Serikat Petani Kelapa Sawit
|
|
- Dewi Sudirman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 Profil Organisasi Serikat Petani Kelapa Sawit Menuju Petani Kelapa Sawit Yang Mandiri, Berdaulat, Sejahtera dan Berkelanjutan Dokumen internal organisasi tidak diperkenankan untuk memperbanyak dan menyebarluaskan tanpa izin dari SPKS Sekretariat Nasional Perumahan Bogor Baru Blok A5 No.17, Kelurahan Tegal Lega Bogor Jawa Barat Telepon Fax info.spksnasional@gmail.com Website: i
3 Daftar Isi SEJARAH BERDIRINYA SPKS... 1 Kondisi umum petani kelapa sawit indonesia... 1 Lahir Dari Bawah Berangkat Dari Realitas Lapangan... 2 Legalitas Organisasi... 4 VISI DAN MISI... 5 Visi... 5 Misi... 5 WATAK DAN PRINSIP ORGANISASI... 6 Watak SPKS... 6 Prinsip Dasar Organisasi... 7 PROGRAM PERJUANGAN SPKS... 8 Program Maksimum... 8 Program Minimum... 9 Bidang Organisasi Bidang Pendidikan Bidang Advokasi Dan Perjuangan Petani Kelapa Sawit Bidang Sosial Dan Budaya Bidang Kesejahteraan Anggota STRUKTUR ORGANISASI SPKS ANGGOTA Syarat-syarat yang dapat diterima menjadi anggota SPKS ii
4 Tata cara Penerimaan Anggota adalah sebagai berikut: HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA Kewajiban kewajiban Anggota adalah sebagai berikut Hak-hak Anggota adalah sebagai berikut : iii
5 SEJARAH BERDIRINYA SPKS Kondisi umum petani kelapa sawit indonesia Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh Derektorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian tahun 2016 luas perkebuan kelapa sawit diindonesia saat ini hektar dimana 39 % merupakan perkebunan rakyat yakni hektar 1, jika melihat kondisi tersebut bahwa perkebunan kelapa sawit rakyat yang dikelola petani / pekebun menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan, agar petani kelapa sawit dapat menjadi subyek penting dalam perkebunan. Hingga saat ini posisi petani sangat lemah karena masih tergantung dengan skema perusahaan melalui kebijakan pemerintah yang mengabaikan keberadaan petani sawit. Hal ini bisa dilihat dari mulai produktivitas tidak optimal, mutu TBS yang rendah, Fasilitas kebun dan infrastruktur jalan yang rusak, Kapasitas Pabrik yang tidak bisa menampung hasil TBS petani, ketersediaan alat transportasi, dan kemampuan mengelola kebun yang rendah serta kelembagaan petani yang belum menjadi kekuatan petani. Hal ini tidak terlepas oleh strategi pembangunan yang lebih berorientasi untuk meningkatkan produksi guna mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan memperbesar pendapatan negara, lembaga petani belum menunjukkan kekuatannya dan relasi produksi di pedasaan masih banyak menjeratan petani. Program revitalisasi perkebunan maupun 1 Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Kelapa Sawit Derektorat Jenderal Perkebunan 2016
6 skema pendanaan yang dicanangkan Pemerintah belum menyentuh persoalan petani karena tidak menjadikan petani mandiri sebagai aktor lansung dimana peranan perusahaan masih sangat dominan. Situasi ini menyebabkan sasaran pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya petani di sektor perkebunan belum optimal yaitu membangun dan menciptakan masyarakat (petani) agar mampu mengatasi segala persoalannya secara mandiri, kreatif dan otonom. Untuk menjawab persoalan di atas tidak ada jalan lain kecuali melakukan perubahan sosial ditingkat petani sawit dan oleh petani sawit itu sendiri, yaitu mempersatukan dirinya dan berjuang untuk kepentingan dan masa depannya melalui sebuah organisasi petani sawit yang independen yang mampu memecahkan persoalan mereka untuk menjadi petani yang mandiri, berdaulat dan berkelanjutan Lahir Dari Bawah Berangkat Dari Realitas Lapangan Semangat untuk menyatukan diri dalam sebuah ikatan karena kesamaan nasib sebagai petani kelapa sawit telah dimulai sejak pertengahan tahun 2005 dengan melakukan beberapa diskusi kritis tentang kondisi dan situasi petani sawit di Indonesia pada umumnya. Keresahan kelompok pemerhati perkebunan dalam negeri menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehadiran SPKS. Beberapa kondisi yang melatarbelakangi kehadiran SPKS tersebut antaralain, produktifitas perkebunan rakyat yang rendah, kapasitas pengelolaan kebun yang masih tradisional, pengembangan teknologi pertanian yang kurang, posisi tawar petani yang lemah, infrastruktur kebun yang jauh dari standar GAP (Good Agriculture Practise), dan juga 2
7 hadirnya beberapa letus konflik hingga pelanggaran Hak Asasi Manusia di dalam perkebunan serta kerusakan lingkungan hidup. Dengan melihat kondisi tersebut dilakukan pertemuan besar petani kelapa sawit yang pertama kali dilakukan di Kabupaten Sanggau pada tahun Dalam pertemuan ini memutuskan bahwa persoalan tersebut membutuhkan kekuatan petani kelapa sawit sehingga memiliki posisi tawarnya sehingga melalui musyawarah petani tersebut mendeklarasikan berdirinya SPKS Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Sebagai pembelajaran pentingnya kekuatan petani di daerah sektor perkebunan kelapa sawit, selanjutnya pada fase tahun dilakukan konsolidasi petani dibeberapa daerah melakukan musyawarah dan dideklarasinya pendirian SPKS di 4 (empat) Kabupaten yaitu: Kabupaten Paser (Kalimantan Timur), Kabupaten Rokan Hulu (Riau), Kabupaten Sekadau (Kalimantan Barat) dan Kabupaten Tanjung jabung barat (Jambi). Berdasarkan diskusi yang berkembang antara para pengurus SPKS kabupaten yang sudah terbentuk bahwa persoalan dan perjuagan petani kelapa sawit tidak bisa hanya dilihat secara sektoral, karena persoalan petani kelapa sawit tidak bisa terlepas dari perjuagan nasional bahkan global. Pada tahun 2008 dilakukan konsolidasi dan musyawarah perwakilan petani dari 5 SPKS Kabupaten di Bogor dengan melahirkan Piagam Taman Air tentang penyatuan organisasi SPKS secara Nasional dan terbentuk Badan Penyelenggara Persiapan Nasional SPKS yang diberi mandat untuk bekerja selama satu tahun penyiapan dokumen 3
8 keorganisasian dan melakukan pekerjaan untuk mengkonsolidasikan petani petani di daerah yang belum terbentuk PKS. Pada tahun 2009 dilaksanakannya Musyawarah Nasional di bogor yang dilaksanakan oleh BPPN dan terbentuknya Forum Nasional SPKS yang bertugas mematangan seluruh dokument dalam dan melakukan konsolidasi petani di daerah potensial dibangunya SPKS, sehingga sampai dengan tahun 2012 berdiri 3 Kabupaten yaitu Kuantan Singingi (Riau), Labuhanbatu Uatara ( Sumatera Utara) dan Kabupaten Sintang (Kalimantan Barat). Legalitas Organisasi Pada tahun 2012 SPKS Nasional berdiri melalui keputusan Musyawarah Forum Nasional di Jakarta yang dihadiri oleh pengurus SPKS dan petani dari 8 kabupaten. Secara Resmi berdiri dengan badan hukum berbentuk Perkumpulan yang didirikan berdasarkan Akta Pendirian Nomor 52 tanggal 19 Juni 2012 pada Notaris dan PPAT Dwi Sundjajik, SH, M.Kn yang beralamat di komplek Bkosurtanal Blok C4 jalan raya Cikaret Cibinong Kabupaten Bogor. Akta Pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-69.AH Tahun 2013 tentang pengesahan Badan Hukum Perkumpulan Serikat Petani Kelapa Sawit. 4
9 VISI DAN MISI Visi SPKS memiliki visi untuk memperjuangkan hak-hak sosial ekonomi dan hak-hak demokratis dari Petani Kelapa Sawit sehingga terjamin perbaikan taraf hidup dan kesejahteraannya. Misi 1. Mengembangkan sistem perekonomian petani dalam bentuk badan badan usaha produktif petani kelapa sawit. 2. Membangun sistem data dan informasi, komunikasi ditingkat SPKS dan keluar yang berpihak pada petani. 3. Mendorong pembuatan kebijakan yang dapat memperbaiki kehidupan petani kelapa sawit. 4. Mengembangkan pelatihan untuk penguatan kelembagaan petani seperti kelompok tani dan koperasi sebagai wadah usaha petani sawit serta pelatihan untuk peningkatan hasil usaha perkebunan. 5. Memfasilitasi teknologi Pertanian yang dapat dikelola oleh petani kelapa sawit. 6. Mendorong Perbaikan Kebijakan Pasar untuk berorientasi pada kepentingan petani sawit. 5
10 WATAK DAN PRINSIP ORGANISASI Watak SPKS SPKS sebagai organisasi massa memiliki watak demokratis nasional yaitu terbuka, demokratis, militan, patriotis dan organisasi sejati: 1. Terbuka artinya SPKS keanggotaannya terbuka bagi Petani Kelapa Sawit tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan dan jenis kelamin. SPKS mengikuti peraturan pemerintah yang memenuhi asas keadilan dan tidak merugikan Petani Kelapa Sawit. 2. Demokratis artinya SPKS merupakan organisasi dari dan untuk anggota serta setiap anggota memiliki kedudukan hak dan kewajiban yang sama dalam organisasi. 3. Militan artinya dalam seluruh usaha organisasi, SPKS menyandarkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri, namun tetap akan melakukan kerjasama dengan organisasi atau golongan masyarakat lain yang memiliki kesamaan tujuan dan prinsip organisasi. 4. Patriotis artinya SPKS menolak segala bentuk kekerasan manusia atas manusia dan penjajahan satu bangsa terhadap bangsa yang lain. 5. Organisasi Sejati artinya organisasi ini didirikan untuk membela kepentingan Petani Kelapa Sawit. 6
11 Prinsip Dasar Organisasi 1. SPKS memiliki prinsip demokrasi yang berdisiplin, yang tercermin dalam sendi sendi organisisasi. Wujud dari pengertian tersebut adalah: 2. Setiap Pimpinan dalam seluruh tingkatan organisasi dipilih secara demokratis dan bertanggungjawab kepada Musyawarah Organisasi sesuai dengan tingkatannya. 3. Setiap keputusan organisasi yang diambil harus didasarkan pada musyawarah yang bebas dan demokratis serta setelah menjadi keputusan harus dijalankan dengan baik dan disiplin. 4. Seluruh Pimpinan organisasi harus selalu memberikan laporan rutin atas pekerjaannya kepada organisasi diatasnya dan selalu meminta pendapat serta saran atas persoalan yang sedang dihadapi sebelum keputusan diambil. 5. Seluruh Pimpinan harus memberikan perhatian atas laporan dari organisasi dibawahnya, selanjutnya mempelajari dengan melakukan pemeriksaan atas laporan tersebut kemudian menindaklanjuti dengan memberikan bantuan dan bimbingan. 6. Menerapkan sistem kepemimpinan kolektif di semua tingkatan organisasi. 7
12 PROGRAM PERJUANGAN SPKS Program Maksimum Program Maksimum merupakan tahap tertinggi dari Program Perjuangan yang menjadi cita cita terhadap tatanan yang akan dituju, dimana capainnya harus berupa kwalitas baru yang merupakan lompatan dari tatanan lama yang digantikannya dan sebagai antitesanya. Maka, Program Maksimum dalam Organisasi Massa Demokratik harus dapat menjadi kompas pemandu didalam setiap Program Kerja maupun aksi aksi yang dilakukan. Oleh karenanya, Program Maksimum yang menjadi rumusan cita cita merupakan dasar dari Garis Garis Besar dan Arah Program SPKS yang akan secara terus menerus dan konsisten diperjuangkan oleh Serikat Petani Kelapa Sawit. Untuk mencapai cita cita tersebut maka segenap Petani Kelapa Sawit haruslah bersatu padu untuk merompak tatanan sosial, ekonomi dan politik yang saat ini jelas jelas mengungkung / mengekang, menjerat dan menindas Petani Kelapa Sawit pada khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya. Adapun maksud dan pengertian dari cita cita tersebut, sebagai berikut : 1. Kedaulatan mengandung pengertian kebebasan Petani Kelapa Sawit mengekspresikan kesadaran politiknya dalam menyelesaikan masalah masalah yang melingkupinya, jaminan bagi Petani Kelapa Sawit untuk berorganisasi dan dalam menentukan pilihan pilihan politiknya. 2. Kemandirian mengandung pengertian Petani Kelapa Sawit yang bebas dari kungkungan / kekangan keterikatan dengan pihak manapun, kesejajaran dalam menjalin 8
13 kerjasama dan kemampuan berdiri sendiri dalam mengembangkan kehidupan sosial dan ekonominya. 3. Petani Kelapa Sawit yang berkelanjutan yakni petani yang mampu mengatasi masalah masalah ketahanan ekonomi keluarga yang berpegang teguh pada pengelolaan perkebunan yang memperhatikan aspek sosial dan lingkungan. Program Minimum Program Minimum merupakan tangga yang menjadi tumpuan untuk mencapai Program Maksimum, karena sebagai tangga maka setiap sap-nya harus dilalui dan dicapai terlebih dahulu. Dan, yang paling penting setiap tangga yang dilalui harus dapat menjadi kunci pembuka dari Program berikutnya didalam lingkup Program Minimum dan Program didalam lingkup minimum harus dapat menjadi kunci untuk membuka tercapainya Program Maksimum. Serta, perlu kita ketahui bahwa dalam merumuskan Program Minimum dan Tuntutan Aksinya harus disandarkan pada kondisi dan keadaan serta tingkat perkembangan organisasinya. Melihat keadaan Petani Kelapa Sawit saat ini yang memiliki problematik umum yang sama dirasakan oleh hampir seluruh Kaum Tani dan problematik khusus yang dihadapi oleh Petani Kelapa Sawit. Maka didalam merumuskan Program Minimum dan Aksinya harus terlebih dahulu melakukan Penelitian dan Analisis Strukturnya secara mendalam, agar tidak menutup capain Program dan Aksi yang lebih tinggi derajat dan kwalitasnya. Oleh karenanya, rumusan program minimum yang akan dilaksanakan selama antara lain: 9
14 Bidang Organisasi Program dibidang organisasi dilakukan untuk menjalankan prinsip organisasi yang tertuang dalam anggaran dasar yakni menjadikan SPKS sebagai organisasi massa yang Luas, Demokratis, Militan, Patriotis dan Sejati. Sehingga, SPKS akan menjadi organisasi yang kuat dan disegani oleh semua pihak. Adapun kegiatan yang akan dilakukan pada bidang organisasi antara lain: Rekruetmen Anggota. Peningkatan Kwalitas Anggota. Perluasan Struktur Organisasi. Bidang Pendidikan Bidang pendidikan dilakukan agar seluruh jajaran organisasi baik Pimpinan maupun Anggotanya memiliki pandangan yang sama terhadap cita cita masa depannya, melihat masalah dan cara mengatasi masalahnya dan memandang organisasi SPKS sebagai alat bersama untuk mewujudkan cita cita Petani Kelapa Sawit. Adapun kegiatan dibidang Pendidikan yang akan dilakukan antara lain: Pendidikan Massa calon Anggota Pendidikan Anggota. Pendidikan Pimpinan. Kursus Kursus Ketrampilan: Pelatihan Manajemen Teknis Kebun Pelatihan Penerapan standar kelapa sawit berkelanjutan Pelatihan Pengelolaan Koperasi Pelatihan Paralegal Pelatihan Advokasi dan Kampanye massa Pelatihan Manajemen Keuangan Keluarga Pelatihan Lobby dan Negosiasi 10
15 Bidang Advokasi Dan Perjuangan Petani Kelapa Sawit Bidang advokasi merupakan satu rangkaian dalam memperjuangkan Petani Kelapa Sawit yang diarahkan menuju tercapainya cita cita Petani Kelapa Sawit yang Berdaulat, Mandiri dan Berkesejahteraan. Kegiatan ini dilakukan agar terjadi perubahan kebijakan yang lebih berpihak pada Petani Kelapa Sawit maupun masyarakat secara luas. Serta, untuk mengatasi masalah masalah yang kongkrit dihadapi oleh Petani. Adapun kegiatan yang dilakukan pada bidang Advokasi dan Perjuangan Massa antara lain: Investigasi dan Penelitian. Penggalangan dukungan. Loby, Negosiasi dan Hearing Kampanye Massa. Pembelaan Hukum Advokasi Kebijakan Bidang Sosial Dan Budaya Program yang dilakukan pada bidang sosial dan budaya merupakan peranan organisasi dalam mengatasi masalah kongkrit yang terjadi dipedasaan. Hal ini dilakukan dalam rangka organisasi berkontribusi secara kongkrit dalam membangun tatanan sosial yang lebih beradap. Serta, berkontribusi dalam meningkatkan kemajuan budaya masyarakat dengan berlandaskan pada nilai nilai luhur warisan kebudayaan yang ada. Adapun rangkaian dari kegiatannya antara lain: 11
16 Partisipasi dalam mengatasi masalah sosial di pedesaaan Mengembangkan tekhnologi tepat guna dalam bidang persawitan Melestarikan Seni Dan Budaya. Pelestarian Lingkungan Hidup. Bidang Kesejahteraan Anggota Bidang kesejahteraan anggota merupakan kegiatan yang kongkrit organisasi dalam memimpin produksi anggota dalam rangka memajukan kesejahteraannya. Sehingga, organisasi akan dirasakan manfaatnya secara langsung oleh anggota. Adapun kegiatan dalam bidang ini antara lain: Menata Manajemen ekonomi keluarga. Meningkatkan usaha produktif non sawit untuk anggota. Membangun unit usaha bersama. Menyiapkan pelaksanaan replanting yang mandiri. Meningkatkan produktivitas kebun, STRUKTUR ORGANISASI SPKS Susunan Organisasi SPKS adalah sebagai berikut : 1. Untuk tingkat Nasional terdiri dari Badan Organisasi Nasional, Musyawarah Nasional, Badan Pengawas dan Badan Pengurus Nasional 2. Untuk tingkat Provinsi terdiri dari Badan Organisasi Wilayah, Musyawarah Wilayah, Badan Pengawas dan Badan Pengurus Wilayah 12
17 3. Untuk tingkat Kabupaten terdiri dari Badan Organisasi Kabupaten, Musyawarah Besar Petani Kelapa Sawit Kabupaten, Dewan Pimpinan Kabupaten dan Pimpinan Harian Kabupaten. 4. Untuk tingkat Kecamatan terdiri dari Badan Organisasi Kecamatan, Musyawarah Kecamatan, Dewan Pimpinan Kecamatan dan Pimpinan Harian Kecamatan 5. Untuk tingkat Desa terdiri dari dari Organisasi Ranting, Musyawarah Ranting, Pimpinan Ranting. Ranting dibagi kedalam kelompok tani - kelompok tani yang terdiri orang yang berada dalam satu hamparan garapan kerjanya. MUNAS 13
18 Struktur Pimpinan BP PH KADEP KeSEK Bidang Keuangan Bidang Administrasi KADEP KSJAHTERAN KADEP ORGANISASI KADEP PEDIDIKAN KADEP ADVOKASI ANGGOTA Syarat-syarat yang dapat diterima menjadi anggota SPKS 1. Warga Negara Indonesia. 2. Petani Kelapa Sawit yang melakukan aktivitas produksi dalam usaha Perkebunan Kelapa Sawit baik yang berstatus menjadi Keluarga Petani Pemilik Plasma, Keluarga Petani Pemilik Kebun Sawit mandiri dan Keluarga Petani yang memiliki hak untuk mendapatkan kapling sawit namun belum 14
19 mendapatkannya sehingga saat ini sedang berjuang untuk mendapatkan Kapling Kebunnya. 3. Individu non Petani Sawit yang konsisten untuk bekerja bagi kepentingan kaum tani sekurang-kurangnya selama 1 tahun lebih, bisa mendaftarkan diri menjadi anggota, namun sebatas menjadi anggota simpatisan yang hak kewajibannya diatur kemudian. 4. Menyetujui Program Perjuangan dan Aturan serta ketetapan SPKS Kabupaten Sekadau. 5. Keanggotaannya tercatat didalam salah satu tingkatan organisasi. Tata cara Penerimaan Anggota adalah sebagai berikut: 1. Mendaftarkan diri ke Pengurus Kelompok Tani Hamparan dengan mengisi formulir pendaftaran yang tersedia dan disahkan oleh Pimpinan Ranting setempat. 2. Mengikuti pendidikan yang diselenggarakan oleh Ranting SPKS. 3. Menerima dan menyetujui aturan dan ketetapan organisasi. 4. Membayar uang pangkal anggota dan uang iuran SPKS. 5. Individu non Petani Kelapa Sawit yang konsisten untuk bekerja bagi kepentingan Petani Kelapa Sawit harus mendapatkan rekomendasi dari ranting tempat asal bekerja. 15
20 HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA Kewajiban kewajiban Anggota adalah sebagai berikut 1. Setiap anggota wajib terus belajar untuk mempertinggi pengetahuan tentang masalah masalah pertanian dan perkebunan, menginternalisasi Anggaran Dasar dan Garis Garis Besar dan Arah SPKS, selanjutnya memperkaya cara dan mempraktekkannya secara terus menerus. 2. Setiap anggota berkewajiban menjunjung tinggi kehormatan organisasi dan dirinya sendiri. 3. Setiap anggota berkewajiban menjadi teladan bagi kaum tani lainnya yang belum bergabung dalam organisasi. 4. Setiap anggota organisasi berkewajiban menghormati, menjalankan dan mendukung semua ketetapan dan keputusan Musyawarah Besar dan keputusan organisasi. Hak-hak Anggota adalah sebagai berikut : 1. Setiap anggota berhak mendapat dokumen-dokumen pokok organisasi yaitu Anggaran Dasar, Garis Garis Besar dan Arah Program SPKS, Brosur dan Himbauan organisasi. 2. Setiap anggota berhak mendapatkan pendidikan sesuai dengan tingkatan organisasi, pekerjaan dan kesadarannya. 3. Setiap anggota berhak mengikuti rapat dan pertemuan lainnya yang diselenggarakan organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar. 4. Setiap anggota berhak mendapat pembelaan dan bantuan lainnya sesuai dengan kemampuan organisasi. 5. Setiap anggota berhak memilih dan berhak dipilih menjadi Dewan Pimpinan dan utusan dalam Musyawarah organisasi. 16
21 6. Setiap anggota memiliki hak untuk mengajukan pendapat, usulan dan kritik sesuai dengan tata cara yang di atur kemudian
22 SPKS adalah organisasi petani kelapa sawit skala kecil. Organisasi ini bersama anggotanya yakni petani sawit memperkuat skala keberlanjutan, kesejahteraan dan kemandirian petani melalui pembangunan kapasitas, kelembagaan ekonomi dan fasilitasi akses petani dalam berbagai sektor keuangan, kebijakan yang berpihak, dan akses pemasaran dan keberlanjutan. Saat ini, SPKS sudah berada di lima Provinsi dan delapan Kabupaten. Delapan kabupaten tersebut di antaranya Labuhan Batu Utara (Sumut), Tanjung Jabung Barat (Jambi), Rokan Hulu (Riau), Kuantan Singingi (Riau), Sanggau (Kalbar) Sekadau (Kalbar), Sintang (Kalbar) dan Paser (Kaltim). Anggota SPKS sebanyak 48 ribu petani kecil dengan skala lahan kurang dari 25 hektar dan bekerja langsung dikebun. Selain memperkuat keorganisasian SPKS baik struktur, program kerja organisasi, keanggotaan, penguatan, pendidikan organisasi dan pelatihan manajemen keuangan SPKS juga tengah melakukan upaya pengembangan organisasi di daerah Kabupaten lainnya di Indonesia yang berpotensi dan memiliki komitmen dan kemauan berorganisasi dari para petani sawit di daerah. Pembentukan dan pengembangan organisasi dilakukan mulai dari komunitas di bawah sampai pada tingkat Nasional.
ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR
ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini
Lebih terperinciCapacity Building SPKS (Serikat Petani Kelapa Sawit)
Capacity Building SPKS (Serikat Petani Kelapa Sawit) Salah satu stakeholders terpenting di Indonesia adalah petani kelapa sawit. Petani mengelola 36% perkebunan kelapa sawit di Indonesia dengan luasan
Lebih terperinciAnggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH
Anggaran Dasar Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak asasi manusia yang sangat
Lebih terperinciPENGURUS PUSAT STATUTA PERSEKUTUAN PEREMPUAN ADAT NUSANTARA- ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA
STATUTA PERSEKUTUAN PEREMPUAN ADAT NUSANTARA- ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA Atau disebut STATUTA PEREMPUAN AMAN Bahwa panggilan hidup manusia sebagai individu dan makhluk sosial pada hakekatnya adalah
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI 2016-2017 MPA PPI TURKI 2016-2017 ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA (PPI) TURKI PERIODE 2016-2017 BAB I SIFAT Pasal 1 1.
Lebih terperinciPendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM
Draft PETUNJUK PELAKSANAAN Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM I. Pendahuluan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) merupakan salah satu upaya penanganan masalah kemiskinan di
Lebih terperinciANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"
LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2007 TANGGAL : 19 Juni 2007 ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA" Bahwa Veteran
Lebih terperinciASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA
Lampiran Keputusan Munas IV Asosiasi BP PTSI Nomor: 07/MUNAS-IV/2017 ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI BP PTSI PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya tugas mendidik
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH
BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: bahwa
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI SAYAP PEMUDA PARTAI PERINDO Jakarta, 17 Desember 2015 ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA PERINDO PEMBUKAAN Pemuda Indonesia sebagai salah
Lebih terperinciANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR
ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA
ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal
Lebih terperinciANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014
ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014 PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya hak-hak asasi dan kebebasan-kebebasan fundamental manusia melekat pada setiap orang tanpa kecuali, tidak dapat
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA
ANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA PEMBUKAAN Orangutan merupakan satu- satunya jenis kera besar yang saat ini hidup di Sumatera dan Kalimantan, sedangkan 3 jenis lainnya hidup di Afrika. Kelestarian
Lebih terperinciANGGARAN DASAR TELAPAK
ANGGARAN DASAR TELAPAK MUKADIMAH Keberadaan sumber daya alam hayati sangat tergantung pada upaya pengelolaannya untuk menopang kesejahteraan hidup rakyat banyak. Untuk kepentingan tersebut diperlukan adanya
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2012 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5355) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciAnggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH
Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu
Lebih terperinci- 1 - MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DESA
- 1 - MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN DASAR ASSOCIATION OF RESILIENCY MOVEMENT (ARM) MUKADDIMAH
PERATURAN DASAR ASSOCIATION OF RESILIENCY MOVEMENT (ARM) MUKADDIMAH Kami, putera dan puteri Ibu Pertiwi, memegang teguh kuasa kemanusiaan sebagai dasar kami berbakti dan mendermakan jiwa raga kami untuk
Lebih terperinciANGGARAN DASAR MOBILIO INDONESIA
ANGGARAN DASAR MOBILIO INDONESIA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN Pasal 1 Perkumpulan ini bernama MOBILIO INDONESIA, merupakan suatu wadah yang menghimpun semua pemilik, pengguna maupun pemerhati mobil
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DESA
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
Lebih terperinciANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN
ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN PEMBUKAAN Program Pamsimas telah membangun prasarana dan sarana air minum dan sanitasi di desa/ kelurahan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA PT INDOSAT BAB I NAMA, SIFAT, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 Nama
ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA PT INDOSAT BAB I NAMA, SIFAT, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Serikat ini bernama Serikat Pekerja PT Indosat (Persero) Tbk disingkat SP Indosat. Pasal 2 Sifat
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG
BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH
ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya sumberdaya perikanan yang ada di wilayah kedaulatan Republik Indonesia merupakan karunia
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DESA
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
Lebih terperinciKETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017
KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP 2017 Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017 Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017 Menimbang 1. Bahwa Untuk Kelancaran Kinerja SMFISIPUNDIP2017
Lebih terperinciANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA SIJUNJUNG
ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA SIJUNJUNG ANGGARAN DASAR LEMBAGA BANTUAN HUKUM (LBH) SIJUNJUNG MUKADIMAH Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Sijunjung, untuk pertama kalinya didirikan di Kabupaten Sijunjung,
Lebih terperinciPENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,
AD/ART IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA KEPUTUSAN MUNAS I IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA Nomor : 2/MUNAS I/ IGPKhI /I/ 2017 Tentang : ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IGPKhI DENGAN
Lebih terperinciANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA
HIMPSI HIMPUNAN PSIKOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA JUNI 2010 ii Cetakan Pertama, Hasil Kongres XI Himpsi, 2010 di Surakarta Penerbit dan Penanggung Jawab Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1
ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.131, 2010 PENDIDIKAN. Kepramukaan. Kelembagaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5169) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPASANGAN CALON WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA TANJUNGBALAI ASAHAN SUMATERA UTARA PERIODE
VISI &MISI PASANGAN CALON WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA TANJUNGBALAI ASAHAN SUMATERA UTARA PERIODE 2016 2021 Dr. MILVAN HADI, M.Ked (OG), Sp.OG & T. DIRKHANSYAH ABU SUBHAN ALI, SE. Ak A. LatarBelakang Undang-Undang
Lebih terperinciKarakteristik dan definisi Petani swadaya dalam konteks perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.
Karakteristik dan definisi Petani swadaya dalam konteks perkebunan kelapa sawit berkelanjutan www.spks-nasional.org Latar belakang Belum ada titik temu antara kondisi petani swadaya kelapa sawit dengan
Lebih terperinciVII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah
VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah Kecamatan Kahayan Kuala merupakan salah satu wilayah Kecamatan di Kabupaten Pulang Pisau yang sangat
Lebih terperinciBUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO
BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU
BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 57 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI DESA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KEPENGHULUAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KEPENGHULUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HILIR, Menimbang :
Lebih terperinciPOSDAYA BERSERI DUSUN I
CONTOH ANGGARAN DASAR POSDAYA BERSERI DUSUN I DESA BAJONG, KEC. BUKATEJA, KAB. PURBALINGGA Logo Perguruan Tinggi Logo Pemerintah Daerah MUKADIMAH Keluarga sebagai bagian integral dari Masyarakat Indonesia
Lebih terperinciANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN
ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN PEMBUKAAN Program Pamsimas telah membangun prasarana dan sarana air minum dan sanitasi di desa/ kelurahan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN, a. bahwa dengan telah berlakunya
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM
UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1998 TENTANG KEMERDEKAAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum adalah
Lebih terperinciKEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA
Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA *48766 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 24 TAHUN 1999 (24/1999) TENTANG PENGESAHAN
Lebih terperinciANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI)
ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI) MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia telah berjuang secara bersinergi dan berkelanjutan untuk mengisi kemerdekaannya
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan
Lebih terperinciPEDOMAN TENTANG PERANAN PARA JAKSA. Disahkan oleh Kongres Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kedelapan. Tentang Pencegahan Kejahatan dan Perlakukan terhadap
PEDOMAN TENTANG PERANAN PARA JAKSA Disahkan oleh Kongres Perserikatan Bangsa-Bangsa Kedelapan Tentang Pencegahan Kejahatan dan Perlakukan terhadap Pelaku Kejahatan Havana, Kuba, 27 Agustus sampai 7 September
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B U P A T I S I A K Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan
Lebih terperinci1 of 5 02/09/09 11:52
Home Galeri Foto Galeri Video klip Peraturan Daerah Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN
Lebih terperinciPROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN
1 PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN, Menimbang
Lebih terperinciANGGARAN DASAR KAWASAKI NINJA CLUB INDONESIA
ANGGARAN DASAR KAWASAKI NINJA CLUB INDONESIA PASAL 1 PENJELASAN UMUM Kawasaki Ninja Club adalah komunitas Motor Besar yang memiliki aturan tersendiri dalam mengembangkan dan memajukan Club, sehingga menjadi
Lebih terperinciANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN ANAK TRANSMIGRAN REPUBLIK INDONESIA ( P A T R I ) MUKADIMAH
ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN ANAK TRANSMIGRAN REPUBLIK INDONESIA ( P A T R I ) MUKADIMAH Bahwa dalam pembangunan nasional yang pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, kemerdekaan
Lebih terperinciLembaga Pengkajian Dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) ANGGARAN DASAR BAB I ORGANISASI. Pasal 1 Nama, Waktu dan Kedudukan
ANGGARAN DASAR BAB I ORGANISASI Pasal 1 Nama, Waktu dan Kedudukan 1. Organisasi ini bernama Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat selanjutnya disebut LP2M 2. Bentuk organisasi ini adalah Perkumpulan
Lebih terperinciMUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa
MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa Bahwa PDI Perjuangan sebagai partai nasionalis yang berasaskan Pancasila sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN PEMANFAATAN SERTA PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PENYANDANG CACAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk
Lebih terperinciANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (SEKARPURA II) PEMBUKAAN
Lampiran KEP.005/MUNAS-V/SEKARPURA II/2011 - AD/ART ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (SEKARPURA II) PEMBUKAAN Bahwa untuk mencapai cita-cita Kemerdekaan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan kemiskinan, sesungguhnya adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi masyarakat menuju ke arah yang
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN)
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN) BAB I DOKTRIN Pasal 1 Doktrin AMAN adalah Tri Satya, yakni : 1. Setia menjaga dan memelihara tanah air titipan leluhur sebagai sumber
Lebih terperinciBUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KERJA SAMA DESA
SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan
Lebih terperinciBUPATI SIAK PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PENGARUSUTAMAAN GENDER
BUPATI SIAK PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PENGARUSUTAMAAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa sesuai
Lebih terperinciBUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DESA
BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN DASAR
ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN DASAR Pembukaan Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Bahwa untuk menciptakan Ketahanan Nasional di Bidang Ekonomi, segala daya
Lebih terperinciANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA
Masyarakat Telematika Indonesia The Indonesian ICT Society ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA Anggaran Dasar MASTEL MUKADIMAH Bahwa dengan berkembangnya teknologi, telah terjadi konvergensi bidang Telekomunikasi,
Lebih terperinciKARANG TARUNA BINTIM
KARANG TARUNA BINTIM Sekretariat : Jalan Sulawesi Kampung Ambon Manokwari Timur Kabupaten Manokwari Propinsi Papua Barat Email : karangtaruna.bintim@gmail.com Website : https://independent.academia.edu/karangtarunabintim
Lebih terperinciMUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR
MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI BUMISERAM (IKAB) MAKASSAR JAKARTA, 19 JULI 2009 KEPUTUSAN MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI
BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ====================================================================== ANGGARAN DASAR U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG MUKADDIMAH
Lebih terperinciPemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA BERDASARKAN PERDA KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 3 TAHUN 2015 Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Pemerintah Desa adalah kepala Desa yang dibantu oleh perangkat
Lebih terperinciANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : BUPATI BENGKAYANG, bahwa
Lebih terperinciRANCANGAN ATURAN DASAR IKM FMIPA UI
RANCANGAN ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Yang dimaksud dengan: 1) UI adalah Universitas Indonesia 2) FMIPA UI adalah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI 3) IKM FMIPA
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan kenikmatan bagi Bangsa Indonesia dalam kandungan bumi pertiwi Indonesia berupa sumber daya alam
Lebih terperinciPANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK
PANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK Disampaikan oleh : Ir. Apri Hananto Sukandar, M.Div Nomor Anggota : A- 419 Yang terhormat Pimpinan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA (ISMAPETI) HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang Januari 2015 MUKADDIMAH
HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang 22-24 Januari 2015 ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA () MUKADDIMAH Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, sesungguhnya mahasiswa peternakan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN. Pasal 2
1 ANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN BAB I NAMA, BENTUK dan LAMBANG Pasal 1 Organisasi ini bernama Aliansi Jurnalis Independen, disingkat AJI. AJI berbentuk perkumpulan. Pasal 2 Pasal 3 AJI berlambangkan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciWALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PEMBERDAYAAN HIMPUNAN PETANI PEMAKAI AIR
WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PEMBERDAYAAN HIMPUNAN PETANI PEMAKAI AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA
PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG HUTAN KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang : a. bahwa hutan disamping
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 1 SERI E
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH RESPONSIF GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas).
KOPERASI.. Nomor : 12 Pada hari ini, Kamis, tanggal 10-09-2015 (sepuluh September dua ribu lima belas). Pukul 16.00 (enam belas titik kosong-kosong) Waktu Indonesia Bagian Barat. ------- - Hadir dihadapan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA TAHUN 2017
ANGGARAN DASAR INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 MUKADIMAH Kegiatan perekonomian yang transparan, akuntabel, responsibel, efisien, dan bersih membutuhkan informasi keuangan yang berkualitas
Lebih terperinci2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2008 LEMBAGA NEGARA. POLITIK. Pemilu. DPR / DPRD. Warga Negara. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801) UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA UMUM BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS TEKNIK BADAN PERWAKILAN MAHASISWA (BPM) Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Kotak Pos 159 Jember 68121 Telepon (0331)
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007
Menimbang + PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, : a. bahwa sebagai
Lebih terperinciPENJELASAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 7 TAHUN 2012
1 PENJELASAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK I. UMUM Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjamin kemerdekaan berserikat,
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR,
BUPATI BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang : bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM
UNDANG-UNDANG FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS ANDALAS NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG BADAN-BADAN KHUSUS FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS ANDALAS DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA Menimbang:
Lebih terperinciBUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 T E N T A N G
BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 T E N T A N G PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMBAURAN KEBANGSAAN DALAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT DENGAN
Lebih terperinciAD/ART Last Updated Thursday, 13 October 2011
AD/ART 2011-2016 Last Updated Thursday, 13 October 2011 ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERTANIAN ORGANIK INDONESIA (MAPORINA) PERIODE 2011-2016 MUKADIMAH Didorong rasa keprihatinan yang mendalam terhadap timbulnya
Lebih terperinciANGGARAN DASAR ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN) Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Lima (KMAN V) Deli Serdang, 19 Maret 2017
ANGGARAN DASAR ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN) Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Lima (KMAN V) Deli Serdang, 19 Maret 2017 BAB I NAMA, BENTUK, WAKTU DAN KEDUDUKAN Pasal 1 1)
Lebih terperinciBUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,
BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 81 (1)
Lebih terperinci