PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAIONEL ABIDIN
|
|
- Liani Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAIONEL ABIDIN IMPLEMENTATION DISCHARGE PLANNING FOR PATIEN IN INPATIEN NEUROLOGICAL DISEASES OF dr. ZAINOEL ABIDIN GENERAL HOSPITAL Anisah Ulfah 1 ; Ahyana 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2 Bagian Keilmuan Keperawatan medikal bedah Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh annisaulfa93@yahoo.com ; Ahyana_arjad@yahoo.com ABSTRAK Stroke merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya tinggi di dunia. Pasien pasca stroke memerlukan perhatian khusus karena masa pemulihannya akan berlangsung lama, dan mengalami gejala sisa. Oleh karena itu discharge planning harus diberikan sejak pasien dirawat untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga, sehingga mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi kekambuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan discharge planning pada pasien stroke di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jenis penelitian ini deskriptif eksploratif dengan desain cross sectional study dan menggunakan metode consecutive sampling terhadap 30 responden dengan criteria yang sesuai dengan sampel penelitian.. Analisa data pada penelitian ini menggunakan analisa univariat, dan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Hasil penelitian didapatkan gambaran pelaksanaan discharge planning pada pasien stroke berada pada kategori baik yaitu sebanyak 23 orang (76,7%). Perawat dan tim medis diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan pelayanan discharge planning khususnya pada pasien stroke untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan kualitas hidup pasien stroke. Kata Kunci : Stroke, Discharge Planning ABSTRACT Stroke is one of the most prevalence diseases in the world. The post-stroke patients often suffer certain symptoms and they need special attention because the recovery period will be long. Overcoming these stroke patients is the responsibility of all parties, both from health workers and also the family. To keep patient health s stability and increase the knowledge of the patient and family, the treatment needs continuity and the discharge planning must be well planned. The purpose of this research is to figure out the implementation of discharge planning of stroke patients at RSUD dr. Zainoel Abidin Hospital, Banda Aceh. This research is a descriptive explorative research using the crosssectional study design and the consecutive sampling method on 30 respondents. The data in this research is by using univariat analysis and the tool of data is by using the questionnaire. The research result shown an overview of the implementation in discharge planning in stroke patients are at a good category based on 23 patients (70.7%). The nurses and medical team are expected to maintain and improve the discharge planning services, especially for the stroke patients in order to improve the quality of nursing care and life hope of stroke patients. Keywords : Stroke, Discharge Planning 1
2 PENDAHULUAN Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak secara mendadak akibat gangguan suplai darah ke bagian otak (Smeltzer, 2010, p.177). Stroke merupakan penyebab kematian tersering ketiga pada orang dewasa di Amerika Serikat. Angka kematian setiap tahun akibat stroke baru atau rekuren adalah lebih dari Insiden stroke secara nasional adalah pertahun, dengan merupakan stroke rekuren. Angka kejadian stroke di antara orang Amerika keturunan Afrika adalah 60% lebih tinggi daripada orang Kaukasian (Broderick et al., 2001 dalam Price & Wilson 2005, p.1106). Berdasarkan data dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) 2013, prevalensi stroke di Indonesia 12,1% per penduduk. Prevelensi stroke tertinggi terdapat di Sulawesi Utara yaitu 10,8% per penduduk dan prevelensi terendah terdapat di Papua sebesar 2,3% per penduduk. Sedangkan untuk provinsi Aceh sebesar 6,6% per penduduk dan menempati urutan ke-14 di Indonesia (Rikesdas, 2013, p.92). Menurut data awal yang didapatkan pada tanggal 18 Februari 2016, stroke merupakan kategori 10 besar penyakit yang paling tinggi angka kejadiannya. Jumlah pasien stroke yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh pada tahun 2015 mencapai 789 orang. Proses penyembuhan dan rehabilitasi pada pasien stroke dapat berlangsung dalam waktu yang lama serta membutuhkan kesabaran dan ketekunan pasien dan keluarga. Pasien akan membutuhkan pelayanan kesehatan profesional yang mana bergantung pada penurunan neurologis spesifik yang disebabkan oleh stroke (Smeltzer & Bare, 2002, p.2143). Penelitian experimental yang dilakukan oleh Upik Rahmi (2011) membandingkan pengaruh pemberian discharge planning terstruktur di RS Al- Islam dengan discharge planning rutin di RS Al-Ihsan Bandung terhadap kualitas hidup pada 44 pasien stroke iskemik, didapatkan hasil bahwa pasien stroke iskemik yang dilakukan discharge planning terstruktur memiliki peluang 20 kali lebih besar untuk memiliki perubahan kearah kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan tanpa dilakukan discharge planning. Timby (2009, p.169) meng atakan bahwa perencanaan pulang pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan pasien. Tenaga medis harus menentukan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sumber daya masyarakat yang dibutuhkan pasien untuk mempertahankan derajat kesehatanya. Dalam penerapan discharge planning perawat berkerja sama dengan dokter dan tenaga medis seperti ahli gizi, farmasi dan terapis. Berdasarkan studi pendahuluan pada pasien stroke/keluarga di Ruang Rawat Inap Geulima I Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh pada tanggal 19 Februari 2016, 4 dari 5 pasien/keluarga menyatakan informasi yang diberikan masih terbatas dan hanya diberikan pada saat pasien pulang. Mengingat pentingnya pelaksanaan discharge planning terutama pada pasien stroke, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran pelaksanaan discharge planing pada pasien stroke di Ruang Rawat Inap Geulima I Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh METODE Metode penelitian adalah deskriptif eksploratif, dengan desain cross sectional study. Sampel adalah semua pasien stroke yang dirawat di ruang saraf RSUDZA Banda Aceh dengan kriteria inklusi: pasien sadar, pasien tidak mengalami depresi, pasien tidak mengalami gangguan komunikasi (afasia sensorik), pasien tidak mengalami gangguan memori dan pasien dengan hari rawatan terakhir di Ruang Rawat Inap Geulima I Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. 2
3 HASIL Didapatkan 30 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan discharge planning (n=30) Pelaksanaan f % Disharge Planning Baik 23 76,7 Kurang Baik 7 23,3 Pada tabel 1, terlihat bahwa pelaksanaan discharge planning pada pasien stroke berada pada kategori baik sebanyak 23 orang (76,7%). Hasil pengkategorian tiap-tiap subvariable discharge planning adalah sebagai berikut. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan discharge planning terkait pengetahuan (n=30) Pengetahuan f % Baik 26 86,7 Kurang Baik 4 13,3 Pada tabel 2, dapat diketahui bahwa I pengetahuan (health teaching) pada pasien stroke sebagian besar pada kategori baik sebanyak 26 orang (86,7%) dan kurang baik sebanyak 4 orang (13,3%). Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan discharge planning terkait tindakan (n=30) Tindakan f % Baik 28 93,3 Kurang Baik 2 6,7 Pada tabel 3, dapat diketahui bahwa II tindakan (treatment) pada pasien stroke sebagian besar pada kategori baik sebanyak 28 orang (93,3 %) dan kurang baik sebanyak 2 orang (6,7%). Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan discharge planning terkait pecengahan berulang (n=30) Pencegahan f % Berulang Baik 25 83,3 Kurang Baik 5 16,7 Pada tabel 4, dapat diketahui bahwa III Pencegahan Berulang ( Medication, Environment, Diet) pada pasien stroke sebagian besar pada kategori baik sebanyak 25 orang (83,3 %) dan kurang baik sebanyak 5 orang (15,7%). Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan discharge planning terkait pertemuan keluaga (n=30) Pertemuan f % Keluarga Baik 17 56,7 Kurang Baik 13 43,3 Pada tabel 5, dapat diketahui bahwa IV pertemuan keluarga ( medication, diet) pada pasien stroke sebagian besar pada kategori baik sebanyak 17 orang (56,7%) dan kurang baik sebanyak 13 orang (43,3%). Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan discharge planning terkait rencana tindak lanjut (n=30) Rencana f % Tindak Lanjut Baik 29 96,7 Kurang Baik 1 3,3 Pada tabel 6, dapat diketahui bahwa V rencana tindak lanjut ( outpatient referal) pada pasien stroke sebagian besar pada kategori baik sebanyak 29 orang (96,7 %) dan kurang baik sebanyak 1 orang (3,3%). 3
4 PEMBAHASAN Pelaksanaan discharge planning pada pasien stroke Berdasarkan tabel terlihat bahwa pelaksanaan discharge planning pada pasien stroke di Ruang Rawat Inap Geulima I berada pada kategori baik sebanyak 23 orang (76,7%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Haryono, dkk (2008) tentang gambaran pelaksanaan discharge planning pada pasien diabetes mellitus terhadap 20 pasien dan 20 perawat, hasil penelitian didapatkan bahwa pelaksanaan discharge planning pasien diabetes mellitus di IBNA I RSUP Dr. Sarjitp Yogyakarta baik menurut pasien dan perawat dalam kategori baik. Discharge planning dilakukan secara maksimal membutuhkan pengetahuan yang cukup tentang discharge planning itu sendiri oleh tenaga kesehatan. Hal ini dikarenakan pengetahuan merupakan salah satu domain yang penting dalam pembentukan perilaku seseorang. Dalam penelitian ini perawat, dokter dan tim medis lainnya telah memberikan discharge planning kepada pasien stroke dimulai saat pasien pertama memasuki ruang rawatan. Perawat di ruang Geulima I juga menyatakan pernah mendapatkan pelatihan bagaimana pelaksanaan discharge planning secara tepat dan benar kepada pasien, khususnya pasien stroke. Berdasarkan tabel 2 tahap I pengetahuan ( health teaching) berada pada kategori baik dengan frekuensi sebanyak 26 orang (86,7%). Berdasarkan hasil penelitian ini berarti masih ada pasien yang belum mendapatkan discharge planning aspek pendidikan kesehatan sebanyak 7 responden (23,3%) yang mana akan memungkinkan pasien tidak mengetahui hal-hal yang harus dilakukan setelah pasien pulang. Namun sebagian besar pasien menyatakan dokter dan perawat telah memberikan informasi terkait penyakit stroke yang mana informasi tersebut akan memberikan dampak positif bagi pasien terutama dalam meningkatkan pengetahuan pasien tentang pencengahan stroke berulang. Berdasarkan tabel tahap II terkait tindakan ( treatment) berada pada kategori baik sebanyak 28 orang (93.3%). Ketika pasien diperbolehkan untuk meninggalkan suatu unit pelayanan kesehatan, perawat harus memastikan bahwa pengobatan dan tindakan latihan fisik yang diberikan perawat dapat berlanjut setelah pasien pulang. Pasien harus mengetahui tujuan berbagai tindakan tersebut dan mampu mendemonstrasikan secara benar. Intervensi atau tindakan keperawatan terkait kegiatan discharge planning diberikan dengan tujuan untuk membantu mempersiapkan pasien dan keluarga merawat pasien serta pendukung yang lainnya hingga dapat menunjang perbaikan di rumah sampai pasien di rumah (Bullecheck, Butcher & Docterman, 2008 dalam Wahyuni, Nurrachmah, & Gayatri, 2012). Aktivitas fisik, khususnya latihan yang meningkatkan kekuatan dan keseimbangan tungkai bawah, dapat membantu agar pasien tidak mudah jatuh. Apabila timbul masalah spastisitas (kekakuan) otot setelah stroke, hal tersebut dapat dikurangi dengan memanaskan atau mendinginkan atau dengan latihan perenggangan (ROM) pasif dan aktif pada rentan gerakan yang biasanya dilakukakan oleh otot atau sendi yang terkena (Gordon, 2000, p.28). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Marza (2013) dengan judul dukumentasi asuhan keperawatan pada pelaksanaan range of motion pasien stroke di ruang rawat inap saraf Rumah Sakit Daerah dr. Zaionoel Abidin Banda Aceh, dalam penelitian tersebut menunjukkan dokumentasi pelaksanaan ROM pada pasien stroke berada pada kategori baik yaitu 67%. Gangguan bicara seperti disfasia atau afasia dialami sekitar 25% penderita stroke. Beberapa penderita bahkan 4
5 kehilangan sama sekali kemampuannya untuk bicara (Suwantara, 2004) Menurut Agustina, dkk (2009) sebagai upaya untuk mencegah pasien stroke terkait masalah komunikasi verbal yang terganggu, pasien stroke membutuhkan adanya bantuan untuk terapi bicara. Selain itu sebagian pasien stroke yang diobservasi menunjukkan masalah dengan fungsi menelan. Dalam hal ini, pemasangan sonde merupakan intervensi yang harus diberikan selama klien masih mengalami masalah makan. Berdasarkan penelitian Robbins, Stephanie, Jacqueline, Angela, Gentry, et al. (2007, p. 154) dikatakan bahwa ada peningkatan yang significant pada tekanan isometrik dengan menggunakan alat ukur IOPI yang di letakkan di bagian atas lidah (minggu 4, P <,001; mingu 8 P <,001 dan bagian belakang lidah (minggu 4, P < = 0,1; minggu 8 P <,001. Persentase total terbesar yang diraih selama 4 minggu latihan untuk kedua bagian lidah, 63% lidah bagian depan dan 76% lidah bagian belakang). Penelitian ini disimpulkan bahwa pasien stroke dengan dysphagia dapat meningkatkan kekuatan lidah (menelan) selama 8 minggu program latihan isometric pada lidah. Bantuan untuk pemenuhan ADL (Activity Daily Living) juga dipandang sebagai kebutuhan yang penting untuk dipenuhi pasien stroke (Agustina, dkk, 2009). Penelitian terkait yang dilakukan Shofiana (2014) terhadap 30 responden, didapatkan hasil bahwa ada hubungan persepsi perawat tentang manfaat discharge planning dengan pelaksanaan discharge planning di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Dalam penelitianya juga dijelaskan pada item tindakan dalam mempersiapkan pasien dan keluarga yang dilakukan sebelum hari pemulangan pada 17 pasien (100%) berada dalam ketegori baik sebanyak 11 pasien (64,7%). Berdasarkan tabel 4 tahap III terkait pencegahan berulang ( medication, environment, diet) berada pada kategori baik sebanyak 25 orang (83,3%). Pada penelitian ini pasien menyatakan bahwa perawat memeriksa ulang instruksi pemulangan dokter, melakukan intruksi pengambilan obat-obatan dan menjelaskan tentang bagaimana pemberian obat dengan prinsip pemberian yang benar, memberikan materi mengenai perubahan lingkungan rumah yang baik bagi pasien stroke, khususnya untuk mencegah jatuh dan menanyakan kebutuhan akan alat-alat medis yang khusus (kursi ro da) berkaitan dengan perawatan pasien. Lebih dari setengah pasien menilai pelaksanaan discharge planning yang dilakukan perawat kategori baik. Berdasarkan tabel 5 tahap IV terkait pertemuan keluarga ( medication dan diet) pada pasien stroke yang diperlihatkan pada tabel 5.6 berada pada kategori baik sebanyak 17 orang (56,7%). Menurut Friedman 2000 keluarga berfungsi sebagai system pendukung bagi anggotanya. Dukungan keluarga pada pasien stroke sangat dibutuhkan untuk mencapai proses penyembuhan/ pemulihan. Ketidaktahuan pihak keluarga akan mempengaruhi perubahan system keluarga yang dapat menghambat proses penyembuhan dan berdampak negatif terhadap keutuhan rumah tangga (Moser & Riegel 2008 dalam Wahyuni, dkk 2012 ). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa perawat telah memberikan informasi terkait dukungan keluarga seperti membantu pasien stroke untuk melakukan kegiatan sehari-hari pasca stroke. Menurut penulis pasien stroke sangat membutuhkan perhatian dan bantuan yang berasal dari orang-orang terdekatnya (keluarga) baik saat di rawat di ruang rawat maupun saat telah pulang ke rumah. Berdasarkan tabel 6 tahap V terkait rencana tindak lanjut ( outpatient referal) berada pada kategori baik dengan frekuensi sebanyak 29 orang (96,7%). Dalam penelitian pada tahap ini pelaksanaan discharge planning yang 5
6 dilakukan perawat berada pada kategori baik dimana sebelum pasien dan keluarga meninggalkan rumah sakit perawat mengingatkan kembali kepada keluarga untuk memahami keterbatasan pasien sehingga harus lebih sabar dalam melakukan perawatan dirumah. Mereka juga menyatakan bahwa perawat dan dokter mengingatkan pasien dan keluarga untuk datang kembali ke rumah sakit untuk melakukan kontrol kondisi pasien sesuai jadwal yang ditetapkan. KESIMPULAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah pelaksanaan discharge planning pada pasien stroke di Ruang Rawat Inap Geulima I Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh berada pada kategori baik sebanyak 23 orang (76,7%). Adapun saran untuk instansi pelayanan kesehatan adalah diharapkan pada petugas kesehatan agar mempertahankan dan meningkatkan pelayanan discharge planning khususnya pada pasien stroke sehingga dapat mempertahankan kesehatan pasien ketika telah pulang dari rumah sakit. REFERENSI Agustina, H. R., Ayu, P. P., & Irman, S. (2009). Kajian kebutuhan perawatan di rumah bagi klien dengan stroke di rumah sakit umum daerah cianjur. Diakses pada tanggal 10 November /Kebutuhan-Perawatan-Di- Rumah-Pasien-Stroke#scribd Haryono, R., Christantie, E., Khudazi, A. (2008). Gambaran pelaksanaan discharge planning pada pasien diabetes mellitus. Jurnal Ilmu Keperawatan. 3, Marza, R. (2013). Dukumentasi asuhan keperawatan pada pelaksanaan range of motion pasien stroke di ruang rawat inap saraf rumah sakit daerah dr. zaionoel abiding banda aceh Skripsi: Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Price, S. A. (2006). Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit (Vol. 2, ed. 6). Jakarta: EGC Rahmi, U. (2011). Pengaruh discharge planning terstruktur terhadap kualitas hidup pasien stroke iskemik di RSUD Al- Ihsan dan RS Al-Islam Bandung. Diakses pada tanggal 30 November 2015, dari / T%20Upik%20Rahmi.pd f. Rikesdas. (2013). Laporan nasional riset kesehatan dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Diakses tanggal 18 November 2015, dari download/general/hasil%20riskes das% pdf Robbins, J., Stephanie, A. K., Ronald, E. G., Jacqueline, A. H., Angela, L. H., Gentry, LR., et al. (2007). The effects of lingual exercice in stroke patients with dysphagia. Arch Phys Med Rehabil, /j.apmr x Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah brunner & suddarth (Ed. 8). Jakarta: EGC Smeltzer, S. C. (2010). Keperawatan medikal bedah brunner & suddarth (Ed. 12). Jakarta: EGC Timby, B. K. (2009). Fundamental nursing skills and concepts (9th ed). Malaysia: Imago Wahyuni, A., Nurrachmah, E., & Gayatri, D. (2012). Kesiapan pulang pasien penyakit jantung koroner melalui penerapan discharge planning. Jurnal Keperawatan Indonesia. Vol 15 no 3 hal
DEPENDENT CARE PADA PASIEN STROKE DI BANDA ACEH DEPENDENT CARE FOR STROKE PATIENTS IN BANDA ACEH
DEPENDENT CARE PADA PASIEN STROKE DI BANDA ACEH DEPENDENT CARE FOR STROKE PATIENTS IN BANDA ACEH Khairi Rizkana 1 ; Ahyana 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu kondisi klinis yang berkembang dengan cepat akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap tahunnya terdapat 15 juta orang diseluruh dunia menderita stroke. Diantaranya ditemukan jumlah kematian
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE Abdul Gafar, Hendri Budi (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)
Lebih terperinciPERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TERHADAP PENTINGNYA DISCHARGE PLANNING DI RSUDZA BANDA ACEH
PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TERHADAP PENTINGNYA DISCHARGE PLANNING DI RSUDZA BANDA ACEH NURSE S PERCEPTION OF THE IMPORTANCE OF DISCHARGE PLANNING IN RSUDZA BANDA ACEH Nelly Safrina 1, Ardia Putra 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi dengan perkembangan teknologi di berbagai bidang termasuk informasi, manusia modern semakin menemukan sebuah ketidak berjarakan yang membuat belahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung, juga merupakan penyebab kecacatan nomor satu baik di negara maju maupun di negara berkembang
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG
JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 213 218 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG Liliana Dewi Purnamasari 1),
Lebih terperinciINTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN
INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN Herlyanie 1, Riza Alfian 1, Luluk Purwatini 2 Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak, hal ini disebabkan oleh berhentinya suplai darah dan oksigen
Lebih terperinciPENGARUH PELAKSANAAN FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA TERHADAP TERAPI DIET DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI BANDA ACEH
PENGARUH PELAKSANAAN FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA TERHADAP TERAPI DIET DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI BANDA ACEH THE EFFECT OF FAMILY HEALTH CARE FUNCTION ON THE DIET THERAPY OF DIABETES MELLITUS TYPE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan hilangnya fungsi otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization [WHO], 2014). Hal
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.
Jurnal Ilmu keperawatan ISSN: 2338-6371 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013 Correlation between Therapeutic
Lebih terperinciA. Kriteria Discharge Planning Pemulangan pasien dari Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri dilakukan kepada :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang profesional serta bermutu dan berkelanjutan di Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri maka perlu dilakukan discharge planning
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah penyakit neurologis terbanyak yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan sensorik. Kelemahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam pelayanan keperawatan. Discharge planning adalah proses mempersiapkan pasien yang dirawat di rumah sakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi merupakan pengalaman yang sulit bagi sebagian pasien
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi merupakan pengalaman yang sulit bagi sebagian pasien karena kemungkinan hal buruk yang membahayakan pasien bisa saja terjadi, sehingga dibutuhkan peran
Lebih terperinciKEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2
KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 I Made Mertha I Made Widastra I Gusti Ayu Ketut Purnamawati Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar Email: mertha_69@yahoo.co.id Abstract
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu penyakit cerebrovascular dimana terjadinya gangguan fungsi otak yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak (Wardhani
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Stroke atau gangguan peredaran darah otak ( GPDO) merupakan penyakit neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan menjadi penyakit yang terus meningkat kejadiannya. Studi Framingham memberikan gambaran yang jelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke sebagaimana pernyataan Iskandar (2004) Stroke sering menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan, ekonomi, dan sosial, serta membutuhkan
Lebih terperinciOleh. Ns. Marlina, M.Kep.,Sp. MB *) Eliyana**)
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI RUANG RAWAT INAP GEULIMA I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2011 Oleh Ns. Marlina, M.Kep.,Sp.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepuasan pasien sebagai salah satu indikator pelayanan berkualitas harus menjadi perhatian karena berhubungan langsung dengan pengguna pelayanan kesehatan ( Lusa, 2007).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kanker (Scherbakov & Doehner, 2011). Epidemiologi stroke di Dijon Perancis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian ketiga di Negara berkembang setelah penyakit jantung koroner dan kanker (Scherbakov & Doehner,
Lebih terperinciPERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep
PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep A. Pengertian Discharge Planning (Perencanaan Pasien Pulang) merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda. Berdasarkan data dilapangan, angka kejadian stroke meningkat secara
Lebih terperinciIndah Lestari 1 ; Nani Safuni 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RUMAH SAKIT UMUM ACEH FULFILLMENT THE NEED OF SPIRITUAL IN CHRONIC RENAL FAILURE PATIENTS IN GENERAL HOSPITAL ACEH Indah Lestari ; Nani
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA DALAM PEMBERIAN PERAWATAN PASIEN PASCA STROKE DI POLIKLINIK SYARAF RSUD DR
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA DALAM PEMBERIAN PERAWATAN PASIEN PASCA STROKE DI POLIKLINIK SYARAF RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA Ridwan Kustiawan, Rusdiana Badruzaman ABSTRAK Indonesia
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA
Jurnal ISSN Farmasetis : Cetak 2252-9721 Volume 2 No 1, Hal 13-18, Mei 2013 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA Itsna Diah Kusumaningrum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (defisit neurologik) akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Secara sederhana stroke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat serius (Setyopranoto, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab utama kecacatan fisik dan mental pada usia produktif dan usia lanjut. Stroke juga merupakan penyebab kematian dalam waktu yang singkat, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan gangguan asupan darah di otak yang sering disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah tersebut mengganggu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah gangguan di dalam otak yang ditandai dengan hilangnya fungsi dari bagian tubuh tertentu (kelumpuhan), yang disebabkan oleh gangguan aliran darah pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA) adalah berhentinya suplai darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer & Suzane, 2001). Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh
Lebih terperinciANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)
ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) Abstrak :Peranan tenaga kesehatan dalam penyelenggarraan pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. panjang dengan rata-rata 44 juta kecacatan, dengan memberi dampak emosional
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan paling serius dalam kehidupan modern saat ini adalah stroke. Stroke merupakan suatu sindrom dengan tanda dan gejala kehilangan fungsi saraf pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua manusia selama menjalankan kehidupan menghendaki dirinya selalu dalam kondisi sehat. Sehat bagi bangsa Indonesia dituangkan dalam Undang-undang Kesehatan Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi mendadak akibat proses patofisiologi pembuluh darah. 1 Terdapat dua klasifikasi umum stroke yaitu
Lebih terperinciAKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.
PENGARUH LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN PERIODE 10 APRIL 30 MEI 2015 Halisah 1, Riza Alfian
Lebih terperinciBAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning :
BAB I DEFENISI Pelayanan yang diberikan kepada pasien di unit pelayanan kesehatan rumah sakit misalnya haruslah mencakup pelayanan yang komprehensif (bio-psiko-sosial dan spiritual). Disamping itu pelayanan
Lebih terperinciHUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES
122 HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 1 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Arif Nurcahyono 1, Sri Arini 2,
Lebih terperinciMASALAH-MASALAH KEPERAWATAN PASIEN PASCA STROKE
KARYA TULIS ILMIAH MASALAH-MASALAH KEPERAWATAN PASIEN PASCA STROKE Di Poli Saraf RSUD Dr. Hardjono Ponorogo Oleh : LINDA YULIANTI NIM : 11611935 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama. Menurut Batticaca (2008), stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit).
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI LATIHAN TERHADAP KEMANDIRIAN MELAKUKAN AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN STROKE ISKEMIK
PENGARUH TERAPI LATIHAN TERHADAP KEMANDIRIAN MELAKUKAN AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN STROKE ISKEMIK IM Mertha 1 dan Ade Laksmi 2 Abstract.Stroke causes a variety of neurologic deficit and impairment
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit degeneratif tersebut
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH KEMAMPUAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING S) PADA PASIEN PASCA STROKE
KARYA TULIS ILMIAH KEMAMPUAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING S) PADA PASIEN PASCA STROKE Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngariboyo Kecamatan Ngariboyo Kabupaten Magetan Oleh : WULAN JUNIARTI AMI SUSENO NIM : 11611945
Lebih terperinciHUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G
HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G Regina Indirawati * ), Anjas Surtiningrum ** ), Ulfa Nurulita ***
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan
Lebih terperinciPENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN OLEH PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BANDA ACEH NURSING CARE PRACTICE OF NURSES IN BANDA ACEH HOSPITAL ABSTRAK
PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN OLEH PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BANDA ACEH NURSING CARE PRACTICE OF NURSES IN BANDA ACEH HOSPITAL Husnul Wirdah 1 ; Muhmmad Yusuf 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gejala, yang akan berkelanjutan pada organ target, seperti stroke (untuk otak),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala, yang akan berkelanjutan pada organ target, seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner
Lebih terperinciPERILAKU PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo
PERILAKU PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo KARYA TULIS ILMIAH Diajukan kepada Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.
Lebih terperinciHUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI HEMODIALISA RUANG DAHLIA BLU RSUP PROF. DR. R. D.
PENELITIAN HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI HEMODIALISA RUANG DAHLIA BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU Regina F. Rahim * B. S. Lampus, Iyone E.T.
Lebih terperinciSAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa
GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MILITUS DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET RENDAH GLUKOSA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR SAMSUL BAHRI ABSTRAK : Masalah kesehatan dipengaruhi
Lebih terperinciPELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN SINDROM KORONER AKUT DI RSUDZA BANDA ACEH
PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN SINDROM KORONER AKUT DI RSUDZA BANDA ACEH DISCHARGE PLANNING IN ACUTE CORONARY SYNDROME PATIENTS IN RSUDZA BANDA ACEH Wahyu Meihanda 1 ; Devi Darliana 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Yogyakarta atau yang terkenal dengan nama Rumah Sakit Jogja adalah rumah sakit milik Kota Yogyakarta yang
Lebih terperinciMEKANISME KOPING PADA PASIEN DM TIPE II DENGAN GANGREN DIABETIK DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUDZA BANDA ACEH
Idea Nursing Journal ISSN: 2087-2879 MEKANISME KOPING PADA PASIEN DM TIPE II DENGAN GANGREN DIABETIK DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUDZA BANDA ACEH Coping Mechanisms of Type II DM Patients with Gangrene in Endocrine
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus. Penyakit serebrovaskular ini merupakan salah satu penyebab utama kecacatan fisik dan kematian
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN Di bangsal penyakit dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1-31 Januari 2012 JURNAL PENELITIAN
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI THE OVERVIEW OF THE PARENTS ANXIETY LEVEL OF CHILDREN HOSPITALIZATION AT Dr. MOEWARDI HOSPITAL Sugihartiningsih STIKES
Lebih terperinciGAMBARAN FAKTOR-FAKTOR KEPATUHAN DIIT LANJUT USIA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA MARGOSARI PENGASIH KULON PROGO YOGYAKARTA
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR KEPATUHAN DIIT LANJUT USIA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA MARGOSARI PENGASIH KULON PROGO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Lebih terperinciGAMBARAN STRES KELUARGA YANG MERAWAT PASIEN STROKE PASCA PERAWATAN DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI
GAMBARAN STRES KELUARGA YANG MERAWAT PASIEN STROKE PASCA PERAWATAN DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: ENDANG PURWANTI 080201109 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI KAMPUNG MEKAR SARI KABUPATEN TANGERANG
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI KAMPUNG MEKAR SARI KABUPATEN TANGERANG Hera Hastuti 1, Intan Adi Tyastuti 2 1. Prodi S1 Keperawatan dan Ners Fakultas
Lebih terperinciFUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT
FUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT Arif Bachtiar, Nurul Hidayah, Ratih Poltekkes Kemenkes Malang Jl.Besar Ijen No 77 C Malang e-mail: nh_07@yahoo.com Abstract:
Lebih terperinciPENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA
PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA Dedy Arif Abdillah 1), Happy Indri Hapsari 2), Sunardi 3) 1) Mahasiswa SI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan tubuh ini umumnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat ada beberapa kegiatan atau aktivitas fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PENDERITA DIABETES MELLITUS TENTANG TERAPI KOMPLEMENTER (AKUPUNKTUR) Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.
KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PENDERITA DIABETES MELLITUS TENTANG TERAPI KOMPLEMENTER (AKUPUNKTUR) Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Hardjono Ponorogo Oleh: MASQHUT JAMALUDIN NIM 14612651 PRODI DIII KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data statistik organisasi WHO tahun 2011 menyebutkan Indonesia menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak setelah Amerika Serikat, China, India.
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PERAN KELUARGA DALAM PRAKTIK MOBILISASI PASIEN PASCA STROKE
KARYA TULIS ILMIAH PERAN KELUARGA DALAM PRAKTIK MOBILISASI PASIEN PASCA STROKE Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngariboyo Kecamatan Ngariboyo Kabupaten Magetan Oleh : MUHAMAD IKHSAN SANTOSO NIM 12612130 PRODI
Lebih terperinciIKRIMA RAHMASARI J
PENGARUH RANGE OF MOTION (ROM) SECARA DINI TERHADAP KEMAMPUAN ACTIVITIES DAILY LIVING (ADL) PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI RSUI KUSTATI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan perawatan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan kebutuhan kesehatan masyarakat dan harapan-harapannya. Seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH DUKUNGAN EMOSIONAL KELUARGA PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) Di Poli Jantung RSUD Dr.
KARYA TULIS ILMIAH DUKUNGAN EMOSIONAL KELUARGA PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) Di Poli Jantung RSUD Dr.Harjono Ponorogo Oleh: ULFA RAHHAYATI NIM 13612467 PRODI D III KEPERAWATAN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi risiko, identifikasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi risiko, identifikasi dan pengelolaan hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan perbaikan dan peningkatan secara bertahap dari tahun ke tahun. Saat ini petugas kesehatan seperti
Lebih terperinciGAMBARAN PENYEBAB KEMATIAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT AN OVERVIEW OF MORTALITY CAUSES AT THE EMERGENCY UNIT DEPARTEMENT
GAMBARAN PENYEBAB KEMATIAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT AN OVERVIEW OF MORTALITY CAUSES AT THE EMERGENCY UNIT DEPARTEMENT Khalish Asmara ; Tri Nur Handayani Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologis) akibat terhambatnya aliran darah karena perdarahan ataupun sumbatan
Lebih terperinciGAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK
GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK EKA FEBRIANI I32111019 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya tiap tahun semakin meningkat. Di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat kedua dengan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan perawat adalah melaksanakan pendidikan kesehatan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat dalam peran dan fungsinya memiliki banyak kewajiban terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan. Salah satu peran yang dilakukan perawat adalah melaksanakan
Lebih terperinciHUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2012
Muh. Anwar Hafid Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Stroke... HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2012 Muh. Anwar Hafid* *Program Studi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama ini sering terjadi bahwa perawatan tubuh pada pasien Cerebro Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai nutrisi (Fundamental,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke merupakan kejadian serebrovaskular yang terjadi mendadak dengan tanda-tanda klinis gangguan fokal atau global dari fungsi serebral yang menetap minimal
Lebih terperinciKeywords: attitude, family, homecare, knowledge, recurrent stroke, stroke.
RESIKO STROKE BERULANG DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA 1 Hana Rizmadewi Agustina 1 Afif Amir Amrullah 1 1 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran ABSTRAK Keluarga merupakan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA ABSTRACT
Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat (Widuri) HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA Widuri 1, Maryadi 2, Lestari
Lebih terperinciPatient Safety Implementation In Ward Of Dr. Zainoel Abidin General Hospital
Jurnal Ilmu Keperawatan (2017) 5:1 ISSN: 2338-6371, e-issn 2550-018X Penerapan Patient Safety Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin Patient Safety Implementation In Ward Of Dr.
Lebih terperinciMarlina* Elva Mumtazia**)
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENCEGAHAN DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE DI RUANG RAWAT SARAF RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2012 Marlina* Elva Mumtazia**) ABSTRAK Dekubitus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia, sehingga stroke menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting saat ini. Dua pertiga stroke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi sistem
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi sistem saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh gangguan kenormalan aliran darah ke otak. Stroke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diabetes mellitus (DM) yang dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan karena adanya peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health Organization [WHO], 2011). DM termasuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. global dan merupakan penyebab kecacatan yang paling banyak. Penderita
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) adalah penyakit neurogenik yang menyebabkan gangguan fungsi otak baik fokal maupun global dan merupakan penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang mengalami masa peralihan, dari masyarakat
Lebih terperinci