OLEH : MUHAMMAD KHOIRUL ZED NPM.
|
|
- Inge Darmali
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BANJARBARU TAHUN 2017 MANUSKRIP OLEH : MUHAMMAD KHOIRUL ZED NPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN BANJARMASIN, 2017
2 PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BANJARBARU TAHUN 2017 Diajukan Untuk Mememnuhi Satu Syarat Kelulusan Pada Program Studi S.1 Keperawatan Oleh : MUHAMMAD KHOIRUL ZED NPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN FAKULSTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN BANJARMASIN, 2017 i
3 i
4 PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BANJARBARU TAHUN 2017 Muhammad Khoirul Zed*, Linda**, Sri Mulyani*** Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Program Studi S1 Keperawatan Abstract Background: Aging can be seen from three perspectives, namely biological age, ps age, and social age associated with changes in roles and behavior according to human age. One example of psychological changes that occur in elderly people with feelings of loneliness, loss, rejection, and others. Psychological, biological and social changes that occur in the elderly also become one of the causes of depression. Aim: The purpose of this study was to analyze the effect of benson therapy on depression level in elderly in Tresna Werdha Social Institution of South Kalimantan Province Banjarbaru. Methods: The type of research used was pre experiment using the design of one pretest-posttest group. The population in this study is the whole elderly that is 111 people. The sampling technique used is purposive sampling of 27 people. Instruments in this study used a geriatric depression, depression questionnaire, and Benson relaxation observation sheet. Result: Wilcoxon Signed Rank Test Result p = 0,000 with α = 0,05, there is difference of depression level in elderly before and after Benson relaxation. It is expected that the elderly can perform activities or activities with other elderly to fill the void and loneliness that adds to the spirit of life. Elderly can relax when the symptoms of depression begin to appear and not because of relaxation Benson can improve fitness and health of the elderly so that people can recover physical and mental illness. Keywords: Elderly, Depression Rate, Benson Relaxation Abstrak Penuaan dapat dilihat dari tiga perspektif, yaitu usia biologis, usia psikologis, serta usia sosial yang berhubungan dengan perubahan peran dan perilaku sesuai usia manusia. Salah satu contoh perubahan psikologis yang terjadi pada lansia ditandai dengan perasaan kesepian, kehilangan, ditolak, dan lain-lain. Perubahan-perubahan psikologik, biologik dan sosial yang terjadi pada lansia juga menjadi salah satu penyebab depresi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh terapi relaksasi Benson terhadap tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Provinsi Kalimantan Selatan Banjarbaru. Jenis penelitian yang digunakan adalah pre-experiment dengan menggunakan rancangan one group pretestposttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yaitu 111 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling sebanyak 27 orang. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan, kuesioner geriatric depression scale, dan lembar observasi relaksasi Benson. Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan hasil p=0,000 dengan α=0,05, artinya ada perbedaan tingkat depresi pada lansia sebelum dan sesudah relaksasi Benson. Diharapkan lansia dapat melakukan aktivitas atau kegiatan dengan lansia lain untuk mengisi kekosongan dan kesepiannya sehingga menambah semangat hidup. Lansia dapat melakukan relaksasi Beson pada saat gejala depresi mulai muncul ataupun tidak karena relaksasi Benson dapat meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh lansia sehingga bisa mencegah penyakit fisik maupun jiwa khususnya depresi. Kata Kunci : Lansia, Tingkat Depresi, Relaksasi Benson 1
5 Pendahulan Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) terutama dalam bidang kesehatan menyebabkan penurunan angka kematian bayi dan anak, meningkatnya pengawasan terhadap penyakit infeksi, memperlambat kematian, perbaikan gizi dan sanitasi sehingga terjadi peningkatan kualitas hidup dan umur harapan hidup atau UHH (Nugroho, 2008). Peningkatan UHH di dunia, nasional, dan lokal berdampak pada peningkatan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) (Miller, 2012). Penduduk lanjut usia di Kota Banjarmasin pada tahun 2016 sebanyak orang, jumlah lansia laki-laki sebanyak orang dan perempuan sebanyak orang (Dinkes Kalses, Desember 2016). Menurut Dwi dan Fitrah (2010) yang terjadi pada lansia ditandai dengan perasaan kesepian, kehilangan, ditolak dan tidak disenangi, hubungan yang tegang dengan sanak keluarga, apatis, dan lain-lain. Perubahan-perubahan psikologik, biologik dan sosial yang terjadi pada lansia juga menjadi salah satu penyebab depresi. Depresi merupakan satu masa terganggunaya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa, dan tak berdaya serta gagasan bunuh diri (Kaplan & Sadock, 1998 dalam Azizah, 2011). Salah satu tindakan dalam mengatasi depresi adalah relaksasi Benson. Relaksasi Benson adalah salah satu cara Non-Pharmacological Treatment. Latihan relaksasi Benson terbukti memodulasi stres terkait kondisi seperti marah, cemas, disritmia jantung, nyeri kronik, depresi, hipertensi dan insomnia serta menimbulkan perasaan menjadi lebih tenang (Benson, 2000 dalam Dewi, 2014). Berbagai penelitian menunjukkan bahwa relaksasi Benson dapat mengatasi berbagai permasalahan. Penelitian Pratiwi et al tahun 2015 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada tekanan darah sebelum dan sesudah terapi relaksasi Benson, demikian pula penelitian Riska et al tahun 2015 bahwa relaksasi Benson dapat menurunkan cemas pada pasien kankir servik secara signifikan (Riska et al, 2015). Dari berbagai fakta dan teori yang telah dipaparkan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian apakah ada pengaruh relaksasi Benson terhadap tingkat depresi pada lansia. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah pre-experiment dengan menggunakan rancangan one group pretestposttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yaitu 111 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling sebanyak 27 orang. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan, kuesioner geriatric depression scale, dan lembar observasi relaksasi Benson. Pengolahan data dengan uji Wilcoxon signed Rank Test dengan kemaknaan α = 0,05. Penelitian dilaksanakan tanggal 1 April 2017 sampai dengan 24 April Hasil Penelitian Karakteristik responden berdasarkan usia setelah dilakukan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1 No Usia F % Tahun > 70 Tahun Jumlah
6 Berdasarkan tabel 1 di atas, dari 27 responden yang ada di Panti Sosial Tresna Werda Budi Sejahtera Kalimantan Selatan Banjarbaru, usia tahun berjumlah 17 responden atau 63% lebih banyak dibandingkan dengan usia >70 tahun yang berjumlah 10 responden (37%). Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin disajikan dalam tabel berikut: Tabel 2 No Jenis Kelamin F % 1 Laki-laki Perempuan Jumlah Dari tabel 2 menunjukan jumlah terbanyak dari responden adalah laki-laki yaitu 15 responden (55.6%) dan sisanya adalah responden perempuan berjumlah 12 responden (44.4%). Distribusi frekuensi tingkat depresi sebelum diberikan terapi relaksasi Benson adalah sebagai berikut: Tabel 3 No Tingkat Depresi F % 1 Tidak Depresi Depresi Ringan Depresi Sedang/berat Jumlah Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat depresi lansia adalah depresi ringan berjumlah 20 lansia (74.1%), sebagian kecil depresi sedang berjumlah 7 lansia (25.9%) dan tidak ada lansia yang tidak depresi. Distribusi frekuensi tingkat depresi sebelum diberikan terapi relaksasi Benson: Tabel 4 No Tingkat Depresi F % 1 Tidak Depresi Depresi Ringan Depresi Sedang/berat 0 0 Jumlah Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar lansia tidak mengalami depresi berjumlah 24 lansia (88.9%), sebagian kecilnya depresi ringan berjumlah 3 lansia (11.1%) dan tidak ada lansia yang mengalami depresi sedang/berat. 3
7 Perbedaan tingkat depresi sebelum dan sesudah terapi relaksasi Benson: Tabel 5 No Terapi Relaksasi Benson Depresi Total Tidak Ringan Sedang/Berat F % F % F % F % 1 Sebelum Sesudah Uji Wilcoxon Signed Rank Test p = 0,000 Berdasarkan tabel 5 di atas menunjukkan bahwa ada perubahan bermakna secara statistik sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi benson terhadap tingkat depresi pada lansia. Sebelum diberikan relaksasi Benson sebagian besar responden mengalami depresi ringan yaitu 74.1%, sisanya mengalami depresi sedang/berat 25.9% dan tidak ada responden yang tidak depresi, kemudian setelah diberikan relaksasi Benson sebagian besar responden menjadi tidak depresi berjumlah 24 responden (88.9%), sebagian kecilnya depresi ringan yaitu 11.1% atau 3 responden dan tidak ada reponden yang depresi sedang/berat. Tabel 5 juga menunjukkan bahwa nilai p = 0,000 < α = 0,05, yang berarti H0 ditolak atau hipotesis alternatif diterima.sehingga dapat disimpulkan bahwa secara statistik terdapat pengaruh yang signifikan dari relaksasi Benson terhadap tingkat depresi