Jurnal yang berjudul Pembelajaran Sejarah Di SMA Negeri 1 Pinolosian (Suatu Penelitian Di SMA Negeri 1 Pinolosian)
|
|
- Leony Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LEMBAR PENGESAHAN Jurnal yang berjudul Pembelajaran Sejarah Di SMA Negeri 1 Pinolosian (Suatu Penelitian Di SMA Negeri 1 Pinolosian) Pembelajaran Sejarah Di SMA Negeri 1 Pinolosian Jurusan PendidikanSejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo 1
2 ABSTRAK Rossiyana Kobandaha. NIM Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Pinolosian. Skripsi. Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Dibimbing oleh Dra. Hj. Resmiyati Yunus, M.Pd (Pembimbing I) dan Bapak Drs. Joni Apriyanto, M.Hum (Pembimbing II) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan pembelajar ansejarah di SMA Negeri 1 pinolosiandanfaktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 pinolosian?. Penelitian ini dengan menggunakan analisis data dengan model kualitatif, dimana reduksi data, sajian data, penarikan simpulan/verifikasi dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) pembelajaransejarah di SMA Negeri 1 Pinolosian masih kurang, halinidapat tercermin dari minimnya kompetensi yang dimiliki terutama kompetensi pedagogik terutama dalam melaksanakan proses pembelajaran yang berkaitandengan penggunaan perangkat pembelaja ran yang belummaksimal, dan (2) Faktor-faktor penghambat dalam pembelajaran yang dihadapiolehgurudalampembelajaransejarah di SMA Negeri 1 Pinolosian antara laindipengaruhiolehpengalaman, dan persepsi. disampingitu, profesional guru, kurikulum dan bahan ajar merupakanfaktor penghambat pembelajaran yang di hadapi yang dihadapiolehgurusejarahdalammelaksanakanpemmbelajaran. Kata Kunci: PembelajaranSejarah Nama : Rossiyana Kobandaha Nim : Judul : Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Pinolosian Pembimbing : 1. Dra.Hj. Resmiyati Yunus, M.pd Pembimbing : 2. Drs. Joni Apriyanto, M.Hum 2
3 Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi peserta didik dengan guru. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan guru agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar bisa belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang masa seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran juga mempunyai pengertian yang sama dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Pembelajaran juga merupakan pemberdayaan potensi peserta didik menjadi kompetensi. Kegiatan pemberdayaan ini tidak akan berhasil tanpa ada orang yang membantu. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran, baik secara eksternal maupun internal diidentifikasikan sebagai berikut. Faktor-faktor eksetrnal mencakup guru, materi, pola interaksi, media dan teknologi, situasi belajar dan sistem. Masih banyak guru yang kurang menguasai materi dan dalam mengevaluasi siswa menuntut jawaban yang persis seperti yang ia jelaskan.guru juga mempunyai keterbatasan dalam mengakses informasi baru yang memungkinkan dapat mengetahui perkembangan terakhir dibidangnya dan kemungkinan perkembangan yang lebih jauh dari yang sudah dicapai sekarang. Selama kegiatan belajar mengajar guru belum memberdayakan seluruh potensi dirinya sehingga sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Selain pada persoalan guru juga pada siswa. Beberapa siswa belum belajar sampai pada tingkat pemahaman. Siswa belum mampu mempelajari fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum mampu menerapkannya secara efektif dalam pemecahan. Di era globalisasi ini diperlukan pengetahuan dan keanekaragaman keterampilan agar siswa mampu memberdayakan dirinya untuk menemukan, menafsirkan, menilai dan menggunakan informasi, serta melahirkan gagasan kreatif untuk menentukan sikap dalam pengambilan keputusan. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), khususnya sejarah, sering dianggap sebagai pelajaran yang sangat membosankan. Pembelajaran ini dianggap tidak lebih dari rangkaian angka tahun dan urutan peristiwa yang harus diingat kemudian diungkap kembali saat menjawab soal-soal ujian. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, karena masih terjadi sampai sekarang. Pembelajaran sejarah yang selama ini terjadi di sekolah-sekolah dirasakan sangat membosankan. Oleh karena itu perlu adanya kreatifitas guru untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar sekaligus penerapan metode, model dan strategi pembelajaran yang refresentatif. Hal ini untuk merangsang motivasi minat belajar siswa agar materi sejarah mudah dipahami. 3
