BAB IV MEMAHAMI SANKSI LATAE SENTENTIAE UNTUK TINDAKAN ABORSI MENURUT KANON 1398 KITAB HUKUM KANONIK 1983

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV MEMAHAMI SANKSI LATAE SENTENTIAE UNTUK TINDAKAN ABORSI MENURUT KANON 1398 KITAB HUKUM KANONIK 1983"

Transkripsi

1 BAB IV MEMAHAMI SANKSI LATAE SENTENTIAE UNTUK TINDAKAN ABORSI MENURUT KANON 1398 KITAB HUKUM KANONIK Aborsi Menurut Kanon 1398 Kitab Hukum Kanonik 1983 Dalam kanon dikatakan bahwa barangsiapa melakukan pengguguran kandungan dan berhasil, terkena ekskomunikasi yang bersifat otomatis ( latae sententiae). 1 Hal ini mau menerangkan bahwa aborsi merupakan kejahatan yang sangat berat sebab aborsi ini merupakan pembunuhan yang dilakukan terhadap manusia yang lemah dan tidak dapat membela diri. Dan sebagai bentuk tanggapan terhadap permasalahan aborsi, Tata Tertib Kanonik Gereja sudah sejak abad-abad pertama menerapkan sanksi-sanksi hukuman kepada mereka yang bersalah karena menggugurkan anak. Hingga kini Gereja sedemikian keras dan kuat mempertahankan hidup manusia. Untuk itulah Gereja Katolik menolak aborsi Pandangan Gereja Mengenai Aborsi Aborsi Dalam Pandangan Kitab Suci Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, tindakan pembunuhan aborsi dilarang secara keras. Perintah jangan membunuh menjadi bumerang yang melawan secara keras tindakan penguguran ini. Hal ini berarti bahwa kehidupan sangat dihormati dan perlu dijaga agar tidak mengalami kematian baik secara alami maupun campur tangan dari pihak lain. 2 Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama pun tidak disebutkan secara langsung kata aborsi. Tetapi hanya melihat teks-teks kitab suci sebagai dasar ketika berbicara tentang aborsi. Dalam Kitab Keluaran 20: 13 dan Ulangan 5: 1 KHK 1983, Kan EV, Art. 2

2 17 misalnya menyatakan bahwa jangan membunuh sebab aborsi diklarifikasikan ke dalam tindakan pembunuhan. Selanjutnya dalam Kitab Mazmur 127:3-5 menyatakan bahwa anak adalah berkat dari Allah dan jaminan kemakmuran sehingga seorang yang tidak memiliki anak merasa mendapat kutukan. Hal ini secara eksplisit mau mengatakan bahwa tindakan aborsi sama sekali ditentang oleh Allah sebab kehamilan menurut biblis selalu disambut dengan gembira serta ucapan doa dan nyanyian ( Kejadian 21: 6-7 ). Selanjutnya, dalam Kitab Suci Perjanjian Baru memperlihatkan kehidupan sebagai dasar kehidupan umat kristiani atau disebut Injil kehidupan yang merupakan inti amanat Yesus. Kelahiran Yesus merupakan kabar gembira di mana kabar gembira ini menjadi dasar untuk pemenuhan kegembiraan pada tiap anak yang lahir di dunia. Dalam konteks ini, senada dengan Kitab Perjanjian Lama, Perjanjian Baru pun tidak berbicara secara langsung mengenai aborsi tetapi lebih kepada teks teks yang menjadi dasar dan acuan ketika berbicara tentang aborsi. Larangan untuk melakukan aborsi merupakan konsekuensi langsung dari permenungan akan harkat dan martabat manusia yang selalu diperjuangkan Yesus dalam ajaran-nya dan yang telah diwartakan oleh para murid-nya. Mengenai hal ini, Kitab Suci melukiskan bahwa kehamilan tidak pernah menjadi sebuah masalah atau beban ( Bdk. Luk 1-2 ) untuk itulah kehadiran anak selalu dimengerti sebagai anugerah dari pencipta kehidupan yakni Allah sendiri. Di dalam kisah Luk 1: 41-42, dikisahkan bahwa Yohanes pembabtis yang masih berada dalam kandungan Elisabeth dapat melonjak gembira pada saat mendengar salam Maria. Lalu Elisabethpun mengucapkan salam kepada Maria dan kepada Yesus yang ada dalam kandungan Bunda Maria sebagai buah rahimnya. Tentunya ini menunjukkan bahwa kehidupan janin di dalam kandungan sudah menunjukkan seorang manusia, yang sudah dapat turut melonjak karena sukacita dan layak untuk diberkati sebagai manusia.

3 Janin yang di dalam kandungan bukan hanya sepotong daging atau fetus tanpa identitas melainkan sejak dalam kandungan Allah telah membentuk kita secara khusus, memperlengkapi kita dengan berbagai sifat dan karakter tertentu agar nantinya dapat melakukan tugas-tugas perutusan kita di dunia ini. Jadi secara sederhana dapat dikatakan di sini bahwa ketika mulai ada kehidupan dalam rahim ibu, disanalah terletak karya penciptaan Allah. Manusia adalah pembantu Allah dalam menciptakan manusia baru. Maka penghentian paksa atas kehamilan atau aborsi bukan hanya berarti berbuat kekejaman terhadap sesama ciptaan tetapi juga merusak karya ciptaan Allah Aborsi Dalam Pandangan Magisterium Modern Dokumen Konsili Vatikan II: Gaudium Et Spes Salah satu dokumen resmi di masa Gereja modern yang mengutuk aborsi adalah Konstitusi Pastoral Gaudium et Spes yang diumumkan secara resmi pada tanggal 7 desember Dalam Konstitusi itu dikatakan bahwa apa saja yang berlawanan dengan kehidupan sendiri misalnya bentuk pembunuhan yang mana pun juga, penumpasan suku, pengguguran, euthanasia dan bunuh diri yang disengaja apapun yang melanggar keutuhan pribadi manusia seperti pemenggalan anggota badan, siksaan yang ditimpakan pada jiwa maupun raga dan sementara mencoreng peradaban manusiawi, perbuatan perbuatan itu lebih mencemarkan mereka yang melakukannya, dari pada mereka yang menanggung ketidakadilan, lagipula sangat berlawanan dengan kemuliaan Sang Pencipta. 3 Dalam bagian lain ketika membicarakan mengenai cinta kasih suami istri dalam perkawinan, para bapa konsili sekali lagi menegaskan bahwa Allah, Tuhan kehidupan telah mempercayakan pelayanan mulia melestarikan hidup kepada manusia untuk 3 Konsili Vatikan II, Gaudium Et Spes, Konstitusi Pastoral di Dunia Dewasa Ini, ( 7 Desember 1965 ), dalam R. Harawirjana ( Penerj.), Dokumen Konsili Vatikan II ( Jakarta: Obor,1993 ), Art. 27. Selanjutnya akan disingkat GS menyusul nomor artikelnya.

4 dijalankan dengan cara yang layak baginya. Maka kehidupan sejak saat pembuahan harus dilindungi dengan sangat cermat. 4 Karena itu apa yang namanya pengguguran dan pembunuhan anak merupakan suatu tindakan kejahatan yang durhaka Kongregasi Ajaran Iman: Pernyataan tentang Aborsi Permasalahan aborsi merupakan permasalahan yang sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga kita. Melihat masalah ini, Kongregasi untuk Ajaran Iman terdorong untuk mengeluarkan pernyatan tentang aborsi. Kongregasi ini menyadari bahwa tugas Gereja adalah melindungi manusia terhadap segala aspek yang dapat merusak atau melecehkannya dan memajukan iman dan moral di seluruh Gereja. Maka mengenai masalah aborsi Gereja tidak tinggal diam. Kongregasi ajaran Iman dalam berbicara mengenai aborsi merujuk pada Kitab Suci. Allah tidak menciptakan kematian dan tidak bergembira atas kebinasaan apa yang hidup ( Keb. 1: 13), Allah bukanlah Allah yang mati melainkan Allah orang hidup (Mat 22:32). Perikop ini menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan manusia dan yang dikehendaki-nya adalah kehidupan. Ia menciptakan manusia menurut gambar-nya agar manusia menjadi mahkota dunia. Maka tindakan aborsi disini sesungguhnya adalah melawan kehendak Allah. 5 Hormat terhadap hidup manusia adalah suatu kewajiban karena manusia bebas. Ia bebas menentukan nasibnya dan berkuasa atas dirinya. Manusia diciptakan oleh Allah dan dalam Allah ia menemukan 4 GS, Art Kongregasi Suci Ajaran Iman: Pernyataan tentang Aborsi, no 8-9, dalam Seri Dokumen Gerejawi, no. 73, diterjemahkan oleh R.P. Piet Go ( Jakarta: Departemen Komunikasi dan Penerangan KWI, 2005), hal. 7

5 pemenuhannya. Ketika manusia dinyatakan sebagai persona, ia sudah bebas. Ia sudah menjadi orang lain bagi ibu dan ayahnya. 6 Hal yang paling nampak dari ajaran tentang aborsi terdapat dalam Kongregasi untuk Ajaran Iman yakni Donum Vitae yang dikeluarkan tanggal 22 Februari 1987 yang berupa suatu instruksi. Instruksi ini pertama-tama menggarisbawahi lagi bahwa hidup manusia adalah anugerah dari Allah Pencipta yang harus dihormati dan dihargai dengan nilai yang tak terhingga dan harus dipertanggungjawabkan. 7 Donum Vitae juga mengintruksikan bahwa penghargaan terhadap janin harus dilakukan sejak awal mula keberadaannya sebab sejak saat ovum itu dibuahi, sebuah hidup baru telah dimulai. Oleh karena itu, aborsi dan pembunuhan bayi merupakan kejahatan yang jahat sekali Paus Pius XI Pada tanggal tanggal 31 Desember 1930, Paus Pius XI mengeluarkan Ensiklik Casti Connubi. Ensiklik ini bukanlah ensiklik mengenai aborsi tetapi mengenai keluarga. Hanya permasalahan aborsi dibicarakan dalam konteks keluarga. Di sini Paus Pius XI menegaskan kembali bahwa Gereja mengutuk semua bentuk aborsi langsung, juga yang disebut aborsi langsung dengan indikasi medis dan terapeutik. Paus Pius menegaskan bahwa aborsi adalah kejahatan yang sangat berat yang dialamatkan kepada hidup anak yang masih ada di dalam kandungan. 9 Karena aborsi adalah kejahatan yang sangat berat maka Gereja menolak adanya aborsi. 6 Ibid., hal Dr. CB. Kusmaryanto, SCJ, Op.Cit., hal Ibid., hal Ibid., hal. 44

6 Paus Pius XII Dalam pembicaraan mengenai aborsi, Paus Pius XII menegaskan bahwa aborsi tetap tidak diperbolehkan baik itu dalam kasus aborsi terapeutik langsung. Paus Pius XII mengatakan bahwa sejauh manusia tidak bersalah maka hidupnya tidak boleh disentuh dan oleh karena itu setiap tindakan yang akan menghancurkannya secara langsung tidak diperbolehkan baik tindakan itu sebagai tujuan maupun sebagai sarana untuk mencapai tujuan tertentu baik ketika kehidupan itu masih berupa embrio maupun sudah mencapai perkembangannya yang penuh ketika hampir sampai pada akhir perkandungan. Paus Pius XII juga menambahkan bahwa seorang dokter tidak punya hak untuk mengambil hidup baik itu hidup seorang anak maupun ibunya, tak seorangpun di dunia ini yang diberi hak untuk menghancurkan hidup manusia secara langsung karena itu di sini Paus mempertegas bahwa tugas seorang dokter bukan untuk merusak kehidupan tetapi harus memeliharanya Paus Paulus VI Paus Paulus VI dalam Ensiklik Humanae Vitae yang dikeluarkan pada tanggal 25 juli 1968 menegaskan bahwa aborsi tidak boleh dipergunakan sebagai alat untuk mengontrol kelahiran. 11 Mengenai aborsi, Paus Paulus VI sering berbicara di berbagai kesempatan. Bisa dikatakan bahwa pontifikatnya ditandai dengan penekanan mengenai penghormatan atas hidup manusia terutama hidup manusia sebagai janin. Selain itu, Paus Paulus VI juga meratifikasi Declaration on Procured Abortion pada tanggal 28 juni 1974 dan kemudian dipublikasikan oleh Kongregasi untuk Ajaran Iman pada tanggal 18 November Dalam deklarasi ini ditegaskan kembali beberapa prinsip tradisional 10 Ibid., hal Ibid., hal.50

7 yang sudah lama dikenal didalam Gereja misalnya hidup adalah hak yang pertama dan paling mendasar dari semua hak asasi manusia lainnya. 12 Karena hak untuk hidup adalah hal yang paling mendasar, maka hidup sebetulnya harus dilindungi lebih dari segala sesuatu lainnya Paus Yohanes Paulus II Dalam Ensiklik Evangelium Vitae yang dipromulgasikan pada tanggal 25 Maret 1995 oleh Paus Yohanes Paulus II, Paus menegaskan tentang tujuan dari ensiklik ini bahwasannya Ensiklik Evangelium Vitae dimaksudkan sebagai penegasan ulang yang saksama dan tegas mengenai nilai hidup manusiawi yang tidak dapat diganggu gugat sekaligus sebagai suatu seruan mendesak yang ditujukkan kepada tiap orang demi nama Allah: hormatilah, lindungilah, cintailah dan layanilah kehidupan tiap hidup manusia. Hanya dalam arah inilah anda akan menemukan keadilan, perkembangan,kebebasan yang sejati, damai dan kebahagiaan. 13 Penegasan ini adalah penegasan serius karena keprihatinan akan adanya banyak kejahatan yang melanggar martabat dan hak hidup manusia. Hal ini juga yang menjadi keprihatinan Paus Yohanes Paulus II. Ia pernah menyatakan keprihatinannya bahwa dewasa ini amat banyaklah orang yang lemah dan tanpa perlindungan, khususnya bayi bayi yang belum lahir yang hak asasinya atas kehidupan sedang dinjak injak. 14 Keprihatinan ini menjadi keprihatinan yang begitu serius dan mendalam dalam dunia dewasa ini karena realitas yang menunjukkan bahwa banyak orang yang tidak lagi merasa bahwa kejahatan melawan kehidupan adalah sebuah kejahatan yang besar dan memilukan. 12 Ibid., hal EV, Art Dr. CB. Kusmaryanto, SCJ, Op.Cit., hal. 55

8 Kehidupan Sebagai Anugerah Dari Allah Gereja sejatinya memiliki prinsip bahwa adanya kehidupan adalah berkat rahmat Allah. Karena itu bagi Gereja, kehidupan adalah sebuah anugerah dari Allah. Mengenai hal ini, Gereja menegaskan bahwa kehidupan itu sudah ada sejak pembuahan dalam ovarium. Dalam konteks aborsi, Gereja tentu menolak secara tegas segala bentuk aborsi. Oleh karena itu Gereja tetap berprinsip bahwa kehidupan manusia tidak boleh dilecehkan. Hal ini berlaku sejak pertemuan sel sperma dan sel telur yang matang, sejak terjadinya pembuahan dalam diri seorang perempuan. Karena disamping penghormatan terhadap hak pribadi yang hidup, terdapat satu sisi yang paling penting yang tidak boleh disepelehkan begitu saja yakni tanggungjawab manusia untuk menghormati hukum hukum yang diatur oleh Tuhan. Dalam konteks ini hukum Tuhan yang keenam : jangan membunuh menjadi dasar kepada kita untuk melihat betapa pentingnya kehidupan itu. Karena itu martabat setiap manusia barakar dalam kodratnya sebagai citra Allah yang memungkinkan ia dapat dipanggil untuk menjalin hubungan dengan sang pencipta. Sebab martabat kita ini tidak tergantung dari fungsi kita dalam masyarakat, dari prestasi atau peran kita melainkan melebihi nilai segala barang, lembaga, proses ekonomi atau kepentingan kelompok. Karena martabat yang luhur ini maka manusia dituntut untuk menghormati dan melindungi yang lemah dan yang tak berdaya termasuk janin yang ada dalam rahim seorang perempuan yang sering menjadi korban tak bersalah karena ulah pihak-pihak tertentu. 15 Gereja Katolik terkenal karena pendiriannya yang tidak mau berkompromi dalam menolak aborsi. Salah satu contoh boleh dikutip disini. Konsili Vatikan II ( ) menegaskan bahwa pengguguran dan pembunuhan anak merupakan tindakan kejahatan yang 15 Ibid., hal.34

9 durhaka. 16 Dari pandangan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Gereja Katolik tidak pernah mengizinkan seorang pun untuk melakukan aborsi dengan cara apapun juga, karena sangat bertentangan dengan ajaran agama. Gereja Katolik hanya mengatakan bahwa berusahalah untuk menyelamatkan kedua-duanya baik ibu maupun janin. Dan jika dalam proses satu diantaranya meninggal maka itu adalah kehendak Tuhan. Jadi apa yang telah dipercayakan Tuhan kepada manusia untuk memelihara kehidupan yang harus di terima dengan penuh syukur tanpa menolaknya. Meskipun anaknya itu adalah hasil dari hubungan gelap dan perkosaan sekalipun, wanita harus tetap bersedia untuk memelihara dan membesarkan anak itu dengan penuh cinta dan tanggungjawab sebab kehidupan adalah anugerah dari Allah Kewajiban Menghormati Hak Hidup Manusia Penghormatan terhadap hak hidup manusia adalah kondisi dasar supaya manusia bisa berfungsi dengan semestinya. Memang benar bahwa selain hidup fisik manusia, masih ada banyak nilai hidup lainnya. 17 Dan karena diantara segala makhluk hanyalah manusia yang memiliki budi, kebebasan, bahasa dan suara hati. Dan kendati ini merupakan milik seluruh umat manusia dan setiap orang, namun yang paling menarik adalah bahwa setiap orang itu unik. Dan dari keunikan itu Allah menciptakan dan mencintai tiap tiap orang secara pribadi. Dengan penjelmaan Yesus Kristus, setiap orang dipanggil menjadi anak Allah yang mengambil bagian dalam kehidupan Ilahi-Nya. Dengan demikian maka siapapun dia dalam status sosial manapun kita harus menghormati, mencintai dan melindungi hidupnya, tidak hanya setelah kelahiran melainkan sejak saat pembuahaan. Karena itu sebagaimana orang tidak tega membunuh anaknya yang sudah dilahirkan maka seharusnya ia menghargai hidup terutama anaknya yang masih 16 GS, Art Ibid., hal. 143

10 dalam kandungan. 18 Seluruh kehidupan di bumi ini akan terancam jika manusia tidak mengubah perilakunya dan terus menerus mencemari lingkungan serta menguras kekayaan alam tanpa memikirkan penggantinya. Penghormatan terhadap kehidupan merupakan suatu norma moral yang sangat aktual bagi zaman kita. Norma ini berlaku untuk semua manusia tetapi secara khusus untuk orang beragama yang mengakui Tuhan sebagai pencipta. Bagi orang beragama, memelihara kehidupan berarti mengemban tugas yang dipercayakan Tuhan kepadanya. Dalam kaitan dengan agama, manusia dianggap sebagai wakil Tuhan, karena kepadanya dipercayakan pemeliharaan alam. Jika kita wajib menghormati kehidupan pada umumnya, maka kita harus menghormati kehidupan kita juga. Dalam konteks masalah aborsi, pikiran ini tidak dapat diterapkan secara langsung karena janin belum merupakan anggota masyarakat seperti manusia lain yang kita jumpai setiap hari. Tetapi dalam arti luas, janin termasuk masyarakat juga karena kita semua masuk ke dunia dengan cara yang sama seperti janin ini. Karena itu ibu hamil yang merencanakan pengguguran kandungannya selalu bisa bertanya apakah ia menyetujui bila dulu ibunya sendiri melakukan hal itu terhadap dirinya Kewajiban Untuk Bertanggungjawab Atas Kehidupan Membangun rasa tanggungjawab merupakan kewajiban dari setiap orang. Dengan kata lain, setiap perbuatan yang dilakukan harus selalu didasari pada rasa tanggungjawab dan harus bertanggung jawab atas akibat perbuatannya baik ataupun buruknya. Dalam konteks aborsi, tanggung jawab terhadap kehidupan sangatlah penting dan besar. Dalam arti bahwa ketika terjadi hubungan seksual antara pria dan wanita yang menumbuhkan benih seorang makhluk yang hidup, maka ia pun mempunyai kewajiban untuk bertanggung jawab atas perbuatannya itu, yakni 18 Dokumen KWI, Allah Penyayang Kehidupan, ( Jakarta: Cipta Loka Caraka, 1991), hal K. Bertens, Aborsi Sebagai Masalah Etika, Op.Cit., hal

11 dengan menjaga dan memeliharanya. Karena itu seorang manusia terutama wanita wajib bertanggung jawab terhadap janin yang ada dalam kandungannya. Dalam tataran penciptaan-nya, Allah membuat perempuan sedemikian sempurna. Salah satu tujuan dari penciptaan Allah terhadap perempuan adalah supaya mereka dapat memperbanyak keturunan. Dalam tataran biologis, semua ini tentunya mengarah kepada reproduksi supaya menghasilkan manusia baru yang membuat manusia tidak punah dari muka bumi ini. Karena itu janin tidak boleh dipandang remeh dan tidak berguna yang bisa dibuang dan dibunuh seenaknya. Biar bagaimanapun juga janin itu mempunyai hak untuk hidup. Karena itu disini menuntut sikap dari setiap wanita bahwasanya sebelum melakukan aborsi harus berpikir secara matang. Ia harus menyadari bahwa kehidupannya di dunia ini adalah berkat yang Tuhan berikan. Masalahnya disini tentunya akan sangat berbeda apabila kehamilan itu benar-benar mengancam sang ibu. Dalam kasus kehamilan yang berbahaya, membunuh janin tersebut bukanlah menjadi tujuan perbuatan itu. Tujuan perbuatan itu adalah menyelamatkan hidup ibu, dan kematian janin hanyalah efek dari perbuatan tersebut, yang secara obyektif terpaksa harus terjadi. 20 Masih dalam garis yang sama, bisa dikatakan juga bahwa dalam kehamilan yang mengancam dan membahayakan hidup si ibu, kita dihadapkan pada pilihan antara dua pribadi yang sama-sama bernilai, tetapi berada pada jalan yang buntu. Dalam hal ini kemungkinan untuk diantar salah satu dari dua orang itu, ikut menentukan siapa yang diselamatkan. Pada prinsipnya, kalau kedua-duanya bisa diselamatkan, maka keduanya harus diselamatkan. Akan tetapi, kalau sampai harus memilih, maka hidup yang bisa diselamatkan harus lebih diutamakan dari pada yang tidak bisa diselamatkan. 21 Dalam kehidupan, orang sering membuat pembenaran untuk melakukan aborsi dengan berpandangan bahwa aborsi merupakan pelaksanaan hak pribadi 20 Dr. Peter C. Aman, OFM, Moral Dasar, ( Jakarta: Obor, 2016 ), hal Ibid.

12 seseorang wanita untuk mengatur tubuhnya sendiri dan menentukan sendiri apa yang baik dan buruk bagi dirinya. Pandangan ini tentunya sangat lemah dan tidak bisa diterima begitu saja. Memang benar semua orang berhak mengatur tubuhnya sesuai dengan apa yang dipandangnya baik oleh dia. Bahkan seorang dokter pun tidak berhak melakukan sesuatu pada tubuh seseorang tanpa ada izin yang bersangkutan. Akan tetapi perlu diingat bahwa dalam konteks kehamilan, janin yang ada didalam rahim seseorang bukan merupakan bagian dari tubuhnya itu karena sang ibu tidak berhak untuk mengaturnya sebab janin itu terbentuk menjadi entitas yang berbeda. Selanjutnya di sini dapat dikatakan bahwa semua orang tentunya memiliki hak termasuk para ibu yang mengandung. Tetapi perlu diingat di sini bahwa pelaksanaan hak itu tidak pernah dibenarkan jika pelaksanaan itu mengganggu pelaksanaan hak orang lain. Apalagi dalam konteks ini menyangkut dengan hak dasar setiap manusia yakni hak untuk hidup. 22 Oleh karena itu tindakan aborsi sungguh tidak diterima karena mengambil hak dasar setiap manusia untuk hidup. Memang harus diakui bahwa kehadiran janin di dalam kandungan yang tidak diinginkan dapat membawa beban tersendiri dalam hal ini gangguan mental dan dapat pula menyebabkan penderitaan bagi seorang wanita yang mengandung. Meskipun demikian penderitaan ini tidak boleh menjadi alasan untuk seorang wanita yang mengandung mengancam bayinya apalagi sampai membunuhnya. Kita tahu bahwa janin yang berada dalam kandungan adalah janin yang membutuhkan perlindungan sebab ia lemah dan tak berdaya. Karena itu tindakan mengancam bahkan membunuh bayi di dalam kandungan merupakan tindakan yang tidak bisa dibenarkan. Hal ini mendapatkan dasarnya dari prinsip etika dasar yakni sebab prinsip vulnerability. Prinsip ini berarti yang kuat mempunyai kewajiban untuk melindungi yang lemah. 23 Meskipun demikian kita tidak dapat mengelakkan bahwa kehamilan yang tidak diinginkan dan dikehendaki seperti 22 Dr. CB. Kusmaryanto,SCJ, Op. Cit, hal K. Bertens, Aborsi Sebagai Masalah Etika, Op. Cit, hal. 167

13 kehamilan yang terjadi karena perkosaan merupakan tindakan yang sangat berpotensi kepada aborsi karena tidak ada jalan lain yang bisa di tempuh dengan baik. Larangan dan peringatan sekalipun, tidak secara efektif dapat menghentikan keinginan perempuan untuk melakukan aborsi. Karena itu jalan dan cara satu-satunya yang harus kita buat disini adalah berusaha meminimalisir angka kehamilan yang tidak diinginkan yakni dengan memberikan pembekalan berupa pendidikan moral dan juga kesehatan terutama bagi para remaja dalam masa masa subur Sikap Gereja Terhadap Aborsi Aborsi Yang diterima Gereja Dalam kasus aborsi, yang diterima oleh Gereja adalah kasus aborsi spontan. Aborsi spontan merupakan pembunuhan janin di luar campur tangan manusia dan tidak dikehendaki manusia. Misalnya karena sebab sebab alamiah seperti kecelakaan, sel telur yang sudah dibuahi mengalami keguguran Aborsi Yang Tidak diterima Gereja Dalam kasus aborsi, yang tidak diterima oleh Gereja adalah aborsi terencana, aborsi tidak langsung dan aborsi langsung. Secara umum berbagai jenis aborsi ini tidak diterima Gereja karena dilakukan dengan tahu dan mau serta atas kesepakatan bersama yakni bisa antara dokter dan pasien, dukun dan pasien, antara pihak-pihak pembantu dan pendukung lainnya dengan pasien yang hendak melakukan aborsi. Mengenai proses aborsi yang berkaitan dengan usia janin yang ada dalam kandungan juga, Gereja menolak secara tegas karena Gereja sendiri berprinsip bahwa sejak ada pembuahan, janin itu sudah menjadi manusia, walaupun belum sempurna. 24 Ibid., hal. 12

14 Karena itu tidak ada satu pun manusia yang seenaknya mengeluarkan hasil pembuahan itu dari dalam kandungan sekalipun yang melakukan adalah ibunya sendiri. 25 Selain itu, cara cara dan teknik teknik aborsi pun dalam hal ini pemakaian alat alat maupun obat obatan ke dalam tubuh wanita guna membunuh janin ditolak secara tegas oleh Gereja Katolik karena sangat bertentangan dengan ajaran moral Katolik. Karena itu setiap orang Kristen yang berada pada jalur ini dalam hal ini adalah wanita yang mengandung seharusnya menyadari bahwa perbuatannya adalah perbuatan yang salah dan juga membahayakan sebab selain janin yang ada dalam kandungannya itu mati, kesehatan wanita pun bisa terganggu karena dapat membawa kematian bagi dirinya sendiri. 26 Pada intinya bahwa Gereja menolak segala cara apapun yang dilakukan untuk menghancurkan dan membunuh janin karena Gereja menghargai kehidupan yang Tuhan berikan kepada setiap manusia. Gereja sesungguhnya ingin agar pengguguran ditiadakan dengan mengatakan bahwa dalam situasi apapun berusahalah untuk menyelamatkan kedua-duanya dan kalau ternyata dalam prosesnya salah satu meninggal maka itu adalah kehendak Tuhan yang harus diterima. 4.2 Sanksi Latae Sententiae Untuk Tindakan Aborsi Permasalahan aborsi menjadi semakin rumit sebab banyak aborsi yang dilakukan secara illegal dan tersembunyi yang sulit dikontrol, baik yang ditangani oleh dokter maupun tenaga medis tradisional atau dukun. Penegakan hukumnya pun mengalami banyak kesulitan karena aborsi adalah kejahatan tanpa korban yang diketahui umum, sebab baik tenaga medis ataupun dukun maupun wanita yang melakukan aborsi menginginkan agar aborsinya tidak diketahui oleh orang lain, sementara itu korban kejahatan tidak bisa lagi melaporkan apa yang terjadi karena dia sudah tak bernyawa lagi. Melihat permasalahan ini, sebagai bentuk penghargaan terhadap nilai 25 Blow Up, Aborsi Bukan Pembunuhan Biasa, edisi 97 tahun II, 29 Nopember 5 Desember Dokumen KWI, Allah Penyayang Kehidupan, ( Jakarta : Cipta Loka Caraka, 1991 ), hal. 53

15 hidup manusia yang begitu luhur, Gereja menetapkan sanksi kepada para pelaku aborsi dan siapa saja yang menjadi pembantu aborsi. Karena kepeduliannya akan nilai kehidupan manusia, Gereja menetapkan sanksi dan hukuman bagi mereka yang dengan tahu dan mau melegalkan aborsi dengan memberikan sanksi ekskomunikasi latae sententiae. Bukan hanya pelaku utamanya saja dalam hal ini wanita tetapi juga hukuman ekskomunikasi latae sententiae dikenakan kepada mereka yang bekerja sama dalam tindakan aborsi. Dalam teologi moral, kerja sama seperti ini lebih sering dikenal dengan istilah kerja sama secara formal. Dan orang yang bekerja sama secara formal macam ini juga terkena sanksi ekskomunikasi latae sententiae. Begitu kejahatan aborsi ini dilakukan dan berhasil, maka orang-orang yang bekerja sama secara formal ini juga dikenai hukuman yang sama yang dengan hukuman kepada pelaku utama yakni dikeluarkan dari persatuan dengan Gereja secara otomatis. Yang masuk dalam kelompok ini adalah orang yang ikut serta merencanakan dan menjalankan proses maupun pelaksanaan aborsi itu. 27 Misalnya seorang teman atau kerabat yang ikut merencanakan, mencari dukun aborsi dan membawanya ke dukun itu untuk melakukan aborsi. Hukuman ekskomunikasi latae sententiae ini bukan untuk membatasi kerahiman Ilahi yang mengampuni setiap orang yang bertobat, tetapi untuk menerangkan bahwa kejahatan aborsi merupakan sebuah tindakan kejahatan yang dilakukan dengan membunuh seorang manusia yang lemah tak berdaya. Karena itu hukuman ekskomunikasi latae sententiae yang bersifat otomatis menjadi jalan terbaik yang dikeluarkan Gereja untuk menyadarkan para pelaku atau pihak-pihak pembantu lainnya akan pentingnya nilai hidup manusia. Pada fase ini para pelaku ataupun pihakpihak pembantu lainnya diberikan kesempatan untuk menyesali perbuatan mereka dan memperbaikinya melalui jalan pertobatan. Tanpa ada pernyataan dari otoritas Gereja ataupun pihak lain, pelaku dan pihak pembantu aborsi tersembunyi sekalipun tetap berlaku sanksi ini. Dia 27 Dr.CB. Kusmaryanto, SCJ, Op. Cit., hal.59

16 bukan lagi orang katolik dan hak-haknya sebagai orang katolik untuk sementara dicabut. Tetapi hak-haknya akan didapat kembali ketika ia masuk dalam jalur penyesalan dan pertobatan yang total untuk mendapatkan censura. Di sini censura tidak dapat dijatuhkan dengan sah, kecuali sebelum itu pelaku pelanggaran sudah pernah diperingatkan sekurang-kurangnya sekali agar bertobat dari ketegarannya dengan diberikan waktu yang wajar untuk memperbaiki diri Kondisi Seseorang Yang Tidak Terkena Sanksi Latae Sententiae Sanksi latae sententiae memang berlaku untuk seluruh umat Katolik yang telah menerima pembabtisan, tetapi dalam hukum Gereja pun membuat pembatasan sanksi latae sententiae dengan mengatakan bahwa Pertama: Sanksi tidak berlaku bagi pelaku yang belum berusia genap enambelas tahun 29, Kedua: tanpa kesalahan sendiri tidak mengetahui bahwa ia melanggar suatu undang-undang atau perintah, tetapi ketidakwaspadaan dan kesesatan disamakan dengan ketidaktahuan 30, Ketiga: bertindak karena paksaan fisik atau karena kebetulan yang tidak diprakirakan sebelumnya, atau diprakirakan akan tetapi tidak dapat dicegahnya 31, Keempat: terpaksa bertindak karena ketakutan berat meski hanya relatif, atau karena keadaan mendesak atau kerugian besar, kecuali kalau perbuatan itu intrinsik buruk atau menyebabkan kerugian terhadap jiwa-jiwa 32, Kelima: bertindak untuk secara legitim membela diri atau orang lain terhadap penyerangan yang tidak adil, dengan menjaga keseimbangan yang semestinya 33, Keenam: tidak dapat menggunakan akal budi karena mabuk atau gangguan mental lain yang serupa yang disebabkan oleh kesalahannya sendiri KHK 1983, Kan KHK 1983, Kan KHK 1983, Kan KHK 1983, Kan KHK 1983, Kan KHK 1983, Kan KHK 1983, Kan dan KHK 1983, Kan ,2 0

17 Tentang ketidakberlakuan sanksi latae sententiae diatas, perlu digarisbawahi bahwa pelaku pelanggaran tidak sepenuhnya bebas dari hukuman tetapi hukuman yang ditetapkan oleh undang-undang atau perintah harus diperlunak atau sebagai gantinya digunakan penitensi jika tindak pidana itu dilakukan Hak Penghapusan Sanksi Latae Sententiae Untuk Tindakan Aborsi Sanksi latae sententiae yang didapat atas tindakan aborsi yang berupa ekskomunikasi yang tidak dinyatakan, dapat dihapus oleh bapa pengakuan dalam tata batin sakramental, kalau peniten merasa berat berada dalam keadaan berdosa berat selama waktu yang diperlukan bagi pemimpin yang berwenang untuk mengurusnya. 36 Dalam memberikan penghapusan itu bapa pengakuan hendaknya memberikan kewajiban kepada peniten agar dalam waktu satu bulan menghubungi pemimpin yang berwenang atau imam yang memiliki kewenangan dengan sanksi bahwa hukuman akan jatuh kembali, serta kewajiban agar mentaati perintahnya, sementara itu bapa pengakuan hendaknya memberikan penitensi yang layak dan sejauh keadaan mendesak, mewajibkan peniadaan sandungan dan ganti kerugian tetapi rekursus dapat juga dilakukan lewat bapa pengakuan tanpa menyebutkan nama Sanksi Latae Sententiae Untuk Tindakan Aborsi Merupakan Hukuman Langsung Dari Allah Hukuman yang diucapkan Allah atas diri manusia tidak merupakan satu penetapan dari pihak Allah yang dari luar dikenakan pada manusia melainkan hukuman itu merupakan akibat langsung dari dosa itu sendiri dan Allah menyatakan dengan terang apa yang akan dan harus terjadi atas diri manusia setelah mereka berdosa. 35 KHK 1983, Kan KHK 1983, Kan KHK 1983, Kan

18 Hal ini demikian karena hukum Allah bukanlah undang-undang positif yang ditetapkan secara lahiriah. Hukum Allah ialah hakikat manusia. Allah memberikan hukum-nya dengan menciptakan manusia. Ketika menciptakan manusia, Allah memberikan hakekat dan tujuan hidup tertentu kepada manusia, itulah hukum Allah. Sebab itu bila manusia tidak hidup menurut hukum Allah, dalam konteks ini bila ia berdosa, maka ia melawan hakikatnya sendiri, ia hidup atas suatu cara yang berlawanan dengan hakekat dan jati dirinya sendiri. Sebab itu setiap perbuatan dosa merusakan diri manusia dan membawa akibat negatif baginya, itulah hukuman atas dosa. 38 Dalam konteks ini, tindakan aborsi yang merupakan sebuah kejahatan membawa para pelakunya ke dalam dosa sebab mereka telah melangggar perintah Allah sendiri Sanksi Latae Sententiae Untuk Tindakan Aborsi Bersifat Medisinal Atau Menyembuhkan Sanksi ekskomunikasi latae sententiae yang dikeluarkan Gereja Katolik bukan bermaksud untuk menghukum tetapi merupakan langkah sanksi untuk menyembuhkan. 39 Jadi ekskomunikasi merupakan prosedur formal dari Gereja kepada seseorang atau kelompok orang yang menyatakan status mereka sebagai di luar komunitas Gereja. Umumnya sanksi ekskomunikasi latae sententiae ini disebabkan karena pelanggaran berat seperti pelanggaran berat, seperti penyebaran ajaran sesat dan juga tidak mematuhi otoritas magisterium Gereja. Dalam konteks ini, aborsi merupakan salah satu contohnya. Alasan ekskomunikasi ini dilakukan adalah untuk melindungi kesatuan umat supaya jangan sampai terlalu banyak orang menjadi bingung dan tersesat oleh karena pengaruh dari orang atau sekelompok orang yang melanggar tersebut. hal Georg Kirchberger, Pandangan Kristen Tentang Dunia dan Manusia, ( Maumere: Ledalero, 2002 ), 39 KHK 1983, Kan , 1 0

19 Orang yang terkena sanksi ekskomunikasi latae sententiae ini bukan berarti sudah tidak Kristen lagi sebab rahmat pembabtisan tidak dapat dihapus, hanya saja mereka tidak dapat berpartisipasi dalam menyambut Ekaristi kudus dan sakramen-sakramen lainnya dan juga tidak dapat menunaikan jabatan-jabatan atau pelayanan-pelayanan atau tugas-tugas gerejawi manapun, atau juga melakukan tindakan kepemimpinan. Meskipun demikian, mereka masih tetap boleh bahkan dianjurkan datang ke Misa Kudus seperti biasa. 40 Maksud dari pemberian sanksi ekskomunikasi ini adalah supaya mereka yang melanggar peraturan dapat memeriksa dan memperbaiki diri dan bertobat melalui sakramen pengakuan dosa. Absolusi umumnya diberikan oleh Uskup atau Ordinaris wilayah ataupun oleh pastor tertentu yang telah diberi kuasa oleh Uskup untuk memberikan absolusi. 4.3 Etika Medis : Dilema Mengakhiri Hidup Atau Membiarkan Hidup Problem penguguran kandungan atau aborsi selalu menampilkan dua sisi. Di satu sisi jika menekankan kepentingan ibu yang mengandung maka hak asasi janin akan dirampas sedangkan di sisi lain, jika menekankan hak janin atas kehidupan maka kepentingan ibu yang menjadi korban. Dalam hal ini etika tidak melihat masalah pengguguran secara tekstual atau dengan kata lain melihat dari gejala lahiriah yang semata-mata tampak, melainkan bersifat kontekstual yakni dengan melihat hal- hal yang melatarbelakangi tindakan pengguguran atau aborsi tersebut. Di sini etika kontekstual dapat membantu dan melihat alasan-alasan yang melatarbelakangi kenapa seseorang melakukan tindakan pengguguran atau aborsi. Perbuatan pembunuhan yang dilakukan dengan alasan-alasan yang berbeda akan menimbulkan penilaian etik yang berbeda juga. Dalam hal ini melakukan perbuatan yang menyebabkan kematian seseorang sebagai satu-satunya kemungkinan terakhir untuk mempertahankan hidupnya sendiri harus diakui merupakan suatu perbuatan yang secara etik dapat dipertanggungjawaban. Maka hal 40 KHK 1983, Kan. 1331

20 tersebut tidak dapat disamakan begitu saja dengan pembunuhan yang jahat meskipun dalam hal ini perbuatan itu sebagai perbuatan yang mempunyai corak sama yakni pembunuhan. 41 Dengan hadirnya berbagai pertimbangan untuk memberikan alasan dilakukannya suatu pengguguran atau aborsi, hal ini menimbukan terjadinya pluralisme di bidang penilaian moral khususnya dalam bidang pengguguran kandungan. Petunjuk yang beralasan untuk melakukan suatu intervensi medis khususnya dalam kasus pengguguran kandungan disebut indikasi. 42 Pada bab III, telah diuraikan sebab-sebab orang melakukan aborsi, akan tetapi untuk lebih memahami permasalahan dalam pengguguran kandungan atau aborsi terlebih dahulu harus melihat dan memperhatikan latar belakang seorang melakukan tindakan pengguguran ini. Hal tersebut dimaksudkan agar kita memiliki pandangan yang tepat dalam permasalahan pengguguran terutama untuk menentukan keputusan mengakhiri hidup janin atau membiarkan ia hidup sehingga keputusan tersebut dapat diperhatikan secara etis. Dalam kalangan kedokteran, pengguguran atas indikasi medis sendiri dibenarkan dengan maksud untuk mencegah bahaya bagi kesehatan ibu. Dalam hal ini ibu berhak atas tindakan yang mengelakkan bahaya bagi kesehatannya. St. Thomas Aquinas bahkan pernah mengatakan bahwa seseorang boleh melindungi nyawa orang lain, jika perlu dengan mengorbankan jiwa orang yang mengancam orang tersebut. 43 Tindakan medis seperti ini tentu berarti bahwa kehidupan manusia dikorbankan demi manusia lain. Sebab hal itu tidak pernah diperbolehkan jika terjadi diluar kemauan yang bersangkutan. Disini kita menghadapi suatu dilema yang tidak enak. Kedua kemungkinan ini sebenarnya dua duanya tidak diinginkan tetapi tidak terelakan juga. 41 Dr. Peter C. Aman, OFM, Loc. Cit. 42 Heuken, Ensiklopedi Etika Medis, ( Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 1979 ), hal Kartono Mohamad, Teknologi Kedokteran dan Tantangannya Terhadap Bioetika, (Jakarta: PT. Gramedia, 1992), hal.54

