BAB IV HASIL. Launcher For Segment 65 ton-50 meter Serial N /11. Alat tersebut. merupakan alat milik subkontraktor yaitu CV Pancang Sakti Citra

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL. Launcher For Segment 65 ton-50 meter Serial N /11. Alat tersebut. merupakan alat milik subkontraktor yaitu CV Pancang Sakti Citra"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL A. Alat Berat 1. Jenis alat berat Gantry adalah alat berat yang berfungsi untuk mengangkut bendabenda berat dengan sistem kerja statis dan pengoperasian menggunakan remot kontrol. Launcher gantry yang digunakan pada proses erection di PT Adhi Karya Divisi Konstruksi I Proyek Jalan Layang Khusus Busway (JLKB) Kapten Tendean-Blok. M-Cileduk Paket Kapten Tendean yaitu Launcher For Segment 65 ton-50 meter Serial N /11. Alat tersebut merupakan alat milik subkontraktor yaitu CV Pancang Sakti Citra Perkasa yang merupakan buatan Italy. 2. Komponen alat Counter Weight Main Beam Winch Motion 99.8 m 31.9 m 36 m 31.9 m Rail + Roller Assembly Leg Assembly Gambar 3. Sketsa launcher gantry 45

2 46 1) Rail and Roller Assembly Rail merupakan bagian dari gantry yang berfungsi sebagai pijakan yang menghubungkan gantry dengan pier, tempat pergerakan winch assembly saat travelling. Roller assembly merupakan bagian dari gantry yang berfungsi menggerakkan winch assembly saat travelling. 2) Leg Assembly Leg assembly atau dapat disebut juga sebagai kaki dari gantry yang memiliki 2 (dua) buah kaki, yaitu kaki depan dan kaki belakang. Kaki tersebut berguna ketika akan melaksanakan launching, kaki tersebut menyangga gantry. 3) Winch Motion Winch motion atau disebut juga dengan Lifting Winch berfungsi sebagai alat pengangkut benda-benda yang dibutuhkan. Gantry yang digunakan di jalan layang khusus busway Kapten Tendean-Blok.M-Cileduk Paket Kapten Tendean memiliki 1 (satu) winch. Pada bagian winch motion yang merupakan komponen utama proses lifting dengan terdapat komponen spreader beam yang berfungsi sebagai alat pengait pada box girder. 4) Main Beam Main beam adalah bagian terbesar dari bagian-bagian gantry yang lainnya, dan juga merupakan badan dari

3 47 gantry. Main beem berfungsi juga sebagai track dari winch. 5) Counter Balance Counter balance adalah bagian dari gantry yang berfungsi sebagai penyeimbang pada ujung-ujung gantry pada saat lifting box girder. Gambar 4. Launcher For Segment 65 ton-50 meter Serial N /11 B. Persiapan Administrasi Alat PT Adhi Karya Divisi Konstruksi I Proyek JLKB Kapten Tendean- Blok. M-Cilekduk Paket Kapten Tendean dalam proses erection box girder menggunakan alat gantry berupa launcher gantry. Dalam pengadaan alat launcher gantry, PT Adhi Karya Divisi Konstruksi I Proyek JLKB Kapten Tendean-Blok. M-Cilekduk Paket Kapten Tendean bekerja sama dengan subkontraktor yaitu PT Pancang Sakti Citra Perkasa dalam penyediaan alat, PT Adhi Karya Divisi Konstruksi I Proyek JLKB Kapten Tendean-Blok. M-

4 48 Cileduk Paket Kapten Tendean sendiri memiliki persyaratan terkait alat launcher gantry yang akan digunakan. Persyaratan tersebut meliputi: 1. Alat berat harus memiliki Surat Ijin Alat (SIA) dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2. Operator harus memiliki Surat Ijin Operasi (SIO) atau Lisensi dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk pengoperasian alat berat 3. Alat berat yang akan digunakan di PT Adhi Karya Divisi Konstruksi I Proyek JLKB Kapten Tendean-Blok. M-Cileduk Paket Kapten Tendean harus dalam kondisi baik dan layak pakai 4. Usia alat berat yang akan digunakan maksimal berusia 5-10 dari tahun digunakannya alat tersrbut untuk pekerjaan proyek Persyaratan-persyaratan di atas sudah terpenuhi dalam launcher gantry yang digunakan di PT Adhi Karya Divisi Konstruksi I Proyek JLKB Kapten Tendean-Blok. M-Cilekduk Paket Kapten Tendean. Dari tim HSE proyek pun melakukan pengurusan perpanjangan SIA ke Disnakertrans setempat untuk launcher gantry sebelum alat tersebut digunakan. Surat Permohonan Perpanjangan Perijinan Disnakertrans (terlampir pada lampiran 3). Pengajuan Surat Permohonan Perpanjangan Perijinan Disnakertrans dilampirkan SIA yang lalu yang sudah jatuh tempo dan juga gambar konstruksi alat (terlampir pada lampiran 4). Surat perpanjangan perijinan penggunaan alat akan dikeluarkan oleh Disnakertrans Daerah Khusus Ibukota Jakarta bersama dengan hasil

5 49 pemeriksaan dan pengujian pesawat angkat dan angkut yang terdapat keterangan pada bagian kesimpulan bahwa alat layak dan baik (memenuhi syarat K3) dan dapat dipergunakan dengan syarat-syarat (terlampir pada lampiran 5). Operator alat juga telah memiliki SIO atau lisensi operator. Untuk operator launcher gantry sendiri merupakan operator kelas I. Dilakukan juga pengujian alat sebelum dioperasikan, dimana setelah adanya pengujian alat dalam kondisi layak pakai. C. Install Launcher Gantry Launcher Gantry 65 ton yang akan digunakan di PT Adhi Karya Divisi Konstruksi I Proyek JLKB Kapten Tendean-Blok. M-Cileduk Paket Kapten Tendean sedang berada di Ambon untuk proyek lain. Alat tersebut sampai di proyek dalam keadaan komponen-komponen terlepas. Oleh karena itu perlu dilakukan install launcher gantry sebelum alat tersebut digunakan. Sebelum dilakukan install launcher gantry, bagian supervisor harus membuat JSA install launcher gantry terlebih dahulu karena dalam proses tersebut memiliki potensi bahaya tinggi. Install launcher gantry dilakukan terlebih dahulu dengan install main beam yang dilakukan di bawah, bersamaan dengan itu memasang rail ke atas pier menggunakan bantuan alat berat crane untuk mengangkat beam. Dilakukan pengukuran elevasi antara RA-RB-RC sampai elevasi dan tinggi yang sama. Setelah seluruh main beam sudah ter-install, main beam seanjutnya diangkat ke atas pier tepat pada rail.

