PEMODELAN JUMLAH UANG BEREDAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMODELAN JUMLAH UANG BEREDAR"

Transkripsi

1 PEMODELAN JUMLAH UANG BEREDAR Hotniar Siringoringo Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok ABSTRAK Jumlah uang beredar dalam suatu kurun waktu tertentu sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Jumlah uang beredar dapat menggeser kondisi perekonomian dari baik ke buruk atau sebaliknya. Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan membuat kebijakan yang berhubungan dengan jumlah uang beredar. Banyak faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar. Ada 6 faktor yang digunakan dalam tulisan ini yang mempengaruhi jumlah uang beredar. Korelasi parsial Pearson digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan linear dan regresi berganda digunakan untuk menguji hubungan kausal dan pemodelan. Berdasarkan uji korelasi parsial, ada dua variabel yang mempunyai hubungan linier lemah yaitu variabel tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat berupa kredit dan variabel tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk lainnya. Berdasarkan regresi, kedua variabel ini juga memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap jumlah uang beredar. Empat variabel lainnya, yaitu aktiva luar negeri bersih, tagihan bersih kepada pemerintah, tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat berupa kredit, tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat dalam bentuk lainnya, tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit, tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk lainnya mempunyai hubungan linear kuat dengan jumlah uang beredar. Menggunakan regresi, keempat metode ini juga memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah uang yang beredar. Faktor lain yang tidak masuk ke dalam keenam faktor tersebut (faktor yang tidak terukur) juga signifikan. Kata Kunci : Uang Beredar, Multikolinearitas, Tagihan PENDAHULUAN Jumlah uang yang beredar biasa disebut juga dengan penawaran uang. Penawaran uang dalam suatu kurun waktu tertentu sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Jumlah uang beredar merupakan variabel ekonomi agregatif, yang dipengaruhi beberapa faktor. Jumlah uang beredar dapat menggeser kondisi perekonomian dari baik ke buruk atau sebaliknya. Pemerintah dalam suatu negara punya tugas untuk menjaga perekonomian dalam keadaan stabil. Menggunakan kebijakan moneter salah satunya, pemerintah dapat menjalankan fungsi penstabilan perekonomian. Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan membuat kebijakan yang berhubungan dengan penawaran uang. Kebijakan itu bisa bersifat konstraksi atau ekspansi. Pada situasi krisis moneter seperti 160 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 3, Jilid 8, Tahun 2003

2 yang dialami Indonesia sejak akhir tahun 1997 sampai saat ini, pemerintah mungkin akan mengambil kebijakan konstraksi, yaitu menarik uang dari peredaran. Hal ini dilakukan karena laju inflasi yang cukup tinggi. Kebijakan konstraksi atau ekspansi dapat dilakukan kalau pemerintah dapat menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar dan dapat memodelkan hubungan tersebut. Pemodelan ini penting dilakukan, sehingga untuk setiap kebijakan yang digariskan, dengan model yang ada, pemerintah dapat memprediksi jumlah uang beredar di masyarakat. Tujuan Tulisan ini bertujuan untuk menguji hubungan kausal antara jumlah uang beredar dengan faktor-faktor yang mempengaruhi. Tulisan ini juga bertujuan untuk membuat modal uang beredar dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. KERANGKA TEORI Melalui kebijakan moneter, pemerintah diasumsikan mampu mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Empat cara yang dapat pemerintah gunakan untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar, yaitu kebijakan diskonto, operasi pasar terbuka, manipulasi rasio simpanan legal (legal reserve) dan kontrol kredit selektif. Bank sentral dapat mengubah tingkat diskonto; apabila tingkat diskonto dinaikkan maka jumlah uang nominal yang beredar cenderung turun. Sebaliknya, jika tingkat diskonto turun, maka jumlah uang nominal yang beredar cenderung naik. Operasi pasar terbuka dilakukan dengan menjual atau membeli obligasi di pasar bebas. Penjualan surat obligasi oleh pemerintah bertujuan untuk mengurangi jumlah uang beredar. Peningkatan jumlah uang beredar di pasar bebas dilakukan dengan membli surat obligasi. Manipulasi rasio legal reserve dilakukan dengan mempengaruhi rasio simpanan legal minimum. Rasio simpanan legal minimum adalah angka banding minimum antara uang tunai dengan kewajiban giral bank. Pemerintah dapat menciptakan uang yang lebih banyak daripada sebelumnya jika rasio simpanan legal minimum diturunkan. Sebaliknya, jumlah uang beredar dapat dikurangi dengan menaikkan rasio simpanan legal minimum. Faktor keempat, kontrol kredit selektif, menggunakan moral suasion sebagai salah satu bentuk pengawasan. Bank sentral pada moral suasion, secara informal mempengaruhi kebijakan bank-bank umum, khususnya mengenai kebijakan dalam perkreditan. Selain keempat cara tersebut, jumlah uang beredar dalam masyarakat juga dapat dipengaruhi neraca pembayaran luar negeri negara yang bersangkutan. Jumlah uang beredar juga dipengaruhi aktiva luar negeri bersih, tagihan bersih kepada pemerintah, tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa kredit dan lainnya, tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit dan lainnya. Faktor yang terakhir inilah yang akan dibahas dalam tulisan ini METODE PENELITIAN a. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah jumlah uang beredar, aktiva luar negeri bersih, tagihan bersih kepada pemerintah, tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa kredit dan lainnya, tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit dan lainnya, dan lainnya. Jumlah uang beredar merupakan variabel terikat (dependen), sedangkan tujuh variabel lainnya merupakan variabel bebas (independen). 161 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 3, Jilid 8, Tahun 2003

