BAB III. METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III. METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) Propinsi Riau dan Propinsi Jambi, dimulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Mei Alasan pemilihan TNBT sebagai lokasi penelitian adalah: 1) mempunyai potensi ekowisata berupa keindahan lansekap, kekhasan/ keunikan dan kelangkaan spesies, ekosistem, dan budaya, 2) lokasinya berada pada lintas kabupaten dan lintas propinsi, yakni Kab. Indragiri Hulu dan Kab. Indragiri Hilir di Propinsi Riau, serta Kab. Tebo dan Kab. Tanjung Jabung Barat di Propinsi Jambi, dan 3) terdapat tiga masyarakat tradisional (Suku Anak Dalam, Talang Mamak, dan Melayu Tua). Peta lokasi TNBT disajikan pada Gambar 5. Gambar 5. Peta Lokasi Taman Nasional Bukit Tigapuluh B. Tahapan Kegiatan Penelitian Tahapan pelaksanaan penelitian disajikan pada Gambar 6. 36

2 Gambar 6. Tahapan pelaksanaan penelitian (file terpisah) 37

3 C. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta rupa bumi skala 1 : 5.000, peta RTRW, peta padu serasi, citra landsat TNBT, peta tematik kawasan TNBT, peta administrasi pemerintahan, pedoman wawancara, dan kuesioner. Peralatan yang digunakan adalah kamera, GPS, binokuler, dan laptop. D. Metode Penelitian Metode penelitian akan didekati dari tujuan-tujuan penelitian. Oleh sebab itu akan dikelompokkan ke dalam metode pengumpulan data, jenis data yang dikumpulkan, dan analisis data 1. Metode Pengumpulan Data Data sekunder diperoleh dari beberapa sumber yaitu dokumen perencanaan, laporan, statistik, dan jenis dokumen lain yang berisi tentang pengelolaan TNBT, pengembangan daerah penyangga TNBT, dan pembangunan wilayah. Untuk mengetahui kondisi hutan TNBT dan daerah penyangganya secara spasial digunakan citra landsat tahun 1996, 2002, 2006, dan Adapun data primer diperoleh dengan melakukan kegiatan sebagai berikut : a. Pengamatan Lapangan Metode pengamatan merupakan suatu alat yang mendasar untuk memperoleh data dalam studi, yaitu dengan memperhatikan dan mencatat orang / peristiwa maupun tingkah laku. Penggunaan metode pengamatan ini dimaksudkan untuk menjaring peristiwa / kegiatan yang sulit dilukiskan atau segan diceriterakan oleh responden. Untuk memudahkan pelaksanaan pengamatan, obyek pengamatan dilaksanakan pada moment / peristiwa tertentu dalam masyarakat, misalnya pada kegiatan melakukan perladangan, memungut hasil hutan, acara sosial kemasyarakatan, dan lain-lain. b. Wawancara dengan Masyarakat Tradisional Wawancara (interview) dengan masyarakat tradisional dilakukan untuk mengetahui kondisi sosial-ekonomi, persepsi dan keterlibatan masyarakat tradisional dalam pengelolaan ekowisata TNBT. Wawancara ( interview) dilakukan dengan 30 38

4 orang responden dari Suku Talang Mamak dan 10 orang responden dari Suku Melayu Tua yang dipilih secara acak yang berada pada dusun-dusun di TNBT. c. Wawancara dengan Masyarakat Daerah Penyangga Wawancara dengan masyarakat daerah penyangga dilakukan untuk mengetahui kondisi sosial-ekonomi, persepsi dan keterlibatan masyarakat daerah penyangga dalam pengelolaan ekowisata TNBT. Selain wawancara dilakukan pengisian kuesioner oleh 60 orang responden yang dipilih secara sengaja (purposive) dari desa-desa yang merupakan jalur ekowisata TNBT yang berada di wilayah Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau. Peta sebaran lokasi asal responden masyarakat tradisional dan masyarakat daerah penyangga dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Peta Sebaran Lokasi Asal Responden dari Masyarakat Tradisional dan Masyarakat Penyangga d. Wawancara dengan Aparat Pemerintah Daerah Wawancara dengan aparat pemerintah daerah dilakukan untuk mengetahui kebijakan pemerintah daerah dalam pengembangan daerah penyangga TNBT dan pembangunan wilayah yang terkait dengan pengelolaan TNBT. Wawancara 39

