Ervita Nindy, 2 Suhartinah, 3 Djoko Wahyudi, 4 Eva Nur 1. Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Malang,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ervita Nindy, 2 Suhartinah, 3 Djoko Wahyudi, 4 Eva Nur 1. Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Malang,"

Transkripsi

1 EVALUASI PENYEBAB KEGAGALAN KLAIM ASURANSI BPJS (BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL) KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG (RSU-UMM) 1 Ervita Nindy, 2 Suhartinah, 3 Djoko Wahyudi, 4 Eva Nur 1 Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Malang, ervitanindy8@gmail.com ABSTRAK Klaim asuransi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah pengajuan pembiayaan oleh pasien BPJS Kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit. Sehingga peserta biasanya tidak bisa mengajukan sendiri klaim pada BPJS Kesehatan. Proses klaim pembiayaan asuransi BPJS Kesehatan Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor (2013h,12) tentang Jaminan Kesehatan, pembayaran di tingkat lanjut akan menggunakan sistem pembayaran Indonesia Case Base Groups (INA-CBGs) yang merupakan sebuah aplikasi yang digunakan rumah sakit untuk mengajukan klaim pada pemerintah. Permasalahan yang di temukan terkait dengan adanya klaim asuransi BPJS Kesehatan oleh rumah sakit diantaranya : ketidak lengkapan berkas klaim menjadi kendala dalam proses klaim, ketidak sesuaian tindakan dengan diagnosa pasien, dan kesalahan penulisan tindakan dan diagnosa dan kelengkapan berkas pasien. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskiptif dengan fokus pada berkas rekam medis pasien rawat Inap pasien laki-laki maupun perempun yang menjadi peserta asuransi BPJS Kesehatan dan berkas klaim yang telah dikembalikan oleh pihak BPJS untuk diklaim ulang atau yang tidak dapat diklaim oleh rumah sakit. Data yang diperoleh dari penelitian menyebutkan bahwa total berkas pengajuan klaim rawat inap Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Malang sebesar 1011 berkas, yang lolos klaim sebanyak 93,7% sedangkan yang dikembalikan oleh pihak BPJS sebesar 5,3% dengan rincian 2,3% harus direvisi ulang, 3% karena berkas harus dilengkapi dan 0,2% tidak dapat diklaim. Hal tersebut menunjukkan bahwa evaluasi merupakan cara yang tepat agar kegagalan klaim dapat diminimalkan. Kata kunci: Evaluasi, Kegagalan klaim, BPJS, Asuransi.. ABSTRACT Social Security Administering Agency (BPJS) Health insurance claims are the filing of financing by BPJS Health patients conducted by the hospital. So the participants usually can not file their own claim on BPJS Health. BPJS Health Insurance financing claim process In accordance with Presidential Regulation No. (2013h, 12) on Health Insurance, advanced payments will use the Indonesia Case Base Groups (INA- CBGs) payment system which is an application used by hospitals to file claims on government. The problems that are found related to the existence of insurance claims BPJS Health by the hospital include: incomplete claims file to be a constraint in the claim process, incompatibility of the action with the patient s diagnosis, and errors of action writing and diagnosis and completeness of patient files. This research uses descriptive research design with focus on medical record file of patient patient of Inpatient of man and woman who become participant of BPJS Health insurance and claim file which have been returned by BPJS to be reclaimed or which can not be claimed by hospital. The data obtained from the research states that the total file submission claims inpatient General Hospital University of Muhammadiyah Malang amounted to 1011 files, which escaped claims of 93.7% while returned by the BPJS of 5.3% with details 2.3% should be revised, 3% because the file must be completed and 0.2% can not be claimed. It shows that evaluation is the right way to minimize claims failures. Keywords: Evaluation, Claim Failure, BPJS, Insurance. Prosiding Nasional SMIKNAS 2018 APIKES Citra Medika Surakarta 55

2 PENDAHULUAN Kesehatan adalah keadaan seseorang dalam menghadapi paparan yang ada dilingkungan, kemampuan seseorang menghadapi paparan tersebut tanpa mengalami infeksi disebut sehat. Kesehatan merupakan tingkat efisiensi fungsional dari makhluk hidup. Pada manusia kesehatan merupakan kondisi umum dari pikiran dan tubuh seseorang, yang berarti bebas dari segala gangguan penyakit dan kelainan. Sehingga makna kesehatan sendiri yaitu sebuah kondisi dimana seseorang mengalami keadaan yang normal dan sesuai dengan apa yang seharusnya. Jadi, kesehatan itu sebenarnya adalah sebuah tolak ukur dari suatu keadaan dimana keadaan tersebut normal atau tidaknya. Menurut Undang-Undang No 23 Tahun 1992 kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI, 198) Menyebutkan bahwa kesehatan merupakan ketahanan jasmani, rohani, dan sosial yang dimiliki oleh manusia sebagai karunia dari Allah yang wajib disyukuri dengan cara mengamalkan segala ajaran-nya. Perkembangan mengenai pembanguan bidang kesehatan di Indonesia cukup terlihat. Dimana terlihat banyak program pemerintah yang sekarang berjalan dan menyeluruh di semua kalangan, meskipun saat ini program banyak dilakukan untuk memberi pelayanan kesehatan yang baik, namun tantangan yang menghampiri sektor kesehatan semakin meningkat, antara lain jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang belum memadai, penyebaran sarana kesehatan yang terpusat di wilayah tertentu saja. Untuk saat ini salah satu program yang dilakukan pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat dibidang kesehatan dengan membuat program baru pemerintah yaitu asuransi kesehatan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan. Dasar hukum BPJS Kesehatan sebagai berikut, Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan UndangUndang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), BPJS Kesehatan sebagai Badan Pelaksana merupakan badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaan pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Klaim asuransi BPJS Kesehatan adalah pengajuan pembiayaan oleh pasien BPJS Kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit. Klaim dari biaya kesehatan yang dikeluarkan oleh peserta dari asuransi BPJS Kesehatan biasanya telah secara otomatis dilakukan oleh rumah sakit maupun fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk oleh asuransi BPJS Kesehatan. Sehingga peserta biasanya tidak bisa mengajukan sendiri klaim pada BPJS Kesehatan. Proses klaim pembiayaan asuransi BPJS Kesehatan Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor (2013h,12) tentang Jaminan Kesehatan, pembayaran di tingkat lanjut akan menggunakan sistem pembayaran INA CBG. Didalam aplikasi ini sudah terhitung berapa jumalah paket tagihan setiap penyakit termasuk obat, kamar perawatan, biaya dokter dan biaya lain-lain yang dikeluarkan oleh rumah sakit dan nantinya akan dimintakan dengan pengajuan klaim kepada pihak BPJS Kesehatan. Sistem Indonesian CaseBase Groups (INA-CBGs) Merupakan sebuah singkatan dari Indonesia Case Base Groups yaitusebuah aplikasi yang digunakan rumah sakit untuk mengajukan klaim pada pemerintah. Menurut kepala Dinas kesehatan DKI Jakarta, Dien Emmawati, INA-CBG merupakan sistem pembayaran dengan sistem paket, berdasarkan penyakit yang diderita pasien. Arti dari Case Base Groups (CBG) itu sendiri, adalah cara pembayaran perawatan pasien berdasarkan diagnosisdiagnosis atau kasus-kasus yang relatif sama. Rumah sakit akan mendapatkan pembayaran berdasarkan rata-rata biaya yang dihabiskan oleh untuk suatu kelompok diagnosis. Agar pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional BPJS kesehatan ini berjalan dengan tertib dan sesuai harapan, Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan membuat Petunjuk Teknis Verifikasi Klaim. Petunjuk Teknis Verifikasi Klaim ini disusun dengan tujuan untuk dapat menjadi acuan bagi Verifikator BPJS Kesehatan maupun bagi Fasilitas Kesehatan dalam rangka menjaga mutu layanan dan efisiensi biaya pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan. Petunjuk Teknis Verifikasi Klaim berisikan beberapa persyaratan yang wajib dibawa oleh pesertayang akan datang berobat diantara nya Surat Eligibilitas Peserta 56 Prosiding Nasional SMIKNAS 2018 APIKES Citra Medika Surakarta

3 (SEP). SEP sebagai dokumen yang menyatakan bahwa peserta dirawat dengan biaya BPJS Kesehatan Bukti pelayanan yang mencantumkan diagnosa dan prosedur serta ditandatangani oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP). Meskipun berbagai upaya telah dilakukan namun setiap program pasti ada masalah salah satunya mengenai proses klaim biaya BPJS Kesehatan yang dilakukan rumah sakit. Permasalahan yang di temukan terkait dengan adanya klaim asuransi BPJS Kesehatan oleh rumah sakit diantaranya : (1) ketidak lengkapan berkas klaim menjadi kendala dalam proses klaim. (2) ketidak sesuaian tindakan dengan diagnosa pasien. (3) kesalahan penulisan tindakan dan diagnosa dan kelengkapan berkas pasien sering dijumpai. Untuk kasus yang benar-benar tidak dapat diklaim kemungkinan rumah sakit melakukan kesalahan sangat kecil. Namun kasus kegagalan klaim karena kurang lengkap persyaratan klaim masih sering dijumpai. meskipun setiap bulan sering dijupai kelengkapan berkas yang tidak lengkap tetapi setiap bulan tetap serin terjadi ketidak lengkapan berkas yang harus diklaim ulang. Dalam proses tersebut klaim dapat dilakukan dalam bulan berikutnya, namun pengembalian keuangan rumah sakit akan terhambat juga beban kerja petugas akan bertambah karena seharusnya hanya diklaim 1kali klaim harus diklaim kan ulang pada bulan berikutnya untuk mengganti biaya yang telah dikeluarkan rumah sakit. Perbaikan proses klaim adalah salah satu upaya agar proses klaim biaya BPJS Kesehatan dapat di klaim tepat waktu dan dapat mengganti biaya yang telah dikeluaran rumah sakit dalam mengoperasionalkan pembiayaan, sehingga tidak merugikan pihak yang terkait. Asuransi BPJS Kesehatan adalah pertanggungan yang didalamnya terdapat perjanjian antara dua pihak yaitu pihak yang berkewajiban untuk membayar iuran dan pihak lain yang berkewajiban memberikan jaminan pembiayaan kesehatan untuk berobat sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Untuk dapat menagguhkan pembiayaan kepada pihak asuransi BPJS Kesehatan maka harus ada bukti jelas terkait keadaan pasien. Bukti tersebut dengan menyertakan rekam medis pasien sehingga pembiayaan dapat dilakukan. Berdasarkan uraian diatas mengenai klaim asuransi BPJS Kesehatan diperlukan kerja sama antara pasien, rumah sakit serta pihak BPJS Kesehatan. Termasuk pihak rumah sakit yang harus teliti dalam proses klaim dan penggunaan aplikasi Indonesian Case Base Groups (INA-CBG s). Untuk meminimalisir kesalahan klaim perlu dilakukan evaluasi klaim. Evaluasi adalah proses penilaian dalam kinerja petugas (dalam hal ini petugas klaim asuransi BPJS) Kesehatan, evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan efektivitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan rumah sakit. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisis situasi program berikutnya yang sebaiknya dilakukan oleh rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui alur pelaksanaan pelayanan kaim asuransi BPJS Kesehatan dan mengevaluasi hambatan dan penyebab kegagalan klaim asuransi BPJS di Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (RS-UMM). METODE A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, menggunakan rancangan penelitian deskiptif. Rancangan penelitian deskriptif merupakan rancangan penelitian yang bertujuan untuk memberikan deskripsi dengan maksud untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti dari sumber data kuantitaif yang telah dibuat. Rancangan penelitian deskripsi adalah tidak menyatakan adanya hubungan sebab akibat serta tidak terlalu kompleks, karena biasanya ditujukan untuk meneliti variabel atau populasi tunggal. Sedangkan fokus penelitian disini meliputi : 1. Berkas rekam medis pasien rawat Inap pasien laki-laki maupun perempun yang menjadi peserta asuransi BPJS Kesehatan di rumah sakit Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Berkas klaim yang telah dikembalikan oleh pihak BPJS untuk diklaim ulang atau yangtidak dapat diklaim oleh rumah sakit karena persyaratan tidak atau belum terpenuhi. 3. Mencatat sebab kegagalan klaim yang telah dikembalikan oleh pihak BPJS Prosiding Nasional SMIKNAS 2018 APIKES Citra Medika Surakarta 57

4 B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang dibagian bidang rekam medis (bagian proses klaim asuransi BPJS Kesehatan) selama 3 bulan mulai Bulan Juni sampai Agustus C. Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data merupakan salah satu langkah utama dalam penelitian. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standart data yang ditetapkan atau dapat memperoleh data tetapi dengan cara yang tidak tepat. (Satori & Komariah, 2010h.145). Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi data dalam kegiatan penelitian ini melalui teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. D. Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Pengolahan data melalui beberapa hal : a. Collecting: mengumpulkan data b. Editing : memeriksa kembali data c. Cross ceck : meneliti dan mencatat supaya diketahui ketidak sesuaian dengan objek yang diteliti d. Tabulasi : memindahkan data dalam bentuk tabel sehingga 2. Analisis Data Analisis data digunakan yaitu analisa kuantitatif-deskriptif. Data yang terkumpul dari hasil pengamatan (observasi) yang telah dimasukkan dalam tabel yang bersifat kuantitatif kemudian diuraikan dan dianalisa menggunakan analisa deskriptif dengan menjabarkan berkas klaim yang tidak dapat diklaim dan sebab berkas klaim dikembalikan pihak BPJS dan harus diklaim ulang oleh pihak Rumah Sakit. Menurut sugiono (2004:24) bila penelitian bermasud menguji hipotesis penelitian hipotesis dapat berupa hipotesis deskriptif, komparatif dan assosiatif. Disini artinya dalam penelitian kuantitatif untuk menyampaikan data dengan menggunakan analisis data statistik deskriptif. Analisa statistik deskriptif ini bertujuan mempermudah membaca hasil penelitian denn menggunakan data statistik kemudian diuraikan dalam bentuk deskripsi kalimat penjabaran. HASIL Dari hasil penelitian diperoleh data jumlah pasien BPJS Kesehatan Rawat Inap di Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (RS-UMM) pada bulan Januari 2016 sebesar 214 pasien, Februari pasien Maret 2016 sebesar 431 pasien dan April 2016 sebesar 403 pasien. Tabel 1. Prosentase berkas klaim yang dikembalikan oleh pihak BPJS bulan Januari April 2016 Jumlah Keterangan Berkas Januari Februari Maret April Berkas pasien BPJS Rawat Inap Berkas yang dikembalikan 2,32 % 6,09 % 5,1 % 3,72 % Berkas harus direvisi 0,46 % 3,9 % 1,62 % 0,43 % Bukti pendukung harus dilengkapi 1,87 % 1,66 % 3,24 % 3,22 % Berkas tidak dapat diklaim 0 % 0,55 % 0 % 0 % 58 Prosiding Nasional SMIKNAS 2018 APIKES Citra Medika Surakarta

5 Berdasarkan data yang telah didapatkan oleh peneliti selama dilapangan selama 4 bulan total berkas klaim yang dikembalikan oleh pihak BPJS Kesehatan sebanyak 65 berkas, dengan perincian pada bulan Januari data yang kembali yaitu sebesar 5 berkas, Februari 22 berkas, Maret 22 berkas April 15 berkas. Data tersebut meliputi data berkas klaim yang harus dilengkapi yaitu sebesar 38 berkas, yang harus direvisi 25 berkas dan yang tidak dapat diklaim karena tidak layak klaim sebesar 2 berkas. prosentase berkas klaim yang dikembalikan oleh pihak BPJS 2 berkas tidak layak klaim 3,08% 24 berkas harus direvisi 38,40% 37 bekas yang harus dilengkapi 58% Gambar 1. Prosentase berkas klaim yang dikembalikan oleh BPJS Kesehatan Total berkas pengajuan klaim rawat inap Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (RS-UMM) sebesar 1011 berkas yang lolos klaim sebanyak 948 atau 93,7% sedangkan yang dikembalikan oleh pihak BPJS sebesar 63 berkas atau 5,3% dengan rincian 2,3 % harus direvisi ulang, 3% karena berkas harus dilengkapi dan 0,2% tidak dapat diklaim (Gambar 1). PEMBAHASAN Dari data pasien BPJS Kesehatan rawat inap di rumah sakit Universitas Muhammadiyah Malang dapat ditarik hasil bahwa seluruh pasieh yang diajukan klaim sebesar 1011 berkas klaim dimana jumlah tersebut adalah jumlah keseluruhan pasien BPJS rawat inap di Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang periode januari sampai dengan april Apabila berkas tersebut sudah dikirim kepada pihak BPJS maka pihak rumah sakit akan mendapatkan respon atas berkas tersebut layak klaim atau kurang lengkap dalam waktu kurang lebih 14 hari setelah pengajuan klaim. Apabila berkas klaim dirasa oleh pihak BPJS Kesehatan belum memenuhi syarat maka berkas klaim tersebut dikembalikan oleh pihak BPJS Kepada pihak rumah sakit. Dari penelitian yang telah peneliti lakukan selama periode bulan januari 2016 sampai dengan bulan april Setiap bulan dari berkas klaim yang dikirim oleh pihak rumah sakit yaitu : 1. Januari total berkas klaim 214, yang dikembalikan 5, prosentase sebesar 2,32%. 2. Februari total berkas klaim 361,yang dikembalikan 22 berkas, prosentase sebesar 6,09%. 3. Maret total berkas klaim 431, yang dikembalikan 22 berkas, prosentase sebesar 5,1%. 4. April total berkas klaim 403, yang dikembalikan 15 berkas, prosentase sebesar 3,72%. Dari hasil penelitian tersebut data yang paling banyak dikembalikan oleh pihak BPJS disebabkan 58% berkas dikarenakan harus dilengkapi seperti kelengkapan resume medis, lembar operasi, lembar transfusi dan kelengkapan lain. 38,4% berkas harus direvisi dikarenakan kesalahan-kesalahan diagnosis atau kesalahan kode diagnosis yang sering terjadi. Kesalahan yang harus direvisi oleh pihak Rumah sakit atau kelengkapan Prosiding Nasional SMIKNAS 2018 APIKES Citra Medika Surakarta 59

6 berkas akan menunda proses penggantian dana yang berasal dari BPJS. Dan 2 berkas yang tidak dapat diklaim karena kasus hamil tidak diperbolehkan pemberian SKDP (surat keterangan dalam perawatan). Sehingga apabila pasien telah menganggap biaya dibebankan oleh BPJS dan rumah sakit menganggap biaya pengobatan pasien dapat menggunakan asuransi BPJS Kesehatan pasien tidak dikenakan tagihan oleh rumah sakit. Apabila saat proses klaim berkas pasien tersebut benar tidak dapat diklaim maka penanggungan biaya pasien tersebut ditanggung oleh rumah sakit bukan ditanggung pihak BPJS Kesehatan. Dari ketiga penyebab pengembalian berkas klaim tersebut sama-sama menghambat dana yang dikeluarkan oleh pihak BPJS. Dari segi beban kerja tentu hal tersebut juga akan menambah beban kerja petugas yang berkaitan, petugas harus mengkode ulang, petugas harus menambah kelengkapan sehingga petugas dapat bekerja 2 kali. Untuk berkas klaim yang tidak dapat diklaim dan biaya yang harus ditanggung oleh rumah sakit sebesar 0,55% untuk periode Februari. Meskipun hal tersebut sudah menjadi konsekuensi rumah sakit. Gambar 2. Prosentasi berkas klaim yang lolos dan dikembalikan oleh pihak BPJS periode Januari-April 2016 Berkas klaim BPJS rawat inap yang dikembalikan oleh pihak BPJS Kesehatan pada bulan januari sebesar 0,46%. Pada bulan februari berkas klaim yang di revisi naik menjadi 3,88%. Namun pada bulan maret turun menjadi 1,62% dan pada bulan april turun lagi menjadi 0,43%. Dengan rata-rata menjadi 1,6%. Pada berkas klaim yang harus dilengkapi pada bulan januari 1,87%. Selanjutnya pada bulan februari turun menjadi1,66% namun setelah bulan maret naik menjadi 3,22% dan pada bulan april stabil 3,22% (Gambar 2). Untuk berkas klaim yang gagal klaim karena tidak layak untuk klaim pada bulan januari prosentase 0%, pada bulan februari 0,55%. Dan selanjutnya untuk bulan maret dan april tetap 0%. Prosentase ini sangat menentukan besarnya kerugian rumah sakit karena apabila berkas yang diajukan rumah sakit untuk mengajukan klaim tidak dapat diklaim kan maka rumah sakit akan menaanggung biaya pasien tersebut. 1. Hambatan Yang Dihadapi a. Kendalah yang paling sering di terjadi yaitu adanya berkas klaim yang gagal dikarenakan harus dilengkapi oleh petugas yang berkaitan. Kendala tersebut karena pengawasan akan tetap ada celah karena berkas yang diklaim setiap berkas tidak sama tergantung jenis penyakit pasien jenis tindakan yang diberikan dokter dan juga jenis pemeriksaan penunjang yang dilakukan pasien tidaklah sama antara berkas 1 dan yang lainnya. 60 Prosiding Nasional SMIKNAS 2018 APIKES Citra Medika Surakarta

7 b. Peluang untuk berkas klaim harus direvisi ulang setiap bulan selalu ada. Sebagaimana telah disajikan dalam pembahasan diatas, jika demikian maka petugas berpotensi untuk bekerja dengan berkas klaim yang sama dua kali. c. Peluang untuk berkas klaim yang sama sekali tidak dapat diklaim sangar kecil yaitu 0,55% atau dua berkas dalam periode 1bulan dengan total berkas 361. Meskipun demikin rumah sakit berpotensi untuk mengalami kerugian karena pasien tidak dipungut pembiayaan sedangkan rumah sakit juga tidak mendapatkan dana klaim yang diajukan. d. Berdasarkan hasil wawancara kami kepada petugas koding rumah sakit Universitas Muhammadiyah Malang secara keseluruhan hambatan kelengkapan atau kesalahan saat proses klaim dapat terselesaikan dalam kurun waktu 20 hari. Hambatan tidak dikatakan spesifik dikarenakan dalam setiap proses klaim memiliki permasalahan yang tidak sama. Namun secara keseluruhan karena proses pengawasan atau pengendalian yang terkadang terlewatkan. Penghambat proses klaim selama rumah sakit Universitas Muhammadiyah Malang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan tidak lebih kurang dari 15%. 2. Penyebab Berkas Klaim Dikembalikan Berdasarkan hasil analisis data yang telah peneliti olah maka penyebab berkas klaim dikembalikan dikarenakan persyaratan klaim yang diwajibkan pihak BPJS Kesehatan belum dipenuhi oleh rumah sakit. Persyaratn yang belum terpenuhi dari 3 aspek yaitu karena berkas yang diklaim belum lengkap secara administrasi. Hal ini dibuktikan dengan hasil prosentase selama bulan Januari sampai dengan April 2016 sebanyak 3%. Untuk berkas yang harus direvisi karena kesalahan kodefikasi penyakit atau tindakan yang tidak sesuai dengan terapi yaitu 2,3 %. Sedangkan untuk yang benar-benar gagal dan menjadi kerugian rumah sakit yaitu 2,3 %. Berdasarkan wawancara kepada petugas kemungkinan lain bisa disebabkan karena kasus KLL (Kecelakaan Lalu Lintas). Pasien KLL yang terdaftar menjadi anggota BPJS Kesehatan, ketika pasien tidak diminta oleh pihak rumah sakit untuk meminta garansi latter (garansi yang dikeluarkan oleh pihak jasa raharja) dan pasien tetap dilayani oleh Rumah sakit dengan menggunakan kartu BPJS, maka ketika klaim kepaa pihak BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan tidak menanggung biaya klaim pasien tersebut dan berkas klaim akan otomatis dikembalikan oleh pihak BPJS Kesehatan. Hal itu tentu menjadi pembiayaan/ kerugian rumah sakit. 3. Pemecahan Masalah Tujuan diadakannya program BPJS kesehatan menurut amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), BPJS Kesehatan sebagai Badan Pelaksana merupakan badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaan pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Dari iuran tersebut atau dari dana dari pemerintah tersebut pihak BPJS Kesehatan yang dipercayakan untuk menanggung biaya pengobatan anggotanya apabila digunakan. Namun tidak semua penyakit atau pengobatan dapat diklaimkan kepada pihak BPJS Kesehatan sesuai dengan kebijakan internal BPJS. Berkas klaim juga harus lengkap dan ada bukti yang cukup untuk pengajuan klaim. Terkait dengan berkas klaim yang dikembalikan oleh BPJS Karena harus direvisi, dilengkapi atau memang benar tidak dapat diklaim karena tidak memenuhi kriteria klaim maka rumah sakit harus lebih melakukan pengawasan agar kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh kelalaian petugas baik dokter / petugas medis maupun non medis yang kelengkapannya diperlukan untuk proses klaim agar proses klaim dapat dilakukan dengan lancar sehingga biaya untuk operasional rumah sakit juga dapat dibayarkan oleh pihak BPJS Kesehatan dan tidak merugikan rumah sakit. Prosiding Nasional SMIKNAS 2018 APIKES Citra Medika Surakarta 61

8 Pengajuan klaim BPJS Kesehatan tidak mudah diantaranya adanya aturan-aturan internal dari pihak BPJS dengan kebijakan-kebijakan tertentu tidak semua pengobatan ditanggung oleh BPJS Kesehatan. oleh sebab itu rumah sakit harus dapat menganalisa setiap pasien yang datang berobat menggunakan Asuransi BPJS Kesehatan apakah pengobatannya dapat ditanggung oleh pihak BPJS atau tidak. Jika terjadi ketidak lengkapan berkas atau kesalahan dalam melengkapi berkas pihak BPJS akan mengembalikan berkas klaim dari rumah sakit tersebut untuk dilengkapi. Dari penelitian yang telah peneliti lakukan di rumah sakit Universitas Muhammadiyah Malang periode Januari sampai April 2016 berkas yang paling sering dikembalikan oleh BPJS adalah berkas yang kurang lengkap sebesar 58%, 38,4% karena kesalahan penulisan atau kesalahan dari pihak petugas rumah sakit dan 3,8% karena berkas tersebut tidak layak klaim. Namun jika prosentase dibandingkan berkas lolos proses pengajuan klaim rawat inap RS Universitas Muhammadiyah Malang sebesar 1011 berkas yang lolos klaim sebanyak 948 atau 93,7% sedangkan yang dikembalikan oleh pihak BPJS sebesar 63 berkas atau 5,3% dengan rincian 2,3 % harus direvisi ulang, 3% karena berkas harus dilengkapi dan 0,2% tidak dapat diklaim. Kesalahan paling banyak yaitu berkas harus dilengkapi. Sedangkan kesalahan terbesar periode Januari-April 2016 yaitu pada bulan Februari 2016 sebesar 3,9% dalam perhitungan prosentase satu bulan diantaranya kesalahan memberikan kode diagnosis pasien, kode tindakan yang kurang spesifik atau kesalahan input data oleh petugas. Unruk kemungkinan berkas yang tidak layak klaim pernah ada pada bulan Februari sebesar 0,55%. Meskipun kerugian tidak besar tetapi tetap pembiayaan pasien ditanggung sendiri oleh pihak rumah sakit dan hal tersebut tetap dikategorikan tidak menguntungkan rumah sakit secara keuangan. DAFTAR PUSTAKA Hayt, Emanuel and Hayt, Jonatha Legal Aspect of Medical Record. Illinois: Physician s Record Company. Huffman, Edna Healt nformation Management, Edisi 10. Berwyn KBBI.(2015) Kesehatan. Diakses tanggal 10 april Mboi, Nafsiah Tentang Petunjuk Teknis Sistem Indonesian Case Base Group(INA-CBGs). Jakarta:Depkes Lerbin.1992 Dalam Hadi.2007.Pengertian Wawancara. Moh. Nazir Metode Penelitian Jakarta: Ghalia Indonesia Permenkes nomor 269 tahun 2008 rekam medic(homepae on the internet) Avaliable from: Physician Record co.1994 (home page on the internet) Avaliable from: libriz/detail.jps R Hatta, Gemala 1986 Peranan Rekam Medis/kesehatan (Medical Record) dalam hukumkedokteran. Makalah disampaikan dalam kongres PERHUKI 1, Tanggal 8-9 Agustus1986 di Jakarta: PERHUKI Rachmatullah, Hadi.( 2013). Kesehatan diakses 18 april sehat_9html Menkes RI Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional. Sugiono Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&B. Bandung : Alfabeta. Satori, Djaman and Aan Khomariah Teknik Pengumpulan Data. Jakarta: Salemba Empat. 62 Prosiding Nasional SMIKNAS 2018 APIKES Citra Medika Surakarta

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base Groups) digunakan untuk proses

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Penyebab Pengembalian Berkas Persyaratan Klaim BPJS Pasien Rawat Inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Faktor-Faktor Penyebab Pengembalian Berkas Persyaratan Klaim BPJS Pasien Rawat Inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Jkesvo (Jurnal Kesehatan Vokasional) Vol. 1 No 1 Oktober 2016 ISSN (Print) 2541-0644 Dapat di akses di http://journal.ugm.ac.id/jkesvo Faktor-Faktor Penyebab Pengembalian Berkas Persyaratan Klaim BPJS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan di era globalisasi mengakibatkan terjadinya peningkatan kebutuhan informasi di semua sektor kehidupan termasuk di bidang pelayanan kesehatan. Seiring dengan

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN KLAIM RUMAH SAKIT KEPADA BPJS KESEHATAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2016

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN KLAIM RUMAH SAKIT KEPADA BPJS KESEHATAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2016 ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN KLAIM RUMAH SAKIT KEPADA BPJS KESEHATAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2016 Tiara Prastika Sari*), Supriyono Asfawi**) *) Alumni Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

dalam pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Adapun salah satu upaya dilakukan melalui suatu sistem jaminan kesehatan.

dalam pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Adapun salah satu upaya dilakukan melalui suatu sistem jaminan kesehatan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini sejalan dengan meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi, sehingga mempengaruhi tuntutan kebutuhan masyarakat dalam pelayanan kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara cross sectional retrospektif

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGELOLAAN KLAIM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN BULAN JANUARI MARET 2014

GAMBARAN PENGELOLAAN KLAIM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN BULAN JANUARI MARET 2014 GAMBARAN PENGELOLAAN KLAIM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN BULAN JANUARI MARET 2014 Dina Febriana 1, Purnawan Junadi 2 1. Program Studi Manajemen Rumah Sakit,

Lebih terperinci

TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014

TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014 TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014 Fitria Hidayanti Abstract In order to improve the quality of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin (pasal 28H UUD 1945). Pemerintah

Lebih terperinci

Sumiati¹, Siswati² 1,2 Universitas Esa Unggul, Jakarta. Jalan Arjuna Utara No.9, Kebon Jeruk, Jakarta

Sumiati¹, Siswati² 1,2 Universitas Esa Unggul, Jakarta. Jalan Arjuna Utara No.9, Kebon Jeruk, Jakarta PERBANDINGAN KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS PASIEN RAWAT INAP JAMINAN BPJS DAN NON BPJS TERHADAP PENAGIHAN BIAYA DI RSUD KABUPATEN KARIMUN KEPULAUAN RIAU Sumiati¹, Siswati² 1,2 Universitas Esa Unggul,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan. rawat darurat. Rustiyanto (2010), mengatakan bahwa pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan. rawat darurat. Rustiyanto (2010), mengatakan bahwa pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Permenkes No. 147 tahun 2010 tentang perizinan rumah sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. **) Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. **) Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro TINJAUAN SPESIFISITAS PENULISAN DIAGNOSIS PADA SURAT ELIGIBILITAS PESERTA (SEP) PASIEN BPJS RAWAT INAP BULAN AGUSTUS DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM SEMARANG PERIODE 2015 Molek Dua na Ahlulia*), Dyah

Lebih terperinci

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi Atik Dwi Noviyanti 1, Dewi Lena Suryani K 2, Sri Mulyono 2 Mahasiswa Apikes Mitra Husada Karanganyar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) menghimpun beberapa negara di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada tahun 2014. Masyarakat mulai menyadari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besarnya biaya yang dibutuhkan maka kebanyakan orang tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. besarnya biaya yang dibutuhkan maka kebanyakan orang tidak mampu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembiayaan pelayanan kesehatan atau lebih tepatnya disebut pendanaan ppelayanan kesehatan, merupakan suatu cara dalam memungkinkan seseorang memenuhi kebutuhan medisnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengutamakan kepentingan pasien. Rumah sakit sebagai institusi. pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang bermutu kepada

BAB I PENDAHULUAN. mengutamakan kepentingan pasien. Rumah sakit sebagai institusi. pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang bermutu kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU RI No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 1 ayat (1) Rumah Sakit merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang kesehatan. World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang kesehatan. World Health Organization (WHO) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman yang begitu pesat menuntut perubahan pola pikir bangsa - bangsa di dunia termasuk Indonesia dari pola pikir tradisional menjadi pola pikir

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KLAIM JAMSOSTEK PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI

PELAKSANAAN KLAIM JAMSOSTEK PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI PELAKSANAAN KLAIM JAMSOSTEK PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI Rizky Astri Kharisma 1, Antik Pujihastuti 2, Riyoko 2 Mahasiswa Apikes Mitra Husada Karanganyar 1, Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Undang-undang No.40 Tahun 2004 pasal 19 ayat1. 1

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Undang-undang No.40 Tahun 2004 pasal 19 ayat1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal tahun 2014 di Indonesia menyelenggarakan asuransi kesehatan bagi seluruh rakyatnya yakni Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Lebih terperinci

ASPEK HUKUM PELEPASAN INFORMASI MEDIS PASIEN SEHUBUNGAN DENGAN KLAIM ASURANSI BPJS DI RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2014

ASPEK HUKUM PELEPASAN INFORMASI MEDIS PASIEN SEHUBUNGAN DENGAN KLAIM ASURANSI BPJS DI RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2014 ASPEK HUKUM PELEPASAN INFORMASI MEDIS PASIEN SEHUBUNGAN DENGAN KLAIM ASURANSI BPJS DI RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2014 Abstrack Amelia Setyo Prastiwi Given the release of medical record information

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

ABSTRACT. : Inpatient Medical Record Documents patients BPJS case SectioCaesaria, Review of Quantitative, Qualitative Review, Accuracy Code.

ABSTRACT. : Inpatient Medical Record Documents patients BPJS case SectioCaesaria, Review of Quantitative, Qualitative Review, Accuracy Code. TINJAUAN KELENGKAPAN DATA KUANTITATIF DAN KUALITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN BPJS KASUS SECTIO CAESARIA PERIODE TRIWULAN IV TAHUN 2014 DI RSUD KOTA SEMARANG Muchsinah Febrina Kurniandari *), Dyah Ernawati,

Lebih terperinci

[Internet]. Tersedia dalam [Diakses pada tanggal 24 Maret 2014].

[Internet]. Tersedia dalam  [Diakses pada tanggal 24 Maret 2014]. DAFTAR PUSTAKA Agustina, I.E., Antik, P., Riyoko. (2010). Tinjauan Alur Prosedur Pelayanan Pasien Rawat Jalan Peserta Jamkesmas di RSUD Kabupaten Karanganyar. Jurnal Kesehatan Vol IV Nomor 2 tanggal 24

Lebih terperinci

TinJauan PenYeBaB keterlambatan klaim Jaminan kesehatan nasional (Jkn) Pasien rawat Jalandi rumah sakit PanTi WaluYO surakarta

TinJauan PenYeBaB keterlambatan klaim Jaminan kesehatan nasional (Jkn) Pasien rawat Jalandi rumah sakit PanTi WaluYO surakarta TinJauan PenYeBaB keterlambatan klaim Jaminan kesehatan nasional (Jkn) Pasien rawat Jalandi rumah sakit PanTi WaluYO surakarta Budy setiawan 1, Harjanti 2, riyoko 3 mahasiswa apikes mitra Husada 1, dosen

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA Izha Sukma Rahmadhani 1, Sri Sugiarsi 2, Antik Pujihastuti

Lebih terperinci

SELISIH LAMA RAWAT INAP PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELLITUS TIPE 2 ANTARA RILL DAN PAKET INA-CBG

SELISIH LAMA RAWAT INAP PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELLITUS TIPE 2 ANTARA RILL DAN PAKET INA-CBG INTISARI SELISIH LAMA RAWAT INAP PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELLITUS TIPE 2 ANTARA RILL DAN PAKET INA-CBG s SERTA HUBUNGAN BIAYA RAWAT INAP TERHADAP BIAYA RILL DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013 Ary Kurniawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara komprehensif yang

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara komprehensif yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara komprehensif yang menyediakan pelayanan rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah dengan memantapkan penjaminan kesehatan melalui. jaminan kesehatan. Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah dengan memantapkan penjaminan kesehatan melalui. jaminan kesehatan. Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah dalam pembiayaan kesehatan adalah dengan memantapkan penjaminan kesehatan melalui jaminan kesehatan. Permenkes No. 71 tahun

Lebih terperinci

PENGARUH INDIVIDU DAN ORGANISASI TERHADAP KINERJA TENAGA CASEMIX DALAM KELENGKAPAN ADMINISTRASI KLAIM DI RUMAH SAKIT

PENGARUH INDIVIDU DAN ORGANISASI TERHADAP KINERJA TENAGA CASEMIX DALAM KELENGKAPAN ADMINISTRASI KLAIM DI RUMAH SAKIT PENGARUH INDIVIDU DAN ORGANISASI TERHADAP KINERJA TENAGA CASEMIX DALAM KELENGKAPAN ADMINISTRASI KLAIM DI RUMAH SAKIT 1 Puguh Priyo Widodo, Amd.RMIK.,S.Si.,MMRS 1 Poltekkes Kemenkes Malang, pwidodo.puguh@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I. Sistem Manajemen Pelayanan Rumah Sakit dengan Sistem Manajemen. Pelayanan yang baik, harus memperhatikan keselamatan pasien, dapat

BAB I. Sistem Manajemen Pelayanan Rumah Sakit dengan Sistem Manajemen. Pelayanan yang baik, harus memperhatikan keselamatan pasien, dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan membawa konsekuensi bagi rumah sakit untuk meningkatkan Sistem Manajemen Pelayanan Rumah Sakit dengan

Lebih terperinci

JIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 2/NO.6/ MEI 2017; ISSN X,

JIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 2/NO.6/ MEI 2017; ISSN X, STUDI PROSES PENGAJUAN KLAIM PASIEN BPJS INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI TAHUN 2017 Indrawati Asis L. 1 Lisnawaty 2 Wa Ode Sitti Nurzalmariah A. 3 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013 HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013 Wahyudi 1, Aditya Maulana P.P, S.Farm.M.Sc., Apt.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan tempat yang didirikan untuk menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis, dan perawatan lanjutan untuk diagnosis dan perawatan tenaga medis

Lebih terperinci

Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Penyerahan Klaim BPJS di RS Panti Nugroho

Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Penyerahan Klaim BPJS di RS Panti Nugroho Jkesvo (Jurnal Kesehatan Vokasional) Vol. 1 No 1 Oktober 2016 ISSN (Print) 2541-0644 Dapat di akses di http://journal.ugm.ac.id/jkesvo Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Penyerahan Klaim BPJS di RS

Lebih terperinci

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT 345 ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT ANALYSIS OF MEDICAL RECORD FILLING COMPLETENESS AND RETURNING IN HOSPITAL INPATIENT UNIT Winarti, Stefanu Supriyanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Wolper dan Pena dalam Azwar (1996) rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN, PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENILAIAN KEGAWATDARURATAN DAN PROSEDUR PENGGANTIAN BIAYA PELAYANAN GAWAT DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS. Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, klaim

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS. Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, klaim 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 dijelaskan bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek hukum dan etika profesi, Manajemen rekam medis & informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam

BAB 1 PENDAHULUAN. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek hukum dan etika profesi, Manajemen rekam medis & informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Permenkes Nomor 269/Menkes/per/III tahun 2008 tentang Rekam Medis, terdapat 7 kompetensi pokok Rekam Medis yaitu Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. miskin (Pasal 28H UUD 1945). Kesadaran tentang pentingnya. jaminan perlindungan sosial terus berkembang hingga perubahan

BAB I PENDAHULUAN. miskin (Pasal 28H UUD 1945). Kesadaran tentang pentingnya. jaminan perlindungan sosial terus berkembang hingga perubahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak mendapat pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin (Pasal 28H UUD 1945). Kesadaran tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 28H dan pasal 34 Undang-Undang Dasar Dalam Undang Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. 28H dan pasal 34 Undang-Undang Dasar Dalam Undang Undang Nomor 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan falsafah dasar negara Pancasila terutama sila ke-5 mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Hal ini juga termaktub dalam pasal 28H dan pasal 34 Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, masyarakat kini sudah mengerti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, masyarakat kini sudah mengerti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, masyarakat kini sudah mengerti pentingnya kesehatan baik kesehatan jasmani maupun lahiriah. Dengan bertambah sadarnya masyarakat akan

Lebih terperinci

PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Dr. Moch Bachtiar Budianto,Sp.B (K) Onk RSUD Dr SAIFUL ANWAR MALANG PEMBAHASAN REGULASI ALUR PELAYANAN PERMASALAHAN REGULASI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG

Lebih terperinci

Dyah Ernawati 1, Eni Mahawati Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 50131

Dyah Ernawati 1, Eni Mahawati Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 50131 PAPER 12 Peran Tenaga Medis dan Koder dalam Mewujudkan Kelengkapan Data dan Akurasi Klaim INA-CBG s (Studi Kasus Sectio Cesaria Pasien Jamkesmas di RSU Kota Semarang) Dyah Ernawati 1, Eni Mahawati 2 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. sesuai dengan klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia (ICD-10) tentang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. sesuai dengan klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia (ICD-10) tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan pelayanan kesehatan, rekam medis menjadi salah satu faktor pendukung terpenting. Dalam Permenkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam medis

Lebih terperinci

HUBUNGAN KELENGKAPAN INFORMASI DENGAN PERSETUJUAN KLAIM BPJS DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2016

HUBUNGAN KELENGKAPAN INFORMASI DENGAN PERSETUJUAN KLAIM BPJS DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2016 HUBUNGAN KELENGKAPAN INFORMASI DENGAN PERSETUJUAN KLAIM BPJS DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2016 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan ANALISIS PERBEDAAN TARIF KLAIM INDONESIAN CASE BASE GROUPS (INA-CBGs) BERDASARKAN KELENGKAPAN DIAGNOSIS DAN PROSEDUR MEDIS PASIEN RAWAT BERSAMA TRISEMESTER I DI RSUD KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015 PUBLIKASI

Lebih terperinci

KEAKURATAN KODE DIAGNOSA UTAMA DOKUMEN REKAM MEDIS PADA KASUS PARTUS DENGAN SECTIO CESAREAN DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM TAHUN 2009

KEAKURATAN KODE DIAGNOSA UTAMA DOKUMEN REKAM MEDIS PADA KASUS PARTUS DENGAN SECTIO CESAREAN DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM TAHUN 2009 Kean Kode Diagnosa Utama... - Eko A, Lily K, Dyah E KEAKURATAN KODE DIAGNOSA UTAMA DOKUMEN REKAM MEDIS PADA KASUS PARTUS DENGAN SECTIO CESAREAN DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM TAHUN 2009 Eko Arifianto

Lebih terperinci

Program Studi DIII Rekam Medis & Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2013 ABSTRAK

Program Studi DIII Rekam Medis & Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2013 ABSTRAK Program Studi DIII Rekam Medis & Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2013 ABSTRAK FENDI KAHONO ANALISA TINGKAT KEAKURATAN KODE DIAGNOSA UTAMA PASIEN RAWAT INAP UNTUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam Medis menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. 1. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Penerimaan Pasien dan Koding. a. Penerimaan Pasien BPJS Kesehatan

BAB V KESIMPULAN. 1. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Penerimaan Pasien dan Koding. a. Penerimaan Pasien BPJS Kesehatan 110 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan 1. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Penerimaan Pasien dan Koding Pasien BPJS 2014 a. Penerimaan Pasien BPJS Kesehatan 1) Pelaksanaan Penerimaan Pasien BPJS Kesehatan Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Untuk memenuhi hak masyarakat miskin dalam. agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Untuk memenuhi hak masyarakat miskin dalam. agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin. Untuk itu negara bertanggung jawab mengatur agar

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG VII TRIWULAN IV TAHUN 2013 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA

GAMBARAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG VII TRIWULAN IV TAHUN 2013 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA GAMBARAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG VII TRIWULAN IV TAHUN 2013 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA Ulfah Fauziah 1, Ida Sugiarti 2 1 Mahasiswa D IV Politeknik Piksi Ganesha, ulfahfauziaah@gmail.com

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR VERIFIKASI (INA-CBG S) PADA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUP Dr. M. DJAMIL

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR VERIFIKASI (INA-CBG S) PADA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUP Dr. M. DJAMIL MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.73 Desember 2016 TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR VERIFIKASI (INA-CBG S) PADA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUP Dr. M. DJAMIL Oleh : Linda Handayuni Dosen Prodi D-3 RMIK

Lebih terperinci

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. Tinjauan Spesifisitas Penulisan Diagnosis Dan Ketepatan Kode Berdasarkan ICD-10 Pada

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. Tinjauan Spesifisitas Penulisan Diagnosis Dan Ketepatan Kode Berdasarkan ICD-10 Pada HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL Tinjauan Spesifisitas Penulisan Diagnosis Dan Ketepatan Kode Berdasarkan ICD-10 Pada Pasien Jamkesmas Kasus Fraktur Di Rumah Sakit Umum Kota Semarang Periode 2012 Disusun Oleh

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR KETERLAMBATAN PENGEKLAIMAN BPJS DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2015 ABSTRAK

FAKTOR FAKTOR KETERLAMBATAN PENGEKLAIMAN BPJS DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2015 ABSTRAK FAKTOR FAKTOR KETERLAMBATAN PENGEKLAIMAN BPJS DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2015 Puri Feriawati *), Agus Perry Kusuma **) *) Alumni D3 RMIK UDINUS **) Fakultas Kesehatan UDINUS Email : puriferiawati@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya untuk meningkatkan derajat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu komponen vital bagi setiap individu karena kesehatan mempengaruhi berbagai sektor kehidupan. Kesehatan adalah tanggung jawab bersama setiap

Lebih terperinci

BIAYA RIIL DAN ANALISIS KOMPONEN BIAYA YANG MEMPENGARUHI BIAYA RIIL PADA KASUS SKIZOFRENIA RAWAT INAP DI RSJ SAMBANG LIHUM

BIAYA RIIL DAN ANALISIS KOMPONEN BIAYA YANG MEMPENGARUHI BIAYA RIIL PADA KASUS SKIZOFRENIA RAWAT INAP DI RSJ SAMBANG LIHUM INTISARI SELISIH TARIF PAKET INA-CBGs DENGAN BIAYA RIIL DAN ANALISIS KOMPONEN BIAYA YANG MEMPENGARUHI BIAYA RIIL PADA KASUS SKIZOFRENIA RAWAT INAP DI RSJ SAMBANG LIHUM Noormila Sari 1 ; Ratih Pratiwi Sari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomorn269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 ayat 3 adalah tempat penyelenggaraan upaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah merupakan hak yang fundamental bagi setiap penduduk, sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dokumen tentang identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi pada saat ini, kesehatan merupakan suatu unsur yang paling penting di dalam kehidupan manusia. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan penyebab kematian ketiga (10%) di dunia setelah penyakit jantung koroner (13%) dan kanker (12%) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hak asasi manusia dan juga merupakan pondasi pembangunan bangsa seperti yang tercantum dalam undang undang dasar (UUD 45) pasal 28

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara global dalam konstitusi WHO, pada dekade terakhir telah disepakati

BAB I PENDAHULUAN. secara global dalam konstitusi WHO, pada dekade terakhir telah disepakati BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan hak fundamental setiap individu yang dinyatakan secara global dalam konstitusi WHO, pada dekade terakhir telah disepakati komitmen global

Lebih terperinci

Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis. Improving Medical Record Completeness

Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis. Improving Medical Record Completeness 60 Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis Improving Medical Record Completeness GINI WURYANDARI* *Rumah Sakit Daerah Balung, Jember ABSTRACT The percentage of inpatient Medical Record data at Balung General

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN PENGGUNAAN DANA PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan masyarakat menjadi tugas utama dari pemerintah. Perihal ini tercantum jelas dalam pasal 34 ayat 2 dan 3 Undang-Undang Dasar Republik

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 69 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 69 TAHUN 2014 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI LUAR JAMINAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Sarana pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting untuk diperhatikan. Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan secara maksimal, sarana pelayanan kesehatan harus

Lebih terperinci

TINJAUAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DAN KECEPATAN PENDISTRIBUSIAN REKAM MEDIS KE POLIKLINIK DI RUMAH SAKIT AN-NISA TANGERANG

TINJAUAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DAN KECEPATAN PENDISTRIBUSIAN REKAM MEDIS KE POLIKLINIK DI RUMAH SAKIT AN-NISA TANGERANG TINJAUAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DAN KECEPATAN PENDISTRIBUSIAN REKAM MEDIS KE POLIKLINIK DI RUMAH SAKIT AN-NISA TANGERANG Raysha Dheamalia Muchtar, Noor Yulia Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berfungsi sebagai alat komunikasi dan sumber ingatan yang harus didokumentasikan, dipertanggungjawabkan dan dilaporkan oleh setiap tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu prinsip dasar pembangunan kesehatan yaitu setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu prinsip dasar pembangunan kesehatan yaitu setiap orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan kesehatan dalam Pasal 3 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan berbunyi: Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka 29 BAB VI PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat di simpulkan sebagai berikut : 1. Hasil penelitian pada review identifikasi diperoleh hasil prosentase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan tempat yang didirikan untuk menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis

Lebih terperinci

analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013

analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013 analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013 aprilia dwi a 1, Harjanti 2, Bambang W 3 mahasiswa apikes mitra

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PROSEDUR DAN TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 21 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PROSEDUR DAN TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

Lebih terperinci

TINJAUAN PENGISIAN RESUME KELUAR RAWAT INAP RUANG TERATAI TRIWULAN IV DI RSUD KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2012

TINJAUAN PENGISIAN RESUME KELUAR RAWAT INAP RUANG TERATAI TRIWULAN IV DI RSUD KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2012 Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014 TINJAUAN PENGISIAN RESUME KELUAR RAWAT INAP RUANG TERATAI TRIWULAN IV DI RSUD KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2012 Dewi Kurniawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia telah diarahkan oleh pemerintah guna meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi penduduk Indonesia agar dapat

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGELOLAAN KLAIM RAWAT JALAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) RSUD DR ADNAAN WD KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2014

GAMBARAN PENGELOLAAN KLAIM RAWAT JALAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) RSUD DR ADNAAN WD KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2014 GAMBARAN PENGELOLAAN KLAIM RAWAT JALAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) RSUD DR ADNAAN WD KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2014 Sucihati Syamarta 1, Wiku Bakti Bawono Adisasmito 2 1. Sarjana Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI PENOLAKAN KLAIM BPJS OLEH VERIFIKATOR BPJS DI RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI PENOLAKAN KLAIM BPJS OLEH VERIFIKATOR BPJS DI RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI PENOLAKAN KLAIM BPJS OLEH VERIFIKATOR BPJS DI RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 Tyas Ardhitya*), Agus Perry K, S.KG, M.Kes**) *)Alumni Universitas

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENERBITAN DAN TATA LAKSANA SURAT PERNYATAAN MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdelhak, M., Grostik, S., Hanken, M. A. (2001). Health Information Management of a Strategic Resource. Sydney: W B Saunders Company.

DAFTAR PUSTAKA. Abdelhak, M., Grostik, S., Hanken, M. A. (2001). Health Information Management of a Strategic Resource. Sydney: W B Saunders Company. 83 DAFTAR PUSTAKA Abdelhak, M., Grostik, S., Hanken, M. A. (2001). Health Information Management of a Strategic Resource. Sydney: W B Saunders Company. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 1. representasi bagi data tersebut. Dalam bidang kesehatan, koding berarti

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 1. representasi bagi data tersebut. Dalam bidang kesehatan, koding berarti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA KODING/INDEKSING BPJS DENGAN METODE WISN DI RS. PANTI WILASA Dr.CIPTO SEMARANG TAHUN 2015

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA KODING/INDEKSING BPJS DENGAN METODE WISN DI RS. PANTI WILASA Dr.CIPTO SEMARANG TAHUN 2015 ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA KODING/INDEKSING DENGAN METODE WISN DI RS. PANTI WILASA Dr.CIPTO SEMARANG TAHUN 2015 Oleh Elsa Dita Rusdiana*), Maryani Setyowati**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin. Untuk itu Negara bertanggung jawab mengatur agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada pasien termasuk kualitas pendokumentasian rekam medis. memelihara rekam medis pasiennya. Menurut Hatta (2012), rekam medis

BAB I PENDAHULUAN. kepada pasien termasuk kualitas pendokumentasian rekam medis. memelihara rekam medis pasiennya. Menurut Hatta (2012), rekam medis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien melalui pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional) yang diselenggarakan oleh BPJS (Badan Pelaksanan Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional) yang diselenggarakan oleh BPJS (Badan Pelaksanan Jaminan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan perkembangan pelayanan kesehatan, pemerintah sedang menggalakkan pelaksanaan program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) yang diselenggarakan oleh BPJS

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Hatta (2010) Rumah sakit merupakan satu sistem/bagian dari sistem pelayanan kesehatan, mempunyai tiga pilar otoritas, yang masing-masing bekerja secara otonom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan yang sempurna kepada pasien baik pasien rawat jalan, rawat

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan yang sempurna kepada pasien baik pasien rawat jalan, rawat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi utama dari rumah sakit adalah memberikan perawatan dan pengobatan yang sempurna kepada pasien baik pasien rawat jalan, rawat inap maupun pasien rawat darurat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam menjalani kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat komplek sifatnya dan menyangkut semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universal Health Coverage merupakan sistem penjaminan kesehatan yang memastikan semua orang dapat menerima pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan tanpa harus mengalami

Lebih terperinci

TINJAUAN ANALISIS KUANTITATIF TERHADAP PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUANGAN BEDAH INSTALASI RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA TRIWULAN I TAHUN 2017

TINJAUAN ANALISIS KUANTITATIF TERHADAP PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUANGAN BEDAH INSTALASI RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA TRIWULAN I TAHUN 2017 TINJAUAN ANALISIS KUANTITATIF TERHADAP PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUANGAN BEDAH INSTALASI RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA TRIWULAN I TAHUN 2017 Rachmat Ipango 1. Tia Larastika Miu 1 1 Jurusan Rekam Medis

Lebih terperinci