*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Univesitas Sam Ratulangi

Transkripsi

1 HIGIENE SANITASI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO TAHUN 2014 Azwar Kurniawan*, Woodford B.S Joseph*, Janno Bernadus** *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Univesitas Sam Ratulangi ABSTRAK Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara.sekitar tiga perempat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa air minum. Kurang lebih setengah penduduk dinegara berkembang menderita satu atau lebih enam penyakit utama berkaitan dengan kualitas air minum dan sanitasi. Tujuan penelitian ini adalah utuk memperoleh gambaran tentang higiene sanitasi dan kualitas bakteriologis air minum pada Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di Kecamatan Tuminting Kota Manado. Penelitian ini merupakan survei deskriptif dengan populasi pada penelitian ini adalah seluruh damiu yang berjumla h 20 depot.sampel damiu adalah total populasi dan sampel petugas depot diambil satu orang dari masing masin g depot. penilain higiene sanitasi menggunakan format pemeriksaan fisik berdasarkan pedoman penyelen ggaraan higiene dan sanitasi depot air minum isi ulang kementerian kesehatan. kualitas bakteriologis diuji laboratorium menggunakan metode uji tabung ganda dengan persyaratan sesuai dengan permenkes RI No. 492/MENKES/KES/PER/IV/2010. data dianalisis secara deskriptif. Hasil menujukkan 1 damiu mempunyai total nilai < 70 untuk penilaian higiene sanitasi fisik dan 8 sampel air minum mengandung Coliform dan E. coli> 0 per 100ml.1 (5%) DAMIU tidak memenuhi syarat kondisi higiene sanitasi fisik depot dan 8 (40%) damiu tidak memenuhi syarat bekteriologis.pemilik depot air minum harus menerapk an higiene sanitasi dalam usaha depot air minum dan melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara berkala, a gar air minum yang dihasilakan aman dan sehat. Kata kunci : Higiene Sanitasi, Kualitas Bakteriologis, Depot Air Minum ABSTRACT The water is the most important substance in life after the air. There is about ¾ part of our body consists of water and nobody can survive more than 4-5 days without drinking. About half of the development countries inhabitant suffer one or more from six main deseases which is related to the water quality and sanitation. Thepurpose of this study is to determine the description of hyginie sanitation and bacteriology quality of the water at the drinking water depot (Damiu) in Tuminting subdistrict, Manado city. This research is a descriptive survey which the population on this study is all damiu which numbers 20. The sample is all of the population and the sample from the depot employees, who are taken one person for each depot. The sanitation higiene estimation uses physical examination format based on the higiene and sanitation implementation compass of drink water refreshment stand from the health ministry. The bacteriological quality is tested by multiple tube test method with the requirements in accordance with the Permenkes RI No. 492/MENKES/KES/PER/IV/2010. The data is analyzed descriptively. The result shows that 1 damiu has total value <70 for the physical sanitation higiene test and 8 sample contain Coliform and E. Coli > 0 per100 ml. 1 (5%) damiu doesn t fulfill the physical sanitation higiene condition requirements and 8 (40%) damiu don t fulfill the bacteriological requirements. The drinking water depot owners should apply sanitaion hyginie in their drinking water depot business and do test the water quality regularly, so that the water will always be safe and healthy. Keywords: Sanitation higiene, bacteriological quality, drinking water depot

2 PENDAHULUAN Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara.sekitar tiga perempat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa air minum. (Chandra 2007). Kurang Lebih setengah penduduk dinegara berkembang menderita satu atau lebih dari enam penyakit utama berkaitan dengan kualitas air minum dan sanitasi. Berdasarkan Riskesdas 2010 sebanyak 32,5% rumah tangga Indonesia memiliki air minum yang kualitasnya kurang baik (Santoso, dkk). Oleh karena itu, untuk keperluan minum (termasuk untuk masak) air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia. (Notoatmodjo, 2011) Kebutuhan penduduk terhadap air minum dapat dipenuhi melalui air yang dilayani oleh sistem perpipaan (PAM), air minum dalam kemasan (AMDK) maupun Depot air Minum. Kecenderuangan penduduk untuk mengonsumsi air minum siap pakai demikian besar, sehingga usaha pengisian air minum tumbuh subur dimana-mana yang perlu diawasi, dibina, dan diawasi kualitasnya agar selalu aman dan sehat untuk dikonsumsi masyarakat (Depkes, 2010). Diberbagai negara, pemerintah menentukan persyaratan air minum.agar air dapat diminum, harus memenuhi persyaratan kualitas air minum (kriteria mutu air). Di Indonesia telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/VI/2010. Salah satu parameter kualitas air minum yang dapat dikonsumsi adalah yang bebas dari bakteri Escherichia coli (Santoso, dkk). Berdasarkan Laporan Hasil Pemantauan Depot Air minum yang dilaksanakan Oleh Balai Teknik kesehatan Lingkungan dan Pengendalalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Manado tahun 2012 terdapat 11 depot (18,33) yang tidak memenuhi syarat secara biologi dari 60 sampel yang diteliti di 6 Kecamatan di Kota Manado. Sementara itu Berdasarkan Laporan Hasil Pemantauan Depot Air minum yang dilaksanakan Oleh Balai Teknik kesehatan Lingkungan dan Pengendalalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Manado tahun 2012 terdapat 11 depot (18,33) yang tidak memenuhi syarat secara biologi dari 60 sampel yang diteliti di 6 Kecamatan di Kota Manado. Tuminting merupakan salah satu Kecamatan yang berada dikota manado dan merupakan salah satu wilayah padat penduduk. Salah satu sumber air minum yang banyak dikonsumsi masyarakat adalah air minum yang diperoleh dari depot air minum isi ulang.berdasarkan hasil wawancara awal dengan petugas puskesmas masih banyak depot air minum isi ulang di Kecamatan Tuminiting yang tidak melakukan pelaksanaan higiene sanitasi depot air minum.hasil survei awal yang dilakukan juga pada depot air minum di Kecamatan Tuminting menujukkan masih ada beberapa depot yang terlihat kurang bersih. Berdasarkan Uraian diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang Higiene Sanitasi dan Kualitas Bakteriologis Air Minum Pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Tuminting.

3 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah survei deskriptif. Populasi pada penelitian adalah seluruh DAMIU yang berada di Kecamatan Tuminting sebanyak 20 DAMIU.Sampel DAMIU adalah seluruh populasi dan jumlah sampel petugas depot masing masing diambil 1 orang petugas.penilaian menggunakan pedoman penyelenggaraan higiene saitasi depot air minum isi ulang (DAMIU) Kementerian Kesehatan tahun Kualiatas bakteriologis diuji laboratorium menggunakan metode uji tabung ganda dengan persyaratan sesuai dengan PERMENKES RI No. 492/MENEKES/KE/PER/IV/2010. b. Kualitas Bakteriologis Variabel dalam penelitian ini adalah jumlah kandungan bakteri Coliform dan E.coli. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang dilaksanakan, didapatkan hasil secara keseluruhan kondisi higiene sanitasi fisik damiu berdasarkan buku pedoman penyelenggaraan higiene sanitasi depot air minum isi ulang kementerian kesehatan tahun 2010 di Kecamatan Tuminting Kota Manado dapat dilihat pada Table 1. Sebagai berikut : Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 20 DAMIU di Kecamatan Tuminting Kota Manado pada bulan Mei November Analisis sample dilakukan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Manado. Variabel Penelitian a. Higine Sanitasi Variabel dalam penelitian ini adalah sumber air, pengawasan proses pengolahan, tabung filter, micro filter, peralatan pompa dan pipa penyalur air, peralatan sterilisasi, pencucian botol, pengisian botol, operator/karyawan, pengawasantikus, lalat dan kecoa, lantai, dinding, langit-langit, pencahayaan serta kebersihan dan fasilitas sanitasi depot.

4 Tabel 1.Distribusi Kondisi Higiene Sanitasi Fisik pada 20 DAMIU Di Kecamatan Tuminting Kota Manado Tahun 2014 No Kondisi Higiene Sanitasi Fisik Hasil Penilaian MS TMS N % N % Sumber Air 1 Bahan baku Air minum Pengangkutan air baku memiliki izin pengangkutan air Kendaraan tangki air terbuat dari bahan yang tidak dapat melepaskan zat-zat beracun ke dalam air Ada bukti tertulis/sertifikat air baku berasal dari sumber air tertentu Pengangkutan air baku paling lama 12 jam sampai ke depot air minum Pengawasan Proses Pengolahan 7 Tendon air bahan baku terlindung dari sinar matahari Bahan tendon air terbuat dari bahan yang tidak dapat melepaskan zat-zat beracun ke dalam air Tabung Filter 9 Tabung filter terbuat dari bahan food grade dan mudah pemeliharaannya serta tahan tekanan tinggi Dimungkinkan dilakukan sistem back washing Micro Filter 11 Bahan mikro filter terbuat dari bahan food grade Terdapat lebih dari satu mikro filter (µ) dengan ukuran berjenjang Mikro filter masih sesuai masa pakai Peralatan Pompa dan Pipa Penyalur Air 14 Terdapat pompa stainless yang berkekuatan tinggi Terdapat alat petunjuk tekanan air Pipa penyalur menggunakan bahan food grade Peralatan Sterilisasi / Desinfeksi Terdapat peralatan sterilisasi, berupa Ultra Violet atau Ozonisasi dan atau peralatan desinfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar Peralatan sterilisasi / desinfeksi masih dalam masa efektif membunuh kuman Pencucian Botol (gallon) 19 Ada fasilitas pencucian botol (gallon) Ada fasilitas pembilasan botol (gallon) Pengisian Botol (gallon) 21 Ada fasilitas pengisian botol (gallon) dalam ruangan tertutup Tersedia tutup botol baru yang bersih Tidak ada stock botol (gallon) yang telah diisi, lebih dari 1x24 jam di depot air minum Operator 24 Berperilaku hidup bersih dan sehat Operator/penanggungjawab/pemilik memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus higiene sanitasi depot air minum Pengawasan Tikus, Lalat dan Kecoa 26 Terhindar dari tikus, lalat dan kecoa Lantai, Dinding dan Langit-Langit 27 Konstruksi lantai, dinding dan langit-langit kokoh dan kuat Pencahayaan 28 Pencahayaan cukup baik Lain-Lain Kegiatan 29 Ada akses terhadap fasilitas sanitasi Secara umum terlihat bersih, rapih dan teratur Ada contoh produk air minum sebagai sampel

5 Tabel 1. menujukkan bahwa kondisi higiene sanitasi fisik DAMIU di Kecamatan Tuminting adalah sebagai berikut : 1. Tabung Filter sub variabel bahan tabung filter di 20 depot (100%) telah memenuhi syarat,sedangkan untuk sub variabel sistem back washing di 20 depot (100%) tidak memenuhi syarat. 2. Micro Filter sub variabel jumlah dan ukuran micro filter terdapat 1 depot (5%) yang tidak memenuhi syarat dan 19 depot (95%) telah memenuhi syarat. 3. Pengisian Botol Sub variabel yang diamati untuk variabel pengisian botol meliputi ruang pengisi botol; tutup botol; dan stok botol. Berdasarkan Tabel 1. diatas, dapat dijelaskan bahwa untuk sub variabel stok botol yang telah diisi selama 24 jam, terdapat 5 depot (25%) yang tidak memenuhi syarat. 4. Operator sub variabel berprilaku hidup bersih dan sehat terdapat 9 depot (45%) operator tidak memenuhi syarat karena tidak mencuci tangan sebelum melaksanakan pekerjaanya 5. Lantai, Dinding dan Langit-Langit variabel lantai, dinding dan langit-langit yang telah diamati di 19 depot (95%) telah memenuhi syarat dan terdapat 1 depot (5%) yang tidak memenuhi syarat. 6. Lain-Lain Kegiatan Terdapat 5 depot (25%) yang tidak memenuhi syarat untuk sub variabel fasilitas sanitasi karena tak memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi. Sementara itu 6 depot (30%) tidak memeunuhi syarat untuk sub variabel terlihat bersih dan rapih dan 20 depotdepot (100%) tidak memenuhi syarat sub variabel contoh produk air minum. Penilaian kondisi fisik higiene sanitasi depot dengan menggunakan format pemeriksaan fisikdepot air minum isi ulang dapat dilihat pada Tabel 2.berikut: Tabel 2. Distribusi Penilaian kondisi fisik No higiene sanitasi pada 20 DAMIU di Kecamatan Tuminting Kota Manado Kode DAMIU Bobot Keteranga n 1 Depot 1 84 MS 2 Depot 2 82 MS 3 Depot 3 69 TMS 4 Depot 4 80 MS 5 Depot 5 84 MS 6 Depot 6 84 MS 7 Depot 7 78 MS 8 Depot 8 84 MS 9 Depot 9 76 MS 10 Depot MS 11 Depot MS 12 Depot MS 13 Depot MS 14 Depot MS 15 Depot MS 16 Depot MS 17 Depot MS 18 Depot MS 19 Depot MS 20 Depot MS Tabel 2. menujukkan bahwa hasil pemeriksaan fisik depot air minum di 20 depot didapati 1 depot yang tidak memenuhi syarat untuk

6 pemeriksaan fisik. persyaratan nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih, dinyatakan memenuhi persyaratan fisik sedangkan nilai < 70 dinyatakan belum memenuhi persyaratan fisik. Berdasarkan hasil observasi depot dengan menggunakan format pemeriksaan fisik depot air minum isi ulang dari buku Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Higiene Sanitasi Depot Air Minum Kementerian Kesehatan tahun 2010, Jika nilai pemeriksaan (score) di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi persyaratan kelayakkan fisik. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 20 DAMIU terdapat 1 DAMIU (5%), kondisi higiene sanitasi fisik tidak memenuhi syarat. sementara pada 19 DAMIU (95,0%) telah memenuhi syarat. DAMIU yang diperiksa di Kecamatan Tuminting sebagian besar memenuhi syarat, akan tetapi kategori fisik apabila tidak dipelihara dan diperhatikan fungsinya akan menurun sesuai dengan standar masing-masing yang dikeluarkan produsen peralatan DAMIU ada batas waktu baik untuk penggantian peralatan ataupun cara pemeliharaannya. Dari hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil secara keseluruhan kualitas bakteriologis air minum pada DAMIU di Kecamatan Tuminting Kota Manado berdasarkan uji laboratorium dapat dilihat pada Tabel 3. berikut : Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Kualitas Bakteriologis pada 20 Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di Kecamatan Tuminting No Depot Kualitas Bakteriologi Air Minum MPN/100ml TotalColiform E.coli Hasil Kriteria Hasil Kriteria 1 Depot 1 0 MS 0 MS 2 Depot 2 0 MS 0 MS 3 Depot TMS 3.6 TMS 4 Depot 4 0 MS 0 MS 5 Depot 5 0 MS 0 MS 6 Depot 6 0 MS 0 MS 7 Depot 7 >23 TMS 16 TMS 8 Depot 8 0 MS 0 MS 9 Depot 9 0 MS 0 MS 10 Depot TMS 2.2 MS 11 Depot TMS 5.1 TMS 12 Depot 12 0 MS 0 MS 13 Depot TMS 1.1 TMS 14 Depot TMS 3.6 TMS 15 Depot TMS 0 MS 16 Depot 16 0 MS 0 MS 17 Depot TMS 16 TMS 18 Depot 18 0 MS 0 MS 19 Depot 19 0 MS 0 MS 20 Depot 20 0 MS 0 MS Tabel 3. hasil pemeriksaan kualitas bakteriologis air minum yang dilakukan di balai teknik kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit (BTKLPP) Kelas I Manado dapat dilihat bahwa terdapat 8 Depot yang tidak memenuhi syarat Bakteriologis untuk total coliform yang dan terdapat 7 Depot yang tidak memenuhi syarat E.coli. sementara terdapat 12 Depot yang telah memenuhi syarat. penelitian yang sama juga dilakukan oleh Mirza M. (2013) terdapat 8 DAMIU (21,1%) dari 38 DAMIU

7 yang diteliti tidak memenuhi syarat coliform dalam air minum. Menurut Mirza M (2013) kontaminasi coliform mengindikasikan buruknya kualiatas depot air minum isi ulang. Hal yang sama dikemukakan oleh Nuria, dkk (2009) dalam adanya E. Coli bisa disebabkan oleh lamanya waktu penyimpanan air dalam penampungan sehingga memepengaruhi kualitas sumber air baku yang digunakan adanya kontaminasi selama memasukkan air ke dalam tangki pengankutan, tempat penampungan kurang bersih, proses pengolahan yang kurang optimal, dan kebersihan lingkungan disekitas DAMIU kurang diperhatikan. Idealnya air minum tidak mengandung organisme patogen, harus bebas dari bakteri yang menunjukkan indikasi kontaminasi tinja manusia.kuman Escherichia coli pada umumnya mempunyai jumlah yang besar dalam tinja manusia, jadi pendeteksiannya perlu dilakukan setelah beberapa kali tingkat pengenceran.terdapatnya organisme coli tinja, terutama Escherchia coli lebih meyakinkan adanya pencemaran oleh tinja.syarat mutu air minum sangat ditentukan oleh kontaminasi kuman Escherchia coli dan Total Bakteri Coliform, sebab keberadaan bakteri Escherchia coli merupakan indikator terjadinya pencemaran tinja dalam air. KESIMPULAN 1. Terdapat 8 DAMIU (40%) tidak memenuhi syarat bakteriologis dan 12 DAMIU (60%) telah memenuhi syarat bakteriologis. 2. Terdapat 1 DAMIU (5%) tidak memenuhi syarat higiene sanitasi berdasarkan pedoman pelaksanaan penyelenggaraan higiene sanitasi depot air minum dan 19 DAMIU (95%) telah memenuhi syarat. SARAN 1. Pemilik depot air minum harus menerapkan Higiene Sanitasi dalam usaha depot air minum dan melakukan pemeriksaan kualitas air minum secara berkala, agar air minum yang dihasilkan aman dan sehat. 2. Pemerintah daerah diharapkan untuk memberlakukan peraturan mengenai pengawasan depot air minum sehingga pemilik depot air minum lebihmemperhatikan proses pengolahan air minum. 3. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk lebih meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap depot air minum sehingga menjamin kualitas air minum yang dihasilkan dan tidak merugikan masyarakat. 4. Perlu adanya indikator lainyang diteliti untuk mencegah kontaminasi bakteriologis pada air minum. DAFTAR PUSTAKA BTKL-PP Kelas I, 2012.Laporan Hasil Pemantauan Depot Air minum. Manado BTKL-PP Kelas I, 2012.Laporan Hasil Pemantauan Depot Air minum. Manado Chandra, B Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

8 Depkes Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Higiene Sanitasi Depot Air Minum. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Menteri Kesehatan RI Menteri Kesehatan RI No. 492 /MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum Mirza M, Hubungan Antara Higiene Sanitasi Dengan Jumlah Coliform Air Minum Pada Depot Air Minum Isi Ulang (Damiu) Di Kabupaten Demak Tahun 2012.Vol 3 No 2 (Online) ( ujph/article/view/3531/3172) Diakses pada tanggal 5 Oktober 2014 Notoatmodjo S Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta Nuria, dkk Uji Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Air Minum Isi Ulang Dari Depot Air Minum Isi Ulang Di Kabupaten Rembang.Vol 5. No 1. (Online) ( dex.php/mediagro/article/download/893/ 1005) Diakses pada tanggal 5 September 2014 Santoso B, Hardiansyah, Siregar P, Pardede S Air Bagi Kesehatan. Centra Communications Soemirat J Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mana University Press

9