PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TERHADAP PENTINGNYA DISCHARGE PLANNING DI RSUDZA BANDA ACEH
|
|
- Ridwan Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TERHADAP PENTINGNYA DISCHARGE PLANNING DI RSUDZA BANDA ACEH NURSE S PERCEPTION OF THE IMPORTANCE OF DISCHARGE PLANNING IN RSUDZA BANDA ACEH Nelly Safrina 1, Ardia Putra 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala 2 Bagian Keilmuan Keperawatan Dasar-Dasar Keperawatan, Fakultas KeperawatanUniversitas Syiah Kuala Banda Aceh nelly_s@mhs.unsyiah.ac.id; ardia_psik@yahoo.com ABSTRAK Discharge planning adalah pelayanan keperawatan yang diberikan untuk mempersiapkan pasien melakukan perawatan secara mandiri setelah meninggalkan tempat pelayanan kesehatan. Perawat mempunyai peranan yang sangat penting pada pelaksanaan discharge planning. Kegagalan untuk memberikan dan mendokumentasikan discharge planning akan berisiko terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran persepsi perawat pelaksana terhadap pentingnya discharge planning di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan pendekatan cross sectional study, populasinya adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUDZA Banda Aceh. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah simple random sampling, sebanyak 61 responden. Alat pengumpulan data adalah kuesioner dalam bentuk skala likert yang terdiri dari 33 pernyataan dan analisa data berupa analisa univariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 61 responden, sebanyak 67,2 % responden mempersepsikan discharge planning penting untuk dilaksanakan. Sebanyak 62,3% responden mempersepsikan discharge planning terkait medication penting dilaksanakan, sebanyak63,9% responden mempersepsikan discharge planning terkait environment kurang penting dilaksanakan, sebanyak 82,0% responden mempersepsikan discharge planning terkait treatment penting dilaksanakan, sebanyak 65,6% responden mempersepsikan discharge planning terkait health teaching kurang penting dilaksanakan,sebanyak86,9% responden mepersepsikan discharge planning terkait outpatient referral penting dilaksanakan, dan sebanyak 73,8% responden mempersepsikan discharge planning terkait diet penting dilaksanakan. Kata Kunci : discharge planning, perawat pelaksana,persepsi, rawat inap. ABSTRACT Discharge Planning is the nursing care it given to prepare the patient care independently after leaving the health service. Nurses have a very important role in the implementation of discharge planning. The failure to provide and document of discharge planning will get the risk of disease severity, life threats, and physical dysfunction. The purpose of this research is to find out a description of the nurse s perception of the importance of discharge planning in the patient unit class III Regional General Hospital dr. Zainoel Abidin () Banda Aceh. The type of research use is descriptive exploratory with cross sectional study design. The entire population are nurses in the patient unit class III Regional General Hospital dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. The sampling methode use is simple random sampling with number of sampling are 61 respondents. Data collecting tool is a questionnaire in the form of Likert scale wich consisting of 33 statements and analyze by using univariate analysis. The result showed that out of 61 respondents, 67,2% of respondents perceive discharge planning is important to be implemented. As for the variables as follows: as much as 62,3% perceive that discharge planning about medication is important to be implemented, as much as 63,9% perceive that discharge planning about environment is less important to be implemented, as much as 82,0% perceive that discharge planning about treatment is important to be implemented, as much as 65,6% perceive that discharge planning about health teaching is less important to be implemented, as much as 86,9% perceive that discharge planning about outpatient referral is important to be implemented, as much as 73,8% perceive that discharge planning about diet is important to be implemented. It is suggested the hospital must expected to improve the quality of caring and human resources, especially nurses with coaching or workshops of discharge planning. Keywords : discharge planning, nurses, patient unit, perception 1
2 PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan salah satu sistem pemberian pelayanan kesehatan, dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep multidisiplin. Kolaborasi multidisiplin yang baik antara medis, perawat, gizi, fisioterapi, farmasi, dan penunjang diharapkan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai kontribusi besar dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit karena perawat mempunyai waktu yang terlama dalam berinteraksi dengan pasien maupun keluarga (Hariyati, 2008, p.53). Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan biologi, psikologis, sosiologis, dan spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik dalam keadaan sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Kusnanto, 2003, p.29). Dalam memberikan pelayanan keperawatan, perawat dituntut untuk memberikan pelayanan yang profesional, dengan mengerahkan kemampuan dan keterampilan terbaiknya untuk kepentingan penerima layanan kesehatan. Saat ini masih banyak keluhan yang dilaporkan oleh masyarakat mengenai pelayanan kesehatan di rumah sakit yang kurang optimal. Salah satu kegiatan pelayanan yang belum optimal adalah pelaksanaan discharge planning (perencanaan pulang) (Hariyati, 2008, p.54). Discharge planning merupakan bagian penting dari pelayanan kepada pasien dan keluarga yang dimulai saat pasien mulai masuk rumah sakit serta memasuki tahap rehabilitasi. Hal ini merupakan