Hewan percobaan yang digunakan adalah tikus putih (Rattus norvegicus) galur (strain) Sprague Dawley. Tikus Sprague Dawley jantan berumur 2 bulan, 34

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hewan percobaan yang digunakan adalah tikus putih (Rattus norvegicus) galur (strain) Sprague Dawley. Tikus Sprague Dawley jantan berumur 2 bulan, 34"

Transkripsi

1 METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium Biokimia Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Laboratorium Hewan Percobaan dan Kimia,Seafast Centre dan ITP, IPB, Laboratorium Terpadu Fakultas Kedokteran Hewan-IPB. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2008 sampai Desember Bahan Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini termasuk sorgum putih varietas kawali, yang diperoleh dari petani di Gunung Kidul-Jawa Tengah dan jewawut (milet) dari kios pakan burung di Bogor. Pakan standar terdiri dari kasein sebagai sumber protein dari toko bahan kimia di Bogor, minyak jagung sebagai sumber lemak, tepung maizena (alpha corn starch) merk Honig sebagai sumber karbohidrat dari toko kue di Bogor, ampas tebu sebagai sumber selulosa dari pasar Anyar di Bogor, multivitamin (vitamin mix) dari toko obat di Bogor dan campuran mineral (mineral mix) dari laboratorium Biokimia Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Komposisi campuran vitamin terdiri dari vitamin A (1000 IU), vitamin B1 (1.4 mg), vitamin B2 (1.6 mg), vitamin B6 (2 mg), vitamin B12 (3 mg), vitamin C (60 mg), vitamin D3 (100 IU), vitamin E (5 mg), nikotinamida (9 mg), kalsium pantotenat (5 mg). Campuran mineral dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Komposisi campuran mineral pakan tikus Jenis Mineral Jumlah (100 g) NaCl KI KH 2 PO MgSO 4. 7H 2 O CaCO FeSO 4. 7H 2 O MnSO 4. 7H 2 O ZnSO 4. 7H 2 O CuSO 4. 5H 2 O CoCl 2. 6H 2 O Hewan percobaan yang digunakan adalah tikus putih (Rattus norvegicus) galur (strain) Sprague Dawley. Tikus Sprague Dawley jantan berumur 2 bulan, 34

2 35 dengan berat badan gram sebanyak 35 ekor, diperoleh dari Laboratorium Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Jakarta. Bahan kimia yang digunakan untuk analisa air aquabides, air destilat steril, alkohol 70% dan 90%, phosphat buffer salin (PBS) (Aplichem, A ), RPMI (Roswell Park Memorial Insitute) 1640 (Gibco, ), NaHCO 3 (Sigma, S5763), NH 4 CL (Merk, A810845), penicilin-streptomisin (Sigma), biru trifan (tryphane blue), Lipopolisakarida (LPS) Salmonella typhimurium (Sigma, L6366), Fetal Bovine Serum (FBS), MTT (3-( 4.5- dimethylthiazol-2 yl)-2.5 diphenyltetrazolium bromide) (Sigma, M2128), HCL pekat, Isopropanol, gas CO 2 dan O 2, 1.1-diphenyl-2-picryl hydrazyl (DPPH) (Sigma D-9132), etanol, tokoferol, KCL, asam tiobarbutirat (TBA), asam tiokloroasetat (TCA), BHT, BSA, tetraetoksipropana /TEP (Sigma T9869), NBT (Sigma D8130), xanthin oksidase (grade IV, Sigma X- 4875), xanthin (Sigma, X-7375), NaEDTA, H 2 O 2, glutation tereduksi (Sigma), NADPH (Sigma), KH 2 PO 4 H 2 0, Na 2 HCO 3 H 2 0. Alat Alat yang digunakan untuk pembuatan tepung sorgum dan jewawut sebagai pakan tikus percobaan adalah alat penyosoh serealia (Satake Grain Testing Mill) timbangan, pengayakan dan mesin penepungan (Dish mill). Alat untuk analisis terdiri dari neraca analitik, peralatan gelas seperti cawan petri, pipet volume, erlenmeyer, beaker, tabung reaksi, pengaduk gelas, botol-botol tempat reagen, laminar hood steril (Hitachi), pipet mikro 100 µl dan 1000 µl (Effendorf), tips biru dan kuning, syringe 5 ml steril tabung sentrifuse 15 ml (Coning), sentrifuse, hemasitometer, mikroskop biasa (Nikkon, Jepang) dan mikroskop inverted (Axiovest 25), lempengen kultur sel 96 sumur (Costar), incubator CO 2 (Napco 5400), ELISA reader (BioRad), membran steril 0,22 µm (Coning), vortex, spektrofotometer, spektrofotometer UV-Vis (Ishimatsu, UV- 160) kuvet, ph- Meter (Orion, 210 A), water bath (GFL 1083), toples, dan peralatan bedah tikus. Alat untuk perawatan dan pemeliharaan hewan percobaan adalah kandang tikus (kandang biasa) dari bahan plastik, tempat pakan dari bahan gelas dan tempat minum (botol berwarna 50 ml), timbangan tikus dan alat pembersih kandang.