21 Menurut pemikiran etika, dalam situasi seperti ini sebaiknya kita berpegang pada prinsip The Lesser evil yakni dari dua hal yang jelek, kita memilih yang kurang jelek atau kita kenal juga dengan prinsip minus malum. Dari pada ibu maupun janin akan mati atau malah satu diantara mereka akan mati, kita memilih bahwa ibu akan hidup. Karena itu mau tidak mau janin harus diaborsi. 44 Alasan medis lainnya yang menyebabkan aborsi adalah ibu hamil dengan kanker rahim. Kasus seperti ini sudah dikenal dalam etika dan secara umum dikatakan bahwa operasi itu boleh dilakukan, walaupun mengakibatkan kematian si janin. Dasar pertimbangan disini adalah prinsip efek ganda. Operasi ini mengakibatkan dua efek sekaligus efek baik dan efek buruk. 45 Efek baiknya ibu akan sembuh dari penyakitnya sedangkan efek buruk janin akan mati. Yang diinginkan dokter secara langsung adalah efek baik tapi tentu ia tahu bahwa kematian janin tidak dapat dihindarkan. Namun ia menerimanya sebagai efek buruk yang tidak langsung dikehendaki. Dengan berat hati dokter dan keluarga pasrah pada kenyataan bahwa janin akan mati sebab tidak ada pilihan lain. Alasan lain lagi yaitu pasien jantung yang hamil. Dokter sering menganjurkan bahwa pasien jantung sebaiknya tidak hamil karena jantungnya tidak kuat utnuk diberatkan dengan kehamilan selama Sembilan bulan dan persalinan. Dan jika dokter tahu bahwa kehamilan dan persalinan membawa resiko besar untuk ibu, maka tidak ada jalan lain selain indikasi medis untuk mengakhiri kehamilan karena di sisi lain mengasuh dan mendidik anak kecil nanti, bisa minta terlau banyak dari seorang pasien jantung, sehingga keputusan terakhir sedikit banyak tergantung pada keluarga yang bersangkutan. 46 Karena itu secara moral, pengguguran tanpa alasan yang amat berat sama sekali tidak dapat dibenarkan. Oleh karena itu seluruh masyarakat harus disadarkan akan pentingnya perlindungan terhadap janin dalam kandungan. 44 K. Bertens, Aborsi Sebagai Masalah Etika, Op.Cit., hal Dr. Peter C. Aman, OFM, Op.Cit., hal Ibid., hal. 42

22 4.4 Panggilan Hidup Kristiani Tak dapat dipungkiri bahwa dunia kita sekarang ini sudah sangat sarat dengan budaya orang tidak lagi melihat kehidupan sebagai anugerah. Atau dengan kata lain orang tidak lagi bersahabat dengan kehidupan. Kejahatan terjadi di mana mana dengan berbagai motif kejadian. Manusia diremehkan, direndahkan bahkan dibunuh dengan cara yang keji. Berhadapan dengan situasi ini, Ensiklik Evangelium Vitae kembali mengingatkan tugas panggilan hidup sebagai orang kristiani yakni bersama-sama kita sadari kewajiban kita mewartakan Injil Kehidupan, merayakannya dalam liturgi dan seluruh hidup kita, dan melayaninya melalui pelbagai program dan struktur yang mendukung dan memajukan hidup. 47 Panggilan untuk mewartakan injil kehidupan ini, bukanlah panggilan baru dalam hidup kita sebagai orang kristiani. Panggilan ini sebenarnya sudah ada dan selama ini sudah menjadi ajaran Gereja. Hal ini dikarenakan keprihatinan Gereja akan begitu banyak pelanggaran martabat dan hak hidup manusia yang sekarang ini terjadi. Banyak orang lemah dan tak berdaya tanpa perlindungan, khususnya bayi-bayi yang belum lahir, yang hak asasinya atas kehidupan diinjakinjak. 48 Paus Yohanes Paulus II seorang yang bisa dikatakan sangat kuat membela kehidupan manusia mengatakan bahwa hidup manusia adalah suci sejak pada permulaannya sudah menyangkut karya penciptaan Allah dan akan tetap demikian selamanya dalam hubungan khusus dengan Sang Pencipta yang adalah satu-satunya tujuan akhir hidupnya. Jadi dapat dikatakan disini bahwa kehidupan manusia bukan karena dia diciptakan setara dengan Allah tetapi karena ia ditebus sehingga ia akan kembali lagi pada persatuan mesra dengan Allah. Karena itu hidup manusia sudah sepantasnya dihormati sejak awal adanya kehidupan sampai pada kematian naturalnya. Sebagai orang Kristiani, kita percaya bahwa manusia mempunyai nilai tak terhingga 47 EV, Art EV, Art. 5

23 karena diciptakan Allah. Anugerah kasih Allah bagi setiap orang merupakan kasih yang paling besar dibandingan dengan apapun. Setiap orang harus menjalani hidupnya menurut rencana Allah sebab hidup ini dipercayakan Allah kepada manusia sebagai suatu anugerah untuk dikelola dan dikembangkan agar dapat menghasilkan buah. Hidup setiap orang harus dipelihara dengan kasih dan tidak boleh diancam apalagi dimusnahkan sebab setiap orang adalah anak Allah. Disinilah letak tugas panggilan hidup sebagai orang Kristen yakni menghormati kehidupan. 4.5 Tindakan Aborsi Sebagai Sebuah Kejahatan Gereja Katolik melihat bahwa aborsi adalah suatu kejahatan yang merupakan perbuatan terkutuk. Alasannya tentu karena janin adalah manusia. Aborsi selalu masuk sebagai sutu aksi terkutuk sehingga pembunuhannya masuk klasifikasi pembunuhan manusia. Apalagi pembunuhan itu dilakukan secara sengaja dengan berbagai motif. Dari jaman Bapa Gereja sampai detik ini Gereja dengan tegas menolak aborsi. Salah satunya dapat dilihat dalam Konstitusi Pastoral Gaudium Et Spes yang dengan tegas menegaskan bahwa aborsi merupakan tindakan yang melawan kemuliaan sang pencipta. 49 Karena itu setiap umat kristiani dituntut untuk memiliki suatu sikap penghormatan terhadap kehidupan manusia. Dalam kasus ini prinsip ajaran kristiani tidak membenarkan orang untuk melakukan aborsi. Paus Yohanes Paulus II pernah memberikan alasan mengapa kejahatan aborsi itu merupakan kejahatan melawan kehidupan yang sangat berat. Paus memberikan gambaran sederhana bahwa anak yang sudah lahir dibeli bekal untuk diri oleh sang Pencipta yakni tangisan. Begitu bayi lahir, maka dia akan menangis. Ketika bayi lapar atau basah, dia akan menangis. Orang yang melihat bayi yang menangis akan merasa iba dan tidak jadi berbuat jahat terhadap bayi itu. Jadi tangisan adalah bentuk pembelaan diri yang paling primitif. Seorang janin dalam kandungan bahkan tak bisa membela diri dengan alat yang paling primitif yakni tangisan 49 GS, Art. 27

24 ini. Maka janin yang ada dalam kandungan adalah makhluk yang paling lemah, yang sama tidak bisa mebela diri. Oleh karena itu pembunuhan janin adalah pembunuhan yang paling keji karena membunuh orang yang tak bersalah dan tak bisa membela diri Tindakan Aborsi Memerlukan Pertobatan Dosa merupakan kenyataan yang ada disepanjang sejarah manusia. Salah satu dosa terbesar yang ada saat ini adalah tindakan aborsi yang merupakan suatu kejahatan yang mengakibatkan dosa berat. Meskipun aborsi merupakan tindakan yang membawa dosa berat dan mendapat sanksi keras dari Gereja yang melepaskan dirinya dari ikatan dengan Gereja, Gereja tetap membuka diri untuk para pelaku dan pihak pihak pembantu aborsi agar bertobat dan kembali kejalan yang benar seturut prinsip ajaran-ajaran kristiani. Karena itu sifat dari hukuman ini bersifat sensura atau bersifat menyembuhkan. Oleh sebab itu menyadari akan tindakan kejahatan yang membawa dosa ini, maka para pelaku tindakan aborsi sejatinya memerlukan penyembuhan dan pertobatan. Dalam perpektif biblis, pertobatan pada umumnya menekankan adanya proses pengubahan sikap yang meliputi pengubahan hati, pikiran, niat, sikap batiniah dan sikap lahiriah. Beberapa istilah juga menekankan bahwa pertobatan terjadi karena adanya rasa kecewa dan rasa sesal atas hal-hal yang sudah dilakukan di masa lalu. 51 Sebagai contoh dalam pertobatan umat Israel. Pertobatan umat Israel berwujud tindakan kolektif untuk meninggalkan penyembahan kepada dewa-dewi dan kembali berpaling sepenuhnya kepada Allah yang terbukti mengasihi umat-nya dengan setia dan penuh. Menurut beberapa penulis Perjanjian Lama pertobatan semacam ini dapat terjadi hanya dengan bantuan Ilahi. Walaupunm Perjanjian Lama berbicara tentang pertobatan umat Israel sebagai satu paguyuban umat beriman, beberapa bagian hal.7 50 Dr. CB. Kusmaryanto, Op.Cit, hal Dr. Al. Purwa Hadiwardoyo, MSF, Pertobatan dalam Tradisi Katolik, (Yogyakarta: Kanisius, 1999 ),

25 darinya pada akhirnya juga berbicara tentang pertobatan pribadi seorang beriman. Kitab II Samuel Pasal misalnya dengan rinci mengisahkan kedosaan dan pertobatan pribadi raja Daud dalam kaitan dengan perselingkuhannya dengan Batsyeba. Setelah diperingatkan dengan keras oleh Nabi Natan, Daud mengakui kesalahannya bahwa Ia telah berdosa kepada Tuhan. Kesadaran tentang adanya dosa pribadi dan perlunya pertobatan pribadi seperti itu juga nampak dalam seluruh kitab Ayub. Dalam Mazmur 51 yang biasa disebut madah Miserere dapat kita lihat unsur-unsur pertobatan pribadi yakni dialog dengan Allah, permohonan akan rahmat pertobatan, pengakuan dosa, permohonan untuk dibersihkan secara mendalam dan orientasi baru menuju hidup yang lebih sesuai dengan kehendak Ilahi. 52 Bertolak dari sini maka sudah seharusnya aborsi yang adalah dosa dibersihkan melalui jalan pertobatan secara pribadi dengan Allah sebab pertobatan bukanlah suatu usaha yang sia-sia melainkan suatu tindakan yang akan menghasilkan buah. Hal ini cukup sangat jelas ditegaskan dalam Perjanjian Lama. Secara negatif, dikatakan bahwa pertobatan membebaskan orang dari kesalahan dan hukuman yang timbul karena dosa dan kejahatan yang telah dilakukannya. Sedangkan secara positif dikatakan bahwa pertobatan menghasilkan keselamatan. 53 Menyangkut absolusi dari dosa aborsi, menjadi wewenang dari waligereja dan juga seorang imam tetapi untuk seorang imam yang memberikan absolusi dosa aborsi, dia harus melaporkannya kepada Uskup dengan menyebutkan jumlahnya. Di beberapa keuskupan atau konferensi uskup, ada hukum partikular dimana disebutkan bahwa tidak semua imam berhak untuk memberikan absolusi terhadap dosa orang yang melakukan aborsi. Hanya imam imam tertentu yang dipercayakan dan diberi mandat oleh uskup diosesan yang berhak untuk 52 Ibid., hal Ibid., hal.13

26 memberikan absolusi terhadap dosa aborsi ini 54 dan dalam situasi yang mendesak. Keadaan mnedesak ini terpenuhi bila berat bagi seorang peniten untuk berada dalam keadaan dosa besar tanpa absolusi sakramental karena harus menantikan absolusi dari Waligereja. Misalnya seseorang yang setelah pergumulan berat dalam hati nuraninya memutuskan untuk menerima sakramen tobat. Jika orang yang melanggar peraturan tersebut mengakui dan bertobat dari kesalahannya, maka sanksi ekskomunikasi latae sententiae tersebut diangkat oleh pihak otoritas Gereja dan orang tersebut tidak lagi terikat sanksi dan berada dalam kesatuan kembali dengan Gereja. 4.7 Tindakan Aborsi Harus Diatasi Permasalahan aborsi sekarang tentunya merupakan permasalahan umum. Gereja pun tidak tinggal diam dalam menghadapi persoalan ini. Sebagai bentuk perhatian Gereja akan persoalan aborsi, Gereja menghadirkan sebuah wadah yang dinamakan pastoral aborsi. Arah pastoral yang ditawarkan Gereja di sini adalah pengejawantahan injil kehidupan dalam hidup nyata. Disini yang diperlukan oleh komunitas kristiani adalah kesaksian nyata bahwa injil kehidupan itu terwujud dalam hidup nyata dan bukan hanya sekedar retorika belaka. Oleh karena itu diperlukan suatu aksi bersama untuk meningkatkan mutu kehidupan. Yang pertama dengan memberikan pendidikan seksualitas. Mengenai hal ini, dalam mengatasi persoalan aborsi, pendidikan seksualitas menjadi sangat penting sebab dapat mengarahkan manusia kepada penghargaan akan martabat seksualitas manusia agar bisa dipergunakan sebagaimana dimaksudkan oleh sang pencipta yakni Allah sendiri. Seksualitas manusia adalah sebuah anugerah yang merupakan bagian integral dari karya penciptaan manusia sehingga seksualitas harus dipergunakan dalam rangka kerja sama dengan sang pencipta untuk menciptakan manusia baru secara bertanggung jawab dan bermartabat. 54 Dr. CB. Kusmaryanto, SCJ, Op.Cit.,hal. 57

27 Dalam kerangka pendidikan ini juga yang lebih penting bahwa memberikan pengetahuan dan penerangan mengenai akibat langsung dan tidak langsung dari aborsi baik dari segi kesehatan maupun psikis dan iman. 55 Banyak orang yang tidak menyadari dampak aborsi ini. Justru ketika mereka telah melakukan aborsi baru mereka merasakan dampak yang paling utama yakni penyesalan yang tiada hentinya. Pendidikan seksualitas disini sesunguhnya sangat diperlukan dan merupakan tugas dari Gereja untuk mengatasi persoalan aborsi dengan sekurangkurangnya menghadirkan tokoh tokoh Gereja yang berkompeten dalam hal aborsi. Selain Pendidikan seksualitas, Gereja mempunyai tugas memberikan pendidikan kepada umat. Salah satu tugas Gereja dalam dunia adalah memberikan sumbangan yang berarti dalam pembangunan umat pada umumnya. Salah satu hal yang bisa ditawarkan pada umat umum adalah sikap moral yang bertanggung jawab. 56 Moral berarti menyangkut kebaikan manusiawi. Dalam konteks mengatasi persoalan aborsi, sikap moral sangatlah dibutuhkan. Dalam arti bahwa seseorang tahu dan mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Aborsi adalah sebuah kejahatan dan tentunya dinilai buruk dalam kehidupan. Karena itu dengan pendidikan moral maka diharapkan permasalahan aborsi dapat teratasi. 4.8 Sekilas Pandang Sanksi Hukum Sipil Tentang Aborsi Tindakan aborsi nampaknya bukan hanya dibicarakan dalam Gereja tetapi juga dibicarakan dalam tata perundang undangan hukum sipil khususnya mengenai sanksi yang diterima dari pelaku aborsi ataupun pihak pihak yang terkait didalamnya. Sanksi ini ditetapkan secara khusus dalam Kitab Undang Undang Hukum Pidana pada bab XIX tentang kejahatan terhadap nyawa. 55 Ibid., hal Ibid., hal.160

28 4.8.1 Pasal 341 KUHP Pasal ini menjelaskan tentang hukuman yang diterima seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun Pasal 342 KUHP Pasal ini menjelaskan tentang hukuman yang diterima seorang ibu yang melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dihukum dengan pidana penjara paling lama Sembilan tahun Pasal 343 KUHP Pasal ini mau menjelaskan kembali akan kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 bahwa kejahatan itu dipandang bagi orang lain yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan berencana Pasal 346 KUHP Pasal ini ini berbicara mengenai hukuman yang diterima seorang wanita bahwasannya yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun Prof. Moeljatno, S.H, Kitab Undang Undang Hukum Pidana, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2016 ), hal Ibid. 59 Ibid.

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. pembahasan tentang mengkritisi implementasi Ensiklik Evangelium Vitae

BAB IV PENUTUP. pembahasan tentang mengkritisi implementasi Ensiklik Evangelium Vitae BAB IV PENUTUP A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian melalui studi kepustakaan dan pembahasan tentang mengkritisi implementasi Ensiklik Evangelium Vitae sebagai pedoman bioetika bagi tenaga kesehatan

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

Moral Akhir Hidup Manusia

Moral Akhir Hidup Manusia Modul ke: 07Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Katolik Moral Akhir Hidup Manusia Oleh : Drs. Sugeng Baskoro, M.M Program Studi Psikologi Bagian Isi TINJAUAN MORAL KRISTIANI AKHIR HIDUP MANUSIA (HUKUMAN

Lebih terperinci

PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR!

PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR! PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR! 1. Simbol perkawinan bahtera yang sedang berlayar mempunyai makna bahwa perkawinan... A. merupakan perjalanan yang menyenangkan B. ibarat mengarungi samudra luas yang penuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada zaman globalisasi dewasa ini tanpa disadari kita telah membuat nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada zaman globalisasi dewasa ini tanpa disadari kita telah membuat nilainilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman globalisasi dewasa ini tanpa disadari kita telah membuat nilainilai moral yang ada di dalam masyarakat kita semakin berkurang. Pergaulan bebas dewasa

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 1 KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 Pontianak, 16 Januari 2016 Paul Suparno, S.J 2. Abstrak Keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan bibit panggilan, mengembangkan, dan menyertai dalam perjalanan

Lebih terperinci

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA 1 Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kis. 10 : 34a. 37-43 Kami telah makan dan minum bersama dengan Yesus setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Bacaan diambil dari Kisah Para

Lebih terperinci

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan subyek yang ikut berperan 14 1 7. PERTANYAAN UNTUK DISKUSI Menurut Anda pribadi, manakah rencana Allah bagi keluarga Anda? Dengan kata lain, apa yang menjadi harapan Allah dari keluarga Anda? Menurut Anda

Lebih terperinci

Surat 2 Yohanes (Bagian 102) Wednesday, September 21, 2016

Surat 2 Yohanes (Bagian 102) Wednesday, September 21, 2016 Surat 2 Yohanes (Bagian 102) Wednesday, September 21, 2016 Pelita Ketujuh: Persekutuan dan sukacita yang benar dan sempurna 2 Yoh. 1:12-13 1:12 Sungguhpun banyak yang harus kutulis kepadamu, aku tidak

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kurikulum : 2006 Jumlah Kisi-Kisi : 60 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 NO KOMPETENSI DASAR

Lebih terperinci

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) 10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi

Lebih terperinci

KELUARGA SEBAGAI SEKOLAH CINTA 284, KUHP,

KELUARGA SEBAGAI SEKOLAH CINTA 284, KUHP, KELUARGA SEBAGAI SEKOLAH CINTA (keterangan ringkas pandangan Gereja Katolik untuk Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi dalam perkara judicial review pasal 284, 285 dan 292 KUHP, Selasa 6 Desember 2016) Dalam

Lebih terperinci

Kalender Doa. Oktober Berdoa Bagi Wanita Yang Menderita Karena Aborsi

Kalender Doa. Oktober Berdoa Bagi Wanita Yang Menderita Karena Aborsi Kalender Doa Oktober 2017 Berdoa Bagi Wanita Yang Menderita Karena Aborsi Dengan adanya 56 juta aborsi di seluruh dunia, maka tak terbilang jumlah wanita yang menghadapi penderitaan, rasa bersalah, kemarahan

Lebih terperinci

Katekese Sakramen Tobat

Katekese Sakramen Tobat Katekese Sakramen Tobat Dalam KATEKISMUS GEREJA KATOLIK (KGK), Sakramen Tobat dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit dikelompokkan dalam sebutan Sakramen Penyembuhan. Sakramen ini berdayaguna untuk menyembuhkan

Lebih terperinci

1 Tesalonika 1. 1 Tesalonika 2

1 Tesalonika 1. 1 Tesalonika 2 1 Tesalonika 1 Salam 1 Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang di dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu.

Lebih terperinci

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8 Yoh 15:1-8 POKOK ANGGUR YANG BENAR HARI MINGGU PASKAH V 03 MEI 2015 (1) Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. (2) Setiap ranting pada-ku yang tidak berbuah, dipotong-nya dan setiap

Lebih terperinci

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. 03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,

Lebih terperinci

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 7 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki martabat yang berbeda beda dengan manusia yang lainnya karena Tuhan menciptakan manusia dengan sikap,perilaku dan fisik yang berbeda. Dalam

Lebih terperinci

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN DALAM KONSTITUSI KITA Kita mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah keadilan, damai dan keutuhan ciptaan.para suster didorong untuk aktif

Lebih terperinci

PASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana

PASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana PASTORAL DIALOGAL Erik Wahju Tjahjana Pendahuluan Konsili Vatikan II yang dijiwai oleh semangat aggiornamento 1 merupakan momentum yang telah menghantar Gereja Katolik memasuki Abad Pencerahan di mana

Lebih terperinci

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean Dalam hidup ini mungkinkah kita sebagai anak-anak Tuhan memiliki kebanggaan-kebanggaan yang tidak bernilai kekal? Mungkinkah orang Kristen

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB Kasih Allah Untuk Orang Berdosa Hari ini kita mau belajar tentang kasih Allah. Untuk menghargai kasih Allah kepada kita, kita harus pertama-tama

Lebih terperinci

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 8 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Pertanyaan Alkitab (24-26) Pertanyaan Alkitab (24-26) Bagaimanakah orang Kristen Bisa Menentukan Dia Tidak Jatuh Dari Iman/Berpaling Dari Tuhan? Menurut Alkitab seorang Kristen bisa jatuh dari kasih karunia, imannya bisa hilang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belakangan ini banyak sekali ditemukan kasus-kasus tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belakangan ini banyak sekali ditemukan kasus-kasus tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belakangan ini banyak sekali ditemukan kasus-kasus tentang pengguguran kandungan atau aborsi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1, aborsi /abor.si/ berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bayi yang belum lahir atau orang yang terpidana mati. 1

BAB I PENDAHULUAN. bayi yang belum lahir atau orang yang terpidana mati. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak asasi manusia merupakan hak yang melekat pada manusia secara alami sejak ia di lahirkan, bahkan jika kepentingannya dikehendaki, walaupun masih dalam kandungan

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 Menit Jumlah soal : 40 + 5 Bentuk Soal : Pilihan Ganda dan Uraian

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria KEPASTIAN KEDATANGAN KRISTUS Para rasul dan orang-orang Kristen yang mula-mula menganggap kedatangan Kristus kedua kali adalah pengharapan yang penuh bahagia (Tit. 2:13; bandingkan Ibr. 9:28). KEPASTIAN

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Mistika dikenal oleh orang sekitar sebagai seorang yang suci, orang yang dekat dengan Tuhan,

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian)

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian) (Bahasa Indonesian) INJIL BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, sebagai seorang yang amat akrab dengannya, sebagai seorang yang bersatu erat

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, sebagai seorang yang amat akrab dengannya, sebagai seorang yang bersatu erat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuhan menciptakan manusia sebagai pria dan wanita, dua pribadi yang memiliki kesepadanan satu terhadap yang lain. Antara pria dan wanita ada dorongan untuk saling membantu,

Lebih terperinci

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Warta 22 November 2015 Tahun VI - No.47 KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia IV (sambungan minggu lalu) Tantangan Keluarga dalam Memperjuangkan Sukacita Anglia 9.

Lebih terperinci

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Level 3 Pelajaran 6 RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Di Perjanjian Lama, apa yang membedakan bangsa Israel dari bangsa-bangsa lain adalah mereka merupakan sebuah teokrasi. Dengan kata lain, mereka diperintah

Lebih terperinci

Tahun A-B-C Hari Raya Natal - Allah menjadi manusia LITURGI SABDA

Tahun A-B-C Hari Raya Natal - Allah menjadi manusia LITURGI SABDA 1 Tahun A-B-C Hari Raya Natal - Allah menjadi manusia LTRG SABDA Bacaan Pertama Yes. 52 : 7-10 Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya:

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia Alkitab mengatakan bahwa kita harus MEMILIH: untuk beribadah kepada Tuhan, atau untuk menolak-nya. Yosua 24:14-15 berbunyi, Oleh sebab itu, takutlah akan Tuhan dan beribadahlah kepada-nya dengan tulus

Lebih terperinci

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pergaulan bebas (free sex) yang semakin marak di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pergaulan bebas (free sex) yang semakin marak di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aborsi saat ini dilakukan bukan hanya untuk menyelamatkan jiwa sang ibu namun dapat dilakukan karna ibu tidak menghendaki kehamilan tersebut. Kehamilan yang

Lebih terperinci

Para rasul dan orang-orang Kristen yang mula-mula menganggap kedatangan Kristus kedua kali adalah pengharapan yang penuh bahagia (Tit.

Para rasul dan orang-orang Kristen yang mula-mula menganggap kedatangan Kristus kedua kali adalah pengharapan yang penuh bahagia (Tit. Para rasul dan orang-orang Kristen yang mula-mula menganggap kedatangan Kristus kedua kali adalah pengharapan yang penuh bahagia (Tit. 2:13; bandingkan Ibr. 9:28). Kesaksian Kitab Suci. Kepastian Kedatangan

Lebih terperinci

SAUDARA BELAJAR BERJALAN

SAUDARA BELAJAR BERJALAN SAUDARA BELAJAR BERJALAN Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Letakkan Tangan Saudara di dalam Tangan Allah Sudahkah Iblis Berusaha untuk Menjatuhkan Saudara? Apakah Saudara Menderita karena Kristus?

Lebih terperinci

2. "Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. " Kolose 4:5.

2. Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada.  Kolose 4:5. 1. "Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus

Lebih terperinci

The State of Incarnation : Humiliation (KEHINAAN KRISTUS)

The State of Incarnation : Humiliation (KEHINAAN KRISTUS) The State of Incarnation : Humiliation (KEHINAAN KRISTUS) Rudi Zalukhu, M.Th BGA : Filipi 2:1-1111 Ke: 1 2 3 APA YANG KUBACA? (Observasi: Tokoh, Peristiwa) APA YANG KUDAPAT? (Penafsiran: Pelajaran, Janji,

Lebih terperinci

Kebaktian Paskah Lebih dari Para Pemenang. Roma 8: Pdt. Andi Halim, S.Th.

Kebaktian Paskah Lebih dari Para Pemenang. Roma 8: Pdt. Andi Halim, S.Th. Kebaktian Paskah Lebih dari Para Pemenang Roma 8:31-39 Pdt. Andi Halim, S.Th. Umumnya saat mendengar kata pemenang kita berpikir itu adalah orang yang hebat, yang berprestasi, dan yang luar biasa. Inilah

Lebih terperinci

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap Pengantar Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap tahunnya oleh seluruh umat katolik sedunia untuk menghormati Santa Perawan Maria. Bapa Suci

Lebih terperinci

KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN

KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN 2012 2013 Sekolah : Bentuk soal : PG Mata Pelajaran : Agama Katolik Alokasi wkatu : 120 Menit Kurikulum acuan : KTSP Penyusun : Lukas Sungkowo, SPd Standar Kompetensi

Lebih terperinci

Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman BAGI MEREKA YANG ADA DI DALAM Kristus Yesus. Siapa yang merdeka?

Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman BAGI MEREKA YANG ADA DI DALAM Kristus Yesus. Siapa yang merdeka? Lesson 9 for December 2, 2017 Siapa yang merdeka? Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman BAGI MEREKA YANG ADA DI DALAM Kristus Yesus. (Roma 8:1) Hanya mereka yang memiliki hubungan yang erat dengan

Lebih terperinci

BAB IV HATI NURANI. 2. KOMPETENSI DASAR Mengenal suara hati, sehingga dapat bertindak secara benar dan tepat

BAB IV HATI NURANI. 2. KOMPETENSI DASAR Mengenal suara hati, sehingga dapat bertindak secara benar dan tepat BAB IV HATI NURANI A. KOMPETENSI 1. STANDAR KOMPETENSI Memahami nilai nilai keteladanan Yesus Kristus sebagai landasan mengembangkan diri sebagai perempuan atau laki laki yang memiliki rupa rupa kemampuan

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Allah Sejati dan Manusia Sejati Tanpa Dosa Kode Pelajaran : SYK-P03 Pelajaran 03 - YESUS ADALAH ALLAH SEJATI

Lebih terperinci

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam Di masa sekarang ini banyak para novis dan seminaris yang mengabaikan satu atau lebih aspek dari latihan pembentukan mereka untuk menjadi imam. Beberapa

Lebih terperinci

SPIRITUALITAS EKARISTI

SPIRITUALITAS EKARISTI SPIRITUALITAS EKARISTI SUSUNAN PERAYAAN EKARISTI RITUS PEMBUKA LITURGI SABDA LITURGI EKARISTI RITUS PENUTUP RITUS PEMBUKA Tanda Salib Salam Doa Tobat Madah Kemuliaan Doa Pembuka LITURGI SABDA Bacaan I

Lebih terperinci

Baptisan. Mencuci Bersih Dosa HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Baptisan. Mencuci Bersih Dosa HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Baptisan Mencuci Bersih Dosa GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa tersebut tidak boleh dicabut oleh siapapun termasuk oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa tersebut tidak boleh dicabut oleh siapapun termasuk oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan Yang Maha Esa memberikan anugerah kepada manusia yaitu sebuah kehidupan yang harus dihormati oleh setiap orang. Kehidupan yang diberikan oleh Tuhan Yang

Lebih terperinci

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius.

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. 1 Tesalonika Salam 1:1 1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. Kepada jemaah Tesalonika yang ada dalam Allah, Sang Bapa kita, dan dalam Isa Al Masih, Junjungan kita Yang Ilahi. Anugerah dan sejahtera menyertai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, angka pembunuhan janin per tahun sudah mencapai 3 juta. 1 Angka yang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, angka pembunuhan janin per tahun sudah mencapai 3 juta. 1 Angka yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini Aborsi menjadi salah satu masalah yang cukup serius, dilihat dari tingginya angka aborsi yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia sendiri,

Lebih terperinci

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN Disampaikan sebagai pengganti khotbah dalam Perayaan Ekaristi Minggu Biasa VI tanggal 10-11

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria ANUGERAH ALLAH YANG MENYELAMATKAN Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam persatuan dengan Pencipta

Lebih terperinci

Hukum Taurat Atau Anugerah 1/4 Wednesday, 27 July 2011

Hukum Taurat Atau Anugerah 1/4 Wednesday, 27 July 2011 Hukum Taurat Atau Anugerah 1/4 Wednesday, 27 July 2011 Awal dan akhir dari Hukum Taurat Bab Satu Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada dibawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, selain dapat memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, selain dapat memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola hidup modern sekarang ini menimbulkan dampak yang besar dalam kehidupan manusia, selain dapat memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia dalam menjalankan aktifitasnya,

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan Keselamatan Saya sedang duduk di rumahnya yang kecil, ketika Amelia, yang berusia 95 tahun, menceritakan apa sebabnya ia menerima Yesus sebagai Juruselamatnya. Bertahun-tahun yang lalu ia berdiri di depan

Lebih terperinci

Gal.6:1-5. Ev. Bakti Anugrah, M.A.

Gal.6:1-5. Ev. Bakti Anugrah, M.A. Gal.6:1-5 Ev. Bakti Anugrah, M.A. Kitab Galatia dituliskan oleh Rasul Paulus kepada jemaat-jemaat di Galatia dengan tujuan agar mereka dapat berpegang pada Injil Kristus dan bukan pada hukum yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Tidak seorangpun ingin dilahirkan tanpa dekapan lembut seorang ibu dan perlindungan seorang ayah. Sebuah kehidupan baru yang telah hadir membutuhkan kasih untuk bertahan

Lebih terperinci

Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya.

Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya. Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya. Sesungguhnya tujuan pembaruan karismatik bukan lain daripada tujuan hidup Kristiani pada umumnya, yaitu

Lebih terperinci

Kalender Doa Februari 2017

Kalender Doa Februari 2017 Kalender Doa Februari 2017 Berdoa Bagi Pernikahan Dan Pertalian Keluarga Alkitab memberi gambaran mengenai pengabdian keluarga dalam Kitab Rut. Bisa kita baca di sana bagaimana Naomi dengan setia bepergian

Lebih terperinci

Kesalehan Ayub (Ayub 1-2) Ev. Bakti Anugrah, M.A.

Kesalehan Ayub (Ayub 1-2) Ev. Bakti Anugrah, M.A. Kesalehan Ayub (Ayub 1-2) Ev. Bakti Anugrah, M.A. Kesalehan menjadi sesuatu yang langka di zaman kita. Barang langka cenderung menjadi mahal atau dianggap aneh. Seorang yang saleh itu dapat menjadi aneh

Lebih terperinci

Adalah manifestasi Roh Kudus di mana terjadi penyembuhan fisik/ psikologis/rohani, atau suatu pembaharuan batin ( tobat ).

Adalah manifestasi Roh Kudus di mana terjadi penyembuhan fisik/ psikologis/rohani, atau suatu pembaharuan batin ( tobat ). Definisi Karunia Penyembuhan Adalah manifestasi Roh Kudus di mana terjadi penyembuhan fisik/ psikologis/rohani, atau suatu pembaharuan batin ( tobat ). Doa penyembuhan menekankan Iman yang Hidup Dalam

Lebih terperinci

Gereja di dalam Dunia Dewasa Ini

Gereja di dalam Dunia Dewasa Ini ix U Pengantar ndang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas/Semester : VIII / 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi : Memahami

Lebih terperinci

Tata Ibadah Adven III

Tata Ibadah Adven III Tata Ibadah Adven III Minggu, 11 Desember 2016 Persiapan (Latihan lagu-lagu). Pembacaan warta lisan dan saat hening. Penyalaan 3 lilin Adven.» B e r h i m p u n «Ajakan Beribadah / umat duduk Menanti adalah

Lebih terperinci

KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN

KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN Keluarga dan komunitas berperan sangat penting membangun kehidupan dunia dan alam raya ini. Dimana seseorang belajar banyak hal yang mempengaruhi kehidupan. Nilai iman dan kemanusiaan,

Lebih terperinci

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! FIRMANKU = SALING MENGASIHI MINGGU PASKAH VI 01 MEI Yoh 14: Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! FIRMANKU = SALING MENGASIHI MINGGU PASKAH VI 01 MEI Yoh 14: Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI Yoh 14:23-29 FIRMANKU = SALING MENGASIHI MINGGU PASKAH VI 01 MEI 2016 (23) Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya

Lebih terperinci

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a 1 Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a. 6-7. 9-11 Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan dimengerti.

Lebih terperinci

Liturgi Minggu. Jadilah Penurut-Penurut Allah. GKI Bintaro Utama 9 Agustus 2015 Pukul 06.30, 09.00, dan WIB

Liturgi Minggu. Jadilah Penurut-Penurut Allah. GKI Bintaro Utama 9 Agustus 2015 Pukul 06.30, 09.00, dan WIB Liturgi Minggu adilah Penurut-Penurut Allah GKI Bintaro Utama 9 Agustus 2015 Pukul 06.30, 09.00, dan 17.00 WIB 2 Liturgi Minggu Persiapan Ibadah Organis/pianis mengalunkan lagu-lagu pujian Saat teduh/doa

Lebih terperinci

Hari Raya Korban? (Idul Adha)

Hari Raya Korban? (Idul Adha) Hari Raya Korban? (Idul Adha) Ini merupakan cerita yang terkenal pada saat Allah bertanya pada Abraham untuk mengorbankan anaknya. Juga merupakan cerita seorang anak muda yang dihukum mati oleh Tuhan.

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban) EDISI KEDUA VERSI 2.0 Kata Pengantar Selama bertahun-tahun, umat Allah telah menggunakan sekumpulan pertanyaan dan jawaban untuk membantu

Lebih terperinci

PELAJARAN 11 GEREJA DAN DUNIA

PELAJARAN 11 GEREJA DAN DUNIA PELAJARAN 11 GEREJA DAN DUNIA TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN Pada akhir pelajaran, saya dapat: 1. menjelaskan arti dunia; 2. menjelaskan pandangan Gereja tentang dunia; 3. menjelaskan arti dari Konstitusi

Lebih terperinci

DOA. Prinsip: Doa dimulai dengan hubungan kita dengan Tuhan.

DOA. Prinsip: Doa dimulai dengan hubungan kita dengan Tuhan. DOA Pengantar Apakah Anda pernah kagum akan sesuatu yang dikatakan oleh seorang anak kecil? Mungkin caranya menerangkan bagaimana cara kerja sebuah mainan. Atau mungkin ia menceriterakan tentang suatu

Lebih terperinci

Injil Dari Dosa menuju Keselamatan

Injil Dari Dosa menuju Keselamatan Injil Dari Dosa menuju Keselamatan Seluruh pesan Alkitab dirangkum dengan indah di dalam dua ayat saja: Karena begitu besar kasih Yahuwah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,

Lebih terperinci

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH JEMAAT BERHIMPUN

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH JEMAAT BERHIMPUN LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH PERSIAPAN - Umat bersaat teduh - Lonceng berbunyi - Penyalaan Lilin JEMAAT BERHIMPUN PANGGILAN

Lebih terperinci

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita Banyak negara yang memiliki peribahasa seperti "Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga." Suatu hal yang menarik tentang keluarga ialah kemiripan antara anggotaanggota

Lebih terperinci

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J.

SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J. SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J. Isi singkat 1. Semangat mistik 2. Semangat kenabian 3. Spiritualitas

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #33 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #33 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #33 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #33 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven ke-1

Perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven ke-1 Perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven ke-1 1. Lagu Pembukaan: HAI, ANGKATLAH KEPALAMU (PS 445 / MB 326) http://www.lagumisa.web.id/lagu.php?&f=ps-445 Pengantar Seruan Tobat Saudara-saudari, marilah mengakui

Lebih terperinci

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak PENDAHULUAN Allah tertarik pada anak-anak. Haruskah gereja berusaha untuk menjangkau anak-anak? Apakah Allah menyuruh kita bertanggung jawab terhadap anak-anak?

Lebih terperinci

Pilihlah satu jawaban yang benar pada pilihan di lembar jawaban.

Pilihlah satu jawaban yang benar pada pilihan di lembar jawaban. Pilihlah satu jawaban yang benar pada pilihan di lembar jawaban. 1. Pernyataan mana tentang Rekam Medik (RM) yang tidak benar: a. Pemaparan isi RM hanya boleh dilakukan oleh dokter yang merawat pasien

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 2, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 2, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 2, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan membicarakan Pembahasan No.

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #12 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Hari Raya Korban? Hari Raya Korban? (Idul Adha) (Idul Adha) Yesus menyatakan:

Hari Raya Korban? Hari Raya Korban? (Idul Adha) (Idul Adha) Yesus menyatakan: Yesus menyatakan: Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata

Lebih terperinci

Editorial Merawat Iman

Editorial Merawat Iman Editorial Merawat Iman... kita percaya bahwa Allahlah Sang Penabur, yang menaburkan benih Injil dalam kehidupan kita. Melalui karya katekese, kita semua dipanggil untuk bersama Allah menumbuhkan dan memelihara

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA (Pertanyaan dan Jawaban) 1 TUHAN, MANUSIA DAN DOSA * Q. 1 Siapakah yang membuat anda? A. Tuhan yang membuat kita. Kejadian 1:26,27; Kejadian 2:7 Q. 2 Apa lagi

Lebih terperinci

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 23 JULI 2017 Tema: ALLAH SANG PENYABAR JEMAAT BERHIMPUN

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 23 JULI 2017 Tema: ALLAH SANG PENYABAR JEMAAT BERHIMPUN LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 23 JULI 2017 Tema: ALLAH SANG PENYABAR PERSIAPAN - Umat bersaat teduh - Lonceng berbunyi - Penyalaan Lilin JEMAAT BERHIMPUN (Jemaat Berdiri) PANGGILAN

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Surat Yohanes yang pertama Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman a yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan. Kami sudah

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis tentang Ketentuan Aborsi dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

BAB IV. A. Analisis tentang Ketentuan Aborsi dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 58 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ABORSI DALAM UNDANG- UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN DAN RELASINYA DALAM MEMBINA KEUTUHAN RUMAH TANGGA A. Analisis tentang Ketentuan Aborsi dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam

Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam persatuan dengan Pencipta mereka. Yesus meninggikan kasih

Lebih terperinci