6 50 Pengangkatan main beam dilakukan menggunakan 2 (dua) crane (minimal 100 ton) masing-masing pada kedua ujung main beam. Kedua crane mengangkat secara bersamaan dan diletakkan di atas rail yang kemudian diikat sementara untuk mencegah tergulingnya main beam. Selanjutnya dilakukan perlakuan sama terhadap main beam sisi satunya. Gambar 5. Install launcher gantry Kedua main beam sudah naik di atas dilanjutkan dengan pemasangan diafragma diantara kedua main beam kemudian dipasang lock pada bagian rail. Selanjutnya dipasang komponen-komponen lainnya dan launcher gantry sudah ter-install. Proses install launcher gantry selain menggunakan alat berat crane juga harus dilakukan manual oleh tenaga kerja untuk pemasangan anchor penyambung antar-beam. Pemasangan anchor oleh tenaga kerja mengharuskan pekerja bekerja di ketinggian ± 10 meter. Oleh karena itu

7 51 untuk melindungi tenaga dari terjatuh langsung ke tanah, dipasang pengaman pada area kerja yang dipasang pada beam yang sudah tersambung berbentuk seperti pagar pengaman. Gambar 6. Pagar pengaman D. Inspeksi Launcher Gantry Setelah dilakukan install launcher gantry dan semua bagian sudah terpasang, dari bagian HSE melakukan pemeriksaan berupa special inspection. Special inspection disini merupakan inspeksi khusus untuk seluruh alat berat yang akan digunakan dalam proses pekerjaan yang dilakukan di proyek jalan layang Paket Kapten Tendean ini. Special inspection tersebut dilakukan untuk memeriksa apakah seluruh peralatan dapat berfungsi sebagaimana fungsinya yang tentunya

8 52 mengedepankan keamanan alat pada saat beroperasi nanti. Hal ini dilakukan untuk mencegah akan terjadinya ketidakberfungsian alat yang dapat mengancam keselamatan tenaga kerja. Sehingga tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dan tenang. Pelaksanaan special inspection dilakukan oleh tim HSE yang telah memiliki lisensi khusus alat berat. Inspeksi pada launcher gantry dilakukan dengan memeriksa semua komponen launcher gantry. Dalam pemeriksaan launcher gantry tim HSE mengacu pada checklist peralatan standar dari pembuat yaitu Comtec. Dalam check list tersebut terdapat komponenkomponen penting yang harus dilakukan pemeriksaan. Pelaksanaan inspeksi launcher gantry didampingi oleh pengawas dari Disnakertrans atau petugas PJK3. Dalam pelaksanaan inspeksi, dari pihak HSE juga berkoordinasi dengan pihak Disnakertrans bahwa akan dilakukan pemeriksaan alat berat yang nantinya akan dilakukan tahapan selanjutnya sebelum alat dapat dioperasikan. Pemberitahuan tersebut diberitahukan pada saat pihak HSE mengajukan perpanjangan SIA ke Disnakertrans setempat. Pemeriksaan launcher gantry dilakukan oleh HSE proyek bersama dengan PJK3 yang telah ditunjuk oleh Disnakertrans melalui Surat Keputusan Kepala Disnakertrans Provinsi DKI Jakarta (terlampir pada lampiran 6). Hasil Inspeksi yang dilakukan tim HSE terhadap launcher gantry 65 ton mendapati beberapa catatan antara lain: 1. Tumpahan bekas oli di lantai dasar cabin generator harus dibersihkan 2. Konektor kabel accu harus dipasang rubber

9 53 3. Emergency stop generator belum disetting 4. APAR belum terpasang 5. Housekeeping plat form winch perlu diperhatikan 6. Tangga akses winch 2 (dua) batang patah 7. Cerobong knalpot terbuka 8. Pada bagian girder anchoring disarankan tool menggunakan kunci recet. Hasil special inspection alat launcher gantry 65 ton terdapat 2 (dua) yaitu hasil dari pihak HSE perusahaan dan pengawas PJK3 yang keduanya akan dilaporkan pada Disnakertrans Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai acuan untuk evaluasi alat. E. Loading Test Launcher Gantry Pelaksanaan loading test dilakukan setelah selesai dilakukan inspeksi oleh tim HSE. Loading test dilakukan pada launcher gantry untuk menguji berfungsi atau tidaknya lock pada spreader beam, berapa banyak defleksi yang terjadi apabila diberi beban, berfungsi tidaknya lock winch, lock pada sling, berfungsinya motor pada launcher gantry, serta perlengkapan pendukung lainnya. Sama seperti inspeksi launcher gantry, pada pelaksanaan loading test haruslah didampingi oleh pengawas dari Disnakertrans atau PJK3. Untuk loading test yang dilakukan di PT Adhi Karya Divisi Konstruksi I Proyek JLKB Kapten Tendean-Blok. M-Cileduk Paket Kapten Tendean bekerja sama

10 54 dengan PJK3 PT Bina Karya Teknik yang tentunya atas sepengetahuan Disnakertrans. Gambar 7. Loading test launcher gantry Hasil dari loading test cinematic launcher gantry 65 ton Proyek Pembangunan Jalan Layang Kapten Tendean-Blok.M-Cileduk Paket Kapten Tendean adalah sebagai berikut: 1. Percobaan lock break motor winch load segment box girder 55 ton saat lifting setinggi 50 cm-1200 cm masing-masing ditahan menit. Motor lock break dapat berfungsi dengan baik (tidak ada penurunan) 2. Moving segment box girder dan traveling winch dari RB ke RA, diantara main beem launcher, remote, dan winch berfungsi dengan baik

