BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, jabatan sekretaris tampaknya memiliki daya tarik yang luar biasa. Ratusan calon mahasiswa berkeinginan memasuki berbagai pendidikan sekretaris, baik tingkat kursus maupun tingkat akademi. Pada umumnya, para calon mahasiswa tersebut menggambarkan jabatan sekretaris sebagai jabatan yang terhormat, bergaji tinggi, dan memiliki wewenang luas di tempatnya bekerja. Tugas sekretaris sangat kompleks dan beragam sehingga apabila tidak dikuasai, tugas-tugas tersebut akan menghambat pekerjaan pemimpin. Untuk memahami tugas-tugas tersebut, diperlukan pedoman praktis yang mudah dipahami dan dikerjakan. Dalam dunia bisnis, peran sekretaris sangat menentukan keberhasilan perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Pertemuan bisnis yang diselenggarakan oleh perusahaan dalam dialog bisnis dengan para relasinya merupakan salah satu peranan sekretaris yang sangat penting. Dalam meniti karier sampai pada jenjang yang paling atas, disamping harus cekatan dan lincah, seorang sekretaris harus memiliki ilmu pengetahuan sekretaris yang mantap. Semakin tinggi persaingan profesionalisme di lapangan bisnis modern, semakin menuntut kepribadian sekretaris yang mantap disertai rasa percaya diri yang tinggi. Selain itu, dituntut juga kemampuan berinteraksi yang efektif dan berkomunikasi dengan baik. Oleh karena itu, setiap sekretaris perlu menyadari dan memahami bahwa ia bertanggung jawab atas perkembangan pribadinya. Proses pengembangan pribadi ini meliputi proses penemuan diri, perwujudan diri, dan pengembangan perilaku agar mampu berperan serta secara aktif dalam masyarakat. Seorang sekretaris sangat diperlukan oleh pimpinan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang sekretaris bekerja tiap hari tanpa memerlukan perintah, perhatian, ataupun pengawasan khusus.

2 Tugas-tugas khusus meliputi membuka surat, menerima tamu, menyimpan surat/arsip, menerima telepon, menyusun, dan membuat jadwal pimpinan. Tugas-tugas sekretaris diantaranya: 1) Tugas khusus, yaitu tugas yang diperintahkan oleh pimpinan agar diselesaikan secara khusus dengan disertai pendapat, pertimbangan, dan pengalamannya. Tugas khusus tersebut diberikan karena adanya unsur kepercayaan bahwa sekretaris mampu menyimpan rahasia perusahaan. 2) Tugas istimewa, yaitu tugas yang menyangkut keperluan pimpinan. 3) Tugas resepsionis, yaitu menerima dan menjawab telepon serta mencatat pesan lewat telepon, menerima tamu, mencatat janji-janji untuk pimpinan, dan menyusun acara kerja pimpinan. 4) Tugas keuangan, yaitu menangani urusan keuangan pimpinan dengan bank dan menyediakan dana untuk keperluan sehari-hari. 5) Tugas sosial, yaitu tugas yang berhubungan dengan kegiatan sosial. 6) Tugas business meeting, yaitu tugas seorang sekretaris dalam mengorganisasikan suatu pertemuan. Di dalam melaksanakan roda perusahaan seorang pimpinan melakukan banyak komunikasi baik itu melalui telepon, surat-menyurat, rapat, perjalanan dinas, dan lain-lain. Hal itulah yang membuat sekretaris banyak terlibat dalam tugas-tugas telepon dan korespondensi. Bahwa dalam menjalankan kepemimpinannya, seseorang direktur harus banyak berhubungan dengan kertas-kertas kerja yang membuat seseorang sekretaris wajib memiliki pemahaman atas pengeloaan dokumen kantor dan arsip Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah adalah bagaimana seorang sekretaris mampu untuk menangani segala macam tugas sekretaris atau job deskriptionnya? dan apakah tugas yang dikerjakan oleh sekretaris dapat mempengaruhi kinerja pimpinan? 1.3. Tujuan Penelitian

3 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja sekretaris dalam melaksanakan tugas sehingga apa yang dikerjakan oleh sekretaris berpengaruh pada keefektifitasan pimpinan Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Kalau tujuan penelitian dapat tercapai, dan rumusan masalah dapat terjawab secara akurat. Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Membantu peneliti untuk mengetahui pengaruh dari pekerjaan sekretaris terhadap pimpinan maupun perusahaan. 2. Mengetahui pekerjaan-pekerjaan apakah sajakah yang paling menyita waktu sekretaris dan resiko menjalani profesi sekretaris Hipotesa Penelitian Menurut (Sugiyono, 70, 2003) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut : 1. H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara Pelaksanaan Tugas Sekretaris Terhadap Kinerja Deputi Direktur Teknik Perencanaan PT Angkasa Pura 1 (PERSERO). 2. H0 : Tidak Ada pengaruh yang signifikan antara Pelaksanaan Tugas Sekretaris Terhadap Kinerja Deputi Direktur Teknik Perencanaan PT Angkasa Pura 1 (PERSERO) Metode Penelitian Metode penelitian disini dimaksudkan sebagai cara untuk melakukan penelitian dalam rangka memperoleh data dan informasi yang relevan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan. Metode yang digunakan dalam penelitian di sini adalah : Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh adalah penelitian regresi linear yaitu penelitian yang meneliti tentang hubungan antara 2 variabel yang diteliti. Analisis linear pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

4 hubungan yang ada diantara dua variabel atau lebih, jika memang diantara variabel tersebut terdapat hubungan yang signifikan (Sigit Santoso, 349, 2005) Populasi dan Sampel Populasi adalah objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dibandingkan dengan metode yang lain, pengumpulan data dengan cara sampling membutuhkan dana yang jauh lebih sedikit, waktu yang lebih cepat, dan dapat menghasilkan cakupan data yang lebih luas serta terperinci. Hal ini berarti teknik pengambilan sampel penelitian yang gunakan adalah representasi dari jumlah karyawan pada PT Angkasa Pura 1 (PERSERO) Sumber Data Sumber data yang digunakan untuk keperluan penelitian karyawan pada unit Deputi Direktur Teknik Perencanaan dan Spesifikasi Teknis PT Angkasa Pura 1 (PERSERO) antara lain: 1. Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti untuk tujuan khusus dalam menjawab masalah penelitian. 2. Data Sekunder adalah berupa data mengenai Standard Operation Procedure Karyawan, Struktur Organisasi, tabel-tabel, buku acuan, dan lain-lain. 3. elakukan survey ke PT Angkasa Pura 1 (PERSERO) Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam an penelitian ini antara lain: 1. Penelitian Kepustakaan Melakukan penelitian dan mempelajari berbagai bentuk bahan-bahan tertulis yang berupa buku-buku serta media lainnya yang berkaitan dengan pembahasan dan konsep yang ada kaitannya dengan motivasi dan kinerja peneliti. 2. Penelitian Lapangan a. Wawancara

5 Yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperkuat fakta atau meningkatkan kepercayaan atas data yang telah didapatkan. b. Dokumentasi Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencatat, memfotocopy atau menyalin dokumen-dokumen dalam perusahaan yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti. c. Observasi Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati langsung terhadap aktivitas yang diteliti. d. Kuesioner Kuesioner yang dibagikan secara langsung oleh kepada karyawan/populasi. Adapun instrumen yang digunakan adalah daftar pertanyaan dengan menggunakan skala ordinal (ordinal scale) dengan 5 kategori untuk masingmasing pertanyaan dimana dapat diuraikan sebagai berikut: Untuk pertanyaan variabel independen dalam hal ini Pelaksanaan Tugas Sekretaris, jawabannya adalah: Tabel 1.1. Skor jawaban untuk Variabel Pelaksanaan Tugas Sekretaris Keterangan Skor Sangat tidak baik 1 Tidak baik 2 Cukup 3 Baik 4 Sangat baik 5 Sedangkan uraian nomor item dari daftar pertanyaan pelaksanaan tugas sekretari dan kinerja pimpinan adalah sebagai berikut:

6 Tabel 1.2. Uraian Nomor item pertanyaan dari Daftar Pertanyaan Pelaksanaan Tugas Sekretaris dan Aktivitas Pimpinan Variabel Nomor Item Pertanyan Jumlah Pelaksanaan Tugas Sekretaris (X) 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, Kinerja DDTP (Y) 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, Sedangkan jawaban untuk variabel dependen tentang Kinerja Deputi Direktur Teknik Perencanaan dan Spesifikasi Teknis PT Angkasa Pura I (PERSERO) sebagai berikut: Tabel 1.3. Skor Jawaban untuk variabel dependen Kinerja Deputi Direktur Teknik Perencanaan dan Spesifikasi Teknis PT Angkasa Pura I (PERSERO) Keterangan Skor Sangat tidak baik 1 Tidak baik 2 Cukup 3 Baik 4 Sangat baik 5 Sebagai pedoman interprestasi untuk melihat kuat atau lemahnya hubungan berdasarkan hasil koefisien korelasi (R) dapat ditampilkan dalam tabel 1.4.

7 Tabel 1.4. Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Teknis Analisis Data Analisis kuantitatif dengan mengolah data dari hasil yang telah dinyatakan dalam satuan angka untuk dianalisis dengan perhitungan statistik terhadap variabel obyek yang diteliti, antara lain menghitung persamaan regresi linear. Adapun analisis regresi linear seperti di bawah ini: 1. Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif dengan mengolah data dari hasil yang telah dinyatakan dalam satuan angka untuk dianalisis dengan perhitungan statistik terhadap variabel obyek yang diteliti, antara lain menghitung persamaan regresi linear, adapun analisis regresi linear bentuk persamaan umumnya adalah sebagai berikut: Y= a + bx dimana: Y = Kinerja DDTP

8 a = Konstanta b = Koefisien Regresi X = Pelaksanaan Tugas Sekretaris Pengujian hipotesis dengan menggunakan bentuk sebagai berikut: Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh dan untuk mengetahui apakah koefisien model regresi yang diperoleh dari hasil analisis mempunyai nilai yang signifikan. Koefisien regresi yang signifikan akan digunakan untuk menyusun persamaan regresi. 2. Alat Bantu Olah Data Regresi Untuk memudahkan pengolah data dari rumus-rumus yang ada tersebut di atas maka digunakan alat bantu olah data menggunakan perangkat lunak aplikasi statistik dari SPSS 17 yang paling familiar digunakan oleh.

9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sekretaris Menurut (John Robert Powers, 1, 2007) Arti sekretaris secara umum berasal dari kata secret yang berasal dari bahasa Latin secretum, yaitu rahasia. Sesuai dengan arti asalnya tersebut, maka sekretaris diartikan sebagai seseorang yang bisa dipercaya, seseorang yang dapat menyimpan rahasia atau sebagai pegawai yang menangani hal-hal yang bersifat rahasia (confidential employee). Beberapa definisi tentang sekretaris dan beberapa pendapat tentang pengertian sekretaris dari para ahli. 1. H.W. Fowler dan F.G. Fowler, Secretary: 1. Person employed by another to assist him in correspondence, literary work, getting information and other confidential matters. 2. Official appointed by society or company or corporation, and deal in the first instance with business. 3. Minister in charge of Goverment Office Secretary of State of State-United State of America and Vatican. (Sekretaris: 1. Orang yang bekerja pada orang lain untuk membantu pekerjaan korespondensi, pekerjaan tulis, mendapatkan informasi, dan masalahmasalah rahasia lainnya. 2. Pegawai yang ditunjuk masyarakat atau perusahaan atau perserikatan untuk melakukan korespondensi, memelihara warkat-warkat terutama yang berurusan dengan perusahaannya. 3. Menteri yang mengepalai Kantor Pemerintahan-Menteri di Amerika Serikat dan Vatikan) 2. Louis C. Nanassy dan Willian Seldem, Secretary: an office employee who has responsible position than a stenographer and whose duties usually include taking and transcribing

10 dictation; dealing with the public by answering the telephone, meeting callers, and making appointments; and maintening or filling records, letters, etc. A secretary frequently acts as an administrative assistants or junor secretary. (Sekretaris: Seorang pegawai kantor yang memiliki kedudukan lebih bertanggung jawab daripada seorang stenografer dan tugas-tugasnya biasanya meliputi pengambilan dan penyalinan dikte; berurusan dengan publik untuk menjawab telepon, mengundang pertemuan, membuat perjanjian; dan memelihara atau mengarsip warkat-warkat, surat-surat dan lain-lain. Seorang sekretaris sering bertindak sebagai seorang pembantu administrasi atau pimpinan muda.) 3. Webster s New Words Dictionary: Secretary: 1. A person employed to keep record, take care of correspondence and other writing task, etc., for an organization or individual. 2. A general official in ober all charge of such work. 3. An offcial in charge of department government. 4. A writing desk, especially one topped with a small bookcase. (Sekretaris: 1. Seorang pegawai yang memelihara warkat, melakukan korespondensi dan tugas-tugas lainnya, dan sebagainya, untuk organisasi atau perseorangan. 2. Pegawai umum yang mengepalai bermacam-macam pekerjaan. 3. Seorang pegawai yang mengepalai suatu departemen. 4. Meja tulis, yang di atasnya terdapat rak buku kecil.) Berdasarkan pengertian para ahli di atas, kita bisa menyebutkan bahwa sekretaris adalah seseorang yang dapat dipercaya oleh pimpinan dalam membantu memperlancar pekerjaan, terutama untuk penyelenggaraan kegiatan administratif yang menunjang kegiatan manajerial pimpinan atau kegiatan operasional perusahaan, serta membantu pimpinan dalam membina tata hubungan (komunikasi) dengan bawahan maupun pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Sekretaris masa kini dituntut tidak hanya piawai di bidang administrasi perkantoran, namun harus mampu memahami bidang-bidang yang lain mulai

11 kehumasan hingga marketing perusahaan. Layaknya seorang sutradara baik bagi atasan maupun perusahaan maka peran inilah yang harus dikuasai oleh seorang sekretaris. Sutradara sebagai orang di belakang layar biasanya tidak tampak berarti namun kesuksesan seorang aktor atau keharmonisan keserasian skenario membuat orang luar mengetahui hasil kerja sang sutradara. Kita telah memahami bahwa abad 21 ini semua arus akan mengalir dengan deras tanpa dapat dibatasi. Baik itu berupa arus informasi, arus sumber daya manusia, arus teknologi serta arus budaya dari negara-negara di luar Indonesia. Mengingat kecendrungan setiap perusahaan mengharapkan hasil yang optimal, maka tuntutan terhadap kinerja sumber daya yang ada juga harus optimal dan profesional. Sekretaris sebagai sutradara, mengandung pengertian : 1. Ke dalam : a. Menguasai filosofi perusahaan sehingga paham akan semua karakter personil yang terlibat di dalamnya. b. Dapat menciptakan keserasian atau keharmonisan hubungan antar sesama personil melalui pembuatan laporan-laporan/report yang disajikan menarik dan transparan (memiliki pola pikir yang positif terhadap masing-masing individu). Sehingga atasan selaku pemain utama dapat memahami dengan jelas apa dan bagaimana langkahlangkah yang harus dilakukan. 2. Ke luar : a. Semua peran dari pemain-pemainnya harus tampak apik. Seorang sekretaris harus mampu mengatur kapan, dimana, bagaimana, dan apa yang harus dilakukan atasan selaku pemain utama untuk menjadikan perusahan berhasil (memiliki perencanaan kerja dan memahami manajemen waktu).

12 Fungsi sekretaris dalam organisasi bisa dilihat dari tiga aspek, yaitu berdasarkan ruang lingkup tugas sekretaris, kedudukan sekretaris dalam organisasi, dan hubungan sekretaris dengan pimpinan. 1. Fungsi Primer Fungsi primer sekretaris adalah memberikan jasa atau pelayan jasa administratif yang menunjang kegiatan operasional organisasi/perusahaan/unit organisasi melalui keterampilan, meliputi pengetikan, penanganan telepon, penanganan agenda, penggandaan, dan lain-lain. Contoh tugas: Sekretaris mengetikkan laporan yang dibuat oleh atasan, menerima telepon, memproses surat masuk, menyimpan atau mengambil kembali arsip yang dibutuhkan atasan, dan mengatur agenda kerja atasan. 2. Fungsi Sekunder Fungsi Sekunder sekretaris adalah turut menjamin kelancaran kegiatan organisasi/perusahaan serta bertanggung jawab atas aktivitas rutin kantor dengan memanfaatkan beberapa pengetahuan, misalnya bisnis perusahaan, perbankan, statistik dan keuangan, hubungan antar manusia, komunikasi, teknik persiapan rapat, dan lain-lain. Contoh tugas: Sekretaris memberikan informasi tentang produk yang dihasilkan kepada seseorang yang membutuhkan informasi tersebut melalui telepon, membantu atasan untuk mengurus hal-hal tertentu yang berkaitan dengan bank, melakukan penyempurnaan format laporan petty cash yang dibuat setiap bulan agar lebih mudah dikaji, membina hubungan baik dengan rekan sepekerjaan, berkomunikasi secara luwes dengan relasi perusahaan sehingga tercermin citra positif perusahaan tempat ia bekerja, dan membuat persiapan rapat dengan baik dan cermat Efisiensi, Efektivitas, dan Produktivitas Kerja Sekretaris Efisiensi Kerja Sekretaris Menurut (Durotul Yatimah, 81, 2009) Sekretaris sebagai tangan kanan pimpinan dalam membantu kegiatan penyelenggaraan administrasi sehari-hari, harus mampu bekerja secara efektif dan efisien. Efisiensi mengandung arti bahwa dalam bekerja, seorang sekretaris harus memenuhi

13 persyaratan nilai guna, ketepatan waktu, ekonomis dalam tenaga dan biaya, serta praktis dan memuaskan semua pihak yang dibantunya. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan sekretaris dalam bekerja untuk mendukung efisiensi kerja, antara lain: 1. Penggunaan alat-alat kantor, yang ditempatkan dengan tepat dan rapi di atas meja sehingga mudah dijangkau. 2. Penataan ruang kerja, mesin-mesin kantor dengan kesesuaian ruang gerak, frekuensi, dan jangkauan, serta menjaga kebersihan ruang kerjanya. 3. Penggunaan agenda kerja harian, yang dibuat sebagai alat bantu pengingat dan penentu prioritas kerja. Selain hal-hal di atas, ada beberapa faktor penunjang yang akan mendorong sekretaris bekerja secara efisien, antara lain: 1. Bekerja secara penuh. 2. Setia kepada pimpinan dan perusahaan. 3. Itikad baik dan kemauan bekerja. 4. Tanggung jawab yang penuh dari sekretaris untuk melaksanakan tugas. 5. Saling percaya antar sesama pegawai. 6. Jujur dalam bekerja. 7. Mengakui bahwa atasannya (bosnya) adalah pimpinan yang harus dipatuhinya Efektivitas Kerja Sekretaris Efektif berarti bahwa suatu pekerjaan yang dilakukan itu mempunyai nilai baik. Dalam hal ini, efektivitas kerja sekretaris mengandung arti bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan oleh seorang sekretaris harus menunjukkan hasil kerja yang maksimal. Untuk menghasilkan kinerja yang maksimal tersebut, berikut beberapa hal yang harus menjadi perhatian bagi seorang sekretaris, adalah : 1. Menghilangkan kegiatan yang tidak perlu, misalnya menerima telepon berlama-lama dengan teman. 2. Memanfaatkan dan mengendalikan waktu. Misalnya: jika tak ada instruksi, lakukan prioritas-prioritas untuk tugas rutin.

14 3. Membuat prioritas kerja sesuai dengan batas waktu yang sudah ditentukan. Misalnya: membuat urutan kerja sesuai batas waktu dan standar hasil. 4. Melakukan pendelegasian. Misalnya: melaksanakan pendistribusian surat undangan rapat ke unit-unit lain. 5. Melaksanakan penyaringan atau seleksi terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya Produktivitas Kerja Sekretaris Produktivitas kerja sekretaris mengandung arti bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan oleh sekretaris harus berhasil mencapai tujuan dengan cara menghasilkan daya produksi. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menghasilkan produktivitas kerja bagi sekretaris. 1. Adakah hubungan dengan tugas lain? 2. Apakah penundaan kerja akan merugikan biaya perusahaan? 3. Jika pekerjaan tertunda, apakah ada yang gawat? 4. Adakah pekerjaan lain yang sama pentingnya (jika ada, pilih yang paling mudah dan cepat)? 2.3. Peranan Sekretaris (Hartiti Hendarto, 5, 2006) Sekretaris dibutuhkan oleh setiap organisasi untuk membantu dalam bidang organisasi dan kedinasan, atau dengan kata lain, melaksanakan fungsi perkantoran pimpinan agar pimpinan bisa berkonsentrasi dan melaksanakan tugas-tugas manajerial dengan baik. Manajer yang sibuk membutuhkan banyak kaki tangan dalam meringankan pelaksanaan tugasnya dan sekretaris merupakan posisi yang paling dekat dan sering kali menjadi orang pertama yang mengetahui rencana kebijakan yang dibuat pimpinan. Dengan peranannya ini sering kali pekerjaan sekretaris menjadi serabutan. Ia mengerjakan apa saja yang diminta oleh pimpinan, dari hal-hal yang memang berhubungan perusahaan tempat ia bekerja, jabatan-jabatan lain yang mungkin dipegang oleh pimpinan di luar perusahaan sampai hal-hal yang bersifat pribadi/keluarga. Kelihatannya pekerjaan tersebut hanya kecil-kecil saja, tetapi bila ditilik lebih jauh, hal-hal tersebut sangat besar kontribusinya bagi kelancaran perusahaan karena dengan melakukan hal-hal tersebut,

15 pimpinan terbebas dari segala hal-ihwal pekerjaan administratif dan mampu berkonsentrasi pada tugas-tugasnya. Dalam menyelesaikan persoalan-persoalan penting, biasanya disertai juga dengan penyelesaian hal-hal kecil seperti surat menyurat, mempersiapkan pertemuan, menelepon, dan lain-lain. Hal-hal yang sepele inilah yang justru menghambat tugas-tugas kepemimpinan pimpinan dan disinilah sekretaris berperan. Sekretaris mutlak diperlukan supaya pimpinan terbebas dari tugastugas yang menyangkut urusan informasi, penyimpanan arsip, dan korespondensi supaya konsentrasi pimpinan tidak kacau balau. Data dan informasi disaring dan diolah oleh sekretaris agar pimpinan sungguh-sungguh mendapatkan data yang akurat dan valid. Bila dirangkum, akan terlihat bahwa sekretaris memainkan perananperanan seperti di bawah ini: 1. Penjaga/Beranda Perusahaan Dalam menerima tamu, sekretaris menyeleksi siapa yang bisa dan tidak bisa bertemu dengan pimpinan, kapan waktunya supaya diatur jadwalnya dan tidak saling bertabrakan. 2. Filter dan Pengelola Informasi Surat yang masuk dicatat, diatur, dan diolah terlebih dahulu. Sekretaris mencari, mengolah, menyimpan, mengatur, dan bila diperlukan mencari informasi-informasi yang diperlukan pimpinan. Boleh dikatakan bahwa sekretaris adalah orang yang paling tahu berbagai hal yang strategis dari sebuah perusahan. 3. Asisten Pribadi/Tangan Kanan Pimpinan Sekretaris membantu pimpinan dalam tugas-tugas sehari-hari bahkan untuk banyak kesempatan mewakili pimpinan untuk keperluan perusahaan. 4. Secret Keeper/Pemegang Rahasia Sekretaris yang baik menyadari bahwa ia memiliki informasi yang tidak boleh diteruskan kepada pihak yang tidak berhak. 5. Penasihat untuk dimintakan berbagai pendapat. 6. Penghubung atau Humas

16 Sekretaris berdiri di antara pimpinan dan pihak lain. Untuk itu sekretaris harus pandai menjabarkan kebijakan pimpinan ataupun menjadi penyampai informasi dari luar. 7. Perawat/Pelindung Walaupun bersifat pribadi, sekretaris harus memperhatikan keselamatan dan kesehatan pimpinan termasuk di dalamnya menciptakan suasana kerja yang menyenangkan sehingga pimpinan tidak menjadi cepat lelah Jenis Jabatan Sekretaris Menurut (Durotul Yatimah, 35, 2009) Dalam praktiknya, terdapat dua macam sekretaris, yaitu: 1. Sekretaris organisasi (executive secretary) 2. Sekretaris pribadi (private secretary) Kedua macam sekretaris tersebut dibedakan berdasarkan luas ruang lingkup tanggung jawabnya, yaitu: 1. Sekretaris Organisasi (executive secretary) Sekretaris organisasi adalah seorang yang memimpin suatu sekretariat dari suatu perusahaan atau sekretariat dari suatu instansi pemerintah tertentu, dengan fungsi utama yaitu mengoordinasikan seluruh pelayanan administrasi yang menunjang kegiatan operasional perusahaan. Seorang sekretaris organisasi, di samping bekerja atas instruksi, kadang-kadang juga bertuga dan mempunyai kedudukan sebagai pemimpin pelaksana yang memiliki wewenang untuk ikut membuat keputusan, pengarahan, melakukan koordinasi atas pelayanan admnistrasi, mengadakan pengawasan, serta melakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja. Dengan demikian, sekretaris organisasi harus memahami tujuan organisasi, prinsip-prinsip, dan asas-asas manajemen atau organisasi dengan baik. Sebutan lain dari sekretaris organisasi adalah sekretaris perusahaan, kepala sekretariat, corporate secretary, atau administrator manager. Contoh sekretaris organisasi, di antaranya sekretaris jenderal, sekretaris wilayah daerah, dan sekretaris perusahaan.

17 Berdasarkan uraian tersebut, sekretaris organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Memimpin suatu unit kerja (sekretariat)/pimpinan sekretariat instansi/perusahaan. b. Memiliki wewenang untuk ikut membuat kebijakan (policy). c. Bertugas membantu melakukan fungsi manajemen (POAC), yaitu ikut membuat rencana organisasi, membuat keputusan, membuat pengarahan, koordinator pelayanan administrasi, serta melakukan pengawasan dan penyempurnaan organisasi. d. Bertanggung jawab langsung kepada pimpinan puncak. 2. Sekretaris Pribadi (private secretary) dan sekretaris pimpinan Sekretaris pribadi tidak berstatus sebagai manajer, walaupun dia harus menjalankan manajemen terhadap bawahannya. Dia merupakan pembantu pimpinan dengan tugas utama melaksanakan tugas-tugas dari pimpinan yang bersifat pribadi. Ciri-ciri sekretaris pribadi, di antaranya: a. Seorang pelaksana, bukan seseorang pimpinan. b. Tidak memiliki wewenang menentukan kebijakan (policy). c. Tugasnya terbatas pada penyelenggaraan administrasi dan kegiatan perkantoran. d. Bertanggung jawab langsung kepada pimpinan tertentu. Sekretaris pribadi dalam pengertian ini bukan pegawai staf dari suatu organisasi atau perusahaan, tetapi diangkat dan digaji oleh perseorangan. Contohnya sekretaris pribadi artis dan sekretaris pribadi presiden. Adapun sekretaris pimpinan merupakan seorang pembantu pimpinan tertentu, dengan fungsi utama melaksanakan kegiatan administrasi dan tugas perkantoran untuk kelancaran kegiatan manajerial pimpinan. Sekretaris pimpinan dalam pengertian ini diangkat dan digaji oleh organisasi yang bersangkutan. Perbedaan prinsipil antara sekretaris organisasi dan sekretaris pribadi adalah sekretaris organisasi, di samping bekerja atas perintah pimpinan,

18 memiliki pula wewenang untuk turut membuat rencana organisasi, membuat keputusan, melakukan pengarahan, melakukan pengoordinasian, menjalankan kontrol, dan melakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja, serta bekerja terutama untuk kepentingan organisasi membantu melakukan fungsi manajemen tertinggi yang meliputi perencanaan, pembuatan keputusan, pengarahan, pengoordinasian, pengontrolan, dan penyempurnaan. Adapun sekretaris pribadi pimpinan, hanya melaksanakan atas perintah pimpinan dan melakukan tugas yang sifatnya pribadi untuk kepentingan pimpinan. Dengan kata lain, sekretaris pribadi pimpinan tidak melakukan fungsi manajemen tertinggi. Di samping itu, tugas sekretaris pribadi pimpinan hanya melaksanakan kegiatan administrasi dan tugas perkantoran untuk kelancaran kegiatan manajerial pimpinan. Dengan demikian, jelas bahwa wewenang sekretaris organisasi lebih luas daripada wewenang sekretaris pribadi dan sekretaris pimpinan. Jenis jabatan sekretaris, selain dibedakan menurut luas ruang lingkup tanggung jawab dan tugasnya, juga dapat dibedakan berdasarkan: 1. Kemampuan dan Pengalaman Kerja Dilihat dari kemampuan dan pengalaman kerjanya, sekretaris dibedakan menjadi dua : a. Sekretaris Junior, yaitu sekretaris yang baru memulai karirnya sebagai seorang sekretaris dan belum memiliki banyak pengalaman kerja sebagai seorang sekretaris sehingga masih harus banyak belajar dan mendapatkan bimbingan dari sekretaris yang sudah berpengalaman atau sudah lebih dahulu ada. Selain itu, keberadaan mereka dalam bekerja pun tidak bisa dilepas secara mandiri, tetapi harus mendapatkan pengawasan dan perhatian secara seksama. Dengan kata lain, sekretaris junior biasanya dipersiapkan sebagai regenerasi jabatan sekretaris dalam organisasi. b. Sekretaris Senior, yaitu sekretaris yang sudah memiliki kemampuan kerja dan memiliki banyak pengalaman kerja sebagai seorang sekretaris. dalam bekerja, ia tidak lagi harus

19 mendapatkan perhartian dan pengawasan yang seksama seperti sekretaris junior, karena dapat bekerja secara mandiri sesuai dengan tugas yang diberikan kepadanya. 2. Spesialisasi Bidang Keahlian Jenis sekretaris bisa dilihat berdasarkan spesialisasi bidang keahlian yang dimilikinya. Oleh karena itu, sekretaris jenis ini selain harus memiliki kemampuan dan kererampilan kerja sebagai seorang sekretaris, dia juga harus terampil dan memiliki pengetahuan khusus sesuai dengan bidang keahlian yang dimilikinya. Contohnya sekretaris bidang hukum, sekretaris bidang farmasi, dan sebagainya Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris Menurut (Durotul Yatimah, 39, 2009) tugas sekretaris pada dasarnya mencakup dua hal. Pertama, tugas-tugas yang berhubungan dengan tugas kesekretarisannya. Kedua, yang sekaligus merupakan tugas utama dari seorang sekretaris, yaitu membantu pimpinan agar pimpinan dapat bekerja secara optimal, berhasil guna, berdaya guna, dan lebih profesional. Tugas tersebut dapat berupa tugas ketatausahaan yang meringankan pekerjaan pimpinan, memberikan pelayanan pada relasi, dan mengadakan hubungan kerja sama dengan pimpinan atau relasinya. Begitu banyaknya tugas seorang sekretaris dalam melaksanakan fungsinya sebagai pembantu pimpinan (terutama dalam bidang administratif) sehingga tugas sekretaris dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar, yaitu tugas rutin, tugas instruktif, tugas kreatif, dan tugas koordinatif. 1. Menurut wewenangnya a. Tugas rutin Merupakan tugas-tugas umum yang hampir tiap hari dihadapi tanpa menunggu instruksi khusus dari pimpinan atau tanpa menunggu waktu harus dilaksanakan sesuai aturan yang diterapkan dalam uraian tugasnya. Biasanya dilakukan secara berskala atau rutin (setiap hari/minggu/bulan) dan umumnya tercantum dalam uraian tugas (job descriptions). Contoh tugas rutin antara lain: 1. Mengurus dan mengendalikan surat

20 2. Korespondensi 3. Menangani dan menata arsip 4. Melayani tamu kantor 5. Menangani tamu dan bertamu 6. Menelpon dan menerima telepon 7. Mengatur jadwal kerja pimpinan 8. Melakukan pengetikan (surat, laporan proposal) b. Tugas Intruksi. Merupakan tugas yang tidak selalu tiap hari dilaksanakan oleh sekretaris, tetapi hanya dilaksanakan oleh sekretaris bila ada instruksi khusus dari pimpinan. Jadi tugas tersebut tidak rutin setiap hari/minggu/bulan, bahkan tidak tercantum dalam uraian tugas. Berkaitan dengan kekhususan dari tugas tersebut, untuk kelancaran pekerjaan yang dibebankan kepadanya, seorang sekretaris harus memerhatikan hal-hal berikut: konsentrasi penuh, mendengarkan dengan sungguh-sungguh, bertanya untuk hal yang kurang jelas, mencatat hal-hal yang penting, dan meningkatkan wawasan. Contoh tugas intruksi antara lain: 1. Mempersiapkan rapat 2. Membuat notulen rapat 3. Membuat konsep surat keluar 4. Mempersiapkan perjalanan dinas 5. Pengaturan Keuangan. c. Tugas Kreatif Merupakan tugas atau pekerjaan yang dilaksanakan atas inisiatif sekretaris sendiri. Dengan demikian, seorang sekretaris yang berdaya guna dan berhasil guna harus penuh inisiatif dan dinamis. Tugas tersebut dilakukan guna meringankan beban pekerjaan atau menciptakan efisiensi dan efektivitas kerja. Tugas kreatif inipun tidak terdapat dalam uraian tugas. Contoh tugas kreatif antara lain: 1. Mempelajari pengetahuan penunjang pekerjaannya. 2. Membuat klipping koran dari perusahan atau instansi pesaing.

21 3. Mengusahakan pengembangan kepribadian. 4. Mengubah tata ruang kantor. 5. Memahami cara kerja mesin kantor dan audio visual. 6. Pengembangan diri sekretaris. d. Tugas Koordinatif Merupakan tugas yang diartikan sebagai penyampaian kegiatan-kegiatan secara teratur untuk mewujudkan keseluruhan waktu dan arah yang tepat dalam pelaksanaan sehingga terdapat tindakan-tindakan yang seragam dan serasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Tujuan tugas koordinatif seorang sekretaris adalah melakukan koordinasi dengan orang lain agar tugasnya terlaksana dengan baik dan menjaga arus komunikasi dengan orang lain guna menumbuhkan hubungan baik. Biasanya, tugas koordinatif ini diwujudkan melalui kerja sana dengan unit atau bagian yang memiliki keterkaitan dengan kegiatan yang akan dilaksanakannya. Dalam melaksanakan tugas koordinasi, sekretaris perlu memerhatikan prinsip-prinsip tertentu agar pelaksanaan tugasnya dapat berjalan dengan baik. Prinsip-prinsip tersebut di antaranya adalah koordinasi harus dimulai dari tahap permulaan, koordinasi merupakan proses yang dilakukan terus menerus sepanjang memungkinkan, koordinasi harus dilakukan melalui berbagai pertemuan secara bersama-sama dan perbedaan dalam pandangan harus dikemukakan secara terbuka dan diselidiki secara menyeluruh untuk menjaga keharmonisan situasi organisasi. Selain memerhatikan prinsip-prinsip di atas, pelaksanaan tugas koordinasi akan berjalan efektif apabila tiap-tiap pegawai, termasuk sekretaris sendiri, memiliki tugas yang jelas dan mengetahui mengapa tugas tersebut harus dilaksanakan. Kemampuan yang harus dimiliki seorang sekretaris dalam melaksanakan tugas koordinasi ini (apalagi kalau sekretaris bertugas sebagai koordinator dalam suatu tim kerja sama) adalah kemampuan berkomunikasi. Kemampuan ini penting mengingat setiap individu mempunyai latar belakang, kemampuan

22 berpikir, emosi, dan sebagainya. Oleh karena itu, perlu dipahami caracara berkomunikasi, keterbukaan, dan sikap yang lugas dalam menanganinya. 2. Menurut Jenis tugasnya a. Tugas administrasi/ perkantoran b. Tugas yang berhubungan dengan tulis-menulis, dokumentasi, dan pengetikan, antara lain: 1) Menangani surat 2) Pengetikan laporan 3) Filing c. Tugas resepsionis Tugas yang berhubungan dengan pekerjaan komunikasi, antara lain: 1) Menerima telepon 2) Melayani tamu 3) Menyusun jadwal perjanjian pimpinan d. Tugas keuangan 1) Menangani keuangan pimpinan 2) Menangani petty cash e. Tugas sosial 1) Mengatur rumah tangga kantor (perlengkapan kantor, alat tulis) 2) Mengirim ucapan selamat kepada relasi 3) Mempersiapkan resepsi f. Tugas Insidenti 1) Mempersiapkan rapat 2) Mempersiapkan pidato, presentasi 3) Mempersiapkan perjalanan dinas pimpinan. Selain empat kelompok tugas sekretaris di atas, (Durotul Yatimah, 42, 2009) dalam bukunya Kesekretarisan Modern dan Administrasi Perkantoran, merinci tugas-tugas sekretaris sebagai berikut: 1. Tugas Sekretaris Pribadi Tugas sekretaris pribadi diantaranya sebagai berikut:

23 a. Memelihara sistem arsip b. Menerima tamu dan (jika perlu) menolaknya dengan halus dan sopan. c. Mengatur pertemuan dengan mengadakan hubungan dengan sejumlah eksekutif atau sekretarisnya untuk memperoleh janji bersama yang menyenangkan. d. Menerima dan memberikan pesan lisan atau telepon dengan memahami isi pesan tersebut. e. Menyusun jawaban rutin terhadap surat dan memorandum. f. Mengatur perlawatan bisnis, memesan tempat, mendapatkan tiket, dan mempersiapkan rencana perjalanan. g. Memelihara janji sehari-hari, melihat apakah janji itu dipenuhi, atau apakah tindakan yang cocok telah dilaksanakan. h. Membuat sistim peringatan untuk memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan dilaksanakan pada waktunya. 2. Tugas Sekretaris Perusahan Tanggung jawab pokok seorang sekretaris perusahaan, terutama berhubungan dengan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, peraturanperaturan, serta pemilik saham dan direktur. Dari sudut administrasi, tugas sekretaris perusahaan adalah: a. Memelihara arsip dan catatan, termasuk buku notula, buku catatan saham, kontrak, persetujuan izin, persetujuan kerja, paten, lisensi, cap dagang, dan catatan yang harus dipelihara. b. Menetapkan kebijakan penyimpanan dan penghancuran warkat. c. Bertanggung jawab terhadap hubungan dengan masyarakat keuangan, khusunya hubungan dengan ahli analisis sekuritas (surat-surat berharga). d. Bertanggung jawab terhadap pengembangan dan pengadministrasian kebijakan perusahaan mengenai bantuan perusahaan. e. Bertanggung jawab dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan pemilik saham dan memelihara hubungan baik dengan pemilik saham. f. Mengadministrasi rencana pemilihan dan pembelian saham, pensiun, rencana pembagian laba, dan asuransi.

24 g. Mengurus persiapan dan distribusi laporan tahunan dan laporan lainnya kepada pemilik saham. h. Bertindak sebagai konsultan umum dan kepala departemen hukum Syarat-syarat Menjadi Sekretaris Tidak semua orang yang melakukan profesi ini akan sukses. Seperti halnya tidak semua orang mau dan bisa menjadi sekretaris, banyak faktor yang menentukan kesuksesan seseorang sebagai sekretaris. Adapun syarat dasar yang harus dimiliki seorang sekretaris menurut (John Robert Powers, 3, 2007) adalah: 1. Mempunyai pengetahuan umum yang luas. 2. Memahami seluk beluk organisasi, misi, fungsi, dan tugas-tugas lain. 3. Mempunyai ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan bidangnya. 4. Memiliki pengetahuan tentang kearsipan (filing). 5. Mempunyai pengetahuan yang baik tentang bahasa Indonesia dan bahasa asing, minimal bahasa Inggris. 6. Mampu menyusun laporan/notulen. 7. Mampu berkorespondensi. 8. Mampu menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa asing dengan baik. 9. Memiliki kepribadian yang menarik dan baik. 10. Loyalitas dan dedikasi yang tinggi. 11. Ketekunan, ketelitian, kerapihan, kejelian, kejujuran, keterbukaan, kesabaran, dan keramah-tamahan, efisien serta bertanggung jawab. 12. Mampu berkomunikasi dengan baik. Selain syarat dasar tersebut, ada pula yang berpendapat bahwa syarat utama sekretaris adalah sebagai berikut: 1. Memiliki Integritas Sekretaris merupakan orang kepercayaan pimpinan dalam organisasi, yang diharapkan dapat membantu memperlancar pekerjaan pimpinan yang begitu luas dan banyak. Kepercayaan yang diberikan oleh pimpinan tersebut harus dimaknai sebagai bentuk penghargaan dan pengakuan dari pimpinan atas kemampuan yang dimilikinya. Oleh karena itu, sekretaris harus mampu secara sinergis bekerja sesuai dengan keinginan dan harapan

25 pimpinan dalam mencapai tujuan organisasi. Sebagai orang kepercayaan pimpinan, sekretaris harus bekerja dengan jujur, tidak dapat dihasut, disuap, atau dibujuk untuk mengkhianati pimpinannya. 2. Dapat Menyimpan Rahasia Sekretaris adalah pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan yang bersifat rahasia (compidential employee), baik menyangkut rahasia perusahaan, pekerjaannya maupun rahasia pribadi pimpinannya. Sebagai tangan kanan pimpinan, ia dituntut untuk tidak memiliki sifat sok tahu, suka mengobrol, atau sembrono dengan hal-hal yang bersifat rahasia. 3. Tekun dan Setia Pada Tugasnya Ruang lingkup tugas seorang pemimpin sangat luas sehingga keberadaan sekretaris diharapkan dapat membantu memperlancar tugas-tugas tersebut. Ketekunan dan kesetiaan, baik terhadap pimpinan khususnya maupun perusahaan umumnya, bisa dicerminkan dari rasa memiliki sehingga ia berpendapat bahwa menjaga nama baik pimpinan atau perusahaan sama pentingnya dengan menjaga nama baik dirinya. 4. Memiliki Kemampuan Sebagai Publik Internal Salah satu seorang pemimpin adalah mengorganisasikan bawahannya sehingga seorang sekretaris harus terlibat dengan urusan yang berhubungan dengan bawahan. Sekretaris harus memiliki kemampuan berkomunikasi dan berhubungan antar sesama dengan baik karena sesekali ia akan menggantikan peran pemimpin apabila berhalangan atau menugaskannya untuk segera menyelesaikan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan bawahan. Adapula yang berpendapat bahwa secara umum, syarat untuk menjadi seorang sekretaris diantaranya sebagai berikut: 1. Syarat Pengetahuan Syarat pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan yang berhubungan dengan profesi sekretaris. Syarat ini dimaksudkan agar seorang sekretaris tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Syarat pengetahuan dewasa ini masih diukur oleh pendidikan dengan menunjukkan bukti ijazah. Bagaimanapun kemampuan seseorang dalam

26 mengerjakan suatu pekerjaan, ia tidak mendapat tempat di dunia kerja kalau tidak dapat menunjukkan selembar ijazah. 2. Syarat Keterampilan Syarat keterampilan, yaitu keterampilan dalam melaksanakan tugas dan perkerjaan seorang sekretaris. Syarat ini menuntut sekretaris untuk melakukan pekerjaan dengan cermat, teliti, dan berhasil. Setidaknya, ada tujuh keterampilan yang dapat mendukung pekerjaan sekretaris sehingga berhasil dengan cermat dan teliti, di antaranya sebagai berikut: a. Kemampuan Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing Salah satu tugas seorang sekretaris adalah membantu pimpinan dalam menjaga hubungan dengan perusahaan lain atau relasi dan antarsesama karyawan dalam perusahaan. Apalagi di era globalisasi sekarang ini, kemampuan berbahasa asing akan sangat menentukan efektivitas komunikasi yang dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi. b. Penguasaan Teknologi Seorang sekretaris harus menguasai teknologi yang sesuai dengan bidang usaha yang dibutuhkan oleh organisasi dalam upaya pengembangan usahanya. Syarat ini penting mengingat sekretaris adalah tangan kanan pimpinan, yang dalam berbagai kondisi harus selalu siap untuk membantu dan mendukung menyelesaikan pekerjaan pimpinan. Karena itu, sekretaris harus dapat mengimbangi kemampuan yang dimiliki pimpinannya. c. Keterampilan Mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) Kompetensi pengelolaan SDM sangat membantu proses kerja sama antar karyawan. Tugas pengelolaan SDM tidak hanya milik bagian personalia (HRD), tetapi mutlak untuk setiap pemimpin, termasuk sekretaris. Ia harus dapat membantu pimpinannya dalam mengorganisasikan bawahannya sehingga jika pimpinannya tidak dapat atau berhalangan mengurusi masalah-masalah yang berhubungan dengan bawahan, sekretaris dapat menggantikannya. d. Penguasaan Komputer

27 Tugas utama seorang sekretaris adalah membantu pimpinan dalam bidang pekerjaan yang bersifat administratif. Penguasaan komputer sangat membantu sekretaris dalam meningkatkan kecepatan dan akurasi hasil kerjanya sehingga pimpinan akan terbantu dalam menyelesaikan tugas-tugasnya secara optimal. e. Teknik mengajar Keterampilan ini harus dimiliki oleh seorang sekretaris, mengingat keberadaannya sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu menjalankan program pengajaran yang direncanakan dalam mengantisipasi dan menyikapi tuntutan perubahan bagi perusahaan atau karyawan. Sekretaris harus tanggap merespons program-program baru yang direncanakan oleh pimpinannya, bahkan dia harus mampu mentransfernya kepada bawahan agar mereka memahami dan segera melaksanakannya dalam bentuk pekerjaan seperti yang diharapkan oleh pimpinannya. f. Pengelolaan Keuangan Keterampilan sekretaris dalam mengelola masalah keuangan berkaitan dengan kebutuhan perusahaan dalam perencanaan keuangan untuk meningkatkan efisiensi dan performance perusahaan. Pekerjaan yang dilakukan oleh sekretaris, terutama berhubungan dengan masalah keuangan yang akan digunakan untuk tugas operasional pimpinan dan tuganya sendiri, harus mengarah pada peningkatan efisiensi dan performance perusahaan. Dalam hal ini, sekretaris harus mampu merencanakan dan membuat skala prioritas terhadap pengeluaran anggaran yang akan dikeluarkannya. Jika perlu, anggaran yang sudah direncanakan untuk pos tertentu, tidak perlu dikeluarkan apabila penggunaan anggaran sebelumnya belum digunakan secara optimal. g. Kemampuan Memecahkan Masalah Setiap karyawan termasuk pimpinan dan sekretaris tentu akan berhadapan dengan permasalahan yang kompleksitasnya beragam. Pimpinan perusahaan akan berhadapan dengan masalah yang berhubungan dengan tugas kepemimpinannya. Sekretaris juga akan

28 berhadapan dengan masalah yang berhubungan dengan tugas kesekretarisannya. Sekretaris harus memiliki kemampuan dalam menyelesaikan masalah mengingat ruang lingkup tugasnya yang luas dan kompleks. Sekretaris tidak saja harus menyelesaikan persoalan kerjanya sendiri, tetapi harus membantu mencarikan solusi terhadap persoalan kerja pimpinannya. Pimpinan perusahaan tentu akan sangat berat jika sekretaris tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri sehingga setiap masalah dari bawah harus diteruskan ke atas. Padahal, dari pimpinan perusahaan diharapkan muncul kebijakan dan keputusan strategis yang lebih menjangkau masa depan perusahaan. Oleh karena itu, kemampuan sekretaris dalam mengidentifikasi masalah, mencari akar permasalahan, dan menemukan solusinya akan sangat membantu pimpinan perusahaan untuk mengambil keputusan yang efektif. 3. Syarat Kepribadian Kepribadian dapat diartikan pula sebagai pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan, dan kebiasaan seseorang, baik dari segi jasmani, mental, rohani maupun emosi, yang ditata dalam cara yang khas dengan mendapatkan pengaruh dari luar. Pola tersebut terwujud dalam tingkah laku usaha seseorang dalam merealisasikan diri sebagai manusia seutuhnya. Kepribadian sekretaris berarti seluruh perbuatan menyangkut kemampuan dan kebiasaan yang tercemin pada tingkah laku seorang sekretaris selama dia bekerja. Setiap orang mempunyai kepribadian dan satu sama lainnya memiliki kepribadian yang berbeda Kepribadian Sekretaris Kepribadian meliputi berbagai unsur, baik jasmani maupun rohani, yang tercermin dalam tingkah laku. Kepribadian sekretaris berarti seluruh perbuatan yang menyangkut kemampuan maupun kebiasaan yang tercermin pada tingkah laku seorang sekretaris selama dia bekerja Kepribadian sekretaris seyogjanya memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: 1. Loyalitas

29 Loyalitas merupakan perasaan yang berwujud kesetiaan terhadap organisasi dan pekerjaanya sehingga merasa memiliki, menjaga nama baik organisasi, dan jika perlu membela nama instansi atau organisasi 2. Ketekukan dan kerajinan Seorang sekretaris harus tekun dan rajin dalam melaksanakan pekerjaanya karena biasanya pekerjaan kantor terbengkalai. Bila tidak tekun atau tidak rajin, penyelesaian tugas berikutnya akan terhambat akibatnya, dapat menimbulkan keruguan bagi organisasi. 3. Kesabaran Tugas sekretaris banyak berhubungan dengan pelayanan terhadap pekerjaan operasional yang selalu membutuhkan bantuan informasi dan administrasi lainnya maka ia harus memiliki sifat sabar. Sifat sabar yang dimaksud mengandung arti ulet dan tidak cepat putus asa dalam melaksanakan pekerjaan. 4. Kerapian Setiap pekerjaan menuntut kerapian karena pekerjaan yang rapi menunjukkan bahwa pekerjaan tersebut ditata dengan baik. Selain kerapian dalam pekerjaan, kerapian penampilan sekretaris juga penting. Misalnya, dalam menggunakan pakaian, menata rambut, memakai make up, cara duduk, cara berjalan dan sebagainya. 5. Dapat menyimpan rahasia Fungsi sekretaris, selain membantu pimpinan adalah menyimpan rahasia. Sebagai tangan kanan pimpinan, ia dituntut untuk menyimpan rahasia karena kalau terjadi kebocoran dapat menimbulkan kerugian bagi organisasi. Lebih-lebih kalau kebocoran itu sampai berada di tangan perusahaan atau organisasi yang menjadi saingan. Adapula yang berpendapat bahwa kepribadian sekretaris tercemin pada hal-hal berikut: 1. Kebiasaan dan Tingkah Laku Sikap sekretaris dalam menghadapi masalah-masalah di tempat kerja, tercermin dalam sikap yang konkret, misalnya teliti, memiliki kemampuan

30 berinisiatif, dan menyesuaikan diri atau bersosialisasi dalam arti yang positif. 2. Kemampuan Dalam Berbicara Kemampuan dalam berbicara meliputi intonasi suara, ekspresi, dan perbendaharaan kata. Maksudnya, sekretaris harus memiliki kemampuan dalam hal mengemukakan ide kepada pihak lain dengan jelas. Keterampilan verbal dalam berbicara secara lisan merupakan kemampuan mengekpresikan bahan pembicaraan dalam kata-kata. Tidak ada aturan yang mengikat atau standarisasi penggunaanya, baik menyangkut panjang kata maupun rincian uraian yang akan disampaikan. Semua itu bergantung pada unsur tingkat pengalaman, panjang pembicaraan, materi pembicaraan (teknis, angka, atau narasi), dan waktu yang tersedia. (Durotul Yatimah, 63, 2009) berpendapat bahwa kepribadian yang cocok untuk sekretaris adalah sebagai berikut: 1. Bersifat simpatik, menyenangkan bagi orang lain, tidak egois, bersifat terbuka, dan tenang. 2. Bersikap dewasa dalam berpikir maupun bertindak, artinya senantiasa belajar meningkatkan kemampuan dan kualitas dirinya. Orang yang kepribadiannya mantap tidak lagi ego sentries, tetapi sudah mencapai tahap interdependence, artinya mampu berhubungan secara harmonis dengan orang lain, namun tetap mandiri. 3. Senantiasa mengembangkan sikap-sikap positif yang dimiliki dan berupaya mengikis segi segi kekurangan dirinya. 4. Banyak membaca buku, tulisan, maupun mempelajari pengalaman orang lain yang sukses. 5. Luwes dalam pergaulan. 6. Sabar, bersemangat tinggi, bersedia bekerja keras, berinisiatif, dan kreatif, telaten, tekun, tidak cepat bosan, dan tidak mudah putus asa. 7. Pandai berbicara dengan jelas, volume suara pas, mimik wajah sesuai, gaya bicara menarik, kaya perbendaraan kata, mempunyai selera humor, dan tidak gugup.

31 8. Kesehatan perlu dijaga dengan cara cukup beristirahat dan mendapatkan asupan gizi yang baik. Sebaiknya, setiap pagi selalu sarapan dengan gizi yang baik, seperti telur dan susu, agar aktivitas sepanjang hari berjalan dengan lancar. Seorang yang rutin sarapan pagi dengan menu yang baik, biasanya akan lebih berkonsentrasi sehingga dapat berpikir dengan jernih. 9. Senantiasa bersih dan rapi, baik dalam menata kantor maupun penampilan dirinya. Untuk itu, sebaiknya sekretaris memerhatikan: a) Perawatan wajah: dengan berdandan sesuai dengan profesinya b) Penataan rambut: jangan terurai terlalu panjang, cukup sebahu, tidak memakai bando, jangan menjepit rambut, jangan diikat atau disanggul. c) Pakaian sesuai profesinya: sebaiknya memakai setelan blazer dengan rok yang sesuai. Jangan memakai rok mini dan pakaian yang terlau ketat. Kantor tertentu mengizinkan sekretaris memakai stelan blazer dengan celana panjang. Apabila demikian, pilihlah warna yang netral. Periksa apakah ada yang kurang sempurna, seperti jahitan yang lepas, kancing yang lepas, dan sebagainya. d) Aksesoris yang sederhana: jangan memakai anting-anting yang besar. Bila ingin memakai kalung dapat dipandakan dengan liontin kecil yang sederhana. e) Sepatu: sebaiknya gunakan sepatu tertutup dengan tumit yang tidak terlalu pendek, sebaiknya tinggi tumit 5 cm atau yang sesuai dengan postur tubuh. Jangan membiasakan memakai sepatu sandal ataupun sandal di kantor. f) Sikap tubuh dapat mencerminkan watak seseorang. Biasakan berdiri tegak, duduk atau berjalan dengan sikap wajar, tidak membungkuk dan tidak kaku Pengembangan Kepribadian Sekretaris Usaha Mengembangkan Kepribadian Sekretaris

32 Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kepribadian sekretaris, yaitu: 1. Gunakan kesempatan yang dapat dilakukan untuk mempraktikkan atau melatih sikap-sikap positif yang perlu dimiliki. 2. Berusaha untuk selalu mengingat hal-hal utama dalam melakukan praktik. 3. Di samping perlu banyak membaca, sekretaris harus memperhatikan dan mencatat pengalaman orang-orang di sekelilingnya yang telah berhasil di bidang kesekretarisan, contohnya: a. Memahami perasaan orang lain, tidak egois, dan mau menerima penilaian orang lain. b. Menghindarkan diri dari sebab-sebab yang tercela dari orang lain, dan menghindari kebiasaan mencela. c. Sanggup menahan emosi dalam segala keadaan Sikap Sekretaris Yang Menunjang Kelancaran Kerja Ada beberapa sikap sekretaris yang dapat dikembangkan untuk menunjang tugas-tugasnya, yaitu sebagai berikut: 1. Kebersihan dan kerapihan pribadi, meliputi: a. Rambut. Rambut yang terlihat rapi, bersih, dan tertata. Rambut diatur sedemikian rupa sehingga tidak menganggu ketika sedang bekerja. b. Muka. Muka tampak terpelihara, berseri-seri, dan bersinar. Tidak merias muka berlebihan (wajar). Sesuai dengan jabatannya, wajah sekretaris harus selalu tampak terpelihara, bersih, dan berseri-seri. c. Pakaian. Cara berpakaian menunjukkan kepribadian dan kewibawaan seseorang. Sekretaris harus dapat membedakan pakaian untuk bekerja, berpesta, dan berekreasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai pakaian diantaranya: 1) Serasi, baik warna, potongan, dan model pakaian sehingga tidak menimbulkan pandangan kurang baik. 2) Bersih, sederhana, dan tidak perlu terlalu mahal.

33 3) Sopan, untuk wanita tidak terlalu pendek, tidak terlalu ketat, serta sesuai dengan situasi 4) Periksalah kesempurnaan pakaian, seperti kancing baju, ikat pinggang, kerah baju, resleting tidak rusak, tidak ada yang sobek dan sebagainya. d. Perhiasan. Sebaiknya memakai perhiasan secukupnya, tidak berlebihan. e. Sepatu. Tidak memakai sepatu sandal. Tinggi sepatu disesuaikan dengan tinggi badan. Jangan melepas sepatu ketika bekerja, terutama ketika sedang menerima tamu. 2. Sikap badan, meliputi: a. Sikap badan ketika berdiri: kaki berdiri sejajar b. Sikap badan ketika duduk: tidak membungkuk atau miring, tetapi tegap dan sempurna. c. Sikap badan ketika berjalan: tidak dibuat-buat, tidak tertunduk (tegap), tidak menyeret sepatu, dan tidak berjalan tergesa-gesa Sikap Sekretaris Selama Melaksanakan Pekerjaan Dalam melaksanakan pekerjaannya, sekretaris sebaiknya mengembangkan sikap atau tindakan yang dapat menunjang kelancaran kerjanya. Beberapa sikap kerja yang sebaiknya dikembangkan oleh sekretaris adalah: 1. Ketelitian (Accuracy) Sikap cermat dan hati-hati dalam melakukan pekerjaan, misalnya ketika berbicara, menghitung, mengoreksi hasil kerja, membetulkan kesalahan, mengetik, menulis dan lain-lain. Akibat sekretaris yang tidak teliti, pekerjaan tidak akan sempurna atau bahkan menyebabkan kegagalan. Ketelitian dalam bekerja dapat diperoleh dengan banyak berlatih atau membiasakan diri untuk selalu berkonsentrasi setiap menghadapi suatu pekerjaan. 2. Pertimbangan Sebelum Bertindak (Good judgement) Langkah-langkah untuk melatih diri dalam melakukan pertimbangan yang tepat, antara lain memikirkan dengan baik pekerjaan yang sedang

34 dikerjakan, mengetahui waktu yang tepat untuk bertindak, meninjau keadaan untuk mengetahui tindakan yang perlu dilakukan, dan bertindak sesuai dengan kebutuhan. 3. Menyelesaikan Pekerjaan Dengan Sempurna (Follow through) Pimpinan memberikan tugas dengan mengatakan hal-hal inti, selanjutnya sekretaris menyelesaikan dari awal sampai akhir dengan sempurna. Artinya, sekretaris harus mampu mengejakan semua bagian tugasnya, dari awal sampai akhir secara sempurna. 4. Banyak Akal (Resourcefulness) Banyak akal maksudnya mencari akal dan daya upaya mengatasi masalah dan tidak mudah putus asa. Sekretaris diharapkan pandai mencari akal dan berupaya mengatasi masalah, serta tidak mudah putus asa bila menemui masalah yang sulit diselesaikan. Dalam melaksanakan tugasnya, sekretaris mempunyai kemampuan untuk mencoba berbagai cara sehingga dapat menyelesaikan pekerjaannya secara sempurna. 5. Inisiatif (Initiative) Inisiatif adalah kemampuan utnuk mengetahui hal-hal yang dikerjakan dan cara mudah untuk mengerjakan tanpa diberitahu oleh orang lain. Inisiatif memerlukan beberapa tahap pelaksanaan, antara lain: a. Mengetahui dan memahami masalah b. Mempelajari faktor-faktor yang erat kaitannya dengan masalah dan menganalisisnya. c. Membuat pertimbangan tentang perlu tidaknya suatu tindakan. d. Melakukan tindak lanjut sesuai perhitungan dan pertimbangan yang ada. Menurut (John Robert Powers, 4, 2007) Hal-hal lain yang perlu diketahui oleh seseorang sekretaris adalah : 1. Mengenal sifat-sifat dan pribadi pimpinannya, kebiasaan, hobi, kelebihan dan kelemahan pimpinan dan senantiasa berusaha membantu untuk melindungi dan mendapatkan hasil yang optimal baik untuk sekretaris, pimpinan dan perusahaan.

35 2. Mengetahui sedetail mungkin tentang tujuan (goal) pimpinan, gaya kerjanya (working style) dan tekanan-tekanan (pressure) yang dihadapi pimpinan. 3. Selalu mencari informasi dan bantuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan. 4. Tidak selalu menunggu perintah atasan untuk bergerak. 5. Berikan feedback (umpan balik) kepada pimpinan. 6. Berinisiatif melakukan action (tindakan) tanpa harus diawasi/disupersivi Sikap Sekretaris Dalam Melakukan Kerja Sama Beberapa sikap sekretaris dalam melakukan kerja sama yang sebaiknya dikembangkan adalah sebagai berikut: 1. ijaksana (discrection). Sikap hati-hati tidak membicarakan hal-hal lain yang diketahuinya kepada orang lain yang tidak berkepentingan (menahan diri dari yang bersifat rahasia). 2. Pertimbangan (consideration). Sikap bersedia dan rela mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan pribadinya dengan menggunakan pertimbangan yang rasional dan etis. 3. Taktis (tacticful). Untuk membentuk dan memelihara keramahtamahan dalam hubungan kerja, sekretaris harus mempunyai sikap taktis dan diplomatis untuk mencegah orang lain merasa malu atau tersinggung. Saran untuk mengembangkan sikap taktis ini adalah sebagai berikut: a. Pilih kata-kata yang tepat dalam berbicara. b. Bertindak sesuatu bila perlu. c. Tahan diri untuk berkata atau berkomentar yang kurang baik. d. Mengakui salah jika memang bersalah. e. Dalam situasi tertentu, bersikap seolah tak melihat/tak mendengar 4. Kesetiaan (loyality). Setia, jujur, rasa memiliki, dan membela pimpinan atau perusahaan. Sikap setia dan jujur, baik terhadap pimpinan khususnya maupun terhadap perusahaan umumnya, sehingga mempunyai perasaan memiliki dan selalu berusaha untuk menjaga nama baik perusahaan. Misalnya tidak berbuat curang/fitnah/khianat, selalu bersedia membantu

36 (baik dalam kesulitan maupun dalam kesibukan), menjaga nama baik pimpinan/perusahaan. 5. Objektif (objectivity). Memperhitungkan sesuatu tidak berdasarkan pertimbangan pribadi, tetapi berdasarkan hal-hal rasional yang sesuai dengan kenyataan Tugas Pengembangan Sumber Daya Manusia Sekretaris atau para pimpinan unit kerja harus mampu mengembangkan sumber daya manusia. Sekretaris pun perlu ikut andil dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM). Untuk itu, sekretaris seyogjanya memerhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan pengembangan SDM organisasi, yaitu: 1. Ada uraian tugas (job descriptions) yang jelas untuk anak buah supaya tugas-tugas terlaksana sebaik mungkin. 2. Ada wewenang dan tanggung jawab yang jelas bagi anak buah dalam melaksanakan tugas sehingga antara wewenang dan tanggung jawab terdapat keseimbangan. 3. Ada aturan main yang harus ditaati, baik oleh pimpinan maupun anak buah, baik berupa peraturan tertulis, tidak tertulis, kebijaksanaan, perintah, atau instruksi. Tanpa disiplin atau ketaatan terhadap peraturan pimpinan yang telah disepakati bersama, organisasi tidak akan berjalan dengan baik. 4. Adanya garis komando yang jelas, yaitu siapa yang berhak memerintah dan siapa yang bertanggung jawab. 5. Adanya sasaran atau tujuan jelas organisasi yang harus diinformasikan oleh pimpinan kepada anak buah, bukan hanya pimpinan. 6. Balas jasa bagi bawahan/anak buah berdasarkan prestasi adil dan wajar. 7. Harus ada kesesuaian antara motivasi individu dan organisasi.

37 8. Wewenang yang dilimpahkan harus benar-benar didasarkan pada kemampuan anak buah. 9. Wewenang harus mengikat dari jenjang atas ke bawah karena wewenang berarti adanya hak untuk mengatur anak buah sesuai dengan jenjang organisasi. 10. Setiap anak buah harus merasa dibutuhkan dan dihargai oleh pimpinan. 11. Setiap anak buah harus merasa tenteram dan tenang dalam situasi serta lingkungan yang sehat. 12. Tercipta kegairahan kerja dan inisiatif untuk berkembang. 13. Perlu diciptakan semangat senasib sepenanggungan dalam mengemban tugas dan menghindari konflik antara pimpinan dan anak buah. 14. Mengembangkan rasa tanggung jawab bersama dalam organisasi, prestasi, atau sukses usaha yang memungkinkan adanya kemajuan organisasi. 15. Ciptakan suasana kekeluargaan sehingga bawahan tidak hanya dinilai sebagai anak buah yang harus diperintah. Perlakukanlah anak buah sebagai mitra usaha sehingga ada rasa ikut memiliki Teori Kepemimpinan Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan kepemimpinannya Atribut-atribut Pemimpin Secara umum atribut personal atau karakter yang harus ada atau melekat pada diri seorang pemimpin adalah:

38 1. Mumpuni, artinya memiliki kapasitas dan kapabilitas yang lebih baik daripada orang-orang yang dipimpinnya, 2. Juara, artinya memiliki prestasi baik akademik maupun non akademik yang lebih baik dibanding orang-orang yang dipimpinnya, 3. Tangung jawab, artinya memiliki kemampuan dan kemauan bertanggung jawab yang lebih tinggi dibanding orang-orang yang dipimpinnya, 4. Aktif, artinya memiliki kemampuan dan kemauan berpartisipasi sosial dan melakukan sosialisasi secara aktif lebih baik dibanding orang-orang yang dipimpinnya, dan 5. Walaupun tidak harus, sebaiknya memiliki status sosial ekonomi yang lebih tinggi dibanding orang-orang yang dipimpinnya. Meskipun demikian, variasi atribut-atribut personal tersebut bisa berbeda-beda antara situasi organisasi satu dengan organisasi lainnya. Organisasi dengan situasi dan karakter tertentu menuntut pemimpin yang memiliki variasi atribut tertentu pula Pengertian Kinerja Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar "kerja" yang menterjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti hasil kerja. Pengertian Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau pimpinan sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering pimpinan tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda tanda peringatan adanya kinerja yang merosot Pengertian Kinerja Menurut Para Ahli

39 Kinerja menurut (Anwar Prabu Mangkunegara, 67, 2000) Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kemudian menurut (Ambar Teguh Sulistiyani 223, 2003) Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. (Maluyu S.P. Hasibuan, 34, 2001) mengemukakan kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Menurut (Barry Cushway, 98, 2002) Kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan. Menurut (Veizal Rivai, 309, 2004) mengemukakan kinerja merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Menurut (Robert L. Mathis dan John H. Jackson Terjamahaan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira, 78, 2001), menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negative dari suatu kebijakan operasional. (Mink,76, 2003) mengemukakan pendapatnya bahwa individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki beberapa karakteristik, yaitu diantaranya:

40 1. Berorientasi pada prestasi, 2. Memiliki percaya diri, 3. Berpengendalian diri, 4. Berkompetensi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Menurut (Robert L. Mathis dan John H. Jackson, 82, 2001) faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu: 1. Kemampuan 2. Motivasi 3. Dukungan yang diterima 4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan 5. Hubungan mereka dengan organisasi. Berdasarkan pengertian di atas, menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi. Menurut (Mangkunegara, 2000) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain : 1. Faktor kemampuan Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya. 2. Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan

41 kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal. Menurut David C. Mc Cleland, seperti dikutip (Mangkunegara, 68, 2001) berpendapat bahwa Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja. Motif berprestasi dengan pencapaian kerja. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. Selanjutnya Mc. Clelland, mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang yang memiliki motif yang tinggi yaitu : 1. Memiliki tanggung jawab yang tinggi 2. Berani mengambil risiko 3. Memiliki tujuan yang realistis 4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan 5. Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukan 6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogamkan. Menurut Gibson ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja, yaitu : 1. Faktor individu: kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang. 2. Faktor psikologis : persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja. 3. Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system).

42 Penilaian Kinerja Penilaian kinerja ( performance appraisal ) pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan. Penilaian kinerja adalah cara mengukur konstribusi individu ( karyawan) kepada organisasi tempat mereka bekerja. Menurut (Bambang Wahyudi, 101, 2002) penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja / jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya. Menurut (Henry Simamora, 338, 2004) penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan Tujuan Penilaian Kinerja Menurut (Syafarudin Alwi,187, 2001) secara teoritis tujuan penilaian dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evaluation dan development yang bersifat evaluation harus menyelesaikan : 1. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi 2. Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision 3. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar mengevaluasi sistem seleksi. Sedangkan yang bersifat development penilai harus menyelesaikan : 1. Prestasi riil yang dicapai individu 2. Kelemahan- kelemahan individu yang menghambat kinerja 3. Prestasi- pestasi yang dikembangkan.

43 Manfaat Penilaian Kinerja Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi adapun secara terperinci penilaian kinerja bagi organisasi adalah : 1. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi 2. Perbaikan kinerja 3. Kebutuhan latihan dan pengembangan 4. Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja 5. Untuk kepentingan penelitian pegawai 6. Membantu diaknosis terhadap kesalahan desain pegawai Aktivitas Pimpinan Aktivitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia dalam memenuhi rangkaian kebutuhannya, yang telah diatur berdasarkan keinginan dan ketentuan yang telah ditentukan. Pimpinan adalah seorang yang menyusun rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan administrasi yang dimaksud dengan orang lain sebagian besar adalah para bawahan. Aktivitas pimpinan adalah rangkaian kegiatan rutinitas yang dilakukan berdasarkan tugas dan tanggung jawab serta wewenang yang diberikan untuk menata kemampuan mempengaruhi perilaku diri dan orang lain. Hal-hal yang dapat menunjang aktivitas pimpinan yaitu: 1. Gaji yang memadai sesuai dengan jabatan dan lama kerja 2. Tunjangan-tunjangan sesuai dengan jabatan dan lama kerja 3. Fasilitas kendaraan, tempat tinggal, dan lain-lain 4. Ruang kerja yang baik, bersih dan nyaman. Seseorang pimpinan apapun wujudnya, dimanapun akan selalu mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Pimpinan seperti ini lebih banyak bekerja dibandingkan berbicara, lebih

44 banyak memberikan contoh-contoh baik dalam kehidupannya dibandingkan berbicara besar tanpa bukti, dan lebih banyak berorientasi pada bawahan dan keputusan umum dibandingkan dari orientasi dan keputusan sendiri. Oleh karena itu seorang pimpinan membutuhkan peranan sekretaris dalam menunjang kegiatannya agar berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan Aktivitas Deputi Direktur Teknik Perencanaan dan Spesifikasi Teknis PT Angkasa Pura I (PERSERO) Kegiatan Deputi Direktur Teknik Perencanaan berdasarkan job descriptionnya adalah: 1. Menetapkan dan mengurangi non value added activity di Direktorat. 2. Memastikan proses di Direktorat yang diperbaiki SOPnya telah ter update. 3. Menilai ketepatan price list dalam proses pelelangan pekerjaan. 4. Menetapkan hasil pelaksanaan rekomendasi dalam Program Kerja Corporate. 5. Menyiapkan program kerja investasi strategis yang terkait pengembangan fasilitas bandara. 6. Mengevaluasi dan mengajukan RKA Unit ke tingkat Direktur.

45 BAB III Tinjauan Umum Perusahan 3.1. Sejarah Perusahaan Didirikan pada tanggal 20 Pebruari 1962 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 1962 dengan nama Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran yang mempunyai tugas pokok sebagai pengelola dan pengusahaan bandar udara Internasional Kemayoran Jakarta. Pada tanggal 17 Mei 1965 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 1965 Pemerintah merubah nama PN Angkasa Pura Kemayoran menjadi PN Angkasa Pura dengan maksud untuk lebih membuka kemungkinan mengelola bandar udara lain di wilayah Indonesia. Dalam rangka pembagian wilayah pengelolaan bandar udara, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1987 tanggal 19 Mei 1987 nama Perusahan Umum (PERUM) Angkasa Pura dirubah menjadi Perusahaan Umum (PERUM) Angkasa Pura I, hal ini sejalan dengan dibentuknya Perusahaan Umum. (PERUM) Angkasa Pura II yang secara khusus diberi tugas untuk mengelola bandar udara Soekarno Hatta dan Halim Perdanakusuma. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1992 bentuk Perusahaan Umum (Perum) Angkasa Pura I dirubah menjadi Perusahaan Angkasa Pura I (PERSERO) dengan Akta Notaris Muhani Salim, SH tanggal 3 Januari 1993 dan telah memperoleh persetujuan Menteri Kehakiman dengan keputusan Nomor C2-470.HT Tahun 1993 tanggal 24 April 1993 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 52 tanggal 29 Juni 1993 dengan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 2914/1993. Pada tanggal 24 Oktober 1974 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 1974 Pemerintah merubah status badan hukum Perusahaan

46 dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perusahaan Umum (Perum). Pada tanggal 1 Oktober 1985 bandar udara Internasional Kemayoran ditutup dan mengalihkan seluruh kegiatan operasinya ke bandar udara Soekarno-Hatta. Anggaran Dasar Perusahaan terakhir diubah berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 14 Januari 1998 dan telah diaktakan dengan akta Notaris Imas Fatimah, SH Nomor 30 tanggal 18 September Perubahan Anggaran Dasar telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor C HT Tahun 1998 tanggal 19 November 1998 dan dicantumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 50 tanggal 22 Juni 1999 dengan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 3740/1999. Saat ini PT Angkasa Pura 1 (PERSERO) mengelola 13 (tiga belas) bandar udara di kawasan Tengah dan Kawasan Timur Indonesia serta mengelola 2 (dua) Cargo Warehousing yaitu: 1. Bandara Ngurah Rai-Bali, 2. Bandara Juanda - Surabaya, 3. Bandara Hasanuddin - Ujung Pandang, 4. Bandara Sepinggan - Balikpapan, 5. Bandara Frans Kaisiepo - Biak, 6. Bandara Sam Ratulangi - Manado, 7. Bandara Syamsudin Noor - Banjarmasin, 8. Bandara Ahmad Yani - Semarang, 9. Bandara Adisutjipto - Yogyakarta, 10. Bandara Adisumarmo - Surakarta, 11. Bandara Selaparang - Mataram, 12. Bandara Pattimura - Ambon, 13. Bandara El Tari - Kupang dan 14. Warehousing Bandara Hasanuddin Makassar 15. Warehousing Bandara Sepinggan Balikpapan Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Budaya Perusahaan

47 Perumusan Visi dan Misi PT Angkasa Pura 1 (PERSERO) mempunyai arti dan peranan penting dalam membantu manajemen untuk mempertajam bisnis inti (core business) maupun untuk mengidentifikasikan apa sebenarnya kompetensi inti (core competence) PT Angkasa Pura 1 (PERSERO) dewasa ini dan apa yang akan dikembangkan di masa mendatang Visi Perusahaan Visi PT Angkasa Pura 1 (PERSERO) untuk periode adalah : Menjadi perusahaan pengelola bandar udara kelas dunia yang memberikan manfaat dan nilai tambah kepada stakeholder isi Perusahaan Misi adalah tujuan jangka panjang perusahaan yang menjadi landasan didirikannya perusahaan yang hendaknya mencakup produk/jasa yang diusahakan, sasaran pasar yang dituju dan upaya untuk meningkatkan kemanfaatan kepada semua pihak terkait (stakeholders). Misi PT Angkasa Pura 1 (PERSERO) untuk periode adalah sebagai berikut : 1. Menyediakan pengusahaan jasa kebandarudaraan melalui pelayanan yang memenuhi keamanan, keselamatan dan kenyamanan. 2. Memberikan pengalaman suasana kebandarudaraan yang berkesan bagi pengguna jasa. 3. Meningkatkan nilai perusahaan dan kesejahteraan pegawai. 4. Mendukung peningkatan perekonomian untuk kesejahteraan masyarakat ilai-nilai Budaya Perusahaan Nilai-nilai perusahaan adalah merupakan keyakinan yang dianut perusahaan. Nilai-nilai ini adalah fondasi etika berorganisasi. Nilai-nilai PT Angkasa Pura 1 (PERSERO) untuk periode adalah : 1. Terpercaya 2. Keramahtamahan 3. Kebersamaan

48 4. Kewirausahaan yang disesuaikan dengan budaya setempat 5. Proaktif dan responsif 6. Saling menghargai 3.3. Tujuan dan Arah Pengembangan Perusahaan Tujuan Perusahaan Tujuan perusahaan adalah sesuatu yang hendak dicapai secara garis besar oleh perusahaan melalui berbagai upaya. Sebagaimana tercantum dalam Akta Pendirian Perusahaan yang telah disahkan sesuai Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU AH Tahun 2008 tanggal 16 September Melakukan usaha dibidang jasa kebandarudaraan, pelayanan lalu lintas penerbangan, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut : 1. Penyediaan, pengusahaan dan pengembangan fasilitas untuk kegiatan pelayanan pendaratan, lepas landas, parkir dan penyimpanan pesawat udara. 2. Penyediaan, pengusahaan dan pengembangan fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan penumpang, kargo dan pos. 3. Penyediaan, pengusahaan, dan pengembangan jasa pelayanan penerbangan. 4. Penyediaan, pengusahaan dan pengembangan fasilitas elektronika, navigasi, listrik, air dan instalasi limbah buangan. 5. Penyediaan lahan untuk bangunan, lapangan dan kawasan industri serta gedung/bangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkutan udara.

49 6. Penyediaan jasa konsultasi, pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kebandarudaraan dan pelayanan penerbangan. 7. Penyediaan jasa pelayanan yang secara langsung menunjang kegiatan penerbangan yang meliputi penyediaan hanggar pesawat udara, perbengkelan pesawat udara, pergudangan, jasa boga pesawat udara, jasa ramp, jasa pelayanan penumpang dan bagasi, jasa penanganan kargo dan surat, pelayanan jasa load control, komunikasi dan operasi penerbangan, pelayanan jasa pengamanan, pelayanan jasa pemeliharaan dan perbaikan pesawat udara, pelayanan penyediaan dan pendistribusian bahan bakar pesawat udara. 8. Penyediaan jasa pelayanan yang secara langsung atau tidak langsung menunjang kegiatan bandar udara meliputi jasa penyediaan penginapan /hotel, jasa penyediaan toko, penyediaan restoran dan bar (cafe), jasa penempatan kendaraan bermotor/parker, jasa perawatan pada umumnya (kegiatan jasa yang melayani pembersihan dan pemeliharaan gedung dan kantor di bandar udara), jasa penyediaan otomasi pelaporan keberangkatan penerbangan. 9. Jasa penunjang kegiatan Bandar udara lainnya, meliputi penjualan bahan bakar dan pelumas kendaraan bermotor di Bandar udara, jasa pelayanan pengangkutan barang, penumpang di terminal kedatangan dan pemberangkatan jasa pelayanan pos, jasa pelayanan telekomunikasi, jasa tempat bermain dan rekreasi, jasa aluan wisata, agen perjalanan, bank untuk pelayanan jasa perbankan di bandar udara, penukaran uang, jasa pelayanan angkutan darat, penitipan barang, jasa advertensi, first class lounge, business class lounge dan VIP room, hairdresser and beauty salon, agrobisnis service, nursery, asuransi, jasa penyediaan ruangan, vending machine, jasa pengolahan limbah buang, jasa pelayanan kesehatan, jasa penyediaan kawasan industri, jasa lainnya yang secara langsung atau tidak langsung menunjang kegiatan bandar udara Arah Pengembangan Perusahaan

50 Arah pengembangan dalam mencapai tujuan perusahaan yang akan dicapai pada periode tahun meliputi : 1) Pemenuhan Customer satisfaction 2) Peningkatan Operational Excellence 3) Efektifitas Leadership & HR Management System 4) Peningkatan Shareholder Value 5) peningkatan perekonomian untuk kesejahteraan masyarakat Perencanaan Strategis Jangka Panjang Perusahaan Tahun Perencanaan Strategis Jangka Panjang Perusahaan Tahun Perencanaan Strategis Jangka Panjang adalah proses yang mengarahkan setiap unit kerja dalam organisasi untuk melihat masa depan perusahaan dengan mengembangkan prosedur dan program kerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Rencana Strategis ini dibuat dengan mengacu kepada Visi dan Misi Perusahaan serta merupakan pokok-pokok kebijakan yang ditetapkan oleh pemegang saham dan manajemen, untuk menjadi pedoman pengelolaan perusahaan dalam lima tahun ke depan Spesific Direction Adapun Specific Direction, yang merupakan petunjuk arah sebagai pedoman untuk menentukan sasaran adalah sebagai berikut: 1. Fokus pada pemenuhan harapan pelanggan (penumpang, airline, konsesioner) dengan efektifitas Customer Relationship Management. 2. Mengutamakan Safety & Quality Management System berorientasi pada harapan pelanggan. 3. Orientasi pada Operation Excellence dengan dukungan integrasi business process, IS-IT & SDM. 4. Penerapan IT yang terintegrasi yang memenuhi harapan pelanggan.

51 5. Fokus pada pemenuhan fasilitas pelayanan tourism di Bandara Ngurah Rai. 6. Fokus pelayanan Bandara Hasanuddin sebagai bandara Transit Kawasan Indonesia Timur. 7. Meningkatkan mutu layanan bandara Sam Ratulangi sebagai antisipasi pintu gerbang wilayah Timur Indonesia (SDM & Sispro) secara proporsional sesuai kebutuhan pasar dalam menghadapi open sky policy. 8. Melakukan beauty contest untuk omzet dan konsesi. 9. Fokus pada pemenuhan fasilitas pelayanan Bandara Juanda sebagai Bisnis Airport menuju City Airport. 10. Menjamin Effectiveness Leadership sebagai Role Model, Pelopor Integrasi, Perubahan & Perbaikan Perusahaan melalui penerapan Leadership System. 11. HR Management System Effectiveness selaras dengan GCG & KPI personil, unit, Leadership

52 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Metode Analisa Analisa data dimulai dengan penelahaan dan penguraian data dari tiap variabel bebas yang terdiri dari indikator-indikatornya dan variabel tidak bebas. Disini variabel bebas adalah pelaksanaan tugas sekretaris, sedangkan variabel tidak bebas adalah kinerja Deputi Direktur Teknik Perencanaan dan Spesifikasi Teknis PT Angkasa Pura 1 (PERSERO). Hasil penelahaan dan uraian dari kelompok data tersebut pada akhirnya digunakan untuk menarik kesimpulan akhir yang diharapkan. Metode analisa penelitian akan menguraikan secara berturut-turut tentang pendekatan dan rencana penelitian, lokasi dan waktu penelitian subjek dan objek penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, pengelolaan data dan analisa data Pendekataan dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survey dan observasi kerlinger seperti dikutip oleh (Sugiyono, 7, 2007) berpendapat bahwa pada penelitian survey, adalah penelitian yang dilakukan yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tepi data yang dipelajari dari data sampel yang diambil dari populasi tersebut. David Kline dalam buku yang sama menjelaskan bahwa penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Penelitian yang menggunakan metode survey tidak memerlukan kelompok kontrol seperti halnya pada penelitian yang menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini bersifat deskriptif menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya (Sugiyono, 169, 2009) menampilkan informasi yang digambarkan dalam bentuk perubahan (variabel) yang terdiri dari beberapa indikator pada perubahan tersebut, tanpa mempersoalkan hubungan antar perubahaan. Demikian pula halnya pada penelitian ini informasi yang diperoleh dari data kuisioner

53 dipaparkan atau digambarkan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci dalam bentuk indikator dari pengubah (variabel) tersebut Lokasi dan waktu Penelitian Didalam melakukan penelitian ini, memerlukan waktu selama 2 bulan yang dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan Mei Sedangkan lokasi survei bertempat pada kantor pusat PT Angkasa Pura 1 (PERSERO) di Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B-12 Kaveling No.2 Jakarta Pusat (10610). Telepon (021) , Fax (021) , HomePage: Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, (Sugiyono, 90, 2009). Pada penelitian survey, teknik pengumpulan data kelompok yang diambil sebagai sampel harus menggambarkan karakteristik atau representasi dari populasi, oleh karena itu pada penelitian ini sampel diambil dari populasi atau dalam hal ini adalah karyawan bagian Deputi Direktur Teknik Perencanaan dan Spesifikasi Teknis PT Angkasa Pura 1 (PERSERO) Istrumen Penelitian Alat Bantu pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuisioner, dari kuisioner tersebut diharapkan dapat terkumpul informasi yang akurat dari responden, sehingga yang diperoleh dari contoh dapat menggambarkan keberadaan karyawan bagian Deputi Direktur Teknik Perencanaan dan Spesifikasi Teknis PT Angkasa Pura 1 (PERSERO). Pada penelitian ini, kuisioner dipilih sebagai alat bantu penggumpulan data berdasarkan pertimbangan bahwa dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya serta data lebih mudah diolah. Jenis pertanyaan pada kuisioner menggunakan skala pengukuran rating scale, dalam skala model rating scale, responden tidak akan menjawab salah

54 satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi responden menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Oleh karena itu rating scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengatur persepsi responden terhadap fenomena lainnya (Sugiyono, 113, 2009). Dari jenis kuisioner pada penelitian ini, informasi yang diperoleh adalah data kualitatif yakni sebuah data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka dan di dalam ukuran skala ordinal. Agar data kualitatif ini dapat diolah dengan komputer maka harus dikuantifikasikan yaitu pernyataan satuan dalam angka atau dengan kata lain, diubah menjadi data kuantitatif dengan cara memberi skor atau angka kode tertentu (Santoso Singgih, 3, 2003) Analisis Data Pada penelitian yang menggunakan data kualitatif diperlukan teknik analisa data dengan menggunakan metode statistik. Statistik yang digunakan untuk menganalisa data pada umumnya berupa statistik deskriptif, statistik inferensial, statistik parametris atau statistik non parametris. Oleh sebab itu, penelitian ini menggunakan statistik deskriptif yaitu salah satu metode statistik untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang sudah terkumpul, tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum. Jadi statistik desriptif degunakan hanya untuk mendeskripsikan data sampel, tanpa membuat kesimpulan yang belaku umum atau populasi. Data hasil kuisioner yang telah diperoleh diolah dengan menggunakan Software SPSS 17, lalu diolah untuk mendapatkan perolehan hasil akhir dari data tersebut yang selanjutnya dapat dianalisa Analisis Deskriptif Sebelum masuk pada pembahasan mengenai pengaruh pelaksanaan tugas sekretaris terhadap kinerja Deputi Direktur Teknik Perencanaan dan Spesifikasi Teknis PT Angkasa Pura 1 (PERSERO), pada bagian ini terlebih dahulu dilakukan analisis deskriptif terhadap karakteristik responden yang digunakan pada penelitian ini yaitu Para karyawan bagian Deputi Direktur Teknik Perencanaan dan Spesifikasi Teknis PT Angkasa Pura 1 (PERSERO) sebagai berikut: 1. Analisis Karakteristik Responden

55 Adapun karakteristik karyawan bagian Deputi Direktur Teknik Perencanaan dan Spesifikasi Teknis PT Angkasa Pura 1 (PERSERO), mencakup unsur-unsur pertanyaan meliputi jenis kelamin, usia, status pendidikan dan kelas jabatan. Karateristik tersebut diharapkan dapat memberi gambaran tentang keadaan responden, dan yang dijadikan responden dalam penelitian ini berjumlah 25 orang. Dapat dilihat pada tabel 4.1. dan tabel 4.2. Untuk itu lebih jelasnya dapat disajikan sebagai berikut: Rekapitulasi Variabel Pelaksanaan Tugas Sekretaris PERTANYAAN PTS10 PTS9 PTS8 PTS7 PTS6 PTS5 PTS4 PTS3 PTS 2 PTS 1 Sumber: Data Primer yang diolah oleh : 2010 Untuk menginterprestasikan data pada tabel di kita kembali ke hipotesis yang menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sekretaris Menurut Waworuntu dalam Saiman (2002:24-25), bahwa kata sekretaris yang biasa kita baca dan temui pada berbagai literatur berasal dari bahasa latin, yaitu sebagai

Lebih terperinci

SEKRETARIS PROFESIONAL. Desita

SEKRETARIS PROFESIONAL. Desita SEKRETARIS PROFESIONAL Desita PT Perkebunan Nusantara XII 2015 SEKRETARIS PROFESIONAL Keberadaan suatu unit kerja, organisasi pemerintah maupun swasta, dalam rangka mencapai tujuannya pada dasarnya menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen berasal dari kata management (bahasa inggris), turunan dari kata to manage yang artinya mengurus atau tata laksana atau

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Pengertian Sekretaris. peran seorang sekretaris bukan hanya sebagai salah satu karyawan dalam

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Pengertian Sekretaris. peran seorang sekretaris bukan hanya sebagai salah satu karyawan dalam 21 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Sekretaris peran seorang sekretaris bukan hanya sebagai salah satu karyawan dalam sebuah perusahaan, namun lebih jauh sebagai faktor penting yang mendukung kelancaran

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pengertian Sekretaris menurut Wursanto (2001 : 57) : dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan detail kepala atau pimpinannya.

BAB III PEMBAHASAN. Pengertian Sekretaris menurut Wursanto (2001 : 57) : dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan detail kepala atau pimpinannya. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Sekretaris Secara etimologi istilah kata sekretaris berasal dari bahasa latin yaitu secretum yang artinya Rahasia dan Orang yang memegang rahasia disebut secretarium atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sekretaris dan Fungsi Sekretaris 2.1.1 Pengertian Sekretaris Pengertian sekretaris dapat ditinjau dari beberapa segi. Dari segi asal kata, istilah sekretaris berasal

Lebih terperinci

Profesi Sekretaris dalam Organisasi Ratna Suminar

Profesi Sekretaris dalam Organisasi Ratna Suminar Profesi Sekretaris dalam Organisasi Ratna Suminar (ratnasuminar2255@gmail.com) Abstrak Tugas seorang sekretaris tentunya sesuai dengan fungsi jabatan sekretaris tersebut. Bagi organisasi yang besar, tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Menghadapi situasi seperti ini, daerah-daerah berkembang akan

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Menghadapi situasi seperti ini, daerah-daerah berkembang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad yang sudah semakin canggih sekarang ini, sudah hampir tidak terdapat batasan lagi untuk berhubungan dengan daerah lain bahkan negara lain. Semua sudah saling

Lebih terperinci

Arti Sekretaris dan Kesekretariatan

Arti Sekretaris dan Kesekretariatan Arti Sekretaris dan Kesekretariatan Sekretaris adalah seseorang yang membantu seorang pemimpin atau badan pimpinan atau perusahaan, terutama untuk penyelenggaraan kegiatan administratif yang akan menunjang

Lebih terperinci

SEKRETARIS & SEKRETARIAT

SEKRETARIS & SEKRETARIAT SEKRETARIS & SEKRETARIAT Sekretaris Seseorang yang membantu seorang pemimpin atau badan pimpinan atau perusahaan, terutama untuk penyelenggaraan kegiatan administratif yang akan menunjang kegiatan manajerial

Lebih terperinci

PERAN SEKRETARIS DALAM MENANGANI PERJALANAN DINAS PIMPINAN PADA PT. DWI ANUGERAH ABADI. Oleh: Desilia Purnama Dewi SE, MM & Catherine Indah Lestari

PERAN SEKRETARIS DALAM MENANGANI PERJALANAN DINAS PIMPINAN PADA PT. DWI ANUGERAH ABADI. Oleh: Desilia Purnama Dewi SE, MM & Catherine Indah Lestari PERAN SEKRETARIS DALAM MENANGANI PERJALANAN DINAS PIMPINAN PADA PT. DWI ANUGERAH ABADI Oleh: Desilia Purnama Dewi SE, MM & Catherine Indah Lestari Abstrak Salah satu tugas sekretaris dalam melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN JENJANG KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG ADMINISTRASI PROFESIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pimpinannya untuk mengurus hal-hal yang bersifat rahasia, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. pimpinannya untuk mengurus hal-hal yang bersifat rahasia, misalnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekretaris adalah seorang pejabat yang memperoleh kepercayaan dari pimpinannya untuk mengurus hal-hal yang bersifat rahasia, misalnya membuat dan menyimpan surat-surat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. manajemen yang dikemukakan oleh Terry (2008): menggunakan manusia dan sumber daya lainnya.

BAB II LANDASAN TEORI. manajemen yang dikemukakan oleh Terry (2008): menggunakan manusia dan sumber daya lainnya. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Apabila membahas pengertian manajemen, banyak para ahli memberikan batasan tentang manajemen, diantaranya pengertian manajemen yang dikemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berpacu dengan percepatan perubahan dalam dunia bisnis, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. untuk berpacu dengan percepatan perubahan dalam dunia bisnis, sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era global dengan tingkat teknologi tinggi, para pimpinan perusahaan butuh dukungan besar dari para bawahannya untuk mengontrol sistem baru. Para pemimpin perusahaan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Istilah sekretaris berasal dari bahasa Latin, yaitu secretum yang artinya

BAB III PEMBAHASAN. Istilah sekretaris berasal dari bahasa Latin, yaitu secretum yang artinya BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Sekretaris Istilah sekretaris berasal dari bahasa Latin, yaitu secretum yang artinya rahasia. Dalam bahasa Prancis disebut dengan secretaire. Dalam bahasa Belanda disebut

Lebih terperinci

BAB III TOPIK PEMBAHASAN. istilah sekretaris berasal dari kata Secretum dalam bahasa latin yang berarti

BAB III TOPIK PEMBAHASAN. istilah sekretaris berasal dari kata Secretum dalam bahasa latin yang berarti BAB III TOPIK PEMBAHASAN A.Pengertian Sekretaris Pengertian sekretaris dapat ditinjau dari beberapa segi. Dari segi asal kata, istilah sekretaris berasal dari kata Secretum dalam bahasa latin yang berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia adalah sangat diperlukannya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pada unit CPM (Corporate

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pada unit CPM (Corporate BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Praktek kerja lapangan di laksanakan selama 1 bulan, dari tanggal 01 Agustus s/d 07 September 2012, di kantor pusat PT. Angkasa Pura II (Persero)

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. segi. Dari segi asal kata, istilah sekretaris berasal dari kata secretum dalam bahasa latin

BAB III LANDASAN TEORI. segi. Dari segi asal kata, istilah sekretaris berasal dari kata secretum dalam bahasa latin BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sekretaris Menurut pendapat para ahli mengenai pengertian sekretaris, bahwa pada mulanya sekretaris adalah seorang pejabat yang bertugas memegang rahasia pribadi pimpinannya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Lunak Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : 2.1.1 Pengertian Perangkat Lunak Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang di

Lebih terperinci

PERAN SEKRETARIS DALAM MENCIPTAKAN EFISIENSI KERJA PERUSAHAAN TUGAS AKHIR

PERAN SEKRETARIS DALAM MENCIPTAKAN EFISIENSI KERJA PERUSAHAAN TUGAS AKHIR PERAN SEKRETARIS DALAM MENCIPTAKAN EFISIENSI KERJA PERUSAHAAN TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Profesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan yang bergerak di bidang jasa maupun dagang memiliki seorang pimpinan. Seorang pimpinan didalam perusahaan pasti sangat memerlukan bantuan dari seorang

Lebih terperinci

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG PENILAIAN PRIBADI SANDIMAN DI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN AKADEMI SEKRETARI DAN MANAJEMEN DON BOSCO Jln. Pulomas Barat V Jakarta Timur COMPANY PROFILE Akademi Sekretari dan Manajemen Don Bosco Akademi Sekretari dan Manajemen (Asekma)

Lebih terperinci

http://nurulwirda.wordpress.com - 1 - Klasifikasi Jabatan Sekretaris Sekretaris merupakan jabatan profesi yang menuntut syarat syarat pengetahuan dan kemauan bekerja. Sekretaris mempunyai kedudukan, wewenang

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke era ekonomi informasi, maka peran dan fungsi sekretaris tidak hanya sebatas

BAB I PENDAHULUAN. ke era ekonomi informasi, maka peran dan fungsi sekretaris tidak hanya sebatas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dan dunia usaha saat ini, berbagai macam perubahan yang telah terjadi akibat globalisasi dari era ekonomi industri ke era ekonomi

Lebih terperinci

PERANAN SEKRETARIS DALAM MENYELENGGARAKAN RAPAT DI SEKRETARIAT DPRD KOTA TANGERANG SELATAN. Oleh: Drs. I Made Wijana & Andora

PERANAN SEKRETARIS DALAM MENYELENGGARAKAN RAPAT DI SEKRETARIAT DPRD KOTA TANGERANG SELATAN. Oleh: Drs. I Made Wijana & Andora PERANAN SEKRETARIS DALAM MENYELENGGARAKAN RAPAT DI SEKRETARIAT DPRD KOTA TANGERANG SELATAN Abstrak Oleh: Drs. I Made Wijana & Andora Made_wijana21@yahoo.com Peranan seorang sekretaris adalah sebagai asisten

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Sekretaris ditinjau dari etimologinya adalah secretum yang berarti

BAB II KAJIAN TEORI. Sekretaris ditinjau dari etimologinya adalah secretum yang berarti 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Sekretaris Sekretaris ditinjau dari etimologinya adalah secretum yang berarti rahasia. Menurut M.G. Hartini Hendarto dan F.X. Tulusharyono, M.M, (2003:4), sekretaris

Lebih terperinci

penting. Keberhasilan suatu proyek pertama-tama sangat dipengaruhi oleh ketepatan

penting. Keberhasilan suatu proyek pertama-tama sangat dipengaruhi oleh ketepatan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Tinjauan Umum Peranan Manajer Proyek dalam industri jasa konstruksi adalah sangat penting. Keberhasilan suatu proyek pertama-tama sangat dipengaruhi oleh ketepatan pemilihan

Lebih terperinci

- 524-1. Standar Pelayanan Pengkoordinasian Penyusunan Acara dan Pelaksanaan Keprotokolan Menteri Sekretaris Negara

- 524-1. Standar Pelayanan Pengkoordinasian Penyusunan Acara dan Pelaksanaan Keprotokolan Menteri Sekretaris Negara - 524 - C. Biro Tata Usaha 1. Standar Pelayanan Pengkoordinasian Penyusunan Acara dan Pelaksanaan Keprotokolan Menteri Sekretaris Negara STANDAR PELAYANAN PENGKOORDINASIAN PENYUSUNAN ACARA DAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Visi dan Misi bagi sebuah perusahaan sangat penting. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Visi dan Misi bagi sebuah perusahaan sangat penting. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Visi dan Misi bagi sebuah perusahaan sangat penting. Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan perlu mengadopsi visi, misi dan strategi yang tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan ruang lingkup perusahaan. Menurut H.W. Fowler and F.G Fowler. The Concise Oxford Dictionary of Current Home

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan ruang lingkup perusahaan. Menurut H.W. Fowler and F.G Fowler. The Concise Oxford Dictionary of Current Home BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan yang bergerak di bidang jasa maupun dagang memiliki seorang pimpinan. Seorang pimpinan di dalam perusahaan pasti sangat memerlukan bantuan dari seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman dan dunia usaha saat ini, berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman dan dunia usaha saat ini, berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dan dunia usaha saat ini, berbagai macam perubahan yang telah terjadi akibat globalisasi dari era ekonomi industri ke era ekonomi

Lebih terperinci

TUGAS TUGAS SEKRETARIS DALAM MEMBANTU KERJA PIMPINAN TUGAS AKHIR

TUGAS TUGAS SEKRETARIS DALAM MEMBANTU KERJA PIMPINAN TUGAS AKHIR TUGAS TUGAS SEKRETARIS DALAM MEMBANTU KERJA PIMPINAN TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Profesi Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan Indonesia jangka panjang yaitu Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pengertian, Fungsi, dan Syarat-syarat 2.1.1 Pengertian menurut Finoza (2009:4), adalah informasi tertulis yang dapat dipergunakan sebagai alat komunikasi tulis yang dibuat dengan

Lebih terperinci

TUGAS-TUGAS RUTIN SEKRETARIS PADA DIVISI PELAYANAN TERMINAL PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) CABANG BELAWAN

TUGAS-TUGAS RUTIN SEKRETARIS PADA DIVISI PELAYANAN TERMINAL PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) CABANG BELAWAN TUGAS-TUGAS RUTIN SEKRETARIS PADA DIVISI PELAYANAN TERMINAL PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) CABANG BELAWAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Oleh RICKA PUSPASARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran sumber daya manusia dalam sebuah organisasi tidak kalah pentingnya dengan sumber daya lain seperti modal, investasi dan teknologi. Sebab sumber daya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, tidak hanya berkecimpung dalam pekerjaan teknis keadministratifan atau

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, tidak hanya berkecimpung dalam pekerjaan teknis keadministratifan atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran sekretaris di era globalisasi semakin penting dan strategis. Sekretaris saat ini, tidak hanya berkecimpung dalam pekerjaan teknis keadministratifan atau mendampingi

Lebih terperinci

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 I TUGAS, FUNGSI DAN PERANAN SEKRETARIS DI KANTOR KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Universitas Negeri Semarang Oleh:

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 80 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Etika kerja pada perusahaan sangat berperan penting dalam menjalankan arus kerja karyawan di dalam kantor. Etika kerja ini bermaksud agar para karyawan menjalankan pekerjaannya secara

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 43 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Untuk itu, perlu dilakukan audit operasional atas fungsi SDM di

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1094, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. Kode Etik. Pegawai Negeri Sipil. Pembinaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

HAKIKAT SEKRETARI Oleh : Yn. Valah

HAKIKAT SEKRETARI Oleh : Yn. Valah HAKIKAT SEKRETARI Oleh : Yn. Valah Email : yn_valah@plasa.com Ilmu Sekretari Tujuan Umum : Para calon Sekretari dapat memahami hakikat sekretaris sebagai langkah menjadi sekretaris yang profesional Tujuan

Lebih terperinci

Yessi Benu S.Sos.,M.Si

Yessi Benu S.Sos.,M.Si TUGAS SEKRETARIS (pertemuan 3) Tugas seorang sekretaris adalah membantu pimpinan dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan teknis, tetapi cukup penting artinya bagi pimpinan. Seorang pimpinan akan sangat

Lebih terperinci

PERANAN RESEPSIONIS PADA PT MOGEMS PUTRI INTERNATIONAL JAKARTA

PERANAN RESEPSIONIS PADA PT MOGEMS PUTRI INTERNATIONAL JAKARTA PERANAN RESEPSIONIS PADA PT MOGEMS PUTRI INTERNATIONAL JAKARTA Oleh : Edi Junaedi, SE., MM. dan Sifailah Fauziah Dosen Prodi Sekretari Universitas Pamulang Junaedi_salat1@yahoo.com Abstrak Seorang resepsionis

Lebih terperinci

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.156, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kode Etik. Disiplin Kerja. PNS PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 12 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 12 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 12 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA SERTA PENYAJIAN INFORMASI DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang seperti dalam bidang ekonomi yang menjadi pusat perhatian utama dunia.

Lebih terperinci

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. PENDAHULUAN Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu persyaratan dalam pengembangan global dari kegiatan usaha perusahaan dan peningkatan citra perusahaan. PT Duta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Lebih terperinci

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG 1 SALINAN BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA DAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kerja sama dilakukan dalam melaksanakan berbagai aktivitas untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kerja sama dilakukan dalam melaksanakan berbagai aktivitas untuk BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu organisasi merupakan bentuk formal dan merupakan wadah dimana sistem kerja sama dilakukan dalam melaksanakan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuntutan sebagai sekretaris yang profesional di era global memang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuntutan sebagai sekretaris yang profesional di era global memang tidak 10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan sebagai sekretaris yang profesional di era global memang tidak bisa dihindarkan lagi. Dunia bisnis yang semakin hari semakin ketat persaingannya, mengharuskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Masyarakat 2.1.1 Pengertian Hubungan Masyarakat (Public Relations) Public relations adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin.

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat menunjang usahanya dalam

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat menunjang usahanya

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Banyak para ahli berusaha untuk memberikan pengertian tentang manajemen, walaupun definisi yang dikemukakan mereka berbeda satu sama lainnya, namun pada

Lebih terperinci

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Page 1 of 12 Daftar Isi 1. Organisasi 2. Independensi 3. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 4. Fungsi Direktur Utama 5. Direktur Kepatuhan 6. Rapat 7. Benturan Kepentingan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PEDOMAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEDOMAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DANA PENSIUN PERHUTANI 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN... 2 III. RUANG LINGKUP... 2 3.1 Pengertian tentang Pengambilan Keputusan... 2 3.2 Urgensi

Lebih terperinci

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Operasional Variabel... 37 Tabel 3.2 Arti pembobotan dengan Skala Likert... 45 Tabel 3.3 Skala Interval Gaya Kepemimpinan... 46 Tabel 3.4 Skala Interval Motivasi... 46 Tabel 3.5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah memiliki keunggulan dan berkualitas adalah dambaan bagi guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah. Sebagai kepala sekolah sudah

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Tahap survei pendahuluan merupakan tahap awal yang harus dilaksanakan oleh seorang

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 800-376 Tahun 2011 TENTANG KODE ETIK KHUSUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DITJEN KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Mary Parker Follet,

Lebih terperinci

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan

Lebih terperinci

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Direksi PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

MODERN OFFICE ADMINISTRATION RUANG LINGKUP MANAJEMEN PERKANTORAN. A.Pengertian Manajemen

MODERN OFFICE ADMINISTRATION RUANG LINGKUP MANAJEMEN PERKANTORAN. A.Pengertian Manajemen MODERN OFFICE ADMINISTRATION RUANG LINGKUP MANAJEMEN PERKANTORAN A.Pengertian Manajemen Manajemen adalah suatu proses pencapaian tujuan dengan melalui kerjasama orang lain. Proses tersebut adalah : Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dengan mengembangkan kemampuan intelektual, potensi, spiritual,

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dengan mengembangkan kemampuan intelektual, potensi, spiritual, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan lembaga yang berperan penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang

Lebih terperinci

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik.

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. DASAR PRESENTASI PERSIAPAN Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. Persiapan Dasar Persiapan yang baik bisa dimulai dengan menganalisis tiga faktor di bawah ini: - pada acara apa kita

Lebih terperinci

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 29 Juli 2015

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 29 Juli 2015 S E L E C T D E V E L O P L E A D H O G A N D E V E L O P C A R E E R TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR Laporan untuk: John Doe ID: HC243158 Tanggal: 29 Juli 2015 2 0 0 9 H O G A N A S S E

Lebih terperinci

CENTRAL CORPORATE MANAGEMENT GRAHITA INDONESIA

CENTRAL CORPORATE MANAGEMENT GRAHITA INDONESIA 2016 GRAHITA INDONESIA INC. Eko Budhi Purwanto, Y. CENTRAL CORPORATE MANAGEMENT GRAHITA INDONESIA Deskripsi ringkas tentang berbagai jabatan dalam organisasi induk Grahita Indonesia Incorporation. Central

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan lembaga yang berperan penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kualifikasi dan kompetensi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 61 2014 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SERTA RINCIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ditahun ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Ditahun ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditahun 2006-2007 ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang saling berusaha bersaing dengan perusahaan lainnya. Keadaan yang demikian menuntut pengelolaan

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.626, 2017 KEMENDIKBUD. Layanan Informasi Publik. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG LAYANAN INFORMASI

Lebih terperinci

SEKRETARIS PROFESIONAL DAN PENGEMBANGAN DIRI TUGAS AKHIR

SEKRETARIS PROFESIONAL DAN PENGEMBANGAN DIRI TUGAS AKHIR SEKRETARIS PROFESIONAL DAN PENGEMBANGAN DIRI TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Profesi Ahli Madya Disusun

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 81 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS KEPEMUDAAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris adalah seseorang yang membantu seorang pemimpin atau

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris adalah seseorang yang membantu seorang pemimpin atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekretaris adalah seseorang yang membantu seorang pemimpin atau badan, terutama untuk penyelenggaraan kegiatan administratif yang akan menunjang kegiatan manajerial

Lebih terperinci

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih 1 Lampiran : Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikan STMIK Prabumulih Nomor : 018/STMIK-P/III/2014 Tanggal : 4 Maret 2014 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Kode Etik

Lebih terperinci

2.2 Fungsi Surat Menurut Ramelan (2005:11), dikemukakan bahwa surat berfungsi sebagai berikut:

2.2 Fungsi Surat Menurut Ramelan (2005:11), dikemukakan bahwa surat berfungsi sebagai berikut: 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Surat Menurut Finoza (2010:4), surat adalah informasi tertulis yang dapat dipergunakan sebagai alat komunikasi tulis yang dibuat dengan persyaratan tertentu. 2.2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karyawan sebagai sumber daya utama perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dan memberikan kinerja yang optimal sehingga konsumen

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, Tambahan Lembaran Nega

2016, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, Tambahan Lembaran Nega No.805, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAKAMLA. Tata Naskah Dinas. PERATURAN KEPALA BADAN KEAMANAN LAUT NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN KEAMANAN LAUT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang dialami Indonesia pada saat ini menyebabkan keterpurukan dunia usaha di Indonesia.

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN. Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Lastari Maryani Sutiono NRP :

SURAT PERNYATAAN. Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Lastari Maryani Sutiono NRP : SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Lastari Maryani Sutiono NRP : 0251234 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir/Skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan bukan duplikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap organisasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal. Khusus lingkungan internal yang secara langsung mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rumah yang ditawarkan (kenaikan penjualan 15% per-tahun). Selain

BAB III METODE PENELITIAN. rumah yang ditawarkan (kenaikan penjualan 15% per-tahun). Selain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Obyek Penelitian Sesuai dengan judul yang penulis kemukakan, penulis mengambil lokasi penelitian di PT. Citra Tama Adigraha Jl. Musi 38 Surabaya. Alasan pemilihan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 366/Kpts/OT.220/9/2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 366/Kpts/OT.220/9/2005 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 366/Kpts/OT.220/9/2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN INDEKS PENERAPAN NILAINILAI DASAR BUDAYA KERJA APARATUR NEGARA LINGKUP DEPARTEMEN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pengertian Administrasi. Istilah administrasi dapat dilihat dari beberapa pengertian, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Pengertian Administrasi. Istilah administrasi dapat dilihat dari beberapa pengertian, yaitu: BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Administrasi Istilah administrasi dapat dilihat dari beberapa pengertian, yaitu: 1. Etimologi Administrate (Latin), Administration (Inggris), artinya to serve (melayani/mengabdi),

Lebih terperinci