PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017"

Transkripsi

1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Reni Triana NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2017 i

2 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh Reni Triana NIM Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Menyetujui, Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. H. Khabib Sholeh, M.Pd. NIDN Joko Purwanto, M.Pd. NIDN Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Drs. H. Bagiya, M.Hum. NIP ii

3 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh Reni Triana NIM Skripsi ini telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo Pada tanggal: Mei 2017 TIM PENGUJI Dr. H. Khabib Sholeh, M. Pd. NIDN Joko Purwanto, M.Pd. NIDN Purworejo, Mei 2017 Mengetahui Dekan Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yuli Widiyono, M.Pd. NIDN iii

4 iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: nama : Reni Triana NIM : Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagiat dari orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan yang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila terbukti terdapat bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat, saya bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperankan oleh Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo, Yang membuat pernyataan, Reni Triana

5 MOTO DAN PERSEMBAHAN MOTO 1. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu (QS. Al-Baqarah 2 : 45). 2. Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak memanfaatkannya menggunakan untuk memomotong, ia akan memotongmu (menggilasmu) (H.R Muslim). PERSEMBAHAN 1. Almamaterku, Universitas Muhammadiyah Purworejo 2. SMA Negeri 3 Purworejo v

6 PRAKATA Alhamdulillah, skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt. Atas rahmat, karunia, dan hidayah- Nya. Skripsi yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Negosiasi dengan Metode Role Playing pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2016/2017 ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi akhir Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo. Dalam menyusun skripsi ini, penulis mendapat batuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: 1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberi kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Muhammadiyah Purworejo; 2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan izin untuk menempuh pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo; 3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan izin untuk menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; 4. Dr. H. Khabib Sholeh, M.Pd. selaku pembimbing I dan Joko Purwanto, M.Pd. selaku pembimbing II yang selalu meluangkan waktu untuk membantu, mengarahkan, membimbing, dan memberikan motivasi atau dorongan sehingga vi

7 skripsi ini terwujud; 5. Kepala SMA Negeri 3 Purworejo yang telah membarikan izin penelitian; 6. Suyudi, S.Pd., guru bahasa Indonesia SMA Negeri 3 Purworejo yang te membantu penulis selama penelitian; dan 7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi, sehingga skripsi dapat diselesaikan. Penulis hanya dapat berdoa semoga Allah Swt. Memberikan balas yang berlipat ganda atas budi baik yang diberikan. Semoga skripsi ini bermaf bagi penyusun khususnya dan para pembaca umumnya. Purworejo, Juli 2017 Penulis, Reni Triana

8 ABSTRAK Reni Triana.2017 "peningkatan kemampuan menulis teks negosiasi dengan metode role playing pada siswa kelas x SMA N 3 Purworejo tahun pelajaran 2016/2017". Skripsi. Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Purworejo.2017 Tujuan penelitian ini : 1) penerapan pembelajaran menulis teks negosiasi dengan menggunakan metode role playing pada siswa X SMA Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran 2016/2017; 2) perubahan sikap dan perilaku pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran 2016/2017 dalam pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing; 3) peningkatan kemampuan menulis teks negosiasi pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran 2016/2017 setelah memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode role playing. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas prasiklus,siklus I, siklus II. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 3 Purworejo. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes yang digunakan untuk memperoleh gambaran hasil siswa dalam menulis teks negosiasi dan nontes yang digunakan untuk mendapat informasi tentang keadaan siswa tanpa melalui tes dengan alat tes. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes yang berisi soal untuk menulis teks negosiasi dan nontes merupakan alat penilaian yang dipergunakan untuk mendapat informasi tentang keadaan peserta didik atau peserta tes tanpa melalui tes dengan alat tes. Teknik validitas data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi metode, dan triangulasi teori teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui peningkatan menulis teks negosiasi dan kuantitatif digunakan untuk mengaanalisis data berupa skor hasil penilaian kemampuan menulis teks negosiasi. Teknik penyajian data menggunakan teknik penyajian informal, yaitu perumusan dengan kata-kata biasa. Pengaruh pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode role playing terhadap sikap dan perilaku siswa menjadi lebih baik, pada prasiklus rata-rata sikap dan perilaku siswa belajar siswa adalah 57,02%. Sementara itu pada siklus I, rata-rata perubahan sikap dan perilaku belajar siswa menjadi 60,15%, dan siklus II rata-rata menjadi 84,73%. Peningkatan kemampuan menulis teks negosias dengan metode role playing terlihat pada meningkatnya jumlah nilai rata-rata kelas. Nilai rata-rata kelas pada prasiklus 69,16, siklus I 76,03, dan siklus II 82,09. Kata Kunci: Kemampuan Menulis Teks Negosiasi, Metode Role Playing viii

9 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 7 C. Pembatasan Masalah... 8 D. Rumusan Masalah... 9 E. Tujuan Penelitian... 9 F. Manfaat penelitian G. Penegasan Istilah BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORETIS, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Tinjauan Pustaka B. Kajian Teoretis Hakikat Menulis Hakikat Teks Negosiasi Metode Pembelajaran Teks Negosiasi C. Rumusan Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Subjek Penelitian C. Objek Penelitian D. Prosedur Penelitian Studi Pendahuluan Penetapan Metode Role Playing sebagai Metode Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi Persiapan Penelitian Pelaksanaan Tindakan pada Siklus I Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II E. Teknik Pengumpulan Data ix

10 1. Teknik Tes Teknik Nontes F. Instrumen Penelitian Instrumen Tes Instrumen Nontes G. Teknik Analisis Data H. Teknik Validitas Data I. Teknik penyajian Hasil Analisis Data J. Kriteria Keberhasilan Tindakan BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penerapan Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi dengan Menggunakan Metode Role Playing pada Siswa X SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2016/ Perubahan Sikap dan Perilaku pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi Menggunakan Metode Role Playing Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menulis Teks Negosiasi Menggunakan Metode Role Playing B. Pembahasan Data Hasil Penelitian Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi Menggunakan Meode Role Playing pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Purworejo Pengaruh Metode Role Playing Terhadap Perubahan Sikap dan Perilaku Siswa Kelas X MIPA 1 SMA Negeri 3 Purworejo dalam Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Negosiasi Siswa Negeri 3 Purworejo Menggunakan Metode Role Playing BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 DAFTAR TABEL Tabel 1. Aspek Penilaian Menulis Teks Negosiasi Tabel 2. Proses Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi dengan Metode Role Playing pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Purworejo Tabel 3. Hasil Pengamatan Sikap dan Perilaku Siswa Tahap Prasiklus Tabel 4. Hasil Pengisian Angket Tanggapan Siswa Tahap Prasiklus Tabel 5. Hasil Wawancara dengan Siswa Tahap Prasiklus Tabel 6. Hasil Pengamatan Sikap dan Perilaku Siswa Tahap Siklus I Tabel 7. Hasil Pengamatan Sikap dan Perilaku Siswa Tahap Siklus II Tabel 8. Hasil Pengisian Angket Tanggapan Siswa Tahap Siklus I Tabel 9. Hasil Pengisian Angket Tanggapan Siswa Tahap Siklus II Tabel 10. Hasil Menulis Teks Negosiasi Tahap Prasiklus Tabel 11. Hasil Menulis Teks Negosiasi Tahap Siklus I Tabel 12. Hasil Menulis Teks Negosiasi Tahap Siklus II Tabel 13. Hasil Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Negosiasi dengan Metode Role Playing pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2016/ xi

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Halaman Proses Tindakan Kelas Siklus I dan Siklus II (Arikunto,2010:137) Gambar 2. Tahapan alur Penelitian (Arikunto, 2006: 97) Gambar. 3 Gambar. 4 Sikap dan Perilaku Siswa dalam Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi Tahap Prasiklus Sikap dan Perilaku Siswa dalam Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi Tahap Siklus I dan Siklus II Gambar 5. Perilaku Siswa Saat Kegiatan Pembelajaran Gambar 6. Aktivitas Siswa Saat Menulis Teks Negosiasi Gambar 7. Aktivitas Siswa Ketika Berdiskusi dalam Kegiatan Metode Role Playing Gambar 8. Siswa Lebih Serius dalam Menulis Teks Negosiasi Gambar 9. Aktivitas Siswa Ketika Kegiatan Metode Role Playing Gambar 10. Aktivitas Siswa Ketika Menulis Teks Negosiasi Gambar 11. Grafik Peningkatan Aspek Kesesuaian Judul dengan Isi dari Prasiklus hingga Siklus II Gambar 12. Grafik Peningkatan Aspek Kerapian Tulisandari Prasiklus hingga Siklus II Gambar 13. Grafik Peningkatan Aspek Cara Penyampaian Gambar 14. Grafik Peningkatan Aspek Organisasi Keruntutan Cerita dari Prasiklus hingga Siklus II Gambar 15. Grafik Peningkatan Aspek Tata Bahasa dari Prasiklus hingga Siklus II Gambar 16. Grafik Peningkatan Aspek Gaya (Kosa Kata)dari Prasiklus hingga Siklus II Gambar 17. Grafik Peningkatan Aspek Ejaan dan Tanda Baca dari Prasiklus hingga Siklus II Gambar 18. Grafik Peningkatan Menulis Teks Negosiasi Prasiklus hingga Siklus II xii

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian Lampiran 3 : Surat Keterangan Bukti Penelitian Lampiran 4 : Kartu Bimbingan Skripsi Lampiran 5 : Daftar Hadir Siswa pada Prasiklus, Siklus I, Dan Siklus II Lampiran 6 : Silabus Bahasa Indonesia Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Prasiklus Lampiran 8 : Hasil Observasi Sikap dan Perilaku Siswa Tahap Prasiklus Lampiran 9 : Hasil Wawancara Dengan Siswa Tahap Prasiklus Lampiran 11 : Hasil Dokumentasi Tahap Prasiklus Lampiran 12 : Hasil Angket Tanggapan Siswa Tahap Prasiklus Lampiran 13 : Hasil Pekerjaan Siswa Tahap Prasiklus Lampiran 14 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Lampiran 15 : Hasil Observasi Sikap dan Perilaku Siswa Tahap Siklus I Lampiran 16 : Hasil Dokumentasi Tahap Siklus I Lampiran 17 : Hasil Angket Tanggapan Siswa Tahap Siklus I Lampiran 18 : Hasil Pekerjaan Siswa Tahap Siklus I Lampiran 19 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Lampiran 20 : Hasil Observasi Sikap dan Perilaku Siswa Tahap Siklus II Lampiran 21 : Hasil Dokumentasi Tahap Siklus II Lampiran 22 : Hasil Angket Tanggapan Siswa Tahap Siklus II Lampiran 23 : Hasil Pekerjaan Siswa Tahap Siklus II Lampiran 24 : Hasil diskusi kelompok xiii

14 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan penegasan istilah. Penyajian secara lengkap diuraikan sebagai berikut. A. Latar Belakang Masalah Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa Indonesia memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting, yaitu sebagai bahasa negara dan bahasa nasional. Mengingat fungsi yang diemban oleh bahasa Indonesia sangat banyak, kita perlu mengadakan pembinaan dan pengembangan terhadap bahasa Indonesia. Tanpa adanya pembinaan dan pengembanagan tersebut bahasa Indonesia tidak akan dapat berkembang, sehingga dikhawatirkan bahasa Indonesia tidak dapat mengemban fungsi-fungsinya. Salah satu cara dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia itu adalah melalui mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Pembinaan dan pengembangan kemampuan dan keterampilan berbahasa yang diupayakan di sekolah berorientasi pada empat jenis keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen, yaitu keterampilan berbicara, keterampilan menyimak, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Setiap keterampilan sangat erat hubungannya dengan keterampilan berbahasa lainnya. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya 1

15 2 siswa memulai suatu hubungan yang teratur mula-mula pada masa kecil belajar membaca dan menulis. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Makin terampil seseorang berbahasa, makin cerah dan jelas pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir (Tarigan,2008:1). Dua keterampilan berbahasa yang bersifat produktif (berbicara, menulis) merupakan keterampilan berbahasa untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan yang ada pada diri seseorang memalui simbol-simbol bahasa. Dilihat dari segi sistem bahasa, baik keterampilan berbicara maupun menulis memerlukan penguasaan terhadap sistem kaidah bahasa. Selain itu, kedua keterampilan ini sama-sama memerlukan penguasaan kaidah-kaidah yang mengatur hubungan antar penutur. Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, menulis memiliki fungsi dan karakteristik. (Tarigan 2008: 24) menyatakan bahwa maksud atau tujuan penulis adalah respon atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperolehnya dari pembaca. Selain itu, (Sukirno 2010 : 4) juga menyatakan bahwa tujuan menulis yaitu memberikan informasi kepada orang lain atau pembaca, menceritakan suatu peristwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan tindak tanduk manusia dalam sebuah peristiwa yang menimbulkan daya khayal atau imajinasi pembacanya, dan menarik suatu makna baru di luar apa yang diungkapkan secara tersurat.

16 3 Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur (Tarigan,2008: 3). Dalam kegiatan menulis ini, penulis harus terampil memanfaatkan struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Sejalan dengan (Sukirno, 2010:7) menyatakan menulis adalah aktivitas menuangkan gagasan secara tertulis atau melahirkan daya cipta berdasarkan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau karangan dalam teks nonsastra dan karya sastra. Menulis adalah sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Dalam pengertian yang lain, menulis adalah kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Dalam kurikulum 2013 yang tertuang di dalam silabus, disebutkan bahwa salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa SMA adalah menulis teks negosiasi. Teks negosiasi adalah proses komunikasi antara penjual dan calon pembeli baik perorangan maupun kelompok yang di dalamnya terjadi diskusi dan perundingan untuk mencapai kesepakatan tujuan yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Suherli, et al (2013:134) menjelaskan bahwa teks negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencari penyelesaian bersama di antara pihak-pihak yang mempunyai perbedaan kepentingan. Pihak-ihak

17 4 tersebut berusaha menyelesaikan perbedaan itu dengan cara-cara yang baik tanpa merugikan salah satu pihak. Negosiasi juga dapat terjadi sebagai tanggapan usulan progam dari pihak pertama kepada pihak kedua, agar usulan itu menguntungkan kedua belah pihak. Proses komunikasi dalam negosiasi memiliki ciri-ciri antara lain, yaitu (1) melibatkan dua belah pihak, (2) adanya kesamaan tema masalah yang dinegosiasikan, (3) kedua belah pihak menjalin kerja sama, (4) adanya kesamaan tujuan kedua belah pihak, (5) untuk mengkonkretkan masalah yang masih abstrak(sutrisno dan Kusmawan, 2007: 9). Seperti yang telah diuraikan di atas, teks negosiasi merupakan teks yang berisi interaksi sosial yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan. Oleh karena itu, pembelajaran teks negosiasi sangat penting digunakan oleh peserta didik tidak hanya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, melainkan juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 3 Purworejo, guru pembimbing bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 3 Purworejo dalam melaksanakan pembelajaran masih bersifat informatif. Guru hanya memberi materi dan memberi tugas pada siswa. Hal ini, menyebabkan siswa kurang tertarik dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dari hasil analisis kerja siswa didapatkan hasil bahwa kemampuan siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 3 Purworejo masih rendah, siswa yang mencapai nilai KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan yaitu 75 hanya 10 anak. Dari hasil observasi, wawancara dengan siswa, dan analisis

18 5 kerja siswa dapat disimpulkan permasalahan dalam pembelajaran menulis. Permasalahan yang timbul antara lain, yaitu (1) keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi masih rendah, (2) minimnya siswa yang bertanya mengenai menulis teks negosiasi, (3) siswa cenderung tidak serius pada saat menulis teks negosiasi, dan (4) siswa tidak berantusias pada saat menulis teks negosiasi, (5) kurangnya kebiasaan menulis. Selama ini metode yang digunakan oleh guru masih bersifat informatif, yaitu dengan menggunakan metode ceramah. Guru menjadi satu-satunya sumber informasi dan berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa terbiasa hanya menerima pengetahuan dari guru. Hal ini, menyebabkan siswa kurang berinteraksi antara yang satu dengan yang lain, siswa cenderung pasif, dan kurang berlatih mengembangkan ide-idenya serta kurang serius dalam mengikuti pembelajaran. Berbeda dengan, yang dijelaskan di dalam kurikulum 2013 bahwa pembelajaran merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa guna mencapai hasil belajar tertentu dibawah bimbingan, arahan, dan motivasi dari guru. Siswa diharapkan aktif dalam proses pembelajaran, siswa mampu mengembangkan pengetahuan mereka sendiri dengan bantuan buku atau internet, dan di akhir pembelajaran siswa diharapkan mampu menyimpulkan pembelajaran. Di dalam kurikulum 2013 guru hanya berfungsi sebagai fasilitator bagi siswa. Kurangnya kebiasaan menulis pada siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 3 Purworejo menyebabkan mereka sulit menuangkan ide-idenya dalam bentuk tulisan. Siswa tidak mempunyai kosa kata bahasa Indonesia yang cukup untuk

19 6 mengungkapkan ide secara lebih sistematis. Pada saat menulis siswa juga menggunakan bahasa tidak baku dalam kegiatan menulis. (Tarigan 2008: 4) mengemukakan bahwa menulis merupakan keterampilan yang sulit dikuasai. Oleh karena itu, untuk dapat menguasai keterampilan menulis, diperlukan waktu yang lama dan latihan yang intensif. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan yang banyak dan teratur. Dengan permasalahan tersebut, penulis dan guru pembimbing Bahasa Indonesia kelas X MIPA 1 mencoba menerapkan ide baru untuk meningkatkan kemampuan menulis teks negosiasi, yaitu dengan menggunakan metode role playing. Metode yang digunakan pada penelitian ini diharapkan mampu mengoptimalkan hasil belajar mengajar. Penulis dan guru berusaha meningkatkan pembelajaran menulis teks negosiasi dengan alasan setiap orang pasti akan melakukan negosiasi dalam kehidupannya begitu pula siswa SMA Negeri 3 yang diharapkan mampu menerapkan cara-cara bernegosiasi dalam kehidupan mereka. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis di sekolah adalah perbaikan proses belajar menulis. Untuk memperbaiki pembelajaran menulis siswa perlu dilakukan metode pembelajaran. Dengan adanya metode pembelajaran diharapkan siswa mampu memahami materi dan menghasilkan tulisan yang lebih dari sebelumnya. Sebuah tulisan pada dasarnya merupakan perwujudan hasil penalaran. Penalaran ini terutama terkait dengan proses menuangkan gagasan pokok

20 7 untuk dikembangkan menjadi tulisan. Setiap penulis harus dapat menuangkan gagasan secara cermat ke dalam tulisannya. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memunculkan gagasan adalah metode Role Playing. Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankan diri sebagai tokoh hidup dan benda mati. Pada metode Role Playing, titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indra ke dalam suatu situasi permasalahan yang secara nyata dihadapi. Siswa diperlakukan sebagai subjek pembelajaran yang secara aktif melakukan praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada situasi tertentu (Huda, 2013: 209). Metode Role Playing dapat memberikan kesan yang kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Dengan adanya metode Role Playing diharapkan dapat membantu siswa dalam menulis teks negosiasi. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Negosiasi dengan Metode Role Playing pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2016/2017. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi masalah yang menjadi bahan penelitian ini adalah Siswa masih menganggap pembelajaran menulis adalah sesuatu yang kurang menyenangkan dan

21 8 diminati. Hal ini, disebabkan guru dalam mengajarkan menulis teks negosiasi masih menggunakan metode yang bersifat infrmatif. Hal ini, menyebabkan siswa kurang tertarik dalam pembelajaran menulis dalam menulis teks negosiasi. Kurangnya kebiasaan menulis pada siswa X MIPA 1 SMA Negeri 3 Purworejo menyebabkan mereka sulit menuangkan ide-idenya dalam bentuk tulisan. Hal ini, menyebabkan rendahnya tingkat pencapaian belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Purworejo dalam kegiatan menulis teks negosiasi. Penerapan metode yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar akan mampu meningkatkan daya keaktifan siswa dalam belajar dan dapat mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan, sehingga dapat dikembangkan secara mandiri. Perlunya metode pembelajaran yang menarik bagi siswa, sehingga siswa lebih tertarik dalam kegiatan pembelajaran menulis khususnya menulis teks negosiasi. C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, batasan masalah pada kesulitan siswa dalam menulis karangan, khususnya teks negosiasi. Metode yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan metode Role Playing. Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.metode Role Playing dapat memberikan kesan yang kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa.

22 9 D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana penerapan pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode Role Playing pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran 2016/2017? 2. Bagaimana perubahan sikap dan perilaku pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran 2016/2017 dalam pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode Role Playing? 3. Bagaimana peningkatan kemampuan menulis teks negosiasi pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran 2016/2017 setelah memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah mendeskripsi 1. penerapan pembelajaran menulis teks negosiasi dengan menggunakan metode Role Playing pada siswa X SMA Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran 2016/2017; 2. perubahan sikap dan perilaku pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran 2016/2017 dalam pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode Role Playing;

23 10 3. peningkatan kemampuan menulis teks negosiasi pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran 2016/2017 setelah memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing. F. Manfaat penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai dua manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis, yaitu memberikan sumbangan pemikiran dan alternatif yang dapat dipertimbangkan dalam usaha memperbaiki mutu pendidikan. Manfaat teoritis yang lain adalah diharapkan mampu memberi konstribusi ilmiah terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam menulis teks negosiasi. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis hasil penelitian tentang peningkatan keterampilan menulis teks negosiasi dengan metode role playing pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran 2016/2017, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, siswa, guru, dan sekolah sebagai berikut. a. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti dengan memberikan informasi mengenai metode pembelajaran role playing dalam keterampilan menulis teks negosiasi. Dapat memotivasi

24 11 peneliti lain untuk meneliti kemampuan menulis, sehingga akan menambah pengetahuan bagi peneliti selanjutnya. b. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam peningkatan keterampilan menulis teks negosiasi. Diharapkan pula siswa dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai pembelajaran kemampuan menulis teks negosiasi dengan menggunakan metode role playing. c. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan alternatif pilihan dalam pembelajaran keterampilan menulis khususnya menulis teks negosiasi. d. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan dalam peningkatan mutu pembelajaran. Selain itu, dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis teks negosiasi. G. Penegasan Istilah Dalam penelitian ini, peneliti menjelaskan istilah yang digunakan dalam judul penelitian. Istilah yang dijelaskan sebagai berikut 1. Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan ( komunikasi ) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.

25 12 2. Teks negosiasi adalah teks yang berisi tentang hubungan atau interaksi antara dua orang atau lebih untuk memutuskan sesuatu dari kepentingan yang berbeda. Teks negosiasi berfungsi untuk mencari penyelesaian bersama diantara pihak-pihak yang mempunyai perbedaan kepentingan. 3. Motode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Metode bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran khususnya menulis. 4. Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. 5. Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankan diri sebagai tokoh atau benda mati. Penulis mengambil judul skripsi Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Negosiasi dengan Metode Role Playing pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Purworejo tahun Pelajaran 2016/2017 adalah usaha penelitian yang menekankan pada peningkatan kemampuan menulis siswa khususnya dalam menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing pada siswa SMA.

26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORETIS, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan tinjauan pustaka, kajian teoretis, dan hipotesis penelitian. A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka adalah tinjauan terhadap penelitian-penelitian yang relevan sebelumnya. Tinjauan pustaka merupakan kajian secara kritis terhadap kajian terdahulu sehingga diketahui perbedaan yang khas. Penelitian mengenai pembelajaran menulis teks negosiasi dilakukan oleh Pinangsari (2015), Ade (2015), dan penggunaan metode role playing dilakukan oleh Handayani (2013) Penelitian yang dilakukan Pinangsari (2015) berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Negosiasi dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Kelas X Teknik Kontruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Purworejo. Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Pinangsari (2015) penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan model berbasis masalah dalam pembelajaran teks negosiasi pada siswa kelas X Teknik Kontruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Purworejo dapat mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan aspek keaktifan siswa, interaksi siswa, keantusiasan siswa dalam mengikuti pembelajaran, interaksi siswa dalam berkelompok, 13

27 14 dan perhatian siswa. Hal ini, dapat teratasi dengan menggunakan strategi berbasis masalah. Hasil belajar siswa dalam menulis teks negosiasi mengalami peningkatan. Peningkatan yang diperoleh dari hasil menulis teks negosiasi tiap siklus yaitu pra siklus rata-rata nilai siswa sebesar 5,6, pada siklus I rata-rata menulis siswa meningkat 11.93% menjadi 67,93 dan pada siklus II nilai rata-rata siswa mingkat sebesar 9,6% menjadi 77,53 sehingga pelaksanaan siklus II dianggap berhasil. Terdapat perbedaan dan kesamaan penelitian yang dilakukan oleh Pinangsari dengan penulis. Perbedaannya adalah pada metode yang digunakan. Metode yang digunakan oleh Pinangsari adalah strategi berbasis masalah, sedangkan penelitian ini menggunakan adalah metode role playing. Penelitian Pinangsari melakukan penelitian di SMK Negeri 1 Purworejo, sedangkan penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Purworejo. Persamaannya yaitu keduanya meneliti tentang kemampuan menulis teks negosiasi. Penelitian tentang teks negosiasi juga dilakukan oleh Ade (2015) yang berjudul Penerapan Metode Pembelajaran Bermain Peran (Role Playing) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Teks Negosiasi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Jember. Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Ade (2015) penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan metode role playing dalam pembelajaran teks negosiasi pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Jember dapat mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan hasil pembelajaran baik dengan tingkat pemahaman struktur dengan skor rata-rata 5 dan dapat mengembangkan isi

28 15 teks dengan baik. Hal ini, teratasi dengan menggunakan role playing. Hasil belajar siswa dalam menulis teks negosiasi mengalami peningkatan. Peningkatan yang diperoleh dari hasil menulis teks negosiasi tiap siklus yaitu pra siklus rata-rata nilai siswa sebesar 30,5 %, pada siklus I rata-rata menulis siswa meningkat menjadi 72,5% dan pada siklus II nilai rata-rata siswa mingkat sebesar 90% sehingga pelaksanaan siklus II dianggap berhasil. Terdapat perbedaan dan kesamaan penelitian yang dilakukan oleh Ade dengan penulis. Perbedaannya adalah tempat penelitian. Penelitian Ade melakukan penelitian di SMA Negeri 4 Jember, sedangkan penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Purworejo. Persamaannya yaitu keduanya meneliti tentang kemampuan menulis teks negosiasi dan melakukan penelitian tentang menulis teks negosiasi. Metode role playing digunakan oleh Handayani (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS Menggunakan Metode Role Playing pada Siswa Kelas V SD Negeri Playen III. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan dalam proses pembelajaran. Untuk perolehan skor pada siklus I, persentase sebesar 53,57%, menjawab pertanyaan 52,38%, menyelesaikan tugas 54,76%, diskusi 52,28%, mencatat materi pembelajaran 55,93%, dan menyimpulkan materi pembelajaran 51,19%. Pada tahap tindakan siklus II, persentase tiap aspek mengalami kenaikan menjadi partisipasi bertanya memiliki persentase sebesar 76,19% menjawab pertanyaan 79,76%, menyelesaikan tugas 82,14%, berdiskusi 80,95%, mencatat materi pembelajaran sebesar 77,38%,

29 16 mengerjakan soal 78,57%, menyelesaikan tes secara individu 77,38%, dan menyimpulkan materi pembelajaran sebesar 77,38%. Dengan demikian, penggunaan metode role playing dalam proses pembelajaran meningkatkan proses pembelajaran. Terdapat perbedaan dan persamaan skripsi yang dilakukan oleh Handayani dengan penulis. Perbedaannya adalah tempat dan objek penelitian. Handayani meneliti tentang proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran IPS di SD Negeri Playen III. Sebaliknya, penelitian melakukan penelitian pada teks negosiasi di SMA Negeri 3 Purworejo. Persamaannya keduanya menggunakan metode role playing dalam melakukan penelitian. B. Kajian Teoretis Kajian teoritis merupakan penjabaran dari kerangka teoritis yang memuat beberapa kumpulan materi terpilih dari berbagai sumber untuk dijadikan sebagai acuan pokok dalam membahas masalah yang diteliti. Teoriteori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) hakikat menulis meliputi pengertian menulis, tujuan menulis, dan manfaat menulis (2) pengertian teks negosiasi, ciri-ciri teks negosiasi, struktur teks negosiasi, dan tahap menulis teks negosiasi (3) metode pembelajaran yang meliputi hakikat metode pembelajaran, pengertian metode, pengertian metode role playing, kekurangan dan kelebihan metode role playing, manfaat metode role playing, langkah- langkah metode role playing, dan penerapan metode role playing dalam pembelajaran menulis teks negosiasi.

30 17 1. Hakikat Menulis Pada bagian ini akan diuraikan mengenai pengertian menulis, tujuan menulis, dan manfaat menulis. a. Pengertian Menulis Menulis seperti berbicara menyampaikan sebuah pesan, bisa berupa informasi, pemikiran, ajakan atau unek-unek. Keduanya, menulis dan berbicara merupakan keterampilan bahasa yang produktif, hanya berbeda dalam hal penyampaian, yang satu dalam bentuk tulisan dan satunya dalam bentuk lisan. Sebuah tulisan akan bertahan lama, hasil dari tulisan dapat dibaca kapanpun. Berbeda dengan berbicara hasilnya tidak bisa diulang lagi. Namun keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu memberi informasi, meyakinkan, dan menghibur pembaca. Pada hakikatnya menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan sebagai alat untuk berkmunikasi secara tidak langsung. Dalam hal ini, narasumber tidak harus bertemu langsung atau bertatap muka dengan pembaca. Narasumber atau pengarang menuangkan ide, gagasan secara tertulis. Tarigan (2008: 22) menyatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambanglambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Gambaran atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan

31 18 suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Hal ini, merupakan perbedaan utama lukisan dan tulisan. Pada prinsipnya fungsi dari sebuah tuliasan adalah sebagai alat kmunikasi yang tidak langsung. Menulis adalah aktivitas aktif produktif, aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa. Aktivitas aktif produktif ialah sebuah kegiatan yang menghasilkan sesuatu. Dalam kegiatan menulis seorang menulis menghasilkan sebuah tulisan yang akan disampaikan kepada khalayak umum. Tulisan tersebut bertujuan untuk mengemukakan gagasan atau pikiran dari penulis (Nurgiantoro, 2009: 298). Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Tulisan bertujuan untuk memberitahu, artinnya sebuah tulisan disampaikan untuk memberi informasi kepada pembaca. Tulisan juga bertujuan untuk menghibur, sebuah tulisan tidak hanya bertujuan untuk memberi informasi dan meyakinkan melainkan untuk mengibur. Tulisan yang ditulis diharapkan dapat memberikan hiburan bagi pembaca (Dalman, 2015:3). Menulis merupakan aktivitas menuangkan gagasan. Secara tertulis atau melahirkan daya cipta berdasarkan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau karangan dalam teks nonsastra dan karya sastra. Menulis memiliki tujuan, seperti memberikan informasi kepada orang lain atau pembaca, menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, dan mengisahkan kejadian.

32 19 Sebuah tulisan dapat menumbuhkan daya khayal bagi penulis dan pembaca. Penulis akan menyampaikan pikirannya melalui tulisan sehingga pembaca akan terbawa dengan cerita yang disampaikan. Hal ini, bertujuan untuk menghibur pembaca (Sukirno, 2016: 6). Kegiatan menulis dalam dunia pendidikan sangat penting dan berharga, sebab menulis akan lebih mempermudah seseorang untuk berpikir. Menulis merupakan suatu alat yang sangat ampuh dalam belajar yang dengan sendirinya memainkan peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Dengan menulis siswa belajar untuk mengemukakan pendapat atau gagasan tanpa ada rasa takut dan malu. Mereka bebas mengeluarkan pendapat mereka melalui tulisan. Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa kegiatan menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan gagasan, ide, atau pikiran ke dalam tulisan secara tidak langsung. Melalui menulis tersebut, segala pesan atau maksud dari penulis akan dapat dipahami oleh pembaca. Dengan menulis siswa dapat belajar mengemukakan pendapat tanpa ada rasa takut dan malu. b. Tujuan Menulis Adapun yang dimaksud dengan maksud atau tujuan penulis (the writer s intention) adalah responsi atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperolehnya dari pembaca. Berdasarkan batasan ini, dapat dikatakan bahwa : 1. tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajarkan disebut wacana informatif.

33 20 2. tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif. 3. tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer. 4. tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapiapi disebut wacana ekspresif ( Tarigan, 2008: 24). Menurut Sukirno ( 2016: 5) memberikan informasi kepada orang lain atau pembaca, menceritakan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian. Melukiskan tindak-tanduk manusia pada sebuah peristiwa yang menimbulkan daya khayal/ imajinasi pembacanya. Menulis juga dapat menarik suatu makna baru dari luar apa yang diuangkapkan secara tersurat. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tujuan belajar menulis adalah (1) peserta didik dapat berkomunikasi dengan diri sendiri dan atau orang lain; (2) peserta didik dapat mendokumentasi hal-hal penting atau mengesankan yang diperoleh; (3) peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi; dan (4) menyalurkan bakat niat tulisan. Tujuan belajar menulis menurut pendekatan mdern tidak mementingkan hasil, tetapi juga proses (Nunan, 1994: 86 dalam buku Sukirno 2016: 5). Dalman (2015: 12) menyatakan bahwa tujuan menulis ditinjau dari sudut pandang kepentingan pengarang, menulis memiliki beberapa tujuan, antara lain (1) tujuan penugasan; (2) tujuan estesis; (3) tujuan penerangan; (4) tujuan pernyataan diri; (5) tujuan kreatif; (6) tujuan konsumtif.

34 21 1) Tujuan Penugasan Pada umumnya para pelajar, menulis sebuah karangan dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru atau sebuah lembaga. Bentuk tulisan ini biasanya berupa makalah, laporan, ataupun karangan bebas. 2) Tujuan Estetis Para sastrawan pada umumnya menulis dengan tujuan untuk menciptakan keindahan (estetis) dalam sebuah puisi, cerpen, maupun novel. Untuk itu, penulis pada umumnya memerhatikan benar pilihan kata atau diksi serta penggunaan gaya bahasa. Kemampuan penulis dalam mempermainkan kata sangat dibutuhkan dalam tulisan yang memiliki tujuan estetis. 3) Tujuan Penerangan Surat kabar maupun majalah merupakan salah satu media yang berisi tulisan dengan tujuan penerangan. Tujuan utama penulis membuat tulisan adalah untuk memberi informasi kepada pembaca. Dalam hal ini, penulis harus mampu memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan pembaca berupa politik, ekonomi, pendidikan, agama, sosial, maupun budaya. 4) Tujuan Pernyataan diri Bentuk tulisan ini misalnya surat perjanjian maupun surat pernyataan. Penulisan surat pernyataan maupun surat perjanjian merupakan tujuan untuk pernyataan diri.

35 22 5) Tujuan Kreatif Menulis sebenarnya selalu berhubungan dengan proses kreatif, terutama dalam menulis karya sastra, baik itu berbentuk puisi maupun prosa. 6) Tujuan Knsumtif Tulisan dibuat untuk dijual dan dikonsumsi leh para pembaca. Dalam hal ini, penulis lebih mementingkan kepuasan pada diri pembaca. Penulis lebih berorientasi pada bisnis. Salah satu bentuk tulisan ini adalah novel, dongeng, fabel, dan komik. Dari pendapat tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa tujuan menulis adalah sebagai sarana untuk mengajar atau memberitahukan sesuatu hal ke khalayak. Menulis dapat meyakinkan pembaca atau mendesak pembaca untuk melakukan sesuatu hal yang dituliskan oleh penulis. Tulisan ini juga bisa bertujuan menghibur pembaca, dan umumnya tulisan merupakan sarana untuk mengekspresikan perasaan dan emosi. Menulis juga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi dengan diri sendiri atau orang lain, memberikan informasi, dan menuangkan ide atau perasaan yang ingin disampaikan. Dengan menulis seseorang dapat menyampaikan gagasan atau ide dengan bebas. Menulis juga dapat menghibur pembaca. Sebelum kita membuat suatu tulisan hendaknya kita harus terlebih dahulu memikirkan apa yang akan kita tulis dan kita berikan kepada pembaca agar pembaca merasa pembaca merasa tertarik dan terhibur dengan hasil kita.

36 23 c. Manfaat Menulis Tarigan ( 2008: 22) menyatakan bahwa Pada prinsipnya manfaat utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena dapat memudahkan para pelajar berpikir. Juga dapat menolong kita berpikir secara kritis. Menulis dapat memudahkan kita dalam merasakan dan menikmati hubunganhubungan mendalam. Memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Tidak jarang, kita menemui apa yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang, gagasan-gagasan, masalah-masalah, kejadian-kejadian hanya dalam proses menulis yang aktual. Sukirno (2010: 5-6) menjelaskan bahwa menulis itu bermanfaat bagi kehidupan manusia. Antara lain meningkatkan keterampilan mengungkapkan sesuatu dengan bahasa yang tepat, meningkatkan kebiasaan pemakaian diksi atau pilihan kata yang tepat, meningkatkan ketajaman keruntutan berpikir, menghidupkan imajinasi atau citraan yang tepat. Menulis bermanfaat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan tertulis sehingga diketahui oleh orang lain. Dengan menulis dapat bekerja sama dalam segala hal yang bermanfaat bagi kehidupan yang berkualitas, dapat mengenal adat dan tata krama dalam bermasyarakat. Menulis melatih kita mengungkapkan pikiran dan perasaan yang sedang dirasakan. Pembaca akan mengerti apa yang sedang dirasakan

37 24 dan dipikirkan dengan menulis. Menulis dapat menambah kosa kata penulis karena terbiasa merangkai kata. Sehubungan dengan hal tersebut, manfaat menulis adalah dapat membantu penulis dalam mengembangkan berbagai gagasan dan potensi dirinya serta dapat meninjau dan menilai gagasannya sendiri secara objektif. Dengan menulis kita terbiasa berpikir serta berbahasa secara tertib dan teratur. Serta penggunaan kegiatan menulis secara bijaksana dan dapat memperbaiki kualitas kehidupan. Dengan menulis penulis dapat mengembangkan gagasan yang ada dalam pikirannya. Menulis juga dapat melatih keterampilan dalam berbahasa yang benar. Menulis juga dapat mengukur kemampuan sendirii kita dalam berbahasa secara objektif. Menurut Dalman (2015 : 5) menulis merupakan suatu proses kreatif yang banyak melibatkan cara berpikir. Dalam hal ini, menulis merupakan proses penyampaian informasi secara tertulis berupa hasil kreativitas penulisnya dengan menggunakan cara berpikir yang kreatif. Dengan demikan, penulis dapat menghasilkan berbagai bentuk dan warna tulisan secara kreatif sesuai dengan tujuan dan sasaran tulisannya. Menulis membutuhkan kreativitas untuk menghasilkan tulisan yang tepat sasaran. Tulisan akan bermanfaat bagi pembaca, jika tulisan itu mengandung manfaat yang baik bagi pembaca. Tercapainya tujuan belajar menulis sangat bermanfaat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan secara tertulis sehingga ditahui orang lain. Dengan menulis kita dapat bekerja sama dalam segala hal yang bermanfaat bagi kehidupan yang berkualitas. Dapat belajar mengenal adat

38 25 istiadat, dan tata krama masyarakat. Keberhasilan itu juga berimplikasi terhadap keterampilan berbahasa secara umum seperti membaca, menyimak, dan berbicara karena sesuai dengan konsep belajar terkini. Proses belajar menulis dilakukan secara terpadu. Membiasakan diri untuk menulis secara tidak langsung melatih otak kita untuk berpikir dan inovatif. Menulis juga melatih berbahasa yang baik. Dengan menulis kita juga dapat mengukur kemampuan diri sendiri secara objektif. Selain itu, kita juga dapat menghasilkan suatu karya baru yaitu berupa tulisan. Tulisan itu juga dapat bermanfaat bagi rang yang membacanya. 2. Hakikat Teks Negosiasi Pada bagian ini diuraikan pengertian teks negosiasi, ciri-ciri teks negosiasi, struktur teks negosiasi. a. Pengertian Teks Negosiasi Menurut Sutrisno dan Kusmawan (2007: 8) negosiasi adalah proses komunikasi antara penjual dan calon pembeli baik perorangan maupun kelompok yang di dalamnya terjadi diskusi dan perundingan untuk mencapai kesepakatan tujuan yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Negosiasi juga merupakan komunikasi dua arah, yaitu penjual sebagai komunikator dan pembeli sebagai komunikasi atau saling bergantian. Negosiasi antara penjual dan pembeli sering kita jumpai disekitar kita, contohnya di pasar tradisional. Menurut Suherli et al (2016: 180) negosiasi ialah proses tawarmenawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi)

39 26 lain. Tujuan negosiasi ialah mengatasi atau menyesuaikan perbedaan, untuk memperoleh sesuatu dari pihak lain (yang tidak dapat dipaksakan). Negosiasi dilakukan untuk mencapai kesepakatan yamg dapat iterima kedua belah pihak dalam melakukan transaksi, atau menyelesaikan sengketa atau perselisihan pendapat. Untuk meyakinkan pihak lain dalam bernegosiasi, pihak lain harus menyertakan alasan yang tepat dalam bernegosiasi. Pihak lain harus mampu meyakinkan pihak lainnya bahwa pengajuan atau penawaran yang diajukan dapat atau bahkan harus diterima. Bernegosiasi juga tidak boleh memaksakan kehendak. Dalam negosiasi, pihak-pihak tersebut berusaha menyelesaikan perbedaan itu dengan berdialog. Penyelesaian sengketa Sipadan-Ligitan antara Indonesia dan Malaysia adalah contoh negosiasi yang nyata. Menurut Pruitt dalam Lewicki (2012: 3) negosiasi adalah bentuk pengambilan keputusan di mana dua belah pihak atau lebih berbicara satu sama lain dalam upaya untuk menyelesaikan kepentingan perdebatan mereka. Proses negosiasi yang paling baik yaitu kedua pihak bertemu dan merundingkan permasalahan diantara mereka. Dengan begitu permasalahan diantara kedua belah pihak dapat terselesaikan. Dalam proses negosiasi masing-masing kedua belah pihak harus meletakkan negosiasi di atas segalanya untuk mencapai tujuan dan kesepakatan bersama. Kesepakatan harus dapat menguntungkan kedua belah pihak. Kesepakatan dalam negosiasi ini sebagai sebuah dasar dan jaminan untuk keberhasilan dalam negosiasi (Sutrisno dan Kusmawan, 2007: 9).

40 27 Berdasarkan pendapat tersebut disimpulkan teks negosiasi adalah teks yang menggambarkan tawar menawar yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan kedua belah pihak. Negosiasi dilakukan untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima kedua belah pihak. Negosiasi juga bertujuan mengatasi atau menyesuaikan perbedaan. Negosiasi dilakukan dalam melakukan transaksi, atau menyelesaikan sengketa atau perselisihan pendapat. b. Ciri- Ciri Teks Negosiasi Proses komunikasi dalam negosiasi dalam (Sutrisno dan Kusmawan, 2007) memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1) melibatkan dua belah pihak. 2) adanya kesamaan tema masalah yang dinegosiasikan. 3) kedua belah pihak menjalin kerja sama. 4) adanya kesamaan tujuan kedua belah pihak. 5) untuk mengkonkritkan masalah yang masih abstrak. Menurut Suherli et al teks negosiasi memiliki ciri sebagai berikut. 1) Adanya partisipan, biasanya pihak yang menyampaikan pengajuan dan pengajuan pihak yang menawar. 2) Adanya perbedaan kepentingan. 3) Adanya pengajuan. 4) Adanya kesepakatan sebagai hasil negosiasi.

41 28 c. Struktur Teks Negosiasi Struktur teks negosiasi menurut Suherli et al (2013: 156) yaitu: orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup. Sebagai contoh yaitu negosiasi tentang karyawan dan pengusaha. 1) Tahap orientasi berisi tentang pengantar percakapan, misalnya ucapan selamat pagi atau siang. Pengajuan, berisi tentang pengajuan permintaan karyawan kepada pengusaha, misalnya tentang kenaikan upah. 2) Penawaran, berisi tentang penawaran gaji yang diminta oleh karyawan kepada pengusaha, kemudian pihak pengusaha menawar jumlah upah yang diajukan agar dapat lebih rendah lagi. 3) Persetujuan, pada tahap persetujuan antara karyawan dan pengusaha sepakat dengan jumlah gaji yang sudah menjadi kesepakatan bersama. 4) Penutup, pada tahap akhir yaitu penutup. Pada tahap ini karyawan dan pengusaha sama-sama mengucapkan terimakasih. Menurut Lewis (2016) struktur teks negosiasi adalah sebagai berikut. 1) Orientasi, orientasi berisi tentang pembukaan dalam teks negosiasi. 2) Pengajuan, pengajuan berisi tentang apa yang ingin diajukan atau disampaikan pada pihak lain. 3) Penawaran, penawaran berisi tentang apa yang ingin di tawarkan atau jalan keluar dari perbedaan tersebut. 4) Persetujuan, hasil dari negosiasi tersebut.

42 29 3. Metode Pembelajaran Teks Negosiasi Pada bagian ini diuraikan pengertian metode, pengertian metode rle playing, manfaat metode role playing, kekurangan dan kelebihan metode role playing, langkah-langkah metode role playing, dan penerapan metode role playing dalam pembelajaran teks negosiasi. a. Pengertian Metode Mulyasa (2014, 2014: 142) menyatakan bahwa metode pembelajaran adalah bentuk yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas leh guru. Metode digunakan sebagai acuan seorang pendidik dalam melaksanakan pemeblajaran. Metode yang digunakan juga disesuaikan dengan pembelajaran. Dengan adanya metde siswa dapat lebih mudah menerima pembelajaran. Metode pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasi pengalaman belajar. Yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Metode dapat mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran ( Shoimin, 2014: 23 dalam Bariani, 2015). http//definisi Metode Menurut Para Ahli.htm. diunduh 15 Januari Menurut Fathurohman (2015: 20) yang dimaksud metode adalah sebuah cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan. Siswa diberikan kesempatan untuk memperoleh pembelajaran dengan cara yang

43 30 menyenangkan dan teratur. Seorang pendidik harus mampu memilih metode yang tepat dalam pembelajaran. Dengan adanya metode diharapkan siswa lebih mudah menguasai pembelajaran yang diberikan. http//definisi Metode Menurut Para Ahli.htm. diunduh 15 Januari Dari pendapat di atas dapat disimpulkan, metode adalah cara atau teknik yang digunakan dalam kegiatan proses pembelajaran. Metode yang digunakan dalam pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam merencanakan pembelajaran. Guru sebaiknya memilih metode yang tepat. Siswa dituntut aktif dalam pembelajaran, agar siswa dapat menerima pembelajaran denagn baik. Metode yang digunakan dalam pembelajaran khususnya bahasa Indonesia antaralain : (1) Quantum, (2) Jigsaw, (3) picture and picture, (4) Role Playing, dan lain sebagainya. b. Pengertian Metode Role Playing Salah satu meode yang telah terbukti mampu mengoptimalkan hasil belajar adalah role playing. Role playing atau bermain peran adalah sejenis permaianan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan, dan (Fogg, dalam Huda 2001). Dalam RP, siswa dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain itu, role playing sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas di mana pembelajaran membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain. Role playing adalah sesuatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan

44 31 imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankan diri sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, bergantung pada apa yang diperankan. Pada titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indra ke dalam suatu situasi permasalahan yang secara nyata dihadapi. Siswa diperlakukan sebagai subjek pembelajaran yang secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada situasi tertentu. Role playing menuntut siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa terlibat langsung dalam pembelajaran karena yang memerankan siswa itu sendiri dan bagi yang tidak memerankan mengamati temannya yang seadng memerankan. Peserta didik berperan atau memainkan peran dalam dramatisasi masalah-masalah sosial/psikologis. Dengan mendramatisasikan siswa dalam situasi peranan yang dimainkannya harus bisa berpendapat, memberikan argumentasi, dan mempertahankan pendapatnya, tetapi bila perlu harus bisa mencari jalan ke luar atau kompromi bila terjadi banyak perbedaan pendapat. Role playing mengajak siswa belajar untuk mengeluarkan pendapat dan mempertahan pendapatnya. Hal ini, membuat siswa belajar mengeluarkan dan mempertahankan pendapat. Siswa juga diajak untuk mencari jalan keluar dari masalah yang di hadapi. Dengan mendramatisir apa yang sedang diperankan secara tidak langsung mengajarkan siswa untuk memecahkan masalah. Selain itu, siswa juga belajar mengeluarkan argumen. Argumen atau pendapat sangat di perrlukan dalam kehidipan sehari-hari (Roestiyah, 2012: 90-91).

45 32 Role playing merupakan salah satu alternatif yang dapat ditempuh. Hasil penelitian dan percobaan yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa role playing merupakan metode yang efektif dalam pembelajaran. Dalam hal ini, role playing diarahkan pada pemecahan masalah-masalah yang menyangkut hubungan antarmanusia, terutama kehidupan peserta didik. Melalui bermain peran, peserta didik mencoba mengeksplorasi hubunganhubungan antarmanusia. Dengan cara memperagakannya dan mendiskusikan sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan berbagai strategi pemecahan masalah. Dengan mencari topik dalam kehidupan sehari-hari siswa dapat dengan mudah mengeluarkan perasaan yang sedang dirasakan. Mereka juga belajar menyelesaiakan masalah yang sedang dihadapi. Di harapkan siswa dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi dalam kehidupan seharihari. (Mulyasa, 2013: ). Dari uraian di atas, dapat diambil definisi bahwa metode role playing adalah sebuah metode pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif melakukan praktik-praktik dengan teman sekelas. Dalam metode role playing siswa diberi kebebasan berimpovisasi, namun masih dalam batas-batas skenario dari guru. c. Manfaat Role Playing Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa dapat menggunakan metode role playing sebagai metode dalam kegiatan menulis teks negosiasi. Di dalam kegiatan menulis, role playing membantu siswa dalam mengatasi

46 33 hambatan menulis. Role playing dapat bertahan lama dalam ingatan siswa. Role playing juga bisa membuat suasana kelas menjadi menyenangkan. Siswa lebih mudah dalam menerima pembelajaran (Huda 2013: 210). Dengan metode role playing dapat melatih sikap empati dan simpati. Siswa dapat mengeksplorasi perasaan- perasaannya memperoleh wawasan keterampilan sikap, nilai, dan sikap dalam memecahkan masalah. Siswa memperoleh keterampialn memecahkan masalah karena siswa terjun langsung dalam mengeluarkan pendapat. Role playing juga dapat melatih sikap simpati dan emapati terhadap sesama (Mulyasa,2016: 113). d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Role Playing Dalam metode terdapat kelebihan dan kekurangan (Huda, 2013: 210) menyatakan kelebihan role playing di antaranya adalah. 1) dapat memberi kesan pembelajaran yang kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. 2) bisa menjadi pengalaman belajar menyenangkan yang sulit dilupakan. 3) membuat suasana kelas menjadi lebih dinamis dan antusiastis. 4) membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan. 5) memungkinkan siswa untuk terjun langsung memerankan sesuatu atau yang akan dibahas dalam proses pembelajaran. Hakikat pembelajaran bermain peran (role playing) terletak pada keterlibatan emsional pemeran dan pengamat dalam situasi masalah yang secar nyata dihadapi. Melalui bermain peran dalam pembelajaran, diharapkan

47 34 para peserta didik dapat mengeksplorasi perasaan-perasaannya; memperoleh wawasan tentang sikap, nilai, dan persepsinya; mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi; dan mengeksplrasi inti permasalahan yang diperankan melalui berbagai cara (Mulyasa, 2015: 113). Dalam bermain peran (role playing) siswa lebih tertarik perhatiannya pada pelajaran, karena masalah-masalah sosial sangat berguna bagi mereka. Role playing lebih mudah memahami masalah-masalah sosial. Dengan bermain peran siswa merasakan menjadi orang lain, sehingga menumbuhkan rasa toleransi dan saling pengertian. Bagi yang tidak memerankan mereka tidak menjadi penonton yang pasif, tetapi aktif mengamati dan mengajukan saran dan kritik. Kekurangan metode Role Playing dalam pemeranan peserta didik keasyikan bermain peran sehingga tanpa disadari telah memakan waktu yang cukup lama. Dalam hal ini guru perlu menilai kapan bermain peran dihentikan (Mulyasa, 2015: 117). Menurut Huda (2016: 211) metode role playing memiliki kekurangan antara lain (1) banyaknya waktu yang dibutuhkan, (2) kesulitan menugaskan peran tertentu kepada siswa jika tidak dilatih dengan baik, (3) ketidakmungkinan menerapkan RP jika suasana kelas tidak kondusif, (4) membutuhkan persiapan yang benar-benar matang, (5) tidak semua materi pelajaran dapat disajikan memalului metode ini. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode role playing akan memudahkan siswa dalam pembelajaran khususnya menulis teks negosiasi bagi siswa SMA. Melalui metode role playing siswa lebih mudah dalam menulis

48 35 karangan karena dengan metode role playing pembelajaran tidak membosankan dan memberikan kesan yang kuat dan tahan lama. Walaupun metode role playing memiliki kekurangan, namun metode role playing dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis teks negosiasi karena metode role playing mempunyai banyak kelebihan yang menguntungkan bagi siswa dan guru. e. Langkah-langkah Metode Role Playing Menurut Huda (2013: 209) metode role playing dapat dilihat dalam tahap-tahap sebagai berikut. 1) guru menyusun atau menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. 2) guru membentuk kelompok siswa yang masing-masing beranggotakan maksimal 5 orang. 3) guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu yang telah ditentukan. 4) guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai. 5) guru memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan. 6) masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan. 7) setelah selesai ditampilakan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas/ memberi penialian atas penampilan masingmasing kelompok. 8) masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya. 9) guru memberikan kesimpulannya.

49 36 Menurut Mulyasa (2013: 155) tahap pembelajarannya adalah sebagai berikut. 1) menghangatkan susasana dan memotivasi siswa. 2) memilih peran dalam pembelajaran. 3) menyusun tahap-tahap peran. 4) menyiapakan pengamatan. 5) tahap peranan. 6) diskusi dan evaluasi pembelajran. 7) pemeranan ulang. 8) diskusi dan evaluasi tahap dua. 9) membagi pengalaman dan pengambilan kesimpulan. Menurut Roestiyah (2012:91-92) tahap role playing adalah sebagai berikut. 1) guru harus menerangkan kepada siswa, untuk memperkenalkan metode ini 2) memilih masalah yang urgent. 3) guru harus bisa menceritakan sambil mengatur adegan pertama. 4) guru harus bisa mempertimbangkan apakah peranan itu tepat untuk diperankan. 5) siswa yang tidak turut harus menjadi penonton yang aktif. 6) guru harus membantu siswa apabila mengalami kesulitan. 7) di buka diskusi dan evaluasi.

50 37 Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan langkah role playing adalah sebagai berikut. 1) guru menjelaskan materi negosiasi 2) guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. 3) guru menyusun atau menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. 4) guru menjelaskan cara kerja siswa dalam memerankan bernegosiasi dan memberi waktu untuk mempersiapkan diri. 5) guru memberikan tugas bagi siswa yang tidak memerankan teks negosiasi dengan mencari topik dan struktur dari skenario yang diperankan. 6) guru membantu siswa apabila mengalami kesulitan. 7) siswa memerankan skenario yang telah di berikan. 8) siswa diberi waktu untuk mendiskusikan skenario yang telah diperankan. 9) guru dan siswa mengevaluasi siswa yang memerankan skenario dan membahas dari hasil diskusi. f. Penerapan Metode Role Playing dalam Menulis Teks Negosiasi Menurut (Huda, 2013: 210) penerapan metode role playing terdapat tiga tahap yaitu persiapan, tahap tindakan, serta tahap evaluasi. Pada tahap persiapan, guru membantu siswa untuk mengenalakan dan memahami situasi dalam bermain peran khususnya dalam memerankan negosiasi. Pada persiapan ini siswa juga dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu kelompok yang berpartisipasi dan kelompok pengamat. Siswa diberi penjelasan tentang

51 38 tanggung jawab dari setiap kelompok baik itu kelompok partisipan dan kelompok pengamat. Untuk tahap tindakan dan diskusi, siswa diberi kesempatan yang sama untuk mencoba bermain peran dengan ekspresinya sendiri. Kegiatan diskusi dibimbing oleh guru untuk menumbuhkan pemahaman baru yang berguna untuk merespon situasi lain dalam kehidupan sehari-hari. Jadi pemahaman siswa mengenai peran yang dimainakan akan dihubungan dengan situasi dalam kehidupan nyata. Tahap evaluasi, siswa diberi kesempatan untuk memberi komentar, pendapat, atau masukan tentang proses bermain peran yang telah dilaksanakan. Berbeda dngan Mulyasa (2015: 115) terdapat sembilan tahap role playing yang dapat dijadikan pedoman dalam pemeblajaran: (1) menghangatkan suasana dan memtivasi peserta didik, (2) memilih partisipan/ peran, (3) menyusun tahap-tahap peran, (4) menyiapkan pengamat, (5) pemeranan, (6), diskusi dan evaluasi, (7) pemeranan ulang, (8) diskusi dan evaluasi dan evaluasi tahap dua, (9) membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan kesimpulan. 1) Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik Menghangatkan suasana kelompok termasuk menghantarkan pesertas didik terhadap masalah pembelajaran yang perlu dipelajari. Hal ini, dapat dilakukan dengan mengindentifikasi masalah, menjelaskan masalah.

52 39 2) Memilih peran dalam pembelajaran Pada tahap ini peserta didik dan guru mendeskripsikan berbagai watak atau karakter, apa yang mereka suka, bagaimana mereka merasakan, dan apa yang harus mereka kerjakan, kemudian para peserta didik diberi kesempatan secara sukarela untuk menjadi pemeranan. 3) Menyusun tahap-tahap peran Pada tahap ini para pemeran menyusun garis-garis besar adegan yang akan diaminkan. 4) Menyiapkan pengamat Penagamat dipersiapkan secara matang dan terlibat dalam cerita yang akan dimainkan agar semua peserta didik turut mengalami dan menghayati peran yang dimainkan dan aktif mendiskusikan 5) Tahap pemeranan Pada tahap ini peserta didik mulai beraksi secara spntan, sesuai dengan peran masing-masing. Mereka berusaha memainkan setiap peran seperti benar-benar dialaminya. 6) Diskusi dan evaluasi Diskusi akan mudah dimulai jika pemeran dan pengamat telah terlibat dalam bermain peran. 7) Pemeranan ulang Pemeranan ulang dapat dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dan diskusi mengenai alternatif-alternatif pemeranan.

53 40 8) Diskusi dan evaluasi tahap dua Diskusi dan evaluasi pada tahap ini sama seperti pada tahap enam, hanya dimaksudkan untuk menganalisis hasil pemeranan ulang, dan pemecahan masalah pada tahap ini mungkin sudah lebih jelas. 9) Membagi pengalaman dan pengambilan kesimpulan Tahap ini tidak harus menghasilakan generaliasi secara langsung karena tujuan utama role playing ialah membuat para peserta didik untuk memperoleh pengalaman. Berbeda dengan Roestiyah (2012:91-92) tahap role playing adalah sebagai berikut. 1) guru harus menerangkan kepada siswa, untuk memperkenalkan metode ini. Guru bertugas memperkenalkan metode yang sedang diterapkan dalam pembelajaran. 2) memilih masalah yang urgent. Guru harus memilih masalah yang penting untuk diperankan yaitu masalha dalam kehidupan sehari-hari. 3) guru harus bisa menceritakan sambil mengatur adegan pertama. Ketika guru menjelaskan tentang metode yang di gunakan guru dapat mulai mengatur adegan pertama yang akan diperankan. 4) guru harus bisa mempertimbangkan apakah peranan itu tepat untuk diperankan. Guru memilih adegan yang pantas untuk diperankan dalam pembelajaran agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

54 41 5) siswa yang tidak turut harus menjadi penonton yang aktif. Siswa yang tidak ditunjuk untuk bermain peran diberi tugas untuk mencari topik dan mengevaluasi siswa peranan dari temannya. 6) guru harus membantu siswa apabila mengalami kesulitan.sesuai dengan tugas guru yaitu sebagai fasilitator, yaitu guru hanya bertugas menjadi fasilitas bagi siswa ketika mengalami kesulitan. 7) di buka diskusi dan evaluasi. Diskusi dan evaluasi bertujuan untuk pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa. Dengan adanya diskusi juga melatih siswa untuk bekerja sama. Setalah metode role playing diterapkan dalam pembelajaran negosiasi siswa diminta untuk membuat teks negosiasi. Setelah membuat karangan siswa ditugasi untuk membuat teks negosiasi berdasarkan pengalaman yang telah mereka dapatkan setelah bermain peran. C. Rumusan Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Suwandi, 2012 : 57-58). Hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan metode role playing dapat meningkatkan kemampuan menulis teks negosiasi pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran 2016/2017.

55 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini, penulis membahas mengenai desain penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik validitas data, teknik penyajian analisis data, dan indikator keberhasilan tindakan. A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas atau PTK, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi di dalam kelas. Dalam kegiatan PTK guru dan peneliti mencoba memperbaiki permasalahan yang sering muncul di dalam kelas. Dengan adanya PTK diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dialami di dalam kelas (Arikunto,2010 :130). Penelitian tindakan kelas ini dimaksud untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di sekolah. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian bertahap. Proses pengkajian ini terdiri dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Masing-masing siklus ini terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Dalam penelitian ini pelaksanaan prasiklus, prasiklus bertujuan 42

56 43 mengetahui kemampuan siswa menulis teks negosiasi. Siklus I bertujuan mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menulis teks negosiasi dengan metode role playing. Siklus II bertujuan memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I. Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas (setiap siklus), yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Desain model penelitian digambarkan sebagai berikut. Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan perencanaan Refleksi Siklus II pelaksanaan pengamatan? Gambar 1. Proses Tindakan Kelas Siklus I dan Siklus II (Arikunto,2010:137)

57 44 B. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2016/2017. Alasan penulis memilih kelas X SMA Negeri 3 Purworejo, karena siswa kelas X SMA Negeri 3 Purworejo mengalami kendala dalam kegiatan menulis. Metode Role Playing dapat diterapkan di kelas X SMA Negeri 3 Purworejo sebagai stimulus (rangsangan) bagi siswa dalam menulis sebuah karangan khususnya teks negosiasi. C. Objek Penelitian Objek penelitian adalah apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010: 161). Objek penelitian ini adalah peningkatan kemampuan siswa dalam menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing. D. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan rangkaian tahapan penelitian dari awal sampai akhir. Prosedur kerja yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi tahap perencanaan, peraencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan tersebut akan dilakukan dalam dua siklus. Sebelum dilakukan siklus I dan siklus II, terlebih dahulu dilakukan studi dilakukan studi pendahuluan untuk mengetahui keadaan awal pembelajaran. Alur penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

58 45 IDE AWAL Simpulan Studi pendahuluan 1. Wawancara 2. Pengamatan pembelajaran. 3. Tes prasiklus Penetapan metode role playing sebagai metode pembelajaran teks neosiasi (analisis proses) Berhasil Belum Pelaksanaan tindakan siklus I 1. perencanaan pembelajaran 2.pelaksanaan pembelajaran 3. pengamatan pembelajaran 4. refleksi siklus I Persiapan penelitian 1. penyusunan format pengamatan 2. penyusunan format wawancara. 3. menentukan metode role playing. Pelaksanaan tindakan siklus II 1. perencanaan pembelajaran 2. pelaksanaan pembelajaran 3. pengamatan pembelajaran 4. refleksi siklus I Berhasil Pengumpulan data 1. pengumpulan instrumen penelitian 2. penetapan teknik pengumpulan data Teknik analisis data 1. Teknik kualitatif 2. Teknik kuantitatif Pengecekan keabsahan data 1. Triangulsi Gambar 2. Tahapan alur Penelitian (Arikunto, 2006: 97) 1. Studi Pendahuluan Pada bagian studi pendahuluan penelitian ini, meliputi wawancara dengan guru, pengamatan pembelajaran, dan tes awal.

59 46 a. Wawancara dengan Siswa Penulis melakukan wawancara dengan siswa kelas X MIPA I SMA Negeri 3 Purworejo. Wawancara dilaksanakan sebelum tindakan diberikan kepada siswa. Pada tahap ini penulis mencari keterangan secara langsung permasalahan yang muncul dalam pembelajaran menulis khususnya teks negosiasi, menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran teks negosiasi, dan menetapkan pelaksanaan penelitian. b. Pengamatan Pembelajaran Berdasarkan data pengamatan penelitian pada siswa kelas X MIPA I SMA Negeri 3 Purworejo, terdapat permasalahan yakni siswa mempunyai pemikiran bahwa menulis teks negosiasi merupakan hal yang sulit, terbatasnya kemampuan siswa dalam menulis teks negosiasi, dan kurang tertariknya siswa mengikuti pembelajaran menulis. Berdasarkan masalah tersebut, penulis mencari penyelesaian untuk meningkatkan pembelajaran menulis teks negosiasi dengan motode role playing. c. Tes Awal Tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa daalm menulis teks negosiasi. Tes awal dilakukan saat kegiatan prasiklus. Penulis menjelaskan mengenai teks negosiasi menggunakan metode ceramah. Setelah menjelaskan dan memberikan contoh teks negosiasi, penulis meminta siswa untuk membuat teks negosiasi. Hasil menulis teks negosiasi itulah yang menjadi tes awal untuk penelitian.

60 47 2. Penetapan Metode Role Playing sebagai Metode Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi Penetapan metode role playing sebagai metode pembelajaran dalam menulis teks negosiasi digunakan oleh penulis sebagai alternatif dari masalah-masalah yang terdapat dalam proses pengamatan pembelajaran, wawancara dengan guru, dan tahap awal penelitian (pretest). Setelah melalui proses tersebut, penulis menjelaskan mengenai metode role playing yang akan diterapkan dalam menulis teks negosiasi kepada guru kelas X MIPA I SMA Negeri 3 Purworejo, guru menyetujuinya. Dari tahap itu, akhirnya diterapkan metode role playing sebagai pemecahan masalah dalam menulis teks negosiasi. 3. Persiapan Penelitian Pada tahap persiapan penelitian berisi kegiatan penyamaan konsep metode role playing yang akan digunakan antara guru dan penulis, serta penyusunan format pengamatan. a. Penyamaan Konsep Metode Role Playing antara Guru dan Penulis Penyamaan konsep tentang peningkatan menulis teks negosiasi dengan metode role playing antara guru dan penulis dimaksudkan agar guru memahami pengertian dan prosedur pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode role playing. Di dalam tahap ini didiskusikan pengertian peningkatan pembelajaran kemampuan menulis teks negosiasi dengan metode

61 48 role playing, cara merencanakan pembelajaran kemampuan menulis teks negosiasi dengan metode role playing, dan cara menyajikan metode role playing dalam kemampuan menulis teks negosiasi di kelas. Hal ini dilakukan untuk menetapkan pemahaman guru tentang peningkatan kemampuan menulis teks negosiasi dengan menggunakan metode role playing. b. Penyusunan Format Agar tindakan penggunaan motode role playing dalam menulis teks negosiasi sesuai dengan yang diinginkan, penulis dan guru menyiapkan penyusunan format yang berupa materi dan sarana pendukung dalam proses pembelajaran. Penulis juga menyiapkan instrumen penilaian berupa lembar pengamatan, lembar penilaian, dan catatan lapanagan untuk mengamati jalannya pembelajaran menulis teks negosiasi. 4. Pelaksanaan Tindakan pada Siklus I Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdapat empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Prosedur pelaksanaan dan implementasi tindakan di lokasi dalam siklus I adalah sebagai berikut. a. Perencanaan Pada tahap perencanaan pada siklus I ini, penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menulis teks negosiasi dengan metode role playing sebagai pedoman melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu, pada tahap perencanaan penulis juga menyiapkan instrumen dan lembar pengamatan

62 49 dan kuisioner, menyiapkan instrumen tes yang berupa soal menulis teks negosiasi pada siklus I dan dokumentasi foto. b. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan pada siklus I penelitian ini adalah menulis teks negosiasi dengan metode role playing. Tahap- tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut: 1) menyiapkan materi pembelajaran menulis teks negosiasi; 2) siswa mencatat hal-hal yang perlu dicatat; 3) guru memberikan contoh penulisan teks negosiasi. Siswa membaca dan mengamati contoh karangan tersebut; 4) guru menjelaskan langkah-langkah menulis teks negosiasi; 5) guru mulai mengarahkan siswa untuk menulis teks negosiasi melalui tahap pramenulis, penulisan, dan revisi. Penulis akan menguaraikan tahap-tahap tersebut di bawah ini. (1) Pramenulis Pada tahap pramenulis, kegiatan yang dilakukan siswa berkaitan dengan metode role playing, adalah: a) guru menjelaskan materi negosiasi b) guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. c) guru menyusun atau menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. d) guru menjelaskan cara kerja siswa dalam memerankan bernegosiasi dan memberi waktu untuk mempersiapkan diri.

63 50 e) guru memberikan tugas bagi siswa yang tidak memerankan teks negosiasi dengan mencari topik dan struktur dari skenario yang diperankan. f) guru membantu siswa apabila mengalami kesulitan. g) siswa memerankan skenario yang telah di berikan. h) siswa diberi waktu untuk mendiskusikan skenario yang telah diperankan. i) guru dan siswa mengevaluasi siswa yang memerankan skenario dan membahas dari hasil diskusi. j) Setelah selesai mencari topik dan struktur siswa diminta untuk menulis teks negosiasi. (2) Penulisan Pada tahap penulisan, kegiatan yang dilakukan siswa berkaitan dengan pelaksanaan metode role playing adalah: a) guru mengamati siswa saat siswa sedang menulis teks negosiasi; b) guru mengarahkan siswa apabila mengalami kesulitan dalam kegiatan menulis teks negosiasi. (3) Revisi Pada tahap revisi, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a) siswa membaca hasil menulis teks negosiasi yang telah dibuat temannya; b) siswa mulai mengoreksi kembali kesalahan-kesalahan dari segi kesesuaian judul dengan isi, diksi (pilihan kata), ejaan dan tanda baca, dan kerapian tulisan;

64 51 c) guru memberikan angket kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana minat dan kemampuan siswa setelah diberi tindakan; d) siswa dan guru berdiskusi untuk memberi evaluasi yang telah dilakukan; e) siswa menyatakan kesulitan-kesulitan dalam menulis teks negosiasi; f) guru memberikan kesimpulan materi yang telah diberikan. c. Pengamatan Tahap pengamatan dilakukan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pengamatan bertujuan untuk mengetahui, mengumpulkan data, dan mendokumentasikan segala hal yang berkaitan dengan hasil dan proses pelaksanaan tindakan. Dari hasil pengamatan dapat diperoleh data tes dan data nontes. Data tes diperoleh dari lembar observasi yang berisi pengamatan terhadap sikap, kondisi, dan perhatian siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode role playing. d. Refleksi Tahap refleksi dalam penelitian ini digunakan untuk mengkaji dan mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah berlangsung. Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode role playing yang digunakan penulis dalam proses pembelajaran menulis teks negosiasi pada siklus I. Setelah semua analisis data dilakukan pada siklus I, penulis melakukan perbaikan terhadap rencana selanjutnya pada siklus II. 5. Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus II bertujuan untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari siklus I dan mendapatkan hasil yang optimal.

65 52 Pelaksanaan tindakan pada siklus II terdapat empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Prosedur pelaksanaan dan implementasi tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut. a. Perencanaan Perencanaan kegiatan siklus II dibuat dengan memperhatikan hasil kegiatan pada siklus I. Tahap perencanaan siklus II ini meliputi: a) menyusun rencana perbaikan, b) menyiapkan materi pembelajaran tentang teks negosiasi, c) menyiapkan lembar kertas untuk menulis. b. Pelaksanaan Pada kegiatan siklus II pelaksanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a) guru memberikan penjelasan tentang menulis teks negosiasi; b) guru menjelaskan kekurangan dalam menulis teks negosiasi pada siklus I; c) guru memberikan lembar kertas untuk menulis; d) guru meminta siswa untuk menulis teks negosasi. e) siswa menulis teks negosiasi dengan tahap-tahap sebagai berikut : pramenulis, penulisan, dan revisi. (1) Pramenulis Pada tahap pramenulis, kegiatan yang dilakukan siswa berkaitan dengan metode role playing, adalah: a) guru menjelaskan materi negosiasi b) guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. c) guru menyusun atau menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.

66 53 d) guru menjelaskan cara kerja siswa dalam memerankan bernegosiasi dan memberi waktu untuk mempersiapkan diri. e) guru memberikan tugas bagi siswa yang tidak memerankan teks negosiasi dengan mencari topik dan struktur dari skenario yang diperankan. f) guru membantu siswa apabila mengalami kesulitan. g) siswa memerankan skenario yang telah di berikan. h) siswa diberi waktu untuk mendiskusikan skenario yang telah diperankan. i) guru dan siswa mengevaluasi siswa yang memerankan skenario dan membahas dari hasil diskusi. j) Setelah selesai mencari topik dan struktur siswa diminta untuk menulis teks negosiasi. (2) Penulisan Pada tahap penulisan, kegiatan yang dilakukan siswa berkaitan dengan pelaksanaan metode role playing adalah: a) guru mengamati siswa saat siswa sedang menulis teks negosiasi; b) guru mengarahkan siswa apabila mengalami kesulitan dalam kegiatan menulis teks negosiasi. (3) Revisi Pada tahap revisi, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a) siswa membaca hasil menulis teks negosiasi yang telah dibuat;

67 54 b) siswa mulai mengoreksi kembali kesalahan-kesalahan dari segi kesesuaian judul dengan isi, diksi (pilihan kata), ejaan dan tanda baca, dan kerapian tulisan; c) guru memberikan kuisioner kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana minat dan kemampuan siswa setelah diberi tindakan; d) siswa dan guru berdiskusi untuk memberi evaluasi yang telah dilakukan; e) siswa menyatakan kesulitan-kesulitan dalam menulis teks negosiasi; f) guru memberikan kesimpulan materi yang telah diberikan. c. Pengamatan Tahap pengamatan pada siklus II dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan, yaitu penulis mengamati pelaksanaan pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode role playing. Tahap pengamatan siklus II tidak jauh berbeda dengan tahap pengamatan pada siklus I. Penulis tetap menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan angket, dan dokumentasi foto. Kuisioner atau angket dibagikan kepada siswa setelah proses pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode role playing. Dokumentasi foto, penulis meminta rekan peneliti lain yang sama-sama melaksanakan penelitian di SMA Negeri 3 Purworejo. d. Refleksi Tahap refleksi dalam penelitian ini adalah melakukan analisis terhadap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, data tes dan nontes, serta kuisoner. Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode role playing yang digunakan penulis dalam proses

68 55 pembelajaran dalam menulis teks negosiasi. Setelah dilakukan tindakantindakan siklus II, akan diketahui perubahan yang terjadi pada siswa. Pada tahap ini guru dan siswa merefleksi pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dilakukan refleksi yang meliputi (1) perubahan sikap siswa setelah mengikuti pembelajaran, (2) peningkatan kemampuan menulis siswa setelah mengikuti pembelajaran, dan (3) tindakantindakan yang telah dilakukan guru selama mengajar. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah salah satu kegiatan penting dalam penelitian. Dalam teknik pengumpulan data diperlukan suatu alat penelitian yang akurat karena hasilnya sangat menentukan mutu penelitian. Penelitian ini menggunakan 4 teknik pengumpulan data meliputi teknik tes, angket, teknik observasi, dan dokumentasi foto. 1. Teknik Tes Nurgiantoro (2013:105) menyatakan bahwa tes adalah suatu cara untuk melakukan penelitian yang berbentuk tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa untuk mendapatkan data tentang nilai prestasi siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai atau nilai standar yang ditetapkan tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada siklus I dan siklus II. Pengumpulan data tes digunakan untuk mengungkap kemampuan siswa dalam menulis teks negosiasi. Soal digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks negosiasi. Soal pada siklus I sama dengan soal pada

69 56 siklus II yaitu berupa soal tertulis berbentu uraian. Hasil tes pada siklus I dianalisis. Dari analisis tersebut, dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang ada kemudian diberikan pembekalan untuk menghadapi tes pada siklus II. Dari hasil tes analisis pada siklus II ini, dapat diketahui peningkatan kemampuan siswa dalam menulis teks negosiasi. Aspek yang dinilai dalam tes menulis teks negosiasi adalah isi, organisasi, kosa katadan diksi, bahasa, penulisan, dan kerapian. Hasil akhir tes diambil berdasarkan jumlah skor tiaptiap aspek. Data hasil tes dapat diperoleh dengan tiga langkah, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Langkah yang pertama adalah persiapan, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.guru menunjuk salah satu kelompok untuk maju ke depan untuk mengambil contoh teks negosiasi yang telah disiapkan guru dan penulis. Langkah kedua adalah pelaksanaan, siswa yang ditunjuk diminta untuk menghafalkan dan mempelajari isi dari teks negosiasi yang telah diberikan, dan diperankan di depan kelas. Kelompok yang tidak ditunjuk diminta untuk mengamati teman yang sedang memerankan isi teks negosiasi. Setelah selesai memerankan teks negosiasi, kelompok yang tidak ditunjuk diminta untuk mencari topik, dan struktur dari teks negosiasi yang telah diperankan.setelah selesai mencari topik dan struktur siswa diminta untuk menulis teks negosiasi. Langkah ketiga adalah evaluasi, dilakukan setelah siswa selesai menulis teks negosiasi untuk nilai pada masing-masing siswa, kemudian hasil tersebut disebut sebagai hasil tes.

70 57 2. Teknik Nontes Teknik nontes adalah alat penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan peserta didik atau peserta tes tanpa melalui tes dengan alatb tes (Nurgiantoro, 2012: 90). Teknik nontes yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini, adalah pengamatan atau observasi, kuisoner (angket), wawancara dan dokumentasi foto. Teknik nontes adalah alat penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan peserta didik atau peserta tes tanpa melalui tes dengan alat tes (Nurgiantoro, 2012: 90). Teknik nontes yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini, adalah pengamatan atau observasi, kuisoner (angket), wawancara dan dokumentasi foto. a. Wawancara Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikonto,2010 : 198). Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang bebas. Dimana penulis tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Wawancara dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung (Sugiyono, 2012 :120). b. Observasi Teknik observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan terhadap objek secara langsung, sistematis, dan teliti (Nurgiantoro,2012:57). Lembar pengamatan

71 58 yang digunakan untuk mengamati proses pembelajaran menulis yang digunakan untuk mengamati proses pembelajaran menulis yang sedang berlangsung berupa lembar pengamatan aktivitas siswa dengan metode role playing. Lembar pengamatan aktivitas siswa ini digunakan untuk mengetahui keberhasilan menulis pada siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 3 Purworejo dengan metode role playing. c. Angket Angket sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikonto, 2010:194). Angket dalam penelitian ini diisi ileh siswa setelah pembelajaran prasiklus, siklus I, dan siklus II. Angket ini bertujuan untuk mengetahui metode role playing dalam menulis teks negosiasi. d. Dokumentasi Foto Dokumentasi foto merupakan instrumen nontes yang cukup penting, yaitu sebagai bukti kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian. Melalui dokumen foto ini, akan memperkuat data baik observasi maupun jurnal siswa, sehingga data menjadi jelas dan lengkap. F. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat evaluasi atau falitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengungkapn dalam mengumpulkan data (Arikumto, 2010: 192). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, menggunakan dua instrumen yaitu

72 59 tes dan nontes. Instrumen tes berupa tes tertulis, sedangkan instrumen nontes berupa lembar observasi,angket, wawancara, dan dokumentasi foto. Berikut ini penelasan masing-masing instrumen tersebut. 1. Instrumen Tes Tes adalah serentetan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki olehn individu atau kelompok (Arikuntoro,2010:193). Pada instrumen ini, ada pada pra-siklus, siklus I dan siklus II, dengan tujuan untuk mengukur dari hasil kemampuan menulis teks negosiasi. Tes menulis diberikan pada awal kegiatan menulis teks negosiasi untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan siswa dalam menulis teks negosiasi dan setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan mutu hasil karanagn siswa. Adapun beberapa aspek yang dinilai dalam tes teks negosiasi antara lain: (1) isi, (2) organisasi, (3) tata bahasa dan diksi,(4)gaya,(5) kerapian tulisan. Hasil tes pada pra-siklus dianalisis, dinilai kemudian penulis menacari kesulitan-kesulitan yang dialami siswa atau kelemahan siswa dalam menulis teks negosiasi dan dijadiakan sebagai acuan untuk pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Nilai maksimal yang diperoleh dari hasil pembelajaran kemampuanm menulis teks negosiasi denagn metode role playing yaitu 100. Adapun kriteria aspek penilaian disajiakan sebagai berikut.

73 60 Tabel 1. Aspek Penilaian Menulis Teks Negosiasi No Aspek Indikator Bobot Nilai 1 Isi 1. Kesesuaian judul 4-7 dengan isi 2. Kerapian tulisan Cara penyampaian tawar menawar Organisasi Keruntutan Cerita Tata Bahasa Gaya Kosa kata Ejaan dan tanda baca Tata tulis sesuai dengan EYD JUMLAH (Nurgiantoro,2013:440 dengan pengubahan seperlunya) Keterangan: BaikSekali : Baik :75-84 Cukup : Kurang : Sangat Kurang : Instrumen Nontes a. Pedoman Wawancara Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikonto,2010 : 198). Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang bebas. Dimana penulis tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Wawancara dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung (Sugiyono, 2012 :120). Adapun pertanyaan wawancara yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.

74 61 1) Bagaimana cara guru menyampaikan materi pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis? 2) Selama pembelajan menulis apakah guru menggunakan metode atau media? 3) Selama pembelajaran apakah kalian senang dengan metode yang digunakan leh guru? 4) Apakah kalian senang dengan pembelajaran menulis khususnya menulis teks negosiasi? 5) Kesulitan apa yang kalian alami ketika proses pembelajaran menulis teks negosiasi? b. Lembar Observasi Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan langsung mencakup semua pertanyaan melalui pancaindra, sedangkan pengamatan tidak langsung melalui lembaran pengamatan. Menurur Arikonto (2010:199), observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, dan pengecapan. Observasi digunakan untuk melihat aktivitas siswa pada saat penelitian dilaksanakan. Observasi dalam penelitian ini dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk lebih memudahkan dan mengektifkan pelaksanaan observasi, penulis mengamati keadaan siswa

75 62 dengan member tanda chek list pada lembar panduan observasi yang telah disediakan. c. Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikonto, 2010:194). Angket digunakan untuk mengetahui ranah arektif yang dimaksud meliputi penerimaan, sikap, tanggapan, keyakinan siswa, kerja sama, serta partisipasi siswa dalam menulis teks negosiasi. d. Dokumentasi Menurut Arikuntoro (2010;201), dokumentasi, berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Teknik dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya daftar hadir siswa, lembar kerja siswa, dan hasil kerja siswa. Selain teknik dokumentasi tertulis, teknik dokumentasi penelitian ini diambil pula foto dari masing-masing proses penelitian. Data-data dokumentasi foto diambil pada awal sampai akhir pembelajaran prasiklus, siklus I, dan siklus II. Pengambilan data-data dokumentasi foto dilakukan dengan cara meminta bantuan teman penulis untuk melakukan pemotretan. Foto-foto terkumpul selanjutnya dilaporkan secara visual disertai dengan deskripsi masing-masing foto yang diambil. G. Teknik Analisis Data Dalam penelitiatian ini, teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

76 63 secara terperinci cara memperoleh data dan perkembangan hasil penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut. 1. Teknik Kuantitatif Teknik kuantitatif adalah cara yang ditinju dari penggunaan angkaangka berdasarkan jumlah atau banyaknya data (Arikunto,2010:27). Data kuantitatif yang dikumpulkan yaitu hasil tes kemampuan menulis teks negosiasi, yang berupa skor kemampuan menulis baik sebelum (pre-test) maupun sesudah dilakukan tndakan (post-test). Teknik analisis data kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan perhitungan mean (nilai rata-rata hitung). Rumus nilai rata-rata hitung sebagai berikut. X = x 100 Keterangan : X : Nilai rata-rata hitung xi : Jumlah atau nilai yang ada N : Jumlah tes/ jumlah siswa (Sudjana,2002:67) Penilaian dalam penelitian ini menggambarkan acuan kriteria paling rendah yang dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 3 Purworejo adalah 75. Penentuan KKM perstandar kompetensi, kompetensi dasar atau indikator dapat berbeda. Hal tersebut terjadi karena adanya beberapa kriteria penetapan KKM yang dilaksanakan, yaitu kompleksitas indikator (kesulitan dan kerumitan), daya dukung (sarana dan prasarana), dan intake siswa (masukan kemampuan siswa).

77 64 2. Teknik Kualitatif Analisis data kualitatif adalah analisis data dilakukan dengan cara menata secara sistematis hasil pengamatan dan tindakan di kelas sehingga diperoleh sebuah dekripsi data yang utuh dan runtut. Analisis data kualitatif terdiri atas analisis selama pengumpulan data, dan analisis setelah pengumpulan data. a. Analisis data selama masa pengumpulan data Analisis data selama masa pengumpulan data dimaksudkan agar setiap temuan data tidak mudah terlupakan, dan seandainya ada hal-hal yang kurang jelas bisa langsung dikonfirmasikan kembali dengan subjek penelitian. Analisis ketika proses pengumpulan data dapat menghindari kemungkinan penumpukan data. Langkah-langkah analisis data pada masa pengumpulan data, yaitu sebagai berikut: 1) Merekam secara tertulisproses atau interaksi pembelajaran yang berlangsung pada penerapan strategi explicit instruction pada setiap siklus. 2) Menganalisis tanggapan guru dan siswa terhadap strategi pembelajaran yang diterapkan. 3) Menganalisis semua tulisan siswa yang dihasilkan pada setiap siklus. 4) Membuat dokumen portofolio. 5) Melakukan triangulasi dengan narasumber, yaitu guru, siswa, anggota tim peneliti, dan teman sejawat.

78 65 6) Melakukan pemilihan data sesuai dengan strategi pembelajaran yang diterapkan. b. Analisis data setelah masa pengumpulan data Analisis data setelah masa pengumpulan data selesai mengikuti langkah-langkah berikut. 1) Mempelajari kembali keseluruhan analisis yang dilakukan pada masa pengumpulan data; 2) Melakukan penambahan, pegembangan, dan perbaikan-perbaikan terhadap analisis yang telah dilakukan sebelumnya. 3) Menyusun simpulan sementara; 4) Melakukan pengkajian ulang terhadap keseluruhan hasil analisis dan triangulasi; 5) Penarikan kesimpulan akhir. H. Teknik Validitas Data Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang bermanfaat satu sama lain. Di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam penelitian ini digunakan trianggulasi sumber, trianggulasi metode, dan trianggulasi teori (Moleong 2010: 330). Dalam trianggulasi sumber, data ini diperleh dari membandingkan hasil pengamatan dengan hasil wawancara, dan membandingkan hasil wawancara dengan hasil menulis teks negosiasi.

79 66 Dalam trianggulasi metode, data yang diperoleh dari membandingkan hasil pengamatan, hasil wawancara, dan hasil angket. Dari hasil pengamatan dibandingkan dengan hasil wawancara. Kemudian, dari hasil kedua hal tersebut dibandingkan dengan hasil pendukung yaitu hasil angket jika data yang diperoleh dari ketiga metode tersebut terdapat kesamaan. Dalam hal ini bisa dikatakan bahwa ketiga metode yang digunakan valid. Dalam trianggulasi teori, data ini diperoleh dengan membandingkan data sebelum dan setelah memperoleh pembelajaran teks negosiasi dengan metode role playing. Hasil akhir setelah pembelajaran membuktikan bahwa teori yang digunakan oleh penulis dapat meningkatkan pembelajaran menulis teks negosiasi. I. Teknik penyajian Hasil Analisis Data Teknik penyajian hasil analisis data yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah teknik penyajian informal. Teknik penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa (Sudaryono, 1993: 145). Jadi, penyajian hasil analisis data yang berupa Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Negosiasi dengan Metode Role Playing pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Purworejo adalah (1) proses pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode Role Playing,(2) pengaruh kemampuan menulis teks negosiasi dengan menggunakan metode Role Playing, (3) peningkatan kemampuan menulis teks negosiasi dengan menggunakan metode Role Playing.

80 67 J. Kriteria Keberhasilan Tindakan Kriteria keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dikelompokkan kedalam dua aspek, yaitu indikator keberhasilan proses dan keberhasilan produk. Indikator keberhasilan produk tercapai apabila siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (75) mencapai 78%. Sementara itu, keberhasilan proses dilihat dari perubahan sikap atau perilaku dalam mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi. Keberhasilan proses dikatakan berhasil apabila 75% siswa menunjukkan perubahan sikap dalam mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi dengan menggunakan metode role playing.

81 BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA Pada bab ini penulis menjelaskan penyajian dan pembahasan data hasil penelitian, baik hasil prasiklus, siklus I, maupun siklus II. Adapun pembahasan lebih rinci penulis uraikan sebagai berikut. A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis melakukan penelitian di SMA Negeri 3 Purworejo yang beralamat di Jalan Yogya Km. 5 Desa Keduren, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo. Penulis melakukan penelitian selama tiga kali pertemuan, yaitu tanggal 11,16, dan 18 Januari Penulis juga melakukan observasi dan wawancara tahap awal pada tanggal 11 Januari Observasi dan wawancara tahap awal ini penulis gunakan untuk mencari informasi tentang sikap dan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis teks negosiasi. Pada penyajian data hasil penelitian ini penulis akan menguraikan tiga pokok bahasan, yaitu: (1) penerapan pembelajaran menulis teks negosiasi dengan menggunakan metode Role Playing pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran 2016/2017, (2) perubahan sikap dan perilaku pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran 2016/2017 dalam pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode Role Playing, (3) peningkatan kemampuan menulis teks negosiasi pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Purworejo tahun pelajaran 2016/2017 setelah memperoleh 70

82 71 pembelajaran dengan menggunakan metode role playing. Adapun penjelasan lebih rinci ketiga pokok bahasan tersebut penulis dekripsikan sebagai berikut. 1. Penerapan Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi dengan Menggunakan Metode Role Playing pada Siswa X SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2016/2017 Langkah-langkah pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing sebagaimana dijelaskan dalam tahapan penelitian PTK dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Pada tahap prasiklus, pembelajaran masih menggunakan metode ceramah. Sementara itu, pada tahap siklus I dan siklus II pembelajaran sudah dilaksanakan menggunakan metode role playing. Penerapan pembelajaran pada tiap siklus dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

83 72 Tabel 2. Proses Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi dengan Metode Role Playingpada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Purworejo No. Tahap Penelitian Prasiklus Siklus I Siklus II 1. Perencanaan a. Observasi dan wawancara dengan a. Berdiskusi dengan guru bahasa siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri Indonesia untuk mengidentifikasi 3 Purworejo b. Menentukan jadwal penelitian permasalahan yang muncul berkaitan dengan sikap dan kemampuan siswa dengan guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran menulis teks c. Menyusun rencana pelaksanaan negosiasi siswa kelas X MIPA 1 SMA pembelajaran d. Menyiapkan materi tentang teks negosiasi e. Menyiapkan instrumen penelitian Negeri 3 Purworejo b. Merancang pemecahan masalah dalam pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing f. Menyiapkan lembar tes yang c. Menentukan jadwal pelaksanaan digunakan oleh siswa untuk menulis tindakan menulis teks negosiasi teks negosiasi menggunakan metode role playing d. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) e. Menyiapkan materi pembelajaran tentang teks negosiasi f. Menyiapkan instrumen nontes, seperti: angket, lembar observasi, dan dokumentasi g. Menyiapkan instrumen tes, yaitu lembar soal menulis teks negosiasi. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan Awal a. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucap salam dan mengondisikan siswa agar siap mengikuti proses pembelajaran Kegiatan Awal a. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucap salam dan mengondisikan siswa agar siap mengikuti proses pembelajaran a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai tindak lanjut hasil evaluasi siklus I b. Menentukan jadwal pelaksanaan tindakan menulis teks negosiasi tahap siklus II c. Menyiapkan materi pembelajaran tentang teks negosiasi berdasarkan hasil evaluasi siklus I d. Menyiapkan instrumen nontes, seperti: angket, lembar observasi, dan dokumentasi e. Menyiapkan instrumen tes, yaitu lembar soal menulis teks negosiasi. Kegiatan Awal a. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucap salam dan mengondisikan siswa agar siap mengikuti proses pembelajaran

84 73 No. Tahap Penelitian Prasiklus Siklus I Siklus II b. Guru memberi penjelasan kepada siswa mengenai tujuan dan indikator pembelajaran yang harus dicapai siswa c. Guru memberi motivasi kepada siswa untuk tertarik mengikuti proses pembelajaran b. Guru memberi penjelasan kepada siswa mengenai tujuan dan indikator pembelajaran yang harus dicapai siswa c. Guru memberi motivasi kepada siswa untuk tertarik mengikuti proses pembelajaran b. Guru memberi penjelasan kepada siswa mengenai tujuan dan indikator pembelajaran yang harus dicapai siswa c. Guru memberi motivasi kepada siswa untuk tertarik mengikuti proses pembelajaran Kegiatan Inti a. Guru menyampaikan materi tentang teks negosiasi b. Guru dan siswa melaksanakan tanya jawab tentang materi yang disampaikan c. Siswa diminta membuat teks negosiasi Kegiatan Inti a. Guru menjelaskan materi tentang teks negosiasi b. Siswa diminta mencari dan membaca contoh teks negosiasi c. guru membagi siswa menjadi 5 kelompok d. guru menyusun atau menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. e. guru menjelaskan cara kerja siswa dalam memerankan bernegosiasi dan memberi waktu untuk mempersiapkan diri. f. guru memberikan tugas bagi siswa yang tidak memerankan teks negosiasi dengan mencari topik dan struktur dari skenario yang diperankan. g. guru membantu siswa apabila mengalami kesulitan. h. siswa memerankan skenario yang telah di berikan. i. siswa diberi waktu untuk mendiskusikan Kegiatan Inti a. Guru mengulas kembali materi tentang teks negosiasi, tetapi pada pertemuan ini materi yang disampaikan lebih detail pada bagian tertentu yang mana siswa masih mengalami kesulitan b. Guru dan siswa melaksanakan tanya jawab tentang materi yang disampaikan c. Guru kembali meminta siswa memerankan skenario yang telah dihapalkan oleh siswa d. Siswa diminta membuat teks negosiasi e. Guru memberi arahan dan bimbingan agar siswa dalam menulis teks negosiasi hasilnya dapat maksimal. Kelemahan-kelemahan siswa pada tahap sebelumnya disampaikan guru sebagai bahan perbaikan

85 74 No. Tahap Penelitian Prasiklus Siklus I Siklus II skenario yang telah diperankan. j. guru dan siswa mengevaluasi siswa yang memerankan skenario dan membahas dari hasil diskusi. k. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas l. Menjelaskan secara singkat teknik diskusi dan target yang harus dicapai/diselesaikan siswa. f. Siswa mengumpulkan lembar jawab menulis teks negosiasi Kegiatan Akhir a. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan b. Guru memotivasi siswa untuk terus belajar menulis teks negosiasi 3. Pengamatan Dalam tahap ini penulis melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan tersebut dicatat dalam lembar pengamatan yang telah disiapkan. Pada tahap prasiklus sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat kurang. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang tidak mau bertanya dan Kegiatan Akhir a. Guru meminta siswa untuk menyusun teks negosiasi secara individu. b. Membimbing dan menfasilitasi siswa yang mengalami kesulitan. c. Guru membimbing siswa mengevaluasi hasil pekerjaan temannya. a. Pengamatan terhadap proses pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing. Hasil pengamatan tersebut dicatat dalam lembar pengamatan yang telah disiapkan Kegiatan Akhir a. Guru bersama siswa menyimpul-kan pembelajaran yang telah dilaksanakan b. Penulis membagikan lembar angket refleksi a. Pengamatan terhadap proses pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran menulis teks negosiasi dengan menggunakan metode role playing. Hasil pengamatan tersebut dicatat dalam lembar pengamatan yang telah disiapkan

86 75 No. Tahap Penelitian Prasiklus Siklus I Siklus II menjawab pertanyaan dari guru, mereka masih cenderung pasif. Selain itu juga ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru, bahkan ada siswa yang tiduran. 4. Refleksi Setelah melakukan pembelajaran, guru dan penulis berdiskusi untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Evaluasi pada tahap prasiklus antara lain, sikap dan perilaku siswa dalam proses pembelajaran masih sangat kurang, rata-rata hasil menulis teks negosiasi siswa masih belum mencapai KKM yang ditentukan sekolah, yaitu 75. Rata-rata skor yang didapat siswa hanya Dari jumlah 32 siswa, siswa yang mencapai KKM hanya 10 siswa dan lainnya masih di bawah KKM. b. Pengamatan terhadap produk pembelajaran (tulisan dalam bentuk teks negosiasi) dilakukan penulis menggunakan pedoman penilaian yang telah disiapkan Refleksi pada tahap ini dilakukan penulis dan guru. Penulis mengumpulkan semua informasi yang diperoleh dari hasil tes dan nontes pada siklus I. Setelah semua data terkumpul, data selanjutnya data dievaluasi dan dikaji bersama guru. Dari hasil evaluasi, dapat dikatakan bahwa minat siswa setelah mengikuti proses pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode role playing mulai meningkat dari tahap sebelumnya, meskipun masih ada beberapa siswa yang sulit dikondisikan. Sementara itu, hasil produk siswa juga mengalami peningkatan. Rata-rata yang didapat siswa mencapai nilai Namun, masih ada 12 siswa yang belum mencapai KKM. Oleh karena itu, penulis dan guru berdiskusi tentang kekurangan-kekurangan siswa pada siklus I sebagai acuan dalam pelak-sanaan siklus selanjutnya. b. Pengamatan terhadap produk pembelajaran (tulisan dalam bentuk teks negosiasi) dilakukan penulis menggunakan pedoman penilaian yang telah disiapkan Penulis mengumpulkan semua informasi yang diperoleh dari hasil tes dan nontes tahap siklus II. Data-data tersebut selanjutnya didiskusikan dan dievaluasi oleh penulis dan guru. Pada tahap siklus II ini sikap dan perilaku siswa sudah baik. Hal ini terbukti dengan antuasis siswa yang sangat baik ketika mereka mengikuti proses pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing. Mereka sudah terlihat aktif. Selain itu, hasil produk siswa juga mengalami peningkatan yang cukup baik. Kesalahan-kesalahan dalam menulis teks negosiasi sudah berkurang. Hal ini ditunjukkan dari Rata-rata yang didapat siswa mencapai nilai Hanya ada 4 siswa yang belum mencapai nilai KKM

87 76 2. Perubahan Sikap dan Perilaku pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi Menggunakan Metode Role Playing Pengaruh penggunaan metode role playing terhadap sikap dan perilaku siswa pada proses pembelajaran menulis teks negosiasi kelas X MIPA 1 SMA Negeri 3 Purworejodapat dilihat pada setiap pertemuan, yaitu tahap prasiklus, siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan pada setiap siklus, dapat diketahui bahwa sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing mengalami peningkatan. a. Deskripsi Prasiklus Sebelum data siklus I dan siklus II penulis sajikan, terlebih dahulu penulis akan menyajikan hasil pengamatan dan dokumentasi tentang sikap dan perilaku siswa terhadap proses pembelajaran menulis teks negosiasi sebelum diterapkan metode role playing. Hasil prasiklus ini nantinya akan dibandingkan dengan data pada siklus I dan II. Untuk mengetahui perubahan sikap dan perilaku siswa dalam proses pembelajaran menulis teks negosiasi, penulis menggunakan instrumen lembar pengamatan atau observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi foto. Deskripsi data sikap dan perilaku siswa pada tahap prasiklus penulis uraikan lebih rinci sebagai berikut. 1) Hasil Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui perubahan sikap dan perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi. Tindakan observasi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sikap dan perilaku

88 77 siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi. Adapun hasil observasi pada tahap prasiklus penulis sajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 3. Hasil Pengamatan Sikap dan Perilaku Siswa Tahap Prasiklus No. Aspek yang diamati 1. siswa memperhatikan dengan aktif (bertanya,menanggapi, dan membuat catatan) 2. siswa merespon positif (senang) terhadap metode yang digunakan 3. siswa aktif menjawab dan selalu bertanya apabila mengemukakan kesulitan 4. siswa menulis karangan teks negosiasi dengan sikap baik 5. siswa tidak memperhatikan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu 6. siswa merespon negatif dan (acuh) terhadap teknik menulis yang digunakan oleh guru 7. siswa pasif dan malas untuk bertanya mengenai materi menulis teks negosiasi yang sedang diajarkan 8. siswa melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis teks negoaisai(mencontek, tidur, bercanda, dan sebagainya) Keterangan: 85%-100% : Sangat Baik 70%-84% : Baik 60%-69% : Cukup 50%-59% : Kurang <50 : Sangat Kurang Jumlah Siswa Persentase Ket ,5 % Cukup 17 53,12 % Kurang 3 9,37 % Sangat Kurang 20 62,5 % Cukup 19 40,62 % Sangat Kurang 17 53,12 % Sangat Kurang 27 84,37 % Sangat Kurang 29 90,62 % Sangat Kurang Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa siswa kurang berantusias dalam mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasiasi. Sebagaian besar siswa tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Siswa merespon negatif

89 78 dengan pembelajaran teks negosias. Hanya ada beberapa siswa yang mau bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Mereka juga sering melakukan kegiatan yang tidak penting (tidur, mencontek, dan berdanda dengan temannya). 2) Pengisian Angket Selain melakukan observasi mengenai sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi, penulis juga melakukan pengamatan lain menggunakan lembar pengisian angket untuk mengetahui perubahan sikap dan perilaku siswa dalam menulis teks negosiasi. Hasil pengisian angket siswa tahap prasiklus penulis sajikan sebagai berikut. Tabel 4. Hasil Pengisian Angket Tanggapan Siswa Tahap Prasiklus No Aspek Penilaian 1 Saya tertarik dengan pelajaran bahasa Indonesia. 2 Saya tertarik dengan kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia. 3 Saya tertarik dengan pembelajaran menulis teks negosiasi. 4 Saya senang jika mendapat tugas menulis teks negosiasi. 5 Saya pernah mendapat tugas menulis teks negosiasi sebelumnya. 6 Saya paham penggunaan bahasa dan penerapan EYD yang tepat. 7 Saya tidak pernah mengalami kendala atau Ya Tidak Frekuensi % Frekuensi % % % % % 5 16 % % 7 22 % % % 8 25 % 9 28 % % % 6 19 %

90 79 kesulitan dalam menulis teks negosiasi. 8 Pembelajaran menulis memerlukan banyak latihan. 9 Saya merasa bahwa pembelajaran yang selama ini dilakukan sudah membuat saya mahir dalam menulis teks negosiasi % 3 9 % % % 3) Wawancara Wawancara dilakukan untuk mengetahui sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis teks negosiasi. Penulis melakukan wawancara dengan siswa. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tahap prasiklus atau sebelum dikenai tindakan, sikap siswa dalam pembelajaran menulis masih kurang. Hal ini penulis sajikan dalam tabel hasil wawancara berikut. Tabel 5. Hasil Wawancara dengan Siswa Tahap Prasiklus No. Pertanyaan Jawaban 1. Bagaimana cara guru Siswa 1 : Gurunya suka bercanda menyampaikan materi pembelajaran Siswa 2 : Hanya terpaku pada buku bahasa Indonesia Siswa 3 : Sering bercanda khususnya menulis? Siswa 4 : Membosankan Siswa 5 : Sulit untuk dipahami 2. Selama pembelajan menulis apakah guru menggunakan metode atau media? Siswa 1 : Tidak, hanya menggunakan buku Siswa 2 : Tidak, hanya menggunakan buku Siswa 3 : iya, menggunakan metode ceramah Siswa 4 : Tidak, hanya menggunakan buku Siswa 5 : Ya, menggunakan metode ceramah 3. Selama pembelajaran Siswa 1 : Kadang-kadang, karena

91 80 No. Pertanyaan Jawaban apakah kalian senang terkadang membosankan dengan metode yang Siswa 2 : Lumayan senang, karena digunakan oleh guru? Kemukakan alasan Anda! gurunya sering bercanda Siswa 3 : Lumayan senang Siswa 4 : Kadang-kadang Siswa 5 : Ya, senang, karena gurunya 4. Apakah kalian senang dengan pembelajaran menulis khususnya menulis teks negosiasi? 5. Kesulitan apa yang kalian alami ketika proses pembelajan menulis khususnya menulis teks negosiasi? 4) Dokumentasi sering bercanda Siswa 1 : Tidak Siswa 2 : Ya, karena saya suka menulis Siswa 3 : Tidak, karena sulit Siswa 4 : Tidak,karena capek menulis Siswa 5 : Tidak, karena membosankan Siswa 1 : Menentukan topik Siswa 2 : Penggunaan EYD Siswa 3 : Penggunaan EYD Siswa 4 : Tidak ada Siswa 5 : Mengembangkan isi Dokumentasi foto juga penulis gunakan untuk dijadikan bukti visual tentang sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi pada tahap prasiklus. Dokumentasi foto diambil selama proses pembelajaran menulis teks negosiasi berlangsung. Adapun dokumentasi foto penulis sajikan sebagai berikut. Gambar.3 Sikap dan Perilaku Siswa dalam Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi Tahap Prasiklus

92 81 b. Deskripsi Siklus I dan II Setelah penulis menyajikan data tentang sikap dan perilaku siswa tahap prasiklus, pada bagian ini penulis akan menyajikan hasil pengamatan dan dokumentasi tentang sikap dan perilaku siswa terhadap proses pembelajaran menulis teks negosiasi setelah diterapkan media role playing. Untuk mengetahui perubahan sikap dan perilaku siswa dalam proses pembelajaran, penulis menggunakan instrumen lembar pengamatan atau observasi, angket, dan dokumentasi foto. Deskripsi data sikap dan perilaku siswa pada tahap siklus I penulis uraikan lebih rinci sebagai berikut. 1) Hasil Observasi Observasi pada siklus I dilakukan untuk mengetahui perubahan sikap dan perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi. Berbeda halnya dengan tahap prasiklus, pada siklus I ini tindakan observasi dilakukan untuk mengetahui perubahan sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi setelah diterapkan metode pembelajaran, yaitu role playing. Adapun hasil observasi pada tahap siklus I penulis sajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 6. Hasil Pengamatan Sikap dan Perilaku Siswa Tahap Siklus I No. Aspek yang diamati 1. siswa memperhatikan dengan aktif (bertanya,menanggapi, dan membuat catatan) 2. siswa merespon positif (senang) terhadap metode yang digunakan Jumlah Siswa Persentase Ket ,87% Baik 22 68,75% Cukup

93 82 No. Aspek yang diamati 3. siswa aktif menjawab dan selalu bertanya apabila mengemukakan kesulitan 4. siswa menulis karangan teks negosiasi dengan sikap baik 5. siswa tidak memperhatikan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu 6. siswa merespon negatif dan (acuh) terhadap teknik menulis yang diajarkan 7. siswa pasif dan malas untuk bertanya mengenai materi menulis teks negosiasi yang sedang diajarkan 8. siswa melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis teks negoaisai(mencontek, tidur, bercanda, dan sebagainya) Keterangan: 85%-100% : Sangat Baik 70%-84% : Baik 60%-69% : Cukup 50%-59% : Kurang <50 : Sangat Kurang Jumlah Siswa Persentase Ket ,62 % Cukup 23 71,87 % Baik 10 31,25 % Cukup 9 28,15 % Baik 9 28,15 % Baik 12 62, 5 % Cukup Dari tabel di atas dapat disimpulkan sikap dan peilaku siswa mengalami peningkatan setelah dilaksanakan metode role playing. Sebagian besar siswa sudah berantusias mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi. Siswa yang mau bertanya dan menjawab pertanyaan juga sudah meningkat dari kegiatan prasiklus. Siswa yang melakukan kegiatan yang tidak perlu juga sudah berkurang. Hal ini, menunjukkan bahwa metode role playing dapat mengubah sikap dan perilaku siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 3 Purworejo dari yang tidak berantusias menjadi antusias mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi.

94 83 Observasi tentang sikap dan perilaku siswa juga penulis lakukan pada tahap siklus II. Berdasarkan hasil dari observasi tahap siklus II, dapat disimpulkan bahwa minat siswa semakin meningkat dari siklus I. Adapun hasil observasi perubahan sikap dan perilaku siswa tahap siklus II penulis sajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 7. Hasil Pengamatan Sikap dan Perilaku Siswa Tahap Siklus II No. Aspek yang diamati 1. siswa memperhatikan dengan aktif (bertanya,menanggapi, dan membuat catatan) 2. siswa merespon positif (senang) terhadap metode yang digunakan 3. siswa aktif menjawab dan selalu bertanya apabila mengemukakan kesulitan 4. siswa menulis karangan teks negosiasi dengan sikap baik 5. siswa tidak memperhatikan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu 6. siswa merespon negatif dan (acuh) terhadap teknik menulis yang 7. siswa pasif dan malas untuk bertanya mengenai materi menulis teks negosiasi yang sedang diajarkan 8. siswa melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis teks negoaisai(mencontek, tidur, bercanda, dan sebagainya) Keterangan: 85%-100% : Sangat Baik 70%-84% : Baik 60%-69% : Cukup 50%-59% : Kurang <50 : Sangat Kurang Jumlah Siswa Persentase Ket ,5% Sangat Baik 29 90,62 % Sangat Baik 26 81,25 % Baik 28 87,5 % Sangat Baik 7 21,87 % Baik 7 21,87 % Baik 6 18,75 % Baik 4 12,5 % Sangat Baik

95 84 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sikap dan perilaku siswa mengalami peningkatan lebih di banding pada siklus I. Semakin sedikit siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu. Mereka lebih berantusias dalam mengikuti pembelajaran teks negosiasi. Hal ini dibuktikan dengan semakain banyak siswa yang mau bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. 2) Pengisian Angket Selain melakukan observasi mengenai perubahan sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing, penulis juga melakukan pengamatan menggunakan lembar pengisian angket untuk mengetahui pengaruh metode role playing terhadap perubahansikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Hasil pengisian lembar angket siswa tahap siklus I penulis sajikan sebagai berikut. No Tabel 8. Hasil Pengisian Angket Tanggapan Siswa Tahap Siklus I Aspek Penilaian 1 Sebelum mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode role playing, saya kurang memahami langkah membuat teks negosiasi. 2 Sebelum mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode role playing, saya tidak dapat menyusun teks negosiasi dengan baik. Ya Tidak Frekuensi % Frekuensi % % % % 8 25 % 3 Sebelum mengikuti % 8 25 %

96 85 pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode role playing, saya tidak dapat menulis teks negosiasi. 4 Pembalajaran dengan metode role playing membantu saya memilih topik menulis teks negosiasi. 5 Pembelajaran dengan metode role playing tidak membuat saya bosan. 6 Pembelajaran dengan metode role playing membantu saya menyusun teks negosiasi. 7 Pembelajaran dengan metode role playing dapat meningkatkan kemampuan saya menulis teks negosiasi. 8 Setelah menerima materi dan tugas tentang menulis teks negosiasi, pengetahuan saya dalam menentukan topik dan pengembangan topik menulis teks negosiasi meningkat. 9 Penggunaan metode role playing sangat menarik bagi saya dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. 10 Pembelajaran menulis menggunakan metode role playing dapat menumbuhkan minat saya untuk menulis teks negosiasi % % % 6 19 % % 3 9% % 3 9 % % 5 16 % % % % % Setelah melakukan pengisian angket pada tahap siklus I, siswa juga diminta untuk mengisi angket pada siklus II setelah dilaksanakan pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing. Pengisian angket pada siklus II dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat hasil penelitian bahwa metode role playing dapat meningkatkan perubahan

97 86 sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Adapun hasil angket pada siklus II penulis sajikan sebagai berikut. Tabel 9. Hasil Pengisian Angket Tanggapan Siswa Tahap Siklus II No Aspek Penilaian 1 Ketika guru memberikan tugas membuat teks negosiasi, saya dapat lebih cepat dan tepat menentukan topik teks negosiasi. 2 Saya dapat lebih cepat dan tepat mengembangkan topik menjadi teks negosiasi ketika guru memberi tugas membuat teks negosiasi. 3 Saya dapat lebih cepat dan tepat menentukan EYD dalam membuat teks negosiasi. 4 Penggunaan metode role playing membuat saya lebih tertarik untuk menulis teks negosiasi. 5 Penggunaan metode role playing dapat membantu dan memberikan gambaran untuk membuat teks negosiasi. 6 Setelah mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode role playing saya tertarik untuk menerapakan dalam kehidupan sehari-hari 7 Penggunaan metode role playing dalam pembelajaran menulis teks negosiasi dapat menumbuhkan minat saya untuk terus menulis dalam Ya Tidak Frekuensi % Frekuensi % ,5 % % % 7 22 % % 6 19 % % 7 22 % % 4 13 % % 6 19 % % %

98 87 No Aspek Penilaian berbagai tulisan. 8 Pembelajaran menulis dengan metode role playing membuat saya suka dengan materi tersebut. 9 Saya senang jika dalam pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan metode role playing. 10 Saya merasa lebih suka dan tidak bosan mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia. Ya Tidak Frekuensi % Frekuensi % % 3 9 % 28 87,5 % 4 12,5% % % 3) Dokumentasi Dokumentasi foto juga penulis gunakan untuk dijadikan bukti visual mengenai sikap dan perilaku dalam mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi setelah diadakan pembelajaran menulisteks negosiasi menggunakan metode role playing. Adapun dokumentasi foto pada siklus I dan II penulis sajikan sebagai berikut. Tahap Siklus I

99 88 Tahap Siklus II Gambar.4 Sikap dan Perilaku Siswa dalam Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi Tahap Siklus I dan Siklus II 3. Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menulis Teks Negosiasi Menggunakan Metode Role Playing Peningkatan kemampuan menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing dapat dilihat pada setiap tahapan, yaitu prasiklus, siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis teks negosiasi sebelum diterapkan metode role playing masih kurang. Namun, setelah diterapkan metode role playing untuk membantu siswa dalam menulis teks negosiasi, kemampuan siswa meningkat pada siklus dan meningkat lagi pada siklus II. Adapun hasil peningkatan hasil menulis teks negosiasi siswa pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

100 89 Tabel 10. Hasil Menulis Teks Negosiasi Tahap Prasiklus Aspek Nilai Akhir Keterangan 1 Nama A B C Tuntas/ Belum No Tuntas 1 Annisah Aulia Zulfa BelumTuntas 2 Anisa Fitriani BelumTuntas 3 Annisa Ismi Hukama BelumTuntas 4 Arif Teguh Suroso BelumTuntas 5 Atika Rihandini BelumTuntas 6 Bambang Priyanto Tuntas 7 Della Kusuma Wardani Tuntas 8 Dhimas Tito Nurhidayat BelumTuntas 9 Diah Astuti BelumTuntas 10 Dian Fitriani Setyaningsih Tuntas 11 Dwi Riski Lestari BelumTuntas 12 Ersya Wijayanti BelumTuntas 13 Gitalin Krista Nugroho BelumTuntas 14 Ida Aprilia Tuntas 15 Ilham Setya Abadi BelumTuntas 16 Indah Fajar Wati Tuntas 17 Irza Dewa Pratama BelumTuntas 18 Isna Nurul Hidayati BelumTuntas 19 Mufasirul Huda Tuntas 20 Muhammad Azriel Tuntas

101 90 Aspek Nilai Akhir Keterangan 1 Nama A B C Tuntas/ Belum No Tuntas Raihan 21 Nanda Mulia Sari BelumTuntas 22 Nurwinta Wijayanti BelumTuntas 23 Putri Andini BelumTuntas 24 Riski Kharisma BelumTuntas 25 Sholekhah BelumTuntas 26 Siti Rahmah BelumTuntas 27 Tiyas Setiyani Tuntas 28 Tutus Martiana Tuntas 29 Wahyu Widodo BelumTuntas 30 Widiyanti Safitri Tuntas 31 Wijaya Pangestu BelumTuntas 32 Elsa Wulandari BelumTuntas Jumlah ,1 4,6 9, ,16 31,25% Rata-rata KETERANGAN: PENGATEGORIAN SKOR: 1 A : Kesesuaian judul dengan isi : Sangat Baik B : Kerapian tulisan : Baik C : Cara penyampaian penawaran : Cukup 2 : Organisasi cerita ( keruntutan cerita) : Kurang 3 : Tata bahasa 0-54 : Sangat Kurang 4 : Gaya ( kosa kata) 5 : Ejaan dan tanda baca ( tata tulis sesuai dngan EYD KKM : 75

102 91 :TUNTAS Tabel 11. Hasil Menulis Teks Negosiasi Tahap Siklus I Aspek Nilai Akhir Keterangan No Nama 1 A B C Tuntas/ Belum Tuntas 1 Annisah Aulia Zulfa Tuntas 2 Anisa Fitriani Tuntas 3 Annisa Ismi Hukama Tuntas 4 Arif Teguh Suroso Tuntas 5 Atika Rihandini BelumTuntas 6 Bambang Priyanto BelumTuntas 7 Della Kusuma Wardani Tuntas 8 Dhimas Tito Nurhidayat BelumTuntas 9 Diah Astuti BelumTuntas 10 Dian Fitriani Setyaningsih Tuntas 11 Dwi Riski Lestari Tuntas 12 Ersya Wijayanti BelumTuntas 13 Gitalin Krista Nugroho Tuntas 14 Ida Aprilia Tuntas 15 Ilham Setya Abadi BelumTuntas 16 Indah Fajar Wati Tuntas 17 Irza Dewa Pratama Tuntas 18 Isna Nurul Hidayati BelumTuntas 19 Mufasirul Huda Tuntas

103 92 No Nama Aspek Nilai Akhir Keterangan 1 A B C Tuntas/ Belum Tuntas 20 Muhammad Azriel Raihan Tuntas 21 Nanda Mulia Sari Tuntas 22 Nurwinta Wijayanti BelumTuntas 23 Putri Andini Tuntas 24 Riski Kharisma Tuntas 25 Sholekhah BelumTuntas 26 Siti Rahmah BelumTuntas 27 Tiyas Setiyani Tuntas 28 Tutus Martiana Tuntas 29 Wahyu Widodo Tuntas 30 Widiyanti Safitri Tuntas 31 Wijaya Pangestu BelumTuntas 32 Elsa Wulandari BelumTuntas Jumlah 6,1 4, , ,031 62,5% Rata-rata KETERANGAN: PENGATEGORIAN SKOR: 1 A : Kesesuaian judul dengan isi : Sangat Baik B : Kerapian tulisan : Baik C : Cara penyampaian penawaran : Cukup 2 : Organisasi cerita ( keruntutan cerita) : Kurang 3 : Tata bahasa 0-54 : Sangat Kurang 4 : Gaya ( kosa kata)

104 93 5 : Ejaan dan tanda baca ( tata tulis sesuai dngan EYD) KKM : 75 : BELUM TUNTAS Tabel 12. Hasil Menulis Teks Negosiasi Tahap Siklus II Aspek Nilai Akhir Keterangan 1 A B C Tuntas/ Belum No Nama Tuntas 1 Annisah Aulia Zulfa Tuntas 2 Anisa Fitriani Tuntas 3 Annisa Ismi Hukama Tuntas 4 Arif Teguh Suroso Tuntas 5 Atika Rihandini Tuntas 6 Bambang Priyanto BelumTuntas 7 Della Kusuma Wardani Tuntas 8 Dhimas Tito Nurhidayat BelumTuntas 9 Diah Astuti Tuntas 10 Dian Fitriani Setyaningsih Tuntas 11 Dwi Riski Lestari Tuntas 12 Ersya Wijayanti Tuntas 13 Gitalin Krista Nugroho Tuntas 14 Ida Aprilia Tuntas 15 Ilham Setya Abadi Tuntas 16 Indah Fajar Wati Tuntas 17 Irza Dewa Pratama Tuntas 18 Isna Nurul Hidayati Tuntas 19 Mufasirul Huda Tuntas 20 Muhammad Azriel Raihan Tuntas 21 Nanda Mulia Sari Tuntas

105 94 Aspek Nilai Akhir Keterangan 1 A B C Tuntas/ Belum No Nama Tuntas 22 Nurwinta Wijayanti BelumTuntas 23 Putri Andini Tuntas 24 Riski Kharisma Tuntas 25 Sholekhah BelumTuntas 26 Siti Rahmah Tuntas 27 Tiyas Setiyani Tuntas 28 Tutus Martiana Tuntas 29 Wahyu Widodo Tuntas 30 Widiyanti Safitri Tuntas 31 Wijaya Pangestu Tuntas 32 Elsa Wulandari Tuntas Jumlah 6,3 4, , ,09 Rata-rata 87,5% KETERANGAN: PENGATEGORIAN SKOR: 1 A : Kesesuaian judul dengan isi : Sangat Baik B : Kerapian tulisan : Baik C : Cara penyampaian penawaran : Cukup 2 : Organisasi cerita ( keruntutan cerita) : Kurang 3 : Tata bahasa 0-54 : Sangat Kurang 4 : Gaya ( kosa kata) 5 : Ejaan dan tanda baca ( tata tulis sesuai dngan EYD) KKM : 75 : BELUM TUNTAS

106 95

107 96 Tabel 13. Hasil Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Negosiasi dengan Metode Role Playing pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2016/ 2017 Nilai Prasiklus Nilai Siklus I Nilai Siklus II Aspek Aspek Aspek Nama 1A B C NA 1A B C NA 1A B C NA Annisah Aulia Zulfa Anisa Fitriani Annisa Ismi Hukama Arif Teguh Suroso Atika Rihandini Bambang Priyanto Della Kusuma Wardani Dhimas Tito Nurhidayat Diah Astuti Dian Fitriani Setyaningsih Dwi Riski Lestari Ersya Wijayanti Gitalin Krista Nugroho Ida Aprilia Ilham Setya Abadi Indah Fajar Wati Irza Dewa Pratama Isna Nurul Hidayati Mufasirul Huda Muhammad Azriel Raihan

108 97 Nilai Prasiklus Nilai Siklus I Nilai Siklus II Aspek Aspek Aspek Nama 1A B C NA 1A B C NA 1A B C NA Nanda Mulia Sari Nurwinta Wijayanti Putri Andini Riski Kharisma Sholekhah Siti Rahmah Tiyas Setiyani Tutus Martiana Wahyu Widodo Widiyanti Safitri Wijaya Pangestu Elsa Wulandari KETERANGAN: PENGATEGORIAN SKOR: 1 A : Kesesuaian judul dengan isi : Sangat Baik B : Kerapian tulisan : Baik C : Cara penyampaian penawaran : Cukup 2 : Organisasi cerita ( keruntutan cerita) : Kurang 3 : Tata bahasa 0-54 : Sangat Kurang 4 : Gaya ( kosa kata) 5 : Ejaan dan tanda baca ( tata tulis sesuai dngan EYD) KKM : 75 Bercetak Merah : Tidak Tuntas Bercetak Hijau : Mengalami Peningkatan yang Signifikan

109 97 B. Pembahasan Data Hasil Penelitian Pada pembahasan data hasil penelitian ini, penulis akan membahas mengenai data apa saja yang diperoleh penulis selama melakukan penelitian pada siklus I dan siklus II, baik yang diproleh melalui instrumen tes maupun nontes. Sesuai dengan data yang telah disajikan sebelumnya, data yang akan dibahas pada bagian ini juga meliputi tiga hal, yaitu (1) penerapan metde role playing pada pembelajaran menulis teks negosiasi siswa kelas X SMA Negeri Purworejo, (2) pengaruh metode role playing terhadap sikap siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi siswa kelas X SMA Negeri 3 Purworejo, dan (3) peningkatan kemampuan siswa dalam menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Purworejo. Namun, sebelum penulis membahas ketiga hal di atas, terlebih dahulu penulis akan membahas mengenai kemampuan awal siswa dan pelaksanaan pembelajaran pada tahap prasiklus. Pada tahap prasiklus, pembelajaran dilaksanakan tanpa menggunakan metode role playing dan pembelajaran yang dilaksanakan hanya menggunakan metode ceramah. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran siswa terkesan pasif dan merasa bosan. Kepasifan siswa juga disebabkan karena sebelum pembelajaran dilaksanakan guru tidak memberi motivasi kepada siswa agar siswa berminat mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi. Nilai hasil menulis teks negosiasi siswa juga masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai siswa yang mencapai KKM hanya12 anak dari jumlah siswa keseluruhan sebanyak 32 siswa. Siswa masih banyak mengalami

110 98 kesulitan dalam menulis teks negosiasi. Kesulitan yang dialami siswa antara lain, sulit dalam mengembangkan judul dengan isi, penggunaan EYD, dan pemilihan bahasa baku. Berdasarkan masalah tersebut penulis dan guru bahasaindonesia berusaha mencari solusi dengan menerapkan metoderole playing dalam pembelajaran menulis teks negosiais pada siklus I dan siklus II. Penggunaan metode tersebut diharapkan dapat memperbaiki kekurangankekurangan yang terdapat pada siklus sebelumnya. Pembahasan data data hasil penelitian pada tahap siklus I dan siklus II akan penulis uraikan sebagai berikut. 1. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi Menggunakan Meode Role Playing pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3Purworejo Penerapan pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing terbagi menjadi dua tahapan, yaitu siklus I dan siklus II. Adapun penjelasan lebih rinci akan penulis uraikan sebagai berikut. a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan siklus I meliputi empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun pembahasan data pada tahap siklus I penulis deskripsikan sebagai berikut. 1) Perencanaan Siklus I Penulis melaksanakan kegiatan perencanaan siklus I bersama bapak Suyusi, S.Pd. selaku guru bahasa Indonesia kelas X MIPA 1. Penulis bersama bapaksuyudi berdiskusi untuk membuat rancangan tindakan beserta skenario pembelajaran yang akan diberikan pada siswa di siklus I. Pada pertemuan ini,

111 99 penulis mendapat persetujuan dari guru bahwa penelitian dilaksanakan selama satu pertemuan (2 x 45 menit), yakni tanggal 16 Januari Pada tahap perencanaan siklus I penulis dan guru mengadakan tindakan yang dilakukan dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis teks negosiai menggunakan metode role playing. Pada tahapan perencanaan ini penulis dan guru mendiskusikan mengenai rencana pelaksanaan pembelajaran menulis teks negosiasi yang dapat meningkatkan sikap dan kemampuan siswa SMA Negeri 3 Purworejo. Hal ini penulis dan guru lakukan berdasarkan tahap prasiklus yang menunjukkan rendahnya kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Selain itu, sikap dan perilaku siswa juga masih tergolong rendah. Masih ada beberapa siswa yang masih bermalas-malasan dalam mengikuti pembelajaran. Mereka lebih asik bercanda dengan teman sebangkunya dan bahkan ada beberapa siswa yang tiduran di kursi tempat duduknya. Penulis mengajukan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menerapkan metode role playing untuk meningkatkan sikap dan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Selanjutnya, guru menyetujui metode yang akan penulis gunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran menulis teks negosiasi karena metode tersebut dapat memotivasi siswa dan dapat mempermudah siswa ketika menulis teks negosiasi. Tahapan selanjutnya, penulis dan guru mendiskusikan mengenai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Selain itu, penulis juga menyiapkan lembar observasi untuk mengamati sikap dan perilaku siswa

112 100 dalam proses pembelajaran dan menyiapkan dokumentasi foto selama proses pembelajaran. Penulis juga menyiapkan lembar penilaian untuk digunakan sebagai pedoman penilaian siswa dalam menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing. 2) Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pelaksanaan pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing pada siklus I dilakukan pada tanggal 16 Januari Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul sampai dengan WIB di kelas X MIPA 1 SMA Negeri 3 Purworejo. Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan skenario pembelajaran yang telah dibuat dan disepakati oleh penulis dan guru pada tahap perencanaan. Sebelum masuk pada materi, terlebih dahulu guru melakukan presensi dan menjelaskan tujuan pembelajaran serta memotivasi siswa agar siswa tertarik mengikuti pembelajaran. Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi tentang pengertian teks negosiasi, ciri-ciri teks negosiasi, struktur teks negosiasi, kaidah kebahasaan teks negosiasi, dan langkah-langkah menulis teks negosiasi yang baik. Pada tahap siklus I, penyampaian materi tidak hanya menggunakan buku paket, melainkan sudah menggunakan power poin yang dirancang dengan menarik agar siswa siswa semakin tertarik mengikuti proses pembelajaran. Selanjutnya, guru menjelaskan tentang metode role playing yang nantinya digunakan dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Guru juga memberi contoh teks negosiasi kepada siswa karena sebagian dari siswa kelas X MIPA

113 101 1teks negosiasi merupakan materi yang baru sehingga mereka masih merasa belum paham terhadap materi tersebut. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Guru terus memancing siswa agar siswa berantusias mengikuti pembelajaran. Setelah penyampaian materi selesai, guru meminta siswa bergabung dengan anggota kelompok yang telah dibagi pada kegiatan prasiklus dan menghapalkan skenario teks negosiasi yang telah diberikan. Langkah selanjutnya,perwakilan anggota kelompok memerankan skenario yang telah dihapalkan. Siswa yang tidak memerankan di depan kelas ditugasi untuk mencari topik, tujuan, dan struktur dari teks negosiasi yang diperankan oleh temannya, selain itu mereka juga ditugasi mengevaluasi kekurangan temannya dalam memerankan skenario teks negosiasi. Kemudian perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi. Siswa diberi waktu untuk menulis teks negosiasi. Setelah semua siswa selesai menulis, siswa diminta mengumpulkan pekerjaannya pada guru. Sebelum mengakhiri pembelajaran pada pertemuan siklus I, guru menyampaikan kelebihan dan kekurangan dari hasil menulis teks negosiasi. Guru dan siswa juga melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selanjutnya, guru mengucapkan salam penutup untuk mengakhiri pembelajaran. 3) Observasi Siklus I Observasi siklus I dilaksanakan selama proses pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing dilaksanakan. Penulis

114 102 melakukan observasi proses dan produk siswa. Berdasarkan pengamatan yang telah dilaksanakan, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa sikap dan perilaku siswa mengalami peningkatan dalam pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing. Siswa sudah mulai mau bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Mereka tidak lagi malu-malu bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan ketika menulis teks negosiasi. Ketika temannya memerankan skenario, siswa juga terlihat antusias menyimak temanyayang sedang memerankan skenario. Selain melakukan pengamatan proses, penulis juga melakukan pengamatan produk. Dari hasil pengamatan yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa siswa mulai percaya diri ketika menulis teks negosiasi dengan metode role playing. Siswa lebih mudah dalam mengembangkan judul, kosa kata yang tidak lagi monoton, dan penggunaan bahasa yang baku dalam menulis teks negosiasi. Peningkatan produk siswa juga dapat dilihat dari nilai menulis siswa. Dari jumlah 32, siswa yang nilainya mencapai KKM (75) sebanyak 20 siswa. Berbeda halnya pada tahap prasiklus hanya ada 10 siswa yang mencapai KKM. Rata-rata nilai siswa juga sudah baik, yakni 76,34. Pada akhir pembelajaran penulis membagikan lembar angket untuk diisi oleh siswa terkait pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing yang telah dilaksanakan.

115 103 4) Refleksi Siklus I Refleksi dilakukan untuk mengkaji dan mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah berlangsung selama siklus I dilakukan. Berdasarkan hasil observasi siklus I, perubahan siakp dan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi sudah mengalami peningkatan. Namun, walaupun proses dan hasil belajar siswa sudah baik tetap masih ada beberapa kekurangan. Oleh karena itu, penulis dan guru melakukan refleksi untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Adapun kekurangan yang terjadi antara lain: a) ketika mengajar guru hanya di depan kelas saja, sebaiknya pada pertemuan selanjutnya guru dapat berkeliling untuk memantau siswa secara keseluruhan sehingga siswa akan lebih aktif dan termotivasi untuk semangat belajar karena guru mempunyai rasa peduli yang tinggi, b) penyampaian materi dirasa belum maksimal, sebaiknya pada pertemuan selanjutnya guru lebih detail dan lebih banyak memberi contoh konkret kepada siswa sehingga siswa lebih mudah memahami materi tersebut, c) skenario dirasa kurang menarik dan sulit dihapalkan bagi siswa, pada pertemuan yang akan datang penulis dan guru menyiapkan skenario yang lebih menarik dan sesuai dengan kehidupan sehari-hari sehinngga mudah untuk dihapalkan d) hasil produk siswa masih belum sempurna, aspek yang perlu diperbaiki antara lain; penggunaan konjungsi, penggunaan kaidah kebahasaan, dan gaya bahasa.

116 104 b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan siklus II pada hakikatnya sama dengan siklus II yang meliputi, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Namun, pada tahap ini lebih dimaksimalkan perbaikan kekurangan yang terdapat pada siklus I agar hasilnya dapat lebih maksimal. Adapun penjelasan pelaksanaan siklus II akan dideskripsikan lebih rinci sebagai berikut. 1) Perencanaan Tindakan Siklus II Pada tahap perencanaan ini, penulis dan guru bahasa Indonesia selaku kolaborator berdiskusi terkait evaluasi yang telah dilaksanakan dalam siklus I. Kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam siklus I nantinya akan diperbaiki pada siklus II. Harapannya pada siklus II ini sikap, perilaku, dan kemampuan siswa dalam menulis teks negosiasi lebih meningkat lagi. Tahapan selanjutnya, penulis dan guru mendiskusikan mengenai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam penyusunan RPP telah disepakati bahwa pertemuan siklus II dilaksanakan (2 X 45 menit). Selanjutnya penulis dan guru menentukan jadwal penelitian siklus II. Adapun perencanaan tahap siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I, yaitu sebelum pembelajaran dimulai guru terlebih dahulu menggugah konsentrasi siswa dan merangsang siswa agar termotivasi untuk belajar. Selanjutnya, guru menyampaikan materi tentang teks negosiasi tetapi kali ini materi yang disampaikan lebih detail dibanding pada saat siklus II. Setelah penyampaian materi selesai, guru meminta siswa bergabung kembali dengan kelompoknya. Kemudian perwakilan dari kelompok memerankan skenario teks negosiasi

117 105 yang telah diberikan oleh penulis. Setelah kegiatan selesai siswa kembali diminta untuk menulis teks negosiasi dan dibantu oleh penulis dan guru ketika mengalami kesulitan. Selain itu, penulis juga menyiapkan lembar observasi untuk mengamati sikap dan perilaku siswa dalam proses pembelajaran, angket,dan menyiapkan dokumentasi foto selama proses pembelajaran. Penulis juga menyiapkan lembar penilaian untuk digunakan sebagai pedoman penilaian siswa dalam menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing. 2) Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pelaksanaan pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing pada siklus II dilakukan pada tanggal 18 Januari Kegiatan ini dilaksanakan pukul sampai dengan WIB di kelas X MIPA 1SMA Negeri 3 Purworejo. Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan skenario pembelajaran yang telah dibuat dan disepakati oleh peneliti dan guru pada tahap perencanaan. Sebelum masuk pada materi terlebih dahulu guru melakukan presensi dan menjelaskan tujuan pembelajaran serta memotivasi siswa agar siswa tertarik mengikuti pembelajaran. Pada kegiatan inti guru mengulas kembali materi tentang teks negosiasi, namun lebih detail dan memberikan contoh teks negosiasi lebih menarik. Dalam proses pembelajaran, siswa terlihat senang mengikuti pembelajaran pada siklus II ini. Selanjutnya, siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya jika masih mengalami kesulitan. Setelah penyampaian materi selesai, guru meminta siswa kembali bergabung dengan anggta kelompoknya

118 106 dan perwakilan kelompok memerankan skenario yang telah diberikan di depan kelas. Setelah itu anggota kelompok lain mengevaluasi hasil dari peranan temannya. Pada kegiatan ini siswa lebih berantusias dibanding kegiatan pada siklus I. Langkah selanjutnya, siswa diminta membuat teks negosiasi. Guru juga mengingatkan pada siswa agar memperhatikan unsur pembangun dan kaidah kebahasaan teks negosiasi ketika menulis teks negosiasi. Tidak lupa guru berkeliling mengecek tulisan siswa dan berusaha membantu siswa ketika mereka mengalami kesulitan. Setelah semua siswa selesai menulis, siswa diminta mengumpulkan pekerjaannya pada guru. Sebelum mengakhiri pembelajaran pada pertemuan siklus II, guru menyampaikan kelebihan dan kekurangan dari hasil karangan siswa menulis teks negosiasi. Guru dan siswa juga melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selanjutnya, guru mengucapkan salam penutup untuk mengakhiri pembelajaran. 3) Observasi Siklus II Observasi siklus II dilaksanakan selama proses pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing dilaksanakan. Penulis melakukan observasi proses dan produk siswa. Berdasarkan pengamatan yang telah dilaksanakan, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa perubahan sikap dan perilaku siswa mengalami peningkatan yang sangat baik dalam pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing. Siswa sudah tidak malu bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Guru juga selalu berkeliling untuk memantau siswa ketika menulis teks negosiasi

119 107 sehingga siswa merasa diperhatikan. Mereka selalu bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan ketika menulis teks negosiasi. Ketika teman memerankan skenario teks negosiasi di depan kelas mereka terlihat berantusias menyimak dan memberikan komentar. Selain melakukan pengamatan proses, penulis juga melakukan pengamatan produk. Dari hasil pengamatan yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa siswa lebih percaya diri ketika menulis teks negosiasi dengan metode role playing. Peningkatan produk siswa juga dapat dilihat dari nilai menulis siswa. Siswa yang nilainya mencapai KKM sebanyak 28 siswa dari jumlah keseluruhan siswa 32. Hal ini menunjukkan bahwa metode role playing dapat meningkatkan pembelajaran menulis teks negosiasi. 4) Refleksi Siklus II Dalam siklus II refleksi dilakukan untuk mengkaji dan mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah berlangsung berdasarkan data-data yang telah diperoleh berdasarkan pengamatan proses dan produk selama proses pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing. Pada tahap ini dilakukan penilaian terhadap semua kegiatan yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II. Berdasarkan data-data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa metode role playing dapat meningkatkan sikap, perilaku dan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. selain itu guru juga sangat terbantu dalam proses pembelajaran.

120 Pengaruh Metode Role Playing Terhadap Perubahan Sikap dan Perilaku Siswa Kelas X MIPA 1 SMA Negeri 3Purworejo dalam Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi Berdasarkan hasil observasi telah diperoleh pada siklus I dan II, dapat disimpulkan bahwa metode role playing dapat meningkatkan perubahan sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Namun, sebelum penulis menjelaskan peningkatan sikap dan perilaku siswa pada siklus I dan siklus II, terlebih dahulu akan penulis jelaskan sikap dan perilaku awal siswa pada tahap prasiklus. Adapun penjelasan lebih rinci data-data tersebut penulis uraikan sebagai berikut. a. Deskripsi Prasiklus Kondisi awal sikap dan perilaku siswa pada tahap prasiklus dapat dikatakan masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada hasil observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi yang telah dilakukan. Adapun pembahasan lebih rinci kondisi awal sikap dan perilaku siswa penulis deskripsikan sebagai berikut. 1) Hasil Observasi Berdasarkan hasil observasi awal sebagaimana telah disajikan pada tabel 3, dapat disimpulkan bahwa sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks negoasiasi dapat dikatakan masih kurang. Dilihat dari aspek siswa memperhatikan dengan aktif (bertanya,menanggapi, dan membuat catatan)hanya 20 siswa atau 6,25%. Berdasarkan hasil pengamatan masih banyak siswa yang tidak mau bertanya ketika guru menjelaskan materi.

121 109 Mereka lebih sering berbicara dengan temannya dibandingkan membuat catatan. Jika dilihat dari aspek siswa merespon positif (senang) terhadap metode yang digunakan diperoleh siswa juga masih sangat rendah, yaitu 17 atau 53,12 %. Berdasarkan hasil observasi siswa terkesan pasif. Mereka cenderung merasa malas dan bosan dengan metode yang digunakan oleh guru yaitu dengan metode ceramah. Walaupun dalam pembelajaran terkadang guru memberikan sedikit hiburan agar siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Sama halnya jika dilihat dari aspek siswa aktif menjawab dan selalu bertanya apabila mengemukakan kesulitan. Hanya 3siswa atau 9,37% yang aktif bertanya ketika mengalami kesulitan. Skor tersebut masih jauh dari harapan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan siswa juga masih terlihat pasif. Walaupun guru sudah berulang kali menggugah siswa untuk mau bertanya tetapi mereka tetap saja diam tidak mau bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Mereka masih terlihat kebingungan dalam menangkap materi teks karena materi tersebut merupakan materi baru bagi sebagian besar dari mereka. Jika dilihat dari aspek siswa menulis teks negosiasi dengan sikap baik yang diperoleh siswa juga masih rendah. Pada aspek ini rata-rata skor yang diperoleh hanya 20 siswa atau 62,5 %. Respon siswa terhadap menulis teks negosiasi masih negatif. Walaupun tergolong cukup. Hal ini terbukti dengan banyaknya siswa yang masih menulis teks negosiasi dengan sikap yang

122 110 kurang tertarik. Mereka menulis dengan melihat pekerjaan milik temannya dan mengganggu teman yang sedang menulis teks negosiasi. Kemudian, jika dilihat dari aspek siswa tidak memperhatikan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perluhanya19 atau 40,62%. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan siswa melakukan kegiatan yang tidak perlu seperti menggambar atau mencoret-coret dibuku, berbicara dengan temannya, dan meletakkan kepalanya di meja. Dari aspeksiswa merespon negatif dan (acuh) terhadap teknik menulis yang diberikan oleh guru yaitu 17 atau 53,12 5%. Siswa merasa teknik menulis yang diberikan oleh guru membosankan, sehingga siswa merasa acuh dengan apa yang dijelaskan oleh guru. Hal ini, dapat dilihat dari perilaku siswa ketika proses pembelajaran. Siswa lebih sering berbicara dengan temannya dibanding mendengarkan penjelasan dari guru. Selanjutnya dari aspek siswa pasif dan malas untuk bertanya mengenai materi menulis teks negosiasi yang sedang diajarkan siswa yang pasif dan malas 27 siswa atau 84,37 %. Mereka lebih suka diam dibanding bertanya tentang materi yang sedang dijelaskan. Padahal, mereka mengalami kesulitan dalam menulis teks negosiasi. Dari aspek siswa melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis teks negoaisai(mencontek, tidur, bercanda, dan sebagainya) masih sangat tinggi yaitu, 29 siswa atau 90,62%. Ketika siswa diberi waktu untuk mengerjakan soal menulis teks negosiasi siswa lebih sering bercanda dengan temannya. Mereka sering melihat pekerjaan milik temannya. Menulis dengan kepala diletakkan di atas meja.

123 111 Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada tahap prasiklus dapat disimpulkan bahwa sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi masih kurang. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya perbaikan untuk meningkatkan sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Salah satu solusi yang penulis terapkan dalam pembelajaran menulis teks negosiasi adalah menggunakan metode role playing. Penerapan metode role playing ini nantinya diharapkan dapat meningkatkan perubahan sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negoasiasi. 2) Hasil Pengisian Angket Berdasarkan hasil pengisian angket yang telah siswa lakukan pada tahap prasiklus dapat disimpulkan bahwa sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis dapat dikatakan masih kurang. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4, siswa masih kurang tertarik mengikuti pembelajaran menulis. Salah satu faktor penyebab siswa kurang tertarik mengikuti pembelajaran menulis karena selama mengajar guru belum sepenuhnya menggunakan metode pembelajaran sehingga siswa merasa jenuh dan merasa bahwa menulis adalah kegiatan yang sulit. Siswa juga sering mengeluh jika mendapat tugas menulis dari guru. 3) Wawancara Dalam tahap prasiklus, penulis melakukan wawancara dengan siswa dan guru. Wawancara tersebut penulis lakukan untuk mengetahui sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis teks negoasiasi.

124 112 Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis masih kurang. Berdasarkan hasil wawancara yang telah penulis lakukan dengan siswa dapat disimpulkan bahwa minat siswa dalam pembelejaran menulis masih kurang. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5. Pada kegiatan wawancara ini penulis mengambil lima anak untuk diwawancari terkait minat mereka dalam pembelajaran menulis. Pemilihan lima anak tersebut penulis lakukan dengan teknik random. Penulis memilih anak dengan kemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Dari tabel 5, dapat dilihat bahwa sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis masih kurang. Sebagian besar siswa menjawab kegiatan menulis tidak mereka sukai karena sulit, terkadang malas menulis, dan jenuh dengan kegiatan menulis. Kesulitan yang mereka alami ketika membuat suatu tulisan adalah sulit mengembangkan judul, penggunaan EYD, dan penguasaan kosa kata yang baku. Sikap dan perilaku siswa yang negatif dalam pembelajaran menulis juga diakibatkan oleh metode mengajar guru yang masih menggunakan metode ceramah. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, sebagian besar siswa menjawab guru belum sepenuhnya menggunakan metode pembelajaran saat proses pembelajaran menulis. Padahal, dengan adanya metode pembelajaran dapat dijadikan alternatif atau solusi untuk mengatasi pemasalahan tersebut. Oleh sebab itu, penulis berusaha mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan

125 113 metode role playing terhadap pembelajaran menulis, khususnya menulis teks negosiasi. 4) Dokumentasi Dokumentasi foto juga penulis lakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Dokumentasi foto penulis gunakan sebagai bukti visual sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Berdasakan hasil dokumentasi yang telah dilakukan dapat dikatakan bahwa sikap dan perilaku siswa masih kurang dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Hal ini dapat dilihat pada foto berikut ini. Gambar 5. Perilaku Siswa Saat Kegiatan Pembelajaran Gambar 5 menunjukkan bahwa sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi masih kurang. Ketika guru menjelaskan materi teks negosiasi, siswa tersebut tidak memperhatikan mereka malah bercanda dengan temannya. Sementara itu, siswa lain menyandarkan badannya di dinding kelas. Rendahnya sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran

126 114 menulis teks negosiasi juga terlihat ketika diminta oleh guru membuat teks negosiasi mereka tidak percaya diri. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 6. Aktivitas Siswa Saat Menulis Teks Negosiasi Gambar 6 menunjukkan bahwa siswa kurang percaya diri ketika diberi tugas menulis teks negosiasi. Masih ada beberapa siswa yang mencontek teman lainnya. Mereka masih merasa kesulitan dalam menulis teks negosiasi sehingga mereka berusaha melihat pekerjaan teman lainnya. b. Deskripsi Siklus I Pengaruh minat siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi dapat dilihat dari hasil observasi, hasil angket, dan dokumentasi foto. Berikut penulis deskripsikan hasil pengamatan pada siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing. 1) Hasil Observasi Siklus I Berdasarkan data pada tabel 6, dapat di ketahui bahwa sikap dan perilaku siswa mulai ada peningkatan setelah diadakan pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode role playing. Siswa sudah mulai aktif bertanya

127 115 dan berpendapat. Selain itu, siswa juga merespon positif (senang) terhadap metode role playing yang digunakan dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Dilihat dari aspek siswa memperhatikan dengan aktif (bertanya, menanggapi, dan membuat catatan), terlihat rata-rata skor yang didapat siswa mulai meningkat dari tahap prasiklus menjadi 23 atau 71,81%. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, siswa mulai antusias memperhatikan penjelasan guru. Siswa sudah mulai berani bertanya, menjawab pertanyaan dari guru dan membuat catatan. Dalam menyampaikan materi teks negosiasi, guru menggunakan powerpoin sehingga materi yang disampaikan cukup menarik. Jika dilihat dari aspek siswa merespon positif (senang) terhadap metode yang digunakan juga mengalami meningkat. Siswa yang merespon psitif semula 17 atau 53,12% pada siklus I meningkat menjadi 22 atau 68,75%. Berdasarkan hasil observasi, siswa sudah mulai tertarik dengan pembelajaran menulis teks negosiasi. Sama halnya jika dilihat dari aspek siswa aktif menjawab dan selalu bertanya apabila mengemukakan kesulitan dalam proses pembelajaran. Siswa yang aktif meningkat menjadi 21 atau 65,62%. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan keaktifan siswa mulai terlihat. Guru selalu memancing siswa agar mereka mau bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Ketika mereka mengalami kesulitan menulis teks negosiasi misalnya, mereka tidak segan bertanya kepada guru.

128 116 Jika dilihat dari aspek siswa menulis teks negosiasi dengan sikap baik siswa juga mengalami peningkatan. Pada aspek ini siswa yang menulis teks negosiasi dengan sikap baik sebanyak 23 atau 71,87%. Respon siswa terhadap proses pembelajaran sudah ada perubahan menuju respon positif. Hal ini terbukti dengan sikap baik yang ditunjukkan siswa dalam menulis teks negosiasi. Kemudian, jika dilihat dari aspek siswa tidak memperhatikan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perluketika menulis teks negosiasi. Hampir semua siswa menulis dalam menulis teks negosiasi menunjukkan sikap yang positif. Mereka tidak lagi melakukan kegiatan yang tidak perlu. Walaupun masih ada yang tidak memperhatikan guru. Siswa yang memperhatikan guru sebanyak 22 atau 78,75%. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan siswa tidak lagi melakukan hal yang tidak perlu. Dilihat dari aspek siswa merespon negatif dan (acuh) terhadap teknik menulis yang diajarkan. Siswa merasa senang dengan pembelajaran yang sedang dilaksanakan karena metode role playing tidak membuat siswa merasa bosan mengikuti pembelajaran. Hal ini, dapat dilihat siswa yang merespon negatif sebanyak 10 atau 31,25%. Dilihat dari aspek siswa pasif dan malas untuk bertanya mengenai materi menulis teks negosiasi yang sedang diajarkan. Pada tahap siklus I siswa sudah mulai aktif dalam bertanya mengenai materi teks negosiasi. Hal ini, dapat dilihat siswa yang masih pasif dalam pembelajaran sebanyak 9 atau 28,15%. Berdasarkan observasi yang dilakukan metode role playing dapat meningkatkan perubahan sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi.

129 117 Dilihat dari aspek siswa melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis teks negoaisai(mencontek, tidur, bercanda, dan sebagainya). Pada siklus I siswa sudah ada peningkatan siswa tidak lagi melakukan kegiatan yang tidak perlu seperti mencontek, tidur, dan bercanda. Walaupun masih ada siswa sebanyak 12 atau 6,25 yang masih melakukan hal yang tidak perlu. Namun, sudah ada peningkatan yang signifikan dibanding siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada tahap siklus I dapat disimpulkan bahwa sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi sudah cukup baik. Rata-rata siswa sudah mengalami peningkatan dari skor sebelumnya. Walaupun sikap dan perilaku siswa sudah cukup baik, penulis dan guru bahasa Indonesia akan tetap melakukan perbaikan pada aspekaspek yang dirasa belum maksimal sehingga pada pembelajaran selanjutnya sikap dan perilaku siswa menjadi lebih baik lagi. 2) Hasil Angket Siklus I Berdasarkan hasil angket siklus I sebagaimana disajikan dalam tabel 7, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X SMA Negeri 3Purworejo memiliki perubahan sikap dan perilaku yang baik dalam proses pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing. Siswa merasa terbantu dengan adanya metode role playing ketika mereka mendapat tugas menulis teks negosiasi. Hal itu dapat dilihat dari jawaban siswa yang terdapat pada tabel 7. Dari jumlah 32 siswa, siswa yang menjawab metode role playing dapat membantu dalam proses pembelajaran menulis teks negosiasi sebanyak 29 siswa atau 91,00% dan 3 siswa atau 9% menjawab tidak. Berdasarkan

130 118 jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa metode role pleying sangat membantu siswa ketika menulis teks negosiasi. Perubahan sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode role playing juga dapat dilihat dari pertanyaan angket nomor 5. Sebagian siswa merespon positif dengan adanya metode role playing. Siswa yang menjawab metode role playing tidak membuat mereka merasa bosan sebanyak 26 siswa atau 81%, siswa dengan jawaban tidak sebanyak 6 siswa atau 19 %. Berdasarkan hasil jawaban siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa merespon positif dengan digunakannya metode role playing dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Hal ini terjadi karena skenario yang penulis dan guru memberikan skenario yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa lebih mudah untuk memahami teks negasiasi tersebut dan merasa tertarik dengan skenario tersebut. Metode role playing dalam pembelajaran menulis teks negosiasi memang sangat efektif digunakan karena dapat merubah sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis. Hal ini terbukti dari jawaban siswa yang terdapat dalam pertanyaan angket nomor 9. Siswa yang menjawab metode role playingmenarik bagi siswa, siswa yang tertarik dengan metode tersebut sebanyak 28 siswa atau 87,5%, siswa yang menjawab tidak sebanyak 4 siswa atau 12,5 %. Metode role playing tepat digunakan sebagai metode pembelajaran karena selain terasa menyenangkan juga mempermudah siswa ketika mereka menulis teks negosiasi4. Hal ini dapat dilihat pada jawaban angket nomor 4.

131 119 Siswa yang menjawa metede role playing membantu mereka dalam menentukan topik sebanyak 28 siswa atau sebanyak 87,5%, siswa yang menjawab tidak sebanyak 4 siswa atau 12,5%. Dari hasil jawaban di atas dapat disimpulkan bahwa metode role playing memang tepat digunakan dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis teks negosiasi. Hal ini diperkuat dari jawaban siswa dalam hasil angket siklus I nomer.2 dan 3. Siswa yang menjawab setuju jika metode role playing tepat digunakan dalam pembelajaran menulis teks negosiasi sebanyak 24 siswa atau 75 %, siswa yang menjawab tidak sebanyak 8 atau 25%. 3) Dokumentasi Siklus I Dokumentasi foto penulis lakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Dokumentasi foto penulis lakukan sebagai bukti visual sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Berdasakan hasil dokumentasi yang telah dilakukan pada tahap siklus I dapat dikatakan bahwa sikap dan perilaku siswa mulai ada peningkatan dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Hal ini dapat dilihat pada foto berikut ini. Gambar 7. Aktivitas Siswa Ketika Berdiskusi dalam Kegiatan Metode Role Playing

132 120 Gambar 7 menunjukkan bahwa sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiaasi dengan metode role playing sudah meningkat, dibandingkan ketika belum menggunakan metode role playing. Ketika guru memberikan tugas menulis teks negosiasi siswa juga lebih serius. Mereka tidak lagi bercanda dengan dan temannya, mencontek, dan tidur dikelas. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 8. Siswa Lebih Serius dalam Menulis Teks Negosiasi Gambar 8 menunjukkan bahwa siswa lebih serius dalam mengikuti pembelajaran teks negosiasi. Mereka tidak lagi bercanda dengan temannya dan melihat pekerjaan punya temannya. Suasana di kelas menjadi lebih kondusif. Berdasarkan dokumentasi tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa merespon positif dan menunjukkan perubahan sikap dan perilaku ketika mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing.

133 121 c. Deskripsi Siklus II Sama halnya dengan siklus I, pengaruh metode role playing terhadap perubahan sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi dapat dilihat dari hasil observasi, hasil angket, dan dokumentasi foto. Berikut penulis deskripsikan hasil pengamatan pada siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing. 1) Hasil Observasi Siklus II Berdasarkan data pada tabel 8, dapat di ketahui bahwa sikap dan perilaku siswa ada peningkatan yang lebih setelah diadakan pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode role playing pada siklus II. Siswa yang aktif bertanya dan berpendapat mulai bertambah. Selain itu, siswa juga merespon positif (senang) terhadap metode role playing yang digunakan dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Dilihat dari aspek siswa memperhatikan dengan aktif (bertanya, menanggapi, dan membuat catatan), terlihat siswa mulai meningkat dari tahap siklus I menjadi 28 atau 87,5%. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, siswa mulai antusias memperhatikan penjelasan guru. Siswa yang berani bertanya, menjawab pertanyaan dari guru dan membuat catatan bertambah. Dalam menyampaikan materi teks negosiasi, guru menggunakan powerpoin sehingga materi yang disampaikan cukup menarik dan lebih mendalami materi yang dirasa kurang dipahami oleh siswa. Jika dilihat dari aspek siswa merespon positif (senang) terhadap metode yang digunakan juga mengalami meningkat. Siswa yang merespon positif pada

134 122 siklus II meningkat menjadi 29 atau 90,62%. Berdasarkan hasil observasi, siswa yangtertarik dengan pembelajaran menulis teks negosiasi mengalami peningkatan perubahan sikap dan perilaku yang signifikan. Hal ini, disebabkan karena skenario yang dipakai pada metode role playing sesuai dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa lebih tertarik dalam pembelajaran. Sama halnya jika dilihat dari aspek siswa aktif menjawab dan selalu bertanya apabila mengemukakan kesulitan dalam proses pembelajaran. Siswa yang aktif meningkat menjadi 26 atau 81,25%. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan keaktifan siswa lebih terlihat. Guru selalu memancing siswa agar mereka mau bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Ketika mereka mengalami kesulitan menulis teks negosiasi misalnya, mereka tidak segan bertanya kepada guru. Jika dilihat dari aspek siswa menulis teks negosiasi dengan sikap baik siswa juga mengalami peningkatan. Pada aspek ini siswa yang menulis teks negosiasi dengan sikap baik sebanyak 26 atau 81,25%. Respon siswa terhadap proses pembelajaran siswa lebih menunjukkan perubahan menuju respon positif. Hal ini terbukti dengan sikap baik yang ditunjukkan siswa dalam menulis teks negosiasi. Kemudian, jika dilihat dari aspek siswa tidak memperhatikan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perluketika menulis teks negosiasi. Hampir semua siswa dalam menulis teks negosiasi menunjukkan sikap yang positif. Mereka tidak lagi melakukan kegiatan yang tidak perlu. Walaupun masih ada yang tidak memperhatikan guru. Siswa yang memperhatikan guru sebanyak

135 atau 87,5%. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan siswa tidak lagi melakukan hal yang tidak perlu. Dilihat dari aspek siswa merespon negatif dan (acuh) terhadap teknik menulis yang diajarkan. Siswa merasa senang dengan pembelajaran yang sedang dilaksanakan karena metode role playing tidak membuat siswa merasa bosan mengikuti pembelajaran. Hal ini, dapat dilihat siswa yang merespon negatif sebanyak 7 atau 21,87%. Dilihat dari aspek siswa pasif dan malas untuk bertanya mengenai materi menulis teks negosiasi yang sedang diajarkan. Pada tahap siklus II siswa lebih aktif dalam bertanya mengenai materi teks negosiasi. Hal ini, dapat dilihat siswa yang masih pasif dalam pembelajaran sebanyak 6 atau 18,75%. Berdasarkan observasi yang dilakukan metode role playing dapat meningkatkan perubahan sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Dilihat dari aspek siswa melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis teks negoaisai(mencontek, tidur, bercanda, dan sebagainya). Pada siklus II hampir semua siswa tidak lagi melakukan kegiatan yang tidak perlu seperti mencontek, tidur, dan bercanda. Walaupun masih ada siswa sebanyak 4 atau 12,25 yang masih melakukan hal yang tidak perlu. Namun, sudah ada peningkatan yang signifikan dibanding siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada tahap siklus II dapat disimpulkan bahwa sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi sangat baik. Walaupun sikap dan perilaku siswa sudah

136 124 sangat baik, penulis dan guru bahasa Indonesia akan tetap melakukan perbaikan pada aspek-aspek yang dirasa belum maksimal sehingga pada pembelajaran selanjutnya sikap dan perilaku siswa menjadi lebih baik lagi. 2) Hasil Angket Siklus II Berdasarkan hasil angket siklus I sebagaimana disajikan dalam tabel 9, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 3 Purworejo menunjukkan perubahan sikap dan perilaku yang baik dalam proses pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing. Siswa merasa terbantu ketika menulis teks negosiasi karena metode role playing dapat memberi gambaran siswa dalam pembelajaran menulis. Hal itu dapat dilihat dari jawaban siswa yang terdapat pada tabel 9. Dari jumlah 32 siswa, siswa yang menjawab metode role playing dapat membantu memberi gambaran ketika menulis teks negosiasi sebanyak 28 siswa atau 87% siswa iya. Berdasarkan jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa metode role playing sangat membantu siswa ketika mereka mendapat tugas menulis teks negosiasi. Selain dapat memberi gambaran metode role playing membantu siswa dalam mengatasi kesulitan ketika menulis teks negosiasi. Hal ini terbukti dari jawaban siswa pada pertanyaan angket nomor 1. Siswa yang iya jika dengan metode role playing kesulitan dalam menentukan topik siswa menjadi berkurang sebanyak 28 siswa atau 87,5% dan siswa yang menjawab tidak sebanyak 4 siswa atau 12,5% selain membantu dalam menentukan topik metode tersebut juga memudahkan siswa dalam menggunakan EYD siswa yang menjawab iya sebanyak 26 siswa atau 81% atau 6 siswa atau 19% siswa yang menjawab tidak.

137 125 Berdasarkan hasil jawaban siswa dapat disimpukan bahwa metode role playing sangat bermanfaat untuk mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Selain itu, metode role playing juga dapat memotivasi siswa agar siswa semakin tertarik menulis. Berdasarkan hasil jawaban angket, sebanyak 25 siswa atau 78,% menjawab iya, siswa yang menjawab tidak sebanyak 7 siswa atau 22% dan siswa yang tidak. Metode role playing juga dapat menjadikan siswa lebih senang mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi. Hal ini dapat dari angket nomer9 siswa menjawab iya sebanyak 28 siswa atau 87,5% dan siswa menjawab tidak sebanyak 4 atau 12,5% Berdasarkan hasil jawaban siswa dalam angket siklus II dapat disimpulkan bahwa metode role playing tepat digunakan dalam pembelajaran menulis teks negasiasi karena dapat memberikan perubahan sikap dan perilaku siswa. 3) Hasil Dokumentasi Siklus II Berdasakan hasil dokumentasi yang telah dilakukan pada tahap siklus II dapat dikatakan bahwa sikap dan perilaku siswa mengalami peningkatan dalam pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing. Siswa semakin antusias memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini dapat dilihat pada dokumentasi foto berikut ini.

138 126 Gambar 9. Aktivitas Siswa Ketika Kegiatan Metode Role Playing Gambar 9 menunjukkan bahwa sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing semakin baik. Ketika pelaksanaan metode role playing, siswa antusias mendengarkan penjelasan guru dan mereka tidak malu lagi bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Selain itu, ketika diminta membuat teks negosiasi semua siswa antusias mengerjakan tugas tersebut tanpa harus mencontek teman lainnya. Hal ini dapat dilihat pada dokumentasi berikut ini. Gambar 10. Aktivitas Siswa Ketika Menulis Teks Negosiasi

139 127 Gambar 10 menunjukkan bahwa siswa sangat antusias mengerjakan tugas yang diberi oleh guru. Mereka lebih percaya diri dalam menulis teks negosiasi karena metode role playing membantu mereka dalam menentukan tpik dan memberikan gambaran dalam menulis teks negosiasi,sehingga siswa lebih mudah dalam mengembangkan judul. Berdasarkan dokumentasi tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa merespon positif dan menunjukkan perubahan sikap dan perilaku ketika mengikuti pembelajaran menulis teks negoasiasi menggunakan metode role playing. 3. Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Negosiasi Siswa SMA Negeri 3 Purworejo Menggunakan Metode Role Playing Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan pada tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa meningkat setelah diadakan pembelajaran menulis teks negosiasi menggunakan metode role playing. Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis teks negosiasi sebelum diterapkan metode role playing masih kurang. Namun, setelah diterapkan metode role playing, kemampuan siswa meningkat pada siklus dan meningkat lagi pada siklus II. Adapun hasil peningkatan kemampuan menulis teks negosiasi siswa dilihat dari setiap aspek adalah sebagai berikut. a. Isi Gagasan Dilihat dari aspek isi gagasan cerita, skor yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dari prasiklus, siklus I dan siklus II. Aspek isi gagasan penulis kembangkan lagi menjadi tiga aspek, yaitu (1) kesesuaian cerita dengan

140 128 judul, (2) kerapian tulisan,(3) cara penyampaian tawar menawar. Adapun penjelasan lebih lengkap penulis deskripsikan sebagai berikut. 1) Kesesuaian Judul dengan Isi Kemampuan siswa dalam mengembangkan agar sesuai dengan judul teks negosiasi pada tahap prasiklus masih kurang tetapi ketika sudah diterapkan metode role playing kemampuan siswa menjadi meningkat. Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut ini. 6,3 6,1 6,1 Prasiklus Siklus I Siklus II Gambar 11. Grafik Peningkatan Aspek Kesesuaian Judul dengan Isi dari Prasiklus hingga Siklus II Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa pada aspek kesesuaian judul dengan isi dalam menulisteks negosiasi siswa mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Sebelum menggunakan metode role playing, rata-rata skor yang didapat siswa 6,1. Kemudian, pada siklus I setelah digunakan metode role playing skor yang didapat siswa meningkat menjadi 6,1 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 6,3. Peningkatan skor

141 129 tersebut menunjukkan bahwa metoderole playing dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks negosiasi. Dari prasiklus hingga siklus II terdapat peningkatan sebanyak 0,2 poin. 2) Kerapian Tulisan Dalam aspek ini kriteria yang dinilai adalah kerapian tulisan dalam menulis teks negosiasi. Pada tahap prasiklus siswa masih menulis dengan tidak rapi sedangkan pada tahap siklus I dan II siswa sudah dapat menulis dengan rapi, bahkan di siklus II sudah dapat membuat teks negoasiasi dengan tulisan yang menarik. Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut. 4,8 4,7 4,5 Prasiklus Siklus I Siklus II Gambar 12. Grafik Peningkatan Aspek Kerapian Tulisandari Prasiklus hingga Siklus II Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa pada aspek kerapian tulisan mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Sebelum menggunakan metoderole playing, rata-rata skor yang didapat siswa hanya

142 130 4,5. Kemudian, pada siklus I setelah digunakan metode role playing skor yang didapat siswa meningkat menjadi 4,7 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 4,8. Pada tahap prasiklus siswa masih kurang serius dalam menulis sehingga tulisannya tidak rapi. Namun, setelah diterapkan metode role playing, siswa mulai mampu menulis dengan rapi. Dari prasiklus hingga siklus II terdapat peningkatan sebanyak 0,3 poin. 3) Cara Penyampaian Tawar Menawar Dilihat dari aspek cara penyampaian tawar menawar, skor yang diperoleh siswa mengalami peningkatan.pada tahap prasiklus siswa masih belum mampu menyampaikan tawar menawar dengan baik.pada tahap prasiklus siswa masih bahasa yang sederhana dalam penyampaian tawar menawar. Namun, pada siklus I dan siklus II sudah mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut ,7 Prasiklus Siklus I Siklus II Gambar 13. Grafik Peningkatan Aspek Cara Penyampaian

143 131 Tawar Menawar dari Prasiklus hingga Siklus II Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa pada aspek cara penyampaian tawar menawar mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Sebelum menggunakan metoderole playing, rata-rata skor yang didapat siswa hanya 9,7. Kemudian, pada siklus I setelah digunakan metode role playing skor yang didapat siswa meningkat menjadi 11 atau 336 dan meningkat pada siklus II hanya beberapa pin menjadi 11 atau 342. Pada tahap prasiklus siswa masih kurang dalam menyampaikan tawar menawar. Siswa masih menggunakan bahasa yang sederhana dan monoton dalam menyampaikan tawar menawar. Namun, setelah dilakukan metode role playing siswa mampu menyampaikan tawar menawar dengan baik. Di siklus II siswa sudah mampu membuat teks negosiasi dengan menarik dan menggunakan bahasa yang tidak sederhana lagi. Dari prasiklus hingga siklus II terdapat peningkatan sebanyak 1,3 poin. b. Organisasi Dilihat dari aspek organisasi keruntutan cerita, skor yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dari prasiklus, siklus I dan siklus II. Adapun penjelasan lebih lengkap penulis deskripsikan sebagai berikut.

144 ,2 11 Prasiklus Siklus I Siklus II Gambar 14. Grafik Peningkatan Aspek Organisasi Keruntutan Cerita dari Prasiklus hingga Siklus II Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa pada aspek keruntutan cerita mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Sebelum menggunakan metode role playing, rata-rata skor yang didapat siswa hanya 11. Kemudian, pada siklus I setelah digunakan metode role playing skor yang didapat siswa meningkat menjadi 11 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 11,8. Peningkatan skor tersebut menunjukkan bahwa metode role playing dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks negosiasi, khususnya aspek keruntutan cerita. Dari prasiklus hingga siklus II terdapat peningkatan sebanyak 1,2 poin. c. Tata Bahasa Dilihat dari aspek bahasa, skor yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dari prasiklus, siklus I dan siklus II. Aspek bahasa dinilai dari

145 133 bahasa yang digunakan dalam menulis teks negosiasi.hal ini dapat dilihat pada grafik berikut ini ,9 Prasiklus Siklus I Siklus II Gambar 15. Grafik Peningkatan Aspek Tata Bahasa dari Prasiklus hingga Siklus II Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa pada aspek tatabahasa mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Sebelum menggunakan metode role playing, rata-rata skor yang didapat siswa hanya 12. Kemudian, pada siklus I setelah digunakan metode role playing skor yang didapat siswa meningkat menjadi 14 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 17. Peningkatan skor tersebut menunjukkan bahwa metode role playing dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks negosiasi, khususnya aspek tata bahasa. Dari prasiklus hingga siklus II terdapat peningkatan sebanyak 4 poin. d. Gaya

146 134 Dilihat dari aspek gaya, skor yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dari prasiklus, siklus I dan siklus II. Aspek yang dinilai adalah kosa kata yang digunakan dalam menulis teks negosiasi. Pada tahap pra siklus siswa masih menggunakan kosa kata yang sedikit dan sederhana. Namun, setelah dilaksanakan metode role playing siswa mampu menambah kosa kata dalam menulis teks negosiasi.hal ini dapat dilihat pada grafik berikut ini Prasiklus Siklus I Siklus II Gambar 16. Grafik Peningkatan Aspek Gaya (Kosa Kata)dari Prasiklus hingga Siklus II Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa pada aspek gaya (kosa kata) dalam menulis teks negosiasi siswa mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Pada tahap prasiklus rata-rata skor yang didapat siswa hanya 12. Kemudian, pada siklus I rata-rata skor yang didapat siswa meningkat menjadi 14 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 15. Dari prasiklus hingga siklus II terdapat peningkatan sebanyak 3 poin. e. Ejaan dan Tanda Baca

147 135 Dalam aspek ini indikator yang dinilai adalah ketepatan huruf, kata, dan tanda baca. Siswa harus mampu menggunakan huruf, kata, dan tanda baca secara tapat dan benar sesuai dengan EYD. Pada aspek penggunaan pilihan kata ini rata-rata skor yang diperoleh siswa juga mengalami peningkatan pada tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut ini Prasiklus Siklus I Siklus II Gambar 17. Grafik Peningkatan Aspek Ejaan dan Tanda Baca dari Prasiklus hingga Siklus II Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa pada aspek ejaan dan tanda baca dalam menulis teks negosiasi siswa mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Pada tahap prasiklus rata-rata skor yang didapat siswa hanya 13 Kemudian, pada siklus I rata-rata skor yang didapat siswa meningkat menjadi 15 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 17. Dari prasiklus hingga siklus II terdapat peningkatan sebanyak 4 poin.

148 136 Peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi ini tidak terlepas dari peran metode pembelajaran yang diterapkan guru dan peneliti selama proses pembelajaran menulis teks negosiasi dilaksanakan. Sebelum dilakukan tindakan dengan menerapkan metode role playing pada siklus I dan siklus II, kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi masih rendah. Oleh karena itu, penulis dan guru menerapkan metode role playing untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks negosiasi. Hal ini, dapat dilihat dari grafik berikut ini. 76,03 82,09 69,16 Prasiklus Siklus I Siklus II Gambar 18. Grafik Peningkatan Menulis Teks Negosiasi Prasiklus hingga Siklus II Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis siswa kelas X MIPA 1 mengalamai peningkatan. Pada tahap prasiklus nilai rata-rata yang didapat 69,16. Pada tahap siklus I meningkat

149 137 menjadi 76,03. Pada siklus II meningkat lagi menjadi 82,09. Siswa yang mencapai kelulusan sebesar 87,5%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode role playing dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 3 Purworejo, dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Dengan diterapkannya metode role playing dalam pembelajaran menulis teks negosiasi di kelas X MIPA 1 SMA Negeri 3 Purworejo, terbukti bahwa kemampuan siswa menjadi meningkat. Metode role playing ini merupakan alat bantu yang digunakan penulis dan guru sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks negosiasi karena metode tersebut dapat memberikan gambaran dalam menulis teks negosiasi sehingga dapat memudahkan siswa ketika diminta menulis teks negosiasi. Dari indikator yang ditetapkan siswa yang mengalami ketuntasan 78% dari 32 siswa. Siswa yang tuntas KKM sebnyak 87,5%. Berdasarkan hasil tersebut metode role playing dapat meningkatkan pembelajaran menulis. Selama ini guru belum maksimal dalam menggunakan metode pembelajaran terutama dalam kegiatan menulis. Hal ini disebabkan karena guru hanya memanfaatkan satu metde yaitu ceramah. Penerapan metode role playing dalam pembelajaran menulis teks negosiasi juga memberi pengaruh positif terhadap sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. Setelah mengetahui segala kekurangan yang terdapat dalam pembelajaran menulis teks negosiasi, baik sebelum dilaksanakan tindakan atau setelah dilaksanakan tindakan, dapat dilakukan upaya perbaikan agar

150 138 nantinya hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal lagi. Tindakan yang dapat dilakukan pada siswa yang belum mencapai nilai KKM, yaitu dengan mengadakan program remedial agar siswa semakin memahami teks negosiasi sehingga nilai yang diperoleh siswa tersebut dapat mencapai KKM. Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi siswa selama proses pembelajaran berlangsung, salah satunya yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran yang menarik agar siswa termotivasi dan senang mengikuti pembelajaran. Selanjutnya, saat proses pembelajaran guru sebaiknya lebih sering melibatkan siswa agar mereka aktif dan lebih memahami materi yang disampaikan.

151 BAB V PENUTUP Pada bab ini, disajikan dua subbab, yaitu simpulan dan saran-saran. Simpulan berisi jawaban atas permasalahan sedangkan saran berisi masukan dari penulis terkait dengan simpulan tersebut. A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan yang dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Langkah-langkah pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode role playing yaitu; a)guru membuka pembelajaran dengan doa, salam, dan menjelaskan indikaor yang ingin dicapai;b) guru menjelaskan materi tentang teks negosiasi; c) siswa diminta mencari dan membaca contoh teks negosiasi; d) guru membagi siswa menjadi 5 kelompok; e) guru menyusun atau menyiapkan skenario yang akan ditampilkan; f) guru menjelaskan cara kerja siswa dalam memerankan teks negosiasi dan memberi waktu untuk mempersiapkan diri; g) perwakilan dari kelompok memerankan teks negosiasi di depan kelas; h) guru memberikan tugas bagi siswa yang tidak memerankan teks negosiasi dengan mencari topik dan struktur dari skenario yang diperankan; i) siswa diberi waktu untuk mendiskusikan skenario yang telah diperankan dengan kelompok; j) guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas; k) guru dan siswa mengevaluasi siswa yang memerankan skenario dan membahas dari hasil diskusi; l) siswa diminta untuk membuat teks negosiasi; m) guru membantu 137

152 138 siswa apabila mengalami kesulitan; n) siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya; o) siswa diminta untuk mengoreksi pekerjaan temannya dengan penilaian yang telah ditetapkan dan ; p) guru dan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran. 2. Pengaruh pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode role playing terhadap sikap dan perilaku siswa mengalami peningkatan pada siklus I dan siklus II. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari lembar observasi dan angket selama proses pembelajaran berlangsung. Pada prasiklus atau sebelum diterapakan metode role playing, rata-rata sikap dan perilaku siswa belajar siswa adalah 57,02%. Sementara itu pada siklus I, rata-rata sikap dan perilaku belajar siswa menjad 60,15%, dan siklus II rata-rata menjadi 84,73%. Berdasarkan peningkatan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa metode role playing dapat mempengaruhi sikap dan perilaku siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 4 Purworejo. 3. Peningkatan kemampuan menulis teks negosiasi dengan metode role playing pada siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 3 Purworejo dapat dilihat dari ketuntasan siswa dalam kegiatan menulis teks negosiasi. Hasil tes menulis teks negoasiasi pada tahap prasiklus siswa yang mencapai KKM hanya 10 siswa dengan nilai rata-rata sebesar 69,16. Pada siklus I siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 20 siswa dengan rata-rata nilai 76,03 setelah diterapkan metode role playing. Kemudian,pada siklus II siswa yang mencapai KKM meningkat lagi menjadi 28 siswa dengan nilai rata-rata meningkat lagi menjadi 82,09. Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode role

153 139 playing dapat meningkatkan kemampuan menulis teks negosiasi. Hal ini, dapat dilihat dari siswa yang mencapai KKM dari prasiklus hingga siklus II meningkat 56.25% dan nilai rata-rata meningkat 12.93%. B. Saran-saran Berdasarkan simpulan tersebut, saran yang akan diberikan penulis adalah sebagai berikut. 1. Untuk sekolah, diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan metode pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode role playing dan menyediakan sarana dan prasarana yang terkait dengan metode pembelajaran berupa memberikan buku peganggan guru yang berisi tentang metode. 2. Bagi siswa khususnya siswa SMA, hendaknya kemampuan menulis teks negosiasi terus diasah dan dijadikan menulis sebagai kebiasaan. Hal ini, mengingat pentingnya kemempuan menulis di era reformasi seperti sekarang ini. Dengan giat menulis, siswa dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dewasa ini melaju sangat pesat. Siswa juga garus lebih giat dalam mempelajari EYD menginggat banyak siswa yang kurang memahami EYD. 3. Guru mata pelajaran bahasa Indonesia kiranya dapat memanfaatkan metode role playing guna meningkatkan efektivitas pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen, drama, dan menulis teks negosiasi. Metode tersebut terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis khususnya teks negosiasi, selain itu metode tersebut dapat meningkatkan

154 140 perubahan sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi. Guru harus lebih memperdalam pembelajran EYD dan juga lebih memotivasi siswa agar tertarik dengan pembelajaran menulis. 4. Penulis dibidang pendidikan bahasa Indonesia dapat melakukan penelitian serupa guna mengembangkan metode role playing dengan menglaborasinya dengan media atau dengan metode pembelajaran menulis lainnya. Dengan begitu, dapat ditemukan berbagai alternatif metode pembelajaran menulis yang efektif dan inovatif.

155 DAFTAR PUSTAKA Arikontoro, Suharsimi Prosedur Penelitian Sastra Pendekatan. Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi.et.al Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta. Badan Penelitian dan Kebudayaan Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalman Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Pers. Handayani Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS Menggunakan Metode Role Playing pada Siswa Kelas V SD Negeri Playen III.Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Huda. Miftahul Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. http//definisi Metode Menurut Para Ahli.htm. diunduh 15 Januari Lewicki. Roy J.etc Negosiasi. Jakarta: Salemba Humanika. Moleong, Lexy Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa, H. M Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurgiantoro, Burhan Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Pinangsari, Silvia Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Negosiasi dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Kelas X Teknik Kontruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Purworejo. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud Buku Teks Siswa Bahasa Indonesia Kelas X. Roestaniyah, N. K Stategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sudaryanto Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Pers.

156 Sukirno Belajar Cepat Menulis Kreatif Berbasis Kuantum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi Modul Melakukan Negsiasi Bisnis dan Manajemen. Sukabumi: Yudhistira. Suwandi, Sarwiji Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka. Tarigan, Henry Guntur Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa. Wiriaatmadja, Rochiati Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

157 No urut LEMBAR OBSERVASI SIKAP DAN PERILAKU SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 3 PURWOREJO PRASIKLUS Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Hari/ tanggal : April 2017 Kelas : X MIPA I NAMA SEKOLAH : SMA Negeri 3 Purworejo Pengamat : Reni Triana Aspek Keterangan Nama Annisah Aulia Zulfa 1. siswa memperhatikan 2. Anisa Fitriani dengan aktif 3. (bertanya,menanggapi, Annisa Ismi Hukama dan membuat catatan) 4. Arif Teguh Suroso 2. siswa merespon positif 5. Atika Rihandini (senang) terhadap 6. Bambang Priyanto metode yang 7. Della Kusuma Wardani digunakan, 8. Dhimas Tito Nurhidayat 3. siswa aktif menjawab 9. dan selalu bertanya Diah Astuti apabila mengemukakan 10. Dian Fitriani kesulitan, Setyaningsih 4. siswa menulis karangan 11. Dwi Riski Lestari teks negosiasi dengan 12. Ersya Wijayanti sikap baik, 13. Gitalin Krista Nugroho 5. siswa tidak 14. Ida Aprilia memperhatikan guru 15. Ilham Setya Abadi dan melakukan 16. kegiatan yang tidak Indah Fajar Wati perlu, 17. Irza Dewa Pratama 6. siswa merespon negatif 18. Isna Nurul Hidayati dan (acuh) terhadap 19. Mufasirul Huda teknik menulis yang 20. Muhammad Azriel digunakan oleh guru, Raihan 7. siswa pasif dan malas 21. Nanda Mulia Sari untuk bertanya 22. Nurwinta Wijayanti mengenai materi 23. penulis teks negosiasi Putri Andini yang sedang diajarkan, 24. Riski Kharisma 8. siswa melakukan 25. Sholekhah kegiatan yang tidak 26. Siti Rahmah perlu pada saat menulis 27. Tiyas Setiyani teks negoaisai( 28. Tutus Martiana mencontek, tidur, 29. bercanda, dan Wahyu Widodo

158 30. Widiyanti Safitri sebagainya). 31. Wijaya Pangestu 32. Zulfa Nur'aini Keterangan

159 No urut LEMBAR OBSERVASI SIKAP DAN PERILAKU SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 3 PURWOREJO SIKLUS I Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Hari/ tanggal : April 2017 Kelas : X MIPA I NAMA SEKOLAH : SMA Negeri 3 Purworejo Pengamat : Reni Triana Aspek Keterangan Nama Annisah Aulia Zulfa 1. siswa 2. Anisa Fitriani memperhatikan 3. dengan aktif Annisa Ismi Hukama (bertanya,menangga 4. Arif Teguh Suroso pi, dan membuat 5. Atika Rihandini catatan) 6. Bambang Priyanto 2. siswa merespon positif 7. Della Kusuma Wardani (senang) terhadap 8. Dhimas Tito Nurhidayat metode yang 9. digunakan, Diah Astuti 3. siswa aktif menjawab 10. Dian Fitriani dan selalu bertanya Setyaningsih apabila mengemukakan 11. Dwi Riski Lestari kesulitan, 12. Ersya Wijayanti 4. siswa menulis karangan 13. Gitalin Krista Nugroho teks negosiasi dengan 14. Ida Aprilia sikap baik, 15. Ilham Setya Abadi 5. siswa tidak 16. memperhatikan guru Indah Fajar Wati dan melakukan 17. Irza Dewa Pratama kegiatan yang tidak 18. Isna Nurul Hidayati perlu, 19. Mufasirul Huda 6. siswa merespon negatif 20. Muhammad Azriel dan (acuh) terhadap Raihan teknik menulis yang 21. Nanda Mulia Sari digunakan oleh guru, 22. Nurwinta Wijayanti 7. siswa pasif dan malas 23. untuk bertanya Putri Andini mengenai materi 24. Riski Kharisma penulis teks negosiasi 25. Sholekhah yang sedang diajarkan, 26. Siti Rahmah 8. siswa melakukan 27. Tiyas Setiyani kegiatan yang tidak 28. Tutus Martiana perlu pada saat menulis 29. teks negoaisai( Wahyu Widodo

160 30. Widiyanti Safitri mencontek, tidur, 31. Wijaya Pangestu bercanda, dan 32. Zulfa Nur'aini sebagainya). Keterangan

161 No urut LEMBAR OBSERVASI SIKAP DAN PERILAKU SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 3 PURWOREJO PRASIKLUS Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Hari/ tanggal : April 2017 Kelas : X MIPA I NAMA SEKOLAH : SMA Negeri 3 Purworejo Pengamat : Reni Triana Aspek Keterangan Nama Annisah Aulia Zulfa 1. siswa 2. Anisa Fitriani memperhatikan 3. dengan aktif Annisa Ismi Hukama (bertanya,menangga 4. Arif Teguh Suroso pi, dan membuat 5. Atika Rihandini catatan) 6. Bambang Priyanto 2. siswa merespon positif 7. Della Kusuma Wardani (senang) terhadap 8. Dhimas Tito Nurhidayat metode yang 9. digunakan, Diah Astuti 3. siswa aktif menjawab 10. Dian Fitriani dan selalu bertanya Setyaningsih apabila mengemukakan 11. Dwi Riski Lestari kesulitan, 12. Ersya Wijayanti 4. siswa menulis karangan 13. Gitalin Krista Nugroho teks negosiasi dengan 14. Ida Aprilia sikap baik, 15. Ilham Setya Abadi 5. siswa tidak 16. memperhatikan guru Indah Fajar Wati dan melakukan 17. Irza Dewa Pratama kegiatan yang tidak 18. Isna Nurul Hidayati perlu, 19. Mufasirul Huda 6. siswa merespon negatif 20. Muhammad Azriel dan (acuh) terhadap Raihan teknik menulis yang 21. Nanda Mulia Sari digunakan oleh guru, 22. Nurwinta Wijayanti 7. siswa pasif dan malas 23. untuk bertanya Putri Andini mengenai materi 24. Riski Kharisma penulis teks negosiasi 25. Sholekhah yang sedang diajarkan, 26. Siti Rahmah 8. siswa melakukan 27. Tiyas Setiyani kegiatan yang tidak 28. Tutus Martiana perlu pada saat menulis 29. teks negoaisai( Wahyu Widodo

162 30. Widiyanti Safitri mencontek, tidur, 31. Wijaya Pangestu bercanda, dan 32. Zulfa Nur'aini sebagainya). Keterangan

163 ANGKET TANGGAPAN SISWA KELAS X MIPA I SMA NEGERI 3 PURWOREJO TERHADAP PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING (PRA SIKLUS) Nama : No : Bacalah dengan teliti dan berilah tanda silang (X) pada salah satu abjad (a atau b) dan sertakan alasan sebagai tanggapan anda! 1. Saya tertarik dengan pelajaran bahasa Indonesia. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan Saya tertarik dengan kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan Saya tertarik dengan pembelajaran menulis teks negosiasi. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan Saya senang jika mendapat tugas menulis teks negosiasi. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan Saya pernah mendapat tugas menulis teks negosiasi sebelumnya. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan Saya paham penggunaan bahasa dan penerapan EYD yang tepat. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan Saya tidak pernah mengalami kendala atau kesulitan dalam menulis teks negosiasi. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan Pembelajaran menulis memerlukan banyak latihan. a. Ya Alasan...

164 b. Tidak Alasan Saya merasa bahwa pembelajaran yang selama ini dilakukan sudah membuat saya mahir dalam menulis teks negosiasi. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan...

165 ANGKET TANGGAPAN SISWA KELAS X MIPA I SMA NEGERI 3 PURWOREJO TERHADAP PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING (SIKLUS I) Nama : No : Bacalah dengan teliti dan berilah tanda silang (X) pada salah satu abjad (a atau b) dan sertakan alasan sebagai tanggapan anda! 1. Sebelum mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode role playing, saya kurang memahami langkah membuat teks negosiasi. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan Sebelum mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode role playing, saya tidak dapat menyusun teks negosiasi dengan baik. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan Sebelum mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode role playing, saya tidak dapat menulis teks negosiasi. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan Pembalajaran dengan metode role playing membantu saya memilih topik menulis teks negosiasi. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan Pembelajaran dengan metode role playing tidak membuat saya bosan. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan Pembelajaran dengan metode role playing membantu saya menyusun teks negosiasi. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan Pembelajaran dengan metode role playing dapat meningkatkan kemampuan saya menulis teks negosiasi. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan...

166 8. Setelah menerima materi dan tugas tentang menulis teks negosiasi, pengetahuan saya dalam menentukan topik dan pengembangan topik menulis teks negosiasi meningkat. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan Penggunaan metode role playing sangat menarik bagi saya dalam pembelajaran menulis teks negosiasi. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan Pembelajaran menulis menggunakan metode role playing dapat menumbuhkan minat saya untuk menulis teks negosiasi. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan...

167 ANGKET TANGGAPAN SISWA KELAS X MIPA I SMA NEGERI 3 PURWOREJO TERHADAP PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING (SIKLUS II) Nama : No : Bacalah dengan teliti dan berilah tanda silang (X) pada salah satu abjad (a atau b) dan sertakan alasan sebagai tanggapan anda! 1. Ketika guru memberikan tugas membuat teks negosiasi, saya dapat lebih cepat dan tepat menentukan topik teks negosiasi. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan Saya dapat lebih cepat dan tepat mengembangkan topik menjadi teks negosiasi ketika guru memberi tugas membuat teks negosiasi. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan Saya dapat lebih cepat dan tepat menentukan EYD dalam membuat teks negosiasi. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan Penggunaan metode role playing membuat saya lebih tertarik untuk menulis teks negosiasi. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan Penggunaan metode role playing dapat membantu dan memberikan gambaran untuk membuat teks negosiasi. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan Setelah mengikuti pembelajaran menulis teks negosiasi dengan metode role playing saya tertarik untuk menerapakan dalam kehidupan sehari-hari. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan Penggunaan metode role playing dalam pembelajaran menulis teks negosiasi dapat menumbuhkan minat saya untuk terus menulis dalam berbagai tulisan. a. Ya

168 Alasan... b. Tidak Alasan Pembelajaran menulis dengan metode role playing membuat saya suka dengan materi tersebut. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan Saya senang jika dalam pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan metode role playing. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan Saya merasa lebih suka dan tidak bosan mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia. a. Ya Alasan... b. Tidak Alasan...

169 Kompetensi Dasar 3.10 Mengevalua si pengajuan, penawaran dan persetujuan dalam teks negosiasi lisan maupun tertulis Menyampai kan pengajuan, penawaran, persetujuan dan penutup dalam teks negosiasi secara lisan atau tulis. Silabus Bahasa Indonesia Kelas X Materi Pembelajaran Isi teks negosiasi: permasalahan; pengajuan; penawaran; persetujuan/ kesepakatan yang tercapai. Kegiatan Pembelajaran Menilai masalah, bagaimana cara menyampaikan pengajuan, penawaran, dan pencapaian persetujuan dalam bernegosiasi. Mengungkapkan cara pengajuan, penawaran, dan pencapaian persetujuan dalam bernegosiasi. Memberikan tanggapan hasil kerja teman atau kelompok lain secara lisan (kekurangan dan kelebihan dilihat dari kejelasan isi, kelengkapan data, EYD, dan penggunaan kalimat) Menganalisi s isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan teks negosiasi. Mengkonstr uksikan teks negosiasi dengan memerhatik Struktur teks negosiasi: Kebahasaan orientasi dan permasalahan(pengajuan, penawaran, dan persetujuan). pasangan tuturan dalam teks negosisi dan bahasa yang santun. Menentukanstruktur: orientasi dan permasalahan (pengajuan, penawaran, dan persetujuan), Menentukan cirri kebahasaan (pasangan tuturan dan kesantunan) dalam teks negosiasi. Menyusun teks negosiasi dengan memerhatikanstruktur teks dan aspek kebahasaan. Mempresentasikan, mengomentari, dan merevisiteks negosiasi yang telah

170 an isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan. disusun.

171 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA Negeri 3 Purworejo : Bahasa Indonesia (Wajib) : X/2 (dua) : Teks Negosiasi : 2 x 45 Menit A. Kompetensi Inti KI 3 : Memahami, menerapkan,dan menganalisispengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasaingin tahunyatentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humanioradengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,dan peradaban terkaitpenyebab fenomenadan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural padabidangkajian yangspesifik sesuai dengan bakat dan minatnyauntuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyajidalam ranah konkret dan ranahabstrak terkait dengan pengembangan dari yangdipelajarinyadi sekolah secaramandiri, bertindak secara efektif dankreatif,serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar Pertemuan pertama Mengkonstruksikan teks negosiasi dengan memerhatikan isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan. Indikator Pertemuan pertama 4.11Menyusun teks negosiasi dengan memerhatikanstruktur teks dan aspek kebahasaan. C. Tujuan pembelajaran Melalui kegiatan ekspositori dalam pembelajaran teks negosiasi diharapkan siswa dapat: 1. Siswa mampu menyusun teks negosiasi tulis dalam bentuk dialog. D. Materi Pembelajaran 1. Pengertian teks negosiasi 2. Tujuan dan teks negosiasi. 3. Struktur teks teks negosiasi. 4. Ciri- ciri teks teks negosiasi. 5. Kebahasaan teks teks negosiasi. 6. Langkah-langkah menyusun teks negoisasi.

172 E. Model/Metode Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran : Ceramah dan Role playing F. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan : 1 Tahapan Kegiatan Pendahuluan 10 Menit Kegiatan Inti 70 menit Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan Guru Kegiatan Siswa - Menjawab salam, berdoa - Guru memberi salam pembuka dan meminta siswa untuk berdoa memulai pembelajaran. - Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin - Guru mengajukan pertanyaan yang mengkaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu pengertian, ciri, tujuan, struktur, langkah-langkah menyusun teks negosiasi, dan kebahasaan teks negoisasi. - Melakukan apersepsi dengan menyampaikan cakupan materi dan penjelasan pengertian teks pengertian, ciri, tujuan, struktur, langkah-langkah menyusun teks negosiasi, dan kebahasaan teks negoisasi dengan memberikan contoh contoh. - Guru menyajikan bahan ajar tentang pengertian, pengertian, ciri, tujuan, struktur, langkah-langkah menyusun teks negosiasi, dan kebahasaan teks negoisasi. - Siswa diminta mencari dan membaca contoh teks negosiasi. - Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. - Guru menyusun atau menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. - Guru menjelaskan cara kerja siswa dalam memerankan bernegosiasi dan - Menjawab pertanyaan - Memperhatikan dan mencatat tujuan pembelajaran - Memperhatikan dan mencatat cakupan materi - Memperhatikan materi yang diberikan. - Siswa menempatkan diri sesuai kelompok. - Siswa mendiskusikan tujuan dan fungsi teks laporan hasil obsevasi pada

173 Tahapan Kegiatan Penutup 10 menit Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan Guru Kegiatan Siswa lembar kerja. - Memperhatikan penjelasan guru memberi waktu untuk mempersiapkan diri. - Guru memberikan tugas bagi siswa yang tidak memerankan teks negosiasi dengan mencari topik dan struktur dari skenario yang diperankan. - Siswa memerankan skenario yang telah di berikan. - Siswa diberi waktu untuk mendiskusikan skenario yang telah diperankan. - Guru dan siswa mengevaluasi siswa yang memerankan skenario dan membahas dari hasil diskusi. - Menjelaskan secara singkat teknik diskusi dan target yang harus dicapai/diselesaikan siswa. - Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan jawaban sesuai kerja kelompok. - Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas - Guru meminta siswa untuk menyusun teks negosiasi secara individu. - Membimbing dan menfasilitasi siswa yang mengalami kesulitan. - Guru membimbing siswa mengevaluasi hasil pekerjaan temannya. - Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. - Meminta bantuan guru jika mengalami kesulitan - Siswa menyimpulkan hasil diskusi. - Siswa mempersiapkan presentasi. - Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. - Siswa mereview/menyim pul-kan hasil diskusi - Siswa mendengarkan dan mencatat tugas yang diberikan guru. - Siswa menjawab salam.

174 G. Media / Alat, Bahan dan Sumber Belajar 1. Media / Alat : LCD dan buku 2. Bahan : Lembar Kerja Siswa 3. Sumber Belajar : a. Buku Paket Bahasa Indonesia kelas X Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2016( Buku siswa / buku guru). b. Internet c. Negosiasi (terjemahan Leewic) H. Lampiran-lampiran : 1. Pengertian teks negosiasi Menurut Sutrisno dan Kusmawan (2007: 8) negosiasi adalah proses komunikasi antara penjual dan calon pembeli baik perorangan maupun kelompok yang di dalamnya terjadi diskusi dan perundingan untuk mencapai kesepakatan tujuan yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Negosiasi juga merupakan komunikasi dua arah, yaitu penjual sebagai komunikator danpembeli sebagai komunikan atau saling bergantian. Negosiasi antara penjual dan pembeli sering kita jumpai disekitar kita, contohnya di pasar tradisional.pendapat lain dalam buku siswa (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013: 135) dijelaskan bahwa negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Dalam negosiasi, pihak-pihak tersebut berusaha menyelesaikan perbedaan itu dengan berdialog. Penyelesaian sengketa Sipadan-Ligitan antara Indonesia dan Malaysia adalah contoh negosiasi yang nyata. Menurut Pruitt dalam Lewicki (2012: 3) negosiasi adalah bentuk pengambilan keputusan di mana dua belah pihak atau lebih berbicara satu sama lain dalam upaya untuk menyelesaikan kepentingan perdebatan mereka. Proses negosiasi yang paling baik yaitu kedua pihak bertemu dan merundingkan permasalahan diantara mereka, dengan begitu permasalahan diantara kedua belah pihak dapat terselesaikan.dalam proses negosiasi masing-masing kedua belah pihak harus meletakkan negosiasi di atas segalanya untuk mencapai tujuan dan kesepakatan bersama. Kesepakatan dalam negosiasi ini sebagai sebuah dasar dan jaminan untuk keberhasilan dalam negosiasi (Sutrisno dan Kusmawan,2007:9) 2. Ciri-ciri Teks Negosiasi Proses komunikasi dalam negosiasi dalam (Sutrisno dan Kusmawan, 2007) memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

175 a. melibatkan dua belah pihak b. adanya kesamaan tema masalah yang dinegosiasikan c. kedua belah pihak menjalin kerja sama d. adanya kesamaan tujuan kedua belah pihak e. untuk mengkonkritkan masalah yang masih abstrak. Dalam buku mata pelajaran bahasa Indonesia (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013:136) selama melakukan negosiasi, hendaknya dihindari hal-hal yang dapat merugikan kedua belah pihak. Untuk itu komunikasi dalam negosiasi dilakukan dengan cara-cara yang santun seperti sebagai berikut: a. menyesuaikan pembicaraan ke arah tujuan praktis; b. mengakomodasi butir-butir perbedaan dari kedua belah pihak; c. mengajukan pandangan baru dan mengabaikan pandangan yang sudah ada tanpa memalukan kedua belah pihak; d. mengalokasikan tugas dan tanggung jawab masing-masing, dan; e. memprioritaskan dan mengelompokkan saran atau pendapat dari kedua belah pihak. 3. Struktur Teks Negosiasi Struktur teks negosiasi menurut buku siswa (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013: 156) yaitu: orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan,penutup.sebagai contoh yaitu negosiasi tentang karyawan dan pengusaha. a. Tahap orientasi berisi tentang pengantar percakapan, misalnya ucapan selamat pagi atau siang. Pengajuan, berisi tentang pengajuan permintaan karyawan kepada pengusaha, misalnya tentang kenaikan upah. b. Penawaran, berisi tentang penawaran gaji yang diminta oleh karyawankepada pengusaha, kemudian pihak pengusaha menawar jumlah upah yang diajukan agar dapat lebih rendah lagi. c. Persetujuan, pada tahap persetujuan antara karyawan dan pengusaha sepakat dengan jumlah gaji yang sudah menjadi kesepakatan bersama. d. Penutup, pada tahap akhir yaitu penutup. Pada tahap ini karyawan dan pengusaha sama-sama mengucapkan terimakasih. 4. Kebahasaan Teks Negosiasi Ciri Kebahasaan teks negosiasi menurut Fardhin adalah sebagai berikut. 1) Berisi pasangan tuturan. 2) Memiliki Bahasa sopan dan santun.

176 3) Terdapat bahasa untuk membujuk sesuatu (ungkapan persuasif ). 4) Bersifat memerintah dan memenuhi perintah. Hasil kesepakatan tidak memberatkan atau merugikan dua belah pihak 5. Langkah-langkah penulisan teks negosiasi sebagai berikut. 1. Menentukan tujuan 2. Menentukan pihak-pihak yang berkaitan 3. Menentukan konflik 4. Menentukan solusi dalam penawaran 5 Menentukan model kesepakatan I. Penilaian 1. Penilaian Keterampilan Pengamatan dengan lembar pengamatan. 2. Penilaian Sikap Pengamatan dengan lembar pengamatan. J. Tindak Lanjut Jika nilai pengetahuan < KKM, siswa menempuh remedial. Jika nilai pengetahuan KKM, siswa menempuh pengayaan. Mengetahui Purworejo, 15 Januari 2017 Guru Mata Pelajaran Peneliti M. Suyudi,S.Pd Reni Triana NIP K. Lampiran Penilaian 1. Penilaian Sikap : No Urut Nama Aspek keterangan

177 1. Annisah Aulia Zulfa 9. siswa 2. memperhatikan Anisa Fitriani dengan aktif 3. Annisa Ismi Hukama (bertanya,menan 4. Arif Teguh Suroso ggapi, dan 5. Atika Rihandini membuat 6. catatan) Bambang Priyanto 10. siswa merespon 7. Della Kusuma Wardani positif (senang) 8. Dhimas Tito Nurhidayat terhadap metode 9. Diah Astuti yang digunakan, 11. siswa aktif 10. Dian Fitriani Setyaningsih menjawab dan 11. Dwi Riski Lestari selalu bertanya 12. Ersya Wijayanti apabila 13. mengemukakan Gitalin Krista Nugroho kesulitan, 14. Ida Aprilia 12. siswa menulis 15. Ilham Setya Abadi karangan teks 16. Indah Fajar Wati negosiasi dengan 17. sikap baik, Irza Dewa Pratama 13. siswa tidak 18. Isna Nurul Hidayati memperhatikan 19. Mufasirul Huda guru dan 20. Muhammad Azriel Raihan melakukan kegiatan yang 21. Nanda Mulia Sari tidak perlu, 22. Nurwinta Wijayanti 14. siswa merespon 23. Putri Andini negative dan 24. (acuh) terhadap Riski Kharisma teknik menulis 25. Sholekhah yang digunakan 26. Siti Rahmah oleh guru, 27. Tiyas Setiyani 15. siswa pasis dan 28. malas untuk Tutus Martiana bertanya 29. Wahyu Widodo mengenai materi 30. Widiyanti Safitri menulis teks 31. Wijaya Pangestu negosiasi yang sedang diajarkan, 32. Zulfa Nur'aini 16. siswa melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis teks negoaisai( mencontek tidur, bercanda, dan sebagainya).

178 Keterangan % 2. Penilaian Ketrampilan No Aspek Indikator Bobot Nilai 1 Isi 1. Kesesuaian judul 4-9 dengan isi 2. Kerapian tulisan Cara penyampaian tawar menawar Organisasi Keruntutan Cerita Tata Bahasa Gaya Kosa kata Ejaan dan tanda baca Tata tulis sesuai dengan EYD JUMLAH Keterangan: BaikSekali : Baik :75-84 Cukup : Kurang : Sangat Kurang : 0-54

179 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA Negeri 3 Purworejo : Bahasa Indonesia (Wajib) : X/2 (dua) : Teks Negosiasi : 2 x 45 Menit A. Kompetensi Inti KI 3 : Memahami, menerapkan,dan menganalisispengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasaingin tahunyatentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humanioradengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,dan peradaban terkaitpenyebab fenomenadan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural padabidangkajian yangspesifik sesuai dengan bakat dan minatnyauntuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyajidalam ranah konkret dan ranahabstrak terkait dengan pengembangan dari yangdipelajarinyadi sekolah secaramandiri, bertindak secara efektif dankreatif,serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar Pertemuan pertama Mengkonstruksikan teks negosiasi dengan memerhatikan isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan. Indikator Pertemuan pertama 4.11Menyusun teks negosiasi dengan memerhatikanstruktur teks dan aspek kebahasaan. C. Tujuan pembelajaran Melalui kegiatan ekspositori dalam pembelajaran teks negosiasi diharapkan siswa dapat: 1. Siswa mampu menyusun teks negosiasi tulis dalam bentuk dialog. D. Materi Pembelajaran 1. Pengertian teks negosiasi 2. Tujuan dan teks negosiasi. 3. Struktur teks teks negosiasi. 4. Ciri- ciri teks teks negosiasi. 5. Kebahasaan teks teks negosiasi. 6. Langkah-langkah menyusun teks negoisasi.

180 E. Model/Metode Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran : Ceramah F. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan : 1 Tahapan Kegiatan Pendahuluan 10 Menit Kegiatan Inti 70 menit Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan Guru Kegiatan Siswa - Menjawab salam, berdoa - Guru memberi salam pembuka dan meminta siswa untuk berdoa memulai pembelajaran. - Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin - Guru mengajukan pertanyaan yang mengkaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu pengertian, ciri, tujuan, struktur, langkah-langkah menyusun teks negosiasi, dan kebahasaan teks negoisasi. - Melakukan apersepsi dengan menyampaikan cakupan materi dan penjelasan pengertian teks pengertian, ciri, tujuan, struktur, langkah-langkah menyusun teks negosiasi, dan kebahasaan teks negoisasi dengan memberikan contoh contoh. - Guru menyajikan bahan ajar tentang pengertian, pengertian, ciri, tujuan, struktur, langkah-langkah menyusun teks negosiasi, dan kebahasaan teks negoisasi. - Siswa diminta mencari dan membaca contoh teks negosiasi. - Guru meminta siswa untuk menyusun teks negosiasi secara individu. - Membimbing dan menfasilitasi siswa - Menjawab pertanyaan - Memperhatikan dan mencatat tujuan pembelajaran - Memperhatikan dan mencatat cakupan materi - Memperhatikan materi yang diberikan. - Memperhatikan penjelasan guru - Meminta bantuan guru jika mengalami

181 Tahapan Kegiatan Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan Guru Kegiatan Siswa yang mengalami kesulitan. kesulitan Penutup 10 menit - Guru mengajak siswa mereview/ menyimpulkan hasil pekerjaan siswa. - Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. - Siswa mereview/menyim pul-kan hasil diskusi - Siswa mendengarkan dan mencatat tugas yang diberikan guru. - Siswa menjawab salam. G. Media / Alat, Bahan dan Sumber Belajar 1. Media / Alat : LCD dan buku 2. Bahan : Lembar Kerja Siswa 3. Sumber Belajar : a. Buku Paket Bahasa Indonesia kelas X Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2016( Buku siswa / buku guru). b. Internet c. Negosiasi (terjemahan Leewic) H. Lampiran-lampiran : 1. Pengertian teks negosiasi Menurut Sutrisno dan Kusmawan (2007: 8) negosiasi adalah proses komunikasi antara penjual dan calon pembeli baik perorangan maupun kelompok yang di dalamnya terjadi diskusi dan perundingan untuk mencapai kesepakatan tujuan yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Negosiasi juga merupakan komunikasi dua arah, yaitu penjual sebagai komunikator danpembeli sebagai komunikan atau saling bergantian. Negosiasi antara penjual dan pembeli sering kita jumpai disekitar kita, contohnya di pasar tradisional.pendapat lain dalam buku siswa (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013: 135) dijelaskan bahwa negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda.

182 Dalam negosiasi, pihak-pihak tersebut berusaha menyelesaikan perbedaan itu dengan berdialog. Penyelesaian sengketa Sipadan-Ligitan antara Indonesia dan Malaysia adalah contoh negosiasi yang nyata. Menurut Pruitt dalam Lewicki (2012: 3) negosiasi adalah bentuk pengambilan keputusan di mana dua belah pihak atau lebih berbicara satu sama lain dalam upaya untuk menyelesaikan kepentingan perdebatan mereka. Proses negosiasi yang paling baik yaitu kedua pihak bertemu dan merundingkan permasalahan diantara mereka, dengan begitu permasalahan diantara kedua belah pihak dapat terselesaikan.dalam proses negosiasi masing-masing kedua belah pihak harus meletakkan negosiasi di atas segalanya untuk mencapai tujuan dan kesepakatan bersama. Kesepakatan dalam negosiasi ini sebagai sebuah dasar dan jaminan untuk keberhasilan dalam negosiasi (Sutrisno dan Kusmawan,2007:9) 2. Ciri-ciri Teks Negosiasi Proses komunikasi dalam negosiasi dalam (Sutrisno dan Kusmawan, 2007) memiliki ciri-ciri sebagai berikut. a. melibatkan dua belah pihak b. adanya kesamaan tema masalah yang dinegosiasikan c. kedua belah pihak menjalin kerja sama d. adanya kesamaan tujuan kedua belah pihak e. untuk mengkonkritkan masalah yang masih abstrak. Dalam buku mata pelajaran bahasa Indonesia (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013:136) selama melakukan negosiasi, hendaknya dihindari hal-hal yang dapat merugikan kedua belah pihak. Untuk itu komunikasi dalam negosiasi dilakukan dengan cara-cara yang santun seperti sebagai berikut: a. menyesuaikan pembicaraan ke arah tujuan praktis; b. mengakomodasi butir-butir perbedaan dari kedua belah pihak; c. mengajukan pandangan baru dan mengabaikan pandangan yang sudah ada tanpa memalukan kedua belah pihak; d. mengalokasikan tugas dan tanggung jawab masing-masing, dan; e. memprioritaskan dan mengelompokkan saran atau pendapat dari kedua belah pihak. 3. Struktur Teks Negosiasi Struktur teks negosiasi menurut buku siswa (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013: 156) yaitu: orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan,penutup.sebagai contoh yaitu negosiasi tentang karyawan dan pengusaha. a. Tahap orientasi berisi tentang pengantar percakapan, misalnya ucapan selamat pagi atau siang.

183 Pengajuan, berisi tentang pengajuan permintaan karyawan kepada pengusaha, misalnya tentang kenaikan upah. b. Penawaran, berisi tentang penawaran gaji yang diminta oleh karyawankepada pengusaha, kemudian pihak pengusaha menawar jumlah upah yang diajukan agar dapat lebih rendah lagi. c. Persetujuan, pada tahap persetujuan antara karyawan dan pengusaha sepakat dengan jumlah gaji yang sudah menjadi kesepakatan bersama. d. Penutup, pada tahap akhir yaitu penutup. Pada tahap ini karyawan dan pengusaha sama-sama mengucapkan terimakasih. 4. Kebahasaan Teks Negosiasi Ciri Kebahasaan teks negosiasi menurut Fardhin adalah sebagai berikut. a. Berisi pasangan tuturan. b. Memiliki Bahasa sopan dan santun. c. Terdapat bahasa untuk membujuk sesuatu (ungkapan persuasif ). d. Bersifat memerintah dan memenuhi perintah. Hasil kesepakatan tidak memberatkan atau merugikan dua belah pihak 5. Langkah-langkah penulisan teks negosiasi sebagai berikut. a. Menentukan tujuan b. Menentukan pihak-pihak yang berkaitan c. Menentukan konflik d. Menentukan solusi dalam penawaran e. Menentukan model kesepakatan I. Penilaian 1. Penilaian Keterampilan Pengamatan dengan lembar pengamatan. 2. Penilaian Sikap Pengamatan dengan lembar pengamatan. J. Tindak Lanjut Jika nilai pengetahuan < KKM, siswa menempuh remedial. Jika nilai pengetahuan KKM, siswa menempuh pengayaan. Mengetahui Purworejo, 15 Januari 2017 Guru Mata Pelajaran Peneliti

184 M. Suyudi,S.Pd Reni Triana NIP K. Lampiran Penilaian 1. Penilaian Sikap : No Aspek Nama keterangan Urut Annisah Aulia Zulfa 17. siswa 2. memperhatikan Anisa Fitriani dengan aktif 3. Annisa Ismi Hukama (bertanya,menan 4. Arif Teguh Suroso ggapi, dan 5. Atika Rihandini membuat 6. catatan) Bambang Priyanto 18. siswa merespon 7. Della Kusuma Wardani positif (senang) 8. Dhimas Tito Nurhidayat terhadap metode 9. Diah Astuti yang digunakan, 19. siswa aktif 10. Dian Fitriani Setyaningsih menjawab dan 11. Dwi Riski Lestari selalu bertanya 12. Ersya Wijayanti apabila 13. mengemukakan Gitalin Krista Nugroho kesulitan, 14. Ida Aprilia 20. siswa menulis 15. Ilham Setya Abadi karangan teks 16. Indah Fajar Wati negosiasi dengan sikap baik, 17. Irza Dewa Pratama 21. siswa tidak 18. Isna Nurul Hidayati memperhatikan 19. Mufasirul Huda guru dan 20. Muhammad Azriel Raihan melakukan kegiatan yang 21. Nanda Mulia Sari tidak perlu, 22. Nurwinta Wijayanti 22. siswa merespon 23. Putri Andini negative dan 24. (acuh) terhadap Riski Kharisma teknik menulis 25. Sholekhah yang digunakan 26. Siti Rahmah oleh guru,

185 27. Tiyas Setiyani 23. siswa pasis dan 28. malas untuk Tutus Martiana bertanya 29. Wahyu Widodo mengenai materi 30. Widiyanti Safitri menulis teks 31. Wijaya Pangestu negosiasi yang 32. Zulfa Nur'aini sedang diajarkan, 24. siswa melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat menulis teks negoaisai( mencontek tidur, bercanda, dan sebagainya). Keterangan % 2. Penilaian Ketrampilan No Aspek Indikator Bobot Nilai 1 Isi 4. Kesesuaian judul 4-9 dengan isi 5. Kerapian tulisan Cara penyampaian tawar menawar Organisasi Keruntutan Cerita Tata Bahasa Gaya Kosa kata Ejaan dan tanda baca Tata tulis sesuai dengan EYD JUMLAH Keterangan: BaikSekali : Baik :75-84 Cukup : Kurang : Sangat Kurang : 0-54

186 Hasil Wawancara dengan Siswa Tahap Prasiklus No. Pertanyaan Jawaban 1. Bagaimana cara guru Siswa 1 : Gurunya suka bercanda menyampaikan materi pembelajaran bahasa Indonesia Siswa 3 : Sering bercanda Siswa 2 : Hanya terpaku pada buku khususnya menulis? Siswa 4 : Membosankan 2. Selama pembelajan menulis apakah guru menggunakan metode atau media? 3. Selama pembelajaran apakah kalian senang dengan metode yang digunakan oleh guru? Kemukakan alasan Anda! 4. Apakah kalian senang dengan pembelajaran menulis khususnya menulis teks negosiasi? 5. Kesulitan apa yang kalian alami ketika proses pembelajan menulis khususnya menulis teks negosiasi? Siswa 5 : Sulit untuk dipahami Siswa 1 : Tidak, hanya menggunakan buku Siswa 2 : Tidak, hanya menggunakan buku Siswa 3 : iya, menggunakan metode ceramah Siswa 4 : Tidak, hanya menggunakan buku Siswa 5 : Ya, menggunakan metode ceramah Siswa 1 : Kadang-kadang, karena terkadang membosankan Siswa 2 : Lumayan senang, karena gurunya sering bercanda Siswa 3 : Lumayan senang Siswa 4 : Kadang-kadang Siswa 5 : Ya, senang, karena gurunya sering bercanda Siswa 1 : Tidak Siswa 2 : Ya, karena saya suka menulis Siswa 3 : Tidak, karena sulit Siswa 4 : Tidak,karena capek menulis Siswa 5 : Tidak, karena membosankan Siswa 1 : Menentukan topik Siswa 2 : Penggunaan EYD Siswa 3 : Penggunaan EYD Siswa 4 : Tidak ada Siswa 5 : Mengembangkan isi

187 Dokummentasi Prasiklus Pada gambar di atas dapat dilihatsiswa kurang berantusias dalam mengikuti pelajaran teks negosiasi. Mereka kurang memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru. Ada beberapa siswa yang tidur dan berbicara dengan temannya. mereka merasa bosan dengan pembelajaran yang sedang dilakukan. Pada gambar di atas dapat dilihat siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran. Mereka tidak mau bertanya ketika di beri kesempatan untuk bertanya. Ketika di beri pertanyaan siswa juga tidak berantusias untuk menjawab. Hal ini, dikarenakan siswa kurang tertarik dengan pembelajaran teks negosiasi.

188 Pada gambar di atas dapat dilihat siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. Mereka sering mencontek pekerjaan temannya. Ketika diberi kesempatan bertanya mereka tidak memanfaatkannya.mereka juga mengajak temannya berbicara, sehingga temannya merasa terganggu.

189 Dokummentasi Siklus I Pada tahap siklus I siswa lebih tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini, dibuktikan dengan siswa sudah mulai aktif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa sudah mau bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pada tahap ini siswa yang melakukan hal yang tidak penting seperti berbicara dan tidur sudah berkurang. Pada tahap ini siswa lebih serius dalam mengerjakan soal menulis teks negosiasi. Siswa yang bertanya pada temannya lebih sedikit. Mereka tidak berbicara dengan temannya. Mereka juga berani bertanya ketika mengalami kesulitan seperti yang dijelaskan gambar di bawah ini.

190 Pada gambar di atas dapat dilihat guru membantu siswa ketika mengalami kesulitan. Pada tahap ini siswa tidak malu lagi bertanya ketika mengalami kesulitan dalam mengerjakan sal menulis teks negosiasi. Siswa juga lebih berantusias dalam menerima penjelasan dari guru. Mereka tidak mencontek pekerjaan milik temannya.

191 DOKUMENTASI SIKLUS II Pada tahap ini siswa sudah tidak malu lagi dalam memerankan skenario teks negosiasi. Mereka sudah memanfaatkan properti yang ada di dalam kelas untuk menunjang penampilan mereka. Berbeda pada siklus I siswa masih malumalu dalam memerankan skenario tersebut. Pada tahap ini siswa juag lebih berantusias mengikuti pembelajaran teks negosiasi.

192 Pada tahap ini siswa lebih serius dalam melakukan kegiatan diskusi. Berbeda dengan tahap siklus I pada kegiatan diskusi mereka terkadang bercanda dengan temannya. Pada tahap ini siswa juga lebih berantusias mengikuti pembelajaran. Kegiatan diskusi dilaksankan dengan tujuan agar siswa lebih memahami isi dari teks negosiasi yang diperankan leh temannya. Pada tahap ini siswa lebih serius dalam mengerjakan soal menulis teks negosiasi. Hanya beberapa siswa yang melakukan kegiatan yang tidak penting. Hanya ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal teks negosiasi. Hal ini, dikarenakan mereka sudah memahami isi dari teks negosiasi.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Eka Susilowati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Khozin Amin Sutiknyo Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BIOGRAFI MENGGUNAKAN METODE PENGAJARAN LANGSUNG PADA SISWA SMA NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BIOGRAFI MENGGUNAKAN METODE PENGAJARAN LANGSUNG PADA SISWA SMA NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BIOGRAFI MENGGUNAKAN METODE PENGAJARAN LANGSUNG PADA SISWA SMA NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Erlita Cahya Widha Wardhani, Khabib Sholeh, Bagiya Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Sebagai

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh Iis Supriyati NIM

SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh Iis Supriyati NIM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARANGGAYAM KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Disusun sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Khanisatul Mila Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia adalah bahasa. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

Oleh: Yekti Indriyani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Yekti Indriyani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA ULANG DENGAN METODE LATIHAN TERBIMBING BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS XI MAN KUTOWINANGUN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Yekti Indriyani Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting disekolah yang pada dasarnya menekankan siswa untuk mampu berbahasa dan bersastra, akan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MEDIA KATALOG MODEL PAKAIAN DAN TAS PADA SISWA KELAS X SMA CITRA MEDIKA MAGELANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MEDIA KATALOG MODEL PAKAIAN DAN TAS PADA SISWA KELAS X SMA CITRA MEDIKA MAGELANG METATESIS, Vol.1 No.2 OKTOBER 2016 ISSN: ISSN: 2528-3014 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MEDIA KATALOG MODEL PAKAIAN DAN TAS PADA SISWA KELAS X SMA CITRA MEDIKA MAGELANG Isnawati, Riniwati

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V Isdianti Isdianti15@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang guru yang berhasil akan selalu memerhatikan tujuan pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kokom (2014, hlm. 3) pembelajaran didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Astuti Riawardani Progam Studi Pendidikan Bahasa Dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Di dalam sebuah proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengajaran berbahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan pengajaran keterampilan-keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang berbahasa. Keterampilan-keterampilan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO Oleh: Anggun Tri Suciati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbahasa berhubungan erat dan saling melengkapi dengan pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di sekolah berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Bahasa tidak hanya berbentuk lisan, melainkan juga tulisan. Dengan adanya bahasa, manusia

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG Oleh: Wahyu Uji Lestari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan ISSN 2252-6676 Volume 4, No. 1, April 2016 http://www.jurnalpedagogika.org - email: jurnalpedagogika@yahoo.com KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan Bahasa Nasional Republik Indonesia dan Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Dalam kurikulum,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS GEGURITANDENGAN METODE OBJEK LANGSUNGSISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KEBUMEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS GEGURITANDENGAN METODE OBJEK LANGSUNGSISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KEBUMEN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS GEGURITANDENGAN METODE OBJEK LANGSUNGSISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KEBUMEN Oleh: Eva Hapsari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa eva.hapsari@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS XI SMK SETIA KARYA DEPOK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS XI SMK SETIA KARYA DEPOK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS XI SMK SETIA KARYA DEPOK Oleh: Arum Bariani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Pengkajian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang paling sulit. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan berbahasa,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN Oleh: Arif Pratomo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting terhadap kemajuan suatu bangsa di dunia. Pendidikan diproses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi merupakan proses seseorang memberi dan menerima informasi yang terjadi setiap waktu. Kesehariannya manusia selalu berinteraksi dengan manusia lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu (1) keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu (1) keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis. Seorang penulis berkomunikasi melalui tulisan mereka untuk mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni, keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JETIS 4 NUSAWUNGU CILACAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Indiarti Purnamasari Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan salah satu pokok yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah, pelajaran bahasa Indonesia juga merupakan

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA VIDEO (AUDIO VISUAL) PADA SISWA KELAS V SDN RAMBIPUJI 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA VIDEO (AUDIO VISUAL) PADA SISWA KELAS V SDN RAMBIPUJI 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA VIDEO (AUDIO VISUAL) PADA SISWA KELAS V SDN RAMBIPUJI 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi dengan baik, secara lisan maupun tulisan. Keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis sebagai suatu kegiatan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran. Produktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE SISWA KELAS X MIPA SMA NEGERI 9 BATANGHARI SKRIPSI

KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE SISWA KELAS X MIPA SMA NEGERI 9 BATANGHARI SKRIPSI KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE SISWA KELAS X MIPA SMA NEGERI 9 BATANGHARI SKRIPSI Oleh: Juwita A1B114034 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh ELOK FAIQOH

SKRIPSI. Oleh ELOK FAIQOH PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS: MELENGKAPI CERITA RUMPANG DENGAN BANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN MLOKOREJO 03 KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI diajukan guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minat membaca karya sastra sama halnya dengan minat membaca, namun minat membaca karya sastra lebih diarahkan dan difokuskan dalam bidang sastra baik itu puisi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE COPY THE MASTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE COPY THE MASTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE COPY THE MASTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh: Resti Yulianita Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Oleh: Liana Sulistiana Program Studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Liana Sulistiana Program Studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 5 KALIWIRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh: Liana Sulistiana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : FERIKA SARI NIM

SKRIPSI. Oleh : FERIKA SARI NIM PENERAPAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 TAPANREJO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : FERIKA SARI NIM 100210204028

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan

Lebih terperinci

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example Oleh : Dina Wardiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF SISWA KELAS VII SMP ISLAM SUNAN BONANG MELALUI LATIHAN TERBIMBING DENGAN PERMAINAN KATA ANAGRAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF SISWA KELAS VII SMP ISLAM SUNAN BONANG MELALUI LATIHAN TERBIMBING DENGAN PERMAINAN KATA ANAGRAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF SISWA KELAS VII SMP ISLAM SUNAN BONANG MELALUI LATIHAN TERBIMBING DENGAN PERMAINAN KATA ANAGRAM SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di masyarakat, pengaruh informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

Lebih terperinci

Oleh: Retno Sofyana Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Retno Sofyana Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN METODE PEMBELAJARAN DI LUAR RUANG KELAS (OUTDOOR STUDY) PADA SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH 2 WONOSOBO TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia ialah dengan berusaha meningkatkan kualitas guru melalui berbagai

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh. Qaadli Al A la NIM

SKRIPSI. Oleh. Qaadli Al A la NIM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI PENERAPAN PAIKEM DENGAN MEDIA GAMBAR KOMIK PADA SISWA KELAS IV SDN WIROLEGI 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh Qaadli Al A la NIM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dan berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi. Pendidikan merupakan sesuatu yang universal, bersifat umum karena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara berurutan. Keterampilan tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS III SDN BINTORO 04 PATRANG JEMBER MELALUI MEDIA GAMBAR DAN KATA BANTU SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS III SDN BINTORO 04 PATRANG JEMBER MELALUI MEDIA GAMBAR DAN KATA BANTU SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS III SDN BINTORO 04 PATRANG JEMBER MELALUI MEDIA GAMBAR DAN KATA BANTU SKRIPSI Oleh RUMIYATI NIM 070210204243 PROGRAM STUDI S1 PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masih rendahnya kualitas pendidikan. Hal tersebut disebabkan oleh lemahnya proses pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, sebab pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

Oleh : Suparti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo Pyo.Cute.yahoo.co.id

Oleh : Suparti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo Pyo.Cute.yahoo.co.id PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK MODELING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI I SAPURAN WONOSOBO TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh : Suparti Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah PENINGKATAN PEMBELAJARAN MEMERANKAN NASKAH DRAMA DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 2011 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat terpenting yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Dengan bahasa, manusia akan dapat mengungkapkan segala pemikirannya. Selain itu, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Pendidikan merupakan tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Tugas Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS WACANA NARASI DENGAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VIII H SMP NEGERI 3 KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Dian Kartika Sari program

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA PHOTO STORY

PENERAPAN MEDIA PHOTO STORY PENERAPAN MEDIA PHOTO STORY DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BULUSPESANTREN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Kuni Sholi ah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN MLOKOREJO 04 PUGER SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN MLOKOREJO 04 PUGER SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN MLOKOREJO 04 PUGER SKRIPSI Oleh HESTY FEBRIAN WIDYANA NIM 080210204319 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan

I. PENDAHULUAN. sekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa yang baik perlu dimiliki dan dipelajari oleh setiap orang. Kemampuan yang harus dimiliki siswa melalui pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah

Lebih terperinci

Oleh: Dani Kristanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mali:

Oleh: Dani Kristanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mali: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN TEKNIK LATIHAN TERBIMBING BERDASARKAN ILUSTRASI TOKOH IDOLA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 WADASLINTANG TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Dani Kristanto Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS X-4 SMAN 1 TANGGUL JEMBER DALAM MENGAPRESIASI CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK TEATER PIKIRAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS X-4 SMAN 1 TANGGUL JEMBER DALAM MENGAPRESIASI CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK TEATER PIKIRAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS X-4 SMAN 1 TANGGUL JEMBER DALAM MENGAPRESIASI CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK TEATER PIKIRAN SKRIPSI Oleh Anita Kurniawati NIM 070210482002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa aktif dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan menulis sangat dibutuhkan dalam kehidupan modern ini. Kiranya tidaklah berlebihan bila kita katakan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu ciri

Lebih terperinci

Oleh: Teguh Priyambodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadaiyah Purworejo

Oleh: Teguh Priyambodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadaiyah Purworejo PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE KUANTUM MELALUI MEDIA TEKS WAWANCARA PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Teguh Priyambodo

Lebih terperinci