3 H 01 H 11 H 02 H 12 H 03 H 13 H 04 H 14 H 05 H 15 H 06 H 16 H 07 H 17 b. Hipotesa Penelitian : Aktiva luar negeri bersih tidak mempengaruhi jumlah uang beredar. : Aktiva luar negeri bersih mempengaruhi jumlah uang beredar : Tagihan bersih kepada pemerintah tidak mempengaruhi jumlah uang beredar. : Tagihan bersih kepada pemerintah mempengaruhi jumlah uang beredar : Tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa kredit tidak mempengaruhi jumlah uang beredar. : Tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa kredit mempengaruhi jumlah uang beredar : Tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat bentuk lainnya tidak mempengaruhi jumlah uang beredar. : Tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat bentuk lainnya mempengaruhi jumlah uang beredar : Tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit tidak mempengaruhi jumlah uang beredar. : Tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit mempengaruhi jumlah uang beredar : Tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit bentuk lainnya tidak mempengaruhi jumlah uang beredar. : Tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit bentuk lainnya mempengaruhi jumlah uang beredar : Faktor lainnya tidak mempengaruhi jumlah uang beredar. : Faktor lainnya mempengaruhi jumlah uang beredar c. Data Data yang digunakan merupakan data sekunder, diambil dari situs Data tersebut menggunakan skala pengukuran rasio, jumlah uang beredar dan data faktor-faktor yang mempengaruhi. Data diberikan per bulan, mulai dari Oktober 2001 asmpai oktober d. Pengolahan Data Pengolahan data menggunakan alat bantu SPSS. Hubungan kausal akan diuji menggunakan regresi linier berganda. PEMBAHASAN a. Koefisien Korelasi Korelasi Pearson digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara variabel terikat jumlah uang beredar dengan ketujuh variabel bebasnya. Angka korelasi ini dapat dilihat pada Tabel 1. Korelasi antara jumlah uang beredar dengan aktiva luar negeri bersih sebesar Angka ini menunjukkan hubungan positif dan kuat, artinya naiknya aktiva luar negeri bersih akan menaikkan jumlah uang beredar atau turunnya aktiva luar negeri bersih akan menurunkan jumlah uang beredar. Koefisien korelasi jumlah uang beredar dengan tagihan bersih kepada pemerintah sebesar Hubungan kedua variabel kuat tapi tidak searah. Keeratan hubungan jumlah uang beredar dengan tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa kredit sebesar Angka ini menunjukkan bahwa kenaikan tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa kredit akan menaikkan jumlah uang beredar. Koefisien korelasi jumlah uang beredar dengan tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat dalam bentuk lainnya sebesar Hubungan kedua variabel kuat dan searah. Koefisien korelasi jumlah uang beredar de- SIRINGORINGO, JUMLAH UANG BEREDAR 162 halaman 162

4 ngan tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit sebesar Angka ini menunjukkan bahwa keeratan hubungan kedua variabel kuat dan searah. Koefisien korelasi jumlah uang beredar dengan tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk lainnya sebesar Angka ini menunjukkan bahwa keeratan hubungan kedua variabel kuat dan searah. Koefisien korelasi jumlah uang beredar dengan faktor selain faktor di atas sebesar Angka ini menunjukkan bahwa keeratan hubungan jumlah uang beredar dengan faktor selain faktor yang diteliti lemah dan berlawanan arah. Koefisien korelasi antara variabel bebas juga diukur dan lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1. Uji hipotesa keeratan hubungan antara variabel untuk hampir semua variabel kecuali antara variabel faktor lainnya bersih terhadap ketujuh variabel lainnya mempunyai signifikansi kurang dari 0.05 (default SPSS). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara masing-masing variabel yang bersesuaian, misalnya antara variabel jumlah uang beredar dengan aktiva luar negeri bersih, dan seterusnya. Tabel 1. Koefisien Korelasi antar variabel menggunakan Korelasi Pearson. Y X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 Y X X X X X X X b. Model Hubungan kausal antara jumlah uang beredar sebagai variabel terikat dengan variabel bebas aktiva luar negeri bersih, tagihan bersih kepada pemerintah, tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa kredit dan lainnya, tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit dan lainnya, dan variabel lainnya bersih akan diukur dan diuji menggunakan regresi. Simbol-simbol yang digunakan adalah sebagai berikut: Simbol X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 Penjelasan Aktiva luar negeri bersih Tagihan bersih kepada pemerintah Tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat berupa kredit Tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat dalam bentuk lainnya Tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit Tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk lainnya Faktor lainnya bersih Koefisien korelasi berganda jumlah uang beredar dengan ketujuh variabel prediktornya adalah Koefisien determinasi bergandanya sebesar atau 97.3 %, artinya 97.3% variasi yang terjadi dalam jumlah uang yang beredar dapat dijelaskan oleh variabel aktiva luar negeri bersih, tagihan bersih kepada pemerintah, tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa 163 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 3, Jilid 8, Tahun 2003

5 kredit, tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat dalam bentuk lainnya, tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit, tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk lainnya, dan lainnya bersih. Variasi yang terjadi pada jumlah uang beredar sebesar 2.7% lainnya disebabkan oleh variabel yang tidak terjelaskan dalam tulisan ini. Tabel 2. Koefisien korelasi dan determinasi berganda Model R R kuadrat R Kuadrat disesuaikan Galat baku perkiraan Uji kelayakan model dilakukan menggunakan analisis sidik ragam. Dilihat dari Tabel 3 di atas, nilai statistik F lebih besar dari nilai F tabel. Hal ini menunjukkan bahwa paling tidak ada satu variabel bebas secara signifikan mempengaruhi variabel tidak bebas. Kelayakan model juga terlihat dari signifikansi yang kecil, hanya kurang dari Tabel 3. Analisis sidik ragam Jumlah Kuadrat Derajat bebas Kuadrat rata-rata F Taraf nyata Regression sisa Total Model linier berganda untuk jumlah uang beredar dengan metode enter ditunjukkan persamaan di bawah. Persamaan ini menunjukkan bahwa saat ketujuh variabel bebas dibuat 0, maka jumlah uang beredar di masyarakat sebesar milyar rupiah. Koefisien regresi variabel bebas aktiva luar negeri bersih adalah 1.071, yang mempunyai arti setiap kenaikan satu rupiah aktiva luar negeri bersih akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar rupiah. Koefisien regresi variabel bebas tagihan bersih kepada pemerintah adalah Artinya setiap kenaikan satu rupiah tagihan bersih kepada pemerintah akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar rupiah. Koefisien regresi variabel bebas tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa kredit adalah 0.680, artinya setiap kenaikan satu rupiah tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa kredit akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar rupiah. Koefisien regresi variabel bebas tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat dalam bentuk lainnya adalah , yang mempunyai arti setiap kenaikan satu rupiah tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat dalam bentuk lainnya akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar rupiah. Koefisien regresi variabel bebas tagihan kepada kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit adalah 0.53, yang mempunyai arti setiap kenaikan satu rupiah tagihan kepada kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar 0.53 rupiah. Koefisien regresi variabel bebas tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk lainnya adalah 0.903, yang mempunyai arti setiap kenaikan satu rupiah tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam SIRINGORINGO, JUMLAH UANG BEREDAR 164 halaman 164

6 bentuk lainnya akan menurunkan jumlah uang beredar sebesar rupiah. Koefisien regresi variabel bebas faktor lainnya bersih adalah 0.939, yang mempunyai arti setiap kenaikan satu rupiah faktor lainnya bersih akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar rupiah. Y = X X X X X X X 7 Uji kelinearan masing-masing koefisien regresi pada taraf nyata (α) 0.05 adalah sebagai berikut: 1. Koefisien regresi aktiva luar negeri bersih tidak signifikan atau b 1 = 0 Koefisien regresi aktiva luar negeri bersih signifikan atau b 1 # 0 2. Koefisien regresi tagihan bersih kepada pemerintah tidak signifikan atau b 2 = 0; Koefisien regresi tagihan bersih kepada pemerintah signifikan atau b 2 # 0; 3. Koefisien regresi tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat kredit tidak signifikan atau b 3 = 0; Koefisien regresi tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat kredit signifikan atau b 3 # 0; 4. Koefisien regresi tagihan kepada lem-baga pemerintah dan BUMN pusat lain tidak signifikan atau b 4 = 0; Koefisien regresi tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat lain signifikan atau b 4 # 0; 5. Koefisien regresi tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan kredit tidak signifikan atau b 5 = 0; Koefisien regresi tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan berupa kredit signifikan atau b 5 # 0; 6. Koefisien regresi tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk lainnya tidak signifikan atau b 6 = 0; Koefisien regresi tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk lainnya signifikan atau b 6 # 0 7. Koefisien regresi lainnya bersih tidak signifikan atau b 7 = 0; Koefisien faktor lainnya bersih signifikan atau b 7 # 0; Dilihat dari tabel di bawah, signifikansi untuk koefisien regresi b 1, b 2, b 4, b 5 dan b 7 di bawah 0.05 kecuali untuk koefisien regresi b 3 dan b 6. Hal ini menunjukkan bahwa variabel aktiva luar negeri bersih, tagihan bersih kepada pemerintah, tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat dalam bentuk lain, tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan berupa kredit dan faktor lainnya bersih secara signifikan mempengaruhi jumlah uang beredar. Variabel tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat berupa kredit dan variabel tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan lainnya tidak signifikan mempengaruhi jumlah uang beredar. Tabel 4. Koefisien dan signifikansi regresi. Koefisien t Taraf tidak standar nyata Korelasi Statistik kolinearitas B Galat baku Partial Part Tolerance VIF konstanta X X X JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 3, Jilid 8, Tahun 2003

7 X X X X Ada tidaknya multikolinearitas atau terjadinya korelasi di antara sesama variabel bebas perlu diuji. Pengujian multikolinearitas dilakukan menggunakan tolerance, VIF (Variance Inflation Factor), eigenvalue dan condition index. Default SPSS untuk tolerance adalah Angka di bawah toleransi itu menunjukkan adanya kolinearitas. Nilai toleransi semua variabel ada di atas , maak dilihat dari toleransi diantara sesama variabel bebas tidak terjadi kolinearitas. Nilai VIF hampir semuanya di atas 5, kecuali untuk variabel tagihan kepada berupa kredit. Semua avriabel mempunyai permasalahan multikolinearitas yang serius, kecuali variabel tagihan kepada berupa kredit. Menggunakan tabel di bawah, ada tidaknya multikolinearitas dilihat berdasarkan nilai eigenvalue dan condition index. Eigenvalue mendekati 0 menunjukkan adanya multikolinearitas. Menggunakan Tabel 8 di bawah, multikolinearitas terjadi apda ketujuh variabel bebas, eigenvalue mendekati 0. Dilihat dari condition index, ada multikolinearitas yang serius pada variabel tagihan bersih kepada pemerintah, tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa kredit, tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat dalam bentuk lainnya, tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit, tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk lainnya, dan lainnya bersih; sedangkan pada variabel aktiva luar negeri bersih multikolinearitas tidak terjadi, karena batasan terjadinya multikolinearitas jika condition index melebih 15. Multikolinearitas akan menjadi permasalahan yang serius kalu condition index melebih 30. keenam variabel selain aktiva luar negeri bersih mempunyai condition index lebih dari 30, berkisar dari Tabel 5. Diagnosa kolinearitas Eigenvalue Condition Index Model Dimensi E E E E E E E Selang kepercayaan 95% untuk konstanta model regresi sebesar (dalam milyar). Selang kepercayaan 95% koefisien variabel aktiva luar negeri bersih adalah Variabel tagihan bersih kepada pemerintah mempunyai selang kepercayaan 95% untuk koefisiennya se- SIRINGORINGO, JUMLAH UANG BEREDAR 166 halaman 166

8 besar Tagihan kepada berupa kredit mempunyai selang kepercayaan 95% untuk koefisien regresinya sebesar sampai Tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat dalam bentuk lainnya mempunyai selang kepercayaan 95% untuk koefisien regresinya sebesar sampai Selang kepercayaan 95% koefisien variabel tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan berupa kredit adalah Tabel 6. Selang kepercayaan konstanta dan koefisien penduga. 95% selang kepercayan untuk B Batas bawah Batas atas (Constant) X X X X X X X Variabel tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk lainnya mempunyai selang kepercayaan 95% untuk koefisiennya sebesar faktor lainnya bersih mempunyai selang kepercayaan 95% untuk koefisien regresinya sebesar sampai Selang kepercayaan ini menunjukkan kalau kita dapat meneliti kelompok-kelompok sampel dari populasinya yang menyebar secara normal, 95% dari sampelsampel itu nilainya akan berada pada kisaran tersebut. Adanya multikolienaritas dapat memberikan gambaran yang salah akan pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Secara statistik, variabel bebas yang mempunyai multikolinearitas yang sangat serius akan dikeluarkan dari model. Selanjutnya model di atas direvisi dan dilakukan dengan menggunakan metode langkah mundur. Pengujian dilakukan dua tahap, dimana setiap tahapnya dikeluarkan variabel bebas yang memiliki masalah multikolinearitas yang sangat serius. Tahap pertama, variabel tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk lainnya dikeluarkan (X 6). Variabel tereliminasi karena memiliki statistik hitung t terkecil. Model kedua karenanya hanya memiliki 6 variabel bebas. Koefisien korelasi berganda masih sama, yaitu 0.990, tetapi koefisien determinasi menjadi 97.4%. Sebesar 97.4% variasi yang terjadi pada jumlah uang beredar dapat dijelaskan oleh keenam variabel bebasnya secara bersama-sama. Galat baku perkiraan sebesar , lebih kecil dari model 1. Dilihat dari galat bakunya, model 2 lebih tepat dibandingkan model 1, karena galat bakunya lebih kecil. Tabel 7. Ringkasan model. Model R R Kuadrat R kuadrat penyesuaian Galat baku perkiraan JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 3, Jilid 8, Tahun 2003

9 Model regresinya adalah: Y = X X X X X X 7 Persamaan ini menunjukkan bahwa saat keenam variabel bebas dibuat 0, maka jumlah uang beredar di masyarakat sebesar milyar rupiah. Koefisien regresi variabel bebas aktiva luar negeri bersih adalah 1.066, yang mempunyai arti setiap kenaikan satu rupiah aktiva luar negeri bersih akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar rupiah. Koefisien regresi variabel bebas tagihan bersih kepada pemerintah akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar.919 rupiah. Model ketiga dibentuk dengan mengeluarkan variabel X 3 (tagihan kepada dalam bentuk kredit). Jika dilihat tabelnya, variabel X 3 mempunyai statistik hitung t terkecil, sehingga variabel X 3 dikeluarkan dari model. Korelasi berganda model masih sama dengan model 1 dan 2, yaitu 0.990, koefisien determinasi menjadi adalah Artinya setiap kenaikan satu 97.5%. Variasi yang terjadi pada rupiah tagihan bersih kepada pemerintah akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar rupiah. Koefisien regresi variabel bebas tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa kredit adalah 0.946, artinya setiap kenaikan satu rupiah jumlah uang beredar sebesar 97.5% dapat dijelaskan oleh kelima variabel bebasnya secara bersama-sama. Galat baku perkiraan semakin kecil yaitu , dengan demikian model ketiga ini lebih baik dibandingkan dengan model 1 dan 2. Model regresinya adalah: tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa kredit akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar Y = X X X X X rupiah. Koefisien regresi varia- bel bebas tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat dalam bentuk lainnya adalah , yang mempunyai arti setiap kenaikan satu rupiah tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat dalam bentuk lainnya akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar rupiah. Koefisien regresi variabel bebas tagihan kepada kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit Persamaan ini menunjukkan bahwa saat keenam variabel bebas dibuat 0, maka jumlah uang beredar di masyarakat sebesar milyar rupiah. Koefisien regresi variabel bebas aktiva luar negeri bersih adalah 1.083, yang mempunyai arti setiap kenaikan satu rupiah aktiva luar negeri bersih akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar rupiah. Koefisien regresi variabel bebas tagihan bersih kepada pemerintah adalah adalah.753, yang mempunyai arti setiap Artinya setiap kenaikan satu kenaikan satu rupiah tagihan kepada kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar.753 rupiah. Koefisien regresi variabel bebas faktor lainnya bersih adalah , yang mempunyai arti setiap kenaikan satu rupiah faktor lainnya bersih rupiah tagihan bersih kepada pemerintah akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar rupiah. Koefisien regresi variabel bebas tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat dalam bentuk lainnya adalah , yang mempunyai arti setiap kenaikan satu rupiah tagihan kepada SIRINGORINGO, JUMLAH UANG BEREDAR 168 halaman 168

10 Lembaga pemerintah dan BUMN pusat dalam bentuk lainnya akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar rupiah. Koefisien regresi variabel bebas tagihan kepada kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit adalah 0.824, yang mempunyai arti setiap kenaikan satu rupiah tagihan kepada kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar rupiah. Koefisien regresi variabel bebas faktor lainnya bersih adalah 0.960, yang mempunyai arti setiap kenaikan satu rupiah faktor lainnya bersih akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar rupiah. Koefisien korelasi parsial pada model 1 hampir semuanya di atas 0.5 dan positif, kecuali X 3 dan X 6. Koefisien korelasi parsial X 3 hanya dan X Kedua variabel ini tidak mempe-ngaruhi jumlah uang beredar secara kuat. Koefisien korelasi parsial pada model 2 hampir semuanya di atas 0.5 kecuali variabel X 7. Oleh karena itu, lima variabel bebas mempengaruhi jumlah uang beredar secara kuat dimana satu variabel mempunyai arah yang negatif dan empat lainnya mempunyai arah positif. Koefisien korelasi parsial pada model 3 semuanya di atas 0.5 dan positif. Artinya kelima variabel bebas dalam model mempengaruhi jumlah uang beredar secara kuat dan searah. Uji kelinearan masing-masing koefisien regresi pada taraf nyata (α) 0.05 untuk model 2, menunjukkan bahwa hampir semua koefisien regresi signifikan, kecuali b 3. Pada model 3 semua koefisien regresi signifikan, jauh di bawah Tabel 8. Koefisien dan signifikansi regresi. Model Koefisien tidak standar t Taraf nyata Korelasi Statistik kolinearitas 2 (Constant) parsial part tolerance VIF X X X X X X Model Koefisien tidak standar t Taraf nyata Korelasi Statistik kolinearitas 3 (Constant) X X X X X Tabel 9. Selang kepercayaan konstanta dan koefisien regresi penduga Model 95% selang kepercayaan untuk B 2 (Constant) X X X X X JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 3, Jilid 8, Tahun 2003

11 X (Constant) X X X X X Selang kepercayaan konstanta dan koefisien variabel model 1 sama dengan yang kita temukan pada model regresi dengan metode enter. Pada model 2, selang kepercayaan mengalami perubahan. Konstanta model regresi mempunyai selang kepercayaan 95% pada kisaran milyar sampai milyar. Selang kepercayaan 95% koefisien aktiva luar negeri bersih sebesar sampai Selang kepercayaan 95% koefisien tagihan bersih kepada pemerintah sebesar sampai Nilai koefisien tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat berupa kredit 95% terletak pada kisaran sampai Nilai koefisien tagihan kepada dalam bentuk lainnya 95% terletak pada kisaran Selang kepercayaan 95% koefisien variabel tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk lain sebesar ; dan faktor lainnya bersih mempunyai selang kepercayaan untuk koefisiennya sebesar Selang kepercayaan konstanta dan koefisien regresi pada model 2 berubah lagi, setelah variabel tagihan kepada berupa kredit dikelaurkan dari model. Selang kepercayaan untuk konstanta model terletak pada Selang kepercayaan 95% variabel X 1 terletak pada Selang kepercayaan 95% variabel X 2 terletak pada Selang kepercayaan 95% variabel X 4 terletak pada Selang kepercayaan 95% varia-bel X 5 terletak pada Se-lang kepercayaan 95% variabel X 7 ter-letak pada PENUTUP Variabel Aktiva luar negeri bersih, tagihan bersih kepada pemerintah, tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat bentuk lainnya, tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit, serta variabel faktor lainnya mempengaruhi jumlah uang beredar secara signifikan. Variabel tagihan kepada yang berupa kredit dan tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk lainnya tidak mempengaruhi secara nyata jumlah uang yang beredar. Multikolinear terjadi antara sesama variabel bebas. Dengan menggunakan metode langkah mundur, 2 variabel bebas dihilangkan dari model karena multikolinearitas. Model regresi linearnya akhirnya adalah: Y = X X X X X 7. DAFTAR PUSTAKA Bowerman, Bruce dan Richard T. O Connell Applied Statistics: Improving Business Precesses. Irwin, Toronto. SIRINGORINGO, JUMLAH UANG BEREDAR 170 halaman 170

12 Pengantar Ekonomi Makro. BPFE, Yogyakarta. Dornbusch, Rudiger dan Stanley Fisher Macroeconomics. McGraw- Hill Publishing Company, Singapura. Jörg Bibow The loanable funds fallacy: exercises in the analysis of disequilibrium. Cambridge Journal of Economics. Vol. 25, issue 2. Parkin, Michael dan Robin Bade Modern Macroenomics. Prentice- Hall, Kanada. Soediyono Reksoprayitno Ekonomi Makro: Analisis IS-LM dan Permintaan-Penawaran Agregatif. BPFE, Yogyakarta. 171 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 3, Jilid 8, Tahun 2003

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Peneliti melakukan penelitian di Bank Indonesia yang berlokasi di Jalan M.H. Thamrin No.2 Jakarta Pusat. Waktu penelitian mulai dari November

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software SPSS versi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yakni penelitian yang menganalisis data-data secara kuantitatif kemudian menginterpretasikan hasil analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa penjualan, piutang usaha, dan arus kas operasional pada laporan

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Sukuk Korporasi Pesatnya perkembangan industri keuangan syariah juga diikuti oleh pesatnya perkembangan instrumen keuangan dan pembiayaan syariah yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis finansial yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 memberi dampak yang kurang menguntungkan bagi perekonomian Indonesia. Salah satu dampak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Sampel dan Data Penelitian ini menggunakan 30 data, sampel yang diamati selama 15 tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun 2015. Data yang diambil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. OBJEK PENELITIAN BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) sebagai objek penelitian merupakan lembaga atau otoritas tertinggi di pasar modal yang melakukan pengawasan dan pembinaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu Unit. tercatat di BEI pada tahun

BAB III METODE PENELITIAN. dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu  Unit. tercatat di BEI pada tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di Jakarta dengan mengunduh data dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. Unit dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 51 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan hipotesis penelitian, maka desain penelitian yang digunakan adalah kombinasi antara deskriptif dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini difokuskan pada faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan, dan faktorfaktor tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun 2010 sampai tahun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

KORELASI. Alat hitung koefisien korelasi Pearson (data kuantitatif dan berskala rasio) Kendall, Spearman (data kualitatif dan berskala ordinal)

KORELASI. Alat hitung koefisien korelasi Pearson (data kuantitatif dan berskala rasio) Kendall, Spearman (data kualitatif dan berskala ordinal) KORELASI Pada SPSS korelasi ada pada menu Correlate dengan submenu: 1. BIVARIATE Besar hubungan antara dua (bi) variabel. a. Koefisien korelasi bivariate/product moment Pearson Mengukur keeratan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada Bank Umum Syariah di Indonesia pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2012-2015. Data laporan keuangan diperoleh melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Perumnas Simalingkar Medan, Telp/Fax (061)

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Perumnas Simalingkar Medan, Telp/Fax (061) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi, Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang gunakan dalam penelitian ini menggunakan desain asosiatif kausal, yaitu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, analisis data yang dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dengan menggunakan analisis regresi sederhana, dan perhitungannya menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Jenis Penelitian ini termasuk penelitian kausal, yang bertujuan menguji hipotesis tentang pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Penelitian kausal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Efek Indonesia, Jalan Jenderal Sudirman Kav Jakarta Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Efek Indonesia, Jalan Jenderal Sudirman Kav Jakarta Data BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Penelitian Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dari Bursa Efek Indonesia (BEI) di Pusat Referensi Pasar Modal (RPPM) yang berlokasi di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.11 Latar Belakang Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi adalah dua syarat penting bagi kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data Tingkat Bagi Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian yang akan digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini sekitar 3 bulan tercatat dimulai dari bulan maret 2015 hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengawasi perbankan, serta menjalankan fungsi sebagai lender of

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengawasi perbankan, serta menjalankan fungsi sebagai lender of 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank Indonesia merupakan lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter,

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. penelitian ini adalah aspek profitabilitas yang diukur dengan ROA. dari pendapatan operasional dan pendapatan bunga.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. penelitian ini adalah aspek profitabilitas yang diukur dengan ROA. dari pendapatan operasional dan pendapatan bunga. BAB III METODELOGI PENELITIAN A. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI VARIABEL 1. Variabel dependen (Y) Adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel yang dijelaskan/dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisa Regresi Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Galton melakukan studi tentang kecenderungan tinggi badan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berbentuk time series selama periode waktu 2005-2015 di Sumatera Barat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian pada bulan November 2010. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Data yang akan digunakan dalam Penelitian ini adalah data Sekunder yang berupa Perputaran Piutang,Perputaran Persediaan (persediaan bahan baku,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sekunder, yakni dengan cara mengunduh laporan ringkasan kinerja keuangan perusahaan melalui

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. variabel independen dengan dependen, apakah masing-masing variabel

BAB IV PEMBAHASAN. variabel independen dengan dependen, apakah masing-masing variabel BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen. Analisis ini untuk mengetahui arah

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan topik penulisan dalam rangka penyusunan laporan dari suatu penelitian.

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Pengaruh Likuiditas dan Cost

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Pengaruh Likuiditas dan Cost BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Pengaruh Likuiditas dan Cost of Fund terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Periode 2007-2008 maka yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dan membuat generalisasi atas rerata. 73. pengaruh Kurs, Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate), dan Jumlah Uang

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dan membuat generalisasi atas rerata. 73. pengaruh Kurs, Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate), dan Jumlah Uang 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah positivisme yaitu ilmu yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Sebelum melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode apa yang akan digunakan dalam penelitiannya karena hal tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. buku-buku, internet serta laporan yang tercatat melalui website

BAB III METODE PENELITIAN. buku-buku, internet serta laporan yang tercatat melalui website 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mencari dan mengumpukan data yang berhubungan dengan masalah penelitian ini baik dari sumber dokumen atau buku-buku,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kegiatan lembaga keuangan tidak terlepas dari bidang keuangan, baik menarik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kegiatan lembaga keuangan tidak terlepas dari bidang keuangan, baik menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan lembaga keuangan tidak terlepas dari bidang keuangan, baik menarik dana atau kegiatan keuangan lainnya. Pokok utama dari kegiatan perbankan adalah uang, karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri. Alasan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel Penelitian Sampel dari penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri. Alasan penggunaan Bank Syariah Mandiri sebagai sampel penelitian ini antara lain: 1) Bank Syariah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. umum dari obyek penelitian. Pada penelitian ini peneliti mengambil data waktu tiga

BAB III METODE PENELITIAN. umum dari obyek penelitian. Pada penelitian ini peneliti mengambil data waktu tiga BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu dan tempat penelitian menguraikan tentang jadwal penelitian dilaksanakan dan lokasi dimana penelitian dilakukan, yang juga mencakup gambaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2000-2011. Data sekunder tersebut bersumber dari Lampung dalam Angka (BPS), Badan Penanaman Modal Daerah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemahaman mata pelajaran gambar teknik (X 1 ) dan kreativitas (X 2 ) serta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemahaman mata pelajaran gambar teknik (X 1 ) dan kreativitas (X 2 ) serta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Penelitian Data hasil penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas yaitu pemahaman mata pelajaran gambar teknik (X 1 ) dan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Bank

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Bank 53 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Bank Indonesia selaku bank sentral berdasarkan pasal 4 ayat 1 UU RI No. 23 tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini dibahas tentang matriks, metode pengganda Lagrange, regresi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini dibahas tentang matriks, metode pengganda Lagrange, regresi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dibahas tentang matriks, metode pengganda Lagrange, regresi linear, metode kuadrat terkecil, restriksi linear, multikolinearitas, regresi ridge, uang primer, dan koefisien

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied I. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied Descriptive Reasearch), yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan

BAB IV HASIL PENELITIAN. (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini menggunakan objek Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan Dewan Syariah Nasional Majelis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini maka digunakanlah tabel statistik deskriptif. Tabel

Lebih terperinci

BAB 2. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB 2. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka populasi dalam penelitian difokuskan di Kabupaten Banjarnegara. Dimana data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam periode tahun Data tersebut merupakan data laporan keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam periode tahun Data tersebut merupakan data laporan keuangan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan berupa data sekunder. Data tersebut dalam kategori data time series yang diambil

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang baik

BAB 4 PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang baik BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang baik secara individual maupun secara bersama-sama terhadap likuiditas perusahaan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada empat perbankan syariah, yaitu Bank Muamalat Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah. Penelitian ini mengambil

Lebih terperinci

Analisis Regresi 2. Multikolinier & penanganannya

Analisis Regresi 2. Multikolinier & penanganannya Analisis Regresi 2 Pokok Bahasan : Multikolinier & penanganannya TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasiswa dapat menjelaskan adanya multikolinieritas pada regresi linier berganda serta prosedur penanganannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penulisan skripsi ini penulis mengadakan penelitian dan pengambilan data dari laporan triwulan yang telah dipublikasikan Bank Umum

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pendapatan premi, klaim, hasil investasi, dan laba. Statistik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Saham Syariah Saham syariah di Indonesia sebagian besar merupakan saham yang diterbitkan oleh emiten yang bukan merupakan entitas syariah. Saham syariah tersebut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF Dari data yang diperoleh sebanyak 45 sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2009-2011 diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Subyek pada

BAB III METODE PENELITIAN. sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Subyek pada BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Subyek pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang 13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Regresi Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang terkenal Galton menemukan bahwa meskipun terdapat tendensi atau kecenderungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 63 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Data dari variabel-variabel yang akan digunakan dalam analisis pada penelitian ini akan penulis sajikan dalam bentuk tabelaris sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. independent yaitu dana pihak ketiga, tingkat suku bunga SBI, tingkat Non

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. independent yaitu dana pihak ketiga, tingkat suku bunga SBI, tingkat Non BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Statistik Deskripsi variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi nilai minimum, nilai maksimum, mean, dan standar deviasi dari tiga variabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini bersifat studi kasus dengan cara mengumpulkan, mempelajari, menganalisis dan mengintegrasi variabel-variabel dari hasil publikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. periode amatan antara tahun Alasan pemilihan pemilihan tahun yang

BAB III METODE PENELITIAN. periode amatan antara tahun Alasan pemilihan pemilihan tahun yang BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga SBI, serta IHSG yang dibatasi pada penutupan tiap akhir bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa BAB III METODE PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Jenis data yang dipakai adalah data sekunder, berupa data-data laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk pengumpulan data dan informasi bulan Januari 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk pengumpulan data dan informasi bulan Januari 2014. 85 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam rangka memperoleh data dan informasi, maka lokasi penelitian ini dilakukan pada Pojok Bursa Universitas Mercubuana yang berlokasi di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto merupakan suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian beruntut

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kondisi piutang perusahaan digunakan sebagai dasar untuk menentukan atau menilai pengelolaan piutang perusahaan. Dalam penelitian ini dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan metode purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 12 BUS. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. dengan metode purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 12 BUS. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Objek dalam penelitian ini adalah BUS (Bank Umum Syariah) di Indonesia. Pengambilan sampel dengan metode

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini diuraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Analisis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak mendapatkan perhatian dan dipelajari oleh ilmuan dari hampir semua ilmu bidang pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskripsi Data 1. Analisis Dana Pihak Ketiga Bank BCA Syariah Dana Pihak Ketiga adalah komponen dana yang paling penting, besarnya keuntungan (profit) yang akan dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi dan waktu penelitian Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di Jalan Pembangunan Gg. Samoa No. 12 Rumbai - Pekanbaru. Penelitian ini di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software Microsoft

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 10 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Data laporan keuangan perusahaan konsolidasi digunakan sebagai dasar dari analisis manajemen piutang PT PLN (Persero). PT PLN (Persero) membutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil analisis data yang akan disajikan di bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang tercermat dan akurat yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minat dan Pengetahuan Dasar Pemesinan serta satu variabel terikat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minat dan Pengetahuan Dasar Pemesinan serta satu variabel terikat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Penelitian Data hasil penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas yaitu variabel Minat dan Pengetahuan Dasar Pemesinan serta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskripsi Data 1. Analisis Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Semakin tinggi rasio ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder tersebut merupakan data cross section dari data sembilan indikator

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Persentase BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Analisis Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia Profitabilitas merupakan kemampuan bank dalam mencari keuntungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2011-2013. Teknik yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia UIN Maulana. Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana No.50 Malang.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia UIN Maulana. Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana No.50 Malang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana No.50 Malang. 3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN oleh PT. Danareksa Investment Management yang pada saat itu mengeluarkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN oleh PT. Danareksa Investment Management yang pada saat itu mengeluarkan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Reksa Dana Syariah Di Indonesia Reksa Dana Syariah diperkenalkan pertama kali pada tahun 1997 oleh PT. Danareksa Investment Management yang pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Dependen. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sesuatu yang merupakan inti problematika penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. sesuatu yang merupakan inti problematika penelitian. BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Objek Penelitian Menurut Arikunto (2010) objek penelitian adalah variabel penelitian yaitu sesuatu yang merupakan inti problematika penelitian. Objek penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena serangkaian observasi (pengukuran)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian adalah dari bulan September 2015 Januari 2016 di Universitas Mercu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian adalah dari bulan September 2015 Januari 2016 di Universitas Mercu BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Periode Penelitian atau waktu yang diperlukan penulis untuk melakukan penelitian adalah dari bulan September 2015 Januari 2016 di Universitas Mercu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kota Palembang. Penelitian ini dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kota Palembang. Penelitian ini dilakukan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Palembang. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis variabel-variabel yang memiliki pengaruh terhadap kesempatan kerja,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. bunga dan inflasi selama kurun waktu Februari sampai dengan Desember 2009.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. bunga dan inflasi selama kurun waktu Februari sampai dengan Desember 2009. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Dari hasil pengamatan diperoleh data kenaikan dan/atau penurunan tingkat bunga dan inflasi selama kurun waktu Februari sampai dengan Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan laporan keuangan (annual report) kepada publik periode 2013

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan laporan keuangan (annual report) kepada publik periode 2013 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mengungkapkan laporan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis regresi linier sederhana 2. Analisis regresi linier berganda. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis regresi linier sederhana 2. Analisis regresi linier berganda. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Pengertian regresi secara umum adalah sebuah alat statistik yang memberikan penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih. Istilah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pihak lain. Sumber data diperoleh dari Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB III METODE PENELITIAN. pihak lain. Sumber data diperoleh dari Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia (BEI) 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data dalam bentuk yang sudah jadi berupa data publikasi. Data tersebut sudah

Lebih terperinci

mengefektifkan kinerja koperasi dalam memperoleh sisa hasil usaha.

mengefektifkan kinerja koperasi dalam memperoleh sisa hasil usaha. 56 C. Kerangka Pemikiran Perilaku masyarakat dalam menghadapi usaha koperasi saat ini ada banyak macamnya. Ada yang cenderung memanfaatkan koperasi sebagai suatu lembaga kredit, lalu sebagai pemenuh kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir francis

BAB 2 LANDASAN TEORI. Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir francis BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Regresi Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir francis Galton. Galton melakukan studi tentang kecenderungan tinggi badan anak.

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

BAB III DESAIN PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data BAB III DESAIN PENELITIAN III.1. Desain Penelitian III.1.1. Jenis dan sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh penulis secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Klasik Untuk menghasilkan hasil penelitian yang baik, pada metode regresi diperlukan adanya uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi merupakan suatu teknik statistika untuk menyelidiki dan

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi merupakan suatu teknik statistika untuk menyelidiki dan TINJAUAN PUSTAKA Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi merupakan suatu teknik statistika untuk menyelidiki dan memodelkan hubungan diantara peubah-peubah, yaitu peubah tak bebas (respon) dan

Lebih terperinci