DEPENDENT CARE PADA PASIEN STROKE DI BANDA ACEH DEPENDENT CARE FOR STROKE PATIENTS IN BANDA ACEH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DEPENDENT CARE PADA PASIEN STROKE DI BANDA ACEH DEPENDENT CARE FOR STROKE PATIENTS IN BANDA ACEH"

Transkripsi

1 DEPENDENT CARE PADA PASIEN STROKE DI BANDA ACEH DEPENDENT CARE FOR STROKE PATIENTS IN BANDA ACEH Khairi Rizkana 1 ; Ahyana 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2 Bagian Keilmuan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh khairi.rizkana@yahoo.com; ahyana_arjad@yahoo.com ABSTRAK Stroke merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya tinggi di dunia. Pasien stroke memerlukan perhatian khusus karena masa pemulihannya akan berlangsung lama, dan juga seringkali pasien mengalami gejala seperti kelumpuhan, gangguan bicara, gangguan menelan dan disfungsi kandung kemih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dependent care pada pasien stroke. Metode penelitian survei deskripitif dengan pendekatan cross sectional study. Populasinya merupakan seluruh pasien stroke yang dirawat di ruang Rawat Inap Penyakit Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling, sebanyak 34 pasien. Penelitian ini menggunakan indeks Barthel sebagai alat pengumpulan data. Hasil penelitian ini dengan menggunakan analisa univariat didapatkan dari 34 pasien, sebanyak 50% mengalami ketergantungan total, 32,4% ketergantungan berat, 5,9% ketergantungan sedang, dan 11,8% ketergantungan ringan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketergantungan yang paling banyak dialami pasien yang dirawat di ruang Rawat Inap Penyakit Saraf adalah ketergantungan total. Pemberi perawatan perlu mengkaji ketergantungan pasien stroke untuk memberikan intervensi yang tepat. Kata kunci : dependent care, stroke ABSTRACT Stroke is one of the diseases that is highly prevalent in the world. Stroke patients require special attention because their recovery time will be long and the patients often experience some symptoms such as paralysis, speech disorders, swallowing disorders and bladder dysfunction. The purpose of this research was to determine the dependent care for stroke patients. This research used descriptive survey method with cross sectional study approach. The population of the research was all stroke patients treated in the Neurology Inpatient Ward of dr. Zainoel Abidin General Hospital of Banda Aceh. The sampling technique used in this research was purposive sampling technique with total samples of 34 patients. This research used the Barthel index as a means of data collection. The results of univariate data analysis showed that 50% of the patients had total dependence, 32.4% of the patients had heavy dependence, 5.9% of the patients had moderate dependence, and 11.8% of the patients had mild dependence. It can be concluded that most of the patients treated in neurology inpatient ward had total dependence. It is expected that care providers need to assess the dependence of stroke patients to provide appropriate interventions. Keywords : dependent care, stroke 1

2 PENDAHULUAN Stroke atau juga disebut dengan cedera serebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & Bare, 2001, p.2131). Stroke diklasifikasikan kedalam stroke hemoragik dan iskemik ditambah gejala stroke yang timbul dapat mempengaruhi tingkat ketergantungan pasien. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, provinsi Aceh menempati urutan pertama untuk diagnosis stroke dengan prevalensi 10,4 per 1000 penduduk, sedangkan pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 6,6 per 1000 penduduk dengan urutan ke-14 di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa ada penurunan tingkat penyakit stroke di daerah Aceh, namun usaha pemerintah tidak cukup sampai disini saja, pemerintah dan pihak pemberi layanan kesehatan harus terus berusaha dalam menurunkan nilai prevalensi stroke seminimal mungkin untuk meningkatkan kualitas kesehatan di daerah Aceh dan menurunkan angka kecacatan yang disebabkan oleh stroke (Riskesdas, 2007, 2013). Pasien pascastroke memerlukan perhatian yang lebih dibandingkan pada pasca penyakit lainnya karena masa pemulihan akan berlangsung lama. Seringkali ketika pulang, pasien masih mengalami gejala sisa, misalnya dengan keadaan: kehilangan motorik (hemiplegi), bedrest total, kehilangan komunikasi atau kesulitan berbicara (disatria), gangguan persepsi kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik, disfungsi kandung kemih dan pemasangan alat Naso Gastrium Tube (NGT) (Agustina dkk, 2009). Menurut hasil wawancara pada tanggal 22 Februari 2016 dengan 5 orang keluarga pasien di ruang Rawat Inap Penyakit Saraf (Geulima I) Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin mereka mengatakan bahwa pasien mengalami kelumpuhan total sebanyak 3 pasien, sedangkan 2 pasien lainnya mengalami kelumpuhan pada salah satu sisi ekstermitas. Pada pasien yang mengalami kelumpuhan total dalam melakukan aktivitas seperti makan, berpakaian, berdandan dan aktivitas lainnya harus dibantu, dan juga pasien ketika dimiringkan tubuhnya disokong dengan menggunakan bantal. Sedangkan pada pasien yang mengalami kelumpuhan sebagian (hemiplegia) mereka masih mampu menggunakan salah satu sisi tubuhnya yang tidak mengalami kelumpuhan untuk melakukan aktivitas seperti makan, berpakaian, berdandan, dan berjalan. Meskipun mereka belum dapat mandiri menggunakan salah satu sisi tubuhnya, tapi mereka mulai belajar menggunakannya. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan deskripsi dependent care pada pasien stroke di ruang Rawat Inap Penyakit Saraf RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui dependent care pada pasien stroke di ruang Rawat Inap Penyakit Saraf (Geulima I) RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh METODE Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif dengan pendekatan cross sectional study melalui wawancara terpimpin. Sampel dalam penelitian ini yaitu semua pasien stroke yang sedang dirawat di ruang Rawat Inap Penyakit Saraf RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Alat pengumpulan data menggunakan indeks Barthel menilai kebutuhan dependent care yang dikembangkan dari teori Self Care Defisit Nursing Theory (SCDNT) Orem yang terdiri dari 10 item pertanyaan meliputi tentang kebutuhan akan makan, mandi, berdandan, berpakaian, BAB, BAK, menggunakan toilet, berpindah dari tempat tidur ke kursi (sebaliknya), mobilisasi dan naik turun tangga. Penilaian kuesioner dengan memberikan skor pada setiap item pertanyaan. Lima alternatif jawaban yakni: mandiri dengan nilai indeks Barthel 20, ketergantungan ringan 12-19, ketergantungan sedang 9-11, ketergantungan berat 5-8 dan ketergantungan total 0-4. HASIL Didapatkan 34 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Pada tabel 1 diperlihatkan distribusi frekuensi dependent care pasien stroke bahwa tingkat ketergantungan total paling banyak dibandingkan dengan 2

3 ketergantungan lainnya sebanyak (n= 17, 50%) pasien. Tabel 1. Dependent Care Pada Pasien Stroke Ringan 4 11,8 Sebagian 3 5,9 Berat 10 32,4 Total Pada tabel 2 diperlihatkan distribusi dalam melakukan aktivitas makan. Sebanyak (n=16, 47,1%) pasien stroke mengalami ketergantungan total. Tabel 2. Dependent Care Pada Pasien Stroke Dalam Melakukan Aktivitas Makan Total 16 47,1 Sebagian 12 35,3 Mandiri 6 17,6 Pada tabel 3 diperlihatkan distribusi dalam melakukan aktivitas mandi. Sebanyak (n=31, 91,2%) pasien stroke mengalami ketergantungan total. Tabel 3. Dependent Care Pada Pasien Stroke Dalam Melakukan Aktivitas Mandi Total 31 91,2 Mandiri 3 8,8 Pada tabel 4 diperlihatkan distribusi dalam melakukan aktivitas berdandan. Sebanyak (n=32, 94,1%) pasien stroke Tabel 4. Dependent Care Pada Pasien Stroke Dalam Melakukan Aktivitas Berdandan Total 32 94,1 Mandiri 2 5,9 Pada tabel 5 diperlihatkan distribusi dalam melakukan aktivitas berpakaian. Sebanyak (n=22, 64,7%) pasien stroke Tabel 5. Dependent Care Pada Pasien Stroke Dalam Melakukan Aktivitas Berpakaian Total 22 64,7 Sebagian 9 26,5 Mandiri 3 8,8 Pada tabel 6 diperlihatkan distribusi dalam mengontrol BAB. Sebanyak (n=20, 58,8%) pasien stroke mampu mengontrol BAB dengan mandiri. Tabel 6. Dependent Care Pada Pasien Stroke Dalam Melakukan Aktivitas Mengontrol BAB Total 11 32,4 Sebagian 3 8,8 Mandiri 20 58,8 Pada tabel 7 diperlihatkan distribusi dalam mengontrol BAK. Sebanyak (n=20, 58,8%) pasien stroke mampu mengontrol BAK dengan mandiri. Tabel 7. Dependent Care Pada Pasien Stroke Dalam Melakukan Aktivitas Mengontrol BAK. Total 11 32,4 Sebagian 3 8,8 Mandiri 20 58,8 3

4 Pada tabel 8 diperlihatkan distribusi dalam menggunakan toilet. Sebanyak (n=29, 85,3%) pasien stroke mengalami ketergantungan total. Tabel 8. Dependent Care Pada Pasien Stroke Dalam Menggunakan Toilet Total 29 85,3 Sebagian 5 14,7 Pada tabel 9 diperlihatkan distribusi dalam melakukan aktivitas berpindah. Sebanyak (n=21, 61,8%) pasien stroke Tabel 9. Dependent Care Pada Pasien Stroke Dalam Melakukan Aktivitas Berpindah Total 21 61,8 Sebagian dibantu alat 9 26,5 Sebagian dibantu orang 3 8,8 Mandiri 1 2,9 Pada tabel 10 diperlihatkan distribusi dalam melakukan aktivitas mobilisasi. Sebanyak (n=23, 67,6%) pasien stroke mengalami ketergantungan total Tabe 10. Dependent Care Pada Pasien Stroke Dalam Melakukan Aktivitas Mobilisasi Total 23 67,6 Sebagian dibantu alat 8 23,5 Sebagian dibantu orang 3 8,8 Pada tabel 11 diperlihatkan distribusi dalam melakukan aktivitas naik turun tangga. Sebanyak (n=27, 79,4%) pasien stroke Tabel 11. Dependent care pasien stroke dalam melakukan aktivitas naik turun tangga Total 27 79,4 Sebagian 7 20,6 PEMBAHASAN Berdasarkan tabel 1 Dependent care pada 34 pasien stroke di ruang Rawat Inap Penyakit Saraf berdasarkan indeks Barthel bahwa 17 (50%) pasien tersebut mengalami ketergantungan total, dan diikuti oleh ketergantungan berat (n=10, 32,4%). Dewi (2015) tentang hubungan status fungsional dengan konsep diri pasien stroke di RSUP Haji Adam Malik Medan penelitian tersebut dilakukan pada 33 pasien yang dirawat inap dengan mengobservasi langsung terhadap status fungsional pasien stroke menggunakan indeks Barthel bahwa mayoritas tingkat ketergantungan pada pasien stroke berada pada kategori total (69,7%). Berdasarkan tabel 2 dapat disimpulkan bahwa mayoritas pasien mengalami aktivitas makan (47,1%). Pasien tidak mampu makan sendiri karena kondisi kelemahan motorik dan kelumpuhan kedua sisi tubuh, dan juga sebagian pasien mengalami gangguan menelan. Oleh karena itu, pasien sangat membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan aktivitas makan untuk memenuhi nutrisi tubuh. Qamariah (2015) pada 50 pasien post stroke di poliklinik saraf RSUDZA bahwa (n=30, 60%) tingkat ketergantungan dalam melakukan aktivitas makan berada pada kategori ketergantungan sebagian. Berdasarkan tabel 3 diperoleh bahwa hampir seluruh pasien berada pada kategori aktivitas mandi (91,2%). Kondisi pasien tidak mampu berjalan ke kamar mandi, sehingga pasien stroke membutuhkan bantuan dari keluarga untuk membantu membersihkan tubuhnya. Dari hasil observasi peneliti selama penelitian, keluarga pasien selalu 4

5 membersihkan tubuh pasien dengan menyeka tubuhnya menggunakan handuk basah setiap hari. Penelitian Qamariah (2015) tentang Activity daily living pada 50 pasien post stroke iskemik di Poliklinik Saraf RSUDZA bahwa (n=42, 84%) pasien mengalami aktivitas mandi karena adanya kelemahan dan kelumpuhan pada anggota gerak. Hasil penelitian Sari (2013) di poli saraf RS Abdoer Rahem Situbondo bahwa 16 dari 30 pasien stroke tidak mampu melakukan aktivitas mandi secara mandiri karena mengalami keterbatasan dalam bergerak. Berdasarkan tabel 4 dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh pasien mengalami aktivitas berdandan seperti membersihkan wajah, menyisir rambut dan menggosok gigi. Menurut hasil penelitian yang dilakukan terhadap 56 pasien setalah 1 tahun mengalami stroke, pasien membutuhkan bantuan dalam hal berdandan. Pada 56 pasien, (34%) membutuhkan bantuan ringan sampai sedang dan (2%) pasien membutuhkan bantuan total dalam merawat diri (Maeir, Soroker, Ring, Avni, & Katz, 2007). Berdasarkan tabel 5 dapat disimpulkan bahwa pasien berada pada kategori aktivitas berpakaian (64,7%). Sehingga pasien membutuhkan bantuan untuk mengambil pakaian, mengenakannya, dan pada saat mengancingkan pakaiannya. Penelitian oleh Qamariah (2015) tentang Activity daily living pasien post stroke iskemik yang dilakukan pada 50 pasien di Poliklinik Saraf RSUDZA bahwa tingkat ketergantungan dalam melakukan aktivitas berpakaian paling banyak berada pada kategori ketergantungan sebagian yaitu (84%) pasien. Berdasarkan tabel 6 dapat disimpulkan bahwa mayoritas pasien berada pada kategori mampu mengontrol BAB secara mandiri (58,8%). Pasien yang sedang dirawat mampu mengontrol BAB dan tidak mengalami konstipasi, mereka menyadari keinginan untuk melakukan BAB, namun mereka tidak mampu bergerak menuju kamar mandi, oleh karena itu mereka menggunakan alat bantu untuk BAB. Qamariah (2015) tentang Activity Daily Living Pasien Post Stroke Iskemik yang RSUDZA bahwa tingkat ketergantungan pasien post stroke iskemik dalam mengontrol BAB berada pada kategori ketergantungan mandiri yakni sebanyak (n=47, 94%) pasien. Sama halnya dengan penelitian Sari (2013) di poli saraf RS Abdoer Rahem Situbondo bahwa kemandirian aktivitas pasien stroke sebanyak 22 dari 30 pasien terpenuhi saat mengontrol BAB. Berdasarkan tabel 7 dapat disimpulkan bahwa mayoritas pasien berada pada kategori mampu mengontrol BAK secara mandiri (58,8%). Pasien sadar ketika ingin berkemih, namun pasien tidak mampu berjalan ke toilet karena mengalami kelemahan anggota gerak, sehingga pasien menggunakan alat bantu untuk BAK. Qamariah (2015) tentang Activity Daily Living Pasien Post Stroke Iskemik yang RSUDZA bahwa tingkat ketergantungan pasien post stroke iskemik paling banyak dalam mengontrol BAK berada pada kategori mandiri yakni sebanyak (94%) pasien. Berdasarkan tabel 8 dapat disimpulkan bahwa mayoritas pasien berada pada kategori aktivitas menggunakan toilet (85,3%). Pasien tidak pernah menggunakan toilet yang ada diruang perawatannya, karena kondisi kelemahan motorik pasien dikhawatirkan akan mengalami cedera pada saat menggunakan toilet. Oleh karena itu, keterbatasan fisik yang dialami mengharuskan pasien untuk melakukan eliminasi di tempat tidur dengan menggunakan alat bantu. Qamariah (2015) tentang Activity daily living pasien post stroke iskemik yang dilakukan pada 50 pasien di Poliklinik Saraf RSUDZA bahwa mayoritas ketergantungan pasien post stroke iskemik berada pada kategori ketergantungan sebagian yaitu sebanyak (74%) pasien. Berdasarkan tabel 9 dapat disimpulkan bahwa mayoritas pasien mengalami aktivitas berpindah (61,8%). Kelemahan anggota gerak yang dialami pasien membuat 5

6 mereka berisiko melakukan aktivitas berpindah sendiri. Menurut hasil observasi peneliti, pasien yang mengalami kelumpuhan salah satu sisi tubuh mereka dapat berpindah dengan bantuan orang lain. Qamariah (2015) tentang Activity Daily Living Pasien Post Stroke Iskemik yang RSUDZA bahwa pasien tersebut dominan berada pada kategori ketergantungan sebagian dibantu orang yaitu (68%) pasien. Berdasarkan tabel 10 dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah pasien mengalami ketergantungan total dalam melakukan aktivitas mobilisasi (67,6%). Menurut pengamatan peneliti pada saat penelitian bahwa sejumlah pasien yang mengalami kelemahan anggota gerak mereka menggunakan kursi roda untuk mobilisasi, dan mereka juga melakukan latihan berjalan dengan dibantu oleh seseorang, sedangkan tangannya memegang alat bantu berjalan yang ditempelkan pada dinding ruangan. Puspaningrum (2013) bahwa kemampuan mobilitas pasien stroke yang menjalani rawat inap di ruang Anggrek II RSUD Dr. Moewardi Surakarta adalah (n=56, 70%) pasien stroke mengalami ketergantungan total, hal ini dipengaruhi oleh usia dan status perkembangan pasien. Berdasarkan tabel 11 dapat disimpulkan bahwa hampir semua pasien mengalami ketergantungan total dalam melakukan aktivitas naik turun tangga (79,5%). Hal ini berkaitan dengan mobilisasi pasien, jika pasien mampu melakukan mobilisasi, maka pasien akan mampu melakukan naik turun tangga, meskipun harus dibantu oleh orang lain. Qamariah (2015) ) tentang Activity daily living pasien post stroke iskemik yang RSUDZA bahwa dominan pasien tersebut berada pada kategori ketergantungan sebagian (64%). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitan dan pembahasan yang telah dilakukan maka kesimpulan yang didapatkan adalah Dependent care pada pasien stroke secara keseluruhan yang paling banyak berdasarkan indeks Barthel yaitu berada pada kategori total. Dependent care pada pasien stroke dalam melakukan aktivitas makan berada pada kategori total, mandi berada pada kategori total, berdandan berada pada kategori total, berpakaian berada pada kategori total, mengontrol BAB berada pada kategori mandiri, mengontrol BAK berada pada kategori mandiri, menggunakan toilet berada pada kategori total, berpindah berada pada kategori total, mobilisasi berada pada kategori total, naik turun tangga berada pada kategori total. Saran bagi peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian tentang hal-hal yang dapat diajarkan kepada pasien stroke berdasarkan tingkat ketergantungan yang dialami pasien. REFERENSI Jurnal Dinata, C.A., Safrita. Y., & Sastri, S. (2013). Gambaran faktor risiko dan tipe stroke pada pasien rawat inap penyakit dalam RSUD kabupaten solok selatan periode 1Januari Juni Jurnal kesehatan andalas. 2 (2) Maeir, A. H., Soroker, N., & Katz, N. (2007). Activities, participation, & satisfaction one year post stroke. Disability and rehabilitation. 29(7), Safitri, F. N., Agustina, H. R., & Amrullah, A. A. (2012). Resiko stroke berulang dan hubungannya dengan pengetahuan dan sikap keluarga. Retrieved from e/viewfile/679/ 725. Buku Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Smeltzer, S. C., & Brenda, G. B. (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC. Artikel Online Agustina, H.R. (2009). Kajian kebutuhan perawatan di rumah bagi klien dengan stroke di rumah sakit umum daerah 6

7 cianjur. diakses pada tanggal 11 Juni 2016 dari: ploads/2010/05/kebutu han_ perawatan_di_rumah_pasien_stroke.pd f. Darmanto, A. (2014). Hubungan antara hipertensi dengan kejadian stroke iskemik di bangsal dan poliklinik saraf RSUD DR. Soedarso Pontianak. diakses melalui AR%20PUSTAKA.pdf Jayanti, A. A.(2013). Hubungan hipertensi dengan kejadian stroke di Sulawesi Selatan tahun Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Puspaningrum, Y. V. (2013). Hubungan antara status gizi dan mobilitas dengan risiko terjadinya dekubitus pada pasien stroke di Rumah Sakit Umum Daerah DR. Moewardi Surakarta. diakses melalui /26162/12/02_NASKAH_PUBLIKASI.pdf. Qamariah, N., (2015). Activity daily living pada pasien post stroke iskemik di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh: Unsyiah. Riset kesehatan dasar. (2013). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Tahun Sari, R. K. (2014). Kemandirian pemenuhan activity daily living (adl) pada penderita stroke di poli syaraf rumah sakit abdor rahem situbondo. 7

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan hilangnya fungsi otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization [WHO], 2014). Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu kondisi klinis yang berkembang dengan cepat akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan adanya gangguan aliran darah ke otak baik merupakan penyumbatan atau perdarahan pada otak yang mengelola bagian tubuh yang kehilangan fungsi (Cahyono,

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH KEMAMPUAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING S) PADA PASIEN PASCA STROKE

KARYA TULIS ILMIAH KEMAMPUAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING S) PADA PASIEN PASCA STROKE KARYA TULIS ILMIAH KEMAMPUAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING S) PADA PASIEN PASCA STROKE Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngariboyo Kecamatan Ngariboyo Kabupaten Magetan Oleh : WULAN JUNIARTI AMI SUSENO NIM : 11611945

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008). BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologic) akibat terhambatnya aliran darah ke otak (Junaidi, 2011). Menurut Organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah penyakit neurologis terbanyak yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan sensorik. Kelemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu penyakit cerebrovascular dimana terjadinya gangguan fungsi otak yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak (Wardhani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (defisit neurologik) akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Secara sederhana stroke

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAIONEL ABIDIN

PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAIONEL ABIDIN PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAIONEL ABIDIN IMPLEMENTATION DISCHARGE PLANNING FOR PATIEN IN INPATIEN NEUROLOGICAL DISEASES OF dr. ZAINOEL ABIDIN GENERAL

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BASIC ACTIVITY DAILY LIVING (BADL) DENGAN KEPUTUSASAAN PADA PASIEN STROKE DI RSUD ULIN BANJARMASIN

KEMAMPUAN BASIC ACTIVITY DAILY LIVING (BADL) DENGAN KEPUTUSASAAN PADA PASIEN STROKE DI RSUD ULIN BANJARMASIN KEMAMPUAN BASIC ACTIVITY DAILY LIVING (BADL) DENGAN KEPUTUSASAAN PADA PASIEN STROKE DI RSUD ULIN BANJARMASIN Sartika Pebri Pratami, Noor Diani, Abdurrahman Wahid Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &

BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer & BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA) adalah berhentinya suplai darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer & Suzane, 2001). Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan besar dalam kehidupan modern saat ini. Jumlah penderitanya semakin meningkat setiap tahun, tidak hanya menyerang usia tua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang mengalami masa peralihan, dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit stroke. Menurut Muttaqin (2008), stroke merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit stroke. Menurut Muttaqin (2008), stroke merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dekubitus merupakan luka yang timbul karena tekanan terutama pada bagian tulang-tulang yang menonjol akibat tirah baring yang lama di tempat tidur. Kasus dekubitus dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh yang berlangsung dengan cepat lebih dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab utama kematian di Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit yang disebabkan karena terhambatnya aliran darah ke otak, biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional dibidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sehingga dapat terbentuk sumber daya manusia yang produktif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang sering terjadi saat ini. Stroke adalah penyakit gangguan fungsional pada otak yang bersifat akut karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat serius (Setyopranoto, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat serius (Setyopranoto, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab utama kecacatan fisik dan mental pada usia produktif dan usia lanjut. Stroke juga merupakan penyebab kematian dalam waktu yang singkat, sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama ini sering terjadi bahwa perawatan tubuh pada pasien Cerebro Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai nutrisi (Fundamental,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah gangguan di dalam otak yang ditandai dengan hilangnya fungsi dari bagian tubuh tertentu (kelumpuhan), yang disebabkan oleh gangguan aliran darah pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak, hal ini disebabkan oleh berhentinya suplai darah dan oksigen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke sebagaimana pernyataan Iskandar (2004) Stroke sering menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan, ekonomi, dan sosial, serta membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap tahunnya terdapat 15 juta orang diseluruh dunia menderita stroke. Diantaranya ditemukan jumlah kematian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

FUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT

FUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT FUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT Arif Bachtiar, Nurul Hidayah, Ratih Poltekkes Kemenkes Malang Jl.Besar Ijen No 77 C Malang e-mail: nh_07@yahoo.com Abstract:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu aspek penting di

BAB I PENDAHULUAN. kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu aspek penting di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia keperawatan menjaga dan mempertahankan integritas kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu aspek penting di dalamnya. Intervensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari kehidupan dan merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu. Proses alami ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan gangguan asupan darah di otak yang sering disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah tersebut mengganggu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab kematian dan kecacatan dari fungsional tubuh manusia setelah penyakit kanker dan jantung. Setiap tahunnya

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE Abdul Gafar, Hendri Budi (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

Lebih terperinci

ADL (Activity Daily Living )adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin. sehari hari. ADL merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri.

ADL (Activity Daily Living )adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin. sehari hari. ADL merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri. 2.3 Konsep ADL (Activity Daily Living) 2.3.1 Pengertian ADL (Activity Daily Living) ADL (Activity Daily Living )adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari hari. ADL merupakan aktivitas pokok bagi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responden PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responden PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responden PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth. Seluruh Calon Responden Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak secara fokal dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih dan dapat mengakibatkan kematian atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Stroke atau gangguan peredaran darah otak ( GPDO) merupakan penyakit neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Ahmad Dahlan No. 20 Yogyakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Ahmad Dahlan No. 20 Yogyakarta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian 1. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta terletak di Jl. K.H. Ahmad Dahlan No. 20 Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI LATIHAN TERHADAP KEMANDIRIAN MELAKUKAN AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN STROKE ISKEMIK

PENGARUH TERAPI LATIHAN TERHADAP KEMANDIRIAN MELAKUKAN AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN STROKE ISKEMIK PENGARUH TERAPI LATIHAN TERHADAP KEMANDIRIAN MELAKUKAN AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN STROKE ISKEMIK IM Mertha 1 dan Ade Laksmi 2 Abstract.Stroke causes a variety of neurologic deficit and impairment

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan psikologis. Gejala fisik paling khas adalah paralisis, kelemahan, hilangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. dan psikologis. Gejala fisik paling khas adalah paralisis, kelemahan, hilangnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke didefinisikan sebagai defisit (gangguan) fungsi sistem saraf yang terjadi mendadak dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak dan akibat gangguan pembuluh

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) PADA PENDERITA STROKE DI POLI SYARAF RUMAH SAKIT ABDOER RAHEM SITUBONDO

KEMANDIRIAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) PADA PENDERITA STROKE DI POLI SYARAF RUMAH SAKIT ABDOER RAHEM SITUBONDO KEMANDIRIAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) PADA PENDERITA STROKE DI POLI SYARAF RUMAH SAKIT ABDOER RAHEM SITUBONDO RENI KUSPITA SARI 11001086 Subject : Activity Daily Living (ADL), penderita

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI Nugrahaeni Firdausi Abstrak Permasalahan yang sering dijumpai saat ini banyak pasien mengalami kecemasan saat baru pertama kali mengalami rawat inap. Cemas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi jalannya suatu penyakit dan status

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013. Jurnal Ilmu keperawatan ISSN: 2338-6371 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013 Correlation between Therapeutic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 5% meninggal (Lamsudin, 1998) dan penyebab kematian yang ketiga setelah

BAB I PENDAHULUAN. 5% meninggal (Lamsudin, 1998) dan penyebab kematian yang ketiga setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Stroke (sesuai definisi WHO) adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan tubuh ini umumnya

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PERAN KELUARGA DALAM PRAKTIK MOBILISASI PASIEN PASCA STROKE

KARYA TULIS ILMIAH PERAN KELUARGA DALAM PRAKTIK MOBILISASI PASIEN PASCA STROKE KARYA TULIS ILMIAH PERAN KELUARGA DALAM PRAKTIK MOBILISASI PASIEN PASCA STROKE Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngariboyo Kecamatan Ngariboyo Kabupaten Magetan Oleh : MUHAMAD IKHSAN SANTOSO NIM 12612130 PRODI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang, dan memiliki dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit akibat gangguan peredaran darah otak yang dipengaruhi oleh banyak faktor resiko yang terdiri dari hipertensi, peningkatan kadar gula darah,

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING ANTARA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGIK DENGAN NON HEMORAGIK SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING ANTARA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGIK DENGAN NON HEMORAGIK SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING ANTARA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGIK DENGAN NON HEMORAGIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran SALSHA AMALIA G0012203

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia penyakit stroke meningkat seiring dengan modernisasi. Di Amerika Serikat, stroke menjadi penyebab kematian

