HUBUNGAN ANTARA ASAM SULFAT (H 2 SO 4 ) DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN KUAT TEKAN KAYU KELAPA IMPLEMENTASI PADA MATA KULIAH ILMU BAHAN BANGUNAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA ASAM SULFAT (H 2 SO 4 ) DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN KUAT TEKAN KAYU KELAPA IMPLEMENTASI PADA MATA KULIAH ILMU BAHAN BANGUNAN"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA ASAM SULFAT (H SO 4 ) DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN KUAT TEKAN KAYU KELAPA IMPLEMENTASI PADA MATA KULIAH ILMU BAHAN BANGUNAN JURNAL Oleh: DINI HANDAYANI K500 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SEPTEMBER 06

2 HUBUNGAN ANTARA ASAM SULFAT (H SO 4 ) DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN KUAT TEKAN KAYU KELAPA IMPLEMENTASI PADA MATA KULIAH ILMU BAHAN BANGUNAN Dini Handayani, Eko Supri M, Taufiq Lilo A.S ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya () hubungan penggunaan asam sulfat dengan kadar konsentrasi zat 0,%, 0,6%, 0,9% dan,% terhadap uji kuat tekan kayu kelapa; () peningkatan kuat tekan kayu kelapa dengan persentase 0,%, 0,6%, 0,9%, dan,% asam sulfat pada umur 7 hari, hari dan 5 hari ; dan () menghasilkan suplemen bahan ajar pada mata kuliah Ilmu Bahan tentang kuat tekan kayu kelapa dengan pemanfaatan asam sulfat sebagai bahan pengawet kayu Populasi dalam penelitian ini adalah kayu kelapa. Sampel yang terpilih adalah kayu kelapa pada bagian tepi pangkal sampai ujung batang dengan teknik pengambilan sampling cluster random sampling. Penelitian ini menggunakan mede kuantitatif dengan pendekatan eksperimen murni. Pengumpulan data dilaksanakan dengan pengujian kuat tekan kayu kelapa. Analisis data menggunakan uji normalitas menggunakan mede One sample Kolmogrovsmirnov dengan taraf signifikansi 0,05 kemudian dilanjut dengan uji korelasi Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Pertama, terdapat hubungan yang positif penggunaan asam sulfat terhadap kuat tekan kayu kelapa yaitu bila konsentrasi asam sulfat ditingkatkan maka nilai kuat tekan kayu kelapa meningkat. Kedua, terdapat hubungan yang positif lama waktu perendaman terhadap kuat tekan kayu kelapa yaitu bila waktu perendaman ditingkatkan maka nilai kuat tekan kayu kelapa meningkat. Ketiga, bahan ajar yang dihasilkan setelah penelitian ini berupa suplemen bahan ajar tentang pemanfaatan kayu kelapa sebagai alternatif bahan konstruksi bangunan setelah dilakukan pengawetan dengan menggunakan bahan pengawet asam sulfat ditinjau dari kuat tekan kayu untuk mata kuliah Ilmu Bahan UNS. Kata Kunci : Asam Sulfat, Kuat Tekan, Kayu Kelapa, Ilmu Bahan.

3 THE RELATIONSHIP BETWEEN OF SULFURIC ACID (H SO 4 ) AND THE LENGTH OF TIME OF IMMERSION ON COMPRESSIVE STRENGTH OF COCONUT WOOD IMPLEMENTATION ON THE IMPLEMENTATION OF BUILDING MATERIALS SCIENCE Dini Handayani, Eko Supri M, Taufiq Lilo A.S ABSTRACT This study aimed test whether there is () the relationship with the levels of sulfuric acid concentration of 0.%, 0.6%, 0.9% and.% against the coconut wood compressive strength test; () the relationship with the levels of length of time of immersion age of 7 days, days and 5 days against the coconut wood compressive strength test; and () produce a supplement teaching materials in the course of Materials Science Building on the compressive strength of coconut wood with the use of sulfuric acid as a wood preservative The population in this study is coconut wood. Selected samples are coconut wood on the edge of the base the tip of the rod the cluster sampling technique of random sampling. This study uses a quantitative method with a purely experimental approach. The collection of data carried out by testing the compressive strength of coconut wood. Data analysis used for normality using the Kolmogorov-Smirnov One sample with a significance level of 0.05 and then continued with correlation The results of the study are as follows. First, there is a positive relationship sulfuric acid of compressive strength of coconut wood that is when the sulfuric acid concentration is increased then the compressive strength increased coconut wood. Secondly, there is a positive relationship long soaking time of compressive strength of coconut wood that is when the life of immersion is increased then the compressive strength increased coconut wood. Third, the teaching materials produced after this research is a supplement instructional materials on the use of coconut wood as alternative building construction materials after preservation with preservatives using sulfuric acid in terms of compressive strength of wood for Building Materials Science courses UNS. Keywords: Sulfuric Acid, Compressive Strength, Coconut Wood, Building Materials Science

4 Kebutuhan manusia akan kayu dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan rumah tangga yang membutuhkan rumah sebagai tempat tinggalnya. Kebutuhan kayu tersebut selama ini diperoleh dari penebangan pohon di hutan alam dan sebagian lagi dipenuhi dari hutan tanaman. Saat ini kebutuhan masyarakat akan kayu semakin sulit dipenuhi karena disatu pihak potensi dan volume tebangan di hutan alam semakin berkurang dan dilain pihak keberhasilan pengelolaan hutan tanaman belum nampak menggembirakan. Kayu memiliki beberapa jenis tegangan, pada jenis tegangan tertentu nilainya besar tetapi pada jenis tegangan yang lain nilainya kecil. Jenis-jenis tegangan yang berbeda tersebut berperan secara bersamasama, sebagai conh tegangan tekan akan berusaha menekan/ memperpendek kayu, tegangan tarik akan berusaha memperpanjang kayu dan tegangan geser akan berusaha mengeser serat-serat kayu. Kekuatan tekan sejajar serat kayu dan tegak lurus serat kayu merupakan dua properti mekanika utama kayu yang sangat diperlukan masing-masing dalam perencanaan komponen struktur tekan (kolom) dan komponen struktur lentur (balok) pada suatu struktur bangunan gedung atau rumah kayu. Penggunaan kayu hutan sebagai material konstruksi bangunan semakin langka dan tinggi harganya sehingga diperlukan alternatif bahan baru sebagai pengganti untuk memenuhi kebutuhan kayu bagi masyarakat, pemanfaatan kayu-kayu yang kurang dikenal (less know species LKS) seperti kayu kelapa merupakan salah satu upaya untuk mengurangi dan melakukan efisiensi penggunaan bahan material kayu. Kelapa sebagai salah satu tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia dan merupakan salah satu komoditi yang seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan mulai dari daun, buah dan batangnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penggunaan asam sulfat dengan kadar

5 konsentrasi zat 0,%, 0,6%, 0,9% dan,% terhadap uji kuat tekan kayu kelapa, untuk mengetahui hubungan lama waktu perendaman 7, dan 5 hari dengan/terhadap uji kuat tekan kayu kelapa, untuk mengetahui persentase asam sulfat yang optimal untuk mencapai kuat tekan maksimal kayu kelapa dan menghasilkan suplemen bahan ajar pada mata kuliah Ilmu Bahan tentang kuat tekan kayu kelapa dengan pemanfaatan asam sulfat sebagai bahan pengawet kayu Berbeda dengan kayu pada umumnya batang kelapa memiliki sel pembuluh yang berkelompok (vascular bundles) yang menyebar lebih rapat pada bagian tepi dari pada bagian tengah serta pada bagian bawah dan atas batang. Hal itu mengakibatkan kayu gergajian kelapa memiliki kekuatan yang berbeda-beda (Sulc, 98) selain itu material tersebut sangat rentan terserang hama, serangga seperti kumbang bubuk, kumbang teter, dan rayap. Sedangkan dari golongan jamur, glugu rentan terserang blue stain dan jamur permukaan. Pengawetan kayu merupakan usaha untuk meningkatkan umur pemakaian yang mempunyai keawetan alami rendah. Proses pengawetan kayu kelapa dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti perendaman di air sungai, merendam di air rawa atau lumpur, mengolesi dengan solar atau oli bekas dan memasukkan bahan kimia. Air dan lumpur rawa mengandung zat organik, humus yang tinggi sehingga ph-nya rendah yang mengakibatkan air rawa bersifat asam selain itu air rawa memiliki kandungan asam yaitu asam sulfat (H SO 4 ) dengan konsentrasi yang rendah. Tujuan pengawetan dengan cara merendam kayu di air rawa adalah agar nutrisi kayu terfermentasi sehingga tidak lagi disukai serangga hama dan jamur perusak. Berdasarkan pertimbangan di atas dalam penelitian ini digunakan bahan asam sulfat dengan cara rendam. Penambahan bahan kimia berupa asam sulfat sebagai bahan pengawet memberikan kemungkinan merubah sifat mekanis kayu. Sifat mekanis kayu sendiri berpengaruh

6 besar dalam penentuan kuat acuan jenis kayu yang akan digunakan dalam mendesain suatu konstruksi kayu. Di dalam mata kuliah Ilmu Bahan terdapat kompetensi mengenai kayu yang membahas tentang sifat kayu, jenis kayu dan kualitas kayu. Kayu adalah bahan yang sangat berorientasi dengan properti yang berbeda dalam tiga arah utama. Dalam arah terkuat atau disebut sejajar serat kayu (arah longitudinal), kekakuan dan kekuatannya sangat besar. Dalam dua arah lain, dalam hal ini adalah arah radial dan tangensial (tegak lurus serat kayu), kayu relatif lunak dan lemah (Persson, 000). Kekuatan tekan sejajar serat kayu dan tegak lurus serat kayu merupakan dua properti mekanika utama kayu yang sangat diperlukan masing-masing dalam perencanaan komponen struktur tekan (kolom) dan komponen struktur lentur (balok) pada suatu struktur bangunan gedung atau rumah kayu. Kekuatan tekan adalah kekuatan batas yang dapat dicapai kayu ketika komponen kayu tersebut mengalami kegagalan akibat tekan. Kayu glugu dikenal juga dengan kayu kelapa yaitu sesuatu bahan yang diperoleh dari pemungutan pohon kelapa baik yang tumbuh secara liar maupun dibudidayakan sebagai salah satu bagian dari pohon kelapa. Kayu kelapa merupakan salah satu anggota monocotyledone, dan masuk family palamae. Tanaman kelapa berasal dari daerah tropis dan banyak berkembang didaerah pesisir pantai Kayu kelapa merupakan kayu dengan kelas kuat I-II dan kelas awet III-IV. Komposisi yang ada dalam kayu glugu diperkirakan terdiri dari 66,7% holocellulose, 5,% lignin dan,9% pensans. Klasifikasi kekuatan kayu kelapa dipengaruhi oleh beberapa fakr sebagai berikut: Berat jenis dan klasifikasi kekuatan kayu kelapa, Umur dan Klasifikasi kekuatan kayu kelapa. Sturktur kayu kelapa meliputi: warna, sifat mikroskopik dan sifat fisik. Karakteristik kayu kelapa yaitu merupakan kayu yang memiliki

7 kekuatan mulai dari kelas kuat I V. Hal tersebut disebabkan adanya perbedaan kerapatan serat pada bagian pangkal tengah dan ujung serta pada bagian luar, tengah dan dalam. Pada bagian pangkal merupakan bagian yang memiliki kerapatan tinggi sedangkan pada bagian ujung memiliki kerapatan terendah begitu pula dengan bagian terluar kayu kelapa memiliki kerapatan tertinggi sedangkan bagian dalam memiliki kerapatan terendah. Selain itu kerapatan tersebut dipengaruhi umur dari kayu kelapa tersebut, semakin tua pohon kelapa maka semakin tinggi tingkat kerapatannya dan semakin muda pohon kelapa maka semakin rendah kerapatannya. Kayu kelapa rentan terhadap serangan serangga (kumbang badak, bonggol sawit), organisme semacam mycoplasma dan jamur. Ada tiga alasan yang menyebabkan batang kepala dapat dijadikan alternatif pengganti kayu, yaitu: Program peremajaan kebun kelapa akan berhasil dengan mengeluarkan batang kelapa yang sudah tidak digunakan dari kebun karena jika dibiarkan akan menjadi sarang kumbang gerek. Dengan pengolahan yang benar batang kelapa akan menghasilkan kayu yang bisa bersaing dengan beberapa kayu jenis konvensional. Batang kelapa ini,sebagai substitusi kayu dapat digunakan sebagai bahan bangunan, perabot rumah tangga, alat perkakas, barang kerajinan, dan sumber energi yang berupa arang. Disamping itu batang kelapa juga memiliki nilai estetika yang unik ( Suhar dan Ambarwati, 007). Penggunaan batang kelapa sebagai bahan konstruksi sudah lazim dilakukan oleh rakyat pedesaan karena dianggap kuat dan awet. Namun beberapa hal yang perlu mendapat perhatian adalah sebagai berikut, yaitu : Taper kira-kira 5 mm/meter, atang tidak mengalami pertambahan ke samping melainkan memanjang dengan diameter ujung tidak lebih dari 0 cm, kulit batang tidak mengelupas, kekuatannya dicirikan oleh berat jenisnya yang bervariasi dan biasanya bagian luar

8 lebih kuat jika dibandingkan dengan bagian dalam batang, tidak memiliki mata kayu, bagian luar memiliki cacat disrsi lebih kecil dibandingan bagian dalam dan batang bulat memiki sifat-sifat yang lebih baik ( Barly, 994). Batang kelapa untuk keperluan konstruksi perlu dikeringkan dan diawetkan. Hal ini guna untuk menambah kualitas batang kelapa dikeringkan supaya batang kelapa tidak diserang jamur, bakteri. Diawetkan untuk memperpanjang masa pakai batang kelapa ( Barly, 994). Menurut Hunt dan Garrat (986), pengawetan kayu adalah proses memasukkan bahan kimia ke dalam kayu dengan tujuan melindungi kayu atau memperpanjang umur pakai kayu. Tujuan utama pengawetan kayu adalah memperpanjang umur pemakaian bahan sehigga dapat mengurangi biaya akhir dari produk itu dan menghindari penggantian yang terlalu sering dalam konstruksi yang permanen maupun semi permanen. Bahan pengawet kayu (BPK) menurut Duljapar (996), adalah senyawa kimia yang diberikan terhadap kayu sehingga menjadi tahan terhadap berbagai serangan cendawan, serangga dan organisme perusakperusak kayu lainnya. Dumanauw (990), menjelaskan tentang klasifikasi bahan pengawet yang dipakai di Indonesia, yang digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu bahan pengawet berupa minyak, bahan pengawet yang larut dalam minyak, dan bahan pengawet yang dilarutkan dalam air. Ada berbagai macam cara pengawetan kayu menurut Dumanau (990), antara lain: cara rendaman, cara pencelupan, cara pemulasan dan penyemprotan, cara pembalutan dan proses vakum serta tekanan (cara modern). Cara rendaman merupakan proses pengawetan kayu secara tradisional. Dalam mengawetkan kayu dengan cara ini, kita hanya memikirkan berapa lama kayu itu harus direndam. Dalam kaitan dengan penentuan jangka waktu perendaman ini, kita perlu memperhatikan dua hal penting

9 tentang sifat kayu yang diawetkan, yaitu keawetan kayu dan kekuatan kayu setelah direndam. Menurut Zulkarnaini (009:), bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas. Bahan ajar memiliki posisi amat penting dalam pembelajaran, yakni sebagai respresentatif (wakil) dari penjelasan guru di depan kelas. Keteranganketerangan guru, uraian-uraian yang harus disampaikan guru dan informasi yang harus disajikan guru dihimpun di dalam bahan ajar. Dengan demikian, guru juga akan dapat mengurangi kegiatannya menjelaskan pembelajaran, memiliki banyak waktu untuk membimbing siswa dalam belajar atau membelajarkan siswa. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilaksanakan oleh Hunggurami. Ramang. R dan Djenmakani. Y (04) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Tindakan Pengawetan Terhadap Sifat Mekanis Kayu Kelapa. Dari hasil penelitian dan analisis data diperoleh nilai dari sifat mekanis kayu kelapa sebelum dan sesudah pengawetan. Sebelum pengawetan diperoleh nilai kuat tekan sejajar serat sebesar 8.67 N/mm, kuat tekan tegak lurus serat sebesar 4. N/mm, dan kuat lentur sebesar.8 N/mm. Sedangkan setelah diberi pengawetan % terjadi peningkatan terhadap nilai kuat tekan sejajar serat sebesar 7.% yaitu 0 N/mm, kuat tekan tegak lurus serat sebesar 5.% yaitu 4.44 N/mm dan kuat lentur sebesar 4.76% yaitu 8.6 N/mm; diberi pengawetan 6% terjadi peningkatan terhadap nilai kuat tekan sejajar serat sebesar 9.6% yaitu 6 N/mm, kuat tekan tegak lurus serat sebesar 58.06% yaitu 6.67 N/mm dan kuat lentur sebesar 87.76% yaitu 5.9 N/mm; dan pengawetan 0% terjadi peningkatan terhadap nilai kuat tekan sejajar seratsebesar 7.40% yaitu N/mm, kuat tekan tegak lurus serat sebesar 58.06% yaitu 0.89 N/mm dan kuat lentur sebesar 9.9% yaitu 0.7 N/mm.

