KATA PENGANTAR. Pontianak, Maret Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Pontianak, Maret Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat,"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR uji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunianya Rencana Kerja (Renja) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat dapat diselesaikan. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu prioritas kebijakan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Revitalisasi pertanian dicanangkan untuk mampu meningkatkan ketahanan pangan, mutu dan daya saing komoditi pertanian. Perencanaan Program dan Kegiatan Pertanian yang disusun dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan petani dan kelompok tani akan menjadikan kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Rencana Kerja (Renja) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat diharapkan dapat memaksimalkan kegiatan pertanian sesuai dengan anggaran yang tersedia. Akhirnya, semoga Rencana Kerja (Renja) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang memerlukan. Pontianak, Maret 2018 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat, Ir. H. Hazairin, MS. Pembina Utama Madya NIP

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya dalam penyusunan perencanaan pembangunan pertanian menyangkut sistem penyusunan perencanaan yang dilaksanakan selama ini oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat, ada beberapa komponen kegiatan yang terlibat didalamnya seperti identifikasi, koordinasi, monitoring dan evaluasi, yang secara keseluruhan akan mempengaruhi kualitas dari perencanaan yang disusun. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan penyusunan rencana pembangunan yang mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan, menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara pusat dan daerah, menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasannya serta mengoptimalkan partisipasi masyarakat. Selain itu juga dimaksudkan untuk menjamin penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan. Rencana jangka menengah Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura sudah disusun dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat untuk periode tahun , yang merupakan suatu perencanaan berbasis kinerja yang memberikan panduan terhadap hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu tahun 2013 sampai tahun 2018 dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang mungkin ada dan mungkin timbul. Rencana Strategis ini merupakan proses yang berkelanjutan, oleh karena itu agar mampu dan responsif terhadap perkembanganan situasi 1

3 yang sangat dinamis, baik dalam aspek kenegaraan, politik, ekonomi, maupun sosial budaya, maka secara periodik perlu diupayakan untuk dilakukan revisi baik secara parsial maupun menyeluruh. Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat merupakan serangkaian rencana tindakan dan strategi mendasar yang dibuat secara bersama-sama antara pimpinan dan seluruh komponen organisasi untuk diimplementasikan oleh seluruh jajarannya dalam rangka pencapaian visi dan misi. Perumusan Rencana Strategis tersebut mengikuti pola yang merupakan tahapan-tahapan kegiatan mulai dari yang paling ideal/kualitatif sampai dengan yang paling teknis dan kuantitatif. Tahapan-tahapan tersebut merupakan rangkaian yang memiliki saling keterkaitan untuk mencapai suatu tujuan bersama yang merupakan visi dan misi organisasi. Turunan dari Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat berupa Rencana Kerja (Renja) Tahunan dan untuk tahun pertama periode Renstra ini adalah Renja Tahun 2017 yang merupakan acuan atau panduan hasil yang ingin di capai pada tahun Landasan Hukum Penyusunan RENJA Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat berdasarkan peraturan perundang undangan sebagai berikut : 1. Undang Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4288). 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104). 2

4 3. Undang Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No ). 4. Undang Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Thn 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438). 5. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. 7. Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan 8. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 3 Tahun 2007 tanggal 4 Januari 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah kepada DPRD, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat. 9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota. 10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. 11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 12. Surat Edaran (SE) Menteri Dalam Negeri No. 050 tahun 2005 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan RPJP, RPJMD dan RENSTRA SKPD. 3

5 13. Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2008 tentang RPJP Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2013 tentang RPJM Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat No. 9 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyusunan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Barat 1.3. Sistematika Dokumen RENJA Rencana Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat dibagi menjadi 5 bab dan beberapa sub bab sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2016 BAB III TUJUAN DAN SASARAN RENJA BAB IV RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN BAB V PENUTUP 1.4. Maksud dan Tujuan Rencana Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat tahun 2018 disusun dengan maksud : 1. Penjabaran dari Renstra sekaligus memahami arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat. 2. Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh jajaran Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahun 2018 yang akan dibiayai dari APBD dan sumber pembiayaan APBN. 4

6 3. Menyediakan satu tolok ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja tahunan bagi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat. 4. Memudahkan seluruh jajaran aparatur dalam mencapai tujuan dengan cara menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur. 5. Memudahkan seluruh jajaran aparatur untuk memahami dan menilai arah kebijakan dan program serta kegiatan operasional tahun Adapun tujuan dari penyusunan RENCANA KERJA Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat tahun 2018 adalah : 1. Sebagai bahan rujukan / acuan dalam penyusunan anggaran Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat. 2. Sebagai bahan rujukan / acuan dalam penyusunan rencana kinerja/kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat. 3. Membangun partisipasi stakeholder Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat dalam perencanaan pembangunan. 4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas alokasi sumber daya yang dimiliki Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat. 5

7 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA TAHUN Evaluasi Indikator Makro (PDRB) Sektor Pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian nasional maupun regional. Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura memiliki aspek multi dimensional, tidak saja aspek ekonomi melainkan aspek sosial politik, bahkan pertahanan dan keamanan, pembangunan sub sektor Pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi yang pada dasarnya adalah upaya untuk meningkatkan kualitas, profesionalisme dan produktivitas tenaga kerja pertanian, sehingga dapat menghasilkan partisipasi aktif seluruh stake holder mengarah keberpihakan kepada petani guna mencapai sasaran peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. 6

8 Tabel 1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta Rupiah) Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 Kategori Uraian 2015* 2016** A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan , ,4 1. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa , ,5 a. Tanaman Pangan , ,3 b. Hortikultura , ,5 c. Perkebunan , ,9 d. Peternakan , e. Jasa Pertanian dan perburuan , ,2 2. Kehutanan dan Penebangan Kayu , ,9 3. Perikanan , ,0 B. Pertambangan dan Penggalian , ,1 C. Industri Pengolahan , ,6 D. Pengadaan Listrik, Gas , ,8 E. Pengadaan Air , ,3 F. Konstruksi , ,1 G. Perdagangan Besar dan Eceran dan Reparasi Mobil , ,6 H. Trasportasi dan pergudangan , ,5 I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , ,8 J. Informasi dan komunikasi , ,5 K. Jasa Keuangan , ,4 L. Real Estate , ,6 M,N Jasa Perusahaan , ,4 O Adminsitrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , ,7 P. Jasa Pendidikan , ,7 Q. Jasa kesehatan dan kegiatan sosial , ,6 R,S,T,U Jasa Lainnya , ,6 Produksi Domestik Regional Bruto , ,6 7

9 Dalam perekonomian Kalimantan Barat sektor pertanian adalah penggerak utama perekonomian daerah. Sektor ini menempati posisi pertama dalam pembentukan PDRB Tahun 2016 dengan menyumbang 20,22 % Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menempati posisi teratas dengan sumbangan pertama dengan kontribusi sebesar 20,22 %, yang diikuti dengan industri pengolahan (16,10%), Perdagangan Besar dan eceran, reparasi Mobil dan sepeda Motor ( 14,47 %), konstruksi ( 12,44 %), Adminsitrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial (6,95 %), Pertambangan dan penggalian (5,60%), Transportasi dan pergudangan (4,52 %), jasa pendidikan (4,21 %), Jasa keuangan ( 3,64 %),, Informasi dan komunikasi (3,42 %), Real Estate (3,01%), Penyediaan Akomodasi dan makanan minuman ( 2,37%), Jasa kesehatan dan kegiatan social (1,46 %), Jasa Lainnya (0,99 %), pengadaan listrik dan gas (0.09%), pengadaan air ( 0.11%) dan jasa perusahaan (0,46 %) Pada Kategori Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, sektor pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian sebagai penyumbang kontribusi terbesar yaitu sebesar 85,16 %, diikuti dengan Perikanan kontribusi sebesar 7,87 % dan Kehutanan dan Penebangan kayu sebesar 6,97 % Pada sektor Pertanian, Peternakan, Perburuan dan jasa pertanian, kontribusi sub sektor perkebunan sebesar 56,21 %, diikuti dengan sektor perternakan sebesar 21,08 %, Tanaman Pangan sebesar 19,41 %, Kontribusi 10,70% dan kontribusi jasa Pertanian dan perburuan sebesar 0,02 %. Dari data tersebut bisa di pahami peran penting Dinas pertanian Tanaman Pangan dan hortikultura sebagai salah satu salah satu penyumbang PDRB Provinsi Kalimantan Barat karena elemen tanaman bahan makanan yang terdiri dari tanaman pangan dan hortikultura memberikan sumbangan yang cukup besar bagi pembentukan PDRB sektor pertanian. Selain itu sektor 8

10 pertanian memiliki kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja paling besar di Provinsi Kalimantan Barat (60,30%) dibandingkan sektor lainnya. Oleh karena itu sektor pertanian masih menjadi penopang utama penggerak perekonomian daerah Evaluasi Indikator Kinerja Utama (IKU) Target Indikator kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat tahun tahun 2016 sesuai dengan TAPKIN dapat disajikan sebagai berikut : 9

11 Tabel 2 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI KALIMANTAN BARAT No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama (IKU) Target 1 Peningkatan produksi dan mutu produk tanaman pangan dan hortikultura I Tanaman Pangan A Produksi Tanaman Pangan Ton - Padi Ton - Jagung Ton - Kedelai Ton - Kacang Tanah Ton - Kacang Hijau Ton - Ubi Kayu Ton - Ubi Jalar Ton B Luas Panen Tanaman Pangan Ha - Padi Ha - Jagung Ha - Kedelai Ha - Kacang Tanah Ha - Kacang Hijau Ha - Ubi Kayu Ha - Ubi Jalar Ha C Produktivitas Tanaman Pangan - Padi Ku/Ha - Jagung Ku/Ha - Kedelai Ku/Ha - Kacang Tanah Ku/Ha - Kacang Hijau 8.00 Ku/Ha - Ubi Kayu Ku/Ha - Ubi Jalar Ku/Ha II Tanaman Hortikultura A Produksi Tanaman Hortikultura Ton - Tanaman Buah-buahan Ton - Tanaman Sayur-sayuran Ton - Tanaman Biofarmaka Ton - Tanaman Hias Kg/Tangkai Keterangan : Data sesuai dengan usulan rencana perubahan dokumen renstra tahun 2016 Program Anggaran Keterangan 1 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan 2 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana pertanian 4 Program Pengolahan dan Pemasaran hasil Pertanian APBN APBD APBN APBD APBN APBD APBD TOTAL

12 Selanjutnya target kinerja yang akan dicapai dalam Perjanjian Kinerja dirincikan lebih detail sesuai dengan indikator kinerja utama. Demikian pula indikator kinerja utama dan target telah disesuaikan mengacu pada perubahan rencana strategis. Perubahan indikator kinerja utama, target serta revisi anggaran pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 3 PERBANDINGAN TARGET DAN REALISASI KINERJA TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI KALIMANTAN BARAT No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama (IKU) Target Realisasi % 1 Peningkatan produksi I Tanaman Pangan dan mutu produk A Produksi Tanaman Pangan Ton Ton 81,35 tanaman pangan dan - Padi Ton Ton 84,66 hortikultura - Jagung Ton Ton 60,43 - Kedelai Ton Ton 60,03 - Kacang Tanah Ton 947 Ton 59,19 - Kacang Hijau Ton Ton 144,40 - Ubi Kayu Ton Ton 77,60 - Ubi Jalar Ton Ton 52,97 B Luas Panen Tanaman Pangan Ha Ha 95,40 - Padi Ha Ha 98,57 - Jagung Ha Ha 66,03 - Kedelai Ha Ha 64,69 - Kacang Tanah Ha 840 Ha 57,73 - Kacang Hijau Ha Ha 152,32 - Ubi Kayu Ha Ha 89,31 - Ubi Jalar Ha Ha 54,52 C Produktivitas Tanaman Pangan 371,73 Ku/Ha 344,29 Ku/Ha 92,62 - Padi 32,00 Ku/Ha 27,48 Ku/Ha 85,88 - Jagung 40,00 Ku/Ha 36,61 Ku/Ha 91,53 - Kedelai 15,49 Ku/Ha 14,36 Ku/Ha 92,70 - Kacang Tanah 11,00 Ku/Ha 11,27 Ku/Ha 102,45 - Kacang Hijau 8,00 Ku/Ha 7,58 Ku/Ha 94,75 - Ubi Kayu 180,02 Ku/Ha 164,23 Ku/Ha 91,23 - Ubi Jalar 85,22 Ku/Ha 82,76 Ku/Ha 97,11 II Tanaman Hortikultura A Produksi Tanaman Hortikultura Ton Ton 51,33 - Tanaman Buah-buahan Ton Ton 87,34 - Tanaman Sayur-sayuran Ton Ton 79,96 - Tanaman Biofarmaka Ton Ton 93,74 - Tanaman Hias Kg/Tangka i/pohon Kg/Tangka i/pohon 35,66 11

13 2.3 Evaluasi dan Analisis Pencapaian Indikator Kinerja Perolehan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sasaran selama tahun 2016 cukup variatif. Berikut ini perolehan capaian IKU tahun 2016 beserta penjelasan, evaluasi dan analisisnya : a. Capaian Produktivitas Grafik 1 : Capaian Produktivitas Pencapaian Indikator Kinerja Pajale 40,00 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 - Padi Jagung Kedelai Target Realisasi Tingkat capaian produktivitas padi dengan target 32,00 Ku/Ha, berdasarkan Angka Sementera (ASEM) tahun 2016 terealisasi sebesar 27,48 Ku/ /Ha atau 85,88 % dari target. Tingkat capaian produktivitas jagung dengan target 40,00 Ku/Ha, berdasarkan Angka Semetara (ASEM) tahun 2016 terealisasi sebesar 36,61 Ku/Ha atau 91,53 % 12

14 Grafik 2 : Capaian Produktivitas Pencapaian Indikator Kinerja Akabi 200,00 150,00 100,00 50,00 - Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Target Realisasi Tingkat capaian produktivitas kedelai dengan target 15,49 Ku/Ha, berdasarkan Angka Sementaraa (ASEM) Tahun 2016 terealisasi sebesar 14,36 Ku/Ha atau 92,70 %. Tingkat capaian produktivitas kacang tanah dengan target 11,00 Ku/Ha, berdasarkan Angka Sementera (ASEM) Tahun 2016 terealisasi sebesar 11,27 Ku/Ha atau terjadi peningkatan produksi sebesar 4,45%. Tingkat capaian produktivitas kacang hijau dengan target 8,000 Ku/Ha, berdasarkan Angka Sementaraa (ASEM) Tahun 2016 terealisasi sebesar 7,58 Ku/Ha atau 94,75 %. Tingkat capaian produktivitas ubi kayu dengan target 180,02 Ku/Ha, berdasarkan Angka Sementaraa (ASEM) Tahun 2016 terealisasi sebesar 164,23 Ku/Ha atau 91,23 %. Tingkat capaian produktivitas ubi jalar dengan target 85,222 Ku/Ha, berdasarkan Angka Sementaraa (ASEM) Tahun 2016 terealisasi sebesar 82,76 Ku/Ha atau 97,11 %. Secara keseluruhan produktivitas tanaman pangan berdasarkan Angka Sementara (ASEM) Tahun 2016 dari tujuh komoditi realisasi pencapaiannya bila dibandingkan dengan target sebesar 92,62 %, adapun komoditi yang melebihi target yaitu Kacang Tanah. 13

15 b. Capaian Luas Panen Grafik 3: Capaian Luas Panen Pajale Tahun Target Realisasi Padi Jagung Kedelai Tingkat capaian luas panen padi dengan target Ha, berdasarkan Angka Sementara (ASEM) Tahun 2016 terealisasi sebesar Ha atau 98,57 %. Tingkat capaian luas panen jagung dengan target Ha, berdasarkan Angka Sementara (ASEM) Tahun 2016 terealisasi sebesar Ha atau % dari target. Grafik 4: Capaian Luas Panen Akabi tahun Target Realisasi Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar 14

16 Tingkat capaian luas panen kedelai dengan target Ha, berdasarkan Angka Sementara (ASEM) Tahun 2016 terealisasi sebesar Ha atau 64,69 %. Tingkat capaian luas panen kacang tanah dengan target Ha, berdasarkan Angka Sementaraa (ASEM) Tahun 2016 terealisasi sebesar 840 Ha atau 57,73 %. Tingkat capaian luas panen kacang hijau dengan target Ha, berdasarkan Angka Sementaraa (ASEM) terealisasi sebesar Ha atau 152,32 %. Tingkat capaian luas panen ubi kayu dengan target Ha, berdasarkan Angka Sementara (ASEM) Tahun 2016 terealisasi sebesar Ha atau 89,31 %. Tingkat capaian luas panen ubi jalar dengan target Ha, berdasarkan Angka Sementara (ASEM) Tahun 2016 terealisasi sebesar Ha atau 54,52 %. Berdasarkan tabel dan grafik di atas, capaian luas panen pada tujuh komoditi secara keseluruhan belum bisa mencapai target yang ditetapkan, dimana rata-rata baru mencapai 95,40 %. Capaian luas panen yang bisa dan melebihi target yaitu komoditi Kacang hijau sebesar 157,73 %, sedangkan capaian luas panen yang paling rendah ada pada komoditi Ubi jalar hanya sebesar 54,52 % dari target. C. Capaian Produksi Tanaman Pangan Grafik 5: Capaian Produksi Padi, Jagung dan Kedelai (PAJALE) Padi Jagung Kedelai Target Realisasi 15

17 Tingkat capaian produksi padi dengan target Ton GKG, berdasarkan Angka Sementaraa (ASEM) Tahun 2016 terealisasi sebesar ton GKG atau 84,66 % dari target. Tingkat capaian produksi jagung dengan target ton pipilan kering, berdasarkan Angka Sementara (ASEM) Tahun 2016 terealisasi sebesar ton pipilan kering, atau 60,43 %. Grafik 6: Capaian Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar Target Realisasi Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Tingkat capaian produksi kedelai dengan target ton, berdasarkan Angka Sementara (ASEM) Tahun 2016 terealisasi sebesar ton atau 60,03 %. Tingkat capaian produksi kacang tanah dengan target ton, berdasarkan Angka Sementaraa (ASEM) Tahun 2016 terealisasi sebesar 947 ton atau 59,19 % dari target. Tingkat capaian produksi kacang hijau dengan target ton, berdasarkan Angka Sementara (ASEM) Tahun 2016 terealisasi sebesar ton atau 144,40% (melebihi Target sebesar 44,40 %) Tingkat capaian produksi ubi kayu dengan target ton, berdasarkan Angka Sementara (ASEM) Tahun 2016 terealisasi sebesar ton atau 77,60 %. 16

18 Tingkat capaian produksi ubi jalar dengan target ton, berdasarkan Angka Sementara (ASEM) Tahun 2016 terealisasi sebesar ton atau 52,97 %. Berdasarkan hasil evaluasi capaian kinerja untuk produksi komoditi tanaman pangan rata-rata capaian kinerja baru mencapai 81,35 %. Hanya ada 1 (satu) komoditi yang bisa dan melebihi dari target yaitu kacang hijau sebesar 144,40 % sedangkan capaian produksi tanaman pangan yang paling rendah yaitu komoditi ubi Kayu sebesar 52,97 % dari target. Capaian produksi tanaman pangan dipengaruhi oleh luas panen dan produktivitas. Sementara itu luas panen dipengaruhi banyak hal diantaranya seperti luas tanam, penggunaan sarana produksi, sistem budidaya dan pengendalian hama penyakit. Produktivitas atau produksi per Ha dari luasan tiap komoditi akan menjadi lebih optimal apabila penerapan teknologi usaha tani terutama pemupukan menggunakan sesuai dosis anjuran. Namun sebagian petani masih belum menerapkan sistem pemupukan berimbang baik dari jenis maupun jumlahnya. Beberapa program utama /kegiatan yang menunjang keberhasilan dan berpengaruh terhadap capaian kinerja yang dilaksanakan pada tahun 2015 terdiri dari: 1. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan 2. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan 3. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian 4. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian. Capaian produksi tanaman pangan dipengaruhi oleh luas panen dan produktivitas. Sementara itu luas panen dipengaruhi banyak hal baik faktor internal maupun eksternal diantaranya seperti luas tanam, penggunaan sarana produksi, iklim, sistem budidaya dan pengendalian hama penyakit. Produktivitas atau produksi per hektar dari luasan tiap komoditi akan menjadi lebih optimal apabila penerapan teknologi usaha tani terutama pemupukan menggunakan sesuai dosis anjuran. Beberapa program utama /kegiatan yang menunjang keberhasilan dan berpengaruh terhadap capaian kinerja produksi tanaman pangan maupun hortikultura yang dilaksanakan pada tahun 2016 terdiri dari: 17

19 5. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan 6. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan 7. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian 8. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian. Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan kinerja untuk tanaman pangan dilaksanakan melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi. Intensifikasi bertujuan meningkatkan produktivitas melalui adopsi teknologi oleh petani serta penggunaan sarana produksi sesuai dengan rekomendasi dan spesifik lokasi. Ekstensifikasi bertujuan untuk peningkatan luas tanam dan luas panen melalui pencetakan sawah, peningkatan Indek Pertanaman (IP). Untuk mendukung kegiatan tersebut dalam rangka pemberdayaan petani serta mengurangi beban dalam penyediaan sarana produksi, Pemerintah melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikutura Provinsi Kalimantan Barat telah memfasilitasi bantuan kepada petani berupa benih, pupuk dan obat-obatan serta peralatan pertanian. Kinerja produksi tanaman pangan didukung oleh beberapa kegiatan diantaranya pemantapan Sentra Padi (Food Estate), promosi teknologi budidaya (hazton), peningkatan sarana dan prasarana pertanian (sarana budidaya), perluasan arel tanam dan pengelolaan lahan & air, serta pengembangan alsintan center dan beberapa kegiatan pelatihan yang menunjang peningkatan kapasitas sumberdaya manusia (petani dan petugas) baik kemampuan petani dalam segi budidaya pra-panen maupun pascapanen serta pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Selain kegiatan yang dilaksanakan di Dinas, upaya pencapaian kinerja produksi tanaman pangan juga didukung oleh UPT yang berada di lingkup. Berdasarkan Angka Sementara, capaian kinerja tanaman pangan secara rata-rata baik produksi, luas panen maupun produktivitas masih di bawah target yang ditetapkan, masingmasing berturut-turut mencapai 81,35 % (produksi), 95,40 % (luas panen) dan 92,62 % (produktivitas). Secara umum faktor teknis yang mempengaruhi ketiga indikator ini saling berkaitan. Luas panen dan produktivitas yang rendah disebabkan oleh kurangnya aplikasi teknologi budidaya dan penggunaan varietas yang kurang sesuai. Selain itu, masih besarnya 18

20 kehilangan hasil setelah panen dan produktivitas yang rendah menyebabkan angka produksi secara keseluruhan. Komoditi strategis tanaman pangan adalah padi, jagung dan kedelai (pajale). Capaian kinerja padi baik produksi, luas panen maupun produktivitasnya jika dibandingkan dengan target berturut-turut adalah 98,57%, 66,03%, dan 64,69 %. Capaian kinerja luas panen sebesar 95,40% dari yang ditetapkan. Peningkatan luas panen disebabkan oleh karena adanya carry over tahun Namun tidak diikuti oleh produktivitas, dimana dari target produktivitas padi,27,48 ku/ha, Kinerja produksi padi tahun 2016 belum bisa memenuhi target disebabkan oleh beberapa hal diantaranya: 1. Sebagian kegiatan pengembangan padi teknologi hazton di beberapa kabupaten dilaksanakan pada masa tanam 2016/2017 sehingga panen areal tanam tersebut akan berlangsung pada tahun 2017 (carry over). Mundurnya jadwal tanam ini disebabkan adanya anomali iklim yaitu terjadi kemarau pada periode Mei-Juli 2016 serta adanya keterlambatan penyaluran benih dan paket saprodi hazton di beberapa kabupaten. Keterlambatan penyaluran benih dan paket saprodi teknologi padi hazton disebabkan sebagian besar benih harus didatangkan dari luar kalbar, demikian pula paket saprodi teknologi padi hazton seluruhnya harus didatangkan dari Pulau Jawa. Selain itu, produktivitas padi belum memenuhi target dikarenakan penyaluran saprodi teknologi padi hazton, dilakukan saat pertanaman hampir panen, padahal saprodi tersebut (biogreen, monokalsium pospat dan KNO3) berdasarkan SOP digunakan sebelum tanam dan di saat pertanaman pada fase vegetative seperti. 2. Pengembangan padi organik dari alokasi 160 ha di 8 kab hanya terealisasi 80 ha (50.0%) di 4 kabupaten karena penghematan anggaran. 3. Realisasi pelaksanaan kegiatan pengembangan padi hazton tahun 2016 tidak bisa mencapai 100%. Alokasi semula seluas ha di 14 kab/kota hanya terealisasi seluas ha (71.35%) di 12 kab/kota yang disebabkan oleh ketidaksanggupan 2 kabupaten yaitu Kabupaten Kubu Raya dan Kayong Utara untuk merealisasikan kegiatan tersebut. Ketidaksanggupan dikarenakan kelompok tani belum siap baik secara administrasi maupun di lapangan. 4. Turunnya produktivitas juga disebabkan karena adanya serangan organisme pengganggu tanaman yaitu tikus, penggerek batang, siput murbey (keong mas) yang 19

21 mengakibatkan gangguan pertumbuhan tanaman, sehingga tidak dapat berproduksi secara optimal. Selain itu adanya bencana alam kekeringan pada Bulan Mei-Juli 2016 sehingga pertumbuhan dan produksi tidak optimal, serta banjir pada Bulan Nopember 2016 yang berakibat kerusakan bahkan puso di beberapa kabupaten. 5. Pengembangan padi dengan sistem Jarwo seluas ha di 13 kab/kota dapat terealisasi 100% mengingat paket bantuan hanya berupa benih saja, namun sebagian besar areal kegiatan merealisasikan penanaman pada MT 2016/2017 sehingga akan menjadi carry over tahun 2017 akibat keterlambatan penyaluran benih oleh PT. Pertani maupun PT. SHS Sementara itu, dukungan bantuan sarana produksi untuk peningkatan capaian kinerja tanaman pangan diantaranya adalah bantuan pupuk, terdiri dari : pupuk organik, pupuk organik cair, pupuk organik hayat, pupuk organik hayati tablet, decomposer/probiotik hayati, dan pengatur tumbuh hayati (blister). Bantuan Obat-obatan, terdiri dari herbisida, insektisida, pestisida hayati, fungisida, dan rodhentisida yang dilaksanakan di 14 kabupaten/kota. Komoditi jagung merupakan komoditi tanaman pangan strategis nasional kedua setelah padi. Capaian kinerja komoditi jagung tahun 2016 masih jauh dari target yang ditetapkan. Berdasarkan ASEM Tahun 2016, realisasi kinerja produksi jagung dari target ton hanya terealisasi sebesar ton (60,43%), luas panen dari ha hanya terealisasi ha (66,03 %) dan produktivitas dengan target ku/ha terealisasi sebesar 36,61 ku/ha (91,53%). Dalam upaya peningkatan kinerja komoditi jagung telah dilakukan pemberian bantuan berupa prasarana dan sarana usaha pertanian jagung untuk 3 kabupaten (Landak, Bengkayang, Mempawah) diantaranya berupa pupuk NPK, pupuk organik, pupuk organik cair dan dekomposer/pembenah tanah. Upaya lainnya yaitu kegiatan pengembangan jagung hibrida seluas 8000 ha dan pengembangan jagung di lahan khusus seluas ha. Namun upaya tersebut belum mampu memberikan kontribusi capaian kinerja komoditi jagung secara menyeluruh. Hal ini disebabkan pengembangan jagung hibrida dari alokasi semula seluas 8000 ha hanya tersealisasi seluas (59.38%) akibat pemangkasan anggaran. Sedangkan pengembangan jagung lahan khusus dari alokasi semula ha, hanya bisa direalisasikan seluas ha (62.4%) akibat perubahan kebijakan pemangkasan dari anggaran dari pemerintah pusat. Di lain pihak makin berkurangnya luas panen di sentra kawasan jagung disebabkan oleh alih fungsi lahan 20

22 menjadi lahan perkebunan kelapa sawit atau karena petani lebih tertarik untuk menanam komoditi lain seperti sayur-sayuran. Capaian kinerja komoditi kedelai tahun 2016 dari target produksi sebesar ton, berdasarkan ASEM Tahun 2016 hanya tercapai ton (60,03 %), luas Panen dengan target ha terealisasi sebesar ha (64,69 %), dan produktivitas dari ku/ha terealisasi 14,36 ku/ha. Upaya untuk dapat mencapai target kinerja telah direncanakan melalui kegiatan peningkatan produksi kedelai berupa intensifikasi dan PIP kedelai seluas ha. Namun realisasi pelaksanaan kegiatan hanya mencapai 800 ha Kab Landak dan jadwal tanam mundur sehingga produksi akan menjadi carry over. Kegiatan lain yang direncanakan untuk mendukung capaian kinerja yaitu bantuan fasilitasi Intensifikasi kedelai di Kabupaten Mempawah seluas 150 ha, namun dari ASEM tahun 2016 realisasi luas panen di Kabupaten Mempawah hanya mencapai 87 ha. Permasalahan yang menjadi kendala pencapaian kinerja kedelai diantaranya yaitu sentra produksi kedelai di Kalbar masih terbatas pada kabupaten Sambas dan penanaman masih terbatas hanya pada bulan Januari Maret dalam tiap tahun. Sementara itu pengembangan kedelai di wilayah non sentra relative dalam skala kecil dan terkendala pada pemasaran hasil. Di sisi lain motivasi petani untuk menggembangkan kedelai di wilayah sentra produksi makin menurun disebabkan harga yang menurut petani kurang menguntungkan, bahkan sebagian petani di Kabupaten Sambas ada yang beralih ke komoditi kacang hijau. Sementara itu, kegiatan terkait capaian kinerja tanaman pangan selain komoditi Pajale (Padi, Jagung, Kedelai) tidak ada kegiatan yang secara spesifik dilakukan sehingga capaian kinerja cenderung merupakan murni hasil kegiatan produksi petani secara umum. Namun ada upaya kegiatan yang dilakukan yaitu pengembangan kawasan untuk komoditi ubi kayu, kacang tanah, kacang hijau dan ubi jalar. Untuk peningkatan produksi kacang-kacangan dan umbi-umbian dilaksanakan melalui berbagai demplot untuk masing-masing komoditi dengan luas bervariasi antara 2 sampai 5 ha. Pada demplot tersebut diberikan berbagai bantuan diantaranya benih, pupuk dan bahan kimia (herbisida, fungisida, dan insektisida) serta dekomposer / pembenah tanah dan dolomit. Dengan adanya demplot diharapkan memberikan motivasi bagi petani agar secara mandiri tertarik untuk melakukan kegiatan budidaya tanaman pangan. Pelaksanaan demplot diharapkan dapat meningkatkan produktivitas umbi-umbian dan kacang-kacangan melalui penerapan teknologi, dukungan saprodi, bertambahnya areal tanam, meningkatnya pengetahuan petani terhadap varietas- 21

23 varietas unggul komoditas kacang kacangan dan umbi-umbian serta meningkatnya wawasan petani dalam menerapkan teknologi usaha tani kacang-kacangan dan umbi-umbian. Namun kegiatan demplot yang dilaksanakan belum mampu berkontribusi maksimal untuk pencapaian target kinerja terutama untuk produksi komoditi kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar dimana rata-rata produksi dari ketiga komoditi tersebut pada tahun 2016 masih di bawah 80% dari target yang ditetapkan. Secara teknis, upaya peningkatan produksi tanaman pangan komoditi kacang-kacangan dan umbi-umbian tidak memiliki kendala yang berarti. Permasalahan yang muncul sering disebabkan masalah klasik pendanaan terkait revisi dan masalah nonteknis seperti sumberdaya manusia serta penentuan calon petani calon lokasi pelaksanaan kegiatan. Selain kegiatan di lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam upaya pencapaian kinerja peningkatan produksi tanaman pangan juga didukung oleh kegiatan dari UPT. UPT perbenihan yaitu UPBTPH (Unit Pengembangan Benih TPH) dan UPSBTPH (Unit Pengawasan dan Sertifikasi Benih TPH). UPBTPH memiliki tugas pokok fungsi terkait penyediaan benih tanaman pangan. Kegiatan pendukung capaian kinerja berupa perbanyakan benih padi, dan palawija, pendampingan/pembinaan kelompok penangkar serta demonstrasi benih unggul tanaman pangan. Sementara itu, UPSBTPH mendukung pencapaian kinerja tanaman pangan melalui kegiatan pelayanan sertifikasi dan pelabelan, pengawasan peredaran benih, pengujian laboratorium, pemurnian varietas lokal unggul, dan demplot varietas unggul bersertifikat. Dengan adanya dukungan dari UPT perbenihan diharapkan sinergi yang positif dan terpadu dalam upaya pencapaian produksi baik tanaman padi, jagung, maupun kedelai karena telah menggunakan benih-benih yang jelas asal-usulnya, dimana pengawasan dan produksi benih dilakukan oleh petugas-petugas yang berwenang. Dalam upaya mencegah kegagalan panen dan mengurangi resiko kehilangan hasil terkait serangan organisme pengganggu tanaman dan perubahan iklim telah dilakukan berbagai kegiatan dibawah komando Unit Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPTPH). Kegiatan yang dilakukan meliputi pemantauan, pengamatan dan peramalan OPT, Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu dan Pemberdayaan Brigade Proteksi Tanaman Pangan. Pemantauan, pengamatan dan peramalan OPT dilakukan sebagai tindakan awal, untuk mencegah kegagalan produksi serta sebagai upaya mengamankan produksi guna pencapaian kinerja. Kegiatan-kegiatan dari UPT lingkup dinas memberikan 22

24 kontribusi dalam upaya pencapaian kinerja Dinas secara keseluruhan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan lain untuk mencapai target kinerja tahun 2016 melalui pengelolaan air di tingkat usaha tani untuk tanaman pangan dan hortikultura seluas 100 ha serta perluasan areal tanam dan pengelolaan lahan berupa pembangunan jalan usaha tani sepanjang total 7,5 km. Namun kegiatan ini belum berkontribusi dalam capaian kinerja disebabkan pelaksanaan kegiatan terlambat, sehingga belum mampu meningkatkan luas panen dan produksi tanaman pangan dan hortikultura. Selain itu kegiatan-kegiatan terkait bantuan sosial seperti alat pertanian, pupuk, benih, sarana gudang dan lainnya dimungkinkan belum dapat berfungsi secara maksimal mendukung pencapaian kinerja. Upaya peningkatan produksi tanaman pangan secara berlanjut akan terus diupayakan secara optimal dengan dukungan Program dan Kegiatan yang bersumber dari dana APBD dan APBN. 23

25 Dalam rangka mencapai target kinerja hortikultura tahun 2016, telah dilaksanakan berbagai program dan kegiatan diantaranya pengembangan kawasan hortikultura dengan target seluas 125 ha, pengutuhan hortikultura park dengan target seluas 50 ha, fasilitasi bantuan kepada petani jeruk seluas 50 ha. Untuk sayuran, peningkatan produksi melalui pengembangan kawasan bawang merah dan cabai masing-masing seluas 1 ha, kawasan sayuran lainnya seluas 20 ha, fasilitasi bantuan ke kawasan aneka cabai seluas 450 ha di 14 kab/kota. Kegiatan lainnyaa seperti penerapan GAP/SOP sebanyak 12 kelompok, promosi dan pameran produk hortikultura, demonstrasi media pot sebanyak pot cabai merah, cabe rawit, dan bawang merah. Namun dari beberapa kegiatan tersebut secara fisik belum dapat terealisasi 100% sehingga belum mampu berkontribusi terhadap capaian produksi hortikultura secara keseluruhan. Selain kegiatan utama yanng dilaksanakann di Dinas Pertanian, dukungan terkait perbenihan hortikultura dilaksanakan oleh Unit Pembenihan Induk TPH Anjongan melalui berbagai kegiatan seperti pengembangan tanaman secara kultur jaringan, pemeliharaan Pohon Induk tanaman hias dan buah-buahan, serta fasilitasi peningkatan teknis teknologi pembenihan. c. Capaian Produksi Tanaman Hortikultura Grafik 7: Capaian Produksi Tanaman Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat Tahun Target Realisasi 24

26 Tingkat capaian produksi buah-buahan dengan target tahun ton, berdasarkan Rekap Statistik Pertanian Hortikultura (Estimasi) tahun 2016 terealisasi sebesar ton atau 87,34 % dari target. Tingkat capaian produksi sayur-sayuran dengan target Tahun 2016 adalah ton, berdasarkan Rekap Statistik Pertanian Hortikultura (Estimasi) tahun 2016 terealisasi sebesar ton atau sebesar 79,96 % dari target. Tingkat capaian produksi Tanaman Hias dengan target Kg/tangkai/pohon, berdasarkan Rekap Statistik Pertanian Hortikultura (Estimasi) tahun 2016 terealisasi sebanyak Kg/tangkai/pohon atau 35,66 % dari target. Tingkat capaian produksi Tanaman Biofarmaka dengan target Ton, berdasarkan Rekap Statistik Pertanian Hortikultura (Estimasi) tahun 2016 terealisasi sebesar Ton atau sekitar 93,74 % dari target. Capaian kinerja produksi tanaman hortikultura tahun 2016 secara keseluruhan bila dibandingkan dengan target adalah 35,66 %. Sedangkan penurunan produksi hortikultura disebabkan antara lain karena kebanyakan petani hortikultura bersifat orientasi pasar, jika harga komoditas itu turun maka motivasi petani untuk menanam komoditas tersebut tidak ada atau tanaman tidak dipelihara secara intensif. Selain itu karena adanya penurunan luasan tanam di kabupaten/kota yang menjadi sentra penanaman komoditas diatas sehingga mempengaruhi pada penurunan luas panen. Di sisi lain, karena pengaruh iklim yang kurang mendukung dan adanya serangan hama dan penyakit Untuk komoditi buah-buahan, capaian kinerja produksi tahun 2016 hanya terealisasi sebesar 49.43% dari target yang ditetapkan. Penurunan produksi buah-buahan disebabkan antara lain menurunnya produktivitas karena pertanaman tidak dibudidayakan secara intensif. Petani lebih fokus pada tanaman pangan (Pajale), tanaman buah hanya sebagai tanaman sela. Tanaman rambuatan di kabupaten sentral (Sambas dan Kubu Raya) sudah banyak yang kurang produktif tanpa ada peremajaan, selain itu banyak tanaman yang sudah tua sehingga di tebang dan digantikan dengan komoditas lainnya dan belum berproduksi. Untuk buah jeruk, di kabupaten sentral (Sambas) terjadi alih fungsi lahan ke komoditi Pajale, eradikasi tanaman yang sudah tidak produktif, masih kurang budidaya intensif dalam hal 25

27 pemupukan dan adanya serangan penyakit. Selain itu adanya kegagalan berbunga karena cuaca yang tidak mendukung. Capaian kinerja produksi tanaman sayuran tahun 2016 berdasarkan Angka Sementara hanya terealisasi sebesar 57.88% dari target yang ditetapkan. Penurunan produksi sayursayuran disebabkan antara lain karena kebanyakan petani hortikultura sayuran bersifat orientasi pasar, jika harga komoditas itu turun maka motivasi petani untuk menanam komoditas tersebut tidak ada atau tanaman tidak dipelihara secara intensif. Selain itu karena adanya penurunan luasan tanam di kabupaten/kota yang menjadi sentra penanaman komoditas diatas sehingga mempengaruhi pada penurunan luas panen. Pada komoditi cabe terjadi penurunan produksi karena tanaman yang ada sudah tidak produktif, sedangkan tanaman baru belum berproduksi serta pelaksanaan kegiatan tanam cabe dilaksanakan pada triwulan akhir sehingga akan menjadi carry over tahun Di sisi lain, karena pengaruh iklim yang kurang mendukung (adanya kekeringan) dan adanya serangan hama dan penyakit seperti pada tanaman buncis di Kabupaten Bengkayang sehingga petani membongkar tanaman tersebut. Capaian kinerja produksi hortikultura juga didukung melalui kegiatan sosialisasi /pertemuan /pelatihan /magang yang bertujuan memberikan berbagai informasi terkait perkembangan teknologi terbaru mengenai budidaya tanaman bagi pelaku usaha dan petugas teknis khususnya dibeberapa Kabupaten/Kota yang menjadi sentra pengembangan tanaman hortikultura. Demikian pula untuk memperkenalkan produk-produk pertanian dilaksanakan kegiatan promosi-promosi, sehingga produk yang dihasilkan dapat dikenal dengan cepat oleh konsumen atau investor yang ingin menanamkan modalnya di bidang pertanian. Kegiatan-kegiatan dilaksanakan dalam upaya membantu capaian kinerja produksi tanaman hortikultura. 26

28 2.4 Perbandingan realisasi dan capaian kinerja tahun 2016 dibandingkan dengan capaian kinerja tahun berikut: Perbandingan capaian kinerja tahun 2015 dan tahun 2016 dapat dilihat pada tabel Tabel 4 PERBANDINGAN REALISASI KINERJA TAHUN DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI KALIMANTAN BARAT No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama (IKU) % 1 Peningkatan I Tanaman Pangan produksi dan A Produksi Tanaman Pangan Ton Ton 105,21 mutu produk - Padi Ton Ton 106,84 tanaman pangan - Jagung Ton Ton 109,51 dan hortikultura - Kedelai Ton Ton 79,67 - Kacang Tanah 945 Ton 947 Ton 100,21 - Kacang Hijau Ton Ton 131,03 - Ubi Kayu Ton Ton 93,95 - Ubi Jalar Ton Ton 69,85 B Luas Panen Tanaman Pangan Ha Ha 112,51 - Padi Ha Ha 114,28 - Jagung Ha Ha 97,44 - Kedelai Ha Ha 88,77 - Kacang Tanah 841 Ha 840 Ha 99,88 - Kacang Hijau Ha Ha 130,23 - Ubi Kayu Ha Ha 93,52 - Ubi Jalar Ha Ha 74,96 C Produktivitas Tanaman Pangan 349,09 Ku/Ha 344,29 Ku/Ha 98,62 - Padi 29,40 Ku/Ha 27,48 Ku/Ha 93,47 - Jagung 32,57 Ku/Ha 36,61 Ku/Ha 112,40 - Kedelai 16,01 Ku/Ha 14,36 Ku/Ha 89,69 - Kacang Tanah 11,24 Ku/Ha 11,27 Ku/Ha 100,27 - Kacang Hijau 7,54 Ku/Ha 7,58 Ku/Ha 100,53 - Ubi Kayu 163,49 Ku/Ha 164,23 Ku/Ha 100,45 - Ubi Jalar 88,84 Ku/Ha 82,76 Ku/Ha 93,16 II Tanaman Hortikultura A Produksi Tanaman Hortikultura Ton Ton 57,02 - Tanaman Buah-buahan Ton Ton 53,22 - Tanaman Sayur-sayuran Ton Ton 79,76 - Tanaman Biofarmaka Ton Ton 64,04 - Tanaman Hias Kg/Tangka i/ pohon Kg/Tangka i/ pohon 58,32 Sumber: Rekap SP Hortikultura 2016 (Estimasi) dan Angka Tetap 2014, dan ASEM Pangan Tahun

29 2.4.1 Tanaman Pangan Grafik 8 : perbandingan Produksi Tanaman Pangan Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar a. Padi Berdasarkan ASEM 2016 produksi padi sebesar Ton GKG. Jika dibandingkan dengan ATAP 2015 yaitu Ton GKG, produksi ASEM 2016 meningkat sebesar Ton GKG (6,84%). Meningkatnya produksi padi ASEM 2016 disebabkan terjadinya peningkatan luas panen sebesar Ha (14,28%) walaupun terjadi penurunan provitas sebesar 1,91Ku/Ha (-6,51%). Berdasarkan ASEM 2016 terhadap ATAP 2015 daerah yang mengalami peningkatan produksi padi terbesar adalah kab. Sanggau sebesar Ton GKG yang diakibatkan peningkatan luas panen sebesar Ha walaupun provitas menurun sebesar 6,45 Ku/Ha, kab. Ketapang sebesar Ton GKG yang diakibatkan peningkatan luas panen sebesar Ha serta peningkatan provitas sebesar 0,17 Ku/Ha, kab. Kapuas Hulu sebesar Ton GKG yang diakibatkan peningkatan luas panen sebesar Ha serta peningkatan provitas sebesar 1,91 Ku/Ha. Sedangkan daerah yang mengalami penurunan adalah kab. Kubu Raya sebesar Ton GKG yang diakibatkan penurunan luas panen sebesar Ha walaupun provitas meningkat sebesar 0,22 Ku/Ha, kab. Landak sebesar Ton GKG yang diakibatkan penurunan provitas 9,66 Ku/Ha walaupun luas panen meningkat sebesar Ha, kab. Sambas sebesar Ton GKG yang diakibatkan penurunan provitas sebesar 0,72 Ku/Ha walaupun luas panen meningkat 28

30 sebesar Ha dan kab.melawi sebesar 463 Ton GKGyang diakibatkan penurunan luas panen 309 Ha walaupun provitas meningkat sebesar 0,15 Ku/Ha. b. Jagung Berdasarkan ASEM 2016 produksi jagung sebesar Ton PK. Jika dibandingkan dengan ATAP 2015 yaitu Ton PK, produksi ASEM 2016 meningkat sebesar Ton PK (9,51%). Meningkatnya produksi jagung ASEM 2016 disebabkan terjadinya peningkatan provitas sebesar 4,03 Ku/Ha (12,39%) walaupun terjadi penurunan luas panen seluas 816 Ha (-2,56%). Berdasarkan ASEM 2016 terhadap ATAP 2015 daerah yang mengalami peningkatan produksi jagung terbesar adalah kab. Bengkayang sebesar Ton BKyang diakibatkan peningkatan luas panen sebesar 559 Ha serta peningkatan provitas sebesar 3,11 Ku/Ha dan kab. Landak sebesar Ton GKG yang diakibatkan peningkatan provitas sebesar 14,69 Ku/Ha walaupun luas panen menurun sebesar 607 Ha. Sedangkan daerah yang mengalami penurunan produksi terbesar adalah kab. Kubu Raya sebesar Ton GKG yang diakibatkan penurunan luas panen seluas Ha serta penurunan provitas sebesar 0,27 Ku/Ha dan kab. Mempawah sebesar 693 Ton GKG yang diakibatkan penurunan luas panen sebesar 139 Ha serta penurunan provitas sebesar 6,17 Ku/Ha. C. Kedelai Berdasarkan ASEM 2016 produksi kedelai sebesar Ton BK. Jika dibandingkan dengan ATAP 2015 yaitu Ton BK, produksi ASEM 2016 menurun sebesar 536 Ton BK (-20,32%). Menurunnya produksi kedelai ASEM 2016 disebabkan terjadinya penurunan luas panen seluas 184Ha (-11,18%) dan penurunan provitas sebesar 1,65 Ku/Ha (- 10,30%). Berdasarkan ASEM 2016 terhadap ATAP 2015 daerah yang mengalami penurunan produksi terbesar adalah kab. Sambas sebesar 480 Ton BK yang diakibatkan penurunan luas panen sebesar 260 Ha dan kab. Bengkayang sebesar 470 Ton BK yang diakibatkan penurunan luas panen sebesar 376 Ha serta penurunan provitas sebesar 1,06 Ku/Ha. Sedangkan daerah yang mengalami peningkatan produksi terbesar adalah kab. Landak sebesar 195 Ton BK yang 29

31 diakibatkan peningkatan luas panen sebesar 260 Ha walaupun provitas menurun sebesar 2,37 Ku/Ha dan kab. Ketapang sebesar 80 Ton BK yang diakibatkan peningkatan luas panen sebesar 64 Ha serta peningkatan provitas sebesar 0,88 Ku/Ha. D. Kacang Tanah Berdasarkan ASEM 2016produksi kacang tanah sebesar 947Ton BK. Jika dibandingkan dengan ATAP 2015 yaitu 945 Ton BK, produksi ASEM 2016 meningkat sebesar 2 Ton BK (0,16%). Meningkatnya produksi kacang tanah ASEM 2016 disebabkan terjadinya peningkatan provitas sebesar0,03ku/ha (0,23%) walaupun terjadi penurunan luas panen sebesar 1 Ha (-0,07%). E. Kacang Hijau Berdasarkan ASEM 2016produksi kacang hijau sebesar 1.442Ton BK. Jika dibandingkan dengan ATAP 2015 yaitu Ton BK, produksi ASEM 2016 meningkat sebesar 340 Ton BK (30,90%). Meningkatnya produksi kacang hijau ASEM 2016 disebabkan terjadinya peningkatan luas panen seluas 443Ha (30,29%) dan peningkatan produktivitas sebesar 0,04 Ku/Ha (0,47%). Peningkatan produktivitas kacang hijau disebabkan penggunaan pupuk dan permeliharaan karena harga yang menguntungkan petani. F. Ubi Kayu Berdasarkan ASEM 2016 produksi ubi kayu sebesar Ton. Jika dibandingkan dengan ATAP 2015 yaitu Ton, produksi ASEM 2016 menurun sebesar Ton (-6,05%). Menurunnya produksi ubi kayu ASEM 2016 disebabkan terjadinya penurunan luas panen seluas 687Ha (-6,47%) walaupun terjadi peningkatan provitassebesar 0,74 Ku/Ha (0,45%). Penurunan luas panen ubi kayu disebabkan adanya alih komoditas ke pertanaman lainnya akibat sulitnya menjual hasil panen dibeberapa daerah serta rendahnya harga jual komoditas tersebut. G. Ubi Jalar Berdasarkan ASEM 2016 produksi ubi jalar sebesar Ton. Jika dibandingkan dengan ATAP 2015 yaitu Ton, produksi ASEM 2016 menurun sebesar Ton (-30,15%). 30

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN KINERJA (LKJ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA (LKJ) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Timur, sebagai salah satu lumbung pangan nasional, telah mampu memberikan sumbangan yang cukup besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional melalui pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... BAB I. PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... BAB I. PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... BAB I. PENDAHULUAN... 1 Hal. 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Landasan Hukum... 9 1.3. Maksud dantujuan... 11 1.4. Sistematika Penulisan...

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG

Lebih terperinci

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD) 9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 HASIL SEMBIRING DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN JAKARTA, 31 MEI 2016 PERKEMBANGAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

Jayapura, 30 Desember 2015 Kepala Dinas, Ir. SEMUEL SIRIWA, M.Si Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR

Jayapura, 30 Desember 2015 Kepala Dinas, Ir. SEMUEL SIRIWA, M.Si Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas Rahmat-Nya sehingga Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015

LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015 1 LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI SULAWESI SELATAN DINAS PERTANIAN

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TRIWULAN III TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Kata Pengantar Puji dan syukur kami ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Periode 2017 2021

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK Yang terhormat: Hari/Tanggal : Senin /11 Pebruari 2008 Pukul : 09.00 WIB Bupati

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. BAB. I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini merupakan salah satu alat instrument untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. Pendekatan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERKEBUNAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... i ii BAB. I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Maksud..... 1 1.3. Tujuan....

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN 2019-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Jl. PEMBANGUNAN NO. 183 GARUT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah untuk melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) No. 45/07/35/Th XII,1 Juli 2014 A. PADI Angka Tetap (ATAP) 2013 produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar

Lebih terperinci

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Perecanaan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 1 SASARAN

Lebih terperinci

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional. BAB XVII DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 334 Susunan organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN

LAPORAN KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj.IP) LAPORAN KINERJA INSTANSI DINAS TANAMAN PEMERINTAH PANGAN DAN PETERNAKAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN PACITAN LAPORAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG :

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN PERUBAHAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2015

RENCANA KERJA ANGGARAN PERUBAHAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2015 RENCANA KERJA ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir RKAP SKPD 2.2 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2015 Urusan Pemerintahan : 2 Urusan Pilihan Bidang Pemerintahan : 2. 01 Pertanian Unit

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG DAN

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sekadau 2016

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sekadau 2016 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sekadau 2016 No. 02/07/6109/Th. III, 31 Juli 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEKADAU Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sekadau 2016 sebesar 5,93 persen,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

RECANA KERJA SATUAN KERJA PERANGAKAT DAERAH DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN

RECANA KERJA SATUAN KERJA PERANGAKAT DAERAH DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN RECANA KERJA SATUAN KERJA PERANGAKAT DAERAH DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS KATA PENGANTAR Kabupaten Musi Rawas memiliki luas baku lahan 635.717,15 Ha dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Jawa Timur terletak di bagian Timur Pulau Jawa, dengan luas wilayah 47.154,70 kilometer persegi, dikelilingi oleh 2.916 km garis pantai. Batas wilayah di sebelah

Lebih terperinci

Jayapura, 30 Desember 2015 Kepala Dinas, Ir. SEMUEL SIRIWA, M.Si Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR

Jayapura, 30 Desember 2015 Kepala Dinas, Ir. SEMUEL SIRIWA, M.Si Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Intansi Pemerintah Instansi Pemerintah (LAKIN) disusun sebagai wujud pertanggungjawaban dan akuntabilitas instansi pemerintah yang disusun berdasarkan Instruksi Presiden

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR

PENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR PENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR LAMPIRAN - 3

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

Tabel 2.1 Rekapitulasi Hasil Renja SKPD sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 Dinas Pertanian Kabupaten Lebak

Tabel 2.1 Rekapitulasi Hasil Renja SKPD sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Sasaran RKPD yang akan dicapai dalam Renja SKPD : Meningkatkan Perekonomian Daerah Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Tabel 2.1 Rekapitulasi Hasil Renja SKPD sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 Dinas Pertanian

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016 Disampaikan pada acara : Pramusrenbangtannas Tahun 2016 Auditorium Kementerian Pertanian Ragunan - Tanggal, 12 Mei 201 KEBIJAKAN OPERASIONAL DIREKTORATJENDERALHORTIKULTURA

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Bidang Tanaman Pangan

Bidang Tanaman Pangan Bidang Tanaman Pangan SASARAN Dinas Tan. Pangan, Horti. & Peternakan Kalimantan Tengah 1 Meningkatkan Jumlah Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura; 2 Meningkatkan Jumlah

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN 2016-2021 KATA PENGANTAR Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG KALIMANTAN BARAT ANGKA SEMENTARA TAHUN 2012

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG KALIMANTAN BARAT ANGKA SEMENTARA TAHUN 2012 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No.17/3/61/Th. XVI, 1 Maret 213 PRODUKSI PADI DAN JAGUNG KALIMANTAN BARAT ANGKA SEMENTARA TAHUN 212 A. PADI Produksi padi Kalimantan Barat berdasarkan Angka Sementara (ASEM)

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. 1. Latar Belakang

BAB I P E N D A H U L U A N. 1. Latar Belakang BAB I P E N D A H U L U A N 1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional, dan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, setiap

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

GUBERNUR SULAWESI TENGAH GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN SINKRONISASI PROGRAM KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI SULAWESI TENGAH SELASA, 01 MARET 2011 ASSALAMU ALAIKUM WAR,

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON

Lebih terperinci

Jayapura, 31 Desember 2014 Kepala Dinas, Ir. SEMUEL SIRIWA, M.Si Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR

Jayapura, 31 Desember 2014 Kepala Dinas, Ir. SEMUEL SIRIWA, M.Si Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkanke-hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karen aatas Rahmat-Nya sehingga Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa sehubungan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari guna mempertahankan hidup. Pangan juga merupakan

Lebih terperinci

Trenggalek, Mei Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek

Trenggalek, Mei Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-nya Buku Pertanian Dalam Angka Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek ini telah tersusun sebagai

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

PENGANTAR. Muhrizal Sarwani

PENGANTAR. Muhrizal Sarwani PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Pupuk dan Pestisida Periode 2015 2019 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA MANUAL IKSP DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA (2016) Nama IKSP Jumlah Produksi Aneka Cabai (Ton) Direktur Jenderal Hortikultura Jumlah produksi aneka cabai besar, cabai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 59 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN Anggaran : 207 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 3. 03 Urusan Pilihan Pertanian Organisasi : 3. 03. 0 Dinas

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Anggaran : 206 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 2. 0 Urusan Pilihan Pertanian Organisasi : 2. 0. 0 Pertanian,

Lebih terperinci

Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Mendukung Pertanian Berkelanjutan di Kalimantan Selatan

Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Mendukung Pertanian Berkelanjutan di Kalimantan Selatan Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Mendukung Pertanian Berkelanjutan di Kalimantan Selatan Ir. H. Fathurrahman Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI A.

TUGAS POKOK DAN FUNGSI A. BAB I PENDAHULUAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI A. Struktur Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan dibentuk berdasarkan Peraturan daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015 2015 Laporan Kinerja KATA PENGANTAR Sejalan dengan prioritas pembangunan Kabinet Kerja 2015-2019, Kementerian Pertanian menetapkan sasaran swasembada pangan dengan prioritas lima komoditas pangan utama,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian LAPORAN KINERJA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI PAPUA, TAHUN 2014

DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI PAPUA, TAHUN 2014 RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI PAPUA, TAHUN 2014-2018 DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI PAPUA, TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Pembangunan Tanaman Pangan

Lebih terperinci

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus BAB XII DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 224 Susunan Organisasi Dinas Pertanian dan Peternakan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

ISU STRATEGIS DAN ARAH KEBIJAKAN

ISU STRATEGIS DAN ARAH KEBIJAKAN ISU STRATEGIS DAN ARAH KEBIJAKAN Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 13 ISU STRATEGIS DAN ARAH KEBIJAKAN 2.1. Permasalahan dan Tantangan Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Gambar 2.1. Bawang Merah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Tujuan Sasaran RPJMD Kinerja Utama Program dan Kegiatan Indikator

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I) No. 40/07/13/Th.XVIII, 1 Juli 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I) A. PADI Produksi padi tahun 2014 tercatat sebesar 2.519.020 ton GKG (ATAP

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG

- 1 - BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG - 1 - BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 Dok L. 01 28/01/2014 LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) No. 75/11/35/Th.XII, 3 November 2014 A. PADI Produksi Padi Provinsi Jawa Timur berdasarkan Angka Ramalan II (ARAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang sangat tinggi, namun belum banyak upaya yang dilakukan untuk mengidentifikasi keberhasilan agribisnis

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) No. 20/03/33 Th.X, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) Angka Sementara (ASEM) produksi padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 diperkirakan 11,30 juta ton Gabah Kering Giling

Lebih terperinci

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN 94 Masterplan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA JAWA TIMUR Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia memiliki tanah yang subur

Lebih terperinci

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA KELOLA PRODUK-PRODUK UNGGULAN PERTANIAN DAN PERIKANAN DI JAWA TIMUR I. UMUM Wilayah Provinsi Jawa Timur yang luasnya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU TAHUN 2011-2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2011-2015 DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2011 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah tak henti hentinya

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014 No. 20/03/61/Th. XVIII, 2 Maret 2015 A. PADI Produksi padi Kalimantan Barat berdasarkan Angka Sementara (ASEM) tahun 2014

Lebih terperinci

Oleh Ir. Hi. FENNY MONOARFA, MSi Kepala Dinas Pangan

Oleh Ir. Hi. FENNY MONOARFA, MSi Kepala Dinas Pangan Oleh Ir. Hi. FENNY MONOARFA, MSi Kepala Dinas Pangan Disampaikan pada Bimbingan Teknis Eksekutif Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bone Bolango Hotel Dumhill Gorontalo, 05 Mei 2017 1 GAMBARAN UMUM

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 09/08/Th.XVII, 5 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015 Perekonomian

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA. PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No. 48/07/33/Th.IX, 1 Juli 2015 Angka tetap produksi padi tahun 2014 di Jawa Tengah mencapai 9,65 juta ton Gabah Kering Giling (GKG)

Lebih terperinci

BAB II RENCANA STRATEJIK

BAB II RENCANA STRATEJIK Dinas Provinsi Jawa Barat 2016 BAB II RENCANA STRATEJIK 2.1 Rencana Stratejik Tahun 2013 2018 Rencana Stratejik (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 telah dirumuskan pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Ir. SITI NURIANTY, MM Jabatan : Kepala

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu wilayah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan memerlukan perencanaan yang akurat dari pemerintah. Upaya dalam meningkatkan

Lebih terperinci

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR 7 TAHUN

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR 7 TAHUN PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI SIAK,

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1 1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal

Lebih terperinci