JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017 ISSN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017 ISSN"

Transkripsi

1 ISSN ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF JASA RAWAT INAP PT RUMAH SAKIT BAKTI TIMAH PANGKALPINANG (Studi Kasus Pada PT Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang) Abstract - This research is titled Analisis Penerapan Activity Based Costing Pada Tarif Jasa Rawat Inap PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang. This study aims to determine how the determination of inpatient service tariffs by using activity-based costing in PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang and to know how big the difference of inpatient service tariff by using activity based costing method. The data used from the hospital only includes data of 2015 and the determination of inpatient service tariffs to be researched is a type of general care for the room rate alone, excluding Rose room rates and Infant Incubator. The results of this study indicate that the tariff of inpatient services by using activity-based costing, is done through three stages. The first step, documenting data on tariff list of inpatient services and then second phase, calculating the cost of inpatient by collecting cost in cost pool having similar activity and then third step calculate the difference of inpatient service tariff based on activity based costing system with tariff. From the calculation of inpatient service tariff using the ABC method known the amount of difference with the previous tariff is as follows; ABC method gives more expensive results of ICU space of Rp ,65 or 6,22%, bansal Midwifery Class III Rp 44, or 25,22%, bansal Nusa Idah Class II Rp 13, or 5,50%, ClassIII Rp 133, or 76,20%, and bansal Rajawali Class II Rp 15, or 6,14%, Class III Rp 102, or 58,74%. While for others, ABC method gives cheaper results, bansal Melati VIP Rp 164, or 21,92% bansal Cendrawasih VVIP Rp 469, or 48,59%, VIP class 364, or 48,59%, Main A 133,145.07, Class I 70, or 18,84%, Bansal Anggrek Main A Rp 114, or 24,20%, Main B Rp 218, or 36,36%, bansal kebidanan Main A Rp 44, or 9,42%, kelas I Rp 48, or 12,80%, Class II Rp 14, or 5,67%, bansal Nusa Indah VIP Rp 180, or 30,15%, Main A Rp 93, main 19,74%, class I Rp 71, or 19,19%. The difference that occurs between inpatient services tariff using traditional method and method is caused by the overhead cost for each product. In traditional cost accounting the overhead cost for each product is charged only to one cost driver only. As a result there tends to be a distortion in the overhead loading. While the ABC method has been able to allocate the cost of activity to each room appropriately based on the consumption of each activity. Keywords: Penerapan I. PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan organisasi yang kompleks dan unik. Kompleks karena terdapat permasalahan yang sangat RESKI SUMANJAYA FERY PANJAITAN HARIYANI Acounting Program STIE-IBEK Bangka Belitung Pangkal Pinang,Indonesia e.jurnal@stie-ibek.ac.id rumit. Unik karena di rumah sakit terdapat suatu proses yang menghasilkan jasa perhotelan sekaligus jasa medis dan perawatan dalam bentuk pelayanan kepada pasien yang rawat inap maupun berobat jalan. Dalam rumah sakit terdapat berbagai macam fasilitas pengobatan dan berbagai macam peralatan. Rumah sakit swasta merupakan sebuah badan usaha yang bergerak di bidang kesehatan yang punya orientasi keuntungan. Jika tidak ada keuntungan, maka rumah sakit tersebut akan tutup atau hanya jalan di tempat. Untuk mengendalikan biaya, pihak rumah sakit memerlukan sistem akuntansi yang tepat, khususnya metode penghitungan penentuan harga pokok penjualan jasa rawat inap, guna menghasilkan informasi biaya yang akurat berkenaan dengan biaya aktivitas pelayanannya. Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, dibutuhkan biaya yang cukup besar dalam perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian, dan pengendalian yang baik. Penentuan tarif jasa rawat inap merupakan suatu keputusan yang sangat penting, karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit. Lingkungan bisnis yang turbulen menuntut perusahaan (rumah sakit) untuk merespon dengan cepat dan tepat perubahan yang diperkirakan akan terjadi dalam lingkungan bisnis. Perubahan yang cepat yang terjadi di lingkungan bisnis menuntut perubahan strategi dan pada gilirannya perubahan strategi menuntut perubahan inisisatif strategik dan aktivitas yang di gunakan untuk menjalankan bisnis. Manajemen perusahaan (rumah sakit) memerlukan sistem informasi biaya yang menyediakan informasi andal sebagai dasar untuk mengelola aktivitas agar mampu merespon dengan cepat perubahan lingkungan bisnis dengan cepat. (Mulyadi, 2003) Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan pada awal 1900-an lahirlah suatu sistem penentuan harga pokok berdasarkan aktivitas yang dirancang untuk mengatasi distorsi biaya. Sistem akuntansi ini disebut (ABC). Dalam metode ABC, timbulnya biaya disebabkan oleh adanya aktivitas yang dihasilkan produk. Pendekatan ini menggunakan cost driver yang berdasar pada aktivitas yang menimbulkan biaya dan akan lebih baik apabila diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan keanekaragaman produk. (Gabryela Horman Pelo, 2012)

2 ISSN Sistem dapat menyediakan informasi perhitungan biaya yang lebih baik dan dapat membantu manajemen mengelola perusahaan secara efisien serta memperoleh pemahaman yang lebih baik atas keunggulan kompetitif, kekuatan, dan kelemahan perusahaan. Sehingga dengan metode dapat menyajikan informasi harga pokok produk/jasa secara cermat dan akurat bagi kepentingan manajemen. II. LANDASAN TEORI Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi menurut American Accounting Association adalah Accounting as the process identifiying, meansuring, and communicating information to permit informed judgement and decisions by user of the informating Akuntansi merupakan : Proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. (Wilopo, 2005). Sejarah Akuntansi Biaya Akuntansi biaya berasal dari inggris dan diciptakan oleh para insinyur industri (industrial engineer) untuk tujuan perhitungan secara akurat kos produk. Informasi kos produk ini di manfaatkan untuk dasar pengelolaan kegiatan produksi produk dalam perusahaan manufaktur. Biaya yang diperhitungkan dalam kos produk terbatas pada biaya yang dominan dibandingkan dengan biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum. Akuntansi Biaya yang berasal dari inggris ini kemudian di kembangkan di U.S.A.. Akuntansi biaya yang di desain untuk menghasilkan informasi kos produk secara akurat ini berkembang di U.S.A sampai dengan tahun (Mulyadi, 2003). Pengertian Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya menurut Mulyadi, (1999) Akuntansi Biaya adalah proses pencatatan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara cara tertentu serta penafsiran terhadapnya. Sedangkan menurut R.A Supriono, (2000) Akuntansi Biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam menekan transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Pengertian Akuntansi Biaya menurut Kholmi dan Yuningsih, (2009) menjelaskan pengertian akuntansi biaya yaitu Akuntansi Biaya adalah proses pelacakan pencatatan, pengalokasian, pelaporan dan analisis terhadap berbagai macam biaya yang berhubungan dengan aktivitas atau kegiatan suatu perusahaan atau organisasi untuk menghasilkan barang dan jasa. Definisi Biaya Menurut Henry Simamora, (2002), Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi. Sedangkan menurut Atkinson et al, (2007) Biaya adalah nilai moneter dari barang dan jasa yang dikeluarkan untuk mendapatkan keuntungan baik di masa sekarang maupun di masa mendatang. Biaya dapat juga digunakan untuk membuat suatu produk, sehingga dapat dijual dan menghasilkan keuntungan kas. Pengelompokkan Biaya Menurut Hansen dan Mowen, (2006), biaya dikelompokkan ke dalam dua kategori fungsional utama, antara lain : 1. Biaya produksi (manufacturing cost) adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai : a. Bahan baku langsung, adalah bahan yang dapat di telusuri ke barang atau jasa yang sedang diproduksi. Biaya bahan langsung ini dapat dibebankan ke produk karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk. Bahan yang menjadi bagian produk berwujud atau bahan yang digunakan dalam penyediaan jasa pada umumnya diklasifikasikan sebagai bahan langsung. b. Tenaga kerja langsung, adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. Seperti halnya bahan langsung, pengamatan fisik dapat digunakan dalam mengukur kuantitas karyawan yang digunakan dalam memproduksi suatu produk dan jasa. Karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk atau menyediakan jasa kepada pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung. c. Overhead. Semua biaya produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan ke dalam kategori biaya overhead. Kategori biaya overhead memuat berbagai item yang luas. Banyak input selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung diperlukan untuk membuat produk. Bahan langsung yang merupakan bagian yang tidak signifikan dari produk jadi umumnya dimasukkan dalam kategori overhead sebagai jenis khusus dari bahan tidak langsung. Hal ini dibenarkan atas dasar biaya dan kepraktisan. Biaya penelusuran menjadi lebih besar dibandingkan dengan manfaat dari peningkatan keakuratan. Biaya lembur tenaga kerja langsung biasanya dibebankan ke overhead. Dasar pemikirannya adalah bahwa tidak semua operasi produksi tertentu secara khusus dapat diidentifikasi sebagai penyebab lembur. Oleh sebab itu, biaya lembur adalah hal yang umum bagi semua operasi produksi, dan merupakan biaya manufaktur tidak langsung. 2. Biaya nonproduksi (non-manufacturing cost) adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi perancangan, pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan administrasi umum. Terdapat dua kategori biaya nonproduksi yang lazim, antara lain : a. Biaya penjualan atau pemasaran, adalah biaya yang diperlukan untuk memasarkan, mendistribusikan, dan melayani produk atau jasa. b. Biaya administrasi, merupakan seluruh biaya yang berkaitan dengan penelitian, pengembangan, dan administrasi umum pada organisasi yang tidak dapat dibebankan ke pemasaran ataupun produksi. Administrasi umum bertanggung jawab dalam memastikan bahwa berbagai aktivitas organisasi terintegrasi secara tepat sehingga misi perusahaan secara keseluruhan dapat terealisasi. Pengertian Harga Pokok Produksi Pengertian Harga Pokok Produksi menurut Bastian Bustami dan Nurlela, (2010) Harga Pokok Produksi adalah : Kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik

3 ISSN ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurang 2. Akuntansi biaya tradisional menyediakan informasi biaya persediaan produk dalam proses akhir. Harga pokok produksi berdasarkan pusat pertanggungjawaban. terikat pada periode waktu tertentu. Harga pokok produksi 3. Akuntansi biaya tradisional menyediakan informasi tentang akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan kos produkyang tidak akurat. produk dalam proses awal dan akhir. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2010) dalam perusahaan berproduksi umum, informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk : 1. Menentukan harga jual produk. 2. Memantau realisasi biaya produksi. 3. Menghitung laba atau rugi periodik. 4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. Akuntansi Biaya Konvensional Sistem Akuntansi Biaya Konvensional adalah sistem yang menyediakan informasi mengenai kumpulan dan alokasi biaya dari objek biaya, dimana biaya ditelusuri ke setiap produk sebab setiap bagian produk mengkonsumsi sumber daya. Sistem Biaya Konvensional akan dapat mengukur harga pokok produk dengan tepat bila semua sumber daya yang dikonsumsi oleh produk memiliki proporsi yang sama dengan jumlah unit yang diproduksi, akan tetapi karena dalam sistem konvensional menggunakan dasar pembebanan ini, sedangkan produk mengkonsumsi sebagian besar sumber daya pendukung yang proporsinya tidak sama dengan jumlah unit yang dihasilkan, sehingga terjadi distorsi biaya. Pengguna sistem akuntansi biaya konvensional menyadari kecenderungan distorsi pada data biaya yang dihasilkan dari sebuah sistem perhitungan biaya seringkali berusaha untuk membuat penyesuaian dengan menggunakan intuisi dan cenderung kurang tepat atas informasi biaya tanpa memahami dampak keseluruhannya, sehingga mendistorsi informasi biaya. Informasi biaya yang tidak akurat dapat mengarah pada hasilhasil strategis yang tidak diinginkan, seperti keputusan lini produk yang salah, penetapan harga yang tidak realistis, dan alokasi sumber daya yang tidak efektif. (Muh Akbar, 2011 : 14-15) Menurut Cooper dan Kaplan, (1991), terdistorsinya informasi yang dihasilkan sistem akuntansi biaya konvensional disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut : 1. Adanya biaya-biaya yang dialokasikan ke produk yang tidak berkaitan sama sekali dengan produk yang menimbulkan biaya-biaya tersebut. 2. Adanya biaya-biaya yang tidak dihubungkan dengan produk yang dihasilkan ataupun dengan konsumen yang dilayani. 3. Adanya perhitungan biaya produk hanya terhadap sebagian ouput dari perusahaan. 4. Adanya pengalokasian biaya yang tidak akurat ke suatu produk. 5. Adanya usaha untuk mengalokasikan joint cost dan common cost ke suatu produk. Menurut Mulyadi, (2003) Akuntansi biaya tradisional tidak dapat menyediakan fakta yang di butuhkan oleh manajemen untuk pengelolaan terhadap operasi perusahaan, ada beberapa penyebab akuntansi biaya tidak mampu menyediakan informasi tentang fakta tersebut: 1. Akuntansi biaya tradisional hanya menyajikan informasi biaya, namun kurang atau sedikit sekali menyediakan informasi. Pengertian System Menurut Supriyono (2002), Sistem biaya berdasarkan aktivitas (activity based cost system) adalah sistem yang terdiri atas dua tahap yaitu pertama melacak biaya pada berbagai aktivitas, dan kemudian ke berbagai produk. Tunggal, (2009) mengemukakan, bahwa adalah metode costing yang mendasarkan pada aktivitas yang didesain untuk memberikan informasi biaya kepada para manajer untuk pembuatan keputusan strategis dan keputusan lain yang mempengaruhi kapasitas dan biaya tetap. Sedangkan menurut Bustami dan Nurlela, (2009), adalah metode membebankan biaya aktivitas -aktivitas berdasarkan besarnya pemakaian sumber daya dan membebankan biaya pada objek biaya, seperti produk atau pelanggan, berdasarkan besarnya pemakaian aktivitas, serta untuk mengukur biaya dan kinerja dari aktivitas yang terkait dengan proses dan objek biaya. Pengertian Sistem yang lain menurut Garrison dan Norren, (2000) adalah Metode costing yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk keputusan strategik dan keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap. Sedangkan Hansen dan Mowen, (2006) mengemukakan bahwa Sistem biaya berdasarkan aktivitas (activity based cost System) pertama-tama menelusuri biaya aktivitas dan kemudian produk. Syarat Penerapan Menurut (Supriyono, 2001: 246), dalam penerapannya penentuan harga pokok dengan menggunakan sistem Activity Based Costing (ABC) menyaratkan tiga hal: 1. Perusahaan mempunyai tingkat diversifikasi yang tinggi. Sistem ABC menyaratkan bahwa perusahaan memproduksi beberapa macam produk atau lini produk yang diproses dengan menggunakan fasilitas yang sama. Kondisi yang demikian tentunya akan menimbulkan masalah dalam membebankan biaya ke masing-masing produk. 2. Tingkat persaingan industri yang tinggi, yaitu terdapat beberapa perusahaan yang menghasilkan produk yang sama atau sejenis, maka perusahaan akan semakin meningkatkan persaingan untuk memperbesar pasarnya. Semakin besar tingkat persaingan maka semakin penting peran informasi tentang harga pokok dalam mendukung pengambilan keputusan manajemen. 3. Biaya overhead lebih dominan dibandingkan biaya tenaga kerja langsung. Sistem ABC akan kehilangan relevansinya bila biaya tenaga kerja langsung lebih dominan dibandingkan dengan biaya overhead, karena penggunaan akuntansi biaya tradisionalpun akan lebih akurat. Menurut Supriyono, (2001), ada dua hal mendasar yang harus dipenuhi sebelum kemungkinan penerapan metode ABC, yaitu: 1. Biaya berdasarkan non unit harus merupakan persentase yang signifikan dari biaya overhead. Jika hanya terdapat biaya overhead yang dipengaruhi hanya oleh volume produksi dari keseluruhan overhead pabrik maka jika digunakan akuntansi biaya tradisionalpun informasi biaya yang dihasilkan masih akurat sehingga penggunaan sistem

4 ISSN ABC kehilangan relevansinya. Artinya ABC akan lebih baik diterapkan pada perusahaan yang biaya overheadnya tidak hanya dipengaruhi oleh volume produksi saja. 2. Rasio konsumsi antara aktivitas berdasarkan unit dan berdasarkan non unit harus berbeda. Jika rasio konsumsi antar aktivitas sama, itu artinya semua biaya overhead yang terjadi bisa diterangkan dengan satu pemicu biaya. Pada kondisi ini penggunaan sistem ABC justru tidak tepat karena sistem ABC hanya dibebankan ke produk dengan menggunakan pemicu biaya baik unit maupun non unit (memakai banyak cost driver). Apabila berbagai produk rasio konsumsinya sama, maka sistem akuntansi biaya tradisional atau sistem ABC membebankan biaya overhead dalam jumlah yang sama. Jadi perusahaan yang produksinya homogen (diversifikasi paling rendah) mungkin masih dapat menggunakan sistem tradisional tanpa ada masalah. Pada Perusahaan Jasa Departemen jasa menurut Garrison, (2000) adalah Semua yang meliputi departemen-departemen yang tidak langsung berkaitan dengan aktivitas operasi suatu organisasi. Departemen jasa berfungsi sebagai penyedia jasa atau membantu penyediaan aktivitas-aktivitas yang diperlukan dalam operasi organisasi. Prinsip utama penerapan Activity Based Costing System baik untuk departemen jasa maupun untuk perusahaan jasa tidak berbeda. Kedua organisasi tersebut (departemen jasa dan perusahaan jasa) sama-sama menghasilkan produk yang sulit untuk diidentifikasikan. Perbedaan ABC dan Biaya Produk Tradisional Perbedaan lain antara sistem ABC dan sistem tradisional yaitu bahwa semua sistem ABC adalah sistem perhitungan biaya dua tahap, sementara sistem tradisional bisa merupakan sistem perhitungan satu atau dua tahap. Dalam sistem ABC, tahap pertama kelompok biaya (cost pool) aktivitas dibentuk ketika biaya sumber daya dialokasikan ke aktivitas berdasarkan pemicu sumber daya. Di tahap kedua, biaya aktivitas dialokasikan dari kelompok biaya aktivitas ke produk atau objek biaya final lainnya. Tetapi, sistem biaya tradisional menggunakan dua tahap hanya apabila departemen atau pusat biaya lain dibuat. Biaya sumber daya dialokasikan ke pusat biaya di tahap pertama, dan kemudian biaya dialokasikan dari pusat biaya ke produk di tahap kedua. Beberapa sistem tradisional hanya terdiri dari satu tahap karena sistem tersebut tidak menggunakan pusat biaya yang terpisah, tetapi tidak ada sistem ABC yang hanya terdiri dari satu tahap (Carter Usry : 2006). Metode ABC memperbaiki keakuratan perhitungan harga pokok produk dengan mengakui bahwa banyak dari biaya overhead tetap bervariasi dalam proporsi untuk berubah selain berdasarkan volume produksi. Dengan memahami apa yang menyebabkan biaya-biaya tersebut meningkat dan menurun, biaya tersebut dapat ditelusuri kemasing-masing produk. Hubungan sebab akibat ini memungkinkan manajer untuk memperbaiki ketepatan kalkulasi biaya produk yang dapat secara signifikan memperbaiki pengambilan keputusan (Hansen dan Mowen, 2004). Pengertian Biaya Overhead Menurut Armanto, (2006) definisi biaya overhead pabrik adalah semua biaya pabrikasi selain dari bahan baku dan buruh langsung (biaya pemeliharaan, biaya penyusutan gedung, dsb). Biaya overhead pabrik memiliki dua ciri khas yang harus dipertimbangkan dalam pembebanannya pada hasil produksi secara layak. Ciri-ciri ini menyangkut hubungan khusus antara overhead pabrik dengan (1) produk itu sendiri dan (2) jumlah volume produksi. Berbeda dengan bahan langsung dan upah (buruh) langsung, biaya overhead pabrik merupakan bagian yang tidak berwujud dari barang jadi. Ciri kedua menyangkut perubahan sebagian unsur biaya overhead karena adanya perubahan volume produksi, yaitu overhead bisa bersifat tetap, variabel atau semi variabel. 1. Biaya Overhead Variabel (Variabel Factory Overhead Cost) Total biaya overhead variabel berubah-ubah sebanding dengan unit yang diproduksi, yaitu semakin besar unit yang diproduksi, semakin tinggi total biaya variabelnya. Biaya variabel per unit konstan walaupun produksi berubah. 2. Biaya Overhead Tetap (Fixed Factory Overhead Cost) Total biaya overhead pabrik tetap adalah konstan dalam tingkat hasil tertentu, tanpa dipengaruhi oleh adanya perubahan tingkat produksi sampai suatu tingkat hasil tertentu (relevan range). Contoh biaya overhead pabrik tetap adalah sewa gedung pabrik. 3. Biaya Overhead Semi Variabel Biaya overhead semi variabel adalah biaya yang sifatnya tidak semuanya tetap dan juga tidak semuanya variabel, tetapi mempunyai karakteristik keduanya. Biaya overhead pabrik semi variabel akhirnya harus dipisahkan ke komponen biaya tetap atau biaya variabel untuk keperluan perencanaan dan pengendalian. Pembebanan Biaya Overhead Pada Menurut Mulyadi, (1993), prosedur pembebanan biaya overhead dengan sistem ABC melalui dua tahap kegiatan: a. Tahap Pertama Pengumpulan biaya dalam cost pool yang memiliki aktifitas yang sejenis atau homogen, terdiri dari 4 langkah : 1. Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya kedalam berbagai aktivitas. GAMBAR II.1 Identifikasi Biaya ke Aktivitas Sumber: Mulyadi (2003:11) 2. Mengklasifikasikan aktivitas biaya kedalam berbagai aktivitas, pada langkah ini biaya digolongkan kedalam aktivitas yang terdiri dari 4 kategori yaitu: Unit level activity costing, Batch related activity costing, product sustaining activity costing, facility sustaining activity costing.

5 ISSN GAMBAR II. 2 GAMBAR II.4 Identifikasi Aktivitas ke Produk / jasa Kerangka konseptual Sumber : Mulyadi (2003:14) 3. Mengidentifikasi cost driver Dimaksudkan untuk memudahkan dalam penentuan tarif perunit cost driver. 4. Menentukan tarif / unit Cost driver Adalah biaya per unit Cost driver yang dihitung untuk suatu aktivitas. Tarif perunit cost driver dapat dihitung dengan rumus sbb: Jumlah aktivitas Tarif perunit Cost driver = Cost driver b. Tahap ke dua Penelusuran dan pembebanan biaya aktivitas ke masingmasing produk yang menggunakan cost driver. Pembebanan biaya overhead dari setiap aktivitas dihitung dengan rumus sbb: BOP yang di bebankan = Tarif unit cost driver x cost driver yang dipilih GAMBAR II.3 Proses Pengolahan Data Pada Tahap Perkembangan Pengendalian Biaya Melalui ABC sistem Sumber : Mulyadi (2003:27) Cost Driver Cost driver adalah setiap aktivitas yang menimbulkan biaya. Cost driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-biaya overhead. Faktor ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktivitas yang akan menyebabkan biaya dalam aktivitas-aktivitas selanjutnya. Landasan penting untuk menghitung biaya berdasarkan aktivitas adalah dengan mengidentifikasi pemicu biaya atau cost driver untuk setiap aktivitas. Pemahaman yang tidak tepat atas pemicu akan mengakibatkan ketidaktepatan pada pengklasifikasian biaya, sehingga menimbulkan dampak bagi manajemen dalam mengambil keputusan. Kerangka Konseptual Agar penelitian ini mudah dipahami maka digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut : Sumber : Penulis III. METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Sumber Data a. Jenis Adapun jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah : 1. Data Kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari dalam perusahaan yang bukan dalam bentuk angka-angka tetapi dalam bentuk lisan maupun tertulis seperti gambaran umum perusahaan, prosedur-prosedur perusahaan, dan pembagian tugas masing-masing departemen dalam perusahaan. 2. Data Kuantitatif, yaitu data atau informasi yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk angka-angka, seperti laporan jumlah pelanggan, laporan biaya-biaya yang terkait, dan lain-lain. b. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data data primer, yaitu data yang diperoleh dengan mengadakan pengamatan secara langsung pada perusahaan serta melakukan wawancara langsung dengan pihak pimpinan dan sejumlah personil yang ada kaitannya dengan penelitian ini dan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan dokumen-dokumen serta arsip-arsip perusahaan yang ada kaitannya dengan dengan penulisan ini. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data sehubungan dengan penulisan ini, metode yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan bahan-bahan kepustakaan, dan literatur-literatur yang ada kaitannya dengan penulisan skripsi ini dan penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan meninjau langsung tempat yang menjadi objek penelitian. Penelitian tersebut dilaksanakan dengan cara sebagai berikut: 1. Observasi Teknik penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung dalam perusahaan untuk

6 ISSN mendapatkan data-data yang berhubungan dengan sebelumnya. Kemudian menganalisis harga rawat inap pembahasan penelitian yang dilakukan. antara kedua metode tersebut dan membuat kesimpulan. 2. Wawancara Teknik penelitian yang dilakukan dengan mengadakan IV. PEMBAHASAN wawancara atau tanya-jawab dengan pihak perusahaan yang ditunjuk atau pejabat berwenang yang ada Tarif Jasa Rawat Inap Dengan hubungannya dengan data - data proses produksi dan biaya Penentuan tarif Jasa Rawat Inap Dengan Activity Based produksi yang dibahas dalam penelitian ini. Costing Pada PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang 3. Dokumentasi dilakukan untuk setiap bagian atau unit yang menghasilkan Teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data-data jasa. Biaya biaya dari bagian atau unit yang sifatnya umum atau dokumendokumen yang ada hubungannya dengan proses pembebanannya dilakukan dengan cara alokasi. penelitian yang akan dilakukan. Perhitungan tarif jasa rawat inap dengan mengakui bahwa Data-data tersebut meliputi: banyak biaya overhead tetap bervariasi dalam proporsi untuk a. Profil PT. Rumah Sakit Bakti Timah berubah selain berdasarkan volume produk. Dengan b. Struktur organisasi PT. Rumah Sakit Bakti Timah memahami apa yang menyebabkan biaya, maka biaya-biaya c. Data tarif rawat inap 2015 tersebut dapat dilacak atau ditelusuri pada berbagai produk d. Data jumlah ruang rawat inap 2015 secara individual. e. Data - data biaya aktivitas rawat inap tahun 2015 Dalam sistem ABC, tahap pertama kelompok biaya (cost f. Data jumlah hari rawat inap tahun 2015 pool) aktivitas dibentuk ketika biaya sumber daya dialokasikan g. Data luas bangunan dan ruang rawat inap tahun 2015 ke aktivitas berdasarkan pemicu sumber daya. Di tahap kedua, biaya aktivitas dialokasikan dari kelompok biaya aktivitas ke produk atau objek biaya final lainnya. Teknik Analisis Data Data yang diperlukan diperoleh dengan cara pengumpulan data, kemudian dianalisis berdasarkan pertanyaan penelitian. Data yang diperlukan adalah tentang aktivitas - aktivitas biaya rawat inap. Setelah pengumpulan data selesai, dilakukan penghitungan biaya dengan menggunakan sistem ABC melalui dua tahap, yaitu: 1. Tahap pertama Mendokumentasikan data - data tentang daftar tarif rawat inap yang digunakan oleh pihak PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang. 2. Tahap kedua Menghitung biaya rawat inap dengan cara pengumpulan biaya dalam cost pool yang memiliki aktivitas yang sejenis, terdiri dari 5 langkah: a. Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya kedalam berbagai aktivitas. b. Mengklasifikasikan aktivitas biaya ke dalam berbagai aktivitas, pada langkah ini biaya digolongkan kedalam aktivitas yang terdiri dari 4 kategori: unit level activities, batch level activities, product sustaining activities, facility sustaining activities. c. Mengidentifikasikan cost driver yang dimaksudkan untuk memudahkan dalam penentuan tarif / unit cost driver. d. Menentukan tarif / unit cost driver yang artinya biaya per unit cost driver yang dihitung untuk suatu aktivitas. Tarif/unit cost driver dapat dihitung dengan rumus sbb: Tarif per unit cost driver = Jumlah aktivitas Cost driver e. Penelusuran dan pembebanan biaya aktivitas ke masingmasing produk yang menggunakan cost driver. Pembebanan biaya overhead dari setiap aktivitas dihitung dengan rumus sbb: BOP yang dibebankan = tarif perunit cost driver x cost driver yang dipilih 3. Tahap ketiga Menghitung selisih tarif rawat inap rumah sakit berdasarkan System dengan tarif rawat inap Penyajian Data Rawat Inap Dalam menentukan tarif jasa rawat inap dengan metode activity based costing, data-data yang dibutuhkan antara lain adalah data tarif rawat inap, hari rawat inap, data tempat tidur dan data pendukung jumlah ruangan rawat inap. Mengidentifikasi Aktivitas Dalam mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang menjadi pemicu biaya, peneliti mengamati secara langsung proses dari awal pasien rawat inap yang datang untuk berobat sampai pasien meninggalkan PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang Aktivitas aktivitas yang ditemui adalah sebagai berikut: 1. Aktivitas Pelayanan Perawatan Pasien Aktivitas pelayanan perawatan pasien adalah aktivitas yang dilakukan oleh perawat seperti mencatat perkembangan kesehatan pasien, mengganti inpus pasien, melakukan tensi, dan memberikan pertolongan pada pasien jika pasien membutuhkan bantuan. Aktivitas ini digolongkan kedalam Unit Level Activity Cost. Dari analisa data yang diperoleh maka yang dijadikan cost driver untuk menentukan biaya per unit cost driver adalah jumlah perawat dan jumlah tempat tidur pasien rawat inap. 2. Aktivitas Visite Dokter Aktivitas visite Dokter adalah aktivitas Dokter Umum ataupun Dokter Spesialis yang melakukan kunjungan setiap hari kepada setiap pasien rawat inap. Aktivitas ini digolongkan kedalam Unit Level Activity Cost. Dari analisa data yang di peroleh maka yang dijadikan cost driver untuk menentukan tarif per unit cost driver adalah jumlah hari rawat inap. 3. Aktivitas Satpam Adalah aktivitas yang bertanggung jawab menjaga keamanan terhadap setiap wilayah PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang. Aktivitas ini digolongkan kedalam Bacth Related Activity Based Costing. Dari analisa data yang di peroleh maka

7 ISSN yang dijadikan cost driver untuk menentukan tarif per unit cost driver adalah Luas Wilayah (M²). 4. Aktivitas Maintenance Adalah Aktivitas yang bertanggung jawab memperbaiki dan perawatan terhadap peralatan di seluruh Bangunan PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang. Aktivitas ini digolongkan kedalam Bacth Related Activity Based Costing. Dari analisa data yang di peroleh maka yang dijadikan cost driver untuk menentukan tarif per unit cost driver adalah Luas Wilayah (M²). 5. Aktivitas Kebersihan Adalah aktivitas yang melakukan pembersihan dan menjaga agar seluruh wilayah PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang tetap bersih dan aktivitas ini dikerjakan oleh pihak ketiga (Koperasi Karyawan Rumah Sakit Bakti Timah). Aktivitas ini digolongkan kedalam Unit Level Activity Cost. Dari analisa data yang di peroleh maka yang dijadikan cost driver untuk menentukan tarif per unit cost driver adalah Luas Wilayah (M²). 6. Aktivitas Laundry Aktivitas laundry adalah aktivitas pencucian sprei, bed cover sarung bantal, tirai, baju operasi, handuk dan sebagainya. Aktivitas ini dikerjakan oleh pihak luar (Perusahan Pesona Mutiara laundry). Aktivitas ini digolongkan kedalam Unit Level Activity Cost. Dari analisa data yang diperoleh maka yang dijadikan cost driver untuk menentukan tarif per unit cost driver adalah jumlah hari rawat inap. 7. Aktivitas Pelayanan Makan Pasien Aktivitas pelayanan makan pasien adalah aktivitas pelayanan rumah sakit kepada pasien dengan menyediakan makanan sebanyak 3 kali dalam sehari. Dan aktivitas ini di kerjakan oleh pihak ketiga (Koperasi Karyawan Rumah Sakit Bakti Timah). Aktivitas ini digolongkan kedalam Unit Level Activity Cost. Dari analisa data yang diperoleh maka yang dijadikan cost driver untuk menentukan tarif per unit cost driver adalah jumlah hari rawat inap. 8. Aktivitas Pemeliharaan Bangunan Aktivitas pemeliharaan bangunan adalah aktivitas berupa pengecetan dan renovasi yang dilakukan tiap tahun secara rutin oleh rumah sakit. Aktivitas pemeliharaan bangunan merupakan pengganti biaya penyusutan karena rumah sakit tidak melakukan penyusutan pada bangunannya. Aktivitas ini digolongkan kedalam Bacth Related Activity Based Costing. Dari analisa data yang di peroleh maka yang dijadikan cost driver untuk menentukan tarif per unit cost driver adalah Luas Wilayah (M²). 9. Aktivitas Telepon Aktivitas telepon adalah aktivitas PT. Rumah Sakit Bakti Timah untuk dapat terus terhubung kepada pihak keluarga maupun calon pasien rawat inap yang membutuhkan informasi terkait rawat inap maupun rawat jalan. Aktivitas ini digolongkan kedalam Unit Level Activity Cost. Dari analisa data yang diperoleh maka yang dijadikan cost driver untuk menentukan tarif per unit cost driver adalah jumlah aktivitas pelayanan PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang. 10. Aktivitas Listrik Aktivitas listrik adalah aktivitas perhitungan biaya listrik terhadap fasilitas ruangan rawat inap yaitu berupa perangkat elektronik yang ada di dalam ruangan rawat inap. Aktivitas ini digolongkan kedalam Unit Level Activity Cost. Dari analisa data yang diperoleh maka yang dijadikan cost driver untuk menentukan tarif per unit cost driver adalah jumlah beban KWH per 24 jam. 11. Aktivitas Penyusutan Inventaris kantor Aktivitas penyusutan inventaris kantor adalah Aktivitas perhitungan penyusutan biaya pada tiap kantor Perawat dan Dokter setiap bansal di PT. Rumah Sakit Bakti Timah. Aktivitas ini digolongkan kedalam Facility Sustaning Actyvity Cost. Dari analisa data yang diperoleh maka yang dijadikan cost driver untuk menentukan tarif per unit cost driver adalah jumlah hari rawat. 12. Aktivitas Penyusutan Peralatan Medis Aktivitas penyusutan peralata medis adalah aktivitas Perhitungan penyusutan biaya pada tiap alat medis yang ada di tiap ruangan pasien rawat inap PT. Rumah Sakit Bakti Timah. Aktivitas ini digolongkan kedalam Facility Sustaning Actyvity Cost. Dari analisa data yang diperoleh maka yang dijadikan cost driver untuk menentukan tarif per unit cost driver adalah jumlah hari rawat. Membebankan Biaya Untuk Tiap Aktivitas Setelah mengetahui aktivitas aktivitas yang ada di PT. Rumah Sakit Bakti Timah, mengklrarifikasikan ke dalam berbagai aktivitas dan mengidentifikasikan cost driver maka langkah yang di lakukan selanjutnya adalah membebankan biaya ke masing masing aktivitas untuk menentukan tarif per unit cost driver dan pembebanan biaya ke masing masing produk. Menentukan Tarif Rawat Inap 1. ICU (Intensive Care Unit) Untuk ruangan ICU, dikarenakan Bangsal ICU hanya memili satu jenis kelas rawat inap, maka jumlah cost driver bangsal langsung di bagi dengan jumlah hari rawat untuk mendapatkan tarif jasa rawat inap. TABEL IV.1 Perhitungan Tarif ICU Dengan Metode Activity Based Costing Rp 565,352, Dokter Rp 171,045, Rp 9,025, Rp 3,720, Rp 33,822, Rp 38,647,900.00

8 ISSN Pelayanan Makan Pasien Rp 54,476, Rp 21,230, Rp 158,545, Rp 4,718, Penyusutan Inventaris Kantor Rp 3,350, Rp 79,971, Jumlah Rp 1,143,906, Sumber: Data diolah Untuk mencari tarif harga rawat inap ICU tahun 2015 adalah : Tarif Rawat Inap = Rp 1,143,906, / 1267 = Rp 902, Melati Untuk VIP Melati, dikarenakan bangsal melati hanya memili satu jenis kelas rawat inap, maka jumlah cost driver bansal langsung di bagi dengan jumlah hari rawat untuk mendapatkan tarif jasa rawat inap. TABEL IV.2 Perhitungan tarif VIP Melati dengan metode Activity Based Costing Rp 297,553, Dokter Rp 139,950, Rp 10,917, Rp 4,500, Rp 40,914, Rp 61,711, Pelayanan Makan Pasien Rp 66,860, Rp 25,682, Rp 249,746, Rp 4,718, Rp 1,611, Rp 6,486, Jumlah Rp 910,654, Untuk mencari tarif harga rawat inap VIP Melati tahun 2015 adalah : Tarif Rawat Inap = Rp 910,654, / 1555 = Rp 585, Cendrawasih Untuk menghitung tarif jasa rawat inap VVIP cendrawasih yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver TABEL IV.3 Perhitungan tarif VVIP Cendrawasih dengan metode Rp 29,755, Dokter Rp 18,597, Rp 2,365, Rp 975, Rp 8,864, Rp 4,267, Pelayanan Makan Pasien Rp 7,438, Rp 5,564, Rp 56,514, Rp 171, Rp 158, Rp 421, Jumlah Rp 135,095, Untuk mencari tarif harga rawat inap VVIP Cendrawasih tahun 2015 adalah : Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat Tarif Rawat Inap = Rp 135,095, / 173 = Rp 780, Untuk menghitunga tarif jasa rawat inap VIP cendrawasih yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver TABEL IV.4 Perhitungan Tarif VIP Cendrawasih Dengan Metode Rp 119,021, Dokter Rp 79,110, Rp 946, Rp 390, Rp 3,545, Rp 21,684, Pelayanan Makan Pasien Rp 37,794, Rp 2,225, Rp 70,405, Rp 869, Rp 805, Rp 2,144, Jumlah Rp 338,942, Untuk mencari tarif harga rawat inap VIP Cendrawasih tahun 2015 adalah : Tarif Rawat inap = Jumlah aktivitas / Hari rawat Tarif Rawat Inap = Rp 338,942, / 879 = Rp385, Untuk menghitunga tarif jasa rawat inap Utama A cendrawasih yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver

9 ISSN Tarif Rawat Inap = Rp 1,042,453, / 3425 = Rp 304, TABEL IV.5 Perhitungan Tarif Utama A Cendrawasih Dengan Metode Rp 29,755, Dokter Rp 24,420, Anggrek Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Utama A Anggrek yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver dari tiap aktivitas dibagi dengan jumlah hari rawat. Rp 909, Rp 375, Rp 3,409, Rp 7,302, Pelayanan Makan Pasien Rp 12,727, Jumlah Rp 2,140, Rp 18,863, Rp 292, Rp 271, Rp 722, Rp101,189, Untuk mencari tarif harga rawat inap Utama A Cendrawasih tahun 2015 adalah : Tarif Rawat Inap = Rp 101,189, / 296 = Rp 341, Untuk menghitunga tarif jasa rawat inap Kelas I cendrawasih yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver TABEL IV.6 Perhitungan Tarif Kelas I Cendrawasih Dengan Metode Rp 416,575, Dokter Rp 248,312, TABEL IV.7 Perhitungan Tarif Utama A Anggrek Dengan Metode Rp 380,868, Dokter Rp 210,210, Rp 382, Rp 157, Rp 1,432, Rp 55,027, Pelayanan Makan Pasien Rp 109,555, Rp 898, Rp 143,783, Rp 3,773, Penyusutan Inventaris Kantor Rp 1,985, Penyusutan Peralatan Medis Rp 9,310, Jumlah Rp 917,386, Untuk mencari tarif harga rawat inap Utama A Anggrek tahun 2015 adalah : Tarif Rawat Inap = Rp 917,386, / 2548 = Rp 360, Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Utama B Anggrek yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat. Rp 701, Rp 289, Rp 2,630, Rp 84,492, Pelayanan Makan Pasien Rp 147,264, Rp 1,651, Rp 125,657, Rp 3,386, Rp 3,138, Rp 8,354, Jumlah Rp 1,042,453, Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas I Cendrawasih tahun 2015 adalah : TABEL IV.8 Perhitungan Tarif Dengan Metode Rp 95,217, Dokter Rp 52,635, Rp 436, Rp 180, Rp 1,636, Rp 13,778, Pelayanan Makan Pasien Rp 27,431, Rp 1,027, Rp 47,497, Rp 944, Rp 497,099.32

10 ISSN Rp 2,331, Jumlah Rp 243,614, Untuk mencari tarif harga rawat inap Utama B Anggrek tahun 2015 adalah : Tarif Rawat Inap = Rp 243,614, / 638 = Rp 381, Kebidanan Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Utama A Kebidanan yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver TABEL IV.9 Perhitungan Tarif Utama A Kebidanan Dengan Metode 2 Dokter 7 Pelayanan Makan Pasien Rp 59,510, Rp 26,565, Rp 909, Rp 375, Rp 3,409, Rp 3,721, Rp 13,844, Rp 2,140, Rp 25,889, Rp 289, Rp 157, Rp 1,725, Jumlah Rp 138,538, Untuk mencari tarif harga rawat inap Utama A Kebidanan tahun 2015 adalah : Tarif Rawat Inap = Rp 138,538, / 322 = Rp 430, Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Kelas I Kebidanan yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver 7 Pelayanan Makan Pasien Rp 17,585, Rp 1,455, Rp 14,852, Rp 367, Rp 199, Rp 2,192, Jumlah Rp 133,735, Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas I Kebidanan tahun 2015 adalah : Tarif Rawat Inap = Rp 133,735, / 409 = Rp 326, Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Kelas II Kebidanan yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver TABEL IV.11 Perhitungan Tarif Kelas II Kebidanan Dengan Metode Rp 59,510, Dokter Rp 45,427, Rp 400, Rp 165, Rp 1,500, Rp 7,778, Pelayanan Makan Pasien Rp 28,936, Rp 941, Rp 9,515, Rp 604, Rp 328, Rp 3,607, Jumlah Rp 158,716, TABEL IV.10 Perhitungan Tarif Dengan Metode Rp 59,510, Dokter Rp 29,652, Rp 618, Rp 255, Rp 2,318, Rp 4,727, Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas II Kebidanan tahun 2015 adalah : Tarif Rawat Inap = Rp 158,716, / 673 = Rp 235, Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Kelas III Kebidanan yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver

11 ISSN TABEL IV.12 Perhitungan Tarif Kelas III Kebidanan Dengan Metode Tarif Rawat Inap = Rp 186,923, / 446 = Rp 419, Rp 89,266, Dokter Rp 65,340, Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Utama A Nusa Indah yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat. Rp 327, Rp 135, Rp 1,227, Rp 12,586, Pelayanan Makan Pasien Rp 46,823, Rp 770, Rp 14,812, Rp 977, Penyusutan Inventaris Kantor Rp 531, Penyusutan Peralatan Medis Rp 5,837, Jumlah Rp 238,635, Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas III Kebidanan tahun 2015 adalah : Tarif Rawat Inap = Rp 238,635, / 1089 = Rp 219, Nusa Indah Untuk menghitung tarif jasa rawat inap VIP Nusa Indah yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat. TABEL IV.13 Perhitungan Tarif VIP Nusa Indah Dengan Metode Activity Based Costing Rp 65,775, Dokter Rp 40,140, Rp 1,728, Rp 712, Rp 6,478, Rp 6,538, Pelayanan Makan Pasien Rp 19,176, TABEL IV.14 Perhitungan Tarif Utama A Nusa Indah Dengan Metode Rp 32,887, Dokter Rp 23,100, Rp 727, Rp 300, Rp 2,727, Rp 4,104, Pelayanan Makan Pasien Rp 12,039, Rp 1,712, Rp 27,793, Rp 278, Rp 102, Rp 972, Jumlah Rp 106,747, Untuk mencari tarif harga rawat inap Utama A Nusa Indah tahun 2015 adalah: Tarif Rawat Inap = Rp 106,747, / 280 = Rp 381, Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Kelas I Nusa Indah yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat. TABEL IV.15 Perhitungan Tarif Kelas I Nusa Indah Dengan Metode Rp 65,775, Dokter Rp 58,072, Rp 4,066, Rp 40,150, Rp 444, Penyusutan Inventaris Kantor Rp 163, Penyusutan Peralatan Medis Rp 1,549, Jumlah Rp 186,923, Untuk mencari tarif harga rawat inap VIP Nusa Indah tahun 2015 adalah : Rp 800, Rp 330, Rp 3,000, Rp 11,743, Pelayanan Makan Pasien Rp 34,440, Rp 1,883, Rp 62,804, Rp 797, Rp 294,203.58

12 ISSN Rp 2,782, Jumlah Rp 242,724, Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas I Nusa Indah tahun 2015 adalah : Tarif Rawat Inap = Rp 242,724, / 801 = Rp303, Kelas II Nusa Indah Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Kelas II Nusa Indah yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver TABEL IV.16 Perhitungan Tarif Kelas II Nusa Indah Dengan Metode Activity Based Costing Rp 295,987, Dokter Rp 156,262, Rp 194, Rp 80, Rp 727, Rp 33,939, Pelayanan Makan Pasien Rp 99,537, Rp 456, Rp 12,223, Rp 2,304, Rp 850, Rp 8,041, Jumlah Rp 610,604, Pelayanan Makan Pasien Rp 38,611, Rp 205, Rp 1,801, Rp 894, Penyusutan Inventaris 11 Kantor Rp 329, Rp 3,119, Jumlah Rp 276,894, Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas III Nusa Indah tahun 2015 adalah : Tarif Rawat Inap = Rp 276,894, / 898 = Rp 308, Rajawali Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Kelas II Rajawali yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat. TABEL IV.18 Perhitungan Tarif Kelas II Rajawali Dengan Metode Rp 363,440, Dokter Rp 230,512, Rp 276, Rp 114, Rp 1,038, Rp 81,777, Pelayanan Makan Pasien Rp 146,834, Rp 651, Rp 52,855, Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas II Nusa Indah tahun 2015 adalah : Tarif Rawat Inap = Rp 610,604, / 2315 = Rp 263, Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Kelas III Nusa Indah yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat. TABEL IV.17 Perhitungan Tarif Kelas III Nusa Indah Dengan Metode Rp 164,437, Dokter Rp 53,880, Rp 3,219, Rp 25,444, Jumlah Rp ,11 Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas II Rajawali tahun 2015 adalah : Tarif Rawat Inap = Rp ,11 / 3415 = Rp 265, Untuk menghitung tarif jasa rawat inap Kelas III Rajawali yaitu dengan jumlah tarif per unit cost driver dari tiap aktivitas di bagi dengan jumlah hari rawat. - Rp 87, Rp 36, Rp 327, Rp 13,165,125.21

13 ISSN TABEL IV.19 Menghitung Selisih Tarif Perhitungan Tarif Kelas III Rajawali Dengan Metode Untuk mengetahui seberapa besar selisih metode tradisional dengan metode activity based costing maka dilakukan perbandingan tarif dengan presentase dan rupiah. Berikut tabel perbandingan tarif jasa rawat inap tahun Rp 201,911, : 2 Dokter Rp 95,400, Rp 476, Rp 196, Rp 1,786, Rp 38,074, Pelayanan Makan Pasien Rp 68,364, Rp 1,121, Rp 21,017, Rp 1,499, Rp 11,846, Jumlah Rp 441,696, Untuk mencari tarif harga rawat inap Kelas III Rajawali tahun 2015 adalah : Tarif Rawat Inap = Rp 441,696, / 1590 = Rp 277, TABEL IV.20 Selisih Tarif Jasa Rawat Inap Metode Tradisional dan No Kelas Tradisional Selisih Keterangan 1 Intensive Care Unit 2 3 ICU Rp 850, Rp 902, % Lebih Mahal Melati VIP Rp 750, Rp 585, % Lebih Murah Cendrawasih VVIP Rp 1,250, Rp 780, % Lebih Murah VIP Rp 750, Rp 385, % Lebih Murah Utama A Rp 475, Rp 341, % Lebih Murah 4 Kelas I Rp 375, Rp 304, % Lebih Murah Anggrek Utama A Rp 475, Rp 360, % Lebih Murah 5 Utama B Rp 600, Rp 381, % Lebih Murah Kebidanan Utama A Rp 475, Rp 430, % Lebih Murah Kelas I Rp 375, Rp 326, % Lebih Murah Kelas II Rp 250, Rp 235, % Lebih Murah 6 Kelas III Rp 175, Rp 219, % Lebih Mahal Nusa Indah VIP Rp 600, Rp 419, % Lebih Murah Utama A Rp 475, Rp 381, % Lebih Murah

14 ISSN Kelas I Rp 375, Rp 303, % Lebih Murah Kelas II Rp 250, Rp 263, % Lebih Mahal 7 Kelas III Rp 175, Rp 308, % Lebih Mahal Rajawali Kelas II Rp 250, Rp 265, % Lebih Mahal Kelas III Rp 175, Rp 277, % Lebih Mahal Perbedaan yang terjadi antara tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode tradisional dan metode Activity Based Costing, disebabkan karena pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk. Pada akuntansi biaya tradisional biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan hanya pada satu cost driver saja. Akibatnya cenderung terjadi distorsi pada pembebanan biaya overhead. Sedangkan pada metode ABC telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. V. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan terhadap tarif jasa rawat inap PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang dalam menentukan tarif jasa rawat inap menggunakan metode Tradisional. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan rumah sakit dalam menentukan tarif adalah pesaing dan keadaan sosial masyarakat wilayah bangka belitung, dimana rumah sakit harus memperhitungkan kemampuan ekonomi masyarakat, serta karena metode tersebut sebagai dasar perhitungan dalam menentukan tarif jasa rawat inap di PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang. Tarif / biaya rawat inap yang telah digunakan selama tahun 2015 adalah : untuk ICU Rp 850, untuk Melati, VIP 750, untuk cendrawasih, VVIP Rp 1.250, VIP Rp 750,000.00, Utama A Rp 475,000.00, Kelas I Rp ,00 untuk Anggrek, Utama A Rp 475,000.00, Utama B Rp 600,000.00, untuk Kebidanan, Utama A Rp 475,000.00, Kelas I 375,000.00, Kelas II 250,000.00, Kelas III Rp 175,000.00, untuk Nusa Indah, VIP 600,000.00, Utama A Rp 475,000.00, Kelas I Rp 375,000.00, Kelas II Rp 250,000.00, Kelas III 175,000.00, untuk Rajawali, Kelas II Rp 250,000.00, Kelas III Rp 175, Menentukan tarif jasa rawat inap menggunakan metode activity based costing memberikan hasil yang sesuai dengan aktivitas aktivitas yang dibebankan. Untuk tarif jasa rawat inap yang dihitung dengan menggunakan metode ABC adalah sebagai berikut : Untuk ICU Rp 92, untuk Melati, VIP 585, untuk cendrawasih, VVIP Rp 780, VIP Rp 385,600.11, Utama A Rp 341,854.93, Kelas I Rp 304,366.13, untuk Anggrek, Utama A Rp 360,041.90, Utama B Rp 381,841.06, untuk Kebidanan, Utama A Rp 430,244.77, Kelas I 326,981.45, Kelas II 235,833.68, Kelas III Rp 219,132.31, untuk Nusa Indah, VIP 419,111.49, Utama A Rp 381,240.64, Kelas I Rp 303,026.56, Kelas II Rp 263,759.99, Kelas III 308,346.13, untuk Rajawali, Kelas II Rp 265, Kelas III Rp 277, Dari hasil perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode activity based costing apabila dibandingkan dengan tarif jasa rawat inap yang berlaku di PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang tahun 2015, maka metode ABC memberikan hasil yang lebih mahal pada ruangan ICU sebesar Rp ,65 atau 6,22%, bansal Kebidanan Kelas III Rp 44, atau 25,22%, bansal Nusa Idah Kelas II Rp 13, atau 5,50%, Kelas III Rp 133, atau 76,20%, dan bansal Rajawali Kelas II Rp 15, atau 6,14%, Kelas Rp III Rp 102, atau 58,74%. Sedangkan untuk yang lainnya metode ABC memberikan hasil yang lebih murah, bansal Melati VIP Rp 164, atau 21,92% bansal Cendrawasih VVIP Rp 469, atau 48,59%, Kelas VIP 364, atau 48,59%, Utama A 133,145.07, Kelas I 70, atau 18,84%, Bansal Anggrek Utama A Rp 114, atau 24,20%, Utama B Rp 218, atau 36,36%, bansal kebidanan Utama A Rp 44, atau 9,42%, kelas I Rp 48, atau 12,80%, Kelas II Rp 14, atau 5,67%, bansal Nusa Indah VIP Rp 180, atau 30,15%, Utama A Rp 93, atau 19,74%, kelas I Rp 71, atau 19,19%. 3. Berdasarkan analisa dari hasil perhitungan menggunakan metode aktivity based costing menunjukkan bahwa menggunkan metode ABC menunjukkan anggka yang lebih murah. DAFTAR PUSTAKA 1] Anthony A. Atkinsontahun, Management Acounting, Label: Man, Boston : ] Amin Widjaja Tunggal, Akuntansi Manajemen, Harvindo, Jakarta : ] Armanto Witjaksono, Akuntansi Biaya, Graha Ilmu, Yogyakarta : ] Bustami Bastian & Nurlela, Akuntansi Biaya, Graha Ilmu, Yogyakarta : ] Bustami, Bastian, Dan Nurlela, Akuntansi Biaya, Edisi Pertama, Mira Wacana Media, Jakarta : ] Charles T. Horngren Dan Walter T.Harrison, Akuntansi, Jilit Satu, Edisi Ke Tujuh, Erlangga, Jakarta : ] Carter, Usry, Cost Accounting, Edisi Ketigabelas, Salemba Empat, Jakarta : ] Carter, Wiliam K Dan Milton F. Usry, Akuntansi Biaya, Edisi Ketigabelas,. Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta : ] Don R Hansen And Maryanne M.Mowen, Manajemen Biaya, Edisi Bahasa Indonesia Buku Kedua, Salemba Empat, Jakarta ] Garrison, Ray H., Eric W. Noreen, Akuntansi Manajerial, Buku Satu, Alih. Bahasa A. Totok Bidisantoso, Salemba Empat, Jakarta : 2000

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ) 19 Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ) Riadi Budiman Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA Nurul Aini Fanny Dwi Septiana Fakultas Ekonomi Universitas Narotama Surabaya

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Pada RSUP Dr.

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Pada RSUP Dr. PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Pada RSUP Dr. Soedono Madiun) Siti Suharni 1 1 adalah Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Madiun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Activity-Based Costing Activity Based Costing merupakan metode yang menerapkan konsepkonsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang

Lebih terperinci

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya) ANALISIS PERHITUNGAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN UNIT COST SYSTEM DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya) Oleh: ALVIRA DEWI MUTIARAWATI (123403267)

Lebih terperinci

PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BERSALIN JEUMPA PONTIANAK MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BERSALIN JEUMPA PONTIANAK MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BERSALIN JEUMPA PONTIANAK MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM Tabita Dwilova Wijayanti Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK ABSTRAK Vivi Parita Sari email: vivi.paritasari@yahoo.com Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

ANALISA PENERAPAN SISTIM ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP STUDI KASUS PADA RSB. TAMAN HARAPAN BARU

ANALISA PENERAPAN SISTIM ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP STUDI KASUS PADA RSB. TAMAN HARAPAN BARU ANALISA PENERAPAN SISTIM ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP STUDI KASUS PADA RSB. TAMAN HARAPAN BARU Veronika Hotmauli Sugiarto Salmon Sihombing Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR

PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR Luh Ria Rakhmadianty1, Made Ary Meitriana1, Wayan Cipta2 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENETAPAN TARIF RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT (Studi Pada Rumah Sakit Islam Gondanglegi Malang)

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENETAPAN TARIF RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT (Studi Pada Rumah Sakit Islam Gondanglegi Malang) PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENETAPAN TARIF RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT (Studi Pada Rumah Sakit Islam Gondanglegi Malang) Rizal Andriansyah Siti Ragil Handayani Devi Farah Azizah Fakultas

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BIAYA KAMAR RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG MENGGUNAKAN METODE ABC

PERHITUNGAN BIAYA KAMAR RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG MENGGUNAKAN METODE ABC PERHITUNGAN BIAYA KAMAR RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG MENGGUNAKAN METODE ABC Tiyas Dewi Astuti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro ABSTRACT Tugurejo Hospital Semarang is one of

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Biaya 1. Pengertian Biaya Konsep dan istilah biaya telah dikembangkan selaras dengan kebutuhan para akuntan, ekonom, dan insinyur. Para akuntan telah mendefinisikan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri) PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri) Ninik Anggraini Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya menurut Atkinson dan Kaplan (2009 : 33) adalah nilai moneter barang dan jasa yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat sekarang atau masa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya Biaya merupakan pengeluaran-pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk suatu proses produksi. Untuk mendefinisikan biaya secara jelas, penulis akan memberikan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Menentukan Cost Kamar Hotel Pada XYZ Hotel

Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Menentukan Cost Kamar Hotel Pada XYZ Hotel Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 1, No. 2, December 2013, 175-182 p-issn: 2337-7887 Article History Received October, 2013 Accepted November, 2013 Penerapan Metode Activity Based Costing

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM AKURASI PERHITUNGAN TARIF KAMAR PADA HOTEL AZIZA BY HORISON PEKANBARU

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM AKURASI PERHITUNGAN TARIF KAMAR PADA HOTEL AZIZA BY HORISON PEKANBARU ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM AKURASI PERHITUNGAN TARIF KAMAR PADA HOTEL AZIZA BY HORISON PEKANBARU Novita Ariyani Dibawah bimbingan: Gusnardi dan Rina Selva Johan Fakultas

Lebih terperinci

Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo)

Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo) 1 Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo) Application of Activity Based Costing (ABC) As Determination of Hospitalization

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Activity Based Costing Sebagai Alternatif Dalam Menentukan Tarif Kamar Pada Hotel Cendrawasih Lahat

Analisis Penggunaan Activity Based Costing Sebagai Alternatif Dalam Menentukan Tarif Kamar Pada Hotel Cendrawasih Lahat Analisis Penggunaan Activity Based Costing Sebagai Alternatif Dalam Menentukan Tarif Kamar Pada Hotel Cendrawasih Lahat Nana Tristiyanti (nanatristiyanti@yahoo.com) Lili Syafitri (lili.syafitri@rocketmail.com)

Lebih terperinci

METODE ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT YARSI (Yayasan Rumah Sakit Islam) PONTIANAK

METODE ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT YARSI (Yayasan Rumah Sakit Islam) PONTIANAK METODE ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT YARSI (Yayasan Rumah Sakit Islam) PONTIANAK Gusti Ayu Wilda Agustina Mahasiswa Program Studi Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

METODE PEMBEBANAN BOP

METODE PEMBEBANAN BOP METODE PEMBEBANAN BOP ~ Kalkulasi Biaya Berdasar Aktivitas ~.[metode tradisional] Kalkulasi biaya atau costing, adalah cara perhitungan biaya, baik biaya produksi maupun biaya nonproduksi. Yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Untuk mendukung kesehatan bagi masyarakat maka banyak didirikan lembaga atau organisasi yang memberikan pelayanan

Lebih terperinci

PENETAPAN HARGA POKOK SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF RAWAT INAP BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

PENETAPAN HARGA POKOK SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF RAWAT INAP BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL PENETAPAN HARGA POKOK SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF RAWAT INAP BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL DETERMINATION OF PRIMARY COST AS INPATIENT DETERMINING

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK JASA RAWAT INAP (Studi pada RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik Tahun 2013)

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK JASA RAWAT INAP (Studi pada RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik Tahun 2013) PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK JASA RAWAT INAP (Studi pada RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik Tahun 2013) Uyun Nailufar Suhadak Zahroh Z. A. Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK SEWA KAMAR DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK SEWA KAMAR DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK SEWA KAMAR DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM (ABC SYSTEM) (Studi pada Guest House Hasanah Buring Kota Malang Tahun 2016) Nivo Haneda Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN MINIMUM BIAYA OPERASIONAL LEMBAGA PENDIDIKAN SWASTA

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN MINIMUM BIAYA OPERASIONAL LEMBAGA PENDIDIKAN SWASTA 25 PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN MINIMUM BIAYA OPERASIONAL LEMBAGA PENDIDIKAN SWASTA Novy Karmelita Indrawati Email : Nov_karmel@yahoo.com STIE INDOCAKTI Jl. Besar Ijen No. 90-92 Malang,

Lebih terperinci

SHITA TIARA 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Nusantara

SHITA TIARA 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Nusantara PENERAPAN ACTIVITY BASED ING SYSTEM DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK (Studi Kasus Penentuan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap Pada RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam ) SHITA TIARA 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

SUKODONO, SIDOARJO. Irwan Firdaus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Surabaya

SUKODONO, SIDOARJO. Irwan Firdaus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI DASAR MENENTUKAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ARAFAH ANWAR MEDIKA SUKODONO, SIDOARJO Irwan Firdaus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Konsep Biaya Dalam melaksanakan tanggung jawab perencanaan dan pengendalian manajemen membutuhkan pemahaman yang berkaitan dengan biaya.

Lebih terperinci

MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI MODEL PENENTUAN TARIF JASA PENGINAPAN HOTEL

MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI MODEL PENENTUAN TARIF JASA PENGINAPAN HOTEL MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI MODEL PENENTUAN TARIF JASA PENGINAPAN HOTEL Heri Wahyudi 1 *, Susanto Halim 2 & Fahmi Sulaiman 3* 1 Program Studi Akuntansi, Politeknik LP3I Medan 2 Program Studi

Lebih terperinci

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Penentuan tarif merupakan salah satu bagian dari tujuan akuntansi biaya yaitu perencanaan dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen, oleh karena itu sebelum

Lebih terperinci

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos Mulyadi (2003: 4) menjelaskan bahwa kos (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.PENGERTIAN BIAYA Biaya memiliki berbagai macam arti tergantung pada tingkat kegunaanya. Biaya diartikan sebagai nilai yang harus kita keluarkan untuk mendapatkan suatu barang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU Selvia Puspa Sari dan Dewi Anggraini ABSTRAK Penerapan Activity Based Costing

Lebih terperinci

1. Bagaimana sistem akuntansi biaya tradisional (konvensional) yang diterapkan oleh PT. Martina Berto dalam menentukan Harga Pokok Produksi (HPP)? 2.

1. Bagaimana sistem akuntansi biaya tradisional (konvensional) yang diterapkan oleh PT. Martina Berto dalam menentukan Harga Pokok Produksi (HPP)? 2. ANALISIS PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM MENINGKATKAN AKURASI BIAYA PADA PT. MARTINA BERTO Hesti Wulandari Jurusan S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok dari suatu produk yang diproduksi, baik untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pembiayaan Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia bisnis menuju era pasar bebas, membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam menetapkan kebijakan-kebijakan terutama dalam memasarkan produknya.

Lebih terperinci

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DI RSUD KAYUAGUNG TAHUN 2012

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DI RSUD KAYUAGUNG TAHUN 2012 JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT VOLUME 4 Nomor 01 Maret 2013 Artikel Penelitian METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DI RSUD KAYUAGUNG TAHUN 2012 THE APPLICATION OF ACTIVITY

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. II.1.1. Konsep Biaya Identifikasi Biaya Definisi biaya menurut Krismiaji (2002), Cost adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. secara terperinci mengenai biaya yang berhubungan dengan produksi dan

BAB II LANDASAN TEORI. secara terperinci mengenai biaya yang berhubungan dengan produksi dan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya diperlukan untuk memperoleh informasi biaya secara terperinci mengenai biaya yang berhubungan dengan produksi dan penjualan barang jadi.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari wawancara mendalam dengan informan, observasi di lapangan dan data-data sekunder menghasilkan analisa penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional II.1.1. Pengertian Sistem Akuntansi Biaya Tradisional Sistem akuntasi tradisional dalam melakukan pembebanan biaya overhead pabrik menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam penerapan activity based costing, pemahaman konsep dan klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Pengertian Biaya Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Hermawan (2000) mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan. Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti

Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan. Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti Desen Pembimbing: Prof. Gugus Irianto, SE., MSA., Ph.D., Ak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Unsur - Unsur Biaya Produksi 1. Pengertian Biaya Produksi Sebelum membahas mengenai biaya produksi, terlebih dahulu dijelaskan pengertian dari biaya itu sendiri.

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI, ACTIVITY BASED COSTING DAN SISTEM BIAYA KONVENSIONAL PADA PERUSAHAAN X.

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI, ACTIVITY BASED COSTING DAN SISTEM BIAYA KONVENSIONAL PADA PERUSAHAAN X. PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI, ACTIVITY BASED COSTING DAN SISTEM BIAYA KONVENSIONAL PADA PERUSAHAAN X. Maya Sova dan Juli Anwar Universitas Respati Indonesia & STIE Binaniaga ABSTRACT The activity Based

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan.

Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan. Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan Nuzulul Qurnain Universitas Madura Abstrak Activity Based Costing System (ABCS)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Studi sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. Yang dimana

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2014 1 PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB Akuntansi Biaya Modul ke: Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Content Activity Based

Lebih terperinci

of goods manufactured) menurut Blocher dkk adalah harga pokok produk

of goods manufactured) menurut Blocher dkk adalah harga pokok produk BAB II HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) A. Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produk yang diproduksi/ harga pokok produksi (cost of goods manufactured) menurut Blocher dkk adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan 9 BAB II LANDASAN TEORI II.1. SISTEM AKUNTANSI BIAYA TRADISIONAL Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan dalam mengelola biaya produksi suatu produk. Teknologi yang bermunculan

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL (Studi Kasus pada Hotel Pelangi Malang Periode 2012)

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL (Studi Kasus pada Hotel Pelangi Malang Periode 2012) PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL (Studi Kasus pada Hotel Pelangi Malang Periode 2012) SEPTYA DEWI CINDRAWATI M. DZULKIROM ZAHROH Z.A Faculty of Administration

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harga Pokok Produksi 2.1.1 Pengertian harga pokok produksi Harga pokok produksi adalah harga pokok produk yang sudah selesai dan ditransfer ke produk dalam proses pada periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. I-WON APPAREL INDONESIA. E-Journal

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. I-WON APPAREL INDONESIA. E-Journal ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. I-WON APPAREL INDONESIA E-Journal Dibuat Oleh: Vito Vitalogi 022113164 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Mutu Pelayanan Kesehatan a. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan Mutu adalah tingkat dimana pelayanan kesehatan pasien ditingkatkan mendekati hasil yang diharapkan

Lebih terperinci

Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisional dan Activity Based Costing?

Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisional dan Activity Based Costing? Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisional dan Activity Based Costing? Hendra Gunawan *, Stefania Fatma ** Politeknik Negeri Batam Business Management Department

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Horngren dkk (2003:3) Akuntansi biaya adalah mengukur, menganalisis dan melaporkan informasi keuangan dan non keuangan yang terkait

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masingmasing perusahaan saling beradu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Tradisional dan Activity Based Costing (ABC) pada UD. Cella Cake dan Bakery Manado

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Tradisional dan Activity Based Costing (ABC) pada UD. Cella Cake dan Bakery Manado Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Tradisional dan Activity Based Costing (ABC) pada UD. Cella Cake dan Bakery Manado Jimmy Kamasih 1 David. P. E. Saerang 2 Lidya Mawikere 3 Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bastian (2006:137) Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Telah ada beberapa penelitian-penelitian terdahulu mengenai penetapan harga pokok produk dengan metode biaya yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Biaya Rayburn, L. G. yang diterjemahkan oleh Sugyarto (1999) menyatakan, Biaya mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk suatu produk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fokus utama dalam pelaporan keuangan adalah informasi mengenai biaya. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk mendapatkan barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin meningkat. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan penyesuaian terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

IMPLEMENTATION OF ACTIVITY BASED ANALYSIS METHOD COSTING SYSTEM IN PRICING COST OF ROOMS IN HOTEL DYNASTY MAKASSAR

IMPLEMENTATION OF ACTIVITY BASED ANALYSIS METHOD COSTING SYSTEM IN PRICING COST OF ROOMS IN HOTEL DYNASTY MAKASSAR IMPLEMENTATION OF ACTIVITY BASED ANALYSIS METHOD COSTING SYSTEM IN PRICING COST OF ROOMS IN HOTEL DYNASTY MAKASSAR Oleh : Muh.Nur Hatta Email :nhunhogarca@gmail.com Pembimbing I : Mukhtar sapiri Email

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Mulyadi, 2003;4). Atau lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa kos

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Mulyadi, 2003;4). Atau lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa kos BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kos adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa yang diharapkan akan membawa manfaat sekarang atau di masa depan bagi organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan bahwa dunia menjadi lebih homogen dan perbedaan-perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan bahwa dunia menjadi lebih homogen dan perbedaan-perbedaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi merupakan suatu prakarsa bisnis yang didasarkan pada keyakinan bahwa dunia menjadi lebih homogen dan perbedaan-perbedaan diantara pasar nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang cukup berperan dalam menentukan daya saing

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang cukup berperan dalam menentukan daya saing -1- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu aspek yang cukup berperan dalam menentukan daya saing perusahaan adalah penentuan harga jual produk yang ditawarkan. Perusahaan yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kompetitif saat ini sedang menjadi topik perekonomian, dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. masa kompetitif saat ini sedang menjadi topik perekonomian, dimana perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memasuki kawasan perdagangan bebas Asia. Maka dari itu masa kompetitif saat ini sedang menjadi topik perekonomian, dimana perusahaan harus bisa bersaing dengan

Lebih terperinci

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten) Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center,

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin banyaknya perusahaan jasa terutama yang bergerak di bidang pariwisata dan perhotelan menyebabkan semakin ketatnya persaingan antar hotel. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Biaya Menjalankan suatu usaha membutuhkan biaya yang harus dikeluarkan agar perusahaan mampu terus berkualitas. Biaya sendiri merupakan hal yang sangat penting dan

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF JASA RAWAT INAP RUMAH SAKIT (Studi Pada Rumah Sakit Wiyung Sejahtera Surabaya)

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF JASA RAWAT INAP RUMAH SAKIT (Studi Pada Rumah Sakit Wiyung Sejahtera Surabaya) PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF JASA RAWAT INAP RUMAH SAKIT (Studi Pada Rumah Sakit Wiyung Sejahtera Surabaya) Neni Jayanti nenyjayanti_20@yahoo.com Titik Mildawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF LEMBAGA PENDIDIKAN PADA THE BRIDGE MANADO ABSTRACT

PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF LEMBAGA PENDIDIKAN PADA THE BRIDGE MANADO ABSTRACT PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF LEMBAGA PENDIDIKAN PADA THE BRIDGE MANADO Andika Saputra Popang 1, Winston Pontoh 2, Sintje Rondonuwu 3 1,2,3 Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG Oleh: Mohammad Afifudin R. Ery Wibowo Agung S Jurusan Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan bersaing tidak hanya pada perusahaan domestik saja, tetapi juga pada perusahaan internasional. Oleh karena

Lebih terperinci

SKRIPSI Digunakan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Program Studi Akuntansi

SKRIPSI Digunakan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Program Studi Akuntansi ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRADISIONAL DAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA KEDIRI SKRIPSI Digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Praktik bisnis dan kebutuhan konsumen yang semakin kompleks, menyebabkan semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis di era globalisasi ini. Semakin berkembangnya

Lebih terperinci

AKRUAL Jurnal Akuntansi

AKRUAL Jurnal Akuntansi AKRUAL 8 (1) (2016): 28-43 e-issn: 2502-6380 AKRUAL Jurnal Akuntansi http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA SATUAN (UNIT COST) SPP BULANAN PROGRAM REGULER DAN PREMIUM DI SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari globalisasi sudah semakin terlihat pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari globalisasi sudah semakin terlihat pada berbagai aspek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dampak dari globalisasi sudah semakin terlihat pada berbagai aspek kehidupan perusahaan, baik pada negara yang sudah maju maupun pada negara yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling beradu

Lebih terperinci

PERHITUNGAN TARIF SUMBANGAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN (SPP) PADA YAYASAN BUDI LUHUR SEMARANG

PERHITUNGAN TARIF SUMBANGAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN (SPP) PADA YAYASAN BUDI LUHUR SEMARANG PERHITUNGAN TARIF SUMBANGAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN (SPP) PADA YAYASAN BUDI LUHUR SEMARANG Lourencia Devie Pamela Sandy, M.Th.Heni Widyarti Politeknik Negeri Semarang, Jl.Prof Sudarto,SH Tembalang Semarang

Lebih terperinci