pada lansia di PSTW Budi Sejahtera Provinsi Kalimantan Selatan. Pembahasan 1) Tingkat depresi sebelum terapi relaksasi Benson Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti dari jawaban kuesioner Geriatric Depressio Scale lansia yang depresi lebih banyak memperlihatkan kurangnya semangat dan minat serta lebih memilih untuk berdiam diri di dalam wisma atau panti daripada melakukan kegiatan dan aktivitas di luar panti. Hal ini bisa dipahami karena pada lansia yang depresi, gejala kehilangan minat merupakan gejala yang umum terjadi. Menurut Dwi dan Fitrah (2010) yang terjadi pada lansia ditandai dengan perasaan kesepian, kehilangan, ditolak, apatis, dan lain-lain. Keadaan tersebut cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia dan menjadi penyebab depresi. Sehingga didapatkan jumlah lansia yang depresi sebagian besar adalah depresi ringan yaitu 74.1%, sisanya mengalami depresi sedang/berat 25.9% dan tidak ada responden yang tidak depresi. 2) Tingkat depresi sesudah terapi relaksasi Benson Setelah diberikan relaksasi Benson sebagian besar lansia yang depresi menjadi tidak depresi yaitu 24 responden (88.9%) dan sisanya depresi ringan yaitu 3 responden (11.1%) dan tidak ada reponden yang depresi sedang/berat. 4
8 Lansia yang mengalami penurunan tingkat depresi tersebut mengikuti arahan dan langkah dengan benar dari terapis atau peneliti dari relaksasi Benson yang dilakukan 5 kali terapi dengan durasi setiap terapinya 10 menit. Penelitipun menginstruksikan agar reponden yang telah dapat melakukan terapi relaksasi Benson agar melakukannya sendiri ketika gejala depresi muncul atau ketika waktu luang, karena teknik pengobatan ini sangat fleksibel dapat dilakukan dengan bimbingan mentor, bersamasama maupun sendirian (Setyoadi & Kushariyadi, 2011). Menurut Benson, yang menemukan tehnik ini, cara ini bisa diubah misalnya tidak dengan posisi duduk tapi dilakukan sambil melaksanakan gerakan jasmani (Oktavianti, 2015). Pada tabel menunjukkan bahwa masih ada 3 reponden (11.1%) yang masih depresi ringan. Dari hasil penelitian, 3 responden tersebut merupakan responden yang mengalami depresi sedang sebelum pemberian terapi, artinya ada penurunan tingkat depresi pada ketiga lansia sesudah terapi relaksasi Benson dari depresi sedang menjadi depresi ringan. Dari hasil kuesioner juga memperlihatkan jawaban responden pada post test didominasi tentang kurangnya semangat, minat dan kebosanan. 3) Pengaruh relaksasi Benson terhadap tingkat depresi Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perubahan bermakna secara statistik sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi benson terhadap tingkat depresi pada lansia. Sebelum diberikan relaksasi Benson sebagian besar responden mengalami depresi ringan dan sebagian kecilnya mengalami depresi sedang/berat dan setelah diberikan relaksasi Benson sebagian besar responden menjadi tidak depresi berjumlah 24 responden (88.9%), sebelum diberikan relaksasi Benson sebagian besar responden adalah responden depresi ringan berjumlah 20 responden (74.1%), setelah diberikan relaksasi Benson jumlah responden yang mengalami depresi ringan menjadi 3 responden (11.1%). Data tersebut memperlihatkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari terapi relaksasi Benson yang dilakukan. Relaksasi Benson yang dilakukan dengan tahapan yang benar, frekuensi dan durasi yang benar, maka akan efektif menurunkan tingkat depresi pada lansia. Relaksasi Benson mempunyai manfaat dalam memberikan efek penurunan depresi pada responden dengan cara pemusatan konsentrasi dan pengulangan kalimat zikir membuat tubuh menghasilkan berbagai hormon yang dapat menghilangkan efek fisiologis yang merugikan sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada responden. Hal ini sejalan dengan teori Benson dalam Heshmatifa. N et al (2015) bahwa relaksasi dapat menyeimbangkan hipotalamus bagian posterior dan anterior, mengurangi aktivitas sistem saraf simpatik dan menginduksi sekresi katekolamin menyebabkan berkurang ketegangan otot, mengurangi efek fisiologis yang merugikan, mengurangi tekanan darah dan mengatur pernapasan sehingga mengurangi stress dan depresi. Untuk meningkatkan efektifitas relakasasi peneliti menggunakan kalimat religius berupa kalimat dzikir yang diulang terus menerus. Peneliti mencoba memunculkan dimensi spiritual yang ada pada lansia. Pada lansia, umumnya dimensi spiritual semakin matang dan pada dimensi spiritual akan muncul sifat pasrah kepada Allah, sifat pasrah tersebutlah yang memperdalam relaksasi dan memunculkan efek distraksi terhadap berbagai gejala depresi pada lansia sehingga menurunkan tingkat depresi dan meningkatkan gairah hidup pada lansia. Dan hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan hasil p=0,000 dengan α=0,05 maka p<α artinya Ho ditolak dan Ha diterima, dan kesimpulannya ada pengaruh terapi relaksasi Benson terhadap tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Provinsi Kalimantan Selatan Banjarbaru. 5