10 Penelitian oleh Muhammad Razack Budi Nugroho A (0) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh air laut terhadap kekuatan kayu kelapa. Dari hasil pengujian kuat tekan kayu, kuat tarik kayu dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara kayu perlakuan normal atau tanpa perendaman dengan lama perendaman minggu dan 6 minggu. Barly (0) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh ketebalan kayu, konsentrasi larutan dan lama perendaman terhadap hasil pengawetan kayu. Hasil penelitian menunjukan bahwa sifat keterawetan kayu dicirikan oleh jenis kayu, keadaan kayu, teknik dan bahan pengawet yang digunakan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada perendaman dingin, retensi tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan dengan lama perendaman 68 jam pada konsentrasi 0%, yaitu sebesar,58 kg/m, sedangkan terendah ditunjukkan oleh perlakuan dengan lama perendaman 4 jam pada konsentrasi 5%, yaitu sebesar 8,7 kg/m. Sementara itu pada perendaman panas dingin, retensi tertinggi ditunjukkan oleh tebal kayu 5 mm dengan lama perendaman 7 jam, yaitu sebesar,54 kg/m dan terendah ditunjukkan oleh tebal kayu 45 mm dengan lama perendaman jam, yaitu sebesar,44 kg/m Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya, hubungan penggunaan asam sulfat dengan kadar konsentrasi zat 0,%, 0,6%, 0,9% dan,% terhadap uji kuat tekan kayu kelapa, peningkatan kuat tekan kayu kelapa dengan persentase 0,%, 0,6%, 0,9%, dan,% asam sulfat pada umur 7 hari, hari dan 5 hari, persentase asam sulfat yang optimal untuk mencapai kuat tekan maksimal kayu kelapa; dan menghasilkan suplemen bahan ajar pada mata kuliah Ilmu Bahan tentang kuat tekan kayu kelapa dengan pemanfaatan asam sulfat sebagai bahan pengawet kayu.

11 METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu: pengenceran asam sulfat dilaksanakan di laborarium fakultas MIPA UNS dan pengujian kadar air serta kuat tekan dilaksanakan di laborarium Mektan dan ben Pendidikan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan eksperimen murni yang dilaksanakan di laborarium dengan kondisi dan perlengkapan yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk mendapatkan data tentang kuat tekan kayu kelapa yang telah diberikan treatment berupa perendaman dengan menggunakan asam sulfat sebagai suplemen bahan ajar mata kuliah Ilmu Bahan semester I Pendidikan. Populasi dalam penelitian ini adalah kayu kelapa. Sampel dari penelitian ini adalah 60 buah benda uji yang direndam dalam asam sulfat dengan berbagai variasi konsentrasi. pengumpulan data dalam penelitian ini dengan melaksanakan pengujian kuat tekan kayu kelapa. Analisa Data yang digunakan sebagai uji prasyarat analisis data adalah uji normalitas selanjutnya untuk analisa data dilakukan uji korelasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen. Penelitian yang dilakukan meliputi: pemeriksaan kadar air kayu kelapa dan pengujian variabel kayu kelapa dan prasyarat analisis. Pengujian variabel untuk penelitian ini adalah kuat tekan kayu kelapa. Tabel.Rekapitulasi Hasil Pengujian Kadar Air Kayu Kelapa Jenis Hasil Standar Keterangan Kayu Kelapa 7,5% < 0% Memenuhi Persyaratan Kelapa 6% < 0% Memenuhi Persyaratan Kelapa 0,5% < 0% Memenuhi Persyaratan Kadar air rata-rata 4,58% < 0% Memenuhi Persyaratan Dari pengujian kadar air kayu memenuhi persyaratan yaitu nilai kadar air < 0% sebagaimana yang

12 telah ditentukan SK SNI Tabel. Hasil Perhitungan Volume Pengenceran Asam Sulfat No Varia si Asam Sulfat Volum e Asam Sulfat Volume Aquades (%) (ml) (ml) 0, , , , Total Pada tabel dapat kita lihat kebutuhan bahan masing-masing variasi konsentrasi asam sulfat yang digunakan sebagai perendam kayu kelapa. Kuat tekan rata-rata % 0.60% 0.90%.0% Persentase Konsentrasi Asam Gambar. Grafik Hasil Pengujian Kuat Tekan Kayu Kelapa Umur Rendaman 7 Hari Kuat tekan rata-rata kayu kelapa lama perendaman 7 hari dari data diatas dapat dilihat bahwa kayu kelapa yang direndam pada konsentrasi asam sulfat 0,% memiliki kuat tekan ratarata 5,6 MPa, direndam pada konsentrasi asam sulfat 0,6% memiliki kuat tekan rata-rata 6,4 MPa, direndam pada konsentrasi asam sulfat 0,9% memiliki kuat tekan rata-rata 7,6 MPa dan direndam pada konsentrasi asam sulfat,% memiliki kuat tekan rata-rata 0 MPa. Kuat tekan rata-rata Gambar. Grafik Hasil Pengujian Kuat Tekan Kayu Kelapa Umur Rendaman 7 Hari 0.0% 0.60% 0.90%.0% Persentase Konsentrasi Asa Sulfat Kuat tekan rata-rata kayu kelapa lama perendaman hari dari data diatas dapat dilihat bahwa kayu kelapa yang direndam pada konsentrasi asam sulfat 0,% memiliki kuat tekan rata-

13 rata 6,8 MPa, direndam pada konsentrasi asam sulfat 0,6% memiliki kuat tekan rata-rata 8,8 MPa, direndam pada konsentrasi asam sulfat 0,9% memiliki kuat tekan rata-rata 0 MPa dan direndam pada konsentrasi asam sulfat,% memiliki kuat tekan rata-rata MPa. Kuat tekan rata-rata % 0.60% 0.90%.0% Persentase Konsentrasi Asam Sulfat Gambar. Grafik Hasil Pengujian Kuat Tekan Sejajar dan Tegak Lurus Serat Umur Rendaman 5 Hari Kuat tekan rata-rata kayu kelapa lama perendaman 5 hari dari data diatas dapat dilihat bahwa kayu kelapa yang direndam pada konsentrasi asam sulfat 0,% memiliki kuat tekan ratarata,6 MPa, direndam pada konsentrasi asam sulfat 0,6% memiliki kuat tekan rata-rata 6,4 MPa, direndam pada konsentrasi asam sulfat 0,9% memiliki kuat tekan rata-rata 8,4 MPa dan direndam pada konsentrasi asam sulfat,% memiliki kuat tekan rata-rata, MPa. Pengujian Prasyarat Analisis Dan Analisis Korelasi. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada datadata pada variabel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. pengujian normalitas data menggunakan bantuan program SPSS 6 dengan mede One sample Kolmogrov-smirnov dan taraf kesalahan 5%. Hasil statistik dalam pengujian normalitas data dapat dilihat bahwa data kuat tekan mempunyai nilai signifikansi variabel Y sebesar 0,. Maka data signifikansi berada di atas taraf kesalahan 5%, atau harga signifikansi 0, > 0,05 sehingga data variabel penelitian kuat tekan berdistribusi normal.. Analisis Korelasi