3 36 Metode Penelitian Penelitian ini dibagi atas 2 kegiatan yaitu: (1) persiapan pakan tikus dan penanganan tikus dan (2) analisis proliferasi limfosit, malondialdehida (MDA) aktivitas antioksidan (DPPH) dan aktivitas enzim antioksidan. 1. Persiapan Pakan dan Penanganan Tikus Sprague Dawley a. Persiapan PakanTikus Sprague Dawley Pembuatan Tepung Sorgum dan Jewawut untuk Pakan Tikus Sprague Dawley Biji sorgum dan jewawut disosoh, sorgum 20 detik/200 gram dan jewawut 100 detik/200 gram mengacu pada penelitian Yanuar 2009, kemudian dilakukan pengayakan dengan nampan agar didapatkan biji sosoh sorgum dan jewawut yang bersih dari sisa-sisa kotoran. Biji sorgum dan jewawut yang bersih dihaluskan (tepung) dengan alat Dish mill, saringan 80 mesh, kemudian tepung sorgum dan jewawut dianalisis proksimat. Tepung sorgum dan jewawut ini yang digunakan sebagai sumber karbohidrat pada pakan tikus sesuai perlakuan. Persiapan Pakan Tikus (Standar dan Perlakuan) Pakan yang diberikan pada tikus mengacu pada pakan standar America Institute of Nutrition (AIN 1976) yang sesuai dengan kebutuhan gizi tikus. Komposisi pakan standar dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Komposisi pakan standar tikus (AIN 1976) Bahan Penyusun Jumlah (%) Protein (kasein) 20 Lemak (minyak jagung) 5 Selulosa (ampas tebu) 5 Campuran vitamin 1 Campuran mineral 3.5 Karbohidrat (maizena) 55.5 Air (aqua) 10 Pakan perlakuan dibuat mengacu pada Tabel 6. Perbedaan pakan perlakuan dengan pakan standar terletak pada perbedaan sumber karbohidrat (maizena). Pakan perlakuan sumber karbohidrat (maizena) disubstitusi atau diganti dengan sejumlah karbohidrat yang dapat dicerna (available carbohydrate) dari tepung sorgum atau