4 Terkait dengan pernyataan di atas peneliti ingin mengetahui apakah di SMA Negeri 1 Pinolosian pembelajaran sejarah berjalan sebagaimana yang diharapkan. Namun di Sekolah SMA Negeri 1 Pinolosian para guru dalam proses pembelajaran belum menggunakan metode, model dan strategi pembelajaran. Guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas masi secara konvensional khususnya pada mata pelajaran sejarah, sehingga pembelajaran sejarah masi kurang berhasil. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sejarah, sehingga akan berpengaruh pada hasil akhir siswa. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Pinolosian? 2) Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 pinolosian? Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Pinolosian 2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Pinolosian. KAJIAN TEORETIS Kajian Teori Pengertian Sejarah Ketika sejarah sebagai kumpulan informasi tentang kelampauan, terbaur dengan segala hastrat dan praduga kultural, dan begitu pula kini, ketika apa yang disebut sejarah telah makin mendapatkan tempat yang terhormat. Menurut Hugiono dan Poerwantana (dalam Isjoni, 2007: 18) sejarah adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami manusia, disusun secara ilmiah meliputi urutan waktu, diberi tafsiran dan analisa kritis sehingga mudah di mengerti dan di pahami. Definisi sejarah menurut Kuntowijoyo (2001:18) ialah sebagai berikut: sejarah adalah rekonstruksi masa lalu. Jangan dibayangkan bahwa membangun masa lalu itu untuk kepentingan masa lalu sendiri ; itu antikuarinisme dan bukan sejarah. 4
5 Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sejarah cukup luas kajian konsepnya, hal ini disebabkan karena luasnya bidang ilmu sejarah, tekanan yang diberikan dari bagian definisi, juga tergantung dari sudut mana sejarah itu ditinjau. Akibatnya ialah timbulnya spesialisasi dari disiplin sejarah yang berupa cabang-cabang atau ranting-ranting yang lebih khusus. Sejarah juga berarti cerita atau kejadian atau peristiwa yang benar-benar sudah terjadi atau berlangsung pada waktu yang lalu, yang telah diteliti oleh penulis sejarah dari masa ke masa. Oleh karena itu sejarah masa lampau harus dipelajari dengan berpijak pada kenyataankenyataan perkembangan situasi sekarang serta tahapan yang berprespektif dari masa yang akan datang. Sumber Sejarah Peristiwa yang terjadi dan di alami oleh manusia pada masa lampau ada yang meninggalkan jejak-jejak peninggalan bukti-bukti yang menyangkut kehidupan masyarakat manusia. Kesemuanya itu di jadikan objek yang di teliti, dikaji dan disimpulkan oleh sejarawan. Menurut Helius Sjamsudin dan Ismaun (1996 :61) sumber sejarah ialah bahan-bahan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Unsur-Unsur Sejarah Dalam sejarah terdapat sisi luar dan sisi dalam. Sisi luar dari sejarah itu adalah rekaman perputaran waktu dan perputaran kekuasaan pada masa lampau. Tapi bila di tilitik secara mendalam, sejarah adalah suatu penalaran kritis dan usaha yang cermat untuk mencari kebenaran atau hikmah. Ibn Khaldun (dalam Isjoni 2007: 31). Sejarah memiliki unsur outside dan inside gambaran aktivitas manusia pada masa lampau. Collingwood (dalam Isjoni 2007:31). Unsur outside meliputi segala sesutu dari aktivitas manusia yang dapat di tangkap sejarawan sedangkan unsur inside atau internal elements, Burston (dalam Isjoni 2007:31) adalah ide-ide dan pikiran manusia (human thought) di balik aktivitas manusia pada masa lalu ber-bentuk motives, intentions, designs, purposes, dan policies. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa sejarah berlangsung dalam batasan ruang dan waktu, dengan batasan ruang diadakan tinjauan terhadap perubahan-perubahan yang dibawakan sejarah menurut tempat atau lokasi terjadinya peristiwa. Sehingga sejarah meneliti dan mengkaji peristiwa-peristiwa dalam masyarakat manusia yang terjadi pada masa atau waktu yang lalu. 5
6 Hakekat Belajar dan Pembelajaran Sejarah Pengertian Belajar Dalam pengertian yang umum dan sederhana, belajar seringkali diartikan sebagai aktivitas untuk memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap. Kemampuan orang untuk belajar menjadi ciri penting yang membedakan jenisnya dari jenis-jenis mahluk yang lain. Gredler (dalam Aunurrahman, 2012: 38) Menurut Syaiful B. Djamarah dan Aswan Zain (2010:10-11), Belajar adalah proses perubahan perilaku pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.. Hal serupa juga diungkapkan oleh Burton (dalam Syamsu Mappa dan Anisah Basleman, 1994:5) mendefinisikan belajar adalah suatu perubahan dalam individu sebagai hasil interaksinya dengan lingkungannya, untuk memenuhi kebutuhan dan menjadikannya lebih mampu melestarikan lingkungannya secara memadai. Syamsu Mappa dan Anisah Basleman (1994:14), mengungkapkan bahwa Belajar adalah suatu kegiatan dari seseorang yang mungkin dilakukan secara sengaja atau secara acak. Belajar mungkin melibatkan perolehan informasi atau dapat juga memperoleh keterampilan, sikap baru, pengertian atau nilai. Pengertian Pembelajaran Sejarah Menurut Kuntowijoyo (2001: 109) belajar sejarah tidak dapat dilepaskan dari belajar ilmu-ilmu sosial, meskipun sejarah punya cara sendiri menghadapi objeknya. Topik-topik baru terpikirkan, berkat ilmu-ilmu sosial, meskipun demikian, perlu diingat bahwa