PENGARUH PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA PADA SISWA KELAS VIII SMP NURUL MUTTAQIN KEMIRI SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA PADA SISWA KELAS VIII SMP NURUL MUTTAQIN KEMIRI SKRIPSI"

Transkripsi

1 PENGARUH PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA PADA SISWA KELAS VIII SMP NURUL MUTTAQIN KEMIRI SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Fajar Purnama Adji NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2017 i

2 ii

3 iii

4 PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Fajar Purnama Adji NIM : Program Studi Fakultas : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia : Keguruan dan Ilmu Pendidikan menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagiat dari orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Adapun pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat, saya bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh pihak Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo, Agustus 2017 Yang membuat pernyataan, Fajar Purnama Adji iv

5 MOTO DAN PERSEMBAHAN MOTO Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan (Q.S. Al-Mujadillah: 11). Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah (H.R Turmudzi). PERSEMBAHAN 1. Almamaterku, Universitas Muhammadiyah Purworejo, yang telah membantu dan memberikan kesempatan untuk menempuh pendidikan; 2. SMP Nurul Muttaqin Kemiri yang menjadi tempat penelitian untuk penyusunan skripsi ini. v

6 PRAKATA Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kepada Allah Swt. atas segala limpahan rahmat, karunia, taufik dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Pengaruh Penerapan Media Audio Visual terhadap Kemampuan Menulis Teks Berita pada Siswa Kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri dengan lancar. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberi kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Muhammadiyah Purworejo; 2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk dapat melaksanakan penelitian; 3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan perhatian dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini; 4. Dr. H. Khabib Sholeh, M.Pd. selaku pembimbing I dan Joko Purwanto, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah mengarahkan, membimbing, dan memberikan motivasi dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini; 5. Bapak dan ibu dosen Program studi Program Studi Pendidikan Bahasa dan vi

7 Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu dan nasihatnya kepada penulis; 6. Kepala SMP Nurul Muttaqin Kemiri yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian; 7. Bapak Akhmad Alwi Subhan, S.Pd. selaku guru Bahasa Indonesia SMP Nurul Muttaqin Kemiri yang telah membantu penulis selama penelitian; 8. Kedua orang tua yang telah membimbing, perhatian, doa, dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini; dan 9. Teman-teman seperjuangan yang telah memberi motivasi dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah Swt. memberikan balasan atas amal baik yang diberikan. Saya berharap skripsi ini dapat bermafaat dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Purworejo, Agustus 2017 Hormat saya, Fajar Purnama Adji vii

8 ABSTRAK Adji, Fajar Purnama Pengaruh Penerapan Media Audio Visual terhadap Kemampuan Menulis Teks Berita pada Siswa Kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh media audio visual terhadap aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri dalam menulis teks berita; (2) pengaruh penerapan media audio visual terhadap kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri; (3) perbandingan kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri yang diajar dengan menggunakan media audio visual dengan siswa yang diajar dengan media berbasis cetakan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (Quasi Experimental Design). Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Subjek penelitian ini berjumlah 56 siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri, yang terdiri dari 28 siswa kelas VIII D sebagai kelompok eksperimen dan 28 siswa kelas VIII C sebagai kelompok kontrol. Data penelitian ini diperoleh melalui tes dan nontes. KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Nurul Muttaqin Kemiri yaitu 74. Pengujian validitas instrumen menggunakan teknik Product Moment dan reliabilitas instrumen menggunakan teknik Alpha Cronbach. Sedangkan, pengujian normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan homogenitas menggunakan uji Bartlett. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa mengalami perubahan yang positif setelah mendapat perlakuan dengan menggunakan media audio visual. Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas memperhatikan pembelajaran sebesar 12,8%, bertanya dan menanggapi dalam proses pembelajaran meningkat sebesar 11,07%, mengerjakan tugas meningkat sebesar 16,66%, dan sikap dalam pembelajaran meningkat sebesar 3,34%. Selain itu, hasil uji hipotesis dengan uji t dua pihak pada signifikansi = 0,05 diperoleh nilai t hitung = , nilai t tabel = 1,70 dan Sig. (0,000) < (0,05). Hal ini menunjukkan adanya pengaruh media audio visual pada kelas eksperimen. Kemudian, perhitungan uji statistik menggunakan Independet Samples Test diperoleh t hitung = dan t tabel = 1,70. Nilai t hitung jauh pada penerimaan t tabel yakni t hitung (2.294) > t tabel (1.70) atau t hitung (-2.294) < -t tabel (-1.70) sehingga t hitung berada pada daerah penolakan H o. Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa kemampuan menulis teks berita yang diajar dengan menggunakan media audio visual lebih baik daripada yang diajar menggunakan media berbasis cetakan. Kata kunci: media audio visual, aktivitas belajar siswa, dan kemampuan menulis teks berita. viii

9 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN... ii PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv MOTO DAN PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 6 C. Batasan Masalah... 7 D. Rumusan Masalah... 7 E. Tujuan Penelitian... 8 F. Manfaat Penelitian... 8 G. Penegasan Istilah... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORITIS, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Tinjauan Pustaka Kajian Buku Hasil Penelitian yang Relevan B. Kajian Teoretis Hakikat Menulis a. Pengertian Menulis b. Tujuan Menulis c. Manfaat Menulis Hakikat Teks Berita a. Pengertian Teks Berita b. Unsur Teks Berita c. Struktur Teks Berita d. Jenis-jenis Teks Berita e. Cara Menulis Teks Berita Hakikat Media Audio Visual a. Pengertian Media Pembelajaran b. Manfaat Media Pembelajaran c. Klasifikasi Media Pembelajaran d. Pengertian Media Berbasis Cetakan e. Pengertian Media Audio Visual ix

10 f. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual g. Pembelajaran Menulis Teks Berita dengan Media Audio Visual C. Hipotesis Penelitian Hipotesis Alternatif Hipotesis Nol BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Subjek Penelitian C. Variabel Penelitian Variabel Bebas Variabel Terikat D. Teknik Pengumpulan Data Teknik Tes Teknik Nontes E. Instrumen Penelitian Instrumen Tes Instrumen Nontes F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas Instrumen Uji Reliabilitas Instrumen G. Teknik Analisis Data H. Uji Prasyarat Analisis Data Uji Normalitas Uji Homogenitas Uji Hipotesis BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Hasil Analisis Aktivitas Belajar Siswa Penilaian Kemampuan Menulis Teks Berita a. Nilai Prates Kemampuan Menulis Teks Berita Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ) Nilai Prates Kemampuan Menulis Teks Berita Kelompok Eksperimen ) Nilai Prates Kemampuan Menulis Teks Berita Kelompok Kontrol b. Nilai Pascates Kemampuan Menulis Teks Berita Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ) Nilai Pascates Kemampuan Menulis Teks Berita Kelompok Eksperimen ) Nilai Pascates Kemampuan Menulis Teks Berita Kelompok Kontrol c. Uji Prasyarat Analisis Data ) Uji Normalitas x

11 2) Uji Homogenitas a) Uji Homogenitas Nilai Pates b) Uji Homogenitas Nilai Pascates d. Pengujian Hipotesis ) Uji Hipotesis ) Uji Hipotesis ) Uji Hipotesis Perbandingan Kemampuan Menulis Teks Berita pada Siswa yang diajar dengan menggunakan Media Audio Visual dengan Kemampuan Menulis Teks Berita yang diajar dengan Media Berbasis Cetakan B. Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Media Audio Visual terhadap Aktivitas Belajar Siswa Pengaruh Penerapan Media Audio Visual terhadap Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Perbandingan Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa yang diajar Menggunakan Media Audio Visual Lebih Baik daripada Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa yang diajar Menggunakan Media Berbasis Cetakan BAB V PENUTUP A. Simpulan B. saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Kategori Nilai Siswa Tabel 2. Kriteria Penilaian Menulis Teks Berita Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner Aktivitas Belajar Tabel 4. Hasil Kuesioner Aktivitas Belajar Siswa Tabel 5. Nilai Prates Kelompok Eksperimen Tabel 6. Frekuensi Hasil Prates Kelompok Eksperimen Tabel 7. Hasil Prates Kelompok Eksperimen Tabel 8. Nilai Prates Kelompok Kontrol Tabel 9. Frekuensi Hasil Prates Kelompok Kontrol Tabel 10. Hasil Prates Kelompok Kontrol Tabel 11. Nilai Pascates Kelompok Eksperimen Tabel 12. Frekuensi Pascates Kelompok Eksperimen Tabel 13. Hasil Pascates Kelompok Eksperimen Tabel 14. Nilai Pascates Kelompok Kontrol Tabel 15. Frekuensi Pascates Kelompok Kontrol Tabel 16. Hasil Pascates Kelompok Kontrol Tabel 17. Uji Normalitas Nilai Menulis Teks Berita Tabel 18. Homogenitas Nilai Prates Tabel 19. Homogenitas Nilai Pascates Tabel 20. Hasil Uji Hipotesis Tabel 21. Hasil Uji Hipotesis Tabel 22. Perbandingan Hasil Pascates Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol Tabel 23. Selisih Nilai Rata-rata Prates dan Pascates Kemampuan Menulis Siswa Kelompok Eksperimen Tabel 24. Selisih Nilai Rata-rata Pascates Kemampuan Menulis Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol xii

13 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Struktur Berita (Piramida Terbalik) Gambar 2. Desain Perlakuan Gambar 3. Histogram Frekuensi Kelompok Eksperimen Gambar 4. Histogram Hasil Prates Kelompok Kontrol Gambar 5. Histogram Hasil Pascates Kelompok Eksperimen Gambar 6. Histogram Hasil Pascates Kelompok Kontrol Gambar 7. Kurva Hasil Uji Hipotesis Kedua Gambar 8. Kurva Hasil Uji Hipotesis Ketiga xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi Lampiran 2. Permohonan Izin Penelitian Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 4. Kartu Bimbingan Lampiran 5. Silabus Lampiran 6. RPP Kelompok Eksperimen Lampiran 7. RPP Kelompok Kontrol Lampiran 8. Jadwal Penelitian Lampiran 9. Kuesioner Aktivitas Belajar Media Audio Visual Lampiran 10. Kuesioner Aktivitas Belajar Media Berbasis Cetakan Lampiran 11. Kuesioner Aktivitas Belajar Media Audio Visual Siswa Lampiran 12. Kuesioner Aktivitas Belajar Media Berbasis Cetakan Siswa Lampiran 13. Hasil Kuesioner Aktivitas Belajar Siswa Media Audio Visual Lampiran 14. Hasil Kuesioner Aktivitas Belajar Siswa Media Berbasis Cetakan Lampiran 15. Daftar Hadir Siswa Lampiran 16. Hasil Nilai Prates kelompok Eksperimen Lampiran 17. Hasil Nilai Prates kelompok Kontrol Lampiran 18. Hasil Nilai Pascates kelompok Eksperimen Lampiran 19. Hasil Nilai Pascates kelompok Kontrol Lampiran 20. Perhitungan Validitas Soal Menulis Lampiran 21. Perhitungan Reliabilitas Soal Menulis Lampiran 22. Perhitungan Validitas Kuesioner Aktivitas Lampiran 23. Perhitungan Reliabilitas Kuesioner Aktivitas Lampiran 24. Pengujian Hipotesis 2 Lampiran 25. Pengujian Hipotesis 3 Lampiran 26. Lembar Teks Menulis Siswa Pascates Kelompok Eksperimen Lampiran 27. Lembar Teks Menulis Siswa Pascates Kelompok Kontrol Lampiran 28. Dokumentasi xiv

15 BAB I PENDAHULUAN Di dalam bab ini disajikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitin, dan penegasan istilah. Penyajian secara lengkap diuraikan sebagai berikut. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarmanusia dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa juga merupakan hal yang paling mendasar dalam kehidupan. Fungsi bahasa sebagai sarana berkomunikasi bukan hanya untuk menyampaikan dan menerima sebuah informasi, melainkan juga sebagai sarana berekspresi. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Bahasa mempunyai peranan penting dalam perkembangan pola pikir siswa. Dalam dunia pendidikan, bahasa merupakan salah satu aspek penunjang keberhasilan dalam mempelajari seluruh mata pelajaran. Bahasa merupakan media untuk menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan dari individu satu ke individu lainnya. Bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi dan memperluas wawasan. Dalam proses pembelajaran, bahasa memegang peranan penting untuk menyampaikan ilmu dan pengetahuan. Guru dapat menyampaikan materi 1

16 2 pembelajaran kepada siswa melalui bahasa. Guru harus menggunakan bahasa dengan baik dan benar dalam menyampaikan materi agar membuahkan hasil yang baik pula bagi peserta didik. Dalam pembelajaran bahasa dikenal adanya empat keterampilan berbahasa yang perlu dicapai siswa, yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan mempunyai hubungan yang erat dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. Pembelajaran bahasa bertujuan agar siswa mempunyai keterampilan berbahasa. Terampil berbahasa berarti terampil menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Seseorang yang terampil berbahasa akan memiliki jalan wawasan yang luas. Keterampilan berbahasa hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan cara praktik dan banyak berlatih. Salah satu keterampilan berbahasa adalah menulis. Menurut Tarigan (2008: 3-4) menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Dengan menulis, seseorang yang biasanya susah untuk mengungkapkan gagasannya lewat lisan dapat mengungkapkannya lewat tulisan. Menulis merupakan keterampilan yang bersifat produktif, artinya keterampilan menulis merupakan keterampilan yang menghasilkan tulisan. Menulis secara umum juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan atau komunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Dalam bahasa tulis, kualitas keterampilan berbahasa seseorang tergantung pada kemampuan menulis. Seseorang yang memiliki

17 3 keterampilan menulis yang baik biasanya memiliki kemampuan menyusun kalimat yang baik pula. Kegiatan menulis selama ini masih dianggap sebagai suatu kegiatan yang sulit oleh sebagian besar siswa. Perlu latihan yang rutin dan serius agar siswa memiliki kemampuan menulis yang memadai. Kemampuan menulis yang baik dan benar merupakan modal penting bagi siswa, terutama untuk menyelesaikan tugas akademis. Pada kegiatan menulis sangat dibutuhkan pengetahuan serta keterampilan dalam penyusunan kata, kalimat, dan paragraf. Salah satu cara untuk memperoleh suatu pengetahuan adalah dengan seringnya membaca. Membaca dapat membantu untuk mengasah kreativitas sehingga dapat membantu kita dalam menulis. Sebuah tulisan dinilai baik apabila bahasanya tersusun dengan baik, ide atau gagasan yang dituangkan berurutan dengan kata yang tepat sehingga mudah dibaca dan mudah dipahami isinya. Menulis teks berita merupakan salah satu bentuk tulisan yang dipelajari oleh siswa kelas VIII dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Teks berita merupakan naskah yang berisi laporan atau pemberitahuan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat atau baru saja terjadi. Berita tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia. Dalam menulis teks berita harus memenuhi kriteria umum penulisan, yaitu 5W+1H. Dengan memperhatikan 5W+1H tersebut, maka akan lebih mudah dalam menulis teks berita. Siapa tokohnya, dimana kejadiannya, apa yang terjadi, mengapa terjadi, bagaimana

18 4 bisa terjadi dan seterusnya. Untuk menulis berita, terlebih dahulu dipilih peristiwa apa yang layak untuk ditulis dan dijadikan berita. Berdasarkan fakta yang diperoleh di SMP Nurul Muttaqin Kemiri, penulis mendapatkan informasi bahwa siswa kurang memiliki minat dalam pembelajaran menulis karena siswa menganggap kegiatan menulis adalah kegiatan yang susah sehingga mereka malas untuk melakukannya. Selain itu, pembelajaran menulis tidak dilakukan secara serius. Padahal pada kenyataannya di lapangan, masih banyak siswa kurang mampu mengekspresikan diri melalui kegiatan menulis. Ketika siswa diminta menulis, siswa seringkali tidak mempunyai ide dan membutuhkan waktu yang lama. Hal ini disebabkan oleh kesulitan siswa dalam praktik menulis di antaranya karena faktor dalam diri berupa kurangnya daya kreatifitas siswa dan siswa kurang mampu menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan. Media pembelajaran yang digunakan guru juga mempengaruhi kemampuan menulis siswa, selama ini dalam proses pembelajaran guru seringkali hanya menjelaskan materi-materinya saja. Guru biasanya memanfaatkan buku LKS sebagai media untuk menyampaikan materi pembelajaran. Pembelajaran di kelas juga masih berpusat pada guru karena siswa masih jarang yang aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran menulis selama ini lebih banyak membahas teori-teori saja. Seharusnya, pada siswa Sekolah Menengah Pertama, siswa dituntut untuk mampu mengekspresikan gagasan, pikiran, dan perasaannya secara tertulis. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu perbaikan untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan kreatif.

19 5 Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran adalah dengan penggunaan media pembelajaran. Keberhasilan suatu proses belajar mengajar tidak terlepas dari peran suatu media di dalamnya, sebab media pendidikan adalah suatu bagian yang sulit dipisahkan dalam proses pendidikan di sekolah. Kemampuan merancang media merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional. Dengan penggunaan media yang dianggap cocok akan memudahkan proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal. Perkembangan teknologi informasi menuntut setiap guru untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi yang modern. Perkembangan teknologi informasi memungkinkan setiap guru bisa menggunakan berbagai pilihan media yang dianggap cocok. Oleh karena itu, seorang guru harus lebih cermat dalam menentukan serta menggunakan media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi pembelajaran. Media pembelajaran bahasa Indonesia sangat banyak dan beraneka ragam. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis teks berita adalah media audio visual. Media audio visual merupakan gabungan dari audio atau suara dengan visual atau gambar. Salah satu faktor kurangnya kemampuan siswa dalam menulis di SMP Nurul Muttaqin adalah siswa kurang memperoleh gambaran yang jelas tentang suatu objek yang akan ditulis sehingga sulit untuk menuangkannya dalam tulisan. Melalui penggunaan media audio visual siswa diupayakan mampu menghubungkan pengetahuan-pengetahuan

20 6 yang ada dengan pengalaman-pengalaman yang dilihat atau yang dirasakannya sehingga belajar terasa lebih berkesan bagi siswa. Penggunaan media audio visual diharapkan dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis teks berita sehingga berpengaruh positif terhadap kemampuan menulis teks berita siswa SMP Nurul Mutaqqin Kemiri. Media audio visual dapat menjadi salah satu cara untuk menumbuhkan daya kreatifitas siswa. Penggunaan media audio visual dapat menarik perhatian siswa, salah satunya dalam kegiatan menulis teks berita. Kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual menjadi alternatif sekaligus inovasi bagi guru yang dianggap dapat memberikan pengaruh yang positif dalam pembelajaran menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian untuk menguji dan mengetahui pengaruh media audio visual sebagai media yang digunakan dalam kegiatan menulis teks berita. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka peneliti mengemukakan judul Pengaruh Penerapan Media Audio Visual terhadap Kemampuan Menulis Teks Berita pada Siswa Kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diuraikan masalah dalam penelitian, yaitu penyajian materi pembelajaran yang kurang menarik membuat siswa mudah bosan dalam pembelajaran. Dalam menjelaskan materi, guru masih terlalu berpedoman dengan LKS sehingga kurang mampu membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran menulis teks

21 7 berita. Seharusnya guru dapat memanfaatkan media pembelajaran yang ada. Masalah lainnya adalah minat siswa dalam pembelajaran menulis masih kurang dan guru jarang memberikan latihan kepada siswa untuk menulis. Selain itu, siswa juga masih kesulitan untuk mengungkapkan idenya dalam pembelajaran menulis teks berita. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah yang muncul perlu dibatasi. Pembatasan masalah ini bertujuan agar pembahasan masalah tidak terlalu luas. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi pada pengaruh penerapan media audio visual terhadap kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1. Apakah media audio visual mempengaruhi aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri dalam menulis teks berita? 2. Apakah ada pengaruh penerapan media audio visual terhadap kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri? 3. Apakah kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri yang diajar dengan media audio visual lebih baik dari pada siswa yang diajar dengan media berbasis cetakan?

22 8 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai. 1. Pengaruh media audio visual terhadap aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri dalam menulis teks berita. 2. Pengaruh penerapan media audio visual terhadap kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri. 3. Perbandingan kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri yang diajar dengan menggunakan media audio visual dengan siswa yang diajar dengan media berbasis cetakan. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis maupun praktis. 1. Manfaat teoretis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dan alternatif pilihan dalam pembelajaran menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media audio visual terutama dalam pembelajaran menulis teks berita. 2. Manfaat praktis a. Bagi Guru Dengan adanya penelitian ini, diharapkan guru dapat mengemas pembelajaran bahasa Indonesia secara lebih kreatif, inovatif, dan menarik

23 9 dengan menggunakan media audiovisual, sehingga kesan membosankan pada pembelajaran menulis khususnya menulis teks berita dapat diminimalisir. b. Bagi Sekolah Dengan adanya penelitian ini, diharapkan bermanfaat untuk memberikan sumbangan pemikiran sebagai alternatif perbaikan dalam proses pembelajaran dan perbaikan kualitas pendidikan, khususnya belajar bahasa dan sastra Indonesia maupun pendidikan pada umumnya. c. Bagi Siswa Hasil penelitian ini akan lebih memudahkan siswa memahami materi pelajaran, memudahkan siswa dalam berlatih dan belajar menulis, khususnya menulis teks berita dengan media audio visual agar siswa memperoleh hasil belajar yang optimal. d. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini untuk dapat menambah pengalaman dan menerapkan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan tentang pembelajaran menulis, khususnya menulis teks berita dan dapat memberikan pengetahuan yang mendalam tentang penggunaan media audio visual. G. Penegasan Istilah Judul penelitian ini adalah Pengaruh Penerapan Media Audio Visual terhadap Kemampuan Menulis Teks Berita pada Kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri. Agar tidak terjadi kesalah penafsiran, penulis merasa perlu menegaskan beberapa istilah dalam judul tersebut.

24 10 1. Media audio visual adalah alat atau sarana untuk menyampaikan pesan yang merupakan kombinasi antara media audio dan media visual atau biasa disebut media pandang dengar. 2. Kemampuan menulis adalah kesanggupan atau kecakapan untuk melakukan kegiatan yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tanpa bertatap muka dengan orang lain. 3. Teks Berita adalah naskah yang berisi laporan atau pemberitahuan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat atau baru saja terjadi. Berdasarkan penjelasan istilah di atas, maksud dari judul penelitian Pengaruh Penerapan Media Audio Visual terhadap Kemampuan Menulis Teks Berita pada Kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh penerapan media audio visual terhadap kemampuan menulis teks berita pada kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri.

25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan pustaka, kajian teoretis, dan hipotesis penelitian. Hal di atas penulis uraikan lebih rinci sebagai berikut. A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan terhadap tinjauan terdahulu yang dilakukan penulis lain. Beberapa buku dan penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini adalah buku yang ditulis oleh Jakni (2016), Henry Guntur Tarigan (2008), Husnun N Djuraid (2009), dan Arsyad Azhar (2011). Selain tinjauan buku, penulis juga mengacu pada kajian terdahulu. Penelitian mengenai pengaruh media audio visual terhadap hasil belajar atau kemampuan menulis siswa pernah dilakukan oleh Himatun Nafiah (2012), Muhammad Abdul Malik (2014), dan Rahayu Saktiningsih (2014). 1. Kajian Buku Jakni (2016) dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan menulis tentang penelitian bentuk eksperimen. Dalam bukunya tersebut Jakni membahas pengertian penelitian eksperimen, langkah-langkah penelitian eksperimen, bentuk-bentuk penelitian eksperimen, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan instrument penelitian. 11

26 12 Henry Guntur Tarigan (2008) dalam bukunya yang berjudul Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa menulis tentang teori-teori dalam menulis. Buku tersebut dijadikan sebagai sumber rujukan dalam penelitian ini karena membahas tentang keterampilan berbahasa, menulis sebagai keterampilan berbahasa, menulis sebagai suatu cara berkomunikasi, batasan, fungsi, dan tujuan menulis, serta ragam tulisan. Husnun N Djuraid (2009) dalam bukunya yang berjudul Panduan Menulis Berita menulis tentang hal-hal berhubungan dengan berita. Buku tersebut berisi panduan dalam menulis sebuah berita yang baik dan benar. Dalam buku tersebut dibahas tentang keuntungan menulis, pengertian berita, unsur berita, sifat berita, jenis berita, dan cara menulis berita. Arsyad Azhar (2011) dalam bukunya yang berjudul Media Pembelajaran menulis tentang teori-teori mengenai penggunaan media dalam pembelajaran. Buku tersebut dijadikan sebagai sumber rujukan dalam penelitian ini karena membahas tentang pengertian media, fungsi, dan manfaat media pendidikan. Selain itu, dibahas juga mengenai pemilihan, penggunaan, dan pengembangan media. 2. Hasil Penelitian yang Relevan Penulis menggunakan beberapa referensi yang relevan sebagai bahan acuan. Penulis menyajikan beberapa kajian terdahulu yang ada kaitannya dengan topik penelitian ini, yaitu Himatun Nafiah (2012), Muhammad Abdul Malik (2014), dan Rahayu Saktiningsih (2014).

27 13 Penelitian yang dilakukan oleh Nafiah (2012) berjudul Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap Hasil Belajar Seni Budaya dan Ketrampilan (SBK) Kelas IV MIN Guntur Kabupaten Demak. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa analisis data tahap untuk uji perbedaan dua rata-rata diketahui besarnya t hitung = 3,098 > t tabel = 1,69 dengan rata-rata kelas eksperimen adalah 68,25 dan besarnya rata-rata kelas kontrol adalah 60,75. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media audio visual terdapat pengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik kelas IV A MIN Guntur Demak. Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Nafiah (2012) adalah sama-sama menggunakan media audio visual. Perbedaanya adalah pada materi pembelajaran. Penelitian yang dilakukan Nafiah (2012) adalah pada hasil belajar Seni Budaya dan Keterampilan (SBK), sedangkan yang dilakukan penulis pada kemampuan menulis teks berita. Selain itu, objek penelitian yang dilakukan Nafiah (2012) adalah kelas IV MIN Guntur Kabupaten Demak, sedangkan yang dilakukan penulis kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri. Penelitian yang dilakukan oleh Malik (2014) berjudul Keefektifan Metode Team Assisted Individualization (TAI) dan Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita Kelas VIII SMP Negeri 5 Purwodadi. Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil Uji t data posttest kelompok TAI dan CIRC (dengan taraf signifikansi 5%) diperoleh ttabel = 2.00 dan thitung = berada di daerah penolakan Ho. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan terdapat perbedaan kondisi akhir data

28 14 posttest kelompok TAI dan kelompok CIRC, yaitu kemampuan kelompok TAI lebih baik dibanding kelompok CIRC. Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Malik (2014) adalah sama-sama meneliti tentang menulis teks berita. Perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan Malik (2014) menggunakan metode Team Assisted Individualization (TAI) dan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), sedangkan penulis menggunakan media audio visual. Selain itu, objek penelitian yang dilakukan Malik (2014) adalah kelas VIII SMP Negeri 5 Purwodadi, sedangkan yang dilakukan penulis kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri. Penelitian yang dilakukan oleh Saktiningsih (2014) berjudul Keefektifan Strategi TTW (Think-Talk-Write) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Sewon Bantul. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hasil perhitungan uji-t yang dilakukan pada skor pascates antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan bahwa t hitung sebesar 9,528 dengan db 49 dan p sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan ada perbedaan kemampuan menulis teks berita yang signifikan antara siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sewon yang mengikuti pembelajaran menulis teks berita dengan strategi TTW dan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sewon yang mengikuti pembelajaran menulis teks berita tanpa strategi TTW. Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Saktiningsih (2014) adalah sama-sama membahas tentang menulis teks berita. Perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan Saktiningsih (2014) menggunakan

29 15 strategi TTW (Think-Talk-Write), sedangkan penulis menggunakan media audio visual. Selain itu, objek penelitian yang dilakukan Saktiningsih (2014) adalah kelas VIII SMP Negeri 4 Sewon Bantul, sedangkan yang dilakukan penulis kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri. Berdasarkan rujukan penelitian terdahulu, penulis akan menerapkan media audio visual dalam pembelajaran menulis teks berita. Kelebihan penelitian ini yaitu peneliti menggunakan desain penelitian nonequivalent control group design dengan cara memilih dua kelompok secara tidak acak. B. Kajian Teoretis Kajian teoretis merupakan penjelasan tentang teori yang memuat beberapa kumpulan materi terpilih dari berbagai sumber untuk dijadikan sebagai acuan pokok dalam membahas masalah yang diteliti. Pada bagian ini akan dibahas hakikat menulis, hakikat teks berita, dan media audio visual. 1. Hakikat Menulis Menulis merupakan salah satu dari empat komponen keterampilan berbahasa. Untuk dapat menghasilkan tulisan yang baik diperlukan latihan, pengalaman, waktu, dan pembelajaran langsung. Pada bagian ini akan dibahas tentang pengertian menulis, tujuan menulis, dan manfaat menulis. a. Pengertian Menulis Dalam dunia pendidikan menulis merupakan hal yang penting. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk

30 16 menulis. Menulis merupakan salah satu media untuk menyampaikan informasi atau gagasan kepada orang lain. Menurut Tarigan (2008: 3-4) menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tanpa bertatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Selain itu, keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan yang cukup dan teratur. Menulis dikatakan sebagai kegiatan yang produktif karena melalui menulis seseorang dapat menghasilkan sebuah tulisan yang dapat dinikmati dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Menulis juga dapat dikatakan sebagai kegiatan yang ekspresif karena digunakan untuk mengungkapkan perasaan atau gagasan seseorang dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh setiap orang di masyarakat, khususnya pelajar dalam kegiatan pembelajaran. Guru melatih siswa melalui kegiatan menulis yang dilakukan secara rutin dan teratur agar kemampuan menulis siswa dapat meningkat. Dalman (2015: 3) mengungkapkan bahwa menulis merupakan kegiatan komunikasi untuk menyampaikan pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Dalam hal ini, pesan atau informasi yang disampaikan berupa hasil kreativitas penulisannya sesuai dengan tujuan dan sasaran tulisannya. Tulisan-tulisan yang dihasilkan oleh seseorang dapat menggambarkan apa yang sedang dipikirkan

31 17 atau dirasakan penulis. Dengan menulis, seseorang yang biasanya susah untuk mengungkapkan gagasannya lewat lisan dapat mengungkapkannya lewat tulisan. Oleh karena itu, kegiatan menulis dapat digunakan sebagai salah satu sarana yang tepat untuk menyalurkan bakat atau karya seseorang yang berbentuk tulisan. Sukirno (2016: 7) menyatakan menulis adalah aktivitas menuangkan gagasan secara tertulis atau melahirkan daya cipta berdasarkan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau karangan dalam teks. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan perasaannya untuk mencapai maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam menulis. Penggalian ide dan penyusunan kalimat menjadi tulisan yang baik membutuhkan proses yang cukup panjang. Oleh karena itu, keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Jika kegiatan menulis sudah menjadi kebiasaan, maka menulis akan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa dengan menuangkan ide atau gagasan dan perasaan ke dalam bentuk tulisan sebagai alat komunikasi tidak langsung dengan memperhatikan berbagai kaidah penggunaan bahasa tulis. Selain itu, kegiatan menulis memerlukan latihan yang teratur untuk dapat menghasilkan suatu tulisan yang baik.

32 18 b. Tujuan Menulis Kegiatan menulis memiliki maksud dan tujuan yang ingin dicapai. Menurut Hugo Hartig (dalam Tarigan, 2008: 25-26) menyatakan bahwa ada tujuh tujuan menulis yaitu sebagai berikut: a) penugasan; (b) altruistik; (c) persuasif; (d) informasional atau penerangan; (e) pernyataan diri; (f) kreatif; dan (g) pemecahan masalah. Penugasan yaitu seseorang menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauannya sendiri. Misalnya para siswa yang menulis teks berita karena ditugaskan oleh guru. Altruistik bertujuan untuk menyenangkan, menghindarkan kedudukan pembaca, dan menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, penalaraanya, ingin membuat hidup pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. Penulis harus dapat menyampaikan ide gagasannya bagi kepentingan pembacanya sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami maksud tulisan penulis. Persuasif bertujuan untuk meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. Tujuan ini biasanya disertai imbauan atau ajakan kepada pembaca agar melakukan sesuatu sesuai yang diharapkan penulis. Oleh karena itu, penulis harus memiliki alasan yang kuat agar dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembacanya. Informasional atau penerangan bertujuan untuk memberi informasi atau keterangan atau penerangan kepada para pembaca. Menulis dapat digunakan seseorang sebagai sarana untuk menyampaikan suatu informasi kepada pembaca agar dapat mengetahui dan memahami informasi tersebut.

33 19 Pernyataan diri bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri pengarang kepada para pembaca. Melalui karya tulisnya, penulis berusaha memperkenalkan dirinya kepada pembaca agar lebih dikenal serta diakui keberadaanya. Kreatif erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri, tetapi penulis tidak hanya ingin menyatakan dirinya. Penulis memiliki keinginan untuk mencapai norma artistik atau seni yang ideal. Pemecahan masalah bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Penulis melalui tulisannya ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan dan meneliti secara cermat gagasan-gagasan sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembacanya. Setiap kegiatan yang kita lakukan mempunyai suatu tujuan tertentu yang ingin diperoleh dan disampaikan kepada orang lain, begitu juga dengan kegiatan menulis. Pada dasarnya gagasan yang dituangkan dalam tulisan mempunyai maksud yang ingin dicapai oleh seorang penulis. Menulis bukan kegiatan yang mudah dilakukan dan tanpa ada alasan. Dalam tulisannya, penulis pasti memiliki kepentingan yang ingin kerjakan. Penulis harus mempunyai tujuan yang jelas agar hasil tulisannya sesuai dengan yang penulis harapkan. Menurut Dalman (2015: 13-14), ditinjau dari sudut kepentingan pengarang, menulis memiliki beberapa tujuan, yakni: a) penugasan yaitu menulis untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru atau sebuah lembaga, seperti contohnya menulis makalah, laporan, ataupun karangan bebas; b) estetis yaitu menulis dengan tujuan untuk menciptakan sebuah keindahan (estetis) dalam sebuah puisi, cerpen, maupun novel; c) penerangan yaitu tujuan

34 20 penulis membuat tulisan untuk memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan pembaca; d) pernyataan diri yaitu menulis dengan tujuan untuk menegaskan tentang apa yang diperbuat; e) kreatif yaitu tujuan menulis yang berhubungan dengan proses kreatif, terutama dalam menulis karya sastra, baik itu berbentuk puisi maupun prosa; f) konsumtif yaitu sebuah tulisan diselesaikan untuk dijual dan dikonsumsi oleh para pembaca. Dengan demikian, seorang penulis sebelum memulai menulis harus sadar mengenai apa yang ditulisnya dan untuk siapa tulisan tersebut dibuat. Dengan adanya kejelasan serta tujuan yang jelas terhadap tulisannya, penulis akan dapat menghasilkan sebuah tulisan yang baik dan dapat dinikmati orang lain. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa tujuan menulis adalah untuk meningkatkan pengetahuan, meyakinkan, menyenangkan, menghibur, memberikan informasi, memecahkan suatu masalah, mengutarakan pikiran dan mengekspresikan perasaan menjadi sebuah tulisan yang dapat dinikmati serta dipahami oleh pembaca. Menulis harus memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai agar memberikan kejelasan bagi pembacanya. c. Manfaat Menulis Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting dan mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Tarigan (2008: 22) menyatakan bahwa fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung dan sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar untuk berpikir. Menulis juga dapat menolong kita untuk berpikir secara kritis. Selain itu, juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati

35 21 hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu menjelaskan pikiran-pikiran kita karena mengembangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk tulisan. Dengan menulis, penulis dapat mengetahui sejauh mana pengetahuannya tentang suatu topik dan juga dapat membantu seseorang untuk memperluas wawasannya sehingga dapat mengembangkan potensi dirinya dalam hal menulis. Menulis memiliki manfaat yang dapat dipetik dalam kehidupan, diantaranya yaitu (1) peningkatan kecerdasan, (2) pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, (3) penumbuhan keberanian, dan (4) pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi (Dalman, 2015: 6). Menulis dapat meningkatkan kecerdasan karena menulis akan membuat seseorang untuk berpikir lebih untuk menghasilkan tulisan yang baik. Menulis juga dapat membuat seseorang menjadi lebih berinisiatif dan kreatif dalam mengembangkan gagasannya menjadi sebuah tulisan. Menulis dapat menumbuhkan keberanian karena menulis merupakan cara seseorang untuk mengemukakan pendapatnya. Selain itu, menulis akan mendorong seseorang untuk mencari tahu dan mengumpulkan tentang informasi mengenai topik yang akan ditulis. Menulis dapat memberikan manfaat bagi penulis agar semakin meningkatkan kemampuan menulisnya dari sisi kebahasaan dan juga dapat menghibur ataupun memberikan informasi bagi pembaca. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa manfaat menulis adalah sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman diri,

36 22 pengungkapan pikiran, memperluas pengetahuan, memberikan informasi, hiburan dan dapat digunakan untuk menyalurkan bakat seseorang. Selain itu, menulis sangat bermanfaat dalam bidang pendidikan karena membantu siswa berpikir secara kritis. 2. Hakikat Teks Berita Pada bagian ini akan dibahas teori tentang menulis berita. Menulis berita mencakup pengertian teks berita, unsur teks berita, struktur teks berita, jenis-jenis teks berita, dan cara menulis teks berita. Adapun pemaparannya sebagai berikut. a. Pengertian Teks Berita Mahsun (2014: 1) mengungkapkan bahwa teks adalah satuan bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan suatu kegiatan sosial baik secara lisan maupun tulisan dengan struktur berpikir yang lengkap. Bahasa yang digunakan untuk tujuan sosial tertentu itulah yang akan melahirkan sebuah teks. Menurut Djuraid (2009: 9) berita adalah laporan yang berisi pemberitahuan terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi yang disampaikan oleh wartawan di media massa. Peristiwa dan keadaan yang ada di dalam berita merupakan fakta atau kondisi yang sesungguhnya terjadi, bukan merupakan karangan fiksi penulisnya. Oleh karena itu, isi berita haruslah mengandung suatu kebenaran yang benar-benar terjadi agar isi berita tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Sementara itu, Mitchtel V. Charnley (dalam Romli, 2014: 5) mengungkapkan bahwa berita adalah laporan dari suatu peristiwa atau kejadian yang cepat diberitakan,

37 23 faktual, penting, menarik dan menyangkut kepentingan sebagian besar pembaca. Sebuah informasi yang dijadikan sebuah berita akan lebih baik apabila diberitakan setelah kejadian tersebut berlangsung karena masih baru. Informasi atau kejadian yang sudah lama terjadi ataupun berita yang kurang menarik biasanya membuat orang tidak ingin untuk mengetahuinya. Teks berita menurut Jonathan (dalam Pratiwi et al, 2015: 3) adalah urian yang memberikan suatu informasi berupa peristiwa atau kejadian kepada pembaca. Teks berita tidak dibuat sembarangan namun penuh dengan unsur-unsur berita yang dapat membuat masyarakat tertarik, sehingga akan mempengaruhi masyarakat umum secara tidak langsung. Pembuatan teks berita memiliki aturan khusus yang harus diikuti karena teks berita berbeda dengan teks non-berita. Teks berita dapat ditemukan di surat kabar seperti koran, majalah, dan tabloid. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa teks berita adalah uraian yang berisi laporan atau pemberitahuan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat atau baru saja terjadi. Teks berita biasanya ditulis oleh seorang jurnalis untuk dimuat pada media cetak seperti surat kabar maupun majalah. Seorang jurnalis harus objektif dan akurat dalam menulis berita. b. Unsur Teks Berita Dalam menulis teks berita, seorang wartawan mengacu kepada unsurunsur berita agar isi berita tersebut mengandung informasi yang lengkap dan akurat. Chaer (2010: 17-19) menyatakan bahwa teks berita harus mengandung unsur 5W+1H. Pertama adalah what, yakni peristiwa apa yang terjadi. Unsur ini berkenaan dengan fakta-fakta yang berhubungan dengan hal-hal yang

38 24 dilakukan pelaku atau korban dalam kejadian tersebut. Adanya unsur what akan membuat seseorang mengetahui hal yang akan dibahas dalam berita tersebut. Kedua adalah who, yakni siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Unsur ini berkenaan dengan fakta-fakta yang berhubungan dengan orang atau pelaku yang terlibat dalam suatu kejadian. Orang yang diberitakan harus diidentifikasi nama, umur, pekerjaan, dan berbagai keterangan mengenai orang itu. Ketiga adalah why, yakni mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi. Unsur ini berkenaan dengan fakta-fakta mengenai latar belakang dari suatu tindakan atau kejadian yang telah diketahui unsur what-nya. Misalnya what-nya adalah banjir, maka unsur why-nya adalah penyebab banjir itu dapat terjadi. Keempat adalah where, yakni berkenaan dengan tempat peristiwa terjadi. Nama tempat harus dapat diidentifikasi dengan jelas. Kelima adalah when, yakni berkenaan dengan kapan (waktu) peristiwa itu terjadi. Waktu mungkin ada yang sudah terjadi, sedang terjadi, ataupun yang akan terjadi. Keenam adalah how, yakni berkenaan dengan proses terjadinya suatu peristiwa. Misalnya, bagaimana terjadinya suatu peristiwa; bagaimana pelaku melakukan perbuatannya; dan bagaimana nasib korban. Unsur-unsur teks berita tersebut sangat penting dan harus ada dalam berita agar informasi dari teks berita tersebut bisa lebih dipertanggungjawabkan. Kelengkapan unsur 5W+1H yang berdasarkan fakta sangat diperhatikan apabila jurnalis ataupun reporter ingin menulis sebuah teks berita. Adanya unsur-unsur

39 25 teks berita yang lengkap, akan membentuk satu kesatuan informasi yang lengkap dan mudah dipahami oleh pembaca. Djuraid (2009: 13) menyatakan bahwa unsur teks berita penting untuk diketahui sebelum menulis teks berita, karena mempermudah seorang wartawan untuk menentukan sebuah informasi layak atau tidak untuk dijadikan berita. Unsur-unsur teks berita tersebut, yakni aktual, kedekatan, penting, luar biasa, tokoh, eksklusif, ketegangan, konflik, human interest, seks, progresif, trend, humor. Aktual yaitu kejadian yang benar-benar terjadi dan masih hangathangatnya dibicarakan. Kedekatan yaitu peristiwa dalam suatu teks berita harus memiliki unsur kedekatan dengan pembacanya baik geografis maupun psikologis agar pembaca tertarik dengan teks berita tersebut. Penting yaitu peristiwa dalam teks berita tersebut merupakan hal yang membuat orang merasa membutuhkan informasi yang ada di dalamnya. Luar biasa yaitu teks berita yang memuat peristiwa yang tidak terduga dan tidak pernah ada sebelumnya sehingga menarik untuk diberitakan. Tokoh yaitu seseorang yang dijadikan sumber dalam berita bisa dilihat dari ketenaran, kepintaran, pengaruhnya dalam masyarakat, ataupun orang yang berkaitan dengan teks berita tersebut. Eksklusif yaitu teks berita yang dimiliki sendiri dan tidak dimiliki oleh orang lain. Ketegangan yaitu teks berita tersebut mampu menimbulkan ketegangan bagi pembacanya. Teks berita yang baik akan berpengaruh terhadap pembacanya baik positif maupun negatif.

40 26 Konflik yaitu setelah teks berita itu disajikan atau dibaca tidak menimbulkan konflik. Human interest yaitu teks berita yang dapat menyentuh perasaan pembacanya. Seks yaitu dengan adanya unsur seks akan membuat teks berita itu menarik bagi pembacanya. Progresif yaitu teks berita yang memuat sesuatu yang memilki prestasi, kemajuan ataupun suatu hal yang besar. Trend yaitu peristiwa yang disajikan sedang menjadi kebiasaan atau kecenderungan baru dimasyarakat. Humor yaitu hal yang lucu yang ditampilkan dalam suatu teks berita. Unsurunsur teks berita tersebut dapat menjadi panduan seorang wartawan dalam menyusun sebuah teks berita. Informasi yang lengkap akan lebih memuaskan pembaca karena pembaca akan mendapatkan informasi secara jelas karena tertarik dengan berita tersebut. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa sebuah fakta layak diberitakan apabila memiliki unsur teks berita yaitu 5W+1H, what (apa), where (dimana), when (kapan), who (siapa), why (mengapa), dan how (bagaimana). Isi di dalam teks berita akan menjadi lebih lengkap dengan adanya unsur 5W+1H. Unsur-unsur tersebut akan lebih memudahkan jurnalis dalam menyusun sebuah berita dan membuat pembaca mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat. c. Struktur Teks Berita Struktur teks berita tersaji dalam pola piramida terbalik. Bagian awal merupakan bagian pokok dan semakin kebawah teks berita itu merupakan perincian-perinciannya yang sifat cenderung tidak terlalu penting. Piramida

41 27 terbalik bertujuan untuk memudahkan pembaca dengan cepat dapat mengetahui isi suatu teks berita. Sementara bagi penulis akan memudahkan dalam menulis tes berita. Apabila digambarkan, struktur penulisan teks berita sistem piramida terbalik adalah sebagai berikut: Gambar 1. Struktur Berita (Piramida Terbalik) Menurut Sudarman (2008: 90) struktur teks berita terdiri dari judul teks berita (head line), titi mangsa (date line), teras teks berita (lead), perangkai teks berita (bridge), tubuh teks (body), dan kaki teks berita (leg). Judul teks berita merupakan identitas suatu berita. Judul teks berita haruslah menarik agar pembaca tertarik dengan berita tersebut. Judul teks berita juga harus dapat mencerminkan pokok berita yang dimaksud. Dengan adanya judul teks berita, pembaca akan segera mengetahui peristiwa yang disajikan dalam teks berita tersebut. Titi mangsa yaitu berkaitan dengan kapan teks berita itu dibuat. Titi

42 28 mangsa berguna agar pembaca mengetahui dengan tepat kapan peristiwa itu terjadi. Dalam menulis teks berita, bagian yang terpenting adalah teras teks berita. Teras teks berita adalah kalimat pembuka pada paragfar pertama yang mengandung fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan berita yang disajikan. Teras berita harus menarik dan dapat menggambarkan isi teks berita yang terdapat pada tubuh teks berita. Sementara itu, perangkai teks berita adalah kata-kata penghubung antara teras teks berita dengan tubuh teks berita agar saling berkaitan. Teras teks berita dan tubuh teks berita perlu dirangkai terlebih dahulu sebelum disajikan agar penyusunan kalimatnya tepat dan mudah dipahami oleh pembaca. Tubuh teks berita adalah kalimat-kalimat atau paragraph-paragraf yang menjadi kelanjutan dari teras berita. Dalam menulis tubuh teks berita perlu mempertahankan kesatuan gagasan dengan teras teks berita. Penulis harus memaparkan materi dan kalimat yang relevan serta menghindari kalimat yang tidak relevan. Selanjutnya bagian yang terakhir yaitu kaki teks berita. Kaki teks berita adalah bagian terakhir dari penulisan teks berita. Biasanya pada bagian kaki teks berita diikuti dengan siapa penulis teks berita tersebut. Penulis berita lepas biasanya mencantumkan namanya dengan jelas, sedangkan wartawan tetap ditulis cukup dengan nama initial. Menurut Kosasih (2014: 244) struktur penulisan teks berita sistem piramida terbalik terdiri tiga bagian, yakni kepala, tubuh, dan ekor teks berita. Posisi paling atas adalah kepala dan paling bawah adalah ekor teks berita.

43 29 Dengan struktur penyajian informasi seperti itu, segi kepentingan informasi teks berita semakin ke bawah semakin berkurang. Sebaliknya, informasi yang paling penting terletak pada bagian atas. Penggunaan piramida terbalik bertujuan agar pembaca mudah dan cepat mendapatkan informasi yang terdapat dalam teks berita. d. Jenis-jenis Teks Berita Jenis teks berita yang dimuat pada setiap surat kabar dibedakan menjadi beberapa jenis. Chaer (2010: 15-16) menyatakan teks berita dibagi menjadi tiga jenis yaitu: (1) teks berita langsung; (2) teks berita ringan; dan (3) teks berita kisah atau fitur. Teks berita langsung adalah teks berita yang disusun untuk menyampaikan kejadian atau peristiwa yang secepatnya harus diketahui oleh pembaca atau anggota masyarakat. Unsur terpenting pada teks berita langsung adalah adanya unsur keaktualan. Artinya, berita itu masih hangat karena baru terjadi. Berbeda dengan teks berita langsung yang mensyaratkan adanya unsur penting dan keaktualan, teks berita ringan lebih mementingkan unsur manusia dari peristiwa itu. Oleh karena itu, apabila sebuah peristiwa sudah dituliskan sebagai teks berita langsung, maka masih dapat dituliskan kembali sebagai teks berita ringan dengan cara memasukkan unsur-unsur manusiawi di dalamnya. Unsur yang ditonjolkan yaitu unsur yang menarik dan menyentuh perasaan pembaca. Teks berita kisah adalah tulisan yang dapat menyentuh perasaan ataupun menambah pengetahuan. Oleh karena itu, dalam dunia jurnalistik wartawan dapat menulis berita dengan cara yang berbeda, tergantung pada nilai penting

44 30 informasi yang hendak disampaikan. Perbedaan cara penyampaian ini akan menghasilkan teks berita yang bervariasi. Menurut Romli (2014: 11-12) jenis-jenis teks berita yang dikenal dalam dunia jurnalistik antar lain: (1) berita teks langsung adalah teks berita yang berisi laporan langsung mengenai peristiwa yang isinya apa adanya yang ditulis secara singkat dan lugas; (2) teks berita mendalam adalah teks berita yang dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan atau sekitarnya. Penulis memerlukan informasi, data, dan fakta tambahan mengenai berita yang ditulis agar isinya lebih lengkap; (3) teks berita investigasi adalah teks berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber; (4) teks berita pelaporan interpretative adalah teks berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penilaian wartawan berdasarkan fakta yang ditemukan. Berita ini biasanya memfokuskan pada isu maupun masalah yang kontoversial; dan (5) teks opinion news adalah teks berita mengenai pendapat dari seseorang yang biasanya merupakan cendekiawan sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya. Dalam menulis teks berita di surat kabar, seorang jurnalis akan mengemas berita yang didapatnya menjadi menarik dan bermacam-macam jenisnya agar pembaca atau penonton mendapatkan informasi yang akurat dan isinya lengkap. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa teks berita dibagi menjadi beberapa jenis yaitu: (1) teks berita langsung; (2) teks berita ringan; (3) teks berita kisah atau fitur; (4) teks berita mendalam; (5) teks

45 31 berita investigasi; (6) teks berita pelaporan interpretative dan; (7) teks opinion news atau berita pendapat. Jenis-jenis berita yang di tulis oleh jurnalis memiliki informasi penting yang hendak disampaikan dan dapat memberikan pilihan bagi pembaca untuk memilih berita yang ingin dibaca. e. Cara Menulis Teks Berita Menurut Sudarman (2008: 91) pada umumnya teks berita dapat ditulis dengan teknik deskripsi, narasi, dan eksposisi. Deskripsi yaitu teknik penulisan teks berita dengan pola penuturan yang menggambarkan sesuatu yang diberitakannya. Dalam teknik ini seolah-olah wartawan atau penulis terlibat langsung dalam kejadian tersebut. Narasi yaitu teknik penulisan teks berita dengan pola tutur berdasarkan cerita orang lain. Biasanya ditulis dengan kalimatkalimat langsung dari narasumber yang dikutip dari hasil wawancara. Eksposisi yaitu teknik penulisan teks berita yang disertai dengan kiasan-kiasan tertentu dari penulisnya. Hal ini digunakan terutama untuk memperoleh efek yang lebih menarik. Biasanya teknik ini digunakan dalam penulisan berita jenis laporan khas. Teknik menulis teks berita digunakan untuk mengungkapkan isi teks berita dengan penulisannya yang tidak terlepas dari unsur 5W+1H. Keenam unsur tersebut mutlak diperlukan saat menulis teks berita, sehingga informasi yang disampaikan kepada pembaca lengkap dan tidak membuat pembaca merasa kebingungan karena kurangnya informasi yang ditulis. Djuraid (2009: 73) menungkapkan bahwa dasar menulis teks berita dimulai dengan pengenalan bagian berita yaitu 5W + 1H (what, where, when, who, why, dan how). Bahan-bahan yang sudah diperoleh kemudian dipilah-pilah

46 32 disesuaikan 5W + 1H. Siapa tokohnya, dimana kejadiannya, apa yang terjadi, mengapa terjadi, bagaimana bisa terjadi dan seterusnya. Pedoman ini akan lebih memudahkan untuk mulai menulis berita. Setelah bahan-bahan berita terkumpul, selanjutnya diidentifikasi sesuai dengan 5W + 1H. Dengan demikian akan muncul gambaran tentang kerangka berita yang akan ditulis. Bagi siswa dalam pembelajaran menulis teks berita hal itu akan sangat membantu, karena siswa hanya perlu merangkai kalimat yang sesuai dengan unsur yang sudah didapatkan agar berita tersebut menjadi padu dan tersusun rapi. Untuk menulis teks berita, terlebih dahulu dipilih peristiwa apa yang layak untuk ditulis dan dijadikan teks berita. Penulis harus mendapatkan bahan-bahan berita tersebut sesuai dengan fakta yang terjadi. Isi teks berita yang ditulis haruslah menarik agar orang tertarik ingin membacanya dan terdapat unsur 5W + 1H. 3. Hakikat Media Audio Visual Media audio visual merupakan sebuah alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk memudahkan siswa menyerap materi pembelajaran. Alat yang dapat digunakan dalam pembelajaran dapat berupa media audio visual seperti film dan video. a. Pengertian Media Pembelajaran Menurut Arsyad (2014: 3) kata media berasal dari bahasa Latin, yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau perantar. Senada dengan Arsyad, Hamdani (2011: 243) mengungkapkan kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, dan secara

47 33 harfiah berarti perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Melalui media proses penyampaian pesan akan lebih mudah tersampaikan dan dimengerti oleh penerimanya. Media merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran demi tercapainya tujuan pendidikan dan tujuan pembelajaran di sekolah (Arsyad, 2014: 2). Dengan adanya media pembelajaran, guru akan terbantu dalam menyampaikan materi pembelajaran. Guru juga dituntut untuk lebih terbuka akan hal yang baru dan bisa memanfaatkan media pembelajaran. Media juga merangsang siswa untuk lebih memperhatikan pelajaran. Fungsi media dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap dan lainlain, juga untuk meningkatkan keberhasilan dalam menerima informasi. Media juga berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik pada proses belajar mengajar. Secara lebih khusus pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Hamdani, 2011: 243). Media Pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefekifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Menurut Hamdani (2011: 243) media pembelajaran meliputi alat yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran yang terdiri atas buku, tape recorder, kaset, video camera, film, slide (gambar), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan banyaknya pilihan media pembelajaran yang tersedia di zaman sekarang,

48 34 seharusnya bisa memberikan dampak yang posistif terhadap proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran yang menggunakan metode konvensional dapat diganti dengan penambahan media pembelajaran didalamnya. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa media pembelajaran adalah sebuah alat yang digunakan sebagai pengantar pesan dalam proses belajar mengajar agar peserta didik lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan. Media juga digunakan sebagai alat bantu untuk guru mencapai tujuan pembelajaran. b. Manfaat Media Pembelajaran Menurut Hamalik (dalam Arsyad, 2014: 19) pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media akan mempermudah guru dalam proses pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan optimal. Dengan menggunakan media, pembelajaran tidak terkesan membosankan bagi siswa karena siswa tidak hanya mendengarkan ceramah dari guru tetapi dengan menggunakan media pembelajaran siswa akan lebih tertarik dengan pelajaran yang disampaikan dan siswa akan terdorong motivasi belajarnya serta memperjelas dan mempermudah pemahaman siswa dalam pembelajaran. Menurut Sudjana & Rivai (dalam Arsyad, 2014: 28) media pembelajaran memiliki manfaat untuk meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa terhadap materi pembelajaran sehingga motivasi belajar juga akan bertambah.

49 35 Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga siswa akan lebih mudah memahami informasi yang disampaikan. Metode mengajar yang dapat digunakan oleh guru akan lebih bervariasi dan membuat siswa tidak merasa bosan dengan materi disampaikan. Selain itu, siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar karena tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi juga dapat lebih aktif dalam mengamati, melakukan, mendemonstari, dan memerankan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa manfaat media pembelajaran adalah untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, serta membantu guru untuk lebih mudah memilih metode mengajar yang semakin bervariasi. Penggunaan media pembelajaran bertujuan untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan tersebut media pendidikan yang digunakan tidak harus mahal yang sederhana pun dapat digunakan. c. Klasifikasi Media Pembelajaran Berdasarkan jenis peranannya, Hamdani (2011: ) mengelompokkan media pembelajaran menjadi tiga, yaitu (1) media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan tanpa dapat didengar; (2) media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif atau hanya dapat didengar; dan (3) media audio visual adalah gabungan dari media audio dan visual atau biasa disebut media pandang dengar. Media pembelajaran ada berbagai macam bentuk. Berdasarkan perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok,

50 36 yaitu (1) media hasil teknologi cetak; (2) media hasil teknologi audio visual; (3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan (4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer (Arsyad, 2014: 31). Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto atau representasi fotografik dan reproduksi. Teknologi audio visual cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio visual. Penyajian melalui audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Jadi, pengajaran melalui audiovisual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa. Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor. Perbedaan antara media yang dihasilkan oleh teknologi berbasis komputer dengan yang dihasilkan dari teknologi lainnya adalah karena informasi atau materi disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan atau visual. Teknologi gabungan adalah cara menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh

51 37 komputer. Perpaduan beberapa jenis teknologi ini dianggap teknik yang paling canggih apabila dikendalikan oleh komputer yang memiliki kemampuan yang hebat seperti jumlah random access memory yang besar, hard disk yang besar, dan monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan pariperal (alat-alat tambahan seperti videodisc player), perangkat keras untuk bergabung dalam suatu jaringan, dan sistem audio. d. Pengertian Media Berbasis Cetakan Materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembar lepas (Arsyad, 2014: 85). Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang, yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong. Guru dalam menyajikan media berbasis cetakan yang interaktif perlu mempertimbangkan hasil pengamatan, analisis kebutuhan siswa, dan menyiapkan latihan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut; mempertimbangkan hasil analisis respon siswa, seperti bagaimana siswa menjawab pertanyaan atau mengerjakan latihan; memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat belajar sesuai kemampuan dan kecepatan siswa; serta menggunakan beragam jenis latihan dan evaluasi seperti bermain peran, lomba, atau simulasi. Beberapa cara yang digunakan untuk menarik perhatian pada media berbasis cetakan adalah warna, huruf, dan kotak. Warna digunakan sebagai alat penuntun dan penarik perhatian informasi yang penting. Huruf dicetak dicetak tebal atau miring memberikan penekanan pada kata-kata kunci atau

52 38 judul. Informasi penting dapat pula diberi tekanan dengan menggunakan kotak. e. Pengertian Media Audio Visual Sesuai dengan namanya, media ini merupakan gabungan audio dan visual atau biasa disebut media pandang-dengar (Hamdani, 2011: 249). Audio visual akan menjadikan penyajian materi pembelajaran yang semakin lengkap dan optimal. Media ini dalam batas-batasan tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru. Sebab, penyajian materi pembelajaran bisa diganti oleh media, dan guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Contoh media audio visual, diantaranya video atau televisi, video, atau televisi instruksional, dan program slide suara (soundslide). Menurut Arsyad (2014: 32) audio visual adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi menggunakan alat-alat elektronik untuk menyajikan pesanpesan audio dan visual. Pengajaran media audio visual menggunakan perangkat keras selama pembelajaran. Media audio visual merupakan alat peraga untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bersifat didengar dan dilihat yang dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk memperjelas atau mempermudah dalam memahami bahasa yang sedang dipelajari. Oleh karena itu, perlu pemahaman yang lebih oleh guru untuk dapat mengoprasionalkan media audio visual. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa media audio visual adalah media pembelajaran yang dipakai guru dalam menyampaikan konsep, gagasan dan pengalaman yang ditangkap oleh indera pandang dan

53 39 pendengaran siswa untuk memahami materi pelajaran yang dapat berupa program video, film, dan televisi. f. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual Media audio visual dapat digunakan sebagai sarana dan prasarana untuk menunjang terlaksananya kegiatan pembelajaran serta menunjang pendidikan agar lebih baik lagi. Keberadaan media tidak dapat diabaikan begitu saja dalam proses pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran. Media audio visual dapat berbentuk film dan video. Pemanfaatan media audio visual tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Arsyad (2014: 50-51) menyebutkan bahwa ada beberapa kelebihan dan kekurangan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual. 1. Kelebihan media audio visual Kemampuan media audio visual melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri. Media ini memiliki kelebihan sebagai berikut: a) melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika membaca, berdiskusi, dan praktik; b) menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang; c) mendorong dan meningkatkan motivasi, serta menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya; d) video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa;

54 40 e) dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya apabila dilihat secara langsung; f) dapat ditunjukkan atau ditampilkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, baik kelompok yang heterogen, maupun perorangan; g) video yang dalam kecepatan normal membutuhkan waktu satu minggu untuk dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit. 2. Kekurangan media audio visual Dari beberapa kelebihan yang terdapat pada media audio visual, media ini juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya sebagai berikut: a) Penggunaan media audio visual memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak; b) saat film ditayangkan, gambar-gambar akan terus bergerak sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film tersebut; c) media audio visual yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri. g. Pembelajaran Menulis Teks Berita dengan Media Audio Visual Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam pembelajaran menulis teks berita dengan media audio visual. Guru perlu menyiapkan semua yang dibutuhkan dalam pembelajaran seperti RPP, LCD dan proyektor. Guru menentukan video apa saja yang akan ditayangkan di depan kelas. Video berita tersebut juga harus memperhatikan norma kesopanan. Selain itu, guru perlu

55 41 memperhatikan bahasa yang digunakan dalam video tersebut agar siswa mudah memahaminya. Sebelum memulai pembelajaran, guru mengkondisikan keadaan kelas agar siswa siap mengikuti pelajaran. Setelah itu, guru memberikan penjelasan materi tentang menulis teks berita, seperti pengertian berita dan unsurunsur berita. Selanjutnya guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai materi menulis teks berita. Langkah selanjutnya siswa mulai diperkenalkan dengan media audio visual. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa media audio visual digunakan untuk menanyangkan contoh video yang lebih jelas tentang berita. Penggunaan media audio visual diharapkan akan memberikan dampak positif untuk proses pembelajaran. Hal itu dikarenakan video yang ditampilkan merupakan salah satu cara untuk merangsang pikiran, sehingga siswa dapat menerima materi pelajaran dengan baik. Dengan video tersebut, siswa dapat menyaksikan beberapa contoh berita. Kemampuan video menggambarkan objek yang bergerak dan bersuara akan menjadi daya tarik bagi siswa untuk memperhatikan dengan serius. Setelah video ditayangkan, guru bertanya kepada siswa mengenai isi video tersebut untuk mengetahui pemahaman mereka tentang materi berita. Media audio visual digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan pesan dan infomasi yang lebih lengkap mengenai berita sehingga dapat diterima siswa dengan baik. Apabila siswa masih ada yang belum memahami meteri menulis teks berita, guru memberikan penjelasan lebih lanjut terhadap materi yang dianggap kurang jelas. Setelah semua siswa memahami materi menulis teks berita, siswa diberi tugas untuk menulis contoh teks berita.

56 42 C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian di atas, rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Hipotesis alternatif atau positif Ha 1 : media audio visual berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa dalam menulis teks berita. Ha 2 : media audio visual berpengaruh terhadap kemampuan menulis teks berita. Ha 3 : kemampuan menulis teks berita yang diajar dengan menggunakan media audio visual lebih baik daripada yang diajar dengan menggunakan media berbasis cetakan. 2. Hipotesis nol atau negatif Ho 1 : media audio visual tidak berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa dalam menulis teks berita. Ho 2 : media audio visual tidak berpengaruh terhadap kemampuan menulis teks berita. Ho 3 : kemampuan menulis teks berita yang diajar dengan menggunakan media audio visual tidak lebih baik daripada yang diajar dengan menggunakan media berbasis cetakan.

57 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini, dibahas metode penelitian yang meliputi desain penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, pengujian validitas dan reliabilitas, teknik analisis data serta uji prasyarat analisis data. A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mencari data-data kuantitatif melalui hasil uji coba eksperimen. Menurut Jakni (2016: 2) eksperimen adalah suatu penelitian yang mencoba untuk mencari hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat, dimana variabel bebas sengaja dikendalikan dan dimanipulasi (dibedakan perlakuan). Percobaan dalam penelitian ini adalah bagian penelitian yang membandingkan dua kelompok sasaran penelitian, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jenis eksperimen yang digunakan adalah jenis Quasi Experimental Design. Ekperimen Quasi Experimental Design merupakan pengembangan dari True Experimental Design. Peneliti memilih jenis Quasi Experimental Design bentuk Nonequivalent Control Group Design, karena pemilihan subjek dilakukan tidak secara random (acak). Peneliti menggunakan Penelitian ekperimen digunakan untuk menguji pengaruh penggunaan variabel X berupa media audio visual terhadap variabel 43

58 44 Y berupa kemampuan menulis teks berita. Adapun dalam desain eksperimen ini peneliti menjadikan dua kelas sebagai kelompok sampel. Masing-masing dari keduanya menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang dikenai perlakuan, yakni menggunakan media audio visual pada pembelajaran menulis teks berita. Kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak dikenai perlakuan. Pada awal pertemuan kedua kelompok diberi prates (tes awal) untuk mengukur kemampuan awal menulis berita sebelum siswa mendapatkan perlakuan, Kemudian pada kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan media audio visual, sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan media berbasis cetakan (Lembar Kerja Siswa). Setelah selesai diberikan perlakuan, maka dilakukan pengukuran atau pengetesan kembali pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan pascates (tes akhir), kemudian hasil pengukuran dibandingkan. Masing-masing kelompok diberikan penilaian menulis berita dan dari data kedua kelompok dilakukan uji perbandingan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan antara kelompok yang diberi perlakuan menggunakan media audio visual dengan yang diberi perlakuan menggunakan media berbasis cetakan. Apabila terjadi perbedaan, kelompok mana yang mempunyai hasil yang lebih tinggi. Langkah-langkah pembelajaran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design

59 45 Keterangan : X O₁ dan O₃ O O₄ : pemberian perlakuan. : sebelum ada perlakuan pada kelompok eksperimen dan kontrol. : kelompok eksperimen setelah mendapat perlakuan. : kelompok kontrol tidak mendapat perlakuan. (Sugiyono, 2011: 79) Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa pengaruh perlakuan dapat ditunjukkan oleh selisih antara O₁ dan O₂ pada kelompok eksperimen dan O₃ dan O₄ pada kelompok kontrol. Sebagai gambaran prosedur penelitian ini, maka dapat dijabarkan desain perlakuan sebagai berikut. Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Tes Awal Tes Awal Perlakuan - Tes Akhir Tes Akhir Uji Hipotesis Gambar 2. Desain Perlakuan B. Subjek Penelitian Arikunto (2013: 188) mengemukakan bahwa subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C dan VIII D SMP Nurul Muttaqin Kemiri. Jumlah siswa kelas VIII C adalah 28 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 11 siswa

60 46 perempuan, sedangkan jumlah kelas siswa VIII D adalah 28 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksankan di SMP Nurul Muttaqin Kemiri yang berlokasi di Kemiri Lor, Kemiri, Purworejo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2017 sampai dengan selesai. Alasan penelitian dilaksanakan di SMP Nurul Muttaqin Kemiri karena siswa SMP Nurul Muttaqin Kemiri masih kurang menguasai dalam menulis teks berita dan guru belum maksimal dalam menggunakan media pembelajaran. C. Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2011: 38) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sementara menurut Jakni (2016: 47) variabel penelitian adalah gejala-gejala yang timbul dan menjadi fokus perhatian peneliti. Penelitian ini menggunakan dua macam variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel Bebas Sugiyono (2011: 39) menyatakan bahwa variabel bebas (Variabel Independent) sering disebut variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Sementara menurut Jakni (2016: 49) variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dinamakan sebagai variabel bebas karena variabel tersebut bebas dalam

61 47 mempengaruhi variabel lain. Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pengaruh Penerapan Media Audio Visual. Media audio visual diberikan kepada kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol menggunakan media berbasis cetakan. 2. Variabel Terikat Sugiyono (2011: 39) mengungkapkan bahwa variabel terikat (Variabel Dependent) sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Sementara menurut Jakni (2016: 49) variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini berupa Kemampuan Siswa Menulis Teks Berita. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam suatu penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan. Data yang diperoleh haruslah merupakan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Menurut Sugiyono (2011: 224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Menurut Jakni (2016: 89) teknik pengumpul data merupakan suatu cara atau prosedur yang sistematis untuk mengumpulkan data yang diperlukan dan dapat menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Untuk mempertimbangkan hal tersebut teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

62 48 1. Teknik Tes Tes dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data hasil penelitian mengenai menulis teks berita. Teknik tes adalah teknik pengumpulan data yang bersifat mengukur. Teknik tes digunakan untuk mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai peserta didik selama kurun waktu tertentu. Arikunto (2013: 266) mengungkapkan bahwa tes digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti. Sementara menurut Jakni (2016: 98) tes merupakan sekumpulan pertanyaan yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan kognitif siswa sebelum atau setelah proses pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini, teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan menulis berita siswa kelas VIII D yang merupakan kelompok eksperimen dan kelas VIII C yang merupakan kelompok kontrol. Tes dilakukan pada saat pembelajaran bahasa Indonesia. Data yang diperlukan dari teknik tes ini meliputi data kemampuan awal siswa menulis teks berita yang ditunjukkan oleh hasil prates (tes awal) kelas VIII D sebagai kelompok eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelompok kontrol. Data kemampuan akhir siswa dalam menulis teks berita yang ditunjukkan oleh hasil pascates (tes akhir) kelas VIII D setelah menerima perlakuan dengan media audio visual dan kelas VIII C yang tidak menerima perlakuan. 2. Teknik Nontes Menurut Nurgiyantoro (2010: 90) teknik nontes merupakan alat penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan

63 49 siswa atau peserta tes tanpa melalui tes dengan alat tes. Sebagaimana diketahui bahwa informasi tentang siswa yang dibutuhkan untuk menilai hasil belajar tidak semuanya harus berupa skor hasil pengukuran yang salah satunya lewat tes. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik nontes yang dapat dipergunakan untuk memperoleh informasi hasil belajar atau informasi tentang peserta didik antara lain kuesioner dan wawancara. a. Wawancara Sugiyono (2011: 231) menyatakan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Sementara Widoyoko (2012: 40) menyatakan bahwa wawancara merupakan proses tanya jawab secara lisan antara pewawancara (interwiewer) dengan responden atau orang yang diwawancarai (interviewee) untuk memperoleh informai yang dibutuhkan oleh peneliti. Wawancara dibagi menjadi tiga macam, yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur, dan wawancara tidak berstruktur. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak berstruktur. Peneliti hanya menggunakan pedoman wawancara yang berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Peneliti bertanya kepada guru untuk mencari tahu kondisi kelas dan permasalahan yang dialami siswa atau guru dalam kegiatan pembelajaran.

64 50 b. Kuesioner (Angket) Menurut Sugiyono (2011: 142) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Sementara menurut Jakni (2016: 95) angket merupakan daftar pertanyaan yang berikan kepada orang lain dengan maksud agar orang orang yang diberikan tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Angket dibedakan menjadi dua jenis yaitu angket terbuka dan angket tertutup. Angket terbuka merupakan angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang ( ) pada kolom atau tempat yang sesuai. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket tertutup karena memudahkan responden untuk memberi jawaban yang terstruktur. E. Instrumen Penelitian Sugiyono (2011: 102) menyatakan bahwa pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi, instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.

65 51 Dalam penelitian ini jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis teks berita adalah tes (prates dan pascates). Prates digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum mendapat perlakuan sedangkan pascates digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mendapat perlakuan. Prates dan pascates ini dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Instrumen nontes digunakan untuk mengetahui perubahan tingkah laku siswa. Bentuk instrumen tes yaitu tes menulis teks berita. Tes ini berfungsi untuk mengetahui kemampuan menulis teks berita awal siswa dan kemampuan menulis teks berita akhir siswa. 1. Instrumen Tes Nurgiantoro (2010: 105) menyatakan bahwa tes adalah salah satu bentuk pengukuran, dan tes hanyalah merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi (kompetensi, pengetahuan, keterampilan) tentang siswa. Tes dapat dilakukan dengan memberikan soal kepada siswa. Sementara menurut Jakni (2016: 98) tes merupakan pertanyaan yang digunakan untuk mengetahi aspek kognitif siswa setelah mempelajari materi pelajaran. Nurgiantoro (2010: 142) juga mengungkapkan bentuk penilaian tes kinerja. Tes kinerja merupakan tes yang menuntut perlibatan aktivitas motorik dalam meresponnya. Dalam pembelajaran bahasa, tes kinerja dikaitkan dengan kompetensi berbahasa yang mencakup empat berbahasa, yaitu menyimak dan membaca (aktif reseptif) serta berbicara dan menulis (aktif produktif). Peneliti memberikan soal pertanyaan masing-masing satu

66 52 soal untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen yaitu Buatlah satu contoh teks berita!. Tabel 1. Kategori Nilai Siswa No. Rentang Nilai Kategori Sangat kurang (SK) Kurang (K) Cukup (C) Baik (B) Sangat baik (SB) No. Aspek Penilaian 1 Kelengkapan isi atau unsur berita 2 Ketepatan kalimat Tabel 2. Kriteria Penilaian MenulisTeks Berita Indikator Skor kategori Isi atau unsur berita baik sekali dan lengkap. Isi atau unsur berita banyak yang benar dan sedikit kesalahan (4 atau 5 unsur). Isi atau unsur berita antara yang benar dengan yang salah kurang lebih seimbang (3 unsur). Isi atau unsur berita lebih banyak yang salah dibandingkan yang benar (2 atau 1 unsur). Penyusunan kalimat singkat dan jelas. Penyusunan kalimat singkat dan kurang jelas. Penyusunan kalimat agak panjang dan kurang jelas. Penyusunan kalimat tidak jelas dan rancu. 3 Kosakata Pilihan kata tepat dan menguasai pembentukan kata. Pilihan kata tepat, namun tidak menguasai pembentukan kata. Pilihan kata tepat, namun menguasai pembentukan kata. Pilihan kata dan penguasaan Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Baik Baik Cukup Kurang

67 53 4 Ejaan dan tanda baca. pembentukan kata kurang. Menguasai aturan penulisan dan hanya sedikit kesalahan. Terjadi beberapa kesalahan ejaan. Sering terjadi kesalahan ejaan. Tidak menguasai aturan penulisan dan banyak sekali kesalahan ejaan Sangat Baik Baik Cukup Kurang 2. Instrumen Nontes Menurut Nurgiyantoro (2010: 90) instrumen nontes merupakan alat penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan siswa atau peserta tes tanpa melalui tes dengan alat tes. Sebagaimana diketahui bahwa informasi tentang siswa yang dibutuhkan untuk menilai hasil belajar tidak semuanya harus berupa skor hasil pengukuran yang salah satunya lewat tes. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen nontes yang dapat dipergunakan untuk memperoleh informasi hasil belajar atau informasi tentang peserta didik antara lain kuesioner dan wawancara. a. Wawancara Sugiyono (2011: 231) menyatakan bahwa wawancara digunakan sebagai instrumen pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Sementara Widoyoko (2012: 40) menyatakan bahwa wawancara merupakan proses tanya jawab secara lisan antara pewawancara (interwiewer) dengan responden atau orang yang diwawancarai (interviewee) untuk memperoleh informai yang dibutuhkan oleh peneliti. Wawancara dibagi

68 54 menjadi tiga macam, yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur, dan wawancara tidak berstruktur. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak berstruktur. Peneliti hanya menggunakan pedoman wawancara yang berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Peneliti bertanya kepada guru untuk mencari tahu kondisi kelas dan permasalahan yang dialami siswa atau guru dalam kegiatan pembelajaran. b. Kuesioner (Angket) Sugiyono (2011: 142) mengungkapkan bahwa kuesioner merupakan instrumen pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Sementara menurut Jakni (2016: 95) angket merupakan daftar pertanyaan yang berikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberikan tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Angket dibedakan menjadi dua jenis angket terbuka dan angket tertutup. Angket terbuka merupakan angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang ( ) pada kolom atau tempat yang sesuai. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket tertutup.

69 55 Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner Aktivitas Belajar No. Aspek Siswa Indikator Nomor Pernyataan 1 Memperhatikan pembelajaran Memperhatikan 9 Membaca 1 Mendengarkan 4 2 Bertanya dan menanggapi dalam proses pembelajaran Bertanya 2, 3, 10 Memberi saran 11 Menanggap 13 3 Mengerjakan tugas Mencatat 5, 14 Menganalisis 8 4 Sikap dalam pembelajaran Bosan 12 Senang 6 Gugup 7 Bersemangat 15 F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Instrumen Arikunto (2013: 211) menyatakan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Jakni (2016: 152) menyatakan bahwa validitas mengacu pada ketepatan interpretasi yang dibuat dari data yang dihasilkan oleh suatu instrumen dalam hubungannya dengan suatu tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi karena untuk mengetahui kesesuaian isi antara kemampuan yang ingin diukur dengan tes yang digunakan untuk mengukurnya. Untuk menghitung validitas dapat menggunakan dua macam teknik, yaitu Product Moment dan Biserial. Teknik Product Moment dapat digunakan

70 56 apabila soal menggunakan validitas isi dan hipotesis asosiatif. Sedangkan teknik Biserial digunakan apabila item memiliki skor 1 dan 0 saja. Rumus teknik Product Moment sebagai berikut. r xy = Keterangan: r xy = koefisien korelasi antara x dan y N = Jumlah Subjek X = Skor item Y = Skor total X = Jumlah skor items x Y = Jumlah skor total y X 2 = Jumlah kuadrat skor item x Y 2 = Jumlah kuadrat skor total y (Arikunto, 2013: 213) Menurut Purwanto (2012: 139) validitas suatu soal dikategorikan dalam beberapa kriteria korelasi koefisien seperti berikut. 0,00 0,20 sangat rendah (hampir tidak ada korelasi) 0,20 0,40 korelasi rendah 0,40 0,70 korelasi cukup 0,70 0,90 korelasi tinggi 0,90 1,00 korelasi sangat tinggi (sempurna) 2. Uji Reliabilitas Instrumen Arikunto (2013: 221) menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Sementara Jakni (2016: 153) menyatakan bahwa reliabilitas diartikan sebagai keajegan (consistency) hasil dari instrumen tersebut. Suatu

71 57 intrumen dikatakan sempurna apabila hasil pengukuran berkali-kali terhadap subjek yang sama selalu menunjukkan hasil atau skor yang sama. Uji reliabilitas memiliki beberapa teknik, yaitu ulang uji, belah dua, rumus Kuder-Richardson 20 dan 21, Alpha Cronbach, serta Paralel. Namun, dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik Alpha Cronbach karena soal berbentuk uraian. Teknik Alpha Cronbach memiliki rumus sebagai berikut. r 11 = Keterangan: r 11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = jumlah varian butir = varian total (Arikunto, 2013: 239) G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni menggunakan perhitungan statistik. Perhitungan statistik yang digunakan adalah statistik inferensial. Statistik inferensial adalah perhitungan statistik yang digunakan untuk membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi (Sugiyono, 2011: 147). Penelitian ini menggunakan analisis komparasi. Analisis komparasi adalah teknik analisis statistik yang bertujuan untuk membandingkan antara kondisi dua buah kelompok atau lebih. Analisis tersebut digunakan untuk menganalisis perbandingan kemampuan menulis teks berita siswa yang diajar menggunakan media audio visual dengan siswa yang diajar dengan media media berbasis cetakan.

72 58 Perhitungan statistik dilakukan dengan menghitung mean (rata-rata), median (nilai tengah), modus (nilai yang sering muncul), dan standar deviasi (simpangan baku) sebagai deskripsi data dari hasil yang didapat siswa dalam kemampuan menulis. Penghitungan tersebut menggunakan program SPSS versi 16. H. Uji Prasyarat Analisis Data Uji prasyarat yang digunakan adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran skor berada dalam sebaran data yang normal atau tidak. Uji prasyarat analisis dilakukan agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya ditarik. Sebelum dilakukan analisis maka terlebih dahulu dilakukan beberapa uji prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas dan homogenitas. Pengujian normalitas dan homogenitas menggunakan program SPSS versi 16. Setelah diketahui normalitas dan homgenitas data, hal yang dilakukan adalah melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis bertujuan untuk membuktikan secara statistik dugaan sementara melalui data yang terkumpul. 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran dari skor masingmasing variabel data yang bersangkutan berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan terhadap skor prates dan pascates menulis teks berita. Pengujian normalitas sebaran data menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov Test dengan program SPSS versi 16. Rumus Kolmogorov-

73 59 Smirnov Test digunakan karena lebih sederhana sehingga mudah dipahami dan untuk menghilangkan perbedaan persepsi di antara para pengamat atau peneliti. Data penelitian dikatakan menyebar dengan normal apabila nilai Kolmogorov- Smirnov atau nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > α = 0, Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk menentukan populasi apakah bersifat homogen atau heterogen. Tujuannya agar sampel yang diambil benar-benar representatif. Sampel yang representatif adalah sampel yang benar-benar dapat mewakili dari seluruh populasi. Uji homogenitas dilakukan apabila hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Uji homogenitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Barlett apabila data tersebut bersifat normal dan uji Wilcoxon apabila data bersifat tidak normal. Penelitian ini menggunakan uji Barlett karena data tersebut bersifat normal. Jika nilai Box s M < nilai Sig. maka data berdistribusi homogen. Perhitungan dilakukan dengan program SPSS versi 16, α = 0, Uji Hipotesis Pengujian hipotesis untuk membuktikan ada tidaknya perbedaan yang signifikan mengenai kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri yang merupakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji hipotesis ini menggunakan uji-t yaitu menguji perbedaan rata-rata dua kelompok yang berpasangan.

74 60 Keterangan: : Mean pada distribusi sampel 1 : Jumlah individu pada sampel 2 : Mean pada distribusi sampel 2 : Nilai varian pada distribusi sampel 1 : Jumlah individu pada sampel 1 : Nilai varian pada distribusi sampel 2 (Sugiyono, 2010: 138)

75 BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas hasil penelitian dan pembahasan pengaruh media audio visual terhadap kemampuan menulis teks berita siswa. Selain itu, akan dibahas juga perbandingan kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri yang diajar dengan menggunakan media audio visual dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan media berbasis cetakan. A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh media audio visual terhadap aktivitas belajar siswa dan kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui perbandingan kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri yang menggunakan media audio visual dengan kelas yang diajar menggunakan media berbasis cetakan. Subjek penelitian ini terdiri dari 28 siswa kelas VIII D sebagai kelompok eksperimen dan 28 siswa kelas VIII C sebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan menggunakan media audio visual, sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan media berbasis cetakan. Data penelitian ini diperoleh dari nilai prates (tes awal) kelompok eksperimen dan prates (tes awal) kelompok kontrol yang digunakan untuk 61

76 62 mengetahui kemampuan awal menulis teks berita. Nilai pascates (tes akhir) kelompok eksperimen dan nilai pascates (tes akhir) kelompok kontrol digunakan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa dalam menulis teks berita. Informasi mengenai pengaruh media audio visual terhadap aktivitas belajar siswa diperoleh dari pengisian kuesioner siswa. Instrumen soal dan kuesioner telah diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui valid dan reliabel tidaknya soal serta kuesioner tersebut. Uji coba tersebut terdiri dari 1 soal esai dan 15 intrumen kuesioner. Berikut penjabaran data prates dan pascates hasil penelitian yang dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di SMP Nurul Muttaqin Kemiri. 1. Aktivitas Belajar Siswa Hasil aktivitas belajar siswa diperoleh dari hasil pengisian kuesioner siswa. Pengisian kuesioner dilakukan setelah selesai prates dan pascates pembelajaran menulis teks berita. Kuesioner diberikan kepada kelompok eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan aktivitas belajar siswa ketika pembelajaran menggunakan media berbasis cetakan dengan aktivitas belajar siswa setelah diberikan perlakuan menggunakan media audio visual. Hasil pengisian kuesiner secara ringkas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

77 63 Tabel 4. Hasil Kuesioner Aktivitas Belajar Siswa No. Aspek Siswa Prates Pascates Selisih Skala % Skala % (%) 1 Memperhatikan pembelajaran 2 Bertanya dan menanggapi dalam proses pembelajaran 3 Mengerjakan tugas Sikap dalam pembelajaran Keterangan: Skala 1 (45% - 55%) : Sangat Tidak Setuju Skala 2 (56% - 65%) : Tidak Setuju Skala 3 (66% - 80%) : Setuju Skala 4 (81% - 100%) : Sangat Setuju Tabel tersebut menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa pada kelompok eksperimen sebelum mendapat perlakuan masih rendah, karena tiga aspek menunjukkan tidak setuju (2) dan satu aspek menunjukkan sangat tidak setuju (1) bahwa media berbasis cetakan membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran menulis teks berita. Kemudian, setelah mendapat perlakuan terdapat perubahan karena banyak siswa setuju (3) bahwa penggunaan media audio visual membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran menulis teks berita. Berikut hasil penjabaran dari tabel tersebut. a. Memperhatikan Pembelajaran Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menulis teks berita membuat siswa menjadi lebih memperhatikan pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan dengan 76,49% siswa yang menjawab setuju (3) bahwa penggunaan media audio visual meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam memperhatikan pembelajaran. Pemutaran video membuat siswa lebih fokus

78 64 untuk memperhatikan isi video dan materi pembelajaran yang disampaikan guru. Berbeda ketika siswa diajar menggunakan media berbasis cetakan, siswa kurang memperhatikan selama proses pembelajaran. b. Bertanya dan Menanggapi dalam proses pembelajaran Aktivitas bertanya dan menanggapi dalam proses pembelajaran, yaitu berhubungan dengan bertanya, memberi saran, dan menganggapi. Setelah menggunakan media audio visual dalam pembelajaran menulis teks berita, terjadi perubahan kearah yang positif. Awalnya ketika menggunakan media berbasis cetakan, aktivitas bertanya dan menanggapi dalam proses pembelajaran siswa sebesar 62,68%, sedangkan setelah menggunakan media audio visual menjadi 73,75%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih aktif bertanya kepada guru dan teman. Siswa juga menjadi aktif untuk memberi saran atau menjelaskan kepada teman yang belum memahami materi pembelajaran. Selain itu, siswa menjadi aktif menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. c. Aspek Mengerjakan tugas Aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas mengalami perubahan ke arah positif dari 63,10% menjadi sebesar 79,76%. Aktivitas mengerjakan tugas dalam hal ini adalah mencatat dan menganalisis. Penggunaan media audio visual membuat siswa lebih aktif untuk mencatat dan menganalisis tugas dari guru. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya siswa yang

79 65 memberikan jawaban setuju (3) bahwa siswa menjadi lebih aktif untuk mengerjakan tugas. d. Aspek Sikap dalam pembelajaran Sikap siswa dalam pembelajaran mengalami perubahan ke arah yang lebih baik dari 62,95% menjadi 66,29%. Sikap ini berhubungan dengan rasa bosan, senang, gugup, dan bersemangat ketika dilakukannya pembelajaran menulis teks berita, baik dengan media berbasis cetakan ataupun media audio visual. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa penggunaan media audio visual pada pembelajaran menulis teks berita memberi pengaruh posisif terhadap sikap siswa dalam pembelajaran. 2. Penilaian Kemampuan Menulis Teks Berita Tes menulis teks berita dilakukan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Nilai kemampuan menulis teks berita berasal dari nilai prates dan pascates siswa. Setelah itu, nilai tersebut dilakukan pengujian prasyarat analisis data dengan melakukan uji normalitas dan uji homogenitas. a. Nilai Prates Kemampuan Menulis Teks Berita Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Prates (tes awal) dilakukan pada kelas VIII D sebagai kelompok eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelompok kontrol. Berikut hasil prates kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

80 66 1) Nilai Prates Kemampuan Menulis Teks Berita Kelompok Eksperimen No. Nilai prates kelompok eksperimen disajikan dalam tabel 5. Ada beberapa aspek penilaian menulis teks berita. Aspek-aspek tersebut adalah kelengkapan isi atau unsur berita, ketepatan kalimat, kosakata, serta ejaan dan tanda baca. Berikut adalah tabel nilai prates kelompok eksperimen. Nama Tabel 5. Nilai Prates Kelompok Eksperimen Aspek penilaian Jumlah 1 Agus Wahyudi Ahmad Soleh Alida Nury Pramesti Dian Ayuk Pertiwi Dimas Seto Adipratama Elin Nuraeni Faiz Jamaludin Fananda Restu Septiawan Farhan Romadlon Fatihul Albab Firrohmah Jepri Duwantoro Khalifatur Tania Miftah Nurjanah Mir'atul Mungizah M. Irvan Maulana Mutiqtul Azizah Nico Hadi Ramadhan Nur Hafidzotussolihah Reva Pratiwi Rido Hardiyanto Rizal Ardiansyah Siti Nurhayani Taatulloh Taufik Maulana Wahyu Rahma Santoso Wahyuning Maulidiya Yesi Fatmasari Jumlah Rata-rata

81 67 Keterangan: 1. Kelengkapan Isi atau Unsur Berita 2. Ketetapan Kalimat 3. Kosakta 4. Ejaan dan Tanda Baca Tabel tersebut menginformasikan nilai terendah, nilai tertinggi dan nilai yang paling banyak didapat oleh 28 siswa kelas VIII D. Berikut tabel frekuensi hasil prates kelompok eksperimen. Tabel 6. Frekuensi Hasil Prates Kelompok Eksperimen Nilai Frekuensi Persen Total Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa jumlah siswa yang mengikuti prates adalah 28 siswa. Nilai terendah yang didapat siswa adalah 57 dan nilai tertinggi yang didapat siswa adalah 78. Dari tabel frekuensi prates yang dilakukan di kelompok eksperimen dapat digambarkan perolehan nilai siswa dalam bentuk kurva. Berikut grafik perolehan nilai prates kelompok eksperimen.

82 68 Gambar 3. Histogram Frekuensi Kelompok Eksperimen Nilai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Nurul Muttaqin Kemiri adalah 74. Dari tabel 6 dan gambar 3 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang tidak tuntas pada prates yaitu 21 siswa atau sebesar 75,6%. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa masih banyak siswa kelompok eksperimen yang tidak tuntas dalam menulis teks berita. Berikut tabel hasil prates kelompok eksperimen. Tabel 7. Hasil Prates Kelompok Eksperimen N Valid 28 Missing 0 Mean Median Mode Std. Deviation Variance Minimum Maximum Sum

83 69 Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata prates siswa kelompok eksperimen sebesar 67,92 yang berarti nilai rata-rata kelas VIII D masih dibawah KKM. 2) Nilai Prates Kemampuan Menulis Teks berita Kelompok Kontrol No. Hasil nilai prates menulis teks berita kelompok kontrol disajikan dalam tabel nilai prates kelompok kontrol di bawah ini. Nama Tabel 8. Nilai Prates Kelompok Kontrol Aspek Penilaian Jumlah 1 Adi Yuwono Saputra Agung Rahmawan Ahsanal Jaza Aidah Siti Romadhonah Ainun Najib Andre Pradana Aditya Ardi Azaz Faulazi Ayu Maesaroh Diki Wijayanto Dimas Setyawan Dwi Wahyu Santoso Eko Priyanto Eko Susilo Fadhilah Zulfikar Faridhotul Chasanah Fathul Ngarifin Fitriyah Laelatul Mukaromah Laili Nurul Afifah Mahfud Baihaqi Miftahul Jannah Namrotul Karimah A Nurjana Febriyana Tri.S Siti Munawaroh Syahrul Adyantoro Yeni Nur Fitriani Yoga Nasrul Mukti Zaidin Wijayanto Jumlah Rata-rata

84 70 Keterangan: 1. Kelengkapan Isi atau Unsur Berita 2. Ketetapan Kalimat 3. Kosakta 4. Ejaan dan Tanda Baca Tabel tersebut menginformasikan nilai terendah, nilai tertinggi dan nilai yang paling banyak didapat oleh 28 siswa kelas VIII C. Berikut tabel frekuensi hasil prates kelompok kontrol. Tabel 9. Frekuensi Hasil Prates Kelompok Kontrol Nilai Frekuensi Persen Total Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa jumlah siswa yang mengikuti prates adalah 28 siswa. Nilai terendah yang didapat siswa adalah 54 dan nilai tertinggi yang didapat siswa adalah 75. Dari tabel frekuensi prates yang dilakukan di kelompok kontrol dapat digambarkan perolehan nilai siswa dalam bentuk kurva. Berikut grafik perolehan nilai prates kelompok kontrol.

85 71 Gambar 4. Histogram Hasil Prates Kelompok Kontrol Dari tabel 9 dan gambar 4 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang tidak tuntas pada prates yaitu 24 siswa atau sebesar 86,4%. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa masih banyak siswa kelompok kontrol yang tidak tuntas dalam menulis teks berita. Berikut tabel hasil prates kelompok eksperimen. Tabel 10. Hasil Prates Kelompok Kontrol N Valid 28 Missing 0 Mean Median Mode a Std. Deviation Variance Minimum Maximum Sum

86 72 Berdasarkan tabel tersbut, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata prates siswa kelompok kontrol sebesar 66,92 yang berarti nilai rata-rata kelas VIII C masih di bawah KKM. b. Nilai Pascates Kemampuan Menulis Teks Berita Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pascates dilakukan untuk mengetahui hasil akhir nilai menulis teks berita siswa. Pascates dilakukan kepada 28 siswa kelas VIII D sebagai kelompok eksperimen dengan menggunakan media audio visual dan kepada 28 siswa kelas VIII C sebagai kelompok kontrol dengan tidak menggunakan media audio visual. Berikut hasil prates kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 1) Nilai Pascates Kemampuan Menulis Teks Berita Kelompok Eksperimen Hasil nilai pascates kelompok eksperimen disajikan dalam tabel nilai yang diperoleh siswa kelas VIII D. Ada beberapa aspek penilaian menulis teks berita. Aspek-aspek tersebut adalah kelengkapan isi atau unsur berita, ketepatan kalimat, kosakata, serta ejaan dan tanda baca.

87 73 No. Nama Tabel 11. Nilai Pascates Kelompok Eksperimen Aspek penilaian Jumlah 1 Agus Wahyudi Ahmad Soleh Alida Nury Pramesti Dian Ayuk Pertiwi Dimas Seto Adipratama Eli Nuraeni Faiz Jamaludin Fananda Restu Septiawan Farhan Romadlon Fatihul Albab Firrohmah Jepri Duwantoro Khalifatur Tania Miftah Nurjanah Mir'atul Mungizah M. Irvan Maulana Mutiqtul Azizah Nico Hadi Ramadhan Nur Hafidzotussolihah Reva Pratiwi Rido Hardiyanto Rizal Ardiansyah Siti Nurhayani Taatulloh Taufik Maulana Wahyu Rahma Santoso Wahyuning Maulidiya Yesi Fatmasari Jumlah Rata-Rata Keterangan: 1. Kelengkapan Isi atau Unsur Berita 2. Ketetapan Kalimat 3. Kosakta 4. Ejaan dan Tanda Baca

88 74 Tabel tersebut menginformasikan nilai terendah, nilai tertinggi dan nilai yang paling banyak didapat oleh 28 siswa kelas VIII D. Berikut tabel frekuensi hasil prates kelompok eksperimen. Tabel 12. Frekuensi Pascates Kelompok Eksperimen Nilai Frekuensi Persen Total Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa jumlah siswa yang mengikuti prates adalah 28 siswa. Nilai tes terendah adalah 64 dan nilai tertinggi adalah 80. Dari tabel frekuensi pascates yang dilakukan dikelompok eksperimen dapat digambarkan perolehan nilai siswa dalam bentuk kurva. Berikut grafik perolehan nilai prates kelompok eksperimen.

89 75 Gambar 5. Histogram Hasil Pascates Kelompok Eksperimen Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang tidak tuntas pada pascates yaitu 9 siswa atau sebesar 32,4%. Nilai yang banyak diperoleh siswa setelah diberikan perlakuan menggunakan media audio visual 79 atau sebesar 14,3%. Berikut hasil prates kelompok eksperimen.

90 76 Tabel 13. Hasil Pascates Kelompok Eksperimen N Valid 28 Missing 0 Mean Median Mode Std. Deviation Variance Minimum Maximum Sum Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pascates siswa kelompok eksperimen sebesar 74,50 yang berarti nilai sudah memenuhi KKM. 2) Nilai Pascates Kemampuan Menulis Teks Berita Kelompok Kontrol Nilai pascates kemampuan menulis teks berita kelompok kontrol disajikan dalam tabel 14. Ada beberapa aspek penilaian menulis teks berita. Aspek-aspek tersebut adalah kelengkapan isi atau unsur berita, ketepatan kalimat, kosakata, serta ejaan dan tanda baca. Berikut tabel nilai pascates kelompok kontrol.

91 77 Tabel 14. Nilai Pascates Kelompok Kontrol No. Nama Aspek penilaian Jumlah 1 Adi Yuwono Saputra Agung Rahmawan Ahsanal Jaza Aidah Siti Romadhonah Ainun Najib Andre Pradana Aditya Ardi Azaz Faulazi Ayu Maesaroh Diki Wijayanto Dimas Setyawan Dwi Wahyu Santoso Eko Priyanto Eko Susilo Fadhilah Zulfikar Faridhotul Chasanah Fathul Ngarifin Fitriyah Laelatul Mukaromah Laili Nurul Afifah Mahfud Baihaqi Miftahul Jannah Namrotul Karimah A Nurjana Febriyana Tri.S Siti Munawaroh Syahrul Adyantoro Yeni Nur Fitriani Yoga Nasrul Mukti Zaidin Wijayanto Jumlah Rata-rata Keterangan: 1. Kelengkapan Isi atau Unsur Berita 2. Ketetapan Kalima 3. Kosakta 4. Ejaan dan Tanda Baca

92 78 Tabel tersebut menginformasikan nilai terendah, nilai tertinggi dan nilai yang paling banyak didapat oleh 28 siswa kelas VIII C. Berikut tabel frekuensi hasil pascates kelompok kontrol. Tabel 15. Frekuensi Pascates Kelompok Kontrol Nilai Frekuensi Persen Total Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa jumlah siswa yang mengikuti pascates adalah 28 siswa. Nilai tes terendah adalah 55 dan nilai tertinggi adalah 80. Dari tabel frekuensi pascates yang dilakukan kelompok kontrol dapat digambarkan perolehan nilai siswa dalam bentuk kurva. Berikut grafik perolehan nilai pascates kelompok kontrol.

93 79 Gambar 6. Histogram Hasil Pascates Kelompok Kontrol Dari tabel dan gambar tersebut dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang nilainya di bawah KKM yaitu 17 siswa atau sebesar 61,2%. Berikut hasil pascates kelompok eksperimen. Nilai yang banyak diperoleh siswa setelah pascates kelompok kontrol sebesar 75 atau sebesar 17,5%. Berikut hasil pascates kelompok kontrol. Tabel 16. Hasil Pascates Kelompok Kontrol N Valid 28 Missing 0 Mean Median Mode Std. Deviation Variance Minimum Maximum Sum

94 80 Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pascates siswa kelompok kontrol sebesar 71,07 yang berarti nilai rata-rata siswa masih di bawah KKM. c. Uji Prasyarat Analisis Data 1) Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal. Perhitungan uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test dengan program SPSS versi 16. Data penelitian dikatakan menyebar dengan normal apabila nilai Kolmogorov-Smirnov atau nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > α = 0,05. Uji normalitas nilai kemampuan menulis teks berita pada siswa kelas VIII SMP Nurul Mutaqqin Kemiri yaitu pada prates kelompok eksperimen, pascates kelompok eksperimen, prates kelompok kontrol, pascates kelompok kontrol. Tabel 17. Uji Normalitas Nilai Menulis Teks Berita One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pra_eksperi men pasca_eksper imen pra_kontro l pasca_kontrol N Normal Parameters a Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.

95 81 Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov Test di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Nilai prates kelompok eksperimen dihasilkan nilai Sig > α yaitu > 0,05 sehingga nilai prates kelompok eksperimen berdistribusi normal. b. Nilai pascates kelompok eksperimen dihasilkan nilai Sig > α yaitu > 0,05 sehingga nilai pascates kelompok eksperimen berdistribusi normal. c. Nilai prates kelompok kontrol dihasilkan nilai Sig > α yaitu > 0.05 sehingga nilai prates kelompok kontrol berdistribusi normal. d. Nilai pascates kelompok kontrol dihasilkan nilai Sig > α yaitu > 0.05 sehingga nilai pascates kelompok kontrol berdistribusi normal. 2) Uji Homogenitas Uji homogenitas varian digunakan untuk menentukan kesamaan nilai yang didapatkan siswa kelompok eksperimen dan siswa kelompok kontrol dengan menggunakan nilai prates dan pascates dalam menulis teks berita. Nilai disebut berdistribusi homogen apabila nilai hitung <0.05. Homogenitas tersebut dihitung menggunakan SPSS. a) Uji Homogenitas Nilai Prates Berikut tabel homogenitas nilai prates menulis teks berita siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

96 82 Tabel 18. Homogenitas Nilai Prates Box's M.210 F Approx..206 df1 1 df E3 Sig..650 Kriteria pengujian uji Bartlett yaitu apabila nilai Box s M < nilai Sig. maka data berdistribusi homogen. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Box s M (0.210) < nilai Sig. (0.650) sehingga nilai prates siswa berdistribusi homogen. b) Uji Homogenitas Nilai Pascates Berikut tabel homogenitas nilai pascates menulis teks berita siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 19. Homogenitas Nilai Pascates Box's M F Approx df1 1 df E3 Sig..114 Kriteria pengujian uji Bartlett yaitu apabila nilai Box s M < nilai Sig. maka data berdistribusi homogen. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Box s M (2.548) > nilai Sig. (0.114) sehingga nilai pascates siswa berdistribusi tidak homogen.

97 83 Perlakuan pascates dalam pembelajaran menulis teks berita yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda. Kelompok eksperimen menggunakan media audio visual, sedangkan kelompok kontrol menggunakan media berbasis cetakan. Hal tersebut berpengaruh terhadap nilai pascates kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang berdistribusi tidak homogen. d. Pengujian Hipotetsis 1) Uji Hipotesis 1 Berdasarkan tabel 4 terdapat perubahan aktivitas belajar siswa kearah yang positif dalam pembelajaran menulis teks berita setelah menggunakan media audio visual. Berdasarkan jawaban kuesioner siswa dapat dikatakan bahwa pembelajaran menulis teks berita menggunakan media audio visual lebih menyenangkan, menarik, mampu mempengaruhi serta meningkatkan aktivitas belajar siswa dibandingkan yang menggunakan media berbasis cetakan. Oleh karena itu, hipotesis yang diterima adalah media audio visual berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa kelompok eksperimen. 2) Uji Hipotesis 2 Uji hipotesis digunakan untuk menguji pengaruh penerapan media audio visual terhadap kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri. Pengujian hipotesis 2 menggunakan uji Paired Sample T-Test. Hal tersebut karena untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel (dua kelompok) yang berpasangan atau berhubungan. Nilai yang digunakan adalah nilai prates dan pascates kelompok eksperimen. Berikut hasil uji Hipotesis 2.

98 84 Pair 1 Tabel 20. Hasil Uji Hipotesis 2 Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation Std. Error Mean prates_eksperimen pascates_eksperimen Pair 1 prates_eksperimen & pascates_eksperimen Paired Samples Correlations N Correlation Sig Paired Samples Test Pair 1 prates_ekspe rimenpascates_eks perimen Paired Differences Mean Std. Std. Error Deviation Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper t df Sig. (2- tailed) a. Hipotesis Ho 2 : media audio visual tidak berpengaruh terhadap kemampuan menulis teks berita. Ha 2 : media audio visual berpengaruh terhadap kemampuan menulis teks berita. b. Hipotesis statistik Ho : 1 = 2 Ha : 1 2

99 85 c. Kriteria Pengujian Ho diterima jika -t tabel t hitung t tabel Ho ditolak jika t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel atau Ho diterima jika Asymp. Sig 0,05 Ho ditolak jika Asymp. Sig < 0,05 d. Keputusan Uji Dari tabel di atas didapat nilai t hitung adalah Tabel distribusi t dicari pada =0.05 (two tail test) diperoleh t tabel sebesar 1.70 dan Sig. (0.000) < (0.05). Nilai t hitung jauh pada penerimaan t tabel yakni t hitung (8.745) > t tabel (1.70) atau t hitung (-8.745) < -t tabel (-1.70) sehingga t hitung berada pada daerah penolakan Ho. Daerah Penolakan Daerah Penerimaan Daerah Penolakan Gambar 7. Kurva Hasil Uji Hipotesis Kedua Nilai Sig. < atau t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diterima adalah media audio visual berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa dalam menulis teks berita.

100 86 3) Uji Hipotesis 3 Uji hipotesis 3 digunakan untuk menguji perbandingan media audio visual dengan media berbasis cetakan terhadap kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri. Pengujian hipotesis 3 menggunakan uji Independet Samples T-Test. Hal tersebut karena untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang terdiri dari kelompok yang berbeda. Nilai yang digunakan adalah nilai pascates kelompok kontrol dan pascates kelompok eskperimen. Berikut hasil uji Hipotesis 3. Tabel 21. Hasil Uji Hipotesis 3 Group Statistics kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean nilai pasca kontrol pasca eksperimen Nilai Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances F Sig. t df Independent Samples Test t-test for Equality of Means Sig. (2- tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper

101 87 Berdasarkan tabel tersebut didapat nilai t hitung Tabel distribusi t dicari pada = 0,05 (two tail test) diperoleh t tabel sebesar 1.70 dan Sig. (0.026) < (0.05). Nilai t hitung jauh pada penerimaan t tabel yakni t hitung (2.294) > t tabel (1.70) atau t hitung (-2.294) < -t tabel (-1.70) sehingga t hitung berada pada daerah penolakan Ho. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diterima adalah kemampuan menulis teks berita yang diajar dengan menggunakan media audio visual lebih baik daripada yang diajar dengan media berbasis cetakan. Daerah Penolakan Daerah Penerimaan Daerah Penolakan Gambar 8. Kurva Hasil Uji Hipotesis Ketiga Nilai Sig. < atau t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diterima adalah kemampuan menulis teks berita yang diajar dengan menggunakan media audio visual lebih baik daripada yang diajar dengan menggunakan media berbasis cetakan.

102 88 3. Perbandingan Kemampuan Menulis Teks Berita pada Siswa yang diajar Menggunakan Media Audio Visual dengan Kemampuan Menulis Teks Berita siswa yang diajar Menggunakan Media Berbasis Cetakan. Kemampuan menulis teks berita menggunakan media audio visual diperoleh dari nilai pascates kelompok eksperimen. Sedangkan, kemampuan menulis teks berita menggunakan media berbasis cetakan diperoleh dari nilai pascates kelompok kontrol. Berikut perbandingan nilai keduanya. Tabel 22. Perbandingan Hasil Pascates Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol pascates_eksperimen pascates_kontrol N Valid Missing 0 0 Mean Median Mode Std. Deviation Variance Minimum Maximum Sum Berdasarkan tabel tersebut nilai rata-rata siswa yang diajar menggunakan media audio visual lebih baik daripada nilai rata-rata siswa yang diajar menggunakan media berbasis cetakan, yaitu sebesar 74,50 dibanding dengan 71,07.

103 89 B. Pembahasan Data Hasil Penelitian Hasil penelitian di atas digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Berikut pembahasan dari rumusan masalah dalam penelitian ini. 1. Pengaruh Media Audio Visual terhadap Aktivitas Belajar Siswa Hasil kuesioner aktivitas belajar siswa kelompok eksperimen menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran menulis teks berita ketika mendapat perlakuan menggunakan media berbasis cetakan masih rendah dibandingkan aktivitas belajar siswa setelah mendapatkan perlakuan menggunakan media audio visual. Berdasarkan tabel 4 terdapat perubahan yang positif terhadap aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran menulis teks berita setelah menggunakan media audio visual. Aktivitas belajar siswa dapat dilihat dari empat aspek, yaitu memperhatikan pembelajaran, bertanya dan menanggapi dalam proses pembelajaran, mengerjakan tugas, serta sikap dalam pembelajaran. Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menulis teks berita membuat siswa menjadi lebih memperhatikan pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan dengan 76,49% siswa yang menjawab setuju (3) bahwa penggunaan media audio visual meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam memperhatikan pembelajaran. Selain itu, terdapat perubahan terhadap aktivitas bertanya dan menanggapi dalam proses pembelajaran. Aktivitas tersebut, yaitu berhubungan dengan bertanya, memberi saran, dan menganggapi. Awalnya ketika menggunakan media berbasis cetakan, aktivitas bertanya dan menanggapi dalam proses pembelajaran siswa sebesar

104 90 62,68%, sedangkan setelah menggunakan media audio visual menjadi 73,75%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih aktif bertanya ketika pembelajaran menulis teks berita. Ketika mengalami kesulitan ataupun saat belum memahami materi, siswa akan bertanya kepada teman ataupun guru agar bisa membantu dirinya. Siswa juga menjadi aktif untuk memberi saran atau menjelaskan kepada teman yang belum memahami materi yang disampaikan dalam pembelajaran menulis teks berita. Selain itu, siswa menjadi aktif menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas juga mengalami perubahan ke arah positif dari 63,10% menjadi sebesar 79,76%. Aktivitas mengerjakan tugas dalam hal ini adalah mencatat dan menganalisis. Penggunaan media audio visual membuat siswa lebih aktif untuk mencatat dan menganalisis tugas dari guru. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya siswa yang memberikan jawaban setuju (3) bahwa siswa menjadi lebih aktif untuk mengerjakan tugas. Sikap siswa dalam pembelajaran mengalami perubahan ke arah yang lebih baik dari 62,95% menjadi 66,29%. Sikap ini berhubungan dengan rasa bosan, senang, gugup, dan bersemangat dalam pembelajaran menulis teks berita. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa penggunaan media audio visual pada pembelajaran menulis teks berita memberi pengaruh posisif terhadap sikap siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan pembahasan tersebut dapat dikemukakan bahwa terdapat perubahan positif setelah penggunaan media audio visual dalam menulis teks

105 91 berita terhadap aktivitas belajar siswa. Dari empat aspek aktivitas belajar, semua aspek mengalami peningkatan. Peningkatan persentase aktivitas belajar siswa pada keempat aspek tersebut yaitu dari 63,04% menjadi 73,51%. Hal tersebut menunjukkan terjadi kenaikan total sebesar 10,47%. Dengan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis teks berita menggunakan media audio visual membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, hipotesis yang diterima adalah media audio visual berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa. 2. Pengaruh Penerapan Media Audio Visual terhadap Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Media audio visual digunakan untuk memudahkan siswa dalam memahami berita dan memberikan gambaran yang jelas contoh sebuah berita. Guru menayangkan contoh berita di depan kelas menggunakan LCD proyektor agar dapat disaksikan dengan baik dan diperhatikan siswa. Penayangan contoh video berita yang dapat dilihat dan didengar akan berpengaruh terhadap kemampuan menulis teks berita siswa. Hal tersebut terbukti dengan adanya peningkatan nilai siswa kelompok eksperimen dalam menulis teks berita sesudah mendapat perlakuan menggunakan media audio visual. Adapun aspek penilaian hasil menulis teks berita terdiri dari kelengkapan isi atau unsur berita, ketepatan kalimat, kosakata, serta ejaan dan tanda baca. Berikut tabel selisih nilai siswa kelompok eksperimen prates dan pascates dalam menulis teks berita.

106 92 Tes Tabel 23. Selisih Nilai Rata-rata Prates dan Pascates Kemampuan Menulis Siswa Kelompok Eksperimen Kelengkapan isi atau unsur berita ( 35) Ketepatan kalimat ( 30) Aspek Penilaian Kosakata ( 15) Ejaan dan tanda baca ( 20) Total Ratarata Prates Pascates Selisih (%) Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa persentase peningkatan tertinggi terdapat pada aspek ketepatan kalimat yaitu sebesar 19,48%. Peningkatan kedua yaitu pada aspek ejaan dan tanda baca sebesar 7,5%. Ketiga pada aspek kosakata yaitu sebesar 5,2% dan yang terakhir pada aspek kelengkapan isi atau unsur berita yaitu 14,35%. Nilai prates diperoleh siswa kelompok eksperimen setelah melakukan pembelajaran menulis teks berita tanpa menggunakan media audio visual, sedangkan nilai pascates diperoleh setelah diberikan perlakuan menggunakan media audio visual. Nilai pascates yang diperoleh siswa kelompok eksperimen mengalami peningkatan pada semua aspek penilaiannya. Nilai rata-rata pascates kelompok eksperimen lebih baik yakni sebesar 74,50 dibandingkan dengan nilai rata-rata prates yang hanya sebesar 67,93. Persentase peningkatan nilainya yaitu sebesar 9,67%. Berdasarkan pembahasan tersebut dapat dikemukakan bahwa hipotesis yang diterima adalah media audio visual berpengaruh terhadap kemampuan menulis teks berita. Hal tersebut dibuktikan dengan naiknya rata-rata nilai yang diperoleh siswa dalam menulis teks berita, yakni sebesar 9,67%.

107 93 3. Perbandingan Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa yang diajar Menggunakan Media Audio Visual Lebih Baik daripada Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa yang diajar Menggunakan Media Berbasis Cetakan Kemampuan menulis teks berita siswa yang diajar menggunakan media audio visual diperoleh dari nilai pascates kelompok eksperimen, sedangkan kemampuan menulis teks berita siswa yang diajar menggunakan media berbasis cetakan diperoleh dari nilai pascates kelompok kontrol. Kemampuan siswa yang diajar dengan media audio visual lebih baik daripada siswa yang diajar dengan media berbasis cetakan. Hal tersebut terbukti dengan adanya rata-rata nilai pascates menulis teks berita siswa kelompok eskperimen lebih baik daripada nilai rata-rata pascates kelompok kontrol. Berikut tabel selisih nilai siswa kelompok eksperimen prates dan pascates dalam menulis teks berita. Tes Tabel 24. Selisih Nilai Rata-rata Pascates Kemampuan Menulis Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Aspek Penilaian Kelengkapan isi atau unsur berita ( 35) Ketepatan kalimat ( 30) Kosakata ( 15) Ejaan dan tanda baca ( 20) Total Ratarata Eksperimen Kontrol Selisih (%) Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa nilai pascates kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol. Nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar 74,5, sedangkan kelompok kontrol sebesar 71,07. Semua nilai aspek penilaian kelompok eksperimen lebih baik

108 94 dibandingkan dengan kelompok kontrol kecuali pada aspek ejaan dan tanda baca. Aspek ejaan dan tanda baca kelompok kontrol lebih baik dibandingkan kelompok eksperimen karena memiliki selisih yaitu sebesar 11,63%. Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diterima kemampuan menulis teks berita yang diajar dengan menggunakan media audio visual lebih baik daripada yang diajar menggunakan media berbasis cetakan.

109 BAB V PENUTUP Bab ini berisi simpulan dan saran. Simpulan merupakan jawaban mengenai masalah yang dirumuskan sebelumnya, sedangkan saran berisi masukan penulis yang berkaitan dengan hasil penelitian. A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1. Penerapan media audio visual pada pembelajaran menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri memberikan pengaruh positif terhadap aktivitas belajar siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan perubahan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran menulis teks berita. Ketika pembelajaran menulis teks berita menggunakan media berbasis cetakan, dari empat aspek aktivitas belajar siswa berada pada skala setuju 2 (tidak setuju), sedangkan satu aspek berada pada skala 1 (sangat tidak setuju). Kemudian, semua aspek aktivitas belajar siswa setelah mendapat perlakuan menggunakan media audio visual berubah menjadi skala 3 (setuju). Hal itu diperkuat dengan meningkatnya persentase kuesioner aktivitas belajar siswa dari yang awalnya sebesar 63,04% menjadi 73,51%. Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa media audio visual berpengaruh positif terdapat aktivitas belajar siswa dalam menulis dalam menulis teks berita. 2. Terdapat pengaruh positif penggunaan media audio visual terhadap kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri. 95

110 96 Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelompok eksperimen setelah mendapatkan perlakuan menggunakan media audio visual dibandingkan nilai rata-rata ketika mendapatkan perlakuan menggunakan media berbasis cetakan. Nilai rata-rata prates kelompok eksperimen yang awalnya sebesar 67,93 berubah menjadi 74,5. Hasil pengujian hipotesis menggunakan SPSS versi 16 menunjukkan bahwa nilai t hitung adalah Tabel distribusi t dicari pada =0.05 (two tail test) diperoleh t tabel sebesar 1.70 dan Sig. (0.000) < (0.05). Nilai t hitung jatuh pada penerimaan t tabel yakni t hitung (8.745) > t tabel (1.70) atau t hitung (-8.745) < -t tabel (-1.70) sehingga t hitung berada pada daerah penolakan Ho. Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa media audio visual berpengaruh terhadap kemampuan menulis teks berita. 3. Kemampuan siswa dalam menulis teks berita yang diajar dengan media audio visual lebih baik daripada kemampuan siswa dalam menulis teks berita yang diajar dengan media berbasis cetakan. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai rata-rata siswa yang diajar dengan media audio visual sebesar 74,5, sedangkan yang diajar menggunakan media berbasis cetakan sebesar 71,07. Selisih kedua nilai rata-rata tersebut yaitu 3,43. Selain itu, berdasarkan SPSS versi 16 menunjukkan bahwa nilai t hitung Tabel distribusi t dicari pada = 0,05 (two tail test) diperoleh t tabel sebesar 1.70 dan Sig. (0.026) < (0.05). Nilai t hitung jatuh pada penerimaan t tabel yakni t hitung (2.294) > t tabel (1.70) atau t hitung (-2.294) < -t tabel (-1.70) sehingga t hitung berada pada daerah penolakan Ho. Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa kemampuan menulis teks berita yang diajar dengan

111 97 menggunakan media audio visual lebih baik daripada yang diajar dengan menggunakan media berbasis cetakan. B. Saran Saran yang diberikan penulis berdasarkan simpulan hasil penelitian sebagai berikut. 1. Bagi Guru Media audio visual dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bagi guru dalam pembelajaran menulis teks berita agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran di kelas. 2. Bagi Siswa Bagi siswa, disarankan aktif dalam mengikuti pembelajaran dan selalu berlatih sehingga dapat meningkatkan nilai yang diperoleh dalam pembelajaran menulis teks berita. 3. Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti lain dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan yang berkaitan dengan kemampuan menulis, khususnya dalam menulis teks berita.

112 DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Azhar Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Chaer, Abdul Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Rineka Cipta. Dalman Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Djuraid, Husnun N Panduan Menulis Berita. Malang: UMM Press. Hamdani Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Jakni Metodologi Penelitian Eksperimen Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Kosasih Jenis-Jenis Teks. Bandung: Yrama Widya. Mahsun Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum Jakarta: RajaGrafindo Persada. Malik, Muhammad Abdul Keefektifan Metode Team Assisted Individualization (TAI) dan Metode Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita Kelas VIII SMP Negeri 5 Purwodadi. Skripsi diterbitkan. Semarang: Universitas Negeri Semarang. M. Romli, Asep Syamsul Jurnalistik Praktis Untuk Pemula. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nafiah, Himatun Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap Hasil Belajar Seni Budaya dan Ketrampilan (SBK) Kelas IV MIN Guntur Kabupaten Demak. Skripsi diterbitkan. Semarang: IAIN Walisongo. Nurgiyantoro Burhan Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Pratiwi, Nina, Nugraheni, dan Sumarwati Penerapan Metode Peta Pikiran untuk Meningkatkan Motivasi dan Keterampilan Menulis Teks Berita pada Siswa Sekolah Menegah Pertama. BASASTRA. Vol 3 (2)

113 Purwanto, Ngalim Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Saktiningsih, Rahayu Keefektifan Strategi TTW (Think-Talk-Write) dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Sewon Bantul. Skripsi diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Sudarman, Paryati Menulis Di Media Masa. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sukirno Belajar Cepat Menulis Kreatif Berbasis Kuantum. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Tarigan Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung. Widoyoko, Eko Putro Teknik Penyusunan Instrumen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

114

115

116

117

118

119

120

121 PERANGKAT PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Bahasa Indonesia : SMP/MTs. : VIII/2 Nama Guru :... NIP :... Sekolah :... KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

122 SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII (Delapan) / 2 (Dua) Standar Kompetensi: Menulis 12 Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster Kompetensi Dasar Menulis rangkuman buku ilmu pengetahuan populer Materi Pembelajaran Penulisan rangkuman Karakter siswa yang diharapkan : Kegiatan Pembelajaran o Membaca teks o Mendiskusikan pokok-pokok pikiran dalam teks o Merangkai pokokpokok pikiran menjadi rangkuman o Membaca buku ilmu pengetahuan populer/penemuan o Menulis pokok-pokok isi buku o Menulis rangkuman buku o Menyunting rangkuman Indikator Pencapaian Kompetensi Mampu menulis pokok-pokok isi buku Mampu merangkai pokok-pokok isi buku menjadi rangkuman Menyunting rangkuman Dapat dipercaya ( Trustworthines) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Teknik Penilaian Penugasan individual/ kelompok Bentuk Instrumen Penilaian Contoh Instrumen Proyek Bacalah sebuah buku ilmu pengetahuan populer/penemuan! Tuliskan pokokpokok isinya! Buatlah rangkuman berdasarkan pokokpokok isi buku yang kamu baca! Suntinglah dalam hal kebahasaan dan isinya rangkuman buku yang sudah kamu tulis! Alokasi Waktu Sumber Belajar 4 X 40 Buku ilmu pengetahuan populer/penem uan

123 Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Penilaian Contoh Instrumen Alokasi Waktu Sumber Belajar Berani ( courage ) 12.2 Menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas Penulisan teks berita o Mengamati contoh teks berita o Berburu berita di sekitar sekolah o Menyusun data-data pokok berita o Merangkai data pokok-pokok berita menjadi berita yang singkat, padat, dan jelas o Menyunting berita o Menampilkan berita dalam majalah dinding atau majalah sekolah Mampu menyusun data pokok-pokok berita Mampu merangkai data pokok-pokok berita menjadi berita yang singkat, padat, dan jelas Penugasan individual/ kelompok Proyek Tulislah data pokok-pokok berita yang kamu peroleh berdasarkan pengamatan terhadap suatu peristiwa! Kembangkan data pokok-pokok berita menjadi sebuah teks berita! Perbaikilah teks berita yang sudah kamu susun sesuai saran teman/gurumu! 4 X 40 Lingkungan sekolah Buku teks Contoh teks berita Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Berani ( courage ) Ketulusan ( Honesty ) 12.3 Menulis slogan/poster untuk berbagai keperluan dengan pilihan Penulisan slogan/poster o Mengamati bermacam-macam slogan/ poster, kemudian bertanya jawab tentang jenis- Mampu menunjukkan jenis-jenis slogan/poster Mampu menulis slogan/poster sesuai Penugasan individual/ kelompok Proyek Tulislah beberapa jenis slogan/poster berdasarkan keperluannya! Buatlah sebuah 2 X 40 Contoh slogan/poster Buku teks Buku referensi

124 Kompetensi Dasar kata dan kalimat yang bervariasi, serta persuasif Materi Pembelajaran o Kegiatan Pembelajaran o o jenis slogan/poster Membahas bahasa dalam slogan/poster Menulis slogan/poster sesuai dengan konteks Menyunting slogan/poster sendiri Indikator Pencapaian Kompetensi dengan konteks Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Penilaian Contoh Instrumen slogan/poster sesuai dengan konteks! Perbaikilah slogan/poster yang sudah kamu tulis sesuai saran teman/gurumu! Alokasi Waktu Sumber Belajar Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Berani ( courage ) Ketulusan ( Honesty ) Integritas ( integrity )

125 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN) Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu : SMP Nurul Muttaqin : Bahasa Indonesia : VIII /Genap : 2 X 40 menit (1 x pertemuan) A. STANDAR KOMPETENSI Menulis 12. Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster. B. KOMPETENSI DASAR 12.2 Menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas. C. MATERI PEMBELAJARAN 1. Contoh berita. 2. Pengertian berita. 3. Unsur-unsur berita. 4. Jenis-jenis berita. D. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Mampu menyusun data pokok-pokok berita. 2. Mampu merangkai data pokok-pokok berita menjadi berita yang singkat, padat, dan jelas. E. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa dapat menyusun data pokok-pokok berita.

126 2. Siswa dapat merangkai data pokok-pokok berita menjadi berita yang singkat, padat, dan jelas. F. METODE PEMBELAJARAN 1. Ceramah 2. Tanya Jawab 3. Diskusi 4. Penugasan G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN Tahap Kegiatan Belajar Pembuka 1. Guru membuka pembelajaran dengan memberi salam 2. Guru dan siswa berdoa. 3. Guru melakukan apersepsi. 4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. inti 1. Eksplorasi a. Guru memberi stimulus kepada siswa untuk mempersiapkan pembelajaran. b. Guru memberikan materi yang berkaitan dengan berita menggunakan umpan balik. Alokasi waktu 5 menit 70 menit 2. Elaborasi a. Siswa membentuk kelompok b. Guru menayangkan contoh video berita. c. Siswa memperhatikan video yang ditayangkan. d. Siswa menganalisis unsur-unsur berita dari video yang ditayangkan secara berkelompok. e. Guru bersama siswa membahas tentang unsur-unsur berita tersebut. f. Siswa membuat teks berita secara individu dengan memperhatikan unsur-unsur berita. g. Siswa mengumpulkan pekerjaannya kepada guru. 3. Konfirmasi a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui.

127 Penutup b. Menanyakan hal-hal yang belum dipahami. 1. Guru menyimpulkan pembelajaran. 2. Guru dan siswa berdoa. 3. Guru memberi salam. 5 menit H. ALOKASI WAKTU 2 x 40 menit. I. MEDIA/SUMBER BELAJAR 1. LCD 2. Proyektor 3. Laptop 4. Internet J. PENILAIAN No. Aspek Penilaian Kriteria Penilaian MenulisTeks Berita Indikator Skor kategori 1 Kelengkapan isi atau unsur berita 2 Ketepatan kalimat Isi atau unsur berita baik sekali dan lengkap. Isi atau unsur berita banyak yang benar dan sedikit kesalahan (4 atau 5 unsur). Isi atau unsur berita antara yang benar dengan yang salah kurang lebih seimbang (3 unsur). Isi atau unsur berita lebih banyak yang salah dibandingkan yang benar (2 atau 1 unsur). Penyusunan kalimat singkat dan jelas. Penyusunan kalimat singkat dan kurang jelas. Penyusunan kalimat agak panjang dan kurang jelas. Penyusunan kalimat tidak jelas dan rancu. 3 Kosakata Pilihan kata tepat dan menguasai pembentukan kata. Pilihan kata tepat, namun tidak Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Baik

128 4 Ejaan dan tanda baca. menguasai pembentukan kata. Pilihan kata tepat, namun menguasai pembentukan kata. Pilihan kata dan penguasaan pembentukan kata kurang. Menguasai aturan penulisan dan hanya sedikit kesalahan. Terjadi beberapa kesalahan ejaan. Sering terjadi kesalahan ejaan. Tidak menguasai aturan penulisan dan banyak sekali kesalahan ejaan Baik Cukup Kurang Sangat Baik Baik Cukup Kurang No. Rentang Nilai Kategori Sangat kurang (SK) Kurang (K) Cukup (C) Baik (B) Sangat baik (SB) Mengetahui, Purworejo, April 2017

129 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS KONTROL) Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu : SMP Nurul Muttaqin : Bahasa Indonesia : VIII /Genap : 2 X 40 menit (1 x pertemuan) A. STANDAR KOMPETENSI Menulis 12. Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster. B. KOMPETENSI DASAR 12.2 Menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas. C. MATERI PEMBELAJARAN 1. Contoh berita. 2. Pengertian berita. 3. Unsur-unsur berita. 4. Jenis-jenis berita. D. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Mampu menyusun data pokok-pokok berita. 2. Mampu merangkai data pokok-pokok berita menjadi berita yang singkat, padat, dan jelas. E. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa dapat menyusun data pokok-pokok berita. 2. Siswa dapat merangkai data pokok-pokok berita menjadi berita yang singkat, padat, dan jelas.

130 F. METODE PEMBELAJARAN 1. Ceramah 2. Tanya Jawab 3. Diskusi 4. Penugasan G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN Tahap Pembuka Inti Penutup Kegiatan Belajar 1. Guru membuka pembelajaran dengan memberi salam 2. Guru dan siswa berdoa. 3. Guru melakukan apersepsi. 4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 1. Eksplorasi a. Guru memberi stimulus kepada siswa untuk mempersiapkan pembelajaran. b. Guru memberikan materi yang berkaitan dengan berita menggunakan umpan balik. 2. Elaborasi a. Siswa membaca contoh teks berita di LKS. b. Siswa menganalisis unsur-unsur berita. c. Guru bersama siswa membahas pekerjaan siswa tentang unsur-unsur berita tersebut. d. Siswa membuat teks berita secara individu dengan memperhatikan unsur-unsur berita. e. Siswa mengumpulkan pekerjaannya kepada guru. 3. Konfirmasi a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. b. Menanyakan hal-hal yang belum dipahami. 1. Guru menyimpulkan pembelajaran. 2. Guru dan siswa berdoa 3. Guru memberi salam. Alokasi waktu 5 menit 70 menit 5 menit H. ALOKASI WAKTU 2 x 40 menit.

131 I. MEDIA/SUMBER BELAJAR 1. Lembar Kerja Siswa (LKS) J. PENILAIAN No. Aspek Penilaian Kriteria Penilaian MenulisTeks Berita Indikator Skor kategori 1 Kelengkapan isi atau unsur berita 2 Ketepatan kalimat Isi atau unsur berita baik sekali dan lengkap. Isi atau unsur berita banyak yang benar dan sedikit kesalahan (4 atau 5 unsur). Isi atau unsur berita antara yang benar dengan yang salah kurang lebih seimbang (3 unsur). Isi atau unsur berita lebih banyak yang salah dibandingkan yang benar (2 atau 1 unsur). Penyusunan kalimat singkat dan jelas. Penyusunan kalimat singkat dan kurang jelas. Penyusunan kalimat agak panjang dan kurang jelas. Penyusunan kalimat tidak jelas dan rancu. 3 Kosakata Pilihan kata tepat dan menguasai pembentukan kata. Pilihan kata tepat, namun tidak menguasai pembentukan kata. Pilihan kata tepat, namun menguasai pembentukan kata. Pilihan kata dan penguasaan pembentukan kata kurang. 4 Ejaan dan tanda baca. Menguasai aturan penulisan dan hanya sedikit kesalahan. Terjadi beberapa kesalahan ejaan. Sering terjadi kesalahan ejaan. Tidak menguasai aturan penulisan dan banyak sekali kesalahan ejaan Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Baik Baik Cukup Kurang

132 No. Rentang Nilai Kategori Sangat kurang (SK) Kurang (K) Cukup (C) Baik (B) Sangat baik (SB) Mengetahui, Purworejo, April 2017

133 JADWAL PENELITIAN Nama : Fajar Purnama Adji NIM : Pogram Studi Judul Penelitian Tempat : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia : Pengaruh Penerapan Media Audio terhadap Kemampuan Menulis Teks Berita pada Siswa Kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri : SMP Nurul Muttaqin Kemiri No Kegiatan Tanggal 1. Validasi Soal dan Angket 21 dan 22 April Prates Kelompok Kontrol 26 April Prates Kelompok Eksperimen 26 April Pascates Kelompok Kontrol 29 April Pascates Kelompok Eksperimen 27 April 2017

134 No. Petunjuk Pengisian: Kuesioner Aktivitas Belajar Siswa Menggunakan Media Audio Visual Nama : Kelas : 1. Tuliskan identitas Anda di kolom yang disediakan. 2. Berilah tanda check list ( ) pada kolom yang menjadi jawaban Anda. 3. Respon Anda tidak berpengaruh terhadap nilai pelajaran. 4. Kerahasiaan Anda akan terjamin. Pernyataan 1 Saya membaca materi teks berita terlebih dahulu sebelum guru mengajarkannya dengan media audio visual. 2 Saya bertanya pada teman jika belum memahami materi teks berita yang telah disampaikan guru menggunakan media audio visual. 3 Saya bertanya pada guru jika belum memahami materi teks berita yang telah disampaikan guru menggunakan media audio visual. 4 Saya mendengarkan apabila guru sedang menjelaskan materi teks berita dengan menggunakan media audio visual. 5 Saya mencatat materi teks berita yang disampaikan oleh guru dengan media audio visual. 6 Saya senang dengan pembelajaran teks berita dengan menggunakan media audio visual. 7 Saya merasa gugup ketika guru memberikan pertanyaan tentang materi teks berita yang disampaikan menggunakan media audio visual. 8 Saya menganalisis unsur-unsur teks berita yang telah ditayangkan Sangat tidak setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju

135 guru menggunakan media audio visual. 9 Saya memperhatikan ketika guru menyampaikan materi teks berita dengan media audio visual. 10 Saya tidak pernah bertanya pada guru walaupun tidak memahami materi teks berita yang disampaikan dengan media audio visual. 11 Saya menjelaskan kepada teman jika ada teman yang belum paham materi teks berita yang disampaikan dengan media audio visual. 12 Saya merasa bosan ketika guru menjelaskan materi teks berita dengan menggunakan media audio visual. 13 Saya menjawab pertanyaan dari guru ketika pembelajaran teks berita yang disampaikan menggunakan media audio visual. 14 Saya mencatat unsur-unsur teks berita yang telah ditayangkan oleh guru dengan menggunakan media audio visual. 15 Saya menjadi bersemangat ketika guru menjelaskan materi teks berita dengan menggunakan media audio visual. Keterangan: 1 : Sangat Tidak Setuju 2 : Tidak Setuju 3 : Setuju 4 : Sangat Setuju

136 No. Petunjuk Pengisian: Kuesioner Aktivitas Belajar Siswa Menggunakan Media Berbasis Cetakan Nama : Kelas : 1. Tuliskan identitas Anda di kolom yang disediakan. 2. Berilah tanda check list ( ) pada kolom yang menjadi jawaban Anda. 3. Respon Anda tidak berpengaruh terhadap nilai pelajaran. 4. Kerahasiaan Anda akan terjamin. Pernyataan 1 Saya membaca materi teks berita terlebih dahulu sebelum guru mengajarkannya dengan media berbasis cetakan. 2 Saya bertanya pada teman jika belum memahami materi teks berita yang telah disampaikan guru menggunakan media berbasis cetakan. 3 Saya bertanya pada guru jika belum memahami materi teks berita yang telah disampaikan guru menggunakan media berbasis cetakan. 4 Saya mendengarkan apabila guru sedang menjelaskan materi teks berita dengan menggunakan media berbasis cetakan. 5 Saya mencatat materi teks berita yang disampaikan oleh guru dengan media berbasis cetakan. 6 Saya senang dengan pembelajaran teks berita dengan menggunakan media berbasis cetakan. 7 Saya merasa gugup ketika guru memberikan pertanyaan tentang materi teks berita yang disampaikan menggunakan media berbasis cetakan. 8 Saya menganalisis unsur-unsur teks berita yang telah disampaikan guru Sangat tidak setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju

137 menggunakan media berbasis cetakan. 9 Saya memperhatikan ketika guru menyampaikan materi teks berita dengan media berbasis cetakan. 10 Saya tidak pernah bertanya pada guru walaupun tidak memahami materi teks berita yang disampaikan dengan media berbasis cetakan. 11 Saya menjelaskan kepada teman jika ada teman yang belum paham materi teks berita yang disampaikan dengan media berbasis cetakan. 12 Saya merasa bosan ketika guru menjelaskan materi teks berita dengan menggunakan media berbasis cetakan. 13 Saya menjawab pertanyaan dari guru ketika pembelajaran teks berita yang disampaikan menggunakan media berbasis cetakan. 14 Saya mencatat unsur-unsur teks berita yang telah disampaikan oleh guru dengan menggunakan media berbasis cetakan. 15 Saya menjadi bersemangat ketika guru menjelaskan materi teks berita dengan menggunakan media berbasis cetakan. Keterangan: 1 : Sangat Tidak Setuju 2 : Tidak Setuju 3 : Setuju 4 : Sangat Setuju

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166 Hasil Kuesioner Aktivitas Belajar Siswa Media Audio Visual No. Siswa Nomor Instrumen

167 Total Persentase Kategori

168 Hasil Kuesioner Aktivitas Belajar Siswa Media Audio Visual (Per aspek) No. Siswa Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek

169 Jumlah Maksimal % Kategori Total Keterangan: Aspek 1 : Memperhatikan pembelajaran Aspek 2 : Bertanya dan menanggapi dalam proses pembelajaran Aspek 3 : Mengerjakan tugas Aspek 4 : Sikap dalam pembelajaran

170 Hasil Kuesiner Aktivitas Belajar Siswa Media Berbasis Cetakan No. Siswa Nomor Instrumen

171 Total Persentase Kategori

172 Hasil Kuesiner Aktivitas Belajar Siswa Media Berbasis Cetakan (Per aspek) No. Siswa Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek

173 Jumlah Maksimal % Kategori Total Keterangan: Aspek 1 : Memperhatikan pembelajaran Aspek 2 : Bertanya dan menanggapi dalam proses pembelajaran Aspek 3 : Mengerjakan tugas Aspek 4 : Sikap dalam pembelajaran

174

175

176 No. Hasil Nilai Prates Kelompok Eksperimen Aspek penilaian Nama Jumlah 1 AGUS WAHYUDI AHMAD SOLEH ALIDA NURY PRAMESTI DIAN AYUK PERTIWI DIMAS SETO ADIPRATAMA ELIN NURAENI FAIZ JAMALUDIN FANANDA RESTU SEPTIAWAN FARHAN ROMADLON FATIHUL ALBAB FIRROHMAH JEPRI DUWANTORO KHALIFATUR TANIA MIFTAH NURJANAH MIR'ATUL MUNGIZAH M. IRVAN MAULANA MUTIQTUL AZIZAH NICO HADI RAMADHAN NUR HAFIDZOTUSSOLIHAH REVA PRATIWI RIDO HARDIYANTO RIZAL ARDIANSYAH SITI NURHAYANI TAATULLOH TAUFIK MAULANA WAHYU RAHMA SANTOSO WAHYUNING MAULIDIYA YESI FATMASARI Jumlah Rata-rata Keterangan: 1. Kelengkapan isi atau unsur berita 2. Ketepatan kalimat 3. Kosakata 4. Ejaan dan tanda baca

177 Hasil Nilai Prates Kelompok Kontrol No. Nama Aspek Penilaian Jumlah 1 ADI YUWONO SAPUTRA AGUNG RAHMAWAN AHSANAL JAZA AIDAH SITI ROMADHONAH AINUN NAJIB ANDRE PRADANA ADITYA ARDI AZAZ FAULAZI AYU MAESAROH DIKI WIJAYANTO DIMAS SETYAWAN DWI WAHYU SANTOSO EKO PRIYANTO EKO SUSILO FADHILAH ZULFIKAR FARIDHOTUL CHASANAH FATHUL NGARIFIN FITRIYAH LAELATUL MUKAROMAH LAILI NURUL AFIFAH MAHFUD BAIHAQI MIFTAHUL JANNAH NAMROTUL KARIMAH A NURJANA FEBRIYANA TRI.S SITI MUNAWAROH SYAHRUL ADYANTORO YENI NUR FITRIANI YOGA NASRUL MUKTI ZAIDIN WIJAYANTO Jumlah Rata-rata Keterangan: 5. Kelengkapan isi atau unsur berita 6. Ketepatan kalimat 7. Kosakata 8. Ejaan dan tanda baca

178 Hasil Nilai Pascates Kelompok Eksperimen No. Nama Aspek penilaian Jumlah 1 AGUS WAHYUDI AHMAD SOLEH ALIDA NURY PRAMESTI DIAN AYUK PERTIWI DIMAS SETO ADIPRATAMA ELIN NURAENI FAIZ JAMALUDIN FANANDA RESTU SEPTIAWAN FARHAN ROMADLON FATIHUL ALBAB FIRROHMAH JEPRI DUWANTORO KHALIFATUR TANIA MIFTAH NURJANAH MIR'ATUL MUNGIZAH M. IRVAN MAULANA MUTIQTUL AZIZAH NICO HADI RAMADHAN NUR HAFIDZOTUSSOLIHAH REVA PRATIWI RIDO HARDIYANTO RIZAL ARDIANSYAH SITI NURHAYANI TAATULLOH TAUFIK MAULANA WAHYU RAHMA SANTOSO WAHYUNING MAULIDIYA YESI FATMASARI Jumlah Rata-rata Keterangan: 1. Kelengkapan isi atau unsur berita 2. Ketepatan kalimat 3. Kosakata 4. Ejaan dan tanda baca

179 Hasil Nilai Pascates Kelompok Kontrol No. Nama Aspek penilaian Jumlah 1 ADI YUWONO SAPUTRA AGUNG RAHMAWAN AHSANAL JAZA AIDAH SITI ROMADHONAH AINUN NAJIB ANDRE PRADANA ADITYA ARDI AZAZ FAULAZI AYU MAESAROH DIKI WIJAYANTO DIMAS SETYAWAN DWI WAHYU SANTOSO EKO PRIYANTO EKO SUSILO FADHILAH ZULFIKAR FARIDHOTUL CHASANAH FATHUL NGARIFIN FITRIYAH LAELATUL MUKAROMAH LAILI NURUL AFIFAH MAHFUD BAIHAQI MIFTAHUL JANNAH NAMROTUL KARIMAH A NURJANA FEBRIYANA TRI.S SITI MUNAWAROH SYAHRUL ADYANTORO YENI NUR FITRIANI YOGA NASRUL MUKTI ZAIDIN WIJAYANTO Jumlah Rata-rata Keterangan: 1. Kelengkapan isi atau unsur berita 2. Ketepatan kalimat 3. Kosakata 4. Ejaan dan tanda baca

180 Perhitungan Uji Validitas Soal responden nomor item x² Y Y² XY X 1905 ( X)² X 1905 X² Y Y² XY X² XY ( X)² ( Y)² rxy r tabel 0,367 Kriteria Valid

181 Perhitungan Uji Reliabilitas Soal Responden Tes 1 Tes 2 Total realibitas test-retes

182 Perhitungan Validitas Kuesioner Aktivitas Belajar Siswa Correlations Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Butir 5 Butir 6 Butir 7 Butir 8 Butir 9 Butir 10 Butir 11 Butir 12 Butir 13 Butir 14 Butir 15 Skor total VAR Pearson Correlation * * * Sig. (2-tailed) N VAR Pearson Correlation * * * Sig. (2-tailed) N VAR Pearson Correlation.405 *.436 * * *.408 * Sig. (2-tailed) N VAR Pearson Correlation * *.436 *.389 * ** Sig. (2-tailed) N VAR Pearson Correlation * * *.432 * **

183 Sig. (2-tailed) N VAR Pearson Correlation.478 * * *.454 * Sig. (2-tailed) N VAR Pearson Correlation * *.438 *.389 * ** Sig. (2-tailed) N VAR Pearson Correlation * * * ** Sig. (2-tailed) N VAR Pearson Correlation *.478 * ** ** Sig. (2-tailed) N VAR Pearson Correlation * * * * * Sig. (2-tailed)

184 VAR N Pearson Correlation *.413 *.513 ** *.438 * ** Sig. (2-tailed) N VAR Pearson Correlation * * * Sig. (2-tailed) N VAR Pearson Correlation * ** ** Sig. (2-tailed) N VAR Pearson Correlation * ** ** Sig. (2-tailed) N VAR Pearson Correlation * * * Sig. (2-tailed) N

185 jumlah Pearson Correlation.450 *.471 *.408 *.552 **.552 **.454 *.586 **.556 **.528 **.400 *.669 **.466 *.488 **.559 **.415 * 1 Sig. (2-tailed) N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2- tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2- tailed). Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua butir yang dipergunakan dalam kuesioner adalah valid karena semua nilai pearson correlation lebih besar dari r tabel yakni 0,367. Selain itu nilai Sig. (2-tailed) semuanya dibawah nilai α = 0,05 (5%).

186 Perhitungan Reliabiltas Kuesioner Aktivitas Belajar Siswa Case Processing Summary N % Cases Valid Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Dari tabel di atas tampak jumlah sampel sebanyak 28 dengan butir soal sebanyak 15. Nilai reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebesar 0,775 > r tabel 0,367. Dengan demikian dinyatakan bahwa rangkaian butir kuesioner yang dipergunakan pada penelitian adalah reliabel.

187 Uji Hipotesis 2 Uji hipotesis 2 digunakan untuk menguji pengaruh penerapan media audio visual terhadap kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri. Berikut hasil uji Hipotesis 2. Pair 1 Hasil Uji Hipotesis 2 Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation Std. Error Mean prates_eksperimen pascates_eksperimen Pair 1 prates_eksperimen & pascates_eksperimen Paired Samples Correlations N Correlation Sig Paired Samples Test Pair 1 prates_ekspe rimenpascates_eks perimen Paired Differences Mean Std. Std. Error Deviation Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper t df Sig. (2- tailed)

188 a. Hipotesis Ho 2 : media audio visual tidak berpengaruh terhadap kemampuan menulis teks berita. Ha 2 : media audio visual berpengaruh terhadap kemampuan menulis teks berita. b. Hipotesis statistik Ho : 1 = 2 Ha : 1 2 c. Kriteria Pengujian Ho diterima jika -t tabel t hitung t tabel Ho ditolak jika t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel atau Ho diterima jika Asymp. Sig 0,05 Ho ditolak jika Asymp. Sig < 0,05 d. Keputusan Uji Dari tabel di atas didapat nilai t hitung adalah Tabel distribusi t dicari pada =0.05 (two tail test) diperoleh t tabel sebesar 1.70 dan Sig. (0.000) < (0.05). Nilai t hitung jauh pada penerimaan t tabel yakni t hitung (8.745) > t tabel (1.70) atau t hitung ( ) < -t tabel (-1.70) sehingga t hitung berada pada daerah penolakan Ho.

189 Daerah Penolakan Daerah Penerimaan Daerah Penolakan Kurva Hasil Uji Hipotesis Kedua 1.70 Nilai Sig. < atau t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diterima adalah media audio visual berpengaruh terhadap kemampuan menulis teks berita.

190 Uji Hipotesis 3 Uji hipotesis 3 digunakan untuk menguji perbandingan media audio visual dengan media berbasis cetakan terhadap kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Nurul Muttaqin Kemiri. Pengujian hipotesis 3 menggunakan uji Independet Samples T-Test. Hal tersebut karena untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang terdiri dari kelompok yang berbeda. Nilai yang digunakan adalah nilai pascates kelompok kontrol dan pascates kelompok eskperimen. Berikut hasil uji Hipotesis 3. Hasil Uji Hipotesis 3 Group Statistics kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean nilai pasca kontrol pasca eksperimen Nilai Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances F Sig. t df Independent Samples Test t-test for Equality of Means Sig. (2- tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper

191 Berdasarkan tabel tersebut didapat nilai t hitung Tabel distribusi t dicari pada = 0,05 (two tail test) diperoleh t tabel sebesar 1.70 dan Sig. (0.026) < (0.05). Nilai t hitung jauh pada penerimaan t tabel yakni t hitung (2.294) > t tabel (1.70) atau t hitung (-2.294) < -t tabel (-1.70) sehingga t hitung berada pada daerah penolakan Ho. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diterima adalah kemampuan menulis teks berita yang diajar dengan menggunakan media audio visual lebih tinggi daripada yang tidak diajar dengan media audio visual. Daerah Penolakan Daerah Penerimaan Daerah Penolakan Kurva Hasil Uji Hipotesis Ketiga 1.70 Nilai Sig. < atau t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diterima adalah kemampuan menulis teks berita yang diajar dengan menggunakan media audio visual lebih tinggi daripada yang tidak diajar dengan media audio visual.

192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205 Dokumentasi Uji validitas dan reliabilitas soal menulis dan instrumen kuesioner pada kelas VIII E

206 Prates menulis teks berita kelompok eksperimen (VIII D)

207 Prates menulis teks berita kelompok kontrol (VIII C)

208 Pascates menulis teks berita menggunakan media audio visual kelompok eksperimen (VIII D)

209 Pascates menulis teks berita menggunakan media berbasis cetakan kelompok kontrol (VIII C).

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyimak adalah satu di antara empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah suatu proses yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dan berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi. Pendidikan merupakan sesuatu yang universal, bersifat umum karena

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL PENERAPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS

PERBEDAAN HASIL PENERAPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS PERBEDAAN HASIL PENERAPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD N TIMURAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis. Seorang penulis berkomunikasi melalui tulisan mereka untuk mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan Bahasa Nasional Republik Indonesia dan Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Dalam kurikulum,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki hubungan yang sangat erat dalam kehidupan bermasyarakat karena bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Menulis adalah suatu kegiatan menuangkan gagasan, perasaan, dan pikiran ke dalam bentuk tulisan. keterampilan menulis memang harus dikuasai siswa agar dapat

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025 KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017/2018 KEMAMPUAN

Lebih terperinci

Tesis. Oleh ENDAH TRIJANI NIM

Tesis. Oleh ENDAH TRIJANI NIM PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MODEL COPY THE MASTER DENGAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERBASIS PENGALAMAN PRIBADI (Penelitian Quasi Eksperimen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia memiliki satuan pendidikan berupa kurikulum. Armstrong, dkk (2009, hlm. 172) menyatakan bahwa kurikulum adalah perencanaan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling memengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting terhadap kemajuan suatu bangsa di dunia. Pendidikan diproses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa

I. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana interaksi sosial karena bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai peran penting didalam komunikasi baik secara lisan maupun tulisan dan digunakan sebagai bahasa nasional sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia ialah dengan berusaha meningkatkan kualitas guru melalui berbagai

Lebih terperinci

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA (Kelas VII Semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas dalam melaksanakan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS ISI BERITA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KULISUSU KABUPATEN BUTON UTARA. RAHMAT FITRIANTO HIDAYAT

KEMAMPUAN MENULIS ISI BERITA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KULISUSU KABUPATEN BUTON UTARA. RAHMAT FITRIANTO HIDAYAT KEMAMPUAN MENULIS ISI BERITA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KULISUSU KABUPATEN BUTON UTARA RAHMAT FITRIANTO HIDAYAT rahmatmadho@yahoo.com Abstrak Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (kuasi). Penelitian eksperimen merupakan salah satu jenis penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Benni Hartati NIM

SKRIPSI. Oleh Benni Hartati NIM KEEFEKTIFAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu gagasan atau informasi dari pihak pembicara atau penulis kepada pihak pendengar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

DESY NUR ROHMAWATI A

DESY NUR ROHMAWATI A PENGARUH FREKUENSI BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR KELAS VSD NEGERI 01 POTRONAYAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia, tanpa bahasa komunikasi akan lumpuh. Dengan bahasa kita dapat menyampaikan ide,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfa Mitri Suhara, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfa Mitri Suhara, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Menengah Atas dijelaskan bahwa standar kompetensi menulis untuk kelas X untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk hidup yang lain. Dengan bahasa kita dapat mengutarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana menumbuh kembangkan potensi kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut Sahertian (2008: 26) pendidik

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS III SD NEGERI SEPAT 2 SRAGEN TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH MODEL THINK TALK WRITE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PUZZLE TERHADAP MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN STRATEGI TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 SEWON BANTUL SKRIPSI

KEEFEKTIFAN STRATEGI TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 SEWON BANTUL SKRIPSI KEEFEKTIFAN STRATEGI TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 SEWON BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Rima Mawarni Siregar NIM 2103111057 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Menulis merupakan keterampilan berbahasa produktif yang paling sedikit digunakan di antara empat keterampilan yang kita miliki; mendengarkan, berbicara, membaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah memotivasi dan memberikan fasilitas kepada peserta didik agar dapat belajar sendiri. Akan tetapi, proses pembelajaran tersebut nyatanya sulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, pendapat, dan perasaan yang bahasanya bersifat produktif-aktif

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, pendapat, dan perasaan yang bahasanya bersifat produktif-aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang mengungkapkan pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan yang bahasanya bersifat produktif-aktif merupakan kompetensi dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan, merencanakan, dan menilai pembelajaran. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan, merencanakan, dan menilai pembelajaran. Oleh karena itu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan kegiatan pembelajaran menentukan kesuksesan guru di sekolah dalam melaksanakan, merencanakan, dan menilai pembelajaran. Oleh karena itu, seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan potensi diri manusia dalam berekspresi, menyampaikan pendapat, ide, gagasan, dan menuangkan hasil karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, terdapat empat aspek kebahasaan yang harus dikuasai siswa, yaitu kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang

Lebih terperinci

Comparison of the effectiveness of CIRC and TTW methods to abilities in narrating interview text Indonesian subjects in grade 7 SMP 2 Banguntapan

Comparison of the effectiveness of CIRC and TTW methods to abilities in narrating interview text Indonesian subjects in grade 7 SMP 2 Banguntapan Komparasi Efektivitas Metode... (Isti Fa iyah) 155 KOMPARASI EFEKTIVITAS METODE CIRC DAN TTW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VII

Lebih terperinci

USMAN SYARIP HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK

USMAN SYARIP HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BABAKANSARI PLERED KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011-2012 USMAN SYARIP HIDAYAT 10210198

Lebih terperinci

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER BAB I PENDAHULUAN A. Latar Bekalang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang akan senantiasa memerlukan interaksi dengan manusia lainnya. Oleh karena itu, manusia membutuhkan media untuk berinteraksi.

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PERBANDINGAN ANTARA METODE MAKE A MATCH DENGAN METODE THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge). Pada fungsi ini bahasa menjadi penarik yang mempercepat berkembangnya penguasaan ilmu

Lebih terperinci

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan yang tidak bisa terpisahkan dari proses belajar mengajar di kelas. Saat proses belajar mengajar berlangsung, siswa dituntut untuk

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FOTO ESAI

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FOTO ESAI EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FOTO ESAI Masniah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia e-mail: imasmasniah@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan

Lebih terperinci

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA (Studi Kuasi Eksperimen pada Kelas IV SD Negeri 1 Kaliori) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) 0 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Meta Melisa Br. Ginting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi oleh karena itu, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SEBAGAI KREATIVITAS MENGARANG SISWA: STUDI KASUS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BOYOLALI

KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SEBAGAI KREATIVITAS MENGARANG SISWA: STUDI KASUS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BOYOLALI KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SEBAGAI KREATIVITAS MENGARANG SISWA: STUDI KASUS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BOYOLALI Skripsi Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan pikirannya secara ilmiah dalam komunikasi ilmiah. Sarana yang digunakan dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu keterampilan yang dituntut dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah keterampilan menulis cerpen. Standar kompetensi yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan kegiatan yang bernilai edukatif, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun oleh:

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun oleh: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI (MATERI ANATOMI BAGIAN BAGIAN PADA TUMBUHAN) SISWA KELAS VIII SMP N 6 SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN JIGSAW DAN COOPERATIF INTEGRATED READING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah ditekankan pada aspek keterampilan berbahasa dan bertujuan agar peserta didik mampu dan terampil berkomunikasi baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dwi Sukmalanita, 2013 Keefektifan Teknik Kelompok Investigasi Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

BAB 1 PENDAHULUAN. Dwi Sukmalanita, 2013 Keefektifan Teknik Kelompok Investigasi Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budaya menulis merupakan ciri bangsa yang terpelajar. Pernyataan Tarigan (1994:4) tersebut sangat sesuai bagi dunia pendidikan. Pada kenyataannya menulis

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN

PERBEDAAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN PERBEDAAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN RETENSI MENGGUNAKAN MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING) DAN CERAMAH BERVARIASI PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 2 SURAKARTA

Lebih terperinci

RAHMAT KUSUMAWARDHANI

RAHMAT KUSUMAWARDHANI PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN STRATEGI TEAM-ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP N 1 SUSUKAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh :

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh : PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI POKOK BAHASAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GROUP INVESTIGATION

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GROUP INVESTIGATION HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 CAWAS SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan guru dan peserta didik dalam pembelajaran mengidentifikasi informasi dalam teks eksplanasi dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu Negara dan Bangsa. Hal ini disebabkan karena pendidikan merupakan wahana

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM, LINGKUNGAN, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam ruang lingkup kebahasaan secara umum terdiri atas empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting disekolah yang pada dasarnya menekankan siswa untuk mampu berbahasa dan bersastra, akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Bahasa tidak hanya berbentuk lisan, melainkan juga tulisan. Dengan adanya bahasa, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP SIKAP PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI LOCONDONG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Lebih terperinci

PENGARUH PROFESI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER GASAL SD NEGERI SIGIT 3 TAHUN AJARAN 2014/ 2015

PENGARUH PROFESI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER GASAL SD NEGERI SIGIT 3 TAHUN AJARAN 2014/ 2015 PENGARUH PROFESI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER GASAL SD NEGERI SIGIT 3 TAHUN AJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE ACCELERATED LEARNING

KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE ACCELERATED LEARNING KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE ACCELERATED LEARNING MODEL MASTER DAN METODE CERAMAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KAUMAN PONOROGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa Indonesia yang harus dikuasai oleh siswa. Menulis dapat membuat seseorang mengungkapkan gagasan atau

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND DENGAN SIKAP TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA SD DI KELAS SE-GUGUS KALITIRTO KECAMATAN BERBAH KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai kedudukan yang sangat penting. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan agar pelajar

Lebih terperinci

Menulis Puisi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Paikem Gembrot

Menulis Puisi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Paikem Gembrot Menulis Puisi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Paikem Gembrot Eneng Astriani 0821.0034 (e-mail: astrianisinugrah@yahoo.co.id) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP SILIWANGI BANDUNG Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan menulis sangat dibutuhkan dalam kehidupan modern ini. Kiranya tidaklah berlebihan bila kita katakan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu ciri

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FISHBOWL

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FISHBOWL PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FISHBOWL (TOPLES IKAN) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA OLEH SISWA KELAS VIII YAYASAN PENDIDIKAN NURUL KHAIR DESA TANDAM HILIR II TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Rahmadani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Dalam pembelajaran bahasa Indonesia menulis merupakan salah satu keterampilan bahasa yang harus dikuasai oleh siswa. Menulis adalah keterampilan

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

Oleh Try Annisa Lestari ABSTRAK

Oleh Try Annisa Lestari ABSTRAK PENGARUH METODE THINK-TALK-WRITE TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSURE-UNSUR INTRINSIK CERPEN OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 17 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Try Annisa Lestari 2103111075 ABSTRAK

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BATURRADEN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LUBUK PAKAM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Rini Turnip Drs. H.

Lebih terperinci