BAB I PENDAHULUAN. didalam sekolah. Sumber belajar biologi harus dipersiapkan sebaik-baiknya
|
|
- Ari Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber belajar biologi merupakan segala sesuatu baik benda maupun gejalanya yang dapat dipergunakan untuk memperoleh pengalaman dalam rangka pemecahan permasalahan biologi tertentu. Sumber belajar biologi dalam proses pembelajaran biologi dapat didapatkan diluar sekolah ataupun didalam sekolah. Sumber belajar biologi harus dipersiapkan sebaik-baiknya karena akan mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran. Pengembangan sumber belajar biologi merupakan suatu keharusan dalam sistem pembelajaran yang semakin berkembanga pesat saat ini. Peristiwa tersebut terjadi karena tuntutan kebutuhan siswa yang bersamaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suhardi, 2012 :4). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan peluang dan kesempatan kepada guru sebagai pengelola proses pembelajaran, untuk memanfaatkan suatu objek atau gejalanya sehingga dapat diangkat sebagai sumber belajar dengan persyaratan tertentu. Persyaratan tersebut dapat dilihat didalam kurikulum yang sedang berlaku. Kurikulum yang sedang digunakan oleh pihak sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian adalah Kurikulum Tingkat Satuan dan Pendidikan atau KTSP. KTSP merupakan suatu kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah atau daerah, karakteristik sekolah atau 1
2 daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan karakter siswa (Mulyasa, 2009:168). Acuan operasional yang digunakan dalam penyusunan KTSP antara lain yaitu keragaman potensi, karakteristik daerah dan lingkungan. Setiap daerah memiliki keragaman potensi, karakteristik ingkungan, kebutuhan, dan tantangan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kurikulum sebaiknya memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat menghasilkan suatu kontribusi bagi pengembangan daerah (Sanjaya, 2010:168). Banyumas merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang memiliki potensi lokal baik di perairan maupun daratan. Namun, potensi lokal yang ada belum dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber belajar biologi. Potensi tersebut jika digunakan sesuai dengan topik-topik yang relevan akan memberikan berbagai alternatif kegiatan yang pada akhirnya akan memberikan wawasan dan pengetahuan yang memadai bagi guru dan siswa. Beberapa sekolah belum memanfaatkna potensi-potensi lokal yang ada didaerah Banyumas sebagai sumber belajar biologi. Beberapa faktor yang mempersulit hal tersebut adalah waktu, biaya dan pembagian materi pembelajaran. Salah satu potensi daerah yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber belajar didaerah Banyumas adalah adanya berbagai macam spesies tumbuhan di Kebun Raya Baturaden. Didalam kebun raya tersebut terdapat berbagai macam spesies tumbuhan berbiji atau ada keanekaragaman tumbuhan berbiji pada kebun raya tersebut yang dapat dijadikan sumber belajar yang 2
3 menarik. Kawasan kebun raya tersebut merupakan daerah atau kawasan kebun raya yang lebat. Keanekaragaman tanaman atau tumbuhan yang ada pada daerah kebun raya tersebut sangat menarik untuk dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi. Hal ini juga terkait dengan adanya beberapa sumber belajar yang digunakan belum mencakup atau meliputi potensi lokal yang ada di daerah tersebut. Hasil wawancara dengan salah satu guru Biologi yang ada di SMA Negeri Sumpiuh menyatakan bahwa potensi lokal yang ada di Kebun Raya Baturaden belum dimanafaatkan sebagai sumber belajar. Salah satu sumber belajar yang menarik yang dapat digunakan oleh siswa dalam memperdalam suatu materi pembelajaran adalah modul. Menurut Nasution (2006 :206), keuntungan belajar yang dapat diperoleh siswa dengan menggunakan modul adalah siswa dapat mengetahui taraf hasil belajar, ketuntasan penguasaan, kejelasan tujuan belajar, dan kecepatan belajar. Kebun Raya Baturaden merupakan salah satu tempat wisata dan tempat penelitian yang memiliki berbagai macam jenis tumbuhan. Salah satu jenis tumbuhan yang ada disana adalah tumbuhan berbiji. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penilitian awal mengenai keanekaragaman tumbuhan berbiji. Penelitian tersebut menggunakan metode transek dan lokasi penelitiannya terletak di salah satu sisi kantor Kebun Raya Baturaden. Pada penelitian ini meliputi dua prosedur yang terdiri dari penentuan lokasi dan pengambilan data. Setelah penelitian, didapatkan 17 spesies tumbuhan berbiji. Spesies spesies tersebut adalah Tradescantia spathacea, Evodia suaveolens, 3
4 Macaranga triloba, Clerodendrum serratum, Phaleria macrocarpa, Allium tuberosum, Cananga odorata,amaranthus caudatus, Peperomia pellucida, Sansevieria trifasciata, Orthosiphoon aristatus, Annona reticulata, Lavandula angustifolia, Hibiscus tiliaceus, Excoecaria cochinchinensis, Curcuma zedoaria, Boesenbergia pandurata dan Morus alba. Hasil penelitian pada penelitian awal yang terkait dengan keanekaragaman tumbuhan berbiji Kebun Raya Baturaden digunakan untuk penelitian lanjutan mengenai keanekaragaman tumbuhan berbiji di kawasan Kebun Raya Baturaden. Penelitian lanjutan tersebut berupa penyusunan modul yang merupakan penelitian dengan tujuan agar siswa mampu memaksimalkan salah satu pengetahuan tentang ilmu biologi yang berwawasan potensi lokal, dengan demikian dapat mencapai tujuan pembelajaran secara tuntas melalui proses pembelajaran sesuai petunjuk yang diberikan oleh guru. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada diatas, dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut : 1. Penilaian kualitas modul pengayaan oleh guru biologi dan peserta didik kelas X semester 1 SMA Negeri 1 Sumpiuh belum ada. 2. Respon siswa terhadap modul keanekaragaman tumbuhan berbiji tingkat spesies di Kebun Raya Baturaden sebagai Bahan Ajar belum diketahui. C. Batasan Masalah Agar penelitian lebih terarah dan terpusat, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut : 1. Tempat yang dijadikan sebagai sumber penyusunan bahan ajar dalam bentuk modul adalah Kebun Raya Baturaden Banyumas. 4
5 2. Materi yang diangkat dalam penelitian ini adalah keanekaragaman tumbuhan berbiji tingkat spesies berdasarkan hasil observasi dan identifikasi di Kebun Raya Baturaden, sesuai dengan standar kompetensi (SK) memahami manfaat keanekaragaman hayati, dan kompetensi dasar (KD) mendiskripsikan keanekaragaman gen, jenis, ekosistem melalui kegiatan pengamatan. 3. Hasil penelitian keanekaragaman tumbuhan berbiji tingkat spesies di kawasan Kebun Raya Baturaden, kemudian dikemas dalam bentuk bahan ajar berupa modul. Modul tersebut kemudian dinilai kualitasnya dari segi aspek materi, aspek penyajian dan aspek bahasa berdasarkan penilaian ahli materi, ahli media, ahli bahasa, peer reviewer, dan diuji cobakan terbatas kepada guru biologi, serta siswa SMA Negeri Sumpiuh kelas X untuk mengetahui respon terhadap modul. D. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah kualitas modul pengayaan yang telah disusun berdasarkan penilaian dari guru biologi dan peserta didik kelas X semester 1 SMA Negeri Sumpiuh? 2. Bagaimana respon siswa terhadap modul keanekaragaman tumbuhan berbiji tingkat spesies di Kebun Raya Baturaden sebagai Bahan Ajar? 5
6 E. Tujuan Penelitian 1. Menyusun modul keanekaragaman tumbuhan berbiji tingkat spesies berbasis potensi lokal untuk siswa SMA Negeri Sumpiuh kelas X. 2. Mengetahui kualitas modul yang telah disusun ditinjau dari aspek materi, aspek penyajian, dan aspek bahasa berdasarkan penilaian dari ahli materi, ahli media, ahli bahasa, peer reviewer dan guru biologi. 3. Mengetahui respon siswa terhadap modul keanekaragaman tumbuhan berbiji tingkat spesies di Kebun Raya Baturaden sebagai bahan ajar. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Guru, yaitu mengetahui potensi lingkungan sekitar khususnya kawasan Kebun Raya Baturaden sebagai sumber belajar biologi bagi siswa SMA Negeri Sumpiuh dan memberikan informasi keanekaragaman tumbuhan berbiji tingkat spesies di kawasan Kebun Raya Baturaden sebagai bahan ajar. 2. Siswa, yaitu menambah pengetahuan mengenai keanekaragaman tumbuhan berbiji tingkat spesies di kawasan Kebun Raya Baturaden dan meningkatkan motivasi siswa dalam proses belajarnya 3. Peneliti, yaitu dapat mengembangkan potensi daerah lokal sebagai bahan ajar berupa modul dan memperoleh pengalaman dalam pembuatan modul. 6
7 G. Definisi Operasional 1. Keanekaragaman hayati adalah tingkat keanekaragaman yang meliputi keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem baik persamaan maupun perbedaan yang dikelompokan berdasarkan ciri maupun bentuk morfologis. Penelitian ini lebih mengutamakan pada keanekaragaman tingkat jenis pada tumbuhan di Kebun Raya Baturaden. 2. Kawasan Kebun Raya Baturaden adalah adalah salah satu lokasi wisata di kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah yang didalamnya terdapat berbagai jenis tumbuhan dan pepohonan. 3. Bahan ajar merupakan suatu perangkat bahan yang memuat materi atau isi pelajaran yang berupa ide, fakta, konsep, isi, faidah, atau teori yang tercakup dalam mata pelajaran yang sesuai dengan disiplin ilmunya serta informasi lainnya dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahan ajar dapat digunakan secara mandiri atau dalam kelas secara klasikal dan kelompok (Sungkono, dkk,2013 :1-2). Bahan ajar yang dimaksud yaitu seperangkat materi keanekaragaman tumbuhan berbiji tingkat spesies berdasarkan potensi lokal Kebun Raya Baturaden. 4. Modul adalah suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian belajar yang disusun dalam bentuk cetak untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Modul keanekaragaman tumbuhan berbiji merupakan bahan ajar yang disusun secara menarik dan sistematis yang berisi materi keanekeragaman tumbuhan berbiji tingkat spesies di Kebun Raya Baturaden dan dapat 7
8 digunakan secara mandiri oleh siswa SMA Negeri Sumpiuh kelas X untuk mencapai ketuntasan belajar pada materi tersebut. 8
PENYUSUNAN MODUL PENGAYAAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN BERBIJI KEBUN RAYA BATURADEN UNTUK SISWA KELAS X SMA
58 Jurnal Prodi Pendidikan Biologi Vol 6 No 1 Tahun 2017 PENYUSUNAN MODUL PENGAYAAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN BERBIJI KEBUN RAYA BATURADEN UNTUK SISWA KELAS X SMA COMPOSING ENRICHMENT MODULE OF SPERMATOPHYTE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mulai diterapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mulai diterapkan pada tahun 2006 mengedepankan pengangkatan potensi lokal untuk digunakan sebagai program kegiatan pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Suatu hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Potensi Hasil Penelitian Suatu hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi di SMA. Selain itu diharapkan agar proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan dengan pendekatan deskriptif. Jenis penelitian ini secara keseluruhan merupakan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didasarkan atas pemikiran yang matang (Dwi Siswoyo. 2007: 28). dengan berubahnya kurikulum dari tahun pelajaran ke tahun pelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Driyarkara menyatakan pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau azasi dalam kehidupan manusia. Kita dapat mengatakan bahwa dimana ada kehidupan manusia,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Kurikulum Menurut Definisi Para Ahli : a. Pengertian kurikulum menurut definisi Kerr, J.F (1968) adalah semua
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pendidikan 1. Definisi Kurikulum Pengertian Kurikulum Menurut Definisi Para Ahli : a. Pengertian kurikulum menurut definisi Kerr, J.F (1968) adalah semua pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap kawasan memiliki potensi alam yang melimpah salah satunya. adalah kawasan Tlogo Muncar Taman Nasional Gunung Merapi, yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap kawasan memiliki potensi alam yang melimpah salah satunya adalah kawasan Tlogo Muncar Taman Nasional Gunung Merapi, yang terletak di Desa Hargo Binangun, Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekayaan biodiversitas yang sangat tinggi. Menurut Sarwono. buku The Ecology of Kalimantan-Indonesia Borneo, menyatakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan luas wilayah 1,3% dari luas seluruh permukaan bumi. Wilayah ini mempunyai kekayaan biodiversitas yang sangat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan merupakan tanggungjawab semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan tidak ternilai harganya. Dalam Dokumen Biodiversity Action Plan for
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi kenaekaragaman hayati yang sangat tinggi dan tidak ternilai harganya. Dalam Dokumen Biodiversity Action Plan for Indonesia (Bappenas, 1991)
Lebih terperinciTerima kasih telah mengunjungi
PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai fenomena alam yang ada disekitar. Kurangnya sumber belajar seperti
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Pembelajaran konsep biologi yang dilakukan tidak hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang mengandung interaksi antara guru dengan peserta didik dan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas, serangkaian perangkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran tidak terlepas dari perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan media atau sarana yang digunakan oleh guru dan siswa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dan kemegahan zaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin maju dan kemegahan zaman mempengaruhi gaya hidup manusia ke dalam gaya hidup yang konsumtif dan serba instan. Hal ini memberi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Membaca sebagai salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia memiliki empat kompetensi yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Membaca sebagai salah satu kompetensi dalam bidang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. berupa perangkat pembelajaran atau produk-produk yang terkait dengan kegiatan
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan 2 jenis penelitian yaitu penelitian studi kasus serta Penelitian dan Pengembangan atau Research & Development (R&D). Tujuan dari penelitian dan pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam mengatur keseimbangan alam. Perairan merupakan ekosistem yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ekosistem perairan memiliki kontribusi dan keterlibatan yang sangat besar dalam mengatur keseimbangan alam. Perairan merupakan ekosistem yang memiliki peran sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lingkungan memiliki banyak fenomena biologi yang dapat digunakan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Lingkungan memiliki banyak fenomena biologi yang dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi. Di lingkungan sekitar kita tersedia sumber belajar yang murah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar, terutama berkaitan dengan undang-undang sistem pendidikan nasional (Undangundang sisdiknas),
Lebih terperinciMata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
55. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
20 BAB III METODE PENELITIAN A. Defenisi Operasional 1. Keterampilan observasi merupakan keterampilan dalam mengamati kejadian atau peristiwa yang biasa terjadi dalam lingkungan secara langsung dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat dibina manusia Indonesia baru yang berorientasi pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peran penting dalam kehidupan, karena hanya melalui pendidikan dapat dibina manusia Indonesia baru yang berorientasi pada pembangunan. Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guru kepada peserta didik. Pembelajaran biologi harus dapat menciptakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Biologi merupakan salah satu cabang sains yang mempelajari tentang seluk beluk makhluk hidup. Pembelajaran biologi tidak harus selalu dengan membaca dan menghafal,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengamatan dan pengumpulan data. Tahap awal dari proses ini adalah ketika
17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Keterampilan interpretasi Interpretasi adalah suatu proses yang terkait dengan melakukan pengamatan dan pengumpulan data. Tahap awal dari proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. endemisitas baik flora maupun fauna di Indonesia. atau sekitar 17% dari total jenis burung di dunia. Jumlah tersebut sebanyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara dengan mega biodiversitasnya yang memiliki keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna yang tinggi di dunia dan selalu mengalami
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksud antara lain seperti tujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh aset pokok yang ada di dalamnya. Aset pokok tersebut berupa sumber daya. Sumber daya manusia merupakan penggerak pembangunan
Lebih terperinciApakah Kurikulum itu?
Apakah Kurikulum itu? Secara konseptual Kurikulum merupakan rancangan dan proses pendidikan yang dikembangkan oleh pengembang kurikulum sebagai jawaban terhadap tantangan komunitas, masyarakat, bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah tonggak keberhasilan suatu bangsa. Suatu bangsa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah tonggak keberhasilan suatu bangsa. Suatu bangsa yang besar tidak pernah terlepas dari sumber daya manusia yang berkualitas. Sedangkan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari mengenai alam dan fenomena alam yang terjadi, yang berhubungan dengan benda hidup maupun benda tak
Lebih terperinci27. peristiwa mutasi; 28. evolusi dan asal-usul kehidupan; 29. usaha manusia dalam meningkatkan produksi pangan; 30. bioteknologi dalam kehidupan.
i Tinjauan Mata Kuliah M ata kuliah Materi Kurikuler Biologi SMA merupakan mata kuliah dengan bobot 3 sks yang diperuntukkan bagi mahasiswa S1 Pendidikan Biologi. Bagi Anda yang berprofesi sebagai guru,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka. mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Mulyasa (2010:21), KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa. Hal ini disebabkan karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan
Lebih terperinci2015 PENERAPAN BUKU AJAR PADA MATA PELAJARAN DASAR PENGENDALIAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN UNTUK KELAS X TPHP SMKN 2 INDRAMAYU
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Indramayu (SMKN 2 Indramayu) yang memiliki program keahlian bidang Teknologi Hasil Pengolahan Pertanian (TPHP). Pada kurikulum bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki hutan Tropis di dunia, walaupun luas daratannya hanya 1.32% dari luas daratan di permukaan bumi, namun demikian
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI CHAPTER 2 Ruang Lingkup Bahan AJar Husni Mubarok, S.Pd., M.Si. Tadris Biologi IAIN Jember Coba Jelaskan A. Pengertian Bahan Ajar B. Karakteristik Bahan Ajar C. Tujuan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan manusia adalah pendidikan yang berlangsung. manusia. Sistem pendidikan di Indonesia sangat lemah dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kebutuhan manusia adalah pendidikan yang berlangsung seumur hidup dan pendidikan merupakan bagian yang integral dalam kehidupan manusia. Sistem pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa di setiap jenjang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa di setiap jenjang dan tingkat pendidikan perlu diwujudkan agar diperoleh sumber daya manusia indonesia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang membanggakan, baik di darat, laut, maupun di udara. Hanya saja masyarakat dan generasinya belum
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KOMUNIKASI DENGAN STRATEGI TTW
IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KOMUNIKASI DENGAN STRATEGI TTW (Think-Talk-Write) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PENTINGNYA KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEM
Lebih terperinciSERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP Landasan & Acuan Penyusunan & Pengembangan KTSP UU
Lebih terperinciSERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan pengamatan melalui langkah-langkah metode ilmiah dan proses
Lebih terperinciANALISIS MATERI IPBA DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
Prosiding Seminar Nasional Fisika 2008 ISBN : 978-979-98010-3-6 ANALISIS MATERI IPBA DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Winny Liliawati dan Mimin Iryanti Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biologi menekankan adanya interaksi antara subyek didik dengan obyek biologi
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran dalam pendidikan merupakan sebuah aktivitas yang berfungsi sebagai salah satu sarana transfer of knowledge dan transfer of value. Pembelajaran biologi menekankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. benar. Dengan demikian, proses pembelajaran ditentukan sampai guru dapat. menggunakan metode dan model pembelajaran dengan baik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh guru dalam menumbuhkan kegiatan belajar mengajar siswa sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku dan mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi yang cepat dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan, merupakan satu upaya untuk menjembatani masa sekarang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dari sebelas Taman Hutan Raya yang ada di Indonesia, salah satu terdapat di
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Dari sebelas Taman Hutan Raya yang ada di Indonesia, salah satu terdapat di Lampung yaitu Taman Hutan Raya Wan Abdurrahman (Tahura WAR). Tahura WAR ini sangat berpotensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains sangat berkaitan erat dengan cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains sangat berkaitan erat dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya menekankan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi salah satu sarana untuk membantu manusia menjadi insan yang lebih baik. Adapun tujuan pendidikan nasional menurut UUD Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Agar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Agar terhindar dari kesalahpahaman dari judul yang dikemukakan, maka
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar terhindar dari kesalahpahaman dari judul yang dikemukakan, maka diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah berikut ini: 1. Desain kegiatan laboratorium
Lebih terperinciINSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI DOKUMEN KTSP KOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN
CONTOH INSTRUMEN ALIDASI/ERIFIKASI DOKUMEN KTSP INSTRUMEN ALIDASI/ERIFIKASI DOKUMEN KTSP KOTA TANGERANG SELATAN PROINSI BANTEN PETUNJUK PENGISIAN 1. Perhatikan dokumen KTSP yang akan divalidasi/diverifikasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan dan pembentukan manusia melalui tuntunan dan petunjuk yang tepat disepanjang kehidupan, melalui berbagai upaya yang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dari waktu ke waktu mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini berdampak bagi setiap aspek kehidupan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu pendidikan di sekolah memegang peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah suatu lembaga formal yang merupakan tolok ukur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah suatu lembaga formal yang merupakan tolok ukur keberhasilan suatu pendidikan. Pendidikan adalah suatu pembimbingan yang dilakukan orang dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengimplementasi kurikulum 2013 memberi penguatan di dalam pembelajaran kimia, sehingga akan membawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam membina kehidupan masyarakat menuju masa depan yang lebih baik.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam membina kehidupan masyarakat menuju masa depan yang lebih baik. Hal ini disebabkan, karena pendidikan merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh, makroalga tersebut memerlukan substrat untuk tempat menempel/hidup
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati (biodiversity) yang tinggi, termasuk keanekaragaman hayati lautnya. Salah satu organisme laut yang banyak
Lebih terperinciKETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMAN 2 BANJARBARU DALAM PEMBELAJARAN KONSEP KEANEKARAMAN HAYATI MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN.
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMAN 2 BANJARBARU DALAM PEMBELAJARAN KONSEP KEANEKARAMAN HAYATI MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN H. Muhammad Zaini 1 Siti Noorhasanah 2 ; Aminuddin, PP 3 Abstrak Penelitian
Lebih terperinciKETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMAN 2 BANJARBARU DALAM PEMBELAJARAN KONSEP KEANEKARAMAN HAYATI MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN.
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMAN 2 BANJARBARU DALAM PEMBELAJARAN KONSEP KEANEKARAMAN HAYATI MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN H. Muhammad Zaini 1 Siti Noorhasanah 2 ; Aminuddin, PP 3 Abstrak Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan gambaran majunya. peradaban suatu bangsa. Perkembangan IPTEK sekarang ini merambah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan gambaran majunya peradaban suatu bangsa. Perkembangan IPTEK sekarang ini merambah ke dalam berbagai bidang kehidupan. Salah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah SD Negeri 3 Nagarawangi, yang beralamat di Jalan Lukmanul Hakim No. 6, Desa Tuguraja, Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan. Salah satu hal yang perlu dilakukan guru dalam melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum merupakan suatu pedoman yang dipakai oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah untuk membuat perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara disebut Mega Biodiversity setelah Brazil dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari bidang pertanian (Warnadi & Nugraheni, 2012). Sektor pertanian meliputi subsektor tanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengintegrasikan disiplin ilmu-ilmu sosial ke dalam satu bidang studi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran terpadu yang mengintegrasikan disiplin ilmu-ilmu sosial ke dalam satu bidang studi. Permendiknas No. 20
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan meningkat dan bervariasinya kebutuhan manusia. Hal tersebut mendorong tumbuhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting dalam suatu bangsa. Pendidikan menjadi tolok ukur keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. meningkatkan kemandirian belajar siswa Kelas X SMA di Gunungkidul.
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini terdiri dari 3 tahap penelitian yaitu studi keanekaragaman tumbuhan bawah pada tegakan petak 5 Hutan Wanagama, analisis hasil penelitian studi keanekaragaman tumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan manusia yang berkualitas bagi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan manusia yang berkualitas bagi pembangunan negara. Keberhasilan membangun di sektor pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selebihnya tumbuh di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan pulau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek (bahasa Latin: Orchidaceae) merupakan kelompok tanaman yang memiliki keanekaragaman cukup besar. Tanaman anggrek meliputi 25.000 30.000 spesies dan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL. Oleh RAHMAH NIM Telah diperiksa dan telah disetujui
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Biologi Berbasis Potensi Lokal Hutan Mangrove dengan Strategi Discovery Learning pada Materi Pokok Keanekaragaman Hayati untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam peningkatan sumber daya manusia dan salah satu kunci keberhasilan dalam pembangunan nasional di Indonesia.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan Kurikulum 2013 menjadikan guru berperan penting dalam pelaksanaannya di sekolah. Berdasarkan pernyataan Awaliyah (2014), pada tahun kedua pelaksanaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Biologi merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biologi merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang mengandung pertanyaan, pencarian pemahaman, serta penyempurnaan jawaban tentang suatu gejala dan karakteristik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan diharapkan dapat membekali seseorang dengan pengetahuan yang memungkinkan baginya untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan kondisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP sebagai seperangkat rencana dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai alat komunikasi maupun sebagai alat untuk mengungkapkan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hayati tertinggi di dunia, sehingga mendapat julukan sebagai Megadiversity
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, sehingga mendapat julukan sebagai Megadiversity Country. Keanekaragaman
Lebih terperinciANALISIS POTENSI LOKAL UNTUK MENGEMBANGKAN BAHAN AJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 WONOSARI
ANALISIS POTENSI LOKAL UNTUK MENGEMBANGKAN BAHAN AJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 WONOSARI Risya Pramana Situmorang Universitas Kristen Satya Wacana pramana_risya@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan berbahasa yang terdiri dari keterampilan menyimak, membaca, berbicara, menulis dan satu sama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-lulusan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan unsur utama dalam pengembangan manusia Indonesia seutuhnya. Pengelolahan pendidikan harus berorientasi bagaimana menciptakan perubahan yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan suatu sistem dengan komponenkomponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran (Dick et al., 2005). Untuk dapat menciptakan
Lebih terperinci: FARID YULIYADI A
0 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI (SPI) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI POKOK BAHASAN SISTEM PERNAPASAN MANUSIA SISWA KELAS XI IPA 3 SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi. diajukan oleh: Novi Wijiastuti
Pengembangan Modul Keanekaragaman Tumbuhan Angiospermae Tingkat Spesies Berbasis Potensi Lokal di Kebun Buah Mangunan Bantul untuk Siswa SMA/MA Kelas X SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dirancang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi dan berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dirancang untuk dapat melatih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi proses pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi proses pembelajaran adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan ini dapat mendukung proses belajar mengajar. Misalnya
Lebih terperinciPENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK SISWA SMA KELAS X
PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK SISWA SMA KELAS X Siska Anggraini, Sudirman, Siska Nerita Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana bagi manusia untuk mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran baik secara formal, maupun non formal. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu sistem yang dirancang untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses terus menerus manusia untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan antara komponen-komponen raw
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses pembelajaran biologi sebagai suatu sistem, pada prinsipnya merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan antara komponen-komponen raw input (peserta didik), instrumental
Lebih terperinci