BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Jaringan Injeksi Dalam industri migas dibutuhkan suatu sistem jaringan dalam pendistribusian fluida injeksi dari stasiun penampung (block station) menuju sumur injeksi yang dihubungkan oleh jaringan perpipaan (T.C Phariss and R.L Kolpa, 2007). Sistem jaringan injeksi terdiri dari sistem pengolahan, sistem perpompan, sistem perpipaan yang terhubung satu sama lain Desain Jaringan Pipa Injeksi Menurut T.C Phariss pertimbangan dalam desain jaringan pipa injeksi di dasari oleh beberapa faktor : 1. Kapasitas volume injeksi yang di inginkan. 2. Jenis fluida yang digunakan, ini menyangkut kepada viskositas, densitas, dan petrokimia yang digunakan. 3. Topografi jalur pipa. 4. Tekanan operasi maksimum yang di izinkan (MAOP). 5. Perhitungan hidrolika pipa seperti diameter pipa, ketebalan dinding pipa, jenis pipa yang digunakan. 6. Jarak dan jumlah pipa. 7. Jenis dan kapasitas pompa yang dibutuhkan. Factor-faktor tersebut sangat mempengaruhi kemampuan suatu jaringan injeksi dalam proses pendistribusian optimum Pemilihan Jenis Pipa Dan Ukuran Pipa Dalam industri perminyakan penggunaan jenis pipa sangatlah penting diperhatikan berdasarkan kebutuhan dan tujuan instalasinya. Hal ini menyangkut kepada ketahanan, umur pemakaian, dan kecocokan jenis pipa sesuai dengan fluida yang mengalir di dalamnya (T.C Pharris, 2007). Salah satu jenis pipa yang 5

2 6 kerap digunakan dalam distribusi fluida dalam industri ini adalah galvanized iron pipe. Adapun spesifikasi dan keunggulan galvanize iron sebagai berikut : Menurut T.C Pharris,(2007) berdasarkan spesifikasi dari ASME, Pipa galvanize iron terbuat dari bahan baja dengan campuran karbon yang membuat unsur baja tahan terhadap korosi dan tahan terhadap aliran tekanan tinggi. Galvanize iron dapat digunakan untuk distribusi liquid petroleum. Beberapa keunggulan penggunaan galvanized iron pipe ialah : 1. Pipa galvanis mempunyai ketahanan yang kuat dan dapat digunakan hingga perkiraan 30 tahun. 2. Bahan dasar baja dengan kandungan karbon membuat jenis pipa ini tahan terhadap karat. 3. Kontruksi pipa yang kuat, cocok digunakan dalam aliran fluida tekanan tinggi. Pada dasarnya tipe pipa injeksi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu : 1. Pipa salur utama (mainline), tipe pipa ini memiliki ukuran besar dari 6 inch yang digunakan untuk mendistribusikan fluida dari block station menuju pipa injeksi flowline. Mainline langsung terhubung dengan pompa injeksi pada block station. 2. Pipa salur flowline, flowline berfungsi menghubungakan well injection dengan mainline dalam pendistribusian fluida injeksi. Tipe pipa ini memiliki ukuran yang lebih kecil dari mainline. Umumnya ukuran flowline dibawah 6 inch. Jenis pipa salur yang digunakan dalam sistem jaringan injeksi lapangan RAP adalah galvanized pipe yang mempunyai ketahanan yang lebih besar dari jenis steel pipe biasa, lebih tebal dan cocok digunakan dalam penyaluran fluida bertekanan tinggi. Dalam membangun unit jaringan perpipaan harus sesuai dengan standar kulitas dan keselamatan dari material. Hal ini telah di atur American Society Mechanical Engineer (ASME) dimana ukuran dan ketebalan pipa tergantung pada schedule pipa.

3 7 Tabel 2.1 Pipe Schedule Sumber : ( ANSI/ASME B36 Pipe Schedule,1995) Pipa akan memiliki ketebalan yang berbeda-beda tergantung dengan ukuran dan schedule yang digunakan. Dalam penulisan tugas akhir ini schedule pipa yang digunakan adalah Std/40S untuk ukuran di bawah 6 inch dan schedule XS/80S untuk pipa 8 inch ke atas sesuai dengan standar yang digunakan oleh perusahaan. Masing-masing schedule pipa memiliki kekuatan tekanan maksimum yang di izinkan yang telah diatur oleh ASME. Pipa schedule 40S memiliki kekuatan tekanan maksimum 580 psi dan schedule 80S dengan kekuatan tekanan maksimum 1160 psi. Dalam kenyataannya jaringan injeksi lapangan RAP hanya dapat beroperasi pada tekanan 600 psi sampai 630 psi, dikarenakan jaringan yang tergolong sudah tua dan mengalami penurunan ketahanan kekuatan pipa.

4 8 2.2 Aliran Fluida Dalam Pipa Teori Bernouli Persamaan dasar aliran fluida dalam pipa dikembangkan dari Persamaan Energi, yang menyatakan keseimbangan energi antara dua titik dalam sistem aliran fluida. Persamaan ini mengikuti hukum konservasi energi, yang menyatakan bahwa energi yang masuk ke titik pertama ditambah dengan kerja yang dilakukan oleh fluida di antara titik pertama dan kedua, dikurangi dengan energi yang hilang di antara kedua titik tersebut sama dengan energi yang keluar dari titik kedua (Arnold. K, 1999). Dalam hal ini persaman Bernouli dapat memecahkan permasalahan energi dalam satu titik seperti: a. Kehilangan energi akibat elevasi, Merupakan energi yang berhubungan dengan perubahan ketinggian aliran fluida, dimana Z merupakan besarnya ketinggian yang dihitung terhadap titik tertentu. b. Kehilangan energi karena adanya energi potensial yang terkandung dalam tekanan cairan pada titik itu, yaitu energi yang menunjukkan besarnya kerja selama fluida mengalir, atau besarnya energi potensial jika dihubungkan dengan perubahan tekanan. c. Kehilangan energi akibat perubahan percepatan yang dipengaruhi oleh pengaruh perubahan energi kinetik fluida tersebut. Dengan demikian teori bernouli dapat dituliskan seperti berikut:... (1) Atau (head elevasi) 1 + (head tekanan) 1 + ( head velocity) 1 2 = (head elevasi) 2 + (head tekanan) 2 + ( head velocity) ( friction head loss)... (2) Reynolds Number Aliran fluida dapat dibedakan atas 3 jenis yaitu aliran laminar, aliran transisi, dan aliran turbulen (Osborne Reynold 1883). Jenis aliran ini didapat dari

5 9 hasil eksperimen yang dilakukan oleh Osborne Reynold tahun 1883 yang mengklasifikasikan aliran menjadi 3 jenis. Jika air mengalir melalui sebuah pipa berdiameter d dengan kecepatan rata-rata V maka dapat diketahui jenis aliran yang terjadi. Berdasarkan eksperimen tersebut maka didapatkan bilangan Reynold dimana bilangan ini tergantung pada kecepatan alir fluida, kerapatan, viskositas, dan diameter. Aliran dikatakan laminar jika partikel-partikel fluida yang bergerak teratur mengikuti lintasan yang sejajar pipa dan bergerak dengan kecepatan sama. Aliran ini terjadi apabila kecepatan kecil dan atau kekentalan besar. Aliran disebut turbulen jika tiap partikel fluida bergerak mengikuti lintasan sembarang di sepanjang pipa dan hanya gerakan rata-rata saja yang mengikuti sumbu pipa (Osborne Reynold 1883). Bilangan Reynold (Re) merupakan parameter berdimensi yang menghubungkan gaya inersia terhadap viscositas fluida yang mengalir (Kamel.A.H, 2015). Hubungan ini dapat dihitung dengan menggunakan persamaan umum berikut:... (3) Reynold number dapat dinyatakan dengan istilah yang lebih mudah, dan dapat dinyatakan pada persamaan untuk cairan berikut: ( )... (4) atau ( )... (5) Berdasarkan percobaan aliran di dalam pipa, Reynolds menetapkan bahwa untuk angka Reynolds di bawah 2000, gangguan aliran dapat diredam oleh kekentalan zat cair maka disebut aliran laminar. Aliran akan menjadi turbulen apabila angka Reynolds lebih besar dari Apabila angka Reynolds berada di antara kedua nilai tersebut (2000 < Re < 4000) disebut aliran transisi. Angka

6 10 Reynolds pada kedua nilai diatas (Re = 2000 dan Re = 4000) disebut dengan batas kritis bawah dan atas (Kamel.A.H, 2015). Gambar 2.1 Aliran Laminer dan Turbulent Dalam Pipa (Kamel.A.H, 2015) Korelasi Kehilangan Tekanan (Pressure Drop) Pada Pipa Kehilangan tekanan adalah merupakan kerugian energi dari setiap fluida yang mengalir melalui saluran pipa pada satu titik ke titik lain,dimana total energi yang dimiliki cenderung menurun pada kapasitas aliran tersebut (Arnold. K, 1999). Menurut Ken Arnold (1999), Pressure drop dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 1. Diameter pipa (D) Semakin besar ukuran diameter pipa, penurunan tekanan akan semakin kecil. 2. Faktor friksi (f) Semakin besar friksi di sepanjang pipa, penurunan tekanan akan semakin besar. Faktor friksi dapat di tentukan menggunakan korelasi moody. 3. Panjang pipa (L) Semakin panjang pipa maka kehilangan tekanan semakin besar. 4. Kekasaran dinding pipa (ɛ) Semakin kasar dinding pipa, friksi yang terjadi semakin besar dan kehilangan tekanan semakin besar. 5. Velositas fluida ( v) Semakin besar perubahan velositas, kehilangan tekanan akan semakin besar.

7 11 6. Massa jenis fluida (ρ) Semakin berat massa fluida maka kehilangan tekanan sepanjang pipa akan semakin besar. Berdasarkan faktor diatas, Persamaan kehilangan tekanan aliran 1 fasa fluida pipa horizontal dapat dihitung menggunakan persamaan Darcy-Weisbach yang di korelasikan dengan persamaan moody friction factor. Kehilangan tekanan ini disebabkan oleh gesekan yang terjadi antara fluida dengan dinding pipa atau perubahan kecepatan yang dialami oleh aliran fluida. Persamaan Darcy Weisbach yaitu: Persamaan Darcy-Weisbach menyatakan kehilangan energi pada pipa lurus berisi cairan yang mengalir akibat friksi berbanding lurus dengan panjang pipa dan percepatan, dan akan berbanding terbalik dengan diameter pipa (Henry Darcy, ). Maka dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:... (6) Pada sebagian sistem perpipaan injeksi perbedaan tekanan akibat ketinggian dan kecepatan pada 2 titik dapat di abaikan. Pada kasus ini persamaan 1 dapat di kurangi menjadi:... (7) Dimana P merupakan kehilangan tekanan antara titik 1 ke titik 2. Maka persamaan 6 dan 7 dapat di substitusikan menjadi:... (8) Dimana: hl = kerugian head karena gesekan (m), f = faktor gesekan (diperoleh dari korelasi Moody ), d = diameter pipa (m), L = panjang pipa (m), v = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s), g = percepatan gravitasi (m/s2).

8 12 Persamaan Moody : Persamaan Moody telah digunakan untuk menyelesaikan permasalahan aliran fluida di dalam pipa dengan menggunakan faktor gesekan pipa ( f ) dari rumus Darcy Weisbach. Untuk dapat menentukan besarnya nilai f dari persamaan Moody harus diketahui besarnya bilangan Reynolds dan perbandingan antara kekasaran dinding pipa dengan diameter pipa tersebut ( ). ( )... (9) Nilai kekasaran dinding pipa diberikan pada Tabel 2.2 Tabel 2.2 Equivalen Roughness For Various Pipe Material And Surface Roughness (ɛ) Material Mm ft Riveted steel Concrete Wood steve new old new old new old cast iron new Galvanized iron new old Asphalted cast iron Wrought iron Cooper tubing Glass and plastic Smooth smooth Sumber: Lewis F.Moody, Friction Factor For Pipe Flow. ASME, (1994). Untuk aliran laminar dimana bilangan Reynold kurang dari 2000, faktor gesekan dihubungkan dengan bilangan Reynold, dinyatakan dengan rumus:... (10)

9 13 Faktor gesekan untuk aliran turbulen (Re > 4000) dalam pipa didapatkan dari hasil eksperimen, antara lain: 1. Untuk daerah complete roughness, rough pipes yaitu: ( )... (11) 2. Untuk pipa halus, hubungan antara bilangan Reynold dan faktor gesekan dirumuskan sebagai: a. Blacius... (12) Untuk Re < 4000 < 10 5 b. Vonkarman ( )... (13) ( )... (14) Digunakan untuk Re sampai dengan 3x Untuk pipa kasar menggunakan : Von karman :... (15) dimana harga f tidak tergantung pada nilai Re 4. Untuk Pipa antara kasar dan halus atau dikenal dengan daerah transisi yaitu: Corelbrook White : * +... (16) 2.3 Injectivity Index (II) Sumur Injeksi Injectivity index adalah rasio antara laju alir injeksi yang dapat diberikan terhadap perbedaan tekanan sumur injeksi dengan tekanan reservoir (Morgan L.B, 2017). Injectivity index dihitung untuk melihat kemampuan sumur menginjeksikan fluida menuju formasi. Menurut (Malcolm Grant, Adopt by Morgan L.B, 2017) injectivity index dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:

10 14... (17) Dimana ( )... (18) Untuk air tekanan hidostatik fluida adalah... (19) atau... (20) 2.4 Simulator PIPESIM 2009 Desain jaringan injeksi lapangan RAP dilakukan dengan menggunakan software komersil yaitu PIPESIM Simulator PIPESIM adalah simulator produksi yang dikeluarkan oleh Baker Jardine, yang sejak april 2001 menjadi bagian Schlumberger. PIPESIM adalah suatu simulator produksi yang dapat digunakan dalam analisa hal-hal sebagai berikut : 1. Analisis Pipeline & Facilities. 2. Analisis Well Performance. 3. Analisis jaringan (Networking). 4. Production Optimization Analisis Pipeline & Facilities Analisis Pipeline & Facilities merupakan suatu sistem analisis model multi fasa (multiphase flow model). Aplikasi dari analisis tersebut meliputi : 1. Aliran multi fasa di dalam pipa (Multiphase flow in flowlines and pipelines). 2. Tekanan dan temperatur di tiap titik (pressure and temperature profiles). 3. Perhitungan heat transfer coefficients. 4. Analisis Flowline & equipment performance modeling. 5. Modeling the sensitivity of a pipeline design. 6. Membandingkan data terukur dilapangan dengan data hasil simulasi.

11 Analisis Well Performance Analisis Well Performance dilakukan dengan analisis sistem nodal (Nodal System Analysis). Tipe aplikasi dari analisis ini adalah meliputi : 1. Disain sumur. 2. Optimasi sumur. 3. Pemodelan ulah kerja alir sumur (Well inflow performance). 4. Horizontal well modeling (termasuk penentuan panjang optimum komplesi). 5. Aliran di dalam anulus dan tubing. 6. Reservoir VFP table generation 7. Pemodelan sensitivitas desain sumur. 8. Membandingkan data terukur dilapangan dengan data hasil simulasi Analisis Jaringan (Networking). Analisis model jaringan meliputi beberapa hal yaitu : 1. Penyelesaian algoritma yang unik untuk jaringan sumur di dalam jaringan yang lebih besar. 2. Pemodelan panas dari semua komponen jaringan (rigorous thermal modeling). 3. Multiple looped pipeline/ flowline capability. 4. Pemodelan ulah kerja sumur (well inflow performance modeling capabilities). 5. Pemodelan pengangkatan gas dari sumur di dalam jaringan yang komplek 6. Model peralatan pipa secara menyeluruh. 7. Jaringan pengumpul dan jaringan distribusi (gathering system) Production Optimization. Optimasi produksi dapat dilakukan pada lapangan minyak dengan artificial lifted system (gas lift or ESP) dengan memberikan batasan-batasan praktis pada sistem. Optimasi produksi disini meliputi :

12 16 1. Menghubungkan dengan analisis-analisis sebelumnya. 2. Memecahkan sekenario multi-well commingled. 3. Memberikan model produksi sumur. 4. Mengusulkan ide kepada operator sebagai pendukung. 5. Hanya untuk Black Oil Persiapan Data Lapangan Dalam pembuatan model jaringan injeksi diperlukan persiapan data lapangan dan data penunjang yang akan di input pada model jaringan yang sesuai dengan keadaan dilapangan. Semakin valid data maka akan semakin mendekati kondisi aktualnya. Beberapa data yang diperlukan seperti : 1. Data Reservoir dan Sumur Data-data reservoir yang diperlukan adalah data fluida reservoir, data kondisi reservoir. Ketersedian data akan menentukan metode-metode yang akan kita pakai dalam pembuatan model. Hasil analisa tes sumur kita dapatkan komposisi fluida reservoir, PVT, dan laju alir. Data sumur yang diperlukan adalah data casing dan tubing, data kondisi reservoir (tekanan dan temperatur), data kedalaman sumur dan perforasi. 2. Data Pipa dan Jaringan Data pipa yang digunakan adalah data mulai dari source sampai kepala sumur. Data yang dibutuhkan adalah meliputi panjang pipa, ketebalan pipa, kekasaran pipa dan diameter. Data fasilitas Produksi yang digunakan meliputi data separator, data pompa produksi, pompa injeksi, dan booster Pembuatan Model Jaringan Injeksi Pembuatan desain jaringan injeksi pada simulator PIPESIM didasarkan kepada data aktual dilapangan yang nantinya akan di input pada model jaringan. Data-data yang diperlukan dalam pembuatan model seperti data fluida, data pompa, data perpipaan, data komplesi, data reservoir dan data pendukung lainnya dalam pembuatan model.

13 Pemilihan Fluida Pemilihan fluida dalam pembuatan model digunakan black oil atau compositional. Pemilihan fluida dilakukan melalui setup data. Komposisi fluida didapat dari analisis PVT pada kondisi separator, setelah data komposisi di-inputkan dengan menggunakan fasilitas single point flash dan memasukkan data tekanan dan temperatur maka kita dapatkan viskositas, faktor kompresibilitas, molucelar weight, dan lain-lain. Diagram fasa didapatkan dengan fasilitas phase envelope kemudian di save dalam bentuk file pvt (Sclumberger, 2010) Pemilihan Korelasi Aliran Korelasi aliran digunakan untuk menghitung kehilangan tekanan disepanjang pipa, baik pada pipa vertikal maupun pada pipa horizontal. Penentuan korelasi aliran disesuaikan dengan data dan asumsi yang digunakan, sehingga di dapat hasil yang mempunyai kesamaan dengan aktual lapangan. Dalam pemilihan korelasi aliran pada tugas akhir ini digunakan korelasi single phase. Adapun jenis korelasi yang ada pada software PIPESIM ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.3. Single Phase Correlation (Scumberger, 2010) Fluid Type Single Phase Correlations Water Moody Dry gas AGA Gas Panhandle A Gas Panhandle modification Water Hazzen - William Gas Weymouth Korelasi yang dipakai dalam tugas akhir ini untuk menentukan friksi pada aliran single phase adalah korelasi Moody dengan tipe fluida water.