11 55 3. Percobaan sliding girder main beem launcher dengan load segment box girder, lock winch di RA berfungsi baik, sliding main beam berfungsi dengan baik. 4. Percobaan sliding load winch left dan right berfungsi dengan baik Static test load segment box girder 55 ton bentang 31,7 meter, suspended working load. Standar Comtec δ 1 = 40 cm, tercapai δ 1 = 25 cm. Berita acara loading test launcher gantry kapasitas 65 ton dibuat setalah dilaksanakan loading test dimana berisi hasil loading test yang mana bersama dengan berita acara dilampirkan hasil pemeriksaan alat (terlampir pada lampiran 7). Dari pihak PJK3 (PT Bina Karya Teknik) juga terdapat laporan teknik pemeriksaan dan pengujian/ pengukuran pesawat angkat angkut dimana terdapat kesimpulan dari hasil pemeriksaan dan pengujian alat (terdapat pada lampiran 8). Laporan tersebut yang akan dilaporkan kepada Disnakertrans Jakarta untuk digunakan sebagai bahan evaluasi. Surat evaluasi hasil pemeriksaan dan pengujian berkala pesawat angkat dan angkut akan dikeluarkan dengan terdapat kesimpulan dari kelayakan alat dan keterangan bahwa alat telah dilakukan pemeriksaan ulang (terdapat pada lampiran 9). F. Persiapan pelaksanaan Erection Box Girder menggunakan Launcher Gantry Setelah dilakukan loading test yang dilakukan tim HSE PT Adhi Karya Divisi Konstruksi I Proyek JLKB Kapten Tendean-Blok. M-Cileduk Paket

12 56 Kapten Tendean bersama petugas PJK3 yang ditunjuk oleh Disnakertrans selesai, maka akan keluar Laporan Teknik Pemeriksaan dan Pengujian/ Pengukuran Pesawat Angkat dan Angkut dari PT Bina Karya Teknik yang akan digunakan Disnakertrans sebagai acuan layak tidaknya alat. Kemudian Disnakertrans akan mengeluarkan Evaluasi Hasil Pemeriksaan dan Pengujian Berkala Peralatan: Pesawat Angkat dan Angkut. Untuk hasil loading test Launcher Gantry yang digunakan PT Adhi Karya Divisi Konstruksi I Proyek JLKB Kapten Tendean-Blok. M-Cileduk Paket Kapten Tendean menunjukkan hasil layak. Sebelum proses pengoperasian alat untuk erection box gider dilakukan, supervisor bagian erection harus membuat Job Safety Analysis (JSA) dari proses pekerjaan erection yang nantinya akan dicek kembali dan diberikan saran oleh HSE PT Adhi Karya Divisi Konstruksi I Proyek JLKB Kapten Tendean-Blok. M-Cileduk Paket Kapten Tendean kemudian diketahui oleh PPM (terlampir pada lampiran 10). Tahap selanjutnya ialah pelaksanaan erection box girder dengan launcher gantry. Sebelum tahap pelaksanaan erection dimulai, selalu dilaksanakan tool box meeting kepada seluruh pekerja yang terlibat dalam pekerjaan tersebut yang didampingi oleh tim HSE. Pemaparan potensi bahaya pada alat launcher gantry, pemeriksaan kelengkapan APD dan rencana kerja yang akan dilakukan. Proses pelaksanaan erection box girder berlangsung, operator launcher gantry dibantu oleh seorang signal man dalam mengoperasikan alat

13 57 pada posisi operator tidak dapat melihat secara langsung target untuk menghindari salah perhitungan. G. Potensi Bahaya dan Perlengkapan Pengaman Saat pengoperasian launcher gantry pada proses erection segment box girder terdapat beberapa risiko bahaya yang ditimbulkan dan mengancam para tenaga kerja, orang di sekitar lokasi, dan juga lalu lintas di sekeling lokasi karena lokasi pekerjaan yang berada di tengah jalan yang padat akan lalu lintas kendaraan. Potensi bahaya yang timbul pada saat pengoperasian launcher gantry antara lain: 1. Tergelincirnya winch Tergelincirnya winch dapat terjadi apabila saat pengoperasian winch saat travelling terjadi trouble pada motor penggerak. Selain itu apabila saat winch terparkir keadaan elevasi pada RA-RB-RC tidak sama yang akan membuat permukaan mengalami kemiringan dan membuat winch dapat tergelincir. Untuk mencegah tergelincirnya winch, terdapat safety lock pada winch yang berfungsi megunci winch agar tidak berjalan.

14 58 Gambar 8. Safety lock wich Selain safety lock winch tersebut juga terdapat sirine dan lampu rotari yang menandakan winch sedang beroperasi. Apabila winch sedang travelling maka lampu rotari akan menyala sebagai tanda alat sedang beroperasi dan sirine akan berbunyi saat winch akan bergerak. 2. Tergelincirnya main beam Main beam yang terpasang pada rail beam memiliki sebuah sling pada bagian lower main beam yang berfungsi untuk melakukan perpindahan main beam dari RA-RB ke RB-RC. Sehingga ada kemungkinan main beam tergelincir. Untuk mencegah tergelincirnya main beam, terdapat lock sling yang mengunci sling dengan rail beam.

15 59 Gambar 9. Lock sling Tergelincirnya main beam dapat terpengaruh juga dengan kemiringan pada pemasangannya. Oleh karena itu elevasi antara RA-RB- RC haruslah sama. Pada rail beam terdapat hidrolik yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan kaki/ jack rail beam. Setelah diperoleh tinggi yang sama antara RA-RB-RC, pada bagian kaki/ jack dikunci dengan screw lock agar apabila terjadi kebocoran oli, jack tidak akan turun. Gambar 10. Screw lock

16 60 Untuk mengunci main beam pada rail beam, rail beam haruslah terkunci pada pier segment. Oleh karena itu sejak awal pembuatan pier head sudah disiapkan lubang untuk menanam anchor stress bar ke dalam pier segment. Anchor stress bar tersebut berdiameter 32 yang terdapat 4 buah anchor stress bar yang masing-masing dapat menahan beban hingga 60 ton, sedangkan berat keseluruhan main beam kurang lebih 150 ton. Gambar 11. Anchor Stess Bar 3. Putusnya sling Pada saat proses lifting box girder yang memiliki berat 55 ton pada proses erection box girder yang menggunakan launcher gantry 65 ton sehingga dapat dikategorikan aman. Akan tetapi tidak hilang kemungkinan terjadi putus sling apabila tidak dilakukan perawatan dengan baik. Oleh karenaitu, PT Adhi Karya Divisi Konstruksi I Proyek

17 61 JLKB Kapten Tendean-Blok. M-Cileduk Paket Kapten Tendean selalu melakukan pengecekan dan perawatan pada seluruh komponen launcher gantry termasuk sling. Selain itu diperhatikan juga pelumas pada motor penggerak dan sling supaya pada saat dioperasikan tidak macet. Gambar 12. Sling spreader beam 4. Terbakarnya genset Motor penggerak pada winch memperoleh suplai listrik dari sebuah genset. Penggunaan genset untuk pengoperasian motor penggerak pada winch memiliki potensi bahaya terbakar apabila terjadi trouble yang akan menimbulkan percikan api dimana terdapat bahan bakar yang dapat mempercepat percikan api tersebut berubah menjadi api apabila tidak segera dilakukan penanganan. Untuk pencegahan terjadinya kebakaran pada genset, disediakan peralatan keamanan seperti :

18 62 a. Pemasangan APAR b. Pemilihan genset jenis tertutup c. Adanya emergency stop d. Grounding Gambar 13. APAR pada launcher gantry 5. Bahaya elektrikal Dengan posisi penempatan launcher gantry di atas pier segment yang memiliki tinggi berkisar 9 meter dan lantai kerja sempit. Dimana pada winch terdapat komponen elektrikal yang dapat sewaktu-waktu dapat terjadi hubungan arus pendek yang dapat membahayakan tenaga kerja. Selain itu juga terdapat arus bertegangan tinggi yang juga membahayakan tenaga kerja apabila bersentuhan langsung. Oleh karena tu dilakukan pemasangan grounding untuk mengalirkan arus bertegangan tinggi tersebut ke tanah.

19 63 6. Bahaya bekerja di ketinggian Pekerjaan erection menggunakan launcher gantry yang terpasang di atas pier head yang memiliki tinggi rata-rata 9 meter dari permukaan tanah tentunya memiliki potensi bahaya yang tinggi bagi para pekerja. Untuk akses jalan pada launcher gantry sendiri terdapat jalur khusus untuk berjalan. Terdapat walk way pada kedua main beam yang dilengkapi juga dengan sling pada kedua sisi walk way. Sling pada kedua sisi main beam berfungsi untuk mengaitkan hock body harness yang digunakan para tenaga kerja. Gambar 14. Walk way pada main beam Pada lantai walk way dipasang jaring yang berfungsi mencegah peralatan-peralatan langsung jatuh ke bawah.

20 64 Gambar 15. Jaring pada walk way Para tenaga kerja yang akan bekerja di ketinggian juga harus diperiksa terlebih dahulu kesehatan dan tekanan darahnya. Setiap akan dilaksanakan pekerjaan erection, dari tim HSE melakukan pengukuran tekanan darah tenaga kerja sebelum dilaksanakannya tool box meeting. Tenaga kerja yang boleh melakukan pekerjaan di ketinggian harus memiliki tekanan darah normal demi keselamatan pekerja sendiri. Saat pelaksanaan erection akan timbul bahaya-bahaya seperti: a. Terjatuh b. Terbentur c. Terjepit

21 65 Gambar 16. Tool box meeting tim erection Oleh karena itu, bagi para tenaga kerja diwajibkan mengenakan APD lengkap yang akan diperiksa kelengkapannya pada saat tool box meeting. APD yang wajib digunakan adalah: a. Full body harness b. Safety shoes c. Safety helmet dengan ikat dagu d. Safety glove H. Perawatan alat Semua peralatan yang digunakan di PT Adhi Karya Divisi Konstruksi I Proyek JLKB Kapten Tendean-Blok. M-Cileduk Paket Kapten Tendean harus dilakukan perawatan secara rutin. Baik peralatan ringan maupun peralatan berat harus dilakukan perawatan secara berkala. Untuk perawatan

22 66 berkala pada alat berat harus dilakukan oleh orang yang berkompeten. Pada awal kedatangan alat berat, harus dilakukan special inspection terlebih dahulu oleh petugas K3 khusus. Selanjutnya untuk perawatan berkala dilakukan oleh bagian mekanik. Perawatan berkala pada alat launcher gantry yang ada di PT Adhi Karya Divisi Konstruksi I Proyek JLKB Kapten Tendean-Blok. M-Cileduk Paket Kapten Tendean dilakukan oleh bagian mekanik dari subkontraktor penyedia alat yaitu CV Pancang Sakti Citra Perkasa. Perawatan alat launcher gantry dilakukan setiap hari sebelum alat dioperasikan. Perawatan dilakukan pada seluruh komponen alat, semua komponen diperiksa. Generator set (genset) diperiksa apakah bekerja dengan baik atau tidak, bahan bakar, oli dan lain-lain. Bagian emergency stop berfungsi atau tidak. APAR harus tersedia di sekitar area genset untuk mengantisipasi jika ada sumber bahaya yang dapat menyebabkan kebakaran. Diperiksa juga bagian hydrolic keberfungsiannya. Safety sling selalu diperiksa apakah ada bagian yang rusak atau tidak. Tidak lupa pelumasan pada bagian motor agar saat winch beroperasi tidak macet tiba-tiba dan menimbulkan potensi bahaya. Tangga akses dan walk way diperiksa kelayakan dan keamanannya. Perawatan yang dilakukan oleh subkontraktor selalu mendapat perhatian dan pengawasan di PT Adhi Karya Divisi Konstruksi I Proyek JLKB Kapten Tendean-Blok. M-Cileduk Paket Kapten Tendean khususnya bagian HSE dan tim erection. Akan tetapi dari pemeriksaan dan pemeliharaan

23 67 alat berat yang dilakukan oleh subkontraktor belum terdapat document report tentang kegiatan tersebut. Pemeliharaan alat berat juga harus memperhatikan house keeping pada alat maupun area sekita alat. Kegiatan house keeping tersebut berupa pemeliharaan kebersihan dan kerapian area sekitar alat. Letak alat yang berada di atas pier head memerlukan house keeping yang baik karena ada pada area kerja di ketinggian dan area kerja terbatas. Penempatan peralatan harus ditata dengan rapi supaya tidak menimbulkan potensi bahaya bagi tenaga kerja. Akan tetapi untuk house keeping di area launcher gantry masih kurang diperhatikan. Peralatan tidak tertata dengan rapi, terdapat sampah berserakan, dan terdapat sisa material berserakan yang dapat membahayakan tenaga kerja. Gambar 17. Material berserakan

BAB V PEMBAHASAN. PT Adhi Karya Divisi Konstruksi I yang bergerak dibidang konstruksi

BAB V PEMBAHASAN. PT Adhi Karya Divisi Konstruksi I yang bergerak dibidang konstruksi BAB V PEMBAHASAN PT Adhi Karya Divisi Konstruksi I yang bergerak dibidang konstruksi memiliki komitmen tinggi terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada seluruh komponen pada proses kerja. Seperti halnya

Lebih terperinci

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ALAT BERAT LAUNCHER GANTRY

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ALAT BERAT LAUNCHER GANTRY PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ALAT BERAT LAUNCHER GANTRY DALAM UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI PT ADHI KARYA (PERSERO) TBK JAKARTA SELATAN LAPORAN TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Dari hasil penelitian mengenai penerapan manajemen risiko dengan metode

BAB IV HASIL PENELITIAN. Dari hasil penelitian mengenai penerapan manajemen risiko dengan metode BAB IV HASIL PENELITIAN Dari hasil penelitian mengenai penerapan manajemen risiko dengan metode Job Safety Analysis (JSA) di Proyek Jalan Layang Khusus Busway Kapten Tendean Blok.M Cileduk Paket Kapten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur sebagai pendukung untuk peningkatan ekonomi. Sisi positif dari

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur sebagai pendukung untuk peningkatan ekonomi. Sisi positif dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan teknologi harus disertai dengan pembangunan infrastruktur sebagai pendukung untuk peningkatan ekonomi. Sisi positif dari keberadaan teknologi

Lebih terperinci

JOB SAFETY ANALYSIS. Who is responsible? Risk control measures

JOB SAFETY ANALYSIS. Who is responsible? Risk control measures : Pengangkatan Material Mengunakan Rough Terrain Crane 70ton Approved by: Project Manager 1. Mobilisasi Crane 1.1 Kondisi crane tidak terawat (kondisi tidak bagus) 1.1.1 Memastikan operator kompeten dalam

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Hasil Pegumpulan Data Hasil pengumpulan data yang didapat adalah, data-data spesifikasi dari alat berat gantry, alat berat mobile crane, dan box girder. 4.1.1 Data Gantry Gantry

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Khusus Busway Kapten Tendean Blok.M Cileduk Paket Kapten Tendean

BAB V PEMBAHASAN. Khusus Busway Kapten Tendean Blok.M Cileduk Paket Kapten Tendean BAB V PEMBAHASAN A. Komitmen terhadap Manajemen Risiko Ditinjau dari Kebijakan Mutu dan K3L pada Proyek Jalan Layang Khusus Busway Kapten Tendean Blok.M Cileduk Paket Kapten Tendean PT Adhi Karya (Persero)

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG JALAN SEMENTARA RISIKO

LATAR BELAKANG JALAN SEMENTARA RISIKO TUGAS AKHIR LATAR BELAKANG JALAN SEMENTARA RISIKO RUMUSAN MASALAH 1. Risiko apa saja yang mungkin terjadi pada proses pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan Jembatan KNI? 2. Apa saja sumber penyebab

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. PT DHL Supply Chain Indonesia adalah salah satu perusahaan layanan jasa

BAB IV HASIL PENELITIAN. PT DHL Supply Chain Indonesia adalah salah satu perusahaan layanan jasa BAB IV HASIL PENELITIAN PT DHL Supply Chain Indonesia adalah salah satu perusahaan layanan jasa logistik. Dalam Proses kerjanya PT DHL Supply Chain Indonesia Project P&G tidak terlepas dari penggunaan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PENGOPERASIAN NAIK / TURUN BACKHOE LOADER KE / DARI ATAS TRAILER KODE UNIT KOMPETENSI.01

Lebih terperinci

Materi Pelatihan Bekerja di Ketinggian

Materi Pelatihan Bekerja di Ketinggian Materi Pelatihan Bekerja di Ketinggian A. Pendahuluan Seseorang yang bekerja di ketinggian sekitar 1.8 meter atau lebih termasuk aktivitas Bekerja di Ketinggian. Bekerja di Ketinggian merupakan aktivitas

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag BAB V PEMBAHASAN Dari hasil penelitian PT. Bina Guna Kimia telah melaksanakan programprogram keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag Out (LOTO) dan Line Breaking merupakan program

Lebih terperinci

BAB VII METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS. Belt truss merupakan salah satu alternative struktur bangunan bertingkat tinggi.

BAB VII METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS. Belt truss merupakan salah satu alternative struktur bangunan bertingkat tinggi. BAB VII METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS 7.1. Definisi dan Fungsi Belt Truss Belt truss merupakan salah satu alternative struktur bangunan bertingkat tinggi. Penggunaan belt truss berfungsi mengikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang pemilihan topik, lokasi pengamatan, tujuan penulisan, ruang lingkup pembahasan, metode penyusunan, dan sistematika penulisan Tugas Akhir.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1 DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN... 1 1.1. Bagaimana Instruktur Akan Menilai... 1 1.2. Tipe Penilaian... 1 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 3 2.1. Kunci jawaban Tugas-tugas teori... 3 2.2.

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 26/PRT/M/2014 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU

Lebih terperinci

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah No. Responden : KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD, PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJA KONSTRUKSI DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN APD DI PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN U-RESIDENCE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan di Indonesia saat ini sangat pesat, dimulai dengan dibangunnya jembatan terpanjang di Indonesia yaitu jembatan Suramadu, diikuti dengan rencana

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... ii. SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... ii. SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi INTISARI... viii ABSTRACT... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Tahap persiapan merupakan tahap kegiatan sebelum memulai pengumpulan data dan pengolahannya. Tahap ini meliputi: 1. Survei pendahuluan lokasi untuk mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis PEMBAHASAN A. Konstruksi Gunting Pemotong Plat Mesin pemotong plat mempunyai beberapa jenis, manual dengan menggunakan tuas maupun dengan tenaga hidrolis (gambar 1.1), pada mesin pemotong plat hidrolis

Lebih terperinci

Analisa dan Estimasi Penurunan Risiko dengan Job Safety Analysis pada Departemen Warehouse

Analisa dan Estimasi Penurunan Risiko dengan Job Safety Analysis pada Departemen Warehouse Petunjuk Sitasi: Yuniarti, R., & Prameswari, A. D. (2017). Analisa dan Estimasi Penurunan Risiko dengan Job Safety Analysis pada Departemen Warehouse. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B250-258). Malang:

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM MANAJEMEN K3 TERHADAP METODE PEMANCANGAN JACK-IN PILE

EVALUASI SISTEM MANAJEMEN K3 TERHADAP METODE PEMANCANGAN JACK-IN PILE EVALUASI SISTEM MANAJEMEN K3 TERHADAP METODE PEMANCANGAN JACK-IN PILE Filbert 1, Garry 2, Sugie 3, Jonathan 4 ABSTRAK : Pekerjaan Pekerjaan pondasi menggunakan metode jack-in pile sering kali menjadi pilihan

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG METODE PELAKSANAAN REHABILITASI PRASARANA PENGENDALI BANJIR SUNGAI CITARUM HILIR WALAHAR MUARA GEMBONG PAKET III DI KAB. KARAWANG DAN BEKASI (BENDUNG WALAHAR W718) "SICKLE" LIFTING JACK TIANG PANCANG LIFTING

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil analisa dan perhitungan alat berat gantry dan mobile crane pada jalan layang non tol Kampung Melayu-Tanah Abang pada paket Mas Mansyur, dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

No Uraian Kerja Hazard/Bahaya Risk/Resiko Risk Assessment Recommendation Action Result Act

No Uraian Kerja Hazard/Bahaya Risk/Resiko Risk Assessment Recommendation Action Result Act No Uraian Kerja Hazard/Bahaya Risk/Resiko Risk Assessment Recommendation Action Result Act LOADING UNLOADING MATERIAL 1 Menurunkan manual Material/Equipm ent dari mobil bergerak COLUMN 2 Instal Rebar/angkur

Lebih terperinci

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN MANUFAKTUR

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN MANUFAKTUR POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN MANUFAKTUR RESTRA SANDHITA B.P 6607040016 RESQI IKHWAN M. 6607040018 MEMPERSEMBAHKAN FINAL PROJECT DENGAN JUDUL PERANCANGAN DAN ANALISA

Lebih terperinci

PT.AMAN BERKAH SEJAHTERA

PT.AMAN BERKAH SEJAHTERA JSA Worksheet Form PT.AMAN BERKAH SEJAHTERA No DESKRIPSI PEKERJAAN POTENSIAL BAHAYA MITIGASI si Penangkal Petir Menggunakan sarung tangan kain dan APD wajib lainnya seperti Safety Helmet,Safety Shoes,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Beracun (B3) yang dihasilkan di PT Saptaindra Sejati site ADMO bahwa

BAB V PEMBAHASAN. Beracun (B3) yang dihasilkan di PT Saptaindra Sejati site ADMO bahwa BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Limbah B3 Hasil observasi identifikasi mengenai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dihasilkan di PT Saptaindra Sejati site ADMO bahwa limbah B3 yang terdapat

Lebih terperinci

Modul 08- Program Penanganan Manual dan Mekanik

Modul 08- Program Penanganan Manual dan Mekanik Orientasi Chevron OE/HES untuk FDT Modul 08- Program Penanganan Manual dan Mekanik Chevron 2005 DOC ID Tujuan Modul Memami bahaya dan aturan Keselamatan Penanganan Manual Memahami bahaya dan aturan Keselamatan

Lebih terperinci

128 Universitas Indonesia

128 Universitas Indonesia BAB 8 PENUTUP 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap audit keselamatan kebakaran di gedung PT. X Jakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Bangunan gedung

Lebih terperinci

Tips Mencegah LPG Meledak

Tips Mencegah LPG Meledak Tips Mencegah LPG Meledak Beberapa rekan pernah menyampaikan tips tips mencegah peledakan LPG di rumah tangga. Saya hanya mencoba mengingatkan kembali akan pentingnya kewaspadaan pengelolaan LPG di rumah

Lebih terperinci

Menjamin keselamatan kerja operator & orang lain Menjamin penggunaan peralatan mekanik aman dioperasikan Menjamin proses produksi aman dan lancar

Menjamin keselamatan kerja operator & orang lain Menjamin penggunaan peralatan mekanik aman dioperasikan Menjamin proses produksi aman dan lancar Menjamin keselamatan kerja operator & orang lain Menjamin penggunaan peralatan mekanik aman dioperasikan Menjamin proses produksi aman dan lancar Disampaikan oleh : Gerry Aditya HP, ST. Dit.PNK3 Depnakertrans

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN BENAR NO. KODE : INA.5230.223.23.01.07

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI F45.500.2.2.19.II.02.005.01

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta adalah ibukota negara Indonesia yang memiliki hampir 10 juta orang yang berada di area metropolitan. Seiring berkembang dengan pesatnya pembangunan di Jakarta

Lebih terperinci

JSA AND RISK ASSESSMENT FORM Doc. No. IPAL-CLP-03/11-JSA-002 Rev. No. 1

JSA AND RISK ASSESSMENT FORM Doc. No. IPAL-CLP-03/11-JSA-002 Rev. No. 1 JSA AND RISK ASSESSMENT FORM Doc. No. IPAL-CLP-0/11-JSA-00 Rev. No. 1 HSE Date : Maret 011 Page 1 of JOB SAFETY ANALYSIS Company: PT. ELNUSA & PT. ESWARECO TAMA Prepared By Review By Approved By Project

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Material Material merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan sebuah pembangunan karena ikut mempengaruhi kekuatan struktur bangunan dan biaya yang akan

Lebih terperinci

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL BAB V PERALATAN DAN MATERIAL 5.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

Buku Pelajaran untuk Pekerja Orang Asing

Buku Pelajaran untuk Pekerja Orang Asing Buku Pelajaran untuk Pekerja Orang Asing Daftar Isi Ⅰ Manajemen Umum 1 Ⅰ-1.Pakaian Kerja 1 Ⅰ-2.Rapih dan Teratur 2 Ⅰ-3.Jalur Aman 3 Ⅰ-4.Kantor dan Tempat Istirahat 4 Ⅰ-5.Tempat Tinggal 5 Ⅰ-6.Peralatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Beton bertulang, beton hanya memikul tegangan tekan, sedangkan tegangan tarik dipikul oleh baja sebagai penulangan ( rebar ). Sehingga pada beton bertulang, penampang beton

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna mendukung kelancaran pembangunan tersebut. Pemilihan dan pemanfaatan peralatan harus

