KEKUATAN TEORI SISTEM DUNIA SKALA GLOBAL
|
|
- Johan Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEKUATAN TEORI SISTEM DUNIA SKALA GLOBAL Berbeda dengan aliran teori pembangunan yang lain, teori sistem dunia secara sungguh-sungguh menyatakan, bahwa unit analisa yang berlaku untuk ilmu sosial adalah sistem dunia itu sendiri. Dengan kata lain, persfektif sistem dunia lebih memberikan perhatiannya untuk menguji dinamika global dunia diluar bata wilayah keanekaragaman. Dalam upayanya untuk menguji ulang dinamika global dunia, persfektif ini memakai perangkat metode penelitian yang khas, yang digunakan untuk mengamati irama siklus jangka panjang. Untuk melaksanakannya dan untuk mencapai hasil pengamatan yang cermat dari dinamika jangka panjang sistem-ekonomi kapitalis dunia, persfektif ini menuntut disediakannya suatu perangkat data baru. Jika pada bagian terdahulu telah ditunjukan bagaimana bangun teori baru ini diterjemahkan dalam hasil karya penelitian, begian berikut ini hendak mencoba memberikan catatan khusu tentang kekuatan teori baru ini. Agenda Penelitian Teori sistem dunia telah membimbing para peneliti untuk menguji dinamika global dunia. Dalam hal ini, seperti terlihat dalam hasil penelitiannya yang telah disampaikan dalam bab ini, Wallerstein tertarik untuk menguji bagaimana masa surut sistem ekonomi kapitalis dunia yang terjadi pada abad ke- 17 bertanggung jawab terhadap tumbuh dan berkembangnya tiga wilayah politik ekonomi dunia, sentral, semi-pinggiran, dan pinggiran. Bergesen dan Schoenberg hendak mengamati bagaimana karakteristik sistem ekonomi dunia yang tercermin dalam penyebaran dan atau pemusatan kekuasaan di wilayah sentralnya mempengaruhi timbulnya akibat yang sistemik dari kolonialisme dan dekolonisasi di wilayah negara pinggiran. Tidak berlebihan jika sekiranya dikatakan bahwa pernyataan peneliti yang demikian ini jarang diajukan oleh teori medernisasi dan dependensi.
2 Metode Penelitian Dalam setiap hasil penelitian teori sistem dunia telah dan akan selalu menggunakan pendekatan analisis sejarah jangka panjang. Teori tidak mengamati gejalah sosial untuk jangka waktu satu atau dua decade, tetapi lebih memberkan keseluruhan perhatiannya untuk mengamati dan menganalisa kecenderungan putaran dan irama siklus jangka panjang bola dunia yang biasanya berlangsung lebih dari 1 abad. Sebagai contoh dapat disebut hasil karya Wallstein dalam bab ini menguji putaran masa surut sistem dunia dari tahun 1450 sampai dengan Demikian halnya Bergessen dan Schoenberg. Mereka tidak hanya menguji tiga macam gelombang panjang kolonialisme tersebut, yang berkemungkinan untuk memiliki efek perusak yang lebih kecil dan berjangka lebih pendek. Perangkat Data Perangkat data ilmu social ini sekarang tersedia, yang biasanya dikumpulkan dan disusun pada tingkat nasional, tidak cukup memadai dan bermanfaat untuk menjawab agenda penelitian yang telah dan akan dirumuskan oleh para peneliti yang mengikuti teori sistem dunia. Oleh karena itu tidak heran jika sekarang ini terdengar dan terjadi permintaan kalau bukan tuntutan, untuk penyediaan data baru yang berskala global, setingkat dunia. Hasil karya Henige telah cukup banyak membantu memberikan informasi yang diperlukan oleh bergesen dan schoenberg untuk menguji gelombang panjang kolonialisme, karena data yang dikumpulkan oleh Henige mencakup daftar dan jumlah Negara jajahan yang didirikan dan berakhir setiap tahunnya dari tahun 1415 sampai dengan tahun Namun demikian hanya sedikit data mauoun hasil penelitian yang pernah dilakukan memiliki karakteristik seperti yang dimiliki oleh peneliti Henige. Untuk tidak mengatakan bahwa itu terjadi sebagian karna adanya variable kebetulan Secara rigkas teori sistem dunia telah memberikan sumbangan yang berarti untuk memulai merumuskan agenda penelitian yang hamper sama sekali baru yakni untuk menguji gerak putar sistem dunia. Teori ini juga telah memberikan sumbangannya pada ketugasannya untuk selalu mengamati perkembangan jangka panjang dari setiap gejala social yang global. Namun demikian, seperti akan dibahas berikut ini teori ini dapat begitu saja untuk tidak menerima kritik
3 Kritik Terhadap Teori Sistem Dunia Sejak pertengahan tahun 1970-an para pengkritik telah menuduh bahwa prespektif sistem dunia telah menyajikan gemerlapnya konsep sistem dunia, seakan akan mwerupakan sesuatu yang sangat rill dan materil semnetara disisi lain prespektif ini telah hamper secara sempurna meninggalkan spesifikasi sejarah perkembangan pada tingkat naasional. Disamping itu para pengkritik ini juga menuduh bahwa prespektif sistem dunia terlalu condong untuk menguunggulkan analisa stratifikasi, sementara itu disisi lain prespektif ini telah meninggalkan analisa kelas bagian berikut ini hendak membahas dua macam kritik utama tersebut, dan hamper sepenuhnya mengambil masukan dari kritik Zactlin yang sangat tajam dan keras. Wujud Konsep Sistem Dunia Konsep sistem dunia hanya merupakan konsep yang membantu para peneliti untuk menguji dinamika global dunia. Jika demikian halnuya, maka ketika konsep itu dipaksakan untuk seakan akan atau bahkan sesungguhnya mewujud dalam bentuk materilnya yang terjadi kemudian justru konsep sistem dunia itu tidak lagi produktif jika demikian maka tidak lebih bahwa konsep sistem dunia justru akan menggangu peneliti dalam merumuskan pertanyaan dalam penelitiannya. Dalam hal ini Zeitlin menegaskan bahwa Wallerstein telah member wujud apa yang disebut sistem ekonomi kapitalis dunia dan telah membalik proses sejarah yang rill, yang didalam kandungannya hubungan global ini sesungguhnya tercipta.sistem ekonomi dunia sepertinya telah membebani tugas ekonomi tertentu pada dirinya sendiri dan pada bagian bagian wilayahnya, dan kemudian bagian wilayah wilayah ini terlihat memiliki berbagai mode produksi yang berbeda satu sama lain, dan demikian seterusnya. Apa yang sesungguhnya terjadi disini justru, teot=ri yang seakan bebas ruang dan waktu Ini tealh diberi satu ujud dan wajah kehiduopan atas dirinya sendir, dan kemudian mampu memaksa agar segala realitas social dapat dipahami oleh bangun teorinya. Jiak demikian halnya, maka kini kategori teoritis yang telah disusun dan dimiliki akan selalu memaksa realitas
4 social untuk selalu sesuai atau tunduk dengan tesis yang sebelumnya tealh dibangun. Kita dapat melihat proses reifikasi ini dalam hasil karya tentang kolonialisme yang dipekerjakan oleh Bergesen dan Schoenberg. Mereka menyatakan yentang adanya kualitas organic yang khas yang dimiliki olehn sistem dunia, yang demikian ini hanya akan membantu sistem itu untuk menarik dirinya sendiri dan sekaligus mengatur kembali dalam tatanan sosialnya. Jika sistem itu mengalami kesulitan. Dalam penjelasannya ini Nampak terlihat jelas, bahwa kwalitas organic sistem ekonomi dunia dipakai untuk menjelaskan karakteristike kolonialisme. ketika persoalan muncul, kolonialisme akan lahir kembali, sebagai satu alat yang secara lebih jelas dan lebih kuaqt, untuk memulihkan dan mengatur kembali struktur bertingkat dari sistem dunia. Lebih dari itu Zetlin telah menuduh Wellstrain, yang seakan-akan tanpa sepengetahuannya, telah menyiapkan perangkap penjelasan sejarah yang teleogis. Dalam hal ini peristiwa sepertinya digunakan untuk menjelaskan asal-usul sistem ekonomi dunia., tetapi disisi lain, seluruh peristiwa sejarah yang digunakan untuk penjelasan ini Nampak seperti dipaksakan untuk harus terjadi dan mengada Karena sistem ekonomi dunia memerlukan keberadaannya. Sebagai contoh, zeitlin menguti Wellerstein ketika mengatakan bahwa sistem ekonomi dunia dibangun atas dasar asumsi tentang adanya tiga wilayah yang senyatanya memiliki mode produksi yang berbeda. Jika misalnya ini tidak ada, maka tidak akan mungkin untuk memberikan jaminan akan adanya aliran surplus yang akan membuat sistem kapitalis kapitalis mewujud. Bagi Zeitlin, formulasi yang seperti ini merupakan penjelasan teleologis, karena lahirnya sistem ekonomi dunia disebabkan oleh akibat yang ditimbulkannya, kerena maksud yang sesungguhnya hanya terealisir dengan lahirnya kapitalisme (semua yang tercetak miring ditambahkan oleh Zeitlin). Karena dua hal ini, reifikasi dan teknologi, teori sistem dunia kemudian juga dikritk telah melupakan spesifikasi sejarah perkembangan yang dipunyai oleh masing-masing negara.
5 Spesifikasi Sejarah Menurut Zeitlin, pokok perhatian Wallerstein yang selalu dicurahkan pada totalitas telah menghalanginya terlibat dalam analisa sejarah yang kongkret dan spesifikasi dari suatu masyarakat tertentu. Dengan selalu menegaskan bahwa sistem dunia itu sendri yang riil, teori sistem dunia telah mengaburkan, bukan memperjelas, hubungan sosial yang konkrit yang mendasari apa yang disebut sistem dunia ekonomi kapitalis dan menggerakkan dan menumbuhkan pemahaman perkembangan sejarah yang sebaliknya. Di dalam besaran teori sistem dunia, Zeitlin berpendapat bahwa para peneliti yang mengikuti persfektif sistem dunia tidak akan mempu menjawab berbagai pertanyaan kritis tertentu. Mereka akan gagal, misalnya memberikan jawaban yang memuaskan tentang bagaimana satu konfigurasi sejarah tertentu atas hubungan kelas sosial dari suatu formasi sosial tertentu berpengaruh terhadap perkembangan internal masyarakat tersebut. Demikian pula mereka akan tidak mampu memberikan penjelasan tentang asal usul lahirnya konfigurasi kelas sosial, bentuk gerakan yang dipilih oleh kelas sosial, dan apa akibat lanjutannya. Pertanyaan tentang apa dinamika akumulasi modal yang khas dari satu model kelas sosial tertentu? Bagaimana pengaruh dinamika pasar duni terhadap perkembangan dan pembangunan masyarakat tertentu akan tak memperoleh penjelasan yang berarti dari peneliti yang menggunakan pendekatan sistem dunia. Pertanyaan yang juga akan mereka tinggalkan misalnya tentang apa dan bagaimana akibat relative pembangunan yang timbul dari interaksi yang spesifik dari pasar dunia dan jenis penetrasi dan ekspansi yang dikembangkan oleh berbagai macam pemilik modal. Bagi Zeitlin, persfektif sistem dunia dianggap lebih memperhatikan hubungan pertukaran dan distribusi barang di pasar ketimbang analisis kelas dan konflik kelas diantara produksi. Oleh karena itu, Wallerstein sering dijuluki sebagai sirkulasionis. Menurut Zeitlin, ketika Wallerstein berbicara tentang kelas, sesungguhnya apa yang ia maksud adalah stratifikasi, yang ukurannya ditentukan oleh tempat berdasarkan urtantan penjenjangan pekerjaan di dalam tatanan kapitalis dunia. Penjenjangan ini akan menerima penghargaan yang berbeda
6 berdasarkan tingkat produktivitasnya, tingkat pengetahuan yang diperlukan, dan sumbangannya terhadap utuh dan terjaganya sistem ekonomi dunia. Dengan kata lain perbedaan posisi dalam tatanan pembagaian kerja internasional berpengaruh terhadap pola stratifikasi dan bangun politik masyarakat. Untuk mengganbarkan persoalan ini lebih jelas, Zeitlin sekali lagi menguti Wallerstein tentang penjelasannya terhadap pembagian kerja internasional Pembagian kerja ekonomi dunia mencakup penjenjangan tugas-tugas pekerjaan, kemudian tugas atau jabatan yang memerlukan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi atau pembiayaan modal yang lebih besar dicadangkan (oleh siap dan bagaiman?) untuk tingkat are yang telah lebih tinggi. Karena pada dasarnya sistem ekonomi dunia merupakan sistem yang memberikan ganjaran lebih tinggi kepada proses akumulasi modal, termasuk modal sumber daya manusia, dibading dengan bahan-bahan mentah, adanya ketimpangan geografis distribusi pekerjaan yang memerlukan tenakan tenaga terdidik akan memberikan pengaruh yang berarti terhadap kecenderungan keteraturan dan kastabilan pembagian peran (dalam pembagian kerja internasional) yang pada gilirannya berpengaruh juga pada pembentukan berbagai macam struktur kelas politik. Namun demikian, menurut Zeitlin, model stratifikasi yang demikian bukan tanpa masalah. Zeitlin menunjukan dengan jelas bahwa model stratifikasi menyembunyikan cirri riil dari hubungan kelas sosial dan mengaburkan asal-usal sejarah pembentukannya, dan jika demikian halnya, ini hanya akan merubah keterkaitan riil antara pembagian kerja dan hubungan kelas menjadi kacau balau (terjungkir balik). Dalam model abstrak ini tidak akan dijumpai adanya hubungan yang saling mengikat dari berbagai macam stra yang terlibat. Pada bangunan model ini juga tidak akan ditemukan makna riil dari adanya elemen kekrasan dan penindasan. lebih dari itu tidak terlihat secara jelas keterkaitan antara prosedur dan pengambilan nilai lebih, penindas dan tertindas, serta eksistensi kelas yang tertidas. Budak, dundik, petani-penyewa, pegawai-rendah, pengrajin, dan buruh berubah arti hanya sekedar menjadi kategoro pekerja. Tidak hanya itu, Zeitlin juga mencatat, bahwa dalam model abstrak dan tidak menyejarah ini, pasar kapitalis dunia (pembagian kerja internasional) menampakkan muka paslu. Pasar duni lebih terlihat sebagai penyaba timbulnya
7 hubungan kelasa dari satu masyarakat tertentu, dari pada sebagian, yang senyatanya, produk akhir sejarah dari proses bembiasan hubunga kelas. Dengan kata lain, pasar dunia dilihatnya sebagai penyebab lahirnya struktur kelas, bukan sebagai akibat dari adanya hubungan kelas. Oleh karena itu, Zeitlin menuduh teori sistem dunia hampir tidak pernah menguji secara historis dan spesifik hubungan kelas dalam berbagai negara yang mungkin memiliki pengaruh terhadap hubungan global diantar mereka, dan menentukan bagaimana hubungan global ini berpengaruh balik terhadap pembangunan internal negara-negara tersebut. Secara singkat, kritik terhadap teori sistem dunia lebih diarahkan pada tuduhan reifikasi, dan dakwaan meninggalkan spesifikasi sejarah, serta pemahamannya tentang analisis stratifikasi. Sekalipun dapat saja menjadi pengharapan dari pada pengkritik ini menjadi hancur dan hilang teori sistem dunia dari kancah percaturan ilmu-ilmu sosial. Oleh karna itu, tidak jarang dari pasa pemerhati persfektif secara sungguh-sungguh dan tidak emosional, serta terbuka menerima berbagai elemen positif yang dilontarkan oleh pengkritik, untuk dijadikan dasar perbaikan terhadap kerangka terori dari perspektif sistem dunia yang telah mereka geluti. Pada bab berikut ini, akan terlihat dengan jelas bagaimana para pemerhati parspektif sistem dunia, dengan tangan dingin, memnerikan tanggapan terhadap kritik yang mereka terima, dan kemudian dengan cermat membenahi perspektif ini.
Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si.
PERUBAHAN SOSIAL Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Perpektif Sistem Dunia dalam Perubahan Sosial (02) Pertemuan ke-14 Wilayah Semi-Pinggiran Pada wilayah negara semi-pinggiran,
Lebih terperinciPendekatan Historis Struktural
Teori modernisasi ternyata mempunyai banyak kelemahan sehingga timbul sebuah alternatif teori yang merupakan antitesis dari teori modernisasi. Kegagalan modernisasi membawa kenajuan bagi negara dunia ketiga
Lebih terperinciKETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN. Slamet Widodo
KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN Slamet Widodo Teori modernisasi ternyata mempunyai banyak kelemahan sehingga timbul sebuah alternatif teori yang merupakan antitesis dari teori modernisasi. Kegagalan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. tugas-tugas pada posisinya tersebut. Apabila kita berbicara tentang tugas-tugas
BAB II KAJIAN PUSTAKA Sebagai sebuah mekanisme yang terus berfungsi, masyarakat harus membagi anggotanya dalam posisi sosial yang menyebabkan mereka harus melaksanakan tugas-tugas pada posisinya tersebut.
Lebih terperinciTeori juga membantu dalam memilih metode penelitian, menguji data, menarik kesimpulan, dan merumuskan tindak lanjut kebijaksanaan.
Semua Ilmu akan mengalami kesulitan dalam melakukan penelitian tanpa teori. Teori merupakan alat bantu utama. Teori mempertajam proses berpikir, menggelar kerangka analisa, membantu merumuskan hipotesa,
Lebih terperinciBAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN
BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN TEORI DEPENDENSI Dr. Azwar, M.Si & Drs. Alfitri, MS JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS Latar Belakang Sejarah Teori Modernisasi
Lebih terperinciPokok-Pokok Pikiran Mengenai Kelas Menengah *
Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Kelas Menengah * Farchan Bulkin 1. Gejala kelas menengah dan sektor swasta tidak bisa dipahami dan dianalisa tanpa pemahaman dan analisa kapitalisme. Pada mulanya, dewasa ini
Lebih terperinciAsumsi dasar dari teori modernisasi mencakup:
Asumsi dasar dari teori modernisasi mencakup: (1) Bertolak dari dua kutub dikotomis yaitu antara masyarakat modern (masyarakat negara-negara maju) dan masyarakat tradisional (masyarakat negara-negara berkembang);
Lebih terperinciBAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN
BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN TEORI DEPENDENSI BARU Dr. Azwar, M.Si & Drs. Alfitri, MS JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS Teori Dependensi Baru Teori ini
Lebih terperinciDr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si.
PERUBAHAN SOSIAL Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Perspektif Sistem Dunia dalam Perubahan Sosial (01) Pertemuan ke-13 Teori sistem dunia menawarkan orientasi penafsiran baru
Lebih terperinciFILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( )
FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE (1866-1952) Filsafat Sejarah Croce (1) Benedetto Croce (1866-1952), merupakan pemikir terkemuka dalam mazhab idealisme historis. Syafii Maarif mengidentifikasi empat doktrin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perihal karakter dan implementasi kurikulum, membuat para pemerhati pendidikan berpikir serta berupaya memberikan konstribusi yang diharapkan dapat bermakna
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia
68 BAB IV KESIMPULAN Pasca berakhirnya perang saudara di Spanyol pada tahun 1939, Francisco Franco langsung menyatakan dirinya sebagai El Claudilo atau pemimpin yang menggunakan kekuasaannya dengan menerapkan
Lebih terperinciPokok-Pokok Pikiran Mengenai Kelas Menengah*
Nomor 15, Januari - 2008 Redaksi: Edi Cahyono, Maxim Napitupulu, Maulana Mahendra, Muhammad Husni Thamrin, Hemasari Dharmabumi Diterbitkan oleh: Yayasan Penebar penebar e-news terbit sebagai media pertukaran
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang
134 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Globalisasi ekonomi adalah proses pembentukan pasar tunggal bagi barang, jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang juga sebagai
Lebih terperinciberlangsung kurang lebih antara 150 sampai 300 tahun, yang memiliki kurve statistic logistic, maka fase sebaliknya, yakni fase-b, bukan merupakan
TEORI SISTEM DUNIA Dari tiga aliran utama teori pembangunan, hanya teori sistem dunia yang secraa sungguh-sungguh memanfaatkan dunia sebagai unit analisis. Oleh karena itu, dengan keunikan pendekatan ini,
Lebih terperinciSebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara Berkembang. By Dewi Triwahyuni
Sebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara Berkembang By Dewi Triwahyuni Jika Teori Modernisasi cenderung menjadikan negara2 maju/industri sebagai model pembangunan, sebaliknya teori dependensia
Lebih terperinciDr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si.
Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Pertemuan ke-10 (02) Berdasarkan keragka teori dan metode pengkajiannya, teori modernisasi mampu menurunkan berbagai impliaksi kembijakan pembangunan
Lebih terperinciRUANG LINGKUP KAJIAN EKONOMI POLITIK
Tugas Makalah RUANG LINGKUP KAJIAN EKONOMI POLITIK OLEH Nama : Azizah Nim : 08C20201043 Jurusan : ADM 1 FAKULTAS ILMU SOSIAL POLITIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH TAHUN AKADEMIK 2011/2012 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciDr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si.
PERUBAHAN SOSIAL Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Perspektif Dependensi dalam Perubahan Sosial (01) Pertemuan ke-12 Tidak ada negara menjadi maju, kecuali dengan meninggalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan Indonesia jangka panjang yaitu Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta
Lebih terperinciRUANG KAJIAN PERUBAHAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN PENGARANG : SUWARSONO DAN ALVIN Y. SO. Oleh : Wahyu Ishardino Satries. Abstrak
RUANG KAJIAN PERUBAHAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN PENGARANG : SUWARSONO DAN ALVIN Y. SO Oleh : Wahyu Ishardino Satries Abstrak This writing is an adaption from the book of Suwarsono and Alvin Y. So Social
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia
BAB 5 KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini akan disampaikan tentang kesimpulan yang berisi ringkasan dari keseluruhan uraian pada bab-bab terdahulu. Selanjutnya, dalam kesimpulan ini juga akan dipaparkan
Lebih terperinciWANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI
WANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Masyarakat dunia pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembicaraan tentang gender sudah semakin merebak. Konsep gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pada saat ini, bangsa Indonesia dilanda dan masih berada di tengah-tengah krisis yang menyeluruh, krisis multidimensi. Kita dilanda oleh krisis politik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nana Sutarna, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses pembelajaran yang bermakna sangat menentukan terwujudnya pendidikan yang berkualitas. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi
Lebih terperinciPANDUAN KEGIATAN PENELITIAN MULTIDISIPLIN DAN PENGABDIAN MULTIDISIPLIN (PENYUSUNAN PROPOSAL DAN LAPORAN KEGIATAN)
PANDUAN KEGIATAN PENELITIAN MULTIDISIPLIN DAN PENGABDIAN MULTIDISIPLIN (PENYUSUNAN PROPOSAL DAN LAPORAN KEGIATAN) LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
Lebih terperinci5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)
Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. memiliki sejarah tersendiri, salah satunya keresahan akan keadaan LSM yang mementingkan
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Kemunculan suatu gerakan, termasuk gerakan yang dilakukan organisasi SMI memang tidak bisa terlepas dari ketidakpuasan yang terjadi di sekitarnya. Latarbelakang hadirnya SMI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diistilahkan dengan proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan, dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembicaraan sehari- hari masalah pembelajaran selalu diistilahkan dengan proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan, dalam pembelajaran selalu terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perusahaan mempertahankan keberadaannya di dunia bisnis tidak lepas dari tercapainya tujuan perusahaan yang telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencemaran lingkungan hidup yang disebabkan oleh ulah dan perilaku manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah A. Sonny Keraf mengemukakan bahwa ada dua kategori dari bencana yaitu bencana alam dan bencana lingkungan hidup. Sebagian dikategorikan sebagai bencana alam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu berupa kekayaan alam maupun kekayaan budaya serta keunikan yang dimiliki penduduknya. Tak heran
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. didalam ranah kajian ilmu-ilmu sosial bahkan hingga saat ini. Berbagai macam jenis
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Daerah pedalaman di Indonesia sudah sejak lama mendapatkan tempat didalam ranah kajian ilmu-ilmu sosial bahkan hingga saat ini. Berbagai macam jenis penelitian dengan rupa-rupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini berbagai sektor kehidupan telah mengalami perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini berbagai sektor kehidupan telah mengalami perubahan secara signifikan pada institusi ekonomi modern, hal ini nampak dari pola kehidupan masyarakat
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS CERPEN
PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK QUANTUM WRITING TAUFIK HIDAYAT einslovetaufik@yahoo.co.id STKIP SILIWANGI BANDUNG 2012 ABSTRAK Penelitian ini menuju kepada aspek pemebelajaran menulis
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri, motivasi diri
BAB II LANDASAN TEORI A. Semangat Kerja 1. Pengertian Semangat Kerja Chaplin (1999) menyatakan bahwa semangat kerja merupakan sikap dalam bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri,
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel.
BAB VIII KESIMPULAN Puisi Maḥmūd Darwīsy merupakan sejarah perlawanan sosial bangsa Palestina terhadap penjajahan Israel yang menduduki tanah Palestina melalui aneksasi. Puisi perlawanan ini dianggap unik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bullying. Prinsipnya fenomena ini merujuk pada perilaku agresi berulang yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maraknya pemberitaan di media massa terkait dengan tindak kekerasan terhadap anak di sekolah, nampaknya semakin melegitimasi tuduhan miring soal gagalnya sistem
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting bagi bangsa Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang. Pendidikan merupakan wadah yang bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai patriotisme. Lunturnya nilai-nilai patriotisme pada sebagian masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemuda-pemudi khususnya siswa di Indonesia sekarang memang sangat banyak terlibat dalam perkembangan gaya hidup arus global yang terkait dengan gengsi semata. Hal ini
Lebih terperinciSOSIOLOGI PENDIDIKAN
SOSIOLOGI PENDIDIKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF STRUKTURAL KONFLIK TOKOH PEMIKIR ANTARA LAIN: 1. KARL MARX (1818-1883) 5. JURGEN HABERMAS 2. HEGEL 6. ANTONIO GRAMSCI 3. MAX HORKHEIMER (1895-1973) 7. HERBERT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia jumlah muslimnya terbesar dan keanekaragaman budaya daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya. Oleh karena itu konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaikinya. Tentu saja seseorang pengarang tidak harus menggurui
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. Peran karya sastra sangat penting bagi masyarakat, karena karya sastra sangat mempengaruhi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian
Lebih terperinciBAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari
BAB V Penutup 5.1. Kesimpulan PKI lahir sebagai organisasi kepartaian yang memiliki banyak tujuan. Di samping untuk menguasasi politik domestik negara, PKI juga memiliki misi untuk menghapus pengaruh kapitalisme
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, Sangsekerta, dan Latin. Dimana istilah kebijakan ini memiliki arti menangani masalah-masalah publik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perluasan areal tanam melalui peningkatan intensitas pertanaman (IP) pada lahan subur beririgasi dengan varietas unggul baru umur super ultra genjah. Potensi tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia, salah satu faktor yang mendukung bagi kemajuan adalah pendidikan.
Lebih terperinciKesalahan Umum Penulisan Disertasi. (Sebuah Pengalaman Empirik)
Kesalahan Umum Penulisan Disertasi (Sebuah Pengalaman Empirik) Setelah membimbing dan menguji disertasi di sejumlah perguruan tinggi selama ini, saya memperoleh kesan dan pengalaman menarik berupa kesalahan-kesalahan
Lebih terperinciPusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Feni Fasta, SE, M.Si SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
Perangkat kelembagaan dimaksud, meliputi lembaga atau wadah tempat subjek (objek) itu berhubungan, cara kerja dan mekanisme yang menjalin hubungan subjek (objek) tadi, secara kaidah atau norma yang mengatur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah
I.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Media Televisi merupakan media massa yang sangat akrab dengan masyarakat umum. Oleh sebab itu pula, televisi menjadi media yang memiliki penetrasi yang paling
Lebih terperinciDinno Mulyono, S.Pd. MM Prodi Pendidikan Luar Sekolah
Dinno Mulyono, S.Pd. MM Prodi Pendidikan Luar Sekolah Peter F Drucker (1959) kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Kekayaan Bill Gates dari Microsoft - Bill Gates
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang dicitacitakan. oleh bangsa Indonesia, banyak hal yang harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang dicitacitakan oleh bangsa Indonesia, banyak hal yang harus dilakukan dan diperhatikan dalam proses belajar mengajar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Di dalam sebuah proses
Lebih terperinciPOVERTY ALLEVIATION THROUGH RURAL-URBAN LINKAGES: POLICY IMPLICATIONS
POVERTY ALLEVIATION THROUGH RURAL-URBAN PL6121 - Pembangunan Perdesaan Institut Teknologi Bandung LINKAGES: POLICY IMPLICATIONS (YAP KIOE SHENG) CRITICAL REVIEW LA ODE ATRI SARJANI MUNANTA 254 14 008 PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan manusia terdapat berbagai bentuk hubungan sosial. Salah satunya adalah hubungan intim lawan jenis atau hubungan romantis. Hubungan ini dapat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian terdahulu. Berdasarkan hasil analisis
368 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN A. Kesimpulan Sasaran utama penelitian ini adalah untuk memberi jawaban terhadap permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian terdahulu. Berdasarkan hasil
Lebih terperinciBAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,
BAB IV. PENUTUP 4. 1. Kesimpulan Pada bab-bab terdahulu, kita ketahui bahwa dalam konteks pencerahan, di dalamnya berbicara tentang estetika dan logika, merupakan sesuatu yang saling berhubungan, estetika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengarang ingin menyampaikan nilai-nilai hidup kepada pembaca, karena pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Nurgiyantoro (2012:70) dalam penciptaan sebuah karya sastra, pengarang ingin menyampaikan nilai-nilai hidup kepada pembaca, karena pada hakekatnya pengarang
Lebih terperinciBisnis dan Lingkungannya
Bisnis dan Lingkungannya Putu Semaradana, S.Pd A. PENGERTIAN BISNIS Secara terminologis, bisnis merupakan sebuah kegiatan atau usaha. Bisnis dapat pula diartikan sebagai aktivitas terpadu yang meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pemikiran itu Takano Fusataro, salah satu pelopor Gerakan Buruh Jepang, mengemukakan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Buruh merupakan fondasi bagi perkembangan industri serta perkembangan suatu negara pada umumnya. George Gunton mengemukakan dalam bukunya yang berjudul Wealth and Progress
Lebih terperinciBAB II CHYNE, O BRIEN DAN BELGRAVE: TEORI SOSIAL DEMOKRAT
BAB II CHYNE, O BRIEN DAN BELGRAVE: TEORI SOSIAL DEMOKRAT A. Teori Sosial Demokrat Untuk menjelaskan fenomena yang di angkat oleh peneliti yaitu POTRET KEMISKINAN MASYARAKAT DESA Studi Kasus Masyarakat
Lebih terperinciPengorganisasian * (Berbasis Komunitas)
Pengorganisasian * (Berbasis Komunitas) Tulisan tentang pengorganisasian ini adalah berangkat dari pengalaman Yamajo dalam melakukan kerja. Pengorganisasian adalah alat untuk mencapai tujuan. Tujuan yang
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B
BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN TEORITIS
4 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian industri dan Penggolongannya Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian industri adalah kegiatan memproses atau mengolah barang
Lebih terperinciA. Kegunaan Mempelajari Moral Kelompok
A. Kegunaan Mempelajari Moral Kelompok Sebagaimana telah diutarakan, bahwa hubungan interpersonal yang cukup lama dapat meninggalkan kesan-kesan yang mendalam terhadap sesama anggota kelompok dan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan berbahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perempuan yang bekerja di luar rumah sepertinya tidak jauh berbeda. Berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak zaman dahulu hingga kini, persoalan yang dihadapi oleh kaum perempuan yang bekerja di luar rumah sepertinya tidak jauh berbeda. Berbagai hambatan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai sarana yang sangat penting dalam berkomunikasi. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini disebabkan dalam kehidupan
Lebih terperinci2) Sanggupkah Pancasila menjawab berbagai tantangan di era globalisasi tersebut?
BAB I 1.Latar Belakang Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik ketika negara Indonesia didirikan,dan hingga sekarang di era globalisasi,negara Indonesia tetap berpegang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. memang belum diketemukan. Tetapi penelitian-penelitian terdahulu yang
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang sama persis mengangkat tema Efektivitas Penerapan Teknologi Informasi sampai saat penulis mengajukan penelitian ini memang belum
Lebih terperinciistilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris.
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN A.Pengertian perjanjian pada umumnya a.1 Pengertian pada umumnya istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan dari istilah Overeenkomst
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kerusuhan di berbagai tempat di Indonesia hendaknya kita cermati sebagai
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kerusuhan di berbagai tempat di Indonesia hendaknya kita cermati sebagai suatu dinamika sosial, politik, dan ekonomi. Kita tidak selalu harus menginterpretasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan praktis yang berlangsung dalam satu masa, terkait dalam sutu situasi dan terarah pada satu tujuan. Sehingga kegiatan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Behavior dalam Pandangan Nitze tentang Perspektif Tuan dan Buruh Sosiologi perilaku memusatkan perhatian pada hubungan antara pengaruh perilaku seorang aktor terhadap lingkungan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KEEP ON LEARNING SKRIPSI
PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KEEP ON LEARNING ( PTK Pembelajaran matematika kelas VII SMP Darussalam Surakarta) SKRIPSI Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Kualitas suatu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Kualitas suatu negara ditentukan oleh masyarakatnya karena produk dari pendidikan itu sendiri adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan memiliki peran yang penting dalam suatu negara yakni sebagai saran untuk menciptakan manusia yang unggul. Pendidikan tidak bisa terlepas dari kondisi
Lebih terperinciSKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat Guna Mencapai Derajat Strata 1 Jurusan Pendidikan Matematika
EFEKTIFITAS STRATEGI GENIUS LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA ( PTK Kelas VII SMP Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010) SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai
Lebih terperinciProgram Pascasarjana Ilmu Hukum FAKULTAS HUKUM Universitas Brawijaya
Implementasi Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 31 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban dalam Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mempertahankan eksistensi dirinya juga. lingkungannya, namun dalam proses pendidikan banyak faktor yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak lepas dari kehidupan manusia, karena dengan pendidikan manusia mampu mempertahankan eksistensi dirinya juga lingkungannya, namun dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran merupakan kegiatan yang formal yang dilakukan di sekolah. Dalam pembelajaran ini terjadi kegiatan belajar mengajar. Sagala (2007:61) menjelaskan
Lebih terperinciPROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN * HAKIKAT KEPUTUSAN
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN * HAKIKAT KEPUTUSAN Proses pengambilan keputusan merupakan proses utama dalam mengelola tugas organisasi. Proses pengambilan keputusan melibatkan pemilihan dari berbagai alternatif
Lebih terperinciPENILAIAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM RANGKA PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA
PENILAIAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM RANGKA PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA A. LATAR BELAKANG Perencanaan sumber daya manusia sebagai suatu proses untuk menetapkan strategi memperoleh, memanfaatkan, mengembangkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar mengajar. Kegiatan belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di lingkungan formal atau sekolah bahasa sudah diajarkan sejak dini. Proses belajar mengajar dilakukan siswa dan guru di sekolah. Siswa mendapatkan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciDr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si.
Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Pertemuan ke-8 Lebih dari 4 dekade bidang studi perubahan sosial didominasi oleh 3 aliran pemikiran, yaitu; Teori Modernisasi, Teori Dependensi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proses Pengambilan Keputusan mengungkapkan bahwa analisis didefinisikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Kebijakan 2.1.1 Pengertian Analisis Bernadus Luankali dalam bukunya Analisis Kebijakan Publik dalam Proses Pengambilan Keputusan mengungkapkan bahwa analisis didefinisikan
Lebih terperinciIndonesia di Tangan Kaum Muda
Mimbar Mahasiswa Indonesia di Tangan Kaum Muda Aiman Nabilah Rahmadita - detiknews https://news.detik.com/kolom/d-3940969/indonesia-di-tangan-kaum-muda Rabu 28 Maret 2018, 12:20 WIB Ilustrasi: Mindra Purnomo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tedy Bachtiar, 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 1958 pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan Nasionalisasi perusahaan asing. Salah satunya Pabrik Gula (PG) Karangsuwung yang berubah status menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori dan Konsep Pembelajaran Teori ialah prinsip kasar yang menjadi dasar pembentukan sesuatu ilmu pengetahuan. Dasar teori ini yang akan di kembangkan pada ilmu pengetahuan
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN DAN MASA KERJA TERHADAP KEDISIPLINAN KARYAWAN DI SMK MUHAMADIYAH SURAKARTA
PENGARUH PENDIDIKAN DAN MASA KERJA TERHADAP KEDISIPLINAN KARYAWAN DI SMK MUHAMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai-sampai beberapa organisasi sering memakai unsur komitmen sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia kerja, komitmen seseorang terhadap organisasi/perusahaan seringkali menjadi isu yang sangat penting. Saking pentingnya hal tersebut, sampai-sampai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk mempersiapkan diri dalam kehidupan global
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI. Teori ini lahir di tahun 1950-an di Amerika yang didorong para ilmuan sosial
BAB II KERANGKA TEORI II.1. Teori Modernisasi Teori ini lahir di tahun 1950-an di Amerika yang didorong para ilmuan sosial dalam mengembangkan teori untuk memahami negara Dunia Ketiga yang baru lahir,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
Lebih terperinci