PENUNTUN TEKNOLOGI PAKAN (1) PRAKTIKUM PENGOLAHAN. Oleh: Dr. Ir. Yunilas, MP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENUNTUN TEKNOLOGI PAKAN (1) PRAKTIKUM PENGOLAHAN. Oleh: Dr. Ir. Yunilas, MP"

Transkripsi

1 PENUNTUN TEKNOLOGI PAKAN (1) PRAKTIKUM PENGOLAHAN Oleh: Dr. Ir. Yunilas, MP PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FEBRUARI, 2017

2

3 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkah rahmad dan hidayah-nya penulis telah dapat menyelesaikan buku Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Pakan sebagai penuntun dalam pelaksanaan praktikum pada Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Buku ini dibuat sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dalam pelaksanaan praktikum teknologi pengolahan pakan sehingga mahasiswa dapat memahami bagaimana aplikasi dari materi-materi yang disajikan di bangku perkuliahan. Beberapa materi baru disajikan dengan harapan dapat memperkaya wawasan pengetahuan praktis tentang Teknologi Pengolahan Pakan tepat guna khususnya dibidang peternakan. Selain membaca buku ini, mahasiswa diharapkan mencari buku-buku penunjang lain yang berkaitan dengan materi yang di praktikumkan sebagai sumber literatur. Edisi buku praktikum tahun ini dibuat dengan berbagai pengayaan dan penyempurnaan materi sesuai tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan sehingga ilmu yang diperoleh mahasiswa lebih dinamis. Namun demikian dalam penyajian buku ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif demi penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan semoga buku ini bermanfaat bagi semua fihak yang membutuhkan khususnya mahasiswa yang akan melakukan praktikum. Medan, Februari 2018 Penulis

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI TATA TERTIB PRAKTIKUM Latihan 1. Latihan 2. Latihan 3. Latihan 4. Latihan 5. Fermentasi Pakan Silase Tunggal (Hijauan Awetan Segar) Silase Komplit (Hijauan Awetan Segar) Hay (Hijauan Awetan Kering) Pakan Amoniasi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN TATA TERTIB PRAKTIKUM

5 1 Praktikan wajib mengenakan jas laboratorium. 2 Praktikan wajib hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai. 3 Praktikan harus mengikuti semua rangkaian kegiatan praktikum. 4 Praktikan wajib membawa buku penuntun praktikum dan penunjang praktikum seperti tisu, kain lap, dan sebagainya. 5 Praktikan dan asisten wajib menguasai materi praktikum yang akan dilakukan. 6 Kegiatan praktikum diawali dengan kegiatan asistensi yang dipimpin oleh asisten. 7 Praktikan harus mentaati jadwal praktikum yang telah disusun oleh dosen pengampu praktikum. 8 Praktikan yang tidak mengikuti praktikum selama 3 (tiga) kali tanpa alasan yang dibenarkan tidak boleh mengikuti praktikum selanjutnya dan dianggap mengundurkan diri dari praktikum. 9 Bentuk, susunan dan kekhususan pada setiap aspek penilaian dan penentuan nilai akhir menjadi wewenang dosen pengampu praktikum. 10 Praktikan wajib menyerahkan laporan resmi praktikum sebelumnya apabila akan mengikuti praktikum berikutnya. 11 Praktikan yang karena sesuatu hal tidak dapat mengikuti praktikum sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dapat mengajukan praktikum inhall. 12 Penilaian akhir praktikum menggunakan skala angka yang meliputi aspek: Pretest (15 %) Pelaksanaan praktikum (35 %) Responsi (15 %) Laporan resmi (35 %)

6 LATIHAN 1 FERMENTASI PAKAN Tujuan: 1. Untuk mengetahui cara pembuatan pakan fermentasi 2. Untuk mengetahui reaksi dalam proses fermentasi pakan 3. Untuk mengetahui mikroba yang berperan dalam pembuatan pakan fermentasi 4. Untuk mengetahui manfaat mikroorganisme dalam fermentasi Pendahuluan Fermentasi adalah perubahan secara grandual oleh beberapa enzim yang dihasilkan mikroorganisme (bakteri, jamur/fungi dan khamir/yeast). Sebagai contoh perubahan kimiawi selama proses fermentasi seperti dekomposisi pati dan gula menjadi alkohol dan karbohidrat, oksidasi senyawa nitrogen organik serta pengasaman susu. Dalam pelaksanaannya proses dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: mikroba, bahan dasar dan sifat-sifat proses. Mikroba yang digunakan hendaknya dalam kondisi murni, unggul, stabil dan bukan pathogen. Bahan dasar untuk fermentasi dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan ataupun limbah industri dengan syarat mudah didapat, tersedia secara kontiniu, harga murah dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. Sedangkan sifat-sifat proses yang perlu diperhatikan harus sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan mikrobia di dalam melakukan metabolismenya. Kondisi tersebut bias aerob atau anaerob, dengan medium cair atau padat. Proses fermentasi dalam pengolahan pakan adalah suatu proses penggolahan pakan menggunakan aktivitas mikroorganisme secara terkontrol. Fermentasi pakan dilakukan memiliki beberapa tujuan antara lain: untuk meningkatkan keawetan pakan karena diproduksinya asam organik dan/atau alkohol, menghasilkan produk dengan karakteristik flavor dan aroma yang khas sehingga meningkatkan palatabilitas, meningkatkan kualitas pakan karena proses fermentasi dapat meningkatkan kandungan nutrient pakan, serta meningkatkan kecernaan yang berimplikasi pada peningkatan produktivitas ternak yang mengkonsumsinya. 1

7 Bahan dan Alat Bahan : substrat dari limbah organik (sampah pasar), dedak halus (bekatul), molases, urea, ragi tape, ragi tempe, EM4 dan MOL. Alat : alat pemotong hijauan/choper, timbangan, nampan, kantong plastik, gelas ukur, beaker glass dan ph meter. Prosedur Kerja 1. Pembuatan pakan fermentasi dengan beberapa uji coba untuk mengevaluasi pengaruh fermentasi terhadap bahan pakan yaitu: F0 = substrat + urea + molases + dedak; F1 = substrat + urea + molases + dedak + ragi tape; F2 = substrat + urea + molases + dedak + ragi tempe; F3 = substrat + urea + molases + dedak + EM4; F4 = substrat + urea + molases + dedak + MOL. 2. Persiapan kultur starter probiotik MOL. Kultur tunggal masing-masing ditumbuhkan pada media cair Potato Dextrose Broth, Nutrent Broth, dan Yeast Malt Extract Broth (3 g ekstrak yeast, 3 g ekstrak malt, 5 g pepton, dan 10g glukosa dalam 1 liter akuades). Kultur campuran (Cocktail Inoculum) yang dimodifikasi Yunilas (2016) yaitu 1 liter aquadest, mineral brook 1%, urea 0,5%, molases 0,5%, dan dedak 2%. Inokulasi mikroba pada media masingmasing 5-10% dan diinkubasi selama 7 hari. 3. Pilah hijauan dari pasar, cacah hijauan 3-5 cm, layukan hijauan yang telah dicacah tadi selama 12 jam (satu malam) pada ruang terbuka. 4. Campur semua bahan lalu inokulasi dengan mikroba sesuai perlakuan yang akan diuji. Hasil campuran ransum tersebut dimasukkan ke dalam plastik dan diinkubasi selama 7 hari, 14 hari, dan 21 hari. 5. Lakukan pengamatan fisik, kimia dan mikrobiologis pakan sebelum dan setelah fermentasi. 2

8 PENGAMATAN FERMENTASI PAKAN Nama/NIM : Fakultas/Program Studi : Hari/Tanggal : Group/Kelompok : Tahapan Pengamatan: 1. Lakukan pengamatan organoleptic awal (sebelum diinkubasi) terhadap pakan yang disilase/fermentasi (warna, aroma, tekstur dan ph) 2. Amati perubahan yang terjadi selama pemeraman 7, 14, 21 hari 3. Lakukan penilaian terhadap pakan fermentasi yang dimati. 4. Hitung total skor pakan silase/fermentasi yang telah dibuat. Table 1. Penilaian Skoring Pakan Yang Difermentasi/Silase Kriteria Karakteristik Skor Aroma/bau dan rasa Tekstur Warna Jamur Pengumpalan - Sangat busuk dan meransang - Sedang - Asam - lembek - sedang - seperti hijau segar - tanpa warna hijauan - hijau kecoklatan - hijau seperti daun direbus - banyak - sedikit - tidak ada - menyeluruh - tengah - tepi Tabel 2. Organoleptik (Karakteristik Fisik) Pakan Fermentasi 3

9 Perlakuan awal akhir Pengamatan Warna Aroma Tekstur Rasa M0 M1 M2 M3 M4 Tabel 3. Kandungan Nutrient Pakan Fermentasi Perlakuan M0 M1 M2 M3 M4 sebelum fermentasi setelah fermentasi Pengamatan BK PK SK LK Tabel 4. Mikrobiologis Pakan Fermentasi Perlakuan M0 M1 M2 M3 M4 awal akhir Pengamatan ph Total Asam Total BAL LATIHAN 2 4

10 SILASE (HIJAUAN AWETAN SEGAR) Tujuan: 1. Untuk mengetahui proses pembuatan silase 2. Mampu dan terampil dalam pembuatan pakan silase 3. Mampu mengevaluasi kualitas silase yang dihasilkan Pendahuluan Silase adalah pakan ternak berupa hijauan segar baik dari hijauan lapangan, limbah pertanian dan perkebunan maupun limbah industri yang diproses dengan cara fermentasi asam laktat. Silase diawetkan dengan cara fermentasi dalam kondisi kadar air tinggi (60-80%). Dalam pelaksanaannya, silase tunggal dibuat secara anaerob dan umumnya hasil yang diperoleh dapat memenuhi 30-40% kebutuhan nutrisi ternak. Pada proses pembuatan pakan silase, bakteri asam laktat berperan dalam proses ensilase dengan memanfaatkan kadar gula terlarut sebagai asupan energi untuk melakukan aktifitas. Kekurangan kadar gula terlarut menyebabkan bakteri asam laktat menggunakan zat-zat lain yang terkandung dalam hijauan sebagai sumber energi. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya nilai nutrisi hijauan tersebut. Upaya yang dapat dilakukan agar proses ensilase berjalan optimal perlu dilakukan penambahan aditif. Disamping itu, penambahan feed aditif bertujuan agar suasana asam dalam silo cepat tercapai (ph 4.2), sehingga kerusakan bahan silase dapat dihindari, karena asam yang cukup dapat menghidari pertumbuhan bakteri yang tidak dikehendaki. Feed aditif yang umum digunakan seperti molases, sumber karbohidrat, asam, enzim, dan inoculum bakteri asam laktat. Molases merupakan salah satu bahan aditif yang mampu mengurangi kerusakan bahan kering silase terutama karbohidrat mudah larut. Sedangkan bakteri asam laktat secara alami ada ditanaman sehingga dapat secara otomatis berperan saat fermentasi. Namun penambahan bakteri asam laktat dalam proses fermentasi bertujuan agar pertumbuhan cepat, fase lag singkat dan effisiensi penggunaan substrat tinggi. Inoculum bakteri asam laktat yang terdapat pada silase berperan sebagai probiotik karena sifatnya yang masih dapat bertahan 5

11 hidup sampai bagian lambung utama dari ruminansia yaitu rumen. Beberapa manfaat dari pakan silase antara lain: pakan awet (tahan lama), tidak memerlukan proses pengeringan, meminimal kerusakan zat gizi akibat pemanasan, meningkatkan kandungan nutrisi serta mengandung asam-asam organik yang berfungsi menjaga keseimbangan mikroorganisme rumen ternak ruminansia. Bahan dan Alat Bahan : hijauan limbah pertanian/rumput gajah/kulit ubi kayu dll, bekatul, molases, inokulum BAL Alat : alat pemotong hijauan, timbangan, silo/plastik ukuran 5 kg, tali rafia, ph meter, gelas ukur, beaker glass. Prosedur Kerja 1. Siapkan hijauan limbah pertanian/perkebunan yang akan digunakan untuk silase, kemudian potong kecil-kecil 3-5 cm dengan chopper atau parang. 2. Layukan hijauan yang telah dicacah tadi selama 12 jam (satu malam) pada ruang terbuka. 3. Buat berbagai formula yang akan diuji coba yaitu S0 = hijauan tambak starter mikrobia S1 = hijauan + 5% molasses; S2 = hijauan + 5 % bekatul; S3= hijauan + 5% Starter; S4 = hijauan + 5% molasses + 5 % bekatul + 5 % starter. 4. Timbang semua bahan sesuai yang akan diuji coba. 5. Campurkan semua bahan sesuai formula uji coba sampai rata sebelum dimasukkan ke dalam Silo/polybag. 6. Ambil contoh dari hijauan tersebut untuk menentukan kadar bahan kering dan ph awal 6

12 7. Masukkan bahan silase ke dalam silo dan padatkan serapat mungkin agar udara tidak dapat keluar dari dalam silo (anaerob). 8. Setelah 21 hari timbang dan dibuka, lakukan pengamatan. Pengamatan meliputi pemeriksaan fisik (warna, aroma, tekstur dan ph) dan kimia silase setelah selesai proses ensilase. PENGAMATAN SILASE (HIJAUAN AWETAN SEGAR) Nama/NIM : Fakultas/Program Studi : Hari/Tanggal : Group/Kelompok : Tabel 5. Organoleptik (Karakteristik Fisik) Pakan Silase Perlakuan S0 S1 S2 S3 S4 awal akhir Pengamatan Warna Aroma Tekstur Rasa Tabel 6. Kandungan Nutrient Pakan Silase Perlakuan S0 S1 S2 S3 S4 sebelum fermentasi setelah fermentasi Pengamatan BK PK SK LK 7

13 Tabel 7. Mikrobiologis Pakan Silase Perlakuan S0 S1 S2 S3 S4 S5 awal akhir Pengamatan ph Total Asam Total Mikroba 8

14 LATIHAN 3 SILASE KOMPLIT (HIJAUAN AWETAN SEGAR) Tujuan: 1. Untuk mengetahui cara pembuatan pakan silase komplit 2. Untuk mengetahui mikroba yang berperan dalam pembuatan pakan silase komplit 3. Untuk mengetahui manfaat pakan silase komplit Pendahuluan Prinsip silase komplit sama dengan silase tunggal, hanya saja bahan penyusunnya lebih lengkap. Bahan penyusun silase komplit lebih lengkap terdiri dari sumber hijauan, konsentrat dan aditif. Keuntungan silase pakan komplit disamping meningkatkan keawetan pakan karena diproduksinya asam organik dan/atau alkohol, menghasilkan produk dengan karakteristik flavor dan aroma yang khas sehingga meningkatkan palatabilitas, meningkatkan kualitas pakan karena proses fermentasi dapat meningkatkan kandungan nutrient pakan, serta meningkatkan kecernaan yang berimplikasi, juga dapat memenuhi kebutuhan ternak sampai 100 %. Pembuatan pakan silase komplit dengan beberapa uji coba untuk mengevaluasi pengaruh silase komplit terhadap bahan pakan. Bahan dan Alat Bahan : sumber hijauan, suber konsentrat: dedak halus (bekatul), b. kelapa, jagung halus, molases, urea, premix, starter mikrobia. Alat : alat pemotong hijauan/choper, timbangan, nampan, kantong plastik, gelas ukur, beaker glass dan ph meter. Prosedur Kerja 1. Bahan pakan penyusun fermentasi komplit yaitu FKA0 = 80% hijauan + 5% dedak + 5% bungkil kedelai + 5% bungkil kelapa % urea % molases. 9

15 FKA1 = 80% hijauan + 5% dedak + 5% bungkil kedelai + 5% bungkil kelapa % urea % molases + MOL. FKB0 = 60% hijauan + 5% dedak + 15% bungkil kedelai + 15% bungkil kelapa % urea % molases. FKB1 = 60% hijauan + 5% dedak + 15% bungkil kedelai + 15% bungkil kelapa % urea % molases + MOL FKC0 = 40% hijauan + 5% dedak + 25% bungkil kedelai + 25% bungkil kelapa % urea % molases. FKC1 = 40% hijauan + 5% dedak + 25% bungkil kedelai + 25% bungkil kelapa % urea % molases + MOL 2. Hijauan dikumpul, dicacahcacah hijauan 3-5 cm, layukan hijauan yang telah dicacah tadi pada ruang terbuka. 3. Campur semua bahan lalu sesuai perlakuan yang akan diuji. Hasil campuran ransum tersebut dimasukkan ke dalam plastik dan diinkubasi selama 7 hari, 14 hari, dan 21 hari. 4. Lakukan pengamatan fisik, kimia pakan sebelum dan setelah fermentasi. 10

16 PENGAMATAN SILASE KOMPLIT (HIJAUAN AWETAN SEGAR) Nama/NIM : Fakultas/Program Studi : Hari/Tanggal : Group/Kelompok : Tabel 8. Organoleptik (Karakteristik Fisik) Pakan Silase Komplit Perlakuan FKA0 FKA1 FKB0 FKB1 FKC0 FKC1 awal akhir Pengamatan Warna Aroma Tekstur Rasa Tabel 9. Kandungan Nutrient Pakan Silase Komplit Perlakuan FKA0 FKA1 FKB0 FKB1 FKC0 FKC1 sebelum fermentasi setelah fermentasi Pengamatan BK PK SK LK Tabel 7. Mikrobiologis Pakan Silase Komplit Perlakuan FKA0 FKA1 FKB0 FKB1 FKC0 FKC1 awal akhir Pengamatan ph Total Asam Total Mikroba 11

17 LATIHAN 4 HAY (HIJAUAN AWETAN KERING) Tujuan: 1. Mengetahui beberapa metode hijauan awetan kering (hay) 2. Paham dan mampu membuat hijauan awetan kering (hay) 3. Dapat mengevaluasi kualitas hijauan awetan kering (hay) Pendahuluan Hay adalah hijauan yang sengaja dipotong sebelum tua untuk dikeringkan sampai kadar air % dalam waktu singkat. Pengeringan hijauan sampai kadar air ini dilakukan dengan tujuan agar mikroorganisme (jamur) tidak dapat tumbuh, sehingga dapat disimpan dalam waktu lama. Pembuatan hay bertujuan untuk mengurangi tingkat kandungan air dari hijauan hingga pada suatu level dimana dapat menghambat aksi dari enzim- enzim baik yang dihasilkan oleh tanaman maupun microbial. Hay yang masih berwarna hijau sama dengan warna sebelum pengeringan dapat mengindikasikan bahwa hijauan tersebut mempunyai kandungan prekursor vitamin A yang lebih besar. Namun hay yang berwarna gelap dan kekuning-kuningan menunjukkan telah terjadinya bleaching dan pencucian kandungan nutrisi yang terjadi setelah proses pemanenan. Radiasi cahaya matahari yang langsung ke permukaan dengan temperatur yang melebihi 65 0 C dapat menyebabkan terjadinya proses pemasakan kering olah radiasi cahaya matahari, selanjutnya menyebabkan terjadinya perubahan warna pada hijauan. Hay yang tumbuh jamur akan berwarna lebih coklat. Pada hay yang tumbuh jamur dan mengalami reaksi coklat akan menyebabkan terjadinya perombakan protein, dan gula-gula yang mudah larut, sehingga pada akhirnya akan menurunkan kecernaan dari hay yang dihasilkan. Hay dapat disimpan dengan baik apabila mempunyai kandunga air yang rendah yaitu 15-20%. Hay yang mempunyai kandungan air lebih dari 30% akan lebih 12

18 mudah rusak karena terjadi proses pencoklatan baik secara enzimatis maupun non enzimatis. Bahan dan Alat Bahan : hijauan atau limbah pertanian, perkebunan. Alat : timbangan, tali, tikar plastik/terpal. Prosedur Kerja 1. Hijauan segar ( jerami padi, jerami jagung) ditimbang. 2. Hijauan kemudian dikeringkan dengan beberapa metode: R1 = dikeringkan mengunakan lemari pengering suhu 40 0 C; R2 = hamparan diangin-anginkan tanpa sinar matahari langsung; R3 = dijemur dibawah sinar matahari beralaskan beton; R4 = dijemur dibawah sinar matahari beralaskan terpal. 3. Catat perubahan iklim selama pembuatan hay. 4. Pembuatan hay dilakukan sampai kering. 5. Lakukan pengamatan pada hijauan yang telah kering (Hay) 6. Hay yang baik memiliki kadar air ±15%-20% 7. Pengamatan meliputi: karakteristik fisik dan kimiawi (KA, BK, PK dan NDF) 13

19 PENGAMATAN PERCOBAAN 3 HAY (HIJAUAN AWETAN KERING) Nama/NIM : Fakultas/Program Studi : Hari/Tanggal : Group/Kelompok : Tabel 1. Data Iklim Selama Pembuatan Hay Hijauan Tanggal Suhu ( o C) Kelembaban relative (%) Sumber: Station Klimatologi,.(2018) Titik embun ( 0 C) Curah hujan (mm) Lama penyinaran (jam) Net radiasi (W/m 2 ) Tabel 2. Karakteristik Fisik Hay Hijauan Pada Berbagai Metode Pengeringan Perlakuan Warna Berjamur/tidak R1 R2 R3 R4 14

20 LATIHAN 5 PAKAN AMONIASI Tujuan 1. Mengetahui proses pengolahan pakan hijauan secara amoniasi. 2. Paham dan terampil dalam pembuatan pakan hijauan amoniasi. Pendahuluan Penggolahan pakan secara amoniasi adalah pengolahan pakan dengan menggunakan bahan kimia berupa amoniak (NH3). Pengolahan pakan dengan cara ini bertujuan untuk meningkatkan daya cerna bahan pakan berserat disamping itu juga dapat meningkatkan kadar N (proteinnya). Beberapa keuntungan lainnya dari proses pengolahan pakan secara amoniasi antara lain: lebih mudah dalam pelaksanaannya (sederhana), murah (sumber NH3 diambil dari urea), berfungsi sebagai pengawet, anti aflatoksin, efisien dan tidak mencemari lingkungan. Dalam proses pelaksanaannya ada dua cara yaitu amoniasi secara kering (urea tidak dilarutkan) dan secara basah (urea dilarutkan). Jerami merupakan salah satu bahan pakan yang umum diamoniasi peternak. Hal ini disebabkan karena produksi cukup berlimpah terutama pada saat panen raya. Disamping itu pelaksanan amoniasi lebih mudah. Ada beberapa kriteria jerami padi yang akan diamoniasi antara lain: jerami harus dalam kondisi kering, tidak boleh terendam air sawah ataupun air hujan, dan harus dalam keadaan baik. Bahan dan Alat Bahan: jerami padi, urea dan air. Alat: terpal plastik sebagai alas, wadah kantong plastik atau balok kotak/bulat untuk cetakan, timbangan, oven. Prosedur Kerja : 1. Urea dilarutkan dengan air lalu diaduk sampai homogen sehingga tidak ada lagi butir-butir urea yang terlihat. 2. Jerami dicacah lalu siram dengan larutan urea dengan gembor agar lebih mudah 15

21 dan dapat merata, sampai seluruh larutan tersebut habis. 3. Jerami yang telah disiram larutan urea dimasukkan ke dalam kantong plastik yang telah dilapis dua dengan cara memasukan lembar pertama ke dalam lembar kedua, agar lebih kuat dan menghindarkan bocor atau dimasukan kedalam wadah cetakan berupa balok. 4. Jerami dipadatkan dengan cara menekan/mendorong jerami 5. Ikat kantong plastik atau wadah balok dan simpan di tempat terlindung dari air dan panas matahari. 6. Setelah satu bulan kantong plastik dapat dibuka. Jerami hasil amoniasi sebelum diberikan pada ternak perlu diangin-anginkan selama dua hari. Catatan 1. Pakan amoniasi dapat disimpan dalam jangka waktu lama tetapi harus dijemur dan dikeringkan di panas matahari selama kurang lebih satu minggu hingga kadar air mencapai 20 %. 2. Bila jerami tersebut sudah dijemur dan kering maka dapat disimpan di bawah atap dan tahan 6 bulan sampai satu tahun tanpa adanya penurunan kualitas. 3. Pemberian pada ternak tidak perlu dicacah tapi dapat diberikan dalam kondidi utuh. 16

22 PENGAMATAN LATIHAN 5 PAKAN AMONIASI Nama/NIM : Fakultas/Program Studi : Hari/Tanggal : Group/Kelompok : Tabel 4. Karakteristik Fisik Silase Komplit Perlakuan awal akhir Perlakuan Aroma ph Tekstur Warna P1 P2 P3 P4 17

23 DAFTAR PUSTAKA McDonald, P., Henderson, A.R., and Heron, S.J.E The Biochemistry of Silage. Second Edition. Marlow: Chalcombe Publication. MORAN, J Forage Conservation: Making Quality Silage and Hay in Australia. AGMEDIA. East Melbourne, Victoria. PORTER, J.C Haymaking. Cooperative Extention. University of New Hamspire. (30 April 2007). Rankin, M. and D. Undersander Rain damage to forage during hay and silage making. Focus on Forage. 2(4) Januari n_damage.htm. Russel, M.A. and K.D. Johnson Selecting quality hay for horses. Purdue Forage Information. Purdue University. 12 pp. Syofyan,A dan A. Febrisiantosa Tingkat Kualitas Pakan Ternak Dengan silase Komplit. INOVASI. Edisi 05/Desember Yunilas Aplikasi Bioteknologi Dalam Pengolahan Pakan Komplit Menggunakan Mikroba Indigenous Berbasis Limbah Perkebunan Dan Industri Kelapa Sawit Sebagai Pakan Ternak Ruminansia. Disertasi. Program Pascasarjana, Universitas Andalas, Padang. 18

24 LAMPIRAN 19

25 LEMBAR KERJA MAHASISWA (DIISI PADA SAAT PRAKTIKUM) Nama Mahasiswa :.. Asisten :. Stambuk :.. Judul Praktikum :... Paraf :. Hari/Tanggal Praktikum Tujuan Alat Bahan dan Alat : Bahan : 20

26 HASIL PENGAMATAN Bagian Gambar Keterangan 21

27 LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PAKAN TAHUN AJARAN 2016/2017 Oleh: NAMA : STAMBUK : KELOMPOK : HARI/TGL : DOSEN : PROGRAM STUDI PETERNAKAN, FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN,

28 HALAMAN PENGESAHAN Judul : Laporan Lengkap Praktikum Laporan Lengkap : Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Lulus Praktikum Teknologi Penggolahan Pakan Pada Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Nama : Stambuk : Kelompok/Hari : Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing Dr. Ir. Yunilas, M.P NIP Tanggal Pengesahan : 23

29 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Hay (Hijauan Awetan Kering) Fermentasi Bahan Pakan Silase Tunggal (Hijauan Awetan Segar) Silase Komplit (Hijauan Awetan Segar) Amoniasi Pakan. BAB III. MATERI DAN METODA 8. BAB IV Hay (Hijauan Awetan Kering) Fermentasi Bahan Pakan Silase Tunggal (Hijauan Awetan Segar) Silase Komplit (Hijauan Awetan Segar) Amoniasi Pakan. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1. Hay (Hijauan Awetan Kering) Fermentasi Bahan Pakan Silase Tunggal (Hijauan Awetan Segar) Silase Komplit (Hijauan Awetan Segar) Amoniasi Pakan. 10 BAB V. KESIMPULAN 20 DAFTAR PUSTAKA. 21 LAMPIRAN 22 24

30 BAB I PENDAHULUAN

31 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. HAY (Hijauan Awetan Kering) Fermentasi Bahan Pakan 26

32 2.3. Silase Tunggal (Hijauan Awetan Segar) 2.4. Silase Komplit (Hijauan Awetan Segar) 2.5. Amoniasi Pakan 27

33 BAB III MATERI DAN METODA 3.1. HAY (Hijauan Awetan Kering) Bahan Alat.... Prosedur Kerja Dst 3.3. Fermentasi Bahan Pakan Bahan Alat.... Prosedur Kerja Dst 28

34 3.3. Silase Tunggal (Hijauan Awetan Segar) Bahan Alat.... Prosedur Kerja Dst 3.4. Silase Komplit (Hijauan Awetan Segar) Bahan Alat.... Prosedur Kerja Dst 29

35 3.5. Amoniasi Pakan Alat Bahan.... Prosedur Kerja Dst 30

36 BAB IV PEMBAHASAN 4.1. HAY (Hijauan Awetan Kering) Fermentasi Bahan Pakan 31

37 4.3. Silase Tunggal (Hijauan Awetan Segar) 4.4. Silase Komplit (Hijauan Awetan Segar) 4.5. Amoniasi Pakan 32

38 BAB V KESIMPULAN 33

39 DAFTAR PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung tersedianya sampah khususnya sampah organik. Sampah organik yang berpeluang digunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pakan merupakan faktor utama penentu keberhasilan usaha peternakan, karena sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan biaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Sayuran Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai konsekuensi logis dari aktivitas serta pemenuhan kebutuhan penduduk kota. Berdasarkan sumber

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peternak Indonesia pada umumnya sering mengalami permasalahan kekurangan atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai pakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan Peternakan, analisis silase dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Sayuran Menurut Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo PP 85/1999, limbah didefinisikan sebagai buangan dari suatu usaha atau kegiatan manusia. Salah satu limbah yang banyak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil Pengamatan Karakteristik Fisik Silase Ransum komplit

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil Pengamatan Karakteristik Fisik Silase Ransum komplit HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Fisik Silase Ransum Komplit Karakteristik fisik silase diamati setelah silase dibuka. Parameter yang dilihat pada pengamatan ini, antara lain: warna, aroma silase, tekstur

Lebih terperinci

IPTEK PENGOLAHAN BAHAN PAKAN

IPTEK PENGOLAHAN BAHAN PAKAN IPTEK2018 BRIEFING PRAKTIKUM IPTEK PENGOLAHAN BAHAN PAKAN Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 2018 19 MARET 2018 TIM ASISTEN PRAKTIKUM ZHULIH WINDU B 0812 9564 3684 A NUR MAIDAH 082257681383 B NOPYA

Lebih terperinci

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39 Ketersediaan sumber pakan hijauan masih menjadi permasalahan utama di tingkat peternak ruminansia. Pada musim kemarau tiba mereka terpaksa harus menjual dengan harga murah untuk mengatasi terbatasnya hijauan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Kemudian, analisis kandungan

Lebih terperinci

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39 Jawabannya tentu tidak. Ada beberapa teknologi pengawetan hijauan pakan ternak seperti silase, hay, amoniasi, fermentasi. Namun masing-masing teknologi tersebut mempnuyai kekurangan dan kelebihan. Salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan peningkatan permintaan daging kambing, peternak harus

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan peningkatan permintaan daging kambing, peternak harus I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Seiring dengan peningkatan permintaan daging kambing, peternak harus memikirkan ketersediaan pakan. Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam pemeliharaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. penampilan barang dagangan berbentuk sayur mayur yang akan dipasarkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. penampilan barang dagangan berbentuk sayur mayur yang akan dipasarkan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Limbah Sayuran Limbah sayuran pasar merupakan bahan yang dibuang dari usaha memperbaiki penampilan barang dagangan berbentuk sayur mayur yang akan dipasarkan (Muwakhid,

Lebih terperinci

SILASE DAN GROWTH PROMOTOR

SILASE DAN GROWTH PROMOTOR MODUL SILASE DAN GROWTH PROMOTOR Penyusun: Edy Susanto, S.Pt, M.P FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN 2014 ii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah S.W.T atas rakhmat dan hidayahnya, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kasar yang tinggi. Ternak ruminansia dalam masa pertumbuhannya, menyusui,

BAB I PENDAHULUAN. kasar yang tinggi. Ternak ruminansia dalam masa pertumbuhannya, menyusui, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan komponen utama dalam usaha peternakan hewan ruminansia. Pemberian pakan dimaksudkan agar ternak ruminansia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya untuk pertumbuhan

Lebih terperinci

Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah:

Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah: Wafer Pakan (Feed Wafer) Roti/Wafer pakan merupakan salah satu teknologi pengolahan pakan yang efektif dan diharapkan dapat menjaga kontinuitas ketersediaan pakan ternak, terutama pada musim kemarau. Stevent

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Musim kemarau di Indonesia menjadi permasalahan yang cukup

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Musim kemarau di Indonesia menjadi permasalahan yang cukup PENDAHULUAN Latar Belakang Musim kemarau di Indonesia menjadi permasalahan yang cukup berat bagi peternak. Hal tersebut dikarenakan sulitnya memenuhi kebutuhan pakan hijauan yang berkualitas untuk ternak,

Lebih terperinci

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46 Pakan mempunyai peranan yang sangat penting didalam kehidupan ternak. Kita ketahui bahwa biaya pakan merupakan biaya terbesar dari total biaya produksi yaitu mencapai 70-80 %. Kelemahan sistem produksi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Tanaman Singkong Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang cukup potensial di Indonesia selain padi dan jagung. Tanaman singkong termasuk

Lebih terperinci

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi i PETUNJUK PRAKTIS MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN TERNAK SAPI Penyusun: Nurul Agustini Penyunting: Tanda Sahat Panjaitan

Lebih terperinci

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA AgroinovasI SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA Ternak ruminansia seperti kambing, domba, sapi, kerbau dan rusa dan lain-lain mempunyai keistimewaan dibanding ternak non ruminansia yaitu

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIOPLUS DARI ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si

PEMBUATAN BIOPLUS DARI ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si PEMBUATAN BIOPLUS DARI ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isi rumen merupakan limbah rumah potong hewan ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba) yang masih belum optimal

Lebih terperinci

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 03 Pebruari :23 - Update Terakhir Selasa, 17 Pebruari :58

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 03 Pebruari :23 - Update Terakhir Selasa, 17 Pebruari :58 Pembuatan silase komplit dapat dijadikan salah satu cara untuk mengatasi kekurangan pakan di musim kemarau sekaligus memperbaiki kualitas gizi pakan ternak. Pada kondisi bulan basah (musim hijauan) pada

Lebih terperinci

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA Indonesia adalah negara TROPIS Dengan ciri khas kualitas rumput yang rendah Pemberian pakan hanya dengan rumput Pemberian pakan campuran rumput dan konsentrat hijauan hijauan

Lebih terperinci

MEMBUAT SILASE PENDAHULUAN

MEMBUAT SILASE PENDAHULUAN MEMBUAT SILASE Oleh : Drh. Linda Hadju BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2014 PENDAHULUAN Hijauan merupakan sumber pakan utama untuk ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba). Untuk meningkatkan

Lebih terperinci

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG (Study on Molasses as Additive at Organoleptic and Nutrition Quality of Banana Shell Silage) S. Sumarsih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi. Setiap ternak ruminansia membutuhkan makanan berupa hijauan karena

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi. Setiap ternak ruminansia membutuhkan makanan berupa hijauan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan kebutuhan utama dalam segala bidang usaha ternak, termasuk dalam hal ternak ruminansia. Pemberian pakan dimaksudkan agar ternak ruminansia dapat memenuhi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA DKI Jakarta merupakan wilayah terpadat penduduknya di Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai 13,7 ribu/km2 pada tahun

Lebih terperinci

PERUBAHAN MASSA PROTEN, LEMAK, SERAT DAN BETN SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI

PERUBAHAN MASSA PROTEN, LEMAK, SERAT DAN BETN SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI PERUBAHAN MASSA PROTEN, LEMAK, SERAT DAN BETN SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI Syahriani Syahrir, Sjamsuddin Rasjid, Muhammad Zain Mide dan Harfiah Jurusan Nutrisi dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah mempunyai banyak dampak pada manusia dan lingkungan antara lain

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah mempunyai banyak dampak pada manusia dan lingkungan antara lain II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Limbah Sayuran Limbah mempunyai banyak dampak pada manusia dan lingkungan antara lain kesehatan, lingkungan, dan sosial ekonomi. Salah satu limbah yang banyak terdapat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat 36 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu mulai 8 Maret sampai 21 Agustus 2007 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada 10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada pellet calf starter dengan penambahan bakteri asam laktat dari limbah kubis terfermentasi telah dilaksanakan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Pengertian

1. Pendahuluan. 2. Pengertian PENINGKATAN KUALITAS JERAMI PADI MELALUI PERLAKUAN UREA AMONIASI Oleh : Marjuki Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang Telp. : 0341-463508, 08123352241 e-mail : marjuki4663@yahoo.com 1. Pendahuluan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. diikuti dengan meningkatnya limbah pelepah sawit.mathius et al.,

I.PENDAHULUAN. dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. diikuti dengan meningkatnya limbah pelepah sawit.mathius et al., I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produksi yang menurun dan meningkatnya impor daging di Indonesia yang dikarenakan alih fungsi lahan yang digunakan untuk pembuatan perumahan dan perkebunan. Untuk memenuhi

Lebih terperinci

TEKNOLOGI JERAMI FERMENTASI SEBAGAI PAKAN TERNAK Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si Widyaiswara Muda

TEKNOLOGI JERAMI FERMENTASI SEBAGAI PAKAN TERNAK Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si Widyaiswara Muda TEKNOLOGI JERAMI FERMENTASI SEBAGAI PAKAN TERNAK Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si Widyaiswara Muda I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang mempunyai potensi yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap peningkatan produksi ternak. Namun biaya pakan

I. PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap peningkatan produksi ternak. Namun biaya pakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan sangat berpengaruh terhadap peningkatan produksi ternak. Namun biaya pakan menduduki urutan pertama, dimana biaya

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari 32 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari 2015 di Laboratorium Teknologi Pakan dan Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Universitas Diponegoro, Semarang.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN 2013

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN 2013 Dari bermacam-macam limbah pertanian yang mempunyai

Lebih terperinci

Temu Lapang Bioindustri Sawit-Sapi

Temu Lapang Bioindustri Sawit-Sapi Temu Lapang Bioindustri Sawit-Sapi Bangkinang-Salah satu kegiatan diseminasi inovasi hasil penelitian dan Pengkajian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau adalah kegiatan temu lapang. Pada sabtu

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013. 26 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013. Sampel daun nenas diperoleh dari PT. Great Giant Pineapple,

Lebih terperinci

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh kualitas, kuantitas,

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh kualitas, kuantitas, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh kualitas, kuantitas, dan kontinuitas ketersediaan bahan pakan yang diberikan. Namun akhir-akhir ini lahan untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di Kec. Binjai Kota Sumatera Utara. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 3 bulan dimulai dari bulan Oktober sampai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan menjadi salah satu faktor penentu dalam usaha peternakan, baik terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan tercapai bila mendapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang,

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bandar Lampung dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang, menghasilkan sampah dengan karakteristik yang bervariasi. Timbunan sampah yang tidak terurus

Lebih terperinci

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

Lebih terperinci

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Salah satu jenis pakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dan analisis proksimat kadar air, kadar protein, dan kadar lemak

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dan analisis proksimat kadar air, kadar protein, dan kadar lemak 21 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan analisis proksimat kadar air, kadar protein, dan kadar lemak dilaksanakan pada Mei 2013 di Laboratorium Nutrisi dan Makanan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi 1 I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak dikembangbiakan oleh masyarakat. Pemeliharaan domba yang lebih cepat dibandingkan ternak sapi, baik sapi

Lebih terperinci

SILASE (SILAGE) PAKAN TERNAK FERMENTASI

SILASE (SILAGE) PAKAN TERNAK FERMENTASI SILASE (SILAGE) PAKAN TERNAK FERMENTASI Nama : Rahmat Hidayat NIM : 10.11.3749 Kelas : 2C STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010-2011 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah TINJAUAN PUSTAKA Ampas Sagu Pemanfaatan limbah sebagai bahan pakan ternak merupakan alternatif dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah mempunyai proporsi pemanfaatan yang besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha penggemukan. Penggemukan sapi potong umumnya banyak terdapat di daerah dataran tinggi dengan persediaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemenuhan kebutuhan pakan hijauan untuk ternak ruminansia, selama ini telah

I. PENDAHULUAN. Pemenuhan kebutuhan pakan hijauan untuk ternak ruminansia, selama ini telah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pemenuhan kebutuhan pakan hijauan untuk ternak ruminansia, selama ini telah mengalami keterbatasan. Lahan yang tidak subur yang semestinya sebagai lahan tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Daun Rami dan Pemanfaatannya

TINJAUAN PUSTAKA Daun Rami dan Pemanfaatannya TINJAUAN PUSTAKA Daun Rami dan Pemanfaatannya Tanaman rami (Boehmeria nivea, L. Gaud) identik dengan serat karena selama ini tanaman tersebut dibudidayakan untuk diambil seratnya. Adapun sistematika botani

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. baik dalam bentuk segar maupun kering, pemanfaatan jerami jagung adalah sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. baik dalam bentuk segar maupun kering, pemanfaatan jerami jagung adalah sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jerami Jagung Jerami jagung merupakan sisa dari tanaman jagung setelah buahnya dipanen dikurangi akar dan sebagian batang yang tersisa dan dapat diberikan kepada ternak, baik

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian 11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April 2015. Pelaksanaan penelitian pembuatan pelet calf

Lebih terperinci

PAKAN TERNAK HAYLASE JERAMI PADI DARI STARTER ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si Widyaiswara Muda I. PENDAHULUAN

PAKAN TERNAK HAYLASE JERAMI PADI DARI STARTER ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si Widyaiswara Muda I. PENDAHULUAN PAKAN TERNAK HAYLASE JERAMI PADI DARI STARTER ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si Widyaiswara Muda I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang mempunyai potensi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Nutrien Berbagai Jenis Rumput Kadar nutrien masing-masing jenis rumput yang digunakan berbeda-beda. Kadar serat dan protein kasar paling tinggi pada Setaria splendida, kadar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Limbah telah menjadi masalah utama di kota-kota besar Indonesia. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Limbah telah menjadi masalah utama di kota-kota besar Indonesia. Pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah telah menjadi masalah utama di kota-kota besar Indonesia. Pada tahun 2020, volume sampah perkotaan di Indonesia diperkirakan akan meningkatlima kali lipat (Fatimah,

Lebih terperinci

BERBAGAI METODA PENGOLAHAN PAKAN BERSERAT Oleh : Hesty Natalia Literatur : Berbagai sumber

BERBAGAI METODA PENGOLAHAN PAKAN BERSERAT Oleh : Hesty Natalia Literatur : Berbagai sumber BERBAGAI METODA PENGOLAHAN PAKAN BERSERAT Oleh : Hesty Natalia Literatur : Berbagai sumber Keberhasilan bisnis peternakan tidak bisa lepas dari kemampuan manajemen kecukupan pakan. Hampir 80% dari total

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu dengan cara mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. Rancangan

Lebih terperinci

putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

putri Anjarsari, S.Si., M.Pd NATA putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id Nata adalah kumpulan sel bakteri (selulosa) yang mempunyai tekstur kenyal, putih, menyerupai gel dan terapung pada bagian permukaan cairan (nata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta

I. PENDAHULUAN. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI I. Pendahuluan Ternak ruminansia diklasifikasikan sebagai hewan herbivora karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para peternak selayaknya memanfaatkan bahan pakan yang berasal dari hasil ikutan produk sampingan olahan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. complete feed eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan kemasan silo berbeda

BAB III MATERI DAN METODE. complete feed eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan kemasan silo berbeda 23 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang kandungan gula pereduksi dan total asam pada silase complete feed eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan kemasan silo berbeda dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan problema sampai saat ini. Di musim kemarau hijauan makanan ternak

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan problema sampai saat ini. Di musim kemarau hijauan makanan ternak 8 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Hijauan Pakan Dalam meningkatkan meningkatkan produksi ternak, ketersediaan hijauan makanan ternak merupakan bagian yang terpenting, karena lebih dari 70% ransum ternak terdiri

Lebih terperinci

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan SILASE TANAMAN JAGUNG SEBAGAI PENGEMBANGAN SUMBER PAKAN TERNAK BAMBANG KUSHARTONO DAN NANI IRIANI Balai Penelitian Ternak Po Box 221 Bogor 16002 RINGKASAN Pengembangan silase tanaman jagung sebagai alternatif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran terbesar di Provinsi Lampung. Terdapat 4 kecamatan yang merupakan penghasil sayuran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan TINJAUAN PUSTAKA Sumberdaya Pakan Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup, berproduksi, dan berkembang

Lebih terperinci

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari sellulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal dari pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Onggok Kering Terfermentasi Probiotik dalam Ransum Terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan Ayam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ternak disamping manajemen pemeliharaan dan pemberian pakan adalah faktor manajemen lingkungan. Suhu dan kelembaban yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ketela

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ketela 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Ubi Kayu Ubi kayu merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ketela pohon, singkong atau kasape. Ubi kayu merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia. Buah nenas merupakan produk terpenting kedua setelah pisang. Produksi nenas mencapai 20%

Lebih terperinci

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum. NATA DE SOYA 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari selulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media cair

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

Lebih terperinci

ILMU NUTRISI RUMINANSIA DAN NON RUMINANSIA

ILMU NUTRISI RUMINANSIA DAN NON RUMINANSIA PENUNTUN PRAKTIKUM ILMU NUTRISI RUMINANSIA DAN NON RUMINANSIA DISUSUN OLEH: TIM DOSEN ILMU NUTRISI RUMINANSIA DAN NON RUMINANSIA JURUSAN ILMU PETERNAKAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. pertanian atau sisa hasil pertanian yang bernilai gizi rendah sebagai bahan pakan

BAB I. PENDAHULUAN. pertanian atau sisa hasil pertanian yang bernilai gizi rendah sebagai bahan pakan 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan utama makanan ternak ruminansia adalah hijauan pada umumnya, yang terdiri dari rumput dan leguminosa yang mana pada saat sekarang ketersediaannya mulai terbatas

Lebih terperinci

Pengeringan Untuk Pengawetan

Pengeringan Untuk Pengawetan TBM ke-6 Pengeringan Untuk Pengawetan Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikroorganisme Lokal (MOL) Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Desember Januari 2015 di kandang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Desember Januari 2015 di kandang 19 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Desember 2014 18 Januari 2015 di kandang ayam petelur milik CV. Varia Agung Jaya, Desa Varia Agung, Kecamatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia. Selain menghasilkan produksi utamanya berupa minyak sawit dan minyak inti sawit, perkebunan kelapa

Lebih terperinci

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc Kinerja Pencernaan dan Efisiensi Penggunaan Energi Pada Sapi Peranakan Ongole (PO) yang Diberi Pakan Limbah Kobis dengan Suplemen Mineral Zn dan Alginat Tyas Widhiastuti Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong.

I. PENDAHULUAN. Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Limbah industri gula tebu terdiri dari bagas (ampas tebu), molases, dan blotong. Pemanfaatan limbah industri gula tebu sebagai pakan alternatif merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan pelengkap (Hartadi dkk., 1991). Konsentrat terdiri dari campuran jagung,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan pelengkap (Hartadi dkk., 1991). Konsentrat terdiri dari campuran jagung, 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakan Konsentrat Konsentrat adalah suatu bahan pakan yang dipergunakan bersama bahan pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan makanan dan dimaksudkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Selama fermentasi berlangsung terjadi perubahan terhadap komposisi kimia substrat yaitu asam amino, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral, selain itu juga

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Nutrien Konsumsi pakan merupakan faktor penting untuk menentukan kebutuhan hidup pokok dan produksi karena dengan mengetahui tingkat konsumsi pakan maka dapat ditentukan kadar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional (Hoddi et al.,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional (Hoddi et al., PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagian besar populasi ternak sapi di Indonesia dipelihara oleh petani peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional (Hoddi et al., 2011). Usaha peningkatan produktivitas

Lebih terperinci

Kualitas Silase Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dengan Penambahan Dedak Halus dan Ubi Kayu

Kualitas Silase Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dengan Penambahan Dedak Halus dan Ubi Kayu Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol. 3, No. 1, Juni 2014, pp. 1-6 ISSN 2303 1093 Kualitas Silase Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dengan Penambahan Dedak Halus dan Ubi Kayu Program Studi Peternakan, Fakultas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kualitas Fermentasi Silase Beberapa Jenis Rumput

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kualitas Fermentasi Silase Beberapa Jenis Rumput HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Fisik Silase Kualitas Fermentasi Silase Beberapa Karakter fisik merupakan karakter yang dapat diamati secara langsung, karakter fisik yang diamati pada penelitian ini

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan Konsumsi Bahan Kering (BK) HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Konsumsi pakan merupakan jumlah pakan yang dimakan oleh ternak yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan proses produksi

Lebih terperinci

Okt ,30 75,00 257,00 Nop ,30 80,00 458,00 Des ,10 84,00 345,00 Jumlah 77,70 264, ,00 Rata-rata 25,85 88,30 353,34

Okt ,30 75,00 257,00 Nop ,30 80,00 458,00 Des ,10 84,00 345,00 Jumlah 77,70 264, ,00 Rata-rata 25,85 88,30 353,34 HASIL DAN PEMBAHASAN Informasi Tanaman dan Kondisi Lingkungan Tanaman Jagung yang digunakan adalah tanaman jagung varietas Pertiwi-3 diproduksi oleh PT. Agri Makmur Pertiwi. Tanaman Jagung yang digunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak puyuh mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan baik sebagai penghasil telur maupun penghasil daging. Menurut Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012)

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pelaksanaan penelitian mulai bulan Februari 2012 sampai dengan bulan April 2012. Pembuatan pakan dilaksanakan di CV. Indofeed. Analisis Laboratorium dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Cara pengeringan. Cara pengeringan akan menentukan kualitas hay dan biaya yang diperlukan.

Cara pengeringan. Cara pengeringan akan menentukan kualitas hay dan biaya yang diperlukan. Cara pengeringan Cara pengeringan akan menentukan kualitas hay dan biaya yang diperlukan. Prinsip pengeringan adalah CEPAT agar penurunan kualitas dapat ditekan. Cara pengeringan 1. Sinar matahari. Untuk

Lebih terperinci

KANDUNGAN NUTRISI SILASE JERAMI JAGUNG MELALUI FERMENTASI POLLARD DAN MOLASES

KANDUNGAN NUTRISI SILASE JERAMI JAGUNG MELALUI FERMENTASI POLLARD DAN MOLASES KANDUNGAN NUTRISI SILASE JERAMI JAGUNG MELALUI FERMENTASI POLLARD DAN MOLASES TRISNADEWI, A. A. A. S., I G. L. O. CAKRA., DAN I W SUARNA Fakultas Peternakan Universitas Udayana e-mail: aaas_trisnadewi@unud.ac.id

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Biskuit Pakan Biskuit pakan merupakan inovasi bentuk baru produk pengolahan pakan khusus untuk ternak ruminansia. Pembuatan biskuit pakan menggunakan prinsip dasar pembuatan

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak 24 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ternak Penelitian, Ternak yang digunakan

Lebih terperinci