14 Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan konsentrasi asam sulfat dan lama waktu perendaman terhadap kuat tekan kayu kelapa. analisis korelasi menggunakan bantuan program SPSS 6. Berdasarkan hasil uji korelasi menggunakan bantuan program SPSS 6 hasil analisis korelasi menunjukan bahwa nilai korelasi konsentrasi asam sulfat terhadap kuat tekan adalah 0,56 dan nilai korelasi lama perendaman terhadap kuat tekan adalah 0,775. Nilai 0,56 diinterpretasikan hubungan asam sulfat terhadap kuat tekan adalah sedang dan nilai 0,775 diinterpretasikan hubungan lama perendaman terhadap kuat tekan adalah kuat, sedangkan arah hubungan antar variabel adalah positif berarti apabila variabel X (persentase asam sulfat dan lama waktu perendaman) tinggi atau ditingkatkan maka variabel Y (Kuat Tekan) tinggi atau meningkat Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan uji prasyarat analisis berupa uji normalitas dan uji liniearitas dan didapatkan hasil bahwa data berdistribusi normal dan memiliki hubungan yang liniear, selanjutnya dilakukan uji korelasi untuk mengetahui ada tidaknya hubungan konsentrasi asam sulfat terhadap kuat tekan kayu kelapa. Berikut hasil uji korelasi untuk menjawab hipotesis pada penelitian ini: Pertama, terdapat hubungan yang sedang asam sulfat sebagai bahan pengawet kayu pada kayu kelapa terhadap kuat tekan dan arah hubungan antar variabel adalah positif berarti apabila persentase asam sulfat ditingkatkan maka kuat tekan kayu kelapa meningkat. Kedua, terdapat hubungan yang kuat lama waktu perendaman terhadap kuat tekan dan arah hubungan antar variabel adalah positif berarti apabila umur perendaman ditingkatkan maka kuat tekan kayu kelapa meningkat. Ketiga, hipotesis ketiga untuk menghasilkan bahan ajar ilmu

15 bahan bangunan tentang penggunaan kayu kelapa sebagai bahan alternatif konstruksi bangunan ditinjau dari kuat tekan kayu. Pendukung bahan ajar ini disesuaikan dengan silabus pada mata kuliah Ilmu Bahan dan disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pembahasan Hasil Analisis Data. Hubungan Konsentrasi Asam Sulfat Terhadap Kuat Tekan Rata- rata Kayu Kelapa. Terdapat hubungan yang sedang dengan arah hubungan yang positif yaitu apabila konsentrasi asam sulfat ditingkatkan maka nilai kuat tekan meningkat.. Hubungan Lama Perendaman Terhadap Peningkatan Kuat Tekan Kayu Kelapa Terdapat hubungan yang kuat dengan arah hubungan yang positif yaitu apabila lama waktu perendaman ditingkatkan maka nilai kuat tekan meningkat.. Suplemen Ajar yang Dihasilkan Bahan ajar yang dihasilkan setelah penelitian ini berupa suplemen bahan ajar tentang pemanfaatan kayu kelapa sebagai alternatif bahan konstruksi bangunan setelah dilakukan pengawetan dengan menggunakan bahan pengawet asam sulfat ditinjau dari kuat tekan kayu. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:. Terdapat hubungan yang positif penggunaan asam sulfat terhadap kuat tekan kayu kelapa yaitu bila konsentrasi asam sulfat ditingkatkan maka nilai kuat tekan kayu kelapa meningkat.. Terdapat hubungan yang positif lama waktu perendaman terhadap kuat tekan kayu kelapa yaitu bila waktu perendaman ditingkatkan maka nilai kuat tekan kayu kelapa meningkat.. Bahan ajar yang dihasilkan setelah penelitian ini berupa suplemen bahan ajar tentang pemanfaatan kayu kelapa sebagai alternatif

16 bahan konstruksi bangunan setelah dilakukan pengawetan dengan menggunakan bahan pengawet asam sulfat ditinjau dari kuat tekan kayu SARAN. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk lama waktu perendaman dan variasi asam sulfat sehingga dihasilkan data yang lebih mendukung kesimpulan.. Saat pengambilan sampel, sampel dibuat homogen atau sama.. Perlu diteliti lebih lanjut mengenai kuat tarik dan lentur kayu kelapa. 4. Perlu diteliti lebih lanjut mengenai reaksi kimia asam sulfat terhadap kayu kelapa. 5. Perlu diteliti lebih lanjut mengenai pengenceran asam sulfat. perhitungan 6. Perlu ada tinjauan aspek ekonomis dalam penggunaan asam sulfat sebagai bahan pengawet kayu dan kayu kelapa sebagai alternatif bahan konstruksi bangunan.

17 DAFTAR PUSTAKA Barly. (994). Batang Kelapa sebagai Alternatif Kayu Konvensional. Bogor: Pusat Litbang Hasil Hutan. Djuljapar, K Pengawetan Kayu. Penebar Swadaya. Jakarta. Dumanauw J.F. (990). Mengenal Kayu. Yogyakarta. Kanisius. Sulc, V.K Coconut palm wood utilization. Tecnical Documen No.. UNDP- FAO of the United Nation. Zamboanga, Philipines. Supribadi, IK. (986). Ilmu Gedung. Bandung: Amrico. Zulkarnaini. (009). Bemula dari ide, berakhir pada Tulisan. Bukittinggi. Hunt, G. M & G. A Garrat Pengawetan Kayu (Terjemahan). Edisi Pertama. Akademia Pressindo. Jakarta. Muhaimin, 008. Pengertian Bahan Ajar Menurut Buku dan Para Ahli. Tersedia di com/00/07/06/pengertian bahan-ajar-menurut-buku-dan para-ahli. Persson, 000. Micromechanical Modelling of Wood and Fibre Properties, Docral Thesis, tidak dipublikasikan, Sweden: Department of Mechanics and Materials, Lund University.. Suhar dan Ambarwati, D.R. (007). Pemanfaatan Kelapa (Batang, Tapas, Lidi, Mancung, Sabut, Tempurung). Yogyakarta: UNY Press.

HUBUNGAN ANTARA ASAM SULFAT (H 2 SO 4 ) DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN KUAT TEKAN KAYU KELAPA IMPLEMENTASI PADA MATA KULIAH ILMU BAHAN BANGUNAN

HUBUNGAN ANTARA ASAM SULFAT (H 2 SO 4 ) DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN KUAT TEKAN KAYU KELAPA IMPLEMENTASI PADA MATA KULIAH ILMU BAHAN BANGUNAN HUBUNGAN ANTARA ASAM SULFAT (H 2 SO 4 ) DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN KUAT TEKAN KAYU KELAPA IMPLEMENTASI PADA MATA KULIAH ILMU BAHAN BANGUNAN SKRIPSI Oleh : DINI HANDAYANI K1512020 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASAM SULFAT (H 2 SO 4 ) DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN KUAT TEKAN KAYU KELAPA IMPLEMENTASI PADA MATA KULIAH ILMU BAHAN BANGUNAN

HUBUNGAN ANTARA ASAM SULFAT (H 2 SO 4 ) DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN KUAT TEKAN KAYU KELAPA IMPLEMENTASI PADA MATA KULIAH ILMU BAHAN BANGUNAN HUBUNGAN ANTARA ASAM SULFAT (H 2 SO 4 ) DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN KUAT TEKAN KAYU KELAPA IMPLEMENTASI PADA MATA KULIAH ILMU BAHAN BANGUNAN SKRIPSI Oleh : DINI HANDAYANI K1512020 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu adalah salah satu bahan material struktur yang sudah lama dikenal masyarakat. Bila dibandingkan dengan material struktur lain, material kayu memiliki berat jenis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memenuhi kebutuhan industri perkayuan yang sekarang ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memenuhi kebutuhan industri perkayuan yang sekarang ini semakin BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan industri perkayuan yang sekarang ini semakin berkurang pasokan kayunya dari hutan alam, Kementerian Kehutanan Republik Indonesia melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hasil hutan tidak hanya sekadar kayu tetapi juga menghasilkan buahbuahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hasil hutan tidak hanya sekadar kayu tetapi juga menghasilkan buahbuahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil hutan tidak hanya sekadar kayu tetapi juga menghasilkan buahbuahan dan obat-obatan.namun demikian, hasil hutan yang banyak dikenal penduduk adalah sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Jenis kayu yang dipakai dalam penelitian ini adalah kayu rambung dengan ukuran sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. kayu jati sebagai bahan bangunan seperti kuda-kuda dan kusen, perabot rumah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. kayu jati sebagai bahan bangunan seperti kuda-kuda dan kusen, perabot rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu jati merupakan salah satu jenis kayu yang diminati dan paling banyak dipakai oleh masyarakat, khususnya di Indonesia. Selain memiliki sifat yang awet dan kuat,

Lebih terperinci

PENGAWETAN ROTAN KURANG DIKENAL SEBAGAI BAHAN BAKU MEBEL MENGGUNAKAN RENDAMAN DINGIN

PENGAWETAN ROTAN KURANG DIKENAL SEBAGAI BAHAN BAKU MEBEL MENGGUNAKAN RENDAMAN DINGIN PENGAWETAN ROTAN KURANG DIKENAL SEBAGAI BAHAN BAKU MEBEL MENGGUNAKAN RENDAMAN DINGIN The Preservation of Lesser Known Species Rattan as Raw Material Furniture by Cold Soaking Saibatul Hamdi *) *) Teknisi

Lebih terperinci

PENGARUH TINDAKAN PENGAWETAN TERHADAP SIFAT MEKANIS KAYU KELAPA

PENGARUH TINDAKAN PENGAWETAN TERHADAP SIFAT MEKANIS KAYU KELAPA PENGARUH TINDAKAN PENGAWETAN TERHADAP SIFAT MEKANIS KAYU KELAPA Elia Hunggurami (eliahunggurami@yahoo.com) Dosen pada Jurusan Teknik Sipil FST Undana Ruslan Ramang (Ruslan.ramang@gmail.com) Dosen pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kehilangan Berat (%) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keawetan Alami Hasil perhitungan kehilangan berat ke empat jenis kayu yang diteliti disajikan pada Gambar 4. Data hasil pengukuran disajikan pada Lampiran

Lebih terperinci

PENGAWETAN KAYU SENGON MELALUI RENDAMAN DINGIN MENGGUNAKAN BAHAN PENGAWET ENBOR SP DITINJAU TERHADAP SIFAT MEKANIK

PENGAWETAN KAYU SENGON MELALUI RENDAMAN DINGIN MENGGUNAKAN BAHAN PENGAWET ENBOR SP DITINJAU TERHADAP SIFAT MEKANIK PENGAWETAN KAYU SENGON MELALUI RENDAMAN DINGIN MENGGUNAKAN BAHAN PENGAWET ENBOR SP DITINJAU TERHADAP SIFAT MEKANIK Endah Kanti Pangestuti 1, Lashari 2, Agus Hardomo 3 1,2,3) Teknik Sipil FT Unnes, endahkp@gmail.com;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kayu saat ini merupakan komponen yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kayu saat ini merupakan komponen yang dibutuhkan dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kayu saat ini merupakan komponen yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia, dalam kehidupan sehari-hari kayu digunakan untuk kebutuhan konstruksi, meubel dan perabotan

Lebih terperinci

SIFAT FISIS DAN MEKANIS BATANG KELAPA (Cocos nucifera L.) DARI KALIMANTAN SELATAN

SIFAT FISIS DAN MEKANIS BATANG KELAPA (Cocos nucifera L.) DARI KALIMANTAN SELATAN Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.3, No.1, Juni 2011: 29 39 SIFAT FISIS DAN MEKANIS BATANG KELAPA (Cocos nucifera L.) DARI KALIMANTAN SELATAN PHYSICAL AND MECHANICAL PROPERTIES OF COCONUT (Cocos nucifera

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan TINJAUAN PUSTAKA Papan Partikel Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan papan yang terbuat dari bahan berlignoselulosa yang dibuat dalam bentuk partikel dengan menggunakan

Lebih terperinci

BALOK LAMINASI DARI KAYU KELAPA (Cocos nucifera L)

BALOK LAMINASI DARI KAYU KELAPA (Cocos nucifera L) Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol., No., Desember 00 : 7 BALOK LAMINASI DARI KAYU KELAPA (Cocos nucifera L) LAMINATED BEAMS FROM COCONUT WOOD (Cocos nucifera L) Djoko Purwanto *) *) Peneliti Baristand

Lebih terperinci

PENGOLAHAN KAYU (WOOD PROCESSING) Abdurachman. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

PENGOLAHAN KAYU (WOOD PROCESSING) Abdurachman. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan PENGOLAHAN KAYU (WOOD PROCESSING) Abdurachman Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Jl. Gunung Batu No. 5. Bogor 16610. Telp/fax : 0251 8633378/0251 86333413

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Retensi Retensi adalah banyak atau jumlah bahan pengawet yang terdapat dalam kayu. Rata-rata retensi dalam metode pengawetan rendaman dingin selama 10 hari dan metode

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Kayu Kayu adalah suatu bahan konstruksi yang didapat dari alam dan sudah lama dikenal oleh manusia. Sebagai bahan dari alam, kayu dapat terurai secara sempurna sehingga tidak ada

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUJIAN STRUKTUR BALOK LAMINASI KAYU SENGON DAN KAYU KELAPA

ANALISIS PENGUJIAN STRUKTUR BALOK LAMINASI KAYU SENGON DAN KAYU KELAPA ANALISIS PENGUJIAN STRUKTUR BALOK LAMINASI KAYU SENGON DAN KAYU KELAPA Sri Handayani 1 1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES) Kampus Unnes Gd E4, Sekaran, Gunungpati,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Berat Jenis dan Kerapatan Kayu Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara 0.2-1.28 kg/cm 3. Berat jenis kayu merupakan suatu petunjuk dalam menentukan kekuatan

Lebih terperinci

PERLAKUAN KIMIA DAN FISIK EMPAT JENIS ROTAN SESUDAH PENEBANGAN CHEMICAL AND PHYSICAL TREATMENT OF FOUR RATTAN SPECIES AFTER FELLING

PERLAKUAN KIMIA DAN FISIK EMPAT JENIS ROTAN SESUDAH PENEBANGAN CHEMICAL AND PHYSICAL TREATMENT OF FOUR RATTAN SPECIES AFTER FELLING PERLAKUAN KIMIA DAN FISIK EMPAT JENIS ROTAN SESUDAH PENEBANGAN CHEMICAL AND PHYSICAL TREATMENT OF FOUR RATTAN SPECIES AFTER FELLING Prof.Dr.Ir.Djamal Sanusi Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Jl.Perintis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten di Provinsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah terletak antara 110 22' - 110 50' Bujur Timur dan 7 7' - 7 36' Lintang Selatan, dengan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN Pilihan suatu bahan bangunan tergantung dari sifat-sifat teknis, ekonomis, dan dari keindahan. Perlu suatu bahan diketahui sifat-sifat sepenuhnya. Sifat Utama

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH KONDISI KADAR AIR KAYU KELAPA TERHADAP SIFAT MEKANIS ABSTRAK

STUDI PENGARUH KONDISI KADAR AIR KAYU KELAPA TERHADAP SIFAT MEKANIS ABSTRAK VOLUME 5 NO. 2, OKTOBER 2009 STUDI PENGARUH KONDISI KADAR AIR KAYU KELAPA TERHADAP SIFAT MEKANIS Fauzan 1, Ruddy Kurniawan 2, Siska Martha Sari 3 ABSTRAK Kayu kelapa sebagai alternatif bahan konstruksi

Lebih terperinci

MUHAMMAD MEISAVIRI K

MUHAMMAD MEISAVIRI K KAJIAN KUAT LENTUR SAMBUNGAN KAYU DENGAN BAHAN BOTOL PLASTIK (STUDI KASUS: 6 MACAM BOTOL PLASTIK) SEBAGAI SUPLEMEN BAHAN AJAR MATA KULIAH STRUKTUR KAYU SKRIPSI Oleh: MUHAMMAD MEISAVIRI K1513056 FAKULTAS

Lebih terperinci

Penyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu

Penyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu 25 Penyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu Suhardiman, Asroni Mukhlis Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bengkalis E-mail : Suhardiman@polbeng

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Batang kelapa sawit mempunyai sifat yang berbeda antara bagian pangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Batang kelapa sawit mempunyai sifat yang berbeda antara bagian pangkal TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit Menurut Hadi (2004), klasifikasi botani kelapa sawit dapat diuraikan sebagai berikut: Kingdom Divisi Kelas Ordo Familia Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi bambu dalam menopang keberlanjutan hutan dinilai ekonomis di masa depan. Hutan sebagai sumber utama penghasil kayu dari waktu ke waktu kondisinya sudah sangat

Lebih terperinci

PERBAIKAN SIFAT KAYU KELAS KUAT RENDAH DENGAN TEKNIK PENGEMPAAN

PERBAIKAN SIFAT KAYU KELAS KUAT RENDAH DENGAN TEKNIK PENGEMPAAN Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.1, No.2, Desember 2009 : 19 24 PERBAIKAN SIFAT KAYU KELAS KUAT RENDAH DENGAN TEKNIK PENGEMPAAN THE CHARACTERISTIC IMPROVEMENT OF LOW STRENGTH CLASS WOOD BY PRESSING

Lebih terperinci

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL Syahrizal & Johny Custer Teknik Perkapalan Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau djalls@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (Anonim, 2006). Dengan. Banyak faktor yang membuat potensi hutan menurun, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (Anonim, 2006). Dengan. Banyak faktor yang membuat potensi hutan menurun, misalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan yang berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan, tumbuhtumbuhan dalam persekutuan alam dan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI KOMPOSIT KAYU SENGON DENGAN PERKUATAN BAMBU LAMINASI

TEKNOLOGI KOMPOSIT KAYU SENGON DENGAN PERKUATAN BAMBU LAMINASI Balai Litbang Perumahan Wilayah II Denpasar Puslitbang Perumahan & Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat TEKNOLOGI KOMPOSIT KAYU SENGON DENGAN PERKUATAN

Lebih terperinci

Spesifikasi kelas kekuatan kayu bangunan yang dipilah secara masinal

Spesifikasi kelas kekuatan kayu bangunan yang dipilah secara masinal Spesifikasi kelas kekuatan kayu bangunan yang dipilah secara masinal 1 Ruang lingkup Spesifikasi ini memuat ketentuan mengenai jenis, ukuran, persyaratan modulus elastisitas dan keteguhan lentur mutlak

Lebih terperinci

Kayu lapis untuk kapal dan perahu

Kayu lapis untuk kapal dan perahu Standar Nasional Indonesia Kayu lapis untuk kapal dan perahu ICS 79.060.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah, definisi,

Lebih terperinci

KETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG

KETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG KETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG Ryan Renaldo Wijaya 1, Antoni 2, Djwantoro Hardjito 3 ABSTRAK : Penggunaan bahan sisa pada beton sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT IJUK DAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR PADA BETON SEBAGAI BAHAN AJAR MATA KULIAH TEKNOLOGI BETON

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT IJUK DAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR PADA BETON SEBAGAI BAHAN AJAR MATA KULIAH TEKNOLOGI BETON PENGARUH PENAMBAHAN SERAT IJUK DAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR PADA BETON SEBAGAI BAHAN AJAR MATA KULIAH TEKNOLOGI BETON SKRIPSI Oleh : SEPTI WAHYUNINGTIAS K1512055 FAKULTAS

Lebih terperinci

ISBN KAJIAN SIFAT FISIS BATANG NIBUNG (Oncosperma tigilarium)

ISBN KAJIAN SIFAT FISIS BATANG NIBUNG (Oncosperma tigilarium) KAJIAN SIFAT FISIS BATANG NIBUNG (Oncosperma tigilarium) Sonia Somadona, Evi Sribudiani dan Tuti Arlita Dosen Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Riau E-mail: sonia.somadona@lecturer.unri.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan yang memiliki peran sebagai sarana transportasi yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana jembatan berfungsi untuk menghubungkan rute/lintasan

Lebih terperinci

Perlakuan Kimia dan Fisik Empat Jenis Rotan sesudah Penebangan (Chemical and Physical Treatments of Four Rattan Species after Felling)

Perlakuan Kimia dan Fisik Empat Jenis Rotan sesudah Penebangan (Chemical and Physical Treatments of Four Rattan Species after Felling) Perlakuan Kimia dan Fisik Empat Jenis Rotan sesudah Penebangan (Chemical and Physical Treatments of Four Rattan Species after Felling) Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Jl.Perintis Kemerdekaan

Lebih terperinci

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG Denny 1,Jonathan 2 dan Handoko 3 ABSTRAK : Dalam dunia konstruksi, balok beton bertulang adalah barang

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SERABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN (Sahrudin - Nadia) PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON oleh: Sahrudin Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Jakarta

Lebih terperinci

Studi Awal Pembuatan Komposit Papan Serat Berbahan Dasar Ampas Sagu

Studi Awal Pembuatan Komposit Papan Serat Berbahan Dasar Ampas Sagu Studi Awal Pembuatan Komposit Papan Serat Berbahan Dasar Ampas Sagu Mitra Rahayu1,a), Widayani1,b) 1 Laboratorium Biofisika, Kelompok Keilmuan Fisika Nuklir dan Biofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PENGARUH ASAM BORAT TERHADAP PENGAWETAN KAYU JABON DENGAN METODE PENGAWETAN RENDAMAN PANAS DINGIN

PENGARUH ASAM BORAT TERHADAP PENGAWETAN KAYU JABON DENGAN METODE PENGAWETAN RENDAMAN PANAS DINGIN PENGARUH ASAM BORAT TERHADAP PENGAWETAN KAYU JABON DENGAN METODE PENGAWETAN RENDAMAN PANAS DINGIN SKRIPSI Oleh : JANUARDO PUTRA SIREGAR 081203015 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian Empat Jenis Kayu Rakyat berdasarkan Persentase Kehilangan Bobot Kayu Nilai rata-rata kehilangan bobot (weight loss) pada contoh uji kayu sengon, karet, tusam,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret 2015 sampai bulan Januari 2016 bertempat di Screen House B, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu : BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu : 1. Kayu Bangunan Struktural : Kayu Bangunan yang digunakan untuk bagian struktural Bangunan dan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUAT ACUAN TERHADAP JENIS KAYU YANG DIPERDAGANGKAN DI KOTA KUPANG BERDASARKAN SNI 7973:2013

IDENTIFIKASI KUAT ACUAN TERHADAP JENIS KAYU YANG DIPERDAGANGKAN DI KOTA KUPANG BERDASARKAN SNI 7973:2013 IDENTIFIKASI KUAT ACUAN TERHADAP JENIS KAYU YANG DIPERDAGANGKAN DI KOTA KUPANG BERDASARKAN SNI 7973:2013 Elia Hunggurami 1 (eliahunggurami@yahoo.com) Sudiyo Utomo 2 (diyotomo@gmail.com) Beddy Y. Messakh

Lebih terperinci

PENGAWETAN KAYU. Eko Sri Haryanto

PENGAWETAN KAYU. Eko Sri Haryanto PENGAWETAN KAYU Eko Sri Haryanto Cara Mengawetkan Kayu Secara Tradisional Cara pengawetan kayu secara tradisional dapat dilakukan dengan teknik melapisi dan teknik perendaman. Cara mengawetkan kayu secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka (frame) struktural yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka (frame) struktural yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kolom lentur. Kolom merupakan elemen struktur yang menahan gaya aksial dan momen 2.1.1. Pengertian dan prinsip dasar kolom Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka (frame)

Lebih terperinci

TANAMAN PERKEBUNAN. Kelapa Melinjo Kakao

TANAMAN PERKEBUNAN. Kelapa Melinjo Kakao TANAMAN PERKEBUNAN Kelapa Melinjo Kakao 1. KELAPA Di Sumatera Barat di tanam 3 (tiga) jenis varietas kelapa, yaitu (a) kelapa dalam, (b) kelapa genyah, (c) kelapa hibrida. Masing-masing mempunyai karakteristik

Lebih terperinci

II. TEGANGAN BAHAN KAYU

II. TEGANGAN BAHAN KAYU II. TEGANGAN BAHAN KAYU I. Definisi Istilah kekuatan atau tegangan pada bahan seperti kayu erat kaitannya dengan kemampuan bahan untuk mendukung gaya luar atau beban yang berusaha merubah ukuran dan bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen Portland, dan air ( PBBI 1971 N.I. 2 ). Seiring dengan penambahan umur, beton akan semakin

Lebih terperinci

ANALISA KAJIAN TEGANGAN BETON DENGAN CAMPURAN SERAT AMPAS TEBU (BAGGASE) ABSTRAK

ANALISA KAJIAN TEGANGAN BETON DENGAN CAMPURAN SERAT AMPAS TEBU (BAGGASE) ABSTRAK ANALISA KAJIAN TEGANGAN BETON DENGAN CAMPURAN SERAT AMPAS TEBU (BAGGASE) Desi Pardede 1, Rahmi Karolina 2 dan Syahrizal 3 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, jl. Perpustakaan No.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penggunaan baik sebagai bahan konstruksi maupun sebagai bahan non-konstruksi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penggunaan baik sebagai bahan konstruksi maupun sebagai bahan non-konstruksi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu merupakan hasil hutan yang dibutuhkan manusia untuk berbagai penggunaan baik sebagai bahan konstruksi maupun sebagai bahan non-konstruksi. Namun pada kenyataannya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Myrtaceae yang diketahui tumbuh pada areal dataran rendah berawa (coastal

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Myrtaceae yang diketahui tumbuh pada areal dataran rendah berawa (coastal I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pohon gelam (Melaleuca sp.) adalah salah satu jenis tumbuhan dari suku Myrtaceae yang diketahui tumbuh pada areal dataran rendah berawa (coastal swampy lowlands) di beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jadikan sumber pendapatan baik bagi negara ataupun masyarakat. Kayu dapat

BAB I PENDAHULUAN. jadikan sumber pendapatan baik bagi negara ataupun masyarakat. Kayu dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu merupakan hasil sumber daya yang berasal dari hutan yang dapat di jadikan sumber pendapatan baik bagi negara ataupun masyarakat. Kayu dapat dijadikan bahan baku

Lebih terperinci

HERBARIUM. Purwanti widhy H 2012

HERBARIUM. Purwanti widhy H 2012 HERBARIUM Purwanti widhy H 2012 Agar suatu tumbuhan dapat terus dilihat keberadaannya, maka pengawetan tumbuhan menjadi alternative cara untuk melindungi keberadaan tumbuhan Salah satu pengawetan tumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan masih terus dilakukan. Kebanyakan para peneliti telah bereksperimen dengan penambahan suatu bahan lain

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian komposisi dilakukan untuk mengetahui jumlah kandungan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian komposisi dilakukan untuk mengetahui jumlah kandungan V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil 5.1.a Uji Komposisi Pengujian komposisi dilakukan untuk mengetahui jumlah kandungan lignin, sellulosa, dan hemisellulosa S2K, baik serat tanpa perlakuan maupun dengan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. Widyaiswara Madya I. PENDHULUAN A. Latar Belakang Energi mempunyai peranan yan sangat penting dalam kehidupan manusia, karena

Lebih terperinci

Bambu lamina penggunaan umum

Bambu lamina penggunaan umum Standar Nasional Indonesia Bambu lamina penggunaan umum ICS 79.060.01 Badan Standardisasi Nasional BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

Oleh: Agustin Poncowati K

Oleh: Agustin Poncowati K HALAMAN JUDUL KAJIAN KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK SEJAJAR SERAT SAMBUNGAN KAYU BERBAHAN DASAR LIMBAH KAYU DENGAN ALAT SAMBUNG LIMBAH BOTOL PLASTIK (STUDI KASUS: 4 VARIASI BENTUK SISI KAYU) SEBAGAI SUPLEMEN

Lebih terperinci

PENGANTAR TENTANG KAYU

PENGANTAR TENTANG KAYU Kelompok 9 Anggota Kelompok : 1. Sugi Suryanto 20130110121 2. Badzli Zaki Tamami 20130110123 3. Ega Arief Anggriawan 20130110110 4. M Dede Dimas Wahyu 20130110125 5. Yusli Pandi 20130110112 6. Tanaka Dynasty

Lebih terperinci

PERILAKU BALOK KOMPOSIT KAYU PANGGOH BETON DENGAN DIISI KAYU PANGGOH DI DALAM BALOK BETON

PERILAKU BALOK KOMPOSIT KAYU PANGGOH BETON DENGAN DIISI KAYU PANGGOH DI DALAM BALOK BETON PERILAKU BALOK KOMPOSIT KAYU PANGGOH BETON DENGAN DIISI KAYU PANGGOH DI DALAM BALOK BETON Vivi Angraini 1 dan Besman Surbakti 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi plastik membuat aktivitas produksi plastik terus meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau bahan dasar. Material plastik

Lebih terperinci

Penelitian sifat-sifat fisika dan mekanika kayu Glugu dan Sengon kawasan. Merapi dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat Merapi

Penelitian sifat-sifat fisika dan mekanika kayu Glugu dan Sengon kawasan. Merapi dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat Merapi Laporan Penelitian sifat-sifat fisika dan mekanika kayu Glugu dan Sengon kawasan Merapi dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat Merapi pasca letusan Merapi 21 Disusun oleh: Ali Awaludin,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 4.1. Sifat Fisis IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat fisis papan laminasi pada dasarnya dipengaruhi oleh sifat bahan dasar kayu yang digunakan. Sifat fisis yang dibahas dalam penelitian ini diantaranya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perkembangan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam industri mulai menyulitkan bahan konvensional seperti logam untuk memenuhi keperluan aplikasi baru. Penggunaan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL

PENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol., No., Juni 009 : 7 PENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL THE INFLUENCE OF NATURAL AND ARTIFICIAL DRYING FOWORD THE

Lebih terperinci

PROTOTYPE PARQUET DARI LIMBAH BATANG AREN Arenga pinnata (Wurmb) Merrill SKRIPSI. Oleh: ANDRO TARIGAN

PROTOTYPE PARQUET DARI LIMBAH BATANG AREN Arenga pinnata (Wurmb) Merrill SKRIPSI. Oleh: ANDRO TARIGAN PROTOTYPE PARQUET DARI LIMBAH BATANG AREN Arenga pinnata (Wurmb) Merrill SKRIPSI Oleh: ANDRO TARIGAN 041203010 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 PROTOTYPE PARQUET

Lebih terperinci

KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT MENGKUANG (PANDANUS ARTOCARPUS)

KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT MENGKUANG (PANDANUS ARTOCARPUS) KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT MENGKUANG (PANDANUS ARTOCARPUS) Donny F. Manalu 1, Kori 2 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung

Lebih terperinci

Analisis Teknis dan Ekonomis Pemilihan Bilah Laminasi Bambu Berdasarkan Lokasi Potong Sebagai Alternatif Pengganti Kayu Dalam Pembuatan Lambung Kapal

Analisis Teknis dan Ekonomis Pemilihan Bilah Laminasi Bambu Berdasarkan Lokasi Potong Sebagai Alternatif Pengganti Kayu Dalam Pembuatan Lambung Kapal JURNL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) nalisis Teknis dan Ekonomis Pemilihan Bilah Berdasarkan Lokasi Potong Sebagai lternatif Pengganti Kayu Dalam Pembuatan Kapal M. Bagus

Lebih terperinci

(trees). Terdapat perbedaan pengertian antara pohon dan tanam-tanaman

(trees). Terdapat perbedaan pengertian antara pohon dan tanam-tanaman DASAR-DASAR STRUKTUR KAYU A. MENGENAL KAYU 1. Pengertian kayu Kayu adalah bahan yang kita dapatkan dari tumbuh-tumbuhan (dalam) alam dan termasuk vegetasi hutan. Tumbuh-tumbuhan yang dimaksud disini adalah

Lebih terperinci

SIFAT PENYERAPAN BAHAN PENGAWET PADA BEBERAPA JENIS KAYU BANGUNAN

SIFAT PENYERAPAN BAHAN PENGAWET PADA BEBERAPA JENIS KAYU BANGUNAN SIFAT PENYERAPAN BAHAN PENGAWET PADA BEBERAPA JENIS KAYU BANGUNAN Absorption Property of Preservative on Several Building Woods Karti Rahayu Kusumaningsih Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Stiper Yogyakarta

Lebih terperinci

Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu

Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu SNI 01-7207-2006 Standar Nasional Indonesia Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu ICS 79.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1

Lebih terperinci

Uji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit

Uji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit Uji Efektifitas Teknik Pengolahan Batang Kayu Sawit untuk Produksi Papan Panil Komposit Fakhri, Syafhiddin, Haji Gussyafri, Eko Riawan Laboratorium Kayu, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERBUK KETAM DAN SERBUK AMPLASAN KAYU JATI DENGAN PEREKAT RESIN DAN HARDENER SEBAGAI BAHAN PERBAIKAN KAYU (275M)

CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERBUK KETAM DAN SERBUK AMPLASAN KAYU JATI DENGAN PEREKAT RESIN DAN HARDENER SEBAGAI BAHAN PERBAIKAN KAYU (275M) CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERBUK KETAM DAN SERBUK AMPLASAN KAYU JATI DENGAN PEREKAT RESIN DAN HARDENER SEBAGAI BAHAN PERBAIKAN KAYU (275M) Achmad Basuki 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kingdom plantae, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas

TINJAUAN PUSTAKA. kingdom plantae, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas TINJAUAN PUSTAKA Batang Kelapa Sawit (BKS) Menurut sistem klasifikasi yang ada kelapa sawit termasuk dalam kingdom plantae, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledoneae, family

Lebih terperinci

ABSTRAK UJI SEMIKUANTITATIF FORMALIN DALAM MI BASAH DI PASAR X KOTA BANDUNG TAHUN 2012

ABSTRAK UJI SEMIKUANTITATIF FORMALIN DALAM MI BASAH DI PASAR X KOTA BANDUNG TAHUN 2012 ABSTRAK UJI SEMIKUANTITATIF FORMALIN DALAM MI BASAH DI PASAR X KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Truely Panca Sitorus, 2013 Pembimbing I : dr. Fen Tih, M. Kes. Pembimbing II : dr. Dani, M. Kes. Latar belakang Saat

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Garis perekat arah radial lurus. (c)

BAB I. PENDAHULUAN. Garis perekat arah radial lurus. (c) BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu dan bambu merupakan bahan bangunan yang digunakan sejak jaman dahulu sampai sekarang. Kayu berkualitas saat ini sulit didapatkan, kalaupun ada harganya sangat

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Preservation, soft and green coconut wood, pressure method. ABSTRAK

ABSTRACT. Keywords: Preservation, soft and green coconut wood, pressure method. ABSTRAK PENGWETN GIN LUNK TNG KELP SH DENGN R TEKNN (Preservation of Green Soft Tissue oconut Wood by Pressure Method) Oleh/y: arly & Dikdik. Sudika STRT This paper deals with an experiment on the two-coconut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sifat kayu merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sifat kayu merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebelum adanya bahan konstruksi dari beton, baja, dan kaca, bahan konstruksi yang umum digunakan dalam kehidupan manusia adalah kayu. Selain untuk bahan konstruksi,

Lebih terperinci

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 1 : 1-11, Maret 2015

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 1 : 1-11, Maret 2015 Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 1 Vol. 2, No. 1 : 1-11, Maret 2015 PENGARUH EKSTRAK DAUN MIMBA SEBAGAI BAHAN ALAMI PENGAWET BAMBU TERHADAP SIFAT MEKANIK BAMBU PETUNG The Influence of the Extraction of Mimba

Lebih terperinci

DAYA TAHAN ROTAN YANG DIAWETKAN DENGAN CUKA KAYU GALAM TERHADAP SERANGAN BUBUK Dinoderus minutus Farb.

DAYA TAHAN ROTAN YANG DIAWETKAN DENGAN CUKA KAYU GALAM TERHADAP SERANGAN BUBUK Dinoderus minutus Farb. DAYA TAHAN ROTAN YANG DIAWETKAN DENGAN CUKA KAYU GALAM TERHADAP SERANGAN BUBUK Dinoderus minutus Farb. THE RESISTANT OF RATTAN THAT IS PRESERVED BY GALAM VINEGAR TO ATTACK OF Dinoderus minutus Farb POWDER

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL Hardiyanto Eka Putra 1)., Dharma Sardjana 2)., Eddy Samsurizal 2) ABSTRACT In the manufacture

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KAYU KARET UNTUK FURNITURE

PEMANFAATAN KAYU KARET UNTUK FURNITURE Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 PEMANFAATAN KAYU KARET UNTUK FURNITURE Dwi Suheryanto dan Tri Haryanto Peneliti

Lebih terperinci

ANALISA DAN EKSPERIMENTAL PERILAKU TEKUK KOLOM TUNGGAL KAYU PANGGOH Putri Nurul Hardhanti 1, Sanci Barus 2

ANALISA DAN EKSPERIMENTAL PERILAKU TEKUK KOLOM TUNGGAL KAYU PANGGOH Putri Nurul Hardhanti 1, Sanci Barus 2 ANALISA DAN EKSPERIMENTAL PERILAKU TEKUK KOLOM TUNGGAL KAYU PANGGOH Putri Nurul Hardhanti 1, Sanci Barus 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan

Lebih terperinci

MORFOLOGI DAN POTENSI. Bagian-Bagian Kayu - Kulit kayu - Kambium - Kayu gubal - Kayu teras - Hati - Lingkaran tahun - Jari-jari

MORFOLOGI DAN POTENSI. Bagian-Bagian Kayu - Kulit kayu - Kambium - Kayu gubal - Kayu teras - Hati - Lingkaran tahun - Jari-jari Kayu Definisi Suatu bahan yang diperoleh dari hasil pemungutan pohon-pohon di hutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut setelah diperhitungkan bagian-bagian mana yang lebih banyak dimanfaatkan untuk

Lebih terperinci

KAJIAN SIFAT FISIS KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) PADA BERBAGAI BAGIAN DAN POSISI BATANG

KAJIAN SIFAT FISIS KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) PADA BERBAGAI BAGIAN DAN POSISI BATANG KAJIAN SIFAT FISIS KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) PADA BERBAGAI BAGIAN DAN POSISI BATANG Oleh Iwan Risnasari, S.Hut, M.Si UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN Iwan Risnasari : Kajian

Lebih terperinci

KAPASITAS LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG DENGAN TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM

KAPASITAS LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG DENGAN TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM KAPASITAS LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG DENGAN TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM FLEXURAL CAPACITY OF BAMBOO PETUNG REINFORCEMENT CONCRETE BEAM U-TYPE WITH

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : ADI DAYADI MADYA TAMARA K

SKRIPSI. Oleh : ADI DAYADI MADYA TAMARA K PENGARUH PENGGUNAAN SERAT BAMBU PADA FEROSEMEN DITINJAU DARI KUAT LENTUR SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI KAYU DALAM MENDUKUNG PENYUSUNAN BAHAN AJAR MATA KULIAH TEKNOLOGI BETON BERBASIS RISET SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL MENGGUNAKAN PEREKAT POLIVINIL ACETAT (PVAc) DENGAN BAHAN PENGAWET BORAKS DAN IMPRALIT COPPER KHROM BORON (CKB)

PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL MENGGUNAKAN PEREKAT POLIVINIL ACETAT (PVAc) DENGAN BAHAN PENGAWET BORAKS DAN IMPRALIT COPPER KHROM BORON (CKB) Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.1, No.2, Desember 2009 : 7 12 PEMBUATAN PAPAN PARTIKEL MENGGUNAKAN PEREKAT POLIVINIL ACETAT (PVAc) DENGAN BAHAN PENGAWET BORAKS DAN IMPRALIT COPPER KHROM BORON (CKB)

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK SIPIL PENGARUH AWAL PEMANFAATAN OLI DAN BRIKET BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGAWET KAYU TERHADAP SERANGAN RAYAP

JURNAL TEKNIK SIPIL PENGARUH AWAL PEMANFAATAN OLI DAN BRIKET BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGAWET KAYU TERHADAP SERANGAN RAYAP JURNAL TEKNIK SIPIL PENGARUH AWAL PEMANFAATAN OLI DAN BRIKET BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGAWET KAYU TERHADAP SERANGAN RAYAP Yova Surya Futariana Drs. Darmono, M. T. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Produksi Kayu Gergajian dan Perkiraan Jumlah Limbah. Produksi Limbah, 50 %

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Produksi Kayu Gergajian dan Perkiraan Jumlah Limbah. Produksi Limbah, 50 % TINJAUAN PUSTAKA Limbah Penggergajian Eko (2007) menyatakan bahwa limbah utama dari industri kayu adalah potongan - potongan kecil dan serpihan kayu dari hasil penggergajian serta debu dan serbuk gergaji.

Lebih terperinci

ABSTRAK. ACHMAD MAHDI. Pengawetan Kayu Karet (Havea brasiliensis) Menggunakan Trusi dengan Metode Vakum Tekan (di bawah bimbingan H.

ABSTRAK. ACHMAD MAHDI. Pengawetan Kayu Karet (Havea brasiliensis) Menggunakan Trusi dengan Metode Vakum Tekan (di bawah bimbingan H. ABSTRAK ACHMAD MAHDI. Pengawetan Kayu Karet (Havea brasiliensis) Menggunakan Trusi dengan Metode Vakum Tekan (di bawah bimbingan H.Taman Alex) Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui retensi

Lebih terperinci

: KASIH ERLIANA K

: KASIH ERLIANA K HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Skripsi Oleh : KASIH ERLIANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kertas seni merupakan salah satu produk yang semakin diminati baik di dalam pasar dalam negeri maupun luar negeri, umumnya merupakan hasil produk buatan tangan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Struktur kayu merupakan suatu struktur yang susunan elemennya adalah kayu. Dalam merancang struktur kolom kayu, hal pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan besarnya

Lebih terperinci

Analisis Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan Menggunakan Laminasi Hybrid Antara Bambu Ori dengan Kayu Sonokembang dengan Variasi Arah Serat

Analisis Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan Menggunakan Laminasi Hybrid Antara Bambu Ori dengan Kayu Sonokembang dengan Variasi Arah Serat JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (218), 2337-352 (231-928X Print) G 94 Analisis Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan Menggunakan Hybrid Antara Bambu Ori dengan Kayu Sonokembang dengan Variasi Arah

Lebih terperinci