9 Kesimpulan 1) Sebelum diberikan perlakuan berupa terapi relaksasi Benson sebagian besar responden mengalami depresi ringan berjumlah 20 reponden atau 74.1%. 2) Setelah diberikan perlakuan, hampir seluruh responden tidak depresi yang berjumlah 24 responden atau 88.9%. 3) Ada pengaruh terapi relaksasi Benson terhadap tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werda Budhi Sejahtera Provinsi Kalimantan Selatan Banjarbaru yang dibuktikan dengan hasil uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan hasil p=0,000<α=0,05. Saran 1) Bagi Lansia Lansia dapat melakukan aktivitas atau kegiatan dengan lansia lain untuk mengisi kekosongan dan kesepian sehingga menambah gairah atau semangat hidup. Lansia dapat melakukan relaksasi Benson pada saat gejala depresi mulai muncul ataupun tidak. 2) Bagi Institusi Pelayanan Lansia Penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam meningkatkan peran mandiri perawat atau petugas panti, sehingga dapat memberikan asuhan secara holistik kepada lansia terutama dalam mengatasi depresi. 3) Bagi Institusi Pendidikan Institusi dapat menjadikan terapi relaksasi Benson sebagai bahan ajar dalam meningkatkan kemampuan intuisi dan skill mahasiswa. 4) Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini dengan mengkombinasikan teknik relaksasi Benson dengan teknik non-farmakologis lain seperti teknik relaksasi napas, teknik terapi zikir, teknik terapi riminscience, teknik terapi life refiew, dan lain-lain untuk meningkatkan efektifitas dalam menurunkan tingkat depresi pada lansia. Daftar Rujukan Azizah, M. L. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta : Graha Ilmu. Dewi. (2014). Efektifitas Relaksasi Benson terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Luka Post Seksio Sesaria. Tersedia dalam: < /8142> (Diunduh 6 November 2016) Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. (2016). Estimasi Jumlah Penduduk Sasaran Program Berdasarkan Angka Proyeksi Wilayah Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Tahun 2016 s.d Pertengahan Dwi & Fitrah. (2010). Memahami Kesehatan pada Lansia. Jakarta: TIM. Heshmatifa. N et al. (2015). The Effect of Benson Relaxation Technique on Depression in Patients Undergoing Hemodialysis. Jurnal. Tersedia dalam < (Diunduh 9 Juni 2017) Miller, C.A. (2012). Nursing for Wellness in Older Adults. China: Wolters Klower Health. 6
10 Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Edisi 3. Jakarta: EGC. Oktavianty, E. (2015). Pengaruh Terapi Tehnik Relaksasi Benson terhadap Nyeri pada Lansia Penderita Penyakit Reumatik di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarbaru. Skripsi, Stikes Muhammadiyah Banjarmasin. Pratiwi L et al.(2015). Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Dan Murottal Al-Qur an Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Primer. Jurnal. Tersedia dalam: < SON%20DAN%20MUROTTAL%20%20AL-QUR...> (Diunduh 16 Juni 2017) Riska, et al. (2012). Pengaruh Relaksasi Benson terhadap Penurunan Kecemasan pada Pasien Kanker Serviks. Riau: Universitas Riau. Setyioadi & Kushariyadi. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien Psikogeriatik. Jakarta : Salemba Medika. *Muhammad Khoirul Zed. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin **Linda.,Ns.M.Kep. Dosen Universitas Muhammadiyah Banjarmasin ***Hj. Sri Mulyani.,Ns.S.Kep..MM. Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin 7
BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depresi merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014
PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki periode dewasa akhir atau usia tua. Periode ini merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara urutan ke-4 dengan jumlah lansia paling banyak sesudah Cina, India dan USA. Peningkatan jumlah lansia di negara maju relatif lebih cepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada. tahun 2025 berada di negara berkembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah WHO memperkirakan tahun 2025 jumlah lansia di seluruh dunia akan mencapai 1,2 miliar orang yang akan terus bertambah hingga 2 miliar orang di tahun 2050. Data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu Kebidanan merupakan proses persalinan dimana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut
Lebih terperinciPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016
PENGARUH TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU DUSUN JELAPAN SINDUMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: INDAH RESTIANI
Lebih terperinciAbstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik
PERBANDINGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH LANSIA PENDERITA HIPERTENSI SETELAH DILAKUKAN TERAPI MUSIK KLASIK DAN RELAKSASI AUTOGENIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG 1 Dewi Ismarina, 2* Herliawati,
Lebih terperinciPENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014
PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014 Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH : I KETUT ERI DARMAWAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh pemerintah telah mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum antara lain dapat dilihat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
Lebih terperinciEFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI DI PSTW BUDHI LUHUR YOGYAKARTA
EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI DI PSTW BUDHI LUHUR YOGYAKARTA Karya Tulis Ilmiah Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Sarjana Keperawatan
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015
ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015 Fatma Abd Manaf 1, Andi ayumar 1, Suradi Efendi 1 1 School od Health
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Lansia mengalami proses menua (aging process) secara alami yang tidak dapat dihindari (Hawari, 2007). Namun pengaruh proses menua sering menimbulkan bermacam-macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah ditemukanya obat-obatan seperti antibiotika yang dapat menanggulangi penyakit infeksi berhasil menurunkan angka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Usia lanjut atau lanjut usia merupakan kelompok usia yang mengalami peningkatan paling cepat dibanding kelompok usia lainnya. Dalam bidang kesehatan, hal ini dapat dilihat
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA HARGO DEDALI SURABAYA
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA HARGO DEDALI SURABAYA Eko Andrianto Program Studi S-1 Keperawatan Stikes Hang Tuah Surabaya ABSTRAK Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi Hipertensi adalah apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas 90 mmhg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional, telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN GEJALA INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WERDA RINDANG ASIH II BONGSARI SEMARANG
EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN GEJALA INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WERDA RINDANG ASIH II BONGSARI SEMARANG Anaya Resha Supriyadi *), Asti Nuraeni **), Mamat Supriyono***) *) Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia (Nugroho, 2008).
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PROSES PENUAAN TERHADAP TINGKAT KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT LANSIA DENGAN GANGGUAN ELIMINASI DI KELURAHAN SEWUKAN MAGELANG NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: RITA
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI
PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penduduk lanjut usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan masyarakat yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan definisi
Lebih terperinciJNPH Volume 4 No. 1 (Juli 2016) The Author(s) 2016
JNPH Volume 4 No. 1 (Juli 2016) The Author(s) 2016 HUBUNGAN TINGKAT KEMAMPUAN DALAM AKTIVITAS DASAR SEHARI-HARI (ACTIVITY DAILY LIVING) DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI BALAI PELAYANAN DAN PENYANTUNAN LANJUT
Lebih terperinciPENGARUH POSISI TIDUR MIRING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK
PENGARUH POSISI TIDUR MIRING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG Wely 1), Rita Yulifah 2), Novita Dewi 3) 1) Mahasiswa Program Studi
Lebih terperincie-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
HUBUNGAN TINGKAT DEMENSIA DENGAN KONSEP DIRI PADA LANJUT USIA DI BPLU SENJA CERAH PROVINSI SULAWESI UTARA Meiske Gusa Hendro Bidjuni Ferdinand Wowiling Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciGAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI
GAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI Overview of Sleep Quality and Sleep Disorders In Elderly at Social Home Tresna Werdha Budi Luhur
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Erika Dewi Noorratri 1, Wahyuni 2 1,2 Stikes Aisyiyah Surakarta Jl.
Lebih terperinciPENGARUH SENAM OTAK TERHADAP TINGKAT STRES LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA JARA MARA PATI SINGARAJA. Abstrak
PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP TINGKAT STRES LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA JARA MARA PATI SINGARAJA 1 Ni Putu Aniek Ratna Sari, 2* Putu Ayu Sani Utami, 3 I Ketut Suarnata 1,2 Program Studi Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Proses menua (aging) adalah proses alami yang dihadapi manusia. Dalam proses ini, tahap yang paling krusial adalah tahap lansia (lanjut usia). Dalam tahap ini, pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami proses penuaan di dalam kehidupannya. Menurut Padila (2013), proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang di mulai sejak permulaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap lingkungan. Penurunan yang terjadi berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas, menurut UU RI No.13 Tahun 1998 Bab 1 Pasal 1. Perubahan fisiologis akan muncul saat seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat mengalami penurunan fungsi, yang disebut dengan gagal ginjal. Prevalensi gagal ginjal di dunia cukup tinggi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari kemajuan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang medis, ilmu kedokteran
Lebih terperinciHUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG Catharina Galuh Suryondari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes, Jalan
Lebih terperinciSTUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA
STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA Suryono Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Proses menua yang dialami lansia mengakibatkan berbagai perubahan fisik, mental, dan emosional seiring dengan bertambahnya usia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan masyarakat (Darmodjo, 2000) Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2010, diperoleh data jumlah penduduk Indonesia 237.5 juta jiwa. Komposisi jumlah anak usia 0-4 tahun sebanyak 19,591,740 jiwa, sedangkan
Lebih terperinciPENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH KEBUTUHAN TIDUR PADA LANJUT USIA INSOMNIA
PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH KEBUTUHAN TIDUR PADA LANJUT USIA INSOMNIA The Effect of Progressive Muscle Relaxation to Increasing the Insomnia Elderly s Total Sleep Needs
Lebih terperinciOleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
pp PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNANTEKANANDARAH PADA LANSIA PENDERITAHIPERTENSIDI PANTISOSIAL WARGA TAMA INDRALAYA TAHUN 2014 Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses menua di dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : HELGA DWI ARDIANTO 201110201021 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi
Lebih terperinciEFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP BERKURANGNYA KELUHAN GANGGUAN TIDUR PADA REMAJA DI PANTI AL-MUDAKKIR DAN DI PANTI AL-AMIN BANJARMASIN
EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP BERKURANGNYA KELUHAN GANGGUAN TIDUR PADA REMAJA DI PANTI AL-MUDAKKIR DAN DI PANTI AL-AMIN BANJARMASIN Mahdalena 1 Muhlis 2 M. Fadli 3 1 Jurusan Keperawatan
Lebih terperinciANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013
ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 03 I Dewa Ayu Aninda Vikhanti, I Gusti Ayu Indah Ardani Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG
PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG (THE INFLUENCE OF PLAYING THERAPY AGAINST PRA SCHOOL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu Pada tahun 1980
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju pertumbuhan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu 1980-2025. Pada tahun 1980 penduduk lansia di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindakan operasi merupakan ancaman potensial maupun aktual terhadap integritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres fisiologis maupun psikologis.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 11% dari seluruh jumlah penduduk dunia (± 605 juta) (World Health. meningkat menjadi 11.4% dibandingkan tahun 2000 sebesar 7.4%.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu
Lebih terperinciTERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS) SESI 1-4 MENURUNKAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA HIV POSITIF
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS) SESI 1-4 MENURUNKAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA HIV POSITIF Yustina Kristianingsih 1, RosyAmeylia 2 STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya. Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi atau pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI WUDHU SEBELUM TIDUR TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA LANJAT USIA DI PSTW UNIT BUDHI LUHUR YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH TERAPI WUDHU SEBELUM TIDUR TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA LANJAT USIA DI PSTW UNIT BUDHI LUHUR YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: DIAN ADI SAPUTRO 0111001015 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciArifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)-STIMULASI SENSORI TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PASURUAN BERLOKASI DI BABAT KABUPATEN LAMONGAN Arifal Aris Dosen Prodi
Lebih terperinci(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS VII (The Effect Of Health Education To The Student Knowledge Level Of First Aid
Lebih terperinciGuntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)
PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN PERAWATAN LUKA ULKUS DIABETIK SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR Bunga Anton 1, Nursalim 2, Sri Purnama Rauf 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan. Perubahan-perubahan
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012
PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031
Lebih terperinciUniversitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK
Hubungan Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia Berdasarkan Skor Pittsburgh Sleep Quality Index di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi Luhur Bantul Yogyakarta RELATIONSHIP BETWEEN ELDERLY GYMNASTIC
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Maslow (1970) mengatakan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANSIA USIA TAHUN DI DESA MAYANGGENENG KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO
HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANSIA USIA 60-70 TAHUN DI DESA MAYANGGENENG KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO Oleh S.Nurul Sya diyah AKADEMI KESEHATAN RAJEKWESI BOJONEGORO
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota
55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang
Lebih terperinciPENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA Oleh : Diyono 1 Sriyani Mugiarsih 2 Budi Herminto 3 Abstract Background. Pain is an unpleasant sensory
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur harapan hidup penduduk yang semakin meningkat seiring dengan perbaikan kualitas hidup dan pelayanan
Lebih terperinciMANUSKRIP OLEH : ABDULLAH NPM
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DI BANJARBARU TAHUN 2017 MANUSKRIP OLEH : ABDULLAH NPM.1614201120321
Lebih terperinciPENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU
PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU Reni Zulfitri Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau renz_emi@yahoo.com ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia (lanjut usia) merupakan seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial (UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan).
Lebih terperinciObjective: The aim of this research to analyze the effectiveness of massage on sleep quality infant aged 5-7 months.
THE EFFECTIVENESS OF INFANT MASSAGE ON SLEEP QUALITY ON INFANTS 5-7 MONTHS OF AGE IN LOKBUNTAR VILLAGE HARUYAN DISTRICT HULU SUNGAI TENGAH REGENCY BARABAI 3013 Emilia Rizkiyati 1, Muhsinin 2, Syamsul Firdaus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu lanjut usia yang berusia antara tahun, danfase senium yaitu lanjut usia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa, terdiri dari fase prasenium yaitu lanjut usia yang berusia antara 55-65 tahun, danfase senium yaitu lanjut usia
Lebih terperinciSKRIPSI PENGARUH TERAPI REMINISCENCE TERHADAP STRES LANSIA DI BANJAR LUWUS BATURITI TABANAN
SKRIPSI PENGARUH TERAPI REMINISCENCE TERHADAP STRES LANSIA DI BANJAR LUWUS BATURITI TABANAN OLEH: NI PUTU NARISKA RAHAYUNI NIM. 1102105030 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Partisipan Penelitian Partisipan pada penelitian ini yaitu para lanjut usia (lansia) yang ada di Panti Wredha Salib Putih Salatiga sebagai kelompok
Lebih terperinciHUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Hariadi Widodo 1, Nurhamidi 2, Maulida Agustina * 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 Politeknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, peraikan lingkungan hidup,
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK UNTUK PENURUNAN TINGKAT STRES PADA REMAJA DI YAYASAN PANTI ASUHAN KYAI AGENG MAJAPAHIT SEMARANG
PENGARUH TERAPI MUSIK UNTUK PENURUNAN TINGKAT STRES PADA REMAJA DI YAYASAN PANTI ASUHAN KYAI AGENG MAJAPAHIT SEMARANG Siti Yuliana¹, Eni Hidayati² 1, 2 Universitas Muhammadiyah Semarang Abstract Adolescence
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menyebabkan komplikasi dan kematian terbesar di dunia (Kristina, 2012). Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang dalam Pembangunan Nasional, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu
Lebih terperinciMEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG
MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG Asri Rahmawati, Arena Lestari, Ferry Setiawan ABSTRAK Salah satu penyakit yang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cenderung lebih cepat. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, terutama di bidang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas
Lebih terperinciPERBEDAAN EFEKTIFITAS MANDI AIR HANGAT DAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA LANSIA. Istiana Nurhidayati* ABSTRACT
PERBEDAAN EFEKTIFITAS MANDI AIR HANGAT DAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA LANSIA Istiana Nurhidayati* ABSTRACT Elderly experience changes such as physical changes, psychological
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bayi yang dilakukan dengan cara insisi pada dinding abdomen ibu (WHO,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sectio Caesarea (SC) merupakan tindakan bedah untuk melahirkan bayi yang dilakukan dengan cara insisi pada dinding abdomen ibu (WHO, 2010). Sebanyak 18.5 juta SC dilakukan
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG
PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Dewi Winahyu. *) Dera Alfiyanti **), Achmad Solekhan ***)
Lebih terperinciPriyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK
PERBEDAAN TINGKAT STRES PADA LANSIA YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DI DESA TEBON KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN DAN DI UPT PSLU (PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA) KECAMATAN SELOSARI KABUPATEN MAGETAN Priyoto
Lebih terperinciTingkat Depresi dengan Kejadian Insomnia pada Lanjut Usia di Panti Werdha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta
Tingkat Depresi dengan Kejadian Insomnia pada Lanjut Usia di Panti Werdha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta Anggun Pranessia Anggrasari (1) Merlien Ferdelina Nofus (2) (1)Dosen STIKES Insan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas normal terjadi pada seseorang yang ditunjukkan oleh systolic dan diastolic pada pemeriksaan tekanan darah
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI LANSIA DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI DESA SOBOKERTO KECAMATAN NGEMPLAK BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI LANSIA DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI DESA SOBOKERTO KECAMATAN NGEMPLAK BOYOLALI Andreany Kusumowardani, Aniek Puspitosari Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, sejumalah faktor psikososial seperti stress, depresi, kelas sosial, dan kepribadian tipe A dimasukkan dalam faktor risiko klasik untuk
Lebih terperinciHubungan tingkat kecemasan terhadap aktivitas sehari-hari pada lansia di Panti Werdha Wana Seraya, Denpasar - Bali
E-JURNAL MEDIKA, Ida VOL. Bagus 7 NO. Gede 1, JANUARI, Hendra 2018 Kusuma, : 37 - IGA 42 Indah Ardani (Hubungan tingkat kecemasan terhadap aktivitas...) ISSN: 2303-1395 Hubungan tingkat kecemasan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses alami yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Nugroho,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia adalah kelanjutan dari usia dewasa yang merupakan proses alami yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Nugroho, 2008). Akibatnya jumlah lanjut usia
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK POPULER TERHADAP TINGKAT DEPRESI PASIEN ISOLASI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG
PENGARUH TERAPI MUSIK POPULER TERHADAP TINGKAT DEPRESI PASIEN ISOLASI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Ayu Fitriya Rusanto*), Arief Nugroho**), Ulfa Nurullita***) *) Alumni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Dimana pada usia lanjut tubuh akan mencapai titik perkembangan yang maksimal, setelah
Lebih terperinciNur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI
PENGARUH PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS) TERHADAP KEMAMPUAN SOSIALISASI PADA KLIEN DENGAN KERUSAKAN INTERAKSI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. RM SOEDJARWADI KLATEN JAWA TENGAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki umur di atas 60 tahun (>60
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 lanjut usia atau lansia merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki umur di atas 60 tahun (>60 tahun), baik itu pria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan individu yang berada pada tahapan dewasa akhir yang usianya dimulai dari 60 tahun keatas. Setiap individu mengalami proses penuaan terlihat dari
Lebih terperinciHUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Andriano H Sengkey Mulyadi Jeavery Bawotong
HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT Andriano H Sengkey Mulyadi Jeavery Bawotong Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mulai masuk ke dalam kelompok negara berstruktur tua (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari semakin tingginya usia rata-rata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya lambat cepatnya proses tersebut
Lebih terperinciSKRIPSI PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SRAYA DENPASAR
SKRIPSI PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SRAYA DENPASAR OLEH : NI MADE GITA ANINDITA NIRMALA PUTRI NIM. 1102105038 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinci