Jln. RA Basuni No. 04, Sooko, Mojokerto Telp. (0321) Fax.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jln. RA Basuni No. 04, Sooko, Mojokerto Telp. (0321) Fax."

Transkripsi

1 dinkeskabmojokerto@gmail.com Jln. RA Basuni No. 04, Sooko, Mojokerto Telp. (0321) Fax. (0321)

2 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 ini dapat diterbitkan. Walapun melalui proses yang tidak mudah, dikarenakan dalam pengumpulan data dan informasinya masih banyak kendala, salah satunya masih adanya sistem manual yang belum berbasis teknologi informasi. Profil merupakan gambaran kinerja sektor kesehatan baik pemerintah maupun swasta selama satu tahun dan juga membandingkan pencapaian tahun-tahun sebelumnya. Profil Kesehatan juga merupakan salah satu indikator dari Renstra yaitu tersedianya buku Profil di tingkat Kabupaten. Dengan tersusunnya Profil Kesehatan ini, diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi pengelola program dalam melaksanakan evaluasi dan perencanaan program kesehatan dimasa mendatang, maupun bagi petugas kesehatan pada umumnya dan instansi terkait. Di tahun selanjutnya semoga dapat segera kami terbitkan lebih awal dengan memuat data dan informasi yang berkualitas, serta juga dapat memperhatikan konsistensi data dan analisa, sehingga buku profil ini dapat menjadi rujukan penting bagi setiap pengambil keputusan dan pembangunan kesehatan. Pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu produk dari penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan adalah Profil Kesehatan Kabupaten yang diharapkan dapat digunakan salah satu sarana untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian program. Sejalan dengan penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten di tingkat Puskesmas juga disusun Profil Kesehatan sebagai salah satu paket penyajian data dan informasi kesehatan yang lengkap. Sehingga dengan kata lain penyusunan profil ini dimulai dari Kemeterian Kesehatan, tingkat Provinsi, tingkat Kabupaten/Kota dan Puskesmas. Dengan begitu masyarakat dalam mendapatkan informasi akan lebih muda jika membutuhkan data dalam tingkat Desa, Kabupaten/Kota, tingkat Provinsi dan se-indonesia. Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu untuk meningkatkan mutu penyajian kami mengharapkan saran, tanggapan dan peran serta dari semua pihak, khususnya untuk penyusunan pada tahun mendatang yang harus ditingkatkan secara terus menerus. Semoga i

3 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto tahun 2016 ini dapat mmebrikan manfaat bagi semua pihak, baik di lingkungan pemerintahan, akademisi, organisasi profesi, swasta serta masyarakat umum. Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan fikiran dan tenaganya dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 ini, kami mengucapkan terima kasih. Mojokerto, Mei 2017 KEPALA DINAS KESEHATAN DR. DIDIK CHUSNUL YAKIN, S.Sos, MSi Pembina Utama Muda NIP ii

4 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI I II BAB I : PENDAHULUAN 1 BAB II : VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN... A. Visi... B. Misi... C. Tujuan... D. Sasaran... BAB III : GAMBARAN UMUM... A. Geografis... B. Keadaan Penduduk... BAB IV : SITUASI DERAJAT KESEHATAN... A. Angka Kematian... B. Morbiditas/ Angka Kesakitan... BAB V : UPAYA KESEHATAN... A. Pelayanan Kesehatan... B. Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan... C. Perilaku Hidup Masyarakat... D. Keadaan Lingkungan... BAB VI : SUMBER DAYA KESEHATAN... A. Sarana Kesehatan iii

5 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto B. Tenaga Kesehatan... C. Pembiayaan Kesehatan BAB VII : PENUTUP iv

6 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur Tahun 2016 Kab. Mojokerto Gambar 2 : Sasaran Program Pembangunan Kesehatan Tahun 2016 Kabupaten Mojokerto Gambar 3 : Penyebab Kemtian Bayi Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Gambar 4 : Jumlah Kematian Bayi Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 5 : Jumlah Kematian Ibu Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 6 : Penderita TB Paru BTA+ Di Kab. Mojokerto Tahun Gambar 7 : Penderita Pnemonia ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 8 : Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 9 : Penderita Diare ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 10 : Kasus AFP di Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 11 : Penderita DBD ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 12 : Jumlah Kunjungan K4 di Kabupaten Mojokerto Tahun Gambar 13 : Pemberian Fe 1 dan Fe 3 Bumil di Kab. Mojokerto Tahun Gambar 14 : Jumlah bayi yang diberi ASI Ekslusif Kab. Mojokerto Tahun Gambar 15 : Jumlah Desa UCI Kab. Mojokerto Tahun Gambar 16 : Data Posyandu Menurut Strata di Kab. Mojokerto Tahun 2016 v

7 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto DAFTAR TABEL Tabel 1 : Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan, Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 2 : Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 3 : Presentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas yang Melek Huruf dan Ijazah Tertinggi yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 4 : Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 5 : Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabuaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 6 : Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 7 : Jumlah Kasus Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus Tb pada Anak dan Case Notification Rate (CNR) Per Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 8 : Jumlah Kasus Dan Angka Penemuan Kasus Tb Paru Bta+ Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 9 : Angka Kesembuhan Dan Pengobatan Lengkap Tb Paru Bta+ Serta Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 10 : Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 11 : Jumlah Kasus Hiv, Aids, Dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 vi

8 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tabel 12 : Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap Hiv Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 13 : Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 14 : Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 15 : Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 16 : Jumlah Kasus Dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Tipe/Jenis, Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 17 : Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release From Treatment/RFT) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 18 : Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 19 : Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 20 : Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 21 : Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 22 : Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 23 : Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 24 : Pengukuran Tekanan Darah Penduduk 18 Tahun Menurut Jenis vii

9 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 25 : Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 26 : Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode Iva Dan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 27 : Jumlah Penderita Dan Kematian Pada Klb Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa (KLB) Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 28 : Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa/Kelurahan Yang Ditangani < 24 Jam Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 29 : Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, Dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 30 : Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 31 : Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 32 : Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tabelt FE1 dan FE3 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 33 : Jumlah Dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan Dan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 34 : Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 35 : Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 36 : Jumlah Peserta KB Baru Dan KB Aktif Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 37 : Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 viii

10 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tabel 38 : Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 39 : Jumlah Bayi Yang Diberi Asi Eksklusif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 40 : Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 41 : Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 42 : Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari Dan Bcg Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 43 : Cakupan Imunisasi Dpt-Hb/Dpt-Hb-Hib, Polio, Campak, Dan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 44 : Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi Dan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 45 : Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 46 : Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 47 : Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 48 : Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 49 : Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD & Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 ix

11 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tabel 50 : Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 51 : Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak SD Dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 52 : Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 53 : Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut Jenis Jaminan Dan Jenis Kelamin Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 54 : Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, Dan Kunjungan Gangguan Jiwa Di Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 55 : Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 56 : Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 57 : Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Ber- Phbs) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 58 : Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 59 : Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Tahun 2016 Tabel 60 : Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten Tahun 2016 Tabel 61 : Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 62 : Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Kabupaten x

12 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Mojokerto Tahun 2016 Tabel 63 : Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 64 : Tempat Pengelolaan Makanan (Tpm) Menurut Status Higiene Sanitasi Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 65 : Tempat Pengelolaan Makanan Dibina Dan Diuji Petik Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 66 : Persentase Ketersediaan Obat Dan Vaksin Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 67 : Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 68 : Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level I Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 69 : Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 70 : Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 71 : Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 72 : Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 73 : Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 74 : Jumlah Tenaga Kefarmasian Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 75 : Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Dan Kesehatan Lingkungan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 xi

13 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tabel 76 : Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 77 : Jumlah Tenaga Keterapian Fisik Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 78 : Jumlah Tenaga Keteknisian Medis Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 79 : Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 80 : Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Tabel 81 : Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 xii

14 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Bab1 Pendahuluan Perencanaan Pembangunan adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan yang melibatkan berbagai unsur didalamnya guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber-sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan, wilayah atau daerah dalam jangka waktu tertentu. Sebaliknya, perencanaan pembangunan yang buruk berpotensi menghadirkan kegagalan (inefisiensi dan inefektifitas) dalam pembangunan. Dengan demikian, rumusan perencanaan pembangunan, selain dituntut mengedepankan keterpaduan dengan komponen pembangunan lain, baik secara kewilayahan maupun sektoral, juga dikonstruksi secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan. Kebijakan perencanaan pembangunan daerah diatur secara meluas, sistematis dan mengedepankan sinergitas melalui penetapan mekanisme evaluasi yang terstruktur dan berkala.pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam kerangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan. Untuk mendukung keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan tersebut, salah satunya dibutuhkan adanya ketersediaan data dan informasi yang akurat bagi proses pengambilan keputusan dan perencanaan program. Selain itu, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 17 Ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pada Pasal 168 juga menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang dilakukan melalui sistem informasi dan melalui kerjasama lintas sektor, dengan ketentuan lebih lanjut akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sedangkan pada pasal 169 disebutkan pemerintah memberikan 1

15 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Profil Kesehatan adalah salah satu bentuk sistem infomasi kesehatan yang berupa gambaran umum tentang keadaan kesehatan di suatu wilayah. Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto merupakan salah satu media informasi Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Mojokerto yang relatif lengkap, meliputi data tentang derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumberdaya kesehatan, data umum dan data lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan di wilayah Kabupaten Mojokerto. Di samping itu profil ini merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal di bidang kesehatan di Kabupaten Mojokerto. Oleh karena itu Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto di susun guna untuk menyediakan data/informasi yang akurat, situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di wilayah Kabupaten Mojokerto. Selain itu akan lebih mudah dalam menentukan arah pengambilan kebijakan atau keputusan untuk pembangunan yang lebih intensif, merata dan berkesinambungan. Maka diharapkan derajat kesehatan masyarakat yang telah dicapai tersebut dapat semakin ditingkatkan serta dapat menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat. 2

16 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Bab2 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran A. Visi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, pasal 1 ayat 12, Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Penetapan visi sebagai bagian dari proses perencanaan pembangunan merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di daerah. Pada hakikatnya membentuk visi organisasi adalah menggali gambaran bersama tentang masa depan ideal yang hendak diwujudkan oleh organisasi yang bersangkutan. Visi adalah mental model masa depan, dengan demikian visi harus digali bersama, disusun bersama sekaligus diupayakan perwujudannya secara bersama, sehingga visi menjadi milik bersama yang diyakini oleh seluruh elemen organisasi dan pihak-pihak yang terkait dengan upaya mewujudkan visi tersebut. Visi yang tepat bagi masa depan suatu organisasi diharapkan akan mampu menjadi akselerator bagi upaya peningkatan kinerja organisasi. Dengan memperhatikan arti dan makna visi serta melalui pendekatan membangun visi bersama, maka ditetapkan Visi Dinas Kesehatan tahun , yakni : TERWUJUDNYA MASYARAKAT LEBIH MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT. Untuk dapat menangkap arti dan makna dari visi tersebut maka perlu diberikan penjelasan visi sebagai berikut : Masyarakat yang mandiri dalam hidup sehat adalah suatu kondisi di mana masyarakat Mojokerto menyadari, mau, dan mampu untuk mengenali dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit ataupun termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat. 3

17 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto B. Misi Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai satu organisasi instansi pemerintah harus memastikan agar visi yang telah ditetapkan bersama dapat diupayakan perwujudannya. Untuk kepentingan itu harus disusun suatu tahapan yang secara umum akan terbagi kedalam dua tahapan yakni apa yang hendak dicapai dan bagaimana upaya untuk mencapainya. Salah satu unsur dalam tahapan tersebut adalah penetapan misi organisasi yang dalam hal ini adalah misi Dinas Kesehatan. Dalam rangka mewujudkan visi-nya maka ditetapkan misi yang diemban Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun sebagai berikut : 1. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat; 2. Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau; 3. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan; 4. Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya kesehatan. C. Tujuan Tujuan organisasi merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi organisasi yang mengandung makna : 1) Merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu sampai tahun terakhir renstra; 2) Menggambarkan arah strategis organisasi dan perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan sesuai tugas pokok dan fungsi organisasi; 3) Meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah sasaran dan strategi organisasi berupa kebijakan, program operasional dan kegiatan pokok organisasi selama kurun waktu renstra. 4

18 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Berdasarkan arahan arti dan makna penetapan tujuan organisasi tersebut maka dalam kedudukannya sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah, Dinas Kesehatan dalam mewujudkan misinya menetapkan tujuan sebagai berikut : 1) Untuk mewujudkan misi Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat maka ditetapkan tujuan : a) Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) 2) Untuk mewujudkan misi Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau maka ditetapkan tujuan : a) Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit, Puskesmas dan jaringannya b) Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat. c) Menjamin ketersediaan, pemerataan, pemanfaatan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta pembinaan mutu makanan. 3) Untuk mewujudkan misi Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan maka ditetapkan tujuan : a) Mencegah, menurunkan dan mengendalikan penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya. 4) Untuk mewujudkan misi Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya kesehatan maka ditetapkan tujuan : a) Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar. D. Sasaran Sasaran adalah merupakan penjabaran dari tujuan organisasi dan menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan secara operasional. Oleh karenanya rumusan sasaran yang ditetapkan diharapkan dapat memberikan fokus pada 5

19 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto penyusunan program operasional dan kegiatan pokok organisasi yang bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai. Sasaran organisasi yang ditetapkan pada dasarnya merupakan bagian dari proses perencanaan strategis dengan fokus utama berupa tindakan pengalokasian sumber daya organisasi ke dalam strategi organisasi. Oleh karenanya penetapan sasaran harus memenuhi kriteria terinci, terukur, bertujuan, berorientasi dan tepat guna (specific, measurable, agresive but attainable, result oriented and time bond). Guna memenuhi kriteria tersebut maka penetapan sasaran harus disertai dengan penetapan indikator sasaran, yakni keterangan, gejala atau penanda yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan upaya pencapaian sasaran atau dengan kata lain disebut sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran. Berdasarkan makna penetapan sasaran tersebut maka sampai dengan akhir tahun 2016, Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto menetapkan sasaran dengan rincian sebagai berikut : 1) Untuk mewujudkan tujuan dari Misi 1 Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) maka ditetapkan sasaran : a. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan sehat serta pemberdayaan masyarakat ke arah kemandirian 2) Untuk mewujudkan tujuan dari Misi 2 Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit, Puskesmas dan jaringannya maka ditetapkan sasaran : a. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja dan lanjut usia serta kesehatan reproduksi b. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya serta pelayanan kesehatan penunjang 3) Untuk mewujudkan tujuan dari Misi 2 Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat maka ditetapkan sasaran : a. Meningkatkan keluarga sadar gizi dan perbaikan gizi masyarakat 6

20 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto 4) Untuk mewujudkan tujuan dari Misi 2 Menjamin ketersediaan, pemerataan, pemanfaatan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta pembinaan mutu makanan maka ditetapkan sasaran : a. Meningkatkan pengelolaan obat, perbekalan kesehatan dan makanan 5) Untuk mewujudkan tujuan dari Misi 3 Mencegah, menurunkan dan mengendalikan penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya maka ditetapkan sasaran : a. Menurunnya angka kesakitan dan kematian penyakit menular, tidak menular dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi serta pengamatan penyakit dalam rangka sistem kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB/wabah, ancaman epidemi serta bencana 6) Untuk mewujudkan tujuan dari Misi 4 Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar maka ditetapkan sasaran : a. Meningkatnya jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar 7

21 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Bab3 Gambaran Umum Kabupaten Mojokerto A. GEOGRAFIS 1. Letak Kabupaten Mojokerto ditinjau dari astronomi dan geografis berada antara 7 o sampai dengan 7 o Lintang Selatan dan 5 o 52 0 Bujur Timur, tepatnya 50 km sebelah barat Ibukota Kabupaten Mojokerto yaitu Surabaya, dengan batas-batas : a. Sebelah Utara : Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik b. Sebelah Timur : Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik 8

22 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto c. Sebelah Selatan : Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan d. Sebelah Barat : Kabupaten Jombang dan Kabupaten Malang Dengan Pusat Pemerintahan terletak didalam wilayah Kota Mojokerto. 2. Iklim Seperti wilayah Jawa Timur pada umumnya, Kabupaten Mojokerto beriklim tropik, namun dalam tiga tahun terakhir lama musim penghujan dan musim kemarau mulai tidak seimbang. Sehingga mengakibatkan pergantian musim yang tidak tentu. B. KEADAAN PENDUDUK Data kependudukan sangat penting dan mempunyai arti yang sangat strategis dalam pembangunan pada umumnya dan bidang kesehatan pada khususnya. Hampir semua kegiatan pembangunan kesehatan obyek sasarannya adalah masyarakat atau penduduk. Kondisi data Kependudukan di Kabupaten Mojokerto sebagai berikut : 1. Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Mojokerto menurut perhitungan proyeksi dari data pusdatin pada tahun 2016 sebanyak jiwa.dimana jumlah rumah tangga Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Distribusi penduduk menurut jenis kelamin adalah sebagai berikut : Laki-laki Perempuan : jiwa : jiwa Sex Ratio : 99,79 Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) : 42,58 9

23 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Gambar 1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur Tahun 2016 Kab. Mojokerto Jumlah penduduk usia (0 4 tahun) sebesar jiwa, usia (5 9 tahun) sebesar jiwa, usia ( tahun) sebesar jiwa, usia (15 19 tahun) sebesar jiwa, usia (20 24) sebesar jiwa, usia (25 29) sebesar jiwa, usia (30 34) sebesar jiwa, usia (35 39) sebesar jiwa, usia (40 44) sebesar jiwa, usia (45 49) sebesar jiwa, usia (50 54) sebesar jiwa, usia (55 59) sebesar jiwa, usia (60 64) sebesar jiwa, usia (65 69) sebesar jiwa, usia (70 74) sebesar jiwa dan usia (75+ tahun) sebesar jiwa (Tabel 2). 3. Kepadatan Penduduk Luas wilayah Kabupaten Mojokerto adalah km 2, dengan jumlah penduduk jiwa. Dimana terdapat 304 desa dan kelurahan, dengan 299 desa dan 5 kelurahan. Kepadatan penduduk per Km 2 adalah 1.575,91 Km 2 (Tabel 1). 4. Keadaan Pendidikan Komponen pengukuran tingkat pembangunan manusia suatu negara yang cukupberpengaruh yaitu komponen pendidikan. Perubahan yang terjadi secara terus meneruspada perilaku masyarakat disebabkan oleh semakin meningkatnya tingkat 10

24 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto pendidikan. Tingginya rata-rata tingkat pendidikan masyarakat sangat penting bagi kesiapan bangsa menghadapi tantangan global di masa depan. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan sesorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari, khususnya dalam hal kesehatan. Salah satu indikator tingkat pendidikan adalah dengan adanya penduduk yang melek huruf dan jejang tingkat pendidikan. Presentase penduduk Kabupaten Mojokerto yang berusia 10 tahun ke atas yang melek huruf yaitu laki-laki 97,53%, perempuan 94,87%. Presentase pendidikan tertinggi yang ditamatkan yaitu tidak memiliki ijazah SD laki-laki 15,02%, perempuan 23,79%. Tamat SD/MI laki-laki 23,91%, perempuan 23,46. Tamat SMP/ MTs laki-laki 25,44%, perempuan 28,37%. Tamat SMA/ MA lakilaki 18,41%, perempuan 17,02%. Tamat sekolah menengah kejuruan laki-laki 12,20%, perempuan 3,83%. Tamat Diploma I/II/III/ Akademi laki-laki 1,26%, perempuan 0,72%. Tamat Universitas/ Diploma IV laki-laki 3,59%, perempuan 2,51%. Tamat S2/S3/ Master/Doktor laki-laki 0,17%, perempuan 0,30%. (Tabel 3) 5. Penduduk Sasaran Program Penduduk sebagai determinan pembangunan perlu mendapat perhatian yang serius. Program pembangunan, termasuk pembangunan di bidang kesehatan, harus didasarkan pada dinamika kependudukan. Upaya pembangunan di bidang kesehatan tercermin dalam program kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pencapaian derajat kesehatan yang optimal bukan hanya menjadi tanggung jawab dari sektor kesehatan saja, namun sektor terkait lainnya seperti sektor pendidikan, ekonomi, sosial dan pemerintahan juga memiliki peranan yang cukup besar. Data penduduk sasaran program diperlukan bagi pengelola program terutama untuk menyusun perencanaan serta evaluasi hasil pencapaian upaya kesehatan yang telah dilaksanakan. 11

25 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Data penduduk sasaran program pembangunan kesehatan tahun 2016 adalah sebagai berikut : NO SASARAN PROGRAM KELOMPOK UMUR JENIS KELAMIN Laki-laki Perempuan JUMLAH 1 Lahir Hidup - 8,679 8,269 16,948 2 Bayi 0 Tahun 8,781 8,366 17,147 3 Baduta (Bawah 2 Tahun) 0-1 Tahun 17,450 16,640 34,090 4 Batita (Bawah 3 Tahun) 0-2 Tahun 26,067 24,887 50,954 5 Anak Balita 1-4 Tahun 34,482 33,071 67,553 6 Balita 0-4 Tahun 43,263 41,437 84,700 7 Apras (Anak Pra Sekolah) 5-6 Tahun 17,353 16,688 34,041 8 Anak Kelas 1 SD 7 Tahun 8,692 8,343 17, Tahun 43,160 41,135 84,295 Remaja Tahun 45,179 43,280 88, Penduduk Usia Muda < 15 Tahun 129, , , Lansia 60 Tahun 52,795 59, , Wanita Usia Subur (WUS) Tahun - 213, , Pasangan Usia Subur , , Ibu Hamil (Bumil) ,643 18, Ibu Bersalin/Nifas ,795 17,795 Gambar 2. Sasaran Program Pembangunan Kesehatan Tahun 2016 Kab. Mojokerto 12