sejarah dan ilmu-ilmu sosial berbeda tujuannya. Pembelajaran sejarah memiliki nilai praktis dan pragmatis, untuk itu pembelajaran sejarah juga menekankan keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa, pemahaman dan kesadaran akan karakteristik cerita sejarah yang tak pernah bersifat final, dan perluasan tema sejarah politik dengan tema sejarah sosial, budaya, ekonomi dan teknologi. Siswa di ajak memahami makna perkembangan suatu masyarakat, baik secara global maupun dilingkungan sekitarnya serta proses penjatidirian, Hasan (dalam Isjoni, 2007). Definisi lain menurut Abdullah (dalam Isjoni, 200:43) pelajaran sejarah bukan rentetan peristiwa yang kering dan partikularistik, tetapi sebuah wacana intelektual yang kritis dan rasional. Selanjutnya menurut Isjoni (2007: 71) melalui pengajaran sejarah siswa mampu mengembangkan kompetensi untuk berpikir secara kronologis dan 6
7 memiliki pengetahuan tentang masa lampau yang dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan proses perkembangan dan perubahan masyarakat serta keragaman sosial budaya rangka menemukan dan menumbuhkan jati diri bangsa di tengah-tengah kehidupan masyarakat dunia Model-Model Pembelajaran Sejarah Berangkat dari pengertian sejarah, bahwa kesadaran sejarah dalam pembelajaran sejarah memerlukan partisipasi aktif, memecahkan masalah, dan kerja sama. Guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing untuk mendorong berkembangnya how to learn pada diri siswa Proses pembelajaran sejarah untuk mencapai tujuan pembelajaran sejarah (kesadaran sejarah) perlu diarahkan pada pembelajaran kolektif dalam bentuk model cooperative learning yang memiliki lima unsur: (1) saling ketergantungan positif, (2) tanggung jawab perseorangan, (3) tatap muka, (4) komunikasi antar anggota, dan (5) evaluasi proses kelompok. Salah satu faktor alami dalam pembelajaran sejarah adalah mendorong siswa untuk bekerja sama. Hiil (dalam Isjoni, 2007:90). Hakekat Guru Sejarah Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar-mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang di kemukakan oleh Adam dan Decey (dalam Uzer Usman, 2009: 9) antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan konselor. Menurut Wrightman (dalam Uzer Usman, 2009: 4) Peran guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya. Seperti pengajaran lain, sejarah merupakan salah satu wahana untuk mencerdaskan anak bangsa dalam arti luas. Dengan sifatnya yang unik, sejarah berpijak pada fakta masa lampau yang dianalisis untuk memahami masa kini dan diproyeksikan untuk merencanakan kehidupan masa depan. Persepsi siswa terhadap pengajaran sejarah bermacam-macam, ada yang menganggap pengajaran sejarah mengasyikkan tetapi ada juga yang berpendapat bahwa pengajaran sejarah adalah pelajaran yang membosankan karena dipenuhi dengan fakta, tahun-tahun kejadian, nama-nama para pelaku sejarah tersebut 7
8 Tugas Guru dalam Pembelajaran Sejarah Menurut Uzer Usman (2009: 6), terdapat tiga jenis tugas seorang guru yaitu: (1) tugas dalam bidang profesi, yakni sebagai pengajar; (2) tugas kemanusiaan, dan (3) tugas kemasyarakatan. Tugas dalam bidang profesi yakni sebagai tenaga pengajar karena apa yang telah diperoleh dari perguruan tinggi berupa bidang ilmu keahliannya harus disampaikan kepada orang lain melalui tugas mengajar. Sedangkan tugas kemanusiaan adalah apa yang berhubungan dengan mengajar selalu berkaitan dengan pemberian pengetahuan, pembinaan siswa berupa penanaman moral atau akhlak pada mereka. Tugas kemasyarakatan adalah mempertanggung jawabkan keberhasilan tugasnya mengajar yang selalu diharapkan dapat memenuhi harapan orang tua siswa. Menurut Mulyasa (2005:54) dalam proses pembelajaran dimungkinkan bagi para guru untuk menetapkan tingkat penguasaan yang diharapkan dari setiap peserta didik, dengan menyediakan kemungkinan belajar dan meningkatkan mutu pembelajaran. Guru harus mampu mencapai penguasaan penuh dalam belajar. METODE PENELITIAN Berdasarkan rumusan dan tujuan penelitian yang ada, maka bentuk penelitian ini adalah bentuk penelitian kualitatif deskripsi. Tujuannya adalah untuk menggambarkan kondisi yang ada pada situasi tertentu pada saat penelitian dilakukan dan tidak melakukan uji hipotesis. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus tunggal. Model analisis yang digunakan adalah model analisis interaktif yang dikemukanan oleh Miles dan Huberman (1992: 20) yaitu suatu aktivitas yang dilakukan di lapangan yang bersamaan dengan pengumpulan data. Model analisis ini, terdapat 3 (tiga) komponen yang saling berinteraksi untuk menelaah data keprofesionalan guru dalam pembelajaran yang telah dikumpulkan yaitu: reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Pinolosian tujuan pembelajaran di SMA Negeri 1 Pinolosian adalah untuk membentuk sikap, watak, dan kepribadian siswa telah menerima pembelajaran sejarah. Namun dalam kenyataannya, pembelajaran sejarah tidak selamanya dapat membentuk sikap, watak dan kepribadian siswa setelah menerima materi pembelajaran. 8
9 pelaksanaan pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Pinolosian sudah dilaksanakan dengan baik, namun proses kegiatan pembelajaran di kelas masih belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kebosanan siswa dalam menerima materi pembelajaran, dengan tingkat kebosanan siswa dalam menerima matei akan berdampak pada hasil belajar siswa itu sendiri. Selain itu, guru dalam melaksanakan pembelajaran masih menggunakan metode ceramah, sehingga siswa hanya pasif mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru. Faktor-Faktor Yang Menghambat Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Pinolosian faktor-faktor penghambat pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 PInolosian yang dihadapi dalam pembelajaran sejarah adalah penyelesaian target materi yang telah ditetapkan dalam kurikulum, kendala pelaksanaan pembelajaran sejarah lokal karena menuntut pengorganisasian kegiatan murid yang terencana, mulai dari penentuan topik, persiapan serta pelaksanaan kegiatan di lapangan sampai pada penyusunan laporan hasil kegiatan, kurangnya fasilitas penunjang dalam melaksanakan pembelajaran sejarah, seperti laboratorium sejarah, serta keterbatasan media yang disediakan pihak sekolah. Pembahasan Pembelajaran Sejarah Di SMA Negeri 1 Pinolosian secara umum guru sejarah SMA 1 Pinolosian mampu memahami standar kompetensi, kompetensi dasar, yang dijabarkan dalam indikator-indikator dan tujuan pembelajaran selanjutnya dikembangkan menjadi materi pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari perangkat pembelajaran yang selalu dijadikan pedoman dalam KBM. Dalam pelaksanaan pembelajaran tidak semua guru sejarah menyampaikan tujuan pembelajaran seperti yang ditulis dalam RPP karena dalam modul atau buku sudah tercantum Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) serta tujuan pembelajaran. Faktor-Faktor Yang Menghambat Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Pinolosian Faktor penghambat dalam pembelajaran sejarah diantaranya masalah model pembelajaran sejarah, kurikulum sejarah, masalah materi dan buku ajar atau buku teks, profesionalisme guru sejarah dan lain sebagainya. Yang pertama adalah masalah model pembelajaran sejarah, bahwa kenyataan yang ada sekarang, pembelajaran sejarah jauh dari harapan untuk memungkinkan anak melihat relevansinya dengan kehidupan masa kini dan masa depan. Mulai dari jenjang SD hingga SMA, pembelajaran sejarah cenderung hanya memanfaatkan fakta sejarah sebagai materi utama. Tidak aneh bila pendidikan sejarah terasa kering, tidak menarik, dan tidak memberi kesempatan kepada anak didik untuk belajar menggali makna dari sebuah peristiwa sejarah. Sistem pembelajaran sejarah yang dikembangkan sebenarnya tidak lepas dari pengaruh budaya yang telah mengakar. 9
10 Model pembelajaran yang bersifat satu arah dimana guru menjadi sumber pengetahuan utama dalam kegiatan pembelajaran menjadi sangat sulit untuk dirubah. Pembelajaran sejarah saat ini mengakibatkan peran siswa sebagai pelaku sejarah pada zamannya menjadi terabaikan. Pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa sebelumnya atau lingkungan sosialnya tidak dijadikan bahan pelajaran di kelas, sehingga menempatkan siswa sebagai peserta pembelajaran sejarah yang pasif. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdsarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Pinolosian masih kurang, hal ini dapat tercermin dari minimnya kompetensi yang dimiliki terutama kompetensi pedagogik terutama dalam melaksanakan proses pembelajaran yang berkaitan dengan penggunaan perangkat pembelajaran yang belum maksimal. 2. Faktor-faktor penghambat pembelajaran sejarah yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Pinolosian antara lain dipengaruhi oleh pengalaman, dan persepsi. Disamping itu, profesional guru, kurikulum dan bahan ajar merupakan kendala yang dihadapi oleh guru sejarah dalam melaksanakan pemmbelajaran serta keterbatasan media yang akan di gunakan dalam proses pembelajaran. Saran Berdsarkan simpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Guru sejarah disarankan agar dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya harus konsisten dengan silabus yang telah disusun dalam merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta memilih atau menggunakan metode dan media pembelajaran yang relevan. 2. Kepala sekolah disarankan untuk memberikan tugas mengajar kepada guru yang sesuai dengan bidang keahlian masing-masing dan harus rutin mengadakan pengawasan dalam pelaksanaan pembelajaran serta mengadakan pembinaan profesional secara terprogram kepada setiap guru mata pelajaran. 3. Diharapkan kepada pemerintah daerah memperhatikan fasilitas-fasilitas penunjang di setiap sekolah, sehingga pelaksanaan pembelajaran di sekolah dapat dilaksanakan dengan baik, terutama pada pembelajaran sejarah. 10
11 DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Taupik dan Abdurachman, Surjomiharjo Ilmu Sejarah dan Historiografi, Jakarta: Gramedia Anggara Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: penerbit ombak. Aunurrahman Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta Dalima A Metoode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak. Djamaroh, S.B Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Saiful Bahri dan Zain Aswan Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta Gottschalk Louis Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia Hamalik, Oemar Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hasan, 1994.Pendidikan Sejarah Untuk Membangun Manusia Baru Indonesia, Bandung: University Press IKIP Hasibuan dan Mudjono Manajemen Dasar, Pengertain dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara Harjanto Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya Helius, Sjamsuddin dan Ismaun Pengantar Ilmu Sejarah, Jakarta: Jalan Pintu satu. Isjoni Pembelajaran Sejarah Pada Satuan Pendidika, Bandung: Alfabeta Koenjaraningrat Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: P.T. Ikrar Mandi Abadi. 11
12 Kuntowijoyo Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Banteng Jaya Kunandar Guru Profesional. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada Majid Abdul Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya University Pres. Mappa Syamsu dan Anisah Basleman Teori Belajar Orang Dewasa. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Miles dan Huberman Model Teknik Analisis. Jakarta: Gramedia Mulyasa, E Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: CV. Maulana Noke Pembelajaran IPS Sejarah di SMA Se-Kecamatan Banggai, Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo Setiawati Membangun Kompetensi Belajar. Yogyakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Sudjana, Nana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT.Rosda Karya Tilaar, H.A.R Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Usman, Uzer Menjadi guru professional, Bandung: Remaja Rosdakarya 12
13 13
BAB I PENDAHULUAN. pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi peserta didik dengan guru. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan guru agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sepanjang hayat. Berbagai desain model dan metode pembelajaran di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan perubahan paradigma baru belajar dan pembelajaran di abad XXI lebih menekan pada belajar sepanjang hayat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penindasan bangsa lain, pada era global ini harus mempertahankan. identitas nasional dalam lingkungan yang kolaboratif.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bangsa-bangsa yang pada masa lalu dibangun sebagian besar akibat penindasan bangsa lain, pada era global ini harus mempertahankan identitas nasional dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Selain itu, pendidikan merupakan bagian integral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seluruh Warga Negara Indonesia berhak untuk mendapatkan pendidikan. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, yang mewajibkan pemerintah menyediakan pendidikan
Lebih terperinciARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIVITAS MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 BOLAANG UKI
ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIVITAS MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 BOLAANG UKI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Oleh RANTI HASAN NIM: 911 410 162 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang agar mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa. Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kemajuan peradaban di dunia ini. Melalui pendidikan, manusia
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian. Hasil Penelitian. Tidak ada pengaruh. Signifikasi. Signifikasi
BAB V PEMBAHASAN A. Rekapitulasi Hasil Penelitian Setelah melakukan analisis data penelitian, selanjutnya adalah mendeskripsikan hasil penelitian tersebut dalam sebuah tabel yang menggambarkan antara pedagogik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara disegala bidang pembangunan, karena pendidikan merupakan
Lebih terperinciII.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA
II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1. Konsep Metode Pembelajaran Tugas seorang guru di kelas adalah mengelola pembelajaran dan menyampaikan materi kepada siswanya.
Lebih terperinciIMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
NASKAH PUBLIKASI IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Guru-guru PKn SMP Negeri Sekecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen) Oleh : KARTIKA MEGA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dari segi bahasa berasal dari kata dasar didik, dan diberi awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara dan memberi latihan
Lebih terperincitingkah laku yang dapat dicapai melalui serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru.
BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teori 1. Belajar Sardiman A.M (1996: 22) mengatakan belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dapat dicapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin baik kualitas pendidikan disuatu negara akan menghasilkan bangsa yang cerdas. Keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan memiliki peranan sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan yang serba maju, modern dan serba canggih saat ini, pendidikan memiliki peranan sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
Lebih terperinciJurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS X AK 1 SMK NEGERI 1 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO Sofyawati Usman Jurusan Pendidikan Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran sejarah di tingkat sekolah menengah atas pada dasarnya memberikan ruang yang luas kepada siswa untuk dapat mengoptimalkan berbagai potensi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mengingat mutu pendidikan adalah hal yang penting, pembelajaran pun harus
1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan salah satu bentuk implementasi pendidikan. Mengingat mutu pendidikan adalah hal yang penting, pembelajaran pun harus memperlihatkan
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR Nina Sundari 1 ABSTRAK Tujuan artikel ini yaitu untuk mengetahui langkah-langkah dalam
Lebih terperinciPengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur
1 Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur Sasmita Hairia Lauma 1, Salma Bowtha 2, Badriyyah Djula 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membangun sebuah peradaban suatu bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam membangun sebuah peradaban suatu bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan diartikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kasus-kasus pembelajaran di kelas mata pelajaran Agama Islam lebih dekat dengan pembentukan perilaku daripada pengetahuan. Seorang muslim tidak dilihat dari ilmunya
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap Prestasi Siswa di SMPN se Kabupaten Tulungagung. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat
Lebih terperinciPenerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik
Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik Khaerul Anam (0700) Mahasiswa Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di masa sekarang ini perkembangan teknologi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk bidang pendidikan yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi dalam situasi global. Hal tersebut menjadi alasan penting bagi Indonesia untuk melakukan reformasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor untuk menciptakan sumber daya manusia. Dengan adanya sistem pendidikan yang baik dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 2009), hlm.3. di Abad Global, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 4. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 19, hlm. 4.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini pendidikan memiliki peranan penting, yakni bagaimana suatu bangsa dapat bersaing dikancah internasional hal ini berkaitan dengan sumber
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan sekaligus berhak mendapatkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK
Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi Zunita Riana Wati (09130020) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Belajar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha menciptakan manusia yang mampu berinovasi dengan mengembangkan potensi dalam dirinya. Selain itu, pendidikan juga meningkatkan
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru dalam proses
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad Yasin dalam Perjuangan Harakah Al-Muqawamah Melawan Israel di Palestina Tahun 1987-2004. Suatu kajian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan itu sendiri. Perubahan zaman yang serba cepat menuntut sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam dunia ini segalanya berubah, tidak ada yang abadi melainkan perubahan itu sendiri. Perubahan zaman yang serba cepat menuntut sumber daya manusia menyesuaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daya saing merupakan indikator untuk dapat bersaing dengan negaranegara lain di dunia pada era globalisasi. Daya saing akan lahir dari sumber daya manusia yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama
9 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide Cooperative berarti bekerja sama dan learning yang berarti belajar, jadi belajar melalui kegiatan bersama.
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN METODE JIGSAW DAN METODE MATRIKS INGATAN PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciPELAKSANAAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DI GUGUS MANGGA KECAMATAN JAYA BARU KOTA BANDA ACEH. Sri Risky Ramadani, Nurhaidah, Soedirman Z.
PELAKSANAAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DI GUGUS MANGGA KECAMATAN JAYA BARU KOTA BANDA ACEH Sri Risky Ramadani, Nurhaidah, Soedirman Z. Universitas Syiah Kuala Ramadaniriskysri@gmail.com ABSTRAK Salah satu
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Pendidikan Sejarah OLEH:
Artikel Skripsi METODE DISKUSI SERAP-OPINI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA (KD1-3) DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI IPS-2 SMA NEGERI 3 JOMBANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan kehidupan masyarakat. Perkembangan kemajuan ini ditandai dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4. 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses pembelajaran mengandung serangkaian perbuatan
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERVARIATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGAJAR GURU DI SDN 113 PEKANBARU
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERVARIATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGAJAR GURU DI SDN 113 PEKANBARU ARNIS Guru SD Negeri 113 Pekanbaru arrnis6@gmail.com ABSTRAK Hasil observasi penulis di SDN 113
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 memuat tentang pengertian pendidikan di negara kita Indonesia
Lebih terperinciPENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP GURU TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA PGRI LAWANG KABUPATEN MALANG TAHUN AKADEMIK 2015/2016
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP GURU TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA PGRI LAWANG KABUPATEN MALANG TAHUN AKADEMIK 2015/2016 LOREN TRISNAWINATA tlollend@yahoo.com Drs. Rusno, MM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Salah satu indikator keberhasilan pendidikan adapat dilihat dari perolehan nilai hasil belajar siswa.nilai hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam konteks nasional, kebijakan perubahan kurikulum merupakan politik pendidikan yang berkaitan dengan kepentingan berbagai pihak, bahkan dalam pelaksanaannya seringkali
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara
BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara Keterampilan berbicara memiliki cakupan materi mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi
Lebih terperinciPROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SENI BUDAYA (TEATER) DI SMAN 1 KRUENG BARONA JAYA YANG DILAKSANAKAN OLEH GURU BIDANG STUDI NON SENI ABSTRAK
PROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SENI BUDAYA (TEATER) DI SMAN 1 KRUENG BARONA JAYA YANG DILAKSANAKAN OLEH GURU BIDANG STUDI NON SENI Dina Febriani 1*, Ahmad Syai 1, Lindawati 1 1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. baik. Perlu diakui bahwa tidak semua manusia dapat tumbuh dan berkembang
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Dengan demikian, manusia dapat mencapai kemamjuan di berbagai bidang yang pada akhirnya dapat menempatkan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan baik dilihat dari sudut pandang internal berhubungan dengan pembangunan bangsa maupun dari
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Kecakapan Personal Siswa Melalui Metode Learning Journals Dalam Pembelajaran Sosiologi Kelas XI IPS 1 SMA Muhammadiyah 1 Muntilan
Upaya Meningkatkan Kecakapan Personal Siswa Melalui Metode Learning Journals Dalam Pembelajaran Sosiologi Kelas XI IPS 1 SMA Muhammadiyah 1 Muntilan Oleh Lely Suci Rahmawati dan Poerwanti Hadi Pratiwi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di sekolah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan ditentukan oleh keadaan pendidikan yang dijalani bangsa itu. 1. Pendidikan sebagai identitas mutlak dalam rangka pelaksanaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan penolong utama bagi manusia untuk menjalani kehidupan ini. Tanpa pendidikan, maka manusia sekarang tidak akan berbeda dengan keadaan pendahulunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2000), hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru ialah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. 1 Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki secara optimal, yaitu pengembangan potensi individu yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik,
Lebih terperinciARTIKEL. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Mengikuti Ujian Sarjana Pada Fakulats Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF TIPE PROBLEM-BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI SMK NEGERI 1 BOALEMO DI KAB.BOALEMO ARTIKEL Diajukan Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang penting, sebab maju atau tidaknya suatu bangsa tergantung pada pendidikan. Siapa pun yang mendapat pendidikan yang baik akan
Lebih terperinciVol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Eka Kurniawati Prodi Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Bengkulu Email
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pembentukan pemerintah negara Indonesia yaitu antara lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pada dasarnya guru merupakan kunci utama dalam pengajaran. Guru secara langsung berupaya mempengaruhi, mengarahkan dan mengembangkan kemampuan siswa didalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar untuk membekali warga negara agar menjadi warga negara yang memiliki kecerdasan dan kepribadian yang baik. Hal tersebut sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bidang yang memiliki peran penting dalam peningkatan daya saing suatu negara adalah pendidikan. Pendidikan saat ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya (Hamalik, 2004:79). Mutu pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY
1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY PADA PEMBELAJARAN IPS DI SDN 28 PAINAN TIMUR KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Mardalinda 1, Muhammad Sahnan 1, Khairul 2.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Upaya meningkatkan kreativitas siswa dengan metode discussion group
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Upaya meningkatkan kreativitas siswa dengan metode discussion group (DG)-group project
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam membina manusia yang memiliki penetahuan dan keterampilan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu mengembangkan perubahan tingkah laku pada siswa. Perubahan tingkah laku tersebut merupakan tujuan
Lebih terperinciPENGGUNAAN MULTI METODE DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH RSBI SMP NEGERI 4 KEPANJEN
PENGGUNAAN MULTI METODE DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH RSBI SMP NEGERI 4 KEPANJEN Maichel Aditiyas Suhendra Universitas Negeri Malang E-mail: michaelcrab@ymail.com ABSTRAK: Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan diungkapkan pula dalam pasal 1 ayat 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang - undang No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 19 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan tempat untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU (Suatu Penelitian di SMP Negeri 10 Gorontalo) Jurusan Pendidikan sejarah Fakulkas Ilmu sosial, Universitas
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN JURNAL
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS III SDN 12 BOTUMOITO KECAMATAN BOTUMOITO KABUPATEN BOALEMO rahma@gmail.com Lukman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perihal karakter dan implementasi kurikulum, membuat para pemerhati pendidikan berpikir serta berupaya memberikan konstribusi yang diharapkan dapat bermakna
Lebih terperinciOleh Lila Amana Nim
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS X A SMA NEGERI 2 GORONTALO Oleh Lila Amana Nim.
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Dwiyani Hegarwati Guru SMAN 6 Cirebon
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia
Lebih terperinciKESIAPAN DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
KESIAPAN DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG Oleh: Dina Sri Nindiati* *Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas PGRI Palembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and
BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II di MIN Sumberjati Kademangan Blitar pada mata pelajaran Fiqih dengan melalui penerapan model
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang pembangunan, karena pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
35 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji skripsi yang berjudul Peranan Oda Nobunaga dalam proses Unifikasi Jepang ini, yaitu metode historis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkualitas. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan menjadi sarana yang paling penting dan paling efektif untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam sejarah peradaban manusia merupakan salah satu komponen yang paling urgen. Aktivitas ini telah dimulai sejak manusia pertama ada di dunia sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesadaran sejarah mempunyai arti penting dalam pembentukan kepribadian individu/masyarakat dan kepribadian ini akan menciptakan sebuah identitas dari individu atau masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab untuk membantu perkembangan kepribadian serta kemampuan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Penyiapan sumber daya manusia merupakan masalah yang mendasar dalam era globalisasi, jika kita tidak ingin kalah bersaing dengan negaranegara lain. Salah satu
Lebih terperinci