Lebih terperinci

NEUTRON, Vol.4, No. 2, Agustus

NEUTRON, Vol.4, No. 2, Agustus NEUTRON, Vol.4, No. 2, Agustus 2004 79 0Studi Efektifitas Waktu dan Biaya Pelaksanaan Erection PCI Girder dengan Metode Crawler Crane dan Roller Skate (Kasus : Proyek Pembangunan Jembatan Suramadu Sisi

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. umumnya digunakan untuk berbagai konstruksi jembatan : 4. Sistem Penggunaan Counter Weight dan Link-set

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. umumnya digunakan untuk berbagai konstruksi jembatan : 4. Sistem Penggunaan Counter Weight dan Link-set BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Macam-macam Metode erection Karena pembahasan masalah kita mengambil metode erection, maka kita akan menjelaskan sedikit macam-macam metode pelaksanaan erection pada balok

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Daftar Isi

Kata Pengantar. Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Oiltanking berkomitmen untuk menjalankan semua kegiatan usaha dengan cara yang aman dan efisien. Tujuan kami adalah untuk mencegah semua kecelakaan, cidera dan penyakit akibat

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada Gedung Bertingkat. (www.ilmusipil.com/tower-crane-proyek-gedung) Di dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat, tower

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU

Lebih terperinci

INSTALASI PERMESINAN

INSTALASI PERMESINAN INSTALASI PERMESINAN DIKLAT MARINE INSPECTOR TYPE-A TAHUN 2010 OLEH MUHAMAD SYAIFUL DITKAPEL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT KEMENTRIAN PERHUBUNGAN INSTALASI LISTRIK PELAYANAN LISTRIK HARUS MAMPU

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang...

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... DAFTAR ISI halaman LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Pertanyaan Penelitian...

Lebih terperinci

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT 1. TUJUAN Untuk memastikan semua personil PT XXXXXXX bertindak dalam kapasitas masing-masing selama aspek-aspek kritis dari suatu keadaan darurat. 2. RUANG LINGKUP Prosedur

Lebih terperinci

Overhoul Gearbox. Qualified Standard Operation Procedure. Rev. No. 01. Approval: Date: Date: Date: Date:

Overhoul Gearbox. Qualified Standard Operation Procedure. Rev. No. 01. Approval: Date: Date: Date: Date: IBU-SMO-HO-MFE-WFM- MECH-PU Overhoul Gearbox Approval: Foreman : Reno Widodo Rev. No. 01 Qualified Standard Operation Procedure HES Coordinator Engineering : O.A Simanjuntak : Donnal Royner Site Manager

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS Disusun Oleh: Okky Oksta Bera (35411444) Pembimbing : Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.386, 2016 KEMENAKER. Pekerjaan pada Ketinggian. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016

Lebih terperinci

DESAIN ALTERNATIF STRUKTUR ATAS JEMBATAN BOX GIRDER DENGAN METODE SPAN BY SPAN

DESAIN ALTERNATIF STRUKTUR ATAS JEMBATAN BOX GIRDER DENGAN METODE SPAN BY SPAN TUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF STRUKTUR ATAS JEMBATAN BOX GIRDER DENGAN METODE SPAN BY SPAN STUDI KASUS JEMBATAN LAYANG TENDEAN BLOK M CILEDUK Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjan Teknik Strata

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1 DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN... 1 1.1. Bagaimana Instruktur Akan Menilai... 1 1.2. Tipe Penilaian... 1 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 3 2.1. Kunci jawaban Tugas-tugas teori... 3 2.2.

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa,

BAB V PEMBAHASAN. PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa, BAB V PEMBAHASAN A. Potensi Bahaya Potensi bahaya yang dapat menyebabkan insiden atau kecelakaan kerja di PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa, tertabrak, kebakaran,

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Alur proses biasa digunakan untuk sebagai acuan dari tindakan dari mulai menganalisa, perencanaan dan tindakan pada produksi. Pada proses dibawah ini

Lebih terperinci

ROBOT-CJDW ROBOT CONTROL JOG DOUBLE WAY (baca: robot sejedewe )

ROBOT-CJDW ROBOT CONTROL JOG DOUBLE WAY (baca: robot sejedewe ) ROBOT-CJDW ROBOT CONTROL JOG DOUBLE WAY (baca: robot sejedewe ) Maskur Bukhori, Anton Sugiarto, dan Heru PLN Distribusi Jatim Email: lukmanhakim@pln.co.id ABSTRAK Selama ini dalam pemeliharaan jaringan

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMADAM KEBAKARAN

PROSEDUR PEMADAM KEBAKARAN 1. TUJUAN Memberikan pedoman dalam upaya pencegahan bahaya kebakaran, dan tindakantindakan yang harus dilakukan dalam menghadapi bahaya kebakaran. 2. RUANG LINGKUP 2.1. Dokumen ini digunakan Kepala Bagian

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya. Linggar Esti Panggalih R

LAPORAN TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya. Linggar Esti Panggalih R PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DENGAN METODE JSA PADA PEKERJAAN ERECTION SEGMENT BOX GIRDER SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI PT ADHI KARYA (PERSERO) TBK JAKARTA SELATAN LAPORAN TUGAS AKHIR Untuk

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT 4.1 Bahan Bahan Yang Digunakan meliputi : Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi a. Beton Ready mix. Beton Ready mix adalah beton

Lebih terperinci

HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT. Hazard Identification Pengalaman menunjukkan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR

Lebih terperinci

ANALISIS KESELAMATAN KERJA (JOB SAFETY ANALYSIS)/PROSEDUR JSA

ANALISIS KESELAMATAN KERJA (JOB SAFETY ANALYSIS)/PROSEDUR JSA Nomor dan Nama Pekerjaan Nomor dan Nama Jabatan 068 & Memeriksa Alat pemadam api ringan (APAR) Tanggal 28 Desember 2008 No JSA : JSA/SHE/068 Safety Officer Disusun Oleh Tanda tangan No Revisi 0 Seksi/Departemen

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI TENTANG PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Nomor : 384 / KPTS / M / 2004 Tanggal : 18 Oktober 2004

Lebih terperinci

Nama : Bekerja di bagian : Bagian di tim tanggap darurat :

Nama : Bekerja di bagian : Bagian di tim tanggap darurat : Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA Tinjauan Pelaksanaan Program Tanggap Darurat Kebakaran di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan Tahun 2013 Nama : Bekerja di

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION)

Standard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION) 1. KAPAN DIGUNAKAN Prosedur ini berlaku pada saat melakukan pekerjaan menggunakan chainsaw 2. TUJUAN Prosedur ini memberikan petunjuk penggunaan chainsaw secara aman dalam melakukan pekerjaan dimana chainsaw

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari seluruh kegiatan proses produksi.