14 Desain Model Jaringan Dalam membuat model jaringan injeksi lapangan RAP pada simulator PIPESIM dimulai dari memilih icon injction well dalam bentuk single branch model dan di input pada work bar sesuai dengan jumlah sumur yang ada dilapangan. Semua sumur dihubungkan dengan flowline dan mainline sebagai pipa salurnya yang tersaji dalam bentuk model branch. Antar segmen pipa dihubungkan oleh junction. Dan terakhir penginputan icon source sebagai awal pendistribusian fluida dalam model jaringan Dalam jaringan injeksi pada simulator PIPESIM perlu didefinisikan beberapa simbol kerja yang digunakan dalam pembuatan model. Simbol yang digunakan adalah source, well, junction, dan branch. Branch Gambar 2.2 Simbol Source, Well Injection, Junction, Branch (PIPESIM 2009) 1. Source Source dapat didefenisikan sebagai suatu sumber injeksi fluida pada stock tank point yang akan masuk ke jaringan. Input data pada source seperti tekanan, laju alir serta temperatur dalam proses distribusi injeksi. Pada source terdapat fluid model dengan inputan persen watercut dan GOR sebagai spesifikasi kerja fluida injeksi ( Sclumberger, 2010 ). 2. Junction Junction merupakan titik pertemuan antara branch satu dengan branch lainnya. Pada junction akan terjadi pertemuan atau pemisahan fluida yang mengalir pada branch. Pada junction tidak terjadi perubahan tekanan ataupun temperatur dari sistem aliran fluida ( Sclumberger, 2010). 3. Well Injection Well injection merupakan tempat masuknya fluida injeksi dari jaringan permukaan menuju reservoir. Well injection terdapat inputan tubing dan

15 19 completion. Input tubing berupa kedalaman sumur, perforasi, ukuran tubing dan casing. Completion merupakan tempat inputan data reservoir berupa tekanan reservoir, temperatur dan indeks kemampuan sumur. Pada well injection memerlukan inputan data tekanan kepala sumur dan temperatur. Hasil eksekusi run program akan memberikan Output data kemampuan sumur injeksi berupa liquid rate injeksi, massa rate, pressure, dan temperatur (Sclumberger, 2010) 4. Branch Branch merupakan point koneksi antara junction dengan junction, junction dengan well injection. Hubungan antar branch digambarkan dengan bentuk garis hitam dengan icon ditengah-tengahnya. Pada branch terdapat peralatan pipeline, booster, pump dan peralatan lainnya. Analisis jaringan dapat dilakukan pada branch seperti penentuan ukuran pipa, desain jaringan dan pengembangan model jaringan (Sclumberger, 2010) Input Data 1. Pipe input Data input flowline dan mainline adalah semua data fisik pipa dan letaknya pada permukaan termasuk konduktivitas bahan pipa dan temperatur lingkungan dimana pipa berada. 2. Well input Well input berisikan data konfigurasi detail tubing, artificial lift dan completion input berupa kondisi downhole operation data. 3. Source input Source merupakan penginputan kondisi awal parameter pressure, temperature dan fluid parameter dalam sistem jaringan. Studi simulasi tahapan pengembangan lapangan didahului dengan melakukan proses penyelarasan model awal (existing) dalam simulasi. Penyelarasan ini sangat penting dilakukan untuk melihat kesesuaian kondisi model simulasi terhadap kondisi sebenarnya. Model yang digunakan dalam simulasi dibuat sesuai data yang ada meliputi data kondisi reservoir, data

16 20 komposisi fluida, data sumur, data fasilitas injeksi, data injeksi dan data penunjang lainnya. Penyelarasan model single branch, data-data yang diperlukan adalah data komposisi fluifa yang diperoleh dari hasil analisa sampel diambil dari stock tank, data kondisi reservoir, data injeksi dan data sumur meliputi data kedalaman sumur, kedalaman perforasi dan data tubing. Penyelarasan dalam single branch dengan memacthingkan hasil eksekusi laju alir, tekanan dan indeks kemampuan sumur yang sesuai dengan keadaan dilapangan. Penyelarasan model Network terdiri yang dari beberapa model single branch yang dimaksudkan untuk menganalisa kinerja suatu sistem jaringan. Penggunaan network model pada Software PIPESIM hanya dapat memperhitungkan kondisi sistem jaringan pada saat itu saja.

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... ix

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida Penentuan kecepatan disejumlah titik pada suatu penampang memungkinkan untuk membantu dalam menentukan besarnya kapasitas aliran sehingga

Lebih terperinci

FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD

FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD Fazri Apip Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Kebumian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.... HALAMAN PENGESAHAN.... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH.... HALAMAN PERSEMBAHAN.... KATA PENGANTAR.... RINGKASAN.... DAFTAR ISI.... viii DAFTAR GAMBAR.... DAFTAR TABEL....

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI PADA PAD G-76 DENGAN PROGRAM TERINTEGRASI SUMUR DAN JARINGAN PIPA PRODUKSI

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI PADA PAD G-76 DENGAN PROGRAM TERINTEGRASI SUMUR DAN JARINGAN PIPA PRODUKSI OPTIMASI PRODUKSI PADA PAD G-76 DENGAN PROGRAM TERINTEGRASI SUMUR DAN JARINGAN PIPA PRODUKSI Abstrak Pradhita Audi Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL

BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL 4.1 Kondisi perancangan Tahap awal perancangan sistem perpipaan air untuk penyiraman kebun vertikal yaitu menentukan kondisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida. Penentuan kecepatan di sejumlah titik pada suatu penampang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida. Penentuan kecepatan di sejumlah titik pada suatu penampang BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida Penentuan kecepatan di sejumlah titik pada suatu penampang memungkinkan untuk membantu dalam menentukan besarnya kapasitas aliran sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Konsep Dasar Untuk aliran fluida dalam pipa khususnya untuk air terdapat kondisi yang harus diperhatikan dan menjadi prinsip utama, kondisi fluida tersebut adalah fluida merupakan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan minyak, maka berbagai cara dilakukan untuk dapat menaikkan produksi minyak, adapun beberapa cara yang dapat dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS KERUGIAN HEAD PADA SISTEM PERPIPAAN BAHAN BAKAR HSD PLTU SICANANG MENGGUNAKAN PROGRAM ANALISIS ALIRAN FLUIDA

ANALISIS KERUGIAN HEAD PADA SISTEM PERPIPAAN BAHAN BAKAR HSD PLTU SICANANG MENGGUNAKAN PROGRAM ANALISIS ALIRAN FLUIDA ANALISIS KERUGIAN HEAD PADA SISTEM PERPIPAAN BAHAN BAKAR HSD PLTU SICANANG MENGGUNAKAN PROGRAM ANALISIS ALIRAN FLUIDA Alexander Nico P Sihite, A. Halim Nasution Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. KLASIFIKASI FLUIDA Fluida dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, tetapi secara garis besar fluida dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :.1.1 Fluida Newtonian

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan Model Reservoir Menggunakan Simulator Eclipse

Metodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan Model Reservoir Menggunakan Simulator Eclipse Bab III Metodologi Penelitian III.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Studi Pustaka Persiapan Studi Data Pembuatan Model Reservoir Menggunakan Simulator Elipse Pembuatan Model Fasilitas Produksi Menggunakan

Lebih terperinci

OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR CONTINUOUS GAS LIFT PADA LAPANGAN Y SKRIPSI. Oleh : AULIA RAHMAN PRABOWO / TM

OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR CONTINUOUS GAS LIFT PADA LAPANGAN Y SKRIPSI. Oleh : AULIA RAHMAN PRABOWO / TM OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR CONTINUOUS GAS LIFT PADA LAPANGAN Y SKRIPSI Oleh : AULIA RAHMAN PRABOWO 113.090.031 / TM PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL

BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL Simulasi reservoir pada reservoir rekah alam dilakukan pada studi ini untuk mengetahui performance dari reservoir dan memprediksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida Setiap fluida yang mengalir dalam sebuah pipa harus memasuki pipa pada suatu lokasi. Daerah aliran di dekat lokasi fluida memasuki pipa tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Tekanan Atmosfer Tekanan atmosfer adalah tekanan yang ditimbulkan oleh bobot udara di atas suatu titik di permukaan bumi. Pada permukaan laut, atmosfer akan menyangga kolom air

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 4. Asumsi yang digunakan untuk menyederhanakan permasalahan pada penelitian ini adalah:

BAB 1. PENDAHULUAN 4. Asumsi yang digunakan untuk menyederhanakan permasalahan pada penelitian ini adalah: Bab 1 Pendahuluan Pada saat produksi awal suatu sumur minyak, fluida dapat mengalir secara natural dari dasar sumur ke wellhead atau kepala sumur. Seiring dengan meningkatnya produksi dan waktu operasi,

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT

ANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT ANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT Oleh: *)Ganjar Hermadi ABSTRAK Dalam industri migas khususnya bidang teknik produksi, analisa sistem nodal merupakan salah satu metode yang paling sering

Lebih terperinci

SIMULASI MODEL JARINGAN DAN FASILITAS PERMUKAAN INJEKSI CO2 DENGAN INJECTION PLANT TERSEBAR

SIMULASI MODEL JARINGAN DAN FASILITAS PERMUKAAN INJEKSI CO2 DENGAN INJECTION PLANT TERSEBAR SIMULASI MODEL JARINGAN DAN FASILITAS PERMUKAAN INJEKSI CO2 DENGAN INJECTION PLANT TERSEBAR WIBOWO *, Djoko ASKEYANTO, Lutvy JUNIARDI, Rhindani Jaya WARDHANI Program Studi Teknik Perminyakan, Fakultas

Lebih terperinci

Oleh : Luthfan Riandy*

Oleh : Luthfan Riandy* STUDI PENGARUH KOMPOSISI, KONDISI OPERASI, DAN KARAKTERISTIK GEOMETRI PIPA TERHADAP PEMBENTUKAN KONDENSAT DI PIPA TRANSMISI GAS BASAH The Study of Composition, Operation Condition, and Pipe Characteristic

Lebih terperinci

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml KERUGIAN JATUH TEKAN (PRESSURE DROP) PIPA MULUS ACRYLIC Ø 10MM Muhammmad Haikal Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma ABSTRAK Kerugian jatuh tekanan (pressure drop) memiliki kaitan dengan koefisien

Lebih terperinci

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI oleh : Unggul Nugroho Edi, MT *) ABSTRAK Dalam penelitian ini digunakan metode simulasi model reservoir,

Lebih terperinci

OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR GAS LIFT DI LAPANGAN A

OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR GAS LIFT DI LAPANGAN A OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR GAS LIFT DI LAPANGAN A Djoko Sulistyanto (Jurusan Teknik Perminyakan Universitas Trisakti) ABSTRAK Analisa nodal adalah suatu metode untuk menganalisa suatu sistem produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pompa Pompa adalah peralatan mekanis untuk mengubah energi mekanik dari mesin penggerak pompa menjadi energi tekan fluida yang dapat membantu memindahkan fluida ke tempat yang

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (213) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) 1 Analisa Peletakan Booster Pump pada Onshore Pipeline JOB PPEJ (Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java) Debrina

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metode Pendistribusian Air Di dalam pendistribusian air diperlukan suatu metode pendistribusian agar air dapat mengalir dari sumber air ke semua pemakai air. Adapun metode

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HATOP

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul

Lebih terperinci

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

Aliran Turbulen (Turbulent Flow) Aliran Turbulen (Turbulent Flow) A. Laminer dan Turbulen Laminer adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikelpartikel fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI SURFAKTAN PADA PIPA MINYAK BERSIFAT PARAFFINIC WAX DARI LAPANGAN X (STUDI LABORATURIUM DAN SIMULASI)

ANALISIS PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI SURFAKTAN PADA PIPA MINYAK BERSIFAT PARAFFINIC WAX DARI LAPANGAN X (STUDI LABORATURIUM DAN SIMULASI) ANALISIS PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI SURFAKTAN PADA PIPA MINYAK BERSIFAT PARAFFINIC WAX DARI LAPANGAN X (STUDI LABORATURIUM DAN SIMULASI) TUGAS AKHIR Oleh: YVAN CHRISTIAN NIM 12205010 Diajukan sebagai

Lebih terperinci

ANALISA PRESSURE DROP DALAM INSTALASI PIPA PT.PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA DENGAN PENDEKATAN BINGHAM PLASTIC

ANALISA PRESSURE DROP DALAM INSTALASI PIPA PT.PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA DENGAN PENDEKATAN BINGHAM PLASTIC Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi ANALISA PRESSURE DROP DALAM INSTALASI PIPA PT.PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA DENGAN PENDEKATAN BINGHAM PLASTIC *Eflita Yohana,

Lebih terperinci

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4 REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4 P A R A M I T A V E G A A. T R I S N A W A T I Y U L I N D R A E K A D E F I A N A M U F T I R I Z K A F A D I L L A H S I T I R U K A Y A H FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel Konsep Aliran Fluida Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel Hal-hal yang diperhatikan : Sifat Fisis Fluida : Tekanan, Temperatur, Masa

Lebih terperinci

Sistem Sumur Dual Gas Lift

Sistem Sumur Dual Gas Lift Bab 2 Sistem Sumur Dual Gas Lift 2.1 Metode Pengangkatan Buatan (Artificial Lift Penurunan tekanan reservoir akan menyebabkan penurunan produktivitas sumur minyak, serta menurunkan laju produksi sumur.

Lebih terperinci

Panduan Praktikum 2012

Panduan Praktikum 2012 Percobaan 4 HEAD LOSS (KEHILANGAN ENERGI PADA PIPA LURUS) A. Tujuan Percobaan: 1. Mengukur kerugian tekanan (Pv). Mengukur Head Loss (hv) B. Alat-alat yang digunakan 1. Fluid Friction Demonstrator. Stopwatch

Lebih terperinci

Rizal Fakhri, , Sem1 2007/2008 1

Rizal Fakhri, , Sem1 2007/2008 1 SUATU ANALISA KINERJA GAS LIFT PADA SUMUR MIRING DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR Gas lift Performance Analysis In Inclined Well Using Simulator Oleh: Rizal Fakhri* Sari Adanya kemiringan pada suatu sumur

Lebih terperinci

Optimasi Injeksi Gas untuk Peningkatan Produksi pada Lapangan Gas Lift dengan Sistem yang Terintegrasi

Optimasi Injeksi Gas untuk Peningkatan Produksi pada Lapangan Gas Lift dengan Sistem yang Terintegrasi Optimasi Injeksi Gas untuk Peningkatan pada Lapangan Gas Lift dengan Sistem yang Terintegrasi Oleh : Riska Milza Khalida* Dr.Ir. Pudjo Sukarno, M.Sc** Sari Dalam penelitian ini, simulasi dan analisa performa

Lebih terperinci

Perencanaan Rotative Gas Lift untuk Sistem Sumur yang Terintegrasi Oleh : Gesa Endah Prastiti* Dr.Ir. Pudjo Sukarno**

Perencanaan Rotative Gas Lift untuk Sistem Sumur yang Terintegrasi Oleh : Gesa Endah Prastiti* Dr.Ir. Pudjo Sukarno** Perencanaan Rotative Gas Lift untuk Sistem Sumur yang Terintegrasi Oleh : Gesa Endah Prastiti* Dr.Ir. Pudjo Sukarno** Sari Seiring dengan diproduksikannya suatu sumur, maka performa sumur tersebut untuk

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan

Lebih terperinci

POWER & STEAM. Nur Istianah,ST.,MT.,M.Eng

POWER & STEAM. Nur Istianah,ST.,MT.,M.Eng POWER & STEAM Nur Istianah,ST.,MT.,M.Eng POWER Jumlah energi yang diperlukan per satuan waktu Energi diperlukan untuk proses, pelengkap (penerangan, komputer, dll), pengolahan limbah dan transportasi bahan

Lebih terperinci

Tinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989).

Tinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989). Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Enhanced Oil Recovery (EOR) Enhanced oil recovery (EOR) adalah metode yang digunakan untuk memperoleh lebih banyak minyak setelah menurunnya proses produksi primer (secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Kerja Pompa Hidram Prinsip kerja hidram adalah pemanfaatan gravitasi dimana akan menciptakan energi dari hantaman air yang menabrak faksi air lainnya untuk mendorong ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Suatu sistem transfer fluida dari suatu tempat ke tempat lain biasanya terdiri dari pipa,valve,sambungan (elbow,tee,shock dll ) dan pompa. Jadi pipa memiliki peranan

Lebih terperinci

ALIRAN PADA PIPA. Oleh: Enung, ST.,M.Eng

ALIRAN PADA PIPA. Oleh: Enung, ST.,M.Eng ALIRAN PADA PIPA Oleh: Enung, ST.,M.Eng Konsep Aliran Fluida Hal-hal yang diperhatikan : Sifat Fisis Fluida : Tekanan, Temperatur, Masa Jenis dan Viskositas. Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka

Lebih terperinci

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Dosen Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak... ix Abstract...

Lebih terperinci

Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa. Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto

Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa. Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto Jurusan teknik kimia fakultas teknik universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Lebih terperinci

Desain Rehabilitasi Air Baku Sungai Brang Dalap Di Kecamatan Alas 8.1. DATA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU LAPORAN AKHIR VIII - 1

Desain Rehabilitasi Air Baku Sungai Brang Dalap Di Kecamatan Alas 8.1. DATA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU LAPORAN AKHIR VIII - 1 8.1. DATA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU Pada jaringan distribusi air bersih pipa merupakan komponen yang paling utama, pipa berfungsi untuk mengalirkan sarana air dari suatu titik simpul ke titik simpul yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA.1 PERHITUNGAN DATA Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data mentah berupa temperatur kerja fluida pada saat pengujian, perbedaan head tekanan, dan waktu

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK Dalam ilmu hidraulik berlaku hukum-hukum dalam hidrostatik dan hidrodinamik, termasuk untuk sistem hidraulik. Dimana untuk kendaraan forklift ini hidraulik berperan

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... BAB I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

Optimasi Produksi Terintegrasi Untuk Lapangan Dengan Sumur ESP Oleh : Ria Perdana Putra* Dr.Ir. Pudjo Sukarno**

Optimasi Produksi Terintegrasi Untuk Lapangan Dengan Sumur ESP Oleh : Ria Perdana Putra* Dr.Ir. Pudjo Sukarno** Optimasi Produksi Terintegrasi Untuk Lapangan Dengan Sumur ESP Oleh : Ria Perdana Putra* Dr.Ir. Pudjo Sukarno** Sari Electric Submersible Pump (ESP) merupakan salah satu metode Artificial Lift yang banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hukum Kekekalan Massa Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov- Lavoiser adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam aplikasi sistem perpipaan seperti pada proses kimia, proses produksi dan distribusi minyak dan gas sering dijumpai junction (percabangan). Ketika aliran dua fase

Lebih terperinci

Poso Nugraha Pulungan , Semester II 2010/2011 1

Poso Nugraha Pulungan , Semester II 2010/2011 1 OPTIMASI TEKNIK PENINGKATAN PRODUKSI MINYAK PADA STASIUN PENGUMPUL DI LAPANGAN X Poso Nugraha Pulungan * Ir. Tutuka Ariadji, M.Sc, ph.d. ** Sari Seiring penurunan produksi dari sumur minyak, diperlukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR

Lebih terperinci

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN MINYAK MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL LIFT DENGAN ESP PADA LAPANGAN TERINTEGRASI

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN MINYAK MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL LIFT DENGAN ESP PADA LAPANGAN TERINTEGRASI OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN MINYAK MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL LIFT DENGAN ESP PADA LAPANGAN TERINTEGRASI Oleh : Agus Sugiharto, ST. MT *) ABSTRAK Tahapan tahapan dalam memproduksikan minyak dari reservoir

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Fluida Aliran fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul

Lebih terperinci

DAFTAR NOTASI. A : sebuah konstanta, pada Persamaan (5.1)

DAFTAR NOTASI. A : sebuah konstanta, pada Persamaan (5.1) DAFTAR NOTASI A : sebuah konstanta, pada Persamaan (5.1) a c a m1 / 3 a m /k s B : Koefisien-koefisien yang membentuk elemen matrik tridiagonal dan dapat diselesaikan dengan metode eliminasi Gauss : amplitudo

Lebih terperinci

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember 2009 Makalah Profesional IATMI 09 004 Simulasi Line Packing Sebagai Storage pada Pipa Transmisi Gas Studi Kasus:

Lebih terperinci

BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada

BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA.1 Sifat-Sifat Fluida Fluida merupakan suatu zat yang berupa cairan dan gas. Fluida memiliki beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada

Lebih terperinci

ANALISA PELETAKAN BOOSTER PUMP PADA ONSHORE PIPELINE JOB PPEJ (JOINT OPERATING BODY PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA)

ANALISA PELETAKAN BOOSTER PUMP PADA ONSHORE PIPELINE JOB PPEJ (JOINT OPERATING BODY PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA) ANALISA PELETAKAN BOOSTER PUMP PADA ONSHORE PIPELINE JOB PPEJ (JOINT OPERATING BODY PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA) O l e h : D eb r i n a A l f i t r i Ke n t a n i a 4 3 1 0 1 0 0 0 7 9 D o s e n Pe

Lebih terperinci

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan) Panduan Praktikum Fenomena Dasar 010 A. Tujuan Percobaan: Percobaan 5 Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan) 1. Mengamati kerugian tekanan aliran melalui elbow dan sambungan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System 32 BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System PLTP Gunung Salak merupakan PLTP yang berjenis single flash steam system. Oleh karena itu, seperti yang

Lebih terperinci

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut: Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/l) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka Ristiyanto (2003) menyelidiki tentang visualisasi aliran dan penurunan tekanan setiap pola aliran dalam perbedaan variasi kecepatan cairan dan kecepatan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA Disusun Oleh : Kelompok I (Satu) Hendryanto Sinaga (1507167334) Ryan Tito (1507165761) Sudung Sugiarto Siallagan (1507165728) PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 UMUM Suatu penyediaan air bersih yang mampu menyediakan air yang dapat diminum dalam jumlah yang cukup merupakan hal penting bagi suatu kota besar yang modern. Unsur-unsur yang

Lebih terperinci

Simulasi Model Jaringan dan Fasilitas Permukaan Injeksi CO 2 Sistem Terpusat pada Lapisan F Lapangan J

Simulasi Model Jaringan dan Fasilitas Permukaan Injeksi CO 2 Sistem Terpusat pada Lapisan F Lapangan J Simulasi Model Jaringan dan Fasilitas Permukaan Injeksi CO 2 Sistem Terpusat pada Lapisan F Lapangan J Wibowo 1*, Yulius Deddy Hermawan 2 1 Program Studi Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data Tujuan dari optimasi ESP dengan cara mengubah Pump Size adalah untuk mengoptimalkan laju alir produksi sesuai dengan kemampuan sumur. Penentuan laju

Lebih terperinci

5. RANCANGAN TEKNIK KENDALI TRANSPORTASI MINYAK SAWIT KASAR MODA PIPA

5. RANCANGAN TEKNIK KENDALI TRANSPORTASI MINYAK SAWIT KASAR MODA PIPA 5. RANCANGAN TEKNIK KENDALI TRANSPORTASI MINYAK SAWIT KASAR MODA PIPA 135 Pendahuluan Transportasi minyak sawit kasar (crude palm oil atau CPO) dari pabrik kelapa sawit (PKS) menuju tangki penyimpanan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR GESEKAN PADA PIPA HALUS ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR GESEKAN PADA PIPA HALUS ABSTRAK ANALISIS FAKTOR GESEKAN PADA PIPA HALUS Juari NRP: 1321025 Pembimbing: Robby Yussac Tallar, Ph.D. ABSTRAK Hidraulika merupakan ilmu dasar dalam bidang teknik sipil yang menjelaskan perilaku fluida atau

Lebih terperinci

Analisis Bottlenecking dalam Jaringan Perpipaan Lapangan Minyak. Analysis of Bottlenecking Problem in Oil Field Piping Network

Analisis Bottlenecking dalam Jaringan Perpipaan Lapangan Minyak. Analysis of Bottlenecking Problem in Oil Field Piping Network Analisis Bottlenecking dalam Jaringan Perpipaan Lapangan Minyak Analysis of Bottlenecking Problem in Oil Field Piping Network Oleh: Adolf S. P. Manurung* Sari Lapangan X memiliki lima sumur produksi minyak

Lebih terperinci

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

JUDUL TUGAS AKHIR  ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI JUDUL TUGAS AKHIR http://www.gunadarma.ac.id/ ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI ABSTRAKSI Alat uji kehilangan tekanan didalam sistem perpipaan dibuat dengan menggunakan

Lebih terperinci

STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN OBSTACLE BENTUK PERSEGI PADA PIPA TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS.

STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN OBSTACLE BENTUK PERSEGI PADA PIPA TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS. TUGAS AKHIR KONVERSI ENERGI STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN OBSTACLE BENTUK PERSEGI PADA PIPA TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS. Dosen Pembimbing : SENJA FRISCA R.J 2111105002 Dr. Eng.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Dalam kegiatan operasional industri minyak banyak ditemukan berbagai macam alat pengoperasian untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam wujud peralatan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN Page 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penggunaan efflux time dalam dunia industri banyak dijumpai pada pemindahan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan pipa tertutup serta tangki sebagai

Lebih terperinci

Keken Rante Allo, , Sem2 2007/2008 1

Keken Rante Allo, , Sem2 2007/2008 1 Permasalahan Bottlenecking Pada Jaringan Perpipaan Produksi Minyak Lepas Pantai : Studi Kasus Lapangan-X Keken Rante Allo* Ir. Ucok W.R Siagian M.sc., Ph.D. ** Sari Optimasi dilakukan terhadap suatu jaringan

Lebih terperinci

PEMODELAN TEKANAN PADA SUMUR INJEKSI UAP DENGAN METODE BEGGS-BRILL DAN PERANGKAT LUNAK PIPESIM

PEMODELAN TEKANAN PADA SUMUR INJEKSI UAP DENGAN METODE BEGGS-BRILL DAN PERANGKAT LUNAK PIPESIM TUGAS AKHIR TF 141581 PEMODELAN TEKANAN PADA SUMUR INJEKSI UAP DENGAN METODE BEGGS-BRILL DAN PERANGKAT LUNAK PIPESIM ELDISA KUSUMA PUTRI NRP 2412 100 051 Dosen Pembimbing Totok Ruki Biyanto, Ph.D. Ir.

Lebih terperinci

Konsep Gas Deliverability

Konsep Gas Deliverability BAB 3 Konsep Gas Deliverability Terdapat tiga komponen penting dalam gas deliverability, yaitu aliran gas di reservoir, aliran gas sepanjang pipa vertikal, dan aliran gas sepanjang pipa horizontal. Ketiga

Lebih terperinci

PERENCANAAN ULANG DAN PEMILIHAN POMPA INSTALASI DESTILATE WATER PADA DESALINATION PLANT UNIT 6 DI PT PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK

PERENCANAAN ULANG DAN PEMILIHAN POMPA INSTALASI DESTILATE WATER PADA DESALINATION PLANT UNIT 6 DI PT PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK PERENCANAAN ULANG DAN PEMILIHAN POMPA INSTALASI DESTILATE WATER PADA DESALINATION PLANT UNIT 6 DI PT PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK ACHMAD MARYONO 2110 030 091 DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI iv. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR NOTASI... xiii

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI iv. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR NOTASI... xiii ABSTRAK Suplai air bersih di Kota Tebing Tinggi dilayani oleh PDAM Tirta Bulian. Namun penambahan jumlah konsumen yang tidak diikuti dengan peningkatan kapasitas jaringan, penyediaan dan pelayanan air

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan model fluida reservoir. Pembuatan model reservoir

Metodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan model fluida reservoir. Pembuatan model reservoir Bab III Metodologi Penelitian III.1 Diagram Alir Penelitian Diagram pada Gambar III.1 berikut ini merupakan diagram alir yang menunjukkan tahapan proses yang dilakukan pada penelitian studi simulasi injeksi

Lebih terperinci

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI). KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI). Tugas Akhir, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma,,2013

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena

BAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mekanika Fluida Mekanika fluida adalah subdisiplin dari mekanika kontinyu yang mempelajari tentang fluida (dapat berupa cairan dan gas). Fluida sendiri merupakan zat yang bisa

Lebih terperinci

Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer

Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer Pada bab ini akan dijelaskan tentang model yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya kemudian dari model tersebut akan dioptimalisasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN INSTALASI PEMIPAAN DENGAN MENGGUNAKAN METHODE PIPE FLOW EXPERT. ABSTRACT

PERENCANAAN INSTALASI PEMIPAAN DENGAN MENGGUNAKAN METHODE PIPE FLOW EXPERT.  ABSTRACT PERENCANAAN INSTALASI PEMIPAAN DENGAN MENGGUNAKAN METHODE PIPE FLOW EXPERT. Arif Setyo Nugroho Jurusan Teknik Mesin AT Warga Surakarta www.atw.ac.id ABSTRACT In the installation of the pipe network should

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA Vol. 1, No., Mei 010 ISSN : 085-8817 STUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA Helmizar Dosen

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL ke8tahun 2013 : RekayasaTeknologiIndustridanInformasi

SEMINAR NASIONAL ke8tahun 2013 : RekayasaTeknologiIndustridanInformasi ANALISIS KEKASARAN PERMUKAAN RATA-RATA DINDING BAGIAN DALAM PIPA GALVANIZED IRON PIPE (GIP) DIAMETER NOMINAL 1 INCHI DENGAN FLUIDA KERJA AIR BERSIH Yohanes Agus Jayatun Jurusan Teknik Mesin, Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

ALIRAN MELALUI PIPA 15:21. Pendahuluan

ALIRAN MELALUI PIPA 15:21. Pendahuluan ALIRAN MELALUI PIPA Ir. Suroso Dipl.HE, M.Eng Dr. Eng. Alwai Pujiraharjo Pendahuluan Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran dan dipergunakan untuk mengalirkan luida dengan penampang

Lebih terperinci

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK ANALISA ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA SIRKULAR DAN PIPA SPIRAL UNTUK INSTALASI SALURAN AIR DI RUMAH DENGAN SOFTWARE CFD Oleh : MARIO RADITYO PRARTONO 1306481972 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

DUCT LOSSES/ KEHILANGAN PADA DUCT/PIPA ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING, M.ARIEFF.L

DUCT LOSSES/ KEHILANGAN PADA DUCT/PIPA ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING, M.ARIEFF.L DUCT LOSSES/ KEHILANGAN PADA DUCT/PIPA ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING, M.ARIEFF.L ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING, M.ARIEFF.L 2/18/2016 DUCT LOSSES ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING, M.ARIEFF.L 2/18/2016 2.4.1. Friction

Lebih terperinci

PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA

PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA Syofyan Anwar Syahputra 1, Aspan Panjaitan 2 1 Program Studi Teknik Pendingin dan Tata Udara, Politeknik Tanjungbalai Sei Raja

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X Amanu Pinandito, Sisworini, Sisworini, Djunaedi Agus Wibowo Abstrak Sumur X yang sudah beroperasi sejak 2004 merupakan sumur yang menggunakan gas lift sejak

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE (AIR-UDARA) MELEWATI ELBOW 60 o DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 30 o

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE (AIR-UDARA) MELEWATI ELBOW 60 o DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 30 o STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE (AIR-UDARA) MELEWATI ELBOW 60 o DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 30 o Agus Dwi Korawan 1, Triyogi Yuwono 2 Program Pascasarjana, Jurusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 HE Shell and tube Penukar panas atau dalam industri populer dengan istilah bahasa inggrisnya, heat exchanger (HE), adalah suatu alat yang memungkinkan perpindahan dan bisa berfungsi

Lebih terperinci

Menghitung Pressure Drop

Menghitung Pressure Drop Menghitung Pressure Drop Jika di dalam sebuah pipa berdiameter dan panjang tertentu mengalir air dengan kecepatan tertentu maka tekanan air yang keluar dari pipa dan debit serta laju aliran massanya bisa

Lebih terperinci

Nama : Zainal Abidin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

Nama : Zainal Abidin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. ANALISIS EFISIENSI POMPA DAN HEAD LOSS PADA MESIN COOLING WATER SISTEM FAN Nama : Zainal Abidin NPM : 27411717 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Sri Poernomo Sari, ST.,

Lebih terperinci