26 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Bab4 SITUASI DERAJAT KESEHATAN Situasi derajat kesehatan masyarakat dapat diukur dari indikator-indikator yang digunakan antara lain angka kematian, angka kesakitan serta status gizi. Indikator tersebut dapat diperoleh melalui laporan dari fasilitas kesehatan (fasility based) dan dari masyarakat (community based). Perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dan kesakitan dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. A. ANGKA KEMATIAN 1. Angka Kematian Bayi (AKB) Kematian bayi yang dimaksud adalah kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun. Angka kematian bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per kelahiran hidup. Penyebab dari kematian bayi di Kabupaten Mojokerto paling banyak diakibatkan oleh BBLR (berat bayi lahir rendah), asfiksia, kongenital, aspirasi, dan lain-lain. Selama tahun 2016 dilaporkan terjadi kelahiran. Dari seluruh kelahiran, tercatat lahir hidup dan 80 kasus lahir mati. Kasus kematian bayi sebesar 190, diantaranya laki-laki sebanyak 113 bayi dan sebanyak 77 bayi perempuan (Tabel 5). Jumlah kematian tertinggi ada pada Kecamatan Sooko yaitu 16 bayi. Kasus kematian bayi tahun 2015 sama dengan kasus kematian bayi tahun Dengan angka kematian bayi di tahun 2016 adalah 12,17 per kelahiran hidup. Terjadi peningkatan angka kematian bayi dari tahun 2015 yaitu sebesar 11,13 per kelahiran hidup. 13

27 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Gambar 3. Penyebab Kematian Bayi Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Berbagai upaya telah dilakukan dalam menurunkan angka kematian bayi, mulai dengan diadakannya kelas ibu hamil, pertemuan bidan dengan narasumber yang berkompeten, pelatihan fasilitator kelas Ibu Balita. Kematian balita yang dimaksud adalah Kematian yang terjadi pada balita sebelum usia 5 (lima) tahun (bayi + anak balita). Angka kematian balita adalah jumlah anak yang meninggal sebelum usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per kelahiran hidup. Jumlah kematian balita tahun 2016 sebanyak 211 anak, dengan jumlah laki-laki 125 anak dan perempuan 86 anak. Jumlah kematian anak balita tahun 2016 sebanyak 21 anak, dimana jumlah laki-laki 12 anak dan perempuan 9 anak (Tabel 5). Kasus kematian bayi yang terjadi selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016, dapat dilihat pada diagram di bawah ini : Gambar 4. Jumlah Kematian Bayi Kabupaten Mojokerto Tahun

28 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto 2. Angka Kematian Ibu (AKI) Kematian ibu yang dimaksud adalah kematian perempuan pada saat hamil dan atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll. Angka kematian ibu dihitung per kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2016 sebanyak 22 kasus yang terdiri dari 3 kasus pada Kematian Ibu Hamil, 7 kasus pada kematian pada Ibu Bersalin dan 12 kasus pada Kematian ibu Nifas. Jika dirinci menurut kelompok umur kesemua kasus kematian ibu tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut, kematian pada Ibu Hamil 2 orang meninggal pada usia tahun dan usia 35 tahun sebanyak 1 orang. Kematian Ibu bersalin usia tahun sebanyak 6 kasus, dan usia 35 tahun sebanyak 1 kasus. Pada kematian Ibu Nifas terdapat 9 orang yang meninggal pada usia tahun, dan 3 orang pada usia 35 tahun (Tabel 6). Kendala yang dihadapi oleh Kabupaten Mojokerto terkait kasus kematian Ibu diantaranya : a) Belum adanya tim Penakib (Tim Penanggulangan Angka Kematian Ibu Pelaksanaan AMP belum efektif karena kesulitan berkoordinasi dengan SpOG dan SpA, b) Perubahan perilaku masyarakat khususnya pada pemeriksaan ibu hamil yang bersifat spesifik masih kurang, misalnya USG, kontak dengan spesialis, c) Belum adanya sinkronisasi Definisi Operasional kasus yang bisa dirujuk di Rumah Sakit antara Bidan dengan Rumah Sakit, d) Masih ada 4 Terlambat (terlambat deteksi dini, terlambat ambil keputusan, terlambat merujuk, terlambat penanganan adekuat) Kasus kematian maternal yang terjadi selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016, dapat dilihat pada diagram dibawah ini (gambar 4). 15

29 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Gambar 5. Jumlah Kematian Ibu Kabupaten Mojokerto Tahun Upaya Dinas Kesehatan untuk menurunkan AKI dan AKB : 1. Pendewasaan usia kawin dan Penyuluhan kesehatan reproduksi untuk siswa SMP dan SMA 2. Meningkatkan cakupan KB aktif 3. Pelayanan antenatal care terpadu (pelayanan sebelum melahirkan) yang berkualitas 4. KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) pada Bumil untuk KB pasca salin 5. Pemberdayaan masyarakat melalui P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) Desa Siaga 6. GEBRAK (Gerakan Bersama Amankan Kehamilan dan Persalinan) di wilayah Puskesmas Puri dan Gayaman bekerjasama dengan 4 Institusi Pendidikan (UNIM, PPNI, Poltekes Mojopahit, Dian Husada) 7. Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita 8. Pengkajian kasus kematian ibu dan bayi oleh Tim Pengkaji (Dokter Spesialis Terkait) 9. Persalinan 4 tangan 10. Pendampingan Bumil oleh kakek nenek melalui Program Kakek Nenek Asuh 11. Penggalakkan kelas Bapak B. Morbiditas/ Angka Kesakitan Morbiditas diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Angka kesakitan (Morbiditas) pada penduduk berasal dari community based data yang diperoleh melalui pengamatan (surveilans), terutama yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin serta insidentil. 16

30 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Sementara untuk kondisi penyakit menular, berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu mendapatkan perhatian, termasuk penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan penyakit yang memiliki potensi untuk menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). 1. Tuberkulosis (TB) Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Kasus baru TB BTA+ merupakan Pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu). TB BTA + yaitu penemuan pasien TB melalui pemeriksaan dahak sewaktu- pagi- sewaktu (SPS) dengan hasil pemeriksaan mikroskopis : a. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif b. Terdapat 1 spesimen dahak SPS dengan hasil BTA positif dan foto toraks dada menunjukan gambaran tuberculosis c. Terdapat 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya dengan hasil BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT. Pengendalian TB di Kabupaten Mojokerto memakai strategi Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS). Dengan program ini kita berusaha mencapai target penemuan penderita sebesar 70% dari perkiraan penderita TB BTA+ kasus baru dengan tingkat kesembuhan sebesar 90 %. Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Jumlah Penderita TB BTA+ Paru Baru Kab. Mojokerto tahun 2012 sampai dengan tahun 2016, dapat dilihat dari diagram dibawah ini : 17

31 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Gambar 6. Penderita TB Paru BTA+ Di Kab. Mojokerto Tahun Jumlah kasus TB BTA+ sebesar 607dengan angka kematian selama pengobatan per penduduk sebesar 0,55 dengan jumlah kematian sebesar 6 jiwa (Tabel 9). Angka keberhasilan pengobatan sebesar 95,85%. Terjadi peningkatan penemuan kasus TB hal ini dikarenakan terjadi peningkatan layanan TB DOTS selain di Puskesmas dan Rumah Sakit Pemerintah, RS Swasta juga mulai melaksanakan MOU Program TB DOTS, sehingga akses layanan TB DOTS lebih mudah di dapatkan oleh masyarakat. Dalam rangka mewujudkan Target Nasional untuk mencapai eliminasi TB Tahun 2035 dibutuhkan peran dari pemberi layanan (termasuk Dokter Praktek Swasta) dan masyarakat dalam penerapan strategi penanggulangan TB DOTS yang handal. Angka Kesembuhan pada tahun 2016 adalah 91,89% dengan jumlah BTA+ diobati sebanyak 530 (Tabel 9) dan yang mendapat pengobatan lengkap sebanyak 21 jiwa. 2. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian balita yang utama, selain diare. Penyakit ini merupakan bagian dari penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Penemuan penderita pneumoni balita yaitu Balita dengan pneumonia yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai standar di sarana kesehatan di satu wilayah dalam waktu satu tahun. Upaya pemberantasan penyakit ISPA dilaksanakan dengan fokus penemuan dini dan 18

32 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto tata laksana kasus secara cepat dan tepat. Upaya ini dikembangkan melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Kasus penderita Pnemonia yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun , dapat dilihat dari diagram dibawah ini : Gambar 7. Penderita Pnemonia ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun Jumlah balita penderita pnemonia yang dilaporkan dan dapat ditangani di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sebanyak penderita, terjadi penurunan dibandingkan pada tahun 2014 sebesar Tahun 2016 dari perkiraan penderita yang mendapatkan penanganan sebesar penderita (150,41%) (Tabel 13). Persentase penanganan melebihi 100% dibanding jumlah perkiraan balita dikarenakan rumus perhitungan perkiraan penderita mengalami perubahan, yang semula 0,5 menjadi 4,45, sehingga target melebihi 100%. 3. HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) HIV merupakan Human Immunodeficiency Virus adalah virus penyebab AIDS. Virus ini menyerang dan menghancurkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh tidak mampu melindungi diri dari penyakit lain. Sedangkan AIDS adalah Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh HIV. Perkembangan penyakit HIV-AIDS terus menunjukkan peningkatan, meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Kasus penderita HIV-AIDS yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun , dapat dilihat dari diagram dibawah ini : 19

33 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Gambar 8. Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Mojokerto Tahun Jumlah kasus HIV/AIDS tahun 2016 sudah dapat dilihat secara terpisah, jumlah kasus HIV sama dengan kasus AIDS dimana terdapat 79 kasus. Hal ini disebabkan karena sebagian penderita terdeteksi pada saat sudah terinfeksi AIDS, maka otomatis dapat dikatakan HIV. Tidak ada kasus kematian penderita AIDS pada tahun (Tabel 11). Terjadi penurunan kasus dari tahun 2014 ke tahun 2015, tetapi meningkat pada tahun 2016, hal ini menunjukkan bahwa adanya kesadaran dari masyarakat untuk memeriksakan diri ke sarana kesehatan, selain itu pesatnya jumlah kasus juga didasarkan dengan adanya mobil layanan keliling untuk tes darah secara sukarela, sehingga penemuan penderita HIV cepat terdeteksi dan segera tertangani. Untuk penanganan kasus HIV/AIDS bekerjasama dengan klinik VCT RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari dan UPIPI RS Dr. Soetomo Surabaya. Namun sangat disadari bahwa kasus AIDS tersebut masih jauh lebih sedikit dibandingkan kasus yang sesungguhnya mengingat tidak seluruh kasus AIDS yang ada atau baru sebagian kecil yang dilaporkan (under reported). Hasil skrining yang dilakukan di unit transfusi darah PMI Kabupaten Mojokerto selama tahun 2016 menunjukkan jumlah pendonor sebesar diantaranya laki-laki dan perempuan, dan sampel darah yang diperiksa 100%, dan yang positif HIV sebanyak 79. (Tabel 12) 4. Diare Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita Diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih. Perkiraan Jumlah Kasus 20

34 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Diare adalah perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan dan kader adalah 10% dari angka kesakitan dikali jumlah penduduk di suatu wilayah kerja dalam waktu satu tahun. Penderita diare yang ditangani adalah Jumlah penderita yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun. Jumlah penderita diare yang ditangani di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sebesar penderita, dengan jumlah target penemuan sebesar penderita merupakan 10% dari jumlah penduduk tahun 2016 (Tabel 13). Jumlah kasus pada tahun 2016 menurun dari tahun 2015, hal ini dikarenakan sudah meningkatnya kesadaran masyarakat untuk segera mengatasi gejala yang ditimbulkan oleh diare tersebut, serta segera untuk berobat ke sarana kesehatan atau Puskesmas. Selain itu pengobatan dapat dilakukan sendiri dengan meminum oralit. Kasus penderita Diare pada balita yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun dapat dilihat dari diagram dibawah ini : Gambar 9. Penderita Diare ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun AFP (Acute Flaccid Paralysis) AFP merupakan kondisi abnormal ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas kemudian berakibat pada kelumpuhan. Sedangkan Non Polio AFP adalah kasus lumpuh layuh akut yang diduga kasus Polio sampai dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bukan kasus Polio. AFP Rate Non Polio dihitung berdasarkan per penduduk/populasi anak usia < 15 tahun. 21

35 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Kejadian AFP pada saat ini diproyeksikan sebagai indikator untuk menilai program eradikasi polio (erapo). Upaya memantau keberhasilan erapo adalah dengan melaksanakan surveilans secara aktif untuk menemukan kasus AFP sebagai upaya mendeteksi secara dini munculnya virus polio liar yang mungkin ada di masyarakat agar dapat segera dilakukan penanggulangan, cakupan vaksinasi polio rutin yang tinggi dan sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan. Jumlah kasus AFP (non polio) di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sebanyak 4 kasus dari jumlah penduduk < 15 tahun (Tabel 18). Terjadi penurunan kasus yang drastis dari tahun 2015 yang terdapat 20 kasus AFP. Angka AFP Rate pada tahun 2016 ini telah mencapai target nasional yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI sebesar minimal 2/ Kasus penderita AFP yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun , dapat dilihat pada diagram dibawah ini : Gambar 10. Kasus AFP di Kabupaten Mojokerto Tahun Penyakit Kusta Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Jumlah penderita baru penyakit Kusta tahun 2016 yang dilaporkan sebanyak 35 orang dimana kasus MB+PB laki-laki sebesar 24 orang dan perempuan sebesar 11 orang (Tabel 14). Yang mengalami cacat tingkat 2 sebanyak 3 orang (Tabel 15). Jumlah kasus kusta yang tercatat sebanyak 61 orang, kesemuanya adalah kasus kusta MB dengan angka prevalensi per penduduk sebesar 0,56. (Tabel 16) 22

36 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Penderita kusta yang selesai berobat atau menjalani pengobatan RFT sebanyak 72 orang. Dimana seluruhnya adalah pengobatan RFT MB (100%) (Tabel 17). Kasus Penderita Kusta belum bisa mencapai eliminasi. Tetapi ada kecenderungan menurun, dikarenakan upaya pencarian lebih intensif. Upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto adalah penyuluhan kesehatan, penemuan penderita dan pengobatan penderita. Setelah kasus yang ditemukan semakin banyak dan diobati, maka diharapkan pada tahun tahun berikutnya prevalensi kusta akan menurun sampai terjadi eliminasi. 7. Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian besar menyerang anak berumur < 15 tahun, namun dapat juga menyerang orang dewasa. Kabupaten Mojokerto termasuk Kabupaten endemis DBD. Pada tahun 2016 penderita di Kabupaten Mojokerto 434 penderita, dengan rincian laki-laki sebanyak 169 penderita dan perempuan sebanyak 265 penderita. Penderita meninggal dunia sebanyak 10 orang (Tabel 21). Pada tahun 2015 penderita DBD sebanyak 318 penderita. Terjadi peningkatan kasus DBD dari tahun 2015 ke tahun Meningkatnya kasus DBD begitu signifikan karena terjadi KLB DBD pada awal tahun 2016, dikarenakan musim hujan yang intensitasnya mulai meningkat tanpa diimbangi oleh kebersihan lingkungan. Program DBD yang diterapkan di Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto adalah dengan melakukan Fogging dan dengan dibentuknya Bumatik (Ibu Pemantau Jentik) yang mana ibu rumah tangga melakukan pemantauan jentik di lingkungan rumahnya. Program ini merupakan program unggulan Dinkes Kabupaten Mojokerto. Kasus penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi selama 5 Tahun berturut-turut dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016, dapat dilihat pada diagram berikut : 23

37 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Gambar 11. Penderita DBD ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun Insiden rate (Incidence Rate) Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sebesar 39,8 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Namun hal ini masih dibawah target nasional 51 per penduduk. Angka kematian pada tahun 2016 yakni mencapai 2,3 %. Ini menunjukkan bahwa perlu peningkatan diagnosa dini dan tata laksana kasus DBD di rumah sakit serta sosialisasi tentang penyakit DBD. Wilayah dengan Case Fatality Rate melebihi 1 % mencapai 8 Puskesmas, diantaranya Puskesmas Puri, Puskesmas Bangsal, Puskesmas Gedeg, Puskesmas Lespadangan, Puskesmas Jetis, Puskesmas Mojosari, Puskesmas Modopuro, Puskesmas Jatirejo. 8. Malaria Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama plasmodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Kasus malaria di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2016 tidak ditemukan/nihil. Penyakit malaria yang positif dengan pemeriksaan darah pada tahun 2015 sebanyak 5 orang dan tidak ada yang meningggal dunia. Pada tahun 2016 tidak ada kasus malaria yang ditemukan/ nihil. 9. Penyakit Filariasis Filariasis adalah penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di wilayah tropika seluruh dunia. Penyebabnya adalah sekelompok cacing parasit nematoda yang menyebabkan infeksi sehingga berakibat munculnya edema. Jumlah kasus Filariasis di Kabupaten Mojokerto 24

38 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto pada tahun 2016 adalah sebanyak 5 orang yaitu di 5 wilayah Puskesmas (Tabel 23). Tercatat laki - laki sebanyak 1 orang dan perempuan sebanyak 4 orang. Jumlah ini adalah data kasus pasien lama. 10. Hipertensi/tekanan darah tinggi Hipertensi/ tekanan darah tinggi adalah adalah Peningkatan tekanan darah yaitu keadaaan dimana tekanan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmhg dan atau tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmhg (Joint National Committee on Prevention Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure VII/JNC-VII, 2003). Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Pengukuran tekanan darah adalah Penduduk yang berusia 18 tahun yang dilakukan pengukuran tekanan darah minimal satu tahun sekali di suatu wilayah. Pengukuran dapat dilakukan di dalam unit pelayanan kesehatan primer, pemerintah maupun swasta, di dalam maupun di luar gedung. Jumlah penduduk usia 18 di Kabupaten Mojokerto sebanyak jiwa. Cakupan pemeriksaan tekanan darah tinggi di Kabupaten Mojokerto sebanyak , dan yang mengalami hipertensi sebanyak (22,86%). 11. Obesitas Obesitas adalah Terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan pada tubuh yang dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan. Dikatakan obesitas apabila hasil pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) > 25. Pemeriksaan obesitas adalah Persentase pengunjung Puskesmas dan jaringannya berusia > 15 tahun yang dilakukan pemeriksaan obesitas dalam kurun waktu satu tahun. Cakupan pemeriksaan obesitas di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sebanyak , dari jumlah pengunjung Puskesmas usia 15 tahun sebanyak Dimana jumlah pengunjung yang mengalami obesitas sebanyak karena sebagian besar yang diperiksa adalah pasien obesitas. Hal ini meningkat dari tahun 2015 dikarenakan sudah dilatihnya seluruh petugas di Puskesmas, dan menjadi salah satu kegiatan rutin di Puskesmas. 25

39 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto 12. IVA positif pada perempuan usia tahun IVA (Inspeksi Visual dengan asam asetat) adalah Pemeriksaan dengan cara mengamati dengan menggunakan spekulum, melihat leher rahim yang telah dipulas dengan asam asetat atau asam cuka (3-5%). Pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut acetowhite epithelium. Deteksi dini yang dimaksud dapat dilakukan di puskesmas dan jaringannya, di dalam maupun di luar gedung. Jumlah perempuan yang berusia tahun sebanyak Cakupan pemeriksaan leher rahim dan payudara di Puskesmas Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sebanyak (1,1%), jumlah IVA Positif sebanyak 52 terbanyak di Gayaman dan Jatirejo dengan jumlah pemeriksanaan Puskesmas Gayaman 45 yang positif 1 orang (13,33%). Dan Puskesmas Jatirejo yang diperiksa 431, positif 6 (5,34%). Jumlah yang mengalami tumor/benjolan sebanyak 11 orang (0,55%). Masih sedikitnya perempuan yang mau datang untuk memeriksakan diri ke Puskesmas dikarenakan masih ada rasa takut dalam pemeriksanaannya dan jika positif IVA. Dengan pemeriksaan sedini mungkin maka akan lebih mudah dalam pengobatannya. 13. Kejadian Luar Biasa (KLB) Kejadian Luar Biasa (KLB) yang dimaksud adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu desa /kelurahan dalam waktu tertentu. Kejadian luar biasa di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 terjadi di 8 desa/kelurahan dari total 304 desa/kelurahan, dimana sudah ditangani 100% <24 jam (Tabel 28). Telah dilaksanakan SKD KLB 1 sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa pada semester 1. Jumlah penderita dan kematian pada KLB menurut jenis KLB di Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 dengan jenis KLB yaitu Difteri. Kejadian Difteri di 3 kecamatan dan 5 desa, diantaranya laki-laki sebanyak 4 orang dan perempuan sebanyak 4 orang (Tabel 27). Paling tinggi terjadi di Puskesmas Sooko sebanyak 5 kasus. 14. Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) adalah penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus non neonatorum, Tetanus neonatorum, Campak, Polio dan Hepatitis B. PD3I 26

40 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan dibahas penyakit difteri, pertusis, tetanus, campak, polio dan hepatitis. a) Difteri Difteri adalah Infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphteriae, yang ditandai dengan pembentukan membran di kerongkongan dan aliran udara lainnya yang menyebabkan sulit bernafas. Termasuk Difteri pada mata, kulit, telinga, hidung dan vagina. Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relatif rendah. Rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Jumlah kasus penyakit difteri di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 yaitu sebanyak 8 kasus. Dimana difteri ini menjadi kasus KLB di Kabupaten Mojokerto (Tabel 19). b) Pertusis Pertusis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bardetella Pertusis dengan gejala batuk beruntun disertai tarikan nafas hup (whoop) yang khas dan mengalami muntah. Gejala pertusis demam ringan, bersin, hidung berair dan batuk kering. Disebut juga batuk rejan atau batuk seratus hari. Di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 tidak ditemukan penderita pertusis (Tabel 19). Upaya pencegahan kasus pertusis dilakukan melalui imunisasi DPT+HB sebanyak 3 kali yaitu saat usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan atau usia yang lebih dari itu tetapi masih di bawah 1 tahun (usia sampai dengan 11 bulan). c) Tetanus Tetanus adalah penyakit infeksi akut dan sering fatal yang mengenai sistem saraf yang disebabkan infeksi bakteri dari luka terbuka. Ditandai dengan kontraksi otot Tetanik dan Hiperrefleksi, yang mengakibatkan Trismus (rahang terkunci), Spasme Glotis, Spasme otot umum, Opistotonus, Spasme Respiratoris, serangan kejang dan Paralisis. Tetanus dibedakan menjadi dua yaitu tetanus non neonatorum dan tetanus neonatorum. Di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2016 tidak ditemukan penderita tetanus (Tabel 19). 27

41 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto d) Campak Campak adalah Penyakit akut yang disebabkan Morbili virus ditandai dengan munculnya demam tinggi (>38 C), bintik merah (ruam), disertai salah satu gejala seperti batuk, pilek dan mata merah. Untuk jumlah kasus campak di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 mengalami penurunan yang drastis dari tahun 2013, hasil dari pelaporan Subdin P2PL untuk tahun 2015 dan tahun 2016 tidak terdapat kasus penyakit campak, hal ini berbeda dari tahun 2013 yang terdapat 24 kasus campak (Tabel 21). e) Polio Polio adalah Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Polio. Dapat menyerang semua umur, tetapi biasanya menyerang anak-anak usia kurang dari 3 tahun yang menyebabkan kelumpuhan sehingga penderita tidak dapat menggerakkan salah satu bagian tubuhnya. Gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dalam rangka Eradikasi Polio dan wujud dari kesepakatan global bertujuan membasmi penyakit polio. Keberhasilan dari program tersebut bisa dicapai dengan dilaksanakan surveilance secara aktif baik di Rumah Sakit dan di masyarakat setiap minggu. Untuk dapat menemukan kasus secara dini terhadap munculnya virus polio liar yang mungkin terdapat di masyarakat sehingga dapat segera dilakukan penanggulangan. Kasus polio di tahun 2016 tidak ditemukannya penderita di Kabupaten Mojokerto. Sama halnya juga pada tahun 2014 yang tidak ditemukan kasus polio, sedangkan pada tahun sebelumnya seperti pada tahun 2009 terdapat 7 kasus polio dan tahun 2010 terdapat 5 kasus. Hal ini menunjukkan bahwa penanggulangan yang dilakukan tepat sasaran dan sudah meratanya pemberian imunisasi polio di tiap kecamatan di Kabupaten Mojokerto (Tabel 21). Selain itu masyarakat juga sudah tergerak untuk mendapatkan imunisasi di Posyandu maupun sarana kesehatan. f) Hepatitis B Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati. Hepatitis B 28

42 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto adalah penyakit infeksi, terutama mengenai hati. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B. Hepatitis B merupakan salah satu dari 5 jenis hepatitis, yaitu hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D dan hepatitis E. Hepatitis B dapat berupa infeksi akut (cepat timbul lalu pulih) dan juga kronik (berlangsung lama). Sebanyak 1%-5% dewasa, 90% bayi baru lahir, dan 50% bayi yang terinfeksi hepatitis B akut akan berkembang menjadi hepatitis kronik. Kabupaten Mojokerto tahun 2016 cakupan penderita Hepatitis B nihil/tidak ada penderita. Hal ini menunjukkan pemberian imunisasi yang tepat sasaran dan pencegahan yang sudah baik. 29

43 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Bab5 UPAYA KESEHATAN A. PELAYANAN KESEHATAN Pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut : 1. Kunjungan Ibu Hamil (K4) Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ke tiga. Gambar 12. Jumlah Kunjungan K4 di Kabupaten Mojokerto Tahun

44 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Jumlah seluruh ibu hamil sebanyak orang, cakupan pelayanan K4 Kabupaten Mojokerto pada tahun 2016 sebesar (85%). Untuk tahun 2015 jumlah absolut K4 sebesar (Tabel 29). Kunjungan K4 pada tahun 2016 mengalami penurunan. Walaupun mengalami penurunan dari tahun 2015, tetapi masih diatas target provinsi yaitu 80%. Terjadi penurunan K4 disebabkan karena adanya perpindahan, jika K1 masih di wilayah tersebut maka untuk K4 pindah ke luar wilayah sehingga tidak masuk pencatatan untuk cakupan K4. 2. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Nifas Pertolongan persalinan juga merupakan salah satu kualitas pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Hal ini dapat menggambarkan bahwa masyarakat mau dan tahu tentang pentingnya keamanan dalam pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Jumlah ibu bersalin sebesar orang, yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sebesar (91,9%) (Tabel 29). Ibu yang telah melahirkan juga perlu ditangani saat masa nifas oleh tenaga kesehatan. Pelayanan kesehatan pada ibu nifas tahun 2016 yaitu sebesar (91,3 %) (Tabel 29). Realisasi ibu bersalin di tolong oleh tenaga kesehatan tahun 2016 mengalami peningkatan dari tahun 2015, sama halnya dengan pelayanan ibu nifas yang mengalami peningkatan.. Seharusnya Ibu yang bersalin di tolong nakes berbanding lurus dengan dengan yang medapat pelayanan nifas, tetapi dari hasil terlihat lebih rendah yang mendapatkan pelayanan nifas. Hal ini dikarenakan setelah bersalin di Kabupaten Mojokerto banyak yang kembali ke tempat asal yang mana di luar Kabupaten Mojokerto, sehingga cakupan nifas tidak sama dengan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. 3. Bumil Mendapatkan Fe Pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, selain pemeriksaaan kehamilan juga disertai dengan pemberian tablet Fe untuk mencegah terjadinya anemia besi pada bumil. Tablet Fe 31

45 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto diberikan pada awal perikasa kehamilan dengan pemberian pertama tablet Fe 1 dan selanjutnya sampai tablet Fe 3. Salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian adalah kekuranga Fe pada ibu hamil dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin yang dikandungnya. Ibu hamil yang menderita kekurangan zat Fe akan merasa, lemah, letih, lesu, dan tentu saja akan mengganggu janin yang dikandungnya. Jumlah Ibu Hamil sebesar orang, pemberian Fe 1 di Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 sebanyak (94,37 %), sedangkan pemberian Fe 3 sebanyak (84,39 %) (Tabel 32). Gambar 13. Pemberian Fe 1 dan Fe 3 Bumil di Kab. Mojokerto Tahun Imunisasi TT pada Bumil dan WUS (Wanita Usia Subur) Imunisasi TT pada Ibu Hamil diartikan Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan) yang berguna bagi kekebalan seumur hidup. Untuk pencegahan terjadinya Tetanus Toksoid pada ibu hamil dilakukan imunisasi TT. Pemberian TT2 diartikan selang waktu pemberian minimal 4 minggu setelah TT1 dengan masa perlindungan 3 tahun. Pemberian TT3 diartikan selang waktu pemberian minimal 6 bulan setelah TT2 dengan masa perlindungan 5 tahun. Pemberian TT4 diartikan selang waktu pemberian minimal 1 tahun setelah TT3 dengan masa perlindungan 10 tahun. Pemberian TT5 diartikan selang waktu pemberian minimal 1 tahun setelah TT4 dengan masa perlindungan 25 tahun. Sedangkan pemberian TT2+ diartikan Imunisasi Tetanus yang 32

46 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto diberikan minimal 2 kali saat kehamilan (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan). Imunisasi TT diberikan pada Bumil, jumlah ibu hamil yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sebesar Bumil yang mendapatkan Imunisasi TT-1 sebesar 533 (2,9 %), TT-2 sebesar 409 (2,2 %), TT-3 sebesar 823 (4,4 %), TT-4 sebesar (6,9 %), TT-5 sebesar (61,1 %), dan TT2+ sebesar (74,7%) (Tabel 30). Sedangkan imunisasi TT pada WUS (wanita usia subur) diberikan pada kelompok usia tahun. Jumlah WUS yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sebesar WUS yang mendapatkan Imunisasi TT-1 sebesar 369 (0,2 %), TT-2 sebesar 528 (0,2 %), TT-3 sebesar (0,5 %), TT-4 sebesar (4,2 %), TT-5 sebesar (22,2 %) (Tabel 31). 5. Komplikasi Kebidanan Dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani Jumlah dan persentase Komplikasi Kebidanan dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani di Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 dari jumlah ibu hamil yaitu sebanyak , dimana untuk 20% ibu hamil sebesar Komplikasi kebidanan yang ditangani dari 20% ibu hamil yaitu sebesar (127,66%) (Tabel 33). Dimana angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dari tahun 2015 yang penanganan komplikasi kebidanan sebesar Hal ini dapat diartikan bahwa fungsi Puskesmas PONED telah berfungsi sebagaimana mestinya dalam penanganan komplikasi, sehingga dapat melebihi target 80%. Penanganan komplikasi neonatal tahun 2016 sebesar (77,2 %), dimana jumlah lahir hidup yaitu sebesar , perkiraan neonatal yang komplikasi (15% dari sasaran jumlah lahir hidup) sebesar (Tabel 33). Terjadi peningkatan dari tahun Kunjungan Neonatus Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari). Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. 33

47 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Kabupaten Mojokerto pada tahun 2016, cakupan kunjungan neonatus 3 kali (KN Lengkap) sebesar (95,8 %), diantaranya laki-laki dan perempuan dari seluruh jumlah lahir hidup sejumlah Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto telah melebihi target Provinsi sebesar 95%, hal ini dikarenakan telah dilakukan sosialisasi pada ibu melahirkan saat melahirkan untuk rutin memeriksakan bayinya minimal 4 kali (Tabel 38). 7. Pelayanan Keluarga Berencana Peserta Keluarga Berencana terbagi menjadi peserta KB Baru dan Peserta KB Aktif. Dari jumlah PUS yang ada , jumlah Peserta KB Baru (7,2 %) dan jumlah Peserta KB Aktif (64 %) (Tabel 36). Peserta keluarga berencana aktif dibagi menjadi peserta KB dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang jenisnya adalah, MOP/MOW, IUD, implant dan peserta KB Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) yang jenisnya suntik, pil, kondom, obat vagina dan lainnya. Peserta KB Aktif di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 yang paling banyak memilih Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) jenis IUD sebesar 8,3 %, sedangkan KB Non MKJP yang paling banyak dipilih adalah jenis suntik sebesar 75,2 % (Tabel 34). Peserta KB baru di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 yang paling banyak memilih Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) jenis IUD sebesar 10,5 %, sedangkan KB Baru Non MKJP yang paling banyak dipilih adalah jenis suntik sebesar 63,9 % (Tabel 35). 8. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Status gizi janin ditentukan oleh kesehatan ibu waktu hamil, sehingga akan berpengaruh pada berat badan waktu lahir, berat badan lahir bayi akan berpengaruh pada bayi. Setiap bayi yang baru lahir akan ditimbang berat badannya. Jumlah bayi baru lahir ditimbang berat badannya di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sebesar Berat bayi lahir rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 katagori yaitu BBLR karena premature atau 34

48 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. BBLR yang dilaporkan di Kabupaten Mojokerto dari bayi lahir hidup yang ditimbang sebanyak (92,2%). Yang mengalami BBLR sebanyak 590 (3,8 %), dimana jumlah laki-laki sebanyak 300 (3,7 %) dan perempuan sebanyak 290 (3,8 %) (Tabel 37). Terjadi peningkatan dari tahun 2015 dimana jumlah BBLR sebanyak 537. Balita yang ditimbang tidak 100%, hal ini dikarenakan jumlah bayi lahir hidup menggunakan angka proyeksi sehingga angka tidak 100% bayi lahir langsung di timbang. 9. ASI Eksklusif ASI Eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi mulai 0 6 bulan dalam rangka mencukupi kebutuhan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Air Susu Ibu (ASI) diyakini dan bahkan terbukti memberi manfaat bagi bayi baik dari sisi/aspek gizi (kolostrum yang mengandung imunoglobulin A/IgA, whei-casein, decosahexanoic/dha dan arachidonic/aa dengan komposisi sesuai), aspek imunologik (selain IgA, terdapat laktoferin, lysosim dan 3 jenis leucosit yaitu brochus-associated lymphocyte/balt, Gut associated lymphocyte tissue/galt, mammary associated lymphocyte tissue/malt serta faktor bifidus), aspek psikologik (interaksi dan kasih sayang antara anak dan ibu), aspek kecerdasan, aspek neurologik (aktifitas menyerap ASI bermanfaat pada koordinasi syaraf bayi), aspek ekonomik serta aspek penundaan kehamilan (metode amenorea laktasi/mal). Jumlah bayi 0-6 bulan di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sebanyak bayi, cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar (74,2 %) (Tabel 39). Terjadi peningkatan dari tahun 2015, dalam meningkatkan pemberian ASI Eklusif maka Dinas Kesehatan melakukan sosialisasi ke desa-desa maupun Posyandu tentang pentingnya ASI Eksklusif yang diberikan pada bayi sampai usia 2 tahun. Selain itu masyarakat sudah mengetahui manfaat dari pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan. 35

49 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Gambar 14. Jumlah bayi yang diberi ASI Ekslusif Kab. Mojokerto Tahun Pelayanan Kesehatan Bayi, Anak Balita Menurut juknis penyusunan profil kesehatan tahun 2016 definisi operasional pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan pada bayi minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan, 1 kali pada umur 6-8 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, Campak), pemantauan pertumbuhan, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK), pemberian vitamin A pada bayi umur 6-11 bulan, penyuluhan pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (MP ASI). Jumlah bayi di Kabupaten Mojokerto sebanyak Dimana yang mendapakan pelayanan kesehatan sebesar (93,5 %). Laki laki mendapatkan pelayanan kesehatan bayi sebanyak dan perempuan mendapatkan pelayanan kesehatan bayi sebanyak (Tabel 40). Definisi operasional Pelayanan kesehatan anak balita menurut juknis penyusunan profil kesehatan tahun 2016 merupakan pelayanan kesehatan bagi anak umur bulan yang memperoleh pelayanan sesuai standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun, pemberian vitamin A 2 x setahun. Jumlah anak balita usia bulan di Kabupaten Mojokerto sebanyak , yang mendapatkan pelayanan kesehatan (minimal 8 kali) sebesar (84,9 %). Dimana jumlah laki laki yang mendapatkan pelayanan sebesar dan perempuan yang mendapatkan pelayanan sebesar Terjadi peningkatan dari tahun 2015, masih diatas target Provinsi 36

50 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto yang ditentukan yaitu 82 %. Terjadi peningkatan dari tahun 2015, baik dalam pelayanan kesehatan bayi maupun pelayanan kesehatan anak balita, hal ini dikarenakan baik dari kesadaran masyarakat sendiri sudah meningkat untuk melakukan pelayanan kesehatan bayi di sarana kesehatan, juga peran aktif kader dalam melakukan kunjungan rumah guna mendata dan melakukan sosialisasi agar memeriksakan bayi maupun anak balitanya. 11. Pelayanan Imunisasi Pencapaian universal child immunization (UCI) pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I.. Desa/Kelurahan UCI merupakan Desa/kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Cakupan Desa/Kelurahan UCI tahun 2016 di Kabupaten Mojokerto sebanyak 213 Desa (70,07%) (Tabel 41). Pada tahun 2015 desa/kelurahan UCI sebesar 65,13% dari 304 desa/kelurahan yang ada. Terjadi peningkatan dari tahun 2015 ke tahun Pencapaian UCI yang lebih tinggi dari tahun 2015 dikarenakan peran kader untuk memotivasi para warga yang memiliki bayi untuk melakukan imunisasi, dan dengan melakukan pendataan secara rutin di setiap desa, sehingga UCI dapat meningkat. Walaupun target dalam satu tahun untuk UCI desa adalah 100%, hal ini sulit dilakukan karena bisa saja ada penolakan dari anak yang mengakibatkan tidak lengkap dalam cakupan imunisasinya, selain itu target setiap tahun mengalami perubahan untuk imunisasi. Gambar 15. Jumlah Desa UCI Kab. Mojokerto Tahun

51 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Pelayanan imunisasi diberikan pada bayi yaitu diantaranya imunisasi DPT1+HB1, DPT3+HB3, Campak, BCG dan Polio 3. Cakupan imunisasi DPT/HB, dan BCG didasarkan pada jumlah bayi lahir hidup, sedangkan DPT/HB3 polio dan campak didasarkan pada jumlah bayi. Jumlah bayi lahir hidup sebesar dan jumlah bayi (Surviving Infant) sebesar Cakupan imunisasi Hb < 7 hari sebesar (97,3%), imunisasi BCG sebesar (100,25 %), Cakupan imunisasi DPT-HB3/DPT-HB-Hib (100,53 %), imunisasi Polio 4 sebesar (98,08 %), dan Campak sebesar (98,7 %). Jumlah imunisasi dasar lengkap di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sebanyak (Tabel 42 dan 43). 12. Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita, dan Ibu Nifas Cakupan bayi mendapat vitamin A adalah Cakupan bayi 6-11 bln mendapat kapsul vitamin A dosis 100 μa 1 kali per tahun di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan anak balita mendapat vitamin A adalah Cakupan anak balita umur bln mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi 200μA 2 kali per tahun di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pemberian vitamin A dilaksanakan pada bulan Februari dan Agustus. Tujuan pemberian kapsul vitamin A pada balita adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan vitamin A pada balita. Dari seluruh jumlah balita yang ada yaitu sebesar , cakupan distribusi kapsul vitamin A selain pada kebutaan juga berperan pada tingginya kematian bayi dan balita. Jumlah bayi (usia 6 11 bulan) sebanyak (100,93 %) bayi yang mendapatkan Vitamin A, anak balita (12 59 bulan) yang mendapatkan Vitamin A sebanyak (93,15 %) dan balita (6 59 tahun) yang mendapatkan vitamin di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sebanyak (94,73 %) (Tabel 44). Ibu nifas yang ada di Kabupaten Mojokerto sebesar yang mendapatkan Vitamin A sebanyak (83,15%) ( Tabel 29 ). 13. Status Gizi Balita Salah satu inidkator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapainnya dalam MDGs adalah status gizi balita. Status gizi balita dapat diukur berdasarkan umur, berat badan (BB), tinggi badan (TB). Ketiga variabel ini disajikan dalam bentuk antopometri yaitu berat badan 38

52 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Status gizi balita dapat diketahui melalui pemantauan tumbuh kembang anak. Kekurangan gizi terutama pada anak-anak balita dapat menyebabkan meningkatnya risiko kematian, terganggunya pertumbuhan fisik dan perkembangan mental serta kecerdasan. Dalam beberapa hal dampak kekurangan gizi bersifat permanen yang tidak dapat diperbaiki walaupun pada usia berikutnya kebutuhan gizinya terpenuhi. Jumlah balita yang dilaporkan (S) di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sebanyak Yang ditimbang sebanyak dan yang mengalami BGM (Bawah Garis Merah) sebanyak 553 (0,8 %) (Tabel 47). Balita gizi buruk yang ditemukan di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sebanyak 238, dan seluruhnya mendapatkan perawatan (100 %) (Tabel 48). Jumlah baduta yang dilaporkan (S) di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sebanyak Yang ditimbang sebanyak dan yang mengalami BGM (Bawah Garis Merah) sebanyak 153 (0,5 %) (Tabel 45). Jumlah balita gizi buruk menurun dari tahun 2015, hal ini dikarenakan ada balita gizi buruk yang sudah lulus atau sudah terbebas dari gizi buruk. Walaupun masih ada pasien lama yang masih mengalami gizi buruk, dikarenak ada penyakit bawaan seperti down sindrome atau kelainan bawaan dari lahir. Usaha yang dilakukan yaitu dengan pemberian PMT bagi balita gizi buruk dan dilakukan pemantauan secara berkala. 14. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Pelayanan kesehatan (penjaringan) siswa SD/setingkat adalah Pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga kesehatan terlatih (guru dan dokter kecil) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Jumlah SD/setingkat di Kabupaten Mojokerto sebanyak 603. Murid kelas 1 SD/setingkat di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sebanyak , yang mendapatkan pelayanan kesehatan (penjaringan) adalah seluruh siswa SD kelas 1 (100 %) (Tabel 49). Penjaringan 39

53 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dilakukan tidak hanya pada anak SD/setingkat saja tetapi SMP dan SMA setingkat. Penjaringan ini dilakukan oleh tim dari Puskesmas, yang mana diantaranya terdiri dari Dokter, Dokter Gigi, Bidan, Perawat, Petugas Promkes, dan Petugas Gizi. 15. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pemeriksaan Gigi dan Mulut diartikan Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk upaya promotif, preventif dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi tetap, pengobatan dan penambalan sementara yang dilakukan di sarana pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2016 meliputi pelayanan tumpatan gigi tetap dan pencabutan gigi tetap. Dengan jumlah tumpatan gigi tetap 2.163, rasio tumpatan/pencabutan 0,64 (Tabel 50). Pelayanan kesehatan gigi dan mulut juga dilakukan pada anak SD dan setingkat. Dimana dilakukan upaya promotif dan preventif. Jumlah murid SD/MI sebanyak yang mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebanyak , yang memerlukan perawatan 5.811, dan siswa yang mendapatkan perawatan (64,2 %) (Tabel 51). 16. Pelayanan Kesehataan Usia Lanjut (Usila) Pelayanan kesehatan usia lanjut (usia 60 th+) merupakan Pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada pedoman usia lanjut (60 tahun ke atas) di fasilitas pelayanan kesehatan pada satu wilayah kerja dan kurun waktu. Cakupan pelayanan kesehatan usila (60 tahun +) di kabupaten Mojokerto tahun 2016 dari total yang mendapat pelayanan kesehatan sebesar (63,43 %) (Tabel 52). Cakupan pelayanan kesehatan lansia mengalami peningkatan dari tahun 2015, hal ini dikarenakan adanya upaya dari Dinas Kesehatan seperti adanya kakek nenek asuhyang berperan aktif dalam Posyandu Lansia. Dan kegiatan di Puskesmas yang melibatkan lansia, seperti adanya prolanis. B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN 1. Pembiayaan Kesehatan oleh Masyarakat Jaminan pemeliharaan kesehatan adalah upaya pembiayaan kesehatan baik keanggotaannya secara sukarela maupun wajib yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah 40

54 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dan diselenggarakan dengan kendali biaya dan kendali mutu. Pada tahun 2016 telah diberlakukan jaminan kesehatan nasional yang merupakan Jaminan perlindungan kesehatan yang bersifat nasional. Pesertamemperoleh manfaat pemeliharaan dan perlindungan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan setiap orang yang membayar iuran atau iuran dibayar oleh pemerintah yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Dalam era JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dibedakan menjadi PBI APBN, PBI APBD, Pekerja Penerima Upah, Pekerja Bukan Penerima Upah (Mandiri), Bukan Pekerja (BP), Jamkesda, Asuransi Swasta, dan Asuransi Perusahaan. PBI APBN adalah Peserta JKN yang di biayai APBN dan pengelolanya oleh BPJS Kesehatan. PBI APBD adalah Program Jaminan Kesehatan yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah daerah dengan maksud membantu masyarakat miskin yang berobat ke fasilitas kesehatan pemerintah tanpa dipungut biaya. Pekerja Penerima Upah (PPU) adalah Peserta JKN yang di biayai oleh Pemerintah Pusat dan peserta itu sendiri, PPU terdiri dari PNS, TNI/ POLRI, Eks JPK Jamsostek dan badan usaha baru. Pekerja Bukan Penerima Upah (Mandiri) adalah Peserta JKN yang iurannya di biayai peserta itu sendiri, pesertanya dari masyarakat yang mampu membayar. Bukan Pekerja (BP) adalah Peserta JKN yang di biayai oleh Pemerintah dan pemberi kerja, pesertanya terdiri dari penerima pensiun pemerintah, veteran, penerima pensiun pejabat negara, perintis kemerdekaan, penerima pensiun swasta dan bukan pekerja lainnya. Jamkesda adalah Upaya pembiayaan kesehatan oleh pemerintah daerah yang tidak terbiayai melalui PBI APBN dan pengelolanya masih dikelola sendiri yang keanggotaannya secara wajib yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah daerah dan diselenggarakan dengan kendali biaya dan kendali mutu. Asuransi Swasta adalah Upaya pembiayaan kesehatan yang keanggotaannya secara sukarela yang iurannya dibayarkan oleh masyarakat itu sendiri. Asuransi Perusahaan adalah Upaya pembiayaan kesehatan yang keanggotaannya secara sukarela, iurannya dibayarkan oleh masyarakat itu sendiri dan Perusahan tempat bekerja. Jumlah pemilik jaminan kesehatan nasional di Kabupaten Mojokerto tahun 2016sebanyak Dengan rincian PBI (Penerima Bantuan Iuran) APBN sebesar , Pekerja Penerima Upah sebesar , Pekerja Bukan Penerima Upah/Mandiri sebesar 41

55 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto , Bukan Pekerja sebesar Sedangkan jumlah Jamkesda Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sebesar (Tabel 53). Cakupan jumlah kunjungan rawat inap di Puskesmas Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sebesar dan cakupan kunjungan rawat jalan di Puskesmas Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sebesar Pelayanan Kesehatan Rujukan Peningkatan mutu pelayanan kesehatan menjadi isu utama dalam pembangunan kesehatan baik dalam lingkup nasional maupun global. Dalam pengembangan masyarakat yang semakin kritis maka mutu pelayanan akan menjadi sorotan. Rumah Sakit sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan telah mengalami banyak kemajuan. Mutu pelayanan Rumah Sakit dapat dilihat dari aspek-aspek penyelenggaraan pelayanan gawat darurat, aspek efisiensi dan efektifitas pelayanan serta keselamatan pasien. Beberapa indikator untuk mengetahui mutu efisiensi rumah sakit antara lain : pemanfaatan tempat tidur, pemanfaatan tenaga, pemanfaatan penunjang medik, dan keuangan. Indikator pemanfaatan tempat tidur dapat kita lihat melalui angka BOR/ Bed Occupancy Rate, BTO/ Bed Turn Over, ALOS/ Average Length Of Stay, TOI/ Turn Over Interval. Pada tahun 2016 dari 12 Rumah Sakit di Kabupaten Mojokerto, adanya penambahan 1 Rumah Sakit baru rata-rata BOR sebesar 52,5, ALOS sebesar 2,9 dan TOI sebesar 2,9 (Tabel 56). Angka pemanfaatan tempat tidur adalah salah satu indikator yang mudah untuk memantau bagaimana mutu sebuah pelayanan rumah sakit. Jumlah tempat tidur di 12 rumah sakit sebanyak buah. Jumlah pasien keluar (hidup+mati) sebanyak , pasien keluar mati sebanyak dan pasien keluar mati > 48 jam dirawat sebanyak 974 (Tabel 55). C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT 1. Rumah Tangga Ber- PHBS PHBS adalah Rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10 indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI 42

56 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto eksklusif, balita ditimbang setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah. Cakupan rumah tangga ber-phbs di Kabupaten Mojokerto sebanyak Dimana jumlah rumah dipantau sebesar dari rumah (Tabel 57). D. KEADAAN LINGKUNGAN Keadaan lingkungan yang sehat tercipta dengan terwujudnya kesadaran individu dan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), untuk mencapai tujuan tersebut dijabarkan dalam sasaran meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyaakat untuk hidup sehat dengan indikator rumah tangga sehat, institusi kesehatan yang berperilaku sehat, institusi pendidikan yang sehat, tempat kerja yang sehat, tempat tempat umum yang sehat, posyandu purnama dan mandiri. Serta meningkatkan kemandirian masyarakat sebagai peserta jaminan pemeliharaan kesehatan. 1. Rumah Sehat Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak berbuat dari tanah. Di Kabupaten Mojokerto tahun 2016, rumah yang dibina berjumlah 6.835, rumah dibina memenuhi syarat sebanyak dan yang memenuhi syarat sehat Perlu upaya program terkait untuk meningkatkan persentase rumah sehat, dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pemeliharaan dan perbaikan lingkungan (Tabel 58). Rumah sehat penting dijalankan untuk menghindarkan berbagai macam penyakit dan vektor yang mengganggu. Rumah yang sehat meningkat dari tahun 2015, hal ini dikarenakan upaya dari Dinas Kesehatan dengan melakukan pembinaan secara rutin ke rumah-rumah. 43

57 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto 2. Akses Air Minum yang Layak Air minum yang berkualitas (layak) adalah Air minum yang terlindung meliputi air ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 meter dari pembuangan kotoran, penampungan limbah, dan pembuangan sampah. Tidak termasuk air kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur dan mata air tidak terlindung. Sumur gali terlindung adalah Sarana untuk menyadap dan menampung air tanah dengan cara menggali tanah berbentuk sumur agar mendapatkan air yang sehat dan murah serta dapat dimanfaatkan oleh perorangan (rumah tangga) maupun kelompok sebagai sumber air minum yang menggunakan dinding dari cincin beton atau pasangan batu bata sebagai pengamanan dindingnya dan juga berfungsi sebagai penyaring dan dilengkapi dengan bibir sumur, tiang penyangga, lantai sumur dan saluran untuk mengalirkan air bekas mandi dan cuci. Sumur gali dengan pompa adalah Sumur gali yang dilengkapi dengan mesin pompa. Sumur bor dengan pompa adalah Sumur yang metode pembuatannya menggunakan alat (pantek, automatik, full automatik) yang dilengkapi dengan pompa. Terminal air adalah Sarana pelayanan air minum yang digunakan secara komunal, berupa bak penampung air yang ditempatkan di atas permukaan tanah atau pondasi dan pengisian air dilakukan dengan sistem curah dari mobil tangki air atau kapal tangki air. Mata air terlindung adalah Suatu titik di mana air tanah mengalir keluar dari permukaan tanah, atau permukaan muka air tanah (akuifer) bertemu dengan permukaan tanah yang terlindung dari sumber pencemaran. Penampungan air bersih (PAH) adalah untuk keperluan minum dan personal higiene. Penggunaan PAH bersifat individu atau skala komunal dan dilengkapi saringan. Perpipaan (PDAM, BPSPAM) adalah Suatu sistem tentang pemasangan, rangkaian dan aksesoris pipa yang diperlukan untuk jalur distribusi yang digunakan untuk mengalirkan air dari instalasi pengolahan air minum/bersih atau sumber ke pemukiman masyarakat. Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 sebesar (88,54 %) dari jumlah penduduk. Penduduk 44

58 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas (layak) yang paling banyak digunakan adalah sumur gali terlindungi sebanyak dan yang paling sedikit digunakan adalah terminal air yang tidak ada (nihil) dalam penggunaannya (Tabel 59). Akses terhadap air minum layak di Kabupaten Mojokerto mengalami penurunan dari tahun (92,11%) dikarenakan adanya kegiatan inspeksi sanitasi/ pendataan ulang terhadap sarana air bersih di Kabupaten Mojokerto, selain itu ada beberapa sarana air bersih penduduk mengalami penurunan kualitas SAB. 3. Kualitas Air Minum yang memenuhi Syarat Kualitas air minum yang memenuhi syarat adalah kualitas air minum yang memenuhi syarat secara fisik, kimia, mikrobiologi. Penyelenggara air minum adalah Badan usaha milik negara (BUMN)/ badan usaha milik daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat dan/atau individual yang melakukan penyelenggaraan penyediaan air minum, tidak termasuk air kemasan, depot air minum isi ulang, penjual air keliling, dan pengelola tangki air. Di Kabupaten Mojokerto jumlah sampel diperiksa 328 dan yang memenuhi syarat sebanyak 92 (28,05 %) (Tabel 60). Sampel yang memenuhi syarat adalah yang termasuk dari fisik, bakteriologi dan kimia. Sampel yang diperiksa lebih banyak dari tahun 2015 (254), tetapi yang memenuhi syarat mengalami penurunan. 4. Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) Ruang lingkup sanitasi dasar yakni sarana penyediaan air bersih, sarana jamban keluarga, sarana pembuangan sampah, dan sarana pembuangan air limbah. Fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) adalah Fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan antara lain dilengkapi dengan leher angsa, tanki septik/sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang digunakan sendiri atau bersama. Sanitasi yang layak pada Penyusunan Profil Kesehatan tahun 2016 lebih di fokuskan dalam pembahasan tentang kepemilikan jamban. Dimana jamban dibagi menjadi beberapa yaitu Jamban Komunal, Jamban Leher Angsa, Jamban Plengsengan, Jamban cemplung. Jamban Komunal adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu tempat tertentu/bersama, sehingga kotoran 45

59 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto tersebut dalam suatu tempat tertentu tidak menjadi penyebab penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman. Jamban Leher Angsa adalah jamban leher lubang closet berbentuk lengkungan, dengan demikian air akan terisi gunanya sebagai sumbat sehingga dapat mencegah bau busuk serta masuknya binatang-binatang kecil. Jamban Plengsengan adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya terdapat saluran rata yang dimiringkan ke pembuangan kotoran. Jamban cemplung adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya tidak ada saluran, sehingga tinja langsung ke tempat pembuangan/penampungan akhir. Akses terhadap jamban sehat pada tahun 2015 sebanyak jiwa, sedangkan akses terhadap jamban sehat pada tahun 2016 sebanyak jiwa (75,57%) (Tabel 61). Akses penduduk terhadap jamban sehat terjadi penurunan dibanding tahun 2016 dikarenakan adanya penurunan kualitas jamban dari jamban sehat menjadi jamban tidak sehat (rusak atau adanya bencana), selain itu adanya perubahan perilaku penduduk yang kembali ke OD (Open Defication)/ BABS (Buang Air Besar Sembarang Tempat). 5. Desa STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah Pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar, mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Desa yang melaksanakan STBM adalah Desa yang sudah melakukan pemicuan minimal 1 dusun, mempunyai tim kerja masyarakat/natural Leader, dan telah mempunyai rencana tindak lanjut untuk menuju Sanitasi Total. Desa STBM adalah Desa yang telah mencapai 100 % penduduk melaksanakan 5 pilar STBM. Desa Stop BABS (Buang Air Besar Sembaranagan ) adalah Desa yang peduduknya 100 % mengakses jamban sehat. Kabupaten Mojokerto memiliki 304 desa. Desa yang melaksanakan STBM sebanyak 213 (70,07 %) desa, dan desa yang stop BABS sebanyak 37 (12,17 %) (Tabel 62). Tetapi masih belum ada desa yang STBM, hal ini dikarenakan belum adanya Desa yang telah melaksanakan 5 pilar STBM. Namun jumlah Desa yang melaksanakan STBM meningkat dari tahun 2015, serta mengalami peningkatan desa yang stop BABS.. 46

60 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto 6. Tempat Umum Memenuhi Syarat Tempat-tempat Umum adalah Tempat atau sarana yang diselenggarakan pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat yang meliputi: sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas), sarana sekolah (SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA), dan hotel (bintang dan non bintang). Sedangkan TPM sehat adalah tempat umum dan tempat pengelolaan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruangan) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang memadai. Tempat umum yang ada di Kabupaten Mojokerto yaitu sarana pendidikan berjumlah 860 (meliputi SD/MI, SLTP, SLTA), Sarana Kesehatan berjumlah 40 (RS dan Puskesmas), Hotel berjumlah 20 (berbintan dan non berbintang). Jumlah seluruh sarana tempat umum yang ada adalah 920. Dan yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 708 (76,96 %) (Tabel 63). Tempat-tempat umum dibagi menjadi 3 (tiga) bahasan dalam Penyusunan Profil 2016, diantaranya adalah : a. TPM memenuhi syarat higiene sanitasi TPM memenuhi syarat higiene sanitasi termasuk di sini adalah tempat pengolahan makanan. Tempat pengolahan makanan adalah Usaha pengelolaan makanan yang meliputi jasa boga atau katering, rumah makan dan restoran, depot air minum, kantin, dan makanan jajanan. Jumlah TPM yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 adalah sebanyak Dimana TPM memenuhi syarat higiene sanitasi sebanyak 985 (77,5 %), dan yang tidak memenuhi syarat higiene sanitasi sebanyak 290 (22,82 %) (Tabel 64). b. TPM tidak memenuhi syarat dibina TPM dibina adalah TPM yang tidak memenuhi persyaratan higiene sanitasi yang di bina di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. TPM yang dimaksud meliputi Jasa Boga, Rumah Makan, Depot Air, Makanan Jajanan. Dimana yang tidak memenuhi syarat kesehatan sebanyak 286 dan 100% dilakukan pembinaan (Tabel 65). 47

61 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto c. TPM memenuhi syarat diuji petik 1)TPM diuji petik adalah TPM yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi yang diuji petik di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 TPM yang memenuhi syarat higiene sanitasi sebanyak 985 dan tidak ada yang di uji petik (Tabel 65). 48

62 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Bab6 SUMBER DAYA KESEHATAN A. SARANA KESEHATAN 1. Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Mojokerto Sarana pelayanan kesehatan yang terdapat di Kabupaten Mojokerto terdiri dari Rumah Sakit, Puskesmas, Balai Pengobatan, Swasta dll. Jika dilihat berdasarkan kepemilikannya Rumah Sakit di Kabupaten Mojokerto terdiri dari 1 Rumah Sakit Khusus milik Pemprov, 2 Rumah Sakit Umum, 8 Rumah Sakit Umum milik swasta dan 1 Rumah Sakit Khusus milik swasta. Rumah sakit yang mampu gadar level 1 sebanyak 12 Ruma Sakit. Dimana sarana kesehatan dengan mampu gadar level 1 adalah Gawat darurat level 1 adalah tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki Dokter Umum on site (berada di tempat) 24 jam dengan kualifikasi GELS dan/atau ATLS + ACLS, serta memiliki alat trasportasi dan komunikasi. Selain Rumah Sakit masih terdapat sarana pelayanan kesehatan yang lainnya yaitu 27 Puskesmas dengan 16 Puskesmas Rawat Inap dan 11 Puskesmas Rawat Jalan, 55 Pustu (Puskesmas Pembantu), 45 Balai Pengobatan/Klinik, 217 praktik dokter perorangan, 40 praktik pengobatan tradisional, 1 unit transfusi darah, 81 apotek, 2 industri farmasi, 2 usaha kecil obat tradisional, 1 produksi alat kesehatan, 1 toko obat dan 1 penyalur alat kesehatan (Tabel 67). 2. Posyandu Posyandu merupakan kependekan dari Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu. Kegiatan di Posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partispasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapat pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), untuk mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat melalui 49

63 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto wadah keterpaduan lintas sektor dan masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas. Posyandu di kelompokan menjadi 4 strata yaitu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Jumlah posyandu 2016 sebanyak 1.275, dimana jumlah posyandu aktif 878 (68,86 %) (Tabel 69). Posyandu Purnama yaitu posyandu dengan cakupan 5 program atau lebih dengan melaksanakan kegiatan 8 kali atau lebih pertahun. Jumlah Posyandu Pratama 13 buah, Posyandu Madya 384 buah, Posyandu Purnama 839 buah dan Posyandu Mandiri 39 buah (Tabel 69). Strata Posyandu tetap dari tahun 2015, hal ini dikarenakan kader banyak yang tidak tetap, setiap ada kepala Desa baru kader bisa berubah juga, sehingga jumlah posyandu tetap. Walaupun jumlah Posyandu tetap, tetapi strata mengalami perubahan meningkat dari tahun Berikut data posyandu menurut strata di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 : Gambar 16. Data Posyandu Menurut Strata di Kab. Mojokerto Tahun Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang menjadi fokus penyusunan profil tahun 2016 di Kabupaten Mojokerto tahun 2016 diantaranya adalah Poskesdes, Polindes dan Posbindu. Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang memberikan pelayanan kesehatan dasar buka setiap hari dan dapat diakses dengan mudah oleh penduduk di wilayah tersebut. Poskesdes dikelola oleh 1 orang bidang dan minimal 2 orang kader. Polindes (Pondok Bersalin Desa) adalah Upaya Kesehatan 50

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321) DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) 321957, FAX. (0321) 390113 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Kata Pengantar Puji syukur

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Jln. R A Basoeni No. 04 Sooko MOJOKERTO Profil Kesehatan Tahun 2015 Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya penyusunan

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL TAR TABEL

DAFTAR TABEL TAR TABEL DAFTAR TABEL TAR TABEL Tabel 1 : Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan, Kabupaten Mojokerto Tahun 2012 Tabel 2 : Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. L P L + P Satuan Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 315 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 59 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 86,900 88,800

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 8,972 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1557 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 5,932,601

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN 3.1. TUJUAN UMUM Meningkatkan pemerataan, aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat terutama kepada masyarakat miskin dengan mendayagunakan seluruh

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN TREND JAWA TIMUR TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000 2011 Jl. A. Yani 118 Surabaya HTTP://dinkes.jatimprov.go.id Email : info@dinkesjatim.go.id DINAS Tahun KESEHATAN 2012 PROVINSI

Lebih terperinci

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 9 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 7 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 113.883 115.084

Lebih terperinci

IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN

IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN N O SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET (%) PENGERTIAN FORMULA

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0 RESUME PROFIL KESEHATAN 0 TAHUN 0 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 148,640 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1034 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Jalan Poros Andoolo Kel.

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai Pasal 13 dan 14 huruf j Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dikatakan bahwa Kesehatan merupakan urusan wajib dan dalam penyelenggaraannya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TIM PENYUSUN Pengarah dr. Endid Romo Pratiknyo Pj. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan Penanggung Jawab Zulfan, S.Pi, M.Si Kabid Pengembangan Sumber Daya Dan

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi Visi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2.

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN / WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK KOTA

JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN / WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK KOTA TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN / KODE WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK KOTA DESA + PENDUDUK (km

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 214 Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I 1 DERAJAT KESEHATAN (AHH, AKB DAN AKI) 2 STATUS GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA 3 JUMLAH RUMAH SAKIT BERDASARKAN KEPEMILIKAN DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENYUSUN : ROSMERI PALEBA, S.Si., Apt SAID KUDO, SKM., MPH YONGKI ANU, SST DEBBY JUALITA LEAUA JAMES MAKANONENG PENGUMPUL DATA : JOHANA AIPIPIDELI, SKM Hj.

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 )

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 ) LAMPIRAN 1 LUAS WILAYAH,, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH RUMAH JIWA / RUMAH PENDUDUK DESA KELURAHAN DESA+KEL. PENDUDUK (km 2 ) TANGGA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 Profil Kesehatan

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT TAHUN 2015 NO INDIKATOR

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 3.538 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 135 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 128.162

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 DAFTAR ISI Halaman Sampul... Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kab. Ponorogo. i ii Daftar

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN 2012-2016 P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 37,117 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5891 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42 Desa/Kel

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS KESEHATAN Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2015 KESEHATAN Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Sarana Kesehatan

Lebih terperinci

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Malang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS KESEHATAN Jl. Pangeran Moehamad Amin Komplek Perkantoran Pemkab Musi Rawas Telp. 0733-4540076 Fax 0733-4540077 MUARA BELITI KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci