BAB III UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG. A. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Kandeman Batang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG. A. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Kandeman Batang"

Transkripsi

1 BAB III UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI KANDEMAN BATANG A. Gambaran Umum SMP Negeri Kandeman Batang. Profil SMP Negeri Kandeman Batang SMP Negeri Kandeman Batang merupakan salah satu sekolah tingkat menengah pertama yang berada di Desa Kandeman Kabupaten Batang. Pada awal berdirinya, yaitu pada tahun 984, yaitu dengan Surat Keputusan (SK) dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0557/0/984 tentang Pembukaan, Penunggalan, dan Penegerian Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama. Pada awal berdirinya sekolah ini, hanya terdiri dari tiga kelas, dan jumlah peserta didiknya 98. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, maka bertambah pula peserta didik yang minat untuk sekolah di SMP ini. SMP Negeri Kandeman Batang yang dulunya terdiri dari tiga kelas bertambah menjadi enam kelas. Luas tanah SMP ini mencapai m 2 dan luas bangunannya yaitu m 2 dengan status bangunan milik pemerintah. Sampai sekarang, yaitu tahun ajaran 204/205, jumlah peserta didiknya mencapai 998 peserta didik (untuk kelas I yaitu 326 peserta didik dengan jumlah rombongan belajar yaitu 9, untuk kelas II yaitu 369 peserta didik dengan jumlah rombongan belajar yaitu 0, dan untuk kelas 56

2 57 III jumlah peserta didiknya yaitu 303 dengan jumlah rombongan belajarnya yaitu 8), dan dengan jumlah guru yaitu sebanyak 42 orang. 2. Visi Misi SMP Negeri Kandeman Batang mempunyai visi dan misi sebagai berikut: a. Visi Tercapai Prestasi, Tertanam Budi Pekerti. b. Misi ) Menumbuhkan semangat belajar mengajar secara efektif. 2) Menggali potensi olah raga siswa untuk dikembangkan secara optimal. 3) Membekali ketrampilan siswa untuk hidup mandiri. 4) Meningkatkan pengamalan keagamaan. 5) Menumbuhkan budaya bersih. 3. Letak Sekolah Letak SMP Negeri Kandeman Batang sangat strategis sebagai tempat belajar, di samping karena letaknya di daerah pedesaan yang dikelilingi area perkebunan sehingga udaranya masih segar, juga karena terletak di jalan raya Kandeman sehingga mudah dijangkau baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Adapun batas-batas kompleksnya yaitu sebagai berikut: a. Sebelah Utara : SMK Negeri Kandeman b. Sebelah selatan : Dusun Dukuh Sari

3 58 c. Sebelah Barat : Masjid Al Azhar Kandeman d. Sebelah Timur : Dusun Dukuh Sari 4. Struktur Organisasi Adapun struktur organisasi SMP Negeri Kandeman Batang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Struktur Organisasi SMP Negeri Kandeman Batang Tahun Ajaran 204/205 KOMITE SEKOLAH Kunarso, S.Pd. KEPALA SEKOLAH Sukarya, S.Pd.

4 59 BP / BK Kasobar, S.Pd., dan Dra. Fasikha WK. KEPALA SEKOLAH Khikmah AR., S.Pd. KEPALA TATA USAHA Sutarno STAF TATA USAHA Eko Teguh S. Eni Lastriyani Sri Maemunah Tarti UR KURIKULUM Sutritono, S.Ag. UR HUMAS Encang, PH., S,Pd. UR KESISWAAAN Tri Sambodo, S.Pd. UR SARPRAS Ninik Maehaeti, S.Pd. UR K7L Dra. Ermina, P.I. PERPUSTAKAAN Sukhanifah, S.Pd. LABORAT Agus Suyono, S.Pd. AGAMA ISLAM Sutriyono Suhari IPS Eni Muniggar Tri Sambodo Joko Purwanto B. Indonesia A. Marzuki Ninik Maeheti Sukhanifah Matematika Anung S. Budi Astiti Tri Hartati IPA Agung Suyono Nurul K. Kusniasih B. IGGRIS Mas ud Caswati Dyah T. SENI BUDAYA Aksi Mandala Titi Sulastri Endang PH. PENJASKES Sukarya Mujiono Adi S. 5. Keadaan Guru dan Siswa a. Keadaan Guru

5 60 No. Nama Dalam proses pendidikan di sekolah, guru dengan status apapun memegang peranan kunci. Di sekolah, hanya guru yang mampu memberdayakan segala sumber daya yang ada di sekolah guna mendatangkan manfaat bagi tumbuhkembang peserta didik untuk menyongsong masa depan mereka. Peranan guru dalam suatu proses pengajaran bagaikan motor penggerak yang membimbing dan mengarahkan suatu kegiatan belajar mengajar untuk tercapainya tujuan yang telah ditentukan, sehingga seorang guru diharapkan mampu menciptakan suasana edukatif dan komunikatif dalam menciptakan proses pengajaran tersebut. Adapun mengenai keadaan guru SMP Negeri Kandeman Batang tahun ajaran 204/205, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2 Data tentang Guru SMP Negeri Kandeman Batang Tahun Ajaran 204/205 L / P Tempat dan Tanggal Lahir Jabatan/ Guru Bidang Studi Pendidikan Terakhir. Sukarya, S.Pd. L Batang, 5/05/963 Penjas Orkes IKIP S. Penjas 2. Wasito, S.Pd. L Pati, 06/06/963 K. Kerajinan UNNES S. PKn 3. Agus Suyono, S.Pd. L Sragen, 05/07/96 IPA/Bio UNNES S. Biologi 4. Tri Sulastri, S.Pd. P Banjarnegara, 04/05/965 S. Musik UNNES S. Seni Musik 5. Suhari, S.Ag. L Klaten, 7/0/960 PAI IAIN S. PAI 6. Sutriyono, S.Ag. L Batang, 2/04/97 PAI IAIN S. PAI 8. E.Muninggar, S.Pd. P Tegal, 28/03/963 IPS IKIP Veteran S. IPS 9. Ermina P.I. P Magelang, 9/07/965 Bhs. Indonesia IKIP S. Bhs. Indonesia 0. Budi Astiti, S.Pd. P Bantul, 28/08/963 Matematika UNNES S. Matematika. Endang Prapti, S.Pd. P Kulonprogo, 22/06/966 Seni Lukis UNNES S. Seni Lukis 2. Mujiono, S.Pd. P Batang, 24/06/962 Penjas Orkes UPS Tegal S. Penjas 3. Aksi Mandala, S.Pd. L Semarang, 6/0/963 Seni Tari UNNES S. Seni Tari 4. Suprapto, S.Pd. L Batang, 02/02/967 Matematika UMS S. Matematika 5. Drs. A. Marzuqi, M.Pd. L Pekalongan, 8/09/957 Bhs. Indonesia IKIP S. Bhs. Indonesia 6. Wiyono L Sukoharjo, 06/02/963 Bhs. Jawa IKIP PGSMP Bhs. Jawa 7. Dra. Fasikha P Tegal, 25/0/963 BP/BK IKIP S. BP/BK 8. Ninik Maeheti, S.Pd. P Kendal, 03/03/970 Bhs. Indonesia IKIP S. Bhs. Indonesia 9. Mas ud, S.Pd. L Rembang, 0/05/966 Bhs. Inggris IKIP S. Bhs. Inggris

6 6 20. Dra. Indah S. P Batang, 27/0/963 PPKn IKIP S. PKn 2. Joko Purwanto, S.Pd. L Wonogiri, 02/0/967 IPS IKIP Veteran S. IPS 22. Nurul Komariah, S.Pd. P Klaten, 2/04/97 IPA/Fisika UT S. Fisika 23. Sri Hartati, S.Pd. P Kendal, 02/07/9968 IPA/Bio UNNES S. Biologi 24. Ardhiana D.P., S.Kom P Pekalongan, 2/09/979 TIK U. Pancasakti Tegal 25. Wahyu S., S,Pd P Batang, 09/08/987 Bahasa Jawa IKIP PGRI Semarang 26. Wulan Dwi A., S.Pd. P Semarang, 3/2/978 IPS IKIP S. IPS Ekonomi 27. M. Imanudin, S.Pd. L Pekalongan, 6//980 Matematika U. Ahmad Dahlan 28. Kusniasih, S.Pd. P Batang, 30/09/979 IPA/Bio IKIP S. Biologi 29. Kasobar, S.Pd. L Batang, 27/09/965 BP/BK IKIP Semarang S. BK 30. Sutarno L Boyolali, 09/02/965 Kepala TU SMEA Tata Buku 3. Eko Teguh Setianto L Batang, 04/03/963 Pelaksana SMA IPA 32. Ramelan L Boyolali, 0/0/96 Pembina SMP 33. Eni Lastriani, A.Md. P Batang, /2/974 Pelaksana IKIP D.3 Ekonomi b. Keadaan Siswa Siswa atau peserta didik merupakan individu yang sedang mengalami perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. Mereka sedang memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya. Dengan kata lain, peserta didik atau peserta didik dapat dicirikan sebagai orang yang sedang memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan pengarahan dari orang dewasa. Untuk itu, peserta didik merupakan faktor terpenting dalam pelaksanaan pendidikan, karena tanpa adanya peserta didik tidak mungkin ada proses belajar mengajar. Adapun data tentang keadaan siswa di SMP Negeri Kandeman Batang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3 Data Tentang Keadaan Siswa SMP Negeri Kandeman Batang Tahun Ajaran 204/205 Jumlah Kelas I Kelas II Kelas III (I, II, dan III) Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml

7 62 Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Keadaan Sarana dan Prasarana Dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Dengan terpenuhinya sarana dan prasarana yang diperlukan, maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan mudah dan lancar. Oleh karena itu, guna menunjang proses belajar mengajar serta penyelenggaraan administrasi dan organisasi di SMP Negeri Kandeman Batang diperlukan adanya sarana dan prasarana yang memadai. Kebutuhan akan sarana dan prasarana ini dapat memperlancar penyelenggaraan organisasi di sekolah. Dengan terpenuhinya sarana dan prasarana yang diperlukan, maka proses pembelajaran akan menjadi lebih mudah, efektif dan efisien. Adapun data mengenai sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri Kandeman Batang yaitu sebagai berikut: Tabel 4 Data tentang Sarana dan Prasarana SMP Negeri Kandeman Batang Tahun Ajaran 204/205 No. Jenis Jumlah Keterangan Ruang kelas Ruang kepala sekolah Ruang UKS Ruang guru Ruang kesenian Ruang perpustakaan Ruang Lab. IPA Ruang ketrampilan 27

8 Ruang Lab. komputer Ruang Lab. bahasa Ruang Media Kamar mandi guru Kamar mandi peserta didik Lapangan upacara Kantin B. Upaya Guru PAI SMP Negeri Kandeman Batang dalam Membina Moral Siswa Guru PAI adalah suatu usaha dari orang dewasa dalam memberikan bimbingan dan asuhan kepada anak didik agar kelak setelah selesai pendidikan dapat memahami apa yang terkandung dalam Islam secara keseluruhan, dapat menghayati makna dan maksud tujuannya, dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan ajaran-ajaran Islam sebagai pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia dan akhiratnya kelak. Tugas utama yang perlu dilakukan guru PAI adalah tazkiyat an-nafs, yaitu mengembangkan, membersihkan, mengangkat jiwa peserta didik kepada Tuhannya, menjauhkannya dari kejahatan, dan menjaganya agar tetap berada pada fitrah-nya yang hanif. Untuk mengetahui upaya guru PAI di SMP Negeri Kandeman Batang dalam membina moral siswa, peneliti mengadakan wawancara langsung kepada guru PAI, Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah, serta siswa. Suhari, selaku guru PAI, menjelaskan bahwa Beberapa upaya yang harus dilakukan oleh guru PAI dalam membina moral siswa salah satunya

9 64 yaitu dengan melalui proses pendidikan. Hal ini karena pada dasarnya, sebagaimana Suhari juga menjelaskan bahwa Pendidikan moral di sekolah mempunyai arti memberikan pengetahuan kepada siswa dan mengarahkan serta membimbing pertumbuhan dan perkembangan fitrah-nya melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal, karena pendidikan yang ditujukan adalah pembentukan akhlak. Kemudian Sutriyono, yang juga selaku guru PAI, menjelaskan mengenai upaya-upaya yang harus dilakukan oleh guru PAI dalam membina moral siswa melalui proses pendidikan yaitu antara lain Penanaman nilainilai keimanan, dan penanaman nilai-nilai ibadah. Untuk itu, pendidikan ini menjadi sangat penting untuk anak-anak sejak dini sebagai bekal mereka dalam mengarungi samudera kehidupan ini. Hal ini karena misi Nabi Muhammad Saw. sendiri diutus ke dunia ini adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia, sehingga pendidikan ini memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam. Sukarya, selaku Kepala Sekolah, juga menjelaskan mengenai pentingnya penanaman nilai-nilai moral kepada siswa, yaitu Bahwa penanaman nilai-nilai moral menjadi sangat penting karena dalam ajaran Islam seorang pendidik harus mengikuti sebagaimana yang diterapkan oleh Nabi Muhammad Saw. Hal ini berarti bahwa nilai-nilai yang ditanamkan pada peserta didik seperti perilaku jujur, amanah, tanggung jawab, dan sebagainya. Untuk itu, nilai-nilai tersebut wajib diajarkan kepada anak-anak didik kami agar kelak mereka bisa meneladani sebagaimana Nabi Muhammad Saw.

10 65 Mengenai penanaman nilai-nilai keimanan ini, tentunya tidak terlepas dari nilai-nilai yang terdapat dalam rukun iman yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikat-nya, iman kepada kitab-kitab-nya, iman kepada rasul-rasul-nya, iman kepada hari kiamat, dan iman kepada qadha dan qadar. Hal ini sebagaimana menurut Khikmah A.R., bahwa Keenam dasar tersebut merupakan dasar spektural yang ditetapkan oleh agama untuk membentuk dan membina kepribadian Muslim yang berakhlak mulia. Sedangkan dalam kaitannya dengan penanaman nilai-nilai ibadah, Suhari menjelaskan bahwa Hubungan antara iman dan ibadah adalah ibarat buah dengan dahannya. Amalan ibadah yang baik pastilah berasal dari pohon keimanan yang baik pula. Penanaman nilai-nilai ibadah kepada Allah itu meliputi empat hal yaitu shalat, zakat, puasa, dan haji bagi yang mampu. Sutriyono, menjelaskan bahwa Dengan adanya proses pendidikan secara langsung oleh sekolah, maka semua anak didik sudah diawasi dalam setiap tingkah lakunya. Kemudian selain melalui proses pendidikan dalam upaya membina moral siswa, sebagaimana yang dijelaskan Sutriyono pula, bahwa Guru PAI juga melakukan upaya melalui proses bimbingan dan penyuluhan. Proses bimbingan dan penyuluhan ini, sebagaimana menurut Sukarya, yaitu Merupakan proses yang dilakukan untuk membangun kesejahteraan individu dan kelompok dalam arti yang luas berdasarkan al-quran yang di dalamnya mengandung ajaran dan bimbingan ke arah perbaikan. Dengan demikian, upaya yang harus dilakukan guru PAI dalam rangka membina moral siswa melalui proses bimbingan dan penyuluhan ini,

11 66 sebagaimana menurut Suhari, yaitu antara lain: Menanamkan perasaan cinta kepada Allah di hati anak didik, mendidik anak didik untuk taat menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan-nya, membina akhlak yang mulia dan menunaikan kewajiban agama, mengajarkan anak didik untuk mengetahui hukum-hukum agama serta mengamalkannya, dan memberikan teladan serta contoh yang baik, pengajaran serta nasehat. Dengan adanya upaya-upaya tersebut, diharapkan siswa-siswi menjadi sadar akan perbuatannya sehingga dapat memilih mana yang baik bagi dirinya dan mana yang kurang baik bagi dirinya. Berbagai upaya yang dilakukan guru PAI dalam membina moral siswa tersebut tentunya tidak terlepas dari berbagai cara, antara lain sebagaimana penuturan Sutriyono yaitu Metode keteladanan, metode pembiasaan, dan metode ceramah, serta metode hukuman.. Metode keteladanan Dalam proses pendidikan, setiap guru atau pendidik harus berusaha menjadi teladan peserta didiknya dalam semua kebaikan, bukan sebaliknya. Hal ini dimaksudkan peserta didik senantiasa akan mencontoh segala sesuatu yang baik-baik, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Teladan yang baik dari semua guru, terutama guru PAI sendiri, kepada siswa akan berpengaruh besar kepada perkembangan siswa di masa mendatang. Untuk itu, lingkungan sekolah harus sebanyak mungkin memberikan keteladanan bagi siswa. Dengan keteladanan akan

12 67 memudahkan siswa untuk menirunya. Sebab keteladanan lebih cepat mempengaruhi tingkah laku seluruh siswa. Dalam hal ini, Abdurrahman menjelaskan bahwa Keteladanan guru berupa memperlihatkan atau menampakkan amal kebaikan kepada semua siswa agar mencontoh dan menirukannya. Hal ini berarti bahwa dalam memberikan keteladanan kepada siswanya, guru melakukan perilaku kebaikan dihadapan siswanya langsung agar supaya mereka menirukannya, seperti mengerjakan shalat dhuhur berjamaah. Dengan cara ini pula, dapat merubah kejelekan moral yang ditampilkan siswa. 2. Metode pembiasaan Menurut Suhari, Apabila anak didik dalam lahan yang baik (lingkungan sekolah yang baik) memperoleh bimbingan, arahan, dan adanya saling menyayangi antar personel sekolah, niscaya lambat laun siswa akan terpengaruh informasi yang ia lihat dan ia dengar dari semua perilaku orang-orang (para guru) disekitarnya. Dan pengawasan dari guru, terutama guru PAI, sangat diperlukan sebagai kontrol atas kekeliruan dari perilaku siswa yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. 3. Metode pemberian nasehat Metode pemberian nasehat, sebagaimana menurut Suhari, yaitu Menasehati setiap siswa yang berbuat salah atau merugikan orang lain. Hal ini berarti bahwa dalam upaya membina moral siswa oleh guru PAI, selain dengan menggunakan metode teladan, juga melalui pemberian

13 68 nasehat. Misalnya, guru berkata kepada siswa bahwa perbuatan yang dilakukannya tidak baik, maka harus dijauhi dan tidak boleh dilakukannya lagi. Hal ini sebagaimana menurut Arina Sulfia, bahwa Setiap terdapat siswa yang ketahuan berbuat kurang baik, maka guru langsung menasehatinya. Pemberi nasehat seharusnya orang yang berwibawa di mata anak didik, dan pemberi nasehat dalam lingkungan sekolah tentunya adalah para guru, terutama guru PAI. Para siswa akan mendengarkan nasehat tersebut, apabila pemberi nasehat juga bisa memberi keteladanan yang baik. Sebab nasehat saja tidak cukup bila tidak diikuti dengan keteladanan yang baik. 4. Metode hukuman Metode hukuman, sebagaimana menurut Sutriyono, yaitu Metode pemberian imbalan terhadap perbuatan yang tidak baik dari anak didik. Hukuman merupakan jalan terakhir yang ditempuh oleh guru PAI di SMP Negeri Kandeman Batang apabila ada perilaku anak didik yang tidak sesuai dengan moral ajaran Islam. Sebab hukuman merupakan tindakan tegas untuk mengembalikan persoalan di tempat yang benar. Dari beberapa metode tersebut, maka tujuan diterapkannya metode oleh guru PAI dalam upaya pembinaan moral siswa di SMP Negeri Kandeman Batang antara lain menjadikan upaya pembinaan moral tersebut lebih berdaya guna, menjadikan upaya tersebut berhasil dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran Islam melalui pembinaan moral, dan pada akhirnya dengan melalui upaya

14 69 tersebut akan menimbulkan perilaku moral yang baik dalam diri siswa secara mantap. Kemudian berkaitan dengan pendekatan yang dilakukan dalam upaya yang lakukan oleh guru PAI dalam membina moral siswa sebagaimana menurut Sutriyono, yaitu Dengan pendekatan disiplin dan pendekatan bimbingan dan konseling. Bentuk-bentuk pelanggaran moral yang dilakukan siswa, sebagaimana menurut Sukarya, yaitu Pelanggaran ringan dan pelanggaran berat. Sedangkan sangsi bagi kedua pelanggaran tersebut, sebagaimana menurut Suhari, yaitu Untuk pelanggaran ringan yaitu siswa dipanggil ke kantor untuk diberikan bimbingan dan penyuluhan, dan untuk pelanggaran berat yaitu sekolah memberikan surat teguran kepada orang tua/wali siswa dan tidak boleh masuk sekolah selama tiga hari. Berbeda dengan pendekatan disiplin yang memungkinkan pemberian sangsi untuk menghasilkan efek jera, penanganan siswa yang melanggar moral melalui bimbingan dan konseling justru lebih mengutamakan pada upaya penyembuhan dengan menggunakan berbagai layanan dan teknik yang ada. Hal ini berarti bahwa penanganan siswa yang melanggar moral melalui bimbingan dan konseling ini sama sekali tidak menggunakan bentuk sangsi apa pun, tetapi lebih mengandalkan pada terjadinya kualitas hubungan interpersonal yang saling percaya antara guru PAI, guru BP, dan siswa. Sehingga setahap demi setahap siswa dapat memahami dan menerima diri

15 70 dan lingkungannya, serta dapat mengarahkan diri guna tercapainya penyesuaian diri yang lebih baik. Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa secara visual kedua pendekatan yang dilakukan oleh guru PAI di SMP Negeri Kandeman dalam upaya membina siswa yang melanggar moral tersebut saling berkaitan. Meskipun keduanya pendekatan itu memiliki cara yang berbeda, tetapi jika dilihat dari segi tujuannya pada dasarnya sama yaitu tercapainya penyesuaian diri atau perkembangan yang optimal pada siswa yang melanggar moral. Oleh karena itu, kedua pendekatan tersebut dilakukan oleh guru PAI secara sinergis dan saling melengkapi. Berbagai upaya yang dilakukan oleh guru PAI di SMP Negeri Kandeman Batang dalam membina moral siswa tersebut, jika guru PAI mau menanamkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan cinta yang tulus, keteladanan, serta penjelasan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak didik, maka anak didik akan memahami nilai-nilai moral yang ajarkan tersebut. Kemudian dengan adanya peran, bantuan, dan dukungan dari para guru lain dan para orang tua siswa (lingkungan keluarga) dalam moral siswa, maka siswa akan memiliki bekal moral yang kuat, karena siswa akan kebal menghadapi setiap godaan moral dari lingkungan di luar sekolah. Untuk itu, para guru harus memiliki kemauan dan kemampuan dalam membina moral siswa agar mampu mewujudkan cita-citanya memiliki anak didik yang kuat, serta berkepribadian baik dan shalih.

16 7 C. Kendala-kendala yang Dihadapi Guru PAI SMP Negeri Kandeman Batang dalam Membina Moral Siswa Dalam pelaksanaan pembinaan moral siswa oleh guru PAI di SMP Negeri Kandeman Batang, tentunya tidak terlepas dari faktor-faktor yang menjadi penghambat atau adanya beberapa kendala yang dihadapinya. Kendala-kendala tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:. Faktor lingkungan Menurut Sutriyono, Seorang anak biasanya akan terpengaruh oleh lingkungan atau teman sebayanya dalam hal bertingkah laku. Sehingga anak atau siswa yang teman sebayanya cenderung berperilaku buruk atau suka melanggar moral, maka ia juga akan cenderung untuk mengikutinya. 2. Faktor perkembangan teknologi, seperti TV, radio, video, dan internet Berkaitan dengan faktor ini, Fasikha menjelaskan bahwa Perkembangan teknologi dapat menghambat pelaksanaan pembinaan moral di sekolah. Sehingga faktor ini perlu diwaspadai karena mengandung unsur-unsur yang dapat merosotkan moral siswa, seperti dengan banyaknya warnet, siswa dengan mudah dapat menonton atau bahkan mendownload video porno. 3. Faktor orang tua

17 72 Menurut Suhari, Faktor ini meliputi kurangnya perhatian orang tua dan karena tingkat pendidikan orang tua. Dari faktor itu pula Sehingga tidak sedikit dari mereka pula yang menganggap bahwa pembinaan moral di rumah merupakan dasar yang kemudian dilanjutkan di sekolah.. Jelasnya, kalau terjadi kecenderungan menipisnya ikatan emosional anak terhadap orang tua atau sebaliknya, maka ini merupakan tantangan berat guru PAI dalam rangka membina moral para siswanya. Kondisi seperti ini terjadi karena akibat pergeseran nilai-nilai kehidupan manusia yang mempengaruhi nilai kehidupan dalam keluarga. Untuk itu, pembinaan moral siswa di sekolah harus di dasari dulu dengan pembinaan moral dalam lingkungan keluarga. Untuk itu, dalam rangka membina moral ini dibutuhkan kerja sama yang baik antara orang tua dan guru (terutama guru PAI) di sekolah, sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal.

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan

Lebih terperinci

Pedoman Pengumpulan Data. 1. Wawancara Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Kebumen. a. Bagaimana sejarah berdirinya SMP Negeri 7 Kebumen?

Pedoman Pengumpulan Data. 1. Wawancara Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Kebumen. a. Bagaimana sejarah berdirinya SMP Negeri 7 Kebumen? Pedoman Pengumpulan Data 1. Wawancara Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Kebumen a. Bagaimana sejarah berdirinya SMP Negeri 7 Kebumen? b. Apa visi dan Misi SMP Negeri 7 Kebumen? c. Apa saja sarana dan prasarana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL 71 BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL Sekolah merupakan institusi yang bertanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN. A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan.

BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN. A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan. BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan. Sebelum dikemukakan sejarah berdirinya SMP N 1 Tragah Bangkalan, terlebih dahulu penulis kemukakan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. 1. Nama Sekolah : SDIT Baitul Jannah. 2. Alamat : Jln. Pramuka No.43 Kemiling Raya 3. NSS/NPSN : /

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. 1. Nama Sekolah : SDIT Baitul Jannah. 2. Alamat : Jln. Pramuka No.43 Kemiling Raya 3. NSS/NPSN : / 40 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI A. Identitas Sekolah 1. Nama Sekolah : SDIT Baitul Jannah 2. Alamat : Jln. Pramuka No.43 Kemiling Raya Kecamatan Kemiling, Telp: 0721 271385 3. NSS/NPSN : 102126013021/10814724

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN

BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN BAB III KAJIAN OBJEK PENELITIAN A. Sejarah dan Perkembangan SMP 28 Semarang SMP 28 Semarang berdiri tahun 1985 dengan lokasi sekolah berada di ujung barat wilayah Kota Semarang, tepatnya di kelurahan Mangkangkulon

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Penelitian Penelitian ini digunakan untuk mengetahui bagaimana gambaran mengenai upaya madrasah dalam menanggulangai pengaruh negatif teknologi

Lebih terperinci

2. Keadaan Fisik Sekolah

2. Keadaan Fisik Sekolah BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), merupakan suatu bentuk usaha peningkatan efisiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran yang merupakan bentuk pembelajaran mahasiswa UNY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pembelajaran maka Universitas Negeri Yogyakarta melaksanakan mata kuliah lapangan yakni Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ). Sasaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMAN 3 Banjarmasin SMAN 3 Banjarmasin berdiri pada tanggal tanggal 21 Agustus 1967 berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekolah Negeri yang ada di bawah naungan Departemen Pendidikan

BAB III HASIL PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekolah Negeri yang ada di bawah naungan Departemen Pendidikan 78 BAB III HASIL PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 11. Sejarah SMAN 1 Bangkalan Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Bangkalan. Tempat peneliti melakukan tugas akhir skripsi. Sekolah SMAN 1 Bangkalan

Lebih terperinci

TERWUJUDNYA INSAN PENDIDIKAN YANG BERPRESTASI DALAM ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN SENI BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA

TERWUJUDNYA INSAN PENDIDIKAN YANG BERPRESTASI DALAM ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN SENI BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA TEGAR BERIMAN TERWUJUDNYA INSAN PENDIDIKAN YANG BERPRESTASI DALAM ILMU PENGETAHUAN, TEKLOGI DAN SENI BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA Meningkatkan penghayatan dan pengamalan keagamaan Menumbuhkan rasa kebersamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) memiliki bobot 3 SKS dan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa UNY yang mengambil jurusan kependidikan. Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Mts Darussalam Pejangkungan Prambon Sdoarjo

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Mts Darussalam Pejangkungan Prambon Sdoarjo 66 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Mts Darussalam Pejangkungan Prambon Sdoarjo Sekolah Mts Darussalam Pejangkungan adalah salah satu dari lembaga pendidikan Agama yang memiliki komitmen pada penerapan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN A. Analisis Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Siswa-Siswi SD Negeri Salit Kajen

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBENTUKAN KARAKTER TOLERANSI OLEH GURU PAI DI SMP NEGERI 7 KEBUMEN

STRATEGI PEMBENTUKAN KARAKTER TOLERANSI OLEH GURU PAI DI SMP NEGERI 7 KEBUMEN STRATEGI PEMBENTUKAN KARAKTER TOLERANSI OLEH GURU PAI DI SMP NEGERI 7 KEBUMEN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada program pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. di sekolah Negeri dan swasta (Studi komparasi Kewibawaan guru PAI di sekolah

BAB V PENUTUP. di sekolah Negeri dan swasta (Studi komparasi Kewibawaan guru PAI di sekolah 121 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah dilakukan proses penelitian dengan judul Kewibawaan guru PAI di sekolah Negeri dan swasta (Studi komparasi Kewibawaan guru PAI di sekolah SMA Negeri 1 dan SMA Al-Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter sangat penting dalam membangun sebuah peradaban bangsa yang kuat dan berahlak mulia. Tanpa karakter sebuah bangsa yang dibangun atas seseorang dengan

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN PENELITIAN. Surya. Menempati SD Wisma Surya selama 2 tahun yakni pada tahun 1977-

BAB III LAPORAN PENELITIAN. Surya. Menempati SD Wisma Surya selama 2 tahun yakni pada tahun 1977- 57 BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Negeri 13 Surabaya 1. Sejarah Singkat Sekolah Lembaga pendidikan menengah SMP Negeri 13 Surabaya berdiri pada tanggal 5 Juli 1977, pada awalnya sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan pendidikan yang memperbaiki sikap dan tingkah laku manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran keikhlasan, kejujuran, keadilan,

Lebih terperinci

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Prestasi Belajar a. Pengertian prestasi belajar Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Budi pekerti adalah perilaku nyata dalam kehidupan manusia. Pendidikan budi pekerti adalah penanaman nilai-nilai baik dan luhur kepada jiwa manusia, sehingga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar mampu menghadapi dinamika perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan mempunyai peranan yang penting untuk perkembangan tersebut. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Salah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN A. Desain Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang dipadukan antara: 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN PERUSAHAAN

BAB 3 TINJAUAN PERUSAHAAN BAB 3 TINJAUAN PERUSAHAAN 3.1. Ruang Lingkup Objek Penelitian Objek penelitian yang sedang diteliti adalah Sekolah Menegah Pertama, yaitu bertempat di Jalan Raya Warungawi RT.02/08 Desa Bongas Kecamatan

Lebih terperinci

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah 1 4 I Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

Lebih terperinci

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( ) Kelompok 5 1. Azizatul Mar ati (14144600200) 2. Nur Ihsani Rahmawati (14144600186) 3. Nurul Fitria Febrianti (14144600175) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan a. Letak geografis SMAN 1 Rejotangan terletak di Desa Buntaran Kecamatan Rejotangan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MEDITASI ŻIKIR DI SLB. A. Profil SLB Negeri Ungaran Barat

BAB III DESKRIPSI MEDITASI ŻIKIR DI SLB. A. Profil SLB Negeri Ungaran Barat 42 BAB III DESKRIPSI MEDITASI ŻIKIR DI SLB A. Profil SLB Negeri Ungaran Barat SLB Negeri Ungaran (sebagai pengembangan dari SDLB Ungaran Tahun 2007), merupakan SLB yang pertama kali berdiri di Ungaran,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN I DI SMP NEGERI 1 KANDEMAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN I DI SMP NEGERI 1 KANDEMAN LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN I DI SMP NEGERI 1 KANDEMAN Disusun oleh: 1. SIWI PRASETYANI 2101409058 2. NURUL IQMA 2101409095 3. MANGGIH IBRAHIM MAHDI 2501409058 4. DEVI AROSTIYANI 2501409100 5.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG Setelah memperoleh data berdasarkan hasil penelitian, selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. dengan visi Prima dalam layanan, unggul dalam berprestasi dalam membangun

BAB II HASIL SURVEY. dengan visi Prima dalam layanan, unggul dalam berprestasi dalam membangun BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum SMA IPIEMS SMA IPIEMS Surabaya merupakan salah satu sekolah swasta unggulan di kota Surabaya merupakan sekolah yang terintegrasi A sejak tahun ajaran 2005 dengan visi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat,

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam Islam ada tiga ajaran pokok yaitu akidah, ibadah, dan muamalah. Ibadah merupakan kewajiban utama manusia terhadap Allah SWT. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi BAB IV ANALISIS PERAN TATA TERTIB PONDOK PESANTREN DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM SANTRI PONDOK PESANTREN AL-MASYHAD MAMBAUL FALLAH SAMPANGAN PEKALONGAN A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap bimbingan beragama dalam

Lebih terperinci

A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN. 1. Analisis kondisi fisik sekolah

A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN. 1. Analisis kondisi fisik sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Analisis kondisi fisik sekolah SMP Negeri 2 Gamping di bagian barat kota Yogyakarta, tepatnya di Trihanggo, Gamping, Sleman. Sekolah ini merupakan salah satu tempat

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA DAN SOLUSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK NEGERI 1 LANGSA SKRIPSI. Diajukan Oleh : AZHARI

PROBLEMATIKA DAN SOLUSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK NEGERI 1 LANGSA SKRIPSI. Diajukan Oleh : AZHARI PROBLEMATIKA DAN SOLUSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK NEGERI 1 LANGSA SKRIPSI Diajukan Oleh : AZHARI Mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Zawiyah Cot Kala Langsa Program Strata Satu (S-1)

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA - 855 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNAGRAHITA KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

Lampiran-lampiran A. DOKUMENTASI 1. Denah Lokasi Penelitian. 2. Dokumentasi Wawancara peneliti

Lampiran-lampiran A. DOKUMENTASI 1. Denah Lokasi Penelitian. 2. Dokumentasi Wawancara peneliti Lampiran-lampiran A. DOKUMENTASI 1. Denah Lokasi Penelitian 2. Dokumentasi Wawancara peneliti 3. Dokumentasi Wawancara peneliti 4. Dokumentasi Kegiatan Siswa di pagi hari sebelum masuk ke kelas 5. Dokumentasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Berdasarkan hasil penelitian mengenai Upaya Pembinaan Akhlak Siswa Melalui Keteladanan Guru (Studi Deskriptif Analitik terhadap Siswa dan Guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMA Negeri 1 Rancah merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri di kabupaten Ciamis yang beralamat di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa adalah calon guru, maka sudah selayaknya mahasiswa memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang memadai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, namun dengan demikian ia telah mempunyai potensi bawaan yang bersifat

Lebih terperinci

SUMBER AJARAN ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

SUMBER AJARAN ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER Modul ke: SUMBER AJARAN ISLAM Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas ILMU KOMPUTER H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Program Studi SISTEM INFORMASI www.mercubuana.ac.id Umat Islam

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan terhadap implementasi pembelajaran pendidikan agama

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG BACA TULIS AL QUR AN BAGI PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN PAI

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN PAI KISI-KISI PENULISAN USBN PAI Jenjang Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kurikulum : Kurikulum 2013 Alokasi Waktu : 120 Menit Bentuk Soal : Pilihan Ganda Nomor 1.s.d.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PERANAN KEGIATAN MORNING SPIRITUAL GATHERING (MSG) DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB PADA GURU DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO (Studi Kasus di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Tahun

Lebih terperinci

Lampiran 1 Tabel 1.1 STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH SMP Muhammadiyah 10 Surakarta KEPALA SEKOLAH DRS. MAHMUD HASNI KA. TATA USAHA AGUS SALIM, A.Md. SEKRETARIS BENDAHARA AGUS SALIM, A.Md. FATIMAH PERPUSTAKAAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia melalui proses hidup yang terus berubah seiring dengan bertambahnya usia dan tuntutan kehidupannya. Oleh karena itu untuk membekali diri agar semakin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Kondisi Umum SMP N 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan 1. Letak Geografis SMP N 1 Wiradesa terletak di kelurahan Pekuncen, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Mempunyai

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah shalat dalam membina kepribadian siswa di SMA merupakan program yang dirancang sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar (pendidikan) adalah proses yang dimana seseorang diajarkan untuk bersikap setia dan taat juga pikirannya dibina dan dikembangkan. Pendidikan adalah

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA - 1217 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini, BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara pola-pola yang ada dalam teori sebelumnya dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 1.1 Sejarah SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya. 1.2 Logo SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 1.1 Sejarah SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya. 1.2 Logo SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya berdiri tahun 1978. Selama 35 tahun telah melakukan pengembangan dan pembaruan di berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman modern ini pendidikan keluarga merupakan pendidikan informal yang berperan sangat penting membentuk kepribadian peserta didik untuk menunjang pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang

BAB I PENDAHULUAN. orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak dalam Perspektif Islam adalah amanah dari Allah SWT. Semua orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang soleh, berilmu dan

Lebih terperinci

I. Pendahuluan Bulan Dzulhijah adalah bulan yang penuh dengan kesucian dan kebajikan (hikmah).

I. Pendahuluan Bulan Dzulhijah adalah bulan yang penuh dengan kesucian dan kebajikan (hikmah). I. Pendahuluan Bulan Dzulhijah adalah bulan yang penuh dengan kesucian dan kebajikan (hikmah). Didalamnya terdapat beberapa peristiwa penting dan kewajiban utama bagi umat Islam. Diantaranya adalah pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Data 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung Pembinaan akhlak menjadi prioritas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan secara teoritis maupun hasil penelitian

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan secara teoritis maupun hasil penelitian BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan secara teoritis maupun hasil penelitian empiris teantang usaha guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah pada siswa MAN Kunir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara umum berarti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupannya pada taraf hidup yang lebih baik.

Lebih terperinci

KULIAH PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA Negeri 2 Wates

KULIAH PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA Negeri 2 Wates BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Sebelum tim KKN-PPL UNY 2014 diterjunkan ke lapangan dalam hal ini SMA N 2 Wates, Tim PPL terlebih dahulu melakukan observasi ke sekolah, hal ini dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

dipraktikkan di sekolah atau lembaga pendidikan dengan program studi mahasiswa. Pada program PPL tahun 2015 ini, penulis mendapatkan lokasi

dipraktikkan di sekolah atau lembaga pendidikan dengan program studi mahasiswa. Pada program PPL tahun 2015 ini, penulis mendapatkan lokasi BAB I PENDAHULUAN Kegiatan PPL dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat sehingga kegiatan PPL ini harus senantiasa direncanakan sebaik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG A. Analisis relevansi kurikulum dengan perkembangan sosial Perkembangan sosial

Lebih terperinci

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi;

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi; 5. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak INSTRUMEN PENELITIAN Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI No Indikator Uraian Observasi 1. Profil a. Sejarah MTs Nurul Huda b. Susunan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6 BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6 A. Analisis Terhadap Konsep Pendidikan Keluarga Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan utama dan pertama

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 3 UNGARAN Disusun Oleh Nama : Nila Puspitasari NIM : 3201409007 Prodi : Pendidikan Geografi JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri, BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum SMA Ar-Risalah SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri, merupakan salah satu instansi yang membutuhkan sistem informasi sehingga kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Berdirinya SMP Swasta An-Nizam Madrasah An-Nizam yang dibangun oleh keluarga besar Sech Oemar Bin Salmin Bahadjadj yang terletak di kawasan Perumnas Simalingkar

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Rabu, 08 Desember :28 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 22 Desember :00

Ditulis oleh Administrator Rabu, 08 Desember :28 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 22 Desember :00 PROPIL SEKOLAH Profil Sekolah terdiri dari beberapa ruang lingkup di antaranya adalah Data Sekolah {ln:visi Misi SMP Negeri 5 Amlapura} serta Tujuan yang hendak dicapai dalam Jangka waktu tertentu. Profil

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNARUNGU

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNARUNGU - 396 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNARUNGU KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan

Lebih terperinci

A. Analisis Situasi 1. Profil SMP Negeri 1 Jetis

A. Analisis Situasi 1. Profil SMP Negeri 1 Jetis BAB I PENDAHULUAN Sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat, maka tanggung jawab mahasiswa dalam pendidikan adalah melaksanakan tugas-tugas yang diberikan

Lebih terperinci

31. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMP/MTs

31. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMP/MTs 31. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMP/MTs KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

PENELITIAN DENGAN JUDUL: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL PADA SISWA DI SMA NEGERI SUKOHARJO RENCANA KERJA PENELITIAN DI SMA 1 SUKOHARJO

PENELITIAN DENGAN JUDUL: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL PADA SISWA DI SMA NEGERI SUKOHARJO RENCANA KERJA PENELITIAN DI SMA 1 SUKOHARJO PENELITIAN DENGAN JUDUL: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL PADA SISWA DI SMA NEGERI SUKOHARJO RENCANA KERJA PENELITIAN DI SMA 1 SUKOHARJO TAHAP AWAL PENELITIAN 1. Mengisi buku tamu serta menyerahkan surat ijin

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Analisis dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh informasi tentang situasi di SMP Negeri 2 Wates. Hal ini penting dilakukan karena dapat digunakan sebagai acuan untuk

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah. Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah. Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung 116 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung Budaya Religius di MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari pembahasan hasil penelitian tentang Efektifitas Kegiatan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari pembahasan hasil penelitian tentang Efektifitas Kegiatan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan hasil penelitian tentang Efektifitas Kegiatan Ekstrakurikuler Bernuansa Islam Dalam Meningkatkan Akhlak Siswa di UPTD SMP Negeri 1 Ngunut Tulungagung, dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN 74 BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Karakter Siswa di Madrasah Tsanawiyah YMI Wonopringgo Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam 204 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam perspektif pendidikan Islam adalah aktualisasi

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNADAKSA

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNADAKSA - 1363 - A. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNADAKSA KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi manusia tidak mengenal batas umur, jenis kelamin ras dan agama.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi manusia tidak mengenal batas umur, jenis kelamin ras dan agama. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan bagi manusia tidak mengenal batas umur, jenis kelamin ras dan agama. Pendidikan tidak mengenal batas-batas pendidikan informal, formal, maupun non

Lebih terperinci

PROFIL SEKOLAH. YAYASAN HANG TUAH CABANG JAKARTA SD HANG TUAH 3 Jl. Teluk Mandar No. 70 Komp. TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Telp.

PROFIL SEKOLAH. YAYASAN HANG TUAH CABANG JAKARTA SD HANG TUAH 3 Jl. Teluk Mandar No. 70 Komp. TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Telp. YAYASAN HANG TUAH CABANG JAKARTA SD HANG TUAH 3 Jl. Teluk Mandar No. 70 Komp. TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Telp.7817787 Jakarta PROFIL SEKOLAH Sekilas Tentang Sekolah No. Izin Operasional : 5525/-1.851.48

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 1 BOJA. Disusun oleh: Nama : Ratna Rakhmawati NIM : Program Studi : Pendidikan Fisika

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 1 BOJA. Disusun oleh: Nama : Ratna Rakhmawati NIM : Program Studi : Pendidikan Fisika LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 1 BOJA Disusun oleh: Nama : Ratna Rakhmawati NIM : 4201409020 Program Studi : Pendidikan Fisika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd.

Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd. Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd. TUJUAN PEMPELAJARAN Tujuan Umum: Agar keimanan dan ketakwaan mahasiswa semakin meningkat dan kokoh serta dapat menghayati dan mengaplikasikannya dalam kehidupan. Tujuan Khusus:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah sebagai berikut,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah sebagai berikut, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah SMP Negeri 3 Pakem SMP Negeri 3 Pakem merupakan sekolah yang terletak di dusun Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat besar dalam proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia baik dalam hubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu minat yang berkembang pada masa remaja adalah minat terhadap agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam membahas hal-hal

Lebih terperinci