PENDAHULUAN. Dewasa ini, perekonomian dunia yang semakin maju menuntut perusahaanperusahaan

Transkripsi

1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perekonomian dunia yang semakin maju menuntut perusahaanperusahaan yang ada menghadapi berbagai tantangan. Tantangan perusahaan di era digitalisasi sekarang ini dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif. Agar dapat lebih unggul dalam persaingan yang semakin ketat, perusahaan harus memiliki kinerja yang lebih baik, salah satunya dengan memanfaatkan sumber daya manusia. Industri Makanan dan minuman nasional terus mengalami kinerja positif dengan mencapai pertumbuhan mencapai 9,82 persen pada triwulan III Pertumbuhan ini didorong oleh kecendrungan masyarakat khususnya kelas menengah keatas yang mengutamakan konsumsi produk-produk makanan dan minuman yang higenis dan alami, industri yang memenuhi kebutuhan hidup masyarakat ini dituntut menerapkan cara pengelolaan dan system manajemen keamanan pangan yang baik mulai dari pemilihan bahan baku, pengelolaan, pengemasan, serta distribusi dan perdagangannya. Industri makanan dan minuman juga mempunyai peranan penting dalam pembangunan sektor industri. Kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri non migas merupakan yang terbesar dibandingkan subsektor lainnya yang mencapai 33,6 persen pada triwulan III tahun 2016.(kemenperin.go.id) Selain perusahaan harus berhadapan dengan para kompetitor sejenis, terutama untuk bidang industri jasa dengan produk yang serupa. Hal yang paling penting untuk mencapai keberhasilan dalam bisnis sekarang ini selain produk yang berkualitas, juga suasana kerja serta kerjasama tim. Keberhasilan tersebut dapat terbentuk melalui budaya sebuah perusahaan yang nantinya akan membuat karyawan terampil dan kreatif untuk menangani keinginan pelanggan atau konsumen. Selain menghadapi perusahaan kompetitor, perusahaan juga dihadapkan pada para pelanggan yang semakin pandai, pandai dalam mengetahui keunggulan sebuah

2 perusahaan dan kritis apabila keinginan konsumen tidak terpenuhi, karena sedikit kesalahan saja yang perusahaan lakukan ke pelanggan akan dapat berakibat buruk bagi kelangsungan hidup perusahaan. Karena pelanggan sekarang ini menjadi seorang yang kritis terhadap apa yang mereka dapatkan. Para pelanggan mengharapkan lebih dari sekedar produk yang mereka beli, ketika membeli sebuah layanan jasa Selain perusahaan menjual sebuah produk, mereka juga menawarkan layanan kepada pelanggan, agar pelanggan yang kemarin datang bisa berkunjung lagi ke perusahaan tersebut karena ketika mereka merasa nyaman dengan apa yang telah mereka dapatkan. Selain itu dalam era sekarang ini perusahaan harus selalu bersaing agar bisa selalu bertahan melalui tenaga kerja yang terampil, kualitas yang terbaik serta bisa melayani keinginan para pelanggan. Harapannya apabila hal tersebut terpenuhi maka pelanggan akan datang kembali, kemudian nantinya bisa memberikan keuntungan bagi perusahaan. Keuntungan perusahaan juga bisa dapat melalui efisien dengan semua biaya yang dikeluarkan. Semua hal tersebut bisa tercapai apabila perusahaan menerapakan kepemimpinan, pemberdayaan serta didukung oleh budaya perusahaan yang sejalan dengan keinginan perusahaan. Dalam dunia bisnis sekarang ini, pemberdayaan dapat digunakan untuk pertumbuhan dan pengembangan organisasi. Dengan adanya pemberdayaan karyawan bisa memaknai dalam tugas dan tanggung jawabnya serta akan membawa dampak terhadap pekerjaan yang mereka lakukan. Dalam sebuah organisasi, kepemimpinan diharapkan untuk memberdayakan karyawan melalui memberikan tugas kepada mereka dan memberikan kebebasan saat karyawan melakukan pekerjaan mereka. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Johnson,B.A. (2009), Empowerment of nurses through organizational culture, menunjukkan fakta bahwa pemberdayaan psikologis lebih mungkin terwujud ketika ada budaya organisasi yang sesuai di tempat kerja. Dalam penelitian Bass,B.M.,Avolio,B.J.,Jung,D.I.andBerson, Y.(2003),Predicting unit performance by assessing transformational and transactional leadership. Dan Schein,E.H.(2004), Organizational Culture and Leadership. Kepemimpinan transformasional sebagai

3 penghubung yang penting dalam budaya organisasi. Dalam penelitian Shamir,B.,House,R.J.and Arthur,M.B.(1993),The motivational effects of charismatic leadership:aself-concept based theory, pandangan mereka didukung dengan temuan yang dilakukan oleh pemimpin transformasional untuk memicu semangat dalam memenuhi tujuan, strategi dan nilai organisasi melalui keterlibatan dan penguatan pengikut mereka. Dalam penilitian Srivastava, E., Abhishek, A., Kathryn, M.and Bartol, L. (1993), Empowering leadership in management teams:effects on knowledge sharing, efficacy, and performance, dalam penelitian itu pemberdayaan dikenal sebagai unsur penting untuk dapat sukses di era bisnis yang penuh gejolak sekarang ini. Berdasarkan penilitian terdahulu tersebut, diharapkan dalam penilitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih terhadap kepemimpinan transformasional dan peran mereka untuk menfasilitasi budaya organisasi untuk meningkatkan pemberdayaan psikologis karyawan mereka. Kepemimpinan merupakan faktor penting dari perusahaan sebab dalam kenyataannya pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja karyawan, keamanan, kualitas kehidupan kerja, dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi (Hani Handoko, 2001:293). Pemberdayaan psikologis merupakan suatu proses yang diawali dengan interaksi antara lingkungan kerja dengan karateristik kepribadian individu, dan interaksi lingkungan tersebut membentuk empat pemberdayaan kognitif yaitu Meaning, Competence, Self Determination dan Impact yang akan memotivasi perilaku individu (Spreitzer, 1995). Budaya adalah semacam aturan yang tidak tertulis yang harus ditegakkan oleh anggotanya dalam menjalankan organisasi. Hal tersebut dapat bentuk informasi yang harus di komunikasikan dan anggota harus mempelajarinya agar diterima di dalam organisasi (Schein, 2004). Peneliti melakukan replikasi penelitian dari Rabindra Kumar Pradhan, Madhusmita Panda Dan Lalatendu Kesari Jena (2017), Transformational leadership and psychological empowerment: The mediating effect of organizational culture in Indian retail industry. Pada penelitian sebelumnya dilakukan pada industry retail yang ada di area

4 India, kemudia pada penelitian ini dilakukan pada perusahaan industri makanan saji dimana menurut peneliti ada kesamaan yaitu menjual produk kepada konsumen. Budaya Organisasi pada waroeng Spesial sambal menjunjung prinsip dasar bekerja waroeng spesial sambal yaitu: Rasa, Resik, Ramah, Rapi dan Regeng. Dari prinsip dasar tersebut bisa dijelasakan sebagai berikut: (1) Rasa yang dimaksud dalam waroeng spesial sambal yaitu memberikan citarasa yang sama sesuai sajian menu yang diinginkan oleh konsumen, sehingga citarasa waroeng spesial sambal satu dengan yang lain tetap sama. (2) Resik yaitu memberikan tempat makan yang bersih sehingga konsumen nyaman ketika konsumen makan di waroeng spesial sambal. (3) Ramah yaitu karyawan waroeng spesial sambal selalu ramah dan sopan terhadap konsumen yang datang tidak terikat dengan waktu sesuai dengan standart operational procedure.. Selanjutnya (4) Rapi yaitu dalam bekerja karyawan waroeng spesial sambal harus selalu berpenampilan rapi dan sesuai dengan ketentuan seragam dalam bekerja. (5) Regeng yaitu karyawan waroeng spesial sambal harus selalu bergembiri keteika menerima konsumen yang datang ke waroeng spesial sambal, sehingga apabila semua karyawan bisa melakukan hal tersebut maka apa yang ingin dicapai waroeng spesial sambal bisa tercapai dengan cepat. Selain itu kepala cabang harus selalu menyampaikan dan mengingatkan akan pentingnya prinsip dasar bekerja waroeng spesial sambal. Pemberdayaan psikologis pada waroeng spesial sambal yaitu memberikan kewenangan kepada karyawan untuk melayani konsumen, ketika konsumen menginginkan menu pesanan yang berbeda dari daftar menu yang ada ataupun ketika konsumen bertanya tentang waroeng spesial sambal yang memungkinkan di jawab oleh karyawan. Kemampuan seperti itu tidak harus selalu menghubungi kepala cabang atau pimpinan dalam pengambilan keputusan. Karena ketika konsumen menunggu lama maka mereka akan pergi untuk mencari tempat makan yang lain yang bisa mengakomodir keinginan mereka, hal tersebut akan merugikan waroeng spesial sambal. Dengan

5 memberikan kewenangan kepada karyawan diharapkan mereka bisa bekerja dengan percaya diri sesuai dengan kemampuan karyawan, selain itu di waroeng spesial sambal sudah dijelaskan standart operational procedure dalam menangani konsumen sehingga hal itu akan memudahkan karyawan ketika bekerja. Penelitian ini dilakukan di Waroeng Spesial Sambal area Surakarta yang tediri dari 12 warung dan 1 dapur area solo dengan total karyawan 530 orang dengan alasan bahwa masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh efek mediasi budaya organisasi terhadap kepemimpinan. Karena berdasarkan pengamatan, masih sedikit pengetahuan tentang budaya organisasi, terutama terkait dalam menjalankan pekerjaan sesuai dengan tugas yang diberikan. Waroeng special sambal merupakan usaha kuliner yang telah memiliki cabang sebanyak 76 tempat keseluruhan di seluruh Indonesia. Pemberdayaan karyawan belum berjalan secara maksimal, tetapi dalam perjalanan kedepan tetap akan dilaksanakan. Sekarang ini dalam pengelolaan waroeng spesial sambal kepala cabang sudah dibantu oleh empat asisten warung, yang fungsinya selain melakukan pemberdayaan adalah untuk memberikan kewenangan terhadap karyawan warung guna memenuhi keinginan konsumen. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini menarik untuk dikaji lebih mendalam, dengan penelitian yang berjudul Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Pada Pemberdayaan Psikologis Yang Dimediasi Oleh Budaya Organisasi ( OCTAPACE ) (Studi Pada Karyawan Waroeng Spesial Sambal Area Surakarta)