BERAPA DERAJAT KEBERHASILAN MENGAJAR ANDA?

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BERAPA DERAJAT KEBERHASILAN MENGAJAR ANDA?"

Transkripsi

1

2 Francis MODUL BERAPA DERAJAT KEBERHASILAN MENGAJAR ANDA? PENANGGUNG JAWAB DR. ADE KUSMIADI PENYUSUN AGUS WIJATMOKO, M.PD BIROWO DWI CHONDRO, S.KOM DRA. DOES ICHWANI DRA. NUR RATNAWATI DRA. RETNO WIHARTATI IR. SONY KOESHARSONO HADI W, M.Pd HERU PRIAMBODO, M.KOM KARDIYANTO, M.PD TULUS SUKO BAGIO, S.KOM PEMBIMBING PROF. DR. IR. SONY HERU PRIYANTO, MM DR RIFAI RC, MPD DESAIN COVER DAN LAY OUT RAHMAT GUNARJA, S.PD ii PRODUKSI PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NON FORMAL DAN INFORMAL REGIONAL (PP PAUDNI) REGIONAL II SEMARANG TAHUN 2015

3 Judul Modul Berapa Derajat Keberhasilan Mengajar Anda? KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NON FORMAL DAN INFORMAL REGIONAL II SEMARANG 2015 iii

4 Kata Pengantar KATA PENGANTAR Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal mempunyai tugas untuk melaksanakan pemetaan mutu pendidikan, pengembangan program dan model pendidikan, supervisi, fasilitasi penyusunan dan pelaksanaan program, penerapan model dan pengembangan sumber daya serta kemitraan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan informal. Berkaitan dengan tugas dan fungsi lembaga tersebut maka setiap tahun PP PAUDNI mengembangkan berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan oleh lembaga maupun satuan pendidikan non formal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di lembaganya masing-masing. Tahun 2014 terbit Permendikbud No 90 Tahun 2014 tentang standar kualifikasi dan kompetensi Instruktur pada Kursus dan Pelatihan. Instruktur pada kursus dan pelatihan wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi yang berlaku secara nasional. Standar kompetensi instruktur meliputi : (1)Standar kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial yang bersifat umum dan berlaku untuk semua instruktur; dan (2) Standar kompetensi profesional sesuai dengan bidang keahlian/ketrampilan yang diajarkan. Oleh karena itu pada tahun 2014 mulai diadakan uji kompetensi bagi pendidik (instruktur) kursus dan pelatihan. Hasil penilaian uji kompetensi yang diselenggarakan oleh Direktorat P2TK yang diselenggarakan tahun 2014 kepada instruktur kursus di wilayah regional Semarang menunjukkan hasilnya kurang memuaskan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya belum tersedianya berbagai perangkat pendukung peningkatan kompetensi pendidik kursus antara lain belum tersedia bahan ajar, instrumen uji kompetensi, media pembelajaran dan diklat untuk menunjang peningkatan uji kompetensi instruktu kursus. Oleh karena itu pada tahun 2015 PP PAUDNI berusaha mengembangkan model peningkatan kompetensi instruktur kursus dan pelatihan berbasis e-learning Secara bertahap pada tahun pertama dikembangkan Bahan Ajar bagi Instruktur Kursus untuk meningkatkan kompetensi instruktur kursus. Kami harapkan bahan ajar ini dapat digunakan sebagai sarana peningkatan kompetensi instruktur kursus dan pelatihan. Kepala PP PAUDNI Regional II Semarang Dr. Ade Kusmiadi NIP iv

5 Daftar Isi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI ii DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL..... xi BAB I PENDAHULUAN A. Tujuan Penulisan... 2 B. Manfaat... 3 C. Strategi Penggunaan... 3 D. Hasil yang Diharapkan... 3 E. Peta Konsep... 4 BAB II BAHAN AJAR UNIT 1 Konsep Penilaian Kegiatan Belajar Mengajar A. Pengertian Penilaian... 6 B. Tujuan dan Fungsi Penilaian... 7 C. Manfaat Penilaian... 7 D. Prinsip Penilaian... 9 E. Jenis Penilaian D. PAP VS PAP UNIT 2 Teknik Penilaian Kegiatan Belajar Mengajar A. Teknik Tes B. Teknik Nontes UNIT 3 Melaksanakan Penilaian Kegiatan Belajar Mengajar A. Melaksanakan penilaian kegiatan belajar B. Perencanaan Penilaian C. Pelaksanaan Penilaian D. Monitoring Pelaksanaan Penilaian E. Pengolahan Data F. Pelaporan Hasil Penilaian BAB III PENUTUP A. Rangkuman B. Evaluasi C. Kunci Jawaban DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR v

6 Daftar Isi vi

7 BAB 1 PENDAHULUAN 01

8 Bab 1 - Pendahuluan A. Tujuan Penulisan 02 Perubahan tingkah laku dan pola pikir merupakan salah satu indikator keberhasilan mengajar. Seorang instruktur harus tahu bagaimana dia merencanakan, membuat indikator, menyusun instrumen, melaksanakan penilaian dan menganalisis data agar dia tahu bagaiamana derajat keberhasilan kegiatan belajar mengajarnya. Jika seorang instruktur mengetahui berbagai aspek tersebut di atas, penulis yakin bahwa dia akan berhasil dalam mengelola kegiatan belajarnya. Untuk itu seorang instruktur harus mengetahui bagaimana mengukur tingkat keberhasilan belaja anak didiknya dan buku ini kami beri judul berapa derajat keberhasilan mengajar anda? Tujuan pokok proses pembelajaran adalah untuk mengubah tingkah laku peserta didik berdasarkan tujuan yang telah direncanakan dan disusun oleh pendidik sebelum proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Perubahan tingkah laku itu mencakup aspek intelektual. Ketika proses pembelajaran dipandang sebagai proses perubahan tingkah laku peserta didik, peran penilaian dalam proses pembelajaran menjadi sangat penting. Penilaian dalam proses pembelajaran merupakan suatu proses untuk mengumpulkan, menganalisa dan menginterpretasi informasi untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Sebagai bagian yang sangat penting dari sebuah proses pembelajaran, penilaian dalam proses pembelajaran hendaknya dirancang dan dilaksanakan oleh pendidik. Penilain dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama penilaian adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Dengan melakukan penilaian ketika melaksanakan proses pembelajaran, pendidiik akan dapat mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran dan akan memperoleh bahan masukan untuk menentukan langkah selanjutnya. Dengan demikian, keefektifan suatu proses pembelajaran banyak ditentukan oleh peran penilaian dalam proses pembelajaran itu sendiri. Furqon (1999) menyatakan bahwa penilaian sebagai salah satu komponen utama proses pembelajaran harus dipahami, direncanakan dan dilaksanakan dalam upaya mendukung keberhasilan peningkatan mutu proses pembelajaran. Mengingat hal tersebut, perlu dilakukan penilaian dalam proses pembelajaran secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai alat pemantau tentang keefektifan proses belajar serta kemampuan peserta didik dalam belajar. Penilaian dalam proses pembelajaran merupakan bagian penting dari proses pembelajaran, karena itu hendaknya dilakukan oleh pendidik agar dapat memperoleh informasi proses kemajuan belajar peserta didik dan informasi keefektifan pembelajaran yang sedang berlangsung. Pendidik yang hanya mengutamakan penilaian hasil tidak akan mendapatkan informasi yang akurat tentang peserta didik yang benar-benar memahami materi dan peserta didik yang kurang memahami. Peserta didik yang dapat menjawab dengan benar suatu persoalan, belum tentu mengetahui bagaimana mendapatkan jawaban tersebut.

9 Bab 1 - Pendahuluan Penilaian dalam proses pembelajaran lebih dapat berfungsi memberikan informasi tentang peserta didik yang sudah memahami materi atau yang belum. Penilaian ini berkesinambungan dengan penilaian hasil artinya hasil penilaian dalam proses pembelajaran akan memberikan sumbangan positif terhadap penilaian hasil. Dengan demikian perlu diupayakan agar pendidik melakukan penilaian dalam proses pembelajaran di samping melakukan penilaian hasil belajar. Dengan melihat betapa penting dan fungsionalnya penilaian pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran kursus di LKP, maka perlu memahami konsep, prinsip, teknik, dan prosedur penilaian pembelajaran sehingga hasil penilaian dapat memberikan kepuasan bagi berbagai pihak. Modul ini akan menyajikan hal-hal yang berkaitan dengan penilaian pembelajaran. Yang pertama disajikan adalah konsep dasar penilaian yang mencakup: pengertian, tujuan, manfaat, prinsip, jenis, acuan norma dan acuan kreteria penilaian pembelajaran. Yang kedua adalah teknik evaluasi pembelajaran, yang mencakup tes dan non tes. Selanjutnya, yang ketiga adalah menerapkan prosedur evaluasi pembelajaran B. Manfaat Manfaat yang dapat Anda peroleh setelah mempelajari modul ini adalah Anda akan (1) mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang konsep dasar penilaian pembelajaran, (2) mempunyai pengetahuan tentang teknik penilaian pembelajaran, dan (3) mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang prosedur penilaian pembelajaran. C. Strategi Penggunaan Guna mencapai tujuan dan manfaat di atas, disarankan Anda mempelajari modul ini dengan cara membaca setiap konsep, uraian, dan contoh-contoh untuk masing-masing materi seperti telah disebutkan di atas. Kemudian, jika mengalami kesulitan, Anda bisa membahasnya dengan teman sejawat, membuka kamus/ensiklopedi, bertanya kepada nara sumber, dan lain-lain. Selanjutnya, bila penguasaan materi telah Anda capai, cobalah menjawab soal-soal pelatihan. Jangan terburu untuk segera membaca kunci/rambu jawaban. Anda bisa melakukan pembacaan ulang bagian yang belum Anda kuasai. D. Hasil Yang diharapkan Melalui modul ini dan kegiatan yang telah Anda lakukan, diharapkan Anda akan lebih siap untuk melaksanakan penilaian pembelajaran kepada peserta didik untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi yang telah dipelajarinya, karena telah memahami teori tentang konsep dasar penilaian, teknik penilaian yang digunakan, dan prosedur penilaian dalam pembelajaran kursus. 03

10 Bab 1 - Pendahuluan E. Peta Konsep PENILAIAN HASIL BELAJAR KONSEP PENILAIAN Definisi Penilaian Tujuan Penilaian Manfaat Penilaian Prinsip Penilaian Teknik PAP dan PAN TEKNIK PENILAIAN Teknik Tes Teknik Non Tes STRATEGI PELAKSANAAN PENILAIAN Perencanaan Penilaian Pelaksanaan Penilaian Monitoring Penilaian Pengolahan Data Pelaporan Penilaian 04

11 Bab 1 - Pendahuluan BAB 2 BAHAN AJAR 05

12 UNIT 1 STANDAR KOMPETENSI: Konsep Penilaian Kegiatan Belajar Mengajar KOMPETENSI DASAR: Menjelaskan definisi penilaian Menjelaskan tujuan penilaian kegiatan belajar Menjelaskan manfaat penilaian Menjelaskan prinsip penilaian Menjelaskan jenis-jenis penilaian Membedakan teknik PAP dan PAN A. Pengertian Penilaian 06 Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan PP No.32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: 1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik; 2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; 3. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Setiap satuan pendidikan selain melakukan perencanaan dan proses pembelajaran, juga melakukan penilaian hasil pembelajaran sebagai upaya terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Penilaian pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan berdasarkan kreteria tertentu. Penilaian hasil belajar dapat dilaksankanan dalam dua tahap. Pertama adalah tahap jangka pendek, yang artinya penilaian dilaksanakan oleh pendidik pada akhir proses

13 pembelajaran, penilaian ini disebut penilaian formatif.kedua adalah tahap jangka panjang, yakni penilaian dilaksanakan setelah proses pembelajaran beberapa kali atau jangka waktu tertentu. Misalnya penilaian tengah proses pembelajaran atau akhir pembelajaran, penilaian ini disebut penilaian sumatif, dalam mengadakan penilaian pendidik harus menetapkan apa yang akan menjadi sasaran penilaian. Dalam buku Sudjana (2002:113) sasaran pokok penilaian pada umumnya ada tiga, yaitu : 1. Segi tingkah laku, menyangkut sikap, minat, perhatian, dan keterampilan peserta didik pada proses pembelajaran. 2. Segi isi pendidikan, penguasaan bahan pelajaran yang diberikan oleh pengajar. 3. Segi yang menyangkut proses pembelajaran, baik tidaknya proses pembelajaran akan mempengaruhi baik tidaknya hasil belajar yang dicapai. B. Tujuan dan Fungsi Penilaian 1. Tujuan Penilaian Hasil Belajar a. Tujuan Umum : 1) Menilai pencapaian kompetensi peserta didik; 2) Memperbaiki proses pembelajaran; 3) Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar peserta didik. b. Tujuan Khusus : 1) Mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik; 2) Mendiagnosis kesulitan belajar; 3) Memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar; 4) Penentuan kenaikan level; 5) Memotivasi belajar peserta didik dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan. 2. Fungsi Penilaian Hasil Belajar Fungsi penilaian hasil belajar sebagai berikut. a. Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan level. b. Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar. c. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik. d. Evaluasi diri terhadap kinerja peserta didik. C. Manfaat Penilaian Manfaat penilaian hasil pembelajaran antara lain : 1. Untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi selama dan setelah proses pembelajaran berlangsung. 2. Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi. 3. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta 07

14 didik sehingga dapat dilakukan penilaian. 4. Untuk umpan balik bagi pendidik dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan. 5. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial untuk memberikan pilihan alternative penilaian kepada pendidik. 6. Untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang efektivitas pendidikan. Penilaian menunjang keberhasilan setiap peserta didik yang belajar dan untuk mempersiapkan kemampuan yang mengarah pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, sehingga peserta didik mampu dan terampil. Peranan penilaian hasil pembelajaran, berfungsi sebagai alat ukur untuk menilai hasil pembelajaran, dan juga sebagai umpan balik dalam perbaikan proses pembelajaran. Sanjaya (2006: ) menjelaskan bahwa penilaian berfungsi untuk menilai keberhasilan peserta didik dalam pencapaian kompetensi dan sebagai umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran, artinya bahwa proses pembelajaran yang telah dilalui, apabila terdapat kekurangan-kekurangan akan terlihat setelah melakukan penilaian,otomatis dalam proses pembelajaran selanjutnya akan membenahi menjadi dalam menguasai materi yang diberikan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam penilaian hasil belajar, Anda harus memperhatikan pula hal-hal sebagai berikut : 1. Penilaian hendaknya dirancang sedemikian rupa, sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi yang akan dinilai, alat penilaian dan interpretasi hasil penilaian. 2. Penilaian harus menjadi bagian integral dalam proses pembelajaran. 3. Untuk memperoleh hasil yang objektif, penilaian harus menggunakan berbagai alat (instrumen), baik yang berbentuk tes maupun non-tes. 4. Pemilihan alat penilaian harus sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan. 5. Alat penilaian harus mendorong kemampuan penalaran dan kreatifitas peserta didik, seperti : tes tertulis esai, tes kinerja, hasil karya peserta didik, proyek, dan portofolio. 6. Objek penilaian harus mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. 7. Penilaian harus mengacu kepada prinsip diferensiasi, yaitu memberikan peluang kepada peserta didik untuk menunjukkan apa yang diketahui, apa yang dipahami dan apa yang dapat dilakukan. 8. Penilaian tidak bersifat diskriminatif. Artinya, instruktur harus bersikap adil dan jujur kepada semua peserta didik, serta bertanggung jawab kepada semua pihak. 9. Penilaian harus diikuti dengan tindak lanjut. 10. Penilaian harus berorientasi kepada kecakapan hidup dan bersifat mendidik. 08

15 D. Prinsip Penilaian Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar, pendidik perlu memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut: 1. Valid/Sahih Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar kompetensi lulusan. Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. 2. Objektif Penilaian hasil belajar peserta didik hendaknya tidak dipengaruhi oleh subyektivitas penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan hubungan emosional. 3. Transparan/terbuka Penilaian hasil belajar oleh pendidik bersifat terbuka artinya prosedur penilaian, kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil belajar peserta didik dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan. 4. Adil Penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. 5. Terpadu Penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. 6. Menyeluruh dan berkesinambungan Penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik. 7. Sistematis Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. 8. Akuntabel Penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat dipertanggung jawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. 9. Beracuan kriteria Penilaian hasil belajar oleh pendidik didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. 09

16 E. Jenis Penilaian 10 Penilaian proses dan hasil belajar, dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik, dan penilaian penempatan. 1. Penilaian Formatif (formative assessment) Penilaian formatif dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar peserta didik selama proses belajar berlangsung, untuk memberikan umpan balik (feedback) bagi penyempurnaan program pembelajaran, serta untuk mengetahui kelemahankelemahan yang memerlukan perbaikan, sehingga hasil belajar peserta didik dan proses pembelajaran instruktur menjadi lebih baik. Soal-soal penilaian formatif ada yang mudah dan ada pula yang sukar, bergantung kepada tugas-tugas belajar (learning tasks) dalam program pembelajaran yang akan dinilai. Tujuan utama penilaian formatif adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran, bukan untuk menentukan tingkat kemampuan peserta didik. Hasil penilaian formatif bermanfaat bagi instruktur dan peserta didik, yaitu : a. Manfaat bagi instruktur 1) Instruktur akan mengetahui sampai sejauh mana bahan pelajaran dikuasai oleh peserta didik. Jika instruktur mengetahui tingkat keberhasilan kelompok peserta didik dalam menguasai materi pelajaran, maka instruktur dapat membuat keputusan, apakah suatu materi pelajaran itu perlu diulang atau tidak. Jika harus diulang, instruktur juga harus memikirkan bagaimana strategi pembelajaran yang akan ditempuh, apakah pembelajaran kelompok/kelas, individual atau keduanya. 2) Instruktur dapat memperkirakan hasil penilaian sumatif. Penilaian formatif merupakan penilaian hasil belajar dari kesatuan-kesatuan kecil materi pelajaran, sedangkan penilaian sumatif merupakan penilaian hasil belajar dari keseluruhan materi yang sudah disampaikan. Dengan demikian, beberapa hasil penilaian formatif dapat dipergunakan sebagai bahan untuk memperkirakan penilaian sumatif. b. Manfaat bagi peserta didik 1) Dalam belajar berkelanjutan, peserta didik harus mengetahui susunan tingkat bahan-bahan pelajaran. Penilaian formatif dimaksudkan agar peserta didik dapat mengetahui apakah mereka sudah mengetahui susunan tingkat bahan pelajaran tersebut atau belum. 2) Melalui penilaian formatif peserta didik akan mengetahui butir-butir soal mana yang sudah betul-betul dikuasai dan butir-butir soal mana yang belum dikuasai. Hal ini merupakan umpan balik (feed-back) yang sangat berguna bagi peserta didik, sehingga dapat diketahui bagian-bagian mana yang harus dipelajari kembali secara individual.

17 2. Penilaian Sumatif (summative assessment) Istilah sumatif berasal dari kata sum yang berarti total obtained by adding together items, numbers or amounts. Penilaian sumatif berarti penilaian yang dilakukan jika satuan pengalaman belajar atau seluruh materi pelajaran dianggap telah selesai. Contohnya adalah ujian akhir. Penilaian sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui apakah peserta didik sudah dapat menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan atau belum. Hasil penilaian sumatif juga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran secara keseluruhan. Sejak diberlakukannya Kurikulum 2004 dan sekarang KTSP, penilaian sumatif termasuk penilaian acuan patokan/pap (criterion-referenced assessment), dimana kemampuan peserta didik dibandingkan dengan sebuah kriteria, dalam hal ini kompetensi. Cakupan materinya lebih luas dan soal-soalnya meliputi tingkat mudah, sedang, dan sulit. Adapun fungsi utama penilaian sumatif adalah (a) untuk menentukan nilai akhir peserta didik dalam periode tertentu. Misalnya, akhir catur wulan, akhir semester, akhir tahun, atau akhir program pembelajaran pada suatu lembaga. Nilai tersebut biasanya dilaporkan dalam buku laporan pendidikan atau Surat Tanda Tamat Pendidikan Pelatihan (STTPL). Dengan demikian, instruktur akan mengetahui kedudukan seorang peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain dalam hal prestasi belajarnya, (b) untuk memberikan informasi tentang kecakapan atau keterampilan peserta didik dalam periode tertentu, dan (c) untuk memprakirakan berhasil tidaknya peserta didik dalam pelajaran berikutnya yang lebih tinggi. 3. Penilaian Diagnostik. Penilaian diagnostik berfungsi atau dilaksanakan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik, menentukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar, dan menetapkan cara mengatasi kesulitan belajar tersebut. 4. Penilaian Penempatan (placement assessment) Pada umumnya penilaian penempatan dibuat sebagai prates (pretest). Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui apakah peserta didik telah memiliki keterampilanketerampilan yang diperlukan untuk mengikuti suatu program pembelajaran dan sejauhmana peserta didik telah menguasai kompetensi dasar sebagaimana yang tercantum dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tujuan yang pertama masalahnya berkaitan dengan kesiapan peserta didik menghadapi program baru, sedangkan tujuan yang kedua berkaitan dengan kesesuaian program pembelajaran dengan kemampuan peserta didik. 11

18 Bab 1 - Pendahuluan F. PAP VS PAP 1. Acuan Norma (PAN / Penilaian Acuan Normatif) Pengolahan dan pengukuran skor hasil belajar dengan mendasarkan diri atau mengacu pada norma sering dikenal dengan istilah PAN (Penilaian Acuan Norma). Pada acuan norma skor tes seseorang dibandingkan dengan skor kelompok yaitu kedudukan seseorang dalam suatu kelompok tertentu Berikut ini disebutkan karakteristik penilaian acuan norma.: a. Terdapat unsur kompetitif b. Sangat baik untuk penilaian efektif dan kognitif c. Tidak dapat untuk menilai kemampuan skill atau materi tertentu d. Tidak dapat memberi interprestasi secara langsung pada suatu skala e. Nilai tidak mencerminkan kemampuan yang rinci. Contoh PAN : Dalam kelompok belajar kursus menjahit, peserta tes terdiri dari 9 orang dengan skor mentah 50, 45, 45, 40, 40, 40, 35, 35, dan 30. Jika menggunakan pendekatan penilain acuan norma (PAN), maka peserta tes yang mendapat skor tertinggi (50) akan mendapat nilai tertinggi, misalnya 10. Sedangkan mereka yang mendapat skor di bawahnya akan mendapat nilai secara proporsional, yaitu 9, 9, 8, 8, 8, 7, 7, 6. Nilai-nilai tersebut diperoleh secara transformasi sebagai berikut : skor 50 dikonversi menjadi nilai 10 sebagai nilai tertinggi yang dicapai peserta tes, yang diperoleh dengan cara : 50 X 10 : 50 = 10, 45 X 10 : 50 = 9 40 X 10 : 50 = 8 35 X 10 : 50 = 7 30 X 10 : 50 = Acuan Kriteria (Penilaian Acuan Patokan / PAP) a. Pengolahan dan pengubahan skor hasil belajar dengan mendasarkan diri atau mengacu pada kriterium sering dikenal dengan istilah PAP (Penilaian Acuan Patokan). b. Penentuan nilai tes hasil belajar adalah nilai yang diberikan kepada peserta didik berdasarkan pada standar mutlak artinya pemberian nilai pada peserta didik dilaksanakan dengan membandingkan antara skor hasil tes masing-masing individu dengan skor maksimum ideal. Berikut ini disebutkan beberapa karakteristik penilaian acuan kriteria: 1. Terdapat kemampuan kognitif minimal yang harus dimiliki oleh peserta didik 2. Adanya kemampuan psikomotorik dan sikap mental minimal sebagai prasyarat 3. Meletakkan perbedaan latar belakang peserta didik sebagai unsur individual 4. Sebagai alat diagnosis kesulitan peserta didik.

19 Bab 1 - Pendahuluan 5. Dapat difungsikan sebagai embrio tes buku 6. Tidak komperatif terhadap kelompok sehingga dapat melemahkan semangat kompetisi. Contoh PAP: Dalam kelompok belajar kursus menjahit, peserta tes terdiri dari 9 orang dengan skor mentah 50, 45, 45, 40, 40, 40, 35, 35, dan 30. Langkah pertama : menetapkan kreteria, misalnya sebagai berikut : Rentang skor = = = = = = = = = = 1 Langkah kedua adalah mengkonversi skor mentah ke nilai : Untuk skor 50 dikonversi menjadi nilai 6, nilai 45 dikonversi menjadi nilai 5, nilai 40 dikonversi menjadi 5, nilai 35 dikonversi menjadi nilai 4, dan nilai 30 dikonversi menjadi nilai 4. Ada empat jenis penilaian acuan kriteria yaitu: 1. Entry behaviors test, yaitu suatu tes yang diadakan sebelum suatu program pengajaran dilaksanakan, dan bertujuan untuk mengetahui sampai batas mana penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimiliki peserta didik yang dapat dijadikan dasar untuk menerima program pengajaran yang akan diberikan. 2. Pre test, yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai, dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan peserta didik terhadap bahan pengajaran (pengetahuan dan ketrampilan) yang akan diajarkan. 3. Post test, yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program satuan pengajaran dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana pencapaian peserta didik terhadap bahan pengajaran setelah mengalami suatu kegiatan belajar. 4. Embedded test, yaitu tes yang dilaksanakan disela-sela atau pada waktu-waktu tertentu selama proses pengajaran berlangsung dan bertujuan untuk mengetes peserta didik secara langsung sesudah suatu unit pengajaran sebelum post- test dan untuk mengecek kemajuan peserta didik untuk remidial sebelum post- test. 13

20 14

21 UNIT 2 STANDAR KOMPETENSI: Teknik Penilaian Kegiatan Belajar Mengajar KOMPETENSI DASAR: Menerapkan penggunaan teknik tes Menerapkan penggunaan teknik non tes A. Teknik Tes Teknik tes merupakan teknik yang digunakan melaksanakan tes berupa pertanyaan yang harus dijawab, pertanyaan yang harus ditanggapi atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang di tes. Dalam hal tes hasil belajar yang hendak diukur adalah kemampuan peserta didik dalam menguasai pelajaran yang disampaikan meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan. Teknik tes ada dua yaitu : 1. Tes verbal Tes verbal, yaitu berupa serangkaian tugas, pertanyaan atau soal yang harus dijawab atau dipecahkan oleh peserta tes (testee) secara verbal. Metode ini digunakan untuk menilai hasil belajar pada ranah kognitif. Tes verbal dibedakan dari dua hal, yaitu: a. Jenisnya, yaitu ada tes lisan dan tes tertulis. Kedua jenis tes ini termasuk tes verbal, karena tes dituntut untuk menjawab menggunakan bahasa lisan atau tulisan. b. Bentuknya, yaitu tes bentuk uraian (essay) dan tes bentuk objektif. Bentuk uraian bisa berupa soal-soal atau pertanyaan yang memerlukan jawaban singkat atau jawaban panjang atau terbuka. Bentuk tes objektif dapat berupa soal soal atau pertanyaan dalam bentuk melengkapi, benar-salah, pilihan 15

22 ganda, menjodohkan, dan mengurutkan. Bentuk Soal Pilihan Ganda Keunggulan dari bentuk soal pilihan ganda ini, antara lain adalah sebagai berikut: a. Pensekoran mudah, cepat, serta objektif b. Dapat mencakup ruang lingkup bahan/materi yang luas c. Mampu mengungkap tingkat kognitif rendah sampai tinggi. Sementara, selain memilliki keunggulan, soal pilihan ganda juga memiliki kelemahan, antara lain adalah sebagai berikut: a. Menuliskan soalnya lebih sulit dan lama b. Memberi peluang peserta didik untuk menebak jawaban c. Kurang mampu meningkatkan daya nalar peserta didik. Bentuk Soal Uraian Keunggulan dari bentuk soal uraian ini, antara lain adalah sebagai berikut: a. dapat mengukur kemampuan mengorganisasikan pikiran, b. menganalisis masalah, dan mengemukakan gagasan secara rinci c. mudah dan cepat menuliskan soalnya d. mengurangi faktor menebak dalam menjawab Sementara, selain memiliki keunggulan, soal uraian juga memiliki kelemahan, antara lain adalah sebagai berikut: a. jumlah materi (Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan) yang dapat diungkap terbatas b. Pengoreksian/scoring lebih sukar dan subjektif c. tingkat reliabilitas soal relaitf lebih rendah 16 Ciri-ciri Tes Yang Baik Sebuah test dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi kriteria, yaitu memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas dan ekonomis a. Validitas Sebuah alat pengukur dapat dikatakan valid apabila alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Demikian pula dalam alat-alat penilaian. Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila tes itu tersebut betul-betul dapat mengukur hasil belajar. Jadi bukan sekedar mengukur daya ingatan atau kemampuan bahasa saja misalnya. b. Reliabilitas Reliabilitas berasal dari kata reliable yang berarti dapat dipercaya. Sebuah tes dikatakan reliable apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan,

23 keajegan, atau konsisten. Artinya, jika kepada para peserta didik diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap peserta didik akan tetap berada dalam urutan (ranking) yang sama dalam kelompoknya. c. Objektivitas Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subyektif yang mempengaruhi. Hal ini terutama pada system skoringnya, apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka obyektivitas menekankan ketetapan pada system skoring, sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes. Ada dua faktor yang mempengaruhi subjektivitas dari sesuatu tes yaitu bentuk tes dan penilaian. d. Praktikabilitas Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes itu bersifat praktis, mudah untuk pengadministrasiannya. Tes yang praktis adalah tes yang: 1). Mudah dilaksanakannya; 2). Mudah memeriksanya artinya bahwa tes itu dilengkapi dengan kunci jawaban maupun pedoman skoringnya.. 3). Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas e. Ekonomis Yang dimaksud dengan ekonomis ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama, baik untuk memproduksinya maupun untuk melaksanakan dan mengolah hasilnya. Dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria tes tersebut, sewajarnya dapat dihasilkan alat tes (soal-soal) yang berkualitas yang memenuhi syaratsyarat dibawah ini : 1). Shahih (valid), yaitu mengukur yang harus diukur, sesuai dengan tujuan 2). Relevan, dalam arti yang diuji sesuai dengan tujuan yang diinginkan 3). Spesifik, soal yang hanya dapat dijawab oleh peserta didik yang betulbetul belajar dengan rajin 4). Tidak mengandung ketaksaan (tafsiran ganda). Harus ada patokan; tugas ditulis konkret. Apa yang harus diminta; harus dijawab berapa lengkap 5). Representatif, soal mewakili materi ajar secara keseluruhan. 6). Seimbang, dalam arti pokok-pokok yang penting diwakili, dan yang tidak penting tidak selalu perlu. 17

24 2. Tes Non-verbal (performace) yaitu tes yang menuntut testee untuk memperagakan suatu keterampilan atau keahlian tertentu yang harus dikerjakan. Tes seperti ini berupa soal atau tugas tes praktik yang harus dipraktikan oleh testee. Tes ini menuntut kemampuan teste dalam memadukan keterampilan B. Teknik Nontes 18 Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian. Selama ini teknik nontes kurang digunakan dibandingkan teknis tes. Dalam proses pembelajaran pada umumnya kegiatan penilaian mengutamakan teknik tes. Hal ini dikarenakan lebih berperannya aspek pengetahuan dan keterampilan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan pendidik pada saat menentukan peserta didik. Teknik nontes sangat penting dalam mengevaluasi peserta didik pada ranah afektif dan psikomotor, berbeda dengan teknik tes yang lebih menekankan aspek kognitif. Ada beberapa macam teknik nontes yang sering digunakan dalam pembelajaran, yakni: pengamatan (observation), wawancara (interview), dan kuesioner/angket (questionanaire). Metode dan alat ukur daftar cek (checklist), skala penilaian (rating scale), dan metode sosiometri. Metode ini dilakukan dengan meminta orang lain atau peserta didik lain untuk mengobservasi dalam menilai perilaku seorang peserta didik. Metode ini dapat mengukur hasil belajar pada ranah afektif sekaligus psikomotor untuk metode sosiometri dan psikomotor untuk daftar cek dan skala penilaian. 1. Observasi Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Alat yang digunakan dalam melakukan observasi disebut pedoman observasi. Observasi dalam pembelajaran dapat digunakan menilai proses, dan hasil belajar peserta didik. Adapun langkah-langkah penyusunan pedoman observasi adalah sebagai berikut : a. Merumuskan tujuan observasi b. Membuat lay-out atau kisi-kisi observasi c. Menyusun pedoman observasi. d. Menyusun aspek-aspek yang akan diobservasi, baik yang berkenaan dengan proses belajar peserta didik dan kepribadiannya maupun penampilan pendidik dalam pembelajaran. e. Melakukan uji coba pedoman observasi untuk melihat kelemahan-kelemahan pedoman observasi. f. Merevisi pedoman observasi berdasarkan hasil uji coba.

25 g. Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung. h. Mengolah dan menafsirkan hasil observasi. Contoh Pedoman Observasi Praktek Membuat Baju Nama : Mata Latih : Pokok Bahasan : Kelas : Hari/tanggal : Kompetensi Dasar : Skala Nilai No Aspek-aspek yang diobservasi A B C D E 1 Langkah persiapan (penyiapan alat dan bahan) 2 Cara mengukur baju 3 Cara membuat pola 4 Cara memotong kain 5 Cara menjahit baju 6 Cara mnyeterika hasil jahitan Jumlah Rata-rata Simpulan ; Saran : Observe, observer, Ket. (..) (..) Catatan: >> Pemberian nilai dapat menggunakan angka 1 10 atau A, B, C, 2. Wawancara (Interview) Wawancara merupakan salah satu bentuk alat penilaian jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan peserta didik. Pengertian wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan secara langsung antara pewawancara (interviewer) atau pendidik dengan orang yang diwawancarai (interviewee) atau peserta didik tanpa melalui perantara. Sedangkan wawancara tidak langsung artinya pewawancara atau pendidik menanyakan sesuatu kepada peserta didik melalui perantara orang lain atau media. 19

26 Jadi tidak menemui langsung kepada sumbernya. Untuk menyusun pedoman wawancara, dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : a. Merumuskan tujuan wawancara b. Membuat kisi-kisi atau layout dan pedoman wawancara. c. Menyusun pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan dan bentuk pertanyaan yang diinginkan. d. Melaksanakan uji coba untuk melihat kelemahanp-kelemahan pertanyaan yang disusun, sehingga dapat diperbaiki lagi. e. Melaksanakan wawancara dalam situasi yang sebenarnya. Contoh kisi-kisi pedoman wawancara No Masalah Tujuan Pertanyaan Bentuk Pertanyaan Format Pedoman Wawancara No Aspek-aspek Yang Diwawancara Ringkasan Jawaban Ket Kuesioner (Questionaire) Angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, pendapat, dan paham dalam hubungan kausal. Angket mempunyai kesamaan dengan wawancara, kecuali dalam imlementasinya. Angket dilaksanakan secara tertulis, sedangkan wawancara dilaksanakan secara lisan. Untuk menyusun angket, dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : a. Menyusun kisi-kisi angket. b. Menyusun pertanyaan-pertanyaan dan bentuk jawaban yang diinginkan, berstruktur dan tidak berstruktur. Setiap pertanyaan dan jawaban harus menggambarkan atau mencerminkan data yang diperlukan. Pertanyaan harus diurutkan, sehingga antara pertanyaan yang satu dengan lainnya dan kesinambungan. c. Membuat pedoman atau petunjuk cara menjawab pertanyaan, sehingga memudahkan peserta didik untuk menjawabnya.

27 d. Jika angket sudah tersusun dengan baik, perlu dilaksanakan uji coba di lapangan sehingga dapat diketahui kelemahan-kelemahannya. e. Angket yang sudah diujicobakan dan terdapat kelemahan perlu direvisi, baik dilihat dari bahasa, pertanyaannya maupun jawabannya. f. Menggandakan angket sesuai dengan banyaknya jumlah peserta didik. Contoh Kisi-kisi Angket No Masalah Sub-masalah Indikator. Sumber Data. Nomor Angket 21

28 UNIT 3 STANDAR KOMPETENSI: Melaksanakan penilaian kegiatan belajar KOMPETENSI DASAR: Membuat perencanaan penilaian Melaksanakan penilaian Monitoring penilaian Mengolah data Menyusun laporan hasil penilaian A. Perencanaan Penilaian 1. Menyusun Kisi-kisi (Layout/Blue-Print/Table of Specification) Kisi-kisi adalah suatu format yang berisi komponen identitas dan komponen matriks untuk memetakan soal dari berbagai topik/ satuan bahasan sesuai dengan kompetensi dasarnya masing-masing. Fungsinya adalah sebagai pedoman bagi pendidik untuk membuat soal menjadi tes. Langkah-langkah menyusun kisi-kisi soal yaitu :langkah pertama analisis silabus, langkah kedua menyusun kisi-kisi, langkah ketiga membuat soal, langkah keempat menyusun lembar jawaban, langkah kelima membuat kunci jawaban dan langkah keenam menyusun pedoman penskoran. Adapun syarat-syarat kisi-kisi yang baik adalah : a. Mewakili isi kurikulum yang akan diujikan. b. Komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami. c. Soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan. 22

29 Contoh Kisi-kisi Soal : Nama LKP : Program : Mata Latih : Tahun : Kurikulum Acuan : Alokasi Waktu : Jumlah Soal : Standar Kompetensi : No Kompetensi Dasar Materi (PB/SPB) Indikator Bentuk Soal Nomor Urut Soal *) Apabila bentuk soal yang digunakan hanya satu, sebaiknya dimasukkan ke komponen identitas. Sebelum menyusun kisi-kisi ini, pendidik harus mempelajari silabus mata latih, kemudian merumuskan indikator berdasarkan sub topik/sub pokok bahasan. Indikator adalah rumusan pernyataan yang menggunakan kata kerja operasional sesuai dengan materi yang akan diukur. Ciri-ciri indikator adalah : a. Mengandung satu kata kerja operasional yang dapat diukur (measurable) dan dapat diamati (observable) b. Sesuai dengan materi yang hendak diukur. c. Dapat dibuatkan soalnya sesuai dengan bentuk yang telah ditetapkan. Contoh : a. Menjelaskan empat komponen dalam sistem komputer. b. Menjelaskan fungsi monitor dalam pesawat komputer. c. Membedakan antara hardware dan software. 2. Uji Coba Jika soal dan perangkatnya sudah disusun dengan baik, maka perlu diujicobakan terlebih dahulu di lapangan. Tujuannya untuk melihat soal-soal mana yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali. Soal yang baik adalah soal yang sudah mengalami beberpa kali uji coba dan revisi, yang didasarkan atas analisis empiris dan rasional. Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan 23

30 setiap soal. B. Pelaksanaan Penilaian Pelaksanaan penilaian artinya bagaimana cara melaksanakan suatu penilaian, baik melalui tes (tertulis, lisan maupun perbuatan) maupun melalui nontes. Dalam pelaksanaan penilaian, pendidik harus memperhatikan kondisi tempat tes diadakan. Tempat ini harus terang dan enak dipandang serta tidak menakutkan, sehingga peserta didik tidak takut dan gugup. Suasana tes harus kondusif agar peserta didik nyaman menjawab pertanyaan tes. Dalam pelaksanaan tes lisan, pendidik tidak boleh membentak dalam memberikan pertanyaan dan tidak boleh memberikan kata-kata yang merupakan kunci jawaban. Untuk itu, perlu disusun tata tertib pelaksanaan penilaian. C. Monitoring Pelaksanaan Penilaian Langkah ini dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan penilaian pembelajaran telah sesuai dengan perencanaan penilaian yang telah ditetapkan atau belum. Tujuannya adalah untuk mencegah hal-hal yang negative dan meningkatkan efisiensi pelaksanaan penilaian. Monitoring mempunyai dua fungsi pokok. Pertama, untuk melihat relevansi pelaksanaan penilaian dengan perencanaan penilaian. Kedua, untuk melihat hal-hal apa yang terjadi selama pelaksanaan penilaian. Jika dalam pelaksanaan penilaian terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka evaluator harus mencatat, melaporkan, dan menganalisis factor -faktor penyebabnya. Dalam pelaksanaan penilaian hasil belajar sering terjadi peserta didik menontek jawaban dari temannya, peserta didik mendapat bocoran jawaban soal, ada juga peserta didik yang tiba-tiba sakit ketika mengerjakan soal, dan sebagainya. Di sinilah pentingnya monitoring pelaksanaan penilaian. Untuk melaksanakan monitoring, penilai dapat menggunakan beberapa teknik, seperti observasi partisipatif, wawancara (bebas atau terstruktur), atau studi dokumentasi. Untuk itu, penilai harus membuat perencanaan monitoring sehingga dapat dirumuskan tujuan, sasaran, data yang diperlukan, alat yang digunakan, dan pedoman analisis hasil monitoring. Data yang diperoleh dari hasil monitoring harus cepat dianalisis sehingga dapat memberikan makna bagi pelaksanaan penilaian. Hasil analisis monitoring ini dapat dijadikan landasan dan acuan untuk memperbaiki pelaksanaan penialian selanjutnya dengan harapan akan lebih baik daripada sebelumnya. D. Pengolahan Data 24 Setelah semua data kita kumpulkan, baik data itu dari kita langsung yang mengadakan kegiatan penilaian maupun dari orang lain yang menilai orang yang kita maksud, data tersebut harus diolah. Mengolah data berarti ingin memberikan nilai dan makna kepada testi mengenai kualitas hasil pekerjaannya. Misalnya, jika seorang peserta

31 didik mendapat nilai 65, kita belum dapat memberikan keputusan tentang peserta didik itu, apakah yang termasuk cerdas atau kurang apalagi memberikan keputusan mengenai aspek keseluruhan kepribadian peserta didik. Dalam pengolahan data biasanya sering digunakan analisis statistik, terutama jika bertemu dengan data kuantitatif, yaitu data-data yang berbentuk angka-angka. Dalam mengadakan penafsiran data, baik secara kelompok maupun individual, pendidik harus menggunakan norma-norma yang standar, sehingga data yang diperoleh dapat dibandingkan dengan norma-norma tersebut. E. Pelaporan Hasil Penilaian Semua kegiatan dan hasil penilaian harus dilaporkan kepada berbagai pihak yang berkepentingan, seperti pimpinan lembaga, pemerintah, dan peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar hasil yang dicapai peserta didik dapat diketahui oleh berbagai pihak dan dapat menentukan langkah selanjutnya. Di samping itu, laporan juga penting bagi peserta didik itu sendiri agar ia mengetahui kemampuan yang dimilikinya, dan atas dasar itu ia menentukan kemana arah yang harus ditempuhnya serta apa yang harus dilakukannya. 25

32 26

33 BAB 3 PENUTUP 27

34 Bab 3 - Penutup A. RANGKUMAN Penilaian merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, pendidik akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian peserta didik. Penilaian proses dan hasil belajar, dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik, dan penilaian penempatan. Penilaian memiliki beberapa tujuan, antara lain a) Mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik; b)mendiagnosis kesulitan belajar; c)memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar; d)penentuan kenaikan level; dan e)memotivasi belajar peserta didik dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan. Prinsip penilaian hasil belajar meliputi ; validitas/sahih, obyektif, transparan/ terbuka, adil, terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, akuntabel dan beracuan kreteria. Pelaksanaan penilaian pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat penilaian, antara lain, kuesioner, tes, skala, format observasi, dan lain-lain. Dari sekian banyak alat penilaian, secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni alat tes dan nontes. Prosedur penilaian pembelajaran yang dimaksud adalah langkah-langkah pokok yang harus ditempuh dalam kegiatan penilaian, yaitu : (1)membuat perencanaan, yang meliputi : menyusun kisi-kisi dan uji-coba, (2) pelaksanaan penilaian, (3) monitoring pelaksanaan penilaian, (4)pengolahan data, dan (5) pelaporan hasil penilaian 28 B. Evaluasi Pilihlah satu jawaban, yang benar dengan memberi tanda silang pada huruf a, b, c, d, atau e! 1. Tujuan penilaian pembelajaran adalah.. a. Untuk mengetahui prestasi peserta didik. b. Untuk mengambil nilai peserta didik. c. Untuk mengetahui kemajuan belajar dan umpan balik peserta didik. d. Untuk menyeleksi peserta didik. 2. Penilaian hasil belajar didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Hal ini termasuk prinsip : a. Beracuan kreteria.. b. Akuntabel.. c. Sistematis. d. Terpadu. 3. Penilaian penempatan bertujuan untuk mengetahui apakah peserta didik telah memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengikuti suatu program pembelajaran sampai sejauh mana peserta didik menguasai kompetensi dasar, pada umumnya penilaian penempatan dibuat sebagai : a. Postest.

35 Bab Bab 3 - Penutup b. Tes proses. c. Prates (pretest) d. Tes akhir. 4. Fungsi penilaian hasil belajar adalah untuk : a. Efektifitas dan efisiensi pembelajaran. b. Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan level.. c. Bimbingan dan penyuluhan. d. Diagnostik kesulitan belajar 5. Alat ukur berupa yang berbentuk pertanyaan atau latihan yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan seseorang disebut : a. Ujian. b. Pelatihan c. Tes d. Evaluasi. 6. Tes lisan : (oral test), tes tertulis (written test) dan tes tindakan atau perbuatan (performance test), adalah termasuk : a. Jenis tes berdasarkan alat pelaksanaannya.. b. Jenis tes berdasarkan tujuan tes c. Bentuk Tes. d. Ciri-ciri tes. 7. Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila : : a. Dapat mengukur daya ingat b. Betul-betul dapat mengukur hasil belajar. c. Dapat mengukur kemampuan bahasa. d. Dapat mengukur pemahaman. 8. Fungsi kisi-kisi dalam pembuatan soal adalah.. a. Sebagai acuan membuat soal. b. Untuk meratakan materi c. Untuk meratakan soal. d. Sebagai pedoman bagi pendidik untuk membuat so al menjadi tes. 9. Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penilaian yaitu a. Suasana dan kondisi tempat tes diadakan. b. Peserta didik. c. Tempat tes dan perangkat tes. d. Pengawas Mengapa perlu monitoring pelaksanaan penilaian? a. Untuk relevansi alat tes. b. Meningkatkan efisiensi pelaksanaan penilaian. c. Agar sesuai rencana. d. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. 29

36 Bab 3 - Penutup C. KUNCI JAWABAN 1. C 2. A 3. C 4. B 5. C 6. A 7. B 8. D 9. A 10. B PENSKORAN Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian, gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda. Skor: Jumlah jawaban yang benar Tingkat penguasaan = X 100 Jumlah Soal Arti skor tingkat penguasaan yang Anda capai: : baik sekali : baik : sedang < 70 : kurang Apabila tingkat penguasaan Anda telah mencapai 80% ke atas, Anda dapat berbangga hati. Bagus! Namun, bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi membaca lagi, terutama bagian yang belum Anda kuasai! 30

37 Bab 3 - Penutup DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainal (2013) Evaluasi Pembelajaran, Cetakan Ke-5, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya. Arifin, Zainal (1991) Evaluasi Instruksional : Prinsip-Teknik-Prosedur, Cetakan Ke-3, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya. Arifin, Zainal (2006) Konsep Guru Tentang Evaluasi dan Aplikasinya Dalam Proses Pembelajaran PAI, Tesis, Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Depdiknas (2003) Materi Pelatihan Peningkatan Kemampuan Instruktur Dalam Penyusunan dan Penggunaan Alat Evaluasi Serta Pengembangan Sistem Penghargaan Terhadap Siswa, Jakarta : Direktorat PLP Ditjen Dikdasmen. Hamalik, Oemar, (1989) Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan, Bandung : Mandar Maju. Hasan, S.Hasan, (1988) Evaluasi Kurikulum, Jakarta : P2LPTK-Ditjen Dikti- Depdikbud. Peraturan Pemerintah R.I. No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Bandung : Fokusmeida. Stamboel, C. S., (1986) Prinsip dan Teknik Pengukuran dan Penilaian di Dalam Dunia Pendidikan, Cetakan Ke-2, Jakarta : Mutiara Sumber Widya. Sukmadinata, Nana Sy., (2007) Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktik, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya. Undang-undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung : Fokusmedia. Uno B, Hamzah, (2007) Perencanaan Pembelajaran : Jakarta : PT Bumi Aksara. 31

38 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NON FORMAL DAN INFORMAL REGIONAL II SEMARANG 2015

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pembelajaran Langsung dalam menanamkan disiplin. santri di Pondok Pesantren Ma dinul ulum Campurdarat dan

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pembelajaran Langsung dalam menanamkan disiplin. santri di Pondok Pesantren Ma dinul ulum Campurdarat dan 124 BAB V PEMBAHASAN A. Perencanaan Pembelajaran Langsung dalam menanamkan disiplin santri di Pondok Pesantren Ma dinul ulum Campurdarat dan Madrasah Diniyah Tanwirul Qulub Pelem Campurdarat. 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah, guru adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas hasilnya. Dengan demikian, guru patut dibekali dengan evaluasi sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Evaluasi Pembelajaran. 1. Pengertian Evaluasi. Evaluasi perlu dilakukan dalam kegiatan belajar-mengajar untuk dapat

BAB II KAJIAN TEORI. A. Evaluasi Pembelajaran. 1. Pengertian Evaluasi. Evaluasi perlu dilakukan dalam kegiatan belajar-mengajar untuk dapat 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Evaluasi Pembelajaran 1. Pengertian Evaluasi Evaluasi perlu dilakukan dalam kegiatan belajar-mengajar untuk dapat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan dan pembelajaran.

Lebih terperinci

Evaluasi Pembelajaran Bahasa Jerman

Evaluasi Pembelajaran Bahasa Jerman Evaluasi Pembelajaran Bahasa Jerman JR501 Drs. Setiawan, M.Pd. Pepen Permana, S.Pd Pertemuan 2 Deutschabteilung UPI - 2007 Hubungan antara Pembelajaran & Evaluasi to teach without testing is unthinkable

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru adalah evaluasi pembelajaran. Kompetensi tersebut sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran,

Lebih terperinci

KUIS PERSIAPAN MENGHADAPI UPM

KUIS PERSIAPAN MENGHADAPI UPM KUIS PERSIAPAN MENGHADAPI UPM Evaluasi Proses Hasil Belajar Biologi Perhatian : Anda hanya menjawab di lembar jawaban yang Anda buat dengan pilihan a, b, c atau d saja, tidak usah di tulis/di ketik lagi

Lebih terperinci

PENERAPAN PENILAIAN BERBASIS KELAS DALAM BIDANG STUDI PAI DI SEKOLAH DASAR. Oleh : Drs.Zainal Arifin, M.Pd.

PENERAPAN PENILAIAN BERBASIS KELAS DALAM BIDANG STUDI PAI DI SEKOLAH DASAR. Oleh : Drs.Zainal Arifin, M.Pd. PENERAPAN PENILAIAN BERBASIS KELAS DALAM BIDANG STUDI PAI DI SEKOLAH DASAR Oleh : Drs.Zainal Arifin, M.Pd. Abstrak : Salah satu komponen pokok dalam sistem pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) adalah

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi Guru Mata Pelajaran Qur an Hadits dalam Perencanaan. Evaluasi Hasil Belajar Siswa di MTs Negeri Ngantru

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi Guru Mata Pelajaran Qur an Hadits dalam Perencanaan. Evaluasi Hasil Belajar Siswa di MTs Negeri Ngantru BAB V PEMBAHASAN A. Kompetensi Guru Mata Pelajaran Qur an Hadits dalam Perencanaan Evaluasi Hasil Belajar Siswa di MTs Negeri Ngantru Dalam perencanaan evaluasi hasil belajar seorang guru harus menyesesuaikan

Lebih terperinci

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil 46 2. Kerjasama a. Pengertian Kerjasama Menurut Lewis Thomas dan Elaine B. Johnson ( 2014, h. 164) kerjasama adalah pengelompokan yang terjadi di antara makhlukmakhluk hidup yang kita kenal. Kerja sama

Lebih terperinci

PENILAIAN BERBASIS KELAS Nuryani Y.Rustaman*

PENILAIAN BERBASIS KELAS Nuryani Y.Rustaman* PENILAIAN BERBASIS KELAS Nuryani Y.Rustaman* Pendahuluan Sebagai perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan

Lebih terperinci

antara ketiganya. Untuk memahami apa persamaan, perbedaan, ataupun hubungan akan memilih yang panjang. Kita tidak akan memilih yang pendek, kecuali

antara ketiganya. Untuk memahami apa persamaan, perbedaan, ataupun hubungan akan memilih yang panjang. Kita tidak akan memilih yang pendek, kecuali A. Arti Penilaian Istilah pengukuran, penilaian, dan evaluasi, seringkali digunakan dalam dunia pendidikan. Ketiga kata tersebut memiliki persamaan, perbedaan, ataupun hubungan antara ketiganya. Untuk

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK BAB VIII PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN Prof. Dr. Sunardi, M.Sc Dr. Imam Sujadi, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

MEMAHAMI STANDAR PENILAIAN BSNP

MEMAHAMI STANDAR PENILAIAN BSNP MEMAHAMI STANDAR PENILAIAN BSNP LATAR BELAKANG BSNP SECARA FILOSOFIS: - PROSES PEND PROSES MENGEMBANGKAN POTENSI SISWA MENJADI KEMAMPUAN DAN KETERAMPILAN TTT. SISWA SIPERLAKUKAN DAN DINILAI SEC. ADIL tidak

Lebih terperinci

Peta Konsep. Tujuan Pendidikan (Kompetensi Dasar) Proses/Kegiatan Untuk Mencapai Kompetensi. Hasil-hasil pendidikan yang dapat dicapai

Peta Konsep. Tujuan Pendidikan (Kompetensi Dasar) Proses/Kegiatan Untuk Mencapai Kompetensi. Hasil-hasil pendidikan yang dapat dicapai Peta Konsep Tujuan Pendidikan (Kompetensi Dasar) Proses/Kegiatan Untuk Mencapai Kompetensi Hasil-hasil pendidikan yang dapat dicapai Perbandingan antara kompetensi dengan hasil yang telah dicapai Informasi

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Dalam kegiatan pembelajaran segala sesuatu hal selayaknya dilakukan dengan tahapan yang jelas dan terarah. Oleh karena itu, penting

Lebih terperinci

WILUJEUNG SUMPING. EVALUASI PEMBELAJARAN By Zainal Arifin

WILUJEUNG SUMPING. EVALUASI PEMBELAJARAN By Zainal Arifin WILUJEUNG SUMPING EVALUASI PEMBELAJARAN By Zainal Arifin KURIKULUM SEBAGAI SUATU SISTEM : TUJUAN EVALUASI ISI/MATERI PROSES PEMBELAJARAN SEBAGAI SUATU SISTEM EVALUASI TUJUAN MATERI SUMBER BELAJAR KOMPONEN-

Lebih terperinci

Bandung, 23 Oktober 2009

Bandung, 23 Oktober 2009 Bandung, 23 Oktober 2009 PENILAIAN KELAS Konsep dasar Teknik Penilaian Konsep Dasar Penilaian Kelas Pengertian Penilaian Kelas Manfaat Penilaian Kelas Fungsi Penilaian Kelas Prinsip-prinsip Penilaian Kelas

Lebih terperinci

Jl. Ksatrian No. 2 P.O.Box 180 Danguran, Klaten Selatan. Jl. Ksatrian No. 2 P.O.Box 180 Danguran, Klaten Selatan PETUNJUK PRAKTEK

Jl. Ksatrian No. 2 P.O.Box 180 Danguran, Klaten Selatan. Jl. Ksatrian No. 2 P.O.Box 180 Danguran, Klaten Selatan PETUNJUK PRAKTEK KEMENTERIAN KEMENTERIAN KESEHATAN KESEHATAN REPUBLIK REPUBLIK INDONESIA INDONESIA POLITEKNIK POLITEKNIK KESEHATAN KESEHATAN SURAKARTA SURAKARTA PRODI PRODI DIV DIV PENDIDIK PENDIDIK Jl. Ksatrian No. 2

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. sebuah penelitian. Sebab, pada bagian ini peneliti benar-benar harus

BAB V PEMBAHASAN. sebuah penelitian. Sebab, pada bagian ini peneliti benar-benar harus BAB V PEMBAHASAN Temuan Penelitian Temuan penelitian merupakan suatu hal penting yang ada dalam sebuah penelitian. Sebab, pada bagian ini peneliti benar-benar harus menampakkan objektifitas dalam melakukan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki A. Pendahuluan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kelanjutan dari kurikulum tahun 2004

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ

BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ SEAMEO SEAMOLEC Jakarta - INDONESIA 2012 Pendahuluan Dalam topik ini akan diuraikan evaluasi hasil belajar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tugas seorang guru dalam kegiatan pembelajaran adalah membantu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tugas seorang guru dalam kegiatan pembelajaran adalah membantu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tes Tugas seorang guru dalam kegiatan pembelajaran adalah membantu perubahan dan keberhasilan peserta didik atau siswa. Untuk mengetahui bagaimana perubahan dan tingkat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PENILAIAN PEMBELAJARAN (SMP / SMA) OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPd. UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 1 KONSEP DASAR PENILAIAN PENILAIAN PENDIDIKAN: KEGIATAN MENILAI YG TERJADI DALAM KEGIATAN PENDIDIKAN PENILAIAN

Lebih terperinci

Mata Kuliah/Kode/ SKS : Evaluasi Pembelajaran TE/ EL501/2(dua) Semester/Program Studi : Teknik Tenaga Elektrik (TTE) : Dra. Tuti Suartini, M.

Mata Kuliah/Kode/ SKS : Evaluasi Pembelajaran TE/ EL501/2(dua) Semester/Program Studi : Teknik Tenaga Elektrik (TTE) : Dra. Tuti Suartini, M. Mata Kuliah/Kode/ SKS : Evaluasi Pembelajaran TE/ EL501/2(dua) Semester/Program Studi : Teknik Tenaga Elektrik (TTE) Dosen : Dra. Tuti Suartini, M.Pd 1. Pengukuran Pengantar tentang Definisi Pengukuran,

Lebih terperinci

Gagne (1974): (A) kemampuan merencanakan materi dan

Gagne (1974): (A) kemampuan merencanakan materi dan ANALISIS TES BUATAN GURU KOMPETENSI GURU Gagne (1974): (A) kemampuan merencanakan materi dan kegiatan belajar mengajar, (B) kemampuan melaksanakan dan mengelola kegiatan belajar mengajar, (C) kemampuan

Lebih terperinci

Tes dan Persyaratannya

Tes dan Persyaratannya Tes dan Persyaratannya Tes secara harfiah berasal dari bahasa Prancis kuno testum artinyapiring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Belajar Siswa Menurut pengertian bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu pengertian istilah, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar

Kegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar Kegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar Uraian Materi 1. Menelaah Kualitas Soal Tes Bentuk Objektif Sebagaimana telah anda pelajari sebelumnya, bahwa analisis kualitas perangkat soal tes hasil belajar

Lebih terperinci

BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN

BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN A. Pendahuluan Penilaian merupakan langkah lanjutan yang umumnya dilakukan oleh pendidik dengan berbasis pada data pengukuran yang tersedia. Penilaian atau Assessment

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian dan pengembangan. Metode Penelitian dan Pengembangan atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Research

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya 6 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Dasar Pengelolaan Pembelajaran. Pada dasarnya pengelolaan diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian semua sumber daya untuk

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Perangkat Evaluasi a. Evaluasi Evaluasi merupakan program yang dilaksanakan untuk mengetahui tujuan yang dicapai. Tayibnapis (2008:189-190) mengatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab V ini akan disajikan beberapa kesimpulan hasil penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab V ini akan disajikan beberapa kesimpulan hasil penelitian BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab V ini akan disajikan beberapa kesimpulan hasil penelitian berdasarkan masalah-masalah penelitian. Di samping itu, dikemukakan juga rekomendasi yang ditujukan

Lebih terperinci

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi.

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 1 Nomor 2, Mei 2005 SISTEM PENILAIAN PEMBELAJARAN EKONOMI BERBASIS KOMPETENSI Oleh: Barkah Lestari (Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh informasi tentang peningkatan kemampuan analisis siswa SMA setelah diterapkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Media Pembelajaran kelas VII di SMPN I Besuki Tulunagagung. dapat mengukur kemampuan anak secara tepat dan obyektif.

BAB V PEMBAHASAN. Media Pembelajaran kelas VII di SMPN I Besuki Tulunagagung. dapat mengukur kemampuan anak secara tepat dan obyektif. BAB V PEMBAHASAN A. Kompetensi Profesional Guru PAI Dalam Perencanaan Penggunaan Media Pembelajaran kelas VII di SMPN I Besuki Tulunagagung Dalam perencanaan penggunaan media pembelajaran seorang guru

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata asesmen berasal dari serapan bahasa Inggris yaitu assessment. Asesmen atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata asesmen berasal dari serapan bahasa Inggris yaitu assessment. Asesmen atau II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Asesmen Kinerja Kata asesmen berasal dari serapan bahasa Inggris yaitu assessment. Asesmen atau penilaian merupakan bagian dari kegiatan evaluasi dalam pembelajaran yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompetensi Guru Guru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola kelas, yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta

Lebih terperinci

Oleh: JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

Oleh: JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI Oleh: JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI PENDAHULUAN Kerangka Dasar Kurikulum menekankan adanya penilaian kelas. Penilaian hasil belajar meliputi penilaian kelas, penilaian akhir yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). Dalam penelitian

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 1 KOTO SALAK KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL

PELAKSANAAN PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 1 KOTO SALAK KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL PELAKSANAAN PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 1 KOTO SALAK KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA

Lebih terperinci

JENIS DAN PERENCANAAN EVALUASI P E R T E M U A N K E 4

JENIS DAN PERENCANAAN EVALUASI P E R T E M U A N K E 4 JENIS DAN PERENCANAAN EVALUASI P E R T E M U A N K E 4 JENIS EVALUASI 1. EVALUASI SUMATIF BERTUJUAN UNTUK: Mengetahui kecakapan atau keterampilan yang dikuasai siswa Meramalkan kecakapan siswa dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm. 33-40 PEMANFAATAN PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI Oleh Sukanti 1 Abstrak Hasil belajar dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SELF ASSESSMENT SEBAGAI UPAYA DOSEN MENINGKATKAN OBYEKTIVITAS DALAM PENILAIAN TUGAS PROYEK

PENGGUNAAN SELF ASSESSMENT SEBAGAI UPAYA DOSEN MENINGKATKAN OBYEKTIVITAS DALAM PENILAIAN TUGAS PROYEK Pendidikan ISBN : 979-498-467-1 PENGGUNAAN SELF ASSESSMENT SEBAGAI UPAYA DOSEN MENINGKATKAN OBYEKTIVITAS DALAM PENILAIAN TUGAS PROYEK Sri Yamtinah Prodi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP-UNS E-mail:jengtina_sp@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian Tempat Penelitian ini berlokasi di SD Negeri 01 Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan di

Lebih terperinci

Sri Susilogati Sumarti. Jurusan Kimia FMIPA UNNES, Semarang, Indonesia ABSTRAK

Sri Susilogati Sumarti. Jurusan Kimia FMIPA UNNES, Semarang, Indonesia ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI Pemantapan Riset Kimia dan Asesmen Dalam Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 21 Juni

Lebih terperinci

Mahasiswa mampu. Tes DASAR. Modul: 1 6 PENILAIAN. menjelaskan hakikat. Suryanto, DALAM. penilaian, asesmen, Adi. (2009).

Mahasiswa mampu. Tes DASAR. Modul: 1 6 PENILAIAN. menjelaskan hakikat. Suryanto, DALAM. penilaian, asesmen, Adi. (2009). SILABUS Nama Mata Kuliah/Kode Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran di SD (PDGK 4301) Program : PGSD Nama Lengkap Penulis : Iding Tarsidi, Drs., M. Pd. Instansi Asal : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Tinjauan Evaluasi a. Pengertian Evaluasi Zainal Arifin (2013:2) memaparkan bahwa evaluasi merupakan suatu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan yang menyatakan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan yang menyatakan bahwa : BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah sebagai salah satu lembaga formal memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. tujuan Pendidikan Nasional sendiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian, Populasi, dan Sampel Penelitian yang akan dilaksanakan yaitu penelitian tindakan kelas, menurut Arikunto (2010, hlm. 39) menyatakan...perlu ditekankan bahwa

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1.

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm. 74-82 PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI Oleh Sukanti 1 Abstrak Terdapat empat karakteristik afektif yang penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses pengembangan pendidikan pada saat ini. Kegiatan evaluasi pendidikan menempati posisi penting

Lebih terperinci

TUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA

TUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA TUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA PENILAIAN PEMBELAJARAN Disusun Oleh: KELOMPOK 1 Riza Gustia (A1C109020) Janharlen P (A1C109044) Zunarta Yahya (A1C109027) Widi Purwa W (A1C109030) Dewi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Lehman (dalam Ana Ratna Wulan, 2005) mengemukakan bahwa:

PENDAHULUAN. Lehman (dalam Ana Ratna Wulan, 2005) mengemukakan bahwa: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Evaluasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran serta memiliki posisi penting dalam sistem pendidikan. Suharsimi Arikunto (2004, hlm.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Kedungwinangun. Lokasi sekolah dasar tersebut terletak di Desa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam waktu 6 bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam waktu 6 bulan 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam waktu 6 bulan mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Juni tahun

Lebih terperinci

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI Sukanti Abstrak Terdapat empat karakteristik afektif yang penting dalam pembelajaran yaitu: (1) minat, 2) sikap, 3) konsep diri, dan 4) nilai. Penilaian afektif

Lebih terperinci

PENILAIAN AUTENTIK DALAM TUNTUTAN KURIKULUM 2013

PENILAIAN AUTENTIK DALAM TUNTUTAN KURIKULUM 2013 PENILAIAN AUTENTIK DALAM TUNTUTAN KURIKULUM 2013 Prof. Dr. Ani Rusilowati, M.Pd. Universitas Negeri Semarang rusilowati@yahoo.com Latar Belakang Kurikulum 2013 menuntut untuk menerapkapkan penilaian terhadap

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. orang yang memiliki kompetensi- kompetensi tertentu seperti; (Hazkew dan Lendon dalam Uno, 2007 : 15).

II. TINJAUAN PUSTAKA. orang yang memiliki kompetensi- kompetensi tertentu seperti; (Hazkew dan Lendon dalam Uno, 2007 : 15). 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompetensi Guru Guru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola kelas, yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta

Lebih terperinci

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus A. Prinsip Pengembangan Silabus Prinsip-prinsip pengembangan silabus adalah: 1. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

TEKNIK PENILAIAN NON TES

TEKNIK PENILAIAN NON TES TEKNIK PENILAIAN NON TES Penilaian Unjuk Kerja Dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Cocok untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik menunjukkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI PENINGKATAN MUTU PROSES DAN EVALUASI PEMBELAJARAN. ( As ari Djohar )

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI PENINGKATAN MUTU PROSES DAN EVALUASI PEMBELAJARAN. ( As ari Djohar ) PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI PENINGKATAN MUTU PROSES DAN EVALUASI PEMBELAJARAN ( As ari Djohar ) A. Asumsi Dasar 1. Peningkatan mutu pendidikan tinggi merupakan kebutuhan utama yang selalu harus

Lebih terperinci

ARTI PENILAIAN DAN BEBERAPA MASALAHNYA

ARTI PENILAIAN DAN BEBERAPA MASALAHNYA ARTI PENILAIAN DAN BEBERAPA MASALAHNYA 1. Arti Penilaian Istilah penilaian sebagai terjemahan dari Evaluation jika dalam kepustakaan lain digunakan istilah assesmen, appraisal, sebagai panduan akan digunakan

Lebih terperinci

PENILAIAN ACUAN KRITERIA (PAK)

PENILAIAN ACUAN KRITERIA (PAK) PENILAIAN ACUAN KRITERIA (PAK) Tujuan penggunaan tes acuan berfokus pada kelompok perilaku siswa yang khusus. Joesmani menyebutnya dengan didasarkan pada kriteria atau standard khusus. Dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

EVALUASI PEMBELAJARAN (EP)

EVALUASI PEMBELAJARAN (EP) EVALUASI PEMBELAJARAN (EP) Persaingan pada era global Kualitas (Kompetensi) SDM Karakteristik siswa Karakteristik bidang studi Pendidikan berbasis kompetensi : Kurikulum Silabus Sistem penilaian Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana pendekatan ini memnungkinkan dilakukannya

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN A. Pengertian 1. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan

Lebih terperinci

O X O Pretest Perlakuan Posttest

O X O Pretest Perlakuan Posttest 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan tentang metode dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, prosedur penelitian dan instrumen penelitian serta teknik pengolahan data

Lebih terperinci

DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN

DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN 0 DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN MAKALAH MAKALAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Desain dan Pengembangan Kurikulum Dosen Pengampu : Dr. Ahsan Hasbulloh, M.Ag Oleh KUWAT DWI WALUYO (1617652006)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. didik. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian pendidikan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal dan nonformal, tak terhindar dari pengukuran (measurement) dan tes. Suatu tes

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian terdiri dari dua kata,

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian terdiri dari dua kata, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian terdiri dari dua

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP DIAN BUDIANA,M.PD. Disiapkan sebagai Bahan Diklat Sertifikasi Guru dalam Jabatan Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran

Lebih terperinci

Inisiasi II ASESMEN PEMBELJARAN SD

Inisiasi II ASESMEN PEMBELJARAN SD Inisiasi II ASESMEN PEMBELJARAN SD (Mengembangkan Tes sebagai Instrumen Asesmen) Selamat bertemu kembali dengan saya Yuni Pantiwati sebagai tutor dalam mata kuliah Asesmen Pembelajaran SD. Kali ini merupakan

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar

Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar Uraian Materi Secara umum, langkah-langkah kegiatan penilaian hasil belajar yang dilakukan Guru meliputi: (1) Perencanaan penilaian dan pengembangan perangkat,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Data yang diperoleh melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Data yang diperoleh melalui 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Kegiatan penelitian didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO STANDAR PROSES PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04 07 SEMARANG 2O16 Standar Proses Pembelajaran Sistem Penjaminan Mutu Internal Fakultas

Lebih terperinci

Perencanaan. Siklus I. Pengamatan. Perencanaan. Siklus III. Pengamatan. Perencanaan. Pengamatan. Hasil Penelitian

Perencanaan. Siklus I. Pengamatan. Perencanaan. Siklus III. Pengamatan. Perencanaan. Pengamatan. Hasil Penelitian 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penelitian Tindakan Kelas 3.1.1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah penelitian yang dilakukan di kelas dengan jalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Objek penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cimahi, Jalan Mahar Martanegara (Leuwigajah)

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Lind dan Gronlund (1995) asesmen merupakan sebuah proses yang ditempuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Lind dan Gronlund (1995) asesmen merupakan sebuah proses yang ditempuh 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Asesmen dan Asesmen Kinerja Menurut Lind dan Gronlund (1995) asesmen merupakan sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi tentang belajar siswa (observasi,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34 HALAMAN 1 / 34 1 2 3 4 5 Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit Waktu Pengembangan g Silabus 6 7 8 9 Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah Pengembangan Silabus Contoh Model HALAMAN

Lebih terperinci

Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan

Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan Alkhafi Maas Siregar 1 dan Rahmansyah 2 1. Jurusan Fisika FMIPA Unimed dan 2. Jurusan Fisika FMIPA Unimed Jln.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Lembang yang berlokasi di Jalan Raya Lembang Nomor 357, Kecamatan Sumur Bandung, Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul skripsi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul skripsi. 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Menurut Panggabean (1996:27) penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Di dalam penilaian tersebut guru merancang jenis penilaian yang seperti

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Di dalam penilaian tersebut guru merancang jenis penilaian yang seperti 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru profesional merupakan guru yang mempunyai kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan dan mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai pendidik.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Penelitian Tindakan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris dinamakan Class Action Research. PTK merupakan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENILAI (MENGEVALUASI)

KETERAMPILAN MENILAI (MENGEVALUASI) KETERAMPILAN MENILAI (MENGEVALUASI) Dra. Titik Harsiati, M.Pd 1. Pengertian dan Karakteristik Penilaian dalam Paradigma Konstruktivisme Seiring dengan perkembangan belajar yang berorientasi pada pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Selain itu pendidikan dapat mengubah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu). Penggunaan metode ini didasarkan pada tujuan metode

Lebih terperinci