KITIN DARI CANGKANG RAJUNGAN YANG DIPEROLEH SECARA ENZIMATIK PADA TAHAP DEPROTEINASI CHITIN FROM SHELLS OF CRAB ENZIMATICALLY ON DEPROTEINATION
|
|
- Hendra Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KITIN DARI CANGKANG RAJUNGAN YANG DIPEROLEH SECARA ENZIMATIK PADA TAHAP DEPROTEINASI CHITIN FROM SHELLS OF CRAB ENZIMATICALLY ON DEPROTEINATION Istiva Ameilia* and Nuniek Herdyastuti Departement of Chemistry, Faculty of Matematics and Natural Sciences State University of Surabaya Jl. Ketintang Surabaya (60231), telp *Corresponding author, Abstrak. Kitin dapat diisolasi dari cangkang rajungan melalui tahap demineralisasi dan deproteinasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kitin dan enzim yang optimum dalam menghidrolisis protein pada kitin. Penentuan perbandingan kitin dan enzim dilakukan dengan cara memvariasaikan enzim dan kitin yang digunakan. Jumlah protein yang terhidrolisis ditentukan dengan menggunakan metode Kjeldahl. Kitin yang diperoleh berwarna putih. Perbandingan enzim dan kitin yang optimum adalah 1:10 (b/v) dengan kadar N-total sebesar 3,02%. Kitin yang diperoleh menunjukkan gugus fungsi O-H, N-H, C-H, C-N, C=O, C- O. Kata Kunci: Kitin, Kadar N-total, deproteinasi Abstract. Chitin can be isolated from the shells of crabs through the demineralization and, deproteination. The aim of this experiment were to know the optimum of chitin and enzyme ratio to hrdrolyze proteins on chitin. Determination the optimum of chitin and enzyme ratio was done at variation of chitin and enzymes ratio that used. Analysis of protein concentration is done by using the Kjeldahl method. The result showed that the optimum ratio of chitin and enzyme is 1:10 (w/v) with N-total is 3,02%. Chitin obtained showed the functional groups O-H, N-H, C-H, C-N, C = O, C-O. Key words: Chitin, N-total concentration, deproteination PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara perairan yang menjadi salah satu negara pengekspor produk olahan hasil perikanan. Salah satunya adalah hasil olahan dari rajungan yang merupakan komoditi ekspor unggulan Indonesia. Saat ini rajungan menempati peringkat ketiga sampai keempat dari total nilai ekspor produk perikanan Indonesia setelah udang (46%), tuna (14%) dan rumput laut. Ekspor komoditas perikanan rajungan menyumbang lebih dari US$260 juta/tahun dengan volume ton/tahun. Proses pengolahan rajungan yang menghasilkan produk berupa rajungan yang sudah dimasak, dan daging rajungan kaleng, sehingga menghasilkan limbah padat berupa cangkang. Cangkang rajungan mengandung mineral yang tinggi, terutama kalsium (19,97%), fosfor (1,81%) dan kitin (20 30%) [1]. Hal tersebut menyebabkan cangkang rajungan mulai dimanfaatkan untuk bahan campuran dalam pembuatan kosmetik, bahan pengawet, makanan hewan ternak, petis, terasi, tepung, dan berpotensi untuk menghasilkan kitin. Kitin merupakan polimer yang tersusun atas monomer N-asetilglukosamin yang terikat melalui ikatan β(1-4). Kitin merupakan jenis polisakarida yang terbanyak setelah selulosa [2]. Kitin merupakan senyawa penyusun kerangka hewan, seperti pada golongan anthropoda, molusca, nematoda, dan beberapa fungi [3]. Kitin merupakan zat padat berbentuk amorf yang tidak larut dalam air, asam encer tetapi larut dalam asam-asam mineral pekat. Asam mineral dalam konsentrasi yang tinggi dapat mendegradasi kitin menjadi senyawa yang lebih sederhana. Keberadaan kitin di alam tidak dalam keadaan bebas, melainkan berikatan dengan beberapa komponen seperti mineral, protein, dan 81
2 berbagai macam pigmen. Saat ini, pemanfaatan kitin telah meluas di berbagai bidang, seperti bidang industri, kesehatan, pertanian, dan pangan. Pemanfaatan kitin di bidang industri antara lain sebagai koagulan polielektrolit pengolahan limbah cair. Di bidang kesehatan, kitin digunakan untuk mencegah pertumbuhan Candida albicans dan Staphylacoccus aureus. Di bidang pertanian dan pangan, kitin telah banyak digunakan untuk pencampur rasum pakan ternak, antimikroba, antijamur. Pemanfaatannya yang meluas menyebabkan isolasi kitin semakin potesial. Kitin dapat diisolasi menggunakan dua cara yaitu secara kimiawi dan enzimatis, yang melalui tahapan demineralisasi, deproteinasi, dan dekolorisasi untuk menghilangkan warna pada kitin [4]. Tahap demineralisasi bertujuan untuk menghilangkan mineral yang terkandung dalam cangkang rajungan. Mineral yang paling banyak terkandung di dalam cangkang adalah kalsium karbonat serta mineral magnesium karbonat yang terdapat dalam jumlah kecil. Kandungan mineral yang besar dalam cangkang dapat menyebabkan kecilnya daya serap apabila dimanfaatkan lebih lanjut. Tahap deproteinasi bertujuan untuk memutuskan protein yang terikat pada kitin. Protein yang terdapat pada kitin dapat mempercepat tumbuhnya mikroorganisme pembusuk. Dengan begitu, tahapan deproteinasi dapat memperpanjang masa simpan kitin. Isolasi kitin secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan larutan alkali dengan suhu yang cukup tinggi, namun cara ini dapat menyebabkan hilangnya gugus asetil (deasetilasi) pada kitin. Alternatif untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan isolasi kitin secara enzimatis yang memanfaatkan enzim protease. Protease merupakan enzim yang digunakan untuk memutuskan ikatan protein pada kitin [5]. Salah satu enzim yang dapat digunakan untuk tahap deproteinasi adalah enzim bromelin. Bromelin merupakan enzim endopeptidase yang mempunyai gugus sulfhidril pada sisi aktifnya. Enzim ini mendegradasi protein dengan cara memutuskan ikatan peptida menghasilkan senyawa yang lebih sederhana. Nanas merupakan sumber protease yang tinggi, terlebih lagi dalam buah yang masak. Aktivitas enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya konsentrasi enzim. Konsentrasi enzim sebanding dengan kecepatan reaksinya, jika konsentrasi enzim dinaikkan maka kecepatan reaksinya akan meningkat [6]. Konsentrasi enzim yang tinggi dapat menyebabkan kemampuan enzim untuk mendegradasi substrat semakin optimal. Pada proses deproteinasi diperlukan perbandingan kitin dan enzim yang optimum sehingga dapat dihasilkan kadar N-total yang rendah, yang artinya semakin banyak protein yang terhidrolisis dari kitin. Hasil penelitian Martati (2012) perbandingan cangkang dengan pelarut yang digunakan dalam tahap deproteinasi adalah 1:10 (b/v) sedangkan berdasarkan hasil penelitian Angelita (2015) diperoleh perbandingan optimum sebesar 1:6 (b/v). Penelitian ini mengenai deproteinasi cangkang rajungan dengan memanfaatkan enzim bromelin sebagai sumber protease dengan variasi perbandingan kitin dan enzim. Penelitian ini diharapkan lebih efektif dalam menghilangkan kandungan protein pada cangkang rajungan. METODE PENELITIAN Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: alat-alat gelas yang umum digunakan dalam laboratorium, Hot plate stirer, neraca analitik, oven, tanur, seperangkat alat Kjeldhal (merk Butchi), FTIR (merk PerkinElmer Version ). Bahan Bahan yang digunakan adalah cangkang rajungan Desa Lohgung, HCl (Merck), H 2 SO 4 (Merck), NaOH (Merck), NaOCl (Merck), aquademin, asam borat (Merck), buah nanas, tablet Kjeldahl, indikator PP, indikator brom kresol green, indikator metil merah. PROSEDUR PENELITIAN Preparasi Sampel Cangkang rajungan bagian karapas dibersihkan kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari. Cangkang selanjutnya diblender sampai menjadi serbuk dan diayak dengan ukuran 100 mesh. 1. Isolasi Kitin Demineralisasi Serbuk cangkang rajungan ditimbang sebanyak 100 gram, kemudian dilarutkan dalam HCl 1 N dengan perbandingan 1:10 (b/v). Campuran distirer selama 1 jam pada suhu 75 C. Campuran disaring dan residu yang diperoleh dicuci dengan menggunakan aquademin sampai ph netral. Residu dioven pada suhu 80 C sampai beratnya konstan. Deproteinasi Serbuk cangkang hasil demineralisasi dilarutkan ke dalam enzim bromelin dengan perbandingan 1:2, 1:4, 1:6, 1:8, 1:10 (b/v) dan diinkubasi selama 2 jam pada suhu 50 C. Campuran disaring dan residu yang diperoleh dicuci dengan 82
3 aquademin sampai ph netral, kemudian residu dioven pada suhu 80 C sampai beratnya konstan. Dekolorisasi Kitin dilarutkan dalam NaOCl 0,5% dengan perbandingan 1:10 (b/v). Campuran distirer selama 1 jam pada suhu 75 C. Campuran disaring dan residu yang diperoleh dicuci dengan menggunakan aquademin sampai ph netral, kemudian residu dikeringkan dalam oven pada suhu 80 C sampai beratnya konstan. Gugus fungsi kitin di identifikasi dengan menggunakan FTIR. 2. Analisis Kadar N-total dengan Metode Kjeldahl Kitin sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam labu Kjeldhal kemudian ditambahkan 1 tablet Kjeldahl serta 35 ml H 2 SO 4 pekat. Campuran didestruksi sampai larutan jernih. Larutan lalu didinginkan dan ditambahkan 200 ml aquades. Campuran yang telah dingin ditambahkan indikator PP serta NaOH 32% sampai larutan bersifat basa, kemudian campuran didestilasi. Destilat yang diperoleh ditambahkan 25 ml asam borat 2% serta 3 tetes campuran indikator brom kresol green dan metil merah. Campuran dititrasi dengan larutan standar HCl 0,1 N sampai warna merah jambu. Hal yang sama juga dilakukan terhadap blanko. Kadar N-total dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: %N-total=[(VHClxN HCl xbm N )/bobot sampel] x100% HASIL DAN PEMBAHASAN Cangkang rajungan mengandung sekitar 20-30% senyawa kitin, 40-50% mineral dan 21% protein. Keberadaan kitin di alam tidak ditemukan dalam keadaan bebas, akan tetapi berikatan dengan mineral, protein serta berbagai macam pigmen [1]. Tahap awal yang dilakukan sebelum isolasi kitin yaitu preparasi cangkang rajungan yang meliputi pengeringan, penghalusan, dan pengayakan dengan ukuran 100 mesh, seperti terlihat pada Gambar 1. (a) Gambar 1. (a) Cangkang Rajungan (b) Serbuk Cangkang Ukuran 100 mesh Setelah tahap preparasi, selanjutnya serbuk cangkang tersebut diisolasi kitinnya melalui beberapa tahapan yang meliputi demineralisasi, (b) deproteinasi, serta dekolorisasi untuk menghilangkan pigmen pada kitin yang diperoleh. Demineralisasi Proses ini bertujuan untuk melepaskan mineral. Demineralisasi dilakukan dengan penambahan asam klorida 1 N yang disertai dengan pemanasan. Konsentrasi asam klorida lebih dari 4 N dapat menyebabkan kelebihan asam yang tidak bereaksi dengan mineral, hal ini mengakibatkan degradasi pada kitin [9]. Proses pemisahan mineral dari cangkang ditunjukkan dengan terbentuknya gas CO 2. Hal ini ditandai dengan terbentuknya gelembung udara saat penambahan asam, sehingga penambahan asam klorida dilakukan secara bertahap agar sampel tidak meluap. Peluapan sampel juga dapat dihindari dengan proses pengadukan. Reaksi yang terjadi saat penambahan asam klorida adalah [2]: Residu-CaCO3(s) + 2 HCl(l) CaCl 2 (l) + CO 2 (g) + H 2 O(l) + Residu Residu- MgCO3+ 4 HCl(l) 2 MgCl 2 (l) + CO 2 (g) O(l) + Residu + H 2 Pemisahan campuran dilakukan dengan penyaringan yang menghasilkan filtrat dan residu. Penghilangan sisa asam klorida pada residu dilakukan dengan proses pencucian hingga ph netral, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya degradasi kitin pada proses pengeringan. Hasil dari proses demineralisasi diperoleh sebanyak 45,89% dari total serbuk cangkang yang digunakan. Deproteinasi Proses ini bertujuan untuk melepaskan protein yang terikat pada kitin. Hal ini dikarenakan kandungan protein pada kitin dapat mempercepat tumbuhnya mikroorganisme pembusuk. Proses pemisahan protein pada kitin dapat dilakukan secara kimiawi dan enzimatik. Deproteinasi secara kimiawi dilakukan dengan penambahan larutan alkali pada suhu yang cukup tinggi, namun cara ini dapat menyebabkan hilangnya gugus asetil (deasetilasi) pada kitin. Alternatif untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan pemisahan protein secara enzimatis yang memanfaatkan enzim protease, seperti enzim bromelin dari buah nanas. Inkubasi dilakukan pada suhu 50 o C yang merupakan suhu optimum enzim bromelin. Hasil uji kadar N-total pada proses deproteinasi ditunjukkan pada Gambar 1. Semakin banyak penambahan enzim bromelin, maka kadar N-total semakin rendah yang artinya semakin banyak jumlah protein yang terhidrolisis dari kitin. Hal ini dikarenakan semakin banyak penambahan enzim bromelin akan 83
4 mempercepat pemutusan senyawa protein pada kitin. Konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi, jika konsentrasi enzim dinaikkan maka substrat yang terikat juga semakin banyak, dengan begitu kecepatan reaksinya akan bertambah [5]. Pada konsentrasi enzim yang rendah tidak semua substrat terikat pada enzim sehingga aktivitas enzim menurun. Perbandingan enzim dan kitin yang optimum adalah 1:10. Hal ini ditunjukkan dengan hasil kadar N-total yang paling rendah yaitu sebesar 3,02%. Dari proses deproteinasi, diperoleh serbuk cangkang sebesar 38,15% dari total serbuk cangkang yang digunakan. 4 yang masing-masing memperoleh rendemen sebesar 32,52% dan 14,67%. (a) (b) Gambar 3. Kitin (a) Sebelum Dekolorisasi (b) Sesudah Dekolorisasi Analisis Gugus Fungsi Uji spektroskopi FTIR menghasilkan spektra inframerah seperti pada Gambar 4 dan Tabel 1. Kadan N-total (%) :02 1:04 1:06 1:08 1:10 Perbandingan Enzim dan Kitin Gambar 2. Kadar N-total Kitin dengan Variasi Perbandingan Enzim dan Kitin Kitin yang diperoleh berwarna kecoklatan seperti terlihat pada Gambar 3. Untuk memperoleh penampakan kitin yang lebih menarik, dilakukan tahapan untuk menghilangkan warna pada kitin. Dekolorisasi Proses dekolorisasi bertujuan untuk menghilangkan warna pada kitin. Warna merupakan salah satu parameter fisik yang penting karena menjadi pertimbangan pertama dalam pemilihan suatu produk. Salah satu reagen yang dapat digunakan dalam proses dekolorisasi yaitu natrium hipoklorit. Penggunaan natrium hipoklorit mempunyai kelebihan diantaranya mudah diperoleh dan pada pelaksanaanya tidak diperlukan proses lebih lanjut karena sisa-sisa natrium hipoklorit mudah dihilangkan dengan pencucian. Hasil penghilangan warna dengan natrium hipoklorit ditunjukkan pada Gambar 3. Rendemen kitin yang diperoleh pada penelitian ini sebesar 37,94%. Hasil ini lebih besar dibandingkan dengan rendemen kitin yang diperoleh Padang (2016) dan Martati dkk (2012), Gambar 4. Hasil Serapan FTIR Kitin Berdasarkan hasil spektra tersebut menunjukkan bahwa kitin mempunyai serapan yang menunjukkan adanya gugus fungsi O-H, N-H, C=O, C-N, C-O, dan C-H. Gambar 5. Struktur kitin Kitin merupakan polimer dari N- asetilglukosamin yang mempunyai gugus fungsi seperti pada Gambar 5. Spektrum hasil analisis FTIR kitin pada Tabel 1 menunjukkan bahwa kitin hasil isolasi mengandung gugus fungsi utama yang terdapat pada senyawa kitin. Spesifikasi gugus fungsi menentukan kereaktifan suatu senyawa yang sangat penting apabila diaplikasikan di berbagai bidang, seperti bidang bioteknologi. 84
5 Tabel 1. Hasil Analisis FTIR Kitin Hasil Isolasi Sampel Kitin Bilangan gelombang (cm -1 ) Gugus fungsi Rentang bilangan gelombang (cm -1 ) 3435,89 O-H ,89 N-H ,88 C-H ,68 C-N ,21 C=O ,19 C-O Padang, A. R., Natsir, Hasnah., Dali, Seniwati Optimalisasi Proses Isolasi Kitin dari Cangkang Kepiting Rajungan (Portunus pelagicus) pada Tahap Demineralisasi. Makassar: Universitas Hasanuddin. KESIMPULAN Proses enzimatik pada tahap deproteinasi menunjukkan hasil yang optimal pada isolasi kitin karena enzim bersifat spesifik dan dapat menghindari putusnya gugus fungsi (deasetilasi) pada kitin. DAFTAR PUSTAKA 1. Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia Ekspor Rajungan Ketiga Terbesar setelah Udang & Tuna, Kementrian Perdagangan Republik Indonesia. Online. ( diakses pada tanggal 23 Februari 2016). 2. Arif, A.R., Ischaidar, Natsir, H., Dali, S Isolasi Kitin dari Limbah Udang Putih (Penaeus merguiensis) Secara Enzimatis. Semnas Halizah, W. dan Suhartono M.T Karakteristik Kitinase dari Mikrobia. Bulettin Teknologi Pascapanen Pertanian. 8(1). 4. Harding, D. and Sashiwa, H Chitin and Chitosan Preparation from Marine Sources. Structure, Properties and Applications. Mar Drug. 13(3): Supartono Karakterisasi Enzim Protease Netral dari Buah Nenas Segar. Jurnal MIPA. 27 (2): Wuryanti Amobilisasi Enzim Bromelin dari Bonggol Nanas dengan Bahan Pendukung (Support) Karagenan dari Rumput Laut (Euchema cottonii). JSKA. 9 (3). 7. Angelita, D. R Chitin and Chitosan. Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata. 8. Martati, T. S., Yunianta, Ulifah, I. A Isolasi Kitin Dari Cangkang Rajungan ( Portunus Pelagicus). Kajian Suhu Dan Waktu Proses Deproteinasi. Jurnal Teknologi Pertanian. 3: Pratiwi, I. F., dan Herdyastuti, N Penentuan Kondisi Optimum pada Pembentukan Senyawa N- Asetil-D-Glukosamin Hasil Hidrolisis Kitin Non Enzimatis. UNESA Journal of Chemistry. 5 (3):
III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT.
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan juni 2011 sampai Desember 2011, dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT. Indokom
Lebih terperinciPEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET ALAMI UNTUK UDANG SEGAR
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.2 ; November 2015 PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET ALAMI UNTUK UDANG SEGAR Noor Isnawati, Wahyuningsih,
Lebih terperinciTINGKATAN KUALISTAS KITOSAN HASIL MODIFIKASI PROSES PRODUKSI. Abstrak
TINGKATAN KUALISTAS KITOSAN HASIL MODIFIKASI PROSES PRODUKSI Pipih suptijah* ) Abstrak Kitosan adalah turunan dari kitin yang merupakan polimer alam terdapat pada karapas/ limbah udang sekitar 10 % - 25%.
Lebih terperinci3. Metodologi Penelitian
3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong
Lebih terperinci4. Hasil dan Pembahasan
4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Isolasi Kitin dan Kitosan Isolasi kitin dan kitosan yang dilakukan pada penelitian ini mengikuti metode isolasi kitin dan kitosan dari kulit udang yaitu meliputi tahap deproteinasi,
Lebih terperinciTINGKATAN KUALITAS KITOSAN HASIL MODIFIKASI PROSES PRODUKSI. Abstrak
TINGKATAN KUALITAS KITOSAN HASIL MODIFIKASI PROSES PRODUKSI Pipih suptijah* ) Abstrak Kitosan adalah turunan dari kitin yang merupakan polimer alam terdapat pada karapas/ limbah udang sekitar 10 % - 25%.
Lebih terperinciKarakterisasi Kitosan dari Limbah Kulit Kerang Simping (Placuna placenta) Characterization of Chitosan from Simping Shells (Placuna placenta) Waste
Karakterisasi Kitosan dari Limbah Kulit Kerang Simping (Placuna placenta) Characterization of Chitosan from Simping Shells (Placuna placenta) Waste Nur Laili Eka Fitri* dan Rusmini Department of Chemistry,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudi No.229 Bandung. Untuk keperluan
Lebih terperinciTRANSFORMASI KITIN DARI HASIL ISOLASI LIMBAH INDUSTRI UDANG BEKU MENJADI KITOSAN
Marina Chimica Acta, Oktober 2004, hal. 28-32 Vol. 5 No.2 Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Hasanuddin ISSN 1411-2132 TRANSFORMASI KITIN DARI HASIL ISOLASI LIMBAH INDUSTRI UDANG BEKU MENJADI KITOSAN Mustari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menguji potensi inhibisi produk dari kitosan yang berasal dari cangkang rajungan sebagai inhibitor korosi baja karbon dalam
Lebih terperinciIsolasi Kitin dari Limbah Udang Putih (Penaeus merguiensis) Secara Enzimatis
Isolasi Kitin dari Limbah Udang Putih (Penaeus merguiensis) Secara Enzimatis Abdur Rahman Arif 1*, Ischaidar 2, Hasnah Natsir 3, Seniwati Dali 4 1,2 Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian Secara garis besar penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu pembuatan kertas dengan modifikasi tanpa tahap penghilangan lemak, penambahan aditif kitin, kitosan, agar-agar, dan karagenan,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Februari
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, tahap pertama sintesis kitosan yang terdiri dari isolasi kitin dari kulit udang, konversi kitin menjadi kitosan. Tahap ke dua
Lebih terperinciBab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Isolasi Kitin dari Limbah Udang Sampel limbah udang kering diproses dalam beberapa tahap yaitu penghilangan protein, penghilangan mineral, dan deasetilasi untuk
Lebih terperinciPEMANFAATAN CHITOSAN DARI LIMBAH UDANG SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI UNTUK MEMPERLAMA DAYA SIMPAN PADA MAKANAN. Budi Hastuti 1) & Saptono Hadi 2) 1)
PEMANFAATAN CHITOSAN DARI LIMBAH UDANG SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI UNTUK MEMPERLAMA DAYA SIMPAN PADA MAKANAN Budi Hastuti 1) & Saptono Hadi 2) 1) Program Studi Pend. Kimia, FKIP UNS 2) Jurusan Kimia,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorim Fisika Material Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, Laboratorium Metalurgi ITS Surabaya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1
Lebih terperinciANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1
ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung
Lebih terperinci3 Percobaan. 3.1 Tahapan Penelitian Secara Umum. Tahapan penelitian secara umum dapat dilihat pada diagram alir berikut :
3 Percobaan 3.1 Tahapan Penelitian Secara Umum Tahapan penelitian secara umum dapat dilihat pada diagram alir berikut : Gambar 3. 1 Diagram alir tahapan penelitian secara umum 17 Penelitian ini dibagi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu, tahap isolasi kitin yang terdiri dari penghilangan protein, penghilangan mineral, tahap dua pembuatan kitosan dengan deasetilasi
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi
UPAYA PENINGKATAN KELARUTAN KITOSAN DALAM ASAM ASETAT DENGAN MELAKUKAN PERLAKUAN AWAL PADA PENGOLAHAN LIMBAH KULIT UDANG MENJADI KITOSAN Ani Purwanti 1, Muhammad Yusuf 2 1 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas
Lebih terperinciBab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat
Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN KITIN PROTEIN SEBAGAI ZAT ADITIF PADA MAKANAN TERNAK UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN AYAM BROILER
Jurnal Sains Kimia Vol. 10, No.2, 2006: 67 72 PENGARUH PENAMBAHAN KITIN PROTEIN SEBAGAI ZAT ADITIF PADA MAKANAN TERNAK UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN AYAM BROILER Hendri Faisal, Harry Agusnar Departemen
Lebih terperinciKarakterisasi Kitosan dari Cangkang Rajungan dan Tulang Cumi dengan Spektrofotometer FT-IR Serta Penentuan Derajat Deasetilasi Dengan Metode Baseline
Karakterisasi Kitosan dari Cangkang Rajungan dan Tulang Cumi dengan Spektrofotometer FT-IR Serta Penentuan Derajat Deasetilasi Dengan Metode Baseline Risfidian Mohadi, Christina Kurniawan, Nova Yuliasari,
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Beaker glass 50 ml pyrex. Beaker glass 100 ml pyrex
BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Alat-Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Beaker glass 50 ml pyrex Beaker glass 100 ml pyrex Beaker glass 150 ml pyrex Beaker glass 200 ml pyrex Erlenmeyer
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Kandungan air dalam suatu bahan perlu diketahui untuk menentukan zatzat gizi yang terkandung dalam bahan pangan tersebut. Kadar air dalam pangan dapat diketahui melakukan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang untuk pengujian
Lebih terperinciADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 ADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN Widia Purwaningrum, Poedji Loekitowati Hariani, Khanizar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan
Lebih terperinciDERAJAT DEASETILASI KITOSAN DARI CANGKANG KERANG DARAH DENGAN PENAMBAHAN NaOH SECARA BERTAHAP
DERAJAT DEASETILASI KITOSAN DARI CANGKANG KERANG DARAH DENGAN PENAMBAHAN NaOH SECARA BERTAHAP [Chitosan Deacetilation Degree from Anadara granosa by Gradually Adding NaOH] Syaiful Bahri 1*), Erwin Abd.
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
14 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan glukosamin hidroklorida (GlcN HCl) pada penelitian ini dilakukan melalui proses hidrolisis pada autoklaf bertekanan 1 atm. Berbeda dengan proses hidrolisis glukosamin
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang
32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014
25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014 yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA Unila, dan
Lebih terperinciBAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto
BAB III TEKNIK PELAKSANAAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto Selatan, Bone Bolango Gorontalo selama dua bulan, mulai dari Tanggal
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan
Lebih terperinciTEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XVIII PENGUJIAN BAHAN SECARA KIMIAWI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di
20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia FMIPA Unila. B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2012. Cangkang kijing lokal dibawa ke Laboratorium, kemudian analisis kadar air, protein,
Lebih terperinciPENGARUH SUHU DAN WAKTU REAKSI PADA PEMBUATAN KITOSAN DARI TULANG SOTONG (Sepia officinalis)
Jurnal Teknologi Kimia Unimal 5 : 2 (November 2016) 37-44 Jurnal Teknologi Kimia Unimal http://ft.unimal.ac.id/teknik_kimia/jurnal Jurnal Teknologi Kimia Unimal PENGARUH SUHU DAN WAKTU REAKSI PADA PEMBUATAN
Lebih terperinciBAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Bahan baku yang digunakan adalah limbah padat industri kecap yang berasal dari Industri Kecap cap angsa Jalan Meranti No. 12 Medan dan kaki serta
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan
Lebih terperinciKarakterisasi Kitin dan Kitosan dari Cangkang Kepiting Bakau (Scylla Serrata)
Jurnal Penelitian Sains Volume 14 Nomer 3(C) 14307 Karakterisasi Kitin dan Kitosan dari Cangkang Kepiting Bakau (Scylla Serrata) Aldes Lesbani, Setiawati Yusuf, R. A. Mika Melviana Jurusan Kimia, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam proses delignifikasi jerami padi adalah set neraca analitik, gelas kimia 50 dan 250 ml, ph indikator, gelas ukur 100
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PROSES DEASETILASI KITIN DARI CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) TERHADAP DERAJAT DEASETILASI
PENGARUH WAKTU PROSES DEASETILASI KITIN DARI CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) TERHADAP DERAJAT DEASETILASI [EFFECT OF CHITIN DEACETYLATION PROCESSING TIMES FROM SHELLS OF SNAILS (Achatina fulica) TO
Lebih terperinciPENGARUH ph DAN LAMA KONTAK PADA ADSORPSI ION LOGAM Cu 2+ MENGGUNAKAN KITIN TERIKAT SILANG GLUTARALDEHID ABSTRAK ABSTRACT
KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol.1, No. 1, pp. 647-653, UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Received 9 February 2015, Accepted 10 February 2015, Published online 12 February 2015 PENGARUH ph DAN LAMA KONTAK PADA ADSORPSI
Lebih terperinciBab III Bahan dan Metode
Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )
41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO
Lebih terperinciPENGGUNAAN KITOSAN DARI LIMBAH KULIT UDANG SEBAGAI INHIBITOR TERHADAP KEASAMAN TUAK SKRIPSI. Oleh: FIKRIATUN NURHIKMAWATI NIM.
PENGGUNAAN KITOSAN DARI LIMBAH KULIT UDANG SEBAGAI INHIBITOR TERHADAP KEASAMAN TUAK SKRIPSI Oleh: FIKRIATUN NURHIKMAWATI NIM.0608105023 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian eksperimen
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian eksperimen karena dilakukan percobaan dengan menyimpan kista artemia pada suhu yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian
25 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium jurusan pendidikan kimia dan laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo.
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.
LAMPIRAN Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) 47 Lampiran. Oven Lampiran 4. Autoklaf 48 Lampiran 5. Tanur Lampiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Total produksi penangkapan dan perikanan udang dunia menurut Food and Agriculture Organization pada tahun 2009 berkisar 6 juta ton pada tahun 2006 [1] dan mempunyai
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fisik Material dan Laboratorium Kimia Analitik Program Studi Kimia ITB, serta di Laboratorium Polimer Pusat Penelitian
Lebih terperinciPEMANFAATAN KITOSAN DARI CANGKANG RAJUNGAN PADA PROSES ADSORPSI LOGAM NIKEL DARI LARUTAN NiSO 4
PEMANFAATAN KITOSAN DARI CANGKANG RAJUNGAN PADA PROSES ADSORPSI LOGAM NIKEL DARI LARUTAN NiSO 4 Yuliusman dan Adelina P.W. Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus UI, Depok
Lebih terperinciMakalah Pendamping: Kimia Paralel E PENGARUH KONSENTRASI KITOSAN DARI CANGKANG UDANG TERHADAP EFISIENSI PENJERAPAN LOGAM BERAT
276 PENGARUH KONSENTRASI KITOSAN DARI CANGKANG UDANG TERHADAP EFISIENSI PENJERAPAN LOGAM BERAT Antuni Wiyarsi, Erfan Priyambodo Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY Kampus Karangmalang, Yogyakarta 55281
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory), Karakterisasi FTIR dan Karakterisasi UV-Vis dilakukan di laboratorium Kimia Instrumen,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan Maret 2015 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
24 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September
14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MUTU DAN KELARUTAN KITOSAN DARI AMPAS SILASE KEPALA UDANG WINDU (Penaeus monodon)
Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol XI Nomor 2 Tahun 2008 KARAKTERISTIK MUTU DAN KELARUTAN KITOSAN DARI AMPAS SILASE KEPALA UDANG WINDU (Penaeus monodon) Characteristics of Quality And Solubility Kitosan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang sungai Kali Pucang, Cilacap. Sampel yang diambil berupa tanaman
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai akhir bulan Desember 2011-Mei 2012. Penanaman hijauan bertempat di kebun MT. Farm, Desa Tegal Waru. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pengaruh konsentrasi larutan tawas terhadap protein terlarut dan kandungan asam amino pada ikan tongkol adalah melalui eksperimen di bidang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini diawali dengan mensintesis selulosa asetat dengan nisbah selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengujian Balai Besar Teknologi
Lebih terperinciWAKTU OPTIMAL HIDROLISIS SENYAWA KITIN DALAM JANGKRIK DAN RAYAP
WAKTU OPTIMAL HIDROLISIS SENYAWA KITIN DALAM JANGKRIK DAN RAYAP SAULINA SITOMPUL Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor RINGKASAN Kitin merupakan senyawa polisakarida yang terdiri dari polimer-nasetil
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Oktober 2014 sampai dengan Februari
30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada Oktober 2014 sampai dengan Februari 2015, dengan tahapan kegiatan pengambilan sampel kulit udang di P.T Lola Mina,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil
19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat 1. Pada tahap sintesis, pemurnian, dan sulfonasi polistiren digunakan peralatan gelas, alat polimerisasi, neraca analitis, reaktor polimerisasi, oil
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B
Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang
Lebih terperinciKARAKTERISASI KITOSAN DARI CANGKANG KERANG DARAH (Anadara granosa) CHARACTERIZATION CHITOSAN FROM THE SHELLS OF BLOOD CLAMS (Anadara granosa)
KARAKTERISASI KITOSAN DARI CANGKANG KERANG DARAH (Anadara granosa) CHARACTERIZATION CHITOSAN FROM THE SHELLS OF BLOOD CLAMS (Anadara granosa) Tiki Masindi* and Nuniek Herdyastuti Departement of Chemistry,
Lebih terperinciPEMANFAATAN KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT SEBAGAI ADSORBAN LOGAM TEMBAGA
PEMANFAATAN KITOSAN DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT SEBAGAI ADSORBAN LOGAM TEMBAGA Rahmadani; Dewi Susanti 1) ; Timotius Agung Soripada 2) ; Ramlan Silaban 3) 1) Alumni Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri
Lebih terperinciOleh: ANURAGA TANATA YUSA ( ) Pembimbing 1 : Drs. M. Nadjib M., M.S. Pembimbing 2: Lukman Atmaja, Ph.D
leh: ANURAGA TANATA YUSA (1407 100 042) Pembimbing 1 : Drs. M. Nadjib M., M.S. Pembimbing 2: Lukman Atmaja, Ph.D JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNLGI SEPULUH NPEMBER
Lebih terperinciBAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Selatan, Bone Bolango Gorontalo selama dua bulan, mulai bulan Maret sampai
BAB III TEKNIK PELAKSANAAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM Gorontalo, Jalan Tengah, Toto Selatan, Bone Bolango Gorontalo selama dua bulan, mulai bulan Maret sampai
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif eksploratif dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif eksploratif dan eksperimental. Penelitian deskriptif eksploratif meliputi isolasi kitin, transformasi
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea
9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea serta Potensinya sebagai Sumber Nitrogen Lepas Lambat secara In Vitro dilaksanakan pada 14 Desember 2015-9
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi sampel
Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel 36 Lampiran 2. Gambar tumbuhan jerami padi ( a ) ( b ) Keterangan : a. Pohon padi b. Jerami padi 37 Lampiran 3. Gambar serbuk, α-selulosa, dan karboksimetil selulosa
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Kulit udang yang diperoleh dari pasar Kebun Roek Ampenan kota
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Isolasi Kitin dari Kulit Udang 5.1.1 Tepung kulit udang Kulit udang yang diperoleh dari pasar Kebun Roek Ampenan kota Mataram dibersihkan kemudian dikeringkan yang selanjutnya
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan maret sampai juli 2013, dengan
28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan maret sampai juli 2013, dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel limbah kulit udang di Restoran
Lebih terperinciPEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)
Reaktor, Vol. 11 No.2, Desember 27, Hal. : 86- PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu) K. Haryani, Hargono dan C.S. Budiyati *) Abstrak Khitosan adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,
Lebih terperinciPENENTUAN KONDISI OPTIMUM PADA PEMBENTUKAN SENYAWA N-ASETIL-D-GLUKOSAMIN HASIL HIDROLISIS KITIN NON ENZIMATIS
PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PADA PEMBENTUKAN SENYAWA N-ASETIL-D-GLUKOSAMIN HASIL HIDROLISIS KITIN NON ENZIMATIS DETERMINATION OF OPTIMUM CONDITION OF N-ACETYL-D-GLCOSAMINE BY HYDROLIZED CHITIN NON ENZYMATIC
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Pacet-
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Pacet- Cibeureum. Sampel yang diambil berupa tanaman CAF. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT 1. Waktu Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 2. Tempat Laboratorium Patologi, Entomologi, & Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian
Lebih terperinciAtas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.
Lampiran 1. Lembar Uji Hedonik Nama : Usia : Pekerjaan : Pengujian organoleptik dilakukan terhadap warna, aroma, rasa dan kekentalan yoghurt dengan metoda uji kesukaan/hedonik. Skala hedonik yang digunakan
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI FISIKA-KIMIA KITOSAN (Synthesis and Physicochemical Characterization of Chitosan)
SINTESIS DAN KARAKTERISASI FISIKA-KIMIA KITOSAN (Synthesis and Physicochemical Characterization of Chitosan) Mardiyah Kurniasih, Dwi Kartika Program Studi Kimia, Jurusan MIPA UNSOED Purwokerto ABSTRACT
Lebih terperinciPEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3
PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3 Triastuti Sulistyaningsih, Warlan Sugiyo, Sri Mantini Rahayu Sedyawati
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,
19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung,
Lebih terperinciMetode Penelitian. 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Daftar alat
Bab 3 Metode Penelitian Penelitian ini terdiri atas tahap pembuatan kitin dan kitosan, sintesis karboksimetil kitosan dari kitin dan kitosan, pembuatan membran kitosan dan karboksimetil kitosan, dan karakterisasi.
Lebih terperinciIsolation and Characterization of Rice Bran Protein Using NaOH Solution
Isolation and Characterization of Rice Bran Protein Using NaOH Solution Akyunul Jannah Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Email: akyunul_jannah2008@yahoo.com
Lebih terperinciCara uji kimia - Bagian 4: Penentuan kadar protein dengan metode total nitrogen pada produk perikanan
Standar Nasional Indonesia Cara uji kimia - Bagian 4: Penentuan kadar protein dengan metode total nitrogen pada produk perikanan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...
Lebih terperinci