suatu proses gambaran kerjasama antar tim kesehatan, keluarga, pasien maupun orang penting bagi pasien yang dimulai dari tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi (Potter & Perry, 2009 p.33). Program discharge planning diberikan sejak pasien masuk ke rumah sakit dapat meningkatkan perkembangan kondisi kesehatan dan membantu pasien mencapai kualitas hidup optimum sebelum dipulangkan. Ketidaktahuan atau ketidakmampuan pasien dan keluarga mengenai cara perawatan di rumah berdampak pada masalah kesehatan atau ketidaksiapan pasien menghadapi pemulangan setelah pasien dirawat di rumah sakit. Hal tersebut menyebabkan risiko peningkatan komplikasi dan berakibat kepada hospitalisasi ulang (Potter & Perry, 2005 p. 99). Kegagalan untuk memberikan dan mendokumentasikan discharge planning akan beresiko terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik. Discharge planning dapat mengurangi hari atau lama perawatan pasien, mencegah kekambuhan, meningkatkan kondisi kesehatan pasien, menurunkan beban keluarga pasien dan menurunkan angka mortalitas dan morbiditas. Pelaksanaan discharge planning yang baik akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas kesehatan pasien (Nursalam, 2009, p.64). Persepsi adalah suatu proses ketika individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan sensori mereka untuk memberi arti pada lingkungan mereka. Proses persepsi melibatkan perseptor, pengaturan, dan dirasakan. Riset tentang persepsi secara konsisten menunjukkan bahwa individu yang berbeda dapat melihat hal yang sama tetapi menanggapinya berbeda-beda. Karena dalam persepsi tanggapan untuk proses persepsi mepibatkan pikiran, perasaan, dan tindakan. Dalam hal ini, persepsi perawat tentang manfaat discharge planning yang baik akan memberikan pengaruh pada pelaksanaan discharge planning yang baik pula. 2
3 Pelaksanaan discharge planning tidak terlepas dari tanggugjawab para perawat. Perawat bertanggung jawab dalam segala bentuk pelayanan keperawatan pada pasien. Berdasarkan hal ini, perawat mempunyai peran penting dalam pelaksanaan discharge planning pada pasien, pelaksanaannya memerlukan komunikasi yang baik dan terarah sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti dan berguna untuk proses perawatan di rumah. Kesuksesan tindakan discharge planning menjamin pasien dan keluarga mampu melakukan tindakan perawatan lanjutan yang aman dan realistis setelah meninggalkan rumah sakit (Nursalam, 2009, p.64). Di Indonesia, pelayanan keperawatan telah merancang berbagai bentuk format discharge planning pasien, alurnya telah disusun dengan sangat rapi sehingga mempermudah perawat untuk menjalankannya sebaik mungkin, namun hanya dipakai dalam bentuk pendokumentasian resume pasien pulang, berupa informasi yang harus disampaikan pada pasien yang akan pulang seperti intervensi medis dan nonmedis yang sudah diberikan, jadwal kontrol, serta gizi yang harus dipenuhi setelah di rumah (Azimatunnisa, 2011, p.4). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari (2012) mengenai evaluasi pelaksanaan discharge planning di RSUD Tugurejo Semarangmenunjukkan bahwa sebanyak 46,6% dari 103 responden berada dalam kategori cukup dalam melaksanakan perencanaan pulang. Hal ini menunjukkan bahwa perencanaan pulang di RSUD Tugurejo Semarang belum optimal dilaksanakan. Discharge planning merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang sangat penting untuk diberikan kepada pasien untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien setelah pulang dari rumah sakit, namun penerapan pelayanan discharge planning di berbagai pelayanan kesehatan masih belum optimal. Mengingat hal tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai persepsi perawat pelaksana di rumah sakit umum daerah dr. Zainoel Abidin. METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif, dengan desain penelitian cross sectional study melalui angket. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat pelaksana di ruang rawat inap kelas III RSUDZA Banda Aceh, yang berjumlah 122 orang. Sampel dalam penelitian ini merupakan bagian dari populasi target yang akan diteliti secara langsung yang berjumlah 61 orang. HASIL Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data Demografi Perawat Data demografi Frekuensi Persentase Usia: (Depkes R1, 2009) tahun tahun tahun tahun Jenis kelamin: Laki-laki Perempuan Pendidikan Terakhir Ners S-1 D-IV D-III Masa Kerja 1-5 tahun 5-10 tahun >10 tahun ,4 72,2 9,8 1,6 3,3 96,7 26,2 6,6 1,6 65,6 55,7 31,1 13,2 3
4 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Persepsi Perawat Terhadap nya Discharge Planning Discharge Frekuensi Persentase Planning penting , Tabel 3. Distribusi Frekuensi Persepsi Perawat Terhadap nya Discharge Planning Ditinjau dari Medication Medication Frekuensi Persentase ,3 37,7 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Persepsi Perawat Terhadap nya Discharge Planning ditinjau dari Environment Environment Frekuensi Persentase ,4 63,9 1,6 Tidak 1 Tabel 5. Distribusi Frekuensi Persepsi Perawat Terhadap nya Discharge Planningditinjau dari Treatment Treatment Frekuensi Persentase Tidak ,0 14,8 3,3 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Persepsi Perawat Terhadap nya Discharge Planning Ditinjau dari Health Teaching Health Frekuensi Persentase Teaching ,4 65,6 Tabel 7. Distribusi Frekuensi Persepsi Perawat Terhadap nya Discharge Planning Ditinjau dari Outpatient Referral Outpatient Referral Frekuensi Persentase ,9 13,1 Jumlah Tabel 8. Distribusi Frekuensi Persepsi Perawat Terhadap nya Discharge PlanningDitinjau dari Diet Diet Frekuensi Persentase Tidak ,8 23,0 3,2 Jumlah PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa persepsi perawat pelaksana terhadap pentingnya Discharge Planning di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUDZA Banda Aceh adalah penting untuk dilaksanankan. ditinjau dari medicationdapat disimpulkan bahwa sebanyak 38 orang (62,3%) mempersepsikan bahwa pelaksanaan discharge planning tentang medication penting untuk dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Yosafianti (2010) tentang pengaruh 4
5 pendidikan kesehatan pada pasien yang akan pulang terhadap kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Romani Semarang menunjukkan hasil bahwa kepuasan pasien terhadap pendidikan persiapan pulang tentang obat-obatan sebesar 93,43%. Hasil penelitian terkait lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Rahayuningsih (2013) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pemulangan pasien di Ruang Rawat Bedah dan Penyakit Dalam Rawat Inap Terpadu Gedung A Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta mengungkapkan bahwa sejak pasien diputuskan pulang secara medik sampai keluar dari ruang rawat memerlukan waktu tunggu pulang lebih dari 3 jam. Salah satu faktor yang mempengaruhi keterlambatan pasien pulang adalah persiapan administrasi obat pasien untuk dirumah dengan persentase mencapai 32,45%. Faktor lainnya adalah pasien belum memiliki kelengkapan jaminan sebanyak 31,14%, keluarga belum menjemput 31,57% dan belum tersedianya alat transportasi 14,91%. disimpulkan bahwa sebanyak 38 orang (62,3%) mempersepsikan bahwa pemberian discharge planning mengenai obat-obatan penting untuk dilakukan. Namun, jumlah responden yang mempersepsikan demikian masih tergolong sedikit. Harapannya, jumlah responden yang mempersepsikan penting bisa lebih banyak. Setiap perawat pelaksana seharusnya memberikan informasi mengenai obat-obatan yang dikonsumsi pasien untuk peningkatan kesehatan pasien. Pasien seharusnya mengetahui obat-obatan apa saja yang harus dilanjutkan setelah pasien pulang dari rumah sakit. Dalam hal ini perawat berperan penting untuk menjelaskan obatobatan yang harus dilanjutkan di rumah setelah pasien meninggalkan rumah sakit. Penjelasan tentang obat biasanya mencakup nama obat, cara minum obat, manfaat penggunaan obat, serta efek yang ditimbulkan oleh obat-obatan tersebut. Pada saat pemulangan pasien, perawat memberikan resep atau obat-obatan sesuai dengan instruksi dokter. ditinjau dari segi environmentdapat diketahui bahwa sebagian besar perawat yaitu 39 orang (63,9%) mempersepsikan bahwa pelaksanaan discharge planning tentang environment kurang penting untuk dilakukan. Perawat menganggap bahwa bagaimanapun keadaan lingkungan pasien setelah pulang dari rumah sakit bukanlah tanggung jawab perawat, perawat tidak harus menjelaskan bagaimana sebaiknya kondisi lingkungan sekitar pasien nantinya. Upaya keselamatan di rumah yang dapat dilakukan perawat berupa mengkaji bersama pasien dan keluarga terhadap faktor lingkungan di dalam rumah yang mungkin menghalangi dalam perawatan diiri seperti ukuran ruangan, kebersihan jalan menuju pintu, lebar jalan, fasilitas kamar mandi dan ketersediaan alat bantu yang berguna (Potter & Perry, 2006) disimpulkan bahwa perawat mempersepsikan kurang penting untuk melakukan discharge planning terkait lingkungan. Hal ini terlihat jelas dengan presentase perawat yang mempersepsikan kurang penting sebanyak 39 orang (63,9%). Perawat seringkali mengabaikan perihal lingkungan tempat pasien akan tinggal setelah pulang dari rumah sakit. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang menyatakan tidak penting untuk menanyakan fasilitas kamar mandi pasien di rumah sebanyak 19 responden (31,1%). Seharusnya ketika pasien akan meninggalkan rumah sakit perawat perlu memberikan informasi bahwa lingkungan sekitar pasien harus dalam kondisi aman. Misalnya, keadaan lantai tempat pasien tidak licin, kamar mandi mudah dijangkau oleh pasien, serta hal-hal yang memungkinkan jatuh harus dihindari. Perawat juga harus menjelaskan kepada keluarga untuk 5
6 memperhatikan lingkungan berbahaya yang dapat mencelakakan pasien. ditinjau dari segi treatmentdapat diketahui bahwa sebagian besar perawat yaitu 50 orang (82,0%) mempersepsikan bahwa pelaksanaan discharge planning tentang treatment penting untuk dilakukan. Penelitian terkait yang dilakukan oleh Lestari (2014) tentang hubungan pelaksanaan discharge palnning dengan kesiapan keluarga dalam menjalankan tugas perawatan kesehatan pada pasien tuberculosis paru di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Paru Jember menunjukkan hasil bahwa ada hubungan signifikan antara pelaksanaan discharge planning dengan kesiapan keluarga dalam menjalankan tugas perawatan kesehatan pada pasien tuberculosis paru di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Paru Jember. disimpulkan bahwa perawat mempersepsikan discharge planning mengenai perawatan lanjutan di rumah penting untuk diberikan. Ketika pasien akan meninggalkan suatu unit pelayanan kesehatan, perawat harus memastikan bahwa perawatan pasien harus tetap berlanjut. Dalam hal ini peran perawat adalah menjelaskan berbagai treatment lanjutan apa saja yang dibutuhkan pasien setelah pulang. Dari jawaban responden pada kuesioner, dapat dilihat bahwa sebanyak 42 responden (68,8%) menyatakan penting untuk memastikan ada anggota keluarga yang memberikan perawatan lanjutan pada pasien ketika di rumah. Selain itu, Perawat juga dapat mendemonstrasikan pada keluarga perawatan yang dibutuhkan pasien setelah pulang. ditinjau dari segi health teachingdapat diketahui bahwa sebagian besar perawat yaitu 40 orang (65,6%) mempersepsikan bahwa pelaksanaan discharge planning tentang health teaching kurang penting untuk dilakukan. Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa perawat kurang memberikan penjelasan atau edukasi terkait kondisi kesehatan pasien. Tujuan perawat memberikan pendidikan perencanaan pulang kepada pasien untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam memenuhi kebutuhan perawatan berkelanjutan (Potter & Perry, 2005). Perencanaan pulang yang berhasil adalah suatu proses yang berpusat terkoordinasi, dan terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang memberi kepastian bahwa pasien mempunyai suatu rencana untuk memperoleh perawatan yang berkelanjutan setelah meninggalkan rumah sakit (Potter & Perry, 2005). Seorang individu dalam melakukan suatu tindakan dari pilihan mereka sebagian besar dipengaruhi oleh persepsi. Pengambilan keputusan akan suatu tindakan terjadi sebagai suatu reaksi terhadap suatu masalah. Persepsi dari seseorang yang melakukan tindakan akan mempunyai hubungan besar pada hasil akhirnya (Ismainar, 2015, p.130). Dalam hal ini seorang perawat dalam melakukan tindakan keperawatan sangat dipengaruhi oleh bagaimana persepsinya terhadap tindakan tersebut. disimpulkan bahwa perawat menganggap pemberian edukasi kepada pasien yang akan meninggalkan rumah sakit kurang penting untuk dilakukan. Hal ini dapat menunjukkan bahwa perawat belum melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dalam memberikan edukasi kesehatan kepada pasien khususnya terkait kondisi kesehatan pasien. Dari jawaban responden pada kuesioner, sebanyak 18 responden (29,5%) menyatakan bahwa sangat penting untuk merahasiakan informasi terkait komplikasi yang kemungkinan dialami pasien setelah pulang dari rumah sakit. Pada dasarnya, pemberian edukasi kesehatan kepada pasien yang sesuai dengan kebutuhannya baik itu selama masa rawatan di rumah sakit maupun di rumah, dapat memperkecil terjadinya resiko komplikasi terhadap penyakit pasien 6
7 sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan, dapat mempersingkat masa rawatan pasien di rumah sakit juga membantu meningkatkan pemahaman pasien tentang kesehatan khususnya tentang kondisi penyakit yang dialami oleh pasien. ditinjau dari segi outpatient referraldapat disimpulkan bahwa sebanyak 53 perawat (86,9%) mempersepsikan bahwa pelaksanaan discharge planning tentang outpatient referral penting untuk dilakukan. Perencanaan pulang yang efektif sering membutuhkan rujukan ke berbagai disiplin pelayanan kesehatan. Pada banyak tempat, dibutuhkan perintah penyelenggara pelayanan kesehatan untuk melakukan rujukan, terutama saat merencanakan terapi khusus, sebaiknya pasien dan keluarga dilibatkan dalam pengambilan keputusan (Potter & Perry, 2009). Penelitian terkait yang dilakukan oleh Mutia(2011) tentang gambaran pelaksanaan discharge planning pada pasien post operasi di ruang rawat inap Rumah Sakit Tugurejo Semarang menunjukkan bahwa 96,1% responden mengatakan perawat tidak memberikan nomor telepon yang dapat pasien hubungi jika kondisi darurat. disimpulkan bahwa perawat mempersepsikan discharge planning terkait outpatient referral penting untuk diberikan, terbukti dengan sebanyak 53 perawat (86,9%) perawat mempersepsikan penting. Ketika pasien dibolehkan untuk meninggalkan suatu unit pelayanan kesehatan, ada beberapa hal yang harus diketahui pasien/ keluarga untuk keberlangsungan perawatan pasien, yaitu pasien/ keluarga mengetahui kapan dan dimana mendapatkan janji dengan pelayanan kesehatan dan mengetahui dimana dan siapa yang dapat dihubungi untuk membantu pengobatannya. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden bahwa sebanyak 29 responden (47,5%) menyatakan sangat penting terhadap pemberian informasi terkait jadwal pengobatan pasien setelah pulang dari rumah sakit. Selain itu perawat juga harus menjelaskan tempat dan jadwal kunjungan kembali setelah pasien meninggalkan rumah sakit, serta memberikan informasi mengenai siapa yang dapat dihubungi pasien untuk keberlangsungan perawatan. Gambaran persepsi perawat pelaksana terhadap pentingnya discharge planning ditinjau dari segi dietdapat disimpulkan bahwa sebanyak 45 orang (73,8%) mempersepsikan bahwa pelaksanaan discharge planning tentang diet penting untuk dilakukan. Di rumah sakit atau di fasilitas pelayanan kesehatan lain, menu diet kemungkinan besar telah direncanakan oleh ahli gizi. Akan tetapi untuk pemenuhan diet pada pasien yang sudah dibolehkan untuk meninggalkan suatu unit pelayanan kesehatan sangat diperlukan pemahaman dan pengetahuan pasien/ keluarga terkait pemenuhan kebutuhan diet yang sesuai dengan masalah kesehatan yanng dialami pasien. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perawat bertanggung jawab untuk memberikan edukasi terkait pemenuhan diet yang adekuat untuk pasien yang akan meninggalkan rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lain (Bunker, 2014). Penelitian terkait yang dilakukan oleh Yosafiyanti (2010) tentang pengaruh pendidikan kesehatan persiapan pasien pulang terhadap kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan di RS Romani Semarang menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien setelah diberikan pendidikan kesehatan mengenai nutrisi sebesar 94,77%, sedangkan yang tidak diberikan pendidikan kesehatan persiapan pulang sebesar 69,04 % dengan p value= 0,0001. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh pemberian pendidikan kesehatan persiapan pasien pulang tentang nutrisi terhadap kepuasan pasien. disimpulkan bahwa sebanyak 45 perawat (73,8%) mempersepsikan bahwa discharge 7
8 planning terkait diet penting untuk dilakukan. Hal ini membuktikan bahwa perawat peduli terhadap asupan makanan yang harus dikonsumsi pasien setelah meninggalkan suatu unit pelayanan kesehatan. Perawat menjelaskan pada pasien terkait asupan nutrisi yang harus dipenuhi dan makanan yang harus dihindari, sehingga walaupun pasien sudah meninggalkan suatu unit pelayanan kesehatan tetap bisa memenuhi asupan yang sesuai untuk membantu peningkatan kesehatan pasien. Dari jawaban responden pada kuesioner dapat dilihat bahwa sebanyak 32 responden (52,4%) menyatakan bahwa sangat penting untuk menginformasikan pada pasien makananmakanan yang harus dihindari untuk peningkatan kesehatan pasien. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka secara umum dapat disimpulkan bahwa persepsi perawat pelaksana terhadap pentingnya discharge planning di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh sebagian besar berada pada kategori penting (67,2%). Secara khusus hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwapersepsi perawat pelaksana terhadap pentingnya discharge planningdi tinjau dari segimedication di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUDZA Banda Aceh sebagian besar berada pada kategori penting (62,3%), dari segi environment sebagian besar berada pada kategori kurang penting (63,9%), dari segi treatment sebagian besar berada pada kategori penting (82,0%), dari segi health teaching sebagian besar berada pada kategori kurang penting (65,6%), dan ditinjau dari segi outpatient referral sebagian besar berada pada kategori penting(86,9%), dari segi diet sebagian besar berada pada kategori penting(73,8%). Bagi Rumah Sakit diharapkan dapat menjadi masukan informasi serta bahan pertimbangan bagi pihak rumah sakit untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, khususnya discharge planning dengan cara membuat pandua/prosedur tetap pelaksanaan discharge planning kepada pasien, pihak manajemen rumah sakit dapat memberikan pelatihan tentang pelaksanaan discharge planning dalam pemeberian asuhan keperawatan. Bagi perawat diharapkan menjadi motivasi untuk memberikan asuhan keperawatan lebih maksimal, khususnya dalam melakukan discharge planning kepada pasien. REFERENSI Argarini (2011). Pengaruh perencanaan pemulangan (discharge planning) terhadap kesiapan pasien menghadapi pemulangan pada pasien stroke di RSUD dr. Soebandi Jember. Jember: Universitas Jember. Azimatunnisa. (2011). Hubungan discharge planning dengan tingkat kesiapan klien dalam menghadapi pemulangan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta: STIKES Aisyiyah. Bastable, S. B. (2002). Perawat sebagai Pendidik: Prinsip-prinsip pengajaran dan pembelajaran. Jakarta: EGC. Danim, S. (2003). Riset Keperawatan: sejarah dan metodologi. Jakarta: EGC. Doengoes, M. E. (2000). Rencana asuhan keperawatan. Jakarta: EGC. (2000). Penerapan proses keperawatan dan diagnosa keperawatan. Jakarta: EGC. Ismainar, H. (2015). Manajemen Unit Kerja: untuk perekam medis dan informatika kesehatan ilmu kesehatan masyarakat keperawatan dan kebidanan. Yogyakarta: Deepublish. Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2003). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam. (2009). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan profesional. Jakarta: Salemba Medika. 8
9 Okatiranti (2015) Gambaran pengetahuan dan sikap perawat dalam pelaksanaan discharge planning pada pasien diabetes mellitus type II. Bandung: Universitas BSI bandung. Putra, S.R. (2012). Panduan riset keperawatan dan penulisan ilmiah. Jogjakarta: D-Medika. Setiadi. (2013). Konsep dan praktik penulisan riset keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Shofiana, M. A (2014). Hubungan persepsi perawat tentang manfaat discharge planning dengan pelaksanaan discharge planning di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Aisyiyah. Siahan, M. (2009). Pengaruh discharge planning yang dilakukan oleh perawat terhadap kesiapan pasien pasca bedah akut abdomen menghadapi pemulangan. Medan: Fakultas Kedokteran USU. Yuliana (2013). Gambaran pengetahuan perawat tentang discharge planning pasien di Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung. Padalarang: STIKES Santo Borromeus. 9
EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG
JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 213 218 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG Liliana Dewi Purnamasari 1),
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep multidisiplin.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sistem pemberi pelayanan kesehatan dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep multidisiplin. Kolaborasi multidisiplin yang
Lebih terperinciPERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep
PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep A. Pengertian Discharge Planning (Perencanaan Pasien Pulang) merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.
Jurnal Ilmu keperawatan ISSN: 2338-6371 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013 Correlation between Therapeutic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam pelayanan keperawatan. Discharge planning adalah proses mempersiapkan pasien yang dirawat di rumah sakit
Lebih terperinciRENDAHNYA PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN LOW NURSE S ROLE IN MEETING THE NEEDS OF NUTRITION TO PATIENTS ABSTRAK
Jurnal STIKES Vol. 6 No. 2, Desember 2013 RENDAHNYA PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN LOW NURSE S ROLE IN MEETING THE NEEDS OF NUTRITION TO PATIENTS M. Saiful Anwar Selvia David
Lebih terperinciLampiran 2
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG DISCHARGE PLANNING DENGAN KESIAPAN PERAWAT MEMBERIKAN DISCHARGE PLANNING KEPADA PASIEN
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
99 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil penelitian mengungkapkan bahwa partisipan memahami discharge planning sebagai sarana untuk memberikan informasi tentang kebutuhan kesehatan berkelanjutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepuasan pasien sebagai salah satu indikator pelayanan berkualitas harus menjadi perhatian karena berhubungan langsung dengan pengguna pelayanan kesehatan ( Lusa, 2007).
Lebih terperinciPENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN OLEH PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BANDA ACEH NURSING CARE PRACTICE OF NURSES IN BANDA ACEH HOSPITAL ABSTRAK
PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN OLEH PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BANDA ACEH NURSING CARE PRACTICE OF NURSES IN BANDA ACEH HOSPITAL Husnul Wirdah 1 ; Muhmmad Yusuf 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Fakultas
Lebih terperinciBAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning :
BAB I DEFENISI Pelayanan yang diberikan kepada pasien di unit pelayanan kesehatan rumah sakit misalnya haruslah mencakup pelayanan yang komprehensif (bio-psiko-sosial dan spiritual). Disamping itu pelayanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORETIS. dan mencapai tujuan yang telah ditentukan (Herujito, 2001). mengandung arti control yang diterjemahkan ke dalam bahasa
11 BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Manajemen melibatkan orang-orang sebagai upaya untuk bekerja dan mengelola suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dan mencapai tujuan
Lebih terperinciGAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK
GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK EKA FEBRIANI I32111019 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciA. Kriteria Discharge Planning Pemulangan pasien dari Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri dilakukan kepada :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang profesional serta bermutu dan berkelanjutan di Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri maka perlu dilakukan discharge planning
Lebih terperinciPERAN EDUCATOR PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN DI RUANG TULIP 1C RSUD ULIN BANJARMASIN
Endang P & Ichsan R, Peran Educator Perawat... PERAN EDUCATOR PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN DI RUANG TULIP 1C RSUD ULIN BANJARMASIN Endang Pertiwiwati, Ichsan Rizany Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelayanan merupakan salah satu bentuk kinerja nyata untuk mendapatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan merupakan salah satu bentuk kinerja nyata untuk mendapatkan kepuasan tersendiri seorang pasien dengan demikian pasien merasa puas dan loyal terhadap jasa
Lebih terperinciHUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES
122 HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 1 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Arif Nurcahyono 1, Sri Arini 2,
Lebih terperinciANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)
ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) Abstrak :Peranan tenaga kesehatan dalam penyelenggarraan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua manusia selama menjalankan kehidupan menghendaki dirinya selalu dalam kondisi sehat. Sehat bagi bangsa Indonesia dituangkan dalam Undang-undang Kesehatan Republik
Lebih terperinciPatient Safety Implementation In Ward Of Dr. Zainoel Abidin General Hospital
Jurnal Ilmu Keperawatan (2017) 5:1 ISSN: 2338-6371, e-issn 2550-018X Penerapan Patient Safety Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin Patient Safety Implementation In Ward Of Dr.
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI PELAKSANAAN DISCHARGE PI.,/INNING OLEH PERAWAT DI BANGSAL MULTAT.ANI DAN MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAII YOGYAKARTA
HALAMAN PERSETUJUAN STUDI KOMPARASI PELAKSANAAN DISCHARGE PI.,/INNING OLEH PERAWAT DI BANGSAL MULTAT.ANI DAN MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAII YOGYAKARTA NASKAH PT]BLIKASI Disusun oleh : NOVTTA WIDAIIINGSIH
Lebih terperinciHubungan Antara Perencanaan Pulang Dengan Kepatuhan Pasien Tentang Jadwal Kontrol pasien Di Rumah Sakit Jiwa Amino Gondohutomo Provinsi Jawa tengah
Hubungan Antara Perencanaan Pulang Dengan Kepatuhan Pasien Tentang Jadwal Kontrol pasien Di Rumah Sakit Jiwa Amino Gondohutomo Provinsi Jawa tengah Dita Janu P*)Maria Suryani**)Supriyadi***) *) Alumni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan menjadi penyakit yang terus meningkat kejadiannya. Studi Framingham memberikan gambaran yang jelas
Lebih terperinciFAKTOR KEPUASAN PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN PERAWATAN PADA PASIEN BEDAH DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
FAKTOR KEPUASAN PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN PERAWATAN PADA PASIEN BEDAH DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Sri Hartutik, Erika Dewi Noor Ratri STIKES Aisyiyah Surakarta Ners_Tutty@yahoo.com ABSTRAK Pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan perawat adalah melaksanakan pendidikan kesehatan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat dalam peran dan fungsinya memiliki banyak kewajiban terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan. Salah satu peran yang dilakukan perawat adalah melaksanakan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN Di bangsal penyakit dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1-31 Januari 2012 JURNAL PENELITIAN
Lebih terperinciPERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK
JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 169 174 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mellitus (Perkeni, 2011). Secara umum hampir 80% prevalensi. diabetes mellitus adalah diabetes mellitus tipe 2.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Epidemi penyakit tidak menular muncul menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia saat ini. Berdasarkan studi epidemiologi terbaru, Indonesia telah memasuki
Lebih terperinciKINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN
KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN Desri Natalia Siahaan*, Mula Tarigan** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU ** Dosen Departemen Keperawatan Dasar
Lebih terperinciFitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...
Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Hubungan antara Peranan Perawat dengan Sikap Perawat pada Pemberian Informed Consent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pasien di RS PKU
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN
ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN (Analysis Of Nursing Documentation Application Standard With The Quality Of Service
Lebih terperinciBEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN. Iin Inayah dan Wahyuni
11 BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN Iin Inayah dan Wahyuni Stikes Jenderal A.Yani Cimahi RSK. Bhakti Wara Abstrak Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciHUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK
HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG Tina Krisnawati 1), Ngesti W. Utami 2), Lasri 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Lebih terperinciHUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: DEWI YULIANA 201310201016 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016 Suriani Ginting Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan Abstrak Caring adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi merupakan pengalaman yang sulit bagi sebagian pasien
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi merupakan pengalaman yang sulit bagi sebagian pasien karena kemungkinan hal buruk yang membahayakan pasien bisa saja terjadi, sehingga dibutuhkan peran
Lebih terperinciIJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016
Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Bangsal Tjan Timur Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru (The Correlation Therapeutic Communication with Patient Satisfaction Level in Tjan
Lebih terperinciSantoso, et al, Perbedaan Kepuasan Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Santoso, et al, Perbedaan Kean Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Perbedaan Kean Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis Komputerisasi dan Manual (Studi di RS Paru dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Discharge planning adalah suatu proses dimana pasien mulai mendapat pelayanan kesehatan yang diberikan dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun
Lebih terperinciPELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAIONEL ABIDIN
PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAIONEL ABIDIN IMPLEMENTATION DISCHARGE PLANNING FOR PATIEN IN INPATIEN NEUROLOGICAL DISEASES OF dr. ZAINOEL ABIDIN GENERAL
Lebih terperinciFAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan sebagai salah satu
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT TENTANG MANFAAT DISCHARGE PLANNING
HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT TENTANG MANFAAT DISCHARGE PLANNING DENGAN PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : ANA MARIA
Lebih terperinciPERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA ABSTRACT
Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat (Widuri) HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA Widuri 1, Maryadi 2, Lestari
Lebih terperinci1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI
1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI DESCRIPTION OF NURSE IN THE PREVENTION OF BEHAVIOR IN THE EVENT OF PLEBITIS INPATIENT KEDIRI BAPTIST
Lebih terperinciPANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN
PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat
Lebih terperincimaupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume13, No. 1February 2017 PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING DI RUMAH SAKIT.
PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING DI RUMAH SAKIT Heni Marliany 1, Yudhi Permana 2, Intan Permatasari 3 123Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Ciamis Email: marlianyheni@yahoo.com ABSTRACT One
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan pemulangan pasien adalah suatu proses dimana pasien mulai mendapat pelayanan kesehatan yang diberikan dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang sangat penting di Indonesia. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan
Lebih terperinciKOMUNIKASI PERAWAT DENGAN DAMPAK HOSPITALISASI PADA ANAK COMMUNICATION WITH IMPACT OF NURSE HOSPITALISASI IN CHILDREN
KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN DAMPAK HOSPITALISASI PADA ANAK COMMUNICATION WITH IMPACT OF NURSE HOSPITALISASI IN CHILDREN Desi Liana Sari 1 ;Imelda 2 1 Mahasiswa Prodi Fakultas Keperawatan Universitas Syiah
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP
PENELITIAN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP Tiara*, Arena Lestari* Perilaku perawat di tempat pelayanan kesehatan atau rumah sakit dalam menghadapi pasien sangat menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan perbaikan dan peningkatan secara bertahap dari tahun ke tahun. Saat ini petugas kesehatan seperti
Lebih terperinciHubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung
Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung 1 Kartini Apriana Hutapea 2 Blacius Dedi 3 Yuliana Elias 1,2,3 Sekolah Tinggi
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PERAN PERAWAT DALAM EDUKASI TENTANG NUTRISI PASIEN POST OPERASI. Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
KARYA TULIS ILMIAH PERAN PERAWAT DALAM EDUKASI TENTANG NUTRISI PASIEN POST OPERASI Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hardjono Ponorogo Oleh: ARIEN PURWANINGSIH NIM. 11612060 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang strategis. Peran utama rumah sakit terhadap masyarakat adalah memberikan pelayanan
Lebih terperinciDisampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014
Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014 1 Pelayanan keperawatan kesehatan di rumah merupakan sintesa dari keperawatan kesehatan komunitas dan keterampilan teknikal tertentu yang
Lebih terperinciPERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN
PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN Manuscript Oleh : HERNIK PRIHETI NIM. G2A212014 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI BANGSAL MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI BANGSAL MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Panji Pratama Putra, Syaifudin Disusun Oleh : PANJI
Lebih terperinciPERILAKU PERAWAT DALAM PENERAPAN MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI ACEH
PERILAKU PERAWAT DALAM PENERAPAN MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI ACEH Nurses Behavior in The Implementation of The Occupational Health and Safety in Aceh Riska Nazirah 1 ; Yuswardi 2
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : NINDY SAKINA GUSTIA 201110201112 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciHubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III
Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III M.Kustriyani 1), N.Rohana 2), T.S. Widyaningsih 3) F.S Sumbogo 4) 1,2,3) Dosen PSIK STIKES Widya Husada
Lebih terperinciIndah Lestari 1 ; Nani Safuni 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RUMAH SAKIT UMUM ACEH FULFILLMENT THE NEED OF SPIRITUAL IN CHRONIC RENAL FAILURE PATIENTS IN GENERAL HOSPITAL ACEH Indah Lestari ; Nani
Lebih terperinciPENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RSU. BUNDA THAMRIN MEDAN TAHUN 2012
PENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RSU. BUNDA THAMRIN MEDAN TAHUN 2012 Citra Triwahyuni 1, Siti Khadijah Nasution 2, Fauzi 3 1. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE Work Motivation Relationship with Nurse Satisfaction in Inpatient Units of Majene General Hospital
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu penyakit cerebrovascular dimana terjadinya gangguan fungsi otak yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak (Wardhani
Lebih terperinciPERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENERAPAN PRINSIP PERAWATAN ATRAUMATIK DI RUANG IBNU SINA RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENERAPAN PRINSIP PERAWATAN ATRAUMATIK DI RUANG IBNU SINA RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Anindiansari Pratiwi STIKES Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT Atraumatic care is the important
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA
HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA Nurul Nuryani 1, Dwi Dahlia Susanti 2 1 Staf RS Tasik Medika Citratama, 2 Dosen Program
Lebih terperinciDESKRIPSI MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI PESERTA PROLANIS BPJS DI PUSKESMAS PATARUMAN III KOTA BANJAR
DESKRIPSI MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI PESERTA PROLANIS BPJS DI PUSKESMAS PATARUMAN III KOTA BANJAR Eti Suhaeti 1) Nur lina dan Anto Purwanto 2) Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN PRODUKTIFITAS PERAWAT DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT Maria Lily Hozana*, Gustop Amatiria** *Perawat RS Panti Secanti Gisting **Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar
Lebih terperinciHUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH
HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH Liza Salawati Abstrak. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat (Sumijatun, 2009). Salah satu bagian integral dari pelayanan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah salah satu sarana yang memberikan pelayanan kesehatan yang memiliki peran dalam peningkatan derajat kesehatan kepada masyarakat (Sumijatun, 2009).
Lebih terperinciHUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Di ajukan sebagai salah satu syarat Untuk mencapai gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis
49 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesembuhan dan pemulihan status kesehatan. Bersama dengan itu klien sekarang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pelayanan kesehatan tidak terlepas dari sejarah kehidupan bangsa. Dampak perkembangan zaman dan pembangunan dewasa ini juga menjadi faktor peningkatan
Lebih terperinciFUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain
FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU Zulkarnain STIKES Bhakti Husada Bengkulu Jl. Kinibalu 8 Kebun Tebeng Telp (0736) 23422 Email : stikesbh03@gmail.com
Lebih terperinciWindi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.
HUBUNGAN PELAYANAN PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP (ANGGREK, BOUGENVILLE, CRISAN, EDELWEIS) RSUD KEPULAUAN TALAUD CORELATIONS BETWEEN NURSE SERVICE AND
Lebih terperinciserangan yang cepat dan penyembuhannya dapat diprediksi (Lazarus,et al., 1994).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kulit sehat memiliki risiko mengalami kerusakan yang disebabkan oleh faktor mekanis, bahan kimia, vaskular, infeksi, alergi, inflamasi, penyakit sistemik, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan yang tujuan utamanya memberikan pelayanan jasa terhadap masyarakat sebagai usaha meningkatkan
Lebih terperinciGAMBARAN KINERJA PERAWAT DALAM DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
Sekolah TinggiIlmuKesehatan Kendal ISSN : Print 2089-0834 GAMBARAN KINERJA PERAWAT DALAM DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN Tina Solawati 1, Qurrotul Aeni 1, Dewi Sulistiyowati 1 Program Studi Ilmu Keperawatan,
Lebih terperinciPROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA RSUP DR. M. DJAMIL PADANG 2013 DAFTAR ISI
PROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA RSUP DR. M. DJAMIL PADANG 2013 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i I. Pendahuluan...1 1 II. Latar Belakang...1 III. Tujuan...1 IV. Kegiatan pokok...2 V. Cara melaksanakan kegiatan...2
Lebih terperinciGAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG
GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG Ida Fitriya *), Purbowati,S.Gz.,M.Gizi **), dr. H. Adil Zulkarnain, Sp. OG (K) ***) *) Alumnus Program Studi D-IV
Lebih terperinciStudi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan RSUD Takalar
Biocelebes, Desember 2010, hlm. 98-103 ISSN: 1978-6417 Vol. 4 No. 2 Studi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan RSUD Takalar Fitriah Handayani 1) dan Diah Mutiarasari 2)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari satu periode (Udjianti,
Lebih terperinciTINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014
TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014 Fitria Hidayanti Abstract In order to improve the quality of
Lebih terperinciHUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SURAKARTA TAHUN 2013
HUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SURAKARTA TAHUN 2013 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 3, Oktober 2011
PENDOKUMENTASIAN TENTANG PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG BAROKAH RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG Indah Indrajati, M.Basirun Al Ummah 2, Tri Sumarsih, 3, 2,3Jurusan Keperawatan
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PERSIAPAN PASIEN PULANG TERHADAP KEPUASAN PASIEN TENTANG PELAYANAN KEPERAWATAN DI RS ROMANI SEMARANG
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PERSIAPAN PASIEN PULANG TERHADAP KEPUASAN PASIEN TENTANG PELAYANAN KEPERAWATAN DI RS ROMANI SEMARANG Vivi Yosafianti 1), Dera Alfiyanti 2) Program Studi Keperawatan Universitas
Lebih terperinciTINDAKAN KEPERAWATAN POST PARTUM NORMAL DAN ADAPTASI FISIOLOGI PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT ACEH
TINDAKAN KEPERAWATAN POST PARTUM NORMAL DAN ADAPTASI FISIOLOGI PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT ACEH NURSING IMPLEMENTATION POST PARTUM AND PHYSIOLOGY ADAPTATION ON MOTHER POST PARTUM IN GENERAL HOSPITAL
Lebih terperinciARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KELENGKAPAN PENCATATAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT MULIA HATI WONOGIRI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBERIAN DISCHARGE PLANNING DENGAN KETEPATAN JADWAL KONTROL PADA PASIEN POST OPERASI DI RSUD UNGARAN
HUBUNGAN PEMBERIAN DISCHARGE PLANNING DENGAN KETEPATAN JADWAL KONTROL PADA PASIEN POST OPERASI DI RSUD UNGARAN Tjahyanti Retno Kundari*) Umi Aniroh**)Zumrotul Choiriyyah **) *) Mahasiswa Prodi Keperawatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yaitu bertekad untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sehingga pemerintah telah mencanangkan visi dalam bidang pelayanan kesehatan yaitu bertekad
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pencegahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Undang-undang No. 44 Tahun 2009, rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nazwar Hamdani Rahil INTISARI Latar Belakang : Kecenderungan
Lebih terperinciKata Kunci : Persepsi Pasien, Mutu Jasa Pelayanan.
PERSEPSI PASIEN TENTANG MUTU JASA PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO Rilyasari Hayatuddin*, Ricky C. Sondakh*, Frans J.O. Pelealu** *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan metode pendekatan cross sectional yaitu mengukur variabel bebas aktivitas olahraga dan variabel
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG Ni Nyoman Dewi Supariani 1 Abstract. The utilization of oral health services
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi pemenuhan kebutuhan perasaan bahagia, sehat, serta
Lebih terperinciABSTRACT. Ranti Susanti 1), Wahyuningsih Safitri 2), Anissa Cindy Nurul Afni 3) ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAKAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL: MENURUNKAN RISIKO CIDERA AKIBAT JATUH DI RUANG PERAWATAN DEWASA RSUD DR.MOEWARDI Ranti Susanti 1), Wahyuningsih
Lebih terperinci