Lebih terperinci

ANALISIS JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN ANALISIS JURNAL PENELITIAN PENGARUH LATIHAN LINGKUP GERAK SENDI (ROM) TERHADAP

ANALISIS JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN ANALISIS JURNAL PENELITIAN PENGARUH LATIHAN LINGKUP GERAK SENDI (ROM) TERHADAP ANALISIS JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN ANALISIS JURNAL PENELITIAN PENGARUH LATIHAN LINGKUP GERAK SENDI (ROM) TERHADAP KEMANDIRIAN PASIEN HEMIPARISE PASCA STROKE NON HEMORAGIK DI RS DR. KARIADI SEMARANG

Lebih terperinci

Keywords: attitude, family, homecare, knowledge, recurrent stroke, stroke.

Keywords: attitude, family, homecare, knowledge, recurrent stroke, stroke. RESIKO STROKE BERULANG DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA 1 Hana Rizmadewi Agustina 1 Afif Amir Amrullah 1 1 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran ABSTRAK Keluarga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh

BAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai sebuah sindrom yang memiliki karakteristik tanda dan gejala neurologis klinis fokal dan/atau global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke masih menjadi pusat perhatian dalam bidang kesehatan dan kedokteran oleh karena kejadian stroke yang semakin meningkat dengan berbagai penyebab yang semakin

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : LORA INVESTISIA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : LORA INVESTISIA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER TERHADAP PENYAKIT YANG DIDERITANYA DI POLIKLINIK KARDIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh : LORA INVESTISIA 090100230

Lebih terperinci

HUBUNGAN DEPENDENSI DENGAN TINGKAT ANSIETAS DAN DEPRESI PASIEN PASCASTROKE. Oleh : DEWI MAYA PUTRI ALAM

HUBUNGAN DEPENDENSI DENGAN TINGKAT ANSIETAS DAN DEPRESI PASIEN PASCASTROKE. Oleh : DEWI MAYA PUTRI ALAM HUBUNGAN DEPENDENSI DENGAN TINGKAT ANSIETAS DAN DEPRESI PASIEN PASCASTROKE Oleh : DEWI MAYA PUTRI ALAM 130100371 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 HUBUNGAN DEPENDENSI DENGAN TINGKAT

Lebih terperinci

GAMBARAN STATUS FUNGSIONAL PASIEN STROKE SAAT MASUK RUANG RAWAT INAP RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

GAMBARAN STATUS FUNGSIONAL PASIEN STROKE SAAT MASUK RUANG RAWAT INAP RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU GAMBARAN STATUS FUNGSIONAL PASIEN STROKE SAAT MASUK RUANG RAWAT INAP RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU Fitri Rachmawati 1, Wasisto Utomo 2, Fathra Annis Nauli 3 Email: Fitri_rachmawati88@rocketmail.com 083186998479

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PENERAPAN TINDAKAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN STROKE DIRUANG ASTER RSUD dr.

KARYA TULIS ILMIAH PENERAPAN TINDAKAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN STROKE DIRUANG ASTER RSUD dr. KARYA TULIS ILMIAH PENERAPAN TINDAKAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN STROKE DIRUANG ASTER RSUD dr. HARJONO PONOROGO Oleh : ANIS NOVITASARI 12612165 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat. American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat. American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia dan penyebab paling sering kecacatan pada orang dewasa (Abubakar dan Isezuo, 2012). Stroke juga merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 122 HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 1 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Arif Nurcahyono 1, Sri Arini 2,

Lebih terperinci

MASALAH-MASALAH KEPERAWATAN PASIEN PASCA STROKE

MASALAH-MASALAH KEPERAWATAN PASIEN PASCA STROKE KARYA TULIS ILMIAH MASALAH-MASALAH KEPERAWATAN PASIEN PASCA STROKE Di Poli Saraf RSUD Dr. Hardjono Ponorogo Oleh : LINDA YULIANTI NIM : 11611935 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi mendadak akibat proses patofisiologi pembuluh darah. 1 Terdapat dua klasifikasi umum stroke yaitu

Lebih terperinci

TINGKAT KETERGANTUNGAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN STROKE INFARK HEMIPARESE

TINGKAT KETERGANTUNGAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN STROKE INFARK HEMIPARESE TINGKAT KETERGANTUNGAN ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN STROKE INFARK HEMIPARESE DEPENDENT LEVEL ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) TO PATIENTS WITH STROKE INFARCTION HEMIPARASE Elisabet Dian Taviyanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama dan merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 213 218 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG Liliana Dewi Purnamasari 1),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai dengan hilangnya sirkulasi darah ke otak secara tiba-tiba, sehingga dapat mengakibatkan terganggunya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran darah otak. Terdapat dua macam stroke yaitu iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik dapat terjadi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH Liza Salawati Abstrak. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi analitik karena pada hakekatnya merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain penyakit jantung, kanker, stroke dan gagal ginjal, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. antara lain penyakit jantung, kanker, stroke dan gagal ginjal, hal tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi dibidang kesehatan, pola penyakit dalam masyarakat telah berubah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke merupakan kejadian serebrovaskular yang terjadi mendadak dengan tanda-tanda klinis gangguan fokal atau global dari fungsi serebral yang menetap minimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Lansia merupakan suatu proses alami yang di tentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses

Lebih terperinci

STRES PADA KEJADIAN STROKE

STRES PADA KEJADIAN STROKE JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 183 188 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing STRES PADA KEJADIAN STROKE Gabriella Adientya 1), Fitria Handayani 2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dan menyumbang 7,6 juta kematian (sekitar 13% dari semua kematian) pada tahun 2008. Diantaranya terdapat kanker

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. panjang dengan rata-rata 44 juta kecacatan, dengan memberi dampak emosional

BAB 1 PENDAHULUAN. panjang dengan rata-rata 44 juta kecacatan, dengan memberi dampak emosional BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan paling serius dalam kehidupan modern saat ini adalah stroke. Stroke merupakan suatu sindrom dengan tanda dan gejala kehilangan fungsi saraf pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke adalah salah satu penyakit kardiovaskuler yang berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke adalah salah satu penyakit kardiovaskuler yang berpengaruh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah salah satu penyakit kardiovaskuler yang berpengaruh terhadap arteri utama menuju dan berada di otak, stroke terjadi ketika pembuluh darah yang mengangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Empat jenis utama penyakit tidak menular menurut World Health Organization (WHO) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung, juga merupakan penyebab kecacatan nomor satu baik di negara maju maupun di negara berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus. Penyakit serebrovaskular ini merupakan salah satu penyebab utama kecacatan fisik dan kematian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam Pembangunan Nasional, telah menunjukkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi sistem

BAB I PENDAHULUAN. Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah ketidaknormalan fungsi sistem saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh gangguan kenormalan aliran darah ke otak. Stroke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan masalah medis yang serius karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, kecacatan dan biaya yang dikeluarkan sangat besar. Kecacatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah hilangnya fungsi otak secara cepat akibat gangguan pada pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh adanya iskemi karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan pre and post test control design. Pengambilan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan pre and post test control design. Pengambilan data BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasy-experimental (eksperimen semu) dengan pendekatan pre and post test control design. Pengambilan data menggunakan kuesioner

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia, sehingga stroke menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting saat ini. Dua pertiga stroke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah suatu keadaan akut yang disebabkan oleh terhentinya aliran darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011). Lebih ringkas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental (Maramis, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental (Maramis, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Retardasi mental adalah keadaan dengan intelegensi yang kurang (subnormal) sejak awal masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya juga terdapat

Lebih terperinci

ABSTRAK. I G. B. Indra Angga P. J., Pembimbing 1 : Felix Kasim, DR., dr., M.Kes. Pembimbing 2 : Dedeh Supantini, dr.,sp.s,m.pd.

ABSTRAK. I G. B. Indra Angga P. J., Pembimbing 1 : Felix Kasim, DR., dr., M.Kes. Pembimbing 2 : Dedeh Supantini, dr.,sp.s,m.pd. ABSTRAK Peran Rehabilitasi Medik Terhadap Kualitas Hidup Pasien Pasca Stroke di Bagian Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Imanuel Bandung Periode Juni-Juli 2009 I G. B. Indra Angga P. J., 2009. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan memberikan perawatan kulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sectio Caesarea (SC) terus meningkat di seluruh dunia, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. Sectio Caesarea (SC) terus meningkat di seluruh dunia, khususnya di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sectio Caesarea (SC) terus meningkat di seluruh dunia, khususnya di negara-negara berpenghasilan menengah dan tinggi, serta telah menjadi masalah kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

Influence of knowledge and Family Support for Stroke Patient Neurorehabilitation Obedience in Medical Rehabilitation Unit RSUDZA Banda Aceh

Influence of knowledge and Family Support for Stroke Patient Neurorehabilitation Obedience in Medical Rehabilitation Unit RSUDZA Banda Aceh Original Article Volume 1 Nomor 4:12-17 Agustus-November 2016 Pengaruh Pengetahuan dan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Menjalani Neurorehabilitasi Pada Pasien Pasca Stroke di Unit Rehabilitasi Medik

Lebih terperinci

GAMBARAN STRES KELUARGA YANG MERAWAT PASIEN STROKE PASCA PERAWATAN DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN STRES KELUARGA YANG MERAWAT PASIEN STROKE PASCA PERAWATAN DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI GAMBARAN STRES KELUARGA YANG MERAWAT PASIEN STROKE PASCA PERAWATAN DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: ENDANG PURWANTI 080201109 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih cepat kelompok usia lainnya. Antara tahun 1970 dan 2025 pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) di dunia

Lebih terperinci

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016 Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Bangsal Tjan Timur Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru (The Correlation Therapeutic Communication with Patient Satisfaction Level in Tjan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari satu periode (Udjianti,

Lebih terperinci