Lebih terperinci

PETUNJUK PERAKITAN DAN PENGOPERASIAN KIPAS ANGIN DEKORASI

PETUNJUK PERAKITAN DAN PENGOPERASIAN KIPAS ANGIN DEKORASI PETUNJUK PERAKITAN DAN PENGOPERASIAN KIPAS ANGIN DEKORASI TIPE : GENERAL CEILING FANS TEGANGAN : 220~20V, FREKUENSI : 50Hz BACA DAN SIMPAN BUKU PETUNJUK INI Terima kasih atas kepercayaan anda membeli kipas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overhead Crane Overhead Crane merupakan gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka untuk mengangkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overhead Crane Overhead Crane merupakan gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka untuk mengangkat 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overhead Crane Overhead Crane merupakan gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka untuk mengangkat sekaligus memindahkan muatan yang dapat digantungkan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terhadap data sekunder dan data primer dengan menggunakan analisa kualitatif serta setelah melalui validasi kepada para

Lebih terperinci

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah No. Responden : KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD, PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJA KONSTRUKSI DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN APD DI PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN U-RESIDENCE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat standar hidup manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat standar hidup manusia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi telah banyak menyumbangkan berbagai hal positif dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Adapun dari hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini dapat disimpulkan : 1. Dari data perbandingan lima proyek konstruksi gedung yang terbaik dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Uraian umum Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : a. Tower A 18 lantai - Atap 1 lantai b. Tower B & C 24 lantai - Atap 1 lantai c. Podium 5 lantai,

Lebih terperinci

Keselamatan Kerja. Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja. Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja Pengetahuan Selama Bekerja Pengetahuan selama bekerja 1. Selalu bekerja dengan

Lebih terperinci

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang memadai. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini telah melakukan evaluasi terhadap kondisi jalur evakuasi darurat

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER TEKNIK PENGOPERASIAN LOADER PADA UNIT BACKHOE LOADER KODE UNIT KOMPETENSI: F45.500.2.2.19.II.02.002.01

Lebih terperinci

METODE JACKING BOX TUNNEL UNDERPASS CIBUBUR

METODE JACKING BOX TUNNEL UNDERPASS CIBUBUR METODE JACKING BOX TUNNEL UNDERPASS CIBUBUR PT DELTA SYSTECH INDONESIA Metode Jacking Tunnel Underpass Cibubur 1. Persiapan Jacking Hal hal yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan Jacking Box adalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. proses aplikasi power window dan central door lock pada mobil Mitsubishi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. proses aplikasi power window dan central door lock pada mobil Mitsubishi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab - bab sebelumnya serta pelaksanaan proses aplikasi power window dan central door lock pada mobil Mitsubishi Colt T120 tahun 1977, maka

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. a. Komponen part yang tidak digunakan (barang yang tidak berguna/tidak. sesuai kegunaannya harus disingkirkan atau dibuang)

BAB V PEMBAHASAN. a. Komponen part yang tidak digunakan (barang yang tidak berguna/tidak. sesuai kegunaannya harus disingkirkan atau dibuang) BAB V PEMBAHASAN Gambaran 5S di area welding 1. Kategori Seiri/Ringkas a. Komponen part yang tidak digunakan (barang yang tidak berguna/tidak sesuai kegunaannya harus disingkirkan atau dibuang) Terdapat

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pembuat lubang biopori. Pengerjaan yang dominan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. URAIAN UMUM Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan

Lebih terperinci

Mata Kuliah: Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bagian II 2 sks

Mata Kuliah: Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bagian II 2 sks Mata Kuliah: Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bagian II 2 sks oleh : Yudy Surya Irawan YudySuryaIrawan Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rencana Pokok Bahasan dalam Perkuliahan: 1. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinjauan Umum Pada bagian ini akan dilakukan analisis dan pembahasan mengenai proses dari manajemen risiko yaitu identifikasi risiko, kemudian dilanjutkan proses pemeringkatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan (material handling equipment) adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari satu tempat ke tempat lain dalam

Lebih terperinci

KESELAMATAN PESAWAT ANGKAT (CRANE & LIFTING SAFETY)

KESELAMATAN PESAWAT ANGKAT (CRANE & LIFTING SAFETY) Halaman : 1-12 Dalam berbagai pekerjaan terkadang kita membutuhkan memindah benda berat dari tempat satu ke tempat yang lainnya atau ke tempat yang lebih tinggi, dimana biasanya memerlukan alat bantu untuk

Lebih terperinci

BAB. V PELAKSANAAN PEKERJAAN V. 1. Uraian Umum Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan

Lebih terperinci

APLIKASI ERGONOMI UNTUK PENGAMAN ALAT KERJA

APLIKASI ERGONOMI UNTUK PENGAMAN ALAT KERJA APLIKASI ERGONOMI UNTUK PENGAMAN ALAT KERJA DASAR HUKUM 1. UU Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Pasal 1 (1a.) : dinyatakan bahwa dengan peraturan perundangan diterapkan syarat-syarat keselamatan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER TEKNIK PENGOPERASIAN BACKHOE PADA UNIT BACKHOE LOADER KODE UNIT KOMPETENSI:

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 16

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 16 DAFTAR ISI HALAMAN BAB I PENGANTAR... 2 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi... 2 1.2. Penjelasan Modul... 2 1.2.1. Desain Modul... 3 1.2.2. Isi Modul... 3 1.2.3. Pelaksanaan Modul... 4 1.3.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, bongkaran muatan dan

TINJAUAN PUSTAKA. lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, bongkaran muatan dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan dari lokasi satu ke lokasi yang lainnya, misalnya

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat signifikan dalam menentukan proses pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan baik, benar, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi jalan raya terjadi banyak kerusakan, polusi udara dan pemborosan bahan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi jalan raya terjadi banyak kerusakan, polusi udara dan pemborosan bahan BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu sistem yang menggerakkan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lainnya, menggunakan kendaraan, kereta api, pesawat

Lebih terperinci