LAPORAN PRAKTIKUM SORTASI BENIH, UJI VIABILITAS DAN UJI VIGOR BENIH
|
|
- Erlin Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN PRAKTIKUM SORTASI BENIH, UJI VIABILITAS DAN UJI VIGOR BENIH Oleh : Golongan A/Kelompok 6B 1. Kizah Musdalifah Ulin Nuha Soraya LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2017 i
2 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih yang berkualitas meruapakan benih yang memiliki mutu fisik dan daya kecambah benih yang baik tinggi. Benih ynag berkualitas akan menjadikan tumbuhan tumbuh dengan normal. Untuk mendapatkan benih yang baik maka perlu adanya kegiatan sortasi, viabilitas benih dan vigor benih. mengetahui daya berkecambah atau yang lebih dikenal dengan viabilitas maka diperlukan suatu pengujian. Sortasi adalah pemisahan benih yang baik dengan kotoran yang terbawa oleh benih dan benih yang tidak baik. Kotoran benih dapat berupa kerikil ataupun benda lainnya. Sortasi dilakukan agar benih yang hendak ditanam tidak tercampur oleh kotoran. Viabilitas benih merupakan daya atau kemampuan hidup benih untuk berkecambah normal pada kondisi lingkungan yang optimum. Diantaranya pendekatan fisik, fisiologis dan juga biokimia. Pendekatan fisik dapat mengetahui daya kecambah atau viabilitas benih melalui pengukuran terhadap bobot 1000 biji, berat jenis benih, persentase benih yang retak dan tingkat kecerahan kulit benih. Pendekatan fisiologis dapat dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap pertumbuhan embrio dan kotiledon dari benih menjadi benih yang berkecambah. Pendekatan biokimiawi dapat dengan melalui pengukuran terhadap senyawa senyawa kimia yang terkandung dalam benih yang sangat erat hubungannya dengan kemampuan tumbuh dari benih. Benih mengandung senyawa- senyawa antara lain karbohidrat, lemak, dan protein. Vigor benih merupakan kekuatan benih tumbuh pada media yang sub optimum. Media yang sub optimum misalnya terjadi salinitas (kadar garam yang tinggi) dan kekeringan. Vigor benih yang baik dan tinggi ditandai dengan benih yang tahan disimpan lama, mampu bertahan terhadap serangan hama dan penyakit, tumbuhnya seragam, mampu menghasilkan tanaman dewasa yang tumbuh dengan normal dan dapat berproduksi dengan baik dalam keadaan lingkungan tumbuh yang sub optimal. Sebaliknya, benih yang memiliki vigor yang rendah akan mengakibatkan terjadinya kemunduran yang cepat selama 1
3 penyimpanan benih, makin sempitnya keadaan lingkungan dimana benih dapat tumbuh, kecepatan berkecambah benih menurun, kepekaan akan serangan hama dan penyakit meningkat, meningkatnya jumlah kecambah abnormal dan rendahnya produksi tanaman. Berdasarkan hal tersebut, maka dilaksanakan kegiatan praktikum mengenai sortasi, viabilitas benih dan vigor benih. Sortasi dilakukan secara manual. Uji viabilitas benih dilakukan selama 14 hari menggunakan metode kertas digulung didalam plastik sedangkan uji vigor benih dilakukan selama 7 hari. Benih yang digunakan adalah benih jagung dan padi. 1.2 Tujuan 1. Untuk menguji kemurnian benih secara fisik 2. Untuk melatih mamhiswa agar dapat melakukan uji viabilitas dan vigor benih. 2
4 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Vigor merupakan kemampuan suatu benih untuk tumbuh secara baik didalam kondisi yang sub optimum. Kegiatan pertanaman bahan utama yang digunakan yaitu benih. Jenis benih yang di gunakan pada saat pertanaman harus memiliki kualitas yang baik. Jenis benih pada kegiatan uji vigor tidak berpengaruh. Jenis benih yang dimaksudkan bahwa tidak berpengaruh pada kegiatan vigor yaitu benih tersebut tidak berpengaruh pada proses daya perkecambahannya (Tustiyani, 2016). Proses perkecambahan membutuhkan air yang cukup. Benih yang direndam terlebih dahulu kemungkinan akan memiliki daya kecambah yang tinggi. Benih yang di rendam di air sebaiknya menggunakan air panas maupun air yang dingin. Perendaman benih sebaiknya sesuai dengan benihnya. Karena pada setiap benih memiliki daya imbibisi yang berbeda (Kaya, 2013). Penyimpanan merupakan salah satu cara untuk mencadangkan benih atau suatu barang untuk keperluan panjang. Vogor benih memiliki mekanisme dalam proses penyimpanannya. Mekanisme tersebut memiliki tujuan dalam menyimpan vigor benih. Tujuannya yaitu kemampuan suatu benih agar dapat menyimpan cadangan makannya supaya benih tidak mengalami kerusakan (Shintarika, 2013). Benih jagung memiliki daya simpan selama kurang lebih 2 tahun. Benih jagung yang di sampan selama 2 tahun masih meimiliki daya kecambah sekitar 90%. Benih kecambah yang di simpan selama 2 tahun tersebut tidak berpengaruh pada viabilitasnya. Benih jagung tersebut tidak mengalami kemunduran viabilitas (Sastrosupadi, 2000). Benih memiliki daya kecambah yang bermacam-macam. Daya kecambah benih dapat di pengaruhi oleh beberpa faktor yang terdapat dalam benih. Faktor yang dimaksud salah satunya ialah berat ukuran pada benih. Benih yang memiliki berat ukuran yang meningkat maka daya perkecambahannya akan meningkat pula (Suita, 2013). Kadar air yang dihasilkan oleh benih sangat berkaitan dengan daya kecambah suatu benih. Kadar air yang dimiliki oleh benih apabila kadar air pada benih rendah maka daya kecambah yang dimiliki benih akan semakin meningkat. 3
5 Salah satu benih yang memiliki kadar air rendah yaitu benih ortodox, dimana benih tersebut dapat mempertahankan viabilitasnya (Rahardjo, 2017). Indikasi fisiologi dapat memperbaiki viabilitas dan vogor pada benih. Indikasi fisiologis yang dapat memperbaiki viabilitas dan vogornya yaitu dapat memperbaiki perkecambahan pada benih. Indikasi fisologis juga dapat memperbaiki daya kecambahnya pada benih. Kecepatan tumbuh benih juga merupakan salah satu faktor dari indikasi fisiologis (Ridha, 2017). Menurut Widajati dkk (2013), hal hal yang mempengaruhi viabilitas benih antara lain adalah mutu sumber benih, ketersediaan air, ketersediaan hara, lahan produksi benih, suhu yang optimum dan cahaya yang cukup. Faktor lingkungan yang mendukung akan menyebabkan benih dapat tumbuh berkecambah dengan normal. Tolok ukur dari kekuatan berkecambah atau viabilitas benih yaitu kecepatan tumbuh dan keserampakan tumbuh. Kecepatan tumbuh merujuk pada benih dapat tumbuh dengan cepat dalam beberapa waktu. Keserampakan tumbuh menunjukkan benih tumbuh seragam sehingga dapat dikelompokkan antara benih yang tumbuh dengan normal dengan yang tidak. 4
6 BAB 3. METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum Teknologi dan Produksi Benih yang berjudul Sortasi Benih, Uji Viabilitas dan Vigor Benih dilaksanakan pada Hari Rabu, tanggal 9 Oktober 2017 pukul di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember. 3.2 Alat dan Bahan Alat 1. Kertas label 2. Timbangan analitik 3. Kertas buram 4. Bak pengecambah 5. Karet gelang 6. Sekop kecil 7. Botol air mineral Bahan 1. Benih padi, jagung, kedelai, kacang hijau 2. Air 3. Substrat pasir 3.3 Cara kerja Sortasi Benih 1. Menyiapkan benih yang akan dilakukan uji kemurnian benihnya. 2. Menimbang benih tersebut, kemudian hamparkan (A gram). 3. Memisahkan antara benih murni (BM), benih tanaman lain (BTL) dan kotoran benih (KB). 5
7 4. Menimbang masing-masing benih murni (B gram), benih tanaman lain (C gram) dan kotoran benih (D gram) yang ditemukan kemudian menghitung presentasenya. 5. Mendeskripsikan ciri fisik dari masing-masing benih murni (BM), benih tanaman lain (BTL) dan kotoran benih (KB) Uji Vigor Benih 1. Menyiapkan media tanam berupa pasir kemudian membersihkan dan mengayak halus. 2. Memasukkan media tanam ke dalam bak pengecambah sampai setengah tinggi bak pengecambah 3. Menanam benih padi, jagung, kedelai, kacang hijau (sesuai perlakuan) 4. Melakukan pengamatan pada hari ke 3, 5 dan Mengukur tinggi kecambah/bibit pada hari ke Uji Viabilitas Benih 1. Mempersiapkan benih padi, jagung, kedelai, kacang hijau. 2. Menanam benih padi, jagung, kedelai, kacang hijau pada substrat dengan menggunakan metode UKDdp (Uji Kertas Digulung Didirikan dalam Plastik) dengan cara sebagai berikut: a. Menghamparkan selembar plastik transparan tipis ukuran 20x30 cm. b. Menyiapkan 3-4 lembar kertas buram lembab ukuran 20x30 cm dan meletakkan terhampar diatas lembar plastik. c. Menanam butir benih padi, jagung, kedelai, kacang hijau diatas substrat dengan cara menyusun secara baris dalam bentuk berselang seling (gigi walang). d. Menutup substrat yang telah ditanami dnegan 2-3 lembar kertas lembab lainnya. e. Menggulung substrat kertas yang telah ditutupi (memberi label keterangan) dan menempatkan hasil gulungan dengan posisi vertikal dalam alat pengecambah. 6
8 3. Menjaga kelembaban substrat setiap saat. 4. Melakukan pengamatan pada hari ke 3, 5, 7, 10, dan Mengukur tinggi kecambah/bibit pada hari ke Variabel Pengamatan 1. Persentase sortasi benih 2. Viabilitas benih 3. Vigor benih 3.5 Analisis Data Analisis data pada praktikum ini menggunakan analisis data deskriptif kualitatif. 7
9 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Sortasi Benih Kelompok Jenis Tanaman Presentase Deskripsi 1 Padi Ulangan 1 BM : 58,47% BTL : 21,86% KB : 18,33% 2 Padi Ulangan 2 BM : 44,48% BTL : 37,49% KB : 16,26% 3 Padi Ulangan 3 BM : 62,07% BTL : 15,51% KB : 21,87% 4 Padi Ulangan 4 BM : 65,70% BTL : 19,72% KB : 19,14% Benih murni mempunyai ciri-ciri benihnya bernas, tidak ada campuran dari kotoran lain serta tidak keriput. Benih murni memiliki presentase 58,47% lebih besar dari BTL dan KB. Memiliki presentase 19,08% dan KB 19,08%. Benih murni mempunyai ciri-ciri benihnya bernas, tidak ada campuran dari kotoran lain serta tidak keriput. Benih murni memiliki presentase 44,48% lebih besar dari BTL dan KB. Memiliki presentase 37,49% dan KB 16,26%. Pada benih murni warna tetap tidak terpengaruh oleh benih lain (BTL) dan kotoran benih (KB). Presentase benih murni lebih besar yaitu 62,07% dibandingkan BTL 15,51% dan KB 21,87%. Pada benih murni tampilan bijinya bernas, tidak ada campuran dari kotoran lain serta tidak keriput. Benih murni memiliki presentase 65,70% lebih besar dari BTL yaitu 19,72% dan KB 19,14%. 8
10 5 Jagung Ul 1 BM : 72,21 % BTL : 9,05% KB : 16,76% 6 Jagung Ul 2 BM : 77,78% BTL : 5,7% KB : 16,5% 7 Jagung Ul 3 BM : 80,11% BTL : 7,99% KB : 11,9% Ciri fisik benih murni penampilan bijinya bernas, tidak keriput, tidak rusak dan benih tidak tercampur dengan benih lain. Presentase benih murni lebih besar yaitu 72,21% dibandingkan BTL 9,05% dan KB 16,76%. Ciri fisik benih murni yaitu benih bernas, tidak keriput, tidak tercampur dengan kotoran benih dan benih tanaman lain, presentase benih murni 77,78%, benih tanaman lain 5,7% dan Kotoran benih 16,5 %. Ciri fisik benih murni yaitu benih bernas, tidak keriput, tidak tercampur dengan kotoran benih dan benih tanaman lain, presentase benih murni 80,11%, benih tanaman lain 7,99% dan Kotoran benih 11,9 %. Padi ulangan ke-1,terdapat benih murni yang mempunyai ciri-ciri benihnya bernas, tidak ada campuran dari kotoran lain serta tidak keriput. Benih murni memiliki presentase 58,47% lebih besar dari BTL dan KB. Memiliki presentase 19,08% dan KB 19,08%. Padi ulangan ke-2 terdapat benih murni yang mempunyai ciri-ciri benihnya bernas, tidak ada campuran dari kotoran lain serta tidak keriput. Benih murni memiliki presentase 44,48% lebih besar dari BTL dan KB. Memiliki presentase 37,49% dan KB 16,26%. Benih murni padi ulangan 3 warna tetap tidak terpengaruh oleh benih lain (BTL) dan kotoran benh (KB). Presentase benih murni lebih besar yaitu 62,07% dibandingkan BTL 15,51% dan KB 21,87%.. Benih murni padi ulangan 4 tampilan bijinya bernas, tidak ada campuran dari kotoran lain serta tidak keriput. Benih murni memiliki presentase 65,70% lebih besar dari BTL yaitu 19,72% dan KB 19,14%.. Ciri fisik benih 9
11 murni jagung ulangan ke-1 penampilan bijinya bernas, tidak keriput, tidak rusak dan benih tidak tercampur dengan benih lain. Presentase benih murni lebih besar yaitu 72,21% dibandingkan BTL 9,05% dan KB 16,76%..Ciri fisik benih murni jagung ulangan 2 yaitu benih bernas, tidak keriput, tidak tercampur dengan kotoran benih dan benih tanaman lain, presentase benih murni 77,78%, benih tanaman lain 5,7% dan Kotoran benih 16,5 %. Ciri fisik benih murni jagung ulangan 3 yaitu benih bernas, tidak keriput, tidak tercampur dengan kotoran benih dan benih tanaman lain, presentase benih murni 80,11%, benih tanaman lain 7,99% dan Kotoran benih 11,9 % Vigor Benih Hari ketiga, benih padi ulangan pertama mengalami perkecambahan normal sebanyak 1 dan abnormal sebanyak 19. Ulangan kedua, terdapat 3 benih yang tumbuh normal dan 17 benih yang tumbuh abnormal. Ulangan ketiga, terdapat 3 benih yang tumbuh normal dan terdapat 17 benih yang tumbuh abnormal. Ulangan keempat terdapat 5 benih yang tumbuh dan 15 yang berkecambah abnormal. Benih jagung di hari ketiga, mengalami perkecambahan yang cukup baik. Ulangan pertama, kedua dan ketiga berturut mengalami perkecambahan normal 10, 17 dan 15 benih jagung sedangkan sisanya tidak berkecambah dengan normal. Sehingga, hari ketiga rata-rata benih sudah mulai tmbuh. 10
12 Hari kelima, benih padi ulangan pertama mengalami perkecambahan normal sebanyak 6 dan abnormal sebanyak 14. Ulangan kedua, terdapat 10 benih yang tumbuh normal dan 10 benih yang tumbuh abnormal. Ulangan ketiga, terdapat 10 benih yang tumbuh normal dan terdapat 10 benih yang tumbuh abnormal. Ulangan keempat terdapat 6 benih yang tumbuh dan 14 yang berkecambah abnormal. Benih jagung di hari kelima, mengalami perkecambahan yang cukup baik. Ulangan pertama, kedua dan ketiga berturut mengalami perkecambahan normal 18, 15 dan 14 benih jagung sedangkan sisanya tidak berkecambah dengan normal. Hari kelima ini benih telah berkecambah dengan baik dan cenderung meningkat. Hari ketuju, benih padi ulangan pertama mengalami perkecambahan normal sebanyak 15 dan abnormal sebanyak 5. Ulangan kedua, terdapat 16 benih yang tumbuh normal dan 1 benih yang tumbuh abnormal serta terdapat 1 benih yang mati. Ulangan ketiga, terdapat 16 benih yang tumbuh normal dan terdapat 4 benih yang tumbuh abnormal. Ulangan keempat terdapat 11 benih yang tumbuh dan 9 yang berkecambah abnormal. Benih jagung di hari kelima, mengalami kekuatan tumbuh yang cukup baik. Ulangan pertama, kedua dan ketiga berturut mengalami perkecambahan normal 16, 13 dan 10 benih jagung sedangkan sisanya tidak berkecambah dengan normal dan mati Viabilitas Benih 11
13 Hari ketiga, benih padi ulangan pertama mengalami perkecambahan normal sebanyak 6 dan abnormal sebanyak 9. Ulangan kedua, terdapat 13 benih yang tumbuh normal dan 2 benih yang tumbuh abnormal. Ulangan ketiga, terdapat 5 benih yang tumbuh normal dan terdapat 10 benih yang tumbuh abnormal. Ulangan keempat terdapat 8 benih yang tumbuh dan 7 yang berkecambah abnormal. Benih jagung di hari ketiga, mengalami perkecambahan yang cukup baik. Ulangan pertama, kedua dan ketiga berturut mengalami perkecambahan normal 15, 12 dan 12 benih jagung sedangkan sisanya tidak berkecambah dengan normal. Sehingga, hari ketiga rata-rata benih sudah mulai8 berkecambah. Hari kelima, benih padi ulangan pertama mengalami perkecambahan normal sebanyak 6 dan abnormal sebanyak 9. Ulangan kedua, terdapat 13 benih yang tumbuh normal dan 2 benih yang tumbuh abnormal. Ulangan ketiga, terdapat 10 benih yang tumbuh normal dan terdapat 5 benih yang tumbuh abnormal. Ulangan keempat terdapat 10 benih yang tumbuh dan 5 yang berkecambah abnormal. Benih jagung di hari empat, mengalami perkecambahan yang cukup baik. Ulangan pertama, kedua dan ketiga berturut mengalami perkecambahan normal 15, 15 dan 12 benih jagung sedangkan sisanya tidak berkecambah dengan normal. Hari kelima ini benih telah berkecambah dengan baik dan cenderung meningkat. Hari ketuju, benih padi ulangan pertama mengalami perkecambahan normal sebanyak 8 dan abnormal sebanyak 7. Ulangan kedua, terdapat 11 benih yang tumbuh normal dan 4 benih yang tumbuh abnormal. Ulangan ketiga, terdapat 10 benih yang tumbuh normal dan terdapat 5 benih yang tumbuh abnormal. Ulangan keempat terdapat 10 benih yang tumbuh dan 5 yang berkecambah abnormal. Benih jagung di hari kelima, mengalami perkecambahan yang cukup baik. Ulangan pertama, kedua dan ketiga berturut mengalami perkecambahan normal 13, 15 dan 11 benih jagung sedangkan sisanya tidak berkecambah dengan normal. Hari ketuju ini benih tidak mengalami peningkatan perkecambahan dari hari kelima. 12
14 Hari kesepuluh, benih padi ulangan pertama mengalami perkecambahan normal sebanyak 8 dan abnormal sebanyak 7. Ulangan kedua, terdapat 12 benih yang tumbuh normal dan 3 benih yang tumbuh abnormal. Ulangan ketiga, terdapat 10 benih yang tumbuh normal dan terdapat 5 benih yang tumbuh abnormal. Ulangan keempat terdapat 10 benih yang tumbuh dan 5 yang berkecambah abnormal. Benih jagung di hari kesepuluh, mengalami perkecambahan yang cukup baik. Ulangan pertama, kedua dan ketiga berturut mengalami perkecambahan normal 13, 15 dan 11 benih jagung sedangkan sisanya tidak berkecambah dengan normal. Hari kesepuluh ini benih tidak mengalami peningkatan perkecambahan dari hari ketuju. Hari keempat belas, benih padi ulangan pertama mengalami perkecambahan normal sebanyak 9 dan abnormal sebanyak 6. Ulangan kedua, terdapat 13 benih yang tumbuh normal dan 2 benih yang tumbuh abnormal. Ulangan ketiga, terdapat 9 benih yang tumbuh normal dan terdapat 6 benih yang tumbuh abnormal. Ulangan keempat terdapat 10 benih yang tumbuh dan 4 yang berkecambah abnormal dan 1 mati. Benih jagung di hari keempat belas, mengalami perkecambahan yang cukup baik. Ulangan pertama, kedua dan ketiga berturut mengalami perkecambahan normal 12, 14 dan 9 benih jagung sedangkan sisanya tidak berkecambah dengan normal. Hari keempat belas ini benih tidak mengalami peningkatan perkecambahan dari hari kesepuluh kaerna terjadi beberapa penurunan. 4.2 Pembahasan Sortasi Benih bertujuan agar benih yang akan diguanakan sebagai bahan tanam dalam kondisi yang baik. Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka benih yang digunakan adalah benih padi dan juga jagung. Benih dipisahkan dari benih tanaman lain, benih yang rusak, kotoran seperti kerikil dan lain sebagainya. Menurut Kuswanto (2003), benih adakalanya tercampur dengan benih atau benda lain yang tidak dikehendaki. Misalnya benih yang terkena serangan hama dan penyakit, benih hampa, partikel tanah, ataupun biji lain. Praktikum kali ini metode sortasi benih dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan. 13
15 Proses sortasi benih pada praktikum ini didapatkan persentase benih murni yang lebih besar sehingga dapat digunakan untuk perkecambahan benih. Selanjutnya benih tersebut akan digunakan untuk uji viabilitas benih dan uji vigor benih. Vigor merupakan kekuatan benih untuk berkecambah di dalam kondisi yang sub optimum. Vigor memiliki aspek fisiologis selama proses perkecambahan. Pertumbuhan vigor dalam kegiatan praktikum di setiap ualangan pada benih jagung maupun benih padi memiliki daya kecambah yang berbedabeda walaupun memiliki perlakuan yang sama pada setiap benih tersebut. Pada setiap perlakuan benih tersebut benih akan mengalami pertumbuhan secara normal, abnormal dan juga benih tersebut bisa mati. perbedaan pertumbuhan pada setiap ulangan benih padi maupun benih jagung dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan benih-benih tersebut ialah faktor lingkungan, suhu dan cuaca. Benih-benih tersebut dapat tumbuh meskipun faktorfaktor tersebut begitu besar pengaruhnya. Benih yang dapat tumbuh tidak sepenuhnya tumbuh dengan baik. Benih-benih yang ditanam pada setiap harinya dilakukan pengamatan. Pengamatan dilakukan pada hari ke-3, hari ke-5 dan hari ke-7. Benih yang tidak dapat tumbuh dengan dengan sempurna atau bisa dikatakan abnormal yaitu benih tersebut bisa dikatakan belum masak. Benih yang belum masak memiliki vigor yang rendah. Pada benih tersebut pembentukan embrio belum sempurna dalam benih. Embrio yang belum sempurna pada benih dapat menghambat daya kecambahnya. Cadangan makanan yang ada pada benh yg belum masak itu masih sedikit, sedangkan benih untuk dapat berkecambah membutuhkan energi yang cukup yang bisa di peroleh dari cadangan makanan tersebut. Benih yang memiliki vigor tinggi akan memproduksi atau menghasilkan produksi yang tinggi atau dapat dikatan benih itu dapat tumbuh dengan normal. Viabilitas benih merupakan daya kecambah bagi kecambah untuk tumbuh normal di tempat yang optimum. Apabila menanam benih ditempat yang telah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh benih akan tetapi benih tersebut tidak tumbuh maka ada faktor lain yang menyebabkan benih tersebut tidak dapat berkecambah. Hal tersebut dapat terjadi karena dormansi bioji dan viabilitas yang buruk. Benih 14
16 yang kehilangan viabilitasnya, tidak bisa berubah minjadi viabel kembali. Benih yang viabel adalah benih yang mampui berkecambah dengan baik tanpa adanya perlakuan pematahan dormansi. Uji viabilitas yang dilakukan pada praktikum kali ini dengan menggunakan benih padi dan jagung dengan pengujian selama 14 hari. Benih padi dilakukan 4 kali pengulangan sedangkan benih jagung sebanyak 3 kali pengulangan. Selama uji viabilitas benih ditemukan adanya peningkatan dan penurunan jumlah benih yang berkecambah normal dan tidak normal. Menurut Widajati dkk (2013), hal hal yang mempengaruhi viabilitas benih antara lain adalah mutu sumber benih, ketersediaan air, ketersediaan hara, lahan produksi benih, suhu yang optimum dan cahaya yang cukup. Faktor lingkungan yang mendukung akan menyebabkan benih dapat tumbuh berkecambah dengan normal. Tolok ukur dari kekuatan berkecambah atau viabilitas benih yaitu kecepatan tumbuh dan keserampakan tumbuh. Kecepatan tumbuh merujuk pada benih dapat tumbuh dengan cepat dalam beberapa waktu. Keserampakan tumbuh menunjukkan benih tumbuh seragam sehingga dapat dikelompokkan antara benih yang tumbuh dengan normal dengan yang tidak. 15
17 BAB 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Sortasi benih bertujuan untuk memisahkan benih murni dengan benih tanaman lain dan kotora benih. Persentase benih murni lebih tinggi sehingga dapat digunakan untuk perkecambahan uji viabilitas da vigor benih. 2. Vigor benih merupakan kekuatan tumbuh dari benih. Vigor dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga pada praktikum ini terjadi kenaikan dan penurunan selama 7 hari pengamatan. 3. Viabilitas benih merupakan daya kecambah benih normal di lingkungan yang optimum. Viabilitas juga dipenagruhi oleh beberapa faktor sehingga setiap benih memiliki daya kecambah yang berbeda. 5.2 Saran Sebaiknya perawatan dilakukan dengan baik dan rutin agar benih dapat berkecambah dengan baik dan normal. 16
18 DAFTAR PUSTAKA Kaya. M. E, dan H. Rehatta Pengaruh Perlakuan Pencelupan Dan Perendaman Terhadap Perkecambahan Benih Sengon (paraserianthes falcataria L.). Agrologia. 2(1): Kuswanto, H Teknologi Pemrosesan, Pengemasan dan Penyimpanan Benih. Yogyakarta: Kanisius. Rahardjo. P., Ernawati, dan B. Suroso Respon Benih Cabai Merah (capsicum annuum L.) Kadaluarsa Pada Lama Rendaman Air Kelapa Muda Terhadap Viabilitas, Vigor dan Pertumbuhan Bibit. Agritop, 15(1): Ridha. R., M. Syahril, dan B. R. Juanda Viabilitas Dan Vigoritas Benih Kedelai (glicine max (L) Merril.)Akibat Perendaman Dalam Ekstrak Telur Koeng Mas. Agrosamudra, 4(1): Sastrosupadi, A Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Yogyakarta: Kanisius. Sintharika. F., F. C. Suwarno, dan Suwarno Pengujian Vigor Daya Simpan Dan Vigor Terhadap Kekeringan Pada Benih Padi Gogo Dan Benih Padi Sawah. Bul. Agrohorti, 1(1): Suita. E Pengaruh Sortasi Benih Terhadap Viabilitas Dan Pertumbuhan Bibit Akor (acacia auriculiformis). Jurnal Pembenihan Tanaman Hutan, 1(2): Tustiyani. I., R. A. Pratama, dan D. Nurdiana Pengujian Viabilitas Dan Vigor Dari Tiga Jenis Kacang-Kacangan Yang Beredar Di Pasaran Daerah Semarang, Garut. Jur. Agroekotek, 8(1): Widayanti, E., E. Murniati., E.R. Palupi. T. Kartika., M.R Suhatanto dan A. Qadir Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. Bogor: IPB Press 17
19 LAMPIRAN Uji Viabilitas Benih Uji Vigor Benih Uji Vigor Benih Sortasi Benih
20
21
22
23 Sastrosupadi, A Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Yogyakarta: Kanisius.
24
25 Sintharika. F., F. C. Suwarno, dan Suwarno Pengujian Vigor Daya Simpan Dan Vigor Terhadap Kekeringan Pada Benih Padi Gogo Dan Benih Padi Sawah. Bul. Agrohorti, 1(1):
26
27 Kaya. M. E, dan H. Rehatta Pengaruh Perlakuan Pencelupan Dan Perendaman Terhadap Perkecambahan Benih Sengon (paraserianthes falcataria L.). Agrologia. 2(1):
28
29 Tustiyani. I., R. A. Pratama, dan D. Nurdiana Pengujian Viabilitas Dan Vigor Dari Tiga Jenis Kacang-Kacangan Yang Beredar Di Pasaran Daerah Semarang, Garut. Jur. Agroekotek, 8(1): 16-21
30
31 Rahardjo. P., Ernawati, dan B. Suroso Respon Benih Cabai Merah (capsicum annuum L.) Kadaluarsa Pada Lama Rendaman Air Kelapa Muda Terhadap Viabilitas, Vigor dan Pertumbuhan Bibit. Agritop, 15(1):
32
33
34
35
36
37
MATERI 3. VIABILITAS, VIGOR DAN UJI TZ
MATERI 3. VIABILITAS, VIGOR DAN UJI TZ PENDAHULUAN UJI VIABILITAS Viabilitas adalah kemampuan benih atau daya hidup benih untuk tumbuh secara normal pada kondisi optimum. - Kondisi optimum : kondisi yang
Lebih terperinciMATERI 3. VIABILITAS, VIGOR DAN UJI TZ
MATERI 3. VIABILITAS, VIGOR DAN UJI TZ PENDAHULUAN UJI VIABILITAS Viabilitas adalah kemampuan benih atau daya hidup benih untuk tumbuh secara normal pada kondisi optimum. - Kondisi optimum : kondisi yang
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian,, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai dari bulan April 2016 hingga Mei
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM SORTASI BENIH, UJI VIABILITAS, DAN VIGOR BENIH
LAPORAN PRAKTIKUM SORTASI BENIH, UJI VIABILITAS, DAN VIGOR BENIH Oleh : Golongan A / Kelompok 5B 1. Muhammad Nuris Shobah (161510501276) 2. Vina Melinda (161510501162) 3. Gigih Wahyuningsih (161510501181)
Lebih terperinciPendahuluan. ACARA I Perkecambahan Benih. (eksternal). Faktor Dalam Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :
Pendahuluan Perkecambahan benih dapat diartikan sebagai dimulainya proses pertumbuhan embrio dari benih yang sudah matang (Taiz and Zeiger ). dapat berkecambah bila tersedia faktor-faktor pendukung selama
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan
30 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai bulan Agustus sampai Oktober
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Darmaga pada
Lebih terperinciPENGUJIAN VIABILITAS DAN VIGOR DARI TIGA JENIS KACANG- KACANGAN YANG BEREDAR DI PASARAN DAERAH SAMARANG, GARUT
PENGUJIAN VIABILITAS DAN VIGOR DARI TIGA JENIS KACANG- KACANGAN YANG BEREDAR DI PASARAN DAERAH SAMARANG, GARUT (Seed Viability and Vigor Testing of Three Nut that are Sold in Samarang, Garut) Isna Tustiyani
Lebih terperinciUji mutu fisik dan fisiologis benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)
Standar Nasional Indonesia Uji mutu fisik dan fisiologis benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan Oktober 2013 sampai bulan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan Oktober 2011 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Bogor dan di Balai
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA TANAM DAN SUHU TERHADAP PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH KEDELAI (Glycine max ) DI LABORATORIUM BPSBTPH KALIMANTAN SELATAN
PENGARUH MEDIA TANAM DAN SUHU TERHADAP PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH KEDELAI (Glycine max ) DI LABORATORIUM BPSBTPH KALIMANTAN SELATAN Siti Saniah dan Muharyono Balai Pengujian dan Sertifikasi Benih
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di
14 BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian,, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di atas permukaan laut, pada
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Benih Indigofera yang digunakan dalam penelitian ini cenderung berjamur ketika dikecambahkan. Hal ini disebabkan karena tanaman indukan sudah diserang cendawan sehingga
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum
9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih Leuwikopo, Institut Pertanian Bogor, Dramaga-Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH
Fauziah Koes dan Ramlah Arief: Pengaruh Lama Penyimpanan PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH Fauziah Koes dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai
II. TINJAUAN PUSTAK A 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai Ukuran benih kacang kedelai berbeda-beda antarvarietas, ada yang kecil, sedang, dan besar. Warna bijinya kebanyakan kuning kecoklatan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari Oktober 2013 sampai dengan Januari
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Februari 2012 sampai Mei 2012. Penderaan fisik benih, penyimpanan benih, dan pengujian mutu benih dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciLAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH UJI DAYA KECAMBAH
LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH UJI DAYA KECAMBAH Nama : Amul Heksa Bajafitri NIM : 125040201111131 Kelompok : Jumat 11.00 Asisten : Intan Ratri Prasundari PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Juni tahun 2009. 3.2 Bahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan konsumsi pangan juga ikut meningkat. Namun pada kenyataannya, produksi pangan yang dihasilkan
Lebih terperinci47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan mengamati kecambah benih merbau yang hidup yaitu dengan cara memperhatikan kotiledon yang muncul ke permukaan tanah. Pada tiap perlakuan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di lahan di Desa Jatimulyo, Kecamatan Jati Agung,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan di Desa Jatimulyo, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Produksi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim
15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Buncis Buncis berasal dari Amerika Tengah, kemudian dibudidayakan di seluruh dunia di wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi yang dikenal sebagai sumber utama protein nabati yang dapat dimanfaatkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Benih Bermutu Viabilitas dan Vigor benih
4 TINJAUAN PUSTAKA Benih Bermutu Mutu benih merupakan sebuah konsep yang kompleks yang mencakup sejumlah faktor yang masing-masing mewakili prinsip-prinsip fisiologi, misalnya daya berkecambah, viabilitas,
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) VARIETAS OVAL
J. Agrotek Tropika. ISSN 27-4 24 Jurnal Agrotek Tropika 1():24-251, 21 Vol. 1, No. : 24 251, September 21 PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Justice dan Bass (2002), penyimpanan benih adalah. agar bisa mempertahankan mutunya. Tujuan dari penyimpanan benih
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyimpanan Benih Menurut Justice dan Bass (2002), penyimpanan benih adalah mengkondisikan benih pada suhu dan kelembaban optimum untuk benih agar bisa mempertahankan mutunya.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian produksi benih dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Negeri
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian produksi benih dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung mulai dari bulan Maret sampai Juni 2009. Pengujian viabilitas benih
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
13 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 hingga Januari 2011 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Merbau Darat 1. Deskripsi Ciri Pohon Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut (Martawijaya dkk., 2005). Regnum Subregnum Divisi Kelas Famili
Lebih terperinciPenelitian ini dilaksanakan di Lahan BPTP Unit Percobaan Natar, Desa Negara
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan BPTP Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan dan di Laboratorium Benih
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian Universitas Lampung dari Bulan Agustus 2011 sampai dengan Bulan
16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Bulan Agustus 2011 sampai
Lebih terperinciPEMECAHAN DORMANSI DAN UJI TETRAZOLIUM BENIH TOPOGRAFIS
PEMECAHAN DORMANSI DAN UJI TETRAZOLIUM BENIH TOPOGRAFIS Dormansi merupakan strategi benih tumbuhan tertentu untuk dapat mengatasi lingkungan suboptimum guna mempertahankan kelanjutan hidup spesiesnya.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di Lahan BPTP Unit Percobaan Natar, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Viabilitas benih Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi kecambah. Istilah lain untuk viabilitas benih adalah daya kecambah benih, persentase kecambah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Negeri Maulana Malik Ibrahim malang. Pada bulan Desember 2011 sampai
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim malang. Pada bulan Desember 2011 sampai dengan
Lebih terperinciI. HASIL DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id 21 I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perkecambahan Biji 1. Kecepatan Kecambah Viabilitas atau daya hidup biji biasanya dicerminkan oleh dua faktor yaitu daya kecambah dan kekuatan tumbuh. Hal
Lebih terperinciPEMATAHAN DORMANSI BENIH
PEMATAHAN DORMANSI BENIH A. Pendahuluan 1. Latar Belakang. Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk melangsungkan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih serta Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode
23 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Agustus 2012. Perbanyakan benih dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di KP Leuwikopo. Pengujian benih dilakukan pada bulan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman sumber karbohidrat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman sumber karbohidrat ketiga setelah padi dan jagung. Konsumsi penduduk dunia, khususnya penduduk negara-negara
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Vigor Benih
TINJAUAN PUSTAKA Vigor Benih Vigor adalah sekumpulan sifat yang dimiliki benih yang menentukan tingkat potensi aktivitas dan kinerja benih atau lot benih selama perkecambahan dan munculnya kecambah (ISTA,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene Glycol)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Secara agronomis biji merupakan hasil budidaya yang
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan tahap lanjutan dari penelitian yang dilakukan di lahan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan tahap lanjutan dari penelitian yang dilakukan di lahan sawah Desa Pujoharjo, Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Pesawaran, Propinsi
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
19 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Penelitian Penelitian dilaksanakan di rumah kaca C Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini dilakukan selama kurun waktu 4 bulan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia setelah padi dan jagung. Menurut Irwan (2006), kandungan gizi
Lebih terperinciPENYIAPAN BENIH TANAMAN PADI
PETUNJUK LAPANGAN Oleh : M Mundir BP3K Nglegok PENYIAPAN BENIH TANAMAN PADI 1 PENYIAPAN BENIH UNTUK PERBENIHAN PADI I. LATAR BELAKANG Benih padi bermutu tinggi sangat penting dalam suatu usahatani, karena
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai
TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai Kedelai termasuk tanaman kacang-kacangan dengan klasifikasi lengkap tanaman kedelai adalah sebagai berikut, divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 4 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah lama perendaman (L) di dalam
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG 6000 (K) terdiri dari
Lebih terperinciMETODE. Tempat dan Waktu Penelitian
13 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor pada bulan Desember 2011 sampai Agustus
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.
21 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan
Lebih terperinciPEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia
57 PEMBAHASAN Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia Hasil pertemuan yang dilakukan pengusaha sumber benih kelapa sawit yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Perkebunan pada tanggal 12 Februari 2010,
Lebih terperinciPENENTUAN STADIA KEMASAKAN BUAH NANGKA TOAYA MELALUI KAJIAN MORFOLOGI DAN FISIOLOGI BENIH ABSTRAK
Media Litbang Sulteng 2 (1) : 56 61, Oktober 2009 ISSN : 1979-5971 PENENTUAN STADIA KEMASAKAN BUAH NANGKA TOAYA MELALUI KAJIAN MORFOLOGI DAN FISIOLOGI BENIH Oleh : Enny Adelina 1) ABSTRAK Dalam penyediaan
Lebih terperinciMUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN
MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN Oom Komalasari dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Mutu fisiologis jagung berpengaruh terhadap vigor awal tanaman dan
Lebih terperinciPELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PERSIAPAN TANAM BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PERSIAPAN TANAM BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : Persiapan Tanam Tujuan berlatih:
Lebih terperinciLampiran 1 : Deskripsi Varietas Kedelai
Lampiran 1 : Deskripsi Varietas Kedelai VARIETAS ANJASMORO KABA SINABUNG No. Galur MANSURIAV395-49-4 MSC 9524-IV-C-7 MSC 9526-IV-C-4 Asal Seleksi massa dari populasi Silang ganda 16 tetua Silang ganda
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Tanaman Jengkol Klasifikasi tanaman jengkol dalam ilmu tumbuh-tumbuhan dimasukkan dalam klasifikasi sebagai berikut (Pitojo,1992). Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae
Lebih terperinciPRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013
PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH 1 BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH Budidaya untuk produksi benih sedikit berbeda dengan budidaya untuk produksi non benih, yakni pada prinsip genetisnya, dimana
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Secara struktural benih itu sama dengan biji tumbuhan yang dihasilkan dari ovula yang dibuahi. Tetapi secara fungsional benih itu tidak sama dengan biji, sebab benih digunakan
Lebih terperinciSTUDI PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI BENIH DENGAN SKARIFIKASI MEKANIK DAN KIMIAWI
STUDI PERLAKUAN PEMATAHAN DORMANSI BENIH DENGAN SKARIFIKASI MEKANIK DAN KIMIAWI Zaki Ismail Fahmi (PBT Ahli Pertama) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Dormansi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE 10 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor dan Rumah Kaca Instalasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo
3 TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo Padi gogo adalah budidaya padi di lahan kering. Lahan kering yang digunakan untuk tanaman padi gogo rata-rata lahan marjinal yang kurang sesuai untuk tanaman. Tanaman padi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu
10 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada Agustus-Desember 2011, di Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB dan PT Tunas Inti Abadi, Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi
11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Viabilitas Benih 2.1.1 Viabilitas benih Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi kecambah. Istilah lain untuk viabilitas benih adalah daya kecambah
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. dengan Januari Pengujian viabilitas dilakukan di Laboratorium Pemuliaan
1 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan tegalan Perumahaan Puri Sejahtera, Desa Haji Mena Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada Oktober 2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor pembatas produksi benih adalah tejadinya kemunduran benih selama penyimpanan. Kemunduran benih ini dapat menyebabkan berkurangnya benih berkualitas
Lebih terperinciMATERI 5. UJI MUTU FISIK DAN KADAR AIR BENIH
MATERI 5. UJI MUTU FISIK DAN KADAR AIR BENIH PENDAHULUAN Uji mutu Fisik benih merupakan pengujian yang meliputi uji kemurnian, uji bobot 1000 butir benih. Uji kemurnian Benih Pengujian kemurnian benih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat hasil. Penggunaan benih bermutu tinggi dalam budidaya akan menghasilkan panen tanaman yang tinggi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal yaitu letak biji pada malai, yang terdiri dari: P1: Posisi biji
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran, buah tomat sering digunakan sebagai bahan pangan dan industri, sehingga nilai ekonomi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 5x4. Faktor pertama adalah konsentrasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas terpenting di dunia. Sebagai tanaman kacang-kacangan sumber protein dan lemak nabati,
Lebih terperinciMETODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan tanaman Bahan kimia Peralatan Metode Penelitian
METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Rumah Plastik di Kebun Percobaan Ilmu dan Teknologi Benih IPB, Leuwikopo, Dramaga, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Maret sampai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae, genus Lycopersicon, spesies Lycopersicon esculentum Mill. Tomat sangat bermanfaat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala
viabilitas 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Viabilitas dan Vigor Benih Viabilitas benih mencakup vigor dan daya kecambah benih. Viabilitas adalah daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Biji Buru Hotong Gambar biji buru hotong yang diperoleh dengan menggunakan Mikroskop Sterio tipe Carton pada perbesaran 2 x 10 diatas kertas millimeter blok menunjukkan
Lebih terperinciPENGARUH PERLAKUAN PENGAMPLASAN TERHADAP KECEPATAN BERKECAMBAH BENIH AREN
PENGARUH PERLAKUAN PENGAMPLASAN TERHADAP KECEPATAN BERKECAMBAH BENIH AREN (Arenga pinnata) Kamaludin Fakultas pertanian Universitas Kapuas Sintang e-mail : kamaludinkamal27@yahoo.co.id Abstrak: Tanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan tanaman diawali oleh proses perkecambahan, ada beberapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan tanaman diawali oleh proses perkecambahan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an yaitu
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Percobaan I. Pengaruh Suhu Air dan Intensitas Perendaman terhadap Perkecambahan Benih Kelapa Sawit
20 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Percobaan I. Pengaruh Suhu Air dan Intensitas Perendaman terhadap Perkecambahan Benih Kelapa Sawit Berdasarkan rekapitulasi hasil sidik ragam pada Tabel 1 menunjukkan bahwa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial, yang terdiri dari 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor I : Lokasi biji
Lebih terperinciPENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN
PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN Perbaikan mutu benih (fisik, fisiologis, dan mutu genetik) untuk menghasilkan benih bermutu tinggi tetap dilakukan selama penanganan pasca panen. Menjaga mutu fisik dan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman
2 I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang penting karena memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Setiap 100 gram kacang
Lebih terperinciPERCOBAAN I STRUKTUR BENIH. Pendahuluan
PERCOBAAN I STRUKTUR BENIH Pendahuluan Latar Belakang : Benih terdiri atas tiga komponen, yaitu kulit benih, embrio dan cadangan makanan. Kulit benih,yang merupakan lapisan terluar benih, dapat terdiri
Lebih terperinciLAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH DORMANSI
LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH DORMANSI NAMA : AMUL HEKSA BAJAFITRI NIM : 125040201111131 KELOMPOK : JUMAT 11.00 ASISTEN : INTAN RATRI PRASUNDARI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dilaksanakan pada bulan Juli
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dalam penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih Departemen Agronomi dan Hortikultura Faperta IPB. Pelaksanaan percobaan dimulai dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri atas 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah suhu penyimpanan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Penelitian ini
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian
13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, Dramaga, Bogor untuk pengujian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari kulit batangnya. Kenaf sebagai tanaman penghasil serat banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) merupakan tanaman penghasil serat yang berasal dari kulit batangnya. Kenaf sebagai tanaman penghasil serat banyak digunakan sebagai bahan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pembiakan Vegetatif Viabilitas dan Vigoritas
TINJAUAN PUSTAKA Pembiakan Vegetatif Secara umum, pembiakan tanaman terbagi menjadi dua cara yaitu pembiakan generatif dan pembiakan vegetatif. Pembiakan vegetatif merupakan perbanyakan tanaman tanpa melibatkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistematika 2.1.1. Botani Tanaman Padi Menurut Herawati (2012), tanaman padi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Ordo : Poales Family
Lebih terperinciPENGARUH KOMBINASI KADAR AIR BENIH DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS DAN SIFAT FISIK BENIH PADI SAWAH KULTIVAR CIHERANG
Jurnal Agrorektan: Vol. 2 No. 1 Juni 2015 53 PENGARUH KOMBINASI KADAR AIR BENIH DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS DAN SIFAT FISIK BENIH PADI SAWAH KULTIVAR CIHERANG Tita Kartika Dewi 1 1) Fakultas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri, produksi perlu ditingkatkan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
13 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca C Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta mulai bulan Oktober 2015 sampai dengan
Lebih terperinciSeed Coating untuk Meningkatkan Daya Simpan Benih Kakao. Sulistyani Pancaningtyas 1)
Seed Coating untuk Meningkatkan Daya Simpan Benih Kakao Sulistyani Pancaningtyas 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Penerapan teknologi seed coating sudah
Lebih terperinci