4 jewawut. Karbohidrat yang dapat dicerna (available carbohydrate) disini adalah karbohidrat yang tidak termasuk kandungan serat atau karbohidrat yang sudah dikoreksi dengan kadar serat. Penentuan pakan tikus percobaan secara isokalori dan isonitrogen. Komposisi pakan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Komposisi pakan perlakuan selama masa pemeliharaan (dalam 100 gram ransum) Jenis Pakan Kelompok kontrol Kelompok sorgum Kelompok Sorgum Kelompok jewawut Kelompok jewawut 50% 100% 50% 100% Kasein (protein) Minyak jagung (lemak) Campuran vitamin Campuran mineral Ampas tebu (selulosa) Air Karbohidrat: Maizena Tepung Sorgum Tepung Jewawut b. Penanganan Tikus Sprague Dawley Tikus mengalami masa adaptasi selama dua minggu kemudian sebanyak 35 ekor tikus dibagi menjadi lima kelompok perlakuan (Tabel 8). Setiap kelompok terdiri dari tujuh ekor tikus sebagai ulangan. Perlakuan diberikan selam tujuh minggu. Kandang tikus yang digunakan jenis kandang biasa dan bersifat individu atau setiap ekor menempati satu kandang dalam ruangan ber-ac dengan suhu diatur 23 o C, pengaturan gelap terang secara alami. Pakan yang diberikan pada semua tikus selama masa adaptasi adalah sama yaitu pakan standar atau pakan kelompok kontrol. Pakan dan minum (air) diberikan pada tikus secara ad libitum. Perlakuan Kontrol (KO) Sorgum 50% (S-50) Sorgum 100% (S-100) Jewawut 50% (J-50) Jewawut 100% (J-100) Tabel 8 Pakan perlakuan tikus Sprague Dawley Keterangan Pakan dengan sumber karbohidrat (available carbohydrate) standar yaitu maizena Pakan dengan sumber karbohidrat (available carbohydrate) dari 50% sorgum dan 50% maizena. Pakan dengan sumber karbohidrat (available carbohydrate) dari 100% sorgum. Pakan dengan sumber karbohidrat (available carbohydrate) dari 50% jewawut dan 50% maizena. Pakan dengan sumber karbohidrat (available carbohydrate) dari 100% jewawut.

5 38 Pemberian pakan pada tikus selama pemeliharaan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama yaitu pukul 06 : : 00 WIB. Pakan yang diberikan setiap hari per ekor sebanyak 20 g dan minum ad libitum. Penimbangan jumlah pakan yang tersisa dilakukan setiap hari. Penimbangan berat badan setiap dua hari, dan pembersihan kandang setiap empat hari. Pengambilan Organ Tikus Sprague Dawley Setelah tujuh minggu masa perlakuan, tikus SD diterminasi/dieuthanasi secara dislocatio os cervical (cervical dislocatio) yang dilakukan dengan steril dan cepat. Organ limfa diambil langsung digunakan untuk analisis proliferasi limfosit, sedangkan organ hati dilakukan pencucian dengan buffer fosfat sallin (PBS), setelah ditiriskan ditimbang beratnya, selanjutnya dibungkus alumunium foil dan disimpan dalam frezeer pada suhu -20 o C untuk dianalisis aktivitas antioksidan dengan metode DPPH, kadar malondialdehida (MDA), dan aktivitas enzim antioksidan yang terdiri dari enzim superoksida dismutase (SOD), enzim katalase (CAT) dan enzim glutation peroksidase (GPx). 2. Analisis a. Pengukuran Proliferasi Sel limfosit Limfa Isolasi Limfosit Limfa (Prangdimurti 1999) Tikus yang sudah dieutiasi secara dislocasio os cervicalis diambil organ limfanya secara steril, kemudian dicuci dengan 5 ml PBS dalam botol steril selanjutnya dipindahkan kedalam cawan petri steril yang berisi 5 ml RPMI Limfa tersebut digerus sampai homogen diatas kain saring steril dengan syringe steril, selanjutnya dimasukkan dengan pipet pasteur ke dalam tabung sentrifuse 15 ml. Pengerjaan dilakukan di dalam laminar flow hood steril, kemudian disentrifuse dengan kecepatan 2500 rpm selama 10 menit. Supernatan dibuang, pelet (bagian bawah) dijentik-jentikkan, ditambah 2 ml NH 4 CL 0.85% steril, didiamkan selama 2 menit, kemudian ditambahkan 3 ml RPMI-1640, selanjutnya disentrifuse dengan kecepatan 2500 rpm selama 5 menit. Supernatan yang berisi sel darah merah yang lisis dibuang. Pelet dijentik-jentikkan, ditambah 5 ml RPMI, disentrifuse kecepatan

6 2500 rpm selama 5 menit. Pencucian ini dilakukan 2 kali. Endapan sel limfosit disuspensikan dengan 3-5 ml RPMI-1640 lengkap (yang sudah ditambah antibiotik). 39 Penghitungan Sel Limfosit Limfa Sebelum dilakukan pengkulturan suspensi sel limfosit, dilakukan perhitungan sel limfosit dengan biru trifan. Suspensi sel limfosit sebanyak 50 µl ditempatkan dalam sumur microplate, ditambah 50 µl biru trifan (perbandingan 1:1). Perhitungan sel limfosit dilakukan dengan hemasitometer di bawah mikroskop pada pembesaran 400 kali, perhitungan dilakukan pada sel yang hidup sel (sel hidup lebih besar 95%). Sel hidup tampak terang, jernih berbentuk bulat sedangkan sel yang mati akan berwarna biru mengkerut. Berdasarkan hasil perhitungan pada area 2 kotak besar (@ 16 kotak kecil) kemudian ditentukan jumlah sel yang hidup setiap milimeter suspensi dengan rumus : N = V/2 x F X 10 4 sel/ml Keterangan N = jumlah sel/ml V/2 = rata-rata jumlah sel terhitung dari 2 bagian bidang pandang F = faktor pengenceran (2) 10 4 = jumlah sel per luas bidang pandang (1.0 mm x 1.0 mm x 0.1 mm) Pengujian Proliferasi Sel Limfosit Limfa menggunakan MTT (mengacu Puspaningrum 2003; Keller et al. 2005) Tujuannya untuk melihat kemampuan proliferasi sel limfosit melalui teknik kultur. Suspensi sel limfosit ditepatkan menjadi 2 x 10 6 sel/ml melalui pengenceran dengan RPMI Selanjutnya dikultur dalam microplate 96 sumur, kedalam tiap sumur dimasukkan 60 µl suspensi sel limfosit, kemudian ditambah 30 µl mitogen LPS S. Thyphi sehingga konsentrasi dalam tiap sumur 12.5 µg/ml. Tiap suspensi sel limfosit limfa tikus di kultur dalam 3 sumur atau dibuat triplo. Sebagai kontrol jumlah mitogen yang ditambahkan diganti dengan media RPMI-1640 lengkap, kemudian ke dalam tiap-tiap sumur ditambah 10 µl FBS sehingga volume tiap sumur berisi 100 µl. Kultur sel diinkubasi pada suhu 37 o C dengan atmosfer 5% CO 2, 95% udara dan RH 96% selama 72 jam. Empat jam sebelum masa inkubasi berakhir ke dalam masingmasing sumur ditambahkan 10 µl larutan MTT 0.5%. Setelah masa inkubasi berakhir 80 µl HCL-isopropanol 0.04 N ditambahkan pada setiap sumur. Kemudian absorbansi

7 40 masing-masing sumur diukur dengan microplate reader (ELISA reader) pada λ 570 nm. Nilai OD (optical dencity). Hasil pembacaan dengan ELISA reader bersifat proporsional terhadap jumlah sel hidup dengan menentukan indeks stimulus (IS) sebagai penentuan aktivitas proliferasi. IS dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : IS = OD sel perlakuan (dengan mitogen/lps) OD sel kontrol (tanpa mitogen/lps) Persiapan Homogenat Hati (Singh et al. 2000) Hati sebanyak 1.25 g dicacah dalam kondisi dingin dalam 5 ml larutan PBS yang mengandung 11.5 g/l KCL, kemudian disentrifuse pada 1074 g (4000 rpm), 10 menit pada kondisi dingin (T: 4 o C) sehingga diperoleh supernatan jernih (homogenat). Supernatan jernih (homogenat) ini digunakan untuk analisis aktivitas antioksidan dengan metode DPPH, kadar malondialdehida (MDA), aktivitas enzim antioksidan meliputi enzim superdioksida dismutase (SOD), enzim katalase (CAT) dan enzim glutation peroksidase (GPx). b. Pengukuran Aktivitas Antioksidan Hati (Hassan et al. 2006) Supernatan jernih (hati) sebanyak 20 µl dimasukkan tabung reaksi, kemudian ditambahkan 3 ml serta DPPH (0.06 mm dalam etanol), dikocok kemudian disimpan dalam ruang gelap (tanpa cahaya) selama 30 menit. Absorbansi sampel diukur dengan spektrofotometer pada λ 517 nm. Sebagai kontrol digunakan campuran larutan DPPH dan etanol. Aktivitas antioksidan (antiradikal bebas) hati dapat dihitung : Aktivitas Antiradikal Bebas (%) = Absorbansi Kontrol absorbansi sampel x 100 % Absorbansi Kontrol c. Pengukuran Kadar Malondialdehida (MDA) Hati Prosedur Pengukuran (Singh et al. 2000) Sebanyak 0.5 ml supernatan jernih (hati) ditambah 2.0 ml HCL dingin (0.25 N) yang mengandung 15% TCA, 0,38% TBA dan 0,5% BHT. Campuran dipanaskan 80 o C selama 1 jam. Setelah dingin, campuran disentrifuse pada 3500 rpm (822g) selama 10 menit. Supernatan diambil diukur absorbansi dengan

8 spektrofotometer pada λ 532 nm. Sebagai larutan standar digunakan TEP (tetraetoksipropana). 41 d. Pengukuran Aktivitas Enzim Superoksida Dismutase (SOD) Hati (Wijeratne et al. 2005; Prangdimurti 2007) Metode pengukuran SOD ini digunakan untuk mengukur kapasitas menangkap radikal anion superoksida. Anion superoksida dihasilkan secara enzimatis oleh sistem xantin-xantin oksidase. Supernatan jernih hati sebanyak 0.06 ml direaksikan dengan 2.7 ml buffer natrium-bikarbonat 50 mm yang mengandung 0.1 mm EDTA (ph 10), 0.06 ml xantin 10 mm, 0.03 ml BSA 0.5%, 0.03 ml NBT 2,5 mm. Selanjutnya dilakukan penambahan 0.06 ml xantin oksidase (0,04 unit). Absorbansi diukur dengan spektrofotometer pada λ 560 nm dari 0-30 menit dengan interval waktu 5 menit. Absorbansi yang digunakan dalam perhitungan pada 30 menit. Sebagai kontrol digunakan larutan yang digunakan pada saat preparasi hati (PBS + KCL). Aktivitas SOD dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: {1-(A/B)} x 100 Dimana, A = Absorbansi larutan sampel, B = Absorbansi larutan kontrol. e. Pengukuran Aktivitas katalase (CAT) Hati (Iwai et al. 2002) Supernatan jenih hati sebayak 0.5 ml ditambahkan ke dalam 2.0 ml bufer kalium fosfat 50 mm (ph 7.0) yang mengandung 10 mm H 2 O 2. Perubahan absorbansi diukur dengan spektrofotometer UV Vis pada λ 240 nm, dicatat setiap 15 detik selama 1 menit. Aktivitas katalase diukur berdasarkan reduksi hidrogen peroksida dan dihitung dengan menggunakan kemiringan (slope) kurva absorbansi larutan sampel (SL) maupun larutan blanko SLb) dengan rumus : Aktivitas katalase (U/ml) = (SL-SLb) x f. Pengukuran Aktivitas Glutation Peroksidase (Plagia dan Valentine 1967 modifikasi Flohe & Gunzler 1984) Prinsipnya adalah glutation peroksidase (GPx) mengkatalis glutation tereduksi (GSH) menjadi glutation teroksidasi (GSSG) yang kemudian direduksi kembali

9 menjadi glutation tereduksi dengan enzim glutation reduktase dengan ko-faktor NADPH sebagai pereduksi. 42 Pengukuran Aktivitas Glutation Peroksidase (GPx) Hati Supernatan jernih (hati) sebanyak 200 µl ditambahkan 200 µl buffer phosfat 0.1 M ph 7.0 yang mengandung 0.1 mm EDTA, 200 µl glutation tereduksi (GSH) 10 mm dan 200 µl enzim glutation reduktase (2.4 unit). Kemudian diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37 o C kemudian ditambahkan 200 µl NADPH 1.5 mm. Diinkubasi lagi pada suhu yang sama selama 3 menit, ditambahkan 200 µl H 2 O mm. Absorbansi diukur diantara waktu 1-2 menit dengan spektrofotometer pada λ 340 nm. Perhitungan M Unit GSH-Px = Abs x Vt x 2 x 1000 x x Vs mg protein Abs = Perubahan absorbansi Vt = volume total (ml) 6.22 = koefesien ekstrinsik dari NADPH 2 = 2 mol GSH yang setara dengan 1 mol NADPH 1000 = perubahan menjadi miliunit Vs = volume sampel (ml) 3. Rancangan percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tujuh kali ulangan dengan persamaan sebagai berikut: γ ijk = µ + A i +Σ ij Keterangan: γ ijk = variabel respon yang dipengaruhi µ = nilai tengah perlakuan A i = perlakuan pada sumber karbohidrat pakan tikus percobaan ke-i (i=1,2,3...5) Σ ij = gallat eror perlakuan akibat tujuh kali ulangan

10 43 Data yang didapat dianalisis statistik dengan SAS release 6.12, setelah pada uji anova terdapat perbedaan pada taraf signifikan α = 5% dilanjutkan dengan uji Duncan (DMRT). Diagram alir penelitian kegiatan penelitian dapat dilihat pada Gambar 7. Biji Sorgum Biji Jewawut Sprague Dawley Disosoh dengan Satake Grain Test (Sorgum 20 dtk/200g; Jewawut 100 dtk/200g) Dikandangkan (individual pada kandang biasa) Penepungan Dengan Dish Mill Dedak Dikelompokan (5 7 ekor) Tepung Sorgum/jewawut Diadaptasikan (semua diberi pakan standar selama 2 minggu) Dicampur (komposisi ransum lainnya) Perlakuan (Perlakuan :KO,S-50,S-100,J-50& J-100 selama 7 minggu) Dibedah Limfa Hati Analisis Proliferasi limfosit : 1. Isolasi limfosit 2. Perhitungan sel limfosit 3. Pengujian proliferasi dengan metode MTT Analisis: 1. Aktivitas antioksidan (DPPH). 2. Kadar malondialdehida (MDA). 3. Aktivitas enzim SOD. 4. Aktivitas ensim CAT 5. Aktivitas enzim GPx. Gambar 7 Diagram alir kegiatan penelitian.

III. METODOLOGI Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan Ekstrak Bligo (mengacu Sugito 2010)

III. METODOLOGI Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan Ekstrak Bligo (mengacu Sugito 2010) III. METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Febuari 2010 sampai April 2010, bertempat Laboratorium Bersama Hewan Percobaan Departemen ITP dan SEAFAST CENTER IPB, Laboratorium Kimia

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN D. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan adalah rendang iradiasi yang memiliki waktu penyinaran yang berbeda-beda (11 November 2006, DIPA 14 Juni 2007, dan no label 14 Juni

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor selama 3 bulan, terhitung

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan penyusun ransum tikus yang terdiri atas tepung maizena, kasein, minyak jagung, CMC, mineral

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan, Viabilitas, dan Abnormalitas Kultur Primer Sel Paru-Paru Fetus Hamster Yang Dipapar Etanol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar Superoksida Dismutase (SOD) dan Malondialdehide (MDA)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang

BAB III METODE PENELITIAN. primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian peran vitamin E (alpha tokoferol) terhadap proliferasi kultur primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah Ilmu Imunologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pemeliharaan dan intervensi hewan coba

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr. Tiwuk Susantiningsih, M.Biomed mengenai pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Blok A dan Blok C, serta Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tabel 2 Kandungan asap rokok kretek gudang garam menurut Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional Jakarta Jenis Rokok

BAHAN DAN METODE. Tabel 2 Kandungan asap rokok kretek gudang garam menurut Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional Jakarta Jenis Rokok BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan, Kampus Dramaga Institut Pertanian Bogor selama 6 bulan mulai dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar Superoksida dismutase (SOD) dan Malondialdehide (MDA) mammae mencit

Lebih terperinci

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA 15 BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA 3.1 BAHAN Lactobacillus acidophilus FNCC116 (kultur koleksi BPPT yang didapatkan dari Universitas Gajah Mada), Bacillus licheniformis F11.4 (kultur koleksi BPPT yang didapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013. Lokasi pengambilan sampel rumput laut merah (Eucheuma cottonii) bertempat di Perairan Simpenan,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Proses pembuatan sediaan. Organ ginjal, hati, dan pankreas. Fiksasi dengan Bouin (24 jam) Dehidrasi dengan alkohol bertingkat

Lampiran 1. Proses pembuatan sediaan. Organ ginjal, hati, dan pankreas. Fiksasi dengan Bouin (24 jam) Dehidrasi dengan alkohol bertingkat 97 Lampiran 1. Proses pembuatan sediaan Organ ginjal, hati, dan pankreas Fiksasi dengan Bouin (24 jam) Dehidrasi dengan alkohol bertingkat Clearing dengan xylol Embedding dalam parafin 98 Lampiran 2. Pereaksi

Lebih terperinci

Lampiran A : Komposisi Media MS

Lampiran A : Komposisi Media MS Lampiran A : Komposisi Media MS Komposisi Media MS (Murashige & Skoog, 1962) Bahan Kimia Konsentrasi dalam mesia (mg/l) Makro Nutrient NH 4 NO 3 1650,000 KNO 3 1900,000 CaCl 2.H 2 O 440,000 MgSO 4.7H 2

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hitam yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Bogor grade BP1 (Broken Pekoe 1).

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006) LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006) Pengujian daya serap air (Water Absorption Index) dilakukan untuk bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilaksanakan dengan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dua faktor yaitu faktor kombinasi larutan enzim

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) terhadap kadar transaminase hepar pada tikus (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik. Penanaman sel ke 96-wells plate. Uji Viabilitas Sel

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik. Penanaman sel ke 96-wells plate. Uji Viabilitas Sel BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik. 4.2 Alur Penelitian Kultur Sel dari Penyimpanan Nitrogen Cair Inkubasi selama 48 jam dalam inkubator dengan

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode

Bab III Bahan dan Metode Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hijau yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara Gunung Mas di Bogor. Bahan-bahan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari sampai April 2008. B. ALAT

Lebih terperinci

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian 2 dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah, selain itu daun anggrek merpati juga memiliki kandungan flavonoid yang tinggi, kandungan flavonoid yang tinggi ini selain bermanfaat sebagai antidiabetes juga

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di 29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa Universitas Lampung

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 2.4 BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan untuk preparasi media fermentasi semi padat adalah limbah pertanian berupa kulit durian, kulit jeruk Siam, kulit jeruk Medan, dan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas 14 III. METODE KERJA A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari 2015

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November 2013. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental murni laboratoris in vitro. B. Sampel Penelitian Subjek penelitian ini adalah Human Dermal Fibroblast,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode eksperimental karena adanya manipulasi terhadap objek penelitian dan adanya kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia. 3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama lebih kurang 6 (enam) bulan yaitu dari bulan Januari sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Hewan coba

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi dan Genetika Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan. Pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk menurunkan serat

Lebih terperinci

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di 31 III METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa, Universitas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Mei Bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Mei Bertempat di 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Mei 2011. Bertempat di peternakan unggas Desa Pajaran Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Analisis kolesterol

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest. MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2008. Pembuatan biomineral dilakukan di Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan Mikrobiologi Nutrisi, sedangkan pemeliharaan

Lebih terperinci

2. Memberikan label pada masing-masing bahan dimana T0 sebagai control, 3. Masing-masing pati ubi kayu dan jagung dibuat dengan konsentrasi 10%

2. Memberikan label pada masing-masing bahan dimana T0 sebagai control, 3. Masing-masing pati ubi kayu dan jagung dibuat dengan konsentrasi 10% 31 2. Memberikan label pada masing-masing bahan dimana T0 sebagai control, sedangkan T1 dan T2 diberikan perlakuan. 3. Masing-masing pati ubi kayu dan jagung dibuat dengan konsentrasi 10% (b/v) dalam larutan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath, 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari Januari sampai dengan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pengujian kualitas fisik telur dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengujian kualitas kimia telur dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Percobaan Penelitian tentang peran pemberian metionin dan linoleat pada tepung kaki ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan THP

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan THP 35 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan THP Fakultas Pertanian Unila, Laboratorium Politeknik Negeri Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah daun salam, daun jati belanda, daun jambu biji yang diperoleh dari Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM-IPB Bogor. Bahan yang digunakan untuk uji

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menguji aktivitas spesifik katalase jaringan hati tikus dengan menggunakan menggunakan metode spektrofotometri untuk mengukur penguraian H 2 O 2. 3.1 Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Pengambilan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, karena terdapat manipulasi pada objek penelitian dan terdapat kelompok kontrol (Nazir, 2003).

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung dari bulan Juni 2011 sampai dengan Januari 2012

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Prosedur

MATERI DAN METODE. Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan mulai Mei sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada 4 April 2016 sampai 16 Agustus 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Material dan Hayati Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

Y ij = µ + B i + ε ij

Y ij = µ + B i + ε ij METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2008 sampai bulan September 2009. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Bagian Teknologi Hasil Ternak Perah dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat Teknologi Bioindustri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (LTB- PTB-BPPT)-Serpong.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Pembuatan minuman instan daun binahong dilakukan di Laboratorium Pangan dan Gizi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Uji aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dasar yang menggunakan metode eksperimental. Penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana variabel yang

Lebih terperinci

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2012. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Organoleptik, Laboratorium Biokimia Zat Gizi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : a) Proses Fermentasi di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitan dengan judul Tampilan Protein Darah Laktosa dan Urea Susu akibat Pemberian Asam Lemak Tidak Jenuh Terproteksi dan Suplementasi Urea pada Ransum Sapi FH dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Ekstrak Teh Hijau Hewan coba

METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Ekstrak Teh Hijau Hewan coba 13 METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama bulan Pebruari 2008 sampai dengan Mei 2008 di Laboratorium Hewan SEAFAST IPB dan Laboratorium Anatomi Fisiologi dan Farmakologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Terpadu, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Hewan coba Metode Penelitian 1 Isolasi dan Produksi Antigen E/S Fasciola gigantica

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Hewan coba Metode Penelitian 1 Isolasi dan Produksi Antigen E/S Fasciola gigantica BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2009 hingga Februari 2010. Penelitian dilakukan di kandang pemeliharaan hewan coba Fakultas Kedokteran Hewan Institut

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012, bertempat di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Bahan dan Alat 27 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian proyek Hibah Penelitian Strategis Nasional di bidang gizi dan kesehatan yang diketuai oleh Marliyati (2009) dan dibiayai

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2017. Penelitian tersebut mencakup pembuatan maltodekstrin dari biji jali dan pengujian laju basah, viskositas, daya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass, III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Februari

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian 34 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan Desember 2007. Penelitian ini dilakukan pada beberapa tempat yaitu : pembuatan tepung kedelai dan

Lebih terperinci

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di 18 III. METODE PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, 1.2. Bahan beaker glass, tabung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis peleitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang dilakukan dengan memanipulasi objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Dalam penelitian ini dilakukan manipulasi terhadap objek penelitian disertai dengan adanya kontrol (Nazir,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di III. METODOLOGI PENELITIAN A. WaktudanTempat Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di LaboratoriumBiokimiaFakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlamUniversitas Lampung. B. AlatdanBahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Parasitologi Veteriner dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Parasitologi Veteriner dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Parasitologi Veteriner dan Laboratorium Biomolekuler Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi. BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah aktivitas antioksidan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium 29 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa, Laboratorium Biokimia, dan Laboratorium

Lebih terperinci

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml 36 Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer A. Pembuatan Larutan Stok Tris HCL 1 M ph 8.0 (100 ml) : Timbang Tris sebanyak 12,114 g. Masukkan Tris ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 80 ml aquades.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang, Kegiatan penelitian ini dimulai pada bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh Vitamin E (α-tokoferol) terhadap persentase

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh Vitamin E (α-tokoferol) terhadap persentase BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh Vitamin E (α-tokoferol) terhadap persentase kerusakan, viabilitas, dan abnormalitas sel yang dipapar etanol pada kultur sel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan Medika Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi di kawasan Puspitek Serpong, Tangerang. Waktu pelaksanaannya

Lebih terperinci