWA DI KELAS III SEKOLAH DASAR BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM Afrilia Yuningtiyas, Suhel Madyono PP3 Jl ir Soekarno 1 Blitar,KSDP, FIP UM Blitar email: suhel_madyono.fip@um.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inovatif oleh pihak-pihak terkait, mulai dari tingkat pusat, daerah, maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Sekolah sebagai satuan pendidikan terdepan, pada dasarnya merupakan suatu kesatuan yang didalamnya terdiri dari unsur-unsur yang
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORETIS. Harlen & Russel dalam Fitria (2007: 17) mengatakan bahwa kemampuan
6 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjaun Pustaka 1. Keterampilan Eksperimen Harlen & Russel dalam Fitria (2007: 17) mengatakan bahwa kemampuan merancanakan percobaan merupakan kegiatan mengidenfikasi berapa
Lebih terperinciANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL IPA SMP TAHUN 2014 BERDASARKAN DIMENSI PENGETAHUAN DAN DIMENSI PROSES KOGNITIF
22-199 ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL IPA SMP TAHUN 2014 BERDASARKAN DIMENSI PENGETAHUAN DAN DIMENSI PROSES KOGNITIF Herni Budiati SMP Negeri 22 Surakarta hernibudiati@yahoo.co.id Abstrak- Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan oleh penulis adalah melalui pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu pendekatan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan segala usaha yang dilaksanakan dengan sadar dan bertujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang lebih baik dan sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan manusia agar mampu mandiri, menjadi anggota masyarakat yang berdaya guna untuk ikut serta
Lebih terperinciTugas Evaluasi Pendidikan RANAH PENGETAHUAN MENURUT BLOOM
Tugas Evaluasi Pendidikan RANAH PENGETAHUAN MENURUT BLOOM Dosen Pembina: PROF. DR.Ahmad Fauzan,M.Pd, M.Sc. Oleh: Kelompok I Asmi yuriana Dewi Desi Delarosa Isra Marlinawaty Sri Rahayu KONSENTRASI PENDIDIKAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran Picture and Picture adalah model pembelajaran yang
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Model pembelajaran Picture and Picture adalah model pembelajaran yang menggunakan gambar dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis.
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Erma Yuni Sartika, M. Arifuddin Jamal, Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin ermarasyima@ymail.com
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu. Istilah cognitive berasal
BAB II KAJIAN TEORI A. Proses Kognitif Arti kata proses dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah runtutan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu. Istilah cognitive berasal dari kata cognition
Lebih terperinciBAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi
7 BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Matematika Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi dalam mengaitkan simbol-simbol dan mengaplikasikan konsep matematika
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Nurul Aprianingsih Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: nurul.aprianingsih93@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Melalui dunia pendidikan seseorang akan mendapat berbagai pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi Pembelajaran Menguji Hipotesis. bagian dari pembelajaran kooperatif.
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Strategi Pembelajaran Menguji Hipotesis a. Strategi Pembelajaran Menguji Hipotesis sebagai salah satu bagian dari pembelajaran kooperatif. Dalam proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh, yakni pembentukan dan pengembangan potensi ilmiah
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP Yunia Trias Kristiawati, Budiyono, Riawan Yudi Purwoko Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia sangatlah penting. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang telah menuntut manusia untuk selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesinya sebagai seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan salah satu kunci penting dalam keberhasilan pendidikan. Untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, diperlukan guru yang memiliki kemampuan (kompetensi)
Lebih terperinciPERANGKAT ASESMEN MODEL PKM YANG MELIBATKAN SCAFFOLDING METAKOGNITIF BERDASARKAN REVISI TAKSONOMI BLOOM
Awi, Perangkat Asesmen Model 11 PERANGKAT ASESMEN MODEL PKM YANG MELIBATKAN SCAFFOLDING METAKOGNITIF BERDASARKAN REVISI TAKSONOMI BLOOM Awi dan Sukarna Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang menuju arah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian kualitatif, penelitian kualitatif menurut Lexy J Moleong adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS 1.1 Prestasi Belajar 1.1.1 Pengertian Belajar Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari belajar, karena belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Erma Yuni Sartika, M. Arifuddin Jamal, Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin ermarasyima@ymail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut sumber daya manusia yang terampil dalam mengelolanya. Sumber daya manusia yang terampil adalah sumber daya manusia
Lebih terperinciTEORI BELAJAR KOGNITIF
Pengertian Teori Kognitif TEORI BELAJAR KOGNITIF Istilah Cognitive berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti. Pengertian yang luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan bidang studi yang menduduki peranan penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan bidang studi yang menduduki peranan penting dalam bidang pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jam pelajaran matematika di sekolah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akhirnya akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sejalan dengan hal tersebut Brandt (1993) menyatakan bahwa hampir
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berbagai macam permasalahan yang harus dihadapi oleh dunia pendidikan Indonesia dewasa ini, antara lain adalah masih lemahnya proses pembelajaran yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang
Lebih terperinciJURNAL. Oleh: RURUH OKTAVIANA Dibimbing oleh : 1. Dr. Suryo Widodo, M.Pd 2. Lina Rihatul Hima, S.Si., M.Pd
JURNAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH KOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di sekolah memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, masalah pendidikan selalu mendapat perhatian dari berbagai pihak. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan suatu wadah untuk membangun generasi penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
Lebih terperinci9. Masalah matematika sintesis adalah suatu soal matematika yang memerlukan. kemampuan dalam menggabungkan unsur pokok ke dalam struktur baru.
13 9. Masalah matematika sintesis adalah suatu soal matematika yang memerlukan kemampuan dalam menggabungkan unsur pokok ke dalam struktur baru. F. Batasan Masalah Agar masalah penelitian ini terfokus,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Sekolah yang dipilih sebagai lokasi penelitian adalah salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Bandung. Pemilihan sekolah tersebut menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maju, meningkatkan diri, punya motivasi, dan jiwa pencari pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus memberikan kesempatan pada setiap individu untuk mampu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini pendidikan menjadi perhatian utama bagi pemerintah. Pendidikan harus memberikan kesempatan pada setiap individu untuk mampu mengaktualisasikan seluruh potensi
Lebih terperinciII. KAJIAN TEORI. Perkembangan sebuah pendekatan yang sekarang dikenal sebagai Pendekatan
II. KAJIAN TEORI A. Pendekatan Matematika Realistik Perkembangan sebuah pendekatan yang sekarang dikenal sebagai Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dimulai sekitar tahun 1970-an. Yayasan yang diprakarsai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses pembebasan peserta didik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses pembebasan peserta didik dari ketidaktahuan, ketidakmampuan, ketidakberdayaan, ketidakbenaran, ketidakjujuran, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Kemajuan iptek ini tidak lepas dari perubahan yang ada dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada peradaban modern yang makin berkembang pesat sekarang ini, negara kita mengalami persaingan yang luar biasa dalam berbagai kehidupan. Dalam persaingan tersebut
Lebih terperinciReny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta.
UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 KASIHAN Reny Tri Setia Ningsih Universitas PGRI Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9 tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Berdasarkan hal tersebut, negara-negara di dunia berkompetisi dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tingkat pendidikan menjadi salah satu indikator dari kemajuan suatu bangsa. Berdasarkan hal tersebut, negara-negara di dunia berkompetisi dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 2 MADIUN pada bulan April semester genap tahun ajaran
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang menghasilkan gambaran mengenai semiotik siswa dalam memecahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan dimasa depan. Pendidikan bisa diraih dengan berbagai cara salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi siswa mencapai
Lebih terperinciDisusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A
PENGARUH KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciPengembangan tahap awal instrumen tes berbasis kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skill - hots) mata pelajaran fisika
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 74 Makalah Pendamping
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL. Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris melalui
Lebih terperinci1. PERSOALAN PENILAIAN BELAJAR
Substansi 1. Identifikasi persoalan penilaian pembelajaran 2. Tujuan penilaian pembelajaran 3. Ranah tujuan penilaian pembelajaran 4. Strategi penilaian pembelajaran 5. Beberapa contoh aplikasi pd aspek
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian evaluatif. Penelitian evaluatif yaitu penelitian dengan mengumpulkan data
Lebih terperinciPROFIL JENIS PERTANYAAN SISWA SMA BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM REVISI
PROFIL JENIS PERTANYAAN SISWA SMA BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM REVISI Lissa Universitas Wiralodra e-mail: lissa@unwir.ac.id p-issn: 2338-4387 e-issn: 2580-3247 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciP 75 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN INTEGRASI INTERKONEKSI
P 75 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN INTEGRASI INTERKONEKSI Suparni Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta suparni71@yahoo.com
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kualitatif. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa kini di seluruh dunia telah timbul pemikiran baru terhadap status pendidikan. Pendidikan diterima dan dihayati sebagai kekayaan yang sangat berharga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk kemajuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk kemajuan suatu bangsa. Dalam dunia pendidikan, kurikulum sangat berperan penting untuk pembangunan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Bogdan & Biklen (Rahmat, 2009) menyatakan bahwa penelitian kualitatif
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan peradaban umat manusia. Melalui pendidikanlah pembentukan watak dan peneguhan kepribadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini berbagai lembaga pendidikan tinggi berkompetisi untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kualitas yang baik, dalam bentuk memiliki keterampilan yang memadai,
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013
KETERAMPILAN BERPIKIR LEVEL C4, C5, & C6 REVISI TAKSONOMI BLOOM SISWA KELAS X-3 SMAN 1 SUMENEP PADA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT THE THINKING
Lebih terperinci