5 dilakukan dengan lima orang responden dari Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu dan lima orang responden dari Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir yang dipilih secara sengaja (purposive). d. Wawancara dengan Ekowisatawan Wawancara dengan ekowisatawan dilakukan untuk mengetahui kondisi demand (permintaan) ekowisata TNBT. Wawancara difokuskan pada beberapa aspek yaitu; motivasi ekowisatawan, daya tarik obyek wisata alam, fasilitas dan layanan ekowisata, serta persepsi dan harapan terhadap pengembangan ekowisata TNBT. Jumlah responden yang diwawancara sebanyak 30 orang yang dipilih secara acak dari ekowisatawan yang berkunjung ke TNBT selama masa penelitian. e. Focus Group Discussion (FGD) Focus Group Discussion (FGD) dengan staf Balai TNBT dan mitra kerjanya dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempunyai nilai pengaruh penting (strategis) terhadap pengembangan pengelolaan TNBT. Faktor yang diidentifikasi terdiri dari faktor internal yang meliputi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) dan faktor eksternal yang meliputi peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Dalam mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal dan eksternal digunakan Thally sheet. e. Pengisian Kuesioner oleh Pakar Terpilih Pengisian kuesioner oleh pakar terpilih (expert choise) dimaksudkan untuk mendapatkan pertimbangan secara profesional dari kepakaran para responden dalam menentukan tingkat kepentingan dari beberapa variabel dalam merumuskan program prioritas pengembangan pengelolaan TNBT secara terintegrasi berbasis ekowisata. Desain kuesioner difokuskan pada faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap pengembangan pengelolaan terintegrasi kawasan TNBT sesuai hasil analisis SWOT. Suatu faktor pengelolaan boleh jadi secara tingkat pengaruh lebih penting dari pada faktor lainnya. Tingkat besarnya pengaruh (relative important) suatu faktor yang berpengaruh didasarkan pada perannya terhadap pengembangan pengelolaan TNBT secara terintegrasi berbasis ekowisata. 40

6 Penentuan pakar terpilih dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1) Identifikasi para pembuat keputusan (aktor) dari berbagai instansi dan lembaga pemerintah baik di tingkat pusat, propinsi dan kabupaten; pakar dari lembaga pendidikan dan penelitian, serta Lembaga Swadaya Masyarakat yang terkait dengan pengembangan pengelolaan TNBT. 2) Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, selanjutnya dilakukan seleksi pakar terpilih yang dinilai telah berpengalaman, menguasai dan terlibat dalam pembuatan keputusan yang terkait dengan pengembangan pengelolaan TNBT. Jumlah pakar terpilih sebanyak empat belas orang dengan beberapa keahlian yang berasal dari lembaga/ instansi seperti dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Daftar Bidang Keahlian dan Asal Pakar Terpilih NO. Bidang Keahlian Asal Lembaga / Instansi Jumlah (orang) 1. Konservasi keanekaragaman hayati Kementrian Lingkungan Hidup 1 2. Pengelolaan Taman Nasional Direktorat Jenderal PHKA Perencanaan pembangunan daerah Bappeda Kabupaten INHU Bappeda Kabupaten INHIL 2 4. Pengelolaan hutan Dinas Kehutanan Propinsi Riau, 3 Dinas Kehutanan Kab. INHU, dan Dinas Kehutanan Kab. INHIL 5. Pariwisata Dinas Pariwisata Prop. Riau, Dinas 3 Pariwisata Kab. INHU dan Dinas Pariwisata Kab. INHIL 6. Budaya / Antropologi Yayasan Alam Sumatera, Pekanbaru 1 7. Konservasi satwa liar Yayasan Penyelamatan Harimau 1 Sumatera, Riau 8. Pemberdayaan masyarakat KKI - WARSI Jambi 1 Jumlah Jenis Data yang Dikumpulkan Data yang dikumpulkan terdiri dari data sekunder dan data primer. Jenis data yang dikumpulkan dapat dilihat pada Tabel 2. 41

7 Tabel 2. Jenis Data yang Dikumpulkan No. Jenis Data Variabel Metode Pengumpulan Data Pengelolaan Taman Nasional A. Data Sekunder 1. Luas, letak dan sejarah kawasan TNBT. Luas dan letak kawasan TNBT, kronologis penunjukan dan penetapan TNBT. 2. Kondisi fisik Topografi, tipe iklim, geologi dan jenis tanah, hidrologi 3. Kondisi biologi Jenis flora fauna penting, tipe ekosistem, etnozologi, kondisi penutupan hutan 4. Sosekbud masyarakat tradisional Jumlah dan penyebaran masyarakat tradisional, sosial-ekonomi dan budaya 5. Peta kawasan TNBT Citra landsat, peta wilayah kerja, peta zonasi, peta obyek wisata alam, peta penyebaran flora-fauna, peta penyebaran masyarakat tradisional. 6. Kelembagaan pengelolaan TNBT Struktur organisasi Balai TNBT, Visi dan Misi, SDM, anggaran, pembagian wilayah kerja 7. Perencanaan Rencana pengelolaan dan rencana strategis. 8. Pelaporan Laporan akuntabilitas dan tahunan 9. Statistik Balai TNBT. Data kawasan, personil, sarpras, keuangan, jumlah pengunjung 10. Obyek wisata alam Jenis, jumlah, lokasi, dan daya tarik obyek wisata alam B. Data Primer 1. Kondisi keintegrasian pengelolaan TNBT Keintegrasian secara : spasial, kebijakan, fungsional, dan sistem 2. Tingkat kerusakan hutan 3. Persepsi dan keterlibatan masyarakat tradisional dalam pengelolaan ekowisata TNBT 4. Kondisi supply ekowisata TNBT. 5. Kondisi demad ekowisata TNBT. Laju kerusakan hutan per tahun Tingkat pengetahuan masyarakat tradisional terhadap TN., bentuk keterlibatan masyarakat, jumlah masyarakat yang terlibat, harapan masyarakat Daya tarik obyek ekowisata,fasilitas dan layanan ekowisata, aksessibilitas, serta persepsi dan harapan Motivasi ekowisatawan, daya tarik terhadap obyek wisata alam, kebutuhan fasilitas dan layanan ekowisata, aksessibilitas persepsi dan harapan Analisis spasial Wawancara, pengamatan Pengisian kuesioner oleh pengelola TNBT Pengisian kuesioner oleh ekowisatawan. 6. Promosi ekowisata Media promosi, frekwensi kegiatan Pengamatan 7. Kegiatan pengembangan obyek wisata alam (OWA) Jenis, jumlah dan lokasi kegiatan pengembangan (OWA) Pengamatan 42

8 Tabel 2 (lanjutan) No. Jenis Data Variabel Metode Pengumpulan Data Pengembangan Daerah Penyangga A. Data Sekunder 1. Lokasi daerah penyangga TNBT. Lokasi desa-desa yang termasuk daerah penyangga 2. Kondisi bio-fisik Iklim, jenis tanah, flora-fauna penting 3. Demografi Jumlah penduduk, agama, budaya, tingkat pendidikan, mata pencaharian 4. Tataguna kawasan hutan 5. Sarana-prasarana umum 6. Kegiatan pengelolaan daerah penyangga oleh Balai TNBT dan PEMDA. 7. Obyek wisata alam di daerah penyangga 8. Pengelolaan ekowisata di daerah penyangga Hutan produksi, hutan lindung, hutan wisata, konsesi pertambangan, perkebunan Jaringan jalan Jenis dan lokasi kegiatan Jenis, lokasi obyek wisata alam Jenis dan lokasi kegiatan pengelolaan B. Data Primer 1. Persepsi dan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan ekowisata TNBT 2. Pendapatan masyarakat dari kegiatan ekowisata TNBT Data Pembangunan Wilayah A. Data Sekunder 1. RTRW Propinsi dan Kabupaten 2. Sarana prasarana umum 3. Kebijakan PEMDA yang terkait dengan pengelolaan TNBT. 4. Kebijakan PEMDA di bidang pengembangan ekowisata Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap TN., bentuk keterlibatan masyarakat, jumlah masyarakat yang terlibat, harapan masyarakat Pendapatan dari : pemilik perahu, pemilik mobil rental, tukang ojek, pemandu, pemilik rumah makan, pemilik penginapan, penjual souvenir. Penggunaan lahan Jalan raya, bandara, hote/ penginapan Jenis kebijakan, implementasi Jenis kebijakan, implementasi Pengisian kuesioner, pengamatan Wawancara, pengamatan 43

9 Tabel 2 (lanjutan) No. Jenis Data Variabel Metode Pengumpulan B. Data Primer 1. Sistem perencanaan Mekanisme penyusunan rencana Pengamatan, 2. Kebijakan PEMDA yang terkait dengan pengelolaan TNBT. 3. Kebijakan PEMDA di bidang pengembangan ekowisata 4. Pembangunan saranaprasarana umum yang terkait dengan ekowisata TNBT pembangunan daerah Jenis kebijakan, implementasi Jenis kebijakan, implementasi Jenis sarana prasarana wawancara Pengamatan, wawancara Pengamatan, wawancara Pengamatan, wawancara 3. Metode Analisis Data Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan beberapa metode analisis, yaitu ; Analisis Spasial, Analisis Penawaran (supply) dan Permintaan (demand), Analisis SWOT, Analisis AWOT (integrasi antara SWOT dan AHP / Analytic Hierarchy Process ), dan Analisis Sistem Dinamik. Uraian dari masing-masing metode analisis data sebagai berikut : a. Analisis Spasial Terjadinya kerusakan hutan pada beberapa lokasi di kawasan TNBT, telah menyebabkan terdegradasinya potensi wisata alam baik keanekaragaman jenis, kelangkaan dan keunikan spesies, maupun keindahan panorama alam. Kerusakan hutan TNBT tersebut terjadi karena adanya aktifitas perladangan berpindah yang dilakukan oleh masyarakat tradisional yang sebagian sudah tidak sesuai lagi dengan budaya asli mereka, misalnya perladangan yang dilakukan dengan tidak menerapkan sistem rotasi dan perladangan yang dilakukan di sempadan Sungai Batang Gansal. Analisis spasial dilakukan untuk mengetahui laju kerusakan hutan TNBT. Analisis spasial dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak ArtView sedangkan peta tutupan lahan yang dianalisis merupakan hasil pengukuran Balai TNBT. 44

10 b. Analisis Penawaran dan Permintaan Analisis penawaran (supply) dan permintaan (demand) ekowisata TNBT dilakukan dengan cara membandingkan antara kondisi penawaran dan permintaan ekowisata TNBT sesuai hasil pengamatan lapangan, pengisian kuesioner oleh responden dari pegawai Balai TNBT, dan pengisian kuesioner oleh responden dari ekowisatawan. Variabel yang dibandingkan adalah variabel utama yang berpengaruh terhadap pengembangan ekowisata TNBT, yaitu : motivasi ekowisatawan, daya tarik obyek ekowisata, fasilitas dan layanan ekowisata, serta persepsi dan harapan terhadap pengembangan ekowisata TNBT. Berdasarkan hasil pembandingan tersebut selanjutnya dilakukan analisis terhadap kemungkinan terjadinya kesenjangan (gaps) antara kondisi penawaran dan permintaan. c. Analisis SWOT Analisis faktor strategis meliputi analisis faktor internal dan analisis faktor eksternal. Analisis faktor internal dilakukan dengan menggunakan matrik faktor strategi internal (Internal Strategic Factors Analysis Summary / IFAS), sedangkan analisis faktor eksternal menggunakan matrik faktor strategi eksternal (Eksternal Strategic Factors Analysis Summary / EFAS). Tahapan penyusunan matrik IFAS dan matrik EFAS, serta analisis SWOT sebagai berikut : Penyusunan Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS) : 1) Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam pengelolaan TNBT berbasis ekowisata dengan metode diskusi (brainstorming) atau penelaahan pustaka 2) Menentukan peringkat masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan berdasarkan pendapat responden, dengan skala 1 4 (pengaruh kecil sedang - besar sangat besar) 3) Memberikan bobot masing-masing faktor tersebut berdasarkan masukan dari pihak pengelola TNBT, dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), Jumlah bobot dari seluruh faktor tidak boleh melebihi nilai 1,00 4) Menghitung nilai pengaruh masing-masing faktor dengan cara mengalikan nilai bobot dengan nilai peringkat untuk masing-masing faktor. 45

11 Penyusunan Matrik Faktor Strategi Eksternal (EFAS) : 1) Menentukan faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman dalam pengelolaan TNBT berbasis ekowisata dengan metode diskusi (brainstorming) atau penelaahan pustaka 2) Menentukan peringkat masing-masing faktor peluang dan ancaman berdasarkan pendapat responden, dengan skala 1 4 (pengaruh kecil sedang - besar sangat besar) 3) Memberikan bobot masing-masing faktor tersebut berdasarkan masukan dari pihak pengelola TNBT, dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), Jumlah bobot dari seluruh faktor tidak boleh melebihi nilai 1,00 4) Menghitung nilai pengaruh masing-masing faktor dengan cara mengalikan nilai bobot dengan nilai peringkat untuk masing-masing faktor. Berdasarkan Matriks IFAS dan Matrik EFAS selanjutnya dibuat matrik SWOT, seperti dapat dilihat pada Tabel 3. Dari masing-masing unsur SWOT diambil lima unsur yang memiliki nilai pengaruh paling tinggi atau yang dianggap paling strategis. Tabel 3. Matrik SWOT FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL OPPORTUNITIES (O) Daftar 5-10 faktor-faktor peluang eksternal THREATS (T) Daftar 5-10 faktor-faktor ancaman eksternal STRENGTHS (S) Daftar 5-10 faktor-faktor kekuatan internal STRATEGI SO Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI ST Strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman WEAKNESSES (W) Daftar 5-10 faktor-faktor kelemahan internal STRATEGI WO Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI WT Strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Berdasarkan Matrik SWOT tersebut diperoleh empat alternatif strategi yaitu : Strategi SO Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya 46

12 Strategi ST Strategi ini dibuat dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada untuk meminimalkan kelemahan yang ada Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman Berdasarkan nilai IFAS dan EFAS tersebut, maka untuk memilih salah satu dari empat alternatif strategi dibuat diagram Matrik SPACE seperti dapat dilihat pada Gambar 8. Berbagai Peluang 3. Mendukung Strategi Turn Arraound 1. Mendukung Strategi Agresif Kelemahan Internal Kekuatan Internal 4. Mendukung Strategi Defensif 2.. Mendukung Strategi Diversifikasi Berbagai Ancaman Gambar 8. Diagram Analisis SWOT d. Analytic Hierarchy Process (AHP) Untuk menentukan prioritas program pengembangan pengelolaan TNBT, berdasarkan faktor internal dan eksternal yang mempunyai nilai pengaruh penting, serta mempertimbangkan preferensi dari aktor yang terlibat, perlu dilakukan analisis AWOT yang merupakan integrasi antara analisis SWOT dan AHP (Analytic Hierarchy Process). 47

13 Analytic Hierarchy Process (AHP), yaitu suatu metode pengambilan keputusan dengan kriteria majemuk yang dikembangkan oleh Saaty (1993). Pada dasarnya metode AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan ke dalam kelompok-kelompoknya, kemudian kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki. Tahapan analisis dalam penentuan prioritas program dengan metode AWOT sebagai berikut : 1) Penyusunan model program pengembangan pengelolaan TNBT secara terintegrasi berbasis ekowisata. Penyusunan model program ditujukan untuk menyederhanakan kompleksitas permasalahan pengelolaan ekowisata TNBT yang dihadapi sehingga dapat dianalisis secara sistematis. Model ini disusun dengan cara membuat struktur hierarki permasalahan yang terdiri dari lima tingkatan seperti ditunjukkan pada Gambar 9. Dalam hal ini, model program disusun berdasarkan hasil analisis SWOT dan pertimbangan dari pakar yang kompeten. 2) Penentuan tingkat kepentingan relatif antar elemen model. Tingkat kepentingan relatif dari elemen-elemen model kebijakan ditentukan melalui perbandingan berpasangan (painwise comparison). Pada masing-masing tingkatan hierarki, responden (pakar terpilih) diminta untuk membandingkan tingkat kepentingan relatif antara satu elemen terhadap elemen lainnya. 3) Penentuan prioritas dari alternatif-alternatif program. Untuk menentukan prioritas dari alternatif-alternatif program, bobot kepentingan dari masing-masing elemen model pada setiap tingkatan hierarki digabungkan dengan cara penjumlahan terboboti (weighted summation). Dalam penelitian ini, proses tersebut dilakukan dengan bantuan perangkat lunak ExpertChoice. Hasil akhir yang diperoleh adalah bobot kepentingan yang menunjukkan prioritas dari alternatif-alternatif program yang dianalisis. 48

14 Tujuan Pengembangan Pengelolaan TNBT secara Terintegrasi Berbasis Ekowisata Komponen SWOT STRENGHTS ( Kekuatan ) WEAKNES ( Kelemahan ) OPPORTUNITIES ( Peluang ) THREATS ( Ancaman ) Faktor A Faktor A Faktor A Faktor A Faktor SWOT Faktor B Faktor C Faktor B Faktor C Faktor B Faktor C Faktor B Faktor C Faktor D Faktor D Faktor D Faktor D Faktor E Faktor E Faktor E Faktor E Alternatif Program Program 1. Program 2. Program 3.. Program 4. Program 5. Aktor Aktor 1. Aktor 2. Aktor 3.. Aktor 4. Aktor 5. Keterangan : Faktor-faktor SWOT : sesuai hasil analisis SWOT Alternatif program : sesuai hasil penelitian di lapangan Gambar 9. Struktur Hirarki dengan Metode Analisis AWOT 49

15 e. Analisis Sistem Dinamis Untuk membuat model pengembangan pengelolaan TNBT secara terintegrasi berbasis ekowisata dilakukan analisis sistem dinamis. Sesuai dengan Purnomo (2005), analisis sistem dinamis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1) Identifikasi isu, tujuan, dan batasan Dalam penelitian ini isu utamanya adalah pengelolaan TNBT secara terintegrasi. Tujuannya adalah membuat model pengelolaan TNBT secara terintegrasi yang berbasis pada pengembangan ekowisata 2) Konseptualisasi model Berdasarkan isu yang telah ditetapkan kemudian dilakukan konseptualisasi model. Berdasarkan model konseptual selanjutnya dirinci menjadi sebuah diagram stok atau aliran. Diagram ini dibuat dengan bantuan perangkat lunak STELLA serial number : ) Spesifikasi model Pada tahapan ini kuantifikasi dan perumusan hubungan antar komponen dilakukan sehingga model bisa dijalankan pada komputer. 4) Evaluasi model Untuk mengetahui ketepatan model yang dibuat akan dilakukan evaluasi dengan cara validasi model (evaluasi kelogisan model), uji sensitivitas model (perilaku model), dan simulasi model (perbandingan dengan dunia nyata). Validasi model dilakukan dengan uji validasi struktur yang menekankan pada pemeriksaan kebenaran logika pemikiran. Uji sensitivitas model dilakukan dengan melihat respon model terhadap suatu stimulus. 5) Penggunaan model Model yang telah dievaluasi selanjutnya akan digunakan untuk menguji hipotesis dan/ atau menentukan skenario-skenario pemecahan masalah. Secara garis besar, masing-masing metode analisis tersebut disajikan pada Tabel 4., sedangkan diagram aliran informasi dapat dilihat pada Gambar

16 Tabel 4. Metode Analisis Data M e t o d e Analisis Tahapan Analisis Data yg Dianalisis T u j u a n Analisis Spasial Tahap persiapan : pengumpulan data (peta administrasi lokasi, peta topografi, peta geologi dan Citra Landsat TM), pengkajian dan studi pustaka, dan mempersiapkan peralatan survey. Inventarisasi awal dilakukan dengan analisis citra landsat TM dan kelasifikasi penggunaan lahan Analsis citra dilakukan untuk mendapatkan kelas penutup lahan. Citra landsat Peta kawasan TNBT Peta wilayah kerja perusahaan di daerah penyangga TNBT Mendapatkan peta kondisi tutupan hutan TNBT dan peta tata ruang daerah penyangga TNBT Mengetahui laju kerusakan hutan TNBT Kelasifikasi penggunaan lahan dilakukan dengan berdasarkan informasi yang diekstrak dari citra Landsat TM, didukung dengan informasi peta topografi dan informasi lain digunakan untuk membuat peta penutupan lahan. Analisis Penawaran (supply) dan Permintaan (demand) Rekapitulasi data hasil pengamatan lapangan, pengisian kuesioner oleh responden pegawai Balai TNBT untuk komponen penawaran, dan responden ekowisatawan untuk komponen permintaan. Membandingkan antara kondisi penawaran dan permintaan. Motivasi ekowisatawan, Daya tarik obyek wisata alam, Fasilitas ekowisata Layanan ekowisata, Persepsi dan harapan terhadap pengembangan ekowisata TNBT. Mengetahui kondisi penawaran (supply) dan permintaan (demand) ekowisata TNBT. 51

17 Tabel 4 (lanjutan) M e t o d e Analisis Tahapan Analisis Data yg Dianalisis T u j u a n Menganalisis adanya kesenjangan antara kondisi penawaran dan permintaan. Analisis SWOT Menentukan unit manajemen yang dianalisis : Balai TN. FGD untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap ekowisata TNBT. Menentukan nilai pengaruh faktor Analisis dengan strategi : SO, ST WO, dan WT (Rangkuti, 1998) Faktor internal : kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) Faktor eksternal : peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Menentukan faktor internal dan eksternal yang mempunyai nilai pengaruh penting (strategis) terhadap ekowisata TNBT Analisis AWOT (integrasi antara SWOT dan AHP ) Menyusun model kebijakan (struktur hierarki) Menentukan tingkat kepentingan relative antar elemen model oleh pakar terpilih Menentukan prioritas dari alternatif-alternatif kebijakan (Saaty,1988) Faktor internal dan eksternal yang mempunyai nilai pengaruh penting (strategis) terhadap ekowisata TNBT. Menentukan prioritas kebijakan pengembangan pengelolaan TNBT secara terintegrasi berbasis ekowisata Analisis Sistem Dinamik Identifikasi isu, tujuan, dan batasan Konseptualisasi model Spesifikasi model Evaluasi model Penggunaan model (Purnomo, 2005 ) Data sub model kebijakan Data sub model jumlah ekowisatawan Data sub model pendapatan masyarakat. Membuat model pengembangan pengelolaan TNBT secara terintegrasi berbasis ekowisata 52

18 Gambar 10. Diagram Aliran Informasi (file terpisah) 53

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pantai Tanjung Bara Sangatta, Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimanan Timur selama 3 (tiga) bulan, mulai bulan Januari

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut (HLGL) Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian berlangsung selama 3 bulan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011) BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Taman Burung, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) (Gambar 3). Lokasi Taman Burung TMII ini berada di Kompleks TMII, Jalan Pondok

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Pahawang Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah UMKM Kipas Bambu yang terletak di Desa Jipangan Bangunjiwo Kasihan Bantul. Kemudian subjek dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini berlokasi pada obyek wisata alam Pantai Siung yang ada di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif karena menggambarkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di SMAK St. Petrus Comoro

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) wilayah Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan. Kelompok sasaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi empat kabupaten yaitu : Kabupaten Takalar, Bone, Soppeng, dan Wajo. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi jenis-jenis makanan tradisional, persepsi wisatawan terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi jenis-jenis makanan tradisional, persepsi wisatawan terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini dibuat berdasarkan permasalahan penelitian yaitu mengidentifikasi jenis-jenis makanan tradisional, persepsi wisatawan terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,

Lebih terperinci

MODEL PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL SECARA TERINTEGRASI MOH. HARYONO

MODEL PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL SECARA TERINTEGRASI MOH. HARYONO RINGKASAN DISERTASI MODEL PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL SECARA TERINTEGRASI Studi Kasus Pengelolaan Berbasis Ekowisata di Taman Nasional Bukit Tigapuluh Provinsi Riau dan Jambi MOH. HARYONO SEKOLAH

Lebih terperinci

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan 31 BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lanskap wisata TNB, Sulawesi Utara tepatnya di Pulau Bunaken, yang terletak di utara Pulau Sulawesi, Indonesia. Pulau

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pendekatan Konsep yang diajukan dalam penelitian ini adalah konsep pengelolaan wilayah pesisir terpadu secara partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan paduserasi TGHK RTRWP, luas hutan Indonesia saat ini

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan paduserasi TGHK RTRWP, luas hutan Indonesia saat ini 57 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Hutan Indonesia Berdasarkan paduserasi TGHK RTRWP, luas hutan Indonesia saat ini mencapai angka 120,35 juta ha atau sekitar 61 % dari luas wilayah daratan Indonesia.

Lebih terperinci

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan. Program : Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan Judul RPI : Agroforestry Koordinator : Ir. Budiman Achmad, M.For.Sc. Judul Kegiatan : Paket Analisis Sosial, Ekonomi, Finansial, dan Kebijakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Pariwisata Pengelolaan merupakan suatu proses yang membantu merumuskan kebijakankebijakan dan pencapaian tujuan. Peran pemerintah dalam pengelolaan pariwisata, seperti

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat Keputusan BPK RI Nomor 23/SK/

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Racangan penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan melakukan pengamatan langsung atau observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Gunung Tampomas Propinsi Jawa Barat, selama kurang lebih tiga (3) bulan, yaitu dari bulan Maret - Juni.

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi unit usaha pembenihan ikan nila Kelompok Tani Gemah Parahiyangan yang terletak di Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penulisan karya ilmiah ini berada di Kota Bandung terletak pada koordinat 107 BT and 6 55 LS. Kota Bandung adalah ibu kota provinsi Jawa Barat. Luas

Lebih terperinci

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT 32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BAB III ISU-ISU STRATEGIS 3.1 Isu Strategis Dalam penyusunan renstra Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bogor tentunya tidak terlepas dari adanya isu strategis pembangunan Kota Bogor, yaitu : a. Pengembangan

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR Oleh: HERIASMAN L2D300363 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Kampung Wisata Ekologis (KWE) Puspa Jagad yang berada di Desa Semen, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar pada

Lebih terperinci

Gambar 2 Tahapan Studi

Gambar 2 Tahapan Studi 13 III. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Studi dilakukan di Lembah Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat (Gambar 1). Pelaksanaan studi dimulai dari bulan Maret 2010 sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih adalah Objek Wisata Air Terjun Lepo, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. 9 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. U Gambar 2. Peta Telaga Golf Sawangan, Depok Sumber: Anonim 2010.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran. 37 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi Pengembangan Pariwisata di Pulau Pasaran dan juga untuk mengetahu apa saja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT Lampiran II. ANALISA SWOT Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011, mulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011, mulai 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011, mulai dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyusunan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 10 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Gunung Pawon dan Gunung Masigit (Gambar 3) yang terletak di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Padalarang, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Buaya Indonesia Jaya (TBIJ) yang terletak di Desa Sukaragam, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Belakang Penelitian Kelompok Usaha Ikan Asap atau yang sering di kenal dengan ikan Roa atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta Strategi pengembangan pada Industri Biofarmaka D.I.Yogyakarta

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB. I. PENDAHULUAN A.

BAB. I. PENDAHULUAN A. BAB. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di antara dua benua dan dua samudera, Indonesia memiliki hutan tropis terluas ketiga setelah Brazil dan Zaire.

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Dalam membuat strategi pengembangan sanitasi di Kabupaten Grobogan, digunakan metode SWOT. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada metodologi akan dijelaskan mengenai metode pendekatan studi, metode analisa dan metode pengumpulan data yang akan digunakan pada saat menyusun laporan Strategi Pengembangan

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN

BAB. III METODE PENELITIAN BAB. III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Bersifat deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan atau melukiskan

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu

METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu 19 METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu Lokasi penelitian adalah Kelurahan Lenteng Agung RW 08. Waktu sejak pelaksanaan studi hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 10 bulan (Maret 2011- Januari

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 1 (5) : 457-463, Desember 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU Cassava Chips Balado Development Strategy In UKM "Pundi Mas"

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Wisata Pasirmukti yang terletak pada Jalan Raya Tajur Pasirmukti Km. 4, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik. Waktu penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yaitu bulan Mei Agustus 2008. Tempat

Lebih terperinci

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di daerah wisata bahari Kawasan Wisata Lagoi (Bintan Resort) Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus pada Sondi Farm yang terletak di Kampung Jawa, Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22, 2008 DEPARTEMEN KEHUTANAN. KAWASAN. Pelestarian.Suaka Alam. Pengelolaan. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22, 2008 DEPARTEMEN KEHUTANAN. KAWASAN. Pelestarian.Suaka Alam. Pengelolaan. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22, 2008 DEPARTEMEN KEHUTANAN. KAWASAN. Pelestarian.Suaka Alam. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.41 /Menhut-II/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Bappeda, 2004 dan 2010)

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Bappeda, 2004 dan  2010) 12 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan penelitian mengambil lokasi di Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution yang terletak di Jalan Belitung No. 1, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Industri kayu lapis menghasilkan limbah berupa limbah cair, padat, gas, dan B3, jika limbah tersebut dibuang secara terus-menerus akan terjadi akumulasi limbah

Lebih terperinci

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu

Lebih terperinci

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata CHAPTER-09 Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata SWOT Filosofi SWOT Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai

Lebih terperinci

5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN

5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN 5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN Dalam bab ini akan membahas mengenai strategi yang akan digunakan dalam pengembangan penyediaan air bersih di pulau kecil, studi kasus Kota Tarakan. Strategi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang 53 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang diberikan kepada variabel sebagai petunjuk dalam memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Pasir,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Pasir, BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Dengan fokus penelitian yaitu pengembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kelompok Tani Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN 3. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Taman Wisata Alam Punti Kayu, Palembang, Sumatera Selatan. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yaitu bulan Juli-Agustus

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Data-data yang digunakan untuk melengkapi penelitian yaitu data primer dan data sekuder. Adapun langkah-

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO 1 INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO (Johannes teijsmania altifrons) DI DUSUN METAH, RESORT LAHAI, TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH PROVINSI RIAU- JAMBI Yusi Indriani, Cory Wulan, Panji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Kajian Penelitian Kajian dilakukan di Kabupaten Indramayu. Dasar pemikiran dipilihnya daerah ini karena Kabupaten Indramayu merupakan daerah penghasil minyak

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah) 10 III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Magang ini dilakukan di kawasan permukiman Sentul City yang terletak pada Kecamatan Citeureup dan Kecamatan Kedung Halang meliputi, Desa Babakan Madang, Sumurbatu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau

BAB III METODE PENELITIAN. diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat diskriptif kualitatif dan kuantitatif. Bersifat diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan/melukiskan

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH AL MIHRAB DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT Dalam upaya pengembangan dakwah melalui jurnalistik yang telah dilakukan oleh pengelola majalah "Al-Mihrab",

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL P ada dasarnya setiap penelitian memerlukan metode penelitian. Penelitian pariwisata maupun penelitian-penelitian bidang keilmuan sosial humaniora lainnya

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 1) Miskin sekali: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun lebih rendah 75% dari total pengeluaran 9 bahan pokok 2) Miskin: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun berkisar antara 75-125%

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis SWOT, Perencanaan Pemasaran Strategis. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis SWOT, Perencanaan Pemasaran Strategis. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pemasaran strategis yang akan diterapkan oleh CV. Gunung Batujajar. Latarbelakang penelitian dilakukan karena peranan divisi pemasaran dan tenaga

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam

BAB I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wisata alam oleh Direktorat Jenderal Pariwisata (1998:3) dan Yoeti (2000) dalam Puspitasari (2011:3) disebutkan sebagai kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel. Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November

III. METODE KAJIAN. Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel. Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November III. METODE KAJIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel pemerintah kabupaten/kota, secara purposif yaitu Kota Bogor yang mewakili kota kecil dan Kabupaten Bogor yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini mengambil lokasi di jalur sepeda Sentul City, Bogor, Indonesia (Gambar 4). Adapun waktu kegiatan penelitian ini kurang lebih selama

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah sepanjang jalan Cicurug-Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Agustus 2007, bertempat di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMB). Taman Nasional Gunung Merbabu

Lebih terperinci

Kata Kunci : Percepatan pembangunan, IFAS, EFAS, SWOT

Kata Kunci : Percepatan pembangunan, IFAS, EFAS, SWOT Analisis Swot Percepatan Pembagunan Kota Kediri Suhardi 1, Sigit Wisnu S.B. 2, Linawati 3 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara PGRI Kediri Suhardi.19@gmail.com, sigitwisnu@unpkediri.ac.id,linawati@unpkediri.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di Kabupaten Ketapang tepatnya di Kecamatan Muara Pawan, Desa Sungai Awan Kiri, di lokasi Obyek

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus 39 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Indikator Pengukuran Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus Penelitian, untuk memahami beberapa istilah tersebut, berikut

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM NOMOR : P. 11/KSDAE/SET/KSA.0/9/2016

Lebih terperinci

VII PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA TN KARIMUNJAWA

VII PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA TN KARIMUNJAWA VII PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA TN KARIMUNJAWA 7.1 Kerangka Umum Analytical Network Process (ANP) Prioritas strategi pengembangan TN Karimunjawa ditetapkan berdasarkan pilihan atas variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu penelitian dimulai pada bulan April 2013 sampai bulan Juni 2013. B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci