EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN GEJALA INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WERDA RINDANG ASIH II BONGSARI SEMARANG
|
|
- Susanti Muljana
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN GEJALA INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WERDA RINDANG ASIH II BONGSARI SEMARANG Anaya Resha Supriyadi *), Asti Nuraeni **), Mamat Supriyono***) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo **) Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Telogorejo ***) Staf Dinas Kesehatan Kota ABSTRAK adalah ketidakmampuan untuk tidur walaupun ada keinginan untuk melakukannya. Gejala insomnia mencakup kesulitan dalam memulai tidur, sering terbangun, terbangun pada dini hari, keluhan sakit kepala pada siang hari, dan badan terasa lemas. Prevalensi penderita insomnia pada lansia di Indonesia cukup tinggi. Terapi musik dapat mengurangi gangguan tidur, membuat rileks, dan mampu menghilangkan perasaan yang tidak menyenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian terapi musik terhadap penurunan gejala insomnia pada lansia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Quasy Eksperiment dengan rancangan Pretest- Post Test Design. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh lansia di Panti Werda Rindang Asih II Bongsari yang mengalami gejala insomnia. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling yang melibatkan 20 responden. Hasil uji perbedaan rerata gejala insomnia dengan uji Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh p value =0,000 yang berarti p value <0,05. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh terapi musik terhadap penurunan gejala insomnia pada lansia. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan sebagai saran untuk menurunkan gejala insomnia pada lansia. Kata kunci: gejala insomnia, lansia, terapi musik ABSTRACT is the inability to sleep even though there is a desire to do so. Symptoms of insomnia include difficulty in initiating sleep, frequent waking, waking in the early morning, headaches during the day, and the body feels weak. Prevalence of insomnia in elderly patients in Indonesia is quite high. This study aims to determine the effectiveness of music therapy to decrease the symptoms of insomnia in the elderly. The population in this study is the entire elderly in Panti Werda Rindang Asih II Bongsari are experiencing symptoms of insomnia. This study uses quasy experiment with pretestposttest design. The results showed the effect of music therapy to decrease the symptoms of insomnia in the elderly. The research of purposive sampling method with 20 respondents. The result of average differences symptom of insomnia with Wilcoxon Signed Ranks Test obtained p value that meant p value < The research result showed that there were effects of music therapy as one of alternative therapies for symptom of insomnia at elderly. The research result can be a solution as an alternative therapy for reducing symptom of insomnia. Keywords: symptoms of insomnia, elderly, music therapy Efektifitas Pemberian Terapi Terhadap Penurunan... (A. Resha. S) 1
2 PENDAHULUAN Keperawatan komunitas adalah tindakan keperawatan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan populasi dengan mengintegrasikan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan dan masyarakat (ANA, 2004, dalam Efendi & Makhfudli, 2009, hlm.4). Keperawatan kesehatan komunitas merupakan suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian intergral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikut sertakan tim kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga dan masyarakat. (Ekasari, 2008, hlm.2) Sasaran keperawatan komunitas terdiri dari individu, keluarga, dan kelompok baik yang sehat maupun yang sakit, khususnya mereka yang berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan dalam masyarakat. Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan terhadap timbulnya masalah termasuk posyandu, kelompok balita, ibu hamil, sekolah, panti asuhan dan panti werdha yang merupakan tempat tinggal para lansia yang sangat rentan akan masalah kesehatan (vulnerable group) (Efendi & Makhfudli, 2009, hlm. 8). Masalah kesehatan pada lansia meliputi penurunan daya pikir, rasa serba ketakutan, kemunduran pola aktivitas, berkurangnya penglihatan dan pendengaran serta gangguan tidur terutama insomnia (Nugroho, 2008, hlm.25). dapat disebabkan oleh faktor ekstrinsik (luar), misalnya lingkungan yang kurang tenang dan faktor intrinsik yang dibagi menjadi organik semisal nyeri, gatal- gatal, dan penyakit tertentu yang membuat gelisah dan prikogenik semisal depresi kecemasann dan iritabilitas (Bandiyah, 2009, hlm. 47). National Sleep Foundation mengemukakan bahwa sekitar 67% dari lansia di Amerika usia 65 tahun keatas melaporkan mengalami gangguan tidur dan sebanyak 7,3 % lansia mengeluhkan gangguan memulai dan mempertahankan tidur atau insomnia (Mahardika, 2012, 4). Menteri Ekonomi dan Kesehatan Masyarakat dalam penelitian Mahardika (2012) menyatakan bahwa di Indonesia setiap tahun sekitar 20% sampai 50% orang dewasa melaporkan adanya gangguan pemenuhan tidur dan 17% mengalami gangguan pemenuhan tidur yang serius. Prevalensi gangguan tidur pada lansia cukup tinggi yaitu sekitar 67%. Peran perawat yang bisa dilakukan untuk merawat lansia dengan masalah gangguan tidur (insomnia) yaitu dengan pengobatan farmakologi dan pengobatan non farmakologi. Pengobatan farmakologi berupa pemberian obat- obatan sedangkan pengobatan non farmakologi dapat berupa terapi relaksasi. Terapi relaksasi banyak digunakan baik untuk penurunan ketegangan, atau mencapai kondisi tenang. Ketika seseorang mengalami gangguan tidur maka ada ketegangan pada otak dan otot sehingga dengan mengaktifkan syaraf parasimpatis dengan teknik relaksasi maka secara otomatis ketegangan berkurang sehingga seseorang akan mudah untuk masuk ke kondisi tidur (Purwanto, 2010, 13). Terapi musik merupakan sebuah rangsangan pendengaran yang berorganisasi terdiri atas melodi, ritme, harmoni, warna (timbre), bentuk, dan gaya. Ketika musik diaplikasikan menjadi sebuah terapi, musik dapat memulihkan, memelihara kesehatan fisik, mental, sosial dan spiritual dari setiap individu. memiliki beberapa kelebihan seperti bersifat universal, nyaman, menyenangkan dan terstruktur. Bagian terpenting dari musik dalah irama (Setyoadi & Kushariyadi, 2011, hlm. 43). Teknik relaksasi nafas dalam dipilih sebagai intervensi keperawatan mandiri untuk menurunkan kecemasan pasien pre operasi. Teknik relaksasi nafas dalam membutuhkan waktu penerapan yang tepat. Pasien akan merasa semakin cemas mendekati waktu operasi dan fase pre operasi dari peran keperawatan akan berakhir ketika pasien dikirim ke ruang operasi. terbagi dalam dua irama, yaitu irama musik yang beraturan dan tidak beraturan. Irama yang beraturan dapat mempengaruhi keseimbangan psikofisik sebaliknya irama yang tidak beraturan dapat menganggu keseimbangan psikofisik (Zuchra dalam Mahardika 2012, 5). Contoh musik yang mempunyai irama yang beraturan yaitu musik keroncong, musik tradisional jawa (gendhing jawa), dan musik klasik. 4 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK)
3 Penelitian yang berkaitan dengan terapi musik terhadap penurunan gejala insomnia yaitu penelitian Sutrisno (2007) dengan judul Efektifitas Terapi terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Penderita pada Lansia di Panti Wredha Pucang Gading menggunakan rancangan penelitian quasy experiment dengan one group pretest- posttest. Data dianalisis dengan uji korelasi spearman. Berdasarkan hasil dari penelitian, 74% responden mengalami peningkatan dalam kualitas tidurnya. Nilai signifikansi yang dihasilkan dari uji kolerasi spearman yang menunjukkan bahwa 0,001 < α/2 dengan (α) 0,01 atau signifikansi 99% sehingga hipotesis Ho ditolak dan H1 diterima menyatakan bahwa terdapat peningkatan kualitas tidur penderita insomnia di Panti Wredha Pucang gading setelah dilakukan terapi musik kesukaan. Panti Werda Rindang Asih II Bongsari merupakan salah satu panti yang bergerak dibidang sosial khususnya perawatan lansia. Panti Werda Rindang Asih II Bongsari merawat 33 lansia dengan jumlah 14 lansia lakilaki dan 19 lansia perempuan. Hasil Studi Pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 1 Februari 2014 lansia yang mengalami gejala insomnia sebanyak 20 orang (60% dari jumlah lansia). Mereka menyebutkan sering terbangun di malam hari, susah memulai untuk tidur, dan merasakan sakit kepala pada siang hari. Lansia mengaku tidak diberikan intervensi apapun ketika mereka tidak dapat tidur. Berdasarkan fenomena ini maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang efektifitas pemberian terapi musik terhadap penurunan gangguan tidur pada lansia di Panti Werda Rindang Asih II Bongsari. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian Quasi Eksperimen, dengan rancangan pretestposttest design. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 responden. Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan pretest-posttest. Adapun pada responden dilakukan pretest sebelum tidur, kemudian dilakukan intervensi selama 30 menit berupa terapi musik, selanjutnya pada pagi harinya di lakukan posttest. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Panti Werda Rindang Asih II Bongsari, pengambilan data dilakukan pada tanggal 21 April - 27 April Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat ukur lembar observasi pengukuran skala gangguan tidur. Analisa yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi (presentase) yaitu data usia, jenis kelamin, lansia yang mengalami gangguan tidur dan tidak mengalami gangguan tidur. Data yang berjenis numerik dilakukan analisis dengan pemusatan data (mean) dan nilai penyebaran data (standar deviasi) yaitu skala kecemasan. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Wilcoxon Signed Ranks. Data tidak berdistribusi normal, yang sebelumnya dilakukan dengan menggunakan uji normalitas data yaitu Shapiro-Wilk dengan syarat sampel 50 responden. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Usia Tabel 1 Usia Lansia di Panti Werda Rindang Asih II Bongsari Usia Frekuensi Presentase thn >70 thn Total Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa terdapat lansia berusia tahun sebanyak 4 orang (20%) dan berusia >70 tahun sebanyak 16 orang (80%). Usia atau umur adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan seseorang dari mulai lahir sampai mati. Usia merupakan salah satu faktor yang dapat menggambarkan kematangan seseorang baik fisik, psikis, maupun sosial sehingga membantu seseorang untuk mampu lebih baik dalam membentuk perilaku (Budiono, 2000, 1). 2. Jenis kelamin Tabel 2 Jenis Kelamin Lansia di Panti Werda Rindang Asih II Bongsari Efektifitas Pemberian Terapi Terhadap Penurunan... (A. Resha. S) 3
4 Jenis Frekuensi Presentase Kelamin Laki-laki Perempuan Total Berdasarkan tabel 2 diperoleh hasil bahwa sebagian besar jenis kelamin yang menjadi responden penelitian adalah perempuan sebanyak 12 orang (60%) dan laki- laki 8 orang (40%). Gejala insomnia banyak terjadi pada perempuan daripada laki- laki. Resiko terjadinya insomnia pada perempuan 2-5 kali lebih besar dibanding laki- laki. Penyebab pasti kondisi tersebut belum diketahui secara pasti, diduga berkaitan dengan tingkat stress tinggi yang terjadi pada perempuan (Lumbantobing, 2004, hlm. 22). 3. Lansia Yang Mengalami Gejala di Panti Werda Rindang Asih II Bongsari Tabel 3 Yang Mengalami Gejala di Panti WerdaRindang Asih II Bongsari (n=33) Responden Frekuensi Presentase Gejala Tidak Gejala Total Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa lansia yang mengalami gejala insomnia sebanyak 20 orang (60.61%) dan lansia yang mengalami gejala insomnia sebanyak 13 orang (39.39%).terdapat lansia berusia tahun sebanyak 4 orang (20%) dan berusia >70 tahun sebanyak 16 orang (80%). Gejala insomnia menurut Naylor dan Aldirch (1994, dalam Perry & Potter, hlm. 1480) menyebutkan bahwa biasanya muncul dalam bentuk kesulitan tidur, sering terbangun atau terbangun lebih awal. Perubahan normal terjadi secara bertahap sehingga masih menyisahkan waktu untuk beradaptasi. Gejala insomnia yang terjadi dapat mengakibatkan munculnya salah satu dari ketiga masalah, yaitu insomnia, gerakan atau sensasi abnormal dikala tidur atau ketika terjaga pada malam hari, serta rasa ngantuk yang berlebih pada siang hari. 4. Gambaran Gejala Sebelum Diberikan Terapi Tabel 4 Gejala Sebelum Diberikan Terapi di Panti Werda Rindang Asih II Bongsari Gejala Frekuensi Presentase Berat Sedang 0 0 Ringan 0 0 Total Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebelum diberikan terapi musik, semua lansia sebanyak 20 orang (100%) mengalami gejala insomnia berat. adalah gejala yang dialami oleh klien yang mengalami kesulitan kronis untuk tidur, sering terbangun dari tidur, atau singkat atau tidur nonrestoratif. Dapat dibedakan menjadi tiga gejala, yaitu gejala berat, sedang, dan ringan. (Potter & Perry, 2005, hlm. 1481). Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu lingkungan yang kurang tenang, penyakit tertentu yang membuat gelisah, dan depresi atau kecemasan (Nugroho, 200, hlm. 41). 5. Gambaran Gejala Sesudah Diberikan Terapi Tabel 5 Gejala Sesudah Diberikan Terapi di Panti Werda Rindang Asih II Bongsari 4 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK)
5 Gejala Frekuensi Presentase Berat 0 0 Sedang Ringan Total Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa sesudah diberikan terapi musik, sebanyak 8 orang (20%) mengalami gejala insomnia sedang dan 12 orang (60%) mengalami gejala insomnia ringan. Lansia yang mengalami gejala insomnia mengatakan bahwa mereka merasa kurang tenang, gelisah, sering terbangun, mimpi buruk, dan lemas tubuh di siang hari ketika tidak bisa tidur di malam harinya. Pemberian terapi musik pada lansia dapat membuat rileks pikiran dan memberikan pengaruh positif terhadap kondisi suasana hati dan emosi sehingga dapat membantu proses turunnya gejala insomnia pada lansia. 6. Uji Normalitas Data Tabel 6 Uji Normalitas Data Responden Dengan Skor Gejala Sebelum Dan Sesudah Diberikan Terapi Di Panti Werda Rindang Asih II Bongsari Skor Gejala Skor Gejala Sebelum Terapi Skor Gejala Sesudah Terapi Frekuensi Shapiro- wilk p.value Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Shapiro- Wilk didapatkan data variabel skor gejala insomnia sebelum terapi musik nilai standar uji normalitas sebesar 0,0001 (p <0,05) dan skor gejala insomnia sesudah terapi musik nilai standar uji normalitas sebesar 0,012 (p <0,05), maka dapat disimpulkan data pada penlitian ini berdistribusi tidak normal, sehingga untuk uji analisis data dilanjutkan dengan menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank Test. 7. Hasil Analisa Data Tabel 7 Hasil Analisa Data Responden Dengan Menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank Test Di Panti WerdaRindang Asih II Bongsari Kategori Terapi Uji Wilcoxon Signed Rank Sebelum Terapi Sesudah Terapi (n) (%) (n) (%) Berat Sedang Ringan Jumlah Berdasarkan hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test diatas efektifitas terapi musik terhadap penurunan gejala insomnia pada lansia menunjukkan hasil nilai p= (<0.05), maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, artinya ada keefektifan pemberian terapi musik terhadap penurunan gejala insomnia pada lansia. SIMPULAN 1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Panti Werda Rindang Asih II Bongsari usia lansia yang mengalami gejala insomnia berumur lebih dari 70 tahun dan berjenis kelamin perempuan. 2. Rata- rata skor gejala insomnia sebelum diberikan terapi musik sebesar 6.75 dan sesudah diberikan terapi musik turun menjadi Maka terjadi penurunan skor gejala insomnia setelah dilakukan terapi musik sebesar Hasil penelitian yang telah di uji dengan Uji Wilcoxon membuktikan bahwa ada efektifitas antara pemberian terapi musik terhadap penurunan gejala insomnia pada lansia. Terapi musik dapat mengurangi gangguan tidur, membuat rileks, dan mampu menghilangkan perasaan yang tidak Efektifitas Pemberian Terapi Terhadap Penurunan... (A. Resha. S) 9
6 menyenangkan. Penurunan tersebut dapat terjadi dengan pemberian terapi musik selama 30 menit setiap hari sebelum tidur dengan kondisi relax dan pendampingan SARAN 1. Bagi Panti Werda Rindang Asih II Bongsari Panti Werda Rindang Asih II Bongsari dapat menggunakan hasil penelitian efektifitas pemberian terapi musik terhadap penurunan gejala insomnia sebagai salah satu alternatif dalam menurunkan gejala insomnia pada lansia dengan memberikan pelatihan kepada perawat tentang pemberian terapi musik kepada lansia selama 30 menit setiap hari sebelum tidur dengan kondisi relax yang mengalami gejala insomnia. 2. Bagi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian efektifitas pemberian terapi musik terhadap penurunan gejala insomnia dapat dijadikan proses pembelajaran bahwa salah satu intervensi mandiri perawat dalam menurunkan gejala insomnia pada lansia dengan terapi non-farmakologi yaitu dengan pemberian terapi musik selama 30 menit setiap hari sebelum tidur dengan kondisi relax. 3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan Hasil penelitian efektifitas pemberian terapi musik terhadap penurunan gejala insomnia dapat digunakan sebagai dasar penelitian lain dalam mengembangkan ilmu 8 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK)
7 DAFTAR PUSTAKA Bandiyah, Siti Lanjut Usia dan keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika Effendi, F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Noorkasiani & S. Tamher Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Djohan Terapi, Teori, dan Aplikasi. Yogjakarta: Galangpress Sutrisno (2007). Efektifitas Terapi terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Penderita pada Lansia di Panti Wredha Pucang Gading. AMAN_DEPAN.pdf Diakses tanggal 18 Desember 2013\ Ekasari, M.F. et al Keperawatan Komunitas upaya memandirikan masyarakat untuk hidup siap. Jakarta : Trans Info Media Fina Juli Perbedaan Tingkat pada Lansia Sebelum dan Sesudah Pemberian Terapi Keroncong di Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tulungagung. a+yuli+% perbedaan+tingka t++pada+lansia+sebelum+d an+sesudah+pemberian+terapi+musi k+keroncong+di+pelayanan+sosial+l anjut+usia+tulungagung&hl=id&gbv =2&oq=Fina+Yuli+% Perbed aan+tingkat++pada+lansia+ Sebelum+dan+Sesudah+Pemberian+T erapi++keroncong+di+pelayana n+sosial+lanjut+usia+tulungagung& gs_l=heirloomserp ac.1.34.heirloomserp z9o_9boci10 diakses tanggal 18 Desember 2013 Mahardika Hubungan Keteraturan Mengikuti Senam Lansia dan Kebutuhan Tidur Lansia di UPT PSLU Pasuruan di Babat Lamongan. elitian+jefrry+mahardika&hl=id&gbv =2&oq=Penelitian+Jefrry+Mahardika &gs_l=heirloomserp j4j3j4j a c.1.34.heirloomserp kfbwe g diakses tanggal 18 Desember 2013 Efektifitas Pemberian Terapi Terhadap Penurunan... (A. Resha. S) 9
BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh pemerintah telah mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum antara lain dapat dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur harapan hidup penduduk yang semakin meningkat seiring dengan perbaikan kualitas hidup dan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia secara geografis terletak di wilayah yang rawan bencana. Bencana alam sebagai peristiwa alam dapat terjadi setiap saat, di mana saja, dan kapan saja,
Lebih terperinciRizan Perdana Kusuma * )., Sri Puguh Kristiyawati ** ), S.Eko Ch. Purnomo *** )
EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI IMAJINASI TERBIMBING DAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI WERDA PELKRIS PENGAYOMAN SEMARANG Rizan Perdana Kusuma * )., Sri Puguh Kristiyawati
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014
PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes
Lebih terperinciPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016
PENGARUH TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU DUSUN JELAPAN SINDUMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: INDAH RESTIANI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian. A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Jawa Tengah (Jateng), termasuk salah satu dari tujuh provinsi di Indonesia yang berpenduduk dengan struktur tua (lansia). Data Departemen Sosial (Depsos)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur harapan hidup penduduk yang semakin meningkat seiring dengan perbaikan kualitas hidup dan pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya
BAB 1 PENDAHULUAN A.LATARBELAKANG Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Belajar
Lebih terperinciEFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP BERKURANGNYA KELUHAN GANGGUAN TIDUR PADA REMAJA DI PANTI AL-MUDAKKIR DAN DI PANTI AL-AMIN BANJARMASIN
EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP BERKURANGNYA KELUHAN GANGGUAN TIDUR PADA REMAJA DI PANTI AL-MUDAKKIR DAN DI PANTI AL-AMIN BANJARMASIN Mahdalena 1 Muhlis 2 M. Fadli 3 1 Jurusan Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari kemajuan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang medis, ilmu kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Maslow (1970) mengatakan
Lebih terperinciAbstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik
PERBANDINGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH LANSIA PENDERITA HIPERTENSI SETELAH DILAKUKAN TERAPI MUSIK KLASIK DAN RELAKSASI AUTOGENIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG 1 Dewi Ismarina, 2* Herliawati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG Siti Romadoni, Aryadi, Desy Rukiyati PSIK STIKes Muhammadiyah Palembang Rumah
Lebih terperinciPENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH KEBUTUHAN TIDUR PADA LANJUT USIA INSOMNIA
PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH KEBUTUHAN TIDUR PADA LANJUT USIA INSOMNIA The Effect of Progressive Muscle Relaxation to Increasing the Insomnia Elderly s Total Sleep Needs
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki umur di atas 60 tahun (>60
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 lanjut usia atau lansia merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki umur di atas 60 tahun (>60 tahun), baik itu pria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi atau pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Partisipan Penelitian Partisipan pada penelitian ini yaitu para lanjut usia (lansia) yang ada di Panti Wredha Salib Putih Salatiga sebagai kelompok
Lebih terperinciPERBEDAAN EFEKTIFITAS MANDI AIR HANGAT DAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA LANSIA. Istiana Nurhidayati* ABSTRACT
PERBEDAAN EFEKTIFITAS MANDI AIR HANGAT DAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA LANSIA Istiana Nurhidayati* ABSTRACT Elderly experience changes such as physical changes, psychological
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas, menurut UU RI No.13 Tahun 1998 Bab 1 Pasal 1. Perubahan fisiologis akan muncul saat seseorang
Lebih terperinciGuntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)
PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN PERAWATAN LUKA ULKUS DIABETIK SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI
PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Usia lanjut atau lanjut usia merupakan kelompok usia yang mengalami peningkatan paling cepat dibanding kelompok usia lainnya. Dalam bidang kesehatan, hal ini dapat dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati, yang ditandai oleh adanya keterbatasan aliran udara persisten yang biasanya
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015
ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015 Fatma Abd Manaf 1, Andi ayumar 1, Suradi Efendi 1 1 School od Health
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012
PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031
Lebih terperinciArifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)-STIMULASI SENSORI TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PASURUAN BERLOKASI DI BABAT KABUPATEN LAMONGAN Arifal Aris Dosen Prodi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki periode dewasa akhir atau usia tua. Periode ini merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi Hipertensi adalah apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas 90 mmhg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cenderung lebih cepat. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, terutama di bidang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas
Lebih terperinciGAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI
GAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI Overview of Sleep Quality and Sleep Disorders In Elderly at Social Home Tresna Werdha Budi Luhur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk, berpengaruh terhadap peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) masyarakat di Indonesia. Menurut laporan Perserikatan
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK POPULER TERHADAP TINGKAT DEPRESI PASIEN ISOLASI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG
PENGARUH TERAPI MUSIK POPULER TERHADAP TINGKAT DEPRESI PASIEN ISOLASI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Ayu Fitriya Rusanto*), Arief Nugroho**), Ulfa Nurullita***) *) Alumni
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen (Preeksperiments design). Penelitian ini menggunakan rancangan one group pre test dan post test design.
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MODALITAS: TERAPI MUSIK TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA YANG MENGALLAMI INSOMNIA DI PANTI TRESNA WERDHA TERATAI PALEMBANG
PENGARUH TERAPI MODALITAS: TERAPI MUSIK TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA YANG MENGALLAMI INSOMNIA DI PANTI TRESNA WERDHA TERATAI PALEMBANG Trilia 1, Budi Santoso 2, Yanti Adriyani 3 1 Program Studi D III
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Lansia mengalami proses menua (aging process) secara alami yang tidak dapat dihindari (Hawari, 2007). Namun pengaruh proses menua sering menimbulkan bermacam-macam
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR LANSIA
0 PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR LANSIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Oleh: IIN PURNAMASARI 0911020144 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang dimana telah terjadi kemunduran fisik dan psikologis secara bertahap (Hurlock, 1999). Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan masyarakat (Darmodjo, 2000) Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2010, diperoleh data jumlah penduduk Indonesia 237.5 juta jiwa. Komposisi jumlah anak usia 0-4 tahun sebanyak 19,591,740 jiwa, sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara urutan ke-4 dengan jumlah lansia paling banyak sesudah Cina, India dan USA. Peningkatan jumlah lansia di negara maju relatif lebih cepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional, telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Proses menua (aging) adalah proses alami yang dihadapi manusia. Dalam proses ini, tahap yang paling krusial adalah tahap lansia (lanjut usia). Dalam tahap ini, pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas normal terjadi pada seseorang yang ditunjukkan oleh systolic dan diastolic pada pemeriksaan tekanan darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahterahaan lanjut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu eksperimental semu (Quasi Experimental. Design). Tipe penelitian Quasy Eksperimental Design adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Desain dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif yaitu eksperimental semu (Quasi Experimental Design). Tipe penelitian Quasy Eksperimental
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK UNTUK PENURUNAN TINGKAT STRES PADA REMAJA DI YAYASAN PANTI ASUHAN KYAI AGENG MAJAPAHIT SEMARANG
PENGARUH TERAPI MUSIK UNTUK PENURUNAN TINGKAT STRES PADA REMAJA DI YAYASAN PANTI ASUHAN KYAI AGENG MAJAPAHIT SEMARANG Siti Yuliana¹, Eni Hidayati² 1, 2 Universitas Muhammadiyah Semarang Abstract Adolescence
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses alami yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Nugroho,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia adalah kelanjutan dari usia dewasa yang merupakan proses alami yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Nugroho, 2008). Akibatnya jumlah lanjut usia
Lebih terperinciPriyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK
PERBEDAAN TINGKAT STRES PADA LANSIA YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DI DESA TEBON KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN DAN DI UPT PSLU (PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA) KECAMATAN SELOSARI KABUPATEN MAGETAN Priyoto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup dan majunya pengetahuan dan teknologi terutama ilmu kesehatan, promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan pelayanan
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun untuk memenuhi memenuhi Persyaratan mencapai Sarjana Keperawatan. Oleh: MARYANTI NIM G2B PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
PENGARUH TERAPI MUSIK GAMELAN JAWA NADA SLENDRO TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA YUSWO ADHI RW XVII KELURAHAN SRONDOL WETAN SEMARANG SKRIPSI Disusun untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder, 4th edition) adalah perilaku atau sindrom psikologis klinis
Lebih terperinciOleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
pp PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNANTEKANANDARAH PADA LANSIA PENDERITAHIPERTENSIDI PANTISOSIAL WARGA TAMA INDRALAYA TAHUN 2014 Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina
Lebih terperinciHUBUNGAN KEBIASAAN MANDI AIR HANGAT DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA USIA LANJUT DI DESA CANDEN KRAJAN KALIKOTES KLATEN
HUBUNGAN KEBIASAAN MANDI AIR HANGAT DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA USIA LANJUT DI DESA CANDEN KRAJAN KALIKOTES KLATEN Ambar Winarti STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN ABSTRAK Tidur merupakan kebutuhan manusia
Lebih terperinciSKRIPSI PENGARUH SENAM LANSIA TERA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR LANSIA DI YAYASAN WERDA SEJAHTERA DESA KAWAN KECAMATAN BANGLI
SKRIPSI PENGARUH SENAM LANSIA TERA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR LANSIA DI YAYASAN WERDA SEJAHTERA DESA KAWAN KECAMATAN BANGLI Oleh : IKOMANG RAI DARMABUDI NIM: 1202115030 KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG
PENGARUH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Astia Siskayanti*, Arief Nugroho**, Mugi Hartoyo ** *Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Pre Eksperiment dengan rancangan pre dan post test one group design yaitu responden dilakukan pengukuran tingkat nyeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses menua merupakan kombinasi bermacam-macam faktor yang saling berkaitan. Proses menua dapat diartikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bagi lansia adalah tingkatkan kesehatan. Salah satu aspek utama dari peningkatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga memiliki kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan yang terbesar bagi lansia adalah
Lebih terperinciKata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.
PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT PADA LANSIA DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUNAN LANJUT USIA BUDI AGUNG KUPANG Yasinta Asana,c*, Maria Sambriongb, dan Angela M. Gatumc
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG
PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Dewi Winahyu. *) Dera Alfiyanti **), Achmad Solekhan ***)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap keterbatasannya akan dialami oleh seseorang bila berumur panjang. Di Indonesia istilah untuk
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI UPT WREDHA BUDI DHARMA PONGGALAN GIWANGAN UMBULHARJO YOGYAKARTA SKRIPSI
PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI UPT WREDHA BUDI DHARMA PONGGALAN GIWANGAN UMBULHARJO YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun oleh: Ardiani Wahyu Cahyaningsih 201210201007 PROGRAM
Lebih terperinciPENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014
PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014 Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH : I KETUT ERI DARMAWAN
Lebih terperinciKOMPRES HANGAT MENURUNKAN NYERI PERSENDIAN OSTEOARTRITIS PADA LANJUT USIA
KOMPRES HANGAT MENURUNKAN NYERI PERSENDIAN OSTEOARTRITIS PADA LANJUT USIA Ani Dwi Pratintya, Harmilah, Subroto Poltekkes Kemenkes Yogyakarta E-mail: any_tintya@yahoo.co.id Abstract: The purpose of this
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan sumber daya manusia yang penting sebagai penerus bangsa yang akan datang dan memiliki ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasangan kateter merupakan tindakan keperawataan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah
GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL Karya Tulis Ilmiah Disusun untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir ini menjadi salah satu faktor peningkatan permasalahan kesehatan fisik dan mental/spiritual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang dibandingkan dengan negara berkembang. Perbandingan tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk di negara maju mempunyai usia harapan hidup lebih panjang dibandingkan dengan negara berkembang. Perbandingan tersebut berdasarkan jenis kelamin menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan populasi penduduk lanjut usia (lansia) di dunia terus bertambah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan populasi penduduk lanjut usia (lansia) di dunia terus bertambah sesuai dengan peningkatan kinerja layanan kesehatan dan kemajuan teknologi kedokteran.
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI WUDHU SEBELUM TIDUR TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA LANJAT USIA DI PSTW UNIT BUDHI LUHUR YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH TERAPI WUDHU SEBELUM TIDUR TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA LANJAT USIA DI PSTW UNIT BUDHI LUHUR YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: DIAN ADI SAPUTRO 0111001015 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciJournal of Health Education
Journal of Health Education 1 (2) (2016) Journal of Health Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jhealthedu EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERJODOH DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN IBU TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terapi intravena adalah suatu cara dari pengobatan untuk memasukan obat atau vitamin ke dalam tubuh pasien (Darmawan, 2008). Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia)
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia) diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2
Lebih terperinciE-Jurnal Sariputra, Juni 2016 Vol. 3(2)
HUBUNGAN STRESS DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI BPLU (BALAI PENYANTUNAN LANJUT USIA) SENJA CERAH MANADO RELATED WITH STRESS IN THE ELDERLY IN INSOMNIA BPLU (BALAI PENYANTUNAN LANJUT USIA) SENJA CERAH MANADO
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang di sebut dengan proses menua (Hurlock, 1999 dalam Kurniawan,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang dimana telah terjadi kemuduran fisik dan psikologis secara bertahap atau yang di sebut dengan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap tekanan baik internal maupun eksternal. Istilah kecemasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang diarahkan mencari hubungan antara variabel independent
Lebih terperinciSyntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 251-089 e-issn : 258-1398 Vol. 2, No 2 Februari 2017 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA WELAS ASIH
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota
55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang
Lebih terperinciBAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam
BAB I PANDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu terutama wanita. Pada masa ini, terjadi proses transisi dari masa anak ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia memiliki kebutuhan khusus yang harus dipenuhi, baik secara fisiologis maupun psikologis. Terdapat banyak kebutuhan fisiologis manusia, salah satunya adalah
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Erika Dewi Noorratri 1, Wahyuni 2 1,2 Stikes Aisyiyah Surakarta Jl.
Lebih terperinciMike Yevie Nafilasari* )., Ns. Suhadi, M.Kep; Sp.Kep.Kom** ), Mamat Supriyono, SKM, M.Kes. (Epid)*** )
PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI SEBELUM DAN SESUDAH DI BERIKAN TERAPI MUSIK INSTRUMENTAL DI PANTI WERDA PENGAYOMAN PELKRIS KOTA SEMARANG Mike Yevie Nafilasari* )., Ns. Suhadi, M.Kep; Sp.Kep.Kom**
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI TINGKAT STRES LANJUT USIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI SENAM BUGAR LANSIA (SBL) DI DUSUN MRISI DESA TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL
STUDI KOMPARASI TINGKAT STRES LANJUT USIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI SENAM BUGAR LANSIA (SBL) DI DUSUN MRISI DESA TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : INDAH PUSPITASARI 080201077
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PROSES PENUAAN TERHADAP TINGKAT KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT LANSIA DENGAN GANGGUAN ELIMINASI DI KELURAHAN SEWUKAN MAGELANG NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: RITA
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan sebanyak 30 perempuan penderita
44 BAB V HASIL PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan sebanyak 30 perempuan penderita xerostomia yang berusia lanjut sebagai sampel, yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok musik klasik barat
Lebih terperinciKEGEL EXERCISE TERHADAP PENURUNAN INKONTINENSIA URINE PADA LANSIA DI DESA UNDAAN LOR KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS
KEGEL EXERCISE TERHADAP PENURUNAN INKONTINENSIA URINE PADA LANSIA DI DESA UNDAAN LOR KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS Dewi Hartinah 1), Yulisetyaningrum 2) 1 Program Studi Keperawatan, STIKES Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia sangat memerlukan anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan pembangunan kelak di kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang dalam Pembangunan Nasional, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu
Lebih terperinciPENGARUH PELATIHAN SKRINING PERKEMBANGAN BALITA DENGAN KPSP TERHADAP KETRAMPILAN KADER KESEHATAN UNTUK DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA DI RW 06 KELURAHAN TANDANG Manuscript Oleh : Elisa Andreana
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI RELAKSASI BENSON TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI POSYANDU PERMADI TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK
PENGARUH TERAPI RELAKSASI BENSON TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI POSYANDU PERMADI TLOGOMAS KOTA MALANG Indah Maulinda 1), Erlisa Candrawati 2), Ragil Catur Adi W. 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA HARGO DEDALI SURABAYA
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA HARGO DEDALI SURABAYA Eko Andrianto Program Studi S-1 Keperawatan Stikes Hang Tuah Surabaya ABSTRAK Latar
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG
PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG (THE INFLUENCE OF PLAYING THERAPY AGAINST PRA SCHOOL
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN HATHA YOGA TERHADAP TINGKAT STRES PADA WANITA DI DUSUN KARANG TENGAH SLEMAN YOGYAKARTA
PENGARUH LATIHAN HATHA YOGA TERHADAP TINGKAT STRES PADA WANITA DI DUSUN KARANG TENGAH SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: TITIS PUSPITA WARDANI 201110201136 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Lima, Fransisco &
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Lima, Fransisco & Barros (2012), mendefinisikan tidur sebagai suatu kondisi dimana proses pemulihan harian terjadi.
Lebih terperinci