PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Pada RSUP Dr.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Pada RSUP Dr."

Transkripsi

1 PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Pada RSUP Dr. Soedono Madiun) Siti Suharni 1 1 adalah Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Madiun Abstract In determining the cost price of products, traditional cost accounting system is not suitable anymore for the application in the modern era of technology it is today. Because this system has several weaknesses. Among them are giving a distorted cost information. Distortions arise because of inaccuracies in the cost of loading, resulting in errors costing, decision making, planning and control (Supriyono, 1999:259). Distortion is also caused undercost / overcost to the product (Hansen & Mowen, 2005). The existence of these weaknesses can be overcome by using Activity Based Costing. Activity Based Costing is a method of determining the cost of the search fee to the event, then to product. The main difference between the product cost of goods of traditional cost accounting with ABC is the amount of cost driver (the trigger cost) used in the ABC method were compared in a traditional cost accounting system. The results showed that the hospitalization rate calculations using the ABC method, when compared with traditional methods, the ABC method gives greater results except in the VIP class and the first principal who gives a smaller result. This is because the overhead of loading on each product. In traditional cost accounting methods of overhead costs on each product. In traditional cost accounting method, the overhead cost of each product is only charged on only one cost driver. As a result there tends to be a distortion in overhead expense charges. While the ABC method, the overhead costs charged to each individual product on a lot of cost driver. Thus, in the ABC method, has been able to allocate costs appropriately rooms to activity based on the consumption. Keywords: Activity Based Costing, Inpatient Rates Pendahuluan Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling beradu strategi dalam usaha menarik konsumen. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang manufaktur/industri tetapi juga di bidang usaha pelayanan jasa. Salah satu bentuk usaha pelayanan jasa adalah jasa kesehatan, terutama jasa rumah sakit. Hal ini terbukti semakin banyaknya rumah sakit yang didirikan baik pemerintah maupun swasta. Sehingga menuntut adanya persaingan atas produk dan kepercayaan pelanggan. Tugas utama rumah sakit adalah memberikan jasa pengobatan, perawatan, dan pelayanan kesehatan. Dalam memberikan jasa pelayanan kesehatan, rumah sakit memperoleh penghasilan dari pendapatan jasa dan fasilitas yang diberikan. Salah satunya adalah jasa rawat inap. Dimana pendapatan dari jasa tersebut di dapat dari tarif yang harus dibayar oleh pemakai jasa rawat inap. Penentuan tarif jasa rawat inap merupakan suatu keputusan yang sangat penting. Karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit. Dengan adanya berbagai macam fasilitas pada jasa rawat inap, serta jumlah biaya overhead yang tinggi, maka semakin menuntut ketepatan Sosial Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PENERAPAN METODE... 1

2 dalam pembebanan biaya yang sesungguhnya. Dalam menentukan harga pokok produk terkadang rumah sakit masih menggunakan akuntansi biaya tradisional. Dimana sistem ini tidak sesuai dengan lingkungan pemanufakturan yang maju, pada diversifikasi (keanekaragaman) produk yang tinggi (Bunyamin Lumenta, 1989). Biaya produk yang dihasilkan oleh sistem akuntansi biaya tradisional memberikan informasi biaya yang terdistorsi. Distorsi timbul karena adanya ketidakakuratan dalam pembebanan biaya, sehingga mengakibatkan kesalahan penentuan biaya, pembuatan keputusan, perencanaan dan pengendalian (Supriyono, 1999:259). Distorsi tersebut juga mengakibatkan undercost/overcost terhadap produk (Hansen & Mowen, 2005). Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, kemudian pada tahun 1800-an dan awal 1900-an lahirlah suatu sistem penentuan harga pokok produk berbasis aktivitas yang dirancang untuk mengatasi distorsi pada akuntansi biaya tradisional. Sistem akuntansi ini disebut Activity Based Costing, yang mana merupakan suatu sistem kalkulasi biaya yang pertama kali menelusuri biaya keaktivitas dan kemudian ke produk (Hansen & Mowen, 1992) Perbedaan utama penghitungan harga pokok produk antara akuntansi biaya tradisional dengan ABC adalah jumlah cost driver (pemicu biaya) yang digunakan. Dalam sistem penentuan harga pokok produk dengan metode ABC menggunakan cost driver dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dalam sistem akuntansi biaya tradisional yang hanya menggunakan satu atau dua cost driver berdasarkan unit. Dalam metode ABC, menganggap bahwa timbulnya biaya disebabkan oleh adanya aktivitas yang dihasilan produk. Pendekatan ini menggunakan cost driver yang berdasar pada aktivitas yang menimbulkan biaya dan akan lebih baik apabila diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan keanekaragaman produk. Rumah sakit merupakan salah satu perusahaan jasa yang menghasilkan keanekaragaman produk. Keanekaragaman produk pada rumah sakit mengakibatkan banyaknya jenis biaya dan aktivitas yang terjadi pada rumah sakit, sehingga menuntut ketepatan pembebanan biaya overhead dalam penentuan harga pokok produk. Metode ABC dinilai dapat mengukur secara cermat biaya-biaya yang keluar dari setiap aktivitas. Hal ini disebabkan karena banyaknya cost driver yang digunakan dalam pembebanan biaya overhead, sehingga dalam metode ABC dapat meningkatkan ketelitian dalam perincian biaya, dan ketepatan pembebanan biaya lebih akurat. Rumusan Masalah a. Bagaimanakah cara menghitung tarif jasa rawat inap pada RSUP Dr. Soedono dengan menggunakan Activity Based Costing System. b. Apakah ada perbedaan besarnya tarif jasa rawat inap pada RSUP Dr. Soedono dengan menggunakan perhitungan akuntansi biaya tradisional dan Activity Based Costing System. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui penerapan Activity Based Costing System dalam kaitannya dengan penentuan tariff jasa rawat inap pada RSUP Dr. Soedono. b. Untuk mengetahui perbandingan besarnya tarif jasa rawat inap, dengan menggunakan metode akuntansi biaya tradisional dan Activity Based Costing System. Landasan Teori A. Pengertian Activity Based Costing System. Activity Based Costing System merupakan metode yang menerapkan konsep-konsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat. Namun dari perspektif manajerial, system ABC menawarkan lebih dari sekedar informasi biaya produk yang akurat akan tetapi juga menyediakan informasi tentang biaya dan kinerja dari aktivitas dan sumber daya serta Sosial Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PENERAPAN METODE... 2

3 dapat menelusuri biaya-biaya secara akurat ke obyek biaya selain produk, misalnya pelanggan dan saluran distribusi. Sedangkan menurut Mulyati (1993:34) memberikan pengertian ABC sebagai berikut: ABC merupakan metode penentuan HPP (product costing) yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok secara cermat bagi kepentingan manajemen, dengan mengikuti secara cermat konsumsi sumber daya alam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk. Definisi lain dikemukakan oleh Garrison dan Norren (2000; 292) sebagai berikut: Metode costing yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk keputusan strategik dan keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap. B. Konsep-Konsep Dasar Activity Based Costing System. Activity Based Costing System menyediakan informasi perihal aktivitasaktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Aktivitas adalah setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver) yakni, bertindak sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya dalam organisasi. Dalam system ABC, biaya ditelusur ke aktivitas dan kemudian ke produk. System ABC mengasumsikan bahwa aktivitas-aktivitaslah yang mengkonsumsi sumber daya dan bukannya produk. C. Perbandingan Biaya Produk Tradisional dan ABC. Metode ABC memperbaiki keakuratan perhitungan harga pokok produk dengan mengakui bahwa banyak dari biaya overhead tetap bervariasi dalam proporsi untuk berubah selain berdasarkan volume produksi. Perbedaan antara penentuan harga pokok produk tradisional dan system ABC, ada pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Perbedaan Penetapan Harga Pokok Produk Tradisional dengan Metode Activity Based Costing Metode Penentuan Harga Pokok Metode Activity Based Costing Produk Tradisional Tujuan Inventory level Product Costing Lingkup Tahap produksi Tahap desain, produksi, Tahap pengembangan Fokus Biaya bahan baku, tenaga kerja Biaya overhead langsung Periode Periode Akuntansi Daur hidup produk Teknologi yang digunakan Metode manual Komputer telekomunikasi Sumber: Mulyadi, 1993 D. Struktur Sistem ABC Desain ABC difokuskan pada kegiatan, yaitu apa yang dilakukan oleh tenaga kerja dan peralatan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Ada dua asumsi penting yang mendasari Metode Activity Based Costing, yaitu: 1. Aktivitas-aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya 2. Produk atau pelanggan jasa Selanjutnya, karena adanya aktivitas akan menimbulkan biaya, maka untuk dapat menjalankan usahanya secara efisien, perusahaan harus dapat mengelola aktivitasnya. Dalam hubungannya dengan biaya produk, maka biaya yang dikonsumsi untuk menghasilkan produk adalah biayabiaya untuk aktivitas merancang, merekayasa, memproduksi, menjual dan memberikan pelayanan produk (Cokins dkk, 1996:12) Sosial Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PENERAPAN METODE... 3

4 E. Pembebanan Biaya Overhead pada Activity Based Costing System Activity-Based Costing menggunakan lebih banyak cost driver bila dibandingkan dengan sistem pembebanan biaya pada akuntansi biaya tradisional. Prosedur Pembebanan Biaya Overhead dengan Sistem ABC Menurut Mulyadi (1993:94), Prosedur pembebanan biaya overhead dengan sistem ABC melalui dua tahap kegiatan: a. Tahap Pertama Pengumpulan biaya dalam cost pool yang memiliki aktifitas yang sejenis atau homogen, terdiri dari 4 langkah: 1. Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya ke dalam berbagai aktifitas. 2. Mengklasifikasikan aktifitas biaya ke dalam berbagai aktivitas, pada langkah ini biaya digolongkan ke dalam aktivitas yang terdiri dari 4 kategori yaitu: Unit level activity costing, Batch related activity costing, product sustaining activity costing, facility sustaining activity costing. Level tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut a. Aktivitas Berlevel Unit (Unit Level Activities) Aktivitas ini dilakukan untuk setiap unit produksi. Contoh, menyediakan tenaga untuk menjalankan peralatan. b. Aktivitas Berlevel Batch (Batch Level Activities) Aktivitas dilakukan setiap batch diproses, tanpa memperhatikan berapa unit yang ada pada batch tersebut. Contoh, pekerjaan seperti membuat order produksi dan pengaturan pengiriman konsumen. c. Aktivitas Berlevel Produk (Produk Level Activities) Aktivitas ini berkaitan dengan produk spesifik dan biasanya dikerjakan tanpa memperhatikan berapa batch atau unit yang diproduksi atau dijual. Contoh, merancang produk atau mengiklankan produk. d. Aktivitas Berlevel Fasilitas (Facility Level Activities) Aktivitas ini merupakan aktivitas yang menopang proses operasi perusahaan namun banyak sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume. Contoh, kebersihan kantor, penyediaan jaringan komputer. 3. Mengidentifikasikan Cost Driver Dimaksudkan untuk memudahkan dalam penentuan tarif/unit cost driver. 4. Menentukan tarif/unit Cost Driver Adalah biaya per unit cost driver yang dihitung untuk suatu aktivitas. Tarif/unit cost driver dapat dihitung dengan rumus sbb: Jumlah Aktivitas Tarif per unit Cost Driver = Cost Driver b. Tahap Kedua Penelusuran dan pembebanan biaya aktivitas ke masing-masing produk yang menggunakan cost driver, di hitung dengan rumus sebagai berikut: BOP yang dibebankan = Tarif/unit Cost Driver X Cost Driver yang dipilih F. Manfaat Penentuan Harga Pokok Produk Berdasarkan Aktivitas Menurut Supriyono, 2002:698) menyatakan jika syarat-syarat sistem ABC sudah terpenuhi, maka sebaiknya perusahaan menerapkan sistem ABC dan segera mendesain ulang sistem akuntansi biayanya karena akan bermanfaat sebagai berikut: 1. Memperbaiki mutu pengambilan keputusan Sosial Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PENERAPAN METODE... 4

5 Dengan informasi biaya produk yang lebih teliti, kemungkinan manajer melakukan pengambilan keputusan yang salah dapat dikurangi. 2. Memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus menerus terhadap kegiatan untuk mengurangi biaya overhead. Sistem ABC mengidentifikasi biaya overhead dengan kegiatan yang menimbulkan biaya tersebut. Pembebanan overhead harus mencerminkan jumlah permintaan overhead (yang dikonsumsi) oleh setiap produk. 3. Memberikan kemudahan dalam menentukan biaya relevan Karena sistem ABC menyediakan informasi biaya yang relevan yang dihubungkan dengan berbagai kegiatan untuk menghasilkan produk, maka manajemen akan menghasilkan kemudahan dalam memperoleh informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan yang menyangkut berbagai kegiatan bisnis mereka. G. Cost Driver Landasan penting untuk menghitung biaya berdasarkan aktivitas adalah dengan mengidentifikasi pemicu biaya atau cost driver untuk setiap aktivitas. Jika perusahaan memiliki beberapa jenis produk maka biaya overhead yang terjadi ditimbulkan secara bersamaan oleh seluruh produk. Hal ini menyebabkan jumlah overhead yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis produk harus diidentifikasi melalui cost driver. a. Pengertian Cost Driver Cost driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-biaya overhead. Faktor ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktivitas yang akan menyebabkan biaya dalam aktivitas. b. Penentuan Cost Driver Yang Tepat Aktivitas yang ada dalam perusahaan sangat komplek dan banyak jumlahnya, oleh karena itu perlu pertimbangan yang matang dalam menentukan cost driver. 1. Penentuan jumlah cost driver yang dibutuhkan Penentuan banyaknya cost driver yang dibutuhkan berdasarkan pada keakuratan laporan product cost yang diinginkan dan kompleksitas komposisi output perusahaan. Semakin banyak cost driver yang digunakan, laporan biaya produksi semakin akurat. 2. Pemilihan cost driver yang tepat Pemilihan cost driver yang tepat ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan: a. Kemudahan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam pemilihan cost driver (cost of measurement). Cost driver yang membutuhkan biaya pengukuran lebih rendah akan dipilih. b. Korelasi antara konsumsi aktivitas yang diterangkan oleh cost driver terpilih dengan konsumsi aktivitas sesungguhnya (degree of correlation). Cost driver yang memiliki korelasi tinggi akan dipilih. c. Perilaku yang disebabkan oleh cost driver terpilih (behavior effect). Cost driver yang menyebabkan perilaku yang diinginkan yang akan dipilih. H. Pengertian dan Penentuan Tarif Dengan Menggunakan Metode Cost Plus Pricing Menurut Mulyadi (1993), penentuan tarif atau harga jual suatu produk atau jasa dengan menggunakan metode Cost Plus Pricing yaitu penentuan tarif jasa dengan cara menambahkan laba yang diharapkan di atas biaya penuh masa yang akan datang untuk memproduksi dan memasarkan produk atau jasa. Tarif jasa berdasarkan Cost Plus Pricing dihitung dengan rumus: Tarif per kamar = Cost sewa kamar + Laba yang diharapkan Sosial Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PENERAPAN METODE... 5

6 Hipotesis Setelah melihat kontribusi yang ada dan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesisnya adalah Dengan menggunakan metode Activity Based Costing dalam menentukan besarnya tarif jasa rawat inap akan memberikan hasil yang lebih besar dari pada metode tradisional. Metodologi Penelitian i. Jenis Data dan Sumber Data Jenis dan sumber data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung berhubungan dengan responden yang diteliti dan merupakan pendukung bagi penelitian yang dilakukan. Data ini diperoleh dari RSUP Dr.Soedono Madiun. Data yang diperoleh berupa data tentang gambaran umum RSUP Dr.Soedono serta data-data lain yang diperlukan peneliti. ii. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, yaitu mengambil data yang ada di RSUP Dr.Soedono, dengan mencatat semua laporan maupun konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah yang ada. iii. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Suharsini Arikunto (1992:93) menjelaskan bahwa variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab/variabel bebas (independent variable). Sedangkan variabel akibat disebut variabel tak bebas (dependent variable). Definisi operasional dari variabel penelitian ini adalah: a. Metode Activity Based Costing Sistem akuntansi yang bisa memberikan kalkulasi biaya produk atau menyajikan informasi harga pokok secara cermat dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk, yaitu dengan cara mengklasifikasi biaya ke dalam berbagai aktivitas. b. Tarif Jasa Tarif jasa adalah sejumlah uang yang akan dikeluarkan untuk satu unit usaha kepada konsumen atau pelanggan atas jasa yang diberikan, dengan cara menggunakan tarif cost driver. iv. Perumusan Model Analisis Untuk mengetahui sejauh mana metode Activity Based Costing bisa menentukan tarif jasa rawat inap, maka digunakan pembebanan biaya overhead di mana ada dua tahap. Tahap Pertama 1. Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya ke dalam berbagai aktivitas. 2. Mengklasifikasikan aktivitas biaya ke dalam berbagai aktivitas. 3. Mengidentifikasi cost driver 4. Menentukan tarif/unit cost driver Tahap Kedua Penelusuran dan pembebanan biaya aktivitas kemasing-masing produk yang menggunakan cost driver. Jumlah Aktivitas Tarif per unit Cost Driver = Cost Driver BOP yang dibebankan = Tarif/unit Cost Driver X Cost Driver yang dipilih Hasil dan Pembahasan 1. Mengklasifikasi Aktivitas Biaya ke dalam Berbagai Aktivitas 1. Berdasarkan Unit-level activity cost Aktivitas ini dilakukan setiap hari dalam menjalani rawat inap pada RSUP Dr. Soedono. Aktivitas yang termasuk dalam kategori ini adalah aktivitas perawatan, penyediaan tenaga listrik dan air dan biaya konsumsi. 2. Berdasarkan Batch-related activity cost Sosial Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PENERAPAN METODE... 6

7 Besar kecilnya biaya ini tergantung dari frekwensi order produksi yang diolah oleh fungsi produksi. Aktivitas ini tergantung pada jumlah batch produk yang di produksi. Yaitu biaya administrasi, biaya bahan habis pakai, biaya kebersihan. 3. Product-sustaining activity cost Aktivitas ini berhubungan dengan penelitian dan pengembangan produk tertentu dan biaya-biaya untuk mempertahankan produk agar tetap dapat dipasarkan. Aktivitas ini tidak ditemuai dalam penentuan tarif jasa rawat inap pada RSUP Dr. Soedono. 4. Facility-sustaining activity cost Aktivitas ini berhubungan dengan kegiatan untuk mempertahankan fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan. Aktivitas yang termasuk dalam kategori ini adalah biaya laundry, biaya asuransi, biaya penyusutan gedung, biaya penyusutan fasilitas. Klasifikasi biaya ke dalam berbagai aktivitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 2. Mengidentifikasi Cost Driver Setelah aktivitas-aktivitas ini diidentifikasi sesuai dengan kategorinya, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi cost driver dari setiap biaya aktivitas. Pengidentifikasian ini dimaksudkan dalam penentuan kelompok aktivitas dan tarif/unit cost driver. Tabel 1. Pengelompokan Biaya Rawat Inap Dan Cost Driver Kamar Rawat Inap RSUP Dr. Soedono Madiun NO AKTIVITAS DRIVER COST JUMLAH DRIVER 1 Unit-level activity cost a. Biaya Perawat Jumlah hari rawat inap Rp VIP Jumlah hari rawat inap Utama I Jumlah hari rawat inap Utama II Jumlah hari rawat inap Kelas I Jumlah hari rawat inap Kelas II Jumlah hari rawat inap Kelas III Jumlah hari rawat inap b. Biaya listrik dan air KWH Rp VIP KWH ,6 2. Utama I KWH 4.780,6 3. Utama II KWH 4.560,6 4. Kelas I KWH 4.857,0 5. Kelas II KWH 4.935,7 6. Kelas III KWH 4.411,5 c. Biaya Konsumsi Rp VIP Jumlah hari rawat inap Utama I Jumlah hari rawat inap Utama II Jumlah hari rawat inap Kelas I Jumlah hari rawat inap Kelas II Jumlah hari rawat inap Kelas III Jumlah hari rawat inap Batch-related activity cost a. Biaya Kebersihan Luas lantai Rp VIP Luas lantai Utama I Luas lantai Utama II Luas lantai 320 Sosial Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PENERAPAN METODE... 7

8 4. Kelas I Luas lantai Kelas II Luas lantai Kelas III Luas lantai 396 b. Biaya Bahan Habis Jumlah hari rawat inap Rp Pakai 1.VIP Jumlah hari rawat inap Utama I Jumlah hari rawat inap Utama II Jumlah hari rawat inap Kelas I Jumlah hari rawat inap Kelas II Jumlah hari rawat inap Kelas III Jumlah hari rawat inap c. Biaya Administrasi Rp VIP Utama I Utama II Kelas I Kelas II Kelas III Fasility-sustaining Activity cost a. Biaya Laundry Jumlah hari rawat inap VIP Jumlah hari rawat inap Utama I Jumlah hari rawat inap Utama II Jumlah hari rawat inap Kelas I Jumlah hari rawat inap Kelas II Jumlah hari rawat inap Kelas III Jumlah hari rawat inap b. Biaya Asuransi Jumlah hari rawat inap VIP Jumlah hari rawat inap Utama I Jumlah hari rawat inap Utama II Jumlah hari rawat inap Kelas I Jumlah hari rawat inap Kelas II Jumlah hari rawat inap Kelas III Jumlah hari rawat inap Biaya Penyusutan Rp Gedung 1.VIP Utama I Utama II Kelas I Kelas II Kelas III 396. Biaya Penyusutan Fasilitas 1. AC (VIP, UtI, UtII) Jumlah hari rawat inap Rp Bed (VIP, Ut I, Ut II K I, K II, K III) Jumlah hari rawat inap Rp TV (VIP, Ut I, Ut II) Jumlah hari rawat inap Rp Sosial Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PENERAPAN METODE... 8

9 4. Kipas (K I, K II) Jumlah hari rawat inap Rp Pemanas (VIP) Jumlah hari rawat inap Rp Kulkas (VIP, Ut I) Jumlah hari rawat inap Rp j. Menentukan Tarif per unit Cost Driver Setelah mengidentifikasi cost driver, kemudian menentukan tarif per unit driver. Karena setiap aktivitasnya memiliki cost driver dengan cara membagi jumlah biaya dengan cost driver. Menurut Hansen and Mowen (1999; 134) tarif per unit cost driver dapat dihitung dengan rumus sbb: Tarif per unit cos driver = Jumlah Aktivitas Cost Driver Berikut ini merupakan penentuan tariff per unit cost driver kamar rawat inap dengan metode Activity-Based Costing. Tabel 2. Penentuan Tarif Per Unit Cost Driver Kamar Rawat Inap Dengan Metode ABC NO AKTIVITAS JUMLAH COST TARIF/UNIT DRIVER 1 Unit-level activity cost a. Biaya Perawat Rp ,91 1.VIP Utama I Utama II Kelas I Kelas II Kelas III b. Biaya listrik dan air Rp , VIP ,6 2. Utama I 4.780,6 3. Utama II 4.560,6 4. Kelas I 4.857,0 5. Kelas II 4.935,7 6. Kelas III 4.411,5 c. Biaya Konsumsi Rp Sesuai Tarif 1.VIP Utama I Utama II Kelas I Kelas II Kelas III Batch-related activity cost a. Biaya Kebersihan Rp , VIP Utama I Utama II Kelas I Kelas II Kelas III 396 Sosial Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PENERAPAN METODE... 9

10 b. Biaya Bahan Habis Pakai Rp Rp VIP Utama I Utama II Kelas I Kelas II Kelas III c. Biaya Administrasi Rp Rp VIP Utama I Utama II Kelas I Kelas II Kelas III Fasility-sustaining Activity cost Rp , a. Biaya Laundry VIP Utama I Utama II Kelas I Kelas II Kelas III b. Biaya Asuransi , VIP Utama I Utama II Kelas I Kelas II Kelas III Biaya Penyusutan Gedung Rp , VIP Utama I Utama II Kelas I Kelas II Kelas III 396. Biaya Penyusutan Fasilitas 1. AC (VIP, UtI, UtII) Rp ,49 2. Bed (VIP, Ut I, Ut II K I, K II, K III) Rp ,08 3. TV (VIP, Ut I, Ut II) Rp ,39 4. Kipas (K I, K II) Rp ,66 5. Pemanas (VIP) Rp ,11 6. Kulkas (VIP, Ut I) Rp ,73 Sosial Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PENERAPAN METODE... 10

11 k. Membebankan Biaya ke Produk dengan Menggunakan Tarif Cost Driver dan Ukuran Aktivitas Dalam tahap ini, menurut Hansen and Mowen (1999;138), biaya aktivitas dibebankan ke produk berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas produk. Pembebanan biaya overhead dari tiap aktivitas ke setiap kamar dihitung dengan rumus sbb: BOP yang dibebankan = Tarif/unit Cost Driver X Cost Driver yang dipilih Deangan mengetahui BOP yang dibebankan pada masing-masing produk, maka dapat dihitung tarif jasa rawat inap per kamar. Menurut Mulyadi (1993) perhitungan tarif masing-masing tipe kamar dengan metode ABC dapat dihitung dengan rumus Sbb: Tarif Per Kamar = Cost Rawat Inap + Laba yang diharapkan Untuk cost rawat inap per kamar diperoleh dari total biaya yang telah dibebankan pada masing-masing produk dibagi dengan jumlah hari pakai. Sedangkan laba yang diharapkan ditetapkan pihak manajemen RS yaitu kelas VIP 15%, Kelas Utama I 12%, Kelas Utama II 12%, Kelas I 10%, Kelas II 10%, Kelas III dapat subsidi dari kelas VIP sebesar 5% dari tarif yang ditetapkan RS. Tabel 3. Tarif Jasa Rawat Inap Kelas VIP Aktivitas Tarif CD Driver Total (Rp) Biaya perawat Biaya listrik dan air Biaya konsumsi Biaya laundry Biaya kebersihan Biaya bahan habis pakai Biaya administrasi Biaya asuransi Biaya penyusutan gedung Rp Rp. 447, Rp Rp , Rp , Rp Rp ,87021 Rp , Rp , , Rp ,08 Rp ,462 Rp ,00 Rp ,322 Rp ,5 Rp ,932 Rp ,016 Rp ,322 Rp ,18. Biaya penyusutan fasilitas AC Bed Rp , Rp ,12 TV Rp. 774, Rp ,04 Alat pemanas Kulkas Rp ,39 Rp ,11 Rp , Rp ,32 Rp ,68 Rp ,24 Total Biaya Untuk Kelas VIP Rp Jumlah Hari Pakai Biaya Rawat Inap Per Kamar Rp ,4173 % Laba Rp ,76259 Jumlah Tarif Rp ,1799 Sosial Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PENERAPAN METODE... 11

12 Tabel 4. Tarif Jasa Rawat Inap Kelas Utama I Aktivitas Tarif CD Driver Total (Rp) Biaya perawat Biaya listrik dan air Biaya konsumsi Biaya laundry Biaya kebersihan Biaya bahan habis pakai Biaya administrasi Biaya asuransi Biaya penyusutan gedung. Biaya penyusutan fasilitas AC Bed TV Kulkas Rp Rp. 447, Rp Rp , Rp , Rp Rp ,87021 Rp , Rp ,46209 Rp ,49 Rp. 774,08 Rp ,39 Rp , , Rp ,38 Rp ,186 Rp ,00 Rp ,8 Rp ,682 Rp ,139 Rp ,50 Rp ,656 Rp ,87 Rp ,82 Rp ,44 Rp ,02 Rp ,14 Total Biaya Untuk Kelas VIP Rp ,6 Jumlah Hari Pakai Biaya Rawat Inap Per Kamar Rp ,5111 % Laba Rp , Jumlah Tarif Rp ,29243 Tabel 5. Tarif Jasa Rawat Inap Kelas Utama II Aktivitas Tarif CD Driver Total (Rp) Biaya perawat Biaya listrik dan air Biaya konsumsi Biaya laundry Biaya kebersihan Biaya bahan habis pakai Biaya administrasi Biaya asuransi Biaya penyusutan gedung. Biaya penyusutan fasilitas AC Bed TV Rp Rp. 447, Rp Rp , Rp , Rp Rp ,87021 Rp , Rp ,46209 Rp ,49 Rp. 774,08 Rp , , Rp ,51 Rp ,05 Rp ,0 Rp ,777 Rp ,322 Rp ,00 Rp ,44 Rp ,695 Rp ,87 Rp ,50 Rp ,00 Rp ,50 Total Biaya Untuk Kelas VIP Rp ,3 Jumlah Hari Pakai Biaya Rawat Inap Per Kamar Rp ,94202 % Laba Rp , Jumlah Tarif Rp ,85506 Sosial Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PENERAPAN METODE... 12

13 Tabel 6. Tarif Jasa Rawat Inap Kelas I Aktivitas Tarif CD Driver Total (Rp) Biaya perawat Biaya listrik dan air Biaya konsumsi Biaya laundry Biaya kebersihan Biaya bahan habis pakai Biaya administrasi Biaya asuransi Biaya penyusutan gedung Rp Rp. 447, Rp Rp , Rp , Rp Rp ,87021 Rp , Rp , , Rp ,51 Rp ,05 Rp ,0 Rp ,777 Rp ,322 Rp ,00 Rp ,44 Rp ,695 Rp ,87. Biaya penyusutan fasilitas Bed TV Rp. 774, Rp ,00 Rp ,00 Rp. 790, Total Biaya Untuk Kelas VIP Rp ,6 Jumlah Hari Pakai Biaya Rawat Inap Per Kamar Rp ,45266 % Laba Rp , Jumlah Tarif Rp ,29793 Tabel 7. Tarif Jasa Rawat Inap Kelas II Aktivitas Tarif CD Driver Total (Rp) Biaya perawat Biaya listrik dan air Biaya konsumsi Biaya laundry Biaya kebersihan Biaya bahan habis pakai Biaya administrasi Biaya asuransi Biaya penyusutan gedung Rp Rp. 447, Rp Rp , Rp , Rp Rp ,87021 Rp , Rp , , Rp ,83 Rp ,737 Rp Rp ,288 Rp ,739 Rp ,66 Rp ,77 Rp ,488 Rp ,19. Biaya penyusutan fasilitas Bed TV Rp. 774, Rp ,04 Rp ,58 Rp. 790, Total Biaya Untuk Kelas VIP Rp ,3 Jumlah Hari Pakai Biaya Rawat Inap Per Kamar Rp ,00512 % Laba Rp , Jumlah Tarif Rp ,10563 Sosial Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PENERAPAN METODE... 13

14 Tabel 8. Tarif Jasa Rawat Inap Kelas III Aktivitas Tarif CD Driver Total (Rp) Biaya perawat Biaya listrik dan air Biaya konsumsi Biaya laundry Biaya kebersihan Biaya bahan habis pakai Biaya administrasi Biaya asuransi Biaya penyusutan gedung Rp Rp. 447, Rp Rp , Rp , Rp Rp ,87021 Rp , Rp , , Rp ,80 Rp ,257 Rp ,00 Rp ,068 Rp ,64 Rp ,3 Rp ,25 Rp ,98 Rp ,99. Biaya penyusutan fasilitas Bed Rp. 790, Rp ,50 Total Biaya Untuk Kelas VIP Rp ,8 Jumlah Hari Pakai Biaya Rawat Inap Per Kamar Rp ,73121 % Laba Rp , Jumlah Tarif Rp ,92222 Pembahasan 1. Perbandingan Metode Akuntansi Biaya Tradisional dengan ABC dalam Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap Tabel 9. Perbandingan Tarif Jasa Rawat Inap Dengan Menggunakan Metode Tradisional dan ABC Tipe Tarif Tarif Activity Selisih Kamar Tradisional Based Costing VIP Rp Rp ,1799 Rp ,8201 UT I Rp Rp Rp ,70757 UT II Rp Rp ,85506 Rp ,85506 K I Rp Rp ,29793 Rp ,29793 K II Rp Rp ,10563 Rp ,10563 K III Rp Rp ,92222 Rp ,92222 Dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa hasil perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode Activity Based Costing untuk kelas VIP Rp ,1799,Utama I Rp , Utama II Rp ,85506, Kelas I Rp ,29793, Kelas II Rp ,10563, Kelas III Rp , Dari hasil tersebut, jika dibandingkan dengan metode tradisional, maka metode ABC memberikan hasil yang lebih besar kecuali pada kelas VIP dan Kelas Utama I. Dengan selisih untuk kelas VIP Rp ,8201, Utama I Rp ,70757, Utama II Rp ,85506, Kelas I Rp ,29793, Kelas II Rp ,10563, Kelas III Rp , Perbedaan yang terjadi antara tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode tradisional dan metode ABC, disebabkan karena pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk. Pada metode akuntansi biaya tradisional biaya overhead pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu coat driver saja. Akibatnya cenderung terjadi distorsi pada pembebanan biaya overhead. Sedangkan pada metode ABC, biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan pada Sosial Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PENERAPAN METODE... 14

15 banyak cost driver. Sehingga dalam metode ABC, telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas kesetiap kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis di RSUP Dr. Soedono, maka dapat diambil kesimpulan sbb: 1. Perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode ABC, dilakukan melalui 2 tahap. Yaitu tahap pertama biaya ditelusuri ke aktivitas yang menimbulkan biaya dan tahap ke dua membebankan biaya aktivitas ke produk. Sedangkan tarif diperoleh dengan menambahkan cost rawat inap dengan laba yang di harapkan. Dari perhitungan tarif jasa rawat dengan menggunakan metode ABC, diketahui besarnya tarif untuk kelas VIP Rp ,1799,Utama I Rp , Utama II Rp ,85506, Kelas I Rp ,29793, Kelas II Rp ,10563, Kelas III Rp , Dari hasil perhitungan tarif rawat inap dengan menggunakan metode ABC, apabila dibandingkan dengan metode tradisional maka metode ABC memberikan hasil yang lebih besar kecuali pada kelas VIP dan kelas Utama I yang memberikan hasil lebih kecil. Dengan selisih untuk kelas VIP Rp ,8201, Utama I Rp ,70757, Utama II Rp ,85506, Kelas I Rp ,29793, Kelas II Rp ,10563, Kelas III Rp , Perbedaan yang terjadi antara tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode tradisional dan metode ABC, disebabkan karena pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk. Pada metode akuntansi biaya tradisional biaya overhead pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu coat driver saja. Akibatnya cenderung terjadi distorsi pada pembebanan biaya overhead. Sedangkan pada metode ABC, biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan pada banyak cost driver. Sehingga dalam metode ABC, telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas kesetiap kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. Daftar Pustaka Tunggal, Amin Widjaja, Activity Based Costing Suatu Pengantar, Rineka Cipta, Jakarta, 1992 Mulyadi, Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi 2, BP STIE YKPN, YK, 1993 Hansen, Don R and Maryanne M Mowen, Akuntansi Manajemen, Edisi 7, Salemba Empat, Jakarta, 2004, Manajemen Biaya, Edisi I, Salemba Empat, Jakarta, 2000 Supriyono, akuntansi Manajemen, Proses Pengendalian Manajemen, STIE YKPN, Yogyakarta, 1991 Sugiri, Slamet, Akuntansi Manajemen, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, AMP YKPN, YK, 1994 Cooper Robin and Kaplan Robert S, The design of Cost Manajement System : Text, Cases and Reading, Prentise-Hall, 1993 Supriyono, R.A, Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen Untuk Teknologi maju dan globalisasi, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta, 1999 Thomas, Johnson H, Activity-Based Information: A Blue Print For World Class Manajement Accounting, The design Of Cost Manajement System: Text, Cases and Reading, New Jersey, 1991 Sujatmika, Activity Based Costing Alternatif Perbaikan Harga Pokok, Buletin Ekonomi, No. 2, UPN Veteran Yogyakarta, April 1997, Hal Lumenta, Bunyamin, Pelayanan Medis, Kanisius, Yogyakarta, Sosial Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PENERAPAN METODE... 15

16 Sosial Volume 11 Nomor 1 Maret 2010 PENERAPAN METODE... 16

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ) 19 Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ) Riadi Budiman Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA Nurul Aini Fanny Dwi Septiana Fakultas Ekonomi Universitas Narotama Surabaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Activity-Based Costing Activity Based Costing merupakan metode yang menerapkan konsepkonsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang

Lebih terperinci

PENETAPAN HARGA POKOK SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF RAWAT INAP BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

PENETAPAN HARGA POKOK SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF RAWAT INAP BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL PENETAPAN HARGA POKOK SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF RAWAT INAP BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL DETERMINATION OF PRIMARY COST AS INPATIENT DETERMINING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masingmasing perusahaan saling beradu

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri) PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri) Ninik Anggraini Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling beradu

Lebih terperinci

SHITA TIARA 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Nusantara

SHITA TIARA 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Nusantara PENERAPAN ACTIVITY BASED ING SYSTEM DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK (Studi Kasus Penentuan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap Pada RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam ) SHITA TIARA 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Biaya 1. Pengertian Biaya Konsep dan istilah biaya telah dikembangkan selaras dengan kebutuhan para akuntan, ekonom, dan insinyur. Para akuntan telah mendefinisikan

Lebih terperinci

PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BERSALIN JEUMPA PONTIANAK MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BERSALIN JEUMPA PONTIANAK MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT BERSALIN JEUMPA PONTIANAK MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM Tabita Dwilova Wijayanti Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BIAYA KAMAR RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG MENGGUNAKAN METODE ABC

PERHITUNGAN BIAYA KAMAR RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG MENGGUNAKAN METODE ABC PERHITUNGAN BIAYA KAMAR RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG MENGGUNAKAN METODE ABC Tiyas Dewi Astuti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro ABSTRACT Tugurejo Hospital Semarang is one of

Lebih terperinci

ANALISA PENERAPAN SISTIM ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP STUDI KASUS PADA RSB. TAMAN HARAPAN BARU

ANALISA PENERAPAN SISTIM ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP STUDI KASUS PADA RSB. TAMAN HARAPAN BARU ANALISA PENERAPAN SISTIM ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP STUDI KASUS PADA RSB. TAMAN HARAPAN BARU Veronika Hotmauli Sugiarto Salmon Sihombing Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional II.1.1. Pengertian Sistem Akuntansi Biaya Tradisional Sistem akuntasi tradisional dalam melakukan pembebanan biaya overhead pabrik menggunakan

Lebih terperinci

Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo)

Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo) 1 Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo) Application of Activity Based Costing (ABC) As Determination of Hospitalization

Lebih terperinci

Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan.

Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan. Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan Nuzulul Qurnain Universitas Madura Abstrak Activity Based Costing System (ABCS)

Lebih terperinci

PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR

PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR Luh Ria Rakhmadianty1, Made Ary Meitriana1, Wayan Cipta2 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENETAPAN TARIF RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT (Studi Pada Rumah Sakit Islam Gondanglegi Malang)

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENETAPAN TARIF RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT (Studi Pada Rumah Sakit Islam Gondanglegi Malang) PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENETAPAN TARIF RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT (Studi Pada Rumah Sakit Islam Gondanglegi Malang) Rizal Andriansyah Siti Ragil Handayani Devi Farah Azizah Fakultas

Lebih terperinci

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DI RSUD KAYUAGUNG TAHUN 2012

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DI RSUD KAYUAGUNG TAHUN 2012 JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT VOLUME 4 Nomor 01 Maret 2013 Artikel Penelitian METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DI RSUD KAYUAGUNG TAHUN 2012 THE APPLICATION OF ACTIVITY

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. tarif untuk kelas Utama A Rp Utama B Rp Kelas I Rp

BAB VI PENUTUP. tarif untuk kelas Utama A Rp Utama B Rp Kelas I Rp BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis di RSUD Prof.DR.W.Z.Johannes Kupang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Perhitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat pesat dalam dunia bisnis mengakibatkan persaingan semakin ketat. Masingmasing perusahaan saling

Lebih terperinci

METODE PEMBEBANAN BOP

METODE PEMBEBANAN BOP METODE PEMBEBANAN BOP ~ Kalkulasi Biaya Berdasar Aktivitas ~.[metode tradisional] Kalkulasi biaya atau costing, adalah cara perhitungan biaya, baik biaya produksi maupun biaya nonproduksi. Yang dimaksud

Lebih terperinci

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya) ANALISIS PERHITUNGAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN UNIT COST SYSTEM DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya) Oleh: ALVIRA DEWI MUTIARAWATI (123403267)

Lebih terperinci

METODE ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT YARSI (Yayasan Rumah Sakit Islam) PONTIANAK

METODE ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT YARSI (Yayasan Rumah Sakit Islam) PONTIANAK METODE ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT YARSI (Yayasan Rumah Sakit Islam) PONTIANAK Gusti Ayu Wilda Agustina Mahasiswa Program Studi Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fokus utama dalam pelaporan keuangan adalah informasi mengenai biaya. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk mendapatkan barang

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM AKURASI PERHITUNGAN TARIF KAMAR PADA HOTEL AZIZA BY HORISON PEKANBARU

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM AKURASI PERHITUNGAN TARIF KAMAR PADA HOTEL AZIZA BY HORISON PEKANBARU ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM AKURASI PERHITUNGAN TARIF KAMAR PADA HOTEL AZIZA BY HORISON PEKANBARU Novita Ariyani Dibawah bimbingan: Gusnardi dan Rina Selva Johan Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten) 0 PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten) SKRIPSI Disusun Dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Activity Based Costing Sebagai Alternatif Dalam Menentukan Tarif Kamar Pada Hotel Cendrawasih Lahat

Analisis Penggunaan Activity Based Costing Sebagai Alternatif Dalam Menentukan Tarif Kamar Pada Hotel Cendrawasih Lahat Analisis Penggunaan Activity Based Costing Sebagai Alternatif Dalam Menentukan Tarif Kamar Pada Hotel Cendrawasih Lahat Nana Tristiyanti (nanatristiyanti@yahoo.com) Lili Syafitri (lili.syafitri@rocketmail.com)

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB Akuntansi Biaya Modul ke: Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Content Activity Based

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan berbagai macam teknologi dewasa ini semakin canggih. Hal ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan dunia

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. DESIGN KREASINDO SAMARINDA. Kuat Sudrajat 1

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. DESIGN KREASINDO SAMARINDA. Kuat Sudrajat 1 PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. DESIGN KREASINDO SAMARINDA Kuat Sudrajat 1 1 Fakultas Ekonomi, Akuntansi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia. sudrajat@untag-smd.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Untuk mendukung kesehatan bagi masyarakat maka banyak didirikan lembaga atau organisasi yang memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai:

BAB II LANDASAN TEORI. Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya 2.1.1 Definisi Biaya Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai: Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional

BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional Perkembangan teknologi yang semakin pesat, mengakibatkan perubahan pola persaingan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK ABSTRAK Vivi Parita Sari email: vivi.paritasari@yahoo.com Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang modern, dimana perkembangan dunia usaha berkembang dengan pesat. Setiap perusahaan saling bersaing dan beradu strategi dalam menarik konsumen.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM TRADISIONAL DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA INDUSTRI KERAJINAN BAMBU KARTI AJI

PERBANDINGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM TRADISIONAL DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA INDUSTRI KERAJINAN BAMBU KARTI AJI PERBANDINGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM TRADISIONAL DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA INDUSTRI KERAJINAN BAMBU KARTI AJI Andi Arvianto Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Lebih terperinci

PERHITUNGAN UNIT COST

PERHITUNGAN UNIT COST PERHITUNGAN UNIT COST AKOMODASI RAWAT INAP BANGSAL KELAS III RUANG AROFAH DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTYNG SYSTEM PADA RSU PKU MUHAMADIYAH YOGYAKARTA Mahfud Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta

Lebih terperinci

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap LAMPIRAN 71 72 Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap No Aktivitas Driver Cost Driver Jumlah(Rp) 1 Unit-level activity cost a. Biaya gaji perawat Jumlah hari rawat inap

Lebih terperinci

MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI MODEL PENENTUAN TARIF JASA PENGINAPAN HOTEL

MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI MODEL PENENTUAN TARIF JASA PENGINAPAN HOTEL MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI MODEL PENENTUAN TARIF JASA PENGINAPAN HOTEL Heri Wahyudi 1 *, Susanto Halim 2 & Fahmi Sulaiman 3* 1 Program Studi Akuntansi, Politeknik LP3I Medan 2 Program Studi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan 9 BAB II LANDASAN TEORI II.1. SISTEM AKUNTANSI BIAYA TRADISIONAL Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan dalam mengelola biaya produksi suatu produk. Teknologi yang bermunculan

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU Selvia Puspa Sari dan Dewi Anggraini ABSTRAK Penerapan Activity Based Costing

Lebih terperinci

ABC SYSTEM (ACTIVITY BASED COSTING) SEBAGAI ALTERNATIF DALAM MENGHITUNG TARIF KAMAR PADA HOTEL INDRAPRASTA SEMARANG

ABC SYSTEM (ACTIVITY BASED COSTING) SEBAGAI ALTERNATIF DALAM MENGHITUNG TARIF KAMAR PADA HOTEL INDRAPRASTA SEMARANG ABC SYSTEM (ACTIVITY BASED COSTING) SEBAGAI ALTERNATIF DALAM MENGHITUNG TARIF KAMAR PADA HOTEL INDRAPRASTA SEMARANG Tony Fajar Yulianto Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula

Lebih terperinci

IMPLEMENTATION OF ACTIVITY BASED ANALYSIS METHOD COSTING SYSTEM IN PRICING COST OF ROOMS IN HOTEL DYNASTY MAKASSAR

IMPLEMENTATION OF ACTIVITY BASED ANALYSIS METHOD COSTING SYSTEM IN PRICING COST OF ROOMS IN HOTEL DYNASTY MAKASSAR IMPLEMENTATION OF ACTIVITY BASED ANALYSIS METHOD COSTING SYSTEM IN PRICING COST OF ROOMS IN HOTEL DYNASTY MAKASSAR Oleh : Muh.Nur Hatta Email :nhunhogarca@gmail.com Pembimbing I : Mukhtar sapiri Email

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Harga Pokok Produk 1. Pengertian Harga Pokok Produk Tujuan akuntansi biaya adalah untuk menyediakan informasi biaya untuk kepentingan manajemen guna membantu

Lebih terperinci

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC)

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC) Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC) Masitoh 1, Hadi Setiawan 2, Sirajuddin 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa masitoh_12ipa3@yahoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG Oleh: Mohammad Afifudin R. Ery Wibowo Agung S Jurusan Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.278-283 ISSN 2302-495X Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing Masitoh 1, Hadi Setiawan 2, Sirajuddin

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL (Studi Kasus pada Hotel Pelangi Malang Periode 2012)

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL (Studi Kasus pada Hotel Pelangi Malang Periode 2012) PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL (Studi Kasus pada Hotel Pelangi Malang Periode 2012) SEPTYA DEWI CINDRAWATI M. DZULKIROM ZAHROH Z.A Faculty of Administration

Lebih terperinci

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk Bab IV PEMBAHASAN Perhitungan harga pokok produksi yang akurat sangatlah penting bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk dapat menentukan harga pokok produksi

Lebih terperinci

Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Menentukan Cost Kamar Hotel Pada XYZ Hotel

Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Menentukan Cost Kamar Hotel Pada XYZ Hotel Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 1, No. 2, December 2013, 175-182 p-issn: 2337-7887 Article History Received October, 2013 Accepted November, 2013 Penerapan Metode Activity Based Costing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.PENGERTIAN BIAYA Biaya memiliki berbagai macam arti tergantung pada tingkat kegunaanya. Biaya diartikan sebagai nilai yang harus kita keluarkan untuk mendapatkan suatu barang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Mulyadi, 2003;4). Atau lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa kos

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Mulyadi, 2003;4). Atau lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa kos BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kos adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa yang diharapkan akan membawa manfaat sekarang atau di masa depan bagi organisasi

Lebih terperinci

Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Activity Based Costing (Studi Kasus Pada PT. Bintang Semarang)

Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Activity Based Costing (Studi Kasus Pada PT. Bintang Semarang) Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Activity Based Costing (Studi Kasus Pada PT. Bintang Semarang) Anton Fakultas Ekonomi Universitas AKI Abstract The company faces the tight competition

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok dari suatu produk yang diproduksi, baik untuk memenuhi

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN Gejala-gejala Sistem Biaya yang Telah Usang 1. Hasil penawaran yang sulit dijelaskan 2. Harga jual bervolume tinggi yang ditetapkan

Lebih terperinci

Management Analysis Journal

Management Analysis Journal Management Analysis Journal 4 (3) (2015) Management Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING PADA PERUSAHAAN

Lebih terperinci

ABSTRAKS. Kata kunci : Aktivitas, Sistem Akuntansi Tradisional, Sistem ABC, Harga Pokok Produk.

ABSTRAKS. Kata kunci : Aktivitas, Sistem Akuntansi Tradisional, Sistem ABC, Harga Pokok Produk. ABSTRAKS Harga pokok produk yang digunakan oleh CV. Haya Jamur adalah sistem akuntasi tradisional. Sistem akuntansi tradisional merupakan sistem kalkulasi biaya berdasarkan unit yang diproduksi. Secara

Lebih terperinci

Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisional dan Activity Based Costing?

Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisional dan Activity Based Costing? Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisional dan Activity Based Costing? Hendra Gunawan *, Stefania Fatma ** Politeknik Negeri Batam Business Management Department

Lebih terperinci

PERANAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN COST OF GOODS MANUFACTURED

PERANAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN COST OF GOODS MANUFACTURED Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi No.2 Tahun ke-1 Mei-Agustus 2010 PERANAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN COST OF GOODS MANUFACTURED Riki Martusa (Dosen pengajar Magister Akuntansi Universitas

Lebih terperinci

SUKODONO, SIDOARJO. Irwan Firdaus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Surabaya

SUKODONO, SIDOARJO. Irwan Firdaus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI DASAR MENENTUKAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ARAFAH ANWAR MEDIKA SUKODONO, SIDOARJO Irwan Firdaus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era global seperti saat ini persaingan pada setiap perusahaan yang ada sudah menjadi suatu keharusan untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Sehingga persaingan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Obyek Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Hotel Kuta Puri Bungalows yang berlokasi di Jalan Poppies Lane 1, Kecamatan Kuta, Kabupaten

Lebih terperinci

SKRIPSI Digunakan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Program Studi Akuntansi

SKRIPSI Digunakan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Program Studi Akuntansi ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRADISIONAL DAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA KEDIRI SKRIPSI Digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Konsep Biaya Dalam melaksanakan tanggung jawab perencanaan dan pengendalian manajemen membutuhkan pemahaman yang berkaitan dengan biaya.

Lebih terperinci

Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan. Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti

Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan. Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti Desen Pembimbing: Prof. Gugus Irianto, SE., MSA., Ph.D., Ak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia bisnis menuju era pasar bebas, membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam menetapkan kebijakan-kebijakan terutama dalam memasarkan produknya.

Lebih terperinci

PENERAPAN SYSTEM ACTIVITY BASED COSTING (SISTEM ABC) SEBAGAI ALTERNATIF DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada CV. Indah Cemerlang Malang)

PENERAPAN SYSTEM ACTIVITY BASED COSTING (SISTEM ABC) SEBAGAI ALTERNATIF DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada CV. Indah Cemerlang Malang) PENERAPAN SYSTEM ACTIVITY BASED COSTING (SISTEM ABC) SEBAGAI ALTERNATIF DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada CV. Indah Cemerlang Malang) Ratih Rahmadani Moch. Dzulkirom A.R Sri Mangesti Rahayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya persaingan bisnis diakibatkan oleh era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2014 1 PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pembiayaan Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Biaya Rayburn, L. G. yang diterjemahkan oleh Sugyarto (1999) menyatakan, Biaya mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk suatu produk,

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA PRODUK PLYWOOD MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

PENENTUAN HARGA PRODUK PLYWOOD MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PENENTUAN HARGA PRODUK PLYWOOD MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM Nugroho Noto Susanto, Mochammad Chaeron, Sutrisno Jurusan Teknik Industri, FTI Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENENTUAN TARIF KAMAR HOTEL ANTARA FULL COSTING DENGAN ACTIVITY BASED COSTING PADA HOTEL TIRTONADI PERMAI SURAKARTA

PERBANDINGAN PENENTUAN TARIF KAMAR HOTEL ANTARA FULL COSTING DENGAN ACTIVITY BASED COSTING PADA HOTEL TIRTONADI PERMAI SURAKARTA PERBANDINGAN PENENTUAN TARIF KAMAR HOTEL ANTARA FULL COSTING DENGAN ACTIVITY BASED COSTING PADA HOTEL TIRTONADI PERMAI SURAKARTA Budi Satria Trimurti Endang Masitoh 1,2,3 Jurusan Akuntansi FakultasEkonomi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. bahan plastik dengan bahan baku titro propylenna 6531, titanlene dan afal yang

PENDAHULUAN. bahan plastik dengan bahan baku titro propylenna 6531, titanlene dan afal yang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Guna Kemas Indah adalah perusahaan yang memproduksi cup dari bahan plastik dengan bahan baku titro propylenna 6531, titanlene dan afal yang dipesan dari kota-kota

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan berbagai macam ilmu kesehatan semakin komplek dan ilmu berkembang dengan banyak spesifikasi. Hal ini membuat persaingan tenaga-tenaga bidang kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin maju, penentuan harga

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin maju, penentuan harga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin kompleksnya perusahaan manufaktur serta didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin maju, penentuan harga pokok produk menggunakan

Lebih terperinci

of goods manufactured) menurut Blocher dkk adalah harga pokok produk

of goods manufactured) menurut Blocher dkk adalah harga pokok produk BAB II HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) A. Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produk yang diproduksi/ harga pokok produksi (cost of goods manufactured) menurut Blocher dkk adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misalnya usaha konveksi dimana dalam bidang usaha ini perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. misalnya usaha konveksi dimana dalam bidang usaha ini perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin pesat, merangsang munculnya perusahaan-perusahaan baru yang bergerak di bidang usaha yang sama misalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah suatu lembaga pelayanan kesehatan dan sekaligus sebagai suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga kesehatan ini dari

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017 ISSN

JURNAL ILMIAH AKUNTANSI BISNIS & KEUANGAN (JIABK), Volume 12, Nomor 2, November 2017 ISSN ISSN 2355-9047 43 ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF JASA RAWAT INAP PT RUMAH SAKIT BAKTI TIMAH PANGKALPINANG (Studi Kasus Pada PT Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang) Abstract - This

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harga Pokok Produksi 2.1.1 Pengertian harga pokok produksi Harga pokok produksi adalah harga pokok produk yang sudah selesai dan ditransfer ke produk dalam proses pada periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia semakin berkembang pesat. Dari mulai perusahaan dagang, manufaktur, maupun perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN UNIT COST SEWA KAMAR KELAS II AR RAHMAN DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING (STUDI KASUS DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL)

ANALISIS PERHITUNGAN UNIT COST SEWA KAMAR KELAS II AR RAHMAN DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING (STUDI KASUS DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL) 1 ANALISIS PERHITUNGAN UNIT COST SEWA KAMAR KELAS II AR RAHMAN DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING (STUDI KASUS DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL) CALCULATION ANALYSIS OF UNIT COST FOR ROOMS CLASS II AR

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Studi sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. Yang dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan suatu perusahaan adalah untuk dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan profitabilitas dari waktu ke waktu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari wawancara mendalam dengan informan, observasi di lapangan dan data-data sekunder menghasilkan analisa penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Biaya Produksi PT. Sorin Maharasa adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri berbahan baku daging. Perusahaan tersebut menghasilkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENINGKATKAN KEAKURATAN HARGA POKOK PENJUALAN PADA UD MEBEL JAYA MANDIRI

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENINGKATKAN KEAKURATAN HARGA POKOK PENJUALAN PADA UD MEBEL JAYA MANDIRI ANALISIS PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENINGKATKAN KEAKURATAN HARGA POKOK PENJUALAN PADA UD MEBEL JAYA MANDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memeperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 6 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Penggolongan Biaya Menurut Mulyadi (2011:8) Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Praktik bisnis dan kebutuhan konsumen yang semakin kompleks, menyebabkan semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis di era globalisasi ini. Semakin berkembangnya

Lebih terperinci

Risma Yurnita, Holly Deviarti. Universitas Bina Nusantara Jln. Kebon Jeruk Raya No. 20 Jakarta Barat Phone

Risma Yurnita, Holly Deviarti. Universitas Bina Nusantara Jln. Kebon Jeruk Raya No. 20 Jakarta Barat Phone ANALISIS PERBANDINGAN METODE TRADISIONAL DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI (STUDI KASUS PADA PT.PYRAMID MEGAH SAKTI DI MAKASSAR) Risma Yurnita, Holly Deviarti Universitas

Lebih terperinci

1. Bagaimana sistem akuntansi biaya tradisional (konvensional) yang diterapkan oleh PT. Martina Berto dalam menentukan Harga Pokok Produksi (HPP)? 2.

1. Bagaimana sistem akuntansi biaya tradisional (konvensional) yang diterapkan oleh PT. Martina Berto dalam menentukan Harga Pokok Produksi (HPP)? 2. ANALISIS PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM MENINGKATKAN AKURASI BIAYA PADA PT. MARTINA BERTO Hesti Wulandari Jurusan S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Horngren dkk (2003:3) Akuntansi biaya adalah mengukur, menganalisis dan melaporkan informasi keuangan dan non keuangan yang terkait

Lebih terperinci

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Tradisional dan Activity Based Costing (ABC) pada UD. Cella Cake dan Bakery Manado

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Tradisional dan Activity Based Costing (ABC) pada UD. Cella Cake dan Bakery Manado Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Tradisional dan Activity Based Costing (ABC) pada UD. Cella Cake dan Bakery Manado Jimmy Kamasih 1 David. P. E. Saerang 2 Lidya Mawikere 3 Fakultas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 2. Diskripsi CV. Jawa Dipa CV. Jawa Dipa merupakan salah satu badan usaha yang bergerak dibidang permebelan yang ada di Desa Bondo, Kecamatan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: ABCS, Cost drivers, activities.

ABSTRACT. Keywords: ABCS, Cost drivers, activities. 1 ANALISIS PERHITUNGAN TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK Oleh : MARETANDRA INRI PUTRI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO ABSTRACT In the calculation

Lebih terperinci

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos Mulyadi (2003: 4) menjelaskan bahwa kos (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang cukup berperan dalam menentukan daya saing

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang cukup berperan dalam menentukan daya saing -1- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu aspek yang cukup berperan dalam menentukan daya saing perusahaan adalah penentuan harga jual produk yang ditawarkan. Perusahaan yang dapat

Lebih terperinci