PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN BIDANG KECIPTAKARYAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN BIDANG KECIPTAKARYAAN"

Transkripsi

1 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

2 2 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

3 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

4 4 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

5 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Jakarta, Desember 2016 Kepada yang terhormat, 1. Pimpinan Tinggi Pratama di Direktorat Jenderal Cipta Karya; 2. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang/Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi/Kabupaten/Kota; 3. Kepala Satuan Kerja di Direktorat Jenderal Cipta Karya. SURAT EDARAN Nomor 82/SE/DC/2016 TENTANG PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN A. UMUM Rencana-rencana pembangunan infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan telah dituangkan di dalam RPJPN, RPJMN, Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya hingga rencana-rencana tingkat pemerintah daerah. Hasil-hasil pelaksanaan rencana-rencana tersebut telah terakumulasi selama bertahuntahun dan dimanfaatkan oleh segenap lapisan masyarakat. Untuk mengetahui capaian manfaat atas pembangunan infrastruktur tersebut, maka dibutuhkan suatu evaluasi yang kemudian dapat digunakan sebagai masukan bagi penyusunan dan implementasi kebijakan, strategi, dan perencanaan pada masa yang akan datang. Hasil evaluasi ini juga dapat memberikan informasi kepada publik mengenai manfaat pembangunan infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut di atas Direktorat Jenderal Cipta Karya menyusun pedoman evaluasi manfaat atas hasil pembangunan infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan yang sudah dibangun. 5

6 B. DASAR PEMBENTUKAN 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4247); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4851); 5. Undang-Undang Nomor 01 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5188); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan dan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4532); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5347); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 345, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5802); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5883); 11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan; 12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 470); 13. Paraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267); 14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 881); 6 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

7 15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 40 Tahun 2015 tentang Pembentukan dan Evaluasi Produk Hukum di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1421); 16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 02 Tahun 2016 Tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 172); 17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pemberian Dukungan oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah dalam Kerjasama Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 752). C. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari pedoman ini sebagai acuan bagi pelaksana evaluasi manfaat infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan. Tujuan dari pedoman ini yaitu: 1. Menyediakan landasan konsep dan langkah untuk mengevaluasi manfaat infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan. 2. Menyediakan indikator dan teknik evaluasi manfaat infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan. 3. Menyediakan acuan pola analisis dan pelaporan atas hasil manfaat infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan. D. RUANG LINGKUP Ruang lingkup pedoman ini terdiri dari: 1. pengertian evaluasi manfaat infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan; 2. jenis evaluasi manfaat infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan; 3. pelaksana evaluasi; 4. periode pelaksanaan evaluasi; dan 5. tahapan pelaksanaan evaluasi manfaat. E. PENGERTIAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Evaluasi manfaat infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan adalah penilaian berkala yang dilakukan atas manfaat yang ditimbulkan dari tersedianya infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan, secara sistematis dan objektif. Evaluasi manfaat ini adalah sebagai hasil pelaksanaan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan program yang dilakukan di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya, agar mencapai sasaran pembangunan secara efektif, efisien, dan optimal dengan prinsip kehati-hatian. 7

8 Penggunaan evaluasi manfaat parsial (Program Direktorat Jenderal Cipta Karya), hasilnya dapat menunjukkan kinerja nasional maupun kewilayahan dan dapat digunakan untuk pengukuran kinerja Satuan Kerja. Karakteristik evaluasi manfaat infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan yaitu: 1. Manfaat infrastruktur permukiman diukur dengan indikator perikehidupan berupa kesehatan, kenyamanan, keamanan, ketertiban, dan indikator tingkat penghidupan berupa: pendapatan, penghematan sumber daya dan lain sebagainya. 2. Lingkup infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan meliputi: a. bangunan gedung; b. jalan lingkungan; c. drainase lingkungan; d. sistem penyediaan air minum; e. pengelolaan persampahan; f. pengelolaan air limbah; g. proteksi kebakaran; dan h. ruang terbuka publik. F. JENIS EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Evaluasi manfaat infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan ini terdiri dari 2 jenis yaitu: 1. Evaluasi Manfaat Agregat (Total) yaitu evaluasi terhadap manfaat atas infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan yang ada pada waktu dan wilayah tertentu, yang disediakan oleh semua pihak. 2. Evaluasi Manfaat Parsial (Program) yaitu evaluasi terhadap manfaat atas infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan yang disediakan oleh pemerintah. Misalnya evaluasi manfaat infrastruktur yang disediakan dari sumber APBN, APBD maupun anggaran non pemerintah, yang dilakukan secara terpisah (masing-masing). G. PELAKSANA EVALUASI Pelaksana Evaluasi Manfaaat Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan yaitu Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya. Selain itu, pelaksanaan Evaluasi Manfaat dapat juga dilakukan oleh seluruh unit kerja di Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Dinas yang menyelenggarakan urusan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di provinsi maupun kabupaten/kota. 8 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

9 H. PERIODE PELAKSANAAN EVALUASI Evaluasi manfaat infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan dilakukan setiap tahun setelah pembangunan infrastruktur selesai dilaksanakan. I. TAHAPAN PELAKSANAAN EVALUASI MANFAAT Tahapan pelaksanaan evaluasi manfaat dilakukan melalui: 1. persiapan; 2. pengumpulan data dan informasi; 3. evaluasi manfaat; dan 4. pelaporan. J. PENUTUP 1. Ketentuan lebih rinci mengenai tahapan pelaksanaan Evaluasi Manfaat Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan tercantum dalam lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari surat edaran ini. 2. Kelengkapan dokumen pendukung pelaksanaan Evaluasi Manfaat Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan tercantum dalam lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari surat edaran ini. Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Demikian atas perhatian Saudara disampaikan terima kasih. Ditetapkan di Jakarta, Pada tanggal 12 Desember 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA, Ir. SRI HARTOYO, Dipl. SE, ME NIP Tembusan disampaikan kepada Yth : 1. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; 2. Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; dan 3. Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 9

10 10 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

11 LAMPIRAN 1 11

12 12 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

13 LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR 82/SE/DC/2016 TENTANG PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN TAHAPAN PELAKSANAAN EVALUASI MANFAAT A. TAHAPAN PELAKSANAAN EVALUASI MANFAAT TOTAL 1. Persiapan a. Pembentukan Tim Evaluasi, terdiri dari: 1) ketua tim yang bertugas mengarahkan dan mengendalikan seluruh proses evaluasi serta menyampaikan hasil evaluasi manfaat; 2) tenaga analisis/evaluator yang bertugas mengolah, menginterpretasi, mengevaluasi, dan menuangkan ke dalam laporan; dan 3) tim pengumpul data yang bertugas memperoleh data sekunder dari lembaga formal. b. Indikator Evaluasi, terdiri dari: 1) indikator manfaat yaitu menunjukkan besaran dan bentuk manfaat setelah menggunakan/ mengakses infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan. Indikator tersebut berupa indikator yang datanya rutin tersedia dan terbaharui (updated) setiap tahun pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota sebagaimana diuraikan pada tabel 1; 2) indikator outcome yaitu menunjukkan tingkat penggunaan/akses terhadap infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan. Indikator ini menunjukkan tingkat penggunaan/ akses atas infrastruktur permukiman. Indikator dimaksud datanya rutin tersedia dan terbaharui (updated) setiap tahun pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota sebagaimana diuraikan pada tabel 2; dan 3) indikator dasar yaitu berupa luas wilayah dan jumlah penduduk. Indikator-Indikator tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Indikator manfaat mencakup: a. Angka Harapan Hidup (dalam satuan tahun per orang) yang menunjukkan kualitas hidup, diukur dengan peluang umur per orang saat dilahirkan. Sumber data dari Badan Pusat Statistik. 13

14 b. Pendapatan per Kapita (dalam satuan Rp per orang) menunjukkan tingkat kesejahteraan ekonomi yang diukur dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita dalam harga konstan. Sumber data dari Badan Pusat Statistik. c. Persentase Penduduk Miskin (dalam satuan persen dari jumlah penduduk) menunjukkan tingkat ketidaksejahteraan ekonomi yang diukur dengan persentase jumlah penduduk miskin terhadap jumlah penduduk. Sumber data dari Badan Pusat Statistik. d. Tingkat Keluhan pada Penyakit Diare (dalam satuan persen penduduk) menunjukkan tingkat kesehatan masyarakat terkait Penyakit Diare yang diukur dengan persentase penduduk yang mengeluhkan sakit diare sebulan sebelum disurvei. Sumber data dari Badan Pusat Statistik. e. Prevalensi Diare (dalam satuan penduduk) menunjukkan tingkat kesehatan masyarakat terkait Penyakit Diare yang diukur dengan rasio tingkat kasus diare terhadap jumlah penduduk. Sumber data dari Kementerian Kesehatan. 2) Indikator outcome mencakup: a. Akses air minum aman yaitu persentase rumah tangga yang sudah dapat mengakses air minum aman. b. Akses sanitasi layak yaitu persentase rumah tangga yang sudah dapat mengakses sanitasi/ air limbah rumah tangga layak. c. Persentase permukiman kumuh yaitu persentase luas permukiman kumuh terhadap seluruh luas kawasan permukiman. d. Persentase sampah terangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yaitu persentase sampah yang diangkut terhadap seluruh timbulan sampah di kabupaten/kota. 2. Pengumpulan Data dan Informasi a. Pengumpulan data sekunder dapat diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Kementerian Kesehatan, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan Pemerintah Daerah. b. Kompilasi data yang diperoleh disusun dalam format yang telah disiapkan untuk kemudian diolah sesuai metode yang akan digunakan sebagaimana diuraikan pada format Evaluasi Manfaat a. Evaluasi manfaat dilakukan dengan cara menganalisis masing-masing indikator manfaat sebagaimana diuraikan pada format 4. Evaluasi dilakukan dengan analisis sebagai berikut: 1) Analisis pertumbuhan yaitu menilai perubahan indikator manfaat dari tahun ke tahun, pada skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Untuk melakukan analisis di tingkat nasional, maka pertumbuhan per provinsi dibandingkan dengan pertumbuhan nasional. 14 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

15 Untuk melakukan analisis di tingkat provinsi, maka pertumbuhan per kabupaten/kota dibandingkan dengan pertumbuhan provinsi. 2) Analisis kemerataan yaitu menilai tingkat kemerataan indikator manfaat antar provinsi atau antarkabupaten/kota di suatu provinsi, yang dihitung dengan koefisien variasi. Koefisien variasi semakin kecil, menunjukkan capaian manfaat yang semakin merata. 3) Analisis kuadran yaitu mengelompokkan provinsi berdasarkan tingkat capaian dan pertumbuhan indikator tertentu terhadap tingkat nasional atau kabupaten/kota berdasarkan tingkat capaian dan pertumbuhan indikator tertentu terhadap tingkat provinsi. b. Evaluasi manfaat dilakukan dengan cara analisis regresi berganda dan korelasi indikator outcome terhadap indikator manfaat. Evaluasi dilakukan dengan analisis sebagai berikut: 1) Analisis indikator outcome terhadap indikator manfaat, menggunakan regresi berganda meliputi: a) Koefisien determinasi menunjukkan kontribusi capaian outcome infrastruktur permukiman terhadap manfaat yang ditimbulkan. Bila nilainya mendekati 1, maka memiliki kontribusi besar. Standar kontribusi infrastruktur permukiman terhadap kualitas hidup mengacu pada Teori Hendrik Blum sebesar 45%. b) Koefisien regresi menunjukkan arah dan signifikansi outcome dalam mempengaruhi tingkat manfaat. Bila arah positif (+) menunjukkan bahwa outcome meningkatkan manfaat infrastruktur. Dikatakan signifikan, bila tingkat kepercayaan minimal 90%. c) Indikator outcome sebagaimana dimaksud pada huruf b. di atas secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi indikator manfaat. Dikatakan signifikan, bila tingkat kepercayaan minimal 90%. 2) Analisis korelasi menunjukkan tingkat keterkaitan antara indikator outcome dengan indikator manfaat yang ditimbulkan. Korelasi positif menunjukkan bahwa kenaikan satu indikator diiringi dengan kenaikan indikator lainnya. Korelasi negatif menunjukkan bahwa kenaikan satu indikator diiringi dengan penurunan indikator lainnya. Nilai korelasi mendekati 0, menunjukkan korelasi semakin lemah. Nilai korelasi mendekati 1 atau -1, menunjukkan korelasi semakin kuat. 4. Pelaporan Substansi laporan, paling sedikit terdiri dari: a. pendahuluan terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan, lingkup dan metode pelaksanaan; b. analisis dan evaluasi; dan c. hasil evaluasi manfaat dan rekomendasi. 15

16 B. TAHAPAN PELAKSANAAN EVALUASI MANFAAT PARSIAL (PROGRAM) 1. Persiapan a. Pembentukan Tim Evaluasi, terdiri dari: 1) ketua tim yang bertugas mengarahkan dan mengendalikan seluruh proses evaluasi serta menyampaikan hasil evaluasi manfaat; 2) tenaga analisis/evaluator yang bertugas mengolah, menginterpretasi, mengevaluasi dan menuangkan ke dalam laporan; dan 3) tim pengumpul data yang bertugas memperoleh data primer dari pemanfaat dan pengelola. b. Indikator Evaluasi, terdiri dari: 1) indikator manfaat yaitu menunjukkan besaran dan bentuk manfaat setelah menggunakan/ mengakses infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan. Masingmasing indikator tersusun atas sub indikator beserta atributnya. 2) indikator outcome yaitu menunjukkan tingkat penggunaan/ akses terhadap infrastruktur permukiman bidang keciptakaryaan. Masing-masing indikator tersusun atas sub indikator beserta atributnya. 3) indikator dasar yaitu berupa luas wilayah dan jumlah penduduk. Indikator-Indikator tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Indikator manfaat mencakup: a. tingkat manfaat Bangunan Gedung; b. tingkat manfaat Jalan Lingkungan; c. tingkat manfaat Drainase Lingkungan; d. tingkat manfaat Sistem Penyediaan Air Minum; e. tingkat manfaat Pengelolaan Persampahan; f. tingkat manfaat Pengelolaan Air Limbah; g. tingkat manfaat Proteksi Kebakaran; atau h. tingkat manfaat Ruang Terbuka Publik. 2) Indikator outcome mencakup: a. tingkat penggunaan Bangunan Gedung; b. tingkat penggunaan Jalan Lingkungan; c. tingkat penggunaan Drainase Lingkungan; d. tingkat penggunaan Sistem Penyediaan Air Minum; e. tingkat penggunaan Pengelolaan Persampahan; f. tingkat penggunaan Pengelolaan Air Limbah; g. tingkat penggunaan Proteksi Kebakaran; atau h. tingkat penggunaan Ruang Terbuka Publik. 16 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

17 2. Pengumpulan Data dan Informasi a. Pengumpulan data primer dapat diperoleh dari sampel (pemanfaat dan pengelola). Cara pengambilan sampel (sampling) dilakukan menggunakan sampling berstrata sebagaimana diuraikan pada format 5. b. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara kepada sampel sebagai responden dengan menggunakan kuesioner sebagaimana diuraikan pada format 6. c. Pengumpulan data sekunder dapat diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Kementerian Kesehatan, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan Pemerintah Daerah. 3. Evaluasi Manfaat Evaluasi manfaat dilakukan dengan cara analisis sebagai berikut: a. Analisis penerimaan layanan yaitu menilai manfaat yang dilakukan dengan cara membandingkan persepsi responden terhadap kondisi sebelum dengan kondisi setelah menerima layanan, menggunakan uji sampel berpasangan dengan tingkat kepercayaan 90%. Hipotesisnya yaitu kondisi responden setelah menerima layanan lebih baik bila dibanding kondisi sebelumnya. b. Analisis terhadap indikator bentuk, besaran, dan/atau keberlanjutan manfaat yang diterima, seperti: dampak kesehatan, penghematan biaya /efisiensi, penghematan waktu, kenyamanan lingkungan, ketertiban lingkungan, keamanan lingkungan, pergerakan/ aksesibilitas, produktivitas, dan lain sebagainya, menggunakan interpolasi kontinyu. c. Analisis terhadap indikator manfaat pada pengelola yang dilakukan dengan menggunakan interpolasi kontinyu. Teknik evaluasi manfaat parsial (program) diuraikan pada format Pelaporan Substansi laporan, paling sedikit terdiri dari: a. pendahuluan terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan, lingkup dan metode pelaksanaan; b. analisis dan evaluasi; dan c. hasil evaluasi manfaat dan rekomendasi. DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA Ir. SRI HARTOYO, Dipl. SE, ME NIP

18 18 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

19 LAMPIRAN 2 19

20 20 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

21 LAMPIRAN II SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR 82/SE/DC/2016 TENTANG PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN DOKUMEN PENDUKUNG PELAKSANAAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Tabel 1. Daftar Indikator Manfaat Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan NO INDIKATOR DESKRIPSI SUMBER DATA 1 Angka Harapan Hidup (Tahun) Menunjukkan kualitas hidup yang diukur dengan peluang lama umur per orang saat lahir. Semakin tinggi nilainya, menunjukkan kualitas hidup yang lebih baik. Data tersedia tahunan dan sudah berstandar internasional. Tersedia dari tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Badan Pusat Statistik 2 Pendapatan per Kapita (Rp) Menunjukkan tingkat kesejahteraan ekonomi, yang diukur dari PDRB per kapita (harga konstan). Semakin tinggi nilainya, menunjukkan tingkat ekonomi yang lebih baik. Data tersedia tahunan dan sudah berstandar internasional. Tersedia dari tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Badan Pusat Statistik 3 Persentase Penduduk Miskin (%) Menunjukkan tingkat ketidaksejahteraan ekonomi, yang diukur dengan persentase jumlah penduduk miskin terhadap jumlah penduduk total. Semakin tinggi nilainya, menunjukkan tingkat ekonomi yang lebih rendah. Data tersedia triwulanan dan tahunan dan sudah berstandar internasional. Tersedia dari tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Badan Pusat Statistik 21

22 NO INDIKATOR DESKRIPSI SUMBER DATA 4 Tingkat Keluhan pada Penyakit Diare (%) Menunjukkan tingkat kesehatan masyarakat terkait penyakit diare sebagai pengaruh kualitas lingkungan permukiman, yang diukur dengan persentase penduduk yang mengeluhkan sakit diare sebulan sebelum saat di survei. Semakin tinggi nilainya, menunjukkan tingkat kesehatan yang semakin rendah. Data tersedia tahunan dan sudah berstandar internasional. Tersedia dari tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Badan Pusat Statistik 5 Prevalensi Diare Menunjukkan tingkat kesehatan masyarakat terkait penyakit diare sebagai pengaruh kualitas lingkungan permukiman, yang diukur dengan rasio tingkat kasus diare terhadap jumlah penduduk tertentu. Semakin tinggi nilainya, menunjukkan tingkat kesehatan yang semakin rendah. Data tersedia tahunan. Tersedia dari tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik dari Profil Kesehatan maupun dari Riset Kesehatan Dasar. Kementerian Kesehatan 22 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

23 Tabel 2. Daftar Indikator Outcome NO INDIKATOR DESKRIPSI SUMBER DATA JENIS INFRASTRUKTUR A DATA HANDAL 1 Cakupan Sanitasi Layak Persentase rumah tangga yang menggunakan sistem air limbah yang layak. Tersedia tahunan. Tersedia dari tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Badan Pusat Statistik Pengelolaan air limbah 2 Cakupan Air Minum Aman Persentase rumah tangga yang menggunakan sistem air minum (minum, memasak, mandi/cuci) yang aman. Tersedia tahunan. Tersedia dari tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Badan Pusat Statistik Penyediaan air minum 3 B Persentase Permukiman Kumuh Persentase luas permukiman kumuh terhadap luas permukiman. Tersedia tahunan. Tersedia dari tingkat nasional dan provinsi. DATA CUKUP HANDAL Badan Pusat Statistik Bangunan gedung Jalan lingkungan Drainase lingkungan Penyediaan air minum Pengelolaan persampahan Pengelolaan air limbah Proteksi kebakaran Ruang terbuka publik 4 Persentase Permukiman Kumuh Persentase luas permukiman kumuh terhadap luas permukiman. Tidak tersedia tahunan. Tersedia di tingkat kabupaten/kota. SK. Kumuh Kab/ Kota Dit. PKP (Pengembangan Kawasan Permukiman) DJCK Bangunan gedung Jalan lingkungan Drainase lingkungan Penyediaan air minum Pengelolaan persampahan Pengelolaan air limbah Proteksi kebakaran Ruang terbuka publik 5 Persentase Sampah yang Diangkut ke TPA Persentase timbulan sampah yang diangkut ke TPA. Tidak selalu tersedia. Tersedia dari tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Dinas PU Pemkab/ kota Dit. Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP) DJCK Pengelolaan sampah 6 Persentase Sampah Diangkut Terhadap Timbulan TPA di Ibu Kota Provinsi Persentase perkiraan timbulan sampah yang diangkut ke TPA di ibu kota provinsi Tersedia tahunan. Tersedia pada tingkat ibu kota provinsi saja. Badan Pusat Statistik Pengelolaan sampah 23

24 NO INDIKATOR DESKRIPSI SUMBER DATA JENIS INFRASTRUKTUR C DATA KURANG HANDAL 7 Persentase Ruang Terbuka publik Persentase luas ruang terbuka publik terhadap seluruh luas permukiman. Jarang tersedia. Tersedia dari tingkat kabupaten/kota. Pemerintah daerah Dit. Bina Penataan Bangunan (BPB) DJCK Sarana ruang terbuka 8 Persentase Ruang Terbuka Hijau Persentase luas ruang terbuka hijau terhadap luas seluruh wilayah. Tidak selalu tersedia, dan terkadang kurang update. Tersedia di tingkat kabupaten/kota. Pemkab/kota Dit. Bina Penataan Bangunan (BPB) DJCK Sarana ruang terbuka hijau 9 Luasan dan Persentase Genangan di Suatu Wilayah Persentase luas genangan terhadap luas seluruh wilayah. Tidak selalu tersedia, dan data yang ada terkadang kurang update. Tersedia di tingkat kabupaten/kota. Pemkab/kota Dit. Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP) DJCK Drainase lingkungan 10 Persentase Bangunan Gedung Berijin Mendirikan Bangunan (IMB) Persentase jumlah bangunan di suatu wilayah yang sudah memiliki IMB dibandingkan dengan jumlah seluruh bangunan di wilayah tersebut. Tidak banyak tersedia. Tersedia pada kabupaten/kota. Pemerintah Daerah Kab/ Kota Dit. Bina Penataan Bangunan (BPB) DJCK Bangunan gedung 11 Persentase Bangunan Memiliki Sertifikat Layak Fungsi (SLF) Persentase jumlah bangunan di suatu wilayah yang sudah memiliki SLF dibandingkan dengan jumlah seluruh bangunan di wilayah tersebut. Tidak banyak tersedia. Tersedia pada kabupaten/kota. Pemerintah Daerah Kab/ Kota. Dit. Bina Penataan Bangunan (BPB) DJCK Bangunan gedung D 12 Jalan Lingkungan DATA BELUM TERSEDIA Persentase jalan lingkungan terhadap luas permukiman. Tidak tersedia, karena belum terdata seluruhnya. Data yang ada biasanya bersifat parsial dan belum terstandar serta yang terkait dengan proyek permukiman kumuh. Dit. Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) DJCK Jalan lingkungan 13 Proteksi Kebakaran Menunjukkan berbagai prasarana dan sarana kebakaran pada suatu permukiman. Tidak tersedia, karena belum terdata seluruhnya. Data yang ada mungkin bersifat parsial dan belum terstandar. Pemkab/kota Dit. Bina Penataan Bangunan (BPB) DJCK Proteksi kebakaran 24 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

25 [3] Format Entri Data Sekunder a. Tipe-1 : ditujukan untuk memasukkan data untuk analisis indikator tunggal Nama Data : Sumber : PROVINSI TAHUN-1 TAHUN-2 TAHUN-3 A B Nasional Langkah penyimpanan data: 1. Masukkan data ke dalam worksheet Microsoft Excel. 2. Data disusun dalam satuan yang sama. 3. Pastikan data yang dimasukkan berbentuk numerik (bukan label). 4. Data disusun dalam urutan tahun. Bila dalam 1 tahun ada dua atau lebih data, maka dipilih periode yang terakhir. 5. Seluruh kolom data, disusun memanjang ke kanan dalam 1 sheet. b. Tipe-2 : ditujukan untuk memasukkan data analisis multi-indikator INDIKATOR OUTCOME INDIKATOR MANFAAT PROVINSI INDIKATOR X1 INDIKATOR X2 INDIKATOR X3 INDIKATOR Y1 INDIKATOR Y1 A B Nasional Langkah penyiapan data: 1. Masukkan data ke dalam worksheet Microsoft Excel (bisa dicopy dari data tipe-1) dan dipilih tahun terakhir atau rata-rata 3-4 tahun. 2. Pastikan data yang dimasukkan berbentuk numerik (bukan label). Bila tidak datanya, maka sel dikosongkan (tidak berikan angka 0). 3. Indikator outcome dan manfaat dikelompokkan di dalam kolom berbeda, dalam 1 sheet. 25

26 [4] Contoh : Teknik Evaluasi Manfaat Agregat (Total) [A]. Evaluasi Manfaat Indikator Tunggal Manfaat [1] EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN BERDASARKAN INDIKATOR TUNGGAL MANFAAT INDIKATOR PARAMETER 1. Angka Harapan Hidup (nilai tinggi = lebih baik) = [arah positif] 2. Pendapatan per Kapita (nilai tinggi = lebih baik) = [arah positif] 3. Persentase Penduduk Miskin (nilai rendah = lebih baik) = [arah negatif] 4. Tingkat Keluhan Diare (nilai rendah = lebih baik) = [arah negatif] 5. Prevalensi Diare (nilai rendah = lebih baik) = [arah negatif] TEKNIK EVALUASI Analisis pertumbuhan Analisis kemerataan Analisis kuadran Perubahan dari t=0 menjadi t+1 nasional dan provinsi, dan tahun sesudahnya. Koefisien variasi provinsi. Koefisien variasi semakin kecil, menunjukkan capaian antar provinsi semakin merata. Klasifikasi tingkat pertumbuhan dan nilainya. Mengkategori provinsi menurun kondisinya. Contoh evaluasi dan analisis berdasarkan indikator tunggal 1. Evaluasi Pertumbuhan PROVINSI Pertumbuhan Angka Harapan Hidup TAHUN-1 TAHUN-2 TAHUN-3 RERATA TAHUN-1-3 5% 6% 10% 7% Deskripsi Evaluasi: Angka Harapan Hidup dari tahun-1 hingga tahun-3 terus mengalami pertumbuhan, dengan rata-rata 7% per tahun. Artinya kualitas hidup yang diantaranya ditentukan oleh infrastruktur permukiman, terus membaik. Kondisi ini menggambarkan situasi kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan masa-masa sebelumnya. 26 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

27 2. Evaluasi Kemerataan PROVINSI Koefisien Variasi Angka Harapan Hidup TAHUN-1 TAHUN-2 TAHUN-3 5% 6% 10% Deskripsi Evaluasi: Koefisien variasi Angka Harapan Hidup terus meningkat dari tahun-1 hingga tahun-3. Tahun-1 sebesar 20% menjadi 40% pada tahun-3. Kecenderungannya adalah terus meningkat. Kondisi ini menunjukkan bahwa angka harapan hidup antarprovinsi di Indonesia berbeda-beda atau tidak merata. Ada provinsi yang kualitas hidupnya meningkat pesat sedangkan pada sisi lain ada provinsi yang kualitas hidupnya menurun atau stagnan sehingga semakin tertinggal dari provinsi lainnya. 3. Evaluasi Klasifikasi (Kuadran) Data angka harapan hidup dan tingkat pertumbuhan setiap provinsi dikelompokkan ke dalam kuadran dengan dasar patokan adalah angka rata-rata nasional. Hasilnya adalah sebagai berikut : Kuadran [2] Capaian Rendah Pertumbuhan Tinggi Sumatera Utara Riau Sumatera Selatan Kalimantan Barat Kalimantan Timur Kalimantan Utara Gorontalo Sulawesi Tenggara Kuadran [1] Capaian Tinggi Pertumbuhan Tinggi Sumatera Barat DI Yogyakarta Bali Sulawesi Selatan Jawa Timur Papua Papua Barat NTT Bengkulu Sulawesi Barat Sulawesi Tengah Maluku Utara Maluku Kuadran [4] Capaian Rendah Pertumbuhan Rendah Jambi Kep. Riau Kep. Babel Jawa Barat Jawa Tengah Kalimantan Timur Sulawesi Utara DKI Jakarta Kuadran [3] Capaian Tinggi Pertumbuhan Rendah 27

28 Deskripsi Evaluasi: Provinsi-provinsi pada kuadran-1, menunjukkan angka harapan hidup yang lebih tinggi dan meningkat tinggi pula. Artinya kualitas hidup di provinsi ini relatif lebih baik bila dibandingkan dengan provinsi lainnya. Provinsi-provinsi pada kuadran-4, menunjukkan angka harapan hidup rendah dan pertumbuhannya juga rendah. Artinya provinsi ini dalam kondisi yang mengkuatirkan pada aspek kualitas hidup. Provinsi ini membutuhkan perhatian lebih tinggi agar di masa yang akan datang, kualitas hidupnya bisa meningkat. Fokus pembangunan infrastruktur permukiman dapat dilakukan dengan memperhatikan situasisituasi daerah. [B]. Evaluasi Manfaat Multi-Indikator Manfaat [2] EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN BERDASARKAN KONTRIBUSI DAN KORELASI OUTCOME PADA MANFAAT INDIKATOR Indikator Manfaat (Variabel Terikat): 1. Angka Harapan Hidup (AHH) 2. Pendapatan per Kapita (Pk) 3. Persentase Penduduk Miskin (Pm) 4. Tingkat Keluhan Diare (Kd) 5. Prevalensi Diare (Pd) Indikator Outcome (Variabel Bebas): Indikator Siap Digunakan: 1. Cakupan sanitasi layak (AL) 2. Cakupan air minum aman (AM) 3. Persentase Permukiman kumuh (Kmh) 4. Persentase sampah diangkut ke TPA (Sph) TEKNIK Analisis kontribusi Indikator Outcome terhadap indikator manfaat, menggunakan regresi berganda. Analisis korelasi antara indikator Manfaat dengan Outcome. Menunjukkan kontribusi capaian outcome infrastruktur permukiman terhadap manfaat yang ditimbulkan, berdasarkan koefisien determinasi. Bila nilai mendekati 1, maka tergolong kontribusi besar. Dalam hal kualitas hidup, standar kontribusi mengacu pada Teori Blum, sebesar 45%. Menunjukkan arah pengaruh dan signifikansi outcome dalam menentukan tingkat manfaat. Arah positif (+) menunjukkan bahwa outcome meningkatkan manfaat infrastruktur. Signifikansi koefisien berdasarkan tingkat kepercayaan minimal 85%. Menunjukkan arah dan keterkaitan antara outcome dengan manfaat yang ditimbulkan. Korelasi positif menunjukkan bahwa kenaikan satu indikator diiringi dengan kenaikan indikator lainnya. Korelasi negatif menunjukkan bahwa kenaikan satu indikator diiringi dengan penurunan indikator lainnya. Nilai korelasi mendekati 0, menunjukkan korelasi semakin lemah. 28 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

29 1. Evaluasi keterkaitan (korelasi) outcome dengan manfaat; Indikator Manfaat Angka Harapan Hidup Keluhan Diare Indikator Outcome Akses Sanitasi Permukiman Kumuh 0,5-0,3-0,2 0,3 Akses Air Minum 0,4-0,4 Deskripsi Evaluasi: Akses sanitasi berkorelasi sedang dengan angka harapan hidup (0,5), dengan arah positif. Angka harapan hidup tinggi cenderung terjadi pada daerah dengan tingkat akses sanitasi tinggi pula. Akses air minum aman berkorelasi sedang dengan tingkat keluhan diare (-0,4). Angka harapan hidup tinggi cenderung terjadi pada daerah dengan tingkat tingkat keluhan diare rendah. Secara umum arah korelasi benar, yaitu seluruh outcome (sanitasi layak, permukiman kumuh dan air minum aman) menentukan tingkat manfaat (angka harapan hidup dan keluhan diare). Korelasi antara outcome dan manfaat dapat dilakukan pada seluruh indikator; Indikator Outcome/ Akses Sph Am Al Kmh AHH **** **** **** **** Indikator Manfaat Kd Pd Pm *** *** * *** *** * *** *** * *** *** * Pk * * * * Keterangan: semakin banyak tanda bintang, semakin menjadi pilihan untuk menghitung evaluasi kontribusi 29

30 2. Evaluasi pengaruh (kontribusi) Outcome terhadap Manfaat; Evaluasi kontribusi Outcome terhadap manfaat dapat dilakukan berdasarkan model-model berikut ini, AHH = f (Sph, AM, AL, Kmh) Kd = f (Sph, AM, AL, Kmh) Pd = f (Sph, AM, AL, Kmh) Contoh model regresi untuk kualitas hidup (AHH) adalah sebagai berikut; INDIKATOR OUTCOME INDIKATOR MANFAAT (Variabel Terkait) Kualitas Hidup Angka Harapan Hidup % sampah diangkut ke TPA (Sph) % akses air minum aman (AM) % akses sanitasi layak (AL) % luas permukiman kumuh (Kmh) Hubungan di atas dituangkan dalam model regresi berikut ini, AHH = f (Sph, AM, AL, Kmh) AHH = b0+b1sph +b2am +b3al +b4kmh 30 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

31 Hasil Perhitungan Regresi Kualitas Hidup = 63,5 + 0,0002 Sph + 0,079 AM + 0,04 AL - 0,116 Kmh P-value (0,00)** (0,93) (007)* (0,26) (0,002)** R2=0,544 =54,4% F = 0,00001 (p-value) Keterangan Kualitas Hidup Sph AM AL Kmh = angka harapan hidup = persentase pengelolaan sampah suatu wilayah = persentase akses air minum aman rumah tangga = persentase akses sanitasi layak rumah tangga = persentase luasan permukiman kumuh Deskripsi Evaluasi: Akses air minum aman dan persentase permukiman kumuh berpengaruh signifikan pada peningkatan kualitas hidup. Terlihat dari angka p-value yang kecil (kurang dari 0,1). Seluruh infrastruktur permukiman secara umum siginfikan mempengaruhi kualitas hidup. Terlihat dari angka F (p-value) yang lebih kecil dari 0,1. Infrastruktur permukiman memberikan kontribusi manfaat pada kualitas hidup penduduk di Indonesia, sebesar 54,4%. Alternatif model lain untuk mengevaluasi manfaat adalah dengan regresi berganda berikut ini; 31

32 [5] Contoh : Penentuan Jumlah Sampel untuk Data Primer Jumlah sampel ditentukan berdasarkan jumlah kegiatan tertentu yang dilakukan pada tahun tertentu. Setelah diketahui jumlah kegiatan dan sebarannya di provinsi-provinsi, kemudian diperhitungkan jumlah sampel yang akan disurvei beserta lokasi provinsinya. Standar Ukuran Sampel Minimum Berdasarkan Ukuran Populasi Jumlah Kegiatan Tahun X < >1.000 Ukuran Sampel Semua kegiatan diangkat sebagai sampel Ukuran sampel 60 Ukuran sampel 120 Contoh Penentuan Ukuran Sampel Data dan informasi evaluasi manfaat parsial diperoleh dari pengguna langsung infrastruktur yang telah dibangun. Karena itu pengguna infrastruktur perlu diwawancara sebagai sampel. Berdasarkan standar jumlah kegiatan yang disebutkan pada tabel di atas, maka ukuran sampel adalah sebagai berikut; Jenis Kegiatan Jumlah Kegiatan Ukuran Sampel Pamsimas Ruang Terbuka Hijau SPAM MBR Berdasarkan jumlah sampel tersebut, maka distribusi dengan pendekatan sampel berjenjang adalah sebagai berikut; 32 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

33 NO PROVINSI Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep.Bangka Belitung Kep. Riau Jawa Barat Jawa Tengah DI. Yogyakarta DKI Jakarta Jawa Timur Banten Bali NTB NTT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Pamsimas POPULASI KEGIATAN RTH SPAM MBR UKURAN SAMPEL MINIMUM Pamsimas RTH SPAM MBR

34 NO PROVINSI Pamsimas POPULASI KEGIATAN RTH SPAM MBR UKURAN SAMPEL MINIMUM Pamsimas RTH SPAM MBR Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA SAMPEL Sebagai contoh, Pamsimas dengan jumlah sampel 120. Ukuran sampel untuk Aceh adalah proporsi kegiatan Pamsimas di Aceh terhadap seluruh kegiatan Pamsimas Nasional. Ukuran Sampel di Aceh= 16 x 120= Dengan demikian, untuk kegiatan Pamsimas di Aceh yang akan disurvei adalah para pengguna pada 1 kegiatan Pamsimas. Masing-masing kegiatan diambil sebanyak 5 rumah tangga/pengguna. Karena itu jumlah responden total sebanyak 120 x 5 = 600 pemanfaat/pengguna. 34 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

35 [6] KUESIONER KEPADA PENERIMA MANFAAT KODE L-1 L-2 L-3 L-4 L-5 L-6 L-7 L-8 Bangunan Gedung Jalan Lingkungan Penyediaan Air Bersih/Minum Drainase Lingkungan Pengelolaan Air Limbah Pengelolaan Persampahan Proteksi Kebakaran Ruang Terbuka Publik 35

36 Responden Pengguna BANGUNAN GEDUNG L-1 SURVEI EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Nama : Pendidikan Terakhir : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Alamat : Usia : Kota : Jumlah Anggota Keluarga : Provinsi : Jumlah Usia <18 thn : Kegiatan : Fokus : IMB, SLF 1. Dalam upaya memperoleh IMB /SLF OUTCOME (HASIL) m Bagus : jelas waktu dan syaratnya, cepat, dan mudah prosesnya l Cukup bagus : syarat jelas, mudah proses, dan waktu belum pasti k Kurang : syarat jelas, namun proses panjang dan waktu lama j Sangat kurang : layanan sulit diakses dan waktunya lama Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 2. Kemerataan Layanan IMB m Bagus : layanan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat di sekitar/ permukiman ini l Cukup bagus : layanan dapat diakses oleh cukup banyak lapisan masyarakat di sekitar/ permukiman ini k Kurang bagus : layanan dapat diakses oleh sedikit lapisan masyarakat di sekitar/ permukiman ini j Tidak bagus : layanan sangat sedikit/jarang diakses oleh masyarakat di sekitar/ permukiman ini Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] MANFAAT 3. Manfaat yang dirasakan SETELAH memiliki/adanya Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)/ Sertifikat Layak Fungsi (SLF) dibandingkan SEBELUMnya. SEBELUM: SESUDAH: m Bagus m Bagus l Cukup bagus l Cukup bagus k Kurang bagus k Kurang bagus j Tidak bagus j Tidak bagus 36 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

37 4. Bentuk manfaat yang diperoleh j Jaminan keamanan bangunan l Untuk persyaratan kegiatan lain n Lainnya... k Kenyamanan lingkungan dan ketertiban lingkungan m Nilai ekonomi/ harga bangunan 5. Tingkat manfaat yang diperoleh No: No: No: No: No: KEBERLANJUTAN 6. Keberlangsungan manfaat IMB bangunan gedung m Bagus : manfaat dapat dirasakan dalam jangka panjang (5 tahun lebih) l Cukup bagus : manfaat yang dirasakan dalam jangka menengah (3-4 tahun) k Kurang : manfaat yang dirasakan dalam jangka pendek (hingga 2 tahun) j Sangat kurang : manfaat hanya seketika (sekali saja) Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 37

38 Responden Pengguna JALAN LINGKUNGAN L-2 SURVEI EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Nama : Pendidikan Terakhir : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Alamat : Usia : Kota : Jumlah Anggota Keluarga : Provinsi : Jumlah Usia <18 thn : Kegiatan : OUTCOME (HASIL) 1. Tingkat akses/ penggunaan jalan lingkungan m Bagus : sangat intensif/banyak digunakan warga masyarakat sekitar l Cukup bagus : cukup banyak digunakan warga masyarakat sekitar k Kurang : sedikit sekali yang digunakan warga masyarakat sekitar j Sangat kurang : tidak digunakan oleh warga masyarakat sekitar Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 2. Kemerataan layanan/penggunaan jalan lingkungan m Bagus l Cukup bagus k Kurang bagus j Tidak bagus : banyak digunakan oleh masyarakat selain warga setempat : cukup banyak digunakan oleh masyarakat selain warga setempat : digunakan oleh sedikit masyarakat selain warga setempat : hanya digunakan oleh warga setempat Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] MANFAAT 3. Manfaat yang dirasakan SETELAH adanya pembangunan/perbaikan jalan lingkungan dibandingkan SEBELUMnya. SEBELUM: m Bagus l Cukup bagus k Kurang bagus j Tidak bagus SESUDAH: m Bagus l Cukup bagus k Kurang bagus j Tidak bagus 38 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

39 4. Bentuk manfaat yang diperoleh j Kelancaran kegiatan sehari-hari l Ketertiban lingkungan n Lainnya... k Kenyamanan lingkungan m Mendukung kegiatan ekonomi keluarga 5. Tingkat manfaat yang diperoleh No: No: No: No: No: KEBERLANJUTAN 6. Dukungan partisipasi masyarakat m Bagus : ada organisasi/lembaga warga yang turut dan aktif merawat jalan l Cukup bagus : ada organisasi/lembaga warga yang turut dan cukup aktif merawat jalan k Kurang : ada organisasi/lembaga warga yang seharusnya merawat jalan namun tidak aktif j Sangat kurang : tidak ada organisasi lembaga warga yang turut membantu merawat jalan Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 7. Dukungan partisipasi pemerintah daerah m Bagus : pemerintah daerah memelihara jalan lingkungan secara rutin l Cukup bagus : pemerintah daerah memelihara jalan tersebut bila rusak k Kurang : pemerintah daerah jarang memelihara jalan tersebut j Sangat kurang : tidak ada lagi yang memelihara dan merawat jalan tersebut Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 39

40 Responden Pengguna PENYEDIAAN AIR MINUM L-3 SURVEI EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Nama : Pendidikan Terakhir : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Alamat : Usia : Kota : Jumlah Anggota Keluarga : Provinsi : Jumlah Usia <18 thn : Kegiatan : OUTCOME (HASIL) 1. Tingkat akses/layanan air minum secara umum di wilayah m Bagus : dapat digunakan 24 jam sehari, mencukupi kebutuhan dengan kualitas baik l Cukup bagus : belum dapat digunakan 24 jam sehari, namun masih mencukupi kebutuhan dengan kualitas cukup baik k Kurang : digunakan dalam waktu terbatas dan kurang mencukupi kebutuhan j Sangat kurang : tidak dapat digunakan sehingga menggunakan sumber air minum lainnya. Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 2. Kemerataan layanan air minum di lingkungan permukiman ini m Bagus l Cukup bagus k Kurang bagus j Tidak bagus : layanan dapat diperoleh semua lapisan masyarakat di semua lingkungan ini (termasuk difabel) : layanan hampir menjangkau semua lapisan masyarakat di lingkungan ini (termasuk difabel) : layanan menjangkau sedikit lapisan masyarakat di lingkungan ini (termasuk difabel) : layanan hanya untuk beberapa keluarga saja di lingkungan ini (termasuk difabel) Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 3. Akses aman layanan air minum di lingkungan permukiman m Bagus : Akses layanan AM dapat dijangkau kurang dari 30 menit dengan berjalan kaki l Cukup bagus : Akses layanan AM dapat dijangkau 30 menit dengan berjalan kaki k Kurang bagus : Akses layanan AM dapat dijangkau lebih dari 30 menit dengan berjalan kaki j Tidak bagus : Akses layanan AM tidak dapat dijangkau dengan berjalan kaki Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 40 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

41 MANFAAT 4. Manfaat yang dirasakan SETELAH adanya pembangunan/perbaikan jalan lingkungan dibandingkan SEBELUMnya. SEBELUM: SESUDAH: m Bagus m Bagus l Cukup bagus l Cukup bagus k Kurang bagus k Kurang bagus j Tidak bagus j Tidak bagus 5. Bentuk manfaat yang diperoleh j Kesehatan keluarga k Penghematan waktu/tenaga dalam memperoleh air l Kepastian memperoleh air minum m Ketertiban/ kenyamanan dalam memperoleh air n Penghematan biaya mendapat air o Lainnya Tingkat manfaat yang diperoleh No: No: No: No: No: 7. Dukungan partisipasi masyarakat KEBERLANJUTAN m Bagus : ada lembaga masyarakat yang aktif mengelola/ memberikan dukungan operasional l Cukup bagus : ada lembaga masyarakat yang cukup aktif mengelola/ memberikan dukungan operasional k Kurang : ada lembaga masyarakat namun kurang aktif mendukung operasional j Sangat kurang : tidak ada dukungan lembaga masyarakat Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 8. Dukungan partisipasi pemerintah daerah m Bagus : pemerintah/lembaga pemerintah yang mengelola secara rutin l Cukup bagus : pemerintah/lembaga pemerintah yang mengelola sesuai kondisi k Kurang : pemerintah/lembaga pemerintah jarang menangani j Sangat kurang : pemerintah/lembaga pemerintah tidak lagi memperhatikan kondisi Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 41

42 Responden Pengguna DRAINASE LINGKUNGAN L-4 SURVEI EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Nama : Pendidikan Terakhir : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Alamat : Usia : Kota : Jumlah Anggota Keluarga : Provinsi : Jumlah Usia <18 thn : Kegiatan : 1. Hasil drainase lingkungan pada lingkungan OUTCOME (HASIL) m Bagus : sudah mengatasi masalah genangan/banjir yang terjadi l Cukup bagus : mengurangi intensitas genangan/banjir dari kondisi awal k Kurang : kadang masih terjadi genangan/banjir j Sangat kurang : tidak ada perubahan dari kondisi genangan/banjir sebelumnya. Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 2. Kemerataan layanan m Bagus : Infrastruktur telah menjangkau seluruh lingkungan yang terkena genangan/banjir dengan kualitas baik l Cukup bagus : Infrastruktur telah menjangkau seluruh lingkungan yang terkena genangan/banjir dengan kualitas layanan cukup baik k Kurang bagus : Infrastruktur kurang menjangkau lingkungan yang terkena genangan/banjir dengan kualitas layanan kurang baik j Tidak bagus : Infrastruktur tidak menjangkau seluruh lingkungan Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] MANFAAT 3. Manfaat yang dirasakan SETELAH adanya perbaikan/pembangunan drainase lingkungan dibandingkan SEBELUMnya SEBELUM: m Bagus l Cukup bagus k Kurang bagus j Tidak bagus SESUDAH: m Bagus l Cukup bagus k Kurang bagus j Tidak bagus 42 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

43 4. Bentuk manfaat yang diperoleh j Kenyamanan lingkungan karena sudah tidak ada genangan/banjir di saat musim hujan tiba k Aktivitas menjadi lebih lancar di saat musim hujan l Kenyamanan lingkungan karena fungsi jalan menjadi normal m Kesehatan lingkungan karena tidak terkena penyakit akibat dari genangan/banjir n Gangguan lainnya hilang Tingkat manfaat yang diperoleh No: No: No: No: No: 6. Dukungan partisipasi masyarakat KEBERLANJUTAN m Bagus : ada lembaga masyarakat yang aktif mengelola/ memberikan dukungan operasional l Cukup bagus : ada lembaga masyarakat yang cukup aktif mengelola/ memberikan dukungan operasional k Kurang : ada lembaga masyarakat namun kurang aktif mendukung operasional j Sangat kurang : tidak ada dukungan lembaga masyarakat Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 7. Dukungan partisipasi pemerintah daerah m Bagus : pemerintah/lembaga pemerintah yang mengelola secara rutin l Cukup bagus : pemerintah/lembaga pemerintah yang mengelola sesuai kondisi k Kurang : pemerintah/lembaga pemerintah jarang menangani j Sangat kurang : pemerintah/lembaga pemerintah tidak lagi memperhatikan kondisi Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 43

44 Responden Pengguna PENGELOLAAN AIR LIMBAH L-5 SURVEI EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Nama : Pendidikan Terakhir : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Alamat : Usia : Kota : Jumlah Anggota Keluarga : Provinsi : Jumlah Usia <18 thn : Kegiatan : OUTCOME (HASIL) 1. Hasil layanan air limbah pada lingkungan (tingkat layanan) m Bagus : mengakses pembuangan limbah keseluruhan/setiap penduduk, tidak menimbulkan bau serta dikelola secara berkala l Cukup bagus : belum dapat mengakses pembuangan limbah keseluruhan penduduk, tidak menimbulkan bau serta dikelola secara berkala k Kurang : jumlah penampungan pembuangan limbah tidak dapat menampung dari penduduk, menimbulkan bau serta belum dikelola secara berkala j Sangat kurang : tidak dapat memenuhi kebutuhan pembuangan limbah masyarakat, menimbulkan bau dan mencemari lingkungan serta tidak dikelola secara baik Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 2. Kemerataan layanan m Bagus : layanan mudah diperoleh semua lapisan masyarakat dengan kualitas baik l Cukup bagus : layanan mudah diperoleh semua lapisan masyarakat dengan kualitas cukup baik k Kurang bagus : layanan belum dapat diperoleh semua lapisan masyarakat dengan kualitas kurang baik j Tidak bagus : layanan tidak dapat di akses oleh masyarakat Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] MANFAAT 3. Manfaat yang dirasakan SETELAH adanya perbaikan/pembangunan sarana air limbah dibandingkan SEBELUMnya SEBELUM: m Bagus l Cukup bagus k Kurang bagus j Tidak bagus SESUDAH: m Bagus l Cukup bagus k Kurang bagus j Tidak bagus 44 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

45 4. Bentuk manfaat yang diperoleh j Kesehatan hidup keluarga lebih baik k Kemudahan buang air besar l Kenyamanan lingkungan m Ketertiban masyarakat n Penghematan biaya pembuangan limbah o Lainnya Tingkat manfaat yang diperoleh No: No: No: No: No: 6. Dukungan partisipasi masyarakat KEBERLANJUTAN m Bagus : ada lembaga masyarakat yang aktif mengelola/ memberikan dukungan operasional l Cukup bagus : ada lembaga masyarakat yang cukup aktif mengelola/ memberikan dukungan operasional k Kurang : ada lembaga masyarakat namun kurang aktif mendukung operasional j Sangat kurang : tidak ada dukungan lembaga masyarakat Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 7. Dukungan partisipasi pemerintah daerah m Bagus : pemerintah/lembaga pemerintah yang mengelola/memelihara secara rutin l Cukup bagus : pemerintah/lembaga pemerintah yang mengelola/memelihara sesuai kondisi k Kurang : pemerintah/lembaga pemerintah jarang menangani/memelihara j Sangat kurang : pemerintah/lembaga pemerintah tidak lagi memperhatikan kondisi Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 45

46 Responden Pengguna PENGELOLAAN SAMPAH L-6 SURVEI EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Nama : Pendidikan Terakhir : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Alamat : Usia : Kota : Jumlah Anggota Keluarga : Provinsi : Jumlah Usia <18 thn : Kegiatan : 1. Hasil layanan pengangkutan sampah OUTCOME (HASIL) m Sangat intensif : dapat menangani seluruh sampah di kawasan ini l Cukup intensif : dapat menangani sebagian besar sampah di kawasan ini k Kurang intensif : kurang dapat menangani sampah (separuhnya tidak terangkut) di kawasan ini j Tidak intensif : banyak sampah tidak tertangani di kawasan ini Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 2. Kemerataan layanan m Bagus : layanan mudah diperoleh semua lapisan masyarakat dengan kualitas baik l Cukup bagus : layanan mudah diperoleh semua lapisan masyarakat dan kualitas layanan cukup baik k Kurang bagus : layanan belum dapat diperoleh semua lapisan masyarakat dan kualitas layanan kurang baik j Tidak bagus : layanan belum dapat di akses semua lapisan masyarakat dan kualitas sangat kurang Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] MANFAAT 3. Manfaat yang dirasakan SETELAH adanya perbaikan/pembangunan sarana pengelolaan sampah dibandingkan SEBELUMnya SEBELUM: m Bagus l Cukup bagus k Kurang bagus j Tidak bagus SESUDAH: m Bagus l Cukup bagus k Kurang bagus j Tidak bagus 46 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

47 4. Bentuk manfaat yang diperoleh j Kesehatan lingkungan k Kenyamanan lingkungan l Kebersihan lingkungan m Ketertiban lingkungan dalam mengelola sampah n Penghematan biaya urusan sampah o Lainnya Tingkat manfaat yang diperoleh No: No: No: No: No: 6. Dukungan partisipasi masyarakat KEBERLANJUTAN m Bagus : ada lembaga masyarakat yang turut membantu dan aktif mengangkut/mengelola sampah l Cukup bagus : ada lembaga masyarakat yang turut membantu dan cukup aktif mengangkut sampah k Kurang : ada lembaga masyarakat yang turut membantu namun tidak aktif j Sangat kurang : tidak ada lembaga masyarakat yang turut membantu Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 7. Dukungan partisipasi pemerintah daerah m Bagus : pemerintah/lembaga pemerintah mengelola/mengoperasikan pengangkutan sampah secara rutin/berkala l Cukup bagus : pemerintah/lembaga pemerintah yang mengelola/mengoperasikan pengangkutan sampah tetapi belum rutin/berkala k Kurang : pemerintah/lembaga pemerintah jarang menangani/mengoperasikan pengangkutan sampah secara rutin/berkala j Sangat kurang : pemerintah/lembaga pemerintah tidak lagi melakukan/pengoperasian pengangkutan sampah Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 47

48 Responden Pengguna PROTEKSI KEBAKARAN L-7 SURVEI EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Nama : Pendidikan Terakhir : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Alamat : Usia : Kota : Jumlah Anggota Keluarga : Provinsi : Jumlah Usia <18 thn : Kegiatan : 1. Hasil alat proteksi kebakaran OUTCOME (HASIL) m Bagus : alat yang ada sudah lengkap dapat meminimalisasi risiko bahaya kebakaran l Cukup bagus : alat yang ada cukup lengkap dan cukup dapat meminimalisasi risiko bahaya kebakaran k Kurang bagus : alat yang ada kurang lengkap dan belum dapat meminimalisasi risiko bahaya kebakaran j Tidak bagus : alat yang ada terbatas dan tidak dapat meminimalisasi risiko bahaya kebakaran Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 2. Kemerataan layanan m Bagus : layanan mudah diperoleh semua lapisan masyarakat dengan kualitas baik l Cukup bagus : layanan mudah diperoleh semua lapisan masyarakat dan kualitas layanan cukup baik k Kurang bagus : layanan belum dapat diperoleh semua lapisan masyarakat dan kualitas layanan kurang baik j Tidak bagus : layanan belum dapat di akses semua lapisan masyarakat dan kualitas layanan sangat kurang Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] MANFAAT 3. Manfaat yang dirasakan SETELAH adanya penyediaan sistem proteksi kebakaran dibandingkan SEBELUMnya SEBELUM: m Bagus l Cukup bagus k Kurang bagus j Tidak bagus SESUDAH: m Bagus l Cukup bagus k Kurang bagus j Tidak bagus 48 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

49 4. Bentuk manfaat yang diperoleh j Rasa aman lingkungan dari kebakaran k Kenyamanan lingkungan l Untuk persyaratan kegiatan lain m Nilai ekonomi/ harga bangunan n Lainnya Tingkat manfaat yang diperoleh No: No: No: No: No: 6. Dukungan partisipasi masyarakat KEBERLANJUTAN m Bagus : masyarakat aktif dalam merawat sistem pemadam kebakaran secara intensif dan berkala dan tanggap terhadap tanda kebakaran l Cukup bagus : masyarakat aktif dalam merawat sistem pemadam kebakaran namun tidak secara k Kurang intensif dan berkala dan tanggap terhadap tanda kebakaran : masyarakat kurang aktif dalam merawat sistem pemadam kebakaran dan berkala dan tanggap terhadap tanda kebakaran j Sangat kurang : tidak ada masyarakat yang aktif dalam merawat sistem pemadam kebakaran dan tanggap terhadap tanda kebakaran Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 7. Dukungan partisipasi pemerintah daerah m Bagus : pemerintah/lembaga pemerintah yang mengelola/memelihara secara rutin l Cukup bagus : pemerintah/lembaga pemerintah yang mengelola/memelihara sesuai kondisi k Kurang : pemerintah/lembaga pemerintah jarang menangani/memelihara j Sangat kurang : pemerintah/lembaga pemerintah tidak lagi memperhatikan kondisi Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 49

50 Responden Pengguna RUANG TERBUKA PUBLIK L-8 SURVEI EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Nama : Pendidikan Terakhir : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Alamat : Usia : Kota : Jumlah Anggota Keluarga : Provinsi : Jumlah Usia <18 thn : Kegiatan : 1. Hasil layanan RTP /RTH m Bagus l Cukup bagus k Kurang OUTCOME (HASIL) : sesuai kebutuhan dan sangat mendukung interaksi sosial dan terciptanya iklim mikro : sesuai kebutuhan dan namun kurang mendukung interaksi sosial dan terciptanya iklim mikro : tidak sesuai kebutuhan dan sedikit mendukung interaksi sosial dan terciptanya iklim mikro j Sangat kurang : tidak sesuai kebutuhan dan tidak berfungsi dalam menciptakan interaksi sosial dan iklim mikro Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 2. Kemerataan layanan m Bagus : layanan mudah diperoleh semua lapisan masyarakat dengan kualitas baik l Cukup bagus : layanan mudah diperoleh semua lapisan masyarakat dan kualitas layanan cukup baik k Kurang bagus : layanan belum dapat diperoleh semua lapisan masyarakat dan kualitas layanan kurang baik j Tidak bagus : layanan belum dapat di akses semua lapisan masyarakat dan kualitas layanan sangat kurang Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] MANFAAT 3. Manfaat yang dirasakan SETELAH adanya penyediaan Ruang Terbuka Publik dibandingkan SEBELUMnya SEBELUM: m Bagus l Cukup bagus k Kurang bagus j Tidak bagus SESUDAH: m Bagus l Cukup bagus k Kurang bagus j Tidak bagus 50 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

51 4. Bentuk manfaat yang diperoleh j Rekreasi k Kemeratan sosial l Kenyamanan lingkungan m Memperbaiki iklim mikro (Ruang Terbuka Hijau) n Sarana kreasi warga & olahraga o Lainnya Tingkat manfaat yang diperoleh No: No: No: No: No: 6. Dukungan partisipasi masyarakat KEBERLANJUTAN m Bagus : ada organisasi dari unsur masyarakat yang turut membantu dan aktif memelihara sarana RTP/RTH l Cukup bagus : ada organisasi dari unsur masyarakat yang turut membantu dan cukup aktif memelihara sarana RTP/RTH k Kurang : ada organisasi dari masyarakat yang turut membantu namun tidak aktif memelihara sarana RTP/RTH j Sangat kurang : tidak ada organisasi dari masyarakat yang turut membantu memelihara sarana Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 7. Dukungan partisipasi pemerintah daerah m Bagus : pemerintah/lembaga pemerintah yang memelihara secara rutin l Cukup bagus : pemerintah/lembaga pemerintah yang memelihara sesuai kondisi k Kurang : pemerintah/lembaga pemerintah jarang memelihara j Sangat kurang : pemerintah/lembaga pemerintah tidak lagi memperhatikan kondisi Penjelasan : [bila jawabanjk gali penyebabnya] 51

52 [8] KUESIONER KEPADA PENGELOLA KODE L-9 L-10 L-11 L-12 L-13 L-14 L-15 L-16 Bangunan Gedung Jalan Lingkungan Penyediaan Air Bersih/Minum Drainase Lingkungan Pengelolaan Air Limbah Pengelolaan Persampahan Proteksi Kebakaran Ruang Terbuka Publik 52 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

53 Responden Pengelola BANGUNAN GEDUNG L-9 SURVEI EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Nama : Pendidikan Terakhir : Alamat : Pekerjaan : Kota : Usia : Provinsi : Kegiatan : Bentuk kegiatan (fisik/ non fisik) : OUTCOME (HASIL) 1. Penerapan aturan (perda) bangunan/gedung untuk penataan kawasan/wilayah m Bagus : diwajibkan kepada setiap bangunan/gedung yang ada pada wilayah/kawasan dan berdasarkan data bangunan/gedung yang selalu di update secara rutin dan berkala. l Cukup bagus : diterapkan sesuai kondisi kebutuhan kepada setiap bangunan/gedung yang ada pada wilayah/kawasan dan berdasarkan data bangunan/gedung yang selalu di update secara rutin dan berkala. k Kurang : kurang diterapkan kepada setiap bangunan/gedung yang ada pada wilayah/kawasan dan berdasarkan data bangunan/gedung yang tidak diperbarui secara rutin dan berkala. j Sangat kurang : tidak begitu diperhatikan penerapannya dan datanya tidak diperbarui secara rutin dan berkala. MANFAAT BAGI WILAYAH 2. Manfaat (arti penting) infrastruktur bagi wilayah secara keseluruhan (spill over): : menciptakan keteraturan dan ketertiban semua bangunan dalam suatu wilayah : menciptakan keteraturan dan ketertiban beberapa bangunan dalam suatu wilayah : belum menciptakan ketertiban dan keteraturan bangunan dalam suatu wilayah : tidak dapat menciptakan keteraturan dan ketertiban bangunan dalam suatu wilayah Penjelasan (Kualitatif): 3. Kesesuaian dengan prioritas kebutuhan wilayah terkait keselamatan, keteraturan, dan ketertiban gedung: : sudah mengakomodir dalam terciptanya keselamatan, keteraturan, dan ketertiban gedung dalam suatu wilayah. : cukup mengakomodir terciptanya keselamatan, keteraturan, dan ketertiban gedung dalam suatu wilayah. : belum mengakomodir terciptanya keselamatan, keteraturan, dan ketertiban gedung. : tidak mengakomodir terciptanya keselamatan, keteraturan, dan ketertiban gedung. Penjelasan (Kualitatif): 53

54 4. Bentuk manfaat yang diperoleh j Mitigasi bencana k Pengurangan risiko l Dukungan proses ketertiban dan keteraturan bangunan gedung m Menjadi referensi perundangan di daerah... No: No: No: No: No: KEBERLANJUTAN PROGRAM 5. Keberlanjutan penerapan aturan bangunan gedung dalam suatu wilayah m Bagus : tingkat kesadaran masyarakat terus bertambah akan terciptanya keselamatan, keteraturan, dan ketertiban gedung dalam suatu wilayah l Cukup bagus : ada perubahan tingkat kesadaran masyarakat tetapi belum signifikan untuk terciptanya keselamatan, keteraturan, dan ketertiban gedung dalam suatu wilayah k Kurang : belum merubah tingkat kesadaran masyarakat dalam terciptanya keselamatan, keteraturan, dan ketertiban gedung dalam suatu wilayah j Sangat kurang : tidak merubah tingkat kesadaran masyarakat dalam terciptanya keselamatan, keteraturan, dan ketertiban gedung dalam suatu wilayah Bila jawabannya j dan k, apa penyebabnya? 6. Dukungan partisipasi pemerintah daerah m Bagus : didukung anggaran dan kegiatan pemda secara optimal l Cukup bagus : didukung anggaran dan kegiatan pemda, namun kurang mencukupi k Kurang : kurang didukung anggaran dan kegiatan pemda j Sangat kurang : tidak didukung anggaran dan kegiatan pemda Bila jawabannya j dan k, apa penyebabnya? 54 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

55 Responden Pengelola JALAN LINGKUNGAN L-10 SURVEI EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Nama : Pendidikan Terakhir : Alamat : Pekerjaan : Kota : Usia : Provinsi : Kegiatan : Panjang/Luas Infrastruktur : Jenis infrastruktur : Kondisi infrastruktur : OUTCOME (HASIL) 1. Tingkat akses/penggunaan jalan lingkungan di wilayah m Bagus : sangat intensif/banyak digunakan warga masyarakat sekitar l Cukup bagus : cukup banyak digunakan warga masyarakat sekitar k Kurang : sedikit sekali yang digunakan warga masyarakat sekitar j Sangat kurang : tidak digunakan oleh warga masyarakat sekitar MANFAAT BAGI WILAYAH 2. Kesesuaian dengan prioritas kebutuhan wilayah (apakah persoalan jalan lingkungan di daerah ini menjadi prioritas penting untuk memudahkan akses kegiatan warga) m Sangat Sesuai : membuat semua kegiatan dan aktivitas masyarakat dalam wilayah tersebut menjadi mudah dan lancar l Sesuai : membuat kegiatan dan aktivitas masyarakat dalam wilayah tersebut menjadi mudah dan lancar walaupun belum sepenuhnya k Belum Sesuai : belum membuat dampak dalam mempermudah dan memudahkan aktivitas masyarakat dalam suatu wilayah j Tidak Sesuai : tidak membuat dampak dan perubahan apa-apa Penjelasan (Kualitatif): 3. Manfaat (arti penting) infrastruktur bagi wilayah secara keseluruhan (spill over): : sangat banyak menambah cakupan layanan seluruh jalan lingkungan wilayah kab/kota : banyak menambah cakupan layanan seluruh jalan lingkungan wilayah kab/kota : cukup menambah cakupan layanan jalan lingkungan wilayah kab/kota : sedikit sekali menambah cakupan layanan jalan lingkungan di wilayah kab/kota Penjelasan (Kualitatif): 55

56 4. Bentuk manfaat infrastruktur jalan lingkungan j Aksesibilitas warga k Kenyamanan lingkungan l Ketertiban lingkungan m Mendukung aktivitas n Kesehatan masyarakat o... No: No: No: No: No: KEBERLANJUTAN PROGRAM 5. Keberlanjutan manfaat infrastruktur Jalan Lingkungan yang dibangun m Bagus : infrastruktur dapat terus berfungsi optimal dan tetap dapat diakses oleh pengguna l Cukup bagus : infrastruktur masih diakses dan berfungsi bagi pengguna k Kurang : terjadi penurunan fungsi dan jumlah akses pengguna infrastruktur j Sangat kurang : infrastruktur sudah tidak dapat dimanfaatkan dan tidak berfungsi Bila jawabannya j dan k, apa penyebabnya? 6. Dukungan kelembagaan masyarakat untuk program jalan lingkungan m Bagus : terbentuk lembaga pengelola dan berfungsi optimal l Cukup bagus : terbentuk lembaga pengelola namun kurang berfungsi optimal k Kurang : terbentuk lembaga pengelola dan tidak berfungsi optimal j Sangat kurang : lembaga yang terbentuk sudah tidak ada lagi Bila jawabannya j dan k, apa penyebabnya? 7. Pengembangan ke lokasi lainnya m Bagus : terbentuk banyak kegiatan sejenis di lokasi lain l Cukup bagus : terbentuk beberapa kegiatan sejenis di lokasi lain k Kurang : terbentuk 1-2 kegiatan sejenis di lokasi lain j Sangat kurang : tidak dilakukan pengembangan di tempat lain Bila jawabannya j dan k, apa penyebabnya? 56 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

57 Responden Pengelola PENYEDIAAN AIR BERSIH/MINUM L-11 SURVEI EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Nama : Pendidikan Terakhir : Alamat : Pekerjaan : Kota : Usia : Provinsi : Kegiatan : Nama : Lokasi : Kapasitas produksi : Cakupan : OUTCOME (HASIL) 1. Tingkat akses/layanan air minum secara umum bagi wilayah m Bagus : layanan mudah diperoleh oleh semua lapisan masyarakat dan dapat digunakan 24 jam sehari, serta mencukupi kebutuhan air bersih/minum dengan kualitas baik l Cukup bagus : jangkauan layanan hampir ke semua lapisan masyarakat dan belum dapat digunakan 24 jam sehari, namun masih mencukupi kebutuhan dengan kualitas cukup baik k Kurang : layanan menjangkau beberapa lapisan masyarakat dan digunakan dalam waktu terbatas serta kurang mencukupi kebutuhan dengan kualitas kurang baik j Sangat kurang : jangkauan layanan hanya untuk beberapa keluarga dan tidak dapat digunakan sehingga menggunakan sumber air minum lainnya MANFAAT BAGI WILAYAH 2. Kesesuaian dengan prioritas kebutuhan wilayah terhadap air bersih/minum (apakah kegiatan Pamsimas/SPAM IKK/HIPAM/PDAM solusi untuk mencukupi kebutuhan air bersih/minum) m Sangat Sesuai : sudah mengakomodir dan mengatasi masalah kebutuhan air bersih/ minum dalam suatu wilayah l Sesuai : cukup mengakomodir dan mengatasi masalah kebutuhan air bersih/minum k Kurang Sesuai : belum mengakomodir dan mengatasi masalah kebutuhan air bersih/minum j Tidak Sesuai : tidak mengakomodir dan mengatasi kebutuhan air bersih/minum. Penjelasan (Kualitatif): 3. Manfaat (arti penting) infrastruktur bagi wilayah secara keseluruhan (spill over): : memenuhi kebutuhan dan menambah cakupan layanan air bersih/minum di seluruh wilayah kab/kota : memenuhi kebutuhan walaupun belum menambah cakupan layanan air bersih/ minum di seluruh wilayah kab/kota. : belum memenuhi kebutuhan dan belum menambah cakupan layanan air minum di wilayah kab/kota : tidak memenuhi kebutuhan dan cakupan layanan air minum di wilayah kab/kota Penjelasan (Kualitatif): 57

58 4. Bentuk manfaat infrastruktur air bersih/minum j Kesehatan masyarakat /khususnya penghuni k Efisiensi pengelolaan air bersih/minum l Kemudahan akses air minum m Kelancaran operasionalisasi n... o... No: No: No: No: No: KEBERLANJUTAN PROGRAM 5. Keberlanjutan kegiatan m Bagus : infrastruktur dapat terus berfungsi optimal dan tetap dapat diakses oleh pengguna l Cukup bagus : infrastruktur masih diakses dan berfungsi bagi pengguna k Kurang : terjadi penurunan fungsi dan jumlah akses pengguna infrastruktur j Sangat kurang : infrastruktur sudah tidak dapat dimanfaatkan dan tidak berfungsi Bila jawabannya j dan k, apa penyebabnya? 6. Dukungan pemerintah daerah m Bagus : didukung anggaran dan kegiatan pemda secara optimal l Cukup bagus : didukung anggaran dan kegiatan pemda, namun kurang mencukupi k Kurang : kurang didukung anggaran dan kegiatan pemda j Sangat kurang : tidak didukung anggaran dan kegiatan pemda Bila jawabannya j dan k, apa penyebabnya? 7. Pengembangan ke lokasi lainnya m Bagus : terbentuk banyak kegiatan sejenis di lokasi lain l Cukup bagus : terbentuk beberapa kegiatan sejenis di lokasi lain k Kurang : terbentuk 1-2 kegiatan sejenis di lokasi lain j Sangat kurang : tidak dilakukan pengembangan di tempat lain Bila jawabannya j dan k, apa penyebabnya? 58 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

59 Responden Pengelola DRAINASE LINGKUNGAN L-12 SURVEI EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Nama : Pendidikan Terakhir : Alamat : Pekerjaan : Kota : Usia : Provinsi : Kegiatan : Panjang/Luas Infrastruktur : Jenis infrastruktur : Kondisi infrastruktur : OUTCOME (HASIL) 1. Tingkat akses/layanan drainase secara umum bagi wilayah m Bagus : layanan infrastruktur sudah menjangkau seluruh lingkungan dan sudah mengatasi masalah genangan/banjir yang terjadi l Cukup bagus : layanan infrastruktur belum menjangkau seluruh lingkungan namun, sudah mengurangi k Kurang intensitas genangan/banjir dari kondisi awal : layanan infrastruktur kurang menjangkau lingkungan terjadinya genangan/banjir sehingga belum mengurangi/mengatasi genangan/banjir dari kondisi awal j Sangat kurang : Infrastruktur tidak menjangkau seluruh lingkungan dan tidak ada perubahan dari kondisi genangan/banjir sebelumnya. MANFAAT BAGI WILAYAH 2. Kesesuaian dengan prioritas kebutuhan wilayah (apakah persoalan drainase di daerah ini menjadi prioritas penting karena permasalahan banjir dan genangan besar?) m Sangat Sesuai : sudah mengakomodir dan mengatasi masalah banjir dan genangan besar dalam wilayah tersebut l Sesuai : cukup mengakomodir dan mengatasi masalah banjir dan genangan besar dalam wilayah tersebut k Kurang Sesuai : belum mengakomodir dan mengatasi masalah banjir dan genangan besar dalam wilayah tersebut j Tidak Sesuai : tidak mengakomodir dan mengatasi kebutuhan banjir dan genangan besar dalam wilayah tersebut Penjelasan (Kualitatif): 3. Manfaat (arti penting) infrastruktur bagi wilayah secara keseluruhan (spill over): : mengatasi seluruh cakupan layanan drainase lingkungan di kawasan/kota : cukup melayani sebagian (1/2) cakupan layanan drainase lingkungan kawasan/kota : sedikit menambah cakupan layanan drainase lingkungan di kawasan/kota : sangat sedikit (tidak terlalu berarti) dalam menambah cakupan layanan Penjelasan (Kualitatif): 59

60 4. Bentuk manfaat infrastruktur drainase lingkungan j Kesehatan masyarakat k Kenyamanan lingkungan l Ketertiban lingkungan m Mendukung aktivitas n... o... No: No: No: No: No: KEBERLANJUTAN PROGRAM 5. Keberlanjutan manfaat infrastruktur drainase lingkungan yang di bangun m Bagus : infrastruktur dapat terus berfungsi dan dikembangkan di daerah lain l Cukup bagus : infrastruktur dapat terus berfungsi tetapi belum dikembangkan di daerah lain k Kurang : terjadi penurunan fungsi dan menimbulkan hambatan bagi aktivitas warga j Sangat kurang : infrastruktur sudah tidak dapat dimanfaatkan Bila jawabannya j dan k, apa penyebabnya? 6. Dukungan kelembagaan masyarakat untuk program Drainase m Bagus : terbentuk lembaga pengelola dan berfungsi optimal l Cukup bagus : terbentuk lembaga pengelola namun kurang berfungsi optimal k Kurang : terbentuk lembaga pengelola dan tidak berfungsi optimal j Sangat kurang : lembaga yang terbentuk sudah tidak ada lagi Bila jawabannya j dan k, apa penyebabnya? 7. Pengembangan ke lokasi lainnya m Bagus : terbentuk banyak kegiatan sejenis di lokasi lain l Cukup bagus : terbentuk beberapa kegiatan sejenis di lokasi lain k Kurang : terbentuk 1-2 kegiatan sejenis di lokasi lain j Sangat kurang : tidak dilakukan pengembangan di tempat lain Bila jawabannya j dan k, apa penyebabnya? 60 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

61 Responden Pengelola PENGELOLAAN AIR LIMBAH L-13 SURVEI EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Nama : Pendidikan Terakhir : Alamat : Pekerjaan : Kota : Usia : Provinsi : Kegiatan : Nama : Lokasi : Bentuk kegiatan (fisik/ non fisik) (fisik ; misalnya ada fasilitasi sarana fisik/peralatan dan sejenis, atau bentuk bimbingan teknis dan manajemen, seperti pelatihan dan sejenisnya) OUTCOME (HASIL) 1. Tingkat akses/layanan air limbah secara umum bagi wilayah m Bagus : layanan mudah diperoleh dan dapat menampung pembuangan limbah keseluruhan/ setiap penduduk dengan kualitas baik (tidak menimbulkan bau dan dikelola secara berkala) l Cukup bagus : layanan mudah diperoleh tetapi belum dapat menampung mengakses pembuangan limbah keseluruhan penduduk dengan kualitas baik (tidak menimbulkan bau dan dikelola secara berkala) k Kurang bagus : layanan belum dapat diperoleh oleh setiap lapisan masyarakat dan tidak dapat menampung pembuangan limbah penduduk serta kualitas kurang baik (meminimbulkan bau dan tidak dikelola secara berkala) j Tidak bagus : layanan tidak dapat diakses oleh masyarakat MANFAAT BAGI WILAYAH 2. Kesesuaian dengan prioritas kebutuhan wilayah (kegiatan ini sangat dibutuhkan untuk mengelola sanitasi di daerah tersebut dan belum bisa ditangani langsung oleh pemda) m Sangat Sesuai : sudah mengakomodir kebutuhan penanganan air limbah bagi masyarakat dalam wilayah l Sesuai : cukup mengakomodir kebutuhan penanganan air limbah bagi masyarakat dalam wilayah k Kurang Sesuai : belum mengakomodir dan mengatasi masalah air limbah bagi masyarakat dalam wilayah j Tidak Sesuai : tidak mengakomodir dan mengatasi air limbah masyarakat dalam wilayah Penjelasan (Kualitatif): 3. Manfaat (arti penting) infrastruktur bagi wilayah secara keseluruhan (spill over): : sangat banyak menambah cakupan layanan pengelolaan air limbah di seluruh kab/kota : banyak menambah cakupan layanan pengelolaan air limbah diseluruh kab/kota : cukup menambah cakupan layanan pengelolaan air limbah di kab/kota : sedikit sekali menambah cakupan layanan pengelolaan air limbah di kab/kota Penjelasan (Kualitatif): 61

62 4. Bentuk manfaat infrastruktur air limbah j Kesehatan masyarakat k Efisiensi pengelolaan air limbah l Kenyamanan lingkungan m Mendukung aktivitas n Kelancaran operasionalisasi o... No: No: No: No: No: KEBERLANJUTAN PROGRAM 5. Keberlanjutan manfaat infrastruktur persampahan yang dibangun m Bagus : pelayanan dapat terus dilakukan dan dikembangkan l Cukup bagus : pelayanan dapat dilakukan namun belum dikembangkan di daerah lain k Kurang : terjadi penurunan layanan j Sangat kurang : pelayanan sudah tidak optimal dalam menangani sampah di wilayah tersebut Bila jawabannya j dan k, apa penyebabnya? 6. Dukungan kelembagaan masyarakat terhadap pengelolaan persampahan m Bagus : terbentuk lembaga pengelola dan berfungsi optimal l Cukup bagus : terbentuk lembaga pengelola namun kurang berfungsi optimal k Kurang : terbentuk lembaga pengelola dan tidak berfungsi optimal j Sangat kurang : lembaga yang terbentuk sudah tidak ada lagi Bila jawabannya j dan k, apa penyebabnya? 7. Pengembangan ke lokasi lainnya m Bagus : terbentuk banyak kegiatan sejenis di lokasi lain l Cukup bagus : terbentuk beberapa kegiatan sejenis di lokasi lain k Kurang : terbentuk 1-2 kegiatan sejenis di lokasi lain j Sangat kurang : tidak dilakukan pengembangan di tempat lain Bila jawabannya j dan k, apa penyebabnya? 62 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

63 Responden Pengelola PENGELOLAAN PERSAMPAHAN L-14 SURVEI EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Nama : Pendidikan Terakhir : Alamat : Pekerjaan : Kota : Usia : Provinsi : Kegiatan : Bentuk kegiatan (fisik/ non fisik) : Kondisi infrastruktur : OUTCOME (HASIL) 1. Tingkat akses/layanan sampah secara umum bagi wilayah m Bagus : layanan mudah diperoleh dan dapat menampung pembuangan sampah keseluruhan/ setiap penduduk dengan kualitas baik (tidak menimbulkan bau dan dikelola secara berkala) l Cukup bagus : layanan mudah diperoleh tetapi belum dapat menampung mengakses pembuangan sampah keseluruhan penduduk dengan kualitas baik (tidak menimbulkan bau dan dikelola secara berkala) k Kurang bagus : layanan belum dapat diperoleh oleh setiap lapisan masyarakat dan tidak dapat menampung pembuangan sampah penduduk serta kualitas j Tidak bagus : layanan tidak dapat diakses oleh masyarakat MANFAAT BAGI WILAYAH 2. Kesesuaian dengan prioritas kebutuhan wilayah (artinya kegiatan ini memang sangat dibutuhkan oleh wilayah ini) m Sangat Sesuai : sudah mengakomodir kebutuhan penanganan sampah masyarakat dalam wilayah l Sesuai : cukup mengakomodir kebutuhan penanganan sampah masyarakat dalam wilayah k Kurang Sesuai : belum mengakomodir dan mengatasi masalah sampah masyarakat dalam wilayah j Tidak Sesuai : tidak mengakomodir dan mengatasi sampah masyarakat dalam wilayah Penjelasan (Kualitatif): 3. Manfaat (arti penting) infrastruktur bagi wilayah secara keseluruhan (spill over): : sangat banyak menambah cakupan layanan pengelolaan sampah di seluruh kab/kota : banyak menambah cakupan layanan pengelolaan sampah diseluruh kab/kota : cukup menambah cakupan layanan pengelolaan sampah di kab/kota : sedikit sekali menambah cakupan layanan pengelolaan sampah di kab/kota Penjelasan (Kualitatif): 63

64 4. Bentuk manfaat infrastruktur persampahan j Kesehatan masyarakat k Kenyamanan lingkungan l Ketertiban lingkungan m Mendukung aktivitas n Kebersihan lingkungan o... No: No: No: No: No: KEBERLANJUTAN PROGRAM 5. Keberlanjutan manfaat infrastruktur persampahan yang dibangun m Bagus : pelayanan dapat terus dilakukan dan dikembangkan l Cukup bagus : pelayanan dapat dilakukan namun belum dikembangkan di daerah lain k Kurang : terjadi penurunan layanan j Sangat kurang : pelayanan sudah tidak optimal dalam menangani sampah di wilayah tersebut Bila jawabannya j dan k, apa penyebabnya? 6. Dukungan kelembagaan masyarakat terhadap pengelolaan persampahan m Bagus : terbentuk lembaga pengelola dan berfungsi optimal l Cukup bagus : terbentuk lembaga pengelola namun kurang berfungsi optimal k Kurang : terbentuk lembaga pengelola dan tidak berfungsi optimal j Sangat kurang : lembaga yang terbentuk sudah tidak ada lagi Bila jawabannya j dan k, apa penyebabnya? 7. Pengembangan ke lokasi lainnya m Bagus : terbentuk banyak kegiatan sejenis di lokasi lain l Cukup bagus : terbentuk beberapa kegiatan sejenis di lokasi lain k Kurang : terbentuk 1-2 kegiatan sejenis di lokasi lain j Sangat kurang : tidak dilakukan pengembangan di tempat lain Bila jawabannya j dan k, apa penyebabnya? 64 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

65 Responden Pengelola PROTEKSI KEBAKARAN L-15 SURVEI EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Nama : Pendidikan Terakhir : Alamat : Pekerjaan : Kota : Usia : Provinsi : Kegiatan : Bentuk kegiatan (fisik/ non fisik) : Kondisi infrastruktur : OUTCOME (HASIL) 1. Tingkat akses/layanan proteksi kebakaran secara umum bagi wilayah m Bagus : layanan mudah diperoleh semua lapisan masyarakat dengan kualitas layanan yang baik (alat yang ada sudah lengkap dapat meminimalisasi risiko bahaya kebakaran) l Cukup bagus : layanan mudah diperoleh semua lapisan masyarakat dan kualitas layanan cukup baik (alat yang ada cukup lengkap dan cukup dapat meminimalisasi risiko bahaya kebakaran) k Kurang bagus : layanan belum dapat diperoleh semua lapisan masyarakat dan kualitas layanan kurang baik (alat yang ada kurang lengkap dan belum dapat meminimalisasi risiko bahaya kebakaran) j Tidak bagus : layanan belum dapat diakses semua lapisan masyarakat dan kualitas layanan sangat kurang (alat yang ada kurang mencukupi dalam meminimalisasi risiko kebakaran) MANFAAT BAGI WILAYAH 2. Manfaat (arti penting) infrastruktur bagi wilayah secara keseluruhan (spill over): : banyak menambah cakupan layanan dalam menciptakan kenyamanan lingkungan : cukup menambah cakupan layanan dalam menciptakan kenyamanan lingkungan : sedikit menambah cakupan layanan dalam menciptakan kenyamanan lingkungan : tidak menambah cakupan layanan dalam menciptakan kenyamanan lingkungan Penjelasan (Kualitatif): 3. Bentuk manfaat proteksi kebakaran j Mitigasi bencana k Pengurangan risiko l Dukungan proses manajemen bencana m Operasionalisasi penanggulangan bencana n Menjadi referensi perundangan di daerah o Lainnya... 65

66 No: No: No: No: No: KEBERLANJUTAN PROGRAM 4. Keberlanjutan manfaat proteksi kebakaran m Bagus : pelayanan dapat terus dilakukan dan dikembangkan l Cukup bagus : pelayanan dapat dilakukan namun belum dikembangkan di daerah lain k Kurang : terjadi penurunan layanan j Sangat kurang : pelayanan sudah tidak optimal dalam penanganan proteksi kebakaran Bila jawabannya j dan k, apa penyebabnya? 5. Dukungan kelembagaan masyarakat terhadap proteksi kebakaran m Bagus : adanya alokasi anggaran untuk dukungan kelengkapan alat dan sosialisasi tentang kebakaran l Cukup bagus : ada alokasi anggaran namun belum dapat mendukung sepenuhnya untuk kelengkapan alat dan sosialisasi tentang kebakaran k Kurang : alokasi anggaran sangat kecil dan tidak dapat mendukung kelengkapan alat dan sosialisasi tentang kebakaran j Sangat kurang : tidak ada anggaran dan tidak dapat mendukung kelengkapan alat dan sosialisasi tentang kebakaran Bila jawabannya j dan k, apa penyebabnya? 66 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

67 Responden Pengelola RUANG TERBUKA PUBLIK L-16 SURVEI EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN Nama : Pendidikan Terakhir : Alamat : Pekerjaan : Kota : Usia : Provinsi : Kegiatan : Panjang/Luas Infrastruktur : Jenis infrastruktur : Kondisi infrastruktur : OUTCOME (HASIL) 1. Tingkat akses/layanan Ruang Terbuka Publik secara umum bagi wilayah m Bagus : layanan mudah diperoleh semua lapisan masyarakat dengan kualitas baik (mendukung interaksi sosial dan terciptanya iklim mikro) l Cukup bagus : layanan mudah diperoleh semua lapisan masyarakat dan kualitas layanan cukup baik (mendukung interaksi sosial tetapi belum menciptakan iklim mikro) k Kurang bagus : layanan belum dapat diperoleh semua lapisan masyarakat dan kualitas layanan kurang baik (belum mendukung interaksi sosial dan belum menciptakan iklim mikro) j Tidak bagus : layanan belum dapat diakses semua lapisan masyarakat dan kualitas sangat kurang (tidak dapat mendukung interaksi sosial dan tidak dapat menciptakan iklim mikro) MANFAAT BAGI WILAYAH 2. Manfaat (arti penting) infrastruktur bagi wilayah secara keseluruhan (spill over): : sangat banyak menambah luasan ruang terbuka publik di seluruh kota : banyak menambah cakupan ruang terbuka publik di seluruh kota : cukup menambah cakupan ruang terbuka publik di kota : sedikit sekali menambah ruang terbuka publik di kota Penjelasan (Kualitatif): 3. Bentuk manfaat infrastruktur RTP j Kesehatan masyarakat k Kenyamanan lingkungan l Ketertiban lingkungan m Mendukung aktivitas n Keeratan sosial masyarakat o... 67

68 No: No: No: No: No: KEBERLANJUTAN PROGRAM 4. Keberlanjutan manfaat infrastruktur ruang terbuka hijau yang dibangun m Bagus : infrastruktur dapat terus berfungsi dan dikembangkan l Cukup bagus : infrastruktur dapat terus berfungsi tetapi belum dikembangkan k Kurang : terjadi penurunan fungsi dan menimbulkan hambatan bagi aktivitas warga j Sangat kurang : infrastruktur sudah tidak dapat dimanfaatkan Bila jawabannya j dan k, apa penyebabnya? 5. Dukungan kelembagaan masyarakat terhadap proteksi kebakaran m Bagus : adanya alokasi anggaran dalam mendukung pengelolaan dan pengembangan ruang terbuka publik l Cukup bagus : ada alokasi anggaran namun belum cukup untuk mendukung pengelolaan dan pengembangan ruang terbuka publik k Kurang : alokasi anggaran sangat kecil dan tidak dapat mendukung pengelolaan dan pengembangan ruang terbuka publik j Sangat kurang : tidak ada alokasi anggaran untuk pengelolaan dan pengembangan ruang terbuka publik Bila jawabannya j dan k, apa penyebabnya? 6. Pengembangan ke lokasi lainnya m Bagus : terbentuk banyak kegiatan sejenis di lokasi lain l Cukup bagus : terbentuk beberapa kegiatan sejenis di lokasi lain k Kurang : terbentuk 1-2 kegiatan sejenis di lokasi lain j Sangat kurang : tidak dilakukan pengembangan di tempat lain Bila jawabannya j dan k, apa penyebabnya? 68 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

69 [7] Contoh : Teknik Evaluasi Manfaat Parsial (Program) [A]. Evaluasi Manfaat Program/Kegiatan Bagi Penerima Manfaat Langsung Contoh Uji sampel berpasangan: Bila nilai t stat (warna hijau negatif), maka arah peningkatan kondisi sebelum dan sesudah menerima layakan berbeda, artinya kondisi setelah menerima layanan adalah semakin membaik/meningkat. Bila P(T<=1) one-tail 0,1 artinya terdapat manfaat lebih besar. No Infrastruktur Perubahan Sebelum dan Sesudah 1-Tail Kategori 1 Air Limbah 0,000 Sangat Signifikan 2 Pengelolaan Sampah 0,056 Signifikan 3 Jalan Lingkungan 0,000 Sangat Signifikan 4 Drainase Lingkungan 0,016 Signifikan 5 Air Minum 0,000 Sangat Signifikan 69

70 Deskripsi Evaluasi: Secara umum pada seluruh infrastruktur permukiman yang disediakan dalam bentuk sistem air limbah, pengelolaan sampah, jalan lingkungan, drainase lingkungan, dan air minum yang disurvei dari kegiatan pada tahun 2014 diperoleh dari tanggapan responden, bahwa seluruh infrastruktur permukiman tersebut telah memberikan manfaat yang lebih besar. Hal tersebut terlihat dari kondisi yang lebih baik setelah menerima layanan bila dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Infrastruktur air limbah, jalan lingkungan, dan air minum, memberikan dampak yang sangat signifikan pada manfaat berupa kondisi yang lebih baik. [B]. Evaluasi Bentuk dan Besaran Manfaat Data primer yang diperoleh dari seluruh responden, kemudian disusun berdasarkan pembagian nilai kategori manfaat sebagai berikut : 76% - 100% = tingkat manfaat tinggi 51% - 75% = tingkat manfaat cukup tinggi 26% - 50% = tingkat manfaat sedang 0% - 25% = tingkat manfaat rendah Contoh evaluasi bentuk dan besaran manfaat : KESEHATAN 48% PENGHEMATAN WAKTU& TENAGA 70% EKONOMI & PENGHEMATAN KETERTIBAN MASYARAKAT KENYAMANAN LINGKUNGAN 63% 30% 40% LAINNYA 08% Deskripsi Evaluasi: Secara umum dapat dievaluasi bahwa manfaat tertinggi yang diperoleh dari pemanfaatan infrastruktur air minum terbanyak adalah pada penghematan waktu dan tenaga serta penghematan biaya (ekonomi). Penghematan tenaga dan waktu dalam arti pengguna lebih mudah mendapatkan air minum bila dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Selain itu, kualitasnya juga lebih baik. Manfaat penghematan, 70 PEDOMAN EVALUASI MANFAAT INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

71 menunjukkan bahwa dengan menggunakan layanan air minum ini, pada dasarnya terjadi penghematan atas biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh air minum, bila dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Manfaat berikutnya yang dirasakan adalah pada manfaat kesehatan dan kenyamanan lingkungan serta ketertiban masyarakat. [C]. Evaluasi Keberlanjutan Manfaat KEMERATAAN HASIL LAYANAN KEBERLANJUTAN Deskripsi Evaluasi: Berdasarkan pendapat responden pengguna langsung, infrastruktur air minum dapat diakses secara merata di wilayah sekitarnya, demikian juga dengan hasil layanan yang lebih baik. Manfaat dari layanan infrastruktur air minum yang diterima cukup tinggi keberlanjutannya. [D]. Evaluasi Manfaat kepada Pengelola/ Penerima Layanan Tidak Langsung MANFAAT BAGI WILAYAH KEBERLANJUTAN DUKUNGAN LEMBAGA Deskripsi Evaluasi: Secara umum, kegiatan penyediaan infrastruktur air minum memberikan manfaat cukup tinggi bagi wilayah, dengan tingkat keberlanjutan cukup tinggi. Dukungan kelembagaan masyarakat dan pemerintah daerah cukup tinggi. DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA, Ir. SRI HARTOYO, Dipl., SE., ME NIP

72

73 TIM PENYUSUN Subdit Pemantauan dan Evaluasi Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Cetakan Pertama, Oktober

Pedoman Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan

Pedoman Pemantauan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Bidang Keciptakaryaan 1 2 4 Jakarta, Desember 2016 Kepada yang terhormat, 1. Pimpinan Tinggi Pratama di Direktorat Jenderal Cipta Karya; 2. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 sampai 2015 menunjukkan kenaikan setiap tahun. Jumlah penduduk

Lebih terperinci

Arah Kebijakan Program PPSP 2015-2019. Kick off Program PPSP 2015-2019 Direktur Perumahan dan Permukiman Bappenas

Arah Kebijakan Program PPSP 2015-2019. Kick off Program PPSP 2015-2019 Direktur Perumahan dan Permukiman Bappenas Arah Kebijakan Program PPSP 2015-2019 Kick off Program PPSP 2015-2019 Direktur Perumahan dan Permukiman Bappenas Jakarta, 10 Maret 2015 Universal Access Air Minum dan Sanitasi Target RPJMN 2015-2019 ->

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI

SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI Jakarta, 4 April 2018 Direktorat Perkotaan, Perumahan dan Permukiman Kementerian PPN/ Bappenas CAPAIAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT BINA PROGRAM Jl. Pattimura 20, Kebayoran Baru, Jakarta l2l 10, Telp.02l, - 72796585 Fax. 021-72796585 No. : Kt!'c>l -Db-4 /ua- Jakarta,Sb

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-33.-/216 DS334-938-12-823 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

4. Upaya yang telah dilakukan dalam mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan adalah sebagai berikut:

4. Upaya yang telah dilakukan dalam mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan adalah sebagai berikut: NOMOR: NOTA DINAS Yth. : Direktur Jenderal Tanaman Pangan Dari : Plh. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Hal : Laporan Perkembangan Serangan OPT, Banjir dan Kekeringan Tanggal : Maret 2017 Bersama ini

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh No.1368, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Hasil Pemetaan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG HASIL PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN BADAN PUSAT STATISTIK No.06/02/81/Th.2017, 6 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN GINI RATIO MALUKU PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,344 Pada September 2016,

Lebih terperinci

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN Pembangunan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Tahun 2016 PERUMAHAN PERBATASAN LAIN2 00 NASIONAL 685.00 1,859,311.06 46,053.20 4,077,857.49 4,523.00 359,620.52 5,293.00 714,712.50 62,538.00 1,344,725.22

Lebih terperinci

NOTA DINAS banjir OPT banjir kekeringan OPT banjir kekeringan OPT

NOTA DINAS banjir OPT banjir kekeringan OPT banjir kekeringan OPT NOMOR: NOTA DINAS Yth. : Direktur Jenderal Tanaman Pangan Dari : Plt. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Hal : Laporan Perkembangan Serangan OPT, Banjir dan Kekeringan Tanggal : Mei 2017 Bersama ini

Lebih terperinci

EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR. Arif Mudianto.

EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR. Arif Mudianto. EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR Oleh : Arif Mudianto Abstrak Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang

Lebih terperinci

Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013

Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013 Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013 Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013 DAFTAR ISI 1 Pengertian, Kebijakan,

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2016 TAHUN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BALAI PEMERINTAHAN DESA

Lebih terperinci

NOTA DINAS banjir Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung kekeringan OPT banjir kekeringan OPT banjir

NOTA DINAS banjir Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung kekeringan OPT banjir kekeringan OPT banjir NOMOR: NOTA DINAS Yth. : Direktur Jenderal Tanaman Pangan Dari : Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Hal : Laporan Perkembangan Serangan OPT, Banjir dan Kekeringan Tanggal : April 2017 Bersama ini kami

Lebih terperinci

RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PROGRAM SLUM ALLEVIATION

RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN PROGRAM SLUM ALLEVIATION latar Belakang Kesenjangan antar wilayah di perkotaan dan perdesaan ditandai dengan keterbatasan sarana, prasarana, pelayanan pendidikan dan kesehatan yang belum memadai menyebabkan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

No : 0067/SDAR/BSNP/I/ Januari 2016 Lampiran : satu berkas Perihal : Ujian Nasional bagi Peserta Didik pada Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK)

No : 0067/SDAR/BSNP/I/ Januari 2016 Lampiran : satu berkas Perihal : Ujian Nasional bagi Peserta Didik pada Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) No : 0067/SDAR/BSNP/I/2016 7 Januari 2016 Lampiran : satu berkas Perihal : Ujian Nasional bagi Peserta Didik pada Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) Yang terhormat: 1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi 2.

Lebih terperinci

Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Permukiman

Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Permukiman Permukiman Kumuh : RPJPN 2005-2024 TANTANGAN BERTAMBAHNYA LUASAN PERMUKIMAN KUMUH*: 2004 = 54.000 Ha 2009 =

Lebih terperinci

Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh

Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Ir. Joerni Makmoerniati, MSc Plh. Direktur

Lebih terperinci

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor), Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 14 /PRT/M/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 14 /PRT/M/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG MENTERI PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 14 /PRT/M/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN No.54/09/17/I, 1 September 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN GINI RATIO PADA MARET 2016 SEBESAR 0,357 Daerah Perkotaan 0,385 dan Perdesaan 0,302 Pada

Lebih terperinci

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Oleh : Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan manusia merupakan salah satu syarat mutlak bagi kelangsungan hidup bangsa dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Menciptakan pembangunan

Lebih terperinci

PEDOMAN EVALUASI KINERJA SATUAN KERJA PADA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

PEDOMAN EVALUASI KINERJA SATUAN KERJA PADA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PEDOMAN EVALUASI KINERJA SATUAN KERJA PADA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PEDOMAN EVALUASI KINERJA SATUAN KERJA PEDOMAN EVALUASI KINERJA SATUAN KERJA PADA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA S A T K E R PEDOMAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG TIM BINAAN WILAYAH BIDANG KESEHATAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG TIM BINAAN WILAYAH BIDANG KESEHATAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-.03-0/AG/2014 DS 9057-0470-5019-2220 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA--0/AG/2014 DS 0221-0435-5800-5575 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

RILIS HASIL AWAL PSPK2011

RILIS HASIL AWAL PSPK2011 RILIS HASIL AWAL PSPK2011 Kementerian Pertanian Badan Pusat Statistik Berdasarkan hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia mulai 1-30

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1652, 2014 KEMENDIKBUD. Mutu Pendidikan. Aceh. Sumatera Utara. Riau. Jambi. Sumatera Selatan. Kepulauan Bangka Belitung. Bengkulu. Lampung. Banten. DKI Jakarta. Jawa

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA--0/2013 DS 0310-1636-8566-5090 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentu dapat menjadi penghambat bagi proses pembangunan. Modal manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. tentu dapat menjadi penghambat bagi proses pembangunan. Modal manusia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara sedang berkembang, pada umumnya memiliki sumber daya manusia (SDM) yang melimpah namun dengan kualitas yang masih tergolong rendah. Hal ini tentu dapat

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 No. 11/02/82/Th. XVI, 1 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 GINI RATIO DI MALUKU UTARA KEADAAN SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,309 Pada September 2016, tingkat ketimpangan

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK BANTEN SEPTEMBER 2016 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK BANTEN SEPTEMBER 2016 MENURUN No.12/02/Th.XI, 6 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK BANTEN SEPTEMBER 2016 MENURUN GINI RATIO PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,392 Pada ember 2016, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 01 TAHUN 2012

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.1-/21 DS553-54-8921-629 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sosial Ekonomi Karakteristik sosial ekonomi yang diteliti dalam penelitian ini terdiri atas proporsi ibu lulus wajib belajar (wajar) 9 tahun, pengeluaran rumah tangga

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL INSTRUKSI KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1/Ins/II/2013 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROGRAM STRATEGIS BADAN PERTANAHAN NASIONAL TAHUN 2013 KEPALA BADAN PERTANAHAN

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 454, 2016 ANRI. Dana. Dekonsentrasi. TA 2016. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PEMBINAAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 63/11/34/Th.XVIII, 7 November PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 4,68 PERSEN, LEBIH LAMBAT

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-115.1-/217 DS887-83-754-948 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PRT/M/2016 TENTANG PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT No. 42 / IX / 14 Agustus 2006 PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2005 Dari hasil Susenas 2005, sebanyak 7,7 juta dari 58,8 juta rumahtangga

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN BADAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan 5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan TUJUAN SASARAN STRATEGIS TARGET KET URAIAN INDIKATOR TUJUAN TARGET TUJUAN URAIAN INDIKATOR KINERJA 2014 2015 2016 2017 2018 1 2 3 4 6 7 8 9 10 13 Mendukung Ketahanan

Lebih terperinci

- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018

- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018 - 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018 MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014

PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014 PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014 1 Jumlah kabupaten/kota 8 Tenaga Kesehatan di fasyankes Kabupaten 9 Dokter spesialis 134 Kota 2 Dokter umum 318 Jumlah 11 Dokter gigi 97 Perawat 2.645 2 Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan adalah kemajuan yang diharapkan oleh setiap negara. Pembangunan adalah perubahan yang terjadi pada semua struktur ekonomi dan sosial. Selain itu

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

Estimasi Kesalahan Sampling Riskesdas 2013 (Sampling errors estimation, Riskesdas 2013)

Estimasi Kesalahan Sampling Riskesdas 2013 (Sampling errors estimation, Riskesdas 2013) Lampiran Estimasi Kesalahan Sampling Riskesdas 2013 (Sampling errors estimation, Riskesdas 2013) Berikut ini beberapa contoh perhitungan dari variabel riskesdas yang menyajikan Sampling errors estimation

Lebih terperinci

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2 PANDUAN Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2 Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

FORUM KOORDINASI DEWAN RISET DAERAH SE-SUMATERA Periode Tahun

FORUM KOORDINASI DEWAN RISET DAERAH SE-SUMATERA Periode Tahun FORUM KOORDINASI DEWAN RISET DAERAH SE-SUMATERA Periode Tahun 2017-2020 SK KETUA DEWAN RISET NASIONAL NOMOR: 27/Ka.DRN/X/2017 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KOORDINASI DEWAN RISET DAERAH SE-SUMATERA PERIODE

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-24.-/216 DS634-9258-3394-618 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

LAPORAN MONITORING REALISASI APBD DAN DANA IDLE TAHUN 2013 SEMESTER I

LAPORAN MONITORING REALISASI APBD DAN DANA IDLE TAHUN 2013 SEMESTER I 1 KATA PENGANTAR Kualitas belanja yang baik merupakan kondisi ideal yang ingin diwujudkan dalam pengelolaan APBD. Untuk mendorong tercapainya tujuan tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh penyerapan

Lebih terperinci

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

Kebijakan dan Program DAK Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013 Dan Rencana Tahun 2014

Kebijakan dan Program DAK Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013 Dan Rencana Tahun 2014 Kebijakan dan Program DAK Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013 Dan Rencana Tahun 2014 Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013 DAFTAR ISI 1 KEBIJAKAN DAN PROGRAM

Lebih terperinci

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011 TABEL 1 GAMBARAN UMUM No. Provinsi Lembaga Pengelola Pengunjung Judul Buku 1 DKI Jakarta 75 83 7.119 17.178 2 Jawa Barat 1.157 1.281 72.477 160.544 3 Banten 96 88 7.039 14.925 4 Jawa Tengah 927 438 28.529

Lebih terperinci

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; Mengingat : 1. Undang-Undang N

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; Mengingat : 1. Undang-Undang N BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 172, 2016 KEMENPU-PR. Perumahan Kumuh. Permukiman Kumuh. Kualitas. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PRT/M/2016 TENTANG

Lebih terperinci

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Banten

Lebih terperinci

Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan

Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Outline

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desentralisasi fiskal sudah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 2001. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

BAB lv METODE PENELITIAN

BAB lv METODE PENELITIAN BAB lv METODE PENELITIAN 4. 1 Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif yang bersifat gabungan antara kualitatif dengan kuantitatif. Sedangkan desain penelitian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Gorontalo

Lebih terperinci

Desa Hijau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Desa Hijau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Desa Hijau Untuk Indonesia Hijau dan Sehat Direktorat Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN/KOTA

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN/KOTA K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K Y A T D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

Lebih terperinci

ALOKASI ANGGARAN. No Kode Satuan Kerja/Program/Kegiatan Anggaran (Ribuan Rp) (1) (2) (3) (4) 01 Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta

ALOKASI ANGGARAN. No Kode Satuan Kerja/Program/Kegiatan Anggaran (Ribuan Rp) (1) (2) (3) (4) 01 Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 103 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI TAHUN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENYEDIA DAN PENGELOLA PEMBIAYAAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 47/08/34/Th.XVII, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II 2015 MENGALAMI KONTRAKSI 0,09 PERSEN,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017 KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017 TENTANG ALOKASI KUOTA AKREDITASI BAP PAUD DAN PNF TAHUN 2018

Lebih terperinci

KER JAAN UMUM CIPTA KARYA KEMENTERIAN DIREKTORAT JEN RAL. PROGRAM Fax INA Telp.021

KER JAAN UMUM CIPTA KARYA KEMENTERIAN DIREKTORAT JEN RAL. PROGRAM Fax INA Telp.021 No KEMENTERIAN DIREKTORAT JEN DIREKTORAT Jl. Pattimura 20, Kebayoran Baru, Jakarta ' uim oz-oq*dl ii4{; Lampiran : 1 (satu)berkas PE DE B l2l l0 KER RAL INA Telp.021 JAAN UMUM CIPTA KARYA PROGRAM - 72797232

Lebih terperinci

Sistem Informasi. Kehadiran Pegawai Ditjen Cipta Karya. Kasubdit Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman

Sistem Informasi. Kehadiran Pegawai Ditjen Cipta Karya. Kasubdit Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Sistem Informasi M E N U J U Kehadiran Pegawai Ditjen Cipta Karya D i s a m p a i k a n pada a c a r a P e m b e k a l a

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3 Lampiran 3 DAFTAR NAMA TLD/FDI PENERIMA DANA INSENTIF TAHUN 2012 PROVINSI :... NO NAMA ALAMAT *) KAB/KOTA NAMA BANK CABANG/UNIT NO. REKENING MASA KERJA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) *) sesuai dengan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Pertumbuhan Ekonomi DIY Triwulan III-2017 No. 63/11/Th.XIX, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pertumbuhan Ekonomi DIY Triwulan III-2017 EKONOMI DIY TRIWULAN III-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN MANUSIA BERBASIS GENDER TAHUN 2015

PEMBANGUNAN MANUSIA BERBASIS GENDER TAHUN 2015 BPS PROVINSI MALUKU No. 05/010/81/Th. I, 3 Oktober 2016 PEMBANGUNAN MANUSIA BERBASIS GENDER TAHUN 2015 Untuk melngkapi penghitungan IPM, UNDP memasukan aspek gender ke dalam konsep pembangunan manusia.

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Akhir kata kepada semua pihak yang telah turut membantu menyusun laporan interim ini disampaikan terima kasih.

Kata Pengantar. Akhir kata kepada semua pihak yang telah turut membantu menyusun laporan interim ini disampaikan terima kasih. Kata Pengantar Buku laporan interim ini merupakan laporan dalam pelaksanaan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU Ciptakarya Kabupaten Asahan yang merupakan kerja sama

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN, SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-07/PJ/2016 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-07/PJ/2016 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-07/PJ/2016 TENTANG PENETAPAN TARGET DAN STRATEGI PENCAPAIAN RASIO KEPATUHAN WAJIB

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKREDITASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL TAHUN 2018

KEBIJAKAN AKREDITASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL TAHUN 2018 KEBIJAKAN AKREDITASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL TAHUN 2018 BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL Cakupan Materi 1. Landasan Yuridis 2. Kelembagaan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No.11/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,05 PERSEN LEBIH TINGGI DIBANDING TAHUN

Lebih terperinci

Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan

Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan http://simpadu-pk.bappenas.go.id 137448.622 1419265.7 148849.838 1548271.878 1614198.418 1784.239 1789143.87 18967.83 199946.591 294358.9 2222986.856

Lebih terperinci

No : 0062/SDAR/BSNP/IX/ September 2015 Lampiran : satu berkas Perihal : Surat Edaran UN Perbaikan Tahun Pelajaran 2014/2015

No : 0062/SDAR/BSNP/IX/ September 2015 Lampiran : satu berkas Perihal : Surat Edaran UN Perbaikan Tahun Pelajaran 2014/2015 No : 0062/SDAR/BSNP/IX/2015 25 September 2015 Lampiran : satu berkas Perihal : Surat Edaran UN Perbaikan Tahun Pelajaran 2014/2015 Yang terhormat 1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi 2. Kepala Kantor Wilayah

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perubahan yang cukup berfluktuatif. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi pada banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi pada banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi pada banyak negara di dunia dan menjadi masalah sosial yang bersifat global. Hampir semua negara berkembang memiliki

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Penyajian gambaran umum tentang variabel-variabel endogen dalam

V. GAMBARAN UMUM. Penyajian gambaran umum tentang variabel-variabel endogen dalam V. GAMBARAN UMUM Penyajian gambaran umum tentang variabel-variabel endogen dalam penelitian ini dimaksudkan agar diketahui kondisi awal dan pola prilaku masingmasing variabel di provinsi yang berbeda maupun

Lebih terperinci

CARA PERHITUNGAN SPM Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014

CARA PERHITUNGAN SPM Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014 CARA PERHITUNGAN SPM Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014 I. PENYEDIAAN AIR MINUM CARA MENGUKUR 1) Rumus: SPM air minum yang aman melalui SPAM dengan jaringan perpipaan dan

Lebih terperinci

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan

Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2012